efektif DesemberJurnal 2013Bisnis dan Ekonomi Retno Wulandari dan Astuti Purnamawati
149
Vol. 4, No. 2, Desember 2013, 149 - 164
PENGARUH RISIKO: PSIKOLOGIS, KEUANGAN, SOSIAL, KINERJA, FISIK TERHADAP PERSEPSI RISIKO KESELURUHAN PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR Retno Wulandari
[email protected] Astuti Purnamawati
[email protected] Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN ABSTRACT This study examines the relationship between perceived risk dimensions in the frequently used product, motor vehicle. The current research work proposes a model analyzing the mediating role played by psychological risk in the influence of other risk factors on overall risk. Result indicates that both psychological and financial risk have positive and direct effect on perceived risk. Result also show that psychological risk mediates the effect of financial and social risk dimension on overall risk. Therefore, marketer should try to reduce perception of risk among consumers, with special emphasis on these factors. This will increase consumer believe to the product and reducing their worry. Keyword: overall risk, regression analysis, path analysis PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Persepsi konsumen sebagai salah satu karakteristik internal konsumen menarik untuk dicermati karena menunjukkan pengaruhnya terhadap keputusankeputusan pembelian konsumen. Ketika keputusan pembelian masuk kedalam kategori keputusan yang kompleks, konsumen akan mempertimbangkan banyak faktor. Risiko adalah salah satu faktor yang sering dipertimbangkan konsumen dalam proses keputusan pembelian. Tahapan proses keputusan kompleks adalah pengakuan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Pada tahap mana risiko biasa dipersepsikan? Persepsi atas risiko akan muncul dalam tahap pengakuan atau kesadaran konsumen terhadap kebutuhan produk atau jasa (Cunningham et al., 2004, Schiffman and Kanuk, 2010).
Ketika ada level persepsi risiko yang tidak menyenangkan, konsumen akan mencoba mengurangi persepsi risiko tersebut, dengan cara meminta rekomendasi seseorang, mencari informasi produk dan jasa, memilih brand nasional, ataupun mencari ada tidaknya jaminan, adalah upaya mereka dalam mengurangi risiko tersebut (Ha, 2002; Cases, 2002; Cunningham et al., 2004). Hal tersebut menandakan besarnya pengaruh persepsi risiko pada diri konsumen terhadap perilaku belinya. Konsumen mempersepsikan obyek yang menarik, mencoba mengorganisasikan semua informasi terkait produk menjadi gambaran utuh, dan mencoba menginterpretasikan gambaran tersebut menurut kemampuannya (Schiffman and Kanuk, 2004). Konsumen mempersepsikan potensi risiko-risiko yang muncul pada saat mempertimbangkan pembelian. Penilaian konsumen atas suatu risiko bukanlah risiko nyata,
150
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
melainkan persepsinya mengenai potensi risiko yang muncul seandainya suatu produk dibeli. Pada tahap awal proses pengambilan keputusan, biasanya konsumen akan menilai seberapa besar kemungkinan adanya risiko. Keputusan pembelian melibatkan risiko ketika konsekuensi yang terkait dengan keputusan tidaklah pasti dan beberapa hasil lebih diinginkan daripada yang lain (Cunningham et al., 2004; Prez Caba ero, 2007).
Konsumen tidak dapat selalu memastikan bahwa seluruh tujuan pembeliannya akan tercapai. Risiko muncul ketika terdapat ketidakpastian dalam mencapai tujuan, kemungkinan ketidaksesuaian antara produk, brand, model, atau faktor lain dengan tujuan pembelian, dan kemungkinan konsekuensi yang berbeda jika pembelian dilakukan atau tidak dilakukan (Ha, 2002). Hal tersebut menunjukkan adanya keterbatasan kognitif konsumen. Dalam proses pengambilan keputusan pembelian yang kompleks, konsumen akan mempersepsikan adanya risiko atas produk atau jasa yang mereka pertimbangkan. 2. Rumusan Masalah Keputusan pembelian konsumen seringkali dipengaruhi oleh kehawatirannya atau ketakutannya atas produk yang akan dibelinya, seperti khawatir produk tidak berfungsi dengan baik, khawatir produk merusak atau jasa kesehatan dan keamanannya, khawatir apakah produk atau yang jasa yang didapatkannya sepadan dengan uang yang dibelanjakannya, atau khawatir akan komentar orang terhadap dirinya. Penelitian ini akan menguji faktorfaktor penentu persepsi risiko konsumen keseluruhan, yaitu: risiko psikologis, risiko finansial, risiko sosial, risiko kinerja, dan risiko fisik (Stone and Gronhaug, 1993; Ha, 2002; Suplet, 2009). Dari penelitian-penelitian
Desember 2013
sebelumnya, dirumuskan permasalahan pada penelitian ini: 1. Apakah risiko psikologis berpengaruh positif terhadap persepsi risiko keseluruhan ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor? 2. Apakah risiko keuangan berpengaruh positif terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor? 3. Apakah risiko sosial berpengaruh positif terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor? 4. Apakah risiko kinerja berpengaruh positif terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor? 5. Apakah risiko fisik berpengaruh terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor? 6. Apakah risiko keuangan berpengaruh langsung terhadap persepsi risiko keseluruhan konsumen ketika mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor? 3. Model Penelitian Model persepsi risiko keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 1. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Konsumen dengan budaya yang berbeda memiliki kesamaan ataupun ketidaksamaan dalam menentukan faktor pembentuk persepsi risiko mereka (Cases, 2002; Ko, et al., 2002). Penelitian sebelumnya telah menguji bahwa terdapat perbedaan pada obyek yang dianggap berisiko dan level risikonya oleh konsumen (Gustafson, 1998; Finucane et al., 2000, Harris et al., 2006), Ketika konsumen memiliki perceived risk saat mempertimbangkan keputusan pembelian, berarti konsumen memiliki
