TADZKIROH DEWAN SYARI’AH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NOMOR: 09/TK/DSP-PKS/1430 TENTANG MEWASPADAI FITNAH DUNIA
! " #$ % & ( "/ -) '( )( *+ ", '- ’Îû Ö èO%s3s?uρ öΝä3oΨ÷t/ 7 äz$x s?uρ ×πuΖƒÎ—uρ ×θøλm;uρ Ò=Ïès9 $u‹÷Ρ‘‰9$# äο4θu‹ysø9$# $yϑ¯Ρr& (#þθßϑn=ôã$# : *", % 12 ãβθä3tƒ §ΝèO #v x óÁãΒ çµ1utIsù ßk‹Íκu‰ §ΝèO …çµè?$t7tΡ u‘$¤ ä3ø9$# |=yfôãr& B]ø‹xî È≅sVyϑx. ( ω≈s9÷ρF{$#uρ ÉΑ≡uθøΒF{$# ßì≈Ft Βt ω )Î $! ‹u Ρ÷ $ ‘ !#$ οä θ4 ‹u s y 9ø #$ $Βt ρu 4 ×β≡uθôÊÍ‘uρ «!$# zÏiΒ ×οt Ï øótΒuρ Ó‰ƒÏ‰x© Ò>#x‹tã Íοt ÅzFψ$# ’Îûuρ ( $Vϑ≈sÜãm Í‘ρ ã óä 9ø #$ Dunia dengan segala keindahannya merupakan sarana untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Sedangkan di antara sasaran dakwah Islam adalah meraih kekuasaan untuk menegakkan nilai-nilai Islam di muka bumi. Namun di balik kekuasaan itu ada peluang untuk mendapatkan fasilitas dan kemudahan dunia. Sehingga dapat menimbulkan fitnah, baik fitnah harta maupun wanita. Oleh karena itu, kehati-hatian terhadap fitnah dunia merupakan keniscayaan bagi para da’i dan qiyadah dakwah.
Mencintai dunia secara berlebihan (al-wahn) merupakan faktor utama timbulnya fitnah dunia, faktor ini dapat melumpuhkan solidaritas dan kekuatan umat, karenanya Nabi saw telah mengingatkan kepada umatnya:
G4 A34= ;F /5 1= =2 K6 L9-5 )4 5( '3 4 5 76 829 '4 -9 5 ;: <9=2 1= =>?= 5@A9"5 ! 4 2= =+B 7C =D= E=F 5 5 ,5 5D= G4 HC 4= 5 5 5 ,5 IF = G3 -5 ECF J 3 9 )3( W9? 3 8 'M ?=K9 >F 5=5 G4 HC O4-9 7= /55@5 F G4 DC X 3 5 $B 3 3 '4 -9 3 8 'M 5 N5 O45=5 ;B 4 M P =QR3 D= S =QTC G4 HC OMH9 =5 VU Q9D= K6 L9-5 )4 5( Y 9 )4 5 F 7C 5Z9 5D= 5 54 [ \ [ ]3 1= =2 '3 Z4 )5 F 5-5 9 8 1= )3$5 5( ;: <9=2 1= =>?= '5 Z4 )5 F G4 HC /B)C2C 1
“Bangsa-bangsa hampir berkumpul dan mengepung kalian, sebagaimana orang lapar berkumpul di meja makanan. Berkata seseorang,”Apakah kami sedikit pada waktu itu?” Rasulullah saw. menjawab,”Bahkan kalian pada waktu itu banyak, tetapi kalian buih, seperti buih di laut. Allah akan mencabut rasa takut terhadap kalian dari hati musuh kalian, dan Allah akan memasukkan ke dalam hati kalian wah.” Berkata seseorang,”Ya, Rasulullah apa itu wahn?” Rasulullah saw. menjawab,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Dawud) Dalam hadits lain beliau bersabada:
“Mencintai dunia adalah sumber setiap kesalahan.” (HR Al-Baihaqi dalam Fi Su’abil Iman10501, As-Sakhowi dalam Al-Maqasidul Hasanah 182, Al-Ajluni dalam Kasyful Khofa 1/412-413) Para da’i yang sejak awal telah berniat untuk merubah masyarakat ke arah Islam, di tengah perjalanannya bisa terkena fitnah, akibat buruknya tatanan dan rusaknya lingkungan masyarakat. Sebab utama dari fitnah dunia, terkait dengan dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal di antaranya lemahnya keimanan seseorang, tidak terbina dengan baik dengan nilai-nilai Islam dan tidak sungguh-sungguh untuk mengikuti pembinaan. Sedang faktor eksternal adalah rusaknya lingkungan masyarakat yang jauh dari nilainilai Islami. Ketika seseorang lemah dari aspek keimanan dan tarbiyah, kemudian menghadapi rusaknya lingkungan kehidupan masyarakat, maka fitnah akan dengan mudahnya menguasai seseorang. Oleh karena itu para da’i harus senantiasa membangun kekuatan muroqobah kepada Allah dan senantiasa mendekatkan diri pada-Nya, mengikuti liqoaat tarbiyah, meningkatkan komitmen dalam ibadah, senantiasa berinteraksi dengan lingkungan yang baik (biah sholihah), dan menumbuhkan budaya saling menasehati antara sesama. MACAM- MACAM FITNAH DUNIA Secara umum fitnah kehidupan dunia dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu: wanita, harta dan tahta. Rasulullah saw bersabda:
1= M = I8 eB?= d 5OX )C>,M5 54 [ )C>,M=? I= )C5 "4 ,5 ^ 5 4D= 3 _C O45?= 5@9? G4 HC `C 9a 4 A5 4 -3 5 8 I8 +B5 :5 b 9 c5 :)5 F ]3 54 [ I8 +B 5OX W9? f 4 5=D ;= 9<54 +B WBO/5 79 O5A4?9 ”Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (menyenangkan) dan sesungguhnya Allah menitipkannya padamu, kemudian melihat bagaimana kamu menggunakannya. Maka
2
hati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bani Israel disebabkan wanita.”(HR Muslim)
9 OB(9 9 9 5 g M 5 1B 5F = 5 P 4 5 F h B 4 9] '4 -9 5@= 5 5 ?F E=/B Gi O5T= W9? =9 $4 C I9 5"9<5j I9 5
P 5OX '4 -9 1B 5jX = 5 M l 5 = 7m O5A4?9 n9 4"/5 f 3 DF 5 ,5 5”Tidaklah aku tinggalkan fitnah sesudahku yang lebih besar bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita.” (HR Bukhari dan Muslim). Fitnah wanita dapat menimpa siapa saja dari seluruh level tingkatan manusia baik dari kalangan pemimpin maupun rakyat biasa, orang tua maupun pemuda. Fakta tersebut telah terbukti sepanjang sejarah manusia. Banyak para pemimpin dunia yang jatuh karena faktor fitnah wanita. Dan fitnah wanita juga dapat menimpa para da’i dan qiyadah da’wah. Banyak sekali bentuk fitnah wanita, jika wanita itu istri, maka banyak para istri dapat memalingkan suaminya dari ibadah, dakwah dan amal shalih yang prioritas lainnya. Istri yang tidak sholihat dapat membuat seseorang memutuskan silaturahim dengan orang tua dan saudaranya, lebih mencintai istrinya sehingga suami tidak berdaya, dikendalikan istri dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi kemauan istrinya. Jika wanita itu selain istri, maka fitnah dapat berbentuk memandang, kholwah, jabat tangan, perselingkuhan hingga perzinaan. Fitnah wanita dapat mengakibatkan ketidakharmonisan dan konflik dalam keluarga yang dapat berujung pada prahara rumah-tangga. Begitu juga dari aspek dakwah, fitnah wanita menyebabkan rusaknya aktifitas dan produktifitas dakwah. Bahkan dapat mengarah pada pembunuhan dan tindakan kriminal lainnya. Oleh karena itu para da’i harus mewaspadai fitnah wanita FITNAH HARTA Fitnah harta termasuk bentuk fitnah yang sangat berbahaya yang dikhawatirkan Rasulullah saw, beliau bersabda, 3
Z5 )3?=5OA5?= G4 HC =42= '4 -5 = 5 f 4 o= P /3 5D= G4 HC 4= 5 54 [ p = 5 4,3 IF = 5gc4 = WXOH9 =5 G4 HC 4= 5 5gc4 =5 >F `= F 5- 9 85)?= G4 @3 A4H= =Z4 = 5D= G4 HC H= 9@4 A3?= 5Z)3?=5O,5 5D= “Demi Allah bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan padamu tetapi aku khawatir dibentangkannya dunia untukmu sebagaimana telah dibentangkan bagi orang-orang sebelummu dan kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akan menghancurkanmu sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (HR Bukhari dan Muslim).
