ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 109-115
109 ISSN 1412-1468
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK SUPRA ALAM LESTARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (The Effect of Land Cultivation and Using Supra Alam Lestari Fertilizer to Growth and Yield of Soybean (Glycine max L. Merill.) Darmi Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara
ABSTRACT The purpose of this research was to know the effect of Land Cultivation and Supra Alam Lestari to growth and yield of Soybean. The research was cerried out from August to November 2008, at Bukit Raya Vilage, Tenggarong Sub District of Kutai Kartanegara Regency. This research by Separate Check Device (SCD) with the factorial analysis 3x3 repeated 3 timer and consisted of three factor. First factor is land cultivation (p) consisted of 3 level, that mene : p0 (without cultivation), p1 (once cultivation) dan p2 (complete cultivation). While ace of second factor is Supra Alam Lestari (s) consisted of 3 level, that mene : s0 (control), s1 (80 mL 14 L-1 air) dan s2 (160 mL 14 L-1 air). The result of this research showed that the treatment of Land Cultivation and Supra Alam Lestari was significant affected to the height plant at 15, 25 and 35 days after planting, age of the first bloom, age of the first harvest, amount pod of per plant, percentage of pod content, heavy 100 seed and result of yields. Highest yields at treatment p2 (ground ground) and s2 (160 mL 14 L-1 air) with the mean 1.68 t ha-1 and 1.60 t ha-1. Result of regretion linier curva, to get equation Ŷ = 1.11+ 0.0033x, r = 0.98, Interaction of treatment of Land Cultivation and Supra Alam Lestari gave the significantly effect to the height plant at 35 days after planting and age of the first bloom. Key words : land cultivation, supra alam lestari fertilizer, soybean
PENDAHULUAN Usaha untuk meningkatkan produksi pangan khususnya kedelai perlu dilakukan sistem cocok tanam yang baik seperti pengolahan tanah, penggunaan benih sehat, waktu tanam tepat, pemupukan, tata air (irigasi), pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit pada stadia yang tepat. Agar tanah dapat menjadi media tumbuh yang baik, perlu diadakan pengolahan tanah yang terarah dan tepat. Tujuan utama dan yang penting dalam pengolahan tanah adalah untuk membentuk dan memelihara agregat tanah agar stabil. Dalam keadaan demikian diharapkan penanaman, perkecambahan dan perkembangan akar,
pergerakan air dan udara akan lebih muda dan bebas (Rukmana dan Yuniarsih, 2004) Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah yang padat, pembenaman sisa-sisa tanaman ke dalam tanah pemecahan bongkahan-bongkahan tanah yang besar menjadi bongkahan kecil, membalik dan mempertebal lapisan tanah atas, memperbaiki peresapan air dalam tanah serta mempermudah dalam pengendalian gulma. Pengolahan tanah adalah setiap usaha manipulasi mekanik terhadap tanah yang menciptakan kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman (Adisarwanto dan Widyastuti, 2006). Menurut Rukmana dan Yuniarsih (2004), salah satu kegiatan penyiapan lahan untuk tanaman adalah pengolahan tanah.
ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 109-115 Pengolahan tanah bertujuan untuk mengendalikan (mematikan) rumput-rumput liar, memperoleh struktur tanah yang gembur, memperbaiki aerasi dan draenase tanah, serta menciptakan medium pertumbuhan yang optimal bagi tanaman. Secara umum pengolahan tanah dilahan kering dapat dilakukan dengan cara : (1) secara sempurna yaitu : pengolahan dilakukan pada tanah yang berat, tanahnya tidak terlalu kering atau terlalu basah sehingga mudah digemburkan, tanah dicangkul atau dibajak dua kali sedalam 15-20 cm, gulma dan sisa tanaman dibenamkan, seta tanah digaru sampai rata, dan pengolahan tanah dilakukan paling lambat seminggu sebelum tanam; (2) pngolahan minimum, yaitu : pengolahan dilakukan pada tanah yang sangat peka pada erosi, pengolahan tanah dilakukan hanya pada barisan persiapan tanam dengan kedalaman 15-20 cm, menggunakan cangkul sebanyak satu kali, dan pengolahan tanah dilakukan seminggu atau kurang dari seminggu sebelum tanam; dan (3) tanpa pengolahan, yaitu : Tanah hanya dicangkul untuk lubang tanam, dan pada lahan perlu diberi mulsa untuk mengatasi erosi dan menekan gulma. Menurut Adisarwanto dan Widyastuti (2006), pengolahan tanah yang dilakukan dua kali diharapakan mendapat kondisi tanah yang gembur, karena tanah yang gembur dapat meningkatkan sirkulasi udara dalam tanah, memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara yang tersedia secara baik serta mempercepat penguapan gas-gas bersifat racun bagi tanaman didalam tanah. Sehingga diharapkan dapat memberi pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Di samping pengollahan tanah, pemberian pupuk sangat perlu dilakukan untuk mengatasi kekurangan unsur - unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian pupuk tersebut di maksudkan sebagai pemacu pertumbuhan tanaman, tetapi dalam tanaman kedelai pemupukan lebih
110 ISSN 1412-1468
kepada pemilihan jenis pupuk, dosis, dan waktu aplikasi (Adisarwanto, 2005). Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan untuk tanaman kedelai adalah Supra Alam Lestari, yaitu merupakan bahan organik cair yang berwarna coklat kehitaman yang diformulasikan khusus terutama untuk tanaman pangan. Meningkatkan kesuburan tanah serta melarutkan sisa pupuk kimia dalam tanah, memperbaiki kerusakan tanah secara fisik, kimia dan biologis, yang juga dilengkapi dengan kandungan hormon pertumbuhan seperti auxin, giberilin dan sitokinin. Penggunaan Supra Alam Lestari mampu mengurangi jumlah penggunaan pupuk kimia untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (SUPRA Nusantara,2006). Tujuan penelitian adalah : (1) untuk memahami pengaruh pengolahan tanah dan pemupukan Supra Alam Lestari serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai; dan (2) untuk memperoleh teknik pengolahan tanah dan konsentrasi pupuk Supra Alam Lestari yang sesuai untuk tanaman kedelai. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Nopember 2008 terhitung sejak persiapan tanam hingga pemanenan. Lokasi penelitian di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk Supra Alam Lestari, benih kedelai Mahameru, pestisida organik Vitura dan Pestona. Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, timbangan analitik, gelas ukur, ember, label, plastik transparan, kamera, kayu dan alat tulis.
ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 109-115 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) 3x3 yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Faktor Pengolahan tanah sebagai petak utama (P) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu : tanpa olah tanah (p0), olah tanah sekali (p1), dan olah tanah sempurna (p2); Sebagai anak petak adalah konsentrasi pupuk Supra Alam Lestari (S) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu : tanpa Supra Alam Lestari (s0), 80 mL Supra Alam Lestari 14 L-1 air (s1), dan 160 mL Supra Alam Lestari 14 L-1 air (s2). Analisis Data Apabila hasil analisis menunjukan adanya pengaruh maka dilanjutkan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf kepercayaan 95 % untuk membandingkan rata-rata dua
111 ISSN 1412-1468
perlakuan dan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap hasil digunakan uji polinom ortogonal. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman , umur tanaman saat berbunga, umur tanaman saat panen, jumlah polong pertanaman, persentasi polong isi, bobot 100 biji kering, hasil biji kering . HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan sidik ragam pengaruh pengolahan tanah dan supra alam lestari terhadap rata-rata tinggi tanaman menunjukan pengaruh nyata pada semua parameter pengamatan kecuali perlakuan supra alam lestrari pada parameter umur tanaman berbunga sedangkan interaksi terjadi pada parameter tinggi tanaman umur 35 hari setelah tanam dan umur tanaman saat berbunga.
Tabel 1. Interaksi pengaruh pengolahan tanah dan supra alam lestari terhadap rata-rata tinggi tanaman pada umur 35 hari setelah tanam (cm). Pengolahan Tanah (P)
s0
Supra Alam Lestari s1
s2
p0
19,97 aA
21,07 aA
22,17 Aa
p1
24,67 aB
30,27 bB
28,20 bB
p2
22,40 aC
30,10 bB
26,33 cB
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan huruf besar yang sama pada lajur yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5 % (BNT p.s = 0,26). Pengolahan tanah mampu memperbaiki kondisi tanah sehingga perkembangan akar menjadi lebih baik dan mampu menyerap unsur hara secara optimal sesuai dengan pendapat Gardner, dkk (1991), bahwa perkembangan akar tanaman yang baik turut mendukung penyerapan unsur hara dari tanah ke seluruh jaringan tanaman sehingga secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi bagian-bagian dari vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan batang dan cabang tanaman.
Pengaruh nyata dari supra alam lestari dikarenakan unsur hara nitrogrn yang terkandung dalam supra alam lestari mampu diserap dan dimanfaat oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti pertambahan tinggi tanaman. Sesuai dengan pendapat Jumin (2004) bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama yang sangat diperlukan bagi perumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman. Novizan (2005) menambahkan bahwa unsur nitrogen sangat berperan dalam pertumbuhan
ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 109-115 vegetatif tanaman, makin banyak unsur nitrogen yang diserap tanaman makin banyak pula terjadi pembentukkan sel-sel tanman sehingga pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman meningkat. Pengaruh nyata dari pengolahan tanah tersebut disebabkan tanah yang diolah mampu menciptakan struktur tanah yang gembur yang banyak mempunyai ruang poripori tanah sehingga aerasi dan drainasie tanah tersedia bagi tanaman. Sesuai dengan pendapat Rukmana dan Yuniarsih (2004), bahwa mengolah tanah pada media atau di lahan pertanaman dilakukan dengan cara membalikkan tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh struktur tanah yang gembur, sehingga keadaan aerasi dan drainasie tanah dapat diperbaiki serta menciptakan medium pertumbuhan yang optimal bagi tanaman.
112 ISSN 1412-1468
Lingga dan Marsono (2007) menyatakan bahwa tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah yang berstruktur gembur, didalamnya terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air dan udara, dimana air dan udara sangat penting bagi pertumbuhan akar tanaman. Dimanan akar tanaman sangat erat hubungannya dengan penyerapan unsur hara dari dalam tanah semakin besar sistem perakaran maka kemampuan tanaman untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah akan meningkat (Jumin, 2004). Sempurnanya penyerapan unsur hara dari dalam tanah oleh akar tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman seperti mempercepat waktu berbunga, waktu panen dan bobot buah.
Tabel 2. Interaksi pengaruh pengolahan tanah dan supra alam lestari terhadap rata-rata umur tanaman saat berbunga (hari). Pengolahan Tanah
Supra Alam Lestari
(P)
s0
s1
s2
p0
44,67 aA
42,67 bA
42,67 bA
p1
45,33 aA
42,00 bAB
39,33 cB
p2
40,67 aB
40,67 aB
40,00 aB
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada baris yang sama dan huruf besar yang sama pada lajur yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5 % (BNT p.s = 1,84).
Unsur nitrogrn yang terkandung dalam supra alam lestari mampu diserap dan dimanfaat oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti pertambahan tinggi tanaman. Sesuai dengan pendapat Jumin (2004) bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama yang sangat diperlukan bagi perumbuhan bagianbagian vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman. Novizan (2005) menambahkan bahwa unsur nitrogen sangat berperan dalam
pertumbuhan vegetatif tanaman, makin banyak unsur nitrogen yang diserap tanaman makin banyak pula terjadi pembentukkan selsel tanman sehingga pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman meningkat. Berdasarkan sidik ragam pengaruh supra alam lestari terhadap hasil buah segar dengan uji polinom ortogonal (lampiran 10) didapatkan regresi linier dengan persamaan Ŷ = 1,11 + 0,0033 x r = 0,98. Angka r =
113 ISSN 1412-1468
ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 109-115 0,98 menunjukan keeratan hubungan antara variabel y (hasil biji kering) dan variabel x
(supra alam lestari). Dimana konsentrasi optimum supra alam lestari belum di capai
Ŷ = 1,11 + 0,0033 x r = 0,98 1.8 1.63 1.60
Hasil Biji Kering t ha-1
1.6 1.44 1.37
1.4 1.2 1.11 1.08
1 0.8 0.6
= Nilai Riil = Nilai Dugaan
0.4 0.2 0 0
80
160
Konsentrasi Supra Alam Lestari mL 14 L-1 Air
Gambar 1. Kurva linier pengaruh supra alam lestari terhadap rata-rata hasil biji kering t ha-1 Interaksi antara pengolahan tanah dan supra alam lestari mempunyai hubungan yang cukup erat dalam meningkatkan hasil tanaman. Berdasarkan fungsi dari kedua perlakuan tersebut, dengan pengolahan tanah yang baik akan memperbaiki struktur tanah menjadi gembur, memperbaiki pori-pori tanah, memberikan perkembangan akar yang baik serta emperbaiki gerakan air dan udara didalam tanah. Sesuai dengan pendapat Wahid (2001) dalam proses pembentukan akar yang baik, tentunya dibutuhkan media tanam yang baik pula yaitu tanah yang cukup ruang pori-pori yang memungkinkan tersedianya oksigen dalam jumlah yang cukup. Perkembangan akar sangat peka terhadap oksigen jika kekurangan oksigen maka pertumbuhan akar akan terhenti. Pemberian supra alam lestari yang diaplikasikan melalui daun mampu
menyediakan nutrisi atau unsur hara bagi tanaman guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal. Sesuai dengan pendapat Novizan (2005), pada dasarnya kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering labih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro selain itu pupuk daun lebih mudah di respons tanaman karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman baik untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :
ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 109-115
114 ISSN 1412-1468
1. Pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan. Rata-rata hasil biji kering terbaik diperoleh pada perlakuan p2 (olah tanah sempurna) sebesar 1,68 t ha-1 2. POC Supra alam lestari berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan Rata-rata hasil biji kering terbaik diperoleh pada perlakuan s2 (160 mL 14 L-1 air) sebesar 1,60 t ha-1. Berdasarkan regresi linier didapatkan persamaan Ŷ = 1,11 + 0,0033x, r = 0,98. 3. Interaksi pengolahan tanah dan supra alam lestari menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 35 hari setelah tanam dan umur tanaman saat berbunga, tetepi berpengaruh tidak nyata pada parameter lainnya. Rata-rata hasil tertinggi umur 35 hari diperoleh pada interaksi p1s1 (olah tanah sekali dan 80 mL 14 L-1 air) yaitu 30,27 cm.
Adisarwanto, T. dan Y. E. Widyastuti. 2006. meningkatkan produksi jagung dilahan kering, sawah dan pasang surut. Penebar swadaya, Jakarta.
Saran
Harjadi, M.M. S.S. 2002. Pengantar agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Kombinasi pengolahan tanah dan supra alam lestari p2s2 (olah tanah sempurna dan 160 mL 14 L-1 air) bisa dianjurkan, karena cenderung memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. 2. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pengolahan tanah dan supra alam lestari terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai agar didapat dosis optimum untuk hasil maksimum.
DAFTAR PUSTAKA AAK. 2002. Kedelai. Kanisius, Yogyakarta. Adisarwanto, T. 2005. Budidaya dengan pemupukan yang efektif dan kedelai pengoptimalan peran bintil akar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Adrianto, T.T. dan N. Indarto. 2004. Analisa usaha tani kedelai, kacang hijau, kacang panjang. Absolut, Yogyakarta. Detty
dan arief, 1999. Kedelai. http://www.kpel.or.id./TTGP/komoditi/ KEDELAI 1.htm. Bogor.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara. 2007. Tanaman pangan dalam angka tahun 2004. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong. Gardner, F.P., Pearce, R.B. dan Mitchell, R.L. 1991. Fisiologi tanaman budidaya. Terjemahan Herawati Susilo. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Jumin, H. B. 2004. Dasar-dasar Agronomi. Rajawali, Jakarta. Kandungan unsur pupuk Supra Alam Lestari, 2007. http: //www,geocities.com/ distributorsupra/unsur,htm. Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk penggunaan pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta. Novizan. 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif edisi revisi. Agromedia Pustaka, Jakarta. Pitojo, S. 2003. Benih kedelai. Kanisius, Yogyakarta.
ZIRAA’AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman 109-115 Purwono dan Hatrono. R. 2006. Bertanam jagung unggul. Penebar Swadaya, Jakarta Republika Online. 2006. Kedelai mencegah kanker prostate. Harian Republika Edisi 21 Februari 2006. http://.Republika.co.id. Rukmana, R dan Y. Yuniarsih, 2004. Kedelai budidaya dan pascapanen. Kanisius, Yogyakarta.
115 ISSN 1412-1468
Subroto dan A. Yusrani. 2005. Kesuburan dan pemanfaatan tanah. Bayumedia Publishing, Malang. Supra Nusantara. 2006. Informasi produk, brosur Supra Alam Lestari, Jogjakarta. Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta. Wahid, P. 2001. Percobaan penyetekan lada. Pemberitaan Litto, Jakarta.