DAFTAR ISI L Himeksi Molar Pertama Rahang Atas dengan Nekrosis Pulpa dan Lesi Bifurkasi Anny Rufaida, Karlina Sarnadi, Ira Widjiastuti 2. Apex resection on anterior teeth with post trauma pulp necrosis with chronic periodontal absces (case report) Bernadeta 3. Aesthetic treatment for germination teeth Chandra Sari, Karlina Samadi, Cecilia G.J. Lunardhi ............•........................... 4. Role of Amelogenins as Predominant Organic Matrix in Enamel Biomineralization: Structural and Functional Aspects Dennis, Trimurni Abidin 5. In office dental whitening pada gigi vital dengan hidrogen peroksida 38% Devi Eka Juniarti 6. Perbaikan estetik gigi anterior paska perawatan saluran akar Devi Eka Juniarti 7. Hubungan Kadar SCDI4, Jumlah Streptococcus Mutans di dalarn Saliva dengan Kejadian Karies sebagai upaya Deteksi dini Risiko Karies Gigi Dudi Aripin, Setiawan Natasasmita, Richata Fadil, Achmad Syawqie, Wazillah Nasserie 8. Pengaruh Kontaminasi Darah Terhadap Kebocoran Apikal pada Obturasi Saluran Akar Menggunakan Tiga Jenis Siler yang Berbeda Ema Mulyawati 9. Estetic Closure of Diastema by Porcelain Laminate Veneers: A Case Report Emilda DA., Ari S., Febriastuti C. 10. Alternative Treatment For Vertically Fractured of Second Mandibular Molars: A Case Report Ervita Kholestyana, Galih Sampoerno, Febriastuti Cahyani 1l. Root canal treatment and esthetic complex restoration for multiple caries with periapical lesions (case report) Fani Pangabdian, Ketut Suardita dan Setyabudi 12. Restorasi splint crown gigi anterior dengan saluran akar yang lebar akibat kegagalan perawatan saluran akar Galih Sampoerno 13. Hubungan antar konsentrasi sodium fosfat terhadap multiplikasi streptokokus mutans sebagai bakteri penyebab karies gigi Galih Sampoerno
14. Repair offurcallatrogenic
Halaman
1-4
5-8 9 - 13
14 - 17 18 - 23 24 - 27
28 - 34
35 - 4i 42 - 45
46 - 49
50 - 53
54 - 59
60 - 64
perforation with mineral trioxide aggregate (case
report) Iek Chen 15. Management of non vital immature teeth with apexification and all-porcelain crown: case report Loviani Tjandra, Ahmad Sudirman dan Ketut Suardita
65 - 68
. 69 - 73
16. Perawatan saluran akar ulang pada saluran akar mesial gigi molar prtama kanan atas laporan kasus Melati Adi Pratiwi dan Daru Indrawati S 17. Management of tooth discoloration in non-vital endodontically treated tooth (a case report) Rudy, Rulianto M dan Nirawati P
74 - 77
78 - 81
DAFTAR IS! 17. Keberhasilan perawatan multiple trauma gigi pasca kecelakaan lalulintas dengan perawatan estetik komplek kasus) Wiedianto Suwarsono, Ahmad Sudirman dan Nirawati Pribadi 18. Perbedaan daya anti bakteri ekstrak teh hitam dan ektrak teh putih terhadap streptococcus mutans . Riza Setyawati, Nirawai Pribadi dan Ari Subiyanto 19. The use sectional matrix in proximal posterior composite resin restoration (case report) Andika Damayanti K dan Daru Indrawati 20. Treatment of perforation tooth 47 with MTA (Mineral Trioxide Aggregate): a case report Anindya Tesa Wisesa dan Kamizar 21. Studi histopatologis perawatan kaping pulpa langsung dengan ekstrak flavonoid propolis Ardo Sabir 22. Perawatan resorpsi inflamatori eksterna akar gigi molar satu kanan atas (laporan kasus) Ay" Pujiningrum dan Ratna Meidyawati
Halaman
82 - 84
85 - 90
91 - 98
99 - 104
105 - 108
109 -114
23. Stepwise excavation Besse Tenri Awaru dan Aries Chandra Trilaksana 24. Perawatan endodontic konvensional sebagai alternative dari perawatan kista periapikal: laporan kasus Dina Adrianti dan Gatot Sutrisno 25. Perawatan saluran akar dens invaginatus tipe IT dengan lesi periapeks pada gigi insisif sentral kanan dan kiri atas disertai resorpsi interna dan eksterna: laporan kasus. Citra Kusumasari dan Nila Kesumadjauharie
127 - 133
26. Apexification with mineral trioxide aggregate (MTA) Elvy Yoelyawaty S, Ira Widjiastuti dan Setyabudi
134 - 137
27. Penggunaan mineral trioxide aggregate (mta) pada perforasi furkasi: suatu tinjauan pustaka Emy Ardana dan Christine A. Rovani 28. Kombinasi teknik step back dan teknik crown down pada gigi premolar maksila disertai restorasi mahkota jaket porselen fusi metal dengan pasak radix anker Felisia Andriani dan Wignyo Hadriyanto 29. Resorpsi akar eksterna aplikasi pad a gigi insisif maksila: laporan kasus Ike Dwi Maharti dan Bambang Nursasongko 30. Penatalaksanaan fraktur gigi anterior maksila akibat trauma (laporan kasus) Itja Risanti dan Endang Suprastiwi 31. Fiber reinforced composites dan mahkota porselen fusi metal sebagai restorasi pasca perawatan saluran akar ulang insisivus sentralis kanan maksila non vital dengan lesi periapikal Jully Rhenny dan Wignyo Hadriyanto 33. Principle of the use antibiotic in endodontic treatment Juni Jekti Nugroho
115 - 119
120 - 126
138 - 141
142 - 148 149 - 154 155 - 158
159 -163 164 - 169
DAFTAR ISI 34. Radiskolorasi paska bleaching intrakoronal pada diskolorasi tambalan amalgam pada gigi insisif 1 rahang atas Lucky Murti dan Bambang Nursasongko
Halaman
170 - 175
35. Laporan kasus: perawatan saluran akar satu kali kunjungan pada kasus intentional endodontic M.Furqan dan Gatot Sutrisno 36. Perbandingan dua teknik irigasi dalam meningkatkan keberhasilan perawatan
37.