1C 5F W9A-M C 7= O5A4?9 I8 +B5 7m O5A4?9 76 -M C ;q HC 9 I8 +B “Sesungguhnya setiap umat ada fitnahnya dan fitnah umatku adalah harta.” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi) Pada saat dakwah sudah memasuki wilayah pengelolaan pemerintah, negara dan wilayah publik lainnya, maka fitnah harta harus semakin diwaspadai. Karena pintu-pintu perbendaharaan harta sudah sedemikian rupa terbuka lebar. Dan di antara fenomena fitnah harta, ialah; tidak hati-hati dalam memperoleh harta dan kurang memastikan halal dan haramnya, tergelincir dalam syubhat dan tarof (kemewahan). Tidak terkecuali kehati-hatian terhadap fitnatul mal ketika kita mempertimbangkan kemaslahatan dakwah yang sejatinya harus difahami secara menyeluruh. Karena suatu tekanan kepentingan bisa saja lebih memposisikan kemaslahatan harta dari yang semestinya. Dalam hal ini, kita dapat mengambil pelajaran dari siroh Rasulullah saw. dan para sahabatnya ketika ditegur keras oleh Allah karena memilih mendapatkan ghonimah dan tawanan perang, padahal itu semua dilakukan dengan pertimbangan dakwah dan bukan atas nama dakwah. Kejadian ini diabadikan Al-Qur’an surat Al-Anfaal 67-68, “Tidak patut, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil.” FITNAH TAHTA Fitnah tahta, jabatan dan kedudukan, biasanya menimpa kalangan elit dan level tertentu dalam tubuh umat. Fitnah tahta, jabatan dan kedudukan ini dapat juga menimpa gerakan dakwah, para aktifisnya termasuk para pemimpin gerakan dakwah. Oleh karena itu bibitbibit fitnah tahta harus diwaspadai dan diantisipasi. Fitnah tahta, jabatan dan kedudukan yang paling berbahaya menimpa aktifis dakwah adalah munculnya perselisihan dan perpecahan, saling menyalahkan dan saling menjatuhkan, ambisi untuk mempertahankan kekuasaan, saling memfitnah, menyalahgunakan kekuasaan, penyelewengan terhadap harta dan korupsi, menghalalkan 4
segala cara untuk meraih kedudukan bahkan saling membunuh. Rasulullah saw. bersabda:
r 3 $B =? G4 HC 4= 5 f 4 5 A9?C =k+B 1= =2 3 M= G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1B )3$5 '4 5 h B 5"F 'B /4 B4 5 'B /4 9 8 9 4 5 '4 5 G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1C )3$5 1= =2 3 8 55 -5 = 5D= 1C )C>5 6 )4 5 '3 /4 'B 5 ]4 M 3 4 5 1= =2 G4 A34= i )4 2= n [ = 3 [5 B D9 5-5 W?9 I= )C>9o= O4,5 GM sC J 5 9k= )5 4 5 4 = I= )3bT= 5A5,5 GM sC I= 3/55 A5,5 GM sC I= 3 5 5A5,5 GM sC =I)3?=5OA5,5 J 5 9k= 5 4T= 5 = u i "4 /5 # B =2$B = 5 G4 @3 b 5 "4 /5 I= )C"5 t 4 A5?= '5 (BjB 5@3 F ”Dari Abdullah bin Amru bin Ash, Rasulullah saw bersabda,”Jika Parsia dan Romawi dibuka untuk kalian, kamu menjadi kaum seperti apa?” Abdurrahman bin Auf berkata, ”Kami akan mengatakan sebagaimana diperintahkan Allah.” Rasulullah saw. bersabda, ”Atau selain itu? Kalian akan saling berebut, kemudian saling hasad kemudian saling berpaling kemudian saling membenci atau hal lainnya. Kemudian kalian mendatangi kaum miskin Muhajirin lalu kalian menjadikan mereka saling membunuh.” (HR Muslim) SOLUSI DALAM MENGAHADAPI FITNAH Untuk mengantisipasi semua bentuk fitnah dunia ini, maka kita harus bertaqwa kepada Allah dan terus meningkatakan ketaqwaan, karena ketaqwaan adalah solusi dari semua masalah yang dihadapi manusia. Allah Ta’ala berfirman:
( öΝà6ÏΖ÷t/ |N#sŒ (#θßsÎ=ô¹r&uρ ©!$# (#θà)¨?$$sù ( ÉΑθß™§ 9$#uρ ¬! ãΑ$x ΡF{$# È≅è% ( ÉΑ$x ΡF{$# Çtã y7tΡθè=t↔ó¡o„ ∩⊇∪ tÏΖÏΒ÷σ•Β ΟçFΖä. βÎ) ÿ…ã&s!θß™u‘uρ ©!$# (#θãè‹ÏÛr&uρ “Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman."(QS Al-Anfaal 1) Ayat di atas bercerita tentang rampasan perang dan perselisihan sahabat terkait dengan hal tersebut, maka solusinya adalah ketaqwaan, ketaqwaan yang membuat orang beriman senantiasa menjaga muraqabah Allah, ma’iyatullah dan muhasabah dalam setiap amalnya. Dalam sebuah hadits disebutkan :
5@O4-9 f 4 =jB 5 7m _= 9 )4 -5 G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1C )3$5 5O_= 5 5 1= =2 7= 5($B 5 'B /4 v B 5/4 "9 F '4 5 : 12 w O5 9 4 E=?= zi {X )5 -3 7C _= 9 )4 -5 =P@yE=D= 9 8 1= )3$5 5( : O>? w IC )3"3 F 5@O4-9 f 4 ?=$5 k= 5 # 3 )C>C F 4 "9 5( '4 -5 3 M+B w W~ g 9 5]5 U 4 5 GH -E, IF +B5 79 5 8o5 }B 4 M 5 w ;j N % |)5 >F A5/B GH C 9 4 C 5
K9 jB 5)OMB/ @5 4= 5 )[b 5 5 X( 9 @4 5 F '5 (9 9 M P =`=a 3 F 79 OM3 5 W9AOM 3 /B G4 HC 4="5 ?= VQ9D= m?=A9c4 |55 5 ?= n9 "4 /5 G4 HC O4-9
( ] : 12 nK-A {{ 'O O($ " 7: ==l 5 76 5 4 /B ;8 DC I8 eB?= $B )3-ECF Y 9 =s 5 4 -3 5 G4 DC M(+B5 '] Dari Al-Irbadh bin Sariyah berkata, Rasulullah saw, menasehati kami dengan sebuah nasehat yang membuat hati bergetar dan meneteskan air mata. Kami berkata, ”Ya, Rasulullah saw, seolah-olah ini nasehat perpisahan, maka berilah wasiat pada kami.” Rasulullah saw, bersabda, “Saya mewasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Ta’ala, mendengar dan taat, walaupun kalian dipimpin oleh seorang budak (Habsyi). Sesungguhnya siapa yang hidup di antara kalian akan melihat perbedaan yang banyak. Maka hendaknya engkau perpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, maka pegang teguhlah. Dan jauhilah halhal yang baru, karena setiap bidah adalah sesat.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi, hadits hasan shahih) Kehidupan Rasulullah saw dan salafu shalih adalah contoh yang terbaik dalam hal mengantisipasi fitnah dan kerusakan yang akan menimpa para da’i dan masyarakat. Di bawah ini beberapa contoh sikap dan kiat menghadapi fitnah : 1.