Desember 2013
151
Retno Wulandari dan Astuti Purnamawati
Risiko finansial
H6 H2 Risiko sosial
H3 Risiko psikologis
Risiko kinerja
H1
Persepsi risiko keseluruhan
H4 H5
Risiko fisik
Gambar 1. Model Persepsi Risiko Keseluruhan Konsumen sepeda motor
tingkat keterlibatan tinggi terhadap produk atau jasa yang bersangkutan. Hal tersebut akan mempengaruhi sejumlah kriteria yang akan digunakan konsumen dalam menentukan pilihannya. Semakin banyak kriteria dipertimbangkan dalam keputusan semakin besar keterlibatan konsumen (Solomon, 2010, Schiffman and Kanuk, 2010). Ketika produk dianggap sangat penting, produk menimbulkan minat konsumen, produk mengandung berbagai risiko, produk memiliki daya tarik, ataupun ketika produk identik dengan norma kelompok menunjukkan adanya keterlibatan tersebut. Perilaku konsumen mengandung risiko, yang berarti setiap tindakan seorang konsumen akan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak dapat diantisipasi dengan apapun yang dapat diperkirakan kepastiannya, dan beberapa konsekuensi-konsekuensi diantaranya mungkin akan mengecewakan (Cunningham et al. 2004). Konsep risiko ada dua dimensi, yaitu probabilitas atau suatu kesempatan dan bahaya akibat konsekuensi negatif
yang akan diperoleh. Dalam teori dinyatakan bahwa ketika persepsi risiko seseorang dalam batas nilai yang bisa diterimanya maka akan berpengaruh kecil pada perilakunya. Sebaliknya, tingkat persepsi risiko tinggi dapat menyebabkan konsumen menghindari pembelian (Ha, 2002; Cunningham et al., 2004). Konsep perceived risk sering didefinisikan juga dengan persepsi konsumen atas ketidakpastian dan konsekuensi yang mengecewakan ketika membeli produk atau jasa (Dowling and Staelin, 1994; Cunningham et al. 2004). Konsumen bisa jadi tidak benar-benar menerima risiko ketika menggunakan produk. Perceived risk bukan tingkat risiko nyata dalam suatu transaksi. Meskipun berbagai definisi telah muncul, perceived risk didefinisikan sebagai keyakinan subyektifitas individu bahwa terdapat beberapa probabilitas suatu hasil yang tidak diinginkan akan diterima dari suatu pilihan tertentu. Hal ini berarti terdapat beberapa kesempatan bahwa setiap pilihan tertentu akan menyebabkan hasil yang tidak dikehendaki. Hal tersebut berarti, perceived risk didefinisikan sebagai kemungkinan
152
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
kerugian subyektif. Dalam penelitian ini, persepsi risiko keseluruhan terdiri dari beberapa komponen, yaitu: risiko psikologis, risiko finansial, risiko sosial, risiko kinerja, dan risiko fisik. Definisi operasional setiap dimensi digunakan dalam penelitian ini. (Stone and Gronhaug, 1993; Oglethorpe and Monroe, 1994; Ha, 2002, Ko. et.al. 2004, Suplet 2009).
Risiko psikologis secara umum menggambarkan perasaan khawatir seseorang ketika membeli produk. Konsumen khawatir bahwa pembelian produk mungkin akan membahayakan pengakuan terhadap dirinya atau persepsi tertentu atas diri mereka. Dalam penelitian ini, persepsi risiko psikologis didefinisikan sebagai kekecewaan atau ketidaknyamanan psikologis yang akan muncul karena kekhawatiran atas pembelian dan penggunaan suatu produk. Kosumen merasa khawatir karena ketidakyakinannya atas produk yang dipertimbangkannya. Demikian juga ketika konsumen merasa bersalah atas pilihannya. Risiko psikologis berpengaruh positif terhadap persepsi risiko keseluruhan (Stone and Gronhaug, 1993; Ha, 2002; Suplet et al., 2009). Hipotesis pertama yang bisa ditarik adalah H1: Risiko psikologis berpengaruh positif terhadap persepsi risiko keseluruhan ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor.
Risiko keuangan didefinisikan sebagai kerugian finansial konsumen, karena salah alokasi investasi, ketidaksesuaian antara harga dengan manfaat produk yang diperoleh, kebijaksanaan dalam membelanjakan barang, termasuk juga kemungkinan produk itu membutuhkan perbaikan atau penggantian. Ketika kehilangan atas uang itu sebagai pertimbangan penting,
Desember 2013
risiko keuangan dikatakan tinggi. Risiko keuangan berpengaruh terhadap risiko psikologis (Stone and Gronhaug, 1993; Suplet et al., 2009). Hipotesis kedua yang bisa ditarik adalah, H2: Risiko keuangan berpengaruh positif terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor.
Risiko sosial adalah risiko yang muncul karena kesalahan memilih produk sehingga menyebabkan rasa malu karena konsumen mempertimbangkan bagaimana pandangan orang lain terhadap pilihannya tersebut. Risiko sosial berpengaruh terhadap risiko psikologis (Stone and Gronhaug, 1993; Suplet et al., 2009). Hipotesis ketiga yang bisa ditarik adalah, H3: Risiko sosial berpengaruh positif terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor.
Risiko kinerja didefinisikan sebagai kerugian yang terjadi ketika brand atau produk tidak bekerja sebagaimana yang diharapkan. Risiko ini terjadi ketika produk yang dipilih mungkin tidak menunjukkan kinerja yang diinginkan dan tidak memberikan manfaat yang dijanjikan. Hal ini terkait dengan kualitas atau keandalan produk pada saat konsumen berada pada titik pembelian. Risiko kinerja berpengaruh positif terhadap risiko psikologis (Stone and Gronhaug, 1993; Suplet et al., 2009). Hipotesis keempat yang bisa ditarik adalah, H4: Risiko kinerja berpengaruh positif terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor. Risiko fisik adalah kekhawatiran seseorang atas kondisi fisiknya akibat
Desember 2013
Retno Wulandari dan Astuti Purnamawati
penggunaan produk. Konsumen mempertimbangkan kesehatan dan keamanan ketika menggunakan produk. Potensi bahaya produk atau jasa bisa sangat mempengaruhinya dalam keputusan pembelian. Risiko fisik berpengaruh positif terhadap persepsi risiko keseluruhan (Suplet at al, 2009, Liana and Yacob, 2010). Hipotesis kelima yang bisa ditarik adalah, H5: Risiko fisik berpengaruh positif terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor.
