BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Bank Indonesia (BI) merupakan Bank Sentral yang mengatur berbagai Bank Konvensional di Indonesia. Bank Indonesia juga Bank yang bergerak dalam bidang Layanan Jasa Perbankan. Sebagai Pengelola Rekening Pemerintah, BI menatausahakan rekening pemerintah dan berperan menyediakan layanan jasa perbankan (Banking Services) kepada Pemerintah. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral memiliki Customer. Dalam hal ini, Customer Bank Indonesia adalah Perbankan dan Pemerintah. Kantor Pusat Bank Indonesia terletak di Mh. Thamrin no.2 Jakarta Pusat, Indonesia. Telp.(021-500 131) Gambar 1.1 menunjukan logo yang digunakan oleh perusahaan Bank Indonesia:
Gambar 1.1 Logo Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia (2014)
1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Diawali Pada Tahun 1828 De Javasche Bank (DJB) didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Kemudian pada tahun 1953 Bank Indonesia mengalami perubahan dengan perubahan nama De Javasche Bank (DJB) menjadi Bank Indonesia yang memiliki tiga tugas penting yaitu di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaraan juga melanjutkan tugas bank secara komersil dari DJB terdahulu. Bank Indonesia mengalami perubahan lagi dengan mengeluarkan UU Bank Sentral pada tahun 1968 yang
1
berfungsi mengatur semua bank yang ada di Indonesia dalam melayani masyarakat. Tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Perubahan lagi dilakukan pada Tahun 2004 Undang-Undang Bank Indonesia di amandemen dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance. Tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.
1.2 Latar Belakang Penelitian Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi (Indrajit, 2002). Sebagian besar masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan (Slamet, 2013). Oleh karena itu, manusia seakan tak lepas dari peran teknologi komunikasi. Terlebih informasi yang aktual dan akurat. Teknologi komunikasi juga sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan modern (Nuraedi, 2014). Teknologi informasi memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi dari tempat yang berjauhan dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang murah (Maharsi, 2000). Dampak positif yang dihasilkan adalah masyarakat akan selalu mengikuti perkembangan informasi dunia karena menggunakan teknologi. Berikut adalah Data Pengguna Teknologi di dunia
2
yang diteliti oleh We Are Social Pada Maret 2015 yang ditunjukkan pada Gambar 1.2:
Gambar 1.2 Data Pengguna Teknologi Sumber : We Are Social (2015)
Berdasarkan Gambar 1.2 dapat diketahui bahwa total populasi dunia sebanyak 7,219 milyar dan pengguna aktif internet sebanyak 3,038 milyar. Oleh karena itu, Teknologi Informasi memberi dampak yang tinggi terhadap masyarakat dunia sehingga masyarakat tidak dapat lepas dari peran Teknologi Informasi setiap saat. Semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi. Teknologi informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan (Bodnar, 1998; dalam Slamet, 2013). Perkembangan
3
dalam teknologi terkini memberi kemampuan organisasi untuk mendapat informasi dengan mudah dalam premisnya. Biaya informasi
berkurang
karena peningkatan tingkat teknologi (Asmuni, 2014). Metode yang dinilai tepat untuk diterapkan adalah Metode Delphi, karena pada perusahaan terdapat beberapa pandangan subjektif yang berbeda pada tiap individu pihak manajemen terkait terhadap kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja supplier. Metode Delphi akan mampu menampung opini subjektif tiap individu tersebut secara iteratif dan memungkinkan adanya umpan balik terkendali dalam penilaian respon kelompok (Cooper, 1995). Upaya untuk meningkatkan daya saing produk yaitu dengan mengembangkan inovasi teknologi yang dapat dinyatakan dalam empat basis komponen teknologi pada proses operasi yaitu komponen fasilitas (technoware), kemampuan sumber daya (humanware), dokumen dan informasi (infoware), dan kerangka kerja (orgaware) (Yerusalem, et.al., 2007). Technoware adalah