PREFERENSI PELANGGAN TERHADAP WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh : TRI SUSWATI NIM. 103051028639
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M. /1429 H.
PREFERENSI PELANGGAN TERHADAP WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh : Tri Suswati NIM. 103051028639
Di bawah Bimbingan
Dr. Arief Subhan, M.A NIP. 150 262 442
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M. /1429 H.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, tanggal 31 Juli 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 31 Juli 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Murodi, MA NIP. 150 254 102
Umi Musyarofah, MA NIP. 150 281 980
Anggota,
Penguji I
Penguji II
Drs. Study Rizal LK, MA NIP. 150 262 876
Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 150 276 299
Pembimbing,
Dr. Arief Subhan, MA NIP. 150 262 442
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 2 Juli 2008
Tri Suswati
ABSTRAK
TRI SUSWATI, Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id. Skripsi, Jakarta: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Juli, 2008. Dakwah tidak dapat dipisahkan dengan informasi, karena dakwah merupakan proses penyampaian informasi (pesan dakwah) kepada manusia agar mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media, dari yang tradisional hingga modern. Dakwah secara tradisional dilakukan dengan bertatap muka antara da’i dengan mad’u di suatu tempat. Namun, dakwah pada saat ini telah memanfaatkan berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Salah satu media elektronik yang memiliki peluang besar dalam berdakwah adalah dakwah melalui internet. Internet mampu menjadi media komunikasi massa efektif yang dapat menjangkau hampir seluruh kalangan hingga seluruh dunia. Berdakwah melalui media internet akan menghapus adanya keterbatasan ruang dan waktu tanpa mengurangi makna dan tujuan dari dakwah tersebut. Menurut Onno W. Purbo, internet mungkin bisa menjadi tempat yang paling baik untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah. Seiring dengan munculnya era kebebasan informasi, media internet (website) Islam tumbuh subur. Banyaknya website Islam yang bermunculan menunjukkan adanya kesadaran umat Islam untuk berdakwah melalui media sangat tinggi. Pelanggan (mad’u) mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam mengkonsumsi media. Hal ini merupakan tantangan bagi penyedia jasa internet (website) untuk selalu meningkatkan mutu dalam pelayanan sehingga kepuasan pelanggan (mad’u) dapat diwujudkan. Salah satu website Islam yang selalu berusaha untuk menyajikan hal-hal yang menarik sesuai dengan kecenderungan pelanggan (mad’u) adalah website alsofwah.or.id. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pelanggan (mad’u) terhadap website alsofwah.or.id. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu memberikan gambaran secara sistematis dan faktual mengenai preferensi pelanggan (mad’u) terhadap website alsofwah.or.id dalam bentuk persentase. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode survey, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa pelanggan (mad’u) merasa puas dengan informasi yang disajikan oleh redaksi website alsofwah.or.id. Preferensi pelanggan (mad’u) terhadap website alsofwah.or.id sesuai tingkat kecenderungannya dipengaruhi oleh faktor-faktor isi pesan dakwah, sumber dapat dipercaya, bahasa yang komunikatif, variasi rubrik (lengkap), informasi yang up to date, kecepatan akses (loading), materi yang selalu di up date, respon terhadap masukan, design tampilan yang menarik dan pelayanan redaksi yang memuaskan.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahhi rabbil’alamin, Seluruh ungkapan penuh kesyukuran hanyalah bagi Allah SWT Rabb seru sekalian alam. Dengan rahman-Nya, manusia yang lemah diberi nafas untuk menikmati udara, panca indera yang sempurna untuk mensyukuri segala yang ada di dunia yang fana, dan akal untuk berfikir akan segala keagungan-Nya. Dengan rahim-Nya, diberikan hati untuk mengimani segala sesuatu hanyalah milik-Nya dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah yang menggenggam setiap persoalan hamba-hamba-Nya, pelindung orangorang yang bertakwa, hanya kepada-Mu ya Allah tujuan hidup kami, kepada-Mu kami menyembah dan kepada-Mu tempat kami memohon. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada kekasih-Nya, insan utama yang sempurna baginda Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan kita menuju jalan yang diridhoiNya. Tidak lupa pula penulis haturkan ucapan terima kasih kepada orang-orang tercinta yang telah memberikan warna dalam kehidupan penulis, yang banyak melahirkan goresan warna yang indah di kanvas yang terbingkai dalam kehidupan penulis. Yang pertama dan utama kepada kedua orang tua ayahanda Sartono dan ibunda Sadinem, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kalian berdua dan memberikan tempat yang terbaik dan terindah di sisi-Nya, jasa-jasa kalian akan nanda kenang hingga akhir hayat. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada kakak-kakakku Susanto, Susanti, Suparno, adikku Sujianto dan
kedua keponakanku nan lucu Rana Laily (Nana) dan Nashifa (Shifa) yang selalu menghibur penulis di saat rutinitas yang melelahkan menghimpit diri. Ucapan terima kasih yang tiada terhingga juga penulis persembahkan kepada orang-orang bijak yang ikut andil menggoreskan tinta dalam lembaranlembaran kertas kehidupan penulis. Terima kasih kepada yang terhormat Dr. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Umi Musyarrofah, MA selaku Sekretaris Jurusan, Dr. Arief Subhan, MA selaku pembimbing skripsi penulis, ucapan terima kasih penulis haturkan pula kepada Dr. Umaimah Wahid selaku Dosen Penasehat Akademik Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2003. Tak lupa ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada Ustadz Abu Bakar, Ustadz Achmad, Ustadz Iwan dan seluruh redaksi website alsofwah.or.id. Untuk teman-teman jurusan angkatan 2003 terutama team KKN Cipeuteuy 2006. Terima kasih buat tim sukses dalam penyelesaian skripsi ini, mas Agung yang telah membuatkan web page untuk penyebaran kuesioner, om Topo, Johan dan mas Arif yang senantiasa memotivasi penulis dan telah mewarnai hati penulis, temen-temen Manajemen Pendidikan UNJ angkatan 2004 dan pegawai Dinas Dikmenti Subdis Darbangdik (Bapak Ujang, Ibu Indra, Ibu Sri, Bapak Mastyan, Bapak Hollander, Bapak Arwin) serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu .
Jakarta, 02 Juli 2008 Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................ vi DAFTAR ISI .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................. ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................... D. Tinjauan Pustaka ......................................................... E. Metodologi Penelitian ................................................. F. Sistematika Penulisan ..................................................
1 7 7 8 9 13
BAB II
TINJAUAN KONSEPTUAL A. Preferensi dan Perilaku Pelanggan ............................... 15 1. ............................................................................ Pengert ian Preferensi Pelanggan ........................................ 15 2. ............................................................................ FaktorFaktor Preferensi Pelanggan ................................... 18 3. ............................................................................ Pengert ian Perilaku Pelanggan ........................................... 19 4. ............................................................................ FaktorFaktor Perilaku Pelanggan ...................................... 21 B. Internet Sebagai Media Dakwah .................................. 23 1. Pengertian Internet ................................................ 23 2. Sejarah Internet di Indonesia ................................. 27 3. Website Sebagai Media Dakwah ........................... 32
BAB III
GAMBARAN UMUM WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID A. Sejarah dan Perkembangan Website ............................ B. Visi, Misi dan Tujuan .................................................. C. Struktur Organisasi ..................................................... D. Menu Website .............................................................
39 42 44 45
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Pelanggan .............................................. B. Faktor-Faktor Preferensi Pelanggan ............................. C. Preferensi Pelanggan Terhadap Rubrik Website ..........
48 58 62
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................. B. Saran ...........................................................................
72 73
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ................. 48
2. Tabel 2
Karakteristik Responden Menurut Usia ................................ 48
3. Tabel 3
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ......... 49
4. Tabel 4
Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ........................ 50
5. Tabel 5
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendapatan ........ 51
6. Tabel 6
Waktu Responden Mengenal Website alsofwah.or.id ........... 52
7. Tabel 7
Frekuensi Responden Mengakses Website alsofwah.or.id .... 53
8. Tabel 8
Frekuensi Akses Menu Website alsofwah.or.id .................... 54
9. Tabel 9
Alternatif Mengakses Website ............................................. 55
10. Tabel 10 Afiliasi Responden Terhadap Ormas .................................... 56 11. Tabel 11 Domisili Responden ............................................................. 57 12. Tabel 12 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id ...................................................................... 58 13. Tabel 13 Preferensi Pelanggan Terhadap Rubrik Yang Terdapat Pada Website alsofwah.or.id ................................................ 62
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Dunia sekarang ini sedang dihempasi oleh gelombang ketiga era informasi. Ketika penderasan kemajuan teknologi di bidang komunikasi sedang berlangsung dan melibatkan satelit, aplikasi angkasa luar, energi alternatif, ilmu genetik, bio teknologi, mikro elektronik, serta komputer sebagai intinya seyogianya disambut oleh generasi muda Islam untuk ikut bermain dan berperan di dalamnya. Sesuai dengan ayat-ayat yang terkandung dalam Alquran, cukup banyak isyarat yang menantang tentang penimbaan dan pemekaran ilmu yang kini seolah-olah direbut oleh golongan non-Islam.1 Informasi dan dakwah tidak bisa dipisahkan. Dakwah merupakan proses menyeru kepada kebaikan dengan menyampaikan informasi (pesan dakwah) kepada manusia agar mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dakwah tidak hanya mengajak manusia kepada kebaikan akan tetapi juga akan berhadapan dengan ajaran-ajaran yang berseberangan, baik dalam pertarungan informasi ataupun dalam hal lainnya. Gelombang ketiga era informasi yang ditandai dengan era keterbukaan memang tidak selalu membawa kepada kebaikan. Ibarat pisau bermata dua, ia mambawa dampak ganda. Di satu sisi, keterbukaan dapat mencerdaskan masyarakat dengan alternatif pemikiran yang membawa kepada kemaslahatan. 1
Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hal. 131.
Namun di sisi lain, keterbukaan membawa manusia larut dalam kesenangan yang bersifat keduniawian.2 Kita dapat melihat dua sisi manusia itu dalam dunia media. Sejak kran informasi tak lagi dimonopoli oleh kekuatan pemerintah yang menyetel media dengan sangat ketat, kita menyaksikan bermunculannya media-media yang beragam. Mulai dari brosur, koran, tabloit, majalah, buku, dan internet. Mulai dari yang bermanfaat untuk menambah fungsi kehambaan kepada Allah dengan mensyukuri ilmu sampai kepada yang menghancurkan generasi.3 Aplikasinya dalam dakwah ialah tantangan bagi para da’i untuk tampil sebagai da’i yang siap berjuang fisabilillah. Karenanya, para da’i seyogianya menggali khasiat-khasiat yang terkandung dalam berbagai media komunikasi yang ada, baik media tatap muka, media cetak maupun media elektronik sebagai suatu media yang mampu menjadi pembawa risalah agama kita amar ma’ruf nahi munkar, menegakkan keadilan dan kebenaran. 4 Dakwah tidak hanya dilakukan secara sederhana tapi mulai memanfaatkan berbagai macam media. Makna dan tujuan dakwah sedikitpun tidak akan berkurang jika disosialisasikan melalui berbagai macam media. Salah satu media yang mempunyai peluang besar berdakwah di era informasi ini dengan kelebihan yang media tersebut miliki adalah dakwah melalui internet.
2 Nasrullah, dkk, Geliat Da’wah di Era Baru: Kumpulan Wawancara Da’wah, (Ciputat: Izzah Press, 2001), hal v. 3 Ibid, hal. v. 4 Abidin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, hal. 132.
Munculnya jenis-jenis media baru (internet) yang sifatnya semakin canggih, volume pesan-pesannya semakin besar dan kecepatannya semakin tinggi, menyebabkan sifat aktualitas dan kedekatan pesannya dengan pihak penerima (mad’u) di seluruh dunia (proximity) juga kian tinggi. Pengertian tersebut menyatukan antara kedekatan geografis, sosiologis, kultural, dan psikologis disatu pihak (da’i) dan khalayak (mad’u) di lain pihak. 5 Sementara itu ciri periodesitas (keteraturan waktu terbit) yang selama ini dimiliki komunikasi massa pers (publisistik pers) sebagai salah satu ciri khasnya kini tidak lagi berlaku ketika manusia kedatangan jurnalistik baru yang bernama jurnalistik internet (DotCom Journalism) yang dalam arti umum sama dengan media on line, web-site, atau situs dalam cyberspace.6 Internet adalah sebuah dunia yang tidak mengenal batas, etika yang dikenal-pun ethical zero atau tiada etika. Kebajikan dan kebatilan berjalan secara beriringan di dunia maya. Situs-situs keagaamaan betebaran, berdampingan dengan mal-mal pornografi yang lebih tua dan lebih besar. Untuk berpindah medium, cukup dengan sebuah sentuhan: Klik.7 Internet merupakan salah satu media komunikasi massa yang relatif baru. Karena media massa pada awalnya hanyalah berupa surat kabar, kemudian berkembang radio, lalu televisi dan sekarang internet. Dengan memanfaatkan jalur komunikasi, internet mampu menjadi media komunikasi massa efektif yang dapat menjangkau hampir seluruh kalangan hingga seluruh 5
Abdul Muis, Indonesia di Era Dunia Maya: Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 4. 6 Ibid, hal. 4. 7 Anonimus, Situs Islam: Dakwah dan Jihad, artikel diakses pada 8 April 2007 dari www.detik.com.
dunia. Bentuk pengaksesannya pun juga beragam, ada yang menggunakan komputer, adapula yang menggunakan pesawat televisi dengan menambahkan peralatan tertentu, bahkan kini internet sudah dapat diakses menggunakan telepon seluler (handphone). Penetrasi pesan yang disampaikan melalui internet bisa menjangkau penerima yang cukup luas segmennya.8 Internet merupakan salah satu teknologi yang berkembang sangat cepat. Saat ini, internet tidak hanya menampilkan teks saja, tetapi juga gambar, suara dan bahkan video. Sehingga tidak heran bila di abad 21 ini, hampir semua bidang kehidupan telah memanfaatkan teknologi internet ini. Menurut Onno W. Purbo, internet mungkin bisa menjadi tempat yang paling baik untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah. Berbagai forum dan komunitas menjamur secara aktif mengajak umat untuk bersilaturahim. Teknologi informasi dan internet telah memudahkan dan memungkinkan banyak hal, batasan ruang-waktu menjadi nihil. Silaturahim dapat dilakukan kapan saja. Ukhuwah Islamiyah menjadi lebih berkualitas seiring frekuensi interaksi bebas hambatan yang dilakukan.9 Fenomena dakwah digital berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi di dunia. Meskipun jumlahnya masih sangat sedikit, kalangan umat Islam di Indonesia yang menggunakan internet sebagai media dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah. Teknologi internet akan menimbulkan suatu pola dakwah yang universal, yaitu integrasi media yang sangat memungkinkan dakwah dapat 8
Zulfikar S. Dharmawan, Islam Virtual: Kebebasan Dunia Islam di Internet, (Ciputat: Mifta, 2004), hal. 63. 9 Ibid, hal. 55.
disebarkan tanpa adanya batasan wilayah, ruang, dan waktu. Cakupan dakwah akan semakin luas dan pola dakwah dapat berkembang secara dinamis karena tuntutan manusia modern akan informasi yang selalu up to date. Seiring dengan munculnya era kebebasan informasi, media internet (website) Islam tumbuh subur. Karena salah satu faktor keberhasilan dakwah adalah pemanfaatan media yang sesuai dengan karakteristik masyarakat yang dihadapinya. Dakwah harus mengubah pola strategi komunikasinya dari yang konvensional menjadi pola komunikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat informasi saat ini. Bisa jadi bila dakwah tidak mengikuti “selera” dan “irama” perkembangan dan tuntutan teknologi komunikasi untuk masyarakat informasi, suatu saat nanti dakwah akan ditinggalkan oleh mad’unya. Pada dasarnya masyarakat (mad’u) mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam mengkonsumsi media, dalam arti setiap manusia mempunyai kebebasan dalam memilih media mana yang akan dikonsumsi.10 Banyaknya website Islam yang bermunculan menunjukkan adanya kesadaran umat Islam untuk berdakwah melalui media sangat tinggi. Masyarakat (mad’u) dipersilakan untuk memilih website mana yang paling menarik dan dapat menghilangkan dahaga terhadap pengetahuan keislaman. Website Islam yang dapat diakses oleh masyarakat (mad’u) kapan saja dan dimana saja, antara lain: eramuslim.com, myquran.com, alsofwah.or.id, ukhuwah.or.id,
MoslemWorld.co.id,
IndoHalal.com,
kafemuslimah.com,
dudung.net, infopalestina.com, hidayatullah.com. 10
Karl Erik Rosergren, Media Gratifications Research Curent Perspectives, (Beverly Hill: Sage Publication, 1985), hal. 11.
Website Islam yang telah banyak bermunculan bagai jamur di musim hujan menganggap bahwa kepuasan yang didapatkan oleh pelanggan (mad’u) merupakan hal yang penting dalam perkembangan dakwahnya. Hal tersebut merupakan suatu tuntutan bagi penyedia jasa internet (website) untuk mengutamakan mutu dan kualitas sajian kepada pelanggan (mad’u). Sehingga website ini selalu berusaha untuk menyajikan hal-hal yang menarik sesuai dengan kecenderungan pelanggan (mad’u). Salah satu yayasan dakwah yang memiliki website sebagai media dakwahnya adalah yayasan Al Sofwa dengan alamat www.alsofwah.or.id. Redaksi website senantiasa berusaha untuk menarik perhatian pelanggan (mad’u) dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan (mad’u). Selain untuk menarik perhatian dan memberikan kepuasan kepada pelanggan, mereka bertujuan agar pesan dakwah yang disampaikan melalui internet dapat diterima oleh pelanggan (mad’u) dengan baik. Usaha yang dilakukan oleh redaksi alsofwah.or.id salah satunya melalui variasi rubrik yang ditawarkan pada website. Rubrik tersebut antara lain: buletin, doa, fatwa, quran, hadits, kisah, tarikh, konsultasi, materi KIT. Salah satu rubrik yang memberikan ruang bagi pelanggan untuk berkonsultasi tentang ilmu dan hukum Islam adalah rubrik Konsultasi, sedang rubrik materi Kajian Islam Terpadu (KIT) merupakan materi dalam program KIT yang diselenggarakan oleh yayasan Al Sofwa dalam menyebarkan ilmu Islam ke seluruh lapisan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Peserta
dari program KIT tersebut tidak hanya yang berdomisili di Indonesia saja akan tetapi juga ada yang berdomisili di Singapura, Afrika, Malaysia. Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, skripsi ini mengangkat
judul:
“Preferensi
Pelanggan
Terhadap
Website
alsofwah.or.id”.
Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Untuk memberikan gambaran yang lebih terarah dalam penelitian ini, karena mengingat luasnya pembahasan tentang website Islam maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti. Subjek penelitian ini adalah website alsofwah.or.id, sedang objek penelitian ini adalah preferensi pelanggan website alsofwah.or.id. Perumusan Masalah Dengan
batasan
masalah
tersebut,
maka
dapat
dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti, yaitu: Bagaimana karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id? Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id? Bagaimana preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id?
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: Mengetahui karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id. Mengetahui preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id.
Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Dapat memberikan kontribusi dan memperkaya khazanah keilmuan komunikasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi tentang dakwah melalui situs Islam serta menambah kajian dakwah tentang media. b. Manfaat Praktis Penelitian ini memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam upaya penambahan wacana dan wawasan tentang media dakwah dengan memanfaatkan website Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan peluang bagi pengemban dan pengembang dakwah tentang dakwah melalui website Islam serta memberikan motivasi bagi praktisi dakwah dalam mengembangkan dakwah melalui media khususnya media internet.
D. Tinjauan Pustaka Setelah melakukan tinjauan pustaka ke perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat beberapa skripsi yang berkaitan dengan topik pembahasan dalam skripsi ini, yaitu: 1. “Aplikasi Perencanaan pada Website alsofwah.or.id” hasil penelitian Cici Widiawati – 101053022680 Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang meneliti tentang aplikasi perencanaan menu pada website alsofwah.or.id dan manajemen dalam pengelolaan website. 2. “Analisis
Preferensi
Konsumen
Terhadap
Restoran
McDonald’s
Indonesia” hasil penelitian Abdul Husyein – 101092123382 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi yang meneliti tentang karakteristik dan preferensi konsumen terhadap restoran McDonald’s serta implikasi bauran pemasaran restoran McDonald’s Cabang Mampang. 3. “Preferensi dan Perilaku Nasabah Terhadap Pegadaian Syariah (Studi Kasus Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika)” hasil penelitian Tuti Alawiyah – 101046122323 Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum yang meneliti tentang hubungan antara preferensi dan perilaku nasabah terhadap pelayanan sistem operasional. Yang membedakan penelitian
ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah objek penelitiannya yaitu pelanggan suatu website. Penulis merujuk pada sebuah website yaitu alsofwah.or.id karena website tersebut di
bawah suatu yayasan dakwah yaitu Yayasan Al-Sofwa yang memiliki program-program dakwah secara kontinue melalui pendidikan, kegiatan sosial serta website ini.
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey terhadap pelanggan website alsofwah.or.id dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta sifat-sifat, karena peneliti bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.11 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan (mailing list) yang secara rutin mengakses website alsofwah.or.id selama penelitian berlangsung yang berjumlah 627 pelanggan, sedangkan sampel pada penelitian ini berjumlah 64 pelanggan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.12 Sesuai buku metodologi penelitian karangan Suharsimi Arikunto bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian 11 12
Alimuddin Tuwu (Pen), Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI Press, 1993), hal. 71. Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 12.
populasi. Sedangkan, jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15% dan 20-25%.13 Hal ini juga telah dipertimbangkan dengan keterbatasan penulis akan waktu, tenaga, dan dana. 3. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder. a. Sumber data primer adalah data yang didapatkan langsung dari responden (pelanggan) website alsofwah.or.id yang dipilih dengan penyebaran angket (kuesioner) melalui web page (halaman web). Data juga diperoleh melalui wawancara. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung.14 Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang objektif. Wawancara dilakukan terhadap pengurus yang terkait dengan subjek penelitian. b. Sumber data sekunder adalah data yang didapatkan dari dokumendokumen lembaga dan literatur-literatur yang relevan dengan penelitian ini. 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kantor website alsofwah.or.id yang beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung Barat No. 35 Jakarta Selatan 12810. Adapun pelaksanan penelitian dilakukan selama Juli 2007 s.d. Januari 2008. 5. Teknik Pengumpulan Data
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 112. 14 Sutrisno Hadi, Metode Penelitian Research, (Jakarta: Adi Offset, 1990), h. 193.
Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang mendukung dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berhubungan dengan masalah penelitian.15 Adapun jenis pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tertutup yaitu tidak memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban selain jawaban yang telah ditentukan. 6. Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data.16 Teknik pengukuran menggunakan skala Likert.17 Skala ini disebut juga sebagai method of summated ratings karena nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumlahkan sehingga menjadi nilai total. Skala ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolok untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
15
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2004), hal. 65. 16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 103. 17 Soehartono, Metode Penelitian Sosial, hal. 77.
Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dalam penelitian ini berupa kata-kata: a. Sangat setuju
a. Sangat sering
b. Setuju
b. Sering
c. Ragu-ragu
c. Kadang-kadang
d. Tidak setuju
d. Hampir tidak pernah
e. Sangat tidak setuju
e. Tidak pernah18
Untuk mengurangi kecenderungan responden menjawab pilihan raguragu atau kadang-kadang, maka pada penelitian ini pilihan jawaban ragu-ragu atau kadang-kadang sengaja tidak diberikan sebagai alternatif jawaban bagi responden. Data
yang
telah
dikumpulkan
dalam
penelitian
ini
akan
diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan sub-bab permasalahan yang telah dibuat berdasarkan analisis variabel serta dianalisa untuk mengungkapkan pokok-pokok masalah yang telah diteliti sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan. Dari hasil penelitian dibuat tabel frekuensi relatif untuk setiap kategori dengan langsung dibuat persentase, sehingga akan langsung diketahui jumlahnya (sesuai proporsi jawaban dan jumlah sampel) dengan rumus:19 F P=
X 100% N 18 19
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2003), hal. 107. Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1984), h. 264.
Dimana:
P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Sampel
F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, adalah: BAB I
:
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
:
TINJAUAN KONSEPTUAL Bab ini menjelaskan tentang perilaku dan preferensi pelanggan, dan konsep internet sebagai media dakwah.
BAB III
:
GAMBARAN UMUM WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID Bab ini menggambarkan tentang sejarah dan perkembangan website, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, dan menu website alsofwah.or.id.
BAB IV
:
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id,
faktor-faktor
preferensi
pelanggan,
dan
preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id. BAB V
:
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dalam hasil penelitian.
BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL
A. Preferensi dan Perilaku Konsumen (Pelanggan) 1. Pengertian Preferensi Pelanggan Perkembangan dalam dunia usaha memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengerahkan kemampuannya dalam memasarkan produk maupun jasanya. Dengan banyaknya barang dan jasa yang berada di pasar mengakibatkan persaingan yang ketat diantara perusahaan. Setiap perusahaan dituntut harus dapat memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) yaitu keunggulan yang dimiliki suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing yang bersumber dari dua hal pokok, yaitu diferensiasi dan kepemimpinan biaya (cost leadership).20 Untuk dapat bersaing perlu pemasaran yang baik. Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
sasaran-sasaran
individu
dan
organisasi.21
Para
pemasar
menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran
20 Michael E. Porter, Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul, (Jakarta: Erlangga, 1998), hal. 3. 21 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisa Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), hal. 9.
(marketing mix) atau “4P”, yaitu : produk (product), harga (price), tempat atau distribusi (place) dan promosi (promotion).22 Produk atau jasa merupakan variabel pemasaran yang paling mendasar dari bauran pemasaran karena produk atau jasa merupakan penawaran nyata oleh perusahaan kepada pasar. Keputusan yang berkaitan dengan variabel produk (jasa) dapat dijadikan instrumen oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya untuk mengkomunikasikan variabel produk yang sesuai di mata konsumen, sehingga akan menimbulkan persepsi tertentu pada konsumen yang mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Salah satu keputusan variabel produk (jasa) yang penting adalah keputusan mengenai atribut produk (jasa), yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain (design).23 Dalam melaksanakan suatu proses pengambilan keputusan pembelian, biasanya konsumen akan melalui beberapa tahapan, yaitu : 1. Pengenalan Masalah Proses membeli atau mengkonsumsi dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar dirinya. Para pemasar perlu mengenal faktor-faktor yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat konsumen. 2. Pencarian 22 23
Ibid, hal. 448. www.pustakaonline.wordpress.com
Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari informasi lebih lanjut atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan mencari objek itu. 3. Evaluasi Alternatif Setelah melalui tahap pencarian informasi, konsumen akan menghadapi sejumlah merk yang dapat di pilih. Pemilihan alternatif ini mulai dari suatu proses evaluasi alternatif tertentu. 4. Keputusan Pembelian Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka diantara merk yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu pilihan untuk membeli dan cenderung membeli merk yang disukainya. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli suatu produk atau menggunakan suatu jasa, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar belum selesai setelah produk dibeli atau jasa digunakan oleh konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode waktu pasca pembelian.24 Setelah melakukan pembelian (penggunaan) pertamanya konsumen akan menilai apakah produk (jasa) yang telah dibeli memuaskan atau tidak. Penilaian ini akan mempengaruhi perilaku pasca pembeliannya. Jika 24
Kotler, Pemasaran di Indonesia: Analisa Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, hal. 204.
konsumen merasa puas atas produk (jasa) yang dibelinya, maka kemungkinan besar mereka akan melakukan pembelian ulang (repeat buying) atas produk (jasa) yang sama. Suatu repeat buying yang selalu memuaskan dan dianggap mempunyai nilai tambah oleh konsumen akan membuat konsumen semakin menggemari dan mempunyai preferensi terhadap produk (jasa) tersebut. Persepsi yang sudah mengendap dan melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi. Preferensi konsumen adalah sikap konsumen memilih suatu produk (jasa) dari merk tertentu dan bukan merk yang lainnya sebagai akibat dari adanya kepuasan menggunakan merk tersebut di masa lalu atau suatu proses seseorang dalam memilih suatu informasi yang lebih disukainya. Preferensi pelanggan dapat diartikan derajat kesukaan (kecenderungan) seseorang terhadap suatu objek tertentu. Preferensi pelanggan dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah kesukaan seseorang terhadap
website
alsofwah.or.id. 2. Faktor-Faktor Preferensi Pelanggan Atribut produk (jasa) atau faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen (pelanggan) merupakan unsur-unsur produk yang di pandang penting oleh konsumen
dan
dijadikan
dasar
pengambilan
keputusan
pembelian
(penggunaan). Atribut produk sangat berpengaruh terhadap reaksi pelanggan terhadap suatu produk (jasa). Atribut produk merupakan salah satu faktor produk yang menentukan tinggi rendahnya nilai dari suatu produk (jasa) yang di rancang oleh perusahaan.25
25
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002), hal. 103.
Sementara itu Stores menyatakan bahwa “product attributes for its consumer value propositions : price, fashion, and quality,” yang artinya atribut produk dapat mengidentifikasikan tiga tujuan sebagai atribut utama untuk proposisi nilai pelanggan, yaitu harga, model (desain) dan mutu (kualitas). Atribut produk (jasa) antara satu jenis produk (jasa) dengan jenis produk (jasa) lainnya mungkin berbeda, karena atribut produk juga dapat memberikan suatu ciri tertentu dari suatu produk (jasa).26 Atribut produk meliputi merk, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya, jika atribut tersebut dijadikan faktor yang mempengaruhi konsumen (pelanggan) dalam mengakses suatu website maka atribut merk meliputi : kecepatan akses (loading), isi pesan dakwah, bahasa yang komunikatif. Atribut jaminan (garansi) terdiri dari : sumber dapat dipercaya, informasi yang up to date. Atribut pelayanan meliputi : variasi rubrik yang lengkap, pelayanan redaksi yang memuaskan, respon terhadap masukan, materi yang selalu di up date, sedangkan atribut kemasan adalah desain tampilan yang menarik. 3. Pengertian Perilaku Pelanggan Istilah perilaku pelanggan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, karena ia berkaitan erat dengan manusia sebagai objek studi. Pengertian perilaku pelanggan sering disamakan dengan pengertian perilaku pembeli. Perilaku pelanggan mengarah kepada perilaku orang yang akan menggunakan
26
www.pustakaonline.wordpress.com.
suatu produk melalui proses pertukaran. Sedangkan perilaku pembeli adalah perilaku orang yang membeli suatu produk melalui proses pertukaran.27 Menurut Engel dan kawan-kawan perilaku konsumen (pelanggan) adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses kepuasan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut.28 Dalam perkembangannya, para ahli telah menetapkan bahwa perilaku konsumen (pelanggan) adalah suatu proses yang terjadi tidak hanya pada saat proses pertukaran antara uang di tangan dengan barang atau jasa, tetapi juga termasuk hal-hal yang mempengaruhi konsumen sebelum, saat, dan sesudah proses pembelian.29 American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen (pelanggan) sebagai interaksi dinamis antara afektif dan kognitif, perilaku dan lingkungan saat manusia melakukan aspek-aspek dalam pertukaran dalam hidup mereka. Menurut Kotler, bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan orang memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, ide, atau pengalaman yang bertujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.30 Untuk memahami pelanggan (konsumen) dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi), mereka rasakan (afektif), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta 27 Solomon dalam Ferrinadewi E dan Darmawan D, Perilaku Konsumen: Analisis dan Model Keputusan, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2004), hal. 53. 28 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal. 49. 29 Solomon, Perilaku Konsumen: Analisis dan Model Keputusan, hal. 53. 30 J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2000), hal. 6.
dimana (kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan pelanggan (konsumen). 31
4. Faktor-Faktor Perilaku Pelanggan Seorang pelanggan (konsumen) di dalam memperoleh jasa atau barang, tidak hanya ingin memiliki barang atau jasa, tetapi ada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seorang pelanggan (konsumen), yaitu:32 a. Kebudayaan Pengaruh kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Faktor ini dipengaruhi oleh kelompok, keagamaan, nasionalisme, ras, letak geografis. b. Kelas sosial Ada empat hal yang mendasar timbulnya kelas sosial di masyarakat, yaitu: 1) Kekayaan 2) Kekuasaan 3) Kehormatan 4) Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan
31 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hal. 3. 32 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisa Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), hal. 221.
c. Kelompok referensi33 Kelompok referensi bagi seseorang akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung terdiri dari dua yaitu primer dan sekunder. Kelompok primer adalah kelompok yang didalamnya terjalin interaksi yang berkesinambungan dan cenderung bersifat informal. Contohnya: keluarga, kawan, tetangga, dan rekan kerja. Kelompok sekunder adalah kelompok yang didalamnya kurang terjalin interaksi yang berkesinambungan dan cenderung formal, seperti: organisasi keagamaan, himpunan profesi. d. Faktor pribadi Yang mempengaruhi faktor ini adalah: 1) Umur dan tahapan dalam siklus hidup Perilaku seseorang dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Orang dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka menjalani hidupnya. 2) Pekerjaan 3) Ekonomi Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan, dan hartanya. 4) Gaya hidup
33
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan dan Pengendalian, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 181.
Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan, juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang. 5) Kepribadian Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Selain faktor-faktor tersebut, perilaku yang terbentuk dari seseorang dipengaruhi juga oleh persepsi. Persepsi merupakan proses pengenalan, pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian berbagai stimulus ke dalam aspek psikologis. Dalam manajemen pemasaran, persepsi adalah proses seseorang dalam melihat, mengorganisasi, dan menginterpretasikan informasi untuk mendapat gambaran yang berarti mengenai stimulus berupa bentuk produk, kemasan, harga, pelayanan, kemudahan yang diperolehnya, serta berbagai usaha bauran pemasaran lainnya.34
B. Internet Sebagai Media Dakwah 1. Pengertian Internet Internet menjadi sumber informasi alternatif di samping media-media konvensional yang ada. Sebelum internet lahir, berita aktual tercepat yang bisa kita akses adalah televisi atau radio. Internet merupakan akronim dari international connection networking. International berarti seluruh dunia; connection berarti hubungan komunikasi; dan networking adalah jaringan. Jadi
34
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Edisi Milenium), (Jakarta: Indek, 2000), hal. 230.
dapat dikatakan bahwa internet adalah sistem jaringan komunikasi yang terhubung di seluruh dunia.35 Senada dengan pengertian di atas, M. R. Wijela mengungkapkan bahwa internet berasal dari kata interconnection networking. Inter akronim dari kata international berarti seluruh dunia, connection berarti hubungan dan networking adalah jaringan komputer pribadi.36 Begitu pula yang diungkapkan oleh Daryanto yang menjelaskan bahwa : Internet dari segi bahasa merupakan akronim dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu international network. Kata international berarti international dan kata network berarti jaringan, sehingga international network dapat diartikan jaringan internasional.37 Internet dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Jika dulu internet hanya dapat diakses melalui komputer yang terkoneksi dengan jaringan, namun sekarang ini internet dapat diakses melalui handphone. Dalam hal ini komputer yang dahulunya stand alone dapat berhubungan langsung dengan
host-host
atau
komputer-komputer
lainnya. 38
Seperti
yang
diungkapkan oleh Mac Bridge tentang internet : “The internet is an open world-wide communications network, linking countless thousands of computer networks, through a mixture of private and public telephone line”. Jadi internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan 35
Brosur Internet, Serba-Serbi Internet, (Jakarta: PT Bitnet Komunikasindo, 1999), hal.1. Michael R. Wijela, Kursus Kilat 24 Jurus Internet Eksplorer 3, (Jakarta: PT Dinastindo, 1997), hal. 2. 37 Daryanto, Memahami Kerja Internet, (Bandung: Yrama Widya, 2004), hal. 22. 38 www.ajangkita.com, diakses 8 April 2007. 36
komputer melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun swasta).39 Internet adalah kumpulan komputer antar wilayah dan wilayah lainnya yang terkait dan saling berkomunikasi, dimana keterkaitan dan komunikasi ini diatur oleh protokol. Internet adalah media komunikasi yang menggunakan sambungan seperti halnya telepon, yang tentunya disambungkan dengan komputer serta modem. Namun, berbeda dengan telepon yang komunikasinya harus dilakukan dengan oral dan dilaksanakan secara bersamaan atau simultan, maka pada internet komunikasi yang dilakukan umumnya tertulis tanpa perlu dilakukan secara bersamaan antara pengirim dan penerima pesan.40 Internet bagaikan sebuah kota elektronik yang sangat besar di mana setiap penduduk memiliki alamat (internet address) yang dapat untuk berkirim surat atau informasi. Jika penduduk ingin berkeliling kota, cukup dengan menggunakan komputer sebagai kendaraan. Jaringan jalannya bertumpu di atas sarana atau media telekomunikasi, jalur lambatnya menggunakan line telepon, dan jalur cepatnya bisa menggunakan leased line (talian sewaan) atau ISDN (pasopati). Inilah yang disebut sebagai “global village” atau perkampungan sejagat. 41 Internet merupakan jaringan komputer yang sangat besar, terdiri atas jaringan-jaringan kecil yang terkoneksi hingga dapat menjangkau ke seluruh 39
Mac Bridge, The Internet, (United Kingdom, 1996), hal. 1. Gatot Subroto, Internet Sebagai Sumber Belajar Anak dan Keluarga, artikel diakses pada 8 April 2007 dari http://www.pustekkom.go.id/teknodik/t7/7-11.htm. 41 Harry Surjadi, Konsep Situs Web: Belajarlah dari Kebutuhan!, artikel diakses pada 8 April 2007 dari http://www.rad.co.id/homes/edward/intbasic/1.htm. 40
dunia. Para pemakai yang berpengalaman di internet disebut net surfer (penjelajah internet) – berkelana di jaringan, mencari luapan informasi secara gratis. Penjelajah ini merupakan generasi pertama di abad digital yang telah kita saksikan di televisi dan video games, komputer, dan bulletin board.42 Dengan menggunakan internet, manusia dapat mengakses informasi dari seluruh dunia dalam waktu yang cukup singkat. Sesuai yang dikatakan oleh Lani Sidharta bahwa internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Sumber daya informasi tersebut sangat luas dan sangat besar sehingga tidak ada satu orang, satu organisasi, atau satu negara yang dapat menanganinya sendiri. Kenyataannya, tidak ada satu orang yang mampu memahami seluruh seluk-beluk internet.43 Internet merupakan kesamaan yang paling dekat dengan konsep “information superhighway”. Internet adalah network of network yang menghubungkan komputer yang sekaligus mempunyai kesempatan untuk melakukan perubahan besar dengan pihak lain.44 Dari beberapa pengertian tentang internet di atas dapat disimpulkan pengertian internet adalah kumpulan jaringan dari jaringan komputer di seluruh dunia yang saling berkomunikasi. Namun demikian, tidak tepat jika hanya membayangkan internet sebagai sekedar jaringan komputer. Jaringan komputer hanyalah medium yang membawa informasi. Daya guna internet terletak pada informasi itu sendiri bukan pada jaringan komputer. 42
Steve Brown, Internet Lewat Mosaic dan WWW, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1995), hal. 1. 43 Lani Sidharta, Internet: Informasi Bebas Hambatan 2, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1996), hal. xiii. 44 Umaimah Wahid, Media Convergence Chapter I, Diktat Mata Kuliah Informatika, hal. 1.
Internet sebagai sumber daya informasi yang berorientasi ke manusia. Internet memberi kesempatan pada pemakai di seluruh dunia untuk berkomunikasi dan memakai bersama sumber daya informasi. Anda dapat berkomunikasi dengan pemakai lain di seluruh dunia dengan mengirim dan menerima electronic mail (e-mail) atau dengan membentuk hubungan dengan komputer lain dan memasukkan pesan-pesan dari dan ke komputer tersebut. Anda dapat memakai bersama sumber daya informasi dengan berpartisipasi dalam kelompok diskusi atau dengan menggunakan program-program dan sumber daya informasi yang tersedia secara gratis.
2. Sejarah Internet di Indonesia Internet berawal dari ide bagaimana bisa memindahkan data melalui perangkat komputer. Salah satu ide yang cukup terkenal sekitar tahun 1940-an adalah dari Vannevar Bush, seorang doktor dari Massachusetts Institute of Technology. Beliau mencetuskan alat yang diberi nama memex, yaitu alat yang bisa digunakan oleh setiap orang dengan kemampuan untuk menyimpan buku, kumpulan berkas, dan dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama alat itu. Memex, seperti layaknya suatu perangkat rumah lainnya, ia dapat ditempatkan di mana saja dengan adanya perangkat tambahan untuk membaca dan mengaturnya.45
45
Zulfikar S. Dharmawan, Islam Virtual: Keberadaan Dunia Islam di Internet, (Ciputat: Mifta, 2004), hal 11.
Keberadaan internet tersebut diawali dengan kebutuhan peningkatan kecepatan arus informasi antara staf militer Amerika Serikat pada masa Perang Dingin. Dalam suasana Perang Dingin, DARPA (Department of Defense Advanced Research Projects Agency) atau yang lebih dikenal Pentagon berpendapat bagaimana menghadapi bahaya bilamana sebuah unit terputus hubungan dengan unit induk.46 Mereka mengembangkan perangkat komunikasi dengan kemampuan mengirim dan menerima berbagai data dan informasi secara terpadu dan terintegrasi. Ini diwujudkan dalam bentuk jaringan komputer dengan jangkauan area yang luas.47 Salah satu yang dilahirkan dari ARPA (Advanced Research Projects Agency) adalah ARPANET (“ibu internet”). ARPANET merupakan jaringan yang menghubungkan beberapa komputer dari tempat yang berbeda sebagai bentuk realisasi jaringan komunikasi antarkomputer secara luas atau disebut wide area network.48 Menurut Onno W. Purbo, perkembangan internet di Indonesia dimulai dengan diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri pada tahun 1989-1990-an. Salah satu tempat diskusi yang terkenal adalah
[email protected] Berawal dari mailing list pertama di janus diskusi-diskusi antar temanteman mahasiswa Indonesia diluar negeri pemikiran alternatif beserta
46
Sulistyo Basuki, Dasar-Dasar Teknologi Informasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1998), hal. 6.28. 47 Rijan Tosin dan Catur Meiwanto, e-Commerce di Internet, (Jakarta: Dinastindo, 2000), hal. 12. 48 Sidharta, Internet: Informasi Bebas Hambatan 2, hal. 5. 49 Dharmawan, Islam Virtual, hal. 19.
kesadaran masyarakat ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list legendaris di janus, akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host oleh server di ITB & egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas di internet Indonesia.50 Berawal dari implementasi menggunakan jaringan packet radio sederhana 1200bps bahkan sebagian menggunakan walkie talkie antar universitas khususnya di Bandung & Jakarta pada tahun 1992 yang awalnya dimotori oleh BPPT (IPTEK-NET), UI, LAPAN & ITB. Saat ini (hanya beberapa tahun kemudian) telah berkembang menjadi jaringan yang lebih profesional yang melibatkan peralatan satelit, fiber optic pada kecepatan 2Mbps.51 Berbagai terobosan teknologi telekomunikasi terus dikembangkan khususnya oleh ITB dan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Terobosan tersebut antara lain menghasilkan, jaringan komunikasi data melalui satelit berkecepatan 2Mbps tingkat Asia Pasifik, jaringan komunikasi data tanpa kabel menggunakan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) 2Mbps yang merupakan teknologi Metropolitan Area Network (MAN) murah untuk aplikasi dalam kota (radius 15 km). Belum lagi terobosan teknologi satelit Low Earth Orbit (LEO) Microsat yang
50 Anonimus, Sejarah Internet Indonesia, artikel diakses pada 10 April 2007 dari www.wikipedia.org. 51 Onno W. Purbo, Sejarah Internet di Indonesia, artikel diakses pada 10 April 2007 dari
[email protected].
memungkinkan untuk memberikan akses data bagi daerah-daerah terpencil menggunakan stasiun bumi.52 Terobosan yang mendasar dibangun di ITB dengan di instalasinya sebuah stasiun bumi Ku-Band di ITB untuk akses langsung ke Internet berkecepatan 2Mbps. Aktifitas ini merupakan bagian dari percobaan Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) bagian dari Asia Pacific Information Infrastructure (APII). Akses internet pada kecepatan tinggi ini memungkinkan untuk melakukan berbagai percobaan untuk internet generasi mendatang yang memungkinkan transmisi video conference & berbagai aplikasi multimedia secara murah.53 Indonesia secara resmi bergabung ke internet sejak tahun 1993, dengan mendapat ccTDL (Country Code Top Level Domain) ID. Kode ccTDL ini adalah pengenal situs di internet, di mana Indonesia mendapat kode ID. Saat itu yang menjadi pemegang utamanya adalah RMS Ibrahim. Kemudian, administrasi penamaan di Indonesia diurus oleh lembaga yang dikenal sebagai IDNIC (http://www.idnic.net.id). Lembaga ini bertanggung jawab terhadap pendaftaraan semua nama domain yang berakhiran ID, seperti net.id, co.id, web.id.54 Sebelumnya, untuk mengunjungi situs-situs yang berada di Indonesia, jalur data yang ditempuh harus memutar ke luar negeri terlebih dahulu, kemudian kembali ke dalam negeri. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, dilakukan pembuatan IIX (Indonesia Internet Exchange), yaitu jaringan antar 52
Ibid. Ibid. 54 Dharmawan, Islam Virtual, hal. 19. 53
ISP (Internet Service Provider) di Indonesia. Hal ini meningkatkan kecepatan akses situs-situs di Indonesia secara cukup signifikan. 55 Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan internet di Indonesia dapat di lihat di beberapa artikel di media cetak. Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amatir Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama dengan komputer Apple II milik Onno W. Purbo. Belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama, J. Tjandra Pramudito, Suryono Adisoemarta, serta Onno W. Purbo, berguru pada para senior amatir radio seperti Robby Soebiakto, Achmad Zaini, Yos, di band 40m. Robby Soebiakto merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet radio yang kemudian di dorong ke arah TCP/IP. Teknologi packet radio TCP/IP yang kemudian di adopsi oleh BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994. Robby Soebiakto menjadi koordinator IP pertama dari AMPR.ORG (Amatir Packet Radio Network) yang di internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000, AMPR.net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo. Koordinasi dan aktifitas-nya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti,
[email protected]
55 56
Ibid, hal. 19. Anonimus, Sejarah Internet Indonesia.
RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) motor dibalik operasional-nya Internet di UI. RMS Ibrahim pernah menjadi operator yang menjalankan gateway ke internet dari UI yang merupakan bagian dari jaringan universitas di Indonesia UNINET. Protokol UUCP yang lebih sederhana daripada TCP/IP digunakan untuk mentransfer e-mail & newsgroup.57 Pada tahun 1995-an, ITB memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET serta akses internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang lain. September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet & IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan pendidikan di Indonesia yang menamakan dirinya AI3 Indonesia yang mengaitkan lebih dari 25 lembaga pendidikan di Indonesia.58 Pada tahun 1994-an mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis internet & masih sedikit sekali pengguna internet di Indonesia. Sambungan awal ke internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet. Akses awal di IndoNet mula-
57 58
Ibid. Ibid.
mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynx and email client pine pada server AIX.59 Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai internet di Indonesia bisa akses internet (HTTP).60 5. Internet Sebagai Media Dakwah Dakwah adalah proses penyebaran ajaran Islam. “Sampaikanlah walau hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya suatu ketika. Sabda Rasul yang sangat terkenal tersebut berintikan ajakan kepada umat Islam untuk senantiasa menyempatkan diri untuk berdakwah dan berbagi pengetahuan kepada sesama, kapanpun dan dimanapun.61 Bila diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi, maka dakwah pada waktu itu dilakukan oleh Rasulullah secara tatap muka. Model komunikasi (dakwah) seperti ini terus bertahan dan dilanjutkan oleh para sahabat. Dengan berinteraksi secara langsung, berdakwah dengan model tersebut menjadi relatif efektif. Dampak yang ditimbulkan dari komunikasi (dakwah) yang dilakukan dapat dipantau, sejauh mana pesan dakwah memberikan pengaruh terhadap umat.62
59
Ibid. Ibid. 61 Donny B. U., Internet Sebagai Media Dakwah Islami, artikel diakses pada 10 April 2007 dari http://ictwatch.com/paper/paper020.htm. 62 Dharmawan, Islam Virtual, hal. 61. 60
Semangat dakwah tersebut merupakan suatu bentuk tanggung jawab moral yang sangat mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya untuk melakukan dakwah terus dilakukan hingga kini. Seiring dengan kemajuan teknologi, cara berdakwah pun mengalami perkembangan. Dakwah tidak lagi dilakukan secara sederhana, tapi mulai memanfaatkan kemajuan teknologi. Setelah beratus tahun berselang sejak dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah menggunakan medium bit, binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di buku mendapatkan komplementernya berupa teks dan hypertext di internet. 63 Hal ini dilakukan agar segmen dakwah menjadi lebih meluas dan agar dakwah dapat dilakukan lebih intensif. Dengan ditopang oleh ICT (Information and Communication Technology) yang semakin maju dan bersifat saling menunjang (convergence), khususnya telepon, komputer, dan satelit yang membentuk jaringan komunikasi di alam maya (cyber), kini informasi sudah mengejawantah dalam segala bentuk (omniform), berada dimana-mana (omniplace) dan untuk berbagai keperluan (omnipurpose). Dengan bantuan internet, pertukaran informasi sekarang bisa dilakukan kapan saja tanpa mengenal batasan waktu, wilayah, dan budaya.64 Internet mengalami perkembangan yang begitu pesat. Awal mulanya digunakan oleh kalangan peneliti terbatas, kemudian kalangan akademisi, dan akhirnya kini dapat digunakan untuk umum. Dari yang awalnya sebagai media 63 64
Donny, Internet Sebagai Media Dakwah Islami. Dharmawan, Islam Virtual, hal viii.
riset menjadi media komersial. Dari yang awalnya untuk kepentingan satu negara saja berubah menjadi milik publik.65 Tatkala membicarakan dunia cyber selalu disertai dengan pembicaraan mengenai manfaat dan mudharat jaringan internet untuk individu dan masyarakat. Banyak manfaat yang bisa diperoleh oleh umat Islam dari internet, mulai sebagai ajang silaturahmi dengan saudara seiman dari berbagai belahan dunia, saluran membuka dan mendapatkan peluang bisnis, tempat mengakses informasi dan ilmu pengetahuan, sebagai sarana dakwah, wahana pembentukan jamaah Islamiyah atau komunitas Islam virtual, hingga alat mengimbangi ghazwul fikri yang bersifat mendiskreditkan Islam dan umat Islam dari pihak-pihak tertentu.66 Sesuai dengan makna yang terkandung dalam firman Allah SWT dalam Q.S. Al Hujurat ayat 6 yang menerangkan bahwa:67
!"
./0 + 1'( ☺9' >?@7
)* + ,-
#$%&'(
3#4%567
2
='+531'(
#' !::;<
EF C D 3A(B!6'( Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”68
65
Ibid, hal. 53. Ibid, hal. ix. 67 Ibid, hal. vii. 68 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Bandung: J-ART, 2004), hal. 517. 66
Terdapat enam hikmah yang dapat kita ambil dari ayat tersebut. Pertama, komunitas muslim sudah berabad-abad diperkenalkan dengan makna informasi. Dengan menggunakan terminology berita (news) dalam terjemahan ayat tersebut, kaum muslimin generasi awal (610-632 SM) sudah memahami perilaku informasi. Kedua, mengingat keberlakuan firman Allah tersebut sepanjang kehidupan alam raya ini, maka umat Islam akan selalu berhubungan dengan persoalan informasi. Kaum muslimin akan selalu berurusan dengan masalahmasalah yang ditimbulkan oleh informasi. Informasi akan senantiasa mewarnai kehidupan umat Islam. Ketiga, surat Al Hujurat termasuk surat madaniyah, surat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW telah hijrah ke Madinah dan membangun masyarakat muslim di sana. Itu artinya peranan informasi menjadi sangat penting dalam pembinaan masyarakat muslim. Keempat, berita atau informasi itu memiliki klasifikasi ada yang dapat dipercaya dan ada yang perlu diragukan. Hal ini terutama disebabkan oleh sumber beritanya. Jika berita itu datang dari orang fasik maka beritanya tidak bisa dipercaya, paling tidak harus diragukan kebenarannya dan tidak dijadikan sebagai bahan rujukan untuk mengambil keputusan. Kelima, berita yang hadir dihadapan kita tidaklah lahir begitu saja melainkan hasil bentukan si pembuatnya. Padahal si pembuat berita itu boleh jadi memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, baik maksud positif (produktif) maupun negatif (destruktif).
Keenam, dalam menerima suatu kabar kaum muslimin hendaknya bersikap kritis. Kaum muslim harus senantiasa melakukan check and recheck dengan informasi yang kita peroleh supaya kita tidak salah dalam bertindak dengan informasi yang kita terima. Hanya orang-orang yang mau dan mampu menggunakan akalnya (ilmunya) yang dapat melakukan sikap kritis tersebut. Meskipun dakwah melalui internet jumlahnya masih sedikit, kalangan umat Islam di Indonesia yang menggunakan internet sebagai media dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah. Total jumlah pengguna internet di Indonesia saja terhitung baru sekitar 2% saja dari total penduduk Indonesia. Tetapi semangat berdakwah tersebut tidak mengurungkan niat para pelaku dakwah digital. Fenomena dakwah digital tersebut memang berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi (TI) di dunia.69 Internet merupakan media yang efektif bagi dakwah dan penyebaran informasi. Meskipun demikian Internet tidak akan bisa menggantikan peran ulama, kiai dan ustadz. Menurut Onno W. Purbo, internet hanyalah sebuah media komunikasi, justru seorang pendakwah (da’i) dapat dengan mudah memiliki jutaan umat saat mereka menggunakan internet. Sedangkan Ahmad Najib Burhani, menyatakan bahwa internet memungkinkan setiap orang untuk bertanggung jawab secara individu, termasuk soal agama. Tetapi apakah internet bisa menjadi tempat yang tepat untuk suatu proses penjelajahan kehidupan beragama yang penuh makna. Menurut Najib, mengutip Steven Walman pendiri BeliefNet, internet bisa menjadi alternatif media ketika
69
Donny, Internet Sebagai Media Dakwah Islami.
seseorang sangat disibukkan dengan aktifitas kesehariannya sehinga tidak dapat mengikuti acara keagamaan yang memerlukan kehadiran fisik.70 Internet memberikan beberapa keuntungan sebagai media dakwah. Beberapa keuntungan yang didapat dengan dakwah melalui internet ditinjau dari sifatnya adalah:71 1. Tidak tergantung waktu dan tempat Dakwah bukan lagi kegiatan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu yang terbatas. Informasi mengenai Islam dapat didapatkan kapan saja dan di mana saja. Informasi tersebar di internet, jika membutuhkannya cukup mengaksesnya. Kegiatan dakwah bisa terus dilakukan selama 24 jam. 2. Cakupan yang luas Jika tidak diberi pembatasan hak akses, maka informasi yang kita sebarkan di internet dapat diakses oleh banyak orang. Cakupan dari internet adalah seluruh dunia. Dakwah tidak lagi terbatas untuk kalangan tertentu saja, informasi yang kita sampaikan akan bersifat universal karena semua orang akan membacanya. 3. Pendistribusian yang cepat Seseorang memuat artikelnya di suatu situs internet, beberapa hari kemudian ia mendapati artikelnya sudah dimuat di situs yang lain. Internet menjadi media penyebaran informasi yang tercepat saat ini. Hanya dalam hitungan detik, informasi yang baru kita tuliskan sudah bisa tersebar ke manamana. 70 71
Ibid. Dharmawan, Islam Virtual, hal. 63.
4. Keragaman cara penyampaian Dengan bentuk keragaman yang ditawarkan oleh internet, mulai dari menampilkan bentuk tulisan sampai bentuk audio visual yang menarik, maka cara dakwah yang ditempuh bisa beragam. Keragaman ini jugalah yang membuat dakwah melalui internet bisa menjangkau banyak segmen. Dengan berbagai keuntungan yang di atas, internet bisa menjadi media dakwah yang efektif. Efektivitas dakwah juga dikarenakan semakin banyaknya da’i yang menggunakan media internet sebagai media dakwah.
BAB III GAMBARAN UMUM WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID
Sejarah dan Perkembangan Saat ini Islam merupakan agama dengan jumlah penganut terbesar kedua di dunia. Dengan sekitar 26% dari seluruh penduduk dunia, masyarakat Islam bisa dikatakan besar dan beragam latar belakangnya. 72 Dengan semakin meningkatnya penduduk muslim di dunia yang memiliki latar belakang yang berbeda, baik kultur negara maupun pendidikannya dan juga luas wilayah geografis yang harus dijangkau, akan semakin sulit untuk membentuk masyarakat Islam secara global. Jika tidak dibangun, masyarakat yang mengaku Islam itu hanya akan menjadi buih yang terombang-ambing di lautan.73 Seperti kita lihat keadaan kaum muslimin di Indonesia yang masih banyak terpuruk ke dalam kesyirikan, bid’ah, khurafat, dan amalan lain yang menyelisihi ajaran Islam serta terpuruk ke dalam kemiskinan.74 Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari umat Islam di Indonesia dalam menyebarkan ajaran yang paling asasi dalam Islam seperti aqidah, tauhid dan akhlak. Teknologi dapat digunakan untuk membantu kita membangun masyarakat Islam secara global. Teknologi informasi, khususnya internet
72
Zulfikar S. Dharmawan, Islam Virtual: Keberadaan Dunia Islam di Internet, (Ciputat: Mifta, 2004), hal. 54. 73 Ibid, hal. 55. 74 Yayasan Al-Sofwa, Tentang Kami, artikel diakses pada 11 Juli 2007 dari www.alsofwah.or.id.
merupakan alternatif agar kita dapat selalu terhubung dengan masyarakat Islam secara global. Kemudahan yang diberikan oleh internet agar pesan yang disampaikan dapat menjangkau seluruh dunia. 75 Internet telah digunakan oleh kaum kafir untuk menghancurkan dan melemahkan Islam dengan menyajikan isu-isu yang mendiskreditkan Islam seperti tuduhan Islam teroris, fundamentalis dan kekerasan lainnya. Selain itu internet telah digunakan sebagai media kaum kafir untuk menghancurkan akhlak kaum muslim. Sudah menjadi rahasia umum bahwa internet telah dijadikan media yang menampilkan pornografi. Saat ini, internet dapat dijadikan referensi dalam mencari materi yang berbau pornografi. Serangan opini publik yang telah dilakukan oleh kaum kafir harus ditangkal dengan opini publik juga. Maka, dalam rangka menyebarkan dan mengembangkan dakwah Islam ahlussunnah wal jama’ah maka timbullah pemikiran untuk mendirikan website yang berada di bawah naungan Yayasan Al-Sofwa.76 Yayasan Al-Sofwa berusaha menggunakan segala sarana modern yang memungkinkan untuk memperluas dakwah atau penyebaran ajaran Islam kepada seluruh kaum muslim baik yang di Indonesia maupun yang di luar Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia.77 Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Yayasan Al-Sofwa turut bertanggung jawab untuk
75
Dharmawan, Islam Virtual, hal. 55. Wawancara Pribadi dengan Ust. Achmad Farhan. Jakarta, 16 Juli 2007. 77 Ibid. 76
membantu mencerdaskan bangsa, memperbaiki aqidah dan akhlak masyarakat serta berusaha mengentaskan mereka dari keterpurukan yang dialami. 78 Website alsofwah.or.id pertama kali online pada 1 Oktober 2000 dengan para pendiri Abu Muadz, Abu Wafa Lc, Abu Muthi’ah S. Kom. Website alsofwah.or.id merupakan website yang memberikan pencerahan umat, khususnya dalam bidang tauhid, akidah, dan akhlak dalam mewujudkan masyarakat Islami dengan menyajikan rubrik keislaman serta berita dunia Islam secara berimbang, akurat, faktual, aktual dan continue.79 Makna dari nama alsofwah adalah yang terpilih, yang bersih, yang murni. Website ini bermaksud untuk membersihkan dan memurnikan tauhid umat Islam dari amalan-amalan yang menyalahi aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya dan mengajak umat Islam untuk kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya.80 Perkembangan website alsofwah.or.id dari sejak online hingga sekarang cukup menggembirakan bagi pihak redaksi. Perkembangan ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah anggota mailing list, sambutan dan komentar user/pengunjung dalam buku tamu website, dan user online yang dulu hanya 30-50 user namun sekarang mencapai 100 user bahkan lebih perhari.81 Website alsofwah
dalam penyajiannya memberikan ilmu-ilmu
keislaman serta berusaha menampilkan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat seperti: fatwa, buletin online, berita-berita dunia Islam. Hal inilah yang 78
Al-Sofwa, Tentang Kami. Cici Widiawati, Aplikasi Perencanaan pada Website alsofwah.or.id, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005), hal. 31. 80 Ibid, hal. 32. 81 Wawancara Pribadi dengan Ust. Achmad Farhan. 79
merupakan daya tarik bagi pelanggan dalam mengakses website ini. Materi website merujuk pada kitab-kitab para ulama besar ahlussunnah wal jama’ah dan buku dalam teks berbahasa Indonesia maupun berbahasa Arab serta membuka website-website tertentu yang menyediakan atau mendukung materi pada website alsofwah. Sumber tersebut dapat memudahkan redaksi dalam menjawab pertanyaan maupun menyiapkan materi-materi website.82
Visi, Misi dan Tujuan Motto website alsofwah.or.id yang ada pada tampilan website setiap kali kita mengakses website ini adalah “Situs Dakwah dan Informasi Islam”. Motto ini mengandung arti bahwa website alsofwah.or.id berusaha mengajak manusia untuk senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya serta menyediakan kegiatan-kegiatan ataupun informasi-informasi tentang dakwah Islamiyyah yaitu keislaman yang dibutuhkan oleh masyarakat. Website alsofwah.or.id lebih terfokus pada penyajian informasi Islam yang meliputi dunia Islam dan ilmu-ilmu keislaman.83 Visi dari website alsofwah.or.id adalah media dakwah dan informasi Islam. Website ini menyajikan informasi yang faktual, aktual, terpercaya, akurat, dan interaktif yang dibutuhkan oleh umat Islam serta dapat menjembatani informasi yang berkembang secara cepat di seluruh belahan dunia.84
82
Ibid. Ibid. 84 Widiawati, Aplikasi Perencanaan, hal. 33. 83
Untuk mencapai visi tersebut website alsofwah.or.id mempunyai misi utama yaitu memberikan pemahaman Islam yang benar serta menjalin silaturahim dan komunikasi umat untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan umat Islam melalui perjuangan dakwah, pendidikan, informasi dan pengembangan ekonomi sesuai syariat Islam berdasarkan Alquran dan Sunnah Nabi untuk meraih ridlo Allah Subhanahu wa Ta’ala.85 Strategi yang dilakukan website alsofwah.or.id untuk mencapai visi dan misi tersebut adalah:86 1. Memberikan layanan informasi, 2. Menjadi penyeimbang berita tentang Islam, 3. Memberikan layanan konsultasi, 4. Menjadi forum diskusi interaktif di dunia maya. Pendirian
website
alsofwah.or.id
bertujuan
merealisasikan
pembangunan dan saling tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa, guna mencapai kehidupan lahir dan batin yang layak bagi manusia terutama masyarakat Islam di dalam arti yang seluas-luasnya untuk meraih ridlo Allah SWT.87 Adapun tujuan website alsofwah.or.id terbagi menjadi dua, yaitu:88 1. Tujuan jangka pendek a. Memberikan pemahaman keislaman kepada pelanggan berdasarkan pada Alquran dan Sunnah serta berdasarkan aqidah ahlussunnah wal
85
Ibid, hal. 31. Ibid, hal. 33. 87 Al-Sofwa, Tentang Kami. 88 Widiawati, Aplikasi Perencanaan, hal. 32. 86
jama’ah dan manhaj (jalan) para salaf shalih (pendahulu umat yang baik). b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang berita Islam baik dalam maupun luar negeri. c. Memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang segala hal yang berkaitan dengan Yayasan Al-Sofwa. 2. Tujuan jangka panjang a. Menjadikan website alsofwah.or.id sebagai sumber ilmu keislaman yang mudah didapatkan bagi kaum mslimin yang ingin membaca, mempelajari dan mengamalkannya. b. Memperkenalkan Islam melalui website alsofwah.or.id kepada seluruh umat di dunia. C. Struktur Organisasi Yayasan Al-Sofwa dalam mengelola segala sumber daya bagi kepentingan dakwah, pendidikan dan sosial, membentuk tiga departemen dan satu divisi, yaitu: 1. Departemen dakwah 2. Departemen pendidikan 3. Departemen sosial 4. Divisi litbang dan informasi89
89
Al-Sofwa, Tentang Kami.
Website alsofwah yang bergerak dalam bidang dakwah memiliki struktur redaksi sebagai berikut: Ketua Yayasan Ketua Dep Dakwah
Sekretaris
Pimpinan Redaksi
Administratur
Staff Redaksi Keterangan: -------
= garis koordinasi = garis komando
Keterangan Struktur Organisasi Ketua Yayasan Al-Sofwa
:
Abu Bakar M. Altway
Sekretaris
:
Ahmad Farhan Hamim
Ketua Dep Dakwah
:
Khusnul Yaqin, Lc
Pimpinan Redaksi
:
Hanif Yahya Asyari, Lc
Staff Redaksi (pemateri)
:
Izzudin Karimi, Lc, Muhammad Ruliandi, Lc, Herman Susilo, dll
Administratur
:
Drs. Iwan Muhijat
D. Menu Website alsofwah.or.id Menu yang disajikan oleh website alsofwah merupakan materi-materi keislaman yaitu aqidah, syariah, fiqih, akhlak dan tsaqofah. Menu tersebut
diaplikasikan dalam rubrik-rubrik website yang dapat diakses oleh pelanggan setiap saat. Rubrik tersebut adalah:90 1. Buletin
: berisi tentang materi pada bulletin Annur yang terbit setiap hari jumat.