Menyadari hakekat kehidupan dunia
Rasulullah saw. memegang pundak Abdullah bin Umar ra dan bersabda:
;i B5 3 /B5 4 = \ U (BT= J 5 ME=D= 54 [ W9? '4 DC ”Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.”(HR Bukhari). Selanjutnya Rasulullah saw. mencontohkan langsung pada sahabat dan umatnya bagaimana hidup di dunia. Beliau adalah orang yang paling rajin bekerja dan beramal shalih, paling semangat dalam ibadah, paling gigih dalam berjihad. Tetapi pada saat yang sama beliau tidak mengambil hasil dari semua jerih payahnya di dunia berupa harta dan kenikmatan dunia. Kehidupan Rasulullah saw. sangat sederhana dan bersahaja dan beliau lebih mementingkan kebahagiaan hidup di akhirat dan keridho’an Allah SWT. Ibnu Mas’ud ra. melihat Rasulullah saw. tidur di atas kain tikar yang lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata: “Wahai Rasulullah saw. bagaimana kalau saya ambilkan untukmu kasur?” Maka Rasulullah saw. menjawab: ”Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan dunia seperti pengendara yang mampir sejenak di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi, hadits hasan shahih) “Demi Allah, perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang menyelupkan tangannya ke dalam lautan, lihatlah apa yang tersisa.” (HR Muslim)
6
Bahkan Rasulullah saw suatu saat dalam perjalanan bersama sahabat dan melewati pasar, disana ada seekor kambing yang mati dan cacat. Maka Rasulullah saw memegang telinganya dan berkata: “Siapakah yang mau membeli kambing ini satu dirham?” Sahabat berkata: ”Kami tidak suka sedikitpun dan untuk apa kambing itu?” Rasul saw melanjutkan: ”Maukah ini untukmu?” sahabat menjawab:”Demi Allah jika masih hidup kambing ini cacat, apalagi kambing sudah jadi bangkai!” Maka Rasulullah bersabda: “Demi Allah, dunia untukmu lebih hina dari kambing ini di hadapan Allah.”(HR Muslim) Fudhail bin ‘Iyyadh berkata: ”Allah menjadikan segenap keburukan dalam sebuah rumah dan menjadikan kuncinya adalah cinta dunia. Dan Allah menjadikan segenap kebaikan dalam sebuah rumah dan menjadikan kuncinya adalah zuhud dari dunia.” ( Kitab AzZuhdul Kabir –Al-Baihaqi 1/259) 2.
Meneladani kehidupan salafu shalih dalam memperlakukan dunia
Rasulullah saw bersabda:
'i 4( 5 9 3 3 9 $4 C S W4 5 8+B S W4 5 3 O4-9 n9 O4 9 5 : =s= WM = 5 M 3 5( = IF = WB[ 3 5( 5- Z5 k= 6 ]3 C ;C QF-9 W9 I= =D )4 = “Kalau seandainya saya punya emas sebesar gunung Uhud, maka saya tidak suka memilikinya lebih dari tiga hari, kecuali untuk bayar hutang.” (Muttafaqun ‘alaihi) Dari Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf, bahwa suatu hari Abdurrahman bin Auf ra disodorkan makanan sedang beliau berpuasa. Berkata Abdurrahman,” Mushab bin Umair ra telah terbunuh dan dia lebih baik dariku. Tidak ada yang dapat digunakan untuk mengkafaninya, kecuali kain burdah, jika digunakan untuk menutup kepalanya, kedua kakinya kelihatan dan jika menutupi kedua kakinya, kepalanya kelihatan. Kemudian Allah membukakan kepada kami dunia terbentang luas, Allah memberikan kepada kami dunia banyak sekali. Dan kami takut kebaikan kami sudah ditebus semua di dunia.” Abdurahman bin Auf menangis dan tidak jadi makan (HR Bukhari) Ketika Said bin Amir ra, seorang gubernur yang shalih dan zuhud mendapat hadiah harta dari Umar bin Khattab ra., maka beliau berkata, “Inna lillahi wa inna ilahi raajiun, telah masuk padaku dunia untuk merusak akhiratku.” Kemudian beliau membagikannya kepada kaum faqir dari umat Islam (Suwar min hayati as-shahabah). 3.
Ketegasan qiyadah dalam meluruskan kesalahan dan mukholafah
5@= 1C =>3( 6 =5 -4 W9? G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1= )3$5 I= k= EF A54 5 9 9 4 3 F 4'-9 mj3 $5 I8 = i4 5 'B /4 9 8 9 4 5 '4 5 5 D= k= 4 = G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1= )3$5 I= k= EF A54 =? 1= =2 9 4= 5 5 `9 O4,3 IF = 3 = C B A5g 4 ,55 3 ?95,3 f 4 5=D5 1i 3N@4 -5 [ C {U B g 4 -3 4 = I6 5 8+B 5@ 3 H9 O45( = 7C 5BMN } G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 W[ B5 9 4= 5 =5 >= ?= 1= =2 5Z5 -4 = 3 = 7
Dari Abdullah bin Amru, bahwa seseorang dari kaum muslimin minta izin pada Rasulullah saw. untuk menikahi seorang wanita yang bernama Ummu Mahzul, dia seorang wanita tuna susila dan berjanji menanggung biaya hidup laki-laki tersebut. Lalu dia minta izin kepada Rasulullah saw, atau menyebutkan urusan wanita tersebut. Maka Rasulullah saw. membacakan ayat
{ U B g 4 -3 4 = I6 5 8+B 5@ 3 H9 O45( = 7C 5BMN }, “…wanita pezina
tidak boleh nikah kecuali dengan lelaki pezina atau musyrik.“ (HR Ahmad). Hadits ini menunjukkan ketegasan Rasulullah saw. melarang sahabat untuk melakukan tindakan yang buruk. Dan pada saat yang sama adab sahabat yang berterus terang dan minta izin terlebih dahulu kepada Rasulullah saw untuk melakukan hal yang sangat penting. Dalam riwayat yang lain seorang sahabat bernama Abu Murtsid berminat menikahai seorang wanita pezina bernama “Anaq, maka turunlah ayat di atas.” 4.
Menghindari mawathinul fitan (tempat-tempat fitnah)
Allah Ta’ala berfirman:
∩∠⊄∪ $YΒ#t Å2 (#ρ“0s∆ Èθøó¯=9$$Î/ (#ρ“0s∆ #sŒÎ)uρ u‘ρ–“9$# šχρ߉yγô±o„ Ÿω šÏ%©!$#uρ ”Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS Al-Furqaan 72). Dalam tafsir Ibnu Katsir 6/130 disebutkan, bahwa di antara sifat ibadurrahman adalah orang-orang memiliki sifat sebagaimana ayat ini. Di antara makna Az-Zuur adalah syirik dan menyembah berhala, yang lain berpendapat yaitu dusta, fasik, main-main dan batil. Berkata Muhammad bin Hanafiyah, maknanya adalah main-main dan nyanyian. Berkata Abul ’Aliyah, Thawus, Muhammad bin Sirin, Ad-Dhahak, Rabi bin Anas dan lainnya yaitu hari rayanya orang musyrik. Berkata Amru bin Qois yaitu majelis yang buruk dan kotor. Berkata Malik dari Az-Zuhri, yaitu minum khomr, mereka tidak menghadirinya dan tidak suka sebagaimana disebutkan dalam hadits, ”Siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka jangan duduk di tempat yang disana diedarkan minuman keras.” (HR at-Tirmidzi). Dan menurut Ibnu Katsir bahwa pendapat yang nyata dari alur ayat ini adalah tidak menghadiri Az-Zuur, oleh karena itu diteruskan dengan rangkaian ayat berikutnya { ً } َوِإذَا َ وا ِْ ِ َ وا آَِا, jika terpaksa harus lewat, maka mereka lewat dan tidak melakukan Az-Zuur tersebut. Dari Ibrahim bin Maisarah bahwa Ibnu Mas’ud melewati tempat lahwu/permainan, beliau berpaling (tidak berhenti) maka Rasulullah saw. bersabda, ”Ibnu Mas’ud telah melalui pagi hari dan sore hari secara mulia (menjaga kehormatan)”(HR Ibnu Asakir)
8
Demikianlah mestinya para aktifis dakwah, mereka menghindari tempat-tempat maksiat, permaianan, batil, nyanyian, tempat yang ada minuman kerasnya dll. Karena semua itu dapat menimbulkan fitnah. Dan jika terpaksa hadir atau melewatinya, maka harus menjaga kehormatan. 5.
