PEJlSEPSI PETANI TERHADAP SIARAfli PERTANIAN DI RADIO FISKA FM BOGC>R (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)
Abdul Aziz
JURUSAN SOSIAL EKOl\TOMI PER.TANIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKN01LOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 2004M/1425 II
PE.RSEPSl PETANI TERHADAP SIARAJ~ PERTANIAN Ill RADIO FISKA FM BOG()R (Kasus Petani di Desa Sukamu!ya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogar Provinsi Jawa Barat)
Oleh: Abdul Aziz NIM : 100092020290
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agribisnis Fakultas Sains clan Teknologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PEllTANIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOiLOGI UNIVERSITAS ISLAI\1 NEGERI JAIURTA 2004 MI 1425 H
JURUSAN SOSIAL EI(ONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAI(ULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAJKARTA Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh : Nama NIM Program Studi Judul Skripsi
: Abdul Aziz : I 00092020290 : Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis : Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barnt)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan tmtuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, September 2004 Menyetujui, Dosen Pembimbing Pembimbing II,
_>~~
Ors. Acep Muhib, MMA NIP. 150 317 959
Mengetahui
Dekan,
4- Dr. Syopi
nsyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956 ~
Ketua Jurusan,
**~'il
Ir. Mudatsir Najamuddin, MM NIP. 150 317958
PENGESAHAN UJIAN Skripsi berjudul "Persepsi Petani terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)" telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakaita, pada hari Sabtu, 18 September 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata I (SI) pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.
Jakarta,
September 2004
Tim Penguj i, Penguji I
~, Ir. Mudatsir Najamuddin, MM
Penguji II
Penguji Ill
Drs. Acep Mubib, MMA
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Telmologi
6-
Dr. Syopiansyah aya Pntra, M.Sis NIP. 150 317 956
Yifr
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRll'SI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH l>IAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, September 2004
Abdul Aziz 100092020290
RINGKASAN Abdul Aziz, Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat) (Di bawah bimbingan U. Maman dan Acep l\iuhib). Pertanian adalah salah satu sektor yang sangat p1lnting dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup setiap individu manusia di muka bumi ini. Namun jika sektor pertanian sudah berubah ke sektor lain, sepe1ti pertambangan galian C di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, maka akan berdampak buruk terhadap kelangsungan lahan pertanian di masa yang akan datang. Dampak yang akan terjadi secara langsung adalah, berk"Urangnya lahan produktif untuk pertanian dan semakin sedikitnya masyarakat (khususnya petani) yang bekerja pada sektor tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya inforrnasi tentang pertanian serta tidak tersedianya para penyuluh pertanian yang dapat memberikan informasi pertanian secara langsung kepada masyarakat. Jika situasi tersebut tidak disikapi dengan baik maka akan berdampak buruk di kemudian hari. I11elalui media informasi, masyarakat dapat dengan mudah mendengarkan informasi-informasi tentang pertanian. Salah satu media informasi tersebut adalah media radio lokal yang berada di tengah-tengah masyarakat Desa Sukamulya. Stasiun Radio Fiska FM Bogor secara khusus membuat program acara siaran pertanian yang mengangkat materi/isi siaran seputar pemmsalahan pertanian di Desa Sukamulys. dengan tujuan untuk mengajak masyarakat agar labih proaktif dalam menyikapi permasalahan-permasalahan pertanian yang terjadi di Desa Sukamulya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (I) mengetahui persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor dan (2) menganalisis faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Penelitian dilakukan di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat pada Bulan Juli sampai Bulan Agustus tahun 2004. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja atau puf]JOSive. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling (Sampel acak sederhana) dan ukuran sampel yang digunakan untuk mendapatka.n sampel penelitian aalah dengan menggunakan rumus Simple Random Sampling menurut Zikmulk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai. Pengola.han data dilakukan dari basil kuesioner, selanjutnya dibuat tabulasi silang, kemudian dianalisis menggunakan pengujian secara uji statistik, yaitu chi-square. Hasil penelitian menunjukkan umumnya persepsi responden petani di Desa Sukamulya adalah positif yaitu semakin banyak materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM yang membahas permasalahan-permasalahan pertanian yang terjadi di Desa Sukamulya (seperti dampak dari berubahnya lahan pertanian ke industri pertambangan galain C), maka materi/isi siaran pertanian tersebut akan semakin menarik untuk diikuti dan didengarkan. Materi/isi siaran pertanian tersebut sangat menarik untuk diikuti dan didengarkan oleh responden petani pada jam siar sore hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani di Desa Sukamulya terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor antara lain umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan pertanian, materi/isi, dan jam siar siaran pertanian. Secara keseluruhan faktor-faktor yang menunjukkan hubungan dengan persepsi petani terhadap materi/isi siaran petanian di Radio Fiska FM Bogor adalah umur dan tingkat pendidikan, sedangkan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan adalah tingkat pendapatan dan status kepemilikan lahan pertanian. Adapaun faktorfaktor yang menunjukkan hubungan dengan jam siar t.erhdap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian. Seluruh faktor-faktor ternebut umumnya memiliki hubungan yang lemah serta sangat lemah.
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikmn Waraltmatullahi Wabarakatuuh.
Alhamdulillahirobbil 'alamin, segala puja dan puji tercurahkan kehadirat ilahi rabbi Allah SWT yang telah memberikan !impahan nikmat dan hidayah-Nya yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispi ini dengan judul "Persepsi Petani terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska Fl'\/[ Bogor (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)". Salawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengajak ummatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis tentunya mengalami hambatan dan ujian yang begitu banyak sehingga patutlah penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Kedua orang tuah.'U Abah H. Syatibi Yusuf dan Thu Hj. Rumdanah yang begitu
sabar menunggu penulis menyelesaikan kuliah ini dan tanpa henti-hentinya membantu secara materi dan moril yang tiada batas. Mudah-mudahan Allah SWT selalu memberikan kemudahan dan keselamatan kepada kedua orang tuaku. Amin. 2. Bapak Drs. U. Maman, M.Si dan Bapak Drs. Acep Muhib, MMA selaku dosen pembimbing yang telah sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM selaku Penguji I ujian skripsi yang juga telah sabar dan terus memberikan perhatian dan m.otivasinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 5. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM dan Bapak Drs. Acep Muhib, MMA selaku
Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kakakku Drs. H. Mustafa Kamal yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini baik rnateri maupun moril. 7. Kakak Munawar, Ce Nunung, Kakak Marwaji, Kakak Anwar Musyaddad, Kakak Jamal (axes), serta adikku Najib dan Yasir yang telah bersama-sama hidup dalam keluarga besar bersama penulis dalam lingkungan yang harmonis dan rukunrukun. Amin 8. Keponakanku yang cantik-cantik, eva, ofah, kaka, syifa, dan dini yang telah banyak memberikan motivasi dengan canda-candanya yang lucu dan ngegemesin. 9. Kru di Fak.ultas Sains dan Teknologi, Ibu Ofah, Bpk Gun, Bpk Ocin, dan bpk/ibu lainnya yang telah banyak membantu penulis dalam proBes penyelesaian skrispsi ini. 10. Bpk Basyir di Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi yang begitu baik sama penulis. 11. Bos Mufid Ansori, anak ekonomi UIN angkatan 2000. 12. Bos mahfad (anak ekonomi UMJ) dan bos irnan, Bos Ari Timan (Wong Pangandaran), dan bos-bos lainnya yang telah banyak menyita waktu bersama penulis untuk diskusi dan saling bertukar pik:iran. 13. Teman baikku agribisnis 2000, fatwa Mui, jerry, acak, mila, abu, yusuf, heni, lulu, masburi, GW, O'O, salim, ade sugesti, sri, arm:an, dan teman-temanku lainnya serta Fitria Yuliati (teman spesial) yang telah bersama-sama memotivasi diri untuk menyelesaikan tugas penulisan skripsinya masing-masing. 14. Sernua teman baikku yang tidak tertulis semoga kalian se:mua meraih kesuksesan dalam hidup ini dan tentunya tetap ingat dengan Akhimya penulis berharap semoga kita semua dapat menjalankan kewajiban ini (penulisan skripsi) dengan sebaik-baiknya. Wassalaumi 'alaikum Wo.rahmatullolii Wa.barakatuk
Jakarta, Februari 2005
Abdul Aziz
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. . DAFTARISI......... .......................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... .
v
DAFTAR GAMBAR ·····················································································
VI
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
vn
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1
1.2. Perumusan Masalah ........ .. . ...... ... . . .......... ...... .......... ................
4
1. 3 Tujuan Penelitian . . .. . .. . . . .. . .. . .. .. . .. . . . .. . . . .. . .. .. . . . .. . .. . .. . . .. . .. . . . .. .. . . ..
4
1.4 Kegunaan Penelitian . . . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . . . .. . .. . . .. . .. . . .. . ... . .. .
4
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi . . .. . .. . . .. . . .. . .. . .. . . . .. . . .. . .. . .. . . .. . . .. . . .. ... . . .. . .. . .. . .. . . .. .. . . . .. . .. . .. .
6
2.2. Masyarakat Petani .. .... .... ... . ... ... . . .. ..... .. ..... ... .. . ... .............. .......
11
2.3. Siaran Radio dan Siaran Pertanian di Radio Fiska FM ............
14
2.3 .1. Siaran Radio . .. . ... . .. . .. . . . .. . .. . .. . . .. . . .. .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . . .. . .. .. . . . .
14
2.3.2. Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor ....................
18
2.4. Faktor-faktor yang Be1pengaruh Terhadap Persepsi ................
20
2.5. Kerangka Pemikiran ...............................................................
22
2.6. Hipotesa .................................................. ..... ........................
24
BAB ill METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat danLokasi Penelitian .................................................
25
3.2. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................
25
3.3. Teknik Pengumpulan Data......................................................
27
3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................
28
3.5. Definisi Operasional ...............................................................
29
J.5.1. Karakteristik Individu Petani ...............................................
29
3. 5. 2. Persepsi Petani terhadap Siaran pe1tanian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
30
BAB IV GAM.RARA.N UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan UmumDesaSukamulya ............ .............................
31
4.2. Keadaan Radio Fiska FM Bogor .... .... ......... .. .... .. ..................
36
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Petani ..............................................
37
5.1.1. Umur ............................................................................
37
5.1.2. Tingkat Pendapatan ............ ...... .... .. .... ..........................
38
5.1.3. Tingkat Pendidikan .......................................................
39
3.1.4. Status KepemilikanLahan Pcrtanian .............................
40
5.2. Persepsi Petani Terhadap Siaran pertanian .............................
41
5 .2.1. Persepsi Petani terhadap Materi/Isi Siaran Pertanian di Radio Fi ska FM Bogor . . .. . .. . .. . .. . . .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . . .. . .. . . .. . .
