1.
Terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam rangka mengatasi masalah kesehatan Tabel 3.34 Pencapaian Kinerja Sasaran 34
2 3 4 5
Realisasi
Capaian
Target
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
80
-
70 107.69
%
100
80
50
100
100
Cakupan Posyandu purnama dan mandiri Cakupan kampanye kesehatan melalui media promkes Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat Rata-rata
%
60
-
35
100
51
%
100
-
100
100
100
%
100
-
50
100
80
101.54
70 116.67 74.56 114.71 78.92 112.74 100
100
100 100.00
127.5 53.88 119.73
60 120.18
100
100
92
80 229.7 104.83
92
14
15
Kategori
Capaian
3
%
Capaian
Realisasi
2
Cakupan rumah tangga ber PHBS setrata utama dan paripurna Cakupan desa siaga
Realisasi
Satuan
Target RPJM Tahun 2015
Capaian
Tahun 2015
Realisasi
Tahun 2014
Capaian
1 1
Tahun 2013
Realisasi
Indikator kinerja
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
81.4 116.29
A
Dinkes
100
100
B
Dinkes
50 65.74 131.48
A
Dinkes
70 100
95
95.00
100
100
100
B
Dinkes
229.7 120.8
120.8
100
130
130
A
Dinkes
115.55
A
131.23
109.74
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 115,55% (kategori sangat sangat baik) terdiri dari 3 (tiga) indikator kategori sangat baik (60%), dan 2 (dua) indikator kategori baik (40%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 34 (tiga puluh empat) per indikator : 1)
Cakupan rumah tangga ber PHBS setrata utama dan paripurna a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan telah dilakukan kerja sama antara petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan bidan desa dan kader-kader kesehatan yang ada didesa; b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 51.235.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 41.697.000,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 18,62%; c. Dilaksanakan dengan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat. Program / kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, namun masih perlu dilakukan upaya yaitu meningkatkan koordinasi dan singkronisasi program kegiatan antara Dinas dan
Puskesmas sehingga bisa mencapai Strata Utama dan Mandiri sesuai dengan target RPJMD.
2)
Cakupan desa siaga a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan telah dilakukan koordinasi lintas bidang dan sektoral untuk kegiatan pertemuan Forum Komunikasi Desa Siaga, melibatkan kader kesehatan di desa, bidan desa, petugas Promkes & Kepala Puskesmas; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah memberikan dana BOK di Puskesmas; c. Program / kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, namun masih perlu dilakukan upaya yaitu : - Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dengan Tim Forkom Desa Siaga Tingkat Kabupaten; - Menyamakan persepsi tentang penghitungan Standar Strata Desa Siaga Aktif ke petugas promkes, bidan koordinator Puskesmas, Desa dan Kecamatan.
3)
Cakupan Posyandu purnama dan mandiri a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karena kerjasama yang baik antar lintas bidang dan sektor dalam kegiatan Posyandu di desa, melibatkan kader kesehatan di desa, bidan desa, petugas promkes dan kepala puskesmas dan adanya dana BOK untuk peningkatan pertemuan kader posyandu di desa untuk perhitungan ulang tentang strata posyandu. Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah banyak posyandu yang belum memenuhi standar perhitungan Strata Kuantitatif Jawa Tengah yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah tahun 2007 Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah - Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dengan Tim Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten; - Menyamakan persepsi tentang perhitungan Standar Strata Posyandu melalui petugas promkes, bidan koordinator Puskesmas, Kecamatan sampai ke Desa. b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 9.110.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 7.764.000,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 14,77%; c. Analisis penggunaan program dan kegiatan :
Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan kegiatan Peningkatan Pelayanan Terpadu. Program / kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja. Namun masih perlu dilakukan upaya yaitu : - Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dengan Tim Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten; - Menyamakan persepsi tentang penghitungan Standar Strata Posyandu melalui petugas promkes, bidan koordinator Puskesmas, Kecamatan sampai ke Desa.
4)
Cakupan kampanye kesehatan melalui media promkes a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena barang yang dicetak sudah sesuai dengan pesanan; b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 79.090.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 64.763.000,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 18,11%; c. Untuk mencapai indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat serta dengan kegiatan Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat. Program / kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, namun masih perlu dilakukan upaya yaitu Merencanakan ulang media dengan lebih teliti dan rinci.
5)
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat a. Realisasi dari indikator kinerja melebihi target dikarenakan data penduduk miskin yang dipakai sebagai pembanding masih menggunakan data lama yaitu data dari PPLS Tahun 2011 yang sampai saat ini masih belum di validasi lagi sehingga keakuratan data belum sepenuhnya dapat menggambarkan jumlah penduduk miskin yang sebenarnya; b. Efesiensi penggunaan sumber daya : - Adanya dana APBD I Jamkesda Provinsi untuk program integrasi masyarakat miskin ke PBI APBD; - Menggunakan anggaran sebesar Rp. 5.473.970.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 5.207.657.537,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 4,87%. c. Analisis program dan kegiatan :
Untuk mencapai indikator kinerja ini dilaksanakan dengan Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan serta dengan kegiatan Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat. Program / kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, Namun masih diperlukan upaya untuk meningkatkan target kinerja yaitu kebijakan untuk validasi data penduduk miskin sehingga menghambat proses pengalihan peserta Jamkesda untuk didaftarkan menjadi peserta PBI APBD.
2.
Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat Tabel 3.35 Pencapaian Kinerja Sasaran 35
5
6
7
8
9
10
11
Cakupan balita gizi buruk mendapat peraw atan Persentase balita ditimbangberat badanny a ( D/S ) cakupan pemberian vit A pada balita ( 6-59) bulan Cakupan ASI Eksklusif
%
100
100
100
100
100
100
100
100
%
85
-
70
100
85.3 113.73
82
93.79
%
95
-
-
-
98.5 115.88
98
%
50
-
-
-
cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam bery odium cakupan bay i, balita, bumil dan bufas y ang mendapat suplemen zat gizi mikro Cakupan Balita Gakin 6-24 bulan mendapat MP ASI Rata-rata
%
95
-
-
%
90
-
%
100
%
100
Kategori
4
Capaian
3
Realisasi
2
Target
1
Tahun 2015
Capaian
8
Realisasi
7
Capaian
6
Realisasi
5
Satuan
Capaian
4
Indikator kinerja
Target RPJM Tahun 2015
Realisasi
3
Tahun 2014
Capaian
2
Tahun 2013
Realisasi
1
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
12
13
14
15
16
17
100
100
100
B
Dinkes
97.29
85
84.9
100
B
Dinkes
91.37
98 103.16
95
99
104
A
Dinkes
94.29
51 121.21
58 128.89
45
51.6
115
A
Dinkes
-
89.84 105.69
90 100.18
94.6 105.11
90
92.7
103
A
Dinkes
-
-
94.6 118.25
93
95.14
95.2 105.78
90
97.2
108
A
Dinkes
-
-
-
100
100
93
100
100 111.11
90
96.5
107
A
Dinkes
100
100
100
100
100
100
100
100
100
59.5
60
C
Dinkes
99.56
B
100
33
105.98
100.21
100 100.00 82.7
100 106.42
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 8 (delapan) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 99,56% (kategori sangat baik) terdiri dari 5 (lima) indikator kategori sangat baik (65,50%), 2 (dua) indikator kategori baik (25%), dan 1 (satu) indikator kategori cukup (12,5%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 35 (tiga puluh lima) per indikator :
1)
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan untuk perawatan anak balita dengan kasus gizi buruk dengan memperhatikan aspek ekonomi dan sosial dari keluarga serta kondisi anak itu sendiri. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah tidak sedikit keluarga yang menolak untuk menjalani rawat inap di rumah sakit maupun Puskesmas rawat inap dengan alasan berbagai macam. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah petugas tidak kurang-kurangnya membujuk dan merayu keluarga agar mau rawat inap baik di rumah sakit maupun di puskesmas rawat inap karena suatu hal yang tak bisa dilakukan maka kita mengenal perawatan gizi buruk di rumah dan rawat jalan di sini peran aktif petugas kesehatan sangat diperlukan. b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan perawatan anak balita dengan kasus gizi buruk dari keluarga kurang mampu, baik di Rumah Sakit, Puskesmas Rawat Inap/Jalan dengan menggunakan anggaran atau dana Jamkesmas atau Jamkesda sedangkan untuk tindak lanjut perawatan di tingkat rumah tangga berupa pemberian makanan tambahan yang bersumber dari anggaran bantuan operasional kesehatan (BOK).
2)
Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakannya penyuluhan, kunjungan rumah oleh kader dan penimbangan serentak atau operasi timbang serta pemberian makanan tambamabahan (PMT) penyuluhan di Posyandu; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menugaskan petugas yang berperan sebagai fasilitator dan pelaksana teknis dan pendekatan pelayanan kesehatan pada masyarakat sasaran Posyandu, Petugas atau Tim Pembina Posyandu datang ke Posyandu sesuai jadwal dan waktu sesuai kesepakatan dengan menggunakan sepeda motor atau mobil Puskesling dengan anggaran dari BOK dan BOP Puskesmas.
3)
Cakupan pemberian vit A pada balita (6-59) bulan a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan masyarakat khususnya ibu-ibu balita sudah memahami akan pentingnya vitamin A bagi kesehatan mata, dan sudah pada tahu bahwa pemberian vitamin A dilakukan 6 bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus tiap tahunnya,
pemberian/pelayanan ini dapat di akses baik pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan pemberian kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara petugas, kader dan masyarakat mulai dari pendataan sasaran, distribusi dan pelaporannya, untuk pendistribusian vitamin A mulai dari Puskesmas ke Posyandu membutuhkan transport, biaya yang timbul karena kegiatan ini dibebankan pada anggaran BOK dan BOP.
4)
Cakupan ASI Eksklusif Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan peran serta pemerintah, swasta dan masyarakat untuk kembali pada ASI adalah makan yang terbaik untuk bayi sampai usia 6 bulan, dengan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
5)
Cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan meningkatnya kunjungan ibu hamil ke sarana pelayanan kesehatan yang ada baik pemerintah maupun swasta; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan pemberian tablet besi 90 tablet selama kehamilannya, dengan pengadaan obat menggunakan anggaran APBN lewat Dekon.
6)
Cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan penyuluhan tentang manfaat garam beryodium dan ciri/tanda garam tak beryodium; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan sumber daya/anggaran dari BOK dan BOP Puskesmas serta Dekon untuk kegiatan pemantauan konsumsi garam beryodium di tingkat masyarakat yang dilakukan melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
7)
Cakupan bayi, balita, bumil dan bufas yang mendapat suplemen zat gizi mikro
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakannya penyuluhan gizi seimbang dan konsumsi aneka ragam makanan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi mikro.
8)
Cakupan Balita Gakin 6-24 bulan mendapat MP ASI Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan kurangnya anggaran untuk pemberian makanan pendamping ASI. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah melaksanakan penyuluhan tentang pemberian makanan pendamping ASI yang tepat bentuk, volume dan sasaran, dari makanan lokal atau rumah tangga. Analisis untuk 8 (delapan) indiaktor di atas : a. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 323.360.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 323.205.838,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 0,05%; b. Untuk mencapai target 8 (delapan) indikator di atas dilaksanakan dengan program Peningkatan gizi masyarakat dengan 6 (enam) kegiatan yaitu Perawatan Gizi Buruk, Pelatihan 20 org konselor menyusui, Monev dan pelacakan anak balita gizi buruk, PMT Ratri, PMT Ibu Hamil, dan PMT / MP-ASI Biskuit. program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun ada satu indiaktor yang belum memenuhi target kinerja.
3.