Bersedia menerima nasehat
Rasulullah saw bersabda:
9 9)35 95 9 B/5AH9 95 9 89 1= =2 '4 5 9 5OF 2C 7C 5 9!OM '3 (X 1= =2 5G85 5 9 4= 5 8 8 5 WM BOM I8 = n X $B M Gi 9,5 '4 5 G4 @B A9-M 5 5 5 9 9 4 3 F 79 M <9E=95 Dari Tamim ad-dari bahwa Nabi SAW bersabda:” ad-Din adalah nasehat”. Kami berkata untuk siapa? Rasul menjawab:” Untuk Allah, kitabNya, rasulNya, untuk pemimpin Islam dan umatnya” (HR Muslim, Abu Dawud dan an-Nasai’i) Nasehat adalah prinsip dasar dalam kehidupan umat Islam karena kehidupan umat dibangun atas dasar ukhuwah Islamiyah dan tolong menolong. Maka nasehat adalah bentuk kongkrit dari ukhuwah dan tolong-menolong. Namun demikian dalam memberi nasehat haruslah dengan niat ikhlas karena Allah, tidak mencari popularitas, ketenaran dan motivasi rendah lainnya. Karena nasehat adalah agama dan dalam melaksanakan agama harus ikhlas karena Allah. Nasehat harus dibudayakan dalam gerakan dakwah baik dalam bentuk taujih-taujih dalam setiap pertemuan ataupun penyampaian langsung pada saudaranya yang diberi nasehat. Dalam sejarah Islam banyak dicontohkan pemimpin-pemimpin umat yang menerima nasehat dengan baik dan bahkan mengucapkan terima kasih kepada mereka yang memberi nasehat. Umar bin Khattab mengatakan, ”Semoga Allah merahmati seseorang yang menunjukkan aibku. ”Suatu hari seseorang berkata pada Umar, ”Bertakwalah engkau!” Maka mendengar ungkapan tersebut yang lainnya menghardik dan mengatakan, ”Engkau mengatakan kepada Amirul Mukminin, bertakwalah!” Tetapi Umar bin Khattab mencegah dan berkata, ”Tidak ada kebaikan padamu jika engkau tidak mengatakan ungkapan tersebut, dan tidak ada kebaikan bagi kami jika tidak mendengarkannya.” Begitu juga saat Umar ingin ikut berperang melawan Parsia, sebagian sahabat melarang, karena kesertaannya dalam suatu peperangan akan berdampak buruk dan berbahaya bagi umat Islam. Maka Umar bin Khattab menerima nasehat tersebut. 6.
Mewujudkan lingkungan yang baik (bi’ah shalihah) dan komitmen dalam menghidupkannya, menghadiri dan mengikuti liqoaat tarbawiyah, seperti usroh dan tasqif.
Allah Ta’ala berfirman:
∩⊇⊇∪ šÏ%ω≈¢Á9$# yìtΒ (#θçΡθä.uρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ 9
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS at-Taubah 119). Ayat ini tidak memerintahkan jujurlah kamu, tetapi memerintahkan agar kamu bersama orang-orang yang jujur. Isyarat ayat ini adalah untuk menjadi orang yang jujur, didahului dengan suatu proses , yaitu bersama dengan lingkungan masyarakat yang jujur. Abdullah bin Umar ra. berkata, ‘orang-orang yang jujur adalah Rasulullah saw. dan para sahabatnya’. Dalam sebuah hadits shahih pada kitab Riyadhus Shalihin, disebutkan ada seorang yang telah membunuh 100 orang dan ingin bertaubat, maka dia diperintahkan untuk pergi ke negeri yang baik, beribadah disana dan jangan kembali ke negeri asalnya karena negeri itu negeri yang buruk (ardhu suu). Sehingga dapat mengikuti kebaikan masyarakat negeri tersebut. Demikianlah pentingnya lingkungan yang baik (bi’ah shalihah). Para da’i hendaknya senantiasa komitmen mewujudkan lingkungan yang baik, yang dimulai dari keluarga. Cara dan sarana unutuk mewujudkan lingkungan yang baik dengan memperbanyak markaz dakwah, senantiasa menghadiri liqoat tarbawiyah, seperti usroh dan tasqif, memasyarakatkan majalis ta’lim dan dakwah serta senatiasa berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif di tempat beraktifitas seperti kantor, perusahaan, kampus, sekolah dan lingkungan masyarakat. 7.