2. Do’a
: berisi tentang do’a-do’a serta fadhilahnya.
3. Fatwa
: berisi tentang kebijakan yang dikeluarkan oleh ulamaulama mengenai masalah keislaman.
4. Hadits
: berisi tentang hadits-hadits Nabi Muhammad dan penjelasannya.
5. Khutbah
: berisi tentang materi khutbah jum’at terutama yang disampaikan di masjid Al-Sofwa.
6. Kisah
: berisi tentang kisah-kisah yang mengandung hikmah dan pelajaran dalam kehidupan.
7. Mu’jizat
: berisi tentang mu’jizat/kelebihan yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul.
8. Qur’an
: berisi tentang ayat-ayat Alquran beserta tafsir dan penjelasannya.
9. Sakinah
: berisi tentang konsultasi masalah keluarga Islami.
10. Tarikh
: berisi tentang sejarah Islam
11. Tokoh
: berisi tentang perjalanan para tokoh Islam dalam sejarah Islam.
12. Aqidah
90
: berisi tentang materi pemahaman aqidah Islamiyah.
Yayasan Al-Sofwa, Homepage, artikel diakses pada 11 Juli 2007 dari www.alsofwah.or.id.
13. Fiqih
: berisi tentang materi fiqih Islam.
14. Tsaqofah
: berisi tentang artikel-artikel kajian keislaman.
15. Sastra
: berisi tentang wawasan sastra Islam.
16. Kegiatan Sosial : berisi kegiatan yang akan dan telah dilakukan oleh Yayasan Al-Sofwa yang bersifat sosial. 17. Dunia Islam
: berisi tentang berita-berita perkembangan Islam di seluruh dunia.
18. Pustaka Sofwa : berisi tentang koleksi buku-buku Islam yang dapat dipesan secara online. 19. Kajian
: berisi tentang kajian keislaman dengan materi yang aktual dan faktual.
20. Kaset
: berisi tentang koleksi kaset yang dapat dipesan secara online.
21. Kegiatan
: berisi tentang agenda kegiatan yang akan dan telah dilakukan oleh Yayasan Al-Sofwa.
22. Konsultasi
: berisi tentang layanan konsultasi bagi pelanggan mengenai masalah yang ingin diketahui menurut ajaran Islam.
23. Materi KIT
: berisi tentang materi dalam program Kajian Islam Terbuka (KIT) yang diselenggarakan oleh Yayasan AlSofwa.
24. Ekonomi Islam : berisi tentang kajian ekonomi menurut Islam.
25. Analisa
: berisi tentang analisa keislaman yang diambil dari Alquran dan Hadits.
26. Senyum
: berisi tentang humor Islami.
27. Download
: berisi tentang ayat Alquran, Hadits, artikel, dan materi khutbah yang dapat di download secara gratis.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Pelanggan Website alsofwah.or.id 1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Ditinjau dari aspek jenis kelamin, karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id dapat digambarkan dalam Tabel 1 berikut : Tabel 1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah 53 11 64
Persentase (%) 82,81 17,19 100,00
Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa sebesar 82,81% responden berjenis kelamin laki-laki dan 17,19% berjenis kelamin perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pelanggan website alsofwah.or.id ditinjau dari jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan relatif dominan laki-laki. 2. Karakteristik Responden Menurut Usia Usia dapat mempengaruhi kebutuhan seseorang dalam mendapatkan informasi tentang hal yang berhubungan dengan keyakinannya. Kebutuhan dan keinginan seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Ditinjau dari aspek usia responden, pelanggan website alsofwah.or.id dapat dikelompokkan sebagai berikut: Tabel 2. Karakteristik Responden Menurut Usia No. 1. 2. 3.
Usia ( tahun ) 16 – 25 26 – 35 36 – 45
Jumlah 8 23 23
Persentase (%) 12,50 35,94 35,94
4.
> 46 10 15,63 Total 64 100,00 Sesuai Tabel 2 di atas, diketahui bahwa usia responden sebesar 35,94%
berusia 26-35 tahun dan 36-45 tahun, 15,63% berusia di atas 46 tahun, dan 12,50% berusia 16-25 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pelanggan website alsofwah.or.id tergolong usia dewasa yang biasanya telah memiliki orientasi dalam hidupnya, sehingga mereka akan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya termasuk pengetahuan dalam agama/keyakinannya. 3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pelanggan website alsofwah.or.id
memiliki latar belakang pendidikan
yang berbeda-beda, seperti terlihat pada tabel 3. Tabel 3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pendidikan Terakhir SMP SMU Diploma/Akademi Sarjana Lainnya Total
Jumlah 0 9 7 45 3 64
Persentase (%) 0,00 14,06 10,94 70,31 4,69 100,00
Dari tabel di atas terlihat bahwa 70,31% telah menempuh pendidikan perguruan tinggi, 14,06% lulusan SMU, 10,94% lulusan diploma/akademi, dan 4,69% lainnya yaitu lulusan S2, dan dari responden yang diteliti tidak terdapat responden yang berpendidikan SMP. Hasil survei menunjukkan bahwa yang menjadi pelanggan website alsofwah.or.id
sebagian besar memiliki pendidikan yang cukup tinggi yaitu
hampir rata-rata telah menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Tingkat
pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pola berfikirnya. Pelanggan yang berpendidikan tinggi akan cenderung lebih kritis dan berhati-hati dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di kehidupan terutama yang menyangkut dengan keyakinannya. Mereka akan mencari informasi yang lengkap dan sesuai dengan ajaran keyakinannya yaitu Al-Quran dan Sunnah. 4. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Mata pencaharian atau pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dapat mempengaruhi kebutuhan akan informasi. Pekerjaan seseorang berkaitan dengan penghasilan
yang diperoleh oleh seseorang dan berpengaruh terhadap
kemampuannya dalam mendapatkan informasi. Karakteristik responden menurut jenis pekerjaan dapat digambarkan dalam Tabel 4 berikut : Tabel 4. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan No. 1. 2. 3. 4.
Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa Karyawan/i Wiraswasta Lainnya Total
Jumlah 1 49 5 9 64
Persentase (%) 1,56 76,56 7,81 14,06 100,00
Dari Tabel 4 di atas dapat di lihat bahwa pelanggan website alsofwah.or.id yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah karyawan/i sebesar 76,56% (frekuensi akses setiap bulan >5x berjumlah 24 orang, 2-3x berjumlah 11 orang, 1x berjumlah 10 orang dan 4-5x berjumlah 4 orang), lainnya 14,06% (frekuensi aksesnya >3x berjumlah 3 orang, 1x, 2-3x dan 4-5x masing-masing berjumlah 2 orang), wiraswasta 7,81% (frekuensi akses per bulan >5x berjumlah 3 orang, 1x berjumlah 2 orang), dan pelajar/mahasiswa 1,56% (frekuensi akses selama
sebulan 2-3x yaitu 1 orang). Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan website alsofwah.or.id didominasi oleh karyawan/i yang tergolong dalam usia dewasa. Karyawan/i dalam rutinitas pekerjaannya dapat mencari pengetahuan tentang agama yang dilakukan disela-sela waktu mereka bekerja dengan mengakses website. Biasanya tempat mereka bekerja terdapat fasilitas komputer yang terkoneksi dengan internet, sehingga mereka dapat mengakses informasi melalui internet di saat mereka bekerja. Sedangkan bagi seorang wiraswasta cenderung lebih sedikit, hal ini dimungkinkan dengan sistem kerja mereka yang tidak selalu di tempat dan kemungkinan mereka dapat mengakses internet setiap saat bagi mereka yang mempunyai alat komunikasi (handphone) yang dapat terkoneksi dengan jaringan internet. Bagi pelajar/mahasiswa lebih sedikit dalam hal mengakses internet karena gaya hidup (life style) mereka lebih cenderung untuk membentuk komunitas dengan teman sebayanya sesuai dengan kesamaan karakter, hobi, asal daerah, dan lainnya. 5. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendapatan Ditinjau dari aspek tingkat pendapatan responden dapat di lihat dalam tabel 5 berikut. Tabel 5. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendapatan No. 1. 2. 3. 4.
Penghasilan < 1 juta 1 - 3 juta 3 - 5 juta > 5 juta Total
Jumlah 8 16 19 21 64
Persentase (%) 12,50 25,00 29,69 32,81 100,00
Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa pendapatan responden sebagian besar di atas Rp. 5.000.000,00 yaitu 32,81%, antara Rp. 3.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00 sebesar 29,69%, antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 sebesar 25,00% dan di bawah Rp. 1.000.000,00 sebesar 12,50%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan pelanggan adalah di atas Rp. 5.000.000,00, yang dapat dikategorikan dalam tingkat sosioekonomi menengah dimana sebagian besar pelanggan website alsofwah.or.id adalah karyawan/i yang telah mempunyai penghasilan tetap setiap bulannya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan akan informasi (agama) yang dapat diperoleh melalui media terutama media elektronik untuk masyarakat khususnya umat Islam kurang memasyarakat. Masyarakat secara umum telah merasa cukup dengan informasi (agama) yang diperoleh dari pengajian/kajian yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Karena dengan mengakses internet untuk mendapatkan pengetahuan (agama), mereka harus mengeluarkan biaya untuk browsing di warnet (warung internet) atau melalui handphone mereka. Pendapatan seseorang akan mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi (memperoleh) suatu produk (pengetahuan). Sekarang ini, kebutuhan akan internet lazimnya pada segmen masyarakat melek teknologi (intelektual) dan yang berpenghasilan menengah ke atas. 6. Waktu Responden Mengenal Website alsofwah.or.id Responden sebagian besar sudah cukup lama mengenal keberadaan website alsofwah.or.id. secara rinci lamanya responden mengenal website alsofwah.or.id dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 6. Waktu Responden Mengenal Website alsofwah.or.id No. 1. 2. 3. 4.
Waktu < 1 tahun 1 - 2 tahun 3 - 4 tahun > 4 tahun Total
Jumlah 2 22 15 25 64
Persentase (%) 3,13 34,38 23,44 39,06 100,00
Melihat tabel 6 di atas, diketahui bahwa responden mengenal website alsofwah.or.id sudah lebih dari 4 tahun sebanyak 39,06%, antara 1 – 2 tahun sebanyak 34,38%, antara 3 – 4 tahun sebanyak 23,44% dan kurang dari 1 tahun 3,13%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah cukup lama mengenal website alsofwah.or.id. Responden telah mengenal dan menjadi pelanggan aktif website alsofwah.or.id tidak lama setelah website ini mulai online yaitu pada tahun 2000. Responden yang mayoritas seorang karyawan/i dan berpendidikan tinggi biasanya akan berusaha mencari informasi apalagi tentang pengetahuan yang berkaitan dengan keyakinannya melalui berbagai sumber yang dapat memperluas khazanah pengetahuannya ditambah dengan adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sering membuat bingung seseorang dalam memahami agama sehingga tidak hanya taklid pada perkataan seseorang saja. 7. Frekuensi Responden Mengakses Website alsofwah.or.id Gambaran mengenai frekuensi responden dalam mengakses website alsofwah.or.id dapat dilihat dalam tabel 7 berikut. Tabel 7. Frekuensi Responden Mengakses Website alsofwah.or.id
No. 1. 2. 3. 4.
Frekuensi (perbulan) 1x 2-3x 4-5x >5x Total
Jumlah 14 14 6 30 64
Persentase (%) 21,88 21,88 9,38 46,88 100,00
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa frekuensi responden dalam mengakses website alsofwah.or.id cukup tinggi yaitu lebih dari 5 kali dalam sebulan sebesar 46,88% (berpenghasilan >5 juta sebanyak 9 orang, 3-5 juta sebanyak 7 orang, 1-3 juta sebanyak 6 orang, <1 juta sebanyak 3 orang), antara 2 – 3 kali (berpenghasilan >5 juta sebanyak 5 orang, 3-5 juta sebanyak 4 orang, 1-3 juta sebanyak 4 orang, <1 juta sebanyak 2 orang) dan 1 kali (berpenghasilan >5 juta sebanyak 6 orang, 3-5 juta sebanyak 5 orang, <1 juta sebanyak 3 orang) dalam sebulan masing-masing 21,88% dan antara 4 – 5 dalam sebulan sebesar 9,38% kali (berpenghasilan 1-3 juta sebanyak 6 orang, 3-5 juta sebanyak 3 orang, >5 juta sebanyak 1 orang). Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam seminggu mengakses website alsofwah.or.id bisa dilakukan lebih dari 1 (satu) kali, karena dimungkinkan bahwa sebagian besar responden yang menjadi seorang karyawan/i mengakses internet saat mereka di tempat kerja. Faktor penghasilan yang diterima tiap bulan kurang mempengaruhi frekuensi responden dalam mengakses internet, hal ini merupakan indikator bahwa informasi merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang. 8. Menu Favorit Responden Dalam Mengakses Website alsofwah.or.id
Responden alsofwah.or.id dalam mengakses menu yang terdapat di website alsofwah.or.id cukup beragam. Adapun frekuensi pengaksesan menu website alsofwah.or.id dapat dilihat dalam tabel 8 berikut. Tabel 8. Frekuensi Akses Menu Website alsofwah.or.id No. 1. 2. 3. 4. 5.
Menu Aqidah Syariah Fiqih Akhlak Tsaqofah Total
Jumlah 27 9 12 11 5 64
Persentase (%) 42,19 14,06 18,75 17,19 7,81 100,00
Berdasarkan tabel 8 di atas terlihat bahwa menu yang sering diakses oleh responden adalah masalah aqidah, yaitu sebesar 42,19% (18 orang laki-laki dan 9 orang perempuan), masalah fiqih sebesar 18,75% (11 orang laki-laki dan 1 orang perempuan), masalah akhlak sebesar 17,19% ( 10 orang laki-laki dan 1 perempuan), masalah syariah yang di dalamnya mencakup muamalah dan ibadah sebesar 14,06% (9 orang laki-laki), dan masalah tsaqofah sebesar 7,81% (5 orang laki-laki). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pelanggan website alsofwah.or.id cenderung lebih sering mengakses masalah aqidah, karena aqidah merupakan fondasi dalam agama. Hal ini juga dipengaruhi oleh maraknya ajaran-ajaran agama yang menyimpang dari aqidah Islam seperti : Ahmadiyah, Lia Aminudin (Lia Eden). Dalam ilmu aqidah, responden dapat memperoleh informasi hal-hal yang berhubungan dengan ketauhidan yaitu keyakinan atas adanya Tuhan yaitu Allah SWT. Dengan tauhid yang kokoh, seorang muslim tidak akan mudah goyah dalam keyakinan yang mereka yakini. 9. Alternatif Responden Selain Mengakses Website alsofwah.or.id
Banyak jenis situs (website) yang dapat kita akses dari internet, baik website keagamaan, website pendidikan, website organisasi/kelembagaan, website media informasi hingga website porno. Begitu pula dengan website keislaman, banyak website keislaman yang dapat diakses oleh responden baik website lokal maupun website non-lokal. Alternatif responden selain mengakses website alsofwah.or.id dapat ditunjukkan pada tabel 9 berikut : Tabel 9. Alternatif Mengakses Website No. 1. 2. 3.
Alternatif Website Jumlah Persentase (%) Website Islam Indonesia 24 37,50 Website Islam International 6 9,38 Website Umum 34 53,13 Total 64 100,00 Dari tabel 9 di atas, terlihat bahwa sebagian besar responden apabila
website alsofwah.or.id mengalami gangguan atau responden menginginkan informasi yang lain, alternatif yang dilakukan adalah mengakses website umum yaitu sebanyak 53,13%, website Islam lokal (Indonesia) sebanyak 37,50% dan website Islam non-lokal (Internasional) sebanyak 9,38%. Hal ini menunjukkan bahwa selain pengetahuan agama, responden juga membutuhkan informasi yang terjadi di lingkungan kehidupannya agar antara kehidupan akhirat dan kehidupan dunia saling seimbang. Website umum yang juga dapat diakses oleh responden seperti website sebuah media cetak atau media elektronik, website organisasi atau kelembagaan, maupun website umum yang menyajikan berbagai informasi dalam bidang kehidupan. 10. Kedekatan (Ormas)
Responden
Terhadap
Organisasi
Kemasyarakatan
Banyak organisasi kemasyarakatan (ormas) yang ada di Indonesia. Semua ormas yang ada tersebut merupakan suatu wadah yang memiliki tujuan yang sama yaitu menegakkan kalimatillah. Kedekatan responden terhadap ormas dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 10. Afiliasi Responden Terhadap Ormas No. 1. 2. 3. 4. 5.
Ormas NU Muhammadiyah Al Irsyad Persis Lainnya Total
Jumlah 7 13 2 0 42 64
Persentase (%) 10,94 20,31 3,13 0 65,62 100,00
Dari tabel 10 di atas terlihat bahwa kedekatan responden terhadap ormas yang ada di Indonesia sangat beragam, yaitu 65,62% menjawab lainnya, Muhammadiyah sebanyak 20,31%, NU sebanyak 10,94% dan Al Irsyad sebanyak 3,13%. Walaupun kebanyakan ormas Islam yang tergolong besar seperti NU dan Muhammadiyah telah memiliki website sendiri, tidak tertutup kemungkinan bagi anggotanya untuk mencari informasi selain website dari ormas yang mereka ikuti. Hal ini menunjukkan bahwa setiap ormas Islam harus saling melengkapi dalam perjuangan menegakkan kalimatillah, jangan saling menjatuhkan satu dengan lainnya. Karena tidak ada kesempurnaan di dunia ini, kecuali hanya milik Allah SWT. 11. Karakteristik Responden Menurut Tempat Tinggal Ditinjau dari aspek tempat tinggal responden dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 11. Domisili Responden No. 1.
Wilayah Jabodetabek
Jumlah 31
Persentase (%) 48,44
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur DI. Yogyakarta Kalimantan Sulawesi Sumatra Bali The Haque, Europe
4 6,25 4 6,25 5 7,81 1 1,56 8 12,50 8 12,50 1 1,56 1 1,56 1 1,56 Total 64 100,00 Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, setiap informasi dapat kita
ketahui dengan cepat walau dari daerah pedalaman sekalipun. Begitu pula dengan mengakses internet, seseorang akan segera memperoleh informasi yang diinginkannya kapanpun dan dimanapun berada. Dari tabel 11 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berdomisili di Jabodetabek yakni sebesar 48,44%, Kalimantan dan Sulawesi masing-masing sebesar 12,50%, Jawa Timur sebesar 7,81%, Jawa Barat dan Jawa Tengah masing-masing sebesar 6,25%, dan untuk wilayah DIY, Sumatra, Bali dan di luar negeri (The Haque, Europe) masing-masing 1,56%. Hal ini dikarenakan redaksi website alsofwah.or.id berada di wilayah Jakarta dan tingkat masyarakat di wilayah Jabodetabek yang melek teknologi lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Responden Terhadap Website alsofwah.or.id Berdasarkan penyebaran kuesioner kepada responden mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap website alsofwah.or.id diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 12. Tanggapan Responden Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id
No.
Indikator
STS
TS
S
SS
(1)
(2)
(3)
(4)
Skor
RataRata
1
Isi pesan dakwah (X8)
1
3
24
36
223
3,48
2
Sumber dapat dipercaya (X4)
1
3
36
24
211
3,30
3
Bahasa yang komunikatif (X9)
2
6
33
23
205
3,20
4
Variasi rubrik (lengkap) (X2)
1
6
41
16
200
3,13
5
Informasi yang up to date (X7)
2
2
46
14
200
3,13
6
Kecepatan akses (loading) (X1)
2
5
44
13
196
3,06
7
Materi yang selalu di up date (X6)
1
4
50
9
195
3,05
8
Respon terhadap masukan (X5)
1
8
47
8
190
2,97
9
Design tampilan yang menarik (X10)
2
11
39
12
189
2,95
10
Pelayanan redaksi yang memuaskan (X3)
2
4
54
4
188
2,94
Keterangan :
STS = TS =
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
S = SS =
Setuju Sangat Setuju
1. Isi Pesan Dakwah Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa responden menyatakan sangat setuju bahwa isi pesan yang disampaikan oleh website alsofwah.or.id merupakan faktor yang paling mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id dengan nilai sebesar 3,48 (tabel 12). Isi pesan (materi) dakwah, dibandingkan dengan website lainnya khusus website Islam, menurut responden materi yang disampaikan lebih mudah difahami, yaitu 56,25% responden menyatakan sangat setuju, 37,50% responden menyatakan setuju, 4,69% responden menyatakan tidak setuju dan 1,56% responden menyatakan sangat tidak setuju. Dalam berdakwah, materi (pesan dakwah) yang akan disampaikan oleh seorang da’i merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu dakwah. "Isi adalah raja" adalah ungkapan yang tepat. Pesan dakwah yang akan disampaikan haruslah disesuaikan dengan mad’u yang akan dihadapinya. Dalam
penyampaian materi dakwah-pun, seorang da’i haruslah pandai mengemasnya. Mad’u akan mudah menerima materi yang disampaikan oleh seorang da’i jika materi yang disampaikannya sesuai dengan karakteristiknya. Begitu pula berdakwah melalui dunia maya. Materi yang akan disampaikan kepada pelanggan, haruslah disesuaikan dengan target sasaran (segmen) yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk website alsofwah.or.id sendiri, segmen yang menjadi sasaran dalam berdakwah adalah orang-orang yang melek teknologi dan membutuhkan informasi/pengetahuan agama yang tinggi namun kurang memiliki waktu untuk menghadiri dan mengikuti kajian-kajian keagamaan di sebuah tempat. Sehingga mereka akan menggunakan jalan lain untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam mendapatkan pengetahuan agama, yaitu dengan jalan mengakses sebuah website.
2. Sumber Dapat Dipercaya Berdasarkan tabel 12, terlihat bahwa untuk instrumen sumber dapat dipercaya diperoleh nilai rata-rata 3,30 yang berarti bahwa pelanggan website alsofwah.or.id setuju bahwa sumber dapat dipercaya mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id. Selain isi pesan dakwah, sumber dapat dipercaya dalam sebuah informasi sangat menentukan pelanggan untuk menerima informasi-informasi yang disampaikan oleh sebuah media informasi dengan kata lain sumber yang
terpercaya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan pelanggan. Menurut responden, informasi yang disampaikan oleh website alsofwah.or.id merujuk pada sumber yang terpercaya terutama dari Al-Quran dan As Sunnah serta dilengkapi dari kitab-kitab para ulama besar ahlussunnah wal jamaah, yaitu 37,50% responden menyatakan sangat setuju, 56,25% responden menyatakan setuju, 4,69% responden menyatakan tidak setuju dan 1,56% responden menyatakan sangat tidak setuju. Pelanggan tentunya memerlukan jaminan kepercayaan bahwa semua informasi atau ilmu yang disampaikan oleh website alsofwah.or.id benarbenar terpercaya dari sumbernya yaitu Al-Quran dan As Sunnah. Pelanggan alsofwah yang dominan berpendidikan tinggi biasanya sangat kritis dan sangat memperhatikan aspek kredibilitas dalam sebuah informasi, apalagi yang berhubungan langsung dengan keyakinannya. Pelanggan tentunya tidak mau sembarangan dan langsung percaya dalam mendapatkan sebuah informasi. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku yang disebabkan oleh pola pikir dan pengalaman-pengalamannya. Orang yang memiliki pengetahuan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih berhati-hati dalam mempercayai suatu informasi. 3. Bahasa Yang Komunikatif Berdasarkan jawaban dari responden, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,20 (tabel 12) yang berarti setuju bahwa instrumen bahasa yang komunikatif merupakan faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id. Bahasa yang digunakan dalam website alsofwah lebih komunikatif dibandingkan dengan website lainnya (website Islam), 35,94% responden
menyatakan sangat setuju, 51,56% responden menyatakan setuju, 9,38% responden menyatakan tidak setuju dan 3,13% responden menyatakan sangat tidak setuju. Dalam berdakwah, bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan (materi) dakwah juga mendukung dalam keberhasilan sebuah dakwah. Bahasa yang komunikatif adalah bahasa yang mudah untuk difahami bagi yang mendengar (mad’u) sehingga makna dari suatu kata dapat dimengerti. Bahasa yang digunakan oleh seorang da’i harus disesuaikan dengan karakteristik mad’u yang dihadapinya. Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak, remaja maupun orang tua akan berbeda. Berdakwah dihadapan buruh pabrik dengan pegawai kantoran, bahasa yang digunakan juga akan berbeda. Begitu pula berdakwah dihadapan orang-orang intelektual dengan orang yang berpendidikan rendah, bahasanya-pun akan berbeda. Bahasa yang digunakan dalam berdakwah harus disesuaikan dengan mad’u yang menjadi target dakwah, sehingga pesan (materi) dakwah yang disampaikan dapat diterima oleh mad’u dengan baik dan tepat. 4. Variasi Rubrik Lengkap Berkenaan dengan variasi rubrik, responden menyatakan setuju bahwa variasi rubrik yang terdapat pada website alsofwah.or.id merupakan faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah dengan rata-rata skor dari jawaban responden sebesar 3,13 (tabel 12). Responden menyatakan bahwa rubrik yang terdapat pada website alsofwah lebih lengkap dibandingkan website lain, yaitu 25,00% responden menyatakan sangat setuju, 64,06%
responden menyatakan setuju, 9,38% responden menyatakan tidak setuju dan 1,56% responden menyatakan sangat tidak setuju. Website alsofwah yang merupakan salah satu dari website Islam yang dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Website ini berupaya untuk senantiasa memberikan informasi yang terkait dengan ajaran agama Islam. Karena cakupan agama yang sangat luas, maka website alsofwah menyajikan materi yang dapat dikategorikan ke dalam rubrik-rubrik sehingga memudahkan pelanggan dalam pencarian informasi yang mereka inginkan. Adapun preferensi pelanggan terhadap rubrik alsofwah dapat terlihat dalam tabel berikut : Tabel 13. Preferensi Pelanggan Terhadap Rubrik Yang Terdapat Pada Website alsofwah.or.id No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rubrik Rubrik Quran Rubrik Aqidah Rubrik Fiqih Rubrik Hadits Rubrik Fatwa Rubrik Dunia Islam Rubrik Kisah Rubrik Khutbah Rubrik Ekonomi Islam Rubrik Tokoh Rubrik Sakinah Rubrik Tarikh Rubrik Tsaqofah Rubrik Kegiatan Sosial Rubrik Kajian Rubrik Mukjizat Rubrik Analisa Rubrik Download Rubrik Konsultasi Rubrik Kegiatan
STS (1) 1 2 1 2 2 1 1 1 0 2 1 0 2 0 3 1 1 1 1 0
TS (2) 2 0 3 2 2 2 5 3 3 3 5 6 2 3 3 5 3 8 7 6
S (3) 29 32 32 33 37 40 35 39 42 38 37 38 41 45 38 41 45 36 38 43
SS (4) 32 30 28 27 23 21 23 21 19 21 21 20 19 16 20 17 15 19 18 15
Skor 220 218 215 213 209 209 208 208 208 206 206 206 205 205 203 202 202 201 201 201
RataRata 3,44 3,41 3,36 3,33 3,27 3,27 3,25 3,25 3,25 3,22 3,22 3,22 3,20 3,20 3,17 3,16 3,16 3,14 3,14 3,14
21 22 23 24 25 26 27
Rubrik Pustaka Rubrik Do'a Rubrik Buletin Rubrik Senyum Rubrik Materi KIT Rubrik Sastra Rubrik Kaset
Keterangan :
STS = TS =
2 3 3 1 1 0 0
Sangat Tidak Sering Tidak Sering
4 6 7 5 8 9 18 S = SS =
42 36 36 47 42 43 34
16 19 18 11 13 12 12
200 199 197 196 195 195 186
3,13 3,11 3,08 3,06 3,05 3,05 2,91
Sering Sangat Sering
Berdasarkan tabel 13 di atas, diketahui bahwa secara keseluruhan rubrikrubrik alsofwah disukai oleh pelanggan. Adapun preferensi pelanggan sesuai dengan ranking jawaban responden terlihat bahwa untuk rubrik Al-Quran (32 responden menjawab SS terdiri 27 laki-laki dan 5 perempuan; 29 responden menjawab S terdiri 24 laki-laki dan 5 perempuan; 2 responden laki-laki menjawab TS; 1 responden perempuan menjawab STS) , Aqidah (32 responden menjawab S terdiri 27 laki-laki dan 5 perempuan; 30 responden menjawab SS terdiri 25 lakilaki dan 5 perempuan; 2 responden menjawab STS yaitu masing-masing 1 lakilaki dan perempuan), Fiqih (32 responden menjawab S terdiri 27 laki-laki dan 5 perempuan; 28 responden menjawab SS terdiri 23 laki-laki dan 5 perempuan; 3 responden laki-laki menjawab TS; 1 responden perempuan menjawab STS), Hadits (33 responden menjawab S terdiri 29 laki-laki dan 4 perempuan; 27 responden menjawab SS terdiri 21 laki-laki dan 6 perempuan; 2 responden lakilaki menjawab TS; 2 responden menjawab STS masing-masing 1 laki-laki dan perempuan) lebih sering di akses oleh responden. Selanjutnya menu yang sering di akses oleh responden berdasarkan preferensi pelanggan yaitu Fatwa (37 responden menjawab S terdiri 30 laki-laki dan 7 perempuan; 23 responden menjawab SS terdiri 20 laki-laki dan 3 perempuan; 2 responden laki-laki
menjawab TS; 2 responden menjawab STS masing-masing 1 laki-laki dan perempuan), Dunia Islam (40 responden menjawab S terdiri 33 laki-laki dan 7 perempuan; 21 responden menjawab SS terdiri 18 laki-laki dan 3 perempuan; 2 responden laki-laki menjawab TS; 1 responden perempuan menjawab STS), Kisah (35 responden menjawab S terdiri 29 laki-laki dan 6 perempuan; 23 responden menjawab SS terdiri 19 laki-laki dan 4 perempuan; 5 responden laki-laki menjawab TS; 1 responden perempuan menjawab STS), Khutbah (29 responden menjawab S terdiri 23 laki-laki dan 6 perempuan; 21 responden menjawab SS terdiri 18 laki-laki dan 3 perempuan; 3 responden menjawab TS terdiri 2 laki-laki dan 1 perempuan; 1 responden perempuan menjawab STS), Ekonomi Islam (42 responden menjawab S terdiri 35 laki-laki dan 7 perempuan; 19 responden menjawab SS terdiri 16 laki-laki dan 3 perempuan; 3 responden menjawab TS terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan), Tokoh (38 responden menjawab S terdiri 32 laki-laki dan 6 perempuan; 21 responden menjawab SS terdiri 17 laki-laki dan 4 perempuan; 3 responden laki-laki menjawab TS; 2 responden menjawab STS masing-masing 1 laki-laki dan perempuan), Sakinah (37 responden menjawab S terdiri 31 laki-laki dan 6 perempuan; 21 responden menjawab SS terdiri 17 lakilaki dan 4 perempuan; 5 responden laki-laki menjawab TS; 1 responden perempuan menjawab STS), Tarikh (38 responden menjawab S terdiri 32 laki-laki dan 6 perempuan; 20 responden menjawab SS terdiri 16 laki-laki dan 4 perempuan; 6 responden menjawab TS terdiri 5 laki-laki dan 1 perempuan), Tsaqofah (41 responden menjawab S terdiri 35 laki-laki dan 6 perempuan; 19 responden menjawab SS terdiri 15 laki-laki dan 4 perempuan; 2 responden laki-
laki menjawab TS; 2 responden menjawab STS terdiri masing-masing 1 laki-laki dan perempuan), Kegiatan Sosial (45 responden menjawab S terdiri 38 laki-laki dan 7 perempuan; 16 responden menjawab SS terdiri 13 laki-laki dan 3 perempuan; 3 responden menjawab TS terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan), Kajian (38 responden menjawab S terdiri 32 laki-laki dan 6 perempuan; 20 responden menjawab SS terdiri 16 laki-laki dan 4 perempuan; 3 responden lakilaki menjawab TS; 3 responden menjawab STS terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan), Mukjizat (41 responden menjawab S terdiri 35 laki-laki dan 6 perempuan; 17 responden menjawab SS terdiri 14 laki-laki dan 3 perempuan; 5 responden menjawab TS terdiri 4 laki-laki dan 1 perempuan; 1 responden perempuan menjawab STS), Analisa (45 responden menjawab S terdiri 38 lakilaki dan 7 perempuan; 15 responden menjawab SS terdiri 13 laki-laki dan 2 perempuan; 3 responden menjawab TS terdiri 2 laki-laki dan 1 perempuan; 1 responden perempuan menjawab STS), Download (36 responden menjawab S terdiri 28 laki-laki dan 8 perempuan; 19 responden menjawab SS terdiri 17 lakilaki dan 2 perempuan; 8 responden laki-laki menjawab TS; 1 responden perempuan menjawab STS), Konsultasi (38 responden menjawab S terdiri 33 lakilaki dan 5 perempuan; 18 responden menjawab SS terdiri 14 laki-laki dan 4 perempuan; 7 responden menjawab TS terdiri 6 laki-laki dan 1 perempuan; 1 responden perempuan menjawab STS), Kegiatan (43 responden menjawab S terdiri 35 laki-laki dan 8 perempuan; 15 responden menjawab SS terdiri 13 lakilaki dan 2 perempuan; 6 responden menjawab TS terdiri 5 laki-laki dan 1 perempuan), Pustaka (42 responden menjawab S terdiri 34 laki-laki dan 8
perempuan; 16 responden menjawab SS terdiri 14 laki-laki dan 2 perempuan; 4 responden menjawab TS terdiri 3 laki-laki dan 1 perempuan; 2 responden laki-laki menjawab STS), Do’a (36 responden menjawab S terdiri 30 laki-laki dan 6 perempuan; 19 responden menjawab SS terdiri 15 laki-laki dan 4 perempuan; 6 responden laki-laki menjawab TS; 3 responden menjawab STS terdiri 2 laki-laki dan 1 perempuan), Buletin (36 responden menjawab S terdiri 30 laki-laki dan 6 perempuan; 18 responden menjawab SS terdiri 15 laki-laki dan 3 perempuan; 7 responden menjawab TS terdiri 6 laki-laki dan 1 perempuan; 3 responden menjawab STS terdiri 2 laki-laki dan 1 perempuan), Senyum (47 responden menjawab S terdiri 42 laki-laki dan 5 perempuan; 11 responden menjawab SS terdiri 8 laki-laki dan 3 perempuan; 5 responden menjawab TS terdiri 3 laki-laki dan 2 perempuan; 1 responden perempuan menjawab STS), Materi KIT (42 responden menjawab S terdiri 34 laki-laki dan 8 perempuan; 13 responden menjawab SS terdiri 11 laki-laki dan 2 perempuan; 8 responden laki-laki menjawab TS; 1 responden perempuan menjawab STS), Sastra (43 responden menjawab S terdiri 36 laki-laki dan 7 perempuan; 12 responden menjawab SS terdiri 10 laki-laki dan 2 perempuan; 9 responden menjawab TS terdiri dari 7 lakilaki dan 2 perempuan) dan yang terakhir rubrik Kaset (34 responden menjawab S terdiri 29 laki-laki dan 5 perempuan; 12 responden menjawab SS terdiri 10 lakilaki dan 2 perempuan; 18 responden menjawab TS terdiri 14 laki-laki dan 4 perempuan). Dari informasi sebelumnya, diketahui bahwa menu yang sering di akses oleh responden adalah Aqidah dan Fiqih (Tabel 8). Hal ini menunjukkan bahwa
ilmu agama yang sangat paling utama difahami dan diyakini oleh responden dalam beragama adalah tentang aqidah yang merupakan tonggak kokoh-rapuhnya suatu keyakinan seseorang. Selanjutnya ilmu fiqih yang mengajarkan kita hukumhukum yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan dalam menjalankan ibadah kepada sang Khalik dan dilengkapi dengan ilmu-ilmu agama yang lainnya. 5. Informasi Yang Up to date Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa responden setuju jika instrumen informasi yang up to date merupakan faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id dengan skor rata-rata sebesar 3,13 (tabel 12). Untuk penilaian terhadap informasi yang disajikan oleh website alsofwah up to date, yaitu sebanyak 21,88% responden menyatakan sangat setuju, 71,88% menyatakan setuju dan masing-masing 3,13% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Informasi yang up to date merupakan hal yang harus menjadi perhatian bagi redaksi sebuah media informasi karena dengan sajian informasi tersebut, pelanggan dapat memperoleh informasi terkini. Bisa dibayangkan jika informasi yang out of date saja yang selalu disajikan oleh redaksi kepada pelanggan sehingga pelanggan ketinggalan untuk mengetahui informasi terkini. Tapi tidak semua hal yang out of date harus dihilangkan, informasi yang out of date akan dapat dinikmati dan bisa menjadi lebih menarik jika ada pembahasan yang lebih mendalam seperti dengan adanya investigasi. Bagi website alsofwah sendiri, dalam setiap rubrik yang ditawarkan tidak semuanya diisi dengan informasi-informasi yang up to date. Seperti dalam rubrik
tarikh, tokoh, mukjizat lebih mengacu pada kitab-kitab yang menjelaskan tentang kejadian-kejadian yang telah lama berlalu. Namun, ada pula rubrik yang senantiasa dinantikan oleh pelanggan untuk menyajikan informasi-informasi yang up to date seperti dalam rubrik dunia Islam, kegiatan, kajian. 6. Kecepatan Akses (Loading) Berdasarkan tabel 12 terlihat bahwa responden menyatakan setuju apabila kecepatan akses (loading) merupakan faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id, dimana jawaban responden berada pada rentang skala setuju yaitu sebesar 3,06 (tabel 12). Untuk persentase jawaban responden terhadap instrumen kecepatan akses (loading), yaitu 20,31% responden menyatakan sangat setuju, 68,75% responden menyatakan setuju, 7,81% responden menyatakan tidak setuju dan 3,13% responden menyatakan sangat tidak setuju. Suatu situs atau website dapat dikatakan menarik salah satu faktornya adalah kecepatan loading sehingga tidak membuat pengakses terlalu lama menunggu loading halaman web. Hal ini akan mampu membius para pelanggan (netter) untuk mengunjungi dan berlama-lama menjelajahinya dan akhirnya pesan dapat sampai ke pelanggan dengan baik. Salah satu alasan utama yang sering membuat pengunjung suatu situs (web) pergi meninggalkannya dengan cepat (bahkan tidak mengunjunginya kembali) adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memunculkan informasi yang mereka cari dari situs tersebut.