Terwujudnya pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang farmasi termasuk obat asli indonesia, makanan dan perbekalan kesehatan Tabel 3.36 Pencapaian Kinerja Sasaran 36
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
4
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
95
-
90
100
92
100
93
100
99 105.32
94
96
102
A
Dinkes
%
95
-
88
100
90
100
93
100
95
100
95
96
101
A
Dinkes
%
100
-
100
100
100
100
96
96
100
100
100
100
100
B
Dinkes
5
6
7
Kategori
Realisasi
3
Realisasi
2 %
Capaian
1 Persentase Ketersediaan obat sesuai kebutuhan Pengadaan obat esensial pengadaan obat generik
Realisasi
Capaian
Tahun 2015
Realisasi
Tahun 2014
Capaian
3
Tahun 2013
Target Nasional
2
Tahun 2012
Satuan
Indikator kinerja
1
Tahun 2011
Target RPJM Tahun 2015
Koordinator SKPD Pengampu
Realisasi
Capaian
Kategori
Target
Realisasi
Realisasi
Capaian
9
7
Koordinator SKPD Pengampu
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
%
90
-
90
100
90
100
90
100
90
100
90
90
100
B
Dinkes
%
85
-
65
100
70
100
75
100
99 123.75
80
90
113
A
Dinkes
%
35
-
46 306.67
-
-
39
156
30
100
30
-
-
-
Dinkes
%
100
-
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
B
Dinkes
%
50
-
25
100
30
100
40
100
45
100
45
100
222
A
Dinkes
%
25
-
14
100
10
55.56
21
100
23
100
23
100
435
A
Dinkes
159,09
A
5
6
Tahun 2015
Realisasi
8
4
Tahun 2014
Capaian
7
3
Tahun 2013
Realisasi
6
2
Tahun 2012
Capaian
5
penulisan resep obat generik Persentase ketersediaan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan Persentase pembentukan pelay anan WOD di PKD Persentase Puskesmas RS dan apotik y g melaksanakan pelay anan kefarmasian Persentase industri makanan y ang memenuhi standar Persentase distributor makanan y ang memenuhi standar Rata-rata
Tahun 2011
Capaian
1 4
Satuan
Target Nasional
Indikator kinerja
Target RPJM Tahun 2015
122.96
83.95
105.78
103.23
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 9 (sembilan) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 141,41% (kategori sangat baik) terdiri dari 5 (lima) indikator kategori sangat baik (55,56%), 3 (tiga) indikator kategori baik (33,33%), dan 1 (satu) indikator tidak dilaksanakan atau tidak memasang target (11,11%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 36 (tiga puluh enam) per indikator : 1)
Persentase Ketersediaan obat sesuai kebutuhan a. Keberhasilan capaian taregt indikator ini kinerja disebabkan untuk tahun 2015 UPTD Puskesmas dapat mengalokasikan dana yang bersumber dari dana kapitasi untuk pembelian obat; b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan : - Pengadaan Obat melalui dana DAK dan dana Pendamping - Pengadaan Obat melalui dana JKN oleh 29 UPT Puskesmas - Pengadaan Obat melalui droping dari dana APBN
2)
Pengadaan obat esensial a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan perencanaan sudah mengacu pada daftar obat esensial nasional;
b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah cara pembelian obat esensial yang belum masuk e-catalog dengan cara pembelian plewat pengadaan langsung
3)
Pengadaan obat generic a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan telah melaksanakan pembelian obat di luar e-catalog; b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan membeli obat di luar e-catalog.
4)
Penulisan resep obat generic Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan standard terapi dipuskesmas sudah sesuai dengan standard pelayanan kesehatan dasar dan kesadaran dokter untuk pemakaian obat generic lebih meningkat;
5)
Persentase ketersediaan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan dukungan APBD; b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah : - Pengadaan Obat melalui dana DAK dan dana Pendamping; - Pengadaan Obat melalui dana JKN oleh 29 UPT Puskesmas; - Pengadaan Obat melalui droping dari dana APBN.
Analisis untuk 5 (lima) indicator di atas : a. Menggunakan anggaran sebesar Rp. 2.002.275.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.920.570.511,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 4,08%. b. Kelima indicator di atas dilaksanakan dengan program Obat dan Perbekalan Kesehatan dengan kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan dan Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan.
6)
Persentase pembentukan pelayanan WOD di PKD Pada tahun 2015 tidak mamasang target untuk indikator kinerja ini.
7)
Persentase Puskesmas RS dan apotik yg melaksanakan pelayanan kefarmasian Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan mengalokasikan dana untuk melaksanakan kegiatan pemantauan dan pembinaan ke pemilik dan pengelola Pelayanan Farmasi dan Apotik, untuk mencapai inditator ini dilaksanakan melalui kegiatan antara lain : - Pemantauan, supervisi dan pemantauan ke Pelayanan Farmasi di RS negeri maupun swasta; - Pemantauan, supervisi dan pemantauan ke Pelayanan Farmasi di Puskesmas; - Pemantauan, supervisi dan pemantauan ke Apotik.
8)
Persentase industri makanan yang memenuhi standar Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karena kerjakersa dai teman-teman Farmamin dan penyediaan anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan peyuluhan dan pembinaan;
9)
Persentase distributor makanan yang memenuhi standar Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan kesadaran distributor untuk melakasanakan kegiatan sesuai standar yang telah ditetapkan dan persaingan usaha industry yang ketat sehingga mengakibatkan perilaku positih bagi pelaku usaha industry maupun distributornya. Untuk mencapai target indikator kinerja dari 9 (Sembilan) indikator di atas dilaksanakan dengan program Obat dan Perbekalan Kesehatan yang terdiri dari kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan dan kegiatan Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan, program Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, program Program Pengawasan Obat dan Makanan yang terdiri dari kegiatan Peningkatan pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Peningkatan Penyidikan dan Penegakan Hukum di Bidang Obat dan Makanan, dan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan, program Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya dengan kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Prasarana Puskesmas.
Analisis untuk 3 (tiga) indicator di atas : a. Menggunakan anggaran sebesar Rp. 77.417.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 63.411.000,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 18,09%.
b. Ketiga indicator di atas dilaksanakan dengan program Pengawasan Obat dan Makanan dengan kegiatan Peningkatan pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Peningkatan Penyidikan dan Penegakan Hukum di Bidang Obat dan Makanan dan kegiatan Monitoring Evaluasi dan Pelaporan.
4.
Terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan tertanganinya kasus / permasalahan kesehatan pada kelompok masyarakat rentan Tabel 3.37 Pencapaian Kinerja Sasaran 37
Target RPJM Tahun 2015
Realisasi
Capaian
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Puskes mas %
5
-
2
200
2
100
0
0
2
Cakupan puskesmas tersertifikasi Cakupan raw at jalan
15
-
21.69
144.6
27.3
182
15
100
3
Cakupan raw at inap
%
1.5
-
1.2
80
1.52 101.33
1.5
100
4
Persentase Puskesmas dengan sarana fisik y g memenuhi standar Rata-rata
%
85
-
20
30.77
75
100
70
113.84
100 120.83
75
Kategori
Satuan
Capaian
Tahun 2015
Realisasi
Tahun 2014
Capaian
1 1
Tahun 2013
Realisasi
Indikator kinerja
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
0
D
Dinkes
18.5 123.33
15 15.84 105.60
A
Dinkes
1.73 115.33
1.5
1.6 106.67
A
Dinkes
85
50
58.82
C
Dinkes
67.77
C
4
58
100
72.50 102.79
5
0
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 67,77% (kategori cukup) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori sangat baik (50%), 1 (satu) indikator kategori cukup (25%), dan 1 (satu) indikator kategori kurang (25%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 37 (tiga puluh tujuh) per indikator : 1)
Cakupan puskesmas tersertifikasi a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini disebabkan belum adanya komitmen yang baik dari tim pendamping Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Tim Akreditasi Puskesmas dan belum semua unsur yang terkait memehami akreditasi puskesmas. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah : - Tidak semua anggota tim pendampingan tidak optimal;
dapat
melaksanakan
tugasnya sehingga
- Kesulitan dalam memahami instrumen akreditasi puskesmas. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah : - Membangun komitmen baik tim pendamping Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Tim Akreditasi Puskesmas; - Menyamakan persepsi mengenai akreditasi pada semua unsur yang terkait; - Bimtek akreditasi bagi tim pendamping Dinas Kesehatan Kabupaten maupun tim akreditasi Puskesmas. b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan - Mengoptimalkan sumber daya yang menjadi tim pendamping Dinas Kesehatan Kabupaten maupun tim akreditasi Puskesmas; - Menggunakan anggaran sebesar Rp. 164.450.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 133.102.250,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 19,06%. c. Analisis program/ kegiatan : Indikator ini dilaksakana dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dan kegiatan Akreditasi Puskesmas, dengan melakukan bimbingan teknis akreditasi puskesmas yang sudah dilaksanakan memberikan dampak yang positif bagi sumber daya yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas meskipun belum semua memahami pentingnya akreditasi puskesmas yang berakibat tidak ada komitmen semua unsur terkait. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
2)
Cakupan rawat jalan Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena pemanfaatan sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta oleh masyarakat semakin meningkat, di samping karena pelayanan kesehatan yang diberikan semakin baik;
3)
Cakupan rawat inap Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena pemanfaatan sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta oleh masyarakat semakin meningkat, di samping karena pelayanan kesehatan yang diberikan semakin baik; Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas : a. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : - Penerapan sistem informasi puskesmas;
- Penambahan tenaga medis (dokter) di sarana kesehatan pemerintah (Puskesmas perawatan). b. Dilaksanakan dengan program Standarisasi Pelayanan Kesehatan dengan kegiatan Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan dan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
4)
Persentase Puskesmas dengan sarana fisik yg memenuhi standar a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan kurangnya dukungan anggaran dalam pembangunan sarana fisik Puskesmas, bangunan Puskesmas yang ada belum mengacu/sesuai dengan Permenkes yang terbaru (Permenkes no 75 tahun 2014). Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Puskesmas tidak mempunyai anggaran yang cukup untuk membangun sarana fisik yang sesuai dengan Permenkes no 75 tahun 2014. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah perlunya dukungan anggaran dari pusat atau daerah guna membangun gedung Puskesmas dan menambah sarana yang memenuhi standard. b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan Puskesmas yang telah ada dan Puskesmas yang sudah rusak direncanakan bangun sesuai standar. c. Dilaksanakan dengan program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskemas Pembantu dan Jaringannya dengan kegiatan Pembangunan puskesmas, Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas (kalibrasi) dan Pengadaan Puskesmas Keliling.
5.
Terwujudnya sistim informasi kesehatan terpadu dan pemanfaatan hasil penelitian dalam pengambilan keputusan Tabel 3.38 Pencapaian Kinerja Sasaran 38
Kategori
Capaian
Realisasi
Tahun 2015
Target
Capaian
Tahun 2014
Realisasi
Capaian
Tahun 2013
Realisasi
Capaian
Tahun 2012
Realisasi
Target RPJM Tahun 2015
Capaian
Satuan
Realisasi
Indikator kinerja
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
1 1 2
2
Pemanfaatan sistim informasi kesehatan Pengambilan keputusan berdasarkan bukti ( ev idence based ) dan hasil penelitian kesehatan Rata-rata
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
%
70
-
50
100
50
100
0
0
29
48.33
60
%
90
-
-
-
70
100
70
93.33
100
125
80
100
100
46.67
86.67
14 50 -
15
16
17
83.33
B
Dinkes
-
Dinkes
-
83.33
B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 83,33% (kategori baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori sangat baik (50%), dan 1 (satu) indikator tidak memasang target (50%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 38 (tiga puluh delapan) per indikator : 1)
Pemanfaatan sistim informasi kesehatan a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena data puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya belum lengkap dan data puskesmas belum didokumentasikan dengan baik Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah - Kegiatan dilaksanakan dengan anggaran perubahan - Belum ada komitmen yang baik petugas puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya dalam mengirimkan data - Tenaga yang ada mengampu tugas yang lain sehingga untuk melaksanakan kegiatan ini kurang optimal Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah : - Perencanaan kegiatan di awal tahun dengan anggaran murni - Membangun komitmen petugas untuk menyajikan data yang akurat dan tepat waktu - Pengadaan tenaga khusus menangani kegiatan SIK b.
c.
Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : -
Pengadaan software SIK sehingga mempermudah mendapatkan dan mengolah data;
-
Menggunakan anggaran sebesar Rp. 108.510.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 95.865.000,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 11,65%.
Analisis Program/ kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan kegiatan Peningkatan pemanfaatan sarana
kesehatan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. 2)
Pengambilan keputusan berdasarkan bukti ( evidence based ) dan hasil penelitian kesehatan. Pada tahun 2015 ini tidak memasang target pada indikator kinerja ini.
6.
Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat miskin dan rentan melalui jamkesmas / jamkesda Tabel 3.39 Pencapaian Kinerja Sasaran 39
2
8
9
10
11
12
100
100 117.65 229.7 261.02 120.8
%
90
-
80
%
50
-
80 533.33
51 221.74
44 146.67
316.67
169.70
203.84
42
Kategori
7
Capaian
Capaian
6
Realisasi
Realisasi
5
Tahun 2015
Target
Capaian
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan Cakupan penduduk y ang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pra bay ar Rata-rata
4
Realisasi
3
Capaian
2
Tahun 2014
Realisasi
1
Tahun 2013
Capaian
Satuan
Tahun 2012
Realisasi
1
Indikator kinerja
Target RPJM Tahun 2015
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
13
14
15
16
17
134.22
90
130
144
A
Dinkes
105.00
40
57
143
A
Dinkes
143.47
A
119.61
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 143,47% (kategori sangat baik) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori sangat baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 39 (tiga puluh sembilan) per indikator : 1)
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan
2)
Cakupan penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar Analisis untuk 2 (dua) indicator di atas :
a. Keberhasilan capaian target 2 (dua) indikator kinerja di atas disebabkan adanya kebijakan dari Provinsi dan Kabupaten yang mendaftarkan masyarakat miskin diluar PBI APBN untuk menjadi peserta PBI APBD; b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 5.473.970.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 5.207.657.537,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 4,87%. c. Dilaksanakan dengan program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan kegiatan Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat.