42
5.2.2. Persepsi Petani Terhadap Jam Siar Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
44
5 .3. Hubungan Karakteristik Petani dengan Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor..............
47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ...........................................................................
51
6.2. Saran ......... ~.......................................... .................................
52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
53
LAMPIRAN . .......... ... ....... ............................. ...... .... .. ......... ..... ...................
55
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penggunaan Tanah Desa Sukamu!ya .. .. . . . .. . .. . .. . . .. . . .. . .. . .. . . .. . .. .. . . ... . .. .. .
31
Tabel 2. Kondisi Demografi Desa Sukamutya tahun 2004 ........................... ....
33
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sukamulya. ................................
34
Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukamulya ...................................
35
Tabel 5. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Umur ....................................
37
Tabel 6. Jumtah Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendapatan ..............
38
Tabet 7. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..............
39
Tabel 8. Jumtah Responden Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ....
40
Tabel 9. Persepsi Petani terhadap Materi/Isi Siaran Pertanian di Radio F1ska FM Bogor ..... ........................ ........... .. ............ ..... .. ..................
42
Tabel 10. Persepsi Petani Terhadap Jam Siar Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor ...................... ........................................................
45
Tabet 11. Hubuugan Antara Persepsi Petani berdasarkan Karakteristik Petani dengan Materi/isi Siaran Pertanian di Radio Piska Bogor. .. ... .
48
Tabel J:l.. Hubungan Antara Persepsi Petani Berdasarkan Karakteristik Petani dengan Jam Siar Siaran Pertaniaa di Radio Fiska Bogor ........
49
DAFTAR GAMBAR
Garnbar 1. Proses Persepsi ....... ..... ... ..... ... .... ........... ... .. ........ . ..........................
8
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian di Radio Fi ska FM Bogor .. .... ...... .... .... ... .......... .... .... ....
24
DAFfAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian . .. ... ........... ..... .. ........... ...... ..... ... ................... .......... .....
54
RABI PENDAHUI.UAN 1.I. Latar Belakang
Pertanian adalah salah satu sektor yang sangat pf:nting dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup setiap individu manusia di muka burni ini. Hal ini disebabkan setiap individu pasti membutuhkan komoditas pertanian sebagai alat untuk mencukupi kebutuhan jasmani. Jika sektor pertanian ditinggalkan oleh petani dan tidak ada yang ingin melakukan kegiatan pada sektor pertanian tersebut, maka ini akan berakibat sangat buruk. Seperti yang tetjadi di Desa Sulkamulya di bagian Barat Kabupaten Bogor, lahan pertanian banyak ditinggalkan oleh pemiliknya dan dijual kepada pengusaha galian (Bogor Barat merupakan daerah yang sangat potensial untuk usaha pertambangan galian karena memiliki sumber
areal pertanian khususnya persawahan di Desa Sukamulya serta terjadinya degradasi lahan pertanian yang cukup besar. Pemilik lahan pertanian di Desa Sukamulya melalmkan tindakan penjualan lahan pertanian kepada pihak pengusaha pertambangan galian disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan petani (dari usaha tani yang dilakukan) sehingga jalan yang mudah untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar adalah menjual tanah. Di samping itu desakan dan rayuan oleh pihak-pihak tertentu serta tekanan dari keluarga membuat mereka tidak berdaya untuk mempertahankannya. Faktor keluarga khususnya anak petani yang sudah dewasa menginginkan kendaraan bermotor untuk bergaya dan tentunya supaya tidak ketinggalan zaman. Kebiasaan ini juga menyebabkan ada sebagian petani yang tidak lagi me!almkan kegiatan usahanya di areal pertanian, sebaliknya mereka berpindah pekerjaan seperti menjadi buruh kasar, kuli pasir, serta pekerjaan kasar lainnya. Hal ini difa,kukan karena mereka menganggap dengan usaha tersebut cepat mendatangkan uang. Lain halnya jika bertani, uang lambat diperoleh karena menunggu musim panen tiba. Perpindahan pekerjaan yang terjadi pada sebagian µetani tersebut berimbas terhadap anak-anaknya. Anak-anak mereka yang sudah d0wasa tidak tertarik untuk meneruskan pekerjaan sebagai petani. Para pemuda atau anak petani yang sudah dewasa lebih senang mencari uang dengan menjadi ku11i pasir karena tidak membutuhkan ijasah. Ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat pendidikan pada para pemuda, dimana minat terhadap sekolah rendah. Rendahnya tingkat pendidikan pada petani dan anak-anaknya mengakibatkan mereka malas untuk membaca setiap
informasi dari koran, majalah, dan media cetak Iainnya. Hal ini disebabkan karena kemampuan baca tulisnya rendah. Mereka lebih senang mendengarkan atau melihat informasi dari media elektronik seperti televisi dan radio. Rendahnya minat baca dan tulis pada petani di Desa Sukamulya mengakibatkan mereka mencari informasi yang tidak membutuhkan kemampuan baca tulisnya. Salah satu media informasi yang dapat dijadikan tempat untuk memperoleh informasi atau pesan adalah media komunikasi dektronik radio. Media radio menjadi salah satu sarana untuk memberikan pesan dan informasi kepada petani di Desa Sukamulya, karena terdapat kemudahan untuk mendapatkan informasi. Setiap audience (petani) hanya membutuhkan alat indera pendengar untuk mendapatkan informasi clan pesan yang diberikan oleh media radio. Berbeda dengan media televisi yang mengharuskan pemi.rsanya untuk melihat clan mendengarkannya. Stasiun radio siaran yang ada di Desa Sukamulya adalah Stasiun Radio Fiska FM Bogor. Radio Fiska FM Bogor adalah stasiun radio lokal yang berada di tengahtengah masyarakat Desa Sukamulya. Stasiun radio tersebut memiliki program acara pertanian dengan segmentasi pendengarnya adalah petani. Program siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor memiliki tujuan untuk mendidik clan memberikan informasi terbaru tentang pertanian serta membahas isu-isu yaing berkembang tentang pertanian di wilayah Desa Sukamulya. Tujuan Iain dari siaran pertanian di Radio Fiska FM adalah memberikan penyuluhan pertanian. Tujuan ini dilakukan dengan maksud untuk menyadarkan petani di Desa Sukamulya yang telah menjual lahannya
(terutama lahan pertanian) kepada pengusaha pertambangv.n galian C agar pada masamasa yang akan datang tidak kembali menjual lahan pertaniannya.
1.2. Pcrumusan Masalah Realitas dan adanya beberapa masalah di atas membuat pencliti ingin melihat persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Untuk memudahkan penelitian maka dilakukan perumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor?
1.3. Tu.iuan Penelitian Tujuan pcnelitian ini adalah : 1. Mengkaji persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. 2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor?
1.4. Kegunaan Penclitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi pihakpihak yang terkait, diantaranya adalah :
1. Peneliti, sebagai bahan informasi yang perlu diperhalikan (khususnya peneliti dibidang pertanian) agar secara serius melakukan langkah-langkah antisipatif dengan cara melakukan penelitian yang sama. 2. Pemerintah, sebagai bahan informasi tentang pentingnya sektor pertanian dan juga sebagai bahan informasi tentang siaran pertanian yang semakin jarang disiarkan oleh media radio. 3. Perguruan tinggi, memberikan sumbangan pemikiran kepada UIN Jakarta dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh di kampus serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.
BABil TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pcrsepsi Persepsi adalah suatu interpretasi individu terhadap suatu objek yang akan memberikan makna terhadap dirinya. Persepsi merupakan ungkapan pribadi dalam upaya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia untuk mengetahui makna dari informasi yang diterima. Menurut DeVito (1997), persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Secara formal, persepsi menurut Simamora (2002) dapat didefinisikan sebagai suatu proses, dengan mana seseorang menyeleksi,
mengorganisasikan, dan
mengiterupsi stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Stimuli adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indera., seperti produk, merek, iklan, berita di radio, dan lain-lain. Stimuli tersebut diterima oleh pancaindera, seperti, mata, telinga, mulut, hidung, dan kulit. Persepsi adalah proses pemberian makna sehingga merasa memperoleh pengetahuan baru. Persepsi yang dimiliki seseorang sangat tergantung pada faktor internal dari individunya. Faktor-faktor tersebut antara lain pengalaman, motivasi, nilai dan keyakinan. Karena itu, persepsi masing-masing individu akan beragam antara satu individu dengan individu lainnya. Persepsi dibentuk oleh serangkaian proses yaitu :;eleksi, organisasi dan interprerasi, dimana ketiga proses tersebut merupakan rangkaian peristiwa yang
terjadi dengan cepat dan bersamaan. Seleksi adalah proses penyeleksian stimulus dan hanya stimulus yang sesuai dengan kebutuhan atau yang menarik saja yang kemudian akan diubah menjadi kesadaran. Organisasi merupakan :ruatu proses menyusun rangsangan ke dalam bentuk sederhana dan terpadu, secla ngkan interpretasi yaitu merupakan proses dimana seseorang membentuk penilaian-penilaian dan mengambil kesimpulan yang lebih dikenal dengan evaluasi dan identifikasi (Sugiyanto, 1996). Menurut Soemirat dan Ardianto (2002) persepsi meliputi kognisi, motivasi dan sikap. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan proses pemaknaan, dengan kata lain individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya. Dalam ha! ini, Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan bahwa perilepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi atau pengetahuan individu. Sebaliknya jika informasi yang datang tidak memberikan manfaat serta individunya memiliki pandangan negatif maka individu-individu tersebut t[dak akan meresponnya. Hal ini disebabkan karcna informasi yang diperoleh tidak mampu memenuhi kognisi atau pengetahuan terhadap indi•1idu tersebut. Selaajutnya Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan tentang kognisi, motivasi, clan sikap. Kognisi yaitu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila indvidu telah mengerti rangsang tersebut. Sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dan dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap merupakan bagian yang akan menggerakkan respon seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan-keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu (Soleh dan Elvinaro, 2002). Sikap mempunyai daya pendorong atau moiivasi. Sikap menentukan apakah harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung asfek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan dan sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah. Persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga Jangkah yang terlibat dalam proses persepsi pada gambar di bawah ini. Gambar I. Proses persepsi
Terjadainya Stimuli alat indera
-I
Stimuli alat indera diatur
Stimuli alat indera dievaluasi dan ditafsirkan
Sumber: Joseph De Vito, 1997
Pada tahap pertama alat-alat indera di stimuli (dirangsang). Misalkan ketika seseorang mendengarkan musik dari radio, ketika melihat scseorang yang sudah lama tidak berjumpa, ketika mencium parfum, dan ketika mencicipi untuk merasakan stimulus (rangsangan), akan tetapi tidak selalu menggunakannya.
Pada tahap kedua, stimuli terhadap alat indera tersebut diatur menurut berbagai prinsip, yaitu : 1.