inti proses transformasi yang dibagi menjadi dua yaitu hardware dan software. Technoware ini dikembangkan, diinstal, dan dibangun oleh Humanware. Maka dari itu, Technoware tidak akan berguna apabila Humanware tidak mempergunakannya. Humanware mempunyai peran kunci proses transformasi. Humanware menyebabkan technoware menjadi lebih produktif (Sulisworo, et.al., 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2003: 12.348; dalam Putra, 2013). Kemajuan teknologi informasi ikut menambah tantangan yang dihadapi oleh perbankan. Perkembangan teknologi informasi (TI) menyebabkan makin pesatnya perkembangan jenis dan kompleksitas produk dan jasa bank. Dukungan TI (teknologi informasi) bagi industri perbankan merupakan sebuah keharusan. Tak terbayangkan jika saat ini industri perbankan bergerak tanpa dukungan TI yang memadai (Almilia & Giarta, 2007). Inovasi dalam telekomunikasi
4
dan komputer tidak dapat disangkal lagi memberikan dampak terhadap industri pelayanan perbankan. Di Indonesia, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di perbankan nasional relatif lebih maju dibandingkan dengan sektor lainnya (Levine, 1997; dalam Medyawati dan Hermana, 2010). Seiring berjalannya waktu dan zaman perkembangan teknologi informasi, mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis e-banking. Ebanking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet (Pinontoan, 2013). Sektor perbankan meyakini e-banking merupakan salah satu layanan teknologi yang memberikan prospek bagi interaksi yang dapat menjadikan konsumen lebih mandiri (Bauer, et.al., 2005; dalam Saputro dan Dihan, 2009). Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral memiliki tugas untuk mengelola rekening pemerintah. Dalam rangka mendukung kegiatan pengelolaan rekening pemerintah di BI khususnya penyediaan informasi, mempercepat penyusunan laporan dan proses settlement, sejak Tahun 2007 BI telah membangun dan menyediakan fasilitas yang bersifat on-line dan elektronik yang disebut Sistem Bank Indonesia Government electronic Banking (BIG-eB) bagi nasabah utamanya yaitu Kementrian Keuangan. Sistem BIG-eB merupakan sistem yang disediakan Bank Indonesia kepada Kementrian Keuangan untuk memfasilitasi Kementrian Keuangan untuk mendapatkan informasi dan melakukan transaksi secara elektronik dan online atas Rekening Pemerintah yang ditatausahakan di Bank Indonesia. Pada saat proses penyelesaian transaksi pemerintah kepada Bank Indonesia terjadi, Sistem BIG-eB berfungsi sebagai user interface untuk mengakses fungsi dan pemrosesan pada Sistem Core Banking Bank Indonesia yaitu BI-SOSA. Tanpa adanya proses yang dijalankan pada Sistem BIG-eB, Sistem BI-SOSA tidak akan berjalan sesuai prosedur yang telah tertera. Sistem BIG-eB berfungsi memonitor saldo dan mutasi rekening, mencetak laporan, mengunduh data rekening, melakukan tata usaha pengguna dan transaksi. Transaksi
yang
dapat dilakukan pada Sistem BIG-eB adalah Transaksi Rupiah dan Valuta
5
Asing. Jenis Transaksi yang disediakan disesuaikan oleh kebutuhan Kementrian Keuangan (Bank Indonesia, 2012). Berdasarkan observasi sebelumnya, terdapat masalah pada ketidaksiapan Sistem BIG-eB dalam memenuhi kebutuhan User utama yaitu kementrian keuangan. Dimana, User masih sulit untuk menginput data-data transaksi keuangan ke dalam sistem karena masih terdapat gangguan pada bagian: server, interface dan database. Sehingga, proses penyelesaian transaksi masih belum maksimal. Bank Indonesia belum memiliki alat ukur tingkat kesiapan untuk komponen teknologinya. Hal ini dikarenakan belum diadakannya pengukuran pada teknologi yang berlangsung. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk mengetahui
tingkat
kesiapan
humanware
dan
technoware
dengan
menggunakan metode Delphi. Dimana, metode ini menghasilkan opini dari pihak pengguna Sistem BIG-eB dan akan menghasilkan hasil yang real. Maka dari hasil latar belakang yang dibuat, judul dari penelitian ini adalah: “PENGUKURAN
TINGKAT
KESIAPAN
HUMANWARE
DAN
TECHNOWARE PADA SISTEM BANK INDONESIA GOVERNMENT ELECTRONIC BANKING DI BANK INDONESIA KANTOR PUSAT”.
1.3 Perumusan Masalah Bank Indonesia Government Electronic Banking telah memberikan banyaknya manfaat bagi pihak Bank Indonesia. Banyaknya perubahan siginifikan yang terjadi terutama bagi pihak Bank Indonesia. Namun, karyawan maupun sistem BIGeB masih belum diukur tingkat kesiapannya. Dari observasi lapangan yang telah dilakukan, ketidaktersediaan sistem sebanyak 59% dari seluruh kejadian gangguan. Gangguan yang biasa terjadi berasal dari Sistem Core Banking System Bank Indonesia meliputi: server, interface dan database yang menyebabkan tidak dapat digunakannya Sistem BIG-eB oleh Pengguna. User Interface yang tersedia sudah sangat baik namun masih ada beberapa kendala seperti pesan yang disampaikan kurang jelas, apabila sistem sedang rusak pengguna BIGeB tidak dapat menggunakan
6
aplikasi dan hanya dapat melakukan proses penyelesaian transaksi melalui proses manual.
1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan hasil literature review yang dilakukan, Metode Delphi merupakan metode yang menstrukturkan proses komunikasi agar proses tersebut efektif sehingga masalah tersebut disetujui (Linstone dan Turoff, 2002:3). Dan Metode Delphi merupakan Metode yang cocok digunakan apabila surveynya dilakukan dua ronde atau lebih. Pada ronde kedua dan selanjutnya, survey merupakan hasil dari ronde sebelumnya (Häder and Häder dalam Cuhls 2005:96). Maka dapat ditentukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Berapakah tingkat kesiapan humanware pada sistem BIG-eB di Bank Indonesia dengan menggunakan metode Delphi?
2.
Berapakah tingkat kesiapan technoware pada sistem BIG-eB di Bank Indonesia dengan menggunakan metode Delphi?
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian yang dilakukan antara lain sebagai berikut: 1.
Mengukur tingkat kesiapan humanware pada sistem BIGeB di Bank Indonesia kantor pusat.
2.
Mengukur tingkat kesiapan technoware pada sistem BIGeB di Bank Indonesia kantor pusat
1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian Pengukuran Tingkat Kesiapan Humanware dan Technoware pada Sistem Bank Indonesia Government Electronic Banking di Bank Indonesia Kantor Pusat diharapkan akan memiliki nilai yang signifikan dan dapat digunakan untuk mengembangkan sistem BIGeB untuk kedepannya. Penelitian ini diharapkan juga dapat memenuhi kebutuhan
7
Pengguna sistem BIGeB pada saat proses penyelesaian transaksi. Penelitian ini berfokus kepada bagaimana kedua komponen teknologi (Humanware dan Technoware) dapat menjadi tolak ukur tingkat kesiapan pegawai dan aplikasi terhadap penyediaan informasi yang berlangsung pada sistem BIGeB. Mengetahui kesiapan pegawai terhadap sistem BIGeB sangatlah penting karena dengan kesiapan matang, kelengkapan sistem, dan penyesuaian kebutuhan Pengguna akan mengurangi tingkat terjadinya kesalahan dan human error.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesiapan Humanware dan Technoware yang diharapkan dapat mengembangkan sistem BIGeB dalam hal kepegawaian dan Aplikasi yang dipakai. Tempat dilakukan penelitian ini berada di Bank Indonesia Kantor Pusat, Jakarta Pusat. Tepatnya di Divisi Penyelesaian Transaksi dimana Pengguna BIGeB ditempatkan. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan penelitian ini selesai dilaksanakan.
1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan mengenai isi dari penelitian ini yang diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dimana menggambarkan tinjauan objek studi, latar belakang masalah yang mendasari penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan, tujuan, manfaat, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan objek yang diteliti dan bahan acuan dalam penelitian ini, tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran.
8
BAB III METODE PENELITIAN Bab 3 merupakan metode penelitian yang akan membahas tentang karakteristik penelitian, variabel operasional, alat pengumpulan data, tahapan penelitian, populasi dan sampel. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab 4 menjelaskan tentang pembahasan atas masalah yang telah dirumuskan serta menjelaskan hasil penelitian tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup, dimana berisi tentang kesimpulan dari analisis tingkat kesiapan humanware dan technoware untuk mengetahui tingkat kesiapan humanware dan technoware pada sistem BIGeB di Bank Indonesia kantor pusat, Mengukur tingkat kesiapan humanware dan technoware pada sistem BIGeB di Bank Indonesia kantor pusat saat ini, serta saran-saran yang bersifat untuk di masa mendatang bagi perusahaan terkait.
9