7. Materi Yang Selalu di Up date
Pelanggan (netter) selalu menginginkan informasi yang up to date sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan informasi yang ada di masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut, maka informasi (materi) yang disajikan oleh website alsofwah.or.id harus selalu di up date. Hasil jawaban dari responden berkenaan dengan materi yang selalu di up date, responden menyatakan setuju bahwa materi yang selalu di up date merupakan faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id yang ditunjukkan dengan rata-rata skor 3,05 (tabel 12). Rincian jawaban responden mengenai materi yang selalu di up date, yaitu 14,06% responden menyatakan sangat setuju, 78,13% responden menyatakan setuju, 6,25% responden menyatakan tidak setuju dan 1,56% responden menyatakan sangat tidak setuju. Dalam rubrik yang disajikan oleh website alsofwah tidak semuanya harus menyajikan informasi yang up to date seperti dalam rubrik Aqidah, Fiqih, Hadits. Namun, seluruh materi yang ada dalam setiap rubrik perlu di up date secara berkala sehingga pelanggan akan memperoleh informasi yang baru bagi mereka terutama dalam rubrik Dunia Islam, Kegiatan, Kegiatan Sosial dan Kajian. 8. Respon Terhadap Masukan Berkaitan dengan instrumen respon terhadap masukan diperoleh nilai ratarata skor sebesar 2,97 (tabel 12) yang berarti bahwa responden setuju bahwa respon terhadap masukan merupakan faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id. Untuk respon terhadap masukan yang diberikan oleh website alsofwah kepada pelanggan, rata-rata nilai jawaban dari
responden kurang responsif yaitu 12,50% responden menyatakan sangat setuju, 73,44% responden menyatakan setuju, 12,50% responden menyatakan tidak setuju dan 1,56% responden menyatakan sangat tidak setuju. Guna menarik simpati pelanggan terhadap website alsofwah, redaksi harus mampu menanggapi setiap masukan serta keluhan yang diberikan oleh pelanggan, sehingga pelanggan merasa diperhatikan dan akan merasa terpuaskan serta menimbulkan preferensinya terhadap website alsofwah. Redaksi selalu berupaya menanggapi setiap masukan dan keluhan yang diberikan pelanggan. Hal ini dapat terlihat dari adanya kotak saran yang disediakan oleh redaksi website setiap kita berkunjung di yayasan Al Sofwa, selain itu redaksi selalu menerima masukan dan keluhan dalam buku tamu yang disediakan dalam website alsofwah.or.id. 9. Design Tampilan Yang Menarik Ketika melihat sebuah situs yang baru pertama dilihat, netter akan melihat tampilan apa yang ada di depan mata. Untuk isi, mungkin nomor berikutnya. Berdasarkan tabel 12 diketahui responden menyatakan setuju bahwa design tampilan yang menarik untuk sebuah website merupakan faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah dengan nilai ratarata sebesar 2,95. Sesuai hasil jawaban dari angket yang telah disebar 18,75% responden menyatakan sangat setuju, 60,94% responden menyatakan setuju, 17,19% responden menyatakan tidak setuju dan 3,13% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Mendesain web yang tepat dan menarik akan memberikan daya tarik tersendiri bagi pelanggan untuk mengakses website alsofwah. Desain web merupakan perpaduan antara seni, pengetahuan dan keterampilan. Adanya kesatuan dan keterpaduan desain merupakan hal yang penting dalam segi estetika maupun segi navigasi, supaya pelanggan (netter) tidak mengalami kebingungan dalam menelusuri halaman-halaman web. Seringkali netter merasa bosan dengan desain yang ditampilkan oleh sebuah situs, hal ini disebabkan oleh kurangnya warna, kurangnya variasi teks serta ukuran atau situs tersebut terlihat ramai dan kacau dengan warna yang tidak sesuai komposisinya dan terlalu banyak menggunakan font dalam berbagai ukuran. Desain web yang baik adalah adanya keseimbangan antara seni dan teks. 10. Pelayanan Redaksi Yang Memuaskan Berdasarkan tabel 12, diperoleh nilai rata-rata skor sebesar 2,94 yang menunjukkan bahwa pelanggan website alsofwah.or.id setuju bahwa pelayanan redaksi yang memuaskan merupakan faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah. Untuk pelayanan yang diberikan oleh redaksi website alsofwah yang memuaskan, sebesar 6,25% responden menyatakan sangat setuju, 84,38% responden menyatakan setuju, 6,25% responden menyatakan tidak setuju dan 3,13% responden menyatakan sangat tidak setuju. Disamping kualitas isi pesan dakwah yang harus diperhatikan dalam sebuah media informasi, kualitas pelayanan yang memuaskan pelanggan tetap menjadi sesuatu yang harus diperhatikan pula. Pelayanan yang baik adalah mampu memberi keselarasan terhadap kebutuhan pelanggan yang menuntut untuk terpenuhi. Redaksi website alsofwah senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya walaupun mempunyai keterbatasan sumber daya
manusia yaitu dengan menyediakan rubrik khusus yaitu rubrik konsultasi yang mewadahi tempat bagi pelanggan untuk bertanya tentang suatu hal, selain itu pula redaksi alsofwah juga memberi layanan melalui email maupun telepon.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari latar belakang dan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka bagian akhir skripsi tentang preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id ditinjau dari jenis kelamin lebih dominan laki-laki yaitu sebesar 82,81%, tergolong usia dewasa yaitu 35,94% antara usia 26-35 tahun dan 36-45 tahun. Pendidikan terakhir responden 70,31% adalah sarjana, yang mata pencahariannya sebagai karyawan/i sebesar 76,56%. Tingkat pendapatan responden berkisar antara 1 juta hingga di atas 5 juta perbulan. Responden mengenal website alsofwah 39,06% lebih dari 4 tahun sedang frekuensi mengaksesnya 46,88% lebih dari 5x dalam sebulan. Menu yang menjadi favorit bagi pelanggan dalam mengakses website alsofwah adalah tentang aqidah sebesar 42,19%. Alternatif responden selain mengakses website alsofwah yaitu 53,13% juga mengakses website umum. Afiliasi responden terhadap organisasi kemasyarakatan (ormas) banyak yang menjawab lainnya yaitu sebesar 53,13%. Responden lebih banyak yang berdomisili di daerah Jabodetabek yaitu sebesar 48,44%. 2. Berdasarkan hasil preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id, ratarata responden menyatakan puas terhadap informasi yang disajikan oleh website alsofwah melalui rubrik-rubriknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap
website alsofwah.or.id sesuai tingkat
preferensinya adalah isi pesan dakwah, sumber dapat dipercaya, bahasa yang komunikatif, variasi rubrik (lengkap), informasi yang up to date, kecepatan
akses (loading), materi yang selalu di up date, respon terhadap masukan, design tampilan yang menarik, dan pelayanan redaksi yang memuaskan. 3. Preferensi pelanggan
terhadap
rubrik
yang
disajikan
oleh
website
alsofwah.or.id sesuai dengan penilaian pelanggan yaitu rubrik Quran, Aqidah, Fiqih, Hadits, Fatwa, Dunia Islam, Kisah, Khutbah, Ekonomi Islam, Tokoh, Sakinah, Tarikh, Tsaqofah, Kegiatan Sosial, Kajian, Mukjizat, Analisa, Download, Konsultasi, Kegiatan, Pustaka, Do’a, Buletin, Senyum, Materi KIT, Sastra, dan Kaset. B. Saran Berdasarkan pada hasil kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran, antara lain kepada : 1. Redaksi Website Dalam upaya meningkatkan loyalitas dan preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id
hendaknya redaksi website lebih meningkatkan
pelayanannya terutama dalam merespon masukan dari pelanggan dan melakukan up date materi pada rubrik secara rutin. 2. Pelanggan Website Pengetahuan dan ilmu dapat diperoleh dari berbagai sumber, maka selain mengakses dari internet juga dibarengi dengan membaca buku serta ikut dalam kajian-kajian. Seorang muslim berkewajiban untuk menyebarluaskan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain.
3. Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
Ormas Islam yang telah memiliki website untuk terus meningkatkan kualitas penyajian materi yang bermanfaat bagi masyarakat, sedangkan bagi ormas yang belum memiliki website dapat lebih giat berdakwah melalui forumforum diskusi atau penerbitan buku-buku Islam. 4. Fakultas Dakwah khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Laboratorium komputer dan sumber daya manusia (dosen dan mahasiswa) yang dimiliki oleh fakultas dakwah dapat dimaksimalkan dengan membuat website atau blog khusus untuk fakultas dakwah, sehingga kegiatan dakwah di fakultas akan lebih luas jangkauannya.
DAFTAR PUSTAKA Abidin Ass., Djamalul. Komunikasi dan Bahasa Dakwah. Jakarta: Gema Insani Press, 1996. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Basuki, Sulistyo. Dasar-Dasar Teknologi Informasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1998. Bridge, Mac. The Internet. United Kingdom, 1996. Brosur Internet. Serba-Serbi Internet. Jakarta: PT Bitnet Komunikasindo, 1999. Brown, Steve. Internet Lewat Mosaic dan WWW. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1995. Daryanto. Memahami Kerja Internet. Bandung: Yrama Widya, 2004. Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahnya. Bandung: J-ART, 2004. Dharmawan, Zulfikar S. Islam Virtual: Kebebasan Dunia Islam di Internet. Ciputat: Mifta, 2004. Hadi, Sutrisno. Metode Penelitian Research. Jakarta: Andi Offset, 1990. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisa Perencanaan Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 2000. - - - - . Manajemen Pemasaran (Edisi Milenium). Jakarta: Indek, 2000. - - - - . Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta: Erlangga, 1996. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Muis, Abdul. Indonesia di Era Dunia Maya: Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas. Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2001. Nasrullah, dkk. Geliat Da’wah di Era Baru: Kumpulan Wawancara Da’wah. Ciputat: Izzah Press, 2001. Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 2000. Riduwan. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta, 2003. Rosergren, Karl Erik. Media Gratifications Research Curent Perspectives. Beverly Hill: Sage Publication, 1985. Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media, 2003. Sidharta, Lani. Internet: Informasi Bebas Hambatan 2. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1996.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2004. Soekanto, Soejono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 1984. Solomon dalam Ferrinadewi E dan Darmawan D. Perilaku Konsumen: Analisis dan Model Keputusan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2004. Sugiono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2003. Tosin, Rijan dan Catur Meiwanto. e-Commerce di Internet. Jakarta: Dinastindo, 2000. Tuwu, Alimuddin, pen. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press, 1993. Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000. Wahid, Umaimah. Media Convergence Chapter I. Diktat Mata Kuliah Informatika. Wawancara Pribadi dengan Ust. Achmad F. Jakarta, 16 Juli 2007. Widiawati, Cici. ”Aplikasi Perencanaan pada Website alsofwah.or.id.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Jakarta. 2005. Wijela, Michael R. Kursus Kilat 24 Jurus Internet Eksplorer 3. Jakarta: PT Dinastindo, 1997. Anonimus. “Sejarah Internet Indonesia.” Artikel diakses pada 10 April 2007 dari www.wikipedia.org. Anonimus. “Situs Islam: Dakwah dan Jihad.” Artikel diakses pada 8 April 2007 dari www.detik.com. Donny B. U. “Internet Sebagai Media Dakwah Islami.” Artikel diakses pada 10 April 2007 dari http://ictwatch.com/paper/paper020.htm. Purbo, Onno W. “Sejarah Internet di Indonesia.” Artikel diakses pada 10 April 2007 dari
[email protected]. Subroto, Gatot. “Internet Sebagai Sumber Belajar Anak dan Keluarga.” Artikel diakses pada 8 April 2007 dari http://www.pustekkom.go.id/teknodik/t7/711.htm. Surjadi, Harry. “Konsep Situs Web: Belajarlah dari Kebutuhan!.” Artikel diakses pada 8 April 2007 dari http://www.rad.co.id/homes/edward/intbasic/1.htm. Yayasan Al-Sofwa. “Tentang Kami.” Artikel diakses pada 11 Juli 2007 dari www.alsofwah.or.id. - - - - . “Homepage.” Artikel diakses pada 11 Juli 2007 dari www.alsofwah.or.id. www.pustakaonline.wordpress.com
Analisa : Menggugurkan Kandungan Menurut Perspektif Fiqh Islam oleh : Dr. Muh. Nuaim Yasin Bagian Keempat Pendapat Yang Rajih (Kuat) Sesungguhnya pentarjihan terhadap pendapat tertentu dalam hukum pengguguran kandungan menurut fiqih Islam, beranjak dari batas paling bawah yang disepakati oleh para fuqaha pendahulu kita. Saya tidak yakin ada seorang pembahas muslim yang boleh melampaui batas itu dalam membahas masalah ini, yaitu nash-nash alQur’an dan hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang disepakati oleh ulama tentang keshahihannya dan disepakati oleh fuqaha untuk diambil sebagai dalil, yaitu hadits tentang peniupan ruh yang telah disebutkan berkali-kali. Seperti yang telah kami kemukakan, para fuqaha mengambil dari hadits ini bahwa kehidupan manusia mulai sejak peniupan ruh dan tidak dimulai sebelumnya. Sedangkan makhluk yang diciptakan oleh Allah di dalam perut ibu sebelum peniupan ruh tidak disebut manusia, maka tidak seharusnya dia diberi karakteristik dan hukum manusia serta tidak harus disamakan penghormatan dan penjagaannya dengan manusia. Dari sini, kesepakatan mereka, seperti yang dijelaskan pada bagian ketiga, bahwa pengguguran kandungan sebelum peniupan ruh tidak dianggap sebagai pembunuhan, melainkan merusak makhluk yang dipersiapkan menjadi manusia atas kehendak Allah. Ketetapan yang telah disepakati oleh para ulama pendahulu kita inilah yang akan kami jadikan sebagai titik tolak untuk mentarjih hukum pengguguran kandungan. Karena benar tidaknya dalam tarjih sangat tergantung kepada titik tolak dan kaidah yang dijadikan sandaran di atasnya. Maka dari itu kami berpendapat – sebelum menetapkan pendapat yang rajih- untuk memperkuat titik tolak tersebut, yaitu dengan menambahkan dalil-dalil dan bukti-bukti bahwa sosok seorang manusia itu bermula setelah janin berusia empat bulan sejak berada di dalam perut ibunya, bukan sebelumnya. Maka menurut pendapat kami: 1. Di dalam hadits tentang peniupan ruh, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kejadian seorang itu dikumpulkan di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumpal darah beku. Manakalah genap empat puluh hari ketiga, berbahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah Ta’ala mengutus seorang malaikat untuk meniupkan roh serta memerintahkannya supaya menulis empat perkara, yaitu ditentukan rizki, waktu kematian, amal serta nasibnya, baik mendapat kecelakaan atau kebahagiaan.” (Lihat Fathul Bari, juz XI, hal. 416 dan Shahih Muslim dengan Syarah an-Nawawiy, juz XVI, hal. 195). Hadits Rasulullah di atas memberikan batasan tentang fase-fase penciptaan
manusia walaupun tidak menjelaskan karakteristik dari masing-masing fase. Namun yang dapat kita ambil faedahnya –dalam pembahasan kita tentang awal kepribadian manusia ini- adalah batas waktu yang disebutkan di dalam hadits itu menunjukkan dua hal: Pertama, penulisan takdir yang berkaitan dengan manusia yang hendak diciptakan, baik dari segi rezeki, ajal, amal, kesengsaraan maupun kebahagiaan. Kedua, tentang peniupan ruh. Maksud umum dari batasan waktu itu adalah bahwa sifat-sifat kemanusiaan tidak diberikan oleh Allah kepada makhluk yang doletakkan oleh Allah di dalam perut ibunya sebelum dia sampai pada umur empat bulan pertama dari umur janin. Maksud umum seperti inilah yang dijadikan sandaran oleh para fuqaha terdahulu yang kemudian mereka tegaskan bahwa sifat-sifat kemanusiaan pada janin itu ada setelah ditiupkan ruh kepadanya. (Lihat Nail al-Authar, asy-Syaukani yang dinukil dari Imam Syafi’i, pendapat yang hampir sama dengan pendapat ini di dalam juz. !V, hal. 83. Berikut akan kami rinci maksud global yang sudah dianggap cukup oleh para ulama terdahulu tersebut. Takdir Allah adalah pengetahuan-Nya tentang apa yang akan terjadi pada makhluk di masa mendatang. Dan takdir adalah undang-undang yang pasti, yang ditetapkan oleh Allah terhadap wujud ini, serta aturan-aturan umum yang mengaitkan antara sebab dan akibatnya, seperti yang difirmankan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala, artinya “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (al-Qamar; 49). Sedangkan qadha adalah tindakan Allah dalam mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan dan kehendaj-Nya. Adapun takdir Allah , seperti yang nampak, telah ada dan tertulis di dalam Lauhul Mahfuzh sebelum takdir terjadi dan sebelum adanya sebab musababnya, yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Subhaanu Wa Ta’ala. (Lihat, Ibnul Qayyim, arRuh, hal. 217). Para Malaikat adalah tentara Allah yang menjalankan takdir yang telah Allah tetapkan dan mereka tidak mengetahui takdir itu kecuali yang telah diberitahukan oleh Allah kepada mereka. Ketika Allah ingin menciptakan makhluk, maka dia menunjukkan takdirnya terhadap mekhluk itu kepada malaikat agar dia melaksanakannya. Lalu para malaikat itu mulai menjalankan takdir itu sejak awal keberadaan makhluk tersebut. Jika pengetahuan tentang takdir itu sudah dilaksanakan, maka keluarlah dia dari wilayah keghaiban. Hal demikian ini berlaku pada setiap makhluk. Jadi takdir manusia telah tertulis di dalam Lauhul Mahfuzh sebelum adanya kenyataan dan sebelum dikhabarkan kepada malaikat. Setiap manusia ada seorang malaikat yang diperintahkan oleh Allah agar
mengatur masalah masalah wujudnya pada setiap fase penciptaannya. Malaikat itulah yang menjalankan takdir Allah yang terulis di dalam Lauhul Mahfuzh itu. Untuk menjalankan takdir itu, Allah membekali dengan program-program takdir yang berkaitan dengan setiap manusia sebelum terlaksananya takdir iru, agar penerapan takdir itu sesuai dengan program yang telah direncanakan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Berdasarkan kenyataan yang telah disebutkan oleh syari’at di atas, maka tidak mungkin ada manusia sebelum adanya malaikat yang dibekali pengetahuan tentang takdir yang berkaitan dengannya, baik masalah ajal, rezeki, amal, kesengsaraan, maupun kebahagiaan. Adapun hadits yang kita mencoba perbincangkan maknanya di atas, adalah hadits shahih yang tidak diperselisihkan kekuatannya. Hadits itu menjelaskan bahwa Allah mengutus seorang malaikat yang menjadi wakilnya untuk menjalankan takdir-Nya pada manusia setelah janin berusia empat bulan di dalam perut ibunya, lalu dia membekalinya dengan rincian-rincian takdir yang berkaitan dengan orang tersebut. Malaikat tersebut akan sebabtiasa memperhatikan nya dan akan memberikan takdirnya sejak awal kehidupannya hingga ajalnya tiba. Lalu malaikat itu akan memberikan rezeki yang telah ditetapkan kepadanya walaupun hanya setetes air susu yang dimunum dari tubuh ibunya hingga akhirnya ajal menjemputnya, walaupun dia hanya sempat hidup beberapa saat di dalam perut ibunya. Malaikat itu juga yang menulis untuk melakukan sesuatu walaupun hany gerakan-gerakan sederhana di dalam perut ibunya. Dari pandangan di atas, kita bisa mengatakan bahwa kehidupan manusia bermula sejak peniupan ruh, seperti yang dijejaskan di dalam hadits, yang diwakilkan peniupannya kepada malaikat dan untuk menetapkan serta menjalankan takdirnya pada manusia setelah empat bulan sejak awal terbentuknya janin. Mungkin peniupan ruh ini terjadi pada hari kesepuluh yang datang setelah empat bulan, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Abbas. (Tafsir al-Qurtubi, juz II, hal. 6). Seandainya sosok seorang manusia dalam makna yang mendetil telah bermula sebelum itu, atau sejak pembuahan sel telur misalnya, tentu Allah tidak terlambat dalam mengutus malaikat dan malaikat tidak terlambat dalam bertanya tentang tugas-tugasnya yang terpenting. Kesimpulan yang diambil di atas bukan berarti menafikan adanya takdir Allah dan pelaksanaan malaikat pada sel telur, baik yang telkah dibuahi (zigot) maupun yang belum, sel sperma, zigot, segumpal darah dan segumpal daging, tetapi takdir yang ditetapkan pada masa-masa itu bukanlah takdir yang ditetapkan Allah pada masa-masa setelah janin berusia empat bulan, melainkan takdir yang ditetapkan oleh Allah pada makhluk yang dijadikan oleh Allah sebagai opersiapan untuk menciptakan manusia. Jika ditetapkan bahwa makhlkuk itu mati sebelum peniupan ruh, maka dia tidak disebut manusia, dan dia belum mempunyai takdir kemanusiaan.
2. Pandangan dalam menafsirkan hadits Ibnu Mas’ud semacam ini, diperkuat oleh hadits shahih lain yang juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, yaitu hadits Anas bin Malik dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata, “Wahai Tuhan! Ia sudah berupa darah beku. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari, Malaikat berkata lagi, Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah Ta’ala membuat keputusan untuk menciptakaannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata, Wahai Tuhan!Orang ini akan diciptakan menjadi laki-laki atau perempuan? Celaka atau bahagia?Bagaimana rezekinya serta bagaimana pula ajalnya? Semuanya dicatat semasa dia berada di dalam perut ibunya.” (Lihat Fathul Bari, juz XI, hal. 116 dan Shahih Muslim dengan Syarah an-Nawawiy, juz XVI, hal. 195). Malaikat yang bertugas pada rahim –seperti yang dipaparkan dengan jelas- tidak bertanya kepada Tuhan-Nya tentang takdir manusia kecuali setelah janin menginjak fase perkembangan ketiga; nuthfah, ‘alaqah, muddghah dan fase setelah menginjak usia empat bulan, seperti yang dijelaskan oleh hadits pertama. Setelah malaikat itu tahu bahwa Allah hendak menjadikannya manusia pada fase itu, maka dia menetapkan takdirnya sebelum manusia, yang berkaitan dengan ajal, sifat-sifat, rezeki, macam dan sebagainya. Inilah yang dimaksudkan dengan kata “yaqdhi khalqahu” (membuat keputusan untuk menciptakannya). Makna qadha’ secara bahasa berarti menciptakan dan menetapkan. Dikatakan qadhahu, jika dia menciptakan dan menetapkannya. Diantaranya adalah firman Allah di dalam surat Fushilat, artinya, “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.” (QS. al-Fushilat: 12). 3. Pemahaman terhadap hadits Ibnu Mas’ud ini akan lebih kuat lagi jika kita melihat ayat-ayat al-Qur’an lainnya yang menjelaskan tentang perkembangan penciptaan manusia di dalam perut ibunya. Misalnya saja kita ambil ayat kelima dari surat al-Hajj, yang mana Allah berfirman, artinya, “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan. Dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahui.“ (QS. al-Hajj: 5) Penjelasan Allah di atas merupakan alas an yang kuat untuk menyerang orangorang yang mengingkari hari kebangkitan yang pada dasarnya adalah mengeluarkan kehidupan dari kematian. Allah yang menciptakan Adam dari tanah –benda mati- dan yang mencitakan keturunannya dari air mani, segumpal darah,
dan segumpal daging, atau menciptakan kehidupan manusia melalui beberapa fase yang belum memiliki kehidupan yang bersifat manusiawi ini. Sungguh yang menciptakan semua ini, tentu mampu membangkitkannya kembali berdasarkan hukum logika dan rasio. Seandainya pada fase-fase pertama dalam perkembangan janin itu sudah disebut manusia, tentu maknanya tidak relevan, baik dari segi bahasa –karena akan ditakwilkan bahwa Allah mencipatakan manusia dari manusia-, maupun dari segi pengambilan dalilnya. Walaupun pada dasarnya Allah mampu menciptakan kehidupan manusia, baik dari benda mati seperti tanah, maupun dari kehidupan lain yang lebih rendah dari kehidupan manusia. Adapun penciptaan manusia yang sempurna dari manusia yang kurang sempurna –jika benar ungkapan ini- juga menunjukkan atas kekuasaan Allah. Namun demikian, orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan itu, tetap tidak percaya karena mereka berdiri di atas pandangan tidak mungkin membangkitkan kehidupan setelah kematian. Namun dari pandangan di atas, jelaslah bahwa pemahaman terhadap hadits Ibnu Mas’ud itu selaras dengan apa yang dijelaskan di dalam al-Qur’an. Pemahaman ini juga diperkuat dengan adanya ayat-ayat lain di dalam al-Qur’an, yaitu firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, artinya, “Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakaannya, dan meyempurnakannya, lalu Allah menjadikan dari padanya sepasang laki-laki dan perempuan.”(al-Qiyamah: 3739). Allah menjelaskan penciptaan setelah fase zigot dan segumpal darah. Urutan ayat tersebut disambung dengan huruf fa’ yang menunjukkan atas proses penciptaan setelah fase zigot dan segumpal darah, yaitu fase segumpal daging (mudghah) yang akhirnya sempurnalah penciptaan janin agar siap untuk ditiupkan ruh kepadanya dan siap menerima sifat-sifat kemanusiaan. Kehidupan, gerakan, dan awal pembentukan yang terjadi sebelum peniupan ruh yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lainnya itu ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya yang berbunyi, artinya, “Segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,” pada ayat ke lima dari surat al-Hajj. Adapun fase mudghah (segumpal daging), seperti yang dijelaskan di dalam hadits, datang pada janin sebelum masa peniupan ruh. Penjelasan ini juga didukung oleh firman Allah dalam surat al-Mukminun, artinya “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS. alMukminun: 12-14). Ibnu Abbas, Abu al-Aliyah dan adh-Dhahhak bin Zaid berkata, “Kehidupan itu terjadi setelah peniupan ruh, padahal sebelumnya adalah benda mati. (Tafsir alQurtubi, juz. XII, hal. 109). Hal ini diperkuat oleh pemahaman Umar dan Ali terhadap ayat ini, seperti yang dijelaskan di dalam sebuah riwayat bahwa Umar, Ali, Zubair, dan Sa’ad singgah di rumah salah seorang sahabat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka menyinggung masalah mengeluarkan mani di luar rahim. Mereka berkata, Tidak apa-apa”. Lalu salah seorang dari mereka berkata, “Mereka mengira bahwa itu sama dengan pembunuhan kecil.” Lalu Ali berkata, “Tidak dikatakan membunuh, hingga janin itu melewati tujuh tahap; hingga menjadi saripati tanah, menjadi air mani, lalu menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging, lalu menjadi rulang-tulang, kemudian menjadi daging dan akhirnya menjadi ciptaan yang lain.” Lalu Umar berkata, “Kamu benar, semoga Allah memanjangkan umurmu.” (Syarah Fath al-Qadir, juz. II. Hal. 494). Pemahaman Al;I tersebut menunjukkan bahwa menggugurkan jiwa (ruh) tidak terjadi pada janin kecuali setelah janin itu melampui semua fase-fase perkembangan tersebut. 4. Sebagian besar Fuqaha yang mensyarah hadits Ibnu Mas’ud, menafsirkan kalimat peniupan ruh itu dengan sebab yang dengannya Allah mengawali kehidupan yang diberi sifat-sifat kemanusiaan pada janin, walaupun sebagian besar dari mereka tidak secara terus terang menolak adanya kehidupan yang muthlak sebelum adanya sebab tersebut. Al-Qurthubi di dalam tafsirnya, mengatakan, “Sesungguhnya makna sabda Rasulullah, “Ditiupkan ruh kepadanya,” bahwa peniupan itu menjadi sebab penciptaan kehidupan yang manusiawi pada janin dan ini terjadi karena diciptakan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala. (Tafsir al-Qurthubi, juz. XII, hal. 6) Ibnu Hajar di dalam Fath al-Bari, menafsirkan ruh dengan mengatakan, “Pada dasarnya peniupan berarti mengeluarkan angin dari mulut peniup agar masuk ke dalam obyek yang ditiup. Akan tetapi yang dimaksud dengan peniupan itu bila disandarkan kepada Allah adalah firman-Nya “kun fayakun” (jadilah, maka jadilah ia), (Fath al-Bari, juz. XI, hal. 6) atau jadilah manusia maka jadilah dia seperti yang diperintahkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Ibnul Qayyim al-Jauziyah berpendapat bahwa janin mempunyai dua kehidupan: Pertama, seperti kehidupan tumbuhan yang diciptakan Allah pada janin sebelum peniupan ruh. Pengaruh dari kehidupan ini bahwa janin itu bisa tumbuh dan makan walaupun tanpa kehendaknya. Kedua, kehidupan manusiawi yang terjadi pada janin setelah ditiupkan ruh kepadanya. Pengaruhnya, janin itu bisa merasa dan bergerak menurut kehendaknya. (Ibnul Qayyim, at-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an, hal. 255)
5. Di antara yang juga menguatkan argumentasi para ulama yang mengatakan bahwa peniupan ruh pada janin merupakan sebab janin menjadi sosok seorang manusia, adalah keadaan ruh yang pertama kali ditiupkan kepada manusia pertama yang ditempatkan oleh Allah di muka bumi, yaitu nenek moyang manusia, Adam ‘alaihis salam.Menurut penjelasan hadits-hadits tentang masalah ini, bahwa ketika Allah Subahaanahu wa Ta’ala hendak menciptakan Adam , Dia mengutus Jibril, lalu Jibril mengambil sekepal tanah dan dijadikan tanah liat, lalu dibentuk dan ditiupkan ruh kepadanya. Ketika ruh itu masuk ke dalam tubuh Adam, jadilah tanah itu daging dan darah yang hidup dan berbicara. Itulah maksud yang dijelaskan Allah di dalam firman-Nya, artinya, “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 72) 6. Yang juga menguatkan pendapat mereka adalah adanya kesepakatan bahwa berpisahnya ruh dari badan menjadi sebab yang hakiki bagi habisnya kehidupan manusia di dunia, walaupun waktu berpisahnya ruh ini tidak dapat ditentukan secara pasti. Hakikat ini banyak dijelaskan di dalam nash-nash al-Qur’an maupun hadits Nabi. Di antaranya adalah firman Allah, artinya, “Allah mencabut jiwa (orang) ketika matinya. “ (QS. az-Zumar: 42). Atau mencabut ruhnya ketika ajalnya tiba. Yang dimaksud dengan jiwa pada ayat di atas adalah ruh.” (Tafsir al-Mawardi, juz. III, hal. 470, lihat juga Mukhtashar Ibnu Katsir, juz. III, hal. 222). Juga firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, artinya, “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalan tekanantekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya."(QS. 6:93) Pada ayat di atas terdapat isyarat yang jelas bahwa jiwa -yaitu ruh menurut para mufassir- jika keluar dari badan menyebabkan adanya kematian dan para malaikat mengulurkan tangan mereka untuk menjemputnya ketika azal manusia datang. Maka kehidupan akan habis ketika ruh keluar dari badan.” (Tafsir al-Mawardi, juz. I, hal. 545; Tafir al-Qurthubi, juz. VII, hal. 41, Syarah al-Aqidah athThahawiyah, hal. 381). Adapun hadits-hadits yang menjelaskan masalah ini banyak sekal. Di antaranya ada yang mengatakan bahwa ruh meninggalkan badan manusia ketika waktu kematian dan mata mengikuti dan melihatnya pada saat itu. Sedangkan kewajiban malaikat maut adalah mencabutnya ketika ajal tiba. Jika telah ditetapkan bahwa berpisahnya ruh dengan badan merupakan sebab yang ditetapkan Allah bagi habisnya kehidupan manusia, maka tidak diragukan lagi
bahwa adanya ruh menjadi sebab adanya kjematian. Karena Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah mengabarkan kepada kita tentang waktu peniupan ruh itu, maka tidak ada jalan lain bagi kita untuk membatasi adanya awal kehidupan manusia itu selain yang telah dikhabarkan oleh Rasulullah kepada kita tersebut. Bersambung
Artikel Sastra Merantaulah Kamis, 09 September 04 Merantaulah Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia 'kan keruh menggenang Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan Oleh: Al-imam asy-Syafi'i
Artikel Buletin An-Nur : KETIKA NIKMAT BERUBAH MENJADI AZAB Kamis, 03 Mei 07 Betapa banyak dan besar nikmat yang telah Allah subhanahu wata’ala anugerahkan kepada kita. Oleh karena itu, sepantas nyalah kita mensyukuri hal itu. Namun ada kalanya manusia lupa setelah dianugerahi nikmat-nikmat tersebut lalu menjadi kufur. Bila demikian halnya, dapatkah nikmat tersebut berubah menjadi azab dan bencana? Kapan dan bagaimana? Mengapa para pelaku dosa dan maksiat, khususnya orang-orang kafir hidup dalam kesenangan seakan seisi dunia dan segala jenis kebaikan tumpah ruah untuk mereka? Lalu bagaimana nikmat bisa hilang dari genggaman seorang Mukmin.? Nikmat Berubah Menjadi Azab dan Bencana Bila ditanyakan, “Dapatkah nikmat berubah menjadi azab dan bencana? Maka jawabannya secara pasti, 'Ya.!' Sedangkan kapan dan bagaimana? Maka hal itu dapat terjadi bila kita tidak pernah bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, di antara doa yang sering diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah doa yang artinya, "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat, dari azab yang datang tiba-tiba, berubahnya keselamatan yang diberikan oleh-Mu dan dari semua kemurkaan-Mu." (HR. Muslim). Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, "Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala memberikan kesenangan dengan nikmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki; bila mereka tidak bersyukur, maka Dia akan membalikkannya menjadi adzab." Abu Hazim rahimahullah berkata, "Setiap nikmat yang tidak dapat mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala, maka ia adalah bencana." Nikmat akan abadi bila disertai dengan rasa syukur dan keta'atan sedangkan ia akan hilang karena perbuatan-perbuatan maksiat, keji dan pembangkangan terhadap Allah subhanahu wata’ala. Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata, "Kaitkanlah nikmat-nikmat Allah subhanahu wata’ala dengan ungkapan rasa syukur kepada-Nya." Syubhat Pelaku Dosa dan Maksiat Terkadang ada orang yang berkata, mengapa kita selalu melihat orang-orang fasiq yang bergelimang dosa dan maksiat dilimpahkan kepada mereka kesenangan dunia dan seisinya, kebaikan mengalir deras kepada mereka.? Untuk menjawab
pertanyaan seperti ini, mari kita dengar penjelasan Sayyid asy-Syakirin (penghulu orang-orang yang pandai bersyukur) dan imam orang-orang yang bersabar, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, "Bila kamu melihat Allah memberikan kepada seorang hamba dunia dan apa yang ia sukai, padahal ia melakukan berbagai perbuatan maksiat, maka itu hanyalah 'Istidraj' (perdaya) dari-Nya." (HR. Ahmad dan al-Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani) Ketika mengomentari firman-Nya, artinya, “Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (al-Qur'an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. al-Qalam: 44). Sufyan rahimahullah berkata, "Yakni melimpah kan beragam nikmat kepada mereka dan menghalangi mereka untuk bersyukur." Demikian juga firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat Hud, ayat 102, artinya, Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” Allah subhanahu wata’ala memperdaya orang yang membangkang dan berpaling, meng ulur-ulur baginya akan tetapi Dia tidak pernah melalaikannya!! Jadi, nikmat berubah menjadi azab dan bencana, kemenangan berubah menjadi kekalah an dan kegembiraan berubah menjadi kesedihan bila kita tidak bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar nya atau sesuai dengan kemampuan.! Bagaimana Nikmat Dapat Hilang? Nikmat hilang karena beberapa hal: Pertama, Perbuatan maksiat dan dosa, membalas nikmat dengan hal yang membuat Allah subhanahu wata’ala menjadi murka. Bila mendapat nikmat Allah subhanahu wata’ala, maka jagalah sebab perbuatan maksiat dapat menghilangkan nikmat. Banyak sekali ayat-ayat al-Qur'an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menegaskan hal itu, di antaranya, firman-Nya, artinya, "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. arRum: 41). Dan firman-Nya, artinya, "Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri" (QS.an-Nisa':79). Dan ayat-ayat lainnya. Apakah termasuk bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala atas nikmat ilmu, misal nya, jika menyembunyikannya, tidak mengajarkannya kepada manusia dan tidak mengamalkannya? Apakah termasuk bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala atas nikmat kesehatan, mengerahkan segenap tenaga dan upaya dalam hal-hal yang diharamkan? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: hidupmu sebelum kematianmu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa
sibukmu, masa mudamu dan masa kayamu sebelum masa tuamu." (HR. Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi, dishahihkan Syaikh al-Albani) Ke dua, Bila kamu menisbatkan nikmat tersebut kepada selain Allah subhanahu wata’ala, Sang Pemberi nikmat. Hal ini sebagai mana yang terjadi terhadap Qarun ketika ia menisbatkan nikmat kepada dirinya dan ilmunya melalui firman Allah subhanahu wata’ala, artinya, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." (QS. al-Qashash: 76). Lalu apa akibatnya? Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam ayat-ayat selanjutnya, yang artinya, "Maka Kami benamkan Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)." (QS.al-Qashash:81). Tidak boleh menisbatkan nikmat kepada selain Allah subhanahu wata’ala. Hal ini seperti yang dikatakan oleh al-Imam Ibn al-Qayyim rahimahullah bahwa itu termasuk kekufuran dan Juhud (ingkar) kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana firman-Nya, yang artinya, "Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya." (QS. an-Nahl: 83). Contoh lain dari ucapan yang tidak mencerminkan kesyukuran adalah ucapan orang-orang awam, "Andaikata bukan karena si fulan, pastilah tidak terjadi seperti ini." "Kalau bukan karena kekuatan dan perbekalan kita, pastilah begini dan begitu." “Kita meraih kemenangan sebab pasukan kita kuat dan terlatih", dan ucapan semisalnya. (Taisir al-'Aziz al-Hamid, hal.583-585) Dalam hal ini, tidak apa-apa, -bahkan selayaknya- berterima kasih kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita atau menjadi sebab kita mendapatkan nikmat atau terhindar dari bencana dengan mengatakan kepadanya, "Jazakallahu khaira, (Semoga Allah membalas kebaikan kepadamu)." Jika ia seorang Muslim, kita berdo’a untuknya dan berbuat baik kepadanya serta berterimakasih kepadanya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “'Tidaklah bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterimakasih keapda manusia." (Shahih alJami', 7719). Ke tiga, Bila seorang hamba ditimpa sifat Ghurur (percaya diri yang berlebihan) atau sombong dan congkak terhadap makhluk lain karena memiliki harta yang banyak, properti, ilmu, kedudukan dan sebagainya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta lagi menghitung-hitung, Ia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkan nya." (QS. al-Humazah: 1-3) Ke empat, Bila kamu tidak pernah memenuhi hak Allah subhanahu wata’ala atas nikmat tersebut. Bila kita memiliki ilmu, maka kita harus mengajarkannya; jika
kita memiliki harta, maka kita harus menginfakkannya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, "Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)." (QS. al-Ma'arij: 24-25) Oleh karena itu, seperti di dalam kitab ash-Shahih, dua malaikat berdoa setiap harinya dengan doa, "Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak pengganti dan berikanlah kepada orang kikir kehancuran." (HR.al-Bukhari dan Muslim). Bila diberi kesehatan dan afiat, maka kita harus memanfaatkannya untuk berdakwah dan berjihad. Demikian seterusnya, kita mengeks presikan rasa syukur atas setiap anggota badan kita semampu kita. (Hanif Yahya Asy’ari, Lc) SUMBER: Serial Kumpulan Khutbah Jum’at, penyusun Dr. Sulaiman bin Oadah
Artikel Khutbah Jum'at : SEDEKAH MEMBAWA BERKAH Selasa, 24 Juli 07 َُ ِّ ُ ََ ُ ُوْرِ أَ!ْ َُِ وَََّتِ أَََِْ َْ َِِْ ا#ُ$ ِْ ِ ِ% ُُُ وَ!َ(ُ'ْذ#ِ ْ)َ*َْ!ََُُْ وَ!َْ*َ(ُُِْ و+َ! ِ ِ ََْ+ْإِنّ ا ُُْ'َُُُْ وَر3َ ًَّا+ُ َُّْ أَن$َّ ا ُ وَأ.َِ إَِ إ. َُْْ أَن$َِْ ََ هَدِيَ َُ أ2ْ ُ َْ َو .ّْ َ'ْمِ ا6َِِﺡَْنٍ إ9ِ% ْ:َُ(ِ3َِِ وَ َْ ﺕ%َ+ْ<َ =ِِ وِأ62ٍَََّ و+ُ 62َ ْ:ّ2ََّ <َّ و:ُ2َا َُِ'ْن2ُْ ْ:ُ*ْ!َّ وَأ.َِ ﺕَُ'ْﺕُّ إ. َََْ = َُ'ْا اﺕّ?ُ'ا ا َ ﺡَ@ّ ﺕُ?َﺕِِ وAَّأََّ ا ًا وَ!َِءً وَاﺕّ?ُ'ا#ِْCًَ آ. َEِّ َُِْ رFَ%َََ وEَْ@َ َِْ زَو2َHٍَ وَاﺡَِةٍ وJْ َ! ِْ ْ:ُKَ?َ2َH ِيAُّ ا:ُKّ%ََأََّ اَسُ اﺕّ?ُ'ْا ر ً3ِْMَْ ر:ُKَْ2َ ََرْﺡَم َ إِنّ ا َ آَنN ِِْ وَا% َِي ﺕََءَُ'ْنAَا َ ا َْ?َ َُْ'َُِ ا َ وَرOِPُ َْ َْ و:ُKَ%ْ'ُ!ُْ ذ:ُKَْ#ِ ْ)ََْ و:ُKَََْْ أ:ُKَ ْQِ2ْRُ ً ًَِْا.ْ'َM ُ'ُْ'ْاMََِْ = َُ'ْا اﺕّ?ُ'ا ا َ وAَّأََّ ا ... ُْ(َ% ّ َ أ،ًِْTَ َزَ َ'ْزًا ُّ وَآ،ََُْﺙَﺕ+ُ ُِ ُ'ْرNّْ ا#َ$َ و،َ:ّ2َََِْ و2َ ا6ّ2َ< ٍَّ+ُ َُ اَْْىِ هَْى#َْHَ و،ِ ِ آِ*َبُ اFَِْ+ِْنّ أَ<َْقَ اWَ .ِ اّرZِ ِ[َََ وَآُّ ﺽ،ً[ََََِْ[ٍ ﺽ% َُِّْ[ٌ وَآ% ٍ[ََْﺙ+ُ
Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullahu Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh Tabaroka wa Ta’ala yang menciptakan alam, mengaturnya dan memberi rezeki kepada penghuninya. Sholawat serta salam senantiasa kita ucapkan kepada junjungan kita al-Mushtofa Khotamil Anbiya’ Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah mengeluarkan kita dari gelapnya kebodohan menuju cahaya ilmu dan tauhid, yang telah mewasiatkan kepada kita agar berpegang teguh dengan dua hal yang terang yang tidak mungkin seorang hamba tersesat dengan keduanya. Serta semoga ridho Allah tetap menyertai sahabatnya dan para pengikut mereka dari kalangan ulama muslimin, yang tanpa bantuan mereka tidak bisa memahami dengan benar kedua cahaya yang diwasiatkan tadi. Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullahu Di muka bumi ini, di belahan mana pun, setiap hari, setiap saat bahkan setiap detik selalu saja ada orang yang perlu dikasihi karena tak mendapatkan bagian yang cukup buat menyambung kehidupannya. Jalan sudah buntu, bumi terasa begitu sempit, pakaian hanya sekedar yang melekat di badan, itupun sudah lusuh, dan terkadang seharian atau lebih, perut keroncongan didera lapar karena tak bertemu nasi walaupun hanya sesuap. Bahkan di antaranya ada yang hingga kejang, sekarat lalu mati. Jika dunia ini tak pernah sepi dari fenomena tragis di
atas –dan semua orang yang merenungkan pasti yakin demikian- tidakkah terketuk orang-orang yang masih punya hati di antara mereka yang berkecukupan, lalu mengulurkan derma? Atau masihkah tetap tega menyaksikan kematian demi kematian akibat kelaparan atau minimal ketidaklayakan hidup, sementara dirinya tetap terus menimbun harta? Tidakkah kita ikut merenungkan senandung syair Mahmud Hasan Al Warraq yang berkata: Zِ!َ ْ هُ'َ ا6?ْ3َ َ ََنKَ ،ِِ(َْE Zِ َ اَْلِ وZِ ُْت#ّKَ ٍِِ َ'ْمَ ُ`َزَى آُّ إِ!َْن% َىaْEُ وَأ6?ْ3َ َيAُوْفٍ وَإِﺡَْنٍ هُ'َ ا#ْ(َِ% ّ#ِ3ُِ اEْ أَوZِ ُ_ْ?َ ْ!َوَآَنَ َ أ “Kurenungkan tentang harta dan penimbunannya, ternyata apa yang tersisa itulah yang yang bakal binasa. Sedang yang kunafkahkan di jalan kebaikan, baik secara ma’ruf atau ihsan maka dialah yang kekal dan karenanya aku dibalas (kebaikan), saat semua orang diberi balasan.” Al Hasan Al Bashri berkata: َcِ!َMِ ُ َر6ّ*ََ ﺡcِ!َ(َ ََْ. ،ِِ وَاَِْر:َّ ِْ@ُ اِرْه#َ اJِْ% “Sejahat-jahat teman adalah uang dan harta-benda. Keduanya tidak akan bermanfaat untukmu kecuali ketika keduanya berpisah denganmu.” Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullahu Harta adalah ni’mat. Barangsiapa takut kepada Allah dalam masalah harta, lalu membelanjakannya sesuai dengan yang diridhai-Nya, memberi makan fakir miskin, serta mengeluarkannya untuk menolong agama Allah dan meninggikan kalimatNya, niscaya Allah akan memberinya rizki dari arah yang tiada disangkasangkanya. Allah akan menjaganya dan memberkahi keluarga dan anak-anaknya. Duhai alangkah bahagianya hamba ini, bahagia di dunia, juga bahagia di akhirat. Dan, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang diperjualbelikan. Ia adalah anugerah Allah bagi hambaNya yang taat dan memenuhi perintahNya. Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullahu Jika ada orang kaya mengatakan padamu –sedang engkau yakin tentang kejujurannya-, berilah si fulan ini dan itu, besok engkau akan kuberi sesuatu yang lebih baik daripadanya, apakah engkau akan enggan menuruti kemauannya? Tentu, sedetik pun engkau tidak akan terlambat memenuhi keinginannya sebab engkau akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Lalu, apatah lagi jika yang menjanjikan kepadamu itu Allah Azza Wajalla, Pemilik langit dan bumi, Dzat Yang Maha Agung, Maha Pengasih dan Maha Kaya? Allah berfirman: Artinya: “Dan kebaikan apa saja yang engkau perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (Al Muzzammil: 20).
Orang yang berinfak (bersedekah) di jalan Allah seakan-akan memberi pinjaman kepada Allah, padahal Dia adalah Maha Kaya dan Maha Pemberi. Pilihan kata “qardh” (pinjaman) tentu karena begitu sangat mulianya kedudukan orang yang berinfak di sisi Allah. Di samping, kata “qardh” membawa makna hutang piutang, yang berarti Allah –Dzat yang tidak menyelisihi janji-Nya- pasti membayar hutangNya tersebut. Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yan baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepadaNya lah kamu dikembalikan.” (Al Baqarah: 245). Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullahu Dan, berinfak di jalan Allah adalah suatu perdagangan yang pelakunya tak akan pernah merugi sepanjang masa. Ia adalah perdagangan yang mengalirkan ridha Allah dan anugerahNya yang luas.” Lihat (Q.S 35: 29-30). Di ayat lain Allah menegaskan: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran: 133-134). Karena itu, bersegeralah saudaraku menuju Surga yang memang diperuntukkan Allah bagi segenap hambaNya yang bertakwa, yang diantara sifat-sifat mereka adalah menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit. Suatu kali, ada seorang Salaf yang berthawaf di Ka’bah seraya berulang-ulang membaca do’a: Zِْ َ! ّQُ$ ZِِM ّ:2َ اZِْ َ! ّQُ$ ZَM ّ:ُّ2َا ”Ya Allah, jagalah diriku dari sifat kikir, ya Allah jagalah diriku dari sifat kikir.” Sehingga ada yang menegur, wahai hamba Allah, apakah engkau tidak mengetahui selain do’a ini? Ia menjawab, sesungguhnya Allah berfirman: Artinya, “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al Hasyr: 9). Sebaliknya, orang yang menimbun hartanya dan tidak mau menafkahkan sebagian daripadanya kelak pada Hari Kiamat Allah akan mengalungkan harta yang ia bakhilkan tersebut di batang lehernya. (QS. 3/180). Dengan emas dan peraknya –
padahal di dunia keduanya amat ia banggakan- yang telah dipanaskan dalam Neraka Jahannam, dahi, lambung, dan punggung mereke dibakar/diseterika. (QS. 9/34-35). ِ:ِّْﺡ#ُوُْ إِ!ُّ هُ'َ اْ)َ ُ'ْرُ ا#ِ ْ)َ*َْ َِِت2َُِِْْْ وَا2ُِْْ ا#ِْ وََِﺉ:ُKََ وZِ َ ُ ا#ِ ْ)َ*َْا أAَ هZِْ'َM ُُ'ْلMَأ [KHUTBAH KEDUA] َُ ِّ ُ ََ ُ ُوْرِ أَ!ْ َُِ وَََّتِ أَََِْ َْ َِِْ ا#ُ$ ِْ ِ ِ% ُُُ وَ!َ(ُ'ْذ#ِ ْ)َ*َْ!ََُُْ وَ!َْ*َ(ُُِْ و+َ! ِ ِ ََْ+ْإِنّ ا ُُْ'َُُُْ وَر3َ ًَّا+ُ َُّْ أَن$َّ ا ُ وَأ.َِ إَِ إ. َُْْ أَن$َِْ ََ هَدِيَ َُ أ2ْ ُ َْ َو Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullahu Adapun keberuntungan atau faedah menafkahkan harta di jalan Allah adalah sangat banyak. Pertama, Allah menjamin nafkah orang tersebut. Dalam hadits Qudsi disebutkan: (2 @ * ) َcَْ2َ ْ@ِ ْ!َُْ =دَمَ أَ!ْ ِ@ْ أ%َ ا “Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku (menjamin) nafkahmu.” (Muttafaq ‘alaih). Kedua, mendapatkan kebaikan saat tibanya Hari Penyesalan, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ََِِ آ3َِﺡRِ َg%َ#ُ h:َُِِِِ ﺙ% َُ2h3َ?َ*َ َh2 اhَ وَإِنighP اhُِ إh2َُ ا3ْ?َ ٍََ وigَj ٍiََْةٍ ِْ آ#َِْ(َْلِ ﺕ% َقhَRَ َْ ﺕ (2 @ * ) ُ'ْاMَّRَ*َ َِ3َ`َْْ اCِ َُ'نKَ ﺕ6h*َُ ﺡh'ُ2َ ْ:ُ أَﺡَُآZg%َ#ُ “Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma dari hasil kerjanya yang baik – dan Allah tidak menerima kecuali yang baik-baik- maka sungguh Allah menerimanya dengan Tangan KananNya, lalu merawatnya sebagaimana salah seorang dari kamu merawat anak kuda/untanya sehingga (banyaknya) seperti gunung, karena itu bersedekahlah!” (Muttafaq ‘alaih). Ketiga, bersedekah bisa menghapuskan dosa. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: (E %ي واA #*رَ )اhُ اَْءُ اkِ ْPُ َََِ[َ آPَlُْ اkِ ْPَُ[ُ ﺕMَhR[ٌ وَاhُE ُ'ْمhRا “Puasa adalah benteng, sedangkan sedekah melenyapkan kesalahan (dosa) sebagaimana air memadamkian api”. (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi), ia berkata hadits hasan shahih). Keempat, nama harum di tengah-tengah masyarakat. Orang yang senang berinfak dan menyelesaikan kesulitan orang lain akan menjadi buah bibir dalam hal
kebaikan. Berbeda dengan orang yang kikir, ia akan menjadi tumpuan kebencian orang lain karena hanya menumpuk harta bendanya untuk dirinya sendiri. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: (ريl3ِ )ا:َرْهgُْ ا3َ َJِ(ََرِ وَ ﺕgُْ ا3َ َJِ(َﺕ “Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham…” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah). Kelima, berinfak adalah salah satu akhlak Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara perbuatan yang sangat beliau cintai adalah memberi, bahkan memberikan sesuatu yang sangat beliau butuhkan sendiri, seperti pakaian yang sedang beliau kenakan. Demikian menurut hadits riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu. Keenam, berinfak menyebabkan rizki bertambah, berkembang dan penuh berkah. Lihat kembali (QS. 2/245). Ketujuh, sedekah menyebabkan pemiliknya mendapat naungan pada Hari Pembalasan. Kelak pada Hari Pembalasan, saat kesulitan manusia memuncak dan matahari didekatkan dengan ubun-ubun manusia. Ketika itulah orang-orang yang suka bersedekah mendapat jaminan. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu disebutkan, ada tujuh golongan manusia yang akan dianungi Allah, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Salah satunya adalah: َُُِ ُ@ِ َُُُِْ َ ﺕ$ َ:َ2ْ(َ َ ﺕ6h*َْ َهَ ﺡHَWَ ٍ[َMََRِ% َقhَRٌَُ ﺕEَوَر “Laki-laki yang bersedekah dan menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Kedelapan, kecintaan Allah dan kecintaan manusia terhadapnya. Orang yang suka memberi akan dicintai orang lain, sebab secara fithrah manusia mencintai orang orang yang berbuat baik padanya. Seorang penyair bersenandung: “Berbuat baiklah kepada manusia niscaya engkau menaklukkan hatinya. Sungguh, kebaikanlah yang menaklukkan manusia. Berbuat baiklah, jika engkau bisa dan kuasa, karena tidak selamanya orang kuasa berbuat baik.” Kesembilan, kemudahan melakukan keta’atan. Allah menolong orang yang suka bersedekah dalam melakukan berbagai keta’atan, sehingga ia merasa mudah melakukan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Allah berfirman: Artinya: {i]“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (Al Lail: 5-7).
Mudah-mudahan Allah menggolongkan kita termasuk di antara hamba-hambaNya yang suka bersedekah, Amin… َْرِك%َ و.ٌِْ`َ ٌََِْ ﺡch!ِ إ،َ:َِْاه#ْ%ِ =لِ إ6َ2َََ و:َِْاه#ْ%ِ إ6َ2َ َ_ْh2َ< ٍََ آhَ+ُ ِ =ل6َ2ٍََ وhَ+ُ 6َ2َ gَ< h:ُh2َا .ٌِْ`َ ٌََِْ ﺡch!ِ إ،َ:َِْاه#ْ%ِ =لِ إ6َ2َََ و:َِْاه#ْ%ِ إ6َ2َ َ_َْرَآ% ٍََ آhَ+ُ ِ =ل6َ2ٍََ وhَ+ُ 6َ2َ ُiِْ`ُ ٌiِْ#َM ٌOَِْ َch!ِ إ،َِ ْ'َاتNْْ وَا:ُِْ َِﺡَْءNْْ َِتِ اnُْْ َِِْ وَاnُْ وَا،َِِت2َُِِْْْ وَا2ُْْ2ِ ْ#ِ ْo اh:ُh2َا .ِاَّ'َات َْ2َّ+ًَ ﺕ. ََّ و%ََِ ر2ْ3َM ِْ َِْAّ ا6ََ2َ َُ*ْ2ًََا آََ ﺡ#ْ<ََِْ إ2َ ِْْ+ََ ﺕ.ََّ و%َْ!َ رWَPْHَْ !َ إِنْ !ََِْ أَوْ أAِHَاnَُﺕ. َّ%َر .َِْ#ِ َKْ اْ?َ'ْمِ ا6َ2َ َ!ْ#ُRْ!َ َ!َ.ْ'َ َ_ْ!َْ ََ وَارْﺡََْ أ#ِ ْoُ َّ وَاpِِْ وَا% ََ َ[َMَj َ.َ
.( رب ا+ وا.َِابَ اّرAَ َِMََةِ ﺡَََ[ً و#ِHَNْ اZِ َ اّ!َْ ﺡَََ[ً وZِ َََِ ءَاﺕ%َر (Khalid bin Nashir Al Assaf, Anfiq Yunfiqillahu alaik”, bittasharruf)
Ekonomi Islam : Akhlak Usahawan Muslim oleh : Prof.Dr.Abdullah al-Mushlih & Prof.Dr.Shalah ash-Shawi Niat Yang Tulus Dengan niat yang tulus, semua bentuk pekerjaan yang ber-bentuk kebiasaan berubah menjadi ibadah. Kehidupannya akan berubah pula menjadi kehidupan yang teratur dan kosmopolit, berisi berbagai macam ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah. Dengan cara ini kita bisa memahami makna yang menda-lam dan komprehensif dalam firman Allah : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu…" (Adz-Dzariyat: 56). Rasulullah bersabda: ِئٍ َ !َ'َى#ْ اgُKِ َh!ِتِ وَإhgِ% ََُْلNَْ اh!ِإ "Sesungguhnya amal itu dinilai bila disertai dengan niat. Dan sesungguhnya masing-masing orang mendapatkan balasan dari perbuatannya sesuai dengan niatnya.." Yang dimaksudkan dengan niat dalam konteks hadits di atas adalah adanya keinginan baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Keinginan baik untuk diri sendiri, yakni selalu menjaga diri sendiri dari hal-hal yang haram, memelihara diri dari kehinaan meminta-minta, menguatkan diri untuk melakukan ibadah kepada Allah, menjaga silaturrahmi dan hubungan kerabat, dan berbagai bentuk kebajikan lainnya. Keinginan baik terhadap orang lain, yakni ikut andil meme-nuhi kebutuhan masyarakat yang perbuatan itu terhitung fardhu kifayah, memberi kesempatan bekerja kepada orang lain untuk membebaskan pada diri mereka apa yang selama ini diinginkan olehnya untuk dirinya sendiri dalam hal yang sama. Demikian juga turut andil membebaskan umat dari ketergantungan kepada orang lain serta berbagai akibat yang ditimbulkan seperti ikatan perbudakan dan imperialisme/penjajahan, serta banyak lagi keba-jikan-kebajikan lain yang bukan saatnya sekarang untuk dibeber-kan secara mendetail. Niat –sebagaimana sering dikatakan orang– adalah bisnisnya para ulama. Karena pahala dari satu amal kebajikan bisa bertam-bah menjadi berkali-kali lipat karena tergabungnya berbagai macam niat tulus dalam satu waktu. Hal itu amatlah mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah!
Artikel Fatwa : Mimpi Yang Menakutkan Rabu, 31 Mei 06 TANYA: Saya seorang gadis berusia 18 tahun, alhamdulillah, saya bisa bersikap istiqamah dan konsisten dalam menjalankan agama. Sering-kali saya bermimpi melihat hal-hal yang menakutkan, selang beberapa hari berikutnya mimpi itu benar-benar menjadi kenyataan, seperti terangnya fajar subuh. Berbagai musibah pun menimpa keluarga saya. Biasanya, setelah saya bermimpi hal-hal tersebut, saya menceritakannya kepada keluarga, mereka pun memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan mimpi tersebut. Saya mohon fatwa tentang perkara ini dengan harapan bisa menghindarkan diri saya dari musibah-musibah tersebut. Jawab: Disyari'atkan bagi yang bermimpi sesuatu yang tidak disukainya untuk meludah ke sebelah kirinya tiga kali saat ia terjaga dari tidurnya, lalu memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan setan dan dari keburukan mimpinya itu, sebanyak tiga kali, lalu merubah posisi tidurnya ke bagian lainnya. Dengan begitu mimpi tersebut tidak akan membahayakannya. Kemudian dari itu, hendaknya tidak menceritakannya kepada orang lain, karena Nabi SAW memerintahkan orang yang memimpikan sesuatu yang tidak disukainya agar melakukan hal-hal tersebut. Adapun bila ia memimpikan sesuatu yang menyenangkannya, hendaklah ia memuji Allah atas mimpi tersebut dan tidak menceritakannya kecuali kepada orang yang akan senang mendengarnya. Demikian, sebagaimana yang diriwayatkan secara shahih dari Rasulullah SAW. (HR. al-Bukhari dalam Bad’ul Khalqi (3292); Muslim dalam ar-Ru'ya (2261)) (SUMBER: Kitab ad-Da'wah, al-Fatawa, Syaikh Ibnu Baz, hal. 262. Lihat, FATWA-FATWA TERKNI, PENERBIT DARUL HAQ, Telp.021-4701616)
Artikel Fiqih : Thaharah (bersuci) Bagi Orang Sakit Sabtu, 05 Juni 04 •
Orang sakit wajib bersuci dengan air, wudhu untuk hadats kecil dan mandi untuk hadats besar.
•
Apabila dia tidak dapat bersuci dengan air karena sakit, atau khawatir sakitnya akan bertambah parah dan lama sembuhnya bila terkena air, maka dia dapat bertayammun.
•
Cara bertayammum adalah: menepuk tanah dengan kedua tapak tangannya lalu diusapkan ke seluruh wajah, kemudian tangan yang satu mengusap yang lain sampai pergelangan tangan.
•
Apabila orang yang sedang sakit tidak bisa melakukan sendiri bersuci, maka dapat diwudhukan atau ditayammumkan orang lain.
•
Apabila di beberapa bagian anggota bersuci terdapat luka, maka cukup dibasuh dengan air. Tetapi apabila basuhan itu membahayakan, maka cukup diusap dengan tangan yang basah. Apabila usapan itu juga membahayakan, maka bertayammum.
•
Apabila pada bagian anggota badan ada yang patah, yang dibalut dengan kain pembalut atau digips, maka bagian tersebut cukup diusap dengan air (tidak usah dibasuh), dan tidak perlu tayammum karena usapan itu pengganti dari basuhan.
•
Boleh bertayammum pada tembok atau apa saja yang suci yang berdebu. Apabila tembok itu dilapisi dengan sesuatu yang tidak sejenis tanah (misalnya, cat), maka tidak boleh dijadikan sebagai media tayammum, kecuali jika tembok itu berdebu.
•
Jika tidak mungkin bertayammum di atas tanah, tembok atau apapun yang berdebu, maka boleh meletakkan tanah di sebuah tempat atau di sapu tangan untuk tayammum.
•
Apabila tayammum untuk suatu shalat dan masih suci sampai waktu shalat yang lain, maka tidak perlu bertayammum lagi untuk shalat yang keduanya, karena dia masih suci dan tidak ada yang mem-batalkan tayammumnya.
•
Orang sakit diwajibkan membersihkan badan dari najis. Apabila tidak mampu, maka shalat apa adanya. Shalatnya tersebut sah dan tidak perlu mengulang.
•
Orang sakit diwajibkan shalat dengan pakaian yang suci. Apabila pakaiannya terkena najis, maka pakaian tersebut wajib dicuci atau diganti dengan pakaian yang suci. Namun apabila tidak mampu, maka shalat apa adanya. Shalatnya tersebut dinyatakan sah dan tidak perlu mengulang.
•
Orang sakit diwajibkan shalat di atas tempat yang suci. Apabila tempatnya terkena najis, maka alas tempatnya shalat itu wajib dicuci atau diganti dengan tempat lain atau dihampari dengan sesuatu yang suci. Namun apabila situasi tidak memungkinkan, maka shalatlah apa adanya. Shalatnya sah dan tidak harus mengulang.
•
Orang sakit tidak boleh mengakhirkan shalat dari waktunya hanya karena tidak mampu bersuci. Ia harus bersuci sesuai dengan kemampuannya, kemudian shalat pada waktunya walaupun pada badannya, tempatnya atau pakaiannya terdapat najis yang tidak mampu dihilangkan.
Artikel Dunia Islam
ARAB SAUDI Kecam Statement Capres Partai Republik Yang Berniat Serang Kota Mekkah Dan Madinah! Kamis, 16 Agustus 07 Pemeritah kerajaan Arab Saudi, melalui lisan ketua dewan kota Mekkah, Abdul Muhsin Al Syeikh mengecam statement capres dari kubu partai Republik Amerika, Tom Tancreido dan seruannya untuk menyerang kota Mekkah dan Madinah. Ia menilai langkah ‘gila’ itu sebagai jalan satu-satunya untuk membalas serangan atom terhadap negaranya. Abdul Muhsin Al Syeikh mengatakan, dirinya tidak dapat berharap banyak setelah partai republik belum juga mengeluarkan pernyataan maafnya mengenai statement yang dikeluarkan Tancreido tersebut. Ia menegaskan, siapa pun orang, Tancreido atau siapa saja tidak akan mampu menyerang Ka’bah yang mulia di Mekkah.! Al Syeikh mengeritik lemahnya latar belakang pengetahuan historis Tancreido, “Andaikata si capres ini memiliki sedikit pengetahuan mengenai sejarah, pastilah tempat ini terlebih dulu akan menjadi tempat yang suci baginya sebelum menjadi tempat yang suci bagi kaum Muslimin, sebab tidak ada penganut keyakinankeyakinan langit yang tidak mengenal Ibrahim dan putranya, Ismail.!!”
Seperti diketahui, Tancreido sebelumnya telah mengeluarkan statement tersebut di kawasan Ayawa permulaan bulan ini. Ia ketika itu mengatakan, “Andaikata saya punya wewenang, maka kami akan mengatakan, ‘Siapa pun yang menyerang Amerika, maka akan dibalas dengan serangan terhadap tempat-tempat suci di Mekkah dan Madinah, sebab itu merupakan satu-satunya yang barangkali dapat memberikan efek jera kepada siapa saja atas apa yang ingin dilakukannya.” Demikian seperti yang diklaimnya.! (almkhtsr/AS)
Artikel Hadits : YANG PERLU ANDA KETAHUI DARI HADITS-10 (APA PERBEDAAN TAHQIQ DAN TAKHRIJ?) Senin, 30 Juli 07 TANYA: Apa perbedaan antara takhrij dan tahqiq? Apakah melakukan takhrij mengharuskan juga tahqiq terhadap hadits? JAWAB: Tahqiq berbeda dengan Takhrij. Takhrij adalah menunjukkan atau menisbatkan hadits kepada sumber-sumbernya yang asli, yang mengeluarkannya dengan sanadnya. Sedangkan Tahqiq adalah semakna dengan Tadqiq (pemeriksaan secara seksama dan detil) di mana sebagian ulama menghampiri sebuah Makhthuth (Manu script) dari kitab-kitab karangan ulama ingin mencetaknya, akan tetapi cetakan ini perlu adanya naskah dengan tulisan yang baik, maka sang Muhaqqiq (orang yang melakukan Tahqiq) mengajukannya untuk dicetak, lalu mengevaluasi cetakan itu dan meneliti harakat naskahnya. Bila terdapat kata-kata yang perlu untuk dijelaskan, maka ia harus menjelaskannya dan bila terdapat kata-kata yang salah tulis oleh nasikh (pemindah tulisan asli), maka ia harus membetulkannya, lalu menyiratkan kepada upaya yang dilakukannya dalam tahqiq dan pembetulan ini. Mengeluarkan nash secara benar dan tanpa cacat dengan Tadqiq dan pembetulan ini dinamakan Tahqiq. Mudah-mudahan dengan ini perbedaan antara takhrij dan tahqiq menjadi jelas. (SUMBER: Fatawa Haditsiyyah karya Syaikh Sa’d bin Abdullah Al Humaid, Hal.161)
Artikel Mu'jizat Qur'an & Sunnah Penentu Jenis Kelamin Janin Selasa, 19 Juni 07 Setelah ditemukannya mikroskop elektronik, para ahli embriologi dapat mengetahui bahwa penentu jenis kelamin janin dalam kandungan seorang ibu
adalah air mani laki-laki (sel sperma), bukan sel telur (ovum). Mereka menyebutkan bahwa yang menentukan jenis kelamin janin adalah sel sperma dengan kedua macamnya (X) dan (Y), hal ini telah dijelaskan oleh al-Qur’an alKarim melalui lisan Rasulullah saw dalam firman Allah : (dan bahwasannya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan) [surat an-Najm 45-46] (Sumber : 100 Mu'jizat, Yusuf Ali al-Jasir)
Kajian Islam : Metode Pendidikan Anak Usia Pra Sekolah oleh : Abu Amr Ahmad Sulaiman Ucapkan ........ Dan Jangan Ucapkan ........ •
Ucapkanlah ketika sedang marah, “Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala memberimu petunjuk.” Jangan ucapkan, “Semoga Allah Allah Subhannahu wa Ta'ala memberimu musibah.” Karena kemungkinan hal tersebut menjadi kenyataan.
•
Katakanlah ketika akan tidur, “Pendidikan apa yang telah aku berikan untuk anakku hari ini ?” Jangan ucapkan, “Saya tidak mau bermain sia-sia bersama keluarga.”
•
Ucapkanlah ketika memberi motivasi, “Jika engkau berbuat begini, maka aku akan mengajakmu ke tempat rekreasi atau ke kebun binatang atau aku beri hadiah.” Jangan ucapkan sambil menghardik, “Jika engkau tidak mau melakukan ini maka aku akan memukulmu !”
•
Ucapkanlah ketika memberi motivasi, “Seorang muslim yang beradab akan berbuat seperti ini agar masuk Surga.” Jangan ucapkan sambil menghardik, “Siapa yang mengerjakan ini dan itu berarti dia ingin dipukul.”
•
Ucapkanlah ketika memberi motivasi, “Anak yang baik mau mendengar ucapan ayahnya, saya akan memberimu uang sejumlah tertentu.” Jangan ucapkan sambil mencela, “Engkau bego, tidak mau mendengar kata-kata.”
•
Ucapkanlah ketika memberi motivasi, “Bagus, engkau telah berbuat sesuatu yang baik. Akan saya beritahukan perbuatanmu ini kepada para tamu.” Jangan ucapkan sambil menghardik, “Hari ini akan saya katakan kepada para tamu bahwa kamu telah melakukan begini, dan akan saya beritahukan keburukanmu di ha-dapan mereka.”
•
Ucapkanlah ketika marah, “Hai Fulan, dengarkan kata-kata saya atau kamu tidak akan saya beri hadiah.” Jangan ucapkan ketika marah, “Hai bego !” atau “Hai goblok !” dan sejenisnya.
•
Ucapkanlah ketika memberi motivasi, “Barangsiapa mau mengerjakan ini niscaya akan saya beri hadiah, mainan atau saya ajak ke tempat rekreasi.” Jangan ucapkan sambil menghardik, “Barangsiapa mengerjakan ini
niscaya akan saya pukul, atau saya usir keluar rumah, atau saya sekap di kamar yang penuh tikus dan tinggal sendirian dalam kegelapan.” •
Ucapkanlah ketika memberi motivasi, “Jika engkau tidak mau mengerjakan ini niscaya kamu tidak akan men-dapatkan hadiah pada minggu ini.” Jangan ucapkan sambil menghardik, “Jika engkau tidak mau mengerjakan ini, akan saya ambil lagi hadiah yang telah saya berikan.”
•
Bacalah ketika hendak tidur, do’a-doa tidur seluruhnya (jika memungkinkan) bersamanya. Jangan ucapkan sambil menghardik, “Tidurlah hai Fulan, tidur !”
•
Ucapkanlah ketika ia sedang menangis sambil memberikan hal yang menyenangkan untuknya, “Diamlah, akan saya berikan hadiah kepadamu.” Jangan ucapkan sambil menakutinya, “Diam, atau kamu akan didatangi hantu atau ifrit atau ... !”
•
Ucapkanlah: “Semoga Allah Allah Subhannahu wa Ta'ala memberimu kebaikan.” atau “Terima kasih.” Jangan ucapkan : “Mercy !” atau yang sejenisnya.
•
Ucapkanlah, “Assalamu ‘alaikum wahai Fulan !” Jangan ucapkan, “Selamat pagi !” “Selamat siang !” atau yang sejenisnya.
•
Ucapkanlah, “Bersihkan kamarmu, pakaianmu atau tanganmu, sesungguhnya Allah Allah Subhannahu wa Ta'ala itu indah dan menyukai keindahan.” Jangan ucapkan, “Bersihkan ini dan itu hai jorok !”
•
Ucapkanlah ketika anak Anda mencela anak lain, “Jagalah mulutmu !” atau “Maafkanlah saudaramu !” Jangan ucapkan, ”Hai kurang ajar !” Atau Anda katakan kepada yang dicelanya, “Balaslah sebagaimana ia mencelamu!” Akan tetapi ajarkanlah kepadanya untuk mengucapkan, “Semoga Allah Allah Subhannahu wa Ta'ala memaafkanmu.” Agar ia mendapatkan kebaikan.
•
Ucapkanlah ketika ia menyakiti anak lain, “Kemarilah dan mintalah maaf kepadanya !” Jangan ucapkan untuk anak Anda, “Anak tidak tahu adab !” atau yang lain.
•
Ucapkanlah ketika ia mengambil sesuatu yang bukan miliknya, “Ini bukan milikmu, kembalikan kepada yang punya !” Jangan ucapkan sambil menghardik, “Hai maling, pencuri !” dan lainnya.
•
Ucapkanlah sambil merayunya, “Hai Fulan, tolong ambilkan air!” misalnya.
Jangan ucapkan, “Hai anak kecil, ambilkan ini !” Dengan intonasi perintah atau merendahkan. •
Ucapkanlah ketika mengadu bahwa dia jatuh dan mendatangi Anda dengan menangis, “Allah Allah Subhannahu wa Ta'ala telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan. Segala puji bagi Allah Allah Subhannahu wa Ta'ala.” Jangan ucapkan, “Rasakan !” Atau “Dasar cengeng !”
Ucapkanlah, “Pergi dan mainlah dengan teman-temanmu !” (Supaya dia merasakan pentingnya persahabatan dan persaudaraan). Jangan ucapkan, “Pergilah dan mainlah dengan saudara-saudaramu saja!” (Agar dia tidak merasa rendah diri).
Kegiatan yayasan Al-Sofwa: Siwakz telah membuka posko Banjir Kamis, 02 Februari 06 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, SIWAKZ ALSOFWA telah membuka Posko Siaga Banjir dan Longsor, menerima dan menyalurkan bantuan untuk para korban musibah banjir dan longsor. Bantuan bisa berupa uang tunai, makanan, pakaian (termasuk selimut), buku tulis, obat-obatan, dll. Bantuan bisa Anda salurkan dengan cara: • •
•
Datang langsung ke SIWAKZ ALSOFWA, Jln. Lenteng Agung Barat 35, Jagakarsa, Jaksel. Kami jemput di tempat Anda. Anda tinggal telp ke (021)788-36-327 ext 106/107 atau SMS ke (021)700-53-286, Insya Allah kami akan datang ke tempat Anda. Transfer via bank ke No. Rekening ; 304-001.8515 ( Bank Muamalat) a.n. Yayasan Al-Sofwa (SIWAKZ), mohon konfirmasi setelah transfer.
Semoga amal jariyah Anda diterima dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. (Informasi lengkap klik di sini: http://siwakz.alsofwah.or.id/banjir.html ) Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, ttd Mujahid Aslam, S.Pd.I Div. Penggalangan Dana Hukum Ilmu-Ilmu Kebatinan Dan Perdukunan
Tata Cara Haji, Umrah dan Shalat di Masjid Nabawi File Download : haji.zip Selasa, 09 Januari 07 Menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan oleh setiap umat Islam, bahkan oleh yang telah menunaikannya berkali-kali sekalipun. Karena itu, bagi yang dimudahkan Allah untuk bisa menunaikan ibadah haji tahun ini agar menggunakan kesempatan emas itu dengan sebaik-baiknya. Sebab, belum tentu kesempatan menunaikan ibadah haji itu datang kembali. Agar bisa beribadah haji dengan sebaik-baiknya, sekhusyu'-khusyu'nya dan
menjadi haji mabrur, di samping harus ikhlas kita harus memiliki ilmu yang cukup seputar bagaimana menjalankan ibadah haji sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Silakan membaca artikel ini semoga bermanfaat!.
Artikel Keluarga Sakinah MENCIPTA RUMAH IDEAL Senin, 14 Mei 07
Rumah merupakan salah satu di antara nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar hamba-hamba-Nya bisa berlindung dari panasnya matahari, dinginnya hujan, dan udara dari luar, serta untuk menyimpan barang-barang miliknya, juga untuk menutup diri dan menjaga keluarganya dari pandangan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal. (QS. AnNahl/16: 80). Di samping fungsi-fungsi tersebut, juga masih banyak lagi manfaat-manfaat yang diperoleh manusia dari rumah. Kita tidak bisa membayangkan seandainya hidup tanpa rumah. Niscaya banyak bahaya yang akan mengancam kita dan keluarga kita, baik dari sisi kesehatan, keamanan, kenyamanan, maupun keselamatan. Jika kita amati, orang-orang yang tidak mempunyai rumah, baik sedang di kamp pengungsian atau gelandangan yang tinggal di bawah jembatan atau di pinggir jalan, maka kita akan merasakan betapa besar nikmat sebuah rumah. Begitulah, betapa indahnya sebuah rumah. Ia merupakan tempat tinggal, tempat berkumpul dengan keluarga, tempat mendidik dan melatih anak-anak kita agar tumbuh lebih dewasa dan bertanggung jawab, di samping sebagai tempat aman bagi kaum wanita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. (QS. Al Ahzab/33: 33). Rumah yang ideal dan bahagia adalah rumah yang dibangun di atas dasar ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pilar-pilarnya mengikuti dan mengambil hukum dari al qur’an dan as-Sunnah. Penghuninya juga ridha dengan keputusan yang diambil dari keduanya. Begitu juga apabila terjadi perselisihan dan timbul permasalahan, mereka mengembalikan kepada kedua sumber hukum yang mulia, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan dalam firman-Nya surat an-Nisa’ ayat 59, yang artinya: kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dari sisi lahiriahnya, rumah tersebut jauh dari sifat berlebih-lebihan, dan lebih menunjukkan kesederhanaan, baik dalam masalah makanan, minuman, pakaian, perhiasan, peralatan maupun perabot rumah tangga. Penghuninya selalu memperhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-a’raf/7: 31). Maksudnya, jangan melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh, dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Namun demikian, bukan berarti Islam mengesampingkan masalah keindahan rumah. Akan tetapi yang dimaksudkan ialah dengan cara yang sederhana dan tidak boros. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya : Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan rizki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al- a’raf/7: 32). Bahwasanya perhiasan-perhiasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan makanan yang baik itu dapat dinikmati di dunia ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman. Adapun di akhirat nanti, semata-mata hanyalah untuk orang-orang beriman saja. Kesederhanaan bersikap dan lurus dalam berfikir ini merupakan syari’at Islam yang diajarkan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita, seperti tampak dalam hadits yang diriwayatkan ‘Aisyah: ََُه#َََْ أAَHَ أhَِِْ إ#ْ َََْ أ% َ:h2َََِْ و2َ ُh2 ا6h2َ< ِh2َ رَُ'لُ ا#gُH َ
Rasulullah tidak diperintahkan memilih di antara dua perkara melainkan beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya. (HR. Imam Bukhari, 3/1306). Rumah seperti inilah yang diharapkan oleh setiap muslim, tidak hanya menjadi tempat tinggal dan istirahatnya, namun mampu memenuhi kebutuhan ruhani dan jasmaninya, juga menjadi tempat untuk mendidik istri dan anak-anaknya, menggantunkan harapannya dan cita-citanya, menjadikan keluarganya di atas bangunan takwa dan iman, selalu dinaungi oleh perasaan tenteram dan kebahagiaan dalam upaya menggapai ridha Rabbnya. Semua ini dapat tercapai bila rumah tersebut dipenuhi dengan dua perkara, yaitu secara fisik maupun secara maknawi. SECARA FISIK Pertama, Menjaga Kebersihan Rumah. Rumah ideal ialah rumah yang memperhatikan kebersihan, selalu menjaganya dan mengaplikasikan firman Allah : Dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubah/9:
108). Islam sangat memperhatikan masalah kebersiha, karena kebersihan merupakan bagian dari ibadah. Seorang muslim dituntut untuk selalu menjaga kebersihan pakaiannya dari najis dan kotoran. Begitu juga diperintahkan untuk bersuci setelah membuang air besar ataupun kecil, membersihkan kotoran, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan, membersihkan diri dari hadats, haid dan nifas. Semua itu merupakan kebersihan-kebersihan yang dianjurkan dan diperhatikan oleh kaum Muslimin. Demikian juga dengan menggosok gigi atau menggunakan siwak dan lain-lainnya. Islam juga memerintahkan kita untuk membersihkan hati dari dengki dna hasad, menjaga mulut dari perkataan yang tidak bermanfaat, serta perkataan yang menyakitkan orang lain. Dengan demikian, seorang muslim benar-benar termasuk orang-orang yang menjaga kebersihan, sehingga tidak ada jalan bagi setan masuk ke dalam rumahnya. Kedua, Memperhatikan hijab. Dengan adanya hijab, maka kaum wanita yang mendiami rumah akan terjaga kehormatannya, dan merasa aman dari pandangan orang lain, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hari mereka. (QS al Ahzab/33: 53). Menurut Imam al Qurthubi, dalam ayat ini terdapat dalil bahwasanya Allah mengijinkan bertanya kepada isteri-isteri Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam dari belakang tabir, apabila ada keperluan atau ingin bertanya tentang suatu masalah; dan seluruh wanita termasuk dalam makna ini, sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah bahwasanya wanita adalah aurat, badannya dan suaranya.(Tafsir al Qurthubi 14/227). Syaikh Muhammad Amin asy-Syinqithi menjelaskan dalam kitab beliau, bahwasanya dalam ayat yang mulia ini terdapat dalil yang sangat jelas tentang wajibnya tabir dan merupakan hukum yang umum bagi seluruh wanita, bukan khusus bagi isteri-isteri Nabi ‘alaihi wa sallam saja, walaupun dari sisi konteks kalimatnya khusus bagi mereka. Akan tetapi, keumuman sebabnya sebagai dalil bagi keumuman hukumnya. (Tafsir Adhwa’ul-Bayan, 6/242). Ketiga, Memisahkan tempat tidur anak, Khususnya apabila mereka mendekati usia baligh. Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ِOِEَ َْ اZِ ْ:ََُْ% ُ'اMg#َ ٍَ و#ْrَ َُْء%َْ أ:ََُْ وَه2َ ْ:ُُ'ه%ِ#ِْ َِِ وَاﺽOْ3َ َُْء%َْ أ:َُةِ وَه2hRِ% ْ:ُُوا أَوَْدَآ#ُ
Perintahkan anak yang berumur tujuh tahun untuk mengerjakan shalat; pukullah mereka pada umur sepuluh tahun jika mereka enggan mengerjakannya, dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, 495). Sebaiknya orang tua memisahkan tempat tidur anak-anak yang hampir baligh, laki-laki atau perempuan, karena Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk melakukannya. Berkumpulnya mereka dalam satu tempat tidur, tersingkapnya aurat dan bersentuhan badan mereka, akan menimbulkan keburukan dan kerusakan, khususnya pada umur-umur yang mendekati baligh. Al Manawi di dalam kitab Fathul-Qadir Syarhi al Jami’ berkata: “Pisahkan tempat tidur anak-anak, jika mereka telah berumur sepuluh tahun, untuk menjaga ddari gejolak nafsu walaupun sesama anak perempuan. Keempat, Tidak memasukkan gambar-gambar makhluk yang bernyawa dan patung-patung ke dalam rumah, dan juga tidak memelihara anjing. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ٌَِ وََ <ُ'رَةُ ﺕََﺙiْ2ََْ*ً ِِ آ% ُ[َKَِﺉ2َُُْ اHََْ?ُ'لُ َ ﺕ Sesungguhnya malaikat tidak memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar. (HR al Bukhari) Di dalam kitab beliau, al Iman Manawi berkata: “Para malaikat yang dimaksud di sini ialah malaikat rahmat dan barakah, atau malaikat yang mengelilingi manusia, atau mengunjunginya untuk mendengar dzikir atau yang semisalnya, bukan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia; sesungguhnya para malaikat itu tidak pernah meninggalkan mereka sekejap pun, demikian juga malaikat pencabut nyawa. Para malaikat tidak memasuki rumah atau sejenisnya, yang di dalamnya terdapat gambar; karena diharamkannya menggambar makhluk hidup; karena tukang gambar seakan Allah dalam masalah pembentukan. Ini memberikan kesimpulan sebab diharamkannya gambar dan kerasnya pengingkaran tentang hal itu. Dan malaikat tidak memasuki rumah, yang di dalamnya ada anjing, karena najisnya dan menyerupai tempat-tempat yang kotor; padahal malaikat tersucikan dari tempat-tempat kotor. Maka tepatlah malaikat menjauhi rumah-rumah seperti ini”. (Faidhul-Qadhir, 2/394). Kelima, Menjauhkan rumah dari nyanyian dan alat-alat musik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan- akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (QS. Luqman/31: 6-7).
Al Wahidi dan yang lainnya berkata: “Sebagian besar ahli tafsir (berpendapat), yang dimaksud dengan “perkataan yang tidak berguna” (dalam ayat ini) ialah nyanyian. Demikian juga pendapat ‘Abdullah Ibn ‘Abbas, ‘Abdullah Ibn Mas’ud, ‘Abdullah Ibn Umar, Mujahid dan Ikrimah. (Ighatsatul-lihfan fi MashayidisySyaithan, 1/360). Imam Ibnu Qayyim menjelaskan: “Sesungguhnya tidak engkau dapatkan seseorang yang sibuk dengan nyanyian dan alat-alatnya melainkan ia telah tersesat ilmu dan amalnya dari jalan petunjuk. Dia mendengarkan nyanyian dan berpaling dari al Qur’an. Apabila ditunjukkan kepadanya antara mendengar nyanyian dan mendengar al Qur’an, maka ia lebih memilih mendengarkan nyanyian, dan merasa sangat berat untuk mendengar al Qur’an. Beliau rahimahullahu melanjutkan penjelasannya: “Pembicaraan dalam masalah (bahaya nyanyian) ini, dirasakan oleh orang yang masih ada kehidupan di hatinya. Adapun orang yang hatinya telah mati dan fitnahnya cukup besar, maka dia menutup dirinya dari nasihat tersebut. Allah telah berfirman, yang artinya: Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (QS al Maidah/5 ayat 41). Keenam, Membersihkan rumah dari segala tanda-tanda salib. Sesuatu yang sangat memprihatinkan bahwasanya sebagian besar kaum muslimin mengikuti kebiasaan orang-orang kafir secara membabi buta. Orang-orang kafir membuka pintu-pintu kesesatan dengan memasukkan tanda-tanda salib ke dalam rumah-rumah kaum Muslimin tanpa mereka sadari. Tanda-tanda salib ini berbentuk ornamen hiasan pada baju, jendela, buku-buku dan lain-lainnya. Oleh karena itu berhati-hatilah! Jangan sampai barang yang keji ini masuk ke dalam rumah kita, karena ini merupakan ciri-ciri kesyirikan dan kekufuran. Larang ini disebutkan dalam hadits Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam : Sesungguhnya Nabi, tidaklah meninggalkan sesuatu yang berbentuk salib, melainkan beliau rusak. (HR Imam Bukhari, 5/2220). SECARA MAKNAWI Pertama, Berusaha membina hubungan yang harmonis antara suami dan isteri. Rumah tangga bahagia adalah kunci kebaikan umat. Sedangkan kebaikan umat merupakan faktor utama tercapainya kejayaan dan kemuliaan. Maka umat tak mungkin baik, kecuali pondasi paling mendasar dari kehidupan masyarakat, yaitu rumah tangga menjadi baik. Rumah tangga tak mungkin bahagia, kecuali jika
suami dan isteri bersikap baik, tunduk dan patuh dalam menjalankan perintahperintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian juga dengan suami yang baik, ia selalu menunaikan kewajibankewajibannya; baik yang berhubungan dengan Rabbnya, keluarga, maupun orangorang yang menjadi tanggungannya dengan ketulusan hati dan penuh tanggung jawab. Selain itu, dalam urusan rumah tangga, dia tidak serakah, tidak menuntut haknya lebih banyak dari yang semestinya. Dia pun lapang dada, bila haknya berkurang dari yang seharusnya. Pantang menyia-nyiakan kewajiban. Bahkan, ia tunaikan terlebih dahulu kewajibannya sebelum menuntut haknya. Sedangkan seorang isteri yang baik, ialah isteri yang taat kepada Rabbnya, mempergauli suaminya dengan baik, tidak menyia-nyiakan kewajibannya dan tidak menuntut haknya lebih dari semestinya. Dari rumah inilah akan lahir tokoh-tokoh besar umat.Baik dari kalangan pria atau wanita. Perkawinan adalah ikatan terpenting. Bila ikatan ini berjalan di atas ketakwaan, iman dan kasih sayang, maka umat ini akan tampil dengan kemuliaannya dan disegani. Sebaliknya, jika hak dan kewajiban rumah tangga diabaikan maka rumah tangga akan berantakan. Demikian juga umat akan tercerai-berai dan terhinakan. Oleh sebab inilah Islam hadir untuk memelihara ikatan tersebut, mengokohkannya dan menjaga eksistensinya. Kedua, Menjaga hubungan yang baik antara anak dan orang tua. Rumah yang penuh kebahagiaan, ialah rumah yang dibangun di atas dasar ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, berpegang teguh dengan adab-adab Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbakti kepada orang tua; yaitu dengan berbuat baik, memenuhi seluruh haknya, selalu menaati orang tua dalam perkara yang ma’ruf, menjauhi perkara-perkara yang dibencinya. Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban yang sangat ditekankan. Oleh sebab itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan dengan perintah untuk mengesakan-Nya, Allah berfirman, yang artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS al Isra’/17: 23). Juga disebutkan dalam sebuah hadits, Rasullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: h:ََُِْ ﺙ2ِِ أَﺡََهَُ أَوْ آ#َ3ِKَْلَ َْ أَدْرَكَ وَاَِِْ َِْ اM ِh2َِ َْ َ رَُ'لَ اM ُُ ْ!ََ أ:ِoَ رh:َُ أَ!ْ ُُ ﺙ:ِoَ رh:َُ أَ!ْ ُُ ﺙ:ِoَر َ[hَ`ُْْ اHَْ ْ:َ “Sungguh celaka, sungguh celaka, sungguh celaka,” ditanyakan kepada beliau: “Siapa, wahai Rasulullah?” (Rasulullah menjawab), “Orang yang menjumpai kedua orang tuanya dalam keadaan usia lanjut salah satunya atau keduanya, lalu ia tidak dapat masuk surga.” (HR. Muslim 4628).
Berbakti kepada orang tua merupakan cahaya penerang bagi rumah kaum Muslimin. Di dalamnya terdapat adab-adab, misalnya: mendengar perkataan mereka, memenuhi perintah mereka, menjawab panggilan mereka, merendahkan diri kepada orang tua dengan penuh kasih sayang, tidak menyelisihi perintahnya, mendoakan dan menjaga kehormatannya setelah mereka wafat, menyambung tali silaturrahmi dengan kerabat-kerabatnya semasa mereka masih hidup dan sesudah wafatnya, tidak durhaka kepada mereka, serta bersedekah atas nama mereka. Dengan demikian rumah-rumah yang dihuni oleh orang-orang yang berbuat baik kepada orang tuanya terasa tenang, tenteram, dan terjaga dari godaan-godaan setan. Ketiga. Hubungan sesama anak-anak di dalam rumah. Menjadi kewajiban orang tua untuk memperhatikan sikap anak-anak terhadap saudara-saudaranya. Berusaha membimbing mereka menuju kebaikan sesuai dengan kemampuannya. Tekankan anak yang lebih muda untuk menghormati yang lebih tua, dan yang lebih tua menyayangi yang lebih muda. Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : َ!َ#ِ)َ< ْ:َْﺡ#ََِ!َ و#ِ3َ آh@َِفْ ﺡ#ْ(َ ْ:َ َْ hِ َJَْ ََلM Bukan dari golongan kami orang yang tidak mengetahui hak orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda. (HR. Ahmad). Hendaklah orang tua mengajarkan adab dan sopan santun terhadap sesama mereka, tidak saling mengejek dan merendahkan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS al Hujurat/49:11). Begitu juga, hendaknya orang tua memperhatikan dan mengarahkan anak-anak kepada hal-hal yang bermanfaat, dan bukan pada hal-hal yang merusak. (Fiqh Tarbiyatil al Abna’ wa Thaifatu min-Nashaih ath-Thiba’, hlm. 145) Keempat. Rumah sebagai tempat berdzikir dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. ِ_gَْ وَاgZَ+َُْ اCَ ِِ ُh2ُ ا#َْآAُ َ ِيAhَْ_ِ ا3ُْ ِِ وَاh2ُ ا#َْآAُ ِيAhَْ_ِ ا3َُْ اCَ
Perumpamaan rumah yang disebutkan nama Allah di dalamnya dan yang tidak, adalah sebagaimana orang yang hidup dan mati. (HR. Muslim, 779).
Betapa banyak rumah-rumah kaum Muslimin yang sepi dari dzikrullah, bahkan lebih dipenuhi dengan berbagai macam perkara yang mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti musik, gambar-gambar makhluk bernyawa, dan berbagai macam bentuk maksiat. Sedangkan rumah-rumah yang di dalamnya selalu diramaikan dengan aktifitas ibadah, adalah rumah yang selalu dikelilingi para malaikat dan membuat setan lari darinya, sebagaimana disebutkan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits: َِة#َ?َ3َْأُ ِِ ُ'رَةُ ا#ْ?ُِي ﺕAhَْ_ِ ا3ُْ ِْ ا#ِ َْ ََنPْhr اhَ إِن#ِ%َ?َ ْ:ُKَُُ'ﺕ% ُ'ا2َ(ْ`ََ ﺕ Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat al Baqarah. (HR. Muslim). Juga dalam hadits yang lain, beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ًا#َْH َِِﺕ2َ< ِْ ِِ*َْ% Zِ ٌَِE َh2 اhِن9َ َِِﺕ2َ< ِْ ً3ِRَ! ِِ*َْ3ِ َْ(ْ`َْ2َ ِِِ`َْ Zِ ََة2hRْ ا:ُ أَﺡَُآ6َ َM إِذَا Jika salah seorang di antara kalian telah selesai dari shalat di masjidnya, maka hendaklah memberikan bagian shalatnya di rumahnya. Sesungguhnya Allah memberikan kebaikan di rumahnya dari sebab shalatnya. (HR. Muslim, 778). Imam an Nawawi berkata: “Jumhur ulama berpendapat, shalat itu adalah shalat sunnah (yang dikerjakan di rumah) dalam rangka menyembunyikannya (dari pandangan manusia). Juga karena hadits lainnya: ‘sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat yang wajib’, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan shalat di rumah, karena lebih tersembunyi (dari pandangan manusia), lebih jauh dari sifat riya’, dan lebih terjaga dari perkaraperkara yang menyebabkan terhapusnya suatu amalan. Juga untuk mendatangkan barakah bagi rumah tersebut, demikian juga turunnya malaikat dan larinya setan darinya”. Akhirnya kami mengajak kaum Muslimin agar menjadikan rumah-rumah mereka, sebagai rumah yang dipenuhi dengan ruku’, sujud, tilawat, menunaikan hak-hak Allah Subhanahu mengikuti adab-adab Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, menunaikan hak-hak sesama dan menjauhkan segala perkara-perkara yang mendatangkan kemurkaan dan adzab-Nya. Sehingga rumah-rumah kaum Muslimin pun merupakan surga mereka di dunia sebelum meraih surga di akhirat kelak. (Ustadz Abu Saad Muhammad Nur Huda) Majalah Assunnah, Edisi 02/Tahun XI/1428H/2007M
Kajian Islam Terbuka MUKADIMAH Menpelajari dien dengan manhaj yang lurus bagi setiap umat Islam adalah sesuatu yang niscaya.Bersama Kajian Islam Terbuka (KIT) Lajnah Ilmiyah Yayasan AlSofwa, Insya Allah anda dibimbing dan diajak menikmati manisnya ilmu Islam, menyelami mata air kehidupan Kitabullah Al-qur'an dan Sunnah Nabinya dengan manhaj yang benar. PENAWARAN ISTIMEWA Bersama KIT kesibukan, keterbatasan waktu serta dana anda bukan halangan untuk memahami ilmu-ilmu Islam. Insya Allah anda akan memahami dengan mudah, baik dan benar terutama yang sifatnya fardhu ain. Dan insya Allah, semua itu anda peroleh dengan tidak mengganggu kesibukan/pekerjaan anda, menghemat waktu dan biaya serta lebih penting lagi Anda bisa belajar agama dengan baik dibawah bimbingan pengasuh yang memiliki otoritas dibidangnya. TUJUAN KIT Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Memudahkan cara belajar anda tentang ilmu-ilmu Islam, terutama dibidang aqidah, sesuai dengan manhaj Salaf, manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Membantu anda yang terlalu sibuk sehingga berkesempatan mempelajari Islam. Meningkatkan pemahaman anda tentang materi-materi keislaman. Menyemarakkan dakwah Islamiyah di bumi Allah Indonesia. Mempererat dan mengikat persaudaraan sesama muslim. SISTEM KAJIAN Kajian Islam Terbuka (KIT) diselenggarakan dengan menggunakan Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ). Peserta tidak menghadiri kelas, tetapi masing-masing peserta mendapat bimbingan intensif melalui telepon, faksimile, E-mail atau surat menyurat. CARA MENDAFTAR Calon peserta mengirimakan surat permohonan menjadi peserta KIT dengan melampirkan persyaratan sesuai program yang dipilih, sekaligus memberitahukan telah dikirimkannya biaya KIT sebagaimana yang telah ditentukan dengan melampirkan photo copy bukti pengiriman, maka paket kajian akan segera dikirimkan ke alamat anda. Pembayaran bisa melalui transfer ke rekening No. 553-018-1415 BCA KCP OTISTA an. Fuad Ahmadi, atau wesel pos ke PO.BOX 7289 JKSPM Jakarta 12072
PERSYARATAN UMUM SETIAP PROGRAM KIT Mengirimkan permohonan sebagai peserta KIT dan melampirkan photo copy KTP/SIM. Mengirimkan photo copy ijazah terakhir. Mengisi formulir pendaftaran. Membayar biaya yang ditentukan pada masing-masing program. Bersedia mengikuti ujian. Mentaati ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan. TUTORIAL Jika anda kesulitan memahami materi atau ingin menanyakan pelajaran, silahkan : Angkat telepon dan tekan angka (021) 78836327 setiap hari kerja pukul 09.0016.00 WIB. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan tersebut secara ringkas dan jelas kemudian kirimkan melalui falksimile (021) 788363 26 atau E-mail: kit @alsofwah.or.id atau via pos ke PO.BOX 7289 JKSPM Jakarta 12072. Tuliskan pada pojok kiri atas surat: TUTORIAL KIT. BAGAIMANA SOAL-SOAL DIKIRIMKAN DAN KAPAN UJIANNYA ? Setelah mendaftar, melengkapi persyaratan dan mengirimkan biaya KIT, Anda akan segera dikirimi formulir, buku, kaset, sekaligus soal ujiannya sesuai program yang dipilih. Soal ujian dimasukkan dalam amplop bersegel. Dalam surat hantarannya, Anda akan diberitahukan kapan Anda membuka dan mengerjakan soal ujian tersebut. Praktis bukan ?
Artikel Doa
Doa Orang Yang Tertimpa Musibah Selasa, 29 Mei 07 Doa Orang Yang Tertimpa Musibah .َِْ ًا#َْH ْZِ ْpِ2ْHَْ وَأZِ*َ3ِْRُ ْZِ ْZِ!ْ#ُEُ أh:ُh2َ ا،َِ(ُ'ْنE إَِِْ رَاh!ِِ وَإh2ِ h!ِإ
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNya kami akan kembali (di hari Kiamat). Ya Allah! Berilah pahala kepadaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik (dari musibahku).”( HR. Muslim 2/632 )
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “tidak ada seorangpun yang tertimpa suatu musibah, kemudian ia mengucapkan : Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’uun Allohumma’jurnii fi mushiibati wa akhlif li khoiron minha (do’a di atas) kecuali Allah Ta’ala akan memberinya pahala dari musibah tersebut dan memberinya pengganti dengan yang lebih baik daripada musibah itu. HR. Muslim.
Artikel Konsultasi Kamis, 08 April 04 Tanya : Assalamu’alaikum Wr.Wb Saya ingin bertanya adakah ilmu-ilmu kebatinan seperti ilmu perdukunan, susuk, kebal, Khadam, lipat bumi (terbang, berjalan atas air dan sebagainya ) dan Wifiq adalah sesat dan dilarang di dalam islam ? Saya belum belajar ilmu ini tetapi berminat untuk mengkajinya. Saya sebagai seorang Islam amat takut berbuat perkara yang menyesatkan di dalam islam. Saya berlindung kepada Allah daripada ilmu yang menyesatkan . Harap tuan dapat bagi jawabannya? Jawab : Akhi fillah, Wa'alaikum Salâm Warahmatullâhi Wa barokâtuh Dalam Al-Quran Allah Ta’ala menegaskan bahwa syaithan adalah musuh kita yang paling nyata (QS.al-Isra’ : 53), karenanya kita harus memposisikannya sebagai musuh besar yang harus dimusnahkan dan dikalahkan agar kita selalu waspada setiap saat, sebab dia juga bergerak seperti peredaran aliran darah dalam tubuh manusia (hadits). Dalam memperdaya manusia, banyak jeratan-jeratan yang dilakukan olehnya dengan cara membuat jeratan-jeratan tersebut menarik dan indah (QS.6:43, 8:48, 27:24,29:38) termasuk hal-hal yang anda sebutkan tersebut yang kebanyakan seakan-akan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an atau hadits padahal sangat jauh dari keduanya. Semua jenis-jenis yang anda sebutkan tersebut adalah dilarang oleh agama dan menyesatkan. 1.Mengenai perdukunan atau tukang ramal, mendatangi paranormal, dst… Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “ Barangsiapa mendatangi tukang ramal lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara dan dia mempercayainya, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari “. (HR. Muslim). Hadits yang lain menyatakan bahwa Rasulullah bersabda : “Barangsiapa mendatangi seorang dukun dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam “. (HR.Abu Daud), dan banyak lagi hadits-hadits yang lain. Dalam hal ini bukan dukun beranak karena meskipun disebut dukun pada dasarnya dia adalah yang disebut dengan tabib/tabibah sehingga tidak termasuk kategori dukun yang terdapat di dalam hadits tersebut bila dalam praktiknya terhindar dari hal-hal yang berbau syirik. 2. Adapun susuk, tujuan utamanya hanyalah untuk menipu penglihatan orang agar terlihat cantik, menarik, awet muda atau lainnya sedangkan perbuatan menipu apapun bentuknya sangat dilarang oleh agama, belum lagi mantra-mantra (jampijampi) ataupun persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi tersebut semuanya tidak pernah diajarkan oleh agama/syara’ dan masuk kategori sihir yang
merupakan dosa besar. 3. Sedangkan yang lainnya seperti ilmu kebal, khadam… dst semata-mata dimaksudkan oleh pencarinya untuk pamer dan menunjukkan kepada orang bahwa dirinya hebat, disamping tujuan melindungi diri… tetapi semuanya dilakukan dengan sarana dan syarat-syarat tertentu yang menyimpang dari ajaran agama (syirik), padahal Allah berfirman : “ Katakanlah (Muhammad kepada kaum musyrikin) : terangkanlah kepadaku tentang apa-apa yang kamu seru selain Allah. Jika Allah menghendaki untuk menimpakan suatu bahaya kepadaku, apakah mereka mampu menghilangkan bahaya itu. Atau jika Allah menghendaki untuk melimpahkan suatu rahmat kepadaku, apakah mereka mampu menahan rahmatNya ?. Katakanlah : cukuplah Allah bagiku, hanya kepadaNyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri“. (QS. Az-Zumar : 38). Secara logika/akal Rasulullah Shlallallahu ‘alaihi Wasallam bisa saja melakukan hal itu tatkala beliau dilempari batu oleh orang-orang Thaif, begitu juga ketika perang uhud tentunya beliau tidak sampai patah giginya, realitanya tidak demikian. Oleh karena itu niat anda tersebut harus dihilangkan dan dibatalkan apalagi anda telah menyatakan takut melakukan perbuatan yang menyesatkan di dalam Islam, maka ini adalah tindakan yang positif dan seharusnya demikian dalam segala hal. Perlu anda ketahui, bahwa dalam sebuah hadits dikatakan bahwa bila seseorang berniat untuk berbuat baik lalu dia jadi melakukannya maka dia mendapatkan pahala sepuluh kebaikan, apabila dia berniat juga namun dia tak dapat melakukannya, maka dia akan mendapatkan pahala satu kebaikan, sedangkan bila dia berniat melakukan suatu perbuatan buruk lalu melakukannya maka dia akan mendapatkan balasan satu kejahatan, bila berniat untuk itu pula namun dia tidak jadi melakukannya maka dia akan mendapatkan pahala satu kebaikan. Maukah anda mendapatkan pahala itu?. Bukankah agama kita ini sangat adil?. Mengenai khadam anda bisa baca surat al-Jinn ayat 6 dan 13. Sebagai penutup, renungkanlah penuturan seorang sahabat,’Imran bin Hushain bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam melihat seorang laki-laki terdapat di tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya : “Apakah ini? orang itu menjawab : penangkal sakit. Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam pun bersabda: “ Lepaskan itu, karena ia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”. Semoga jawaban ini bermanfa’at dan kita semua terhindar dari semua perbuatan yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kesyirikan. Wallahu a’lam. Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.
Artikel Keluarga senyum
Tidak Bisa Membaca Jumat, 10 Agustus 07 Berkata penjaga perpustakaan kepada seorang anak kecil yang ingin masuk perpustakaan, “Jangan ribut ya! Kalau kamu ribut, orang-orang di dalam tidak bisa membaca dengan baik. Sang anak menjawab, “Kasihan sekali mereka, sudah besar masih belum bisa membaca, padahal saya sudah pandai membaca dengan baik sejak saya berusia enam tahun.”
Daftar Buku Pustaka Al-Sofwa Agar Doa Dikabulkan Oleh : Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qahthani Jumlah Halaman : 133 | Harga : Rp 15000 ,Kesusahan dan kesulitan yang dihadapi seorang hamba tidak selalu dapat diatasi oleh dirinya sendiri. Di saat itulah dia sangat membutuhkan pertolongan Allah, Sang Penciptanya. Tak ada sarana lain untuk mewujudkan itu selain dengan Doa. Doa merupakan ibadah yang disyari'atkan oleh Allah Ta'ala dan tidak sepantasnya seorang muslim meninggalkannya, bahkan Allah marah dan murka kepada orang yang sombong dan tidak mau memohon kepada-Nya. Allah telah berjanji mengabulkan permohonan seorang hamba, jika dia mau memohon kepadanya. Seringkali kita mendengar orang berkeluh kesah, bahwa dia telah banyak berdoa kepada Allah siang dan malam, tetapi doanya tak kunjung dikabulkan, dan akhirnya dia meninggalkannya. Kalau kita memperhatikan Al-Quran, sunnah dan atsar-atsar salaf shalih, ternyata disana telah dijelaskan petunjuk-petunjuk agar doa kita dikabulkan, bagaimana kita seharusnya berdoa, kapan saat-saat yang tepat kita berdoa, syarat-syarat apa yang seharusnya dipenuhi, larangan-larangan apa yang seharusnya dihindari, juga doa-doa yang mustajab. Insya Allah, buku ini akan menjelaskan hal-hal tersebut diatas dan semoga Allah mengabulkan doa kita. Amin.
Arsip Kaset Pernikahan : Katalog
Judul
Harga
Kaset
0161
Lautan Cinta Oleh: ust. Fariq Qasim Anuz
Rp. 8000,-
1
0146
Hak dan Kewajiban Suami Isteri Oleh: Ust. Abdullah Al-Hadhrami
Rp. 8000,-
1
0015
Nikah dan Melestarikan Alam Oleh: Ust. Abu Haidar
Rp. 40000,-
5
0018
Adab Malam Pertama Oleh: Ust. Mus'ab Al-Atsary
Rp. 40000,-
5
Artikel Quran : SURAT AT-TAKATSUR (BERMEGAH-MEGAHAN) Selasa, 10 Juli 07 TEKS AYAT ْ'َ hَ{ آ4 } ََُ'ن2ْ(َ َ'ْفَ ﺕhَ آh:ُ{ ﺙ3} ََُ'ن2ْ(َ َ'ْفَ ﺕhَ{ آ2} َ#ِ%َ?َُْ ا:ُ زُرْﺕ6h*َ{ ﺡ1 } ُ#َُﺙKh*ُ ا:ُأََْآ {8 } ِ:ِ(hٍ َِ اAَِ ْ'َ hُ2َُْ*َ h:ُ{ ﺙ7}ِِ?ََْ ََْ اh!َُو#َ*َ h:ُ{ ﺙ6 } َ:ِ+َ`ْ اhَوُن#َ*َ {5} ِِ?ََْ ا:ْ2ِ ََُ'ن2ْ(َﺕ “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,[1] sampai kamu masuk ke dalam kubur.[2] Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),[3] dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. [4] Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,[5] niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,[6] dan sesungguhnya kamu benarbenar akan melihatnya dengan 'ainul yakin,[7] kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu ).[8]” TAFSIR AYAT 1. Allah SWT berfirman mencela hamba-hamba-Nya atas kelalaian mereka dari tujuan penciptaan mereka, yaitu untuk beribadah hanya kepada-Nya, tanpa sekutu bagi-Nya, mengenal dan tunduk kepada-Nya, mendahulukan cinta-Nya di atas segala sesuatu. Dia berfirman, telah menjadikan kalian lalai dari menaati-Ku sikap berbangga-bangga kalian dengan banyaknya harta, anak, pembantu, bala tentara, kehormatan dan lain sebagainya yang dimaksudkan untuk saling berlomba banyak. 2. Kelengahan kalian ini berlanjut terus hingga datang ajal kalian, dan kalianpun menjadi penghuni kubur. Pada saat itulah, baru tabir tersingkap oleh kalian, tetapi setelah tidak mungkin lagi kalian kembali ke dunia. 3. Oleh karena itu, Allah SWT mengancam mereka dengan firman-Nya, tidak seharusnya demikian, kalian tidak melaksanakan taat kepada Allah karena dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak harta benda dan anak, dan kalian akan tahu akibat dari kelalaian kalian itu. 3. Kemudian ancaman itu diulangi lagi sebagai penegasan. 4. Kemudian duulangi lagi untuk yang ketiga kali. Allah SWT berfirman, jika kalian benar-benar meyakini apa yang ada di depan kalain, kalian tidak akan dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak harta dan anak itu, dan pasti akan bergegas melakukan amal shaleh. 5. Tetapi ketidakyakinan kalian telah menjadikan kalian seperti yang kalian lihat
sendiri. 6. Sungguh kalian kelak benar-benar menyaksikan terjadinya kiamat dan kalian pasti benar-benar akan melihat al-Jahim, yaitu neraka yang telah disediakan oleh Allah SWT bagi orang-orang kafir. 7. Kemudian kalian benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala kalian sendiri, maka kalian menjadi yakin tanpa ragu sedikitpun. 8. Kemudian pada hari kiamat itu, Allah akan meminta pertanggungan jawab kalian atas semua nikmat yang telah Allah SWT curahkan kepada kalian di dunia, seperti: pendengaran, mata, kesehatan, rasa aman, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Apakah kalian telah mensyukurinya dan tidak menggunakannya untuk bermaksiat kepada-Nya, yang menjadikan kalian akan diberi nikmat yang lebih baik dari itu? Atau kalian tidak mensyukurinya dan bahkan kalian menggunakannya untuk bermaksiat kepada-Nya sehingga kalian akan disiksa oleh-Nya.? SUMBER: at-Tafsir al-Yasir karya Yusuf bin Muhammad al-Owaid
Aqidah : Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan oleh : Syaikh Utsaimin TUJUAN AKIDAH ISLAM Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang, yaitu: 1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya. Karena Dia adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan kepada-Nya satu-satunya. 2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat diindera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat. 3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur. Hakim yang Membuat tasyri’. Oleh karena itu hatinya menerima takdir, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain. 4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena di antara dasar akidah ini
adalah mengimani para rasul yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan. 5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap pahala serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan. “Dan masing-masing orang yang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Al An’am 132) Nabi Muhammad n juga mengimbau untuk tujuan ini dalam sabdanya: َ 6َ2َ ِْص#ْ اِﺡ،ٌ#َْH ~ُْ آZِ َِ وpِْ(h ْ ِِ اnُْ ا ِ َِ ا6َِ إiٌَ وَأَﺡ#َْH ْ ُِ اْ?َ'ِيnُْا ِْKَََا وAََا وَآAَْ_ُ آ2َ(َ ْZg!َْءٌ ََ ﺕَ?ُْ َ'ْ أZَ$ َcَ%َ<َْ وَإِنْ أaَ`ْ(ََ ﺕ.َ و،ِ ِ% ِْ(َ*َْ وَاcُ(َ َْ ُْM: َِنPْhrُ َََ اQَ*ْ َ َ'ْ ﺕhِن9َ ،ََ(َ ََء$ َ َ و،ُ رَ اhَM . “Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan jangan lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau katakan: Seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan. Sesungguhnya mengandai-andai itu membuka perbuatan setan.” (Muslim) 6. Mencintai umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa perduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu. ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orangorang yang benar.” (Al Hujurat 15) 7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan. “Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl 97)
Inilah sebagian dari tujuan akidah Islam. Kami mengharap agar Allah merealisasikannya kepada kami dan seluruh umat Islam.
Artikel Tarikh Islam : Umrah Rasulullah SAW Dari Al-Ji’ranah Senin, 30 Juli 07 Rasulullah mengangkat ‘Attab bin Usaid sebagai amir di Makkah. Dan dia memimpin haji kaum muslimin pada tahun delapan Hijriyah. Ibnu Ishaq berkata, “Rasulullah keluar dari Ji'ranah menuju ke Makkah untuk mengerjakan umrah dan memerintahkan penyimpanan sisa-sisa Fay’i di Majannah, salah satu daerah di Marr Adh-Dhahran. Usai berumrah, Rasulullah pulang ke Madinah, menunjuk Attab bin Usaid sebagai wakil beliau di Makkah, dan meninggalkan Muadz bin Jabal di Makkah untuk mengajarkan masalahmasalah agama dan Al-Qur’an ke-pada kaum muslimin di Makkah. Rasulullah pulang ke Madinah dengan membawa sisa-sisa Fay’i.* “Umrah Rasulullah di atas terjadi pada bulan Dzulqa’dah. Rasu-lullah tiba di Madinah di akhir bulan Dzulqa’dah atau permulaan bulan Dzulhijjah.” Ibnu Ishaq berkata, “Pada tahun tersebut, orang-orang melaksanakan ibadah haji seperti biasa dilakukan orang-orang Arab. Pada tahun itu juga Attab bin Usaid melaksanakan haji bersama kaum muslimin pada tahun kedelapan Hijriyah. Pada tahun itu juga, orang-orang Thaif masih berta-han pada kesyirikan mereka antara bulan Dzulqa’dah –karena Rasulullah pulang ke Madinah– hingga bulan Ramadhan tahun kesembilan Hijriyah.” Perihal Ka’ab bin Zuhair Setelah Kepulangan Rasulullah SAW Dari Thaif “Ketika Rasulullah tiba di Madinah dari Thaif, Bujair bin Zuhair bin Abu Sulma menulis surat kepada saudaranya, Ka’ab bin Zuhair. Bujair bin Zuhair menjelaskan kepada Ka’ab bin Zuhair bahwa Rasulullah telah membunuh sejumlah orang di Makkah yang tadinya mengecam dan mengganggu beliau. Para penyair Quraisy yang masih tersisa ialah Ibnu Az-Zaba’ra dan Hubairah bin Abu Wahb, namun keduanya lari tak jelas tujuannya. kata Bujair bin Zuhair kepada Ka’ab bin Zuhair dalam suratnya, ‘Jika engkau mempunyai keperluan kepada Rasulullah, pergilah kepada beliau, karena beliau tidak membunuh siapa pun yang datang kepada beliau dalam keadaan bertaubat. Jika engkau tidak mau, selamatkan dirimu ke tempat di dunia ini yang bisa menyelamatkanmu’. Ka’ab bin Zuhair berkata, ‘Ketahuilah, adakah orang yang bisa mengantarkan suratku kepada Bujair? Bagaimana tanggapanmu terhadap perkataanku kepadamu, celaka engkau Jelaskan kepadaku, jika engkau tidak berbuat Ia menjelaskan apa lagi kepadamu? Apakah ia menjelaskan tentang akhlak yang tidak aku jumpai pada ayahnya pada suatu hari? Dan engkau temukan akhlak tersebut pada ayahmu?
Jika engkau tidak berbuat, aku tidak minta maaf dan tidak mengatakan apa-apa Tapi jika engkau jatuh, engkau harus berdiri Engkau diberi minum air segar oleh orang terpercaya Engkau diberi minum pertama kali oleh orang terpercaya tersebut Kemudian diberi minum lagi’.” Ka’ab bin Zuhair mengirim surat tersebut kepada Bujair bin Zuhair. Ketika surat tersebut diterima Bujair bin Zuhair, ia tidak dapat menyembunyikannya dari Rasulullah, oleh karena itu, ia membacakannya di hadapan beliau. Ketika Rasulullah mendengar bait syair Ka’ab bin Zuhair yang berbunyi, ‘Engkau diberi minum air segar oleh orang terpercaya,’ beliau bersabda, ‘Ia berkata benar bahwa ia memang pendusta dan aku orang yang terpercaya.’ Ketika Rasulullah mendengar bait syair Ka’ab bin Zuhair yang berbunyi, ‘Apakah terhadap akhlak yang tidak aku temu-kan pada ibu dan ayahnya?’ Beliau bersabda, ‘Betul, ia tidak menemukan akhlak tersebut pada ibu dan ayahnya.’ Ibnu Ishaq berkata, “Ketika surat Bujair bin Zuhair diterima Ka’ab bin Zuhair, bumi menjadi sempit bagi Ka’ab bin Zuhair. Ia pun mengkhawatirkan keselamatan dirinya dan musuh-musuhnya menyebarkan kejadian tersebut dengan berkata, ‘Ka’ab telah terbunuh, ‘Ketika Ka’ab bin Zuhair tidak mendapatkan sesuatu yang bisa menyelamatkan dirinya, ia mengatakan syair berisi pujian untuk Rasulullah, ketakutannya, dan pembeberan musuh-musuhnya tentang dirinya. Kemudian ia keluar dari daerahnya dengan tujuan Makkah. Dalam perjalanannya, ia singgah di rumah salah seorang Juhainah yang telah ia kenal sebelumya – seperti dikatakan kepadaku–. Ka’ab bin Zuhair berjalan terus hingga tiba di Madinah. Pada suatu pagi, ia bersama temannya dari Juhainah tersebut pergi ke tempat Rasulullah yang ketika itu sedang mengerjakan shalat Shubuh. Temannya pun ikut shalat bersama Rasulullah, kemudian memberi isyarat kearah Rasulullah, ‘Inilah Rasulullah. Mendekatlah dan mintalah jaminan keamanan kepada beliau.’ Disebutkan kepadaku bahwa Ka’ab bin Zuhair mendekat kepada Rasulullah hingga duduk di depan beliau dan meletakkan tangannya di tangan beliau yang ketika itu tidak kenal dengannya. Ka’ab bin Zuhair berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ka’ab bin Zuhair datang kepadamu dalam keadaan bertaubat dan muslim untuk meminta jaminan keamanan. Apakah engkau menerimanya jika aku membawanya kepadamu?’ Rasulullah bersabda, ‘Ya, aku menerimanya.’ Ka’ab bin Zuhair berkata, ‘Wahai Rasulullah, akulah Ka’ab bin Zuhair.’” Ibnu Hisyam berkata, Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku bahwa salah seorang dari kaum Anshar melompat ke arah Ka’ab bin Zuhair dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, izinkan aku membunuh musuh Allah ini.’ Rasulullah bersabda, ‘Biarkan dia, karena dia datang dalam keadaan bertaubat dan berhenti dari masa lalunya.’ Karena ulah orang dari kaum Anshar tersebut, Ka’ab bin Zuhair marah kepada kaum Anshar. Di sisi lain, seluruh kaum Muhajirin berkomentar baik tentang dirinya. Oleh karena itu, ia melantunkan syairnya yang pernah ia katakan ketika tiba di tempat Rasulullah SAW, ‘Su’ad (nama teman wanitanya) telah menjauh dan pada hari ini hatiku berduka Menelusuri jejak-jejaknya dan orang yang terikat (tawanan) itu belum ditebus
Tidaklah Su’ad pada hari perpisahan ketika mereka berangkat Melainkan suara mendengung, orang pemalu, dan wanita pengguna celak di matanya Ia ramping, maju, cerdik, mundur, dan tingginya sedang Ia perlihatkan gigi-giginya di kegelapan malam jika ia tersenyum Senyumnya bak tempat minum khamr yang rusak Tempat minum tersebut pecah oleh air dingin di tikungan lembah Air tersebut jernih di aliran air dan ditiup angin utara pada waktu Dhuha Angin menghilangkan kotoran dari air tersebut Duhai sahabat wanitaku, seandainya saja ia benar dalam janjinya Ah, seandainya nasihat diterima Namun ia sahabat wanita yang darahnya telah bercampur dengan luka Cinta yang tersembunyi, pelanggaran janji, dan perubahan Maka ia tidak berlama-lama dalam kondisi yang terjadi padanya Sebagaimana penyihir wanita mewarnai pakaiannya Ia tidak memegang janji yang pernah ia buat Melainkan seperti saringan yang menahan air Jadi, engkau jangan tertipu oleh harapan dan janjinya Karena harapan-harapan dan mimpi-mimpi itu menyesatkan janji-janji Urqub (nama orang) adalah perumpamaan janji-janjinya Semua janji-janjinya tidak lain adalah kebatilan Aku berharap dan ingin cintanya mendekat Aku tidak pernah membayangkan mempunyai ratap tangis terhadapmu Pada sore hari, Su’ad berada di negeri Yang tidak bisa dijangkau kecuali oleh kuda pilihan yang kencang larinya Ia tidak mungkin dijangkau kecuali oleh unta besar Yang keringatnya bercucuran dari mulai belakang telinganya Yang keinginannya ialah menginjak rambu-rambu yang tidak jelas Ia melempar penunjuk jalan dengan dua mata sapi liar yang berwarna putih Jika tanah berbatu dan penunjuk terbakar Unta tersebut besar lehernya dan kakinya juga besar Ia unta betina terbaik dari unta sejenisnya Bagian atas pipinya padat dan keras, serta kuat seperti unta jantan Bagian sampingnya luas dan langkahnya panjang Kulitnya keras seperti kulit jerapah yang kebal karena kerasnya Serangga kurus tidak dapat menghisap darahnya karena kekerasan kulitnya Saudara dan ayahnya mulia Paman dari jalur ayah-ibunya panjang leher dan punggungnya, serta kencang larinya Serangga berjalan di atasnya kemudian serangga tersebut jatuh darinya Dada dan pinggulnya bagus Ia laksana keledai liar yang badannya padat dari semua sisinya Sikunya jauh dari dadanya dan tulang persendiannya kuat Kedua mata dan tempat penyembelihannya maju Dari hidung dan bagian atas bibirnya serta kepalanya besar Ekornya seperti pelepah kurma dan bulunya lebat
Ia mengibaskan ekornya ke susunya dan susunya tidak berkurang Bagian atas hidungnya dan kedua telinga tinggi bagi orang ahli tentang dirinya Ia mulia, terlihat jelas, dan lembut Ia berjalan cepat dengan kaki ringan dan mendahului unta-unta lain Dan dengan kaki yang keras dan kakinya hanya menyentuh tanah Sepertinya kedua lengannya bergerak jika ia berkeringat Sungguh fatamorgana telah mengelilingi bukit kecil Orang-orang rusak di sekitarnya berkata Hai anak Abu Sulma, engkau akan dibunuh Semua teman yang aku harapkan bantuannya berkata Aku tidak akan melalaikan karena aku sibuk denganmu Aku katakan, biarkan aku, semoga engkau tidak mempunyai ayah Semua yang ditakdirkan Allah pasti terjadi Seluruh manusia kendati umurnya panjang Namun pada suatu hari, mereka menjadi mayit yang dipanggul Aku diberitahu bahwa Rasulullah berjanji kepadaku Maaf Rasulullah itu bisa diharapkan Tunggu sebentar, semoga engkau diberi petunjuk oleh Dzat yang memberimu AlQur’an Yang di dalamnya terdapat pelajaran-pelajaran dan rincian segala hal Jangan bawa aku kepada ucapan-ucapan orang yang bermaksud merusak Aku tidak berdosa kendati banyak komentar tentang diriku Karena bisa jadi aku berdiri di satu tempat yang jika aku telah berdiri di atasnya Maka orang akan melihat dan mendengar apa yang tidak didengar gajah Ia pasti tidak henti-hentinya gemetar Kecuali jika ia mendapatkan pemberian dari Rasul atas izin Allah Aku senantiasa menelusuri padang sahara Di persenjatakan kegelapan malam dan berpakaian malam Hingga aku meletakkan tangan kananku yang tidak aku sanggah Di telapak tangan orang mulia dan ucapannya tidak boleh dibantah Aku takut bicara dengannya Dikatakan kepadaku, segala perbuatan diserahkan kepadamu dan engkau akan dimintai pertanggunganjawab Itu lebih aku takutkan daripada takut kepada singa di hutan Di tempat yang banyak singanya dimana setiap hutan lebih menakutkan daripada hutan lainnya Singa tersebut keluar pagi-pagi kemudian membawa makanan untuk kedua anaknya Hari-harinya ialah daging manusia yang terbuang di tanah dalam keadaan terkoyak-koyak Jika singa tersebut berduel dengan singa yang sepadan dengannya maka singa tersebut tidak membiarkan lawannya kecuali melarikan diri Karena singa tersebut, seluruh binatang buas Al-Jawwu lari Dan rombongan orang laki-laki tidak berani melintasi lembahnya Di lembah tersebut, singa tersebut adalah saudara terpercaya Senjatanya berwarna darah dan pakaian terkoyak-koyak
Sesungguhnya Rasul adalah sinar yang menyinari Yang bersenjatakan pedang-pedang Allah yang dikeluarkan dari sarungnya Dikumpulkan orang-orang Quraisy yang salah seorang dari mereka berkata Di kabilah Makkah ketika mereka masuk Islam, berhijrahlah kalian Mereka pun berhijrah Mereka bukan orang-orang lemah Mereka bukan orang-orang yang tidak punya perisai ketika perang Mereka bukan pasukan pejalan kaki yang tidak bisa mengendarai kuda Mereka mulia dan pahlawan Mereka mengenakan baju besi di medan perang Juga mengenakan celana putih, panjang, dan dijahit dengan besi yang kuat Mereka tidak cepat gembira jika tombak mereka mengenai suatu kaum Mereka tidak cepat takut jika kalah Mereka berjalan seperti unta putih dan terlindungi oleh pukulan Jika singa-singa pendek melarikan diri Tikaman tidak terjadi di leher-leher mereka Mereka tidak lari dari telaga kematian.’” Ibnu Ishaq berkata, Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku bahwa ketika Ka’ab bin Zuhair berkata, ‘Jika singa-singa pendek melarikan diri,’ maka yang ia maksud adalah kami kaum Anshar, karena perbuatan salah seorang dari mereka terhadap dirinya. Ka’ab bin Zuhair hanya memuji secara khusus kaum Muhajirin dari Quraisy. Oleh karena itu, kaum Anshar marah. Tapi, setelah ia masuk Islam, ia memuji kaum Anshar, menyebutkan prestasi-prestasi mereka bersama Rasulullah, dan posisi mereka terhadap Yaman. Kata Ka’ab bin Zuhair, ‘Barangsiapa menginginkan kemuliaan hidup Hendaklah ia senantiasa berada di pasukan berkuda kaum Anshar yang shalih Mereka mewariskan kemuliaan dari satu generasi ke generasi selanjutnya Sesungguhnya orang-orang pilihan ialah kaum Anshar Mereka memandang dengan mata memerah Seperti bara api dan pandangan mereka tidak lemah Mereka jual jiwa mereka untuk nabi mereka Untuk mati di kancah perang Mereka melindungi agama manusia Dengan pedang dan tombak yang bergetar Mereka bersuci –mereka meyakininya sebagai ibadahDengan darah orang-orang kafir yang mereka perangi Mereka terlatih untuk mengalahkan manusia sebagaimana singa terlatih di hutan Jika engkau meminta dilindungi mereka Engkau berada di benteng anak kambing Di Perang Badar, mereka memukul Ali bin Mas’ud Dengan pukulan yang karenanya seluruh Nizar menjadi lemah Jika seluruh kaum memiliki pengetahuan terhadap mereka Pastilah orang-orang yang aku ajak debat akan membenarkanku Kaum Anshar ialah kaum yang jika bintang-bintang berguguran dan tidak ada hujan
Maka mereka menjamu orang-orang yang tiba di waktu malam.’” Ibnu Hisyam berkata, “Ada yang mengatakan bahwa ketika Ka’ab bin Zuhair berkata, ‘Su’ad telah menjauh dan pada hari ini hatiku berduka.’ Maka Rasulullah bersabda kepada Ka’ab bin Zuhair, ‘Alangkah baik seandainya engkau menyebutkan kebaikan kaum Anshar, karena mereka berhak mendapatkannya.’ Kemudian Ka’ab bin Zuhair mengatakan bait-bait syair di atas.” Dan dikatakan kepadaku dari Ali bin Zaid bin Jud’an bahwa ia berkata, “Ka’ab bin Zuhair melantunkan bait di bawah ini kepada Rasulullah di masjid, ‘Su’ad telah menjauh dan pada hari ini hatiku berduka.’” CATATAN KAKI: * Ibnu Hisyam berkata, “Diceritakan kepadaku dari Zaid bin Aslam bahwa ia berkata, ‘Ketika Rasulullah SAW mengangkat 'Attab bin Useid sebagai amir Makkah dan menggajinya satu dirham per hari, ia pun bangkit dan berpidato di hadapan manusia, ‘Wahai sekalian manusia, semoga Allah membuat lapar perut yang merasa lapar dengan duit satu dirham. Sungguh Rasulullah SAW telah menggajiku satu dirham per hari. Dan aku tidak butuh kepada pemberian siapapun.’”
Artikel Tokoh Islam : Mengenal Lebih Dekat AN-NAJASYI, ASH-HAMAH BIN ABJAR, Sang Raja Nan Arif Lagi Bijaksana Kamis, 19 Juli 07 “Tatkala raja Najasyi meninggal kami saling menuturkan bahwasanya di atas kuburnya masih terlihat cahaya...” ('Aisyah Ummul Mu'minin) Tokoh kita kali ini adalah seorang Tabi'in jika ia termasuk dari kalangan Tabi'in, atau ia adalah seorang sahabat jika ia terhitung sebagai seorang sahabat. Ia telah mengirim surat kepada Rasulullah SAW, sebagaimana Rasulullah juga mengirim surat kepadanya. Ketika ia meninggal Rasulullah SAW melakukan shalat ghaib untuknya, padahal beliau tidak pernah shalat ghoib untuk selainnya. Ia bernama Ash-hamah bin Abjar yang dikenal dengan an-Najasyi.* Marilah kita sejenak mempelajari kepribadian dan kehidupan beliau. Ayahanda Ash-hamah adalah seorang raja Habasyah yang tidak mempunyai anak lagi selain dia. Sehingga pada suatu saat para pembesar Habasyah berkata, “Sesungguhnya raja kita tidak mempunyai seorang anak kecuali bocah kecil ini, jika raja mati maka ia akan menggantikannya dan memimpin kita sedangkan kita tidak menghendakinya. Bagaimana kalau kita membunuh raja kita yang sekarang dan kita angkat saudaranya menjadi penggantinya, sesungguhnya ia mempunyai dua belas anak yang akan mewarisinya.” Demikianlah syetan terus menerus membisikkan kejahatan kepada mereka sampai akhirnya mereka membunuh sang raja dan kemudian menobatkan saudara laki-lakinya. Ash-hamah tumbuh berkembang di bawah perlidungan dan pemeliharaan pamannya sampai tampak pada dirinya kecerdasan, semangat yang tinggi, perkataan yang fasih dan kepribadian yang terpuji. Sehingga ia merasa kagum dan mengutamakan Ash-hamah daripada anak-anaknya. Kemudian kembali syetan membisikkan kejahatan kepada para pembesar Habasyah sehingga di antara mereka ada yang berkata kepada yang lain, “Demi Allah kita takut kalau-kalau nantinya Ash-hamah akan menjadi raja, dan jika terjadi yang demikian maka ia benar-benar akan membalas kematian ayahandanya dan membunuh kita semua.” Maka kemudian mereka mendatangi raja dan berkata, “wahai raja, sesungguhnya hati kita belum bisa tenang kecuali jika engkau membunuh Ash-hamah atau engkau mengusirnya dari hadapan kami. Sekarang ia telah tumbuh dewasa, kami takut ia akan membalas kematian ayahandanya dan membunuh kita semua.” Akan tetapi sang raja berkata kepada mereka, “Kalian memang benar-benar sejelek-jelek manusia! Pada waktu lalu kalian telah membunuh ayahnya, dan hari ini kalian memintaku untuk membunuhnya?! Demi Allah aku tidak akan melakukannya.” Mereka berkata, “Bagaimana kalau kita mengusirnya dari negeri kita.? Maka kemudian sang raja
menuruti kemauan mereka dengan rasa enggan dan berat hati. Tidak lama setelah pengasingan Ash-hamah terjadilah sesuatu yang tidak disangka-sangka. Langit gelap gulita tertutup awan, guntur menggelegar hebat, kilat menyambar sang raja hingga meninggal dunia, maka para pembesar Habasyah memilih salah satu di antara anak-anaknya untuk menjadi raja, akan tetapi mereka tidak menemukan seorangpun yang pantas di antara mereka sehingga mereka khawatir dan gundah. Kekhawatiran itu semakin bertambah tatkala mengetahui bahwasanya negeri tetangga sekitar Habasyah ingin mengambil kesempatan ini untuk menjajah mereka. Maka sebagian mereka berkata, “Demi Allah, sesungguhnya apa yang kita lakukan tidak akan mencapai tujuan kita, tidak ada seorangpun yang mampu menjaga kerajaan kalian selain pemuda yang pernah kita usir. Jika kalian ingin Habasyah tetap aman dan damai, maka carilah ia dan kembalikan ia ke tempat yang seharusnya.” Maka kemudian mereka keluar mencarinya, setelah menemukannya mereka membawanya kembali ke tanah air dan meletakkan tahta di atas kepala Ash-hamah serta membaiatnya menjadi seorang raja. Setelah menjadi raja, Ash-hamah memimpin tanah airnya dengan arif dan bijaksana. Ia menjadikan negerinya kembali tenang dan damai. Dan pada masa kepemimpinannya Habasyah menjadi negeri yang adil dan makmur. Tidak lama Najasyi menduduki kursi kerajaan, Allah pun mengutus nabi Muhammad SAW dengan membawa agama petunjuk. Banyak di kalangan orangorang yang diberi petunjuk masuk ke dalam agama Islam satu demi satu. Maka kemudian orang-orang kafir Quraisy melakukan penyiksaan terhadap orang-orang yang masuk Islam, sehingga tatkala kota Makkah terasa sempit bagi mereka dan penindasan serta siksaan semakin menjadi-jadi, baginda Rasulullah SAW berkata kepada mereka, “Sesungguhnya di bumi Habasyah ada seorang raja yang di wilayahnya tidak ada seorangpun yang terdzalimi, pergilah kalian ke sana dan berlindunglah di sisinya sampai Allah menjadikan jalan keluar bagi kalian dan mengeluarkan kalian dari kesempitan ini.” Kemudian sekelompok sahabat berhijrah ke Habasyah untuk yang pertama kalinya. Mereka berjumlah delapan puluh orang pria dan wanita. Setelah sampai mereka baru merasakan kembali rasa aman dan ketenteraman serta dapat menikmati manisnya ketakwaan dan ibadah tanpa ada seorangpun yang mengganggu ibadah mereka. Akan tetapi setelah orang-orang Quraisy mengetahui kepergian orang-orang muslim, kemudian mengejar mereka ke Habasyah untuk memulangkan mereka ke Makkah. Orang-orang Quraisy mengutus dua orang pilihan dari mereka yang berpengalaman dan cerdas, yaitu 'Amr bin 'Ash dan Abdullah bin Abi Rabi'ah dengan membawa berbagai macam hadiah yang sangat banyak untuk diberikan kepada raja Najasyi dan para punggawanya. Setelah sampai, mereka langsung menemui para pembesar Habasyah terlebih dahulu sebelum menghadap sang raja, kemudian mereka berdua memberi setiap pembesar itu sejumlah hadiah seraya
berkata, “Sesungguhnya ada beberapa orang bodoh dari negeri kami yang menyusup ke negeri kalian. Mereka keluar dari agama nenek moyang mereka dan memecah belah agama kaumnya. Maka apabila kami menghadap raja untuk mengadukan tentang perkara mereka, pengaruhilah sang raja agar mau menyerahklan mereka kepada kami tanpa menanyakan tentang agama mereka. Sesungguhnya kami, para pembesar mereka, lebih tahu tentang keadaan mereka dan tentang apa yang mereka yakini saat ini.” 'Amr bin 'Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah masuk menghadap raja dan bersujud menyembahnya seperti kaumnya bersujud. Raja Najasyi menyambut mereka dengan sebaik-baik sambutan. Kemudian mereka menyerahkan kepada sang raja berbagai macam hadiah yang dibawa dari Makkah seraya menyampaikan salam penghormatan dari para pembesar Makkah yang diketuai Abu Sufyan.** Setelah itu kemudian mereka berkata, “Wahai raja, sesungguhnya ada beberapa orang bodoh dari negeri kami yang menyusup ke negeri tuan. Mereka telah meninggalkan agama kami akan tetapi tidak masuk ke agama tuan. Mereka datang dengan agama baru yang kami tidak mengetahuinya secara persis dan begitu juga tuan. Kami diutus para pembesar kaum kami untuk menemui tuan, agar tuan berkenan mengembalikan orang-orang ini kepada kami. Karena mereka lebih tahu dengan apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka yakini dari agama baru tersebut.” Kemudian raja Najasyi memandang ke arah para punggawanya sebagai isyarat meminta pendapat mereka, maka mereka berkata, “Mereka benar wahai baginda raja, sesungguhnya kita tidak akan tinggal diam dengan agama baru yang mereka ada-adakan, dan sesungguhnya kaum mereka lebih tahu tentang keadaan mereka dan apa yang mereka ada-adakan daripada kita.” Akan tetapi Najasyi berkata, “Tidak, Demi Allah aku tidak akan menyerahkan mereka sampai aku mendengar apa yang mereka katakan dan tahu apa yang mereka yakini. Maka jika memang benar mereka dalam kejahatan, aku akan menyerahkan mereka kepada kaumnya. Dan jika mereka ada pada kebaikan, maka aku akan melindungi dan berlaku baik kepada mereka selama mereka berada di wilayahku.” Kemudian ia melanjutkan ucapannya, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidak akan melupakan anugerah-Nya kepadaku, sesungguhnya Dia telah mengembalikanku ke negeri asalku dan melindungiku dari tipu daya orang-orang yang tidak suka kepadaku serta menjagaku dari kejahatan mereka.” Raja Najasyi memanggil orang-orang Islam untuk menghadapnya dan bertemu dengan kaumnya, sehingga mereka merasa takut dan sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Apa yang akan kalian katakan jika ia bertanya tentang agama kalian.?” Di antara mereka ada yang menjawab, “Kita katakan apa yang difirmankan oleh
Allah Azza wa Jalla dalam kitab-Nya, dan kita khabarkan apa yang dibawa nabi kita Rasulullah SAW dari Tuhannya.” Kemudian mereka pergi menghadap sang raja. Setelah sampai di hadapan raja mereka mendapati di sana ada 'Amr bin 'Ash dan Abdullah bin Abi Rabi'ah serta para punggawa dan pendeta. Kemudian mereka mengucapkan salam kepada raja dengan penghormatan Islam dan langsung duduk. Sedang 'Amr bin 'ash melihat ke arah mereka seraya berkata, “Mengapa kalian tidak bersujud kepada raja.?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami tidak bersujud kecuali kepada Allah.” Maka demi mendengar jawaban itu, sang raja merasa kaget kemudian berkata, “Macam apakah agama kalian ini, sehingga karenanya kalian meninggalkan agama kaum kalian dan tidak juga masuk ke dalam agama kami.?” Kemudian Ja'far bin Ali Thalib sebagai juru bicara kaum muslimin menjawab, “Wahai raja, sesungguhnya kami tidaklah mengada-adakan agama kami, akan tetapi telah datang kepada kami Muhammad bin Abdullah sebagai utusan Tuhannya dengan membawa agama petunjuk dan agama yang haq dan mengeluarkan kami dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Dahulu kami adalah pemeluk agama jahiliyah, kami menyembah berhala, memutuskan tali silaturrahmi, memakan bangkai, gemar berbuat kemaksiatan, menyakiti tetangga, dan yang kuat di antara kami memakan yang lemah. Begitulah gambaran keadaan kami dahulu, hingga Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan kami sendiri yang kami tahu nasab, kejujuran, amanah dan kesucian dirinya. Beliau menyeru kami kepada Allah untuk menyembah dan mengEsakanNya. Memerintahkan kami menunaikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menyuruh kami meninggalkan apa yang pernah kami sembah yang berupa batu dan arca. Sebagaimana beliau juga memerintahkan kami untuk berkata jujur, melaksanakan amanah, menyambung silaturahmi, berbuat baik kepada tetangga, menahan diri dari apa-apa yang diharamkan dan menghindari pertumpahan darah. Beliau melarang kami berbuat kemaksiatan, berkata dusta dan memakan harta anak yatim. Lalu kami membenarkannya, mengimani risalahnya dan mengikuti apa yang dibawanya. Kemudian kami menyembah Allah Yang Maha Esa, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kami mengharamkan apa yang Dia haramkan atas kami dan kami halalkan apa yang Dia halalkan bagi kami. Akan tetapi setelah itu kaum kami memusuhi kami dan menyiksa kami agar kami kembali kepada agama mereka dan kembali menyembah berhala-berhala setelah kami menyembah Allah Yang Maha Esa. Setelah mereka menekan kami, berbuat semena-mena terhadap kami, mempersempit gerak kami dan menghalangi diri kami dari agama kami, maka kami pun pergi ke negeri tuan dan tinggal di sini. Kami memilih tuan dari pada yang lain dengan harapan agar kami tidak didzalimi di sisi tuan.”
Kemudian Najasyi bertanya, “Apakah engkau mempunyai sesuatu dari apa yang dibawa oleh rasulmu dari Tuhannya?” Ja'far bin Abi Thalib menjawab,“Ya” Najasyi berkata lagi, “Kalau begitu bacakanlah untukku!” Maka kemudian Ja'far membacakan surat Maryam, dan di antara yang dibacanya ialah firman Allah yang artinya,“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata, ‘esungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.’Ia (Jibril) berkata, ‘esungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.’ Maryam berkata, ‘Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina.!’ Jibril berkata, ‘Demikianlah . Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’ Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata, ‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.’ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: ‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” (QS.Maryam:16-24) Maka demi mendengar apa yang dibacakan, raja Najasyi menangis hingga jenggotnya basah oleh air mata, dan demikian juga para pendeta yang ada di majlis tersebut, mereka semua menangis hingga lembaran-lembaran yang mereka bawa basah oleh air mata. Raja Najasyi melihat kea arah 'Amr bin 'Ash dan kawannya seraya berkata, “Sesungguhnya apa yang telah ia baca dan apa yang dibawa Isa adalah benarbenar keluar dari satu misykat (sumber).” Kemudian ia berkata kepada keduanya, “Demi Allah, aku sama sekali tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian.” Kemudian ia bangkit pergi dan diikuti oleh orang-orang yang bersamanya. 'Amr bin 'Ash keluar dalam keadaan murka, kemudian berkata kepada kawannya, “Demi Allah besok aku akan menemui Najasyi kembali, dan aku akan
mengabarkan kepadanya tentang mereka yang akan membuat mereka musnah.” Maka kawannya yang lebih sabar dan lebih murah hati berkata, “Janganlah engkau lakukan itu wahai 'Amr. Sesungguhnya mereka adalah saudara kita meskipun mereka telah menyelisihi kita.” Akan tetapi 'Amr tetap bersikeras dan berkata kepada kawannya, “Demi Allah, aku akan katakan kepada raja bahwasanya mereka telah mengatakan sesuatu tentang Isa bin Maryam dan menyembunyikan sesuatu yang lain, bahwasanya mereka menganggap Isa adalah seorang hamba.” Tatkala datang waktu pagi, 'Amr masuk menghadap Najasyi dan berkata, “Wahai raja, sungguh mereka telah mengatakan sesuatu di depanmu, akan tetapi mereka menyembunyikan sesuatu darimu. Sesungguhnya mereka beranggapan bahwasanya Isa bin Maryam hanyalah seorang hamba.” Maka Najasyi memanggil mereka dan bertanya, “Apa yang kalian katakan tentang Isa bin Maryam?” Ja'far bin Abi Thalib menjawab, “Kita mengatakan seperti apa yang telah datang dari nabi kita SAW” Raja bertanya lagi, “Apakah yang ia katakan?” Ja'far menjawab, “Sesungguhnya Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang masih suci.” Najasyi kemudian berkata, “Demi Allah, Isa tidaklah keluar dari apa yang kalian katakan sedikitpun.” Maka setelah mendengar perkataan Najasyi yang terakhir, para pendeta dan yang hadir saling berpandangan dan berbisik antara yang satu dengan yang lain, mereka mengingkari apa yang telah dikatakan oleh Najasyi. Maka Najasyi memandangi mereka seraya berkata, “Walaupun kalian mengingkarinya.” Kemudian ia berkata kepada Ja'far bin Abi Thalib dan yang bersamanya, “Pergilah, sesungguhnya kalian aman di negeriku ini. Barangsiapa yang menyakiti kalian maka ia akan merugi, barangsiapa yang menyakiti kalian maka ia akan merugi. Sekalipun aku diberi gunung emas, aku tidak akan menyakiti salah seorang di antara kalian.” Dan kemudian berkata kepada para pelayannya, “Kembalikan semua hadiah itu kepada 'Amr dan kawannya karena kita tidaklah membutuhkannya, dan sesungguhnya Allah tidak meminta uang sogokan dariku tatkala Dia
mengembalikan kerajaan ini kepadaku, sehingga aku perlu mengambil uang sogokan setelah mendapatkan kekuasaan ini. Dan orang-orang tidak perlu patuh karena aku, sehingga akupun harus patuh karenanya.” Setelah kejadian itu, para pendeta kemudian mengumumkan kepada semua orang bahwasanya sang raja telah meninggalkan agamanya dan masuk agama lain. Mereka mengajak masyarakat agar menurunkan sang raja dari tahta, sehingga mereka mendirikan perkumpulan kemudian memutuskan untuk menurunkan Najasyi dari tahta kerajaan. Setelah raja mendengar demikian, ia menulis surat kepada Ja'far dan para sahabatnya menghabarkan tentang hal ini, kemudian menyiapkan sebuah perahu bagi mereka dan berkata, “Naiklah kalian dan bersiaplah terhadap apa yang akan terjadi, jika aku kalah maka pergilah ke tempat yang kalian inginkan dan jika aku menang maka tetaplah di tempat kalian berada.” Kemudian ia mengambil sehelai kertas dari kulit rusa dan menuliskan di atasnya, “Aku bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang patut disembah selain Allah, dan aku bersaksi pula bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul terakhir-Nya. Aku juga bersaksi bahwasanya Isa adalah hamba dan rasul-Nya, ruh dan kalimat-Nya yang ia tiupkan kepada Maryam.” Kemudian ia menggantungkan sehelai kertas tersebut di atas dadanya dan memakai Qiba-nya*** kemudian pergi menemui rakyatnya. Tatkala sampai di depan mereka ia menyeru dan berkata, “Wahai rakyat Habasyah, apa yang kalian lihat pada diriku?” Mereka menjawab, “Engkau adalah raja yang bijaksana.” Raja bertanya lagi, “Maka apakah yang kalian tidak suka dariku.?” Mereka menjawab, “Sungguh engkau telah meninggalkan agama kami dan mengatakan bahwasanya Isa adalah seorang hamba.” Najasyi berkata, “Apa yang kalian katakan tentang Isa?” Mereka menjawab, “Ia adalah anak Allah.” Maka kemudian Najasyi meletakkan tangannya di atas sehelai kertas yang tergantung di dadanya seraya berkata, “Dan aku bersaksi bahwasanya Isa tidaklah lebih dari sesuatu ini.” (Yang dia maksud adalah apa yang tertulis di kertas tersebut). Maka mereka gembira dan pergi meninggalkan raja dalam keadaan ridha. Nabi SAW mendengar apa yang terjadi antara Najasyi dan rakyatnya, dan tentang perlindungannya terhadap orang-orang Islam yang berhijrah ke negerinya sehingga mereka merasa aman dan tentram. Beliau merasa gembira terhadap kabar tentang kecondonganya kepada Islam dan keyakinannya terhadap kebenaran al-Qur'an. Kemudian hubungan antara Najasyi dan Nabi SAW semakin baik dan erat.
Pada bulan pertama tahun ke-7 H, Rasulullah SAW berkeinginan keras untuk mendakwahi enam raja terbesar di dunia agar masuk ke dalam agama Islam. Maka beliau menulis surat kepada mereka. Melalui surat tersebut, beliau mengajak mereka masuk Islam dan beriman kepada Allah serta memperingatkan mereka dari kekufuran dan kesyirikan. Dan untuk menyampaikan maksudnya ini, beliau telah menyiapkan enam sahabat pilihan, maka setiap dari mereka mempelajari bahasa Negara yang akan ia datangi, kemudian mereka keluar untuk menunaikan amanat ini pada hari yang sama. Dan 'Amr bin Umayyah adh-Dhumari adalah sahabat yang diutus ke raja Habasyah. 'Amr bin Umayyah masuk menghadap raja Najasyi dan memberikan salam penghormatan Islam, maka Najasyi menjawab salamnya dengan yang lebih baik dan menyambutnya dengan sebaik-baik sambutan. Kemudian 'Amr memberikan surat kepada Najasyi yang dititipkan oleh Rasulullah SAW. Ia langsung membuka surat tersebut dan didapatinya bahwasanya Rasulullah mengajaknya masuk Islam, dan menuliskannya sesuatu dari al-Qur'an. Maka kemudian Najasyi menempelkan surat tersebut pada keningnya untuk mengagungkannya, dan ia turun dari singgasananya sebagai bentuk ketundukannya terhadap apa yang datang padanya. Kemudian ia mengumumkan keislamannya di depan para hadirin yang datang pada hari itu, dan ia mengucapkan dua kalimat syahadat kemudian berkata, “Andai saja bisa, sungguh aku akan pergi menemui Muhammad SAW dan duduk di depannya, kemudian mencium kakinya.” Kemudian ia menulis surat kepada Nabi SAW sebagai jawaban atas ajakannya. Setelah itu 'Amr bin Umayyah mengeluarkan surat yang ke dua dari Rasulullah SAW yang berisikan agar sang raja sudi menikahkan beliau dengan Ramlah binti Abi Sufyan bin Harb. Ramlah adalah seorang perempuan yang mempunyai kisah sedih pada awalnya, akan tetapi berakhir dengan kegembiraan yang tiada tara. Ia dipanggil Ummu Habibah. Berikut petikan kisahnya: Ramlah telah kufur terhadap tuhan-tuhan nenek moyangnya. Ia bersama suaminya, Ubaidillah bin Jahsy masuk Islam dan beriman kepada Allah Yang Maha Esa Yang tiada sekutu bagi-Nya. Ia telah membenarkan risalah yang dibawa nabi Muhammad SAW. Maka kemudian orang-orang Quraisy memaksa mereka berdua agar kembali kepada agama nenek moyang dan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih sampai kemudian tidak mampu lagi tinggal di Makkah. Mereka berdua adalah termasuk orang-orang yang berhijrah ke negeri tempat Najasyi tinggal. Maka mereka mendapatkan perlakuan yang baik dari Najasyi seperti para muhajirin lainnya. Sampai pada suatu saat Allah menguji Ummu Habibah dengan ujian yang sangat berat baginya. Ujian tersebut adalah, bahwasanya suaminya yang bernama Ubaidillah bin Jahsy telah murtad, keluar dari Islam dan kemudian masuk agama nashrani. Kemudian ia hidup bersama para pemuja khamr dan bermabuk-mabukan setiap hari. Dan ia memberi pilihan kepada istrinya antara dua hal yang sama-sama pahit, yaitu antara diceraikan atau
masuk nashrani. Ummu Habibah mendapati dirinya ada pada tiga pilihan: Pertama, ia mengikuti suaminya dan murtad, yang artinya ia memilih kesenangan dunia untuk mendapatkan kepedihan adzab di akhirat. Kedua, ia kembali ke rumah ayahandanya di Makkah yang masih dalam kubangan kesyirikan. Ketiga, ia tetap tinggal di Habasyah bersama anak perempuannya yang masih kecil bernama Habibah tanpa suami di sampingnya. Akan tetapi ia mengutamakan keridhaaan Allah atas segala sesuatunya dan bertekad untuk tetap tinggal di Habasyah sampai Allah memberinya jalan keluar. Kesedihan Ummu Habibah tidaklah berlangsung lama. Suaminya meninggal dalam keadaan mabuk karena khamr. Kemudian belum juga masa iddahnya selesai, sampai datanglah jalan keluar yang dijanjikan oleh Allah. Pada suatu pagi hari, ia mendengar pintu rumahnya diketuk, tatkala pintu dibuka ia dikagetkan dengan kedatangan pelayan Najasyi yang bernama Abrahah. Ia mengucapkan salam kepadanya seraya berkata, “Sesungguhnya sang raja menghadiahkan salam untukmu dan berkata, bahwasanya Muhammad Rasulullah melamarmu dan meminta raja untuk mengakadkanmu, maka carilah seseorang yang akan mewakilimu.” Demi mendengar kabar tersebut, ia diselimuti kegembiraan yang tiada tara kemudian berkata, “Semoga Allah memberimu kabar gembira…semoga Allah memberimu kabar gembira.” Lalu berkata, “Aku menunjuk Khalid bin Sa'id bin al-'Ash sebagai wakilku, karena ia adalah kerabat yang paling dekat denganku di negeri ini.”
Di kerajaan Najasyi telah berkumpul para sahabat yang menetap di Habasyah untuk menghadiri acara akad nikah Ummu Habibah bagi Rasulullah SAW. Maka tatkala para tamu undangan telah hadir semua, raja Najasyi memuji Allah kemudian berkata, “Amma Ba'du, Sesungguhnya Rasulullah SAW telah memintaku untuk menikahkannya dengan Ramlah binti Abi Sufyan, maka aku kabulkan apa yang ia minta. Dan aku sebagai wakil dari Rasulullah menentukan mahar bagi Ramlah sebesar 400 dinar emas sesuai dengan sunnah Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian Kholid bin Sa'id bin 'Ash berdiri, memuji Allah dan memohon pertolongannya lalu berkata, “Amma ba'du, Aku memenuhi permintaan Rasulullah SAW, maka aku nikahkan beliau dengan orang yang mewakilkanku yaitu Ramlah binti Abi Sufyan. Semoga Allah memberkati Rasul-Nya pada istrinya dan berbahagialah bagi Ramlah dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadanya.” Raja Najasyi menyiapkan dua perahu miliknya, dan dengannya ia mengirim
Ummu Habibah, Ramlah binti Abi Sufyan bersama anaknya Habibah beserta para sahabat yang masih tinggal di negerinya. Sebagaimana ia juga mengirim beberapa orang Habasyah yang telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan merindukan bertemu dengan beliau SAW untuk hidup bersama beliau dan shalat di belakangnya. Rombongan tersebut diketuai oleh Ja'far bin Abi Thalib -semoga Allah meridhainya-. Kemudian raja juga menghadiahkan kepada Ramlah Ummil Mu'minin minyak wangi yang paling istimewa yang dimiliki oleh para istrinya. Ia juga mengirimkan hadiah untuk baginda Rasul SAW. Di antaranya, tiga tongkat terbaik kepunyaan Habasyah. Rasulullah SAW mengambil satu, sedangkan dua yang lainnya, beliau hadiahkan kepada Umar bin Khaththab RA dan Ali bin Abi Thalib RA. Dan adalah Bilal RA berjalan di depan Rasulullah dengan tongkat yang ada padanya, dan ia tancapkan di depan beliau jika akan mendirikan shalat. Hal itu ia lakukan jika shalat didirikan di tempat-tempat yang tidak ada bangunan masjidnya yang menunjukkan arah kiblat, begitu juga pada saat safar, shalat 'Ied dan Istisqa’. Bilal memegang tongkat tersebut sampai pada masa pemerintahan Abi Bakar ashShidiq. Dan tatkala kekhilafahan sampai di tangan Umar bin Khaththab dan Utsman bin 'Affan, tongkat tersebut dipegang oleh Sa'ad al-Qurazhi. Setelah itu berpindah dari tangan khalifah ke tangan yang lain beberapa waktu lamanya. Najasyi juga menghadiahkan kepada Nabi SAW sebuah cincin emas. Beliau tetap menerimanya walaupun pada hakikatnya menolak hal itu, kemudian cincin tersebut ia berikan kepada Umamah, cucu perempuannya dari Zainab, beliau berkata kepadanya, “Pakailah cincin ini wahai putriku.” Menjelang Fathu Makkah, raja Najasyi dipanggil oleh Allah SWT, maka Rasulullah SAW mengajak para sahabat untuk menshalatinya (secara ghaib). Beliau berkata, “Sesungguhnya saudara kalian Ash-hamah telah meninggal dunia, maka shalatlah kalian atasnya.” Kemudian Rasulullah SAW mengimami shalat ghaib untuknya, padahal beliau tidak pernah shaat ghaib sebelum ataupun sesudah meninggalnya raja Najasyi. Semoga Allah meridhai Ash-hamah an-Najasyi, dan semoga ia ridha kepada-Nya. Dan semoga Allah menjadikan surga yang kekal sebagai balasannya. Sungguh ia telah menguatkan orang-orang Islam dahulu dari kelemahan dan memberikan keamanan dari rasa takut, dan semuanya itu ia lakukan karena mengharap keridhaan Allah dan Rasul-Nya.
CATATAN KAKI: * Ash-hamah adalah namanya, sedangkan an-Najasyi adalah julukan baginya dan bagi raja-raja Habasyah, seperti halnya Kisra julukan bagi raja Persia dan Kaisar
julukan bagi raja Romawi ** Abu Sufyan adalah salah seorang pembesar quraisy pada masa jahiiyah dan setelah masuk Islam *** Qiba adalah sejenis pakaian luar sperti jaket