Proximity (kemiripan). Objek atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain dipersepsikan bersama-sama atau sebagai satu kesatwm. Kita menyimpulkan bahwa kedua obyek atau pesan tersebut berkaitan menurut pola tertentu.
2.
Closure (Kelengkapan). Cara kita mempersepsikan obye.k atau pesan yang pada kenyataannya
tidak
lengkap,
melalui
penambahan bagian-bagian yang
tampaknya logis untuk melengkapi obyek atau pesan tersebut. Tahap ketiga dalam proses persepsi adalah penafsiran dan evaluasi. Langkah ketiga ini mernpalrnn proses subyektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran dan evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, keyakinan tentang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu. Adanya peluang bagi penafsiran dan evaluasi serta cara yang berbeda-beda pada setiap orang yang akan menafsirkan dan mengevaluasi pesan, menyebabkan penafsiran ini akan berbeda bagi satu orang yang sama dari waktu ke waktu. Persepsi seseorang sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan pribadinya yang mempengaruhi perilaku dan tindakannya. Persepsi Japat terjadi karena adanya suatu peristiwa yang terjadi dan memiliki pengaruh rerhadap setiap individu yang mengalaminya. Persepsi juga dapat terjadi karena adanya suatu pesan yang diberikan oleh pemberi pesan kepada penerima pesan. PeBan dapat diperoleh dari media massa elektronik maupun media-media lainnya. Setiap media informasi memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung dari
tujuan yang hendak dicapai, misalkan media informasi tersebut adalah radio. Media radio merupakan media yang mewajibkan seseorang atau masyarakat harus memiliki kemamµuan mendengar dan memahami akan informasi yang disampaikan oleh media radio tersebut. Radio merupakan salah satu bagian contoh dari komunikasi massa. Menurut Asngari yang mengutip pendapat Litterer (1984), bahwa dalam komunikasi massa radio siaran memiliki dua bagian yaitu penyampaian pesaTI1 (sender) dan penerima pesan (receiver). Dari dua bagian tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda sesuai dengan sifat massanya. Programa radio siaran yang sampai pada masyarakat akan menyebabkan terbentuknya suatu penilaian terhadap persepsi yang dimilikinya. Persepsi pada masyarakat diawali dengan pemilihan, kemudian informasi yang masuk tersebut disusun menjadi kesatuan yang bermakna, darn akhirnya membentuk interpretasi mengena1 fakta keseluruhan dari informasi tersebut. Setelah proses interpretasi seseorang menentukan pilihannya dan jawaban atas informasi yang diterimanya. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah sebuah pemberian makna atau asfek pengetahuan seseornng terhadap sesuatu obyek. Persepsi seseorang terhadap suatu objek, umumnya selektif dan berbeda setiap individu. Prinsip ini sifatnya selektif karena tergantung individu yang melaknkan persepsi.
2.2. Masyarakat Petani
Manusia merupakan mahluk sosial yang dalam proses kehidupannya membutuhkan bantuan orang lain. Adanya bantuan dari orang lain, maka proses pemenuhan kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Maka tidak heran jika manusia hidup secara berkelompok-kelompok yang pada akhirnya akan membentuk suatu masyarakat. Menurut Bouman seperti yang dikutip Hasansulana (1983), definisi masyarakat adalah sekelompok manusia yang bekerja sama dengan cara teratur atas dorongan hasrat-hasrat sosial atau sifat naluriah manusia yaitu, hasrat berhutang, rasa harga diri, hasrat patuh, hasrat bergaul, hasrat tolong menolong dan kesukaan memberi tahu serta mudah menerima kesan. Selain definisi tersebut, Hasansulana (1983) juga mengutip definisi masyarakat menumt Wiriatmaja yaitu sebagai segolongan manusia dalam keadaan berhubungan yang tetap atau agak tetap, yang diorganisir untuk aktivitas-aktivitas bersamanya dan yang merasa terika:t kepadanya. Salah
satu
kelompok
dalam
masyarakat
adalah
mayarakat
petani
yang
mengkhususkan diri pada usaha di bidang pertanian. Masyarakat petani lahir sekitar 10.000 tahun sebelum masehi yang ditandai dengan munculnya kemampuan untuk memelihara tanaman dan hewan atau yang disebut kemampuan domistikasi. Menurut Firth yang dikutip Redfield (1982) memper&'llnakan kata petani untuk setiap masyarakat produsen kecil untuk keperluannya sendiri. Redfield (1982) mengemukakan bahwa petani hamslah sekurang-kurangnya mempunyai kesamaan dalam ha! pertaniannya yaitu sebagai
mata pencaharian dan suatu cara kehidupan, bukan suatu kegiatan usaha untuk mencari keuntungan. Seorang petani adalah orang yang mengendalikan secara efektif sebidang tanah yang dia sendiri sudah lama terikat oleh ikatan-ikatan tradisional dan perasaan, sehingga tanah dan dirinya adalah bagian dari satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kepemilikan tanah bagi seorang petani merupakan bagian yang penting karena tanah atau Iahan pertanian adalah segalanya, sehingga memungkinkan mereka meajalankan cara hidup yang biasa dan tradisional serta irnireka berinteraksi secara intim. Akan tetapi tidak semua petani yang memiliki lahan jpertanian adalah sebagai penanam modal usaha demi keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat perkembangan kehiclupan petani menurut Wolf yang dikutiJP Sutisna (2001) bahwa petani terdiri dari pencocok tanam primitif, petani dan pengusaha pertanian atau farmer. Petani bukanlah pencocok tanam primitif lebih mengutamakan untuk menggunakan sebagian besar hasil pertanian untuk kepentingannya sendiri dan memenuhi kewajiban kekerabatan, bukan untuk dipertukarkan dengan barang lain. Pengusaha pertanian lebih berorientasi kepada bisnis dan mencari laba dalam mengelola usaha taninya. Empat karakteristik petani menurut Shani an yang dikutip Sutisna (2001) adalah: 1.
Petani selaku pelaku ekonomi yang memusatkan pada usaha tani milik keluarga.
2.
Petani menggantungkan hidupnya kepada tanah, karena tanah merupakan sumber yang diandalkan untuk menghasilkan bahan pangan keluarga.
3.
Pernni memiliki budaya sosial yang kental dan mekanistik karena mereka merupakan bagian dari warga desa yang berukuran kecil
4.
Petani tidak gampang ditaklukkan oleh kekuatan ekonomi, budaya dan politik. Menurut Sarwono (2003), usia seseorang dikatakan produktif adalah 25-29
tahun. Pada usia tersebut seseorang melakukan perkerjaan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan kecermatan gerak (misalnya dalam olah raga yang membutuhkan tenaga fisik). Seorang petani yang memiliki usia diatas 30 tahuh masih bisa disebut usia produktif Bahkan petani dengan usia diatas 50 tahun pun masih banyak yang melakukan kegiatan usaha pertanian. Hal ini tidak bisa dikatakan ukuran seorang µetani yang produktif adalah yang berusia 25-29 tahun. Hurlock
seperti
dikutip
Sarwono
(2003)
mengatakan
bahwa
tahap
perkembangan usia dewasa adalah 21-40 tahun dan usia setengah baya adalah 40-60 tahun serta usia tua adalah diatas 60 tahun. Dasar pengelompokan usia tersebut dilak.ukan di negara maju seperti Amerika Serikat. Penelitian ini membatasi usia petani sesuai dengar1 pendapat Hurlock dalam Sarwono (2003) yaitu usia dewasa adalah 21-40 tahun. Pada kategori usia tersebut seorang petani masih memiliki kemampuan yang cukup kuat dan semangat dalam kegiatan usaha pertaniannya. Akan tetapi usia dengan kategori tua tidak mengikuti pendapat Hurlock yaitu di atas 60 tahun. Penulis mcnentukan usia tua pada petani antara 41-60 dengan dasar bahwa pada usia tersebut petani sudah masuk kategori tua bukan kategori setengah baya seperti yang dikatakan oleh Hurlock. Jadi usia tua
tersebut merupakan masa dimana petani masih melakukan kegiatan bertani tetapi efektivitas waktu bertaninya berkurang. 2.3. Siaran Radio dan Siaran Pertanian di Radio Fiska Fll!l 2.3.1.
Siaran Radio Perkembangan informasi modern tidak lepas dari peni.ngkatan informasi yang
semakin tinggi. Komunikasi timbal balik sering distilahkan dengan komunikasi dua arah atau two way communication merupakan suatu model komunikasi yang efektif. Terobosan yang menentukan di lapangan terjadi dengan bermulanya komunikasi tanpa kabel (wireless communication) yang memungkinkan menerima pesan yang sama secara simultan di lokasi yang tak teiibatas jumlahnya. Sejak komunikasi yang bersifat publik dan serempak atau synchronous menjadi mungkin secara teknis, dan nyatanya memang komunikasi radio hanya dapat dilakukan secara publik, dan sejak itu pula tidak mungkin untuk mencegah seseorang dari mendengar apa yang disiarkan oleh suatu stasiun siaran. Satu-satunya syarat untuk menerima pesan elektro-magnetic adalah pemilikan suatu pesawat pene:rima. Pesawat penerima dalam penelitian ini adalah media radio yang mampu menerima pesan e/ektromagnetic tersebut.
Secara harpiah kata media memiliki arti "perant:ara" atau "pengantar". Association for Education and Communication Technology (AEC1) yang dikutip oleh
Asnawir dan Masyiruddin (2002) mendefinisikan media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), media adalah suatu alat (sarana) komunikasi. Media sesungguhnya adalah suatu sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam setiap aspek dalam kehidupan. Media tersebut diantaranya adalah media radio yang memiliki kemampuan penyampaian informasi secara cepat dan akurat kepada pendengar. Media radio termasuk kedalam media elektronik juga bagian dari media massa. Media elektronik adalah media massa yang mempergunakan alat-alat elektror,ik medium, misalkan radio, televisi, dan film. Sedangkan media massa itu sendiri memiliki definisi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Radio merupakan bagian dari media audio. Asnawir dan Masyiruddin (2002) mengatakan bahwa media audio berkaitan dengan indera pendengaran, dimana pesan yang disampaikan dituangkan dalam Jambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Akibat dari kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi orang dapat menciptakan radio. Dalam pandangan Asnawir dan Basyimddin (2002), radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunaka:n untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwapersitiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
Radio sebagai media massa muncul setelah adanya film, yakni sekitar tahun 1920. berberapa orang yang berjasa dalam penemuan radio antara lain Dr. Lee De
Forest, David Sarnoff, dan Dr. Frank Conrad (Amir, 1999). Menurut Masduki (2004), radio sebagai medium komunikasi makin diperlukan oleh masyarakat yang aktif bekerja. Masyarakat menurut Sari (1993) adalah masyarakat yang menggunakan media massa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan bermedia. Sedangkan menurut Jetkins (1996) masyarakat adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Menurut Masduki (2004), radio memiliki tiga kekuatan dibandingkan media-media lainnya yaitu 1.
Mobilitas tinggi. Radio bisa membawa pendengarnya ke mana-mana sambil tetap sibuk bekerja di suatu lokasi.
2.
Realitas. Radio menggiring pendengar ke dalam kenyataan dengan suara-suara aktual dan bunyi dari fakta yang terekam dan disiarkan.
3.
Ke5egaran. Radio menyajikan informasi dan petu1njuk yang dibutuhkan pendengar secara cepat, bahkan langsung pada saat kejadian. Pendengar bisa berinteraksi dengan penyiar secara mudah melalui fasilitaB telepon. Selanjutnya, Masduki (2004) mengatakan radio adalah suara. Suara
merupakan modal utama terpaan radio ke masyarakat dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh masyarakat. Secara psikologis suara adalah sensasi yang te1persepsikan ke dalam kemasan auditif. Suara
d~lam
sebuah radio adalah
suatu kombinasi tekanan emosional, perseptual, dan fisikal yang timbul dan berasal
dari suatu suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian menimbulkan formasi imajinasi visual tertentu di benak pendengar. Setiap suara memiliki komponen visual yang mampu menciptakan gambaran. Pencampuran antara kata, musik, dan efek suara lainnya akan mempengaruhi emosi pendengar serta mengajak mereka berada di lokasi kejadian yang dikomunikasikan. Acara siaran radio merupakan alat penghubung autara pemberi pesan dengan sasarannya. Pada masa sebelum jaman orde baru peran serta. siaran radio sangat kuat sekali sebagai alat informasi yang cukup handal dalam rangka merebut kemerdekaan dari penjajah (Effendy, 1990). Hampir seluruh masyarakat Indonesia merasakan bagaimana handalnya peran radio dalam menyebarkan informasi. Radio pada masa itu merupakan alat komunikasi antara penguasa Hindia Belanda Jepang dan Republik Indonesia untuk digunakan sebagai alat propaganda yang sangat handal dalam mempengaruhi audience atau masyarakat (Suharto, 1993). Sebagai media komunikasi massa, pers (termasuk rad!io dan televisi) menurut Abdullah (2000) dinilai memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini masyarakat. Siaran radio merupakan bagian dari proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh stasiun radio dengan tujuan untuk didengar khalayak ramai. Menurut Moses yang dikutip oleh Jahi (1988) bahwa siaran radio memiliki suatu peranan yang besar di wilayah yang sangar luas. Hal ini dikarenakan siaran radio dapat didengar oleh masyarakat dari berbagai tempat dimana siaran radio tersebut telah menjangkaunya.
Karena didominasi oleh massa yang amat heterogen, siaran radio mampu mamberntuk opini atau persepsi masyarakat dan menimbulkan citra positif atau negatif dari masyarakat tersebut. Opini dan citra masyarakat bisa muncul sangat positif, bisa pula sangat negatif atau kebalikannya (Abdullah, 2000). Media radio dapat pula dikomsumsi oleh massa yang homogen. Hal ini dapat dilihat dengan adanya suatu program acara di radio yang lebih terfokus kepada suatu komuitas kecil atau besar di kota maupun di desa. Misalnya program siaran radio atau salah satu acaranya adalah yang mengkhususkan diri pada masalah pertanian, dimana tujuan utama pendengarnya adalah petani. Jadi sebenarnya dapat dilihat bahwa media radio merupakan suatu altematif alat komunikasi yang cukup handal untuk digunakan sebagai alat di dalam mendapatkan informasi atau hiburan bagi setiap individu yang membutuhkannya. 2.3.2. Siaran Pertanian di Radio Fislta FM Bogor Siaran pertanian adalah satu program acara siaran radio dengan sasaran utamanya adalah kalangan petani yang tinggal di pedesaan. Kondisi petani mempunyai keragaman yang artinya antara daerah yang satu dengan daerah yang Iainnya mempunyai perbedaan yang mendasar dalam ha! bahasa, pola hidup, sosiopolitik, clan tradisi atau kebudayaannya. Program acara siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogar menjadi salah satu proigram acara yang dibuat untuk memberikan informasi tentang pertanian dengan sasaran pendengar utamamya adalah petani di Desa Sukamullya. Petani sebagai salah
satu bagian dari kelompok masyarakat di Desa Sukamulya memiliki potensi untuk dikembangkan dan diberikan kesadaran akan pentingnya pertanian dalam kehidupan sehari-hari, karena petani di Desa Sukamulya sudah banyak yang meninggalkan Iahan pertanian. Materi atau isi dalam siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor antara lain pentingnya sektor pertanian merupakan sektor, sektor pertanian dalam bidang perikanan penting untuk dibudidayakan, sektor pertanian dalam bidang perkebunan penting untuk dikelola dan dikembangkan, sektor pertanian dalam bidang peternakan penting untuk dikembangkan dan dibudidayakan, lahan pertanian penting untuk dikembangkan bukan untuk dijual, dan dampak dari berubalmya lahan pertanian ke lahan industri (galian pasir). Materi/isi yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah : a. Pentingnya sektor pertanian b. Manfaat lahan pertanian c. Dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor industri Informasi dari materi/isi yang disuguhkan dalam siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor disiarkan pada jam siar pagi dan sore. Jam siar pagi dilaksanakan padajam 7.00-8.30 WIB dan jam siar sore pada jam 15.30-17.00 WIB. Dalam satu minggu, siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor dilaksanakan pada Hari Selasa sore, Rabu malam, Kamis sore, dan Jum'at malam. Artinya dalam satu minggu, siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor berlangsung selama 4 empat kali siaran dengan rincian 2 kali pada sore hari dan 2 kali pada malam had.
2.4. Faktor-faktor yang Berpengamh Terhadap Per~epsi lnformasi manakala mengandung unsur-unsur baru akan menjadi sesuatu yang penting •1ntuk diketahui. Sesuatu yang baru memang relatif, tetapi yang dianggap barn dalam ha! ini adalah sesuatu yang baru atau belum diketahui oleh petani. figka FM Bogor sebagai agen pembaharu menyajikan informasi yang bersifat inovatif clan barn bagi petani dengan harapan agar petani memberikan respon terhadap informasi yang disampaikan oleh Fiska FM Bogor. Siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor mernpakan sesuatu yang barn untuk diketahui oleh petani clan khalayak lainnya. Hal ini menjadikan Stasiun Radio Fiska FM Bogor menjadi saluran informasi yang akan memberikan ide-ide barn atau sesuatu yang barn (siaran pertanian) bagi pendengarnya (petani). Dengan demikian petani secara tidak langsung ak:an memberikan penilaian atau persepsinya terhadap ide-ide barn (siaran pertanian) tersebut. Penerimaan terhadap ide-ide barn (siaran pertanian) dipengarnhi oleh beberapa faktor yang mempengarnhinya. Lionberger (1960) menyebutkan faktorfaktor tersebut diantaranya, umur clan tingkat pendidikan. Umur mernpakan salah satu peubah yang dapat menjelaskan keragaman pengetahuan. Bettinghaus dalam Maman (1996) menekankan, umur terkait dengan pengalaman. Semakin tua umur,
pengalaman seseorang semakin bertambah. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan menangkap pesan. Selain itu, menurnt Berelson dan Steiner dalam Maman ( 1996), umur terkait pula dengan perkembangan mental Kemampuan mental seseorang tumbuh cepat dari lahir sampai pubertas, dan agak lebih lambat sampai usia
dua puluhan. Kemampuan mental menurun sejalan dengan penurunan kemampuan Fisik. Lionberger (1960) melihat hubungan umur deng'm kemampuan kognisi dan perilaku adopsi inovasi secara praktis. Semakin tua umur, terdapat kecenderungan semakin menurunnya kesehatan dan kemampuan energi. Selain itu, petani tua menghadapi permasalahan yang berbeda dengan petani muda. Petani tua cenderung kurang respektif terhadap ide-ide barn dibanding petani muda. Schram dalam Jahi (1988) menyebutkan, pendidikan menjadi faktor dalam mendapatkan pengetahuan. Pendidikan melengkapi khalayak dengan keterampilanketerampilan komunikasi yang diperlukan. Sejalan dengan ini, Tichenor dalam Maman
(1996)
mengatakan,
kenaikan
pendidikim
formal
menunjukkan
keanekaragaman dan perluasan ruang kehidupan. Menumt Tichenor, pendidikan menggambarkan kemampuan kognitif seseorang serta lebih banyaknya pengetahuan yang mereka miliki. Sementara itu Rogers yang dikutip Maman (1996) mengatakan bahwa dalam menjelaskan kesenjangan pengetahuan lebih menekankan pada perbedaan struktur sosial ekonomi. Menurut pengamatannya, kelompok masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi lebih tinggi memiliki penerimaan dan respon terhadap perubahan yang lebih tinggi. Selain itu, mereka yang berasal dari kelom]pok yang berstatus sosial ekonomi lebih tinggi cenderung memiliki sumber daya yang memadai untuk melakukan inovasi. Sedangkan yang berstatus sosial ekonominya rendah cenderung tidak bisa melakukan inovasi karena keterbatasan sumber daya yang dimilikinya.
Selain itu, menurut Rogers dalam Maman (1996), mereka yang berstatus sosial ekonomi lebih tinggi cenderung memiliki persamaan dengan para komunikator. Pesan-pesan yang disampaikan akan lebih cepat memiliki efek bila disampaikan kepada para petani yang berstatus sosial ekonomi lebih tinggi. Pengamatan Lionberger (1960) terhadap proses dalam ide-ide dan praktek baru menunjukkan status lahan garapan berhubungan dengan keutuhan adopsi inovasi. Adopsi inovasi memerlukan proses pengambilan keputusan. Para petani pemilik dapat mengambil keputusan dengan mudah untuk melakukan sebuah praktek baru. Sebaliknya petani penggarap sangat tergantung kepad'a pemilik, terutama bila adopsi memerlukan dukungan finansial. Sebagai konsekuensinya, adopsi inovasi lebih banyak dilakukan oleh petani pemilik. Dalam kaitannya dengan persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor; adopsi inovasi yang dimaksud adalah siaran pertanian sebagai sesuatu yang barn untuk diketahui oleh petani dan khalayak lainnya. Siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor tersebut pada dasarnya mengadopsi siaran pedesaan yang pemah ada di Indonesia pada zaman sebelum era reformasi.
2.5. Kerangka Pemikiran Persepsi adalah proses pemberian makna sehingga memperoleh pengetahuan baru. Salah satu komponen masyarakat di pedesaaan adalah petani. petani dapat memperoleh pengetahuan baru jika dalam proses kehiduparmya mendapatkan suatu pengalaman yang dapat merubahnya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah
adanya siaran radio yang menjadi tujuan untuk memberikan informasi atau pesanpesan kepada petani di Desa Sukamulya. Salah satu program acara dengan tujuan khusus untuk petani adalah siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Informasi yang diperoleh oleh petani dari siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor diperoleh dengan cara mendengarkan dan alat untuk memahaminy:a adalah kesadaran dan kognisi. Penelitian ini akan melihat persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor, yaitu bagaimana petani memberikan makna pada pesan atau informasi dari siaran radio dari apa yang diberikan oleh Radio Fiska FM Bogor tentang siaran pertanian. Hal ini ditentukan oleh karakteristik petani sebagai individu yaitu umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan Iahan pertanian. Gambar 2 menunjukkan kerangka berfikir :;ecara operasional dari penelitian yang dilakukan.
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran Persepsi Petani Terbadap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Karakteristik Jndividu Petani l. 2. 3. 4.
Umur Tingkat Pendapatan Tingkat Pendidikan Status Kepemilikan Laban Pertanian
Persepsi Plltani terhadap Siaran Pertanian l. Materi I isi 2. Jam Siar
2.6. Hipotesa
Ada hubungan antara karakteristik individu petani (mnur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian) dengan persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
BAB ill
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja atau purposive, dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut telah terjadi degradasi lahan
pertanian yaitu dengan berubahnya lahan pertanian ke lahan pertambangan galian C serta adanya media siaran radio lokal yang memberikan informasi dan penyuluhan tentang pertanian secara khusus kepada masyarakat di Desa Sukamulya. Perubahan
status
lahan pertanian tersebut
dialdbatkan oleh
adanya
pertambangan galian basil alam seperti pasir, teras, clan lainnya yang sebagian besar menggunakan lahan pertanian. Berdasarkan pengamatan awal penulis, petani di Desa Sukamulya sebagian besar berpindah pekerjaan yaitu dari petani ke buruh kasar seperti kuli menaikkan hasil alam ke mobil karena lahan pertmian mereka telah dijual ke pengusaha galian. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Juli sampai Bulan Agustus 2004.
3.2. Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, yaitu seluruh petani di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sampel yang merupakan bagian atau elemen dari suatu populasi diambil dengan tujuan untuk menjelaskan karakteristik yang diteliti dari populasi.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling (SRS). Metode tersebut merupakan metode pengambilan
sampel berpeluang acak sederhana, artinya setiap elemen dalam populasi (responden petani), mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Adapun jumlah petani di Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat berjumlah 250 orang. Data petani tersebut diambil dari Laporan Potensi Desa Sukamulya ta:hun 2004. Menentukan jumlah ukuran sampel dari 250 poplasi p(itani di Desa Sukamulya adalah dengan menggunakan rumus simple random sampling menurut Zikmulk yang dikutip oleh Ruslan (2004) yaitu :
(ZS)2 n=---
E Keterangan : 11
z s E
: ukuran atau besarnya sampel : nilai standar corifidental level : standar deviasi (estimasi) terhadap populasi : besarnya error yang dapat diterima
Nilai standar c011fidental level yang dipilih adalah 95 % dengan alfa 5 % atau merupakan tingkat keyakinan bahwa parameter populasinya tidak benar sebesar lima persen. Berdasarkan tabel nilai-nilai distribusi t dalam buku statistik diperoleh angka 1,96 dengan derajat kebebasan tak terhingga (dk
=
oo). Standar deviasi terhadap
populasi diestimasikan sebesar 10 % dengan alasan ba:hwa populasinya homogen.
Maka standar deviasi yang diperoleh adalah 25 responden petani dari 250 populasi petani. Sampling error yang dapat diterima adalah 2 % dengan kata Iain persentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat diinginkan sekitar 2 %. Maka dengan error 2 % dari 250 populasi petani di Desa Sukamulya didapatkan 5 responden sampel yang salah. Dengan demikian hasilnya adalah sebagai berikut: n = (ZS)2
E = (1,96) (25)2
5 = (49)2
5 (9,8) 2 = 96,04 "' 96 sampel petani =
Berdasarkan rumus Zikmulk dalam Ruslan (2004) di atas dihasilkan 96 responden sampel dari 250 populasi petani di Desa Sukamulya. Sampel 96 petani di Desa Sukamulya didapatkan dengan cara menggunakan daftar nama petani, kemudian ditetapkan nomor yang ganjil sesuai dengan ukuran sampel yang telah di tentukan yaitu 96 sampel.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi. Pada pelaksanaan survai, digunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok yang kemudian akan diolah dan dianalisa melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi, 1989).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer di penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan kepad.a responden yang terpilih untuk menjadi sampel penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, seperti buku, laporan penelitian, dan literatur yang relevan dengan penelitian.
3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dari basil kuesioner dalam rangka menjawab identifikasi masalah dan tujuan peneltian, selanjutnya membuat tabulasi silang. Beberapa data lainnya dianalisis dengan pengujian secara statistik, yaitu chi square (Khi-Kuadrat) untuk melihat hubungan antara karakteristik individu petani dengan persepsi terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Rumus chi square berdasarakan Singarimbun (1989) adalah sebagai berikut :
(Fo-ft) 2
J
x•=I:[ ft
Keterangan : X2 : Chi-kuadrat hitung (nilai perhitungan) Fo : Frekuensi yang diperoleh dari survai Ft : Frekuensi teoritis Menghitung koefisien korelasi bertujuan untuk m1~1ihat signifikansi dari hubungan tersebut. Rumus yang digunakan adalah :
X 2 hit
K= X 21iit+ n
Keterangan : n
: Jumlah responden
3.5. Definisi Operasional 3.5.1. Karakteristik Individn Petani 1. Umur adalah usia petani yang dihitung dari tahun kelahiran saat penelitian berlangsung. Umur dikelompokkan menjadi : a. Muda/remaja
: 21 - 40 tahun
b. Tua
: 41 -60 tahun
2. Tingkat pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh petani setiap bulan dan
hasil dari hasil bertani, berdagang, pemberian anak, kiriman, dan Iain-Iain. Pendapatan dikelompokkan menjadi : a. Rendah
: < Rp 550.000,-
b. Tinggi
: > Rp 555.000,-
3. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang dicapai oleh petani.
tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi : a. Rendah
: Tidak Sekolah - SD
b. Tinggi
: SMP-SMU
4. Status kepemilikan lahan pertanian adalah keadaan petani yang menjelaskan pola kepemilikan lahan pertanian. Kepemilikan Iahan pe1tanian dikelompokkan:
a. Petani penggarap adalah petani yang menggrap mahan milik orang Jain dan mempunyai hak untuk membuat dan memutuskan atas lahan tersebut. b. Petani pemilik adalah petani yang mempunyai lahan dan menggarapnya sendiri.
3.5.2. Persepsi Petani terhadap Siaran Pertanian I. Persepsi terhadap materi/isi adalah persepsi petani terhadap materi/isi pada acara siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. materi/isi siaran pertanian tersebut adalah: a. Pentingnya sektor pertanian b. Manfaat lahan pertanian c. Dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor industri Terdapat dua kategori (I) negatif = skor 5 - 10, artinya materi-materi atau isi siaran pertanian yang dianggap tidak menarik oleh responden petani; dan (2) positif = skor 11 - 15, ·artinya materi-materi atau isi siaran pertanian yang dianggap menarik oleh responden petani. 2. Persepsi petani terhadap jam siar adalah persepsi petar1i terhadap pelaksanaan waktu siar pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Terdapat dua kategori yaitu (1) negatif = skor 2 - 6, artinya siaran pertanian menarik diikuti pada pagi hari (jam 7.00-8.30 WIB), (2) positif
= skor
menarik diikuti pada sore hari (15.30-17.00).
7 - 10, a.rtinya siaran pertanian
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELllTIAN '
4.1. Keadaan Umum Desa Sukamulya Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Desa Sukamulya adalah desa yang terletak di Kabupaten Bogor bagian barat dimana posisinya berdekatan langsung dengan Desa Suradita Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Luas Wilayah Desa Sukamulya 1070,2 ha yang digunakan untuk berbagai penggunaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel l dli bawah ini.
Tabel I. Penggunaan tanah di Desa Sukamulya
.. . ~o. -· ::;
1. 2. 3.
4 5. 6. 7. 8.
·•·· .·
.·.
',.
:.·.<·~·:'·:;_.\-,·:_'/" ___ ::::
__:-.·.·:'·'·/-_-
-. >
> •··· .
tallun 2()o4 ·.>;\'.'' . ·· ... ·~·i\•
• Pe11gg11n~!l~• 'fa11~h/ .....·. · , . Jmllfa!t IB"ii\
Pemukiman Banmman Pertanian - Persawahan - Perkebunan - Perikanan Darat/Air Tawar LadangJTegalan Padang Rumput/Stepa/Ladang Gembalaan/Pangonan Rekreasi dan Olah Raga Rawa Lain-lain TOTAL
1· •
382.49 32.43
35,74 3.03
197,45 38.95 6.0 345.25 41.20
18.45 3.64 0.56 32.26 3.85
9.1 3.0 14.34 1070.2
0.85 0.28 1.34 100
Sumber : Data PotenSI Desa Sukamulya (2004)
Desa Sukamulya yang terletak di sebelah Barat Kabupaten Bogor mempunyai batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suradita Kecamatan Cisauk Kabuapten Tangerang Provinsi Banten. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tamansari Kern>matan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekarsari Kecama.tan Rumpin Kabuapten Bogor Provinsi Jawa Barat Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunung Sindur Ke1;amatan Gunung Sindur Provinsi Jawa Barat Lokasi Desa Sukamulya dengan ibu kota Kecamatan berjarak I 0 km yang dapat ditempuh selama setengah jam. Jarak tersebut Iebih dekat jika dibandingkan dengan jarak desa ke Ibukota Kabupaten mencapai 6 kali jarak ke ibukota kecamatan yaitu 59 Km dan diternpuh selama 3 jam. Sedangkan ke ibukota kota provinsi waktu yang dibutuhkan selama 7 jam dengan jarak tempuh 184 Km. Kondisi seperti ini mengakibatkan Desa Sukarnulya mengalami hambatan di dalam rnelakukan pembani,>unan sarana dan prasarana karena jauhnya dari ibukota kabupaten dan telah rusaknya sarana jalan umum yang sudah berlangsung cul::up lama. Dengan keadaan seperti ini, rnaka rnasyarakat di Desa Sukamulya mengala.mi kesulitan mendapatkan informasi yang berkernbang di wilayah Kabupaten Bogor. Kesulitan ini disebabkan tidak adanya media informasi yang dapat dedngan cepat diperoleh dari ibukota kabupaten dan ibukota provinsi. Oleh karenanya dengan adanya media lokal seperti Stasiun Radio Fiska FM yang aida di Desa Sukamulya meajadi sarana rnasyarakat khususnya petani untuk mernpcrol·eh inforrnasi.
Jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Sukamulya mencapai 2401 orang dengan jumlah penduduk sebanayk 11785 orang. Ada.pun komposisi penduduk berdasarkan jender yaitu Iaki-Iaki 5792 orang dan perempuan 5993 orang, yang berarti jumlah wanita di Desa Sukamulya lebih banyak di !bandingkan dengan lakilaki.
Tabel 2. Kondisi Demografi Desa Sukamulya Tahun 2004
No. l. 2. 3. 4. 5.
6.
Kondisi Demo1?rafi . •.. Jumlah Kepala Keluarga IKKl Jumlah penduduk Desa Sukamulva Jumlah Penduduk laki-laki Jumlah penduduk peremouan Jumlah penduduk laki-laki dalam kelomook umur 21-40 tahun Jumlah penduduk laki-laki dalam kelomeok umur 41-60 tahun
...
· Jumlal1Jofa1illtY .
.
.
2401 11785 5792 5993 2287 1214
Sumber: Da1a Potens1 Dcsa Sukarnulya, 2004
Jika dicermati tabel 2 di atas, penduduk laki-laki di Desa sukamulya berdasarkan kelompok umur 21-40 tahun sebesar 2287 jiwa atau 19,41 persen dari total penduduk di Desa Sukamulya. Sedangkan peududuk laki-laki yang berada dalam kelompok umur 41-60 tahun berjumlah 1214 jiwa 11tau 10,30 persen dari total jumlah peududuk di Desa Sukamulya. Jumlah persentase penduduk yang berumur 21-60 tahun tersebut relatif cukup besar, sehingga dengan adanya media informasi yang berada di wilyah Desa Sukamulya seperti media Radio Fiska FM di Desa Sukamulya dapat membantu masyarakat (seperti petani) untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan kemajuan desa secara. luas.
Tingkat pendidikan di Desa Sukamulya secara umum relatif cukup baik. Pada tabel di bawah dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan tamata SLTP mencapai 3105 orang dan SLTA sebanyak 2085, sedangkan tingkat pendidian masyarakat yang tamat SD berjumlah 1722. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Tingkat Pendidikan penduduk Desa Sukamulya
;;:iNi>; .• •. < . · · •· · ·.·.· · 'I'i1lstkll.t'1?endiilikll.ni··'~:·w• • I. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tidak tamat SD Tamat SD SLTP SLTA D-1 D-2 D-3 S-1 S-2 S-3
1722 3105 2085 150
60 60 140 30 10
Sumber: Data Potensi Desa Sukamulya, 2004
Pada tabel 3 tersebut meggambarkan penyebaran tingkat pendidikan di Desa Sukamulya. Tingkat pendidikan petani di Desa Sukamulya umumnya berada pada tingkat tidak sekolah sampai tingkat tamat SD. Sedangkan petani yang memiliki tingkat pendidikan diatas tamat SD jumlahnya tidak sig11ifikan, ha! ini disebabkan karena rendahnya minat sekolah dan tidak adanya dorongan dari keluarga dan lingkungan.
Pada tingkat pendidikan SLTP ke atas umumnya didominasi oleh
pekerja swasta dan buruh industri Penduduk di Desa Sukamulya yang memiliki peh:rjaan berdasarkan data potensi Desa Sukamulya tahun 2004 berjumlah 2375 jiwa. Dari klasifikasi mata pencaharian pada tabel di bawah ini terlihat mata ptmcaharian sebagai petani
berjumlah 250 orang petani. Sedangkan mata pencahi:rian dengan jumlah paling banyak adalah karyawan swasta yaitu sebesar 651 orang. Pada tabel 4 dibawah ini digambarkan secara rinci jumlah petani yang bekerja sesuai dengan mata pencahariannya masing-masing.
Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukamulya No. l.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. --·-·9. 10.
Mata Pencaharian .
··. ..
•.
.
i.
.
Jullifah(orliii'"····....·. ·.•
Buruh tani Petani Peda~ang/Pengusaha/Wiraswasta
PNS TNVPOLRl Buruh Industri Karyawan Swasta _Tu k_1!!_1g_ kaY_ll_ _ Tukan~ batu Guru Swasta
-
><·.
30 250 270 549 20 266 651 208 100 31
Sumber: Data Potens1 Desa Sukamulya, 2004
Pada tabel 4 di atas tersebut terlihat bahwa juml.ah masyarakat di Desa sukamulya yang bekerja sebagai petani lebih sedikit dibandingkan dengan pedagang/pngusaha/wiraswasta, PNS, buruh industri, dan karyawan swasta. Petani selalu diidentikkan dengan masalah kemiskinan, hal ini disebabkan penghasilan seorang petani umumnya lebih kecil dibandingkan dengan penghasilan dari jenis mata pencaharian bukan petani. Kondisi ini menyebabka.n masyarakat di Desa Sukamulya sudah ba.nyak pindah pekerjaan dari petani ke pekerjaan lainnya yang diakibatkan oleh semakin berkurangnya lahan pertanian dan nendahnya pendapatan.
4.2. Keadaan Radio Fiska FM Bogor Stasiun Radio Fiska FM Bogor berdiri pada tahun 2003 di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Bogor Provinsi Jawa Barat. Radio ini didirikan oleh sebuah Yayasan yang bernama Yayasan Fl Silmy Kaafah dengan penanggung jawabnya adalah Kepala Desa Sukamulya. Bentuk radio ini adalah radio lokal yang tidak mempunyai tujuan untuk mencari untung atau non profit. Penanggung jawab biaya operasional siaran radio oleh Kantor Desa Sukamulya dan donasi dari pihak-pihak yang secara ikhlas membantu. Radio ini memiliki tujuan sebagai sarana informasi kepada masyarakat Desa Sukamulya. Radio ini memiliki jangkauan frekuensi dengan radius 15 km. Dengan radius 15 km maim seluruh masyarakat Desa Sukamulya dapat mendengarkan siaran Radio Fiska KM. Lokasi Radio Fiska FM Bogor secara geografis berada dekat dengan Provinsi Banten dan cukup jauh dari kantor Kabupaten Bogor. Hal ini disebabkakn karena daerah ini merupakan daerah yang berada di bagian Bogor Barat dari Kabupaten Bogor.
BABV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Petani 5.1.1. Umur Petani yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 96 orang dan berada pada rentang umur 21-60 tahun. Pada tabel 5 di bawah ini dijelaskan tingkat umur respondeu petani yang terpilih menjadi sampel penelitian di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Tabel 5. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Umur .
.
Umur .
.
...
Muda Tua Jumlah
Jmnlah(N) '
'
32 64 96
,"
30,72 69,28 100
Sumber : Data primer yang lelah diolah
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok umur dengan kategori tua atau yang berumur antara 41-60 tahun lebih dominan dibandingkan umur dengan kategori muda yaitu responden petani yang berumur antara 21-40 tahun. Responden petani yang berumur tua berjumlah lebih dua kali lipat lebih banyak (69,28 %) dibandingkan responden petani muda (30, 72 %). Artinya responden petani berusia tua tetap melakukan usaha utamanya adalah bekerja di sektor pertanian seperti bertani di sawah da.n ladang, sedangkan responden petani berusia muda lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian, misalnya menjadi kuli pasir. Akan tetapi responden petani
berusia muda tidak menjadikan pekerjaan kuli pasir sebagai pekerjaan utama. Mereka masih melakukan pekerjaannya sebagai petani tetapi intensitasnya rendah.
5.i.2. Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan petani dikelompokkan menjadi tingkat pendapatan rendah dan tinggi. Petani yang memiliki pendapatan di bawah Rp 550.000,- merupakan kelompok respoden petani yang berpendapatan rendah dan sebaliknya tingkat pendapatan di atas Rp 555.000,- adalah petani yang berpcndapatan tinggi. Pada tabel 6 di bawah ini secara jelas dapat dilihat jumlah responden petani di Desa Sukamulya berdasarkan tingkat pendapatannya. Tabet 6. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Tingkat Pendapatan
- -_-, .:
Rend ah Tingg!_ Jumlah
.
Jtlmfah (NJ 56 40 96
··..·
'
' -
.· ·
.P~nt\nias¢
···.·.
.· ..
53,76 46,24
100
Sumbcr : Dala pmner yang telah d10lah
Pada tabel tersebut, respoden petani yang berpendapa1tan rendah berjumlah 56 orang atau 53, 76 persen dari total jumlah responden petani yaitu 96 orang. Sedangkan responden petani yang berpendapatan tinggi berjumlah 40 orang dari total jumlah responden sebanyak 96 orang atau 46,24 persen. Tingkat pendapatan responden petani pada tabel tersebut menggambarkan bahwa secara umum tingkat pendapatan responden petani cukup merata. Artinya jumlah responden petani yang berpendapatan rendah tidak berbeda jauh dengan responden petani berpendapatan tinggi. Hal Ini
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan responden petani di Desa Sukamulya tidak beragam.
5.1.3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden petani di Desa Sukamulya sebagian besar tidak lulus sampai lulus Sekolah Dasar (SD), yaitu sebesar 70,08 persen atau 73 responden petani dari total responden petani yang berjumlah 96 orang. Hal ini terjadi karena pada umumnya orang tua responden petani bukan merupakan orang yang berkecukupan serta rendahnya motivasi untuk menyekolahkan anak mereka ke lembaga-lembaga pendidikan. Pada tabel 7 di bawah ini terlihat cukup besar perbedaan tingkat pendidikan responden petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rump in Kabupaten Bogor. Tabel 7. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan ·•· ·Tingkat Pendidikan. Rend ah Tin i Jumlah
73 23 96
70,08 29,92
100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Pada tingkat pendidikan responden petani yang tinggi atau responden petani sekolah pada tingkat SMP-SMU pada tabel 7 diatas berjumilah 23 orang atau 29,92 persen dari total jumlah responden petani sebesar 96 orang. Hal ini menunjukkan bahwa responden petani yang sekolah sampai tingkat SMP-S.MU umumnya memiliki keinginan yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan dan tidak ingin dikatakan buta huruf serta adanya peran orang tua mereka yang mendukung untuk melanjutkan
pendidikannya walaupun hanya sampai SMP atau SMU. Sedangkan responden petani yang memiliki pendidikan rendah Jebih disebabkan oleh lrurangnya motivasi untuk sekolah serta keterbatasan biaya. 5.1.4. Status Kepemilikan Lahan Pe1ia11ian Status kepemilikan lahan pertanian dibagi ke dalam dua bagian yaitu petani yang berstatus penggarap dan petani yang berstatus pemilik. Responden petani penggarap merupakan bagian dari petani yang melakukan usaha taninya di atas tanah negara dan tanah milik perorangan yang tidak digunakan oleh pemiliknya. Petani penggarap ini umumnya tidak memberikan hasil usaha taninya ke negara karena mereka merasa ini hasil kerja kerasnya kecuali mereka menggarap lahan orang lain dimana hasil yang diperolehnya harus dibagi dengan pemilik lahan tersebut. Sedangkan responden petani pemilik merupakan petani yang memiliki lahan pertanian. Lahan yang dimiliki oleh petani pemilik ini umumnya digarap sendiri dan ada juga yang digarap oleh petani penggarap. Pada tabel 8 di! bawah ini dapat dilihat perbedaan yang cukup signifikan antara responden petani penggarap dan responden petani pemilik. Tabel 8. Jumlah Responden Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Status Kepemilikan
Jnllllah(N) .•.•... ,'
Pemmarnp Pcmilik Jumlah Sumber : Data pmner yang tclall diolal1
·_,·
.·
..
'"
36 60 96
.
Pers¢fftase/' · 34,56 65,44
-
100
Pada tabel 8 tersebut umumnya status kepemilikan lahan pertanian di Desa Sukamulya sebagai pemilik lahan pertanian. Sebesar 65,44 persen atau 60 orang
responden petani dari total responden petani di Desa Sukamulya yaitu 96 petani adalah berstatus sebagai pemilik lahan pertanian. Sedangkan responden yang berstatus sebagai penggarap lahan pertanian hanya berjumlah 36 responden atau 34,56 persen dari total 96 responden petani. Hal ini menunuj:ukkan bahwa responden petani sebagai pemilik lebih dominan dibandingkan dengan responden petani penggarap dan ini berarti bahwa responden petani pemilik lebih suka melakukan kegiatan pertaniannya secara mandiri.
5.2. Pernepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian terhadap responden petani yang terpilih di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Adapun subyek yang menjadi bahasannya adalah persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Pembahasan ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogar. Persepsi petani terhadap Siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogar akan dilihat dari karakteristik siarannya yaitu seberapa besar persepsi petani terhadap materi/isi siaran pertanian dan seberapa besar persepsi petani terhadap jam siar pada siaran pertanian tersebut. Selain itu juga akan dilihat seberapa besar pengaruh karakteristik individu petani (umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lal'1an pertanian) terhadap persepsinya pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
5.2.1. Persepsi Petani terhadap Materi!Isi Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor lvfateri/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah materi/isi siaran pertanian yang ada di Radio Fiska FM Bogor. Materi/isi tersebut telah dipilih dan ditentukan sesuai dengan permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Materi-materi tersebut antara lain tentang pentingnya sektor pertanian, manfaat lahan pertanian, dan dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor industri (pertambangan galian C). Pada tabel 9 di bawah ini dapat dilihat persepsi responden petani terhadap materi/isi siaran pe1tanian di Radio Fiska FM Bogor berdasarkan karakteristik individu petani.
Tabel 9. Persepsi Petani Terhadap Materi/Isi Siaran Pe1tanian di Radio Fiska Fm Bogor
-
·--
Karakteristik Pctani Umur 1. Muda ' Tua Ju ml ah Tingkat PendaQatan 1. Rendah 2. Ti1mgi Jumlah Tiugkat Pendidilrnn 1. Rcndah '"· Tinggi Jumlalt KeQemilikan Status laltan 1. I>cnggarap 2. Pcmilik Jumlah
..
.. Persepsi Petani Terhadap Materi/Isi ./ f~tid . Siaran Pertanian · . . ·. . Positif · ·._ ·.. Ne ati.f : ----- - -.·· ...... :'"';;:,-....... --'r.:-.-.--· Jumlah --- o/o··--:-, __ .,_, .·•· Jll.ntlllh ' • o/,,>····· . Jll.liilllh , ·
...
·,
18 38 56
56,25 59,37 100
14 16 30
100 100
101[1
32 64 96
46 25 71
82,14 62,5 100
10 15 25
17,86 35,5 101[1
56 40 96
100 100
39 15 54
53,42 65,22 100
34 8 42
46,58 34,78 100
73 23 96
100 100
22 48 70
61, 11 80 100
14 12 26
38,89
36 60 96
I
43,75 40,63
··-~··•
20
100
100 JOO
Berdasarkan tabel 9 tersebut di atas diketahui, umumnya persepsi responden petani terhadap materilisi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah positif, artinya materi/isi siaran pertanian yang disiarkan oleh Radio Fiska FM Bogor tersebut menarik untuk diikuti dan didengarkan oleh responden petani di Desa Sukamulya. Materi/isi seperti pentingnya sektor pertanian dalam kehidu:pan
sehari-har~
manfaat
lahan pertanian, dan dampak berubahnya sektor pertanian ke sektor industri (pertambangan galian C) sangat menarik bagi responden petani, sehingga diharapkan materi-materi pertanian yang ada terus digali dan dikembangkan oleh Radio Fiska FM Bogor sesuai dengan permasalahan-permasalahan pertanian diseputar wilayah Desa Sukamulya. Dikatakan sangat menarik dengan alasan, bahwa materi-materi tersebut umumnya menggambarkan kepada responden petani ba.gaimana menyikapi dampak dan manfaat sektor pertanian di Desa Sukamulya yang disebabkan adanya industri pertambangan galian C dimana hampir sebagian besar lahan yang digunakan adalah lahan pertanian. Persepsi responden petani yang positif ditunjukkan oleh semua responden petani yang muda maupun tua. Hal ini disebabkan semua responden petani memiliki kepentingan yang sama untuk memperoleh informasi dari materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor, Sedangkan untuk responden petani dengan tingkat pendapatan rendah mendengarkan materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor menunjukkan suatu manfaat yang lebih besar dibandiingkan responden petani dengan tmgkat pendapatan yang tinggi karena waktu yang dimilikinya lebih banyak.
j '
Responden petani yang berpendidikan tinggi maupun rendah umumnya mengerti materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Hal ini merupakan sesuatu yang baik, karena mereka sangat antusias mengikuti materilisi siaran pertanian yang membahas permasalahan-permasalahan seputar pertanian di JDesa Sukamulya. Pada materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor, karakteristik individu petani sebagai pemilik lahan pertanian umumnya memiliki persepsi positif dan lebih dominan dibandingkan dengan karakteristik petani sebagai penggarap. Hal ini disebabkan petani pemilik sangat tertarik untuk rnengikuti materi/isi siaran pertanian karena mereka memiliki waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan petani penggarap yang sebagian waktunya diha biskan di sawah atau lahan pertanian. Materi-materi atau isi siaran pertanian tersebut merupakan sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan petani di Desa Sukamulya, yaitu rasa ingin tahu dan kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan pertanian yang sudah berlangsung cukup lama. Materi/isi yang diangkat pada siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor tersebut dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi petani di Desa Sukamulya untuk Iebih berhati-hati menjaga Iahan pertaniannya.
5.2.2. Persepsi Petani Terhadap Jam Siar Siaran Pertimian di Radio Fiska FM Bogor Jam siar adalah waktu dimana siaran pertanian dilaksanakan di Radio Fiska FM Bogor. Jam siar siaran pertanian yang dilaksanakan di Radio Fiska FM Bogor adalah pagi hari, yaitu pukul 7.00-8.30 WIB dan malam hari pada pukul 15.30-17.00
WIB. Tabel 10 dibawah ini menunjukkan persepsi petani terhadap jam siar siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
Tabel 10. Persepsi Petani Terhadap Jam Siar Siaran pe1ianian di Radio Fiska FM Bogor ·.
..··
'
Kar akteristik Petani
.·. .·
..
.
,·,. P~rsep~i_.Petli~i
.• • .
'J,'~rl1~9~~.•fl:~T-•S!~(•·••····.
· Bfarlin Pertanfan·•·· '. •·'· · '.• • •·
-~
Positif '• ·.· ·•· · •.·,·.·· >
'% Junilah • % ·•• ·'
.
Umur l. Muda 2. Tua Jumlah Tingkat Pendallatan 1. Rendah 2. Tinrrf!i Jumlah Tingkat Pendiciikan I. Rendah 2. Tin<><>i Jumlah Status Ke!!emilikan Laban I. P011ggarap 2. P0milik Jumlah
>
20 45 65
62,5 70,3J 100
J2 J9 31
37J5 29,69
38 25 63
67,86 62,5 100
51 J7 68
26 4J 67
I_-:
,-=-__
<.c. \·/\)
-·-
'. , ; c\~~~~!ii
·>·---,
t.,_••.. .•·
Jmnlalt§~ JOO 100
100
32 64 96
J8 15 33
32,14 37,.5 100
56 40 96
100 100
69,87 73,91 100
22 6 28
30,13 26,09 100
73 23 96
100 JOO
72,22 68,33 100
10 19 29
27,78 3L67 100
36 60 96
JOO 100
Berdasarkan tabel 10 tersebut di atas diketahui, umurnnya persepsi responden petani di Desa Sukamulya positif terhadap jam siar siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Artinya persepsi responden petani terhadap siaran pe1ianian yang disiarkan di Radio Fiska FM Bogor pada sore hari adalah menarik untulc diikuti clan didengarkan. Karena pada waktu sore hari umumnya petani :mdah pulang dari sawah atau ladang clan kesempatan untuk mendengarkan siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor lebih banyak dibandingkan pada waktu pagi hari.
Pada karakteristik individu responden petani, responden petani yang berumur tua. lebih dominan menunjukkan persepsi positif terhadap jam siar siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor dibandingkan responden petani berumur muda. Semakin tua umur responden petani, maim persepsi yang diberikan semakin positif. Hal ini disebabkan responden petani yang berumur tua lebih tertarik mendengarkan mendengarkan siaran pertanian pada sore hari. Alasan yang dikemukakan adalah karena pada sore hari merupakan waktu yang tepat untuk istirahat sambil mendengarkan radio. Lain halnya jika mendengarkan siaran pertanian pada pagi hari, responden petani berumur tua merasa kurang tertarik untuk mendengarkan siaran pertanian tersebut karena pada waktu pagi Jebih banyak mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk di sawah atau Jadang. Pada karakteristik responden petani yang lainnya seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian umumnya memberikan persepsi yang positif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jam siar siaran pertanian di Radio Fiska Fl'vf Bogor yang paling menarik untuk didengarkan adalah pada sore hari. Alasan yang dikemukakan adalah bahwa pada sore hari merupakan waktu yang paling semai dalam mengikuti siaran pertanian di Radio :Fiska FM. Alasan yang
' Jainnya adalah responden petani telah terbiasa mendengarkan siaran radio pada sore hari, sedangkan pada pagi hari responden petani lebih mengutamakan untuk mempersiapkan keperluan-keperluan yang akan dibawa ke sawah atau ladang.
5.3. Hubungan Karakteristik Petani dengan Pertanian di Radio Fiska FM Bogor
Persepsi terhadap
Siaran
Persepsi petani di Desa Sukamulya terhdap Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor dipengaruhi oleh karakteristik individu petani yaitu umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian. Hubungan antara persepsi petani di Desa Sukamulya dengan siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor dilihat berdasarkan tingkat signifikansinya sebesar 5 persen atau a
=
0,05. Hubungan dihitung dengan menggunakan rumus chi square
berdasarkan Singarimbun (1989) serta apabila angka koefisien kontingensi mendekati angka I, maka hubungannya semakin kuat. Jika angka koefisien kontingensi memiliki angka no! atau tidak memiliki angka koefisien kontingernii maka persepsi petani terhadap siaran petanian di Radio Fiska FM Bogor dikatakan tidak memiliki hubungan. Hubungan tersebut dapat dilihat dengan hipotesa sebagai berikut : Ho : Tidak ada hubungan antara karakteristik petani dengan persepsi petani terhadap siaran pertanian di radio Fiska FM bogor. H1 : Ada hubungan antara karakteristik individu petani dengan persepsi petani terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Ada tidak hubungannya dapat dilihat berdasarkan syarat sebagai berikut : Jika : I. X2 hitung < X 2 tabel dengan a= 0,05, maka tolak Hodan terima H1. 2. X 2 hitung > X 2 tabel dengan a= 0,05, maka tolak H1 dan terima Ho.
Tabel 11. Hubungan Antara Persepsi Petani Berdasarkan Karakteristik Petani dengan Materi/Isi Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor.
Lemah Cukup kuat
Berdasarkan tabel 11, faktor karakteristik responden petani yang memiliki hubungan dengan persepsi petani terhadap siaran pertania11 di Radio Fiska FM Bogor adalah karakteristik umur dan tingkat pendidikan responden petani. Hal ini terjadi karena X2 Hitung lebih kecil dengan X2 tabel. Tingkat signifikansinya adalah lemah karena koefisien kontingensinya 0, 1, artinya fah.ior umur dan tingkat pendidikan responden petani di Desa Sukaumulya memiliki pengaruh yang sedikit/kecil terhadap persepsinya pada materi/isi siaran pertanian Di Radio Fiska FM Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa faktor umur muda ataupun tua serta faktor tingkat pendidikan tinggi dan rendah bukan merupakan suatu kendala yang be!lar untuk mendengarkan materi/isi siaran pertanian yang disiarkan di Radio Fiska FM JBogor. Pada faktor karakteristik responden petani yang tidak memiliki hubungan dengan persepsi petani terhadap siaran pertanian di Rado Fiska FM Bogor adalah tingkat pendapatan petani dan status kepemilikan lahan pertanian. Hal ini ditunjukkan oleh angka X2 Hitung lebih besar dengan angka X2 tabel. Ini berarti bahwa tinggi ataupun rendahnya tingkat pendapatan responden petani serta, status responden petani sebagai penggarap ataupun pemilik tidak memperhatikan materi/isi siaran pertanian
sebagai sesuatu yang penting. Petani-petani di Desa Sukamulya tidak menganggap materi/isi sebagai sesuatu hal yang penting, penerimaan materi/isi siaran pertanian sebanyak-banyaknya di Radio Fiska FM Bogor yang membahas seputar perrnasalahan pertanian merupakan sesuatu yang penting. Tabel 12. Hubungan Antara Persepsi Petani Berdasarkan Karakteristik Petani dengan Jam Siar Siaran Pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Karakt~l'istik · · ·
Petani 1. 2. 3.
4.
Status Kepemilikan Lahan
Sangat lemah
1
Berdasarkan tabel 12, semua faktor karakteristik individu petani memiliki angka X2 Hitung lebih kecil dibandingkan X2 tabel. Artinya semua faktor karaktersitik individu petani (Umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian) tersebut memiliki hubungan dengan persepsinya terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor. Secara keseluruhan hubungan · antara karakteristik individu respondeen petani dengan persepsinya terhadap jam siar siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor adalah sangat
l1~mah,
yaitu ditunjukkan
oleh angka koefisien kontingensi yang semuanya memiliki angka dibawah 0,1. Hal tersebut menunjukkan bahwa karakteristik indlividu responden petani memiliki pengaruh terhadap persepsi responden petani mengenai jam siar siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor walaupun tidak besar. Ini artinya bahwa jam siar siaran ptrtanian di Radio Fiska FM Bogor baik jam siar pagi maupun jam siar sore
tidak menjadi suatu kendala bagi responden petani di Desa Sukamulya untuk mengikuti siaran pertanian tersebut.
BAB VI KESIMPULANDANSARAN 6.1. Kesimpulan
Persepsi responden petani di Desa Sukamuklya umumnya menyatakan bahwa semakin banyak materi/isi siaran pertanian di Radio Fiska FM yang membahas permasalahan-permasalahan pertanian yang terjadi di Desa Sukamulya (seperti dampak dari berubahnya lahan pertanian ke industri pertambangan galain C), maka materi/isi siaran pertanian tersebut akan semakin menarik. l.\llaterilisi siaran pertanian tersebut eangat menarik untuk diikuti dan didengarkan o!eh responden petani pada jam siar sore hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani di Dosa Sukamulya terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogor antara lain umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan pertanian, mate1i/isi, dan jam siar siaran pertanian. Secara keseluruhan faktor-faktor yang menurtjukkan hubungan dengan persepsi petani terhadap materilisi siaran petanian di Radio Fiska FM Bogar adalah umur dan tingkat pendidikan, sedangkan faktor-faktor yang ti.dak memiliki hubungan adalah tingkat pendapatan dan status kepemilikan Jahan pertanian. Adapaun faktorfaktor yang menunjukkan hubungan dengan jam siar terhadap siaran pertanian di Radio Fiska FM Bogar adalah umur, tingkat pendapatan, 1cingkat pendidikan, dan status kepemilikan lahan pertanian. Seluruh faktor-faktor ters•~but umumnya memiliki hubungan yang lemah serta sangat lemah.
6.2. Saran
Saran-saran yang harus diperhatikan untuk menyikapi permasalahan pertanian di Desa Sukamulya adalah kepada : 1. Masyarakat di Desa Sukamulya (khususnya petani) agar berperan serta di dalam mencegah terjatlinya kerusakan pada :1ektor pertanian yang diakibatkan oleh adanya pertambagan galain C dengan cara tidak menjual lahan pertaniannya kepada pengusaha-pengusaha pertambangan galain C di Desa Sukamulya. 2. Radio Fiska FM Bogor sebagai media inf01masi agar terus menerus mengangkat permasalahan-permasalahan pertanian di Desa Sukamulya dengan cara menambah materi/isi siaran pertanian yang lebih banyak serta menambah jam siar pada sore hari. 3. Pemerintah Desa Sukamulya dan Pemerintah Kabupaten Bogor agar lebih memperhatikan dampak yang ditimbulkan dengan adanya pertambangan galian C dengan cara tidak memberikan ijin usahat. Hal ini penting demi menjaga sektor pertanian dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pertambangan galian C tersebut.
DAFI'AR PUSTAKA
Abdullah, Aceng., Press Relation Kiat Berhubungan Dengan Media Massa. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000). Amir, Mafri., Etika Komunikasi Massa dalam Pandang<m Islam. (Jakarta: Logos, 1999). Asnawir, dan Usman, Masyirudin., Media Pembelqjaran. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) DeVito, Joseth A, Komunikasi Antar Manusia. Ed Ke-.S (Jakarta: Professional Books, 1997). Effendi, O.U., Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1994). Jefkins, Frank., Public Rea/tion. Jakarta: Erlangga, 1996). Jahi, Amri., Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara Dunia Ketiga. (Jakarta: PT Gramedia, 1988). Hasansulana., Sosio/ogi Pedesaan. (Jakarta: Proyek pengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan, 1983) Kamus Besar Bahasa Indonesia., Edisi Ketiga Cet Kedua (Jakarta: Balai Pustaka, 2002). Lionberger, Herbert F., Adoption of New Ideas and Practices. (Iowa: The Iowa State University, 1960). Masduki., Menjadi Broadcaster Professional. (Yogyakarta: Pustaka Populer LkiS, 2004). Maman, U. Kh., Hubungan Karakteristik Peserta Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPH1) Dengan Kesenjangan Pengetahuan daJ1 Adopsi PHT di Beberapa Desa di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (Bogor: lnstitut Pertanian Bogor, 1996) Tesis. Pang S., Asngari., Persepsi Direktur Penyuluhiln Tingkat "Karasidenan" Kepala Penyuluh Pertanian Terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyu/11han
Pertanian di Negara Bagain Texas Amerika Serikat. (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1984). ,Redfield, Robett., Masyarakat Petani dan Kebudayaa11. (Jakarta: CV Rajawali, 1982). Rahmat, Jalaluddin., Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Karya, 2001 ). Ruslan, Rosyadi., Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004). .Sarwono, Sarlito W., Pengantar Umum Psikologi. (Jakarta: Bulan Bintang, 2003). Sari, Endang S., Audience Research Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pambaca,
Pendengar dan Pemirsa. (Yogyakarta: Andi Offset, 1993). Simamo~a,
Bilson.,
Panduan Riset Perilaku Konsumen. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2002). Singarimbun, Masri., Effendi, Sofian., Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES, 1989). Soemirat, Soleh., dan Ardianto, Elvinaro., Dasar-dasar Public Relations. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002). Sugiyanto, Persepsi Masyarakat
Tentang Penyuluhan Pembangunan dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaan Bogor. (Bogor: llnstitut Pertanian Bogor, 1996) Tesis. Suhatto., Prospek Radio Siaran Penyuluhan Pertanian Pada Tingkat Pedesaan
da/am Rangka Pembangunan Pertanian Berkeimyutan. (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1993 ). Sutisna, Entis., Perubahan Kelembagaan Penguasam1 Lahan dan hubungan Kerja
Angraris Berkaitan Masuknya Pen1sahaa11 lndus1ri Pada Masym'kat Petani di Pedesaan. (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2001) Tesis.
'
'
'
'
i
LAMPIRAN
KUESIONER
PERSEPSI PETANI TERHADAP SIARAN PERTANIAN DI RADIO FISKA FM BOGOR (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Ki1bupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)
NOMOR RESPONDEN KABUPATEN
:BOGOR
KECAMATAN
: RUMPIN
DESA
:SUKAMULYA
KAMPUNG RT/RW TANGGAL PENGISIAN
PANDUAN PENGISIAN KUESIONER 1. Kuesioner ini merupakan kuesioner penelitian mahasiswa yang bertujuan untuk
mengetahui persepsi Anda terhadap siaran pertanian di Radio fiska FM Bogor. 2. Isilah keseluruhan pertanyaan dengan jelas dan lengkap berclasarkan jawaban Anda sendiri. 3. Nama Anda beserta isi dari kuesioner ini akan dirahasiakan dan tidak akan dipergunakan selain untuk data penelitian. 4. Sebelum dan sesudahnya, kami ucapkan terima kasih atas kerjasama Anda dalam penelitian ini.
A. DATA INDIVIDU RESPONDEN PETANI 1. NamaAnda 2. Umur Anda 3. Tingkat pendapatan Anda perbulan? (ukuran Nominal)
a.