Akuntabel dalam muamalah maliyah
=KZ5 J 5 = M= 1= =2 5Z5 H= 4E=?= 6 5 4 A5/B G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1= )3$5 5,= B 4 MA \ 5 ]9 5 I8 = 6 9"5 WB/= '4 5 G4 A34/5$4 = G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1C )3$5 1= =>?= 5 5B 4 ,5 '4 -9 'B 4 5 5!/B 5O4(5 A54 1= =>?= Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa pemilik kurma datang pada Rasulullah saw. dengan membawa kurma, maka Rasulullah saw. menolaknya dan berkata,”Dari mana ini? Dia menjawab,” Kami membeli kurma dua sha’ dengan kurma kami satu sha’.“ Rasulullah saw. bersabda, ”Kamu telah melakukan riba.” (HR Ahmad dan Muslim)
Gi 4=3 WBO/5 Y 9 =2 5 5 = 5 mj3 $5 G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1C )3$5 ;= 5 "4 A54 1= =2 n X 9 9 M 6 45 ]3 WB/= '4 5 8@5 ?= G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1C )3$5 1= =>?= 7: M( 9 Z5 =KZ5 5 G4 HC C5- =KZ5 1= =2 3 55 ]5 d 5j M=?= 79 MBA58F '5 /4 5 4 3( 1= =2 GM sC 9 4= 5 5OsF=5 5 8 5 9 5 ?= 5O5o= c5 GM sC m2{9 5 f 5 O4DC IF +B J 5 A3M( 9 Z5 J 5 5,9EF ,5 MA]5 J 5 -X C5 J 5 B/= f 9 4/5 W9? f 5 4 =j5 f 4 5( 9 Z4 C 7: M( 9 Z5 =KZ5 5 G4 HC C5- =KZ5 1C )C>5?= W9,EF 5?= 3 8 WB85 M-9 ;B 5 "5 F = 5 G4 HC O4-9 ;= j3 M ;C 9 "4 A54 = WXeB?= 3 "4 /5 M-= 5 8 W5 >9 = 8+B 9 >q ]5 B 4R5 /B mL45 G4 HC O4 -9 U ]5 = KC c3 EF 5( = 9 85 3 A3M( 9 Z5 3 5,9EF ,5 MA]5 9 -X C5 9 B/= f 9 4/5 W9? 5 =j5 =?== W9 79 -5 5>9 F 5 )4 5( 3 C9 4 5( Dari Abu Humaid As-Saidi berkata, Rasulullah saw. mempekerjakan seseorang untuk mengambil shadaqah Bani Sulaim, disebut namanya Ibnu Al-Lutbiyah. Ketika datang 10
beliau menanyakannya. Dia berkata, “Itu harta kalian dan ini hadiah.” Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah dia duduk di rumah bapak dan ibunya, sampai datang padamu hadiah itu jika benar.” Kemudian Rasulullah saw. berkhutbah pada kami, memuji Allah kemudian bersabda, ”Sesungguhnya saya mempekerjakan seseorang di antara kalian untuk beramal dari tanggung jawab Allah yang diberikan padaku, kemudian datang padaku dan berkata, itu harta kalian dan ini hadiah yang diberikan untukku. Tidakkah dia duduk di rumah bapak dan ibunya sehingga datang hadiah padanya. Demi Allah tidak boleh seseorang diantara kalian mengambil sesuatu tanpa hak kecuali dia akan bertemu Allah di hari kiamat membawa sesuatu yang tanpa haknya tersebut.” (HR Bukhari) Dua hadits di atas menceritakan tentang muamalah maliyah yang dilakukan sahabat kemudian Rasulullah saw. mempertanyakannya dan ketika terdapat kesalahan, beliau menegurnya dengan keras. Suatu hal yang sangat penting dalam muamalah maliyah yaitu mempertanggungjawabkannya dengan baik dan sangat penting bagi mereka yang berwewenang bertanya, ‘Dari mana ini?’ Maka terjadilah proses yang dapat dipertanggungjawabkan. Muamalah maliyah tidak cukup dengan modal tsiqoh, tetapi perlu ada proses yang jelas dan catatan yang benar. Disinilah hikmahnya, bahwa muamalah maliyah disebutkan dalam ayat yang terpanjang dalam Al-Qur’an dan pentingnya pencatatan dan akuntabilitas. 8. Menundukkan pandangan, mengendalikan lintasan pikiran dan tidak kholwah Untuk menghindarkan diri dari fitnah wanita atau sebaliknya maka para da’i baik pria maupun wanita harus menjaga pandangan, lintasan pikiran, tidak kholwah dan menjaga kemaluan. Allah Ta’ala berfirman:
7=Î7yz ©!$# ¨βÎ) 3 öΝçλm; 4’s1ø—r& y7Ï9≡sŒ 4 óΟßγy_ρã èù (#θÝàx øts†uρ ôΜÏδÌ ≈|Áö/r& ôÏΒ (#θ‘Òäótƒ šÏΖÏΒ÷σßϑù=Ïj9 ≅è% Ÿωuρ £ßγy_ρã èù zôàx øts†uρ £ÏδÌ ≈|Áö/r& ôÏΒ zôÒàÒøótƒ ÏM≈uΖÏΒ÷σßϑù=Ïj9 ≅è%uρ
∩⊂⊃∪ tβθãèoΨóÁtƒ $yϑÎ/
£ßγtFt⊥ƒÎ— šÏ‰ö7ムŸωuρ ( £ÍκÍ5θãŠã_ 4’n?tã £ÏδÌ ßϑ胿2 tø⌠ÎôØu‹ø9uρ ( $yγ÷ΨÏΒ t yγsß $tΒ ωÎ) £ßγtFt⊥ƒÎ— šÏ‰ö7ム÷ρr& ∅ÎγÏGs9θãèç/ Ï!$oΨö/r& ÷ρr& ∅ÎγÍ←!$oΨö/r& ÷ρr& ∅ÎγÏGs9θãèç/ Ï!$t/#u ÷ρr& ∅ÎγÍ←!$t/#u ÷ρr& ∅ÎγÏFs9θãèç7Ï9 ωÎ) Íρr& £ßγãΖ≈yϑ÷ƒr& ôMs3n=tΒ $tΒ ÷ρr& £ÎγÍ←!$|¡ÎΣ ÷ρr& £ÎγÏ?≡uθyzr& ûÍ_t/ ÷ρr& ∅ÎγÏΡ≡uθ÷zÎ) ûÍ_t/ ÷ρr& £ÎγÏΡ≡uθ÷zÎ) ÏN≡u‘öθtã 4’n?tã (#ρã yγôàtƒ óΟs9 šÏ%©!$# È≅ø ÏeÜ9$# Íρr& ÉΑ%y`Ìh 9$# zÏΒ Ïπt/ö‘M}$# ’Í<'ρé& Îö=xî šÏèÎ7≈−F9$#
11
tµ•ƒr& $·èŠÏΗsd «!$# ’n<Î) (#þθç/θè?uρ 4 £ÎγÏFt⊥ƒÎ— ÏΒ tÏ øƒä† $tΒ zΝn=÷èã‹Ï9 £ÎγÎ=ã_ö‘r'Î/ tø⌠ÎôØo„ Ÿωuρ ( Ï!$|¡ÏiΨ9$# ∩⊂⊇∪ šχθßsÎ=ø è? ÷/ä3ª=yès9 šχθãΖÏΒ÷σßϑø9$# ”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nuur 30-31)
IC o= 4g M 5@3 Q=9=s I= =D 8+B 6 =5 -4 B/ ;: j3 5$ I8 )5 Ca 4 5( = ”Tidaklah seorang laki-laiki yang berduaan dengan wanita, maka yang ketiganya adalah syetan.”(HR Ahmad dan At-Tirmidzi)
= 5 _F OM = 5 _F OM }4 BA4,3 = W[ 9 5 5( W 9"5 9 1= =2 G5 85 5 9 4= 5 3 8 8 5 9 8 1= )3$5 I8 = 9 B/= '4 5 = 5 4(5 /3 'B /4 9 8 9 4 5 '4 5 C 5 c9 F J 5 = f 4 5 4=5 =CEF J 5 = 5MeB?= “Dari Abdullah bin Burdah dari bapaknya, bahwa Rasulullah saw. bersabda pada Ali,”Wahai Ali, jangan ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, karena yang pertama boleh untukmu dan yang berikutnya dilarang.” (HR Ahmad At-Tirmidzi dan Abu Dawud) Demikianlah langkah-langkah syetan sebelum menjerumuskan manusia pada perzinahan, didahului dengan segala sesuatu yang mendekati perzinahan yaitu, memandang, memikirkan dan kholwah kemudian puncaknya perzinaan. Naudzubillah dari dosa besar perzinahan, perbuatan kotor dan jalan yang buruk. Demikianlah, para da’i dan qiyadah dakwah harus mewaspadai segala bentuk fitnah dan dosa. Dan setiap masalah yang dapat mengarah pada fitnah, dosa dan kerusakan, maka harus segera diselesaikan dan dicari akar masalahnya, jangan sampai fitnah mengarah pada yang lebih besar lagi yang pada gilirannya akan mengurangi keberkahan dan merusak dakwah, jamaah dan umat secara keseluruhan. Sorang pemuda berkata, ”Aku
12
khawatir, bencana yang menimpa kaum muslimin dikarenakan karena dosa-dosa yang telah kulakukan. Sebab aku tahu persis dosa-dosaku!” Allah Ta’ala berfirman:
∩⊄∈∪ É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© ©!$# <χr& (#þθßϑn=÷æ$#uρ ( Zπ¢¹!%s{ öΝä3ΨÏΒ (#θßϑn=sß tÏ%©!$# ¨t‹ÅÁè? ω ZπuΖ÷FÏù (#θà)¨?$#uρ ”Dan peliharalah dirimu dari pada fitnah( siksaan) yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaanNya.”(QS al-Anfaal 25). Segala kebaikan yang telah dicapai oleh kader dan qiyadah dakwah dalam meraih posisi, harta, popularitas, istri/suami dll adalah disebabkan anugerah Allah melalui dakwah dan jamaah ini sehingga harus disyukuri dan jangan melupakan orang dan fihak yang telah berjasa, khususnya perjuangan istri di jalan dakwah. Wallahu a’alm bishawab.
Jakarta, 1 Rajab 1430 H 24 Juni 2009 M
DEWAN SYARI’AH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
KH. DR. SURAHMAN HIDAYAT, MA KETUA
13