7.
Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan melalui pengembangan dan implementasi regulasi dan pengembangan profesionalisme Tabel 3.40 Pencapaian Kinerja Sasaran 40
2 3
6
7
Peningkatan kualitas pendidikan tenaga kesehatan Cakupan posyandu purnama Cakupan posyandu mandiri Rata-rata
8
9
10
11
12
13
14
15
10
12.50
%
85
-
50
76.92
100 142.86
75
100
%
39,07
-
-
-
36,99 104.37
-
-
%
20,91
-
-
-
16,56
-
-
76.92
91.69 112.97
100
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
0
0
D
Dinkes
- -
39.07 39.07
100
B
- -
20.91 20.91
100
B
Baperma sdes Baperma sdes
66.67
C
12.50
80
Kategori
5
Capaian
4
Realisasi
Realisasi
3
Target
Capaian
2
Capaian
Realisasi
1
Realisasi
Target RPJM Tahun 2015
Tahun 2015
Capaian
Satuan
Tahun 2014
Realisasi
Indikator kinerja
Tahun 2013
Capaian
1
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 66,67% (kategori cukup) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori baik (66,67%) dan 1 (satu) indikator kategori kurang (33,33%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 40 (empat puluh) per indikator : 1)
Peningkatan kualitas pendidikan tenaga kesehatan Indikator ini tidak dilaksanakan dikarenakan tidak di anggarkan pada di tahun anggaran 2015.
2)
Cakupan posyandu purnama
3)
Cakupan posyandu mandiri
Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas : a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan pembinaan pada kegiatan posyandu; b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 298.470.970,00 dengan realisasi sebesar Rp. 281.136.128,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 5,81%. c. Untuk mencapai target indikator ini dilaksakan dengan program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan gender dan anak dengan kegiatan Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan gender dan anak (Pelaksanaan PKK). program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. Salah satu yang dilaksanakan yaitu dengan melakukan koordinasi instansi dinas kesehatan.
8.
Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat hunian (Bed Occupancy Rate / BOR) Tingkat hunian (Bed Occupancy Rate / BOR) Tingkat hunian (Bed Occupancy Rate / BOR) Lama tinggal (Length Of Stay / LOS)
11
12
13
Kategori
10
Capaian
9
Realisasi
8
Target
7
Tahun 2015
Capaian
6
Realisasi
5
Capaian
4
Tahun 2014
Realisasi
3
Tahun 2013
Capaian
2
Tahun 2012
Realisasi
Target RPJM Tahun 2015
Capaian
1 1
Satuan
Tahun 2011
Realisasi
Indikator kinerja
Target Nasional
Tabel 3.41 Pencapaian Kinerja Sasaran 41
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
14
15
77.13 101.22
78.38 100.49 74.84
94.73
80
69.00
86.25 B
80,5 111.81
77.5 106.16 67.32
90.97
75
59.13
71.43 100.73 71.92
99.09
73.15
69.25
95.43
4
3.64
109 A
104
4.75 105.00
5
4.65
107 A
4
119
4.70 103.49
4.51
4.87
92.02 B
85.82
1.05
137
1.34
66.00
1.5
1.64
90.67 B
1,14
57
1.4
130
2.31
84.50
2
3.21
39.50 D
2,46
77
1.6 121.88
2.73
51.63
1.92
2.68
60.42 C
75.34 109.55 71.11
88.89
6.9
%
80
-
76.57 102.09
%
75
-
66.79
94.07
%
75.15
-
56.66
81.45
62,02
88.06
hari
4
-
3.72 106.30
3.6
90.45
3.61
110
3.66
Lama tinggal (Length Of Stay / LOS) Lama tinggal (Length Of Stay / LOS) Turn Ov er lnterval (TOl)
hari
5
-
4.63 107.40
4,72
94.4
4.8
hari
4,51
-
3.74 122.08
4,02
84.45
hari
1.5
-
1.21 112.32
1.21
Turn Ov er lnterval (TOl) Turn Ov er lnterval (TOl) Bed Turn Ov er (BTO)
hari
2
-
2.3
85.00
hari
1,92
-
2.86
63.81
hari
6.9
-
7.47 109.85
78.83 114.71
RSUD Pandan Arang 78.84 B RSUD Bany udono 94.67 B RSUD Simo
66.89 969.42 A
RSUD Pandan Arang RSUD Bany udono RSUD SIMO RSUD Pandan Arang RSUD Bany udono RSUD Simo RSUD Pandan
Arang 11
Bed Turn Ov er (BTO)
hari
5
-
5.25 131.25
62
155
12
Bed Turn Ov er (BTO)
hari
46.1
-
55.2 126.90
52.7
87.26
13
Menurunny a angka kematian murni (Net Death Rate / NDR) di RSU Pandan Arang Menurunny a angka kematian murni (Net Death Rate / NDR) di RSU Bany udono Menurunny a angka kematian murni (Net Death Rate / NDR) di RSU Simo Gross Death Rate (GDR)
%
2.5
-
1.58 145.14
1.39
200
%
0.009
-
0.01
88.89
0.008
%
0.2067
-
0.48
47.67
%
15
-
2.87
Gross Death Rate (GDR) Gross Death Rate (GDR) Pelay anan pasien Jamkesmas Jamkesda Pelay anan pasien Jamkesmas Jamkesda Pelay anan pasien Jamkesmas Jamkesda Pelay anan pasien Jamkesmas Jamkesda Rata-rata
%
0.009
-
%
0.726
-
1.29
pasien
10.096
-
pasien
4.014
-
pasien
7.374
-
pasien 174.017
-
14
15
16 17 18 19 20 21 22
5
4.64
78.44
4.61
3.69
1.27 153.82
2.5
1.44
142 A
RSUD Pandan Arang
112.5 0.0102
86.67 0.022 -47.78
0.009
0.012
70 C
RSUD Bany udono
0,5914
47.99
0.66
38.67 0.4950 -39.44
0.2067
0.24
83.91 B RSUD Simo
26.06
2.6
61.92
2.072
70.29
1.5
2.47
35.33 D
0.019 -11.11
1,202
1
0.018
0 0.011 83.33
0.009
83.36
13,799
72
1.4
64 0.995 62.94
0.726
6.201
89.92
29,561
390
7359
1.5
40.42
2.458
65.03
8.148 120.51 -
116.4 51.72 103.44
65.21 141.15 36.24 11.75
23.00
7.5
2.27
88.20 10,319 127.49 10,096
6974 181.00
174
4.43
11.34 164.13 14119 199.97 18,120 251.11
- 685.471 89.21
58.2
456 662,395 123.52
300
RSUD Bany udono 80.09 B RSUD Simo
RSUD Pandan Arang 0.026 -91.11 D RSUD Bany udono 0.83 85.67 B RSUD Simo 20566 203.70 A 143
RSUD Pandan Arang 47.67 D RSUD Bany udono
7,375 13,179 178.70 A RSUD Simo
420 1,562 0.89761 165,731 180614 113.87
92.82 B
78.58
109 A
Dinkes
125.72 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 22 (dua puluh dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 125,72% (kategori sangat baik) terdiri dari 7 (tujuh) indikator kategori sangat baik (31,82%), 9 (sembilan) indikator kategori baik (40,91%), 2 (dua) indikator kategori cukup (9,09%), dan 4 (empat) indikator kategori kurang (18,18%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 41 (empat puluh satu) per indikator : 1)
Tingkat hunian (Bed Occupancy Rate / BOR) (RSUD Pandan Arang) a. Kegagalan capaian target indikator BOR disebabkan karena menurunnya jumlah kunjungan di rumah sakit; Kendala dan hambatannya antara lain : - Jumlah kunjungan pasien rawat inap menurun; - Semakin berkembangnya RS swasta di wilayah Boyolali dan sekitarnya; - Fasilitas sarana dan prasarana RS swasta semakin meningkat; - RS Swasta juga melayani pasien dengan penjaminan BPJ.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah : - Mengevaluasi kinerja pelayanan secara periodik; - Memantau pelaksanaan dari SIM RS; - Mengoptimalkan tim promkes dengan inovasi-inovasi yang memfokuskan tentang nilai lebih yang dimiliki RS; - Mengupayakan update informasi kepada publik tentang kegiatan-kegiatan RS lewat media cetak, web, dll. Berikut grafik realisasi tingkat hunian dari tahun 2011 s/d 2015 :
Gambar 3.3 Grafik Tingkat Hunian dari tahun 2011 s/d 2015 b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan : - Mengoptimalkan kinerja petugas dalam membuat laporan sensus harian guna mengurangi kesalahan kesalahan penerapan dalam formulasi penghitungan BOR; - Mengoptimalkan fungsi monitoring dan evaluasi kepala ruang, supervisi dan case manager kepada staf di ruangan; - Mengoptimalkan pemeliharaan sarana prasarana; - Memaksimalkan potensi sdm dalam memberikan pelayanan baik secara langsung maupun tak langsung - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,10% dari anggaran sebesar Rp. 103.259.012.000,00 digunakan sebesar Rp. 95.928.481.260,00. c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD dan kegiatan Pelayanan dan pendukung Pelayanan Kesehatan, serta program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru paru/ rumah dan dengan kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit. Program dan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik terbukti bahwa hasil yang dicapai masih dalam kisaran Standart Dep Kes 60% - 85% , namun perlu upaya untuk : - Meningkatkan kunjungan rawat inap; - Menambah jumlah TT melalui produk layanan baru yang lebih inovatif yang belum dimiliki oleh faskes lain di Kabupaten Boyolali; - Membuat telaah pelayanan secara lebih komprehensif sebagai bahan menentukan kebijakan supaya target yang sudah ditetapkan bisa maximal capaianya; - Aplikasi SIM RS disempurnakan dan dioptimalkan penggunaannya untuk menampilkan data yang lebih falid dan Up to date sehingga bisa dimanfaatkan oleh semua lini.
2) Tingkat hunian (Bed Occupancy Rate / BOR) (RSUD Banyudono) a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's bukan dengan sistem klaim sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan dan juga mulai dikarenakan bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD Banyudono melanjutkan pendidikan bedah digestif dan baru ada dokter pengganti pada bulan September 2015; Hambatan dalam pencapaian target kinerja indikator ini adalah : - Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's bukan dengan sistem klaim sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan; - Mulai Bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD Banyudono melanjutkan pendidikan bedah digestif dan baru ada dokter pengganti pada bulan September; - Penerapan BPJS pasien dirawat secara berjenjang sehingga pasien yang dirawat di rumah sakit adalah pasien yang sudah tidak memungkinkan dirawat di PPK I, PPK I semakin dituntut untuk dapat merawat pasien dan membatasi rujukan ke RS. Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah : - Meningkatkan koordinasi dengan bangsal dan instalasi;
- Meningkatkan kualitas rumah sakit dengan pengadaan alat-alat kedokteran yang sudah rusak dan yang belum dimiliki, pengadaan obat-obatan, pengadaan mami pasien dll; - Meningkatkan kualitas SDM dengan mengirimkannya pelatihan/diklat sehingga bisa memberikan pelayanan secara optimal kepada pasien; b. Analisis penggunaan sumber daya : Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Pengadaan alat-alat kedokteran yang sudah rusak dan yang belum dimiliki, pengadaan obat-obatan, pengadaan mami pasien dll; - Mengirimkan petugas rumah sakit untuk mengikuti pelatihan/diklat sehingga bisa memberikan pelayanan secara optimal kepada pasien; - Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat), menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain guna peningkatan kualitas pelayanan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 13% dari anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
3) Tingkat hunian (Bed Occupancy Rate / BOR) (RSUD Simo) a. Kegagalan capaian indikator kinerja ini dikarenakan belum adanya dokter anak dan dokter spesialis lainnya., sehingga mengurangi hunian tempat tidur; b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 9.055.970.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 8.624.454.130,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 4,76%. c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. Efisiensi kegiatan yang dilakukan adalah RSUD Simo berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah untuk mendatangkan dokter tamu dari Rumah Sakit lain dengan efisiensi jadwal kunjungan dokter sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pasien.
4)
Lama tinggal (Length Of Stay / LOS) (RSUD Pandan Arang) a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan sudah optimalnya pemanfaatan fasilitas pelayanan penunjang dan program pemeliharaan alkedok secara mantenent; Berikut grafik realisasi Lama Tinggal dari tahun 2011 s/d 2015 :
Gambar 3.4 Grafik realisasi Lama Tinggal dari tahun 2011 s/d 2015 b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah : - Pelatihan penggunaan alat tersebut kepada SDM yang mengoperasionalkan; - Pembuatan SOP penggunaan alat; - Program pemeliharaannya perlu dioptimalkan; - Pelaksanaan diklat intern/ekstern perlu ditambah intensitasnya; - Menambah jenis alat kedokteran yang lebih canggih sesuai standart RS.
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,10% dari anggaran sebesar Rp. 103.259.012.000,00 digunakan sebesar Rp. 95.928.481.260,00. c. Analisi program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD dan kegiatan Pelayanan dan pendukung Pelayanan Kesehatan, serta program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru paru/ rumah dan dengan kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target indikator kinerja ini dilakukan dengan : - Program peningkatan mutu rs dimonitor dan dievaluasi secara kontinyu; - Program akreditasi laksanakan sesuai jadwal yang disepakati; - Penambahan SDM sesuai stadart RS type B; - Meningkatkan program diklat untuk meningkatkan kwalitas SDM khususnya mengoperasionalkan alat canggih.
5)
Lama tinggal (Length Of Stay / LOS) (RSUD Banyudono) a. Keberhasilan indikator ini didukung adanya penjagaan mutu pelayanan baik dari segi SDM maupun sarana prasarana; Secara umum nilai LOS yang ideal (depkes RI) antara 3-12 hari (Depkes, 2005). Sehingga nilai LOS RSUD Banyudono masih memenuhi standart. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Kunci keberhasilan pada penjagaan mutu pelayanan medik dan keperawatan pada pasien rawat inap. b. Analisis penggunaan sumber daya : Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat), menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain guna peningkatan kualitas pelayanan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 13% dari anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00.
c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
6)
Lama tinggal (Length Of Stay / LOS) (RSUD Simo) a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan lama perawatan lebih pendek dari waktu yang ditargetkan. b. Analisis penggunanaan sumber daya yang diakukan adalah : - Dengan adanya sarpras yang mendukung terhadap pengelolaan penyakit maka penyembuhan akan lebih cepat karena penyakit terdiagnosa lebih cepat sehingga pengobatan tepat sasaran; - Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 96.500.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 94.255.000,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 2,33%. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja, akan tetapi perlu dilakukan peningkatan keterampilan petugas akan menunjang keberhasilan suatu pengobatan perlu adanya pelatihan bagi petugas penunjang medis.
7)
Turn Over lnterval (TOl) (RSUD Pandan Arang) a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan masih banyaknya rujukan yang sudah terlambat sampai ke IGD; Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam efisiensi penggunaan sumber daya adalah masih banyaknya rujukan yang sudah terlambat sampai ke IGD sehingga petugas harus dibekali ketrampilan yang memadai (ATLS, ACLS,
PPGD, DLL) sedang sulosi yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan petugas dalam diklat intern / ekstern serta menjalin kerjasama dengan dinas terkait ( DKK , RS Sekitar , PPK1 , DLL ) dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Berikut grafik realisasi TOI dari tahun 2011 s/d 2015 :
Gambar 3.5 Grafik realisasi TOI dari tahun 2011 s/d 2015 b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan - Mengikutsertakan petugas dalam diklat intern / ekstern serta menjalin kerjasama dengan dinas terkait (DKK, RS Sekitar, PPK1, DLL) dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,10% dari anggaran sebesar Rp. 103.259.012.000,00 digunakan sebesar Rp. 95.928.481.260,00.
c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD dan kegiatan Pelayanan dan pendukung Pelayanan Kesehatan, serta program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru paru/ rumah dan dengan kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target indikator kinerja ini dilakukan dengan menambah tempat tidur terutama rawat inap yang sering penuh dan menggunaka daftar waiting list sebagai solusii, terutama klas utama (arjuna, merapi dan merbabu), klas 1 penyakit dalam (cempaka), Klas 3 (Bedah & Syaraf).
8) Turn Over lnterval (TOl) (RSUD Banyudono) a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan idealnya tempat tidur kosong tidak terisi (TOI) pada kisaran 1-3 hari. Rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari setelah diisi sampai terisi berikutnya, yang mempengaruhi indikator ini adalah jumlah tempat tidur, jumlah pasien dan lama hari perawatan. Solusi yang dilaksanakan yaitu dengan mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat), menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium.
b. Analisis penggunaan sumber daya Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat), menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain guna peningkatan kualitas pelayanan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 13% dari anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Secara
umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
9) Turn Over lnterval (TOl) (RSUD Simo) a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan jumlah tempat tidur yang dipakai belum berfungsi sesuai yang diharapkan. Sedangkan solusi yang dilakukan adalah dengan membuat protap tentang indikasi rawat inap pasien yang seharusnya di rawat inap; b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan pembuatan protap tentang indikasi rawat inap pasien yang seharusnya di rawat inap; c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. Adanya pembagian bangsal sesuai dengan kelompok penyakit (dalam, bedah, anak, obsgyn) membuat perputaran penggunaan tempat tidur menjadi lebih baik.
10) Bed Turn Over (BTO) (RSUD Pandan Arang) b. Keberhasilan capaian target indikator ini dikarenakan renovasi bangunan ruang sudah selesai sehingga jumlah TT bertambah, disamping itu target yang ditetapkan lebih tinggi dari angka ideal yaitu satu TT rata-rata dipakai 40-50 kali (DepKes RI), hal ini sangat berpotensi memicu tingginya angka Infeksi Nosokomial.
Berikut grafik realisasi BTO dari tahun 2011 s/d 2015 :
Gambar 3.6 Grafik realisasi BTO dari tahun 2011 s/d 2015 c. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan : - SDM fungsional supaya lebih memahami dan melaksanakan program yang ada dengan sungguh – sungguh; - Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi / PPI, - Survelens agar mencatat dan melaporkan data inos yang ditemukan, - Tim PPI menindaklanjuti data yang ada ,mendokumentasikan , mengevaluasi dan mensosialisasikan secara kontinyu, - Diklat tentang PPI baik itern / ekstern lebih ditingkatkan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi
sebesar
7,10%
dari
anggaran
sebesar
Rp.
103.259.012.000,00 digunakan sebesar Rp. 95.928.481.260,00. d. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD dan kegiatan Pelayanan dan pendukung Pelayanan Kesehatan, serta program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru paru/ rumah dan dengan kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target indikator kinerja ini dilakukan dengan : - Perencanaan
program
dalam
menetapkan
target
kinerja
agar
lebih
memperhatikan rujukan yang sesuai standart depkes; - Penambahan kapasitas TT dan mengupayakan safety pasien; - Melaksanakan kegiatan TIM PPI yang mendapat dukungan dari pihak management supaya lebih optimal, - Penambahan sarana dan prasarana SDM PPI dengan yang lebih baik.
11) Bed Turn Over (BTO) (RSUD Banyudono) a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan semakin banyaknya pasien yang datang ke RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali maka diperlukan penambahan tempat tidur baru namun karena keterbatasan lahan maka tidak memungkinkan untuk penambahan tempat tidur baru. Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah pembangunan gedung rumah sakit baru dengan lahan yang lebih luas; b. Analisis penggunaan sumber daya Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat), menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain guna peningkatan kualitas pelayanan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 13% dari anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
12) Bed Turn Over (BTO) (RSUD Simo) a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan jumlah pasien yang meningkat dengan tingkat hunian juga meningkat dan penggunaan tempat tidur pasien belum memenuhi target. Pencapaian yang kurang dari angka standar yang ditetapkan departemen kesehatan sebesar 40 – 50 kali disebabkan kurangnya tempat tidur pasien yang bisa dipergunakan sehingga frekuensi pemakaian tiap tempat tidur pasien menjadi tinggi; b. Efisiensi penggunanaan sumber daya yang dilakukan adalah penggunaan tempat tidur yang tidak merata sehingga ada tempat tidur yang hanya digunakan beberapa kali dalam sebulan atau bahkan sama sekali tidak digunakan;
c. Analisis program/kegiatan : Dilaksanakan dengan program/kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. Kegiatan yang diakukan adalah dengan pengalihan pemanfaatan tempat tidur berdasarkan kelas dan bangsal.
13) Menurunnya angka kematian murni (Net Death Rate / NDR) di RSU Pandan Arang a. Keberhasilan capaian target capaian indikator kinerja ini disebabkan telah ada peningkatan kemampuan SDM dalam menangani kasus emergency dan pelayanan intensif dengan diklat khusus baik intern maupun ektern serta penyegaran melalui audit kasus (contoh : audit maternal perinatal ) dan menjalin kerjasama dengan dinas terkait, dalam merujuk pasien emergency sebelum 48 jam (KK, RS sekitar, PPK I); Berikut grafik realiasi menurunnya angka kematian murni dari tahun 2011 s/d 2015 :
Gambar 3.7 Grafik realiasi menurunnya angka kematian murni dari tahun 2011 s/d 2015 b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilkukan adalah dengan : - Mengikutsertakan petugas dalam diklat khusus baik intern maupun ektern serta penyegaran melalui audit kasus; - Menjalin kerjasama dengan dinas terkait, dalam merujuk pasien emergency sebelum 48 jam; - Ruang ICU dioptimalkan;
- Penyiapan ruang HCU untuk penanganan pasien kritis stabil; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,10% dari anggaran sebesar Rp. 103.259.012.000,00 digunakan sebesar Rp. 95.928.481.260,00. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD dan kegiatan Pelayanan dan pendukung Pelayanan Kesehatan, serta program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru paru/ rumah dan dengan kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target indikator kinerja ini dilakukan dengan : - Meningkatan kinerja yang selama ini sudah dilaksanakan; - Meningkatkan
profesionalisme dalam penanganan pasien dengan kasus –
kasus emergency di IGD terutama pasien KLL (CKB/ Cidera kepala berat ,fraktur multiple), pasien jantung coroner (AMI, STEN, dll); - Meminimalkan rujukan keluar. . 14) Menurunnya angka kematian murni (Net Death Rate / NDR) di RSU Banyudono a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan semakin tinggi angka NDR menunjukkan semakin banyaknya Angka kematian lebih dari atau sama dengan 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Solusi yang dilakukan adalah dengan menambah sarana peralatan dan pelatihan bagi petugas; b. Efsiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menambah sarana peralatan dan pelatihan bagi petugas; c. Dilaksanakan dengan program/kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan.
15) Menurunnya angka kematian murni (Net Death Rate / NDR) di RSU Simo a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan umumnya pasien terlambat dibawa ke rumah sakit dan sudah dalam kondisi yang buruk. Selain itu, untuk kasus-kasus tertentu pasien tidak bisa dilayani dengan maksimal karena minimnya sarana dan prasarana kesehatan (belum tersedia sarana HCU/Hight Unit Care yang memadai). Namun angka 0,46% ini masih dibawah angka yang ditolerir yaitu 2,5%;
b. Efsiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menambah sarana peralatan dan pelatihan bagi petugas; c. Analisis prigram/kegiatan : Dilaksanakan dengan program/kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. Akan tetapi perlu sarpras yang memadai dikarenakan sarpras yang kurang memadai menyebabkan pasien yang seharusnya bisa dirawat/dimonitor menjadi terlewatkan.
16) Gross Death Rate (GDR) (RSUD Pandan Arang) a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini menunjukkan bahwa angka kematian dalam 2 tahun terakhir terus meningkat (terlihat pada grafik) walaupun masih dibawah angka ideal ≤ 4,5% (Dep Kes RI) tetapi hasil ini menunjukkan salah satu indikator mutu RS menurun. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah menyempurnakan program / kegiatan yang ada, melakukan evaluasi hasil kinerja secara terus menerus dan berkesinambungan; b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan : - Mempertahankan potensi yang ada serta meningkatkan kemampuan SDM dlm menangani kasus emergency dan pelayanan intensif dengan diklat khusus yang berkelanjutan baik intern maupun ektern serta penyegaran melalui audit kasus (contoh : audit maternal perinatal); - Menjalin kerjasama dengan dinas terkait (DKK, RS Sekitar, PPK I, dll) dalam merujuk pasien emergency sebelum 48 jam; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,10% dari anggaran sebesar Rp. 103.259.012.000,00 digunakan sebesar Rp. 95.928.481.260,00. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD dan kegiatan Pelayanan dan pendukung Pelayanan Kesehatan, serta program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru paru/ rumah dan
dengan kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target indikator kinerja ini dilakukan dengan : - Meningkatkan ketrampilan dalam penanganan pasien dengan kasus – kasus emergency di IGD terutama pasien KLL (CKB/ Cidera kepala berat ,fraktur multiple), pasien jantung coroner (AMI, STENI dll); - Meminimalkan rujukan keluar, ruang ICU dioptimalkan, perlu disiapkan ruang HCU untuk penanganan pasien kritis stabil , sehingga menekan dan menurunkan angka kematian
17) Gross Death Rate (GDR) (RSUD Banyudono) a. Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan semakin tinggi angka GDR menunjukkan semakin banyak angka kematian yang lebih dari atau sama dengan 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar; b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan pemanfaatan ruang perawatan intensif dengan sarana prasarana perawatan intensif secara efektif mampu mengurangi Angka kematian umum atau Gross Death Rate (GDR); c. Dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata.
18) Gross Death Rate (GDR) (RSUD Simo) a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan umum karena dampak angka NDR yang tinggi, meskipun demikian masih dibawah angka yang ditolerir sebesar 4,5%; b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan pemanfaatan ruang perawatan intensif dengan sarana prasarana perawatan intensif secara efektif mampu mengurangi Angka kematian umum atau Gross Death Rate (GDR); c. Analisis Program/ kegiatan : Dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dengan bentuk kegiatan pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. Untuk menurunkan Angka kematian umum atau Gross
Death Rate (GDR) dengan penambahan sarana dan prasarana peralatan kesehatan.
19) Pelayanan pasien Jamkesmas – Jamkesda (RSUD Pandan Arang) a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan semakin meningkatnya kunjungan pasien dengan penyakit kronis baik di rawat jalan maupun rawat inap yang menggunakan penjaminan BPJS PBI dan pasien yang menggunakan Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) penjaminan oleh DKK, bahkan menjadi tujuan pasien BPJS PBI dari daerah sekitar, dikarenakan mudahnya mendapatkan pelayanan dan semakin lengkapnya sarana dan fasilitas penunjang serta SDM spesialis yang mulai disesuaikan dengan standart RS Type B, adanya kerjasama yang baik dengan pihak penjaminan (BPJS,DKK) melalui koordinasi dan komunikasi lebih intensif; b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan : - Mempertahankan potensi yang ada serta meningkatkan pemahaman tentang petunjuk teknis administrasi dalam pelayanan kepada peserta BPJS PBI / Jamkesda melalui sosialisasi dan pelaksanaan monev yang berkesinambungan; - Perlakuan yang sama pada pelayanan dilakukan secara profesional serta membekali SDM dengan ketrampilan teknis untuk memberikan pelayanan yang berkwalitas; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,10% dari anggaran sebesar Rp. 103.259.012.000,00 digunakan sebesar Rp. 95.928.481.260,00. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada BLUD dan kegiatan Pelayanan dan pendukung Pelayanan Kesehatan, serta program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru paru/ rumah dan dengan kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target indikator kinerja ini dilakukan adalah : - Dengan memahami aturan yang ditetapkan melalui perjanjian kerjasama antara pihak penjamin (BPJS, DKK) dan RS, - Menindaklanjuti kerjasama dengan pihak ke-3 yang mendukung pelayanan; - Melakukan monev dengan menyempurnakan MOU yang sudah ada;
- Melakukan sosialisasi lewat rapat koordinasi managemen dengan ka instalasi, case manager, supervise keperawatan, karu, ruangan, surat edaran, apel pagi serta menambah jumlah tempat tidur klas III.
20) Pelayanan pasien Jamkesmas – Jamkesda (RSUD Banyudono) a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan karena target tidak tercapai dikarenakan pada tahun 2015 seluruh pasien Jamkesmas dan sebagian pasien jamkesda sudah masuk/terdaftar dalam BPJS kesehatan, adapun hambatan lain antara lain sebagai berikut: - Pasien BPJS dengan sistem pembayaran INA CBG's bukan dengan sistem klaim sehingga efektifitas hari perawatan lebih dipotimalkan; - Mulai Bulan Desember 2014 dokter spesialis bedah RSUD Banyudono melanjutkan pendidikan bedah digestif dan belum ada dokter pengganti; - Penerapan BPJS pasien dirawat secara berjenjang sehingga pasien yang dirawat di rumah sakit adalah pasien yang sudah tidak memungkinkan dirawat di PPK I, PPK I semakin dituntut untuk dapat merawat pasien dan membatasi rujukan ke RS; - PPK I wajib untuk melaksanakan program prenventif/penyuluhan kesehatan kepada masyarakat sehingga tingkat kesehatan masyarakat semakin meningkat; - Semakin bertambahnya jumlah RS / Klinik Pratama di sekitar wilayah Boyolali. Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah : - Meningkatkan koordinasi dengan bangsal dan instalasi; - Meningkatkan kualitas rumah sakit dengan pengadaan alat-alat kedokteran yang sudah rusak dan yang belum dimiliki, pengadaan obat-obatan, pengadaan mami pasien dll; - Meningkatkan kualitas SDM dengan mengirimkannya pelatihan/diklat sehingga bisa memberikan pelayanan secara optimal kepada pasien; b. Analisis penggunaan sumber daya : Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Penggunaan anggaran guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Banyudono seperti mengganti alat-alat yang sudah tidak bisa dipakai (rusak berat), menambah alat-alat baru yang belum dimiliki oleh RSUD Banyudono, pengadaan obat-obat yang berkualitas sesuai dengan formularium, serta kegiatan-kegiatan lain guna peningkatan kualitas pelayanan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 13% dari anggaran sebesar Rp. 9.110.705.000,00 digunakan sebesar Rp. 7.910.602.135,00. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. Secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang kurang mampu yang dibiayai oleh Jamkesda yang merupakan program dari pemerintah daerah. Pada RSUD Banyudono Kabupaten Boyolali tidak menolak pasien yang datang ke RSUD Banyudono. Target pencapaian pasien jamkesmas dan jamkesda pada tahun 2015 sebanyak 4.014 pasien dan tercapai 105 pasien, dengan capaian 4%
21) Pelayanan pasien Jamkesmas – Jamkesda (RSUD Simo) a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan jumlah pasien di RSUD Simo lebih banyak pasien dari kategori pasien yang menggunakan kartu jaminan kesehatan. Untuk daerah Simo banyak penduduk kurang mampu sehingga penggunaan fasilitas jamkesmas dan jamkesda lebih banyak digunakan; b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Dengan Sumber Daya Manusia yang lebih kompeten, RSUD Simo dapat melayani jumlah pasien jamkesmas dan jamkesda tanpa harus melakukan tambahan tenaga kesehatan. c. Analisis Program/ kegiatan Dilakukan dengan program Upaya Kesehatan Masyarakat. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. 22) Pelayanan pasien Jamkesmas – Jamkesda (Dinkes) Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena seluruh masyarakat miskin sudah mendapatkan jaminan melalui jamkesmas dan jamkesda. Pada tahun 2014, Jamkesmas sudah berganti menjadi JKN dan sistem pelaporan menggunakan p-care (online) langsung dari Puskesmas ke BPJS, dengan adanya perubahan regulasi maka indicator sudah tidak mencerminkan kinerja yang ada.
Dinas Kesehatan tidak mempunyai program/ kegiatan yang terkait dengan indikator ini. Sehingga tidak ada analisis penggunaan sumber daya dan analisis program/kegiatan.
9.
Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak
Tabel 3.42 Pencapaian Kinerja Sasaran 42
Target RPJM Tahun 2015
Capaian
Realisasi
Capaian
Realisasi
Capaian
Target
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Menurunny a tindak kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan anak. Rata-rata
%
2
-
4.62
231
231
2
100
100
2
100
100
2
100
2
100
Kategori
Satuan
Capaian
Indikator kinerja
Realisasi
Tahun 2015
Capaian
Tahun 2014
Realisasi
Tahun 2013
Realisasi
1
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
14
15
16
17
100
B
BP3AKB
100
B
2
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori baik (10%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 42 (empat puluh dua) per indikator : 1)
Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan anak. a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan Tim P2TP2A telah melakukan advokasi dan fasiltasi pendampingan terhadap korban kekerasan; b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : - Pembentukan PPT (Pusat Pelayanan Terpadu) di kecamatan sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak; - Pembentukan Desa Layak Anak di masing-masing kecamatan 1 (satu) desa dalam rangka upaya perlindungan anak; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 33,45% dari anggaran sebesar Rp. 118.771.000,00 digunakan sebesar Rp. 79.038.500,00. c. Indikator ini dilaksanakan dengan program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak dengan kegiatan Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2). Program/kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. namun perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih focus pada aspek-aspek yang dievaluasi atau dinilai antara lain penanganan tindak kekerasan bisa naik dan bisa turun namun tingkat penyelesaian yang berbeda-beda dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar semakin paham terkait aturan-aturan sehingga korban berani untuk melapor apabila mengalami tindak kekerasan.
10.
Meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Tabel 3.43 Pencapaian Kinerja Sasaran 43
2 3
Terlaksananya peny ediaan data pilah gender untuk mendukung perencanaan pembangunan. Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Rata-rata
7
8
9
%
72.04
-
%
30
-
100
1
100
89.72
131.86 98,08
142.06
45.81
305.4 15,79 179.09
1
11
12
13
14
15
100
99.4 141.92
78.95 33.25 107
10
1
100
1
99.4 139.921 72.04
133
33.25 110.833
124.97
116.92
30
Kategori
6 2
Capaian
5 -
Realisasi
Realisasi
4 1
Target
Capaian
3
Capaian
Realisasi
2 set
Tahun 2015
Realisasi
Target RPJM Tahun 2015
Tahun 2014
Capaian
Satuan
Capaian
1 1
Tahun 2013
Realisasi
Indikator kinerja
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
100
B
BP3AKB
92 127.71
A
BP3AKB
49 163.33
A
BP3AKB
130.35
A
1
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 130,35% (kategori sangat baik) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori sangat baik (66,67%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (33,33%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 43 (empat puluh tiga) per indikator :
1)
Terlaksananya penyediaan data pilah gender untuk mendukung perencanaan pembangunan.
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan Koordinasi dengan semua SKPD yang di ketuai oleh Bappeda untuk pengumpulan data pilah gender sebagai data basis Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (ARG).
2)
Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan meningkatnya kegiatan keaksaraan fungsional dan diaktifkannya kembali kegiatan keaksaraan bagi perempuan usia 15 tahun keatas;
3)
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan adanya kesempatan yang lebih banyak bagi perempuan untuk aktif diberbagai sektor maupun bidang pembangunan dan perempuan selalu dilibatkan dalam segala kegiatan pembangunan. BP3AKB tidak mempunyai program/ kegiatan yang terkait dengan 3 (tiga) indikator ini, sehingga tidak ada analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
11.
Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera yang keluarga Berencana
Tabel 3.44 Pencapaian Kinerja Sasaran 44
1
2
3
Realisasi
Capaian
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Indikator kinerja
Satuan
Target RPJM Tahun 2015
1
2
3
Menurunny a persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Cakupan peserta KB aktif
%
45.2
-
55.54
103.54 55.53
%
84.6
-
85.82
101.92 85.45 101.36
Cakupan peserta KB laki-laki
%
4
-
3 100.00
2.79
92.94 52.51
84.55
Kategori
Capaian
Tahun 2015
Realisasi
Tahun 2014
Capaian
Tahun 2013
Realisasi
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
98.76 53.87 88.97
45.2
53.87 80,82
B
BP3AKB
79.4
94.08 80.02 100.03
84.4
79.99 94.77
B
BP3AKB
2.81
82.65
3.4
3.17 93.24
B
BP3AKB
2.11 74.04
4
Terpenuhiny a kebutuhan model operasional, BKB Posy andu PADU
%
65
5
Terpenuhiny a kebutuhan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin
%
100
-
63
- 79,882
Rata-rata
85.32
63
99.21
63.5
99.22
64.5
100
64
64
100
B
BP3AKB
100
100
100
B
BP3AKB
93,77
A
94.64 85.27
85.27 78.99
78.99 80.03 100.04
97.08
92.67
90.74
92.61
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 93,77% (kategori baik) terdiri dari 5 (lima) indikator kategori baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 44 (empat puluh empat) per indikator : 1)
Menurunnya persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakanmasih kurangnya pembinaan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang laya. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kurangnya pembinaan dan pendampingan kepada anggota keluarga dan masyarakat. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala adalah melakukan pembinaan dan pertemuan kelompok pemberdayaan keluarga. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dengan : - Mengoptimalkan tenaga penyuluh yang ada dan pendampingan kepada keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup yang layak; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 31,14% dari anggaran sebesar Rp. 12.100.000,00 digunakan sebesar Rp. 8.262.750,00; c. Indikator ini dilaksanakan dengan program Keluarga Berencana dengan kegiatan Pembinaan Keluarga Berencana. Program dan kegiatan seara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, namun perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih fokus untuk menurunkan persentase keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang dapat dievaluasi dan dinilai antara lain dengan peningkatan sistim pelayanan maksimal sampai pada daerah legok, monitoring dan evaluasi secara bimbingan terpadu dan dukungan data yang baik.
2)
Cakupan peserta KB aktif a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran PUS untuk ber KB. Sedangkan upaya atau solusi yang dilakukan
untuk menghadapai kendala dalam pencapaian target kinerja yang dilakukan dengan meningkatkan pelayanan KB melalui moment – moment tertentu pendekatan pelayanan KB dengan mobil unit pelayanan KB; b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya mangoptimalkan tenaga penyuluh KB yang ada bekerjasama dengan tenaga PPKBD dan Sub. PPKBD; c. Indikator ini dilaksanakan dengan program Keluarga Berencana dengan kegiatan Pembinaan Keluarga Berencana. Program dan kegiatan seara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, walupun belum berhasil memenuhi target kinerja. namun perlu upaya-upaya untuk ditingkatkan, antara lain : meningkatkan komitmen stakeholder terkait untuk bersama-sama mengendalikan jumlah penduduk melalui Program KB, meningkatkan kualitas pelayanan KB sesuai standart yang telah ditentukan, memberdayakan dan meningkatkan peran dokter umum dan bidan dalam memperluas jaringan pelayanan KB, meningkatkan jumlah cakupan peserta KB MKJP.
3)
Cakupan peserta KB laki-laki a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan kurangnya media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang keluarga berencana laki – laki dan keterbatasan methode pilihan alat kontrasepsi bagi laki – laki. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih sulitnya memberikan pemahaman tentang KB laki – laki sehingga petugas mengalami kesulitan dalam memberikan sosialisasi melalui KIE KB dan anggapan yang keliru bahwa KB itu adalah urusannya perempuan dan kurangnya methode alat kontrasepsi pilihan bagi laki – laki. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah meningkatkan kunjungan rumah bagi petugas lapangan keluarga berencana dalam memberikan KIE KB bagi laki – laki bersama para tokoh masyarakat dan tokoh agama. b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah : - Mengirimkan petugas medis (dokter dan perawat) untuk mengikuti pelatihan teknis pelayanan MOP ke tingkat Provinsi; - Memberikan bantuan biaya pelayanan KB dan kompensasi kepada akseptor MOP yang bersumber dari dana APBN; - Melengkapi petugas medis yang sudah terlatih dengan alat kesehatan pelayanan berupa VTP Kit dan obat side effect; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target yang dibiayai dari anggaran APBN sebesar Rp.
17.450.000,00 dengan realisasi Rp. 14.985.500,00 sehingga terjadi efisinsi sebesar 14,12%. c. Indikator ini dilaksanakan dengan program Keluarga Berencana dengan kegiatan peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi. Program dan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, walupun belum berhasil memenuhi target kinerja, hal ini disebabkan karena adanya pemahaman masyarakat bahwa urusan KB diserahkan kepada perempuan sehingga minat laki-laki dalam mengikuti program KB masih rendah, pilihan jenis alat kontrasepsi bagi laki-laki sangat terbatas atau hanya dua macam yaitu MOP dan Kondom, kompetensi petugas medis untuk pelayanan MOP jumlahnya masih sangat terbatas.
4)
Terpenuhinya kebutuhan model operasional, BKB - Posyandu PADU a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan meningkatnya keluarga untuk aktif mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB); Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah belum tersedianya data basis kelompok BKB yang valid. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok BKB. b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target yang dibiayai dari anggaran APBN sebesar Rp. 10.000.000,00 dengan realisasi Rp. 9.900.000,00 sehingga terjadi efisinsi sebesar 1%. c. Analisis program/kegiatan Indikator ini dilaksanakan dengan program Keluarga Berencana dengan kegiatan Kegiatan peningkatan perlindungan hak reproduksi mindividu. Program dan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
5)
Terpenuhinya kebutuhan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan prioritas pelayanan difokuskan pada rendahnya kesadaran PUS keluarga miskin dan rentan terlayani; Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih kurangnya kesadaran PUS keluarga miskin untuk ikut KB walaupun telah disediakan 100 % alat kontrasepsi secara gratis.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah pendekatan layanan KB dalam pemakaian alat kontrasepsi secara gratis dan optimalisasi tenaga penggerak KB melaui komunikasi, informasi dan edukasi. b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : - Optimalisasi tenaga penggerak KB melaui komunikasi, informasi dan edukasi; - Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target yang dibiayai dari anggaran APBN sebesar Rp. 148.840.000,00 dengan realisasi Rp. 145.257.215,00 sehingga terjadi efisinsi sebesar 2,41%. c. Analisis program/kegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Keluarga Berencana dengan kegiatan Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin. Program dan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, dan berhasil memenuhi target kinerja, namun perlu upaya-upaya yang harus ditingkatkan antara lain : - Meningkatkan advokasi dan KIE untuk mempromosikan Program KB di Era JKN yang difasilitasi BPJS kepada masyarakat khususnya keluarga miskin; - Meningkatkan akses dan kualitas pembinaan peserta KB keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, meningkatkan kualitas pelayanan KB.
12.
Meningkatnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR)
Tabel 3.45 Pencapaian Kinerja Sasaran 45
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
Kategori
Realisasi
Koordinator SKPD Pengampu
Capaian
5
Tahun 2015
Realisasi
4
Tahun 2014
Capaian
3
Tahun 2013
Realisasi
2
Tahun 2012
Capaian
Satuan
Realisasi
Indikator kinerja
Target RPJM Tahun 2015
Target Nasional
Tahun 2011
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
Cakupan jumlah kelompok KRR yang aktif
kelompok
34
-
23
88.46
12
42.86
30
100
34
106.25
34
35 102.94
A
BP3AKB
2
Cakupan desa yang mendapat lay anan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) KB/KS Rata-rata
desa
30
-
25
100
25
96.15
26
96.30
30
100
30
30
100
B
BP3AKB
101.47
A
1
94.23
69.51
98.15
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
103.13
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 101,47% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori sangat baik (50%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (50%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 45 (empat puluh lima) per indikator : 1)
Cakupan jumlah kelompok KRR yang aktif a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan para pembina/pengelola Program KRR tentang Kesehatan Reproduksi Remaja melalui penyuluhan dan pembekalan kepada para remaja di sekolah – sekolah. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kurangnya tenaga penyuluh untuk membantu remaja untuk mengenal, menerima dan mengerti pentinya tentang kesehatan reproduksi remaja. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengoptimalkan tenaga penyuluh untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan petugas kesehatan dan sekolah – sekolah melaui guru bimbingan dan penyuluhan. b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan mengoptimalkan penyuluhan dan pembekalan kepada para remaja di sekolah – sekolah; c. Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program Kesehatan Reproduksi Remaja dengan kegiatan Kegiatan Advokasi dan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang Kesehatan reproduksi Remaja (KRR). Program dan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, dan berhasil memenuhi target kinerja, namun perlu upaya-upaya yang harus ditingkatkan, antara lain : - Meningkatkan advokasi dan KIE tentang kesehatan reproduksi remaja bagi remaja agar menjadi remaja yang bertanggungjawab; - Terhindar dari TRIAD KRR (Seks bebas, napza, dan HIV/AIDs).
2)
Cakupan desa yang mendapat layanan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) KB/KS a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) program KB/KS dilaksanakan melalui tenaga penyuluh KB dan mobil unit penerangan KB (Mupen KB); Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masyarakat kurang tertarik dengan adanya penyuluhan KB melalui pemutaran film.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengoptimalkan tenaga penyuluh yang ada dan berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM. b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan - Optimalisasi tenaga penyuluh dengan jumlah tenaga yang ada; - Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target yang dibiayai dari anggaran APBN sebesar Rp. 49.714.800,00 dengan realisasi Rp. 44.505.000,00 sehingga terjadi efisinsi sebesar 10,47%. c. Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program Keluarga Berencana dengan kegiatan Kegiatan Pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Program dan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. namun beberapa kendala yang dihadapi antara lain adanya larangan kegiatan pengumpulan massa selama masa kampanye Pileg dan Pilpres, kendala cuaca musim hujan diawal tahun dan diakhir tahun.
13.
Meningkatnya layanan pengelolaan data dan informasi program KB
Tabel 3.46 Pencapaian Kinerja Sasaran 46
Tersedianya data jumlah kepala keluarga y ang terkini (up to date)
2
Terlaksananya pengelolaan data dan informasi Program KB. Rata-rata
Kec.
19
-
19
100
99.35
19
Capaian
8
9
10
11
12
13
14
15
97.39 286,121
100
98.70
19
Kategori
Realisasi
7 99 292.51
Target
6
Capaian
5 - 292,517
Realisasi
4
Tahun 2015
Capaian
3
Tahun 2014
Realisasi
Realisasi
2
Kepala 312,367 Keluarga
Tahun 2013
Capaian
Target RPJM Tahun 2015
Capaian
1 1
Satuan
Realisasi
Indikator kinerja
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
16
94 298,625 99.42 304,367 310,956 102.16 A
100
97
19
100
99.71
19
19
Koordinator SKPD Pengampu
100 B
17 BP3AKB
BP3AKB
101.08 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 101,08% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori sangat baik (50%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (50%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 45 (empat puluh lima) per indikator :
1)
Tersedianya data jumlah kepala keluarga yang terkini (up to date) a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakannya pencatatan dan pelaporan pemutakhiran data keluarga program kependudukan dan keluarga berencana; Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih terbatasnya kapasitas tenaga dan kurangnya ketrampilan petugas pendata dalam memahami indikator-indikator pendataan karena rata – rata petugas pendata sudah tua dan tidak ada penggantinya yang lebih muda memiliki pengetahuan dan pendidikan yang memadai. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah meningkatkan mobilitas dan kapasitas tenaga PPLKB/PLKB/PKB dan Kader PPKBD yang ada dalam melaksanakan pendataan keluarga. b. Efesiensi penggunaan sumber daya : - Mengoptimalkan kapasitas tenaga dan meningkatkan ketrampilan petugas pendata dalam memahami indikator-indikator pendataan; - Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target yang dibiayai dari anggaran APBN sebesar Rp. 230.247.000,00 dengan realisasi Rp. 225.407.500,00 sehingga terjadi efisinsi sebesar 2,10%. c. Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program Pembinaan Peran Serta masyarakat Dalam Pelayanan KB/ KR Yang Mandiri dengan kegiatan Operasional kelompok masyarakat peduli KB. Program dan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, dan berhasil memenuhi target kinerja, namun perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih focus pada aspek-aspek yang dievaluasi atau dinilai yaitu dengan memperbaiki sistim laporan yang lebih baik dan melakukan monitoring dan evaluasi pendataan dengan baik dan sudah memiliki data pendukungnya
2)
Terlaksananya pengelolaan data dan informasi Program KB. a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakannya pelatihan dan orientasi kepada petugas pengelola data disemua tingkat wilayah (Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan) ; Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah minimnya pengetahuan kader PPKBD dan Sub. PPKBD (para kader rata-rata sudah tua dan belum ada sukarelawan yang bersedia menjadi kader pengganti), dan semakin rumitnya formulir pendataan/kuesioner yang harus diisi oleh petugas pendata.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk mengahadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah membentuk Pos Koordinasi (Posko) disemua tingkatan wilayah untuk mempermudah pengendalian dalam pelaksanaan pengelolaan data dan informasi Program KB/KS. b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan : - Mengoptimalkan pengetahuan kader PPKBD dan Sub. PPKBD sebagai petugas pendata di desa-desa untuk diberikan pelatihan; - Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target yang dibiayai dari anggaran APBN sebesar Rp. 279.049.500,00 dengan realisasi Rp. 263.851.223,00 sehingga terjadi efisinsi sebesar 5,45%. c. Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program Pembinaan Peran Serta masyarakat Dalam Pelayanan KB/ KR Yang Mandiri dan kegiatan Pengelolaan data dan informasi Program KB. Program dan kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas yang baik, dan berhasil memenuhi target kinerja, namun perlu beberapa aktivitas yang lebih focus pada aspek-aspek yang didata yaitu dengan memastikan lingkup dan kualitas hasil pendataan keluarga yang memadahi dan dapat dipertanggungjawabkan keakuratan data sesuai ketentuan guna mengurangi kesalahan-kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta penyususnan laporan pendataan keluarga.
14.
Meningkatnya realisasi investasi secara bertahap
Tabel 3.47 Pencapaian Kinerja Sasaran 47
107.2
11
12
59.9
230.38
63.78 289.91
13
14
15
24.60
87.86
28
-
27
-
1
-
Kategori
21,44
10
Capaian
9
Realisasi
8
Tahun 2015
Target
130
7
Capaian
-SIUI
19.5
-
6
Realisasi
3
26
5
Tahun 2014
Capaian
%
2
Persentase peningkatan nilai realisasi investasi Cakupan usaha perdagangan dan usaha industri y ang telah memiliki SIUP dan SIUI : -SIUP
1
4
Realisasi
3
Capaian
2
Tahun 2013
Realisasi
1
Tahun 2012
Capaian
Satuan
Realisasi
Indikator kinerja
Target RPJM Tahun 2015
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
B BPMP2T BPMP2T
14.16 74.53 2.1
1050
22,48
107.4
0,15
37.5
30.3 131.74 0.175
29.17
36.2
139.23
28
0.28
93.33
0.5
42.10 150.36 0.29
58.00
A BPMP2T C BPMP2T
4
5
6 7
Persentase pelay anan terpadu satu pintu / one stop service yang memenuhi standar w aktu pelayanan yang telah ditetapkan dalam SOP Penerapan Sistem Pelay anan Informasi dan Perizinan Inv estasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelay anan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Tersedianya pusat informasi inv estasi Kepesertaan promosi inv estasi baik regional maupun nasional Rata-rata
kali
9
10
11
Kategori
8
Capaian
7
Realisasi
6
Target
Realisasi
5
Tahun 2015
Capaian
Capaian
4
Realisasi
3
Capaian
2
Tahun 2014
Realisasi
1
Tahun 2013
Capaian
Satuan
Tahun 2012
Realisasi
Indikator kinerja
Target RPJM Tahun 2015
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
12
13
14
15
16
17
100
-
90
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
B BPMP2T
100
-
-
-
100
100
100
100
100
100
100
100
100
B BPMP2T
100
-
-
-
100
100
100
100
100
100
100
100
100
B BPMP2T
-
-
-
-
-
2
100
2
2
100
B BPMP2T
338.63
92.02
-
125.13 6
123.28
99.46
B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 7 (tujuh) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 99,45% (kategori baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori sangat baik (14,29%), 5 (lima) indikator kategori baik (71,42%), dan 1 (satu) indikator kategori cukup (14,29%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 47 (empat puluh tujuh) per indikator : 1)
Persentase peningkatan nilai realisasi investasi a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan investasi merupakan hal yang kompleks, keberhasilan investasi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan inflasi, ketersediaan lahan, regulasi, ketersediaan listrik serta sarana prasarana pendukung investasi. Berbagai faktor diatas berpengaruh terhadap faktor peningkatan nilai realisasi investasi. Salah satu hal yang dikeluhkan para pelaku dunia usaha yaitu karena ketiadaan ketersediaan listrik yang memadai, sehingga hal itu berpengaruh terhadap kegagalan peningkatan nilai realisasi investasi; b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 12,43% dari anggaran sebesar Rp 817.772.600,00 digunakan sebesar Rp. 716.129.000,00; c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan kegiatan Penyederhanaan Prosedur Perijinan dan Peningkatan Pelayanan Penanaman Modal. Program / kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya untuk segera melakukan koordinasi dengan instansi terkait ketersediaan listrik bagi para investor.
Cakupan usaha perdagangan dan usaha industri yang telah memiliki SIUP dan SIUI : 2)
SIUP Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan para pelaku usaha perdagangan telah memiliki kesadaran untuk mengurus Ijin SIUP dan karena adanya sosialisasi yang efektif yang telah dilakukan oleh BPMP2T.
3)
SIUI Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan belum adanya kesadaran dari para pelaku dunia industri untuk mengurus ijin SIUI dan karena persyaratan rekomendasi dari instansi teknis untuk menerbitkan SIUI bagi para pelaku Industri yang besar dirasakan para pemohon SIUI terlalu berat sehingga para pemohon tidak bisa memenuhi persyaratan untuk mengurus ijin SIUI. Sedangkan alternative solusi yang dilakukan adalah dengan mengadakan sosialisasi.
Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas : a. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 17,44% dari anggaran sebesar Rp 376.145.750,00 digunakan sebesar Rp. 310.551.050,00; b. Analisis program/kegiatan : Kedua indikator di atas dilaksanakan dengan program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan kegiatan Penyederhanaan Prosedur Perijinan dan Peningkatan Pelayanan Penanaman Modal. Program / kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya untuk semakin memberikan sosialisasi yang efektif terhadap pelaku industri besar dalam melakukan pengurusan ijin SIUI.
4)
Persentase pelayanan terpadu satu pintu / one stop service yang memenuhi standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan dalam SOP a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karena BPMP2T melakukan penyelesaian perizinan secara cepat, efisien dan efektif. Setiap perizinan yang sesuai dengan prosedur akan diproses sesuai dengan standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan, sehingga manfaat dari kegiatan tersebut adalah masyarakat bisa mendapat perizinan dengan cepat sesuai dengan SOP b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 17,44% dari anggaran sebesar Rp 376.145.750,00 digunakan sebesar Rp. 310.551.050,00; c. Analisis program/kegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan kegiatan Penyederhanaan Prosedur Perijinan dan Peningkatan Pelayanan Penanaman Modal. Program / kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
5)
Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan penerapan SPIPISE untuk semua izin prinsip penanaman modal dan izin usaha tetap penanaman modal di atas 500 juta sesuai dengan peraturan yang berlaku; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 8,53% dari anggaran sebesar Rp 326.147.350,00 digunakan sebesar Rp. 298.348.950,00; c. Analisis program/kegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan kegiatan Pengembangan System Informasi Penanaman Modal. Program / kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
6)
Tersedianya pusat informasi investasi
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah adanya aplikasi sistem informasi potensi investasi , sehingga masyarakat luas dapat mengakses semua potensi unggulan investasi yang ada di Kabupaten Boyolali. Selain itu dengan memberikan leaflet tentang potensi investasi yang ada di Kabupaten Boyolali terhadap masyarakat di setiap event pameran investasi; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 8,53% dari anggaran sebesar Rp 326.147.350,00 digunakan sebesar Rp. 298.348.950,00; c. Analisis program/kegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan kegiatan Pengembangan System Informasi Penanaman Modal. Program / kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
7)
Kepesertaan promosi investasi baik regional maupun nasional a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini pada tahun 2015 sebanyak 2 kali, Penyelenggaraan Pameran Investasi, target 2 kali pameran, terealisasi 2 kali pameran, cara mencapainya dengan mengikuti pameran AITIS di Jakarta pada tanggal 13 s/d 15 Mei 2015, mengikuti pameran CJIBF di Solo pada tanggal 2021 Oktober 2015; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 23,78% dari anggaran sebesar Rp 174.240.000,00 digunakan sebesar Rp. 132.813.066,00; c. Analisis program/kegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dengan kegiatan Penyelenggaraan Pameran Investasi. Program / kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Dari kepesertaan promosi investasi baik regional maupun nasional berdampak : - Meningkatnya jumlah investor yang masuk; - Tersedianya Sarana dan prasarana promosi investasi berupa buku profil potensi dan peluang investasi, leaflet profil potensi dan peluang investasi kabupaten boyolali;
- Terjalinnya kerjasama promosi potensi dan peluang investasi antar daerah kabupaten/ kota.
15.
Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki pelayanan kepada masyarakat dan memberikan kontribusi terhadap keuangan daerah Tabel 3.48 Pencapaian Kinerja Sasaran 48
1
Realisasi
Capaian
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
BUMD y ang kinerjany a dinilai sehat atau baik Peningkatan jumlah laba usaha BUMD
BUMD
4
-
4
100
4
100
4
100
3
- PDAM
Rp mily ar
3.113
-
5.1
102
1.59
77.64
1,816
4
- PD BPR Bank Pasar
Rp mily ar
4.226
-
3.406 109.66
5
- PD BPR BKK Boy olalli Kota
Rp mily ar
4.685
-
6
- PD Aneka Kary a
Rp juta 845.84
7
Peningkatan jumlah bagian laba BUMD y ang disetorkan ke kas daerah - PDAM
2
8
16
17
4
4
100 B
77
2,788 102.99
3113
2733
88 B
4.04 120.47 4,657
129
5,339 136.44
4226
6013
4.24 132.64
4.83 137.35 4,123
106
3,833 90.00
4685
3404
-
580.07 97.05
689.99 124.26 695.77
99.53
Rp juta 985.35
-
493.4 89.86
88.65
713
701 91.11 845.84 678.92
96 804.92 93.94 985.35
1,731 147.43 1268.07 2008.23
158 A
Rp juta 1268.07
- 1,251.44 134.26 1,251.44 124.32 1,512
10
- PD BPR BKK Boy olalli Kota
Rp juta
860.9
-
644.25 122.85
890.77 151.09 917.45 128.95 730.59 93.35
11
- PD Aneka Kary a
Rp juta 380.62
-
261.03 100.41
261.03
91.28
313
12
Jumlah div ersifikasi usaha BUMD
usaha
-
2
100
2
2
2
100 108.87
111.51
139
96 B
- PD BPR Bank Pasar
667
78 B
100 313.10 90.49 380.62 315.27
83 B
100 107.49
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
2
100 104.57
860.9
2
2
Bag. Perekono mian Bag. Perekono mian
Bag. Perekono mian 142 A Bag. Perekono mian 73 C Bag. Perekono mian 80 B Bag. Perekono mian Bag. Perekono mian
947
9
Rata-rata
Koordinator SKPD Pengampu
100
574.33
4
Kategori
Capaian
3
Tahun 2015
Realisasi
2
Tahun 2014
Capaian
1
Tahun 2013
Realisasi
Indikator kinerja
Target RPJM Satuan Tahun 2015
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
100 B 99.78 B
Bag. Perekono mian Bag. Perekono mian Bag. Perekono mian Bag. Perekono mian Bag. Perekono mian
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 10 (sepuluh) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 99,78% (kategori baik) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori sangat baik (20%), 7 (tujuh) indikator kategori baik (70%), dan 1 (satu) indikator kategori cukup (10%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 48 (empat puluh delapan) per indikator : 1)
BUMD yang kinerjanya dinilai sehat atau baik Keberhasilan capaian target kinerja ini disebabkan karena adanya dukungan dari pemerintah daerah, kondisi sarana dan prasarana yang baik serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pengeloaan BUMD dan memberikan pelayananmaupun produksi yang inovatif;
Peningkatan jumlah laba usaha BUMD 2)
PDAM Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan PDAM dalam proses produksi menggunakan tiga sistem antara lain sistem pengolahan air secarta lengkap, sistem perpompaan dengan genset atau listrik dan sistem gravitasi, sehingga berakibat untuk kebutuhan opersional menjadi lebih mahal.
3)
PD BPR Bank Pasar Keberhasilan capaian target indikator ini dikarenakan telah dijalankan usaha yang bergerak dalam bidang perbankan antara lain menghimpun dana dari masyarakat, dalam bentuk tabungan, dan deposito berjangka, memberikan kredit dan melaksanakan pembinaan khususnya terhadap pengusaha kecil dan menengah, melaksanakan kerjasama antara PD.Bank Boyolali dengan lembaga Perbankan Lainnya, menjalankan usaha – usaha perbankan lainya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menempatkan dana dalam bentuk deposito berjangka,sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain
4)
PD BPR BKK Boyolalli Kota Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan pada tahun 2015 ini tidak ada penyertaan modal.
5)
PD Aneka Karya
Kegagalan capaian target indikator ini dikarenakan pindahnya lokasi bengkel boyolali berpengaruh pada pendapatan, pembangunan proyek simpang lima sehingga pendapatan apotek Baya Husada mengalami penurunan
Peningkatan jumlah bagian laba BUMD yang disetorkan ke kas daerah 6)
PDAM Kegagalan capaian target indikator kinerja ini disebabkan adanya sarana dan prasarana yang ada perlu perbaikan terutama sarana pipa penyaluran air PDAM yang perlu diganti.
7)
PD BPR Bank Pasar Keberhasilan capaian target indikator ini dikarenakan telah dijalankan usaha yang bergerak dalam bidang perbankan antara lain menghimpun dana dari masyarakat, dalam bentuk tabungan, dan deposito berjangka, memberikan kredit dan melaksanakan pembinaan khususnya terhadap pengusaha kecil dan menengah, melaksanakan kerjasama antara PD.Bank Boyolali dengan lembaga Perbankan Lainnya, menjalankan usaha – usaha perbankan lainya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menempatkan dana dalam bentuk deposito berjangka,sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain
8)
PD BPR BKK Boyolali Kota Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan adanya penambahan penyertaan modal untuk PD.BPR BKK Boyolali dan ekspansi usaha
9)
PD Aneka Karya Keberhasilan capaian target indikator ini dikarenakan .program pembinaan dari UPTD dapat berhasil dengan banyaknya sekolah – sekolah yang menjalin kerjasama dengan PD. Aneka Karya Boyolali
10) Jumlah diversifikasi usaha BUMD
Keberhasilan capaian target indikator ini dikarenakan adanya penambahan alat/ perlengkapan usaha perbengkelan dan fotocopi.
Bagian perekonomian tidak mempunyai program/ kegiatan yang terkait dengan indikator 10 (sepuluh) indicator di atas. Data realisasi capaian kinerja berasal dari laporan BUMD, sehingga tidak ada alternatif solusi yang telah dilakukan untuk penyebab kegagalan atau penurunan kinerja. Serta tidak ada analisis penggunaan sumber daya dan analisis program/kegiatan.
16.
Meningkatnya ketersediaan air bersih
Tabel 3.49 Pencapaian Kinerja Sasaran 49
5
8
9
10
11
4,9
98
4.9
98
%
94.74
-
90 101.25 40.45
42.7
79.15
%
80%
-
50
100 83.29 138.82
%
60%
-
70
175 77.16 171.47
Tingkat pelay anan air bersih perpipaan di kaw asan perkotaan Tingkat pelay anan air bersih perpipaan di kaw asan perdesaan Jumlah pelanggan PDAM Rata-rata
Sambu 41,204 ngan
- 26,000
118.87
111.60
12
13
14
15
16
Koordinator SKPD Pengampu
17
5
5
4.24 84.81 B
83.55
20.10 21.22
94.74
24.81 26.19 D
40.86
58.37
42.08 56.11
80
38.29
76.58
10.47 19.04
60
31.00 51.67 D
Bag. Perekono mian
100 35,004 93.61 41,204
42488 103.12 A
Bag. Perekono mian
116 29.313 107.01 32394
83.30
5
Kategori
7
102
3
Rp mily ar
Capaian
6
5.1
2
Nilai peny ertaan modal pemerintah daerah kepada PDAM Cakupan w ilayah pelay anan air bersih
Realisasi
Realisasi
5
-
Target RPJM Tahun 2015
Target
Capaian
4 5
Satuan
Tahun 2015
Capaian
Realisasi
4
Capaian
3
Realisasi
2
Tahun 2014
Capaian
1 1
Tahun 2013
Realisasi
Indikator kinerja
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
38.99
Bag. Perekono mian
Bag. Perekono mian 79 98.75 B Bag. Perekono mian
72.91 C
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 72,91% (kategori cukup) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori sangat baik (20%), 2 (dua) indikator kategori baik (40%), dan 2 (dua) indikator kategori kurang (40%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 49 (empat puluh sembilan) per indicator :
1)
Nilai penyertaan modal pemerintah daerah kepada PDAM Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan berkurangnya jumlah laba dari PDAM yang disetorkan ke kas pemerintah daerah maka penyertaan modal dari pemerintah daerah kepada PDAM dikurangi.
2)
Cakupan wilayah pelayanan air bersih
3)
Tingkat pelayanan air bersih perpipaan di kawasan perkotaan
4)
Tingkat pelayanan air bersih perpipaan di kawasan perdesaan Analisis untuk 3 (tiga) indikator di atas : Kegagalan capaian target indikator 4 (empat) kinerja di atas dikarenakan : - Sumber air baku di pantaran debit airnya menurun,sehingga tidak memungkinkan untuk menambah jaringan distribusi dan sambungan rumah secara maksimal; - Belum beroperasinya secara optimal Unit SPAM yang baru; - Belum adanya SPAM di kecamatan Nogosari,selo dan Wonosegoro; - Daerah – daerah yang sangat membutuhkan air lokasinya sangat jauh dari pipa existing dan secara geografis tidak memungkinkan untuk dilayani. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah : - Mencari sumber mata air, pembuatan embung, memanfaakan sumber air baku yang ada seperti pembuatan sumur bor, melakukan promosi pemasangan jaringan baru dan melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga guna meningkatkan cakupan layanan; - Melakukan perbaikan jika ada gangguan kerusakan, memanfaatkan jaringan pipa distribusi induk yang sudah ada dengan cara menambah jaringan pipa distribusi secara langsung ke tiap sambungan rumah, melakukan pemanfaatan kelebihan kapasitas produksi air bersih PDAM, memperluas wilayah/cakupan pelayanan pada wilayah atau daerah yang berpotensial membutuhkan air bersih PDAM; - Dilakukan memperluas wilayah/cakupan pelayanan pada wilayah atau daerah yang berpotensial membutuhkan air bersih PDAM.
5)
Jumlah pelanggan PDAM Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukannya peningkatan cakupan pelayanan dan wilayah pelayanan dengan cara pembuatan embung air dan kerjasama pihak ketiga tentang pelayanan teknik sehingga dapat meringankan beban operasional perusahaan
Bagian perekonomian tidak mempunyai program/ kegiatan yang terkait dengan5 (lima) indikator ini. Data realisasi capaian kinerja berasal dari laporan BUMD, sehingga tidak ada alternatif solusi yang telah dilakukan untuk penyebab kegagalan atau penurunan kinerja. Serta tidak ada analisis penggunaan sumber daya dan analisis program/kegiatan.
17.
Menurunnya tingkat pengangguran terbuka
Tabel 3.50 Pencapaian Kinerja Sasaran 50
6
7
8
9
10
11
org
2000
-
1
-
%
4.47
-
%
82.27
-
ev ent
3.371 337.10 4.072 325.76 1
2793
Kategori
5
16
17
Capaian
4
Realisasi
3
Koordinator SKPD Pengampu
Target
Realisasi
2
Target RPJM Satuan Tahun 2015
Tahun 2015
Capaian
Capaian
4
Realisasi
3
Capaian
2
Pencari kerja y ang ditempatkan (v ia PJTKI) Kepesertaan promosi inv estasi baik regional maupun nasional Persentase tingkat pengangguran Tingkat partisipasi angkatan kerja Rata-rata
Realisasi
1
Tahun 2014
Capaian
1
Tahun 2013
Realisasi
Indikator kinerja
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
12
13
14
15
1750
3863
220.74 A Dinsosnaker trans
186.2 3,974 227.09
100
1
100
1
100
1
100
1
1
100 B Dinsosnaker trans
5.18 106.67
5.67
89.14
2.67
147.54
5.46
86.25
4.8
4.95
84.46 104.27 78.85
94.87
72.6
92.39 82.55
74.82
162.01
152.44
96.88 A Dinsosnaker trans 90.64 B Dinsosnaker trans 127.06 A
87.99 76.27 130.43
126.43
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 127,06% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori sangat baik (25%), dan 3 (tiga) indikator kategori baik (75%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 50 (lima puluh) per indicator :
1)
Pencari kerja yang ditempatkan (via PJTKI) a. Keberhasilan capaian target kinerja disebabkan adanya kerjasama yang baik dengan melakukan negosiasi penempatan serta pendekatan kepada para pengguna tenaga kerja termasuk PJTKI. Penempatan melalui mekanisme Antar
Kerja Antar Negara (AKAN), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Lokal (AKL); b. Analisis penggunaan sumber daya : Pelaksanaan penempatan tenaga kerja melibatkan beberapa lembaga pengguna tenaga kerja, seperti BKK, perusahaan. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan melaksanakan : - Job Market Fair yaitu dengan mengundang perusahaaan-perusahaan untuk membuka stand lowker, mengundang para pencari kerja melalui BKK; - Membuat papan pengumuman; - Menyediakan ruang dan perangkat komputer untuk mencari lowongan kerja melalui Bursa Kerja On Line; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 5% dari anggaran sebesar Rp. 572.803.000,00 terserap sebesar Rp. 544.162.703,00. c. Analisis program/kegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Kesempatan Kerja dan kegiatan Penyusunan informasi bursa tenaga kerja, Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja, Kerjasama pendidikan dan pelatihan, Penyiapan tenaga kerja siap pakai, Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan, Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat, dan Kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan. Penempatan terdiri dari AKAN sebanyak 213 orang, AKAD sebanyak 14 orang dan AKL sebanyak 3.636 orang. Secara umum program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan. Hambatan /permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah dimana dalam mengukur kinerja masih harus memperhitungkan outcome dari kegiatan lain, sehingga program/kegiatan guna mendukung pencapaian indikator kinerja yang sudah ditetapkan pada RPJM sesuai namun tidak sepenuhnya dapat mengukur kinerja tersebut. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah perlu dilakukan evaluasi dan mensinkronkan program/kegiatan yang dilaksanakan sehingga betul-betul tepat sasaran atau dapat mengukur kinerja secara langsung.
2)
Kepesertaan promosi investasi baik regional maupun nasional a. Keberhasilan indikator ini disebabkan adanya kerjasama Dinsosnakertrans dengan lembaga pengguna tenaga kerja/ perusahaan khususnya yang ada di
Kabupaten Boyolali. Indikator ini dilaksanakan melalui Job Market Fair yaitu pameran tentang lowongan kerja yang diikuti dan dihadiri oleh perusahaan dan para pencari kerja; b. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 2,55% dari anggaran sebesar Rp. 1.437.349.000,00 terserap sebesar Rp. 1.400.683.950,00; c. Analisis program,/kegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dan kegiatan Penyusunan Data Base Ketenagakerjaan, Pembangunan Balai Latihan Kerja, Pengadaan peralatan pendidikan dan ketrampilan bagi pencari kerja, Pendidikan dan Pelatihan keterampilan bagi pencari kerja, dan Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana BLK. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
3)
Persentase tingkat pengangguran a. Kegagalan capaian Indikator kinerja ini disebabkan data/ jumlah angkatan kerja setiap tahunnya berbeda yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk. Selain itu juga penyerapan tenaga kerja yang tidak imbang dengan jumlah angkatan kerja yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya lowongan kerja yang tersedia atau tidak sesuainya lowongan pekerjaan dengan minat para pencari kerja dan yang terpenting adalah besar kecilnya keinginan/kemauan masyarakat untuk bekerja ini; b. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 13,41% dari anggaran sebesar Rp. 295.986.500,00 terserap sebesar Rp. 256.282.640,00; c. Analisis program,/kegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan dan dengan kegiatan Pengendalian dan pembinaan lembaga penyalur tenaga kerja, Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan industrial, Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial ketenagakerjaan, Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang
ketenagakerjaan, Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, dan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
4)
Tingkat partisipasi angkatan kerja a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan dalam penentuan tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan kondisi jumlah penduduk usia kerja serta angkatan kerja; b. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 5% dari anggaran sebesar Rp. 572.803.000,00 terserap sebesar Rp. 544.162.703,00; c. Analisis program/kegiatan : Indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Kesempatan Kerja dan kegiatan Penyusunan informasi bursa tenaga kerja, Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja, Kerjasama pendidikan dan pelatihan, Penyiapan tenaga kerja siap pakai, Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan, Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat, dan Kegiatan monitoring evaluasi dan pelaporan. Prosentase atau TPAK didapat dari jumlah PAK dibagi jumlah PUK. Adapun jumlah PAK sebanyak 543.310 orang, sedangkan PUK sebanyak 726.169 orang. Program / kegiatan yang dilaksanakan secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan.
18.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan tingkat hunian wisatawan nusantara
Tabel 3.51 Pencapaian Kinerja Sasaran 51
2 3
orang orang %
Realisasi
Capaian
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
522,260 - 353,983
92 335.094 80.2 373,905
1,578 -
399 34.49
1.847
146
55 -
23.82 44.11
26,6
57.01
1,909
Kategori
Capaian
3
Tahun 2015
Realisasi
2
Jumlah Kunjungan Wisataw an Nusantara Jumlah Kunjungan Wisataw an Mancanegara Tingkat Hunian Hotel Rata-rata
Tahun 2014
Capaian
1 1
Tahun 2013
Realisasi
Indikator kinerja
Target RPJM Satuan Tahun 2015
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
83 410,580 84.23 522.260 430.760 82.48 B Disbudpar 140
2,647 179.73
1578
2007 127.19 A Disbudpar
49
34.54 63.38
44.37 81.04
55
55.21 100.38 A Disbudpar
91.73
95.19
115
103.35 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 103,35% (kategori sangat baik) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori sangat baik (66,67%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (33,33%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 51 (lima puluh satu) per indikator : 1)
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara a. Kegagalan capaian target kinerja indikator Jumlah Kunjungan Wisata55wan Nusantara disebabkan karena kunjungan berdasarkan retribusi yang masuk ada padahal kunjungan wisatawan nusantara di Boyolali banyak tetapi banyak yang tidak pakai retribusi atau tidak dapat terukur (Diantaranya event sedekah gunung, sebaran apem keong mas, kirab budaya, event-event seni budaya : Alun-alun). Kendala dan hambatannya antara lain : - Keterbatasan Obyek Wisata; - Aksesbilitas menuju ke Obyek Wisata yang masih terbatas; - Kurangnya Tempat Parkir kendaraan di Obyek Wisata; - Minimnya Papan Penunjuk arah menuju ke Obyek Wisata; - Belum optimalnya pengemasan dan Periklanan untuk obyek wisata; - Kurang optimalnya sarana dan prasarana yang mewadai di obyek wisata. Berikut grafik Pengunjung Wisatawan Nusantara dari Tahun 2011-2015 :
Gambar 3.8 Grafik Pengunjung Wisatawan Nusantara dari Tahun 2011-2015 Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah : - Perlunya Penambahan Isian / atraksi di Obyek Wisata; - Peningkatan perawatan dan pemeliharