BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan Terhadap Obyek Studi 1.1.1
PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) merupakan perusahaan
penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutaiment) yang terbesar di Indonesia. Pengabdian Telkom berawal pada 23 Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Selama itu pula Telkom telah mengalami berbagai transformasi. Transformasi terakhir sekaligus yang disebut dengan New Telkom Indonesia adalah transformasi infrastruktur, transformasi sistem dan model operasi dan transformasi sumber daya manusia. Transformasi tersebut resmi diluncurkan kepada pihak eksternal bersamaan dengan New Corporate Identity Telkom pada tanggal 23 Oktober 2009, pada hari ulang tahun Telkom yang ke 153. Telkom juga memiliki tagline baru, The World in Your Hand. 1.1.2 a.
Visi dan Misi Visi: “To become a leading InfoCom player in the region” Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
b.
Misi: Telkom mempunyai misi memberikan layanan “One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation” dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.
1.1.3
Logo Gambar 1.1 Logo Telkom Indonesia
Gambar 1.2 Logo Baru Flexi Irit
1.1.4
TelkomFlexi TelkomFlexi adalah layanan telekomunikasi suara dan data yang
berbasis nirkabel dengan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) 2000-IX. Layanan ini terbatas pada satu kode area tertentu (limited mobility) dalam arti pelanggan hanya dapat menggunakannya dalam sebuah kode area tertentu. Biaya pemakaiannya mengacu pada tarif telepon rumah (PSTN Telkom). TelkomFlexi menawarkan tiga layanan dasar, yaitu suara, SMS, dan data dengan kecepatan rendah. Layanan yang bernilai tambah juga tersedia seperti Ring Back Tone (RBT). Salah satu keunggulan TelkomFlexi adalah kualitas suara yang jernih dan radiasi yang rendah serta jenis terminal yang bisa digunakan pelanggan beragam mulai dari terminal mobile maupun terminal fixed. Pelanggan yang menggunakan
perangkat
mobile
dapat
memilih
layanan
pascabayar
(FlexiClassy) dan prabayar (FlexiTrendy), sementara untuk pelanggan yang menggunakan perangkat fixed dapat menggunakan Fixed Wireless Terminal (FWT) untuk mengakses FlexiHome yang berbasis sistem ESN atau Non Sim Card sebagai terminal di rumah. Salah satu produk TelkomFlexi yang paling kompetitif adalah FlexiCombo yang memungkinkan pelanggan memiliki dua sampai tiga nomor dalam satu kartu sehingga memberikan mobilitas antar kota. FlexiCombo 1
merupakan pengembangan layanan dari FlexiClassy dan FlexiTrendy yang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang sering menggunakan layanan roaming. Pada bulan November 2008, Telkom mengimplementasikan FKIOSK yaitu sistem yang memungkinkan TelkomFlexi dapat menyediakan layanan voucher electronic (e-voucher). Selanjutnya prosentase penjualan e-voucher akan ditingkatkan sehingga dapat melebihi penjualan voucher fisik. Pada Mei 2009 Telkom meluncurkan layanan yang sangat dibutuhkan pelanggan yaitu Long SMS (LMS), yang sebelumya pelanggan TelkomFlexi hanya dapat mengirimkan SMS dengan panjang maksimal 160 karakter. Dengan adanya layanan LMS maka pelanggan TelkomFlexi kini dapat mengirimkan SMS setara dengan 6 x 160 karakter. Para pelaku bisnis telepon seluler (hand phone) memperkirakan bahwa TelkomFlexi mendapat sambutan positif masyarakat mengingat tarifnya jauh berada dibawah GSM karena biaya investasinya sangat murah. Tentu saja, kehadiran TelkomFlexi membuat lega calon pelanggan telepon yang sudah lama mendambakan telepon hemat maupun pelanggan ponsel yang mendambakan telepon seluler alternatif. 1.2. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini banyak perubahan yang terjadi di berbagai bidang. Perubahan yang signifikan dapat dilihat dari perkembangan teknologi yang begitu cepat. Perkembangan teknologi tersebut memicu perubahan dan perkembangan di bidang lainnya termasuk diantaranya pada bidang telekomunikasi.
Komunikasi
sendiri
dirasa
sangat
penting
untuk
memperlancar kegiatan disegala bidang. Dengan komunikasi yang baik, maka kegiatan yang sedang dilaksanakan akan berjalan dengan baik pula. Masyarakat semakin menuntut tersedianya alat komunikasi yang semakin canggih dan semakin mobile atau bisa dibawa dan dipakai dimana saja. Hal ini 2
merupakan suatu tantangan bagi penyedia telekomunikasi untuk dapat memenuhi tuntutan masyarakat sebagai konsumennya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, Telkom sebagai salah satu perusahaan penyedia
telekomunikasi mengeluarkan
produknya,
yaitu
TelkomFlexi yang menawarkan jasa komunikasi tetap yang bisa dibawa ke mana-mana atau disebut dengan fixed wireless. Menggunakan teknologi CDMA 2000-IX yang mengacu pada sistem telepon seluler digital yang menggunakan skema akses secara bersama seperti yang diprakarsai oleh Qualcomm. TelkomFlexi memungkinkan pengguna dapat berkomunikasi dengan tarif yang terjangkau seperti telepon rumah dan dapat dibawa ke mana saja tetapi terbatas pada satu kode daerah tertentu, dalam arti pelanggan hanya dapat menggunakannya dalam sebuah kode area tertentu. Dengan semua perkembangan yang terjadi di berbagai bidang, bukan hanya TelkomFlexi yang hadir untuk menawarkan jasa telekomunikasi berbasis CDMA kepada masyarakat. Banyak pula perusahaan lain yang menawarkan jasa telekomunikasi berbasis CDMA dengan tarif yang lebih murah dengan penawaran layanan yang tidak jauh berbeda. Pesaing TelkomFlexi antara lain StarOne (Indosat), Esia (BakrieTelecom), Fren & Hepi (Mobile-8 Telecom), Smart (Smart Telecom) dan Ceria (Sampoerna Telekomunikasi Indonesia). Tetapi saat ini TelkomFlexi lah yang mempunyai pangsa pasar terbesar di pasar CDMA. Hingga akhir tahun 2009 jumlah pelanggan Flexi mencapai 15 juta subscribers, dan dari total penjualan TelkomFlexi, lebih dari 90% merupakan penjualan dari Flexi Trendy atau Prabayar.
Tabel 1.1 Penjualan Flexi (dalam ribuan pelanggan) Classy/Pascabayar Trendy/Prabayar
2007 273 5.026
2008 177 13.414
3
2009 73 14.762
2010 546 17.615
Jumlah
5.299
13.591
14.835
18.161
Sumber: Annual Report Telkom Indonesia tahun 2009
Menurut siaran pers yang dimuat dalam Pojok Media – telkom.co.id, 12 Februari 2007, Vice President Public and Marketing Communication Telkom Muhammad Awaluddin mengatakan bahwa saat ini Flexi merupakan market leader untuk layanan Fixed Wireless dengan coverage yang terluas yang dapat dipergunakan di lebih dari 200 kota di Indonesia. Berdasarkan berita yang dimuat dalam tribunnews.com, 10 Oktober 2010, saat ini harga kartu perdana yang dibanderol Rp 1.999 (di luar PPN) tersebut berisikan pulsa Rp 2.000 dikeluarkan oleh Telkom Indonesia Tbk (Telkom) melalui Divisi Flexi pada Minggu 10 Oktober 2010. Untuk itu, agar perusahaan tetap dapat bertahan dan meningkatkan posisinya di pasar, maka perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat, salah satunya dalam hal penetapan harga jual yang tepat. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba maksimum. Besar kecilnya laba yang dapat dicapai merupakan keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan. Untuk dapat mengetahui posisi suatu perusahaan dalam pencapaian laba, dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan analisa titik impas (break even point). Analisa break even point (BEP) diperlukan untuk mengetahui hubungan antara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya baik yang bersifat tetap maupun variabel dan laba atau rugi. Dengan menggunakan analisis BEP, pimpinan perusahaan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengurangan atau penambahan harga jual, biaya, dan laba. Analisis ini juga memudahkan pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan dalam rangka menghadapi persaingan dengan produk sejenis dari perusahaan lain. 4
Untuk dapat bertahan hidup dan tumbuh menjadi lebih besar, dan menjalankan kegiatannya maka perusahaan harus memperoleh laba yang optimal. Tetapi, tidak selamanya perusahaan selalu memperoleh laba. Adakalanya perusahaan juga mengalami kerugian, karena itu perusahaan selalu menjaga dan mengawasi kegiatannya. Dengan menggunakan analisis BEP ini maka perusahaan dapat mengetahui bahwa perusahaan tidak mengalami rugi atau istilah lainnya berada pada titik impas. Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil keputusan untuk menjalankan aktivitas yang tepat masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian “ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PENJUALAN PERDANA FLEXI PRABAYAR PERIODE 2008-2010” untuk mengetahui bagaimana peranan analisis BEP terhadap penentuan harga jual kartu perdana sehingga dapat mempertahankan posisi sebagai market leader untuk pasar CDMA. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari tahun 2008 sampai dengan 2010, karena dalam periode tersebut pelanggan TelkomFlexi mengalami pengingkatan yang cukup signifikan ditandai dengan penjualan kartu perdana mencapai lebih dari 90% untuk Flexi Trendy. Dengan peningkatan penjualan kartu perdana Flexi Trendy, maka kurang lebihnya dapat meningkatkan value perusahaan. 1.3. Perumusan Masalah Penelitian Adapun perumusan masalah latar belakang penelitian yang sebelumnya ialah sebagai berikut: a. Bagaimana analisa break even point penjualan kartu perdana yang dilakukan oleh Divisi Flexi? b. Bagaimana penetapan harga jual kartu perdana Flexi Prabayar berdasarkan break even point?
5
1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah penelitian ialah sebagai berikut: a. Mengetahui analisis break even point penjualan kartu perdana yang dilakukan oleh Divisi Flexi. b. Mengetahui penetapan harga jual kartu perdana Flexi Prabayar berdasarkan break even point. 1.5. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan untuk pengembangan ilmu Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khazanah keilmuan dalam bidang keuangan, khususnya yang terkait dengan analisa break event point. Di samping itu, beberapa temuan yang terungkap dalam penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya. b. Kegunaan bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan penulis lebih memahami ilmu keuangan, khususnya dalam analisa break even point. Selain itu, dapat membandingkan antara teori yang didapat di perkuliahan dan pelaksanaan sesungguhnya, serta sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program S-1 di Institut Manajemen Telkom. c. Kegunaan praktis Hasil penelitian mengenai analisa break even point sebagai dasar penetapan harga jual produk ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, terutama untuk penetapan harga jual produk.
6
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Ahkir Sistematika penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang tinjauan objek penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian, kerangka pemikiran serta literatur sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian, variabel penelitian, teknik sampling, serta analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijabarkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengenai rumusan masalah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini dijabarkan mengenai kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan serta memberikan saran dan masukan bagi perusahaan dan pihak lainnya.
7
8