Pengujian yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa risiko psikologis berpengaruh kuat terhadap persepsi risiko keseluruhan dan semua dimensi risiko berkorelasi positif dengan persepsi psikologis (Stone and Grounhaug, 1993; Suplet et al., 2009). Stone and Gounhaug (1993) telah mengembangkan bahwa ada pengaruh langsung risiko keuangan terhadap persepsi risiko keseluruhan pada produk komputer. Sedangkan Suplet et al. (2009) telah mengembangkan bahwa ada pengaruh langsung risiko fisik terhadap persepsi risiko keseluruhan pada obat generik. Dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa nilai produk sepeda motor sangat tinggi, maka penelitian ini ingin menguji apakah risiko keuangan akan berpengaruh langsung terhadap risiko keseluruhan. Dari asumsi ini, maka ditarik hipotesis keenam, yakni: H6: Risiko keuangan berpengaruh langsung terhadap persepsi risiko keseluruhan ketika konsumen mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor.
153
METODOLOGI PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi Swasta yang berada di kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan asumsi 50% dari total mahasiswa mempunyai persepsi risiko ketika dihadapkan pada pembelian sepeda motor. Jika kesalahan estimasi sekitar 5% (keputusan subyektif) dengan derajat kepercayaan 95%, maka perhitungan sampel diperkirakan sebesar 384 orang (Cooper, Emory, 1995:216). Diharapkan jumlah tersebut akan dapat mewakili populasi anak muda. Mereka dianggap dapat mempertimbangkan berbagai aspek akibat pembelian sepeda motor.
2. Metode Pengumpulan Data Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan pemilihan sampel secara convenience. Responden dihadapkan pada pembelian hipotetis. Mereka dihadapkan pada situasi: seandainya mereka akan membeli sepeda motor untuk 12 bulan ke depan. Mereka diminta untuk mengisi dan mengembalikan kuesioner tersebut. Pengisian atas dasar kesediaan diri. Pre-test dilakukan terhadap 40 orang mahasiswa. Seperti Stone dan Gronhaug (1993), konstruk diukur menggunakan Skala Likert. Skala ini mencoba memberi bobot pada satu persepsi mengenai obyek yang paling sesuai dengan kondisi responden pada waktu memberi jawabannya. (Sunyoto, 2002). Ada 18 indikator pengukuran atau pertanyaan penelitian. Setiap konstruk menggunakan 3 pengukuran. Setiap konstruk diukur dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 5 (sangat setuju). Contoh pertanyaan perceived risk keseluruhan adalah: Pembelian sepeda motor dalam waktu 12 bulan ke depan
154
Desember 2013
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
membuat saya harus memperhatikan beberapa kemungkinan kerugian. Contoh risiko psikologis: Pembelian sepeda motor dalam waktu 12 bulan ke depan membuat perasaan psikologis saya tidak nyaman. Contoh risiko sosial: Pembelian sepeda motor dalam waktu 12 bulan ke depan membuat saya khawatir dinilai keliru oleh orang-orang yang biasa saya percayai pendapatnya. Contoh risiko keuangan: Pembelian sepeda motor dalam waktu 12 bulan ke depan membuat saya khawatir produk yang saya pilih lebih mahal dari alternatif merek lainnya. Contoh risiko kinerja: Jika saya membeli sepeda motor dalam waktu 12 bulan ke depan, saya khawatir apakah produk akan berfungsi seperti yang saya harapkan. Contoh risiko fisik: Jika saya memutuskan membeli sepeda motor dalam waktu 12 bulan ke depan, apakah saya akan memperhatikan risiko kesehatan dan keamanan potensial atas penggunaan produk tersebut. 1. Uji Instrumen b. Uji Validitas dan reliabilitas Pre-test telah dilakukan untuk menguji reliabilitas dan validitas pengukuran. Uji reliabilitas mengukur bahwa instrumen benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten. Pengukuran konsistensi internal suatu set item ditunjukkan dengan koefisien alpha cronbach (α). Koefisien alpha merupakan pengukuran untuk menilai kualitas instrumen. Hasil uji reliabilitas menunjukkan semua instrumen reliabel. Tabel 1 menunjukkan hasil uji reliabilitas yang diukur dengan alpha cronbach (α). Menurut Nunnaly, instrumen dikatakan reliabel jika menghasilkan alpha cronbach minimal 0,6
Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Risiko
Alpha Cronbach (α)
Risiko Psikologis Risiko Keuangan Risiko Sosial Risiko Kinerja Risiko Fisik Persepsi Risiko Keseluruhan
0,883 0,647 0,640 0,736 0,613 0,651
Sumber: Data primer diolah
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen benar mengukur konstruk. Untuk menguji validitas pengukuran digunakan analisis faktor (Ghozali, 2011: 55), yaitu analisis struktur hubungan (korelasi) di antara sejumlah besar variabel (contoh: tes skor, tes item, respon kuesioner) dengan menentukan suatu set dimensi yang dikenal dengan faktor. Analisis faktor digunakan untuk meyakinkan pengelompokan secara teoritis item-item (validitas konstruk) (Hair, et al., 2006; 414). Dalam analisis ini, initial principle factor matrix dirotasikan secara varimax untuk mencapai solusi akhir. Tabel 2. Hasil Uji Validitas Item Risiko Psikologis Q13. Perasaan psikologis tidak nyaman Q14. Khawatir dan tidak bisa relaks Q15. Ada tekanan psikologis Risiko Keuangan Q4. Khawatir lebih mahal dari merek lain Q5. Khawatir salah membelanjakan Q6. Khawatir tidak sebanding dengan nilai diterima Risiko Sosial Q1. Khawatir teman tidak sependapat Q2. Khawatir komentar buruk teman Q3. Khawatir dinilai keliru Risiko Kinerja Q10. Khawatir produk tidak berfungsi Q11. Khawatir produk tidak bermanfaat Q12. Khawatir ketidakandalan produk Risiko Fisik Q7. Khawatir jika tidak hati-hati Q8. Khawatir ada efek samping Q9. Khawatir kesehatan dan keamanan Sumber: Data primer diolah
Loading 0,851 0,911 0,841 0,773 0,616 0,747 0,621 0,897 0,600 0,784 0,870 0,592 0,609 0,649 0,817
Desember 2013
155
Retno Wulandari dan Astuti Purnamawati
Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk memiliki unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah konstruk atau variabel. Jika masingmasing indikator merupakan indikator pengukur konstruk, maka akan memiliki nilai loading factor yang tinggi. Analisis ini mengelompokkan masing-masing indikator ke dalam beberapa faktor. Sebagai contoh, jika indikator 1, 2, dan 3 merupakan indikator konstruk risiko sosial, maka dengan sendirinya akan mengelompok menjadi satu dengan factor loading yang tinggi. Hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel 2. Jika item instrumen menunjukkan minimal nilai factor loading 0,5, maka dikatakan valid (Ghozali, 2011: 399). Hasil uji menunjukkan item-item valid karena loading di atas 0,5. b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas dilakukan dalam penelitian ini. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson, jika du < d < 4-du maka dinyatakan tidak ada autokorelasi (Ghozali, 2011:113). Pengujian asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas menggunakan grafik plot, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal, jika data scatterplot menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011:163).
4. Metode Analisis Jalur Untuk dilakukan analisis regresi, persamaan regresi dikembangkan untuk mengukur hipotesis yang diusulkan. Pengujian model menggunakan uji F dan uji t. Persamaan regresi untuk hipotesis pertama adalah::
pengujian
Y = β0 + β1X1 + e Persamaan regresi untuk menguji hipotesis kedua sampai dengan kelima adalah: X1= β0 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5+ e Persamaan regresi untuk hipotesis keenam adalah:
menguji
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5+ e Keterangan: Y = persepsi risiko keseluruhan β0 = konstanta X1 = risiko psikologis X2 = risiko keuangan X3 = risiko sosial X4 = risiko kinerja X5 = risiko fisik e = kesalahan (eror)
Analisis jalur (path analysis) digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabelvariabel, yang berarti bahwa ada variabel yang dipandang sebagai sebab variabel lain, sering disebut efek. Untuk mengestimasi koefisien jalur dapat dicapai dengan regresi berganda. Dari model yang ada, persamaan strukturalnya adalah: X1 = ρ12X1 + ρ13X3 + ρ14X4 + ρ15X5 + u Y = ρy1X1 + ρy2X2 + ρy3X3 + ρy4X4 + ρy5X5 +
Keterangan: ρ = koefisien jalur dan = residual u-v
v
156
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Desember 2013
Dekomposisi pengaruh dari analisis jalur dapat dilihat pada Tabel 3. Dalam tabel ini ditunjukkan perhitungan berapa pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsungnya antar variabel-variabel tersebut. Tabel 3. Dekomposisi Pengaruh dari Analisis Jalur Kombinasi Variabel
Korelasi Terobservasi
Pengaruh Langsung
X2 dengan X1 X3 dengan X1 X4 dengan X1 X5 dengan X1
r21 r31 r41 r51
ρ12 ρ13 ρ14 ρ15
X2 dengan Y X3 dengan Y X4 dengan Y X5 dengan Y
r2y r3y r4y r5y
ρy2 ρy3 ρy4 ρy5
Pengaruh Tidak Langsung
ρy1 x ρ12 ρy1 x ρ13 ρy1 x ρ14 ρy1 x ρ15
HASIL PENELITIAN 1. Data Profil responden Kuesioner yang memenuhi syarat hanya sebanyak 217 dari 384 responden yang disurvei. Responden berusia antara 18-22 tahun, dengan jumlah laki-laki 36% dan perempuan 64%. Sampel adalah mahasiswa dari Perguruan Tinggi di Sleman Yogyakarta. Responden yang berasal dari Yogyakarta 59%, sedangkan dari berbagai daerah lain sebanyak 41%. Sampel ini merupakan kelompok usia anak muda. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Berdasarkan uji asumsi normalitas ditemukan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, ini membuktikan bahwa uji asumsi normalitas terpenuhi. Gambar 2 menunjukkan hasil uji normalitas.
Gambar 2. Hasil uji normalitas
b. Hasil uji multikolinearitas Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada Tabel 4. Semua nilai VIF ≤ 10 dan collinearity tolerance ≥ 0,10. Hasil uji menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas sehingga asumsi tidak ada multikolinearitas terpenuhi. Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistic Model tolerance VIF Risiko Psikologis (X1) Risiko Keuangan (X2) 0,838 1,194 Risiko Sosial (X3) 0,773 1,294 Risiko Kinerja (X4) 0,803 1,245 Risiko Fisik (X5) 0,857 1,167 Variabel dependen: 0,940 1,064 Persepsi risiko keseluruhan (Y) Sumber: Data primer diolah
c. Hasil uji heteroskedastisitas Menunjukkan bahwa varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda. Dari Gambar 3, grafik scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Desember 2013
Scatterplot
Dependent Variable: PRK
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4
-6 -3
157
Retno Wulandari dan Astuti Purnamawati
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
d. Hasil uji autokorelasi Menunjukkan tidak ada problem autokorelasi. Tabel 5 menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) 2,028. Tidak ada autokorelasi jika du < d < 4–du. Karena DW 2,028 lebih besar dari batas atas (du) 1,715 dan kurang dari 4 – 1,715 (4 – du), maka hasil menunjukkan tidak ada autokorelasi. Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi
Model
Durbin-Watson
1
2,028
Sumber: Data primer diolah
Penelitian ini menggunakan multiitem dalam pengukuran konstruk seperti yang sudah dibahas sebelumnya yang dinyatakan semua item reliabel dan valid. Untuk menghasilkan skor pengukuran, item-item tersebut dijumlahkan dan kemudian dicari rata-ratanya. Skor ratarata ini sebagai skor pengukuran konstruk. Tabel 6 memberikan gambaran hasil ratarata skor konstruk. Tabel 6. Rata-Rata Skor dan Deviasi Standar Variabel Risiko Psikologis (X1) Risiko Keuangan (X2) Risiko Sosial (X3) Risiko Kinerja (X4) Risiko Fisik (X5) Persepsi Risiko Keseluruhan (Y) Sumber: Data primer diolah
Mean 2,41 3,20 2,58 3,51 3,44 3,37
Deviasi standar 0,63 0,81 0,72 0,62 0,64 0,71
Jumlah sampel 217
3. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Jalur Dengan program SPSS, hasil pengujian statistik pengaruh risiko psikologis terhadap persepsi risiko keseluruhan ditunjukkan pada tabel 7. Model persepsi risiko keseluruhan sebagai fungsi dari risiko psikologis ditunjukkan dengan nilai F= 39,6 pada p < 0,001, serta R2 = 0,156. Hasil pengujian statistik ini menunjukkan bahwa risiko psikologis signifikan berpengaruh positif terhadap persepsi risiko keseluruhan dengan beta 0,341 pada p < 0,001. Persepsi risiko keseluruhan dijelaskan oleh variabel risiko psikologis 15,6%, dan selebihnya dijelaskan oleh variabel lain. Hasil ini mendukung hipotesis pertama bahwa risiko psikologis berpengaruh positif terhadap persepsi risiko keseluruhan. Ini dapat dijelaskan bahwa perasaan tidak nyaman, kekhawatiran, dan perasaan tertekan mempengaruhi persepsi risiko keseluruhan konsumen. Untuk memberikan gambaran lebih lengkap mengenai persepsi risiko konsumen, variabel-variabel risiko lain perlu juga diuji. Tabel 7. Pengujian Risiko Psikologis terhadap Persepsi Risiko Keseluruhan Variabel Bebas