38.
39. 40. 41.
42.
43. 44.
endodonti Meilina Goenawan dan Aries Chandra Trilaksana Perbedaan tingkat kekerasan permukaan resin komposit hybrid setelah preheating pad a suhu yang berbeda dan dipolimerisasi dengan LED (in vitro) Melanie Adin, Dudi Aripin dan H. RM. Richata Fadil Penangan fraktur akar horizontal gigi insisivus permanen RA menggunakan MTA: sebuah tinjauan pustaka Munirah dan Juni Jekti Nugroho Perawatan saluran akar pada gigi premolar dua atas dengan konfigurasi eine tipe 2 Nurina Anggraeni dan N.Sumawinata Root-end filling dengan menggunakan semen calcium enriched mixture (CEM) Nadia Suryanti Wongsari dan Christine A.Rovani Pasakfiber reinforced composites sebagai penguat restorasi resin komposit kelas IV pada gigi insisivus lateralis kanan rnaksila nekrosis pulpa Nia Wijayanti dan Wignyo Hadriyanto Restorasi Mahkota penuh menggunakan direk komposit dengan bahan penguat fiber pada gigi insisivus sentral kiri maksila Noviyanti dan Wignyo Hadriyanto Penutupan diastema multiple anterior rahang atas dengan restorasi resin komposit Nur FadhiIIah dan Narlan Sumawinata ..:.............................................................. Kornplikasi penggunaan larutan irigasi selama perawatan saluran akar
176 - 180
181 - 185
186 - 190
191 - 195 196 - 201 202 - 205
206 - 210
211 - 214 215 - 219
Nurni Amda dan Aries Chandra Trilaksana 45. Masalah yang ditemui saat merestorasi gigi pascaendo dengan onlay porselen Olivia Sari dan Bambang Nursasongko 46. Pengeluaran instrumen endodontic yang patah saat perawatan ulang saluran akar " menggunakan teknik bypass: laporan kasus Rio Suryantoro dan Ratna Meidyawati 47. Perawatan saluran akar insisivus pertarna kanan atas teknik crowndown dilanjutkan restorasi direct composite crown dengan pasakfiber reinforced composite Rudi Kurniawan dan Wignyo Hadriyanto 48. Perawatan saluran akar ulang dan bleaching intrakoronal pada gigi insisivus sentralis kiri maksila diskolorasi intrinsic
220 - 225
Sila Happy Muriana dan Endang Retnowati 49. Dosis efektif3 MIX-MPterhadap daya antibakteri pada bakteri aerob, anaerob dengan derajat toksisitas laboratories) Wirawan Stience, Rulianto M dan Soetojo A 50. Perawatan endodontik pada lesi periradikular yang besar dengan menggunakan kombinasi antibiotik lokal
244 - 248
Syamsiah Syam dan Juni Jekti Nugroho
226 - 231
232 - 238
239 - 243
249 - 253
254 - 257
DAFTAR ISI 51. Tingkat remineralisasi lapisan artificial affected dentin dibawah tumpatan semen ionomer kaca modifikasi resin (uji laboratorik) Tia Aditia dan Ratna Meidyawati 52. Manajemen perawatan gigi secara komprehensif pada pasien dengan kondisi diabetes mellitus Titty Sulianti dan Nila Kesuma Djauharie 53. Kontrol infeksi pada perawatan saluran akar pasien dengan riwayat hepatitis B Trini Santi Pramudita dan Ratna Meidyawati 54. Kalsium hidroksida sebagai medikasi intrakanal pada abses apikalis kronis: laporan kasus Vastya Ihsani dan Nila Kesuma Djauharie 55. Perawatan apeksifikasi insisif sentral atas imatur disertai abses apikalis kronis menggunakan kalsium hidroksida. WS. Dwiandhany dan N. Sumawinata 56. Treatment of severe periapical abcess on incisive central and lateral with apicorectomy Dewa Made Sutajaya, Ketut Suardita dan Galih Sampoerna 57. Etiology of root canal treatment failures Dian Agustin W .. 58. Hemiseksi sebagai salah satu alternatifuntuk mempertahankan gigi (laporan kasus ) Dian Agustin W 59. Fiber reinforced composite sebagai pasak profilaktif saluran akar Diani Prisinda dan Munyati Usman 60. Perawatan saluran akar dan restorasi onlei resin komposit kavitas kelas II dengan teknik indirek pada gigi molar satu kanan maksila (laporan kasus) Gabby Ferdinandha, Ema Mulyawati dan S. S. Winanto 61. Hemi-section as a treament options on first molar mandibular: a case report Gladys Auriqa, M.Rulianto dan Setyabudi 62. Perawatan bleaching intrakorona dengan hydrogen peroksida 35% pada gigi anterior Hendry Aripin dan Munyati Usman 63. Preparasi teknik step back pad a gigi premolar satu kanan rahang bawah dengan •• bentuk saluran akar bayonet (laporan kasus) Maulidar dan Endang S
Halaman
258 - 263
264 - 269 270 - 275
276 - 282
283 - 287
288 - 291 292 - 295 296 - 299 300 - 306
307 - 312 313 - 315
316 -319
320 -324
64. Complex aesthetic treatment on anterior maxillary teeth with crown fracture (a case report) Md. Mega Indah P, Cecilia GJ.Lunardhi dan M.Rulianto 65. Reattachment of anterior teeth frogmeil a conservative approach as temporary restoration (case report)
325 - 328
Michael Harin, Ari S dan Dian A.W 66. Eek antiinflamasi ekstrak lerak (sapindus rarak DC)
329 - 333
Nevi Yanti dan Mutia Pratiwi 67. Perawatan apeksifikasi gigi tetap muda non vital akibat trauma menggunakan kalsium hidroksida (laporan kasus) Nugrahani Gusti D dan Ratna Meidyawati
334 - 344
345 - 350
DAFTAR ISI 68. Penggunaan laser dalam konservasi gigi (deteksi dini karies oklusal, pemutihan gigi dan endodontic) Ratih Larasati, Sri Kunarti dan Nirawati Pribadi 69. Pembuatan post core dengan autopolimerisasi resin duralay pada restorasi pasca endodontic Ratna Hardhitari dan Kamizar 70. Penatalaksanaan kista radikular pada gigi anterior rahang atas dengan perawatan konservasi dan bedah (Iaporan kasus) Restadiamawati 71. Endodontic retreatment on maxi lIary first premolar with chron ic periodontitis and periapical abscess: a case report Stefano Wibowo, Dian AW dan Eric Priyo Prasetyo 72. External resorption and therapliy , Sukainah, Karlina Samadi dan Eric Priyo Prasetyo 73. Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar Gand~ pada Lansia Aditya Suhendra, dan Gatot Sutrisno 74. Splinting sebagai Imobilisasi pad a perawatan ulang saluran akar pada gigi dengan kelainan Endro-Perio Goyang Derajat Tiga Aditya Wisnu Putranto dan Kamizar 75. Penanganan fraktur gigi anterior rahang atas akibat trauma dengan perawatan dan restorasinya Irmaleny 76. Improving patient's smile and confidence with teeth whitening Eric Priyo Prasetyo 77. One-visit Root Canal Treatment of mandibular first molar with periradicular lesions: A case, report Evita Indriani Kurniawan dan Ari Subianto 78. Perkembangan Metode Penilaian Kesernbuhan Penyakit Peripikal Setelah Perawatan Endodontik Mandojo Rukmo ,,: ; : L I......... 79. Onlay logam tanpa kontrabevel bukal pacta gigl premolar 2 atas dalarn rnemehuhi kebutuhan estetik: laporan kasus \ Tia Herfiana dan Kamizar ~............... 80. Perbedaan celah mikro pasak glass prefabricated fiber reinforced dan pasak pita polyethylene fiber reinforced dengan menggunakan system adhesive total-etc (penelitian in vitro) Wandania Farahanny dan Yuli Fatzia Ossa 81. Perawatan Estetik Kornplek Pada Gigi Perrnanen Anterior Dengan Riwayat Trauma Lydia Savitri, Nanik Zubaidah dan Devi Eka Juniarti
Halaman
351 - 354
355 - 360
361 - 365
366 - 368 369 - 372 373 - 379
380 - 387
389 - 393 394 - 396
397 - 401
402 - 414
415 - 421
422 - 427
428 - 431
Pembuatan post core dengan autopolimerisasi resin Duralay pada restorasi pasca endodontik Ratna Hardhitari* dan Kamizar** *Peserta Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Departemen **StafDepartemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia Jakarta- Indonesia
Konservasi
Gigi
ABSTRAK Background: Post endodontic restoration is aimed to restore weak tooth structure caused by endodontic treatment. Teeth with extensive crown damage require post-core system to strengthen tooth structure. Duralay custom made post is chosen because this post can adapt to root canal anatomy. Purpose: This case report showed post endodontic restoration on tooth 23 with post core crown, using custom made metal post with Duralay resin auio-polymerization Case: A 44 year-old female patient came with necrotic pulp on 23 with discolored acrylic crown and the remaining dentin 3mmfrom buccal aspect and Zmm from palatal aspect. Case management: One week after endodontic treatment and hermetic obturation, treatment can befollowed by gutta percha reduction and Duralay post insertion. Conclusion: Post-core technique with Duralay auto-polymerization which may adapt to root canal anatomy can help increase apical and coronal sealing ability. ' Keywords: post endodontic, restoration, duralay, custom made post Korespondensi: Ratna Hardhitari, c/o Departemen Konservasi Indonesia, JI. Salemba Raya 4, Jakarta Pusat, Indonesia.
PENDAHULUAN Tujuan utama dari perawatan gig I adalah untuk mengoptimalkan kesehatan mulut, estetika dan fungsinya. Terapi yang dilakukan harus memberi hasil perawatan yang dapat diprediksi dengan pemeliharaan yang mudah
Gigi, Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas
Gigi posterior dipengaruhi kekuatan oklusal daripada gigi anterior, sehingga dibutuhkan perencanaan desain restorasi pengganti yang tepat untuk menghindari terjadinya patah. Restorasi meliputi pembuatan kombinasi pasak, inti dan restorasi mahkota.' Gigi anterior
dalam jangka waktu yang lama. Terapi perawatan saluran akar, kedokteran gigi restoratif dan
kehilangan
struktur
kesehatan
disebabkan
preparasi akses pada perawatan saluran
periodontal
saling berhubungan
merupakan
lingkaran
yang
satu dengan yang lain.'
Perubahan
struktur
gigi
dalam
perawatan saluran akar dapat mempengaruhi pemilihan bahan dan prosedur restorasi untuk gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar. Keputusan pemilihan restorasi tergantung pada struktur gigi yang tersisa, pengembalian fungsi sampai dibutuhkannya gigi tersebut sebagai gigi penyangga
dan pembuatan
restorasi
yang besar.
non
vital
yang
tidak
gigi yang luas tetapi hanya
akar, berisiko minimal untuk patah. Sehingga tidak diperlukan peinbuatan pasak. Restorasi pada kasus ini dibuat terbatas pada penutupan kavitas akses.' Sedangkan gigi dengan kehilangan struktur gigi yang luas, restorasi dengan sistem casting diperlukan yaitu kornbinasi pasak dan inti yang digunakan untuk mendukung dan mempertahankan rnahkota
yang
dengan
restorasi
tersisa.
Konfigurasi
akhir
post core crown mencakup
gigi 4
bagian yaitu (1) sisa struktur gigi dan perlekatan periodontal yang sehat, (2) mated pasak yang terletak dalam akar, (3) mated inti y.ang terletak pada mahkota gigi, dan (4) restorasi mahkota
kurang dad 3-4 mm atau kurang dari 25% sisa gigi yang tersisa. Sedangkan pasak non metal bermanfaat untuk gigi dengan sisa jaringan 2550% dan tidak diperlukan pemakaian pasak bila
pengganti yang sesuai.' Rencana restorasi gigi paska perawatan saluran akar adalah memperhatikan struktur gigi yang tersisa di atas margin gingiva. Ketika rencana restorasi mahkota tiruan ditegakkan, dinding aksial dentin dan dinding mahkota tiruan harus sejajar dan membentuk sebuah ferrule. Ferrule dapat meminimalkan faktor negatif berupa tekanan dan
sisa jaringan lebih dari 50%.3 Pasak hams sepanjang mungkin untuk menghindari melemahnya integritas akar gigi. Parameter yang dapat digunakan untuk panjang pasak yang sesuai adalah gigi dengan status periodontal yang normal, panjang pasak harus memenuhi duapertiga panjang saluran akar, minimal sama dengan panjang mahkota dan
tarikan sehingga
setengah dad tulang alveolar.' Selain itu pasak metal dibuat sesuai dengan dimensi ruang radikuler, memberikan sifat anti rotasi, mendukung
dapat memodifikasi
kekuatan
daerah servikal dari fraktur." Untuk itu dibutuhkan tinggi 4 sampai 5 mm dan ketebalan minimal 1 mm sisa struktur gigi di atas tulang "alveolar untuk mendukung lebar biologis periodontal dan ferrule. Preparasi mahkota dapat menghasilkan tinggi dinding axial dentin minimal 2-3 mm di atas margin gingiva, dinding .axial harus pararel, restorasi mahkota tiruan mengelilingi gigi dengan margin yang solid.' Sedangkan menurut Marchi,dkk tentang pasak yang dibuat pada restorasi rnahkota tiruan penuh, dikatakan bahwa ferrule dengan ketinggian 1,5 sampai 2mm memberikan kekuatan lebih besar dibandingkan ferrule dengan ketinggian 0.5 sampai lSmm." yang
Pasak merupakan bahan restorasi gigi terletak di dalam saluran akar untuk
retensi inti, kekuatan yang maksimal serta sesuai untuk saluran akar dengan bentuk yang tidak teratur dan oval. Tetapi pasak ini juga memiliki kekurangan yaitu pembuatannya yang memerlukan waktu yang cukup lamadan lebih kornpleks." Pasak dan inti custom made dapat dibuat secara langsung (direct) dalam mulut pasien maupun tidak langsung (indirect) yang dibuat di laboratorium. Pasak dan inti yang dibuat secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan bahan cetak elastomer dengan kawat ortodontik, sedangkan pasak tidak langsung dapat menggunakan bahan autopolimerisasi resin
mendukung sisajaringan gigi yang masih ada dan menambah retensi inti dan mahkota tiruan. Pasak berguna untuk mendukung kekuatan inti dan mahkota tiruan serta menutup apikal dari
maupun inlay wax.v'" Tehnik langsung dengan autopolimerisasi resin, direkomendasi untuk saluran akar tunggal dengan akses klinis yang lurus, sedangkan tehnik tidak langsung lebih
kontaminasi
ditujukan pada saluran akar dengan saluran akar
bakteri.'
Retensi
dari penggunaan
pasak serta distribusi tekanan di sekitar saluran akar tergantung dari panjang, diameter dan bentuk permukaan dari pasak. Pasak yang dibuat (custom made) memiliki riwayat tingkat keberhasilan klinis yang tinggi pad a penggunaannya karena pasak yang dibuat akan lebih pas dengan dinding dentin yang tersisa di mahkota dan dapat memperkecil fraktur karena dapat mewakili kontur dalarn dari saluran akar. 4.11 Pasak custom made dari bahan yang rigid seperti metal, akan memberikan perlindungan struktur gigi dari fraktur, terutama pada sisa gigi dengan batas mahkota dan ferrule pada dinding axial yang
minimal.
Pasak
metal
rnerupakan
pilihan untuk gigi dengan ketinggian sisa jaringan
lebih dari satu atau ketika akses rnengalarni suatu kendala. Autopolimerisasi resin dengan tehnik langsung yaitu dengan Duralay dipilih karena merupakan bahan dengan kualitas dimensi stabilitas yang maksimal serta dapat mernbuat pasak inti yang akurat, sehingga dapat mengatasi kurang akuratnya batas tepi restorasi yang dapat menimbulkan masalah baru yaitu karies dan lesi periapeks.
5.6
Duralay dari Reliance dental Mfg Co,
Worth, USA merupakan autopolimerisasi akrilik resin dengan waktu polimerisasi 8 menit dengan rasio 20 gl 10 m I, terdiri dari komposisi bubuk yaitu MMA = methyl methacrylate, copolymer, dialkyl phthalate, pigments, benzoyl peroxide dan cairan yaitu MMA
=
methyl methacrylate
dan DMT
=
detik setelah konsistensi keras dan dempul, angkat agar tidak terkunci di daerah undercut. Kemudian lakukan pencampuran duralay sampai cetakan pasak terlihat halus dan pastikan panjang kerja sesuai dengan ruang saluran akar yang telah diambil gutta perchanya (gambar 2). Setelah cetakan pasak. dengan duralay ,didapatkan dengan
bagian radiologi untuk foto adpatasi. Setelah didapatkan adaptasi yang baik maka, dapat dilakukan sementasi rnenggunakan GIC tipe 1 (Gambar 3). Pada tanggal20 juli 2011, dilakukan kontrol dan sudah tidakada keluhan baik subyektif maupun obyektif.
perrnukaan yang halus, maka pencampuran dilakukan kembali untuk membentuk inti. Kemudian hasil cetakarr disimpan dalam plastik dengan sedikit air (lembab) untuk kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan proses
PEMBAHASAN
casting.
Pada laporan kasus ini, kasus yang dikemukakan adalah keberhasilan pembuatan restorasi paska perawatan saluran akar dengan pasak inti metal dan mahkota porcelain fused metal. Pasien ingin mahkota tiruan gigi diganti karena telah terjadi perubahan
warna menjadi
kehitaman dan patah pada tepi mahkota. Sehingga
keempat tanggal 27
mengganggu penampilan. Perawatan saluran akar non vital dilakukan dengan file awal nomer 25, karena mengingat akses saluran akar tersebut sudah terbuka dan anatomi apikal gigi yang kecil.. Kemudian dilakukan preparasi dengan tehnik step back karena orifis telah terbuka lebar dari pembuatan akses dari perawatan sebelumnya, serta untuk menciptakan saluran akar dengan preparasi
juni 2011, mahkota sementara dibuka, kemudian dilakukan adaptasi pasak pada saluran akar dan
apikal yang sempit, halus dan lebih tapered dengan arah apikal ke koronal. Panjang kerja berkurang
pastikan tidak ada undercut, kemudian dilakukan rujukan ke bagian radiologi untuk foto adapatasi. Setelah didapatkan adaptasi yang baik maka, dapat dilakukan sementasi menggunakan GIC tipe I Lkernudian dapat dilakukan preparasi koreksi inti, cetak dengan rubber base dan cetak dengan alginat pada gigi lawan. Kernudian lakukan catatan gigit.
secara bertahap seiring dengan bertambahnya ukuran instrumen. 7 Intrumentasi mekanis dan irigasi menggunakan larutan antimikroorganisme (preparasi biomekanis) telah dinyatakan dapat menciptakan kondisi saluran akar yang bebas
Gambar 2: DuraJay dan pembuatan pasak DuraJay Pad a kunjungan
Pasang kembali mahkota sementara
organisme. Bahan irigasi yang digunakan adalah NaOCL dengan konsentrasi 2.5%: keuntungan dari bahan irigasi ini adalah mampu melunakkan dentin, melarutkan jaringan nekrotik, memiliki aktivitas antimikroba,
Gambar 3: foto pasak custom made dan mahkota porcelain fused metal
dan sebagai
lubrikasi.
Selain itu
bahan ini murah dan mudah didapat." Kemudian sebagai medikamen antar kunjungan digunakan calsipeks dengan kandungan kalsium hidroksida yang mempunyai
20 I1 ,mahkota
keistimewaan membentuk ion kalsium (Ca2+) dan
sementara dibuka, kemudian dilakukan adaptasi mahkota metal (coping). Dengan pemilihan warna gigi menggunakan shade A3. Mahkota metal dikembalikan ke laboratorium untuk pelapisan
hidroksil (OH "). Ion kalsium akan memeberikan efek terapetik jaringan sekitar berupa stimulasi seluler, produksi sel dan mineralisasi. Sedangkan ion hidroksil akan memberikan lingkungan basa
porcelain. Pada kunjungan keen am tanggal 13 juli 2011, mahkota sementara dibuka, kemudian
sehingga diharapkan
Pada
tanggal
6 juli
dilakukan adaptasi mahkota PFM dan pastikan tidak ada undercut, kemudian dilakukan rujukan ke
bakteri tidak dapat hidup,
serta m am pu menghancurkan sitoplasma, menekan aktivitas mengganggu metabolisme bakteri."
membrane enzimatik,
45 dengan panjang kerja 18 mm, Kemudian lakukan irigasi dan rekapitulasi, dilanjutkan preparasi dengan file nomer 50 dengan panjang kerja 17 mm dan terakhir file dengan nomer 60 dengan panjang kerja 17 mm. Setiap kenaikan atau pergantian file dilakukan irigasi menggunakan NaOCL 2.5%. Setelah preparasi selesai, saluran akar dikeringkan dan dilakukan percobaan kon utama. Kavitas ditutup dengan kapas dan tumpatan sementara, pasien dirujuk ke bagian radiologi untuk dilakukan foto kon utama. Dari foto kon utama didapatkan
dimethyl p-toluidine" KASUS Seorang pasien wan ita umur 42 tahun mengeluh gigi depan kiri yang telah diganti gigi tiruan berubah warna dan pecah di bagian tepi. Pasien ingin gigi tersebut diganti dengan mahkota tiruah yang lebih baik. Tidak ada keluhan sakit. Pada pemeriksaan obyektif terlihat gigi 23 telah ditutup dengan mahkota tiruan akrilik, perkusi (-), palpasi( -), goyang (-), terlihat fraktur tepi pada sisi distal (bocor). Pada pemeriksaan visual dan
panjang saluran akar telah tepat 1 mm dari apeks. Kemudian saluran akar diirigasi NaOCL, kemudian dikeringkan dengan paper poin, gigi diberi medikamen saluran akar kalsium hidroksida dan kemudian ditutup dengan mahkota sementara.
pembukaan crown akrilik terlihat kamar pulpa telah terbuka dan ditemukan paper poin di dalam saluran akar, tetapi pasien rnenyangkal bahwa gigi terse but dalam perawatan saluran akar, karena dokter sebelumnya tidak memberikan informasi bahwa gigi terse but dalam perawatan saluran akar. Sisajaringan dentin yang tersisa pad a gigi tersebut
Pada kunjungan kedua tanggal 6 juni 2011, dilakukan pelepasan mahkota sementara, lalu
adalah 3mm di bagian bukal dan 2 mm di bagian palatal.
saluran akar diirigasi dengan NaOCL 2.5% dan dikeringkan dengan paper pain. Setelah itu dilakukan pengisisan saluran akar secara kondensasi lateral dengan siler endometason eugenol, dan dilakukan foto pengisian. Dari gambaran radiografis, tampak pengisian berjarak I mm dad apeks (gambar 1). Kemudian, diaplikasikan basis GIC untuk mencegah kebocoran korona, dan ditutup dengan mahkota sementara.
Pada pemeriksaan radiografis kamar pulpa telah terbuka, saluran akar normal, ruang ligament periodonsium rnelebar, lamina dura terputus dan periapeks normal. Diagnosis yang ditegakkan pad a gigi 23 adalah nekrosis pulpa. Rencana perawatan, yaitu perawatan saluran akar nonvital, dengan rencana restorasi akhir pasak custom made dengan mahkota PFM. Prognosis baik, mengingat kondisi mahkota yang tersisa masih cukup untuk dilakukan restorasi setelah dilakukan perawatan saluran akar. Dan sikap pasien yang sangat kooperatif dengan motivasi yang sangat tinggi untuk mengembalikan kesehatan gigi dan mulutnya, TATALAKSANA
Garnbar I: foto radiografis awal,master apikal utama, setelah pengisian saluran aka r, dan pengambilan gutaperca 2/3 panjang kerja
KASUS
Pada kunjungan ketiga, tanggal 20 juni 2011, rnahkota sementara dibuka, setelah itu dilakukan kontrol perawatan saluran akar. Setelah tidak ada keluhan baik subyektif dan obyektif dapat dilakukan pembongkaran guttap percha dengan menggunakan alat gates glidden drill dengan meninggalkan panjang guttap percha 4 mm pada ujung apikal. Kemudian dinding saluran akar
Pada kunjungan pertama tanggal 1 Juni 2011 dilakukan penjajakan saluran akar menggunakan tile no.25 menggunakan teknik watchwinding kemudian irigasi menggunakan NaOCl 2.5%. Panjang kerja gigi diukur menggunakan mini apex locator dari Sybronn Endo. Didapat panjang kerja 20 mm. Preparasi apikal menggunakan tehnik step back dengan file
diolesi dengan vaselin. Campurkan
awal nom er 25 sampai file apikal utama nomer 40. Kemudian dilakukan irigasi saluran akar dengan NaOCL 2.5%, dilanjutkan preparasi saluran akar
konsistens
dengan metode step back yaitu dengan file nom er
lalu masukkan
polimer
duralay sedikit
diatas encer,
dapen
monomer dan glass
Kemudian
dengan letakkan
carnpuran duralay di atas mitis dan plastic sprue
•••• ,~""f t ,
ke saluran akar, kurang lebih 5-10
Langkah akhir perawatan saluran akar adalah penutupan daerah foramen apikal dan semua jalan masuk jaringan periapikal dengan bahan yang inert. Setelah kriteria bahwa saluran akar siap untuk dilakukan pengisian yaitu saluran akar telah selesai dipreparasi dengan panjang dan lebar saluran yang telah ditentukan, tidak terdapat eksudat dalam saluran akar, tidak ada bau serta tidak ada sensitivitas atau keluhan dari jaringan periapikal, maka saluran akar dilakukan pengisian dengan tehnik konderisasi lateral. Tehnik ini
metal dengan GIC tipe 1 adalah karena bahan ini memiliki sifat f's ik o k irn ia yang baik, biokompatibilitas yang baik, dapat melepaskan fluoride sehingga terdapat efek antikariogenik. Semen ini juga berwarna agak translusen setelah mengeras, sehingga menguntungkan untuk sementasi mahkota dengan tehnik porcelain
dianggap relatif tidak rumit, alat yang digunakan
custom made metal dari autopolimerisasi
sederhana dan mengisi saluran akar sebaik tehnik lain. Tehnik kondensasi lateral juga dapat mengontrol panjang kerja, adaptasi terhadap dinding saluran akar juga baik dan memiliki dimensi yang stabil karena dapat dipreparasi untuk pembuatan pasak. 3,7
duralay pada percobaan adaptasi pasak terhadap kerapatan dentin baik dan tidak ada perubahan dimensi. Demikian juga pada pemeriksaan radiografis. sehingga apical dan coronal sealing ability pada perawatan endodontik dapat tercapai.
Setelah 1 minggu pengisian, kontrol, maka selanjutnya, dengan rencana perawatan yang ditegakkan, bahwa restorasi paska perawatan saluran akar yang digunakan adalah pasak inti custom made dengan mahkota pengganti porcelain fused metal. Dengan alas an bahwa gigi 23 tersebut memiliki saluaran akar yang lebar dengan sisa jaringan 3 mm dibagian bukal dan 2 mm di bagian palatal. Sesuai dengan laporan yang telah tertulis di
DAFTAR PUSTAKA 1. Toksavul S, Toman M, Uyulgan B, Schmage P, Nerg I. Effect of luting agents and reconstruction techniques on the fracture
atas bahwa preparasi mahkota dengan tinggi dinding axial dentin m inimal2-3 mm di atas margin gingiva untuk pembuatan restorasi mahkota pengganti dan pasak metal dengan ketinggian sisa jaringan kurang dari 3-4 mm atau kurang dari 25%
sebagai margin labial.' Pada pemeriksaan klinis pada kasus ini dengan sisa jaringan yaitu 3 mm di bagian bukal dan 2 mm di bagian palatal ,setelah casting pasak
resistance of pre-fabricated post systems .. Journal of Oral Rehabilitation 2005 32; 433-440 2.
dengan
inti custom
bahan
duralay
made
yang dibuat
yang
m erupakan
autopolimerisasi resin, sehingga dapat mewakili anatomis saluran akar yang yang lebar maupun tidak beraturan, karena merupakan bahan dengan kualitas dimensi stabilitas yang maksimal serta dapat membuat pasak inti yang akurat, sehingga dapat mengatasi
kurang akuratnya
restorasi yang dapat menimbulkan yaitu karies dan lesi periapeks. 3 Langkah akhir dari
! .
4.
adalah
setelah
dilakukan
5.
(
Cohen S., Burns R. C., Pathways of the Pulp 6th ed. St. Louis: Mosby, Inc. 2002. Weine FS. Endodontic Therapy 6thed. Missouri: Mosby, Inc. 2004: 228, 527 Rosenstiel S, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontic. St. Louis:
principles 8.
and practice.
Elsevier Inc. 2002. Res tor i n g the TreatedTooth:Post
ini
4th Ed. Saunders
End and
0
Core
don tic a 11y Design
and
Material. Available from:URL: Http://www.mldentalimplant.com/achieveme
ke bagian
radiologi untuk toto adaptasi, dan didapatkan adaptasi yang baik maka, dapat dilakukan sementasi menggunakan GIC tipe I. Penggunaan sementasi pasak dan mahkota porcelain fused
of Storage Conditions on Changes of Acrylic Post-Core
Mosby, Inc. 2006 Shillingburg HT, Hobo S, Whitesett LD. Fundamentals of fixed prosthodontics. 3rd ed. Chicago: Quintessence; 1997, P.282. 1. Walton RE, Torabinejad M. Endodontics,
masalah baru
rujukan
J, Sabooni, Roshan-Nejad R.
6.
batas tepi
perawatan
Ghanbarzadeh The Effect Dimensional patterns
sisa gigi yang tersisa.' Pasak
resin
9,
nts/Chinese/RestorinK_Endodontic.pdf. Oliveira JC, Aiello G, Mendes B, Urban VM, Campanha NH, Jorge JH. Effect of Storage in
Water and Thermocycling on Hardness and -Roughness of Resin Materials for Temporary Restorations. Journal of Dentistry, Tehran University of Medical Sciences, Tehran, Iran (2007; Vol: 4, No.1) 10. Dietschi D, Kreici I, Sadan A.Biomechanical considerations for the restorationof endodontically treated teeth: A systematic review of the literature, Part II (Evaluation of fatigue behavior, interfaces, and in vivo studies). Quintessence international.Februari
1 L Marchi G. M., Mitsui F. H. O. & Cavalcanti A. N. Effect of remaining dentine structure and thermal-mechanical aging on the fracture resistance of bovine roots with different post and core systems. International Endodontic Journal, 2008;41, 969-976. 12. Whithworth J,Methode of Filling Root Canals Principles; Endodontic Topics. VoI.l2:224,2005 13. Kandaswamy D, Venkateshbabu N. Root canal irrigant. Journal of :conservative dentistry. Oct-Dec 20 10, vol13,issue 4
2008.volume 39
••
f
•
G~-{:;o,.;::; .f ~!\;":i;{;;
UN iVERSITAS I N DON ESIA FAK\ llTAS KFDOKTfRAN
(:,:;;.!:.;.. •.t;.~r•.ln
C.itJi Ul
J: Sa:emt
5ilt ~t;J:'\Jj T. 62 2 i_3t9~.o2?fJ·315H!3!t F.62 213193 i4~2
GIGl
- ('1::1u l~! [:(";;"('":jJ ••-: \ ~n;. ;.;;.'-:~.~:lx!~i~: L (;ros.;t1g A K;,;npus Li iJt.~h '=642.; E. rlf.'~3i1.'Ji["\IJt;lglJ:.d~j~ f wtiW.fky.uLac.id
Lampiran 8 LEMBAR BASIL PENlLAIAN SEJA WAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : PROSIDING"
Judul karya ilmiah ( paper)
: Pembuatan Post Core dengan Auto Polimerisasi
Resin Duralay pada Restorasi
Pasca Endodontik Jumlah Penulis
: 2 orang
Status Pengusul
: pemilis pertamalpenulis
ke 2/fleBulis korespodeBSi
**
Identitas prosiding : Kongres IKORGI IX : 978-602-19108-0-1 : 2011, Surabaya : IKORGI : hnrv I, "" !nff lIi '11' irl
a. Judul Prosiding b. ISBNIISSN c. Tahnn Terbit, Tempat Pelaksanaan d, Penerbitlorganiser e. Alamat repository PT/web prosiding f Terindeks di (jikaada) Kategori Publikasi Makalah (beri .('pada kategori yang tepat)
D Prosiding
G
Forum Ilmiah Internasional Prosiding Forum llmiah Nasional
Hasil Penilaian Peer Review: Nilai MaksimalProsiding Komponen Yang Dinilai a.
Kelengkapan
Internasional
0
unsur isi paper (10%)
Penilaian
Jakarta,
2016
Reviewer
1/ 2
paper oleh Reviewer:
*)
Tanda tangan
: .~:."
NIP
............................................. \C00~{)VO&i Gt91
Unit kerja
··coret yang tidakperlu
..
19S''l..DS 2S \91 t!D.2.2.CO?'
*dinilai oleh dua Reviewer secara terpisah
QJ 1-0
~
b. Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%) c. Kecukupan dan kemutahiran datalinformasi dan metodologi (30%) d. Kelengkapan unsur dan kuaIitas terbitan/orosidinz (30%) Total = (100%) Nilai Penzusul = Catatan
Nasional
~~
).L
,;v( t11; '\ \.:/
Nilai Akhir Yang Diperoleh
(~!: ••.. {;::. f;:,",:..;i;U: (:t>.::.".J.~f~!11-Ciyi i':\ J: S"lemha I
UN 1V ERS 1TAS I N DON 1:SlA FA K tJ I T AS K F no KT F RA N GIG I
E. rlek3O<11[<~"@Li.d~.id
11'f;yw.fkg,uLac.id
Lampiran8 LEMBAR BASIL PENlLAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : PROSIDING*
Judul karya ilmiah ( paper)
: Pembuatan Post Core dengan Auto Polimerisasi
Resin Duralay pada Restorasi
Pasca Endodontik Jumlah Penulis
: 20rang
Status Pengusul
: pemHis pertama/penulis
ke 2 /pemtlis korespoElensi
**
Identitas prosiding a. b. ••c. d. e.
JudulProsiding ISBNIISSN Tahun Terbit, Tempat Pelaksanaan Penerbitlorganiser Alamat repository PT/web prosiding f Terindeks di (jikaada)
Kategori Publikasi Makalah (beri ./ pada kategori yang tepat)
D G
: Kongres IKORGI IX : 978-602-19108-0-1 : 2011, Surabaya : IKORGI : 1,ttn·/i,,'W~, <:1nfflli ne id
Prosiding Forum Ilmiah Internasional Prosiding Forum Ilmiah Nasional
Hasil Penilaian Peer Review . Nilai MaksimalProsiding Komponen Yang Dinilai a.
Kelengkapan
unsur isi paper (10%)
b. Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan (30%) c. Kecukupan dan kemutahiran data/informasi dan metodologi (30%) d. Kelenzkaoan unsur dan kualitas terbitan/prosiding (30%) Total = (100%)
Nilai Penzusul
=
Internasional
D
Nasional
QJ
Nilai Akhir Yang Diperoleh
~g :20 .60
3D r=:-;
I l1~\ ~
Catatan Penilaian paper oleh Reviewer:
Jakarta,
2016
:;:W':g~ )~~~ibj;J~1 2
Unit kerja
*
. hOVl~rvO~l' ............................................
*dinilai oleh dua Reviewer secara terpisah -·coret yang tidakperlu