Beta
Nilai t
Risiko Psikologis (X1) R = 0,394, R2 = 0,156, F = 39,6, p < 0,001
0,341
6,243
Signifikansi < 0,001
Catatan: Variabel dependen: Persepsi Risiko Keseluruhan (Y) Sumber: Data primer diolah
Berikutnya adalah menguji pengaruh risiko keuangan, risiko sosial, risiko kinerja, dan risiko fisik terhadap risiko psikologis. Untuk menguji hipotesis selanjutnya, pengujian dilakukan untuk menjawab apakah ada pengaruh positif antara risiko keuangan, risiko sosial, risiko kinerja,
158
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
dan risiko fisik terhadap risiko psikologis. Hasil olah data ditunjukkan pada tabel 8. Hasil menunjukkan bahwa secara statistik risiko keuangan, risiko sosial, risiko kinerja, dan risiko fisik berpengaruh simultan terhadap risiko psikologis yang ditunjukkan oleh model fit dengan hasil F = 10,261 pada tingkat signifikansi p < 0,001 dan R2 = 0,162. Ini menunjukkan bahwa variabel-variabel risiko ini sangat baik menjelaskan risiko psikologis. Tabel 8. Pengaruh Variabel Risiko Lain terhadap Risiko Psikologis Variabel Bebas Risiko Keuangan (X2) Risiko Sosial (X3) Risiko Kinerja (X4) Risiko Fisik (X5) R= 0,403, R = 0,162, F= 10,261, p < 0,001 Catatan: Variabel dependen: Risiko Psikologis (X1) 2
Beta
Nilai t
0,189 0,324 0,026 0,065
2,616 4,247 0,286 0,762
Signifikansi < 0,05 < 0,001 T i d a k signifikan T i d a k signifikan
Sumber: Data primer diolah
Hasil regresi secara individual menunjukkan bahwa risiko keuangan berpengaruh positif terhadap risiko psikologis dengan beta 0,189 pada tingkat signifikansi p < 0,05. Ini berarti mendukung hipotesis yang kedua, bahwa ada pengaruh positif risiko keuangan terhadap risiko psikologis ketika konsumen mempertimbangkan pembelian sepeda motor. Ketika konsumen dihadapkan pada pembelian, kesalahannya dalam membelanjakan uangnya akan menyebabkan konsumen merasa kecewa dan bersalah. Bisa juga dijelaskan bahwa konsumen khawatir tidak akan mendapat nilai yang sebanding antara manfaat dan uang yang dibelanjakannya, dan itu akan menyebabkan perasaan tidak nyaman dan tertekan. Demikian juga variabel lain, risiko sosial berpengaruh positif terhadap
Desember 2013
risiko psikologis dengan beta 0,334 pada tingkat signifikansi p < 0,001. Hasil ini mendukung hipotesis ketiga, bahwa ada pengaruh positif risiko sosial terhadap risiko psikologis. Hasil ini dapat dijelaskan bahwa ada kekhawatiran konsumen atas pandangan orang lain terhadap dirinya jika salah pilih produk sepeda motor dan merasa malu jika itu benar terjadi. Penilaian buruk orang lain akan mengakibatkannya merasa tertekan dan tidak nyaman. Seringkali mereka menyebut, “bagaimana nanti pendapat orang terhadap keputusan saya ini”. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penilaian buruk orang lain terhadap pilihannya memunculkan perasaan khawatir. Hasil uji untuk variabel risiko kinerja dan risiko fisik, variabel-variabel ini tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap risiko psikologis. Hasil menunjukkan beta yang rendah dan tidak signifikannya variabel-variabel tersebut. Beta risiko kinerja sebesar 0,026 tidak menghasilkan hasil yang signifikan, demikian juga beta risiko fisik 0,065 tidak menghasilkan hasil yang signifikan. Hasil ini menunjukkan tidak didukungnya secara statistik hipotesis keempat dan hipotesis kelima. Risiko kinerja tidak berpengaruh terhadap risiko psikologis ketika responden mempertimbangkan pembelian sepeda motor. Demikian juga, risiko fisik tidak berpengaruh terhadap risiko psikologis ketika responden mempertimbangkan pembelian produk sepeda motor. Pengujian yang berikutnya menjadikan persepsi risiko keseluruhan sebagai variabel dependen. Hasil analisis ini ditunjukkan pada tabel 9. Dalam model ini, hasil uji statistik menunjukkan F = 24,338 pada tingkat signifikansi p < 0,001, R = 0,605, R2 = 0,336. Dengan membandingkan dengan hasil R2 model sebelumnya, variabel-variabel risiko ini
Desember 2013
Retno Wulandari dan Astuti Purnamawati
menjelaskan lebih baik varians persepsi risiko keseluruhan yang ditunjukkan nilai R2 lebih besar. Dalam model ini, persepsi risiko keseluruhan dijelaskan oleh risiko psikologis, risiko keuangan, risiko sosial, risiko kinerja, dan risiko fisik sebesar 33,6%. Hasil uji ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif risiko psikologis terhadap persepsi risiko keseluruhan dengan beta 0,248 pada tingkat signifikansi p < 0,01. Hasil juga menunjukkan ada pengaruh positif risiko keuangan terhadap persepsi risiko keseluruhan dengan beta 0,126 dengan tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil signifikan pengaruh positif juga ditunjukkan oleh risiko kinerja terhadap persepsi risiko keseluruhan dengan beta 0,425 pada tingkat signifikansi p < 0,001. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa risiko sosial tidak signifikan berpengaruh terhadap persepsi risiko keseluruhan, demikian juga risiko fisik. Dengan persepsi risiko keseluruhan sebagai variabel dependen, yang signifikan berpengaruh positif adalah risiko psikologis, risiko keuangan, dan risiko kinerja. Tabel 9. Pengaruh Variabel-Variabel Risiko Terhadap Persepsi Risiko Keseluruhan Variabel Bebas
Beta
Nilai t
Risiko Psikologis (X1) Risiko Keuangan (X2) Risiko Sosial (X3) Risiko Kinerja (X4) Risiko Fisik (X5)
0,248 0,126 0,044 0,425 0,109
4,788 2,284 0,717 6,190 1,695
F = 24,338, p < 0,001, R = 0,605, R2 = 0,366 Catatan: Variabel dependen: Persepsi Risiko Keseluruhan (Y)
Signifikansi p < 0,01 p < 0,05 tidak signifikan p < 0,001 tidak signifikan
Sumber: Data primer diolah
Setiap variabel regresor yang menunjukkan hasil signifikan memberi indikasi bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh langsung terhadap persepsi
159
risiko keseluruhan. Risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap persepsi risiko keseluruhan menunjukkan adanya pengaruh langsung variabel tersebut. Yang tidak diduga dalam penelitian ini adalah hasil uji pengaruh risiko kinerja terhadap persepsi risiko keseluruhan. Hasil menunjukkan bahwa variabel kinerja berpengaruh signifikan terhadap persepsi risiko keseluruhan, yang menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung variabel tersebut. Variabel risiko keuangan berpengaruh positif terhadap persepsi risiko keseluruhan. Ini berarti mendukung hipotesis keenam bahwa ada pengaruh langsung risiko keuangan terhadap persepsi risiko keseluruhan. Ini bisa dijelaskan bahwa kekhawatiran seseorang atas kesalahan dalam membelanjakan uangnya bisa menyebabkan masalah baginya dan itu tidak diharapkan. Ketidaksesuaian antara nilai barang dengan uang yang dibelanjakan akan menyebabkan beberapa kerugian baginya. Selain pengaruh langsung, risiko ini juga berpengaruh terhadap persepsi risiko keseluruhan secara tidak langsung melalui risiko psikologis. Ini diperoleh dari hasil sebelumnya bahwa risiko keuangan berpengaruh positif terhadap risiko psikologis. Untuk mengetahui pengaruh langsung variabel-variabel risiko terhadap risiko psikologis sebagai variabel dependen, langkah berikutnya adalah menentukan dekomposisi pengaruh risiko psikologis, risiko keuangan, risiko sosial, risiko kinerja, dan risiko fisik terhadap persepsi risiko keseluruhan sebagai variabel dependen. Analisis jalur digunakan untuk mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 10. menunjukkan perhitungan dekomposisi pengaruh terhadap persepsi risiko keseluruhan.
160
Desember 2013
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Tabel 10. Dekomposisi Pengaruh terhadap Persepsi Risiko Keseluruhan Variabel independen Risiko Psikologis (X1) Risiko Keuangan (X2) Risiko Sosial (X3) Risiko Kinerja (X4) Risiko Fisik (X5)
Langsung
Tidak Langsung
0,248** 0,126*** 0,044 0,425* 0,109
0,047 0,080 0,006 0,016
Spurious 0,146 0,181 0,120 0,040 0,075
Korelasi terobservasi 0,394 0,354 0,244 0,471 0,200
F = 24,338, p < 0,001, R = 0,605, R2 = 0,366, DW = 2,028 Catatan: * p < 0,001, ** p < 0,01, *** p < 0,05 Sumber: Data primer diolah.
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa ada pengaruh tidak langsung variabel risiko keuangan dan risiko sosial terhadap persepsi risiko keseluruhan. Pengaruh tidak langsung antara risiko keuangan melalui risiko psikologis terhadap persepsi risiko keseluruhan bisa dilihat dalam persamaan yang sudah dibahas sebelumnya. Korelasi terobservasi antara variabel risiko keuangan dan persepsi risiko keseluruhan sebesar r2y = 0,354 didekomposisikan ke dalam 0,126 pengaruh langsung, 0,047 pengaruh tidak langsung melalui risiko psikologis, dan 0,181 spurious. Disini terlihat bahwa pengaruh langsung risiko keuangan terhadap persepsi risiko keseluruhan lebih besar daripada pengaruh tidak langsungnya melalui risiko psikologis. Ini juga mendukung hipotesis keenam yang menyatakan bahwa ada pengaruh langsung risiko keuangan terhadap persepsi risiko keseluruhan. Uji pengaruh tidak langsung risiko keuangan melalui risiko psikologis terhadap persepsi risiko keseluruhan ditunjukkan dengan besaran pengaruh mediasi. Pengaruh mediasi ditunjukkan oleh perkalian ρ12 x ρy1 sebesar 0,047, sedangkan standar error koefisien pengaruh tidak langsung (Sρ12ρy1) dihitung sebesar = 0,0205. Dari perhitungan itu, nilai statistik pengaruh mediasi diperoleh sebesar 0,047/0,0205 = 2,286. Karena nilai t–hitung lebih besar dari t–tabel 1,96
dengan tingkat signifikansi 0,05, maka disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,047 signifikan, ini berarti ada mediasi risiko psikologis untuk uji pengaruh risiko keuangan terhadap persepsi risiko keseluruhan. Korelasi terobservasi antara variabel risiko sosial dan persepsi risiko keseluruhan sebesar r3y = 0,244 didekomposisikan ke dalam 0,044 pengaruh langsung, 0,080 pengaruh tidak langsung melalui risiko psikologis, dan 0,120 spurious. Hasil menunjukkan bahwa pengaruh risiko sosial terhadap persepsi risiko keseluruhan tidak signifikan tetapi signifikan terhadap risiko psikologis. Korelasi terobservasi antara risiko kinerja dan persepsi risiko keseluruhan sebesar r4y = 0,471 didekomposisikan ke dalam 0,425 pengaruh langsung, 0,006 pengaruh tidak langsung melalui risiko psikologis, dan 0,04 spurious. Ini menunjukkan bahwa risiko kinerja berpengaruh langsung terhadap persepsi risiko keseluruhan dan sangat kecil pengaruh tidak langsungnya melalui risiko psikologis terhadap persepsi risiko keseluruhan. Analisis regresi sebelumnya menunjukkan bahwa risiko kinerja tidak signifikan berpengaruh terhadap risiko psikologis. Korelasi terobservasi antara risiko fisik dan persepsi risiko keseluruhan sebesar r5y = 0,2 didekomposisikan ke
Desember 2013
dalam 0,109 pengaruh langsung, 0,016 pengaruh tidak langsung melalui risiko psikologis, dan 0,075 spurious. Pengaruh yang sangat kecil ini dapat dijelaskan bahwa risiko fisik terhadap persepsi risiko keseluruhan tidak signifikan, demikian juga terhadap risiko psikologis. Tabel 11. melaporkan koefisien korelasi antara persepsi risiko keseluruhan dan variabel-variabel risiko dan intercorrelation antara berbagai variabel risiko. Koefisien terobservasi diperoleh dari analisis korelasi ini. PEMBAHASAN Hasil riset menunjukkan konsumen mempersepsikan risiko atas produk sepeda motor yang dipertimbangkannya ketika akan membeli. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa risiko psikologis berpengaruh terhadap persepsi risiko keseluruhan konsumen. Hasil uji masingmasing variabel risiko menunjukkan sebagian dari variabel-variabel risiko berpengaruh positif terhadap risiko psikologis, juga terhadap persepsi risiko keseluruhan. Variabel risiko yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap risiko psikologis adalah risiko keuangan dan risiko sosial. Ini dapat dipahami bahwa ketika konsumen mempertimbangkan pembelian sepeda motor, ada kekhawatirannya akan kemungkinan ketidaksesuaian antara uang yang akan dia belanjakan dengan
Psikologis (X1) Keuangan (X2) Sosial (X3) Kinerja (X4) Fisik (X5)
161
Retno Wulandari dan Astuti Purnamawati
produk yang akan diterimanya. Muncul kekhawatiran bahwa pilihannya akan lebih mahal dari merk yang lainnya, khawatir keliru dalam membelanjakan uang, dan khawatir uang yang dibelanjakannya tidak sebanding dengan apa yang diperolehnya. Kekhawatirannya ini menimbulkan ketidaknyamanan psikologis dan mengalami tekanan. Seseorang juga mengkhawatirkan kemungkinan penilaian negatif dari teman-teman yang dia percayai. Temantemannya akan membuat keputusan yang berbeda dengan pilihannya. Pemikirannya bahwa kemungkinan dinilai keliru oleh teman-temannya dipertimbangkannya dalam memutuskan pembelian. Kemungkinan komentar buruk teman-temannya atas pilihannya membuat seseorang merasa tidak bisa relaks, khawatir, dan mengalami tekanan. Uji pengaruh risiko kinerja terhadap risiko psikologis tidak menghasilkan pengaruh yang signifikan, tetapi berpengaruh terhadap persepsi risiko keseluruhan. Responden akan mengkhawatirkan produk sepeda motor tidak memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam iklan atau tidak berfungsi seperti yang diharapkan. Ketika seseorang memperhatikan seberapa tingkat keandalan/kemampuan produk sepeda motor menunjukkan bahwa dia mengkhawatirkan risiko tersebut. Kinerja buruk dari produk sepeda motor
Tabel 11. Korelasi Persepsi Risiko Keseluruhan dan Variabel-Variabel Risiko Persepsi Risiko Psikologis Keuangan Sosial Keseluruhan (X1) (X2) (X3) (Y) 0,394* 0,354* 0,292* 0,244* 0,357* 0,353* 0,471* 0,119*** 0,305* 0,114*** 0,200** 0,069 0,002 0,054
Catatan: * p < 0,001, ** p < 0,01, *** p < 0,05 Sumber: Data primer diolah
Kinerja (X4)
0,222
Fisik (X5)
-
162
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
akan menyebabkan seseorang merasa keputusan pembeliannya salah dan merasa dirugikan. Persepsi konsumen akan kinerja buruk produk sepeda motor tidak berpengaruh terhadap risiko psikologis tetapi berpengaruh terhadap persepsi risiko keseluruhan. Risiko fisik dalam penelitian ini tidak signifikan berpengaruh terhadap risiko psikologis juga terhadap persepsi risiko keseluruhan. Mungkin ini bisa dijelaskan bahwa untuk kalangan anak muda, kekhawatiran terhadap risiko kesehatan dan keamanan atas penggunaan sepeda motor kecil sekali. Pengabaian terhadap risiko itu bukan berarti mereka tidak berhati-hati dalam penggunaannya. Mereka paham bahwa harus hati-hati, namun anak muda memiliki keberanian lebih dalam menggunakan sepeda motor dibandingkan dengan kelompok konsumen dengan usia lebih lanjut. Keberanian tersebut akan menekan kekhawatirannya. Anak muda tidak terlalu khawatir atas efek samping dari penggunaan sepeda motor. Dalam usia mereka, kondisi fisik masih sangat baik, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan atas risiko penggunaan produk tersebut. Dalam pengujian statistik variabelvariabel risiko terhadap persepsi risiko keseluruhan, dihasilkan bahwa risiko keuangan dan risiko kinerja yang secara positif berpengaruh. Ini menunjukkan bahwa pertimbangan keuangan seseorang bisa mempengaruhi kekhawatirannya atas berbagai risiko yang diterima. Seseorang yang khawatir akan membuat keputusan yang salah dan itu akan sangat mengecewakannya. Kesalahan dalam mengalokasikan uang akan mengakibatkan berbagai masalah baginya dan itu tidak diharapkan. Dalam pengujian pengaruh langsung dan tidak langsung, pengaruh positif risiko keuangan terhadap persepsi risiko
Desember 2013
keseluruhan ini menunjukkan adanya pengaruh langsung. Hasil menunjukkan bahwa risiko keuangan berpengaruh terhadap risiko psikologis, tetapi juga berpengaruh langsung terhadap persepsi risiko keseluruhan. Risiko sosial dalam pengujian terhadap persepsi risiko keseluruhan menunjukkan hasil yang tidak signifikan, tetapi berpengaruh signifikan terhadap risiko psikologis. Ini menunjukkan bahwa risiko sosial berpengaruh terhadap persepsi risiko keseluruhan melalui risiko psikologis. Hasil uji terhadap risiko fisik menunjukkan tidak signifikannya variabel ini terhadap persepsi risiko keseluruhan konsumen. Demikian juga, risiko fisik tidak berpengaruh terhadap risiko psikologis. SIMPULAN DAN SARAN Aspek risiko yang dipertimbangkan dalam pembelian konsumen sepeda motor ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh pemasar. Risiko psikologis, risiko keuangan, risiko sosial, dan risiko kinerja produk sangat berpengaruh dalam keputusan membeli. Keputusan pembelian konsumen, bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana konsumen mempersepsikan risikorisiko potensial yang diterima. Hasil yang signifikan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel risiko ini penting sebagai determinan persepsi risiko keseluruhan konsumen. Penelitian ini juga menggambarkan bagaimana risiko keuangan berpengaruh terhadap persepsi risiko keseluruhan, baik pengaruh langsung, maupun pengaruh tidak langsung melalu risiko psikologis. Implikasi bagi pemasar dengan hasil ini adalah perlu keyakinan bagi konsumen potensial bahwa tidak ada kerugian keuangan atas pengorbanan untuk mendapatkan produk. Pemasar
Desember 2013
Retno Wulandari dan Astuti Purnamawati
perlu memastikan bahwa harga atas produk sepeda motor sudah sesuai dengan manfaat produk yang akan mereka peroleh. Strategi harga pemasar jangan sampai menjadikan konsumen justru menunda pembelian mereka atau bahkan mengalihkan pembelian pada produk lainnya. Pemberian keyakinan kepada konsumen mengenai kesesuaian harga dengan produk (sepeda motor) diterima akan mengurangi kekhawatiran konsumen. Pemasar juga bisa menggunakan isi pesan promosi produk atau jasa mereka bahwa pilihan konsumen tidak salah karena pasti memperoleh pengakuan positif dari teman atau referensi mereka. Kinerja produk juga harus diinformasikan agar lebih memunculkan kepercayaan konsumen pada produk sepeda motor. Keandalan, ketangguhan, fungsi dari produk (sepeda motor) menjadi aspek penting konsumen. Ketidaktersediaan informasi ini mengakibatkan muncul kekhawatirannya sehingga mempengaruhi persepsi risiko konsumen secara keseluruhan. Bagi produk sepeda motor yang secara teknologi sangat kompleks, nilai atas produk tinggi, dan akan digunakan dalam waktu lama, pemasar perlu memahami bahwa konsumen akan mempersepsikan berbagai risiko atas produk ini. Keterbatasan penelitian ini adalah kelompok responden yang terbatas, yaitu di kalangan anak muda saja. Untuk penelitian selanjutnya, penting juga diuji apakah faktor-faktor ini juga dipertimbangkan oleh kelompok konsumen pekerja atau kelompok usia di atas usia anak muda. Karakteristik dan perilaku beli kelompok konsumen pekerja berbeda dengan kelompok usia muda. Selain pilihan responden, produk atau jasa yang diuji juga terbatas. Konsumen seringkali mempersepsikan risiko ketika produk atau jasa sangat
163
mahal, menentukan harga diri, ataupun kempleksitas penggunaannya, Ini termasuk pengambilan keputusan yang sulit bagi konsumen. Produk atau jasa yang disarankan untuk diteliti lebih lanjut misalnya ponsel, tablet, jasa penerbangan, dan mobil. DAFTAR PUSTAKA Cases, Anne-Sophie. 2002. “Perceived Risk and Risk Reduction Strategies in Internet Shopping”. The International Review of Retail, Distribution and Consumer Research. 12:4 October: 375-394. Cunningham, Lawerence F., James Gerlach, and Michael D. Harper. 2004. “Assessing Perceived Risk of Consumers in Internet Airline Reservations Services”, Journal of Air Transportation, vol. 9, No. 1: 21-35. Finnucane, Melisa L., Paul Slovic, C.K. Mertz, James Flynn, and Theresia A.S.2000. “Gender, Race, and Perceived Risk: The White Male Effect”. Healthy Risk and Society, Vol. 2, No. 2: 160-172. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi ke-5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gustafson,
Per E. 1998. “Gender Differences in Risk Perception: Theoretical and Methodological Perspectives”. Risk Analysis, Vol. 18, No. 6: 805811.
164
efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Ha, Hong-Youl. 2002. “The Effect of Consumer Risk Perception on Pre-Purchase Information in Online Auctions: Brand, Word-of-Mouth, and Customized Information”. Journal of Computer-Mediated Communication. 8 (1). October. Hair, Joseph F. Jr., Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, and William G. Black. 2006. Multivariate Data Analysis with Readings, 4th ed. PrenticeHall International Inc. Harris, Christine R., Michael Jenkins and Dale Glaser. 2006. “Gender Differences in Risk Assesment: Why do Women Take Fewer Risk than Men?” Judgement and Decision Making, Vol. 1, No.1, July: 48-63. Ko, Hanjun, J. Jung, JY. Kim, and SW. Shim. 2004. “Cross-Cultural Differences in Perceived Risk of Online Shopping.” Journal of Interactive Advertising, vol. 4, no.2 Spring: 20-29. Liana, M, Alias Radam, and Mohd R. Yacob. 2010. “Consumer Perception Towards Meat Safety: Confirmatory Factor Analysis”. International Journal of Economics and Management. 4(2): 305-318. Oglethorpe, Janet E. and Kent B. Monroe. 1994. “Determinant of Perceived Health and Safety Risk of Selected Hazardous Products and Activities.” Journal of Consumer Affairs. 28. Winter: 326-346.
Desember 2013
P rez-Caba ero, Carmen. 2007. “Perceived Risk on Goods and Service Purchases”. EsicMarket. 129: 183-199. Schiffman, Leon G. and Leslie L. Kanuk. 2010. Consumer Behavior. 10th ed. Pearson Education, Inc. Solomon, M.R. 2009. Consumer Behavior: Buying, Having, and Being. 8th ed. Pearson International Edition. Stone, N, Robert and Kjell Gronhaug. 1993. “Perceived Risk: Further Considerations.” European Journal of Marketing. 27. 3: 39-50. Sunyoto, Danang. 2012. “Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen”. CAPS (Center for Academic Publishing Service). Suplet, Mercedes Rozabo, Monica Gomez S. and Ana M.D. Martin. 2009. “Consumer Perceptions of Perceived Risk in Generic Drugs: The Spanish Market”. Rev. Innovar. Vol. 19. No.34. Mayo-Agusto De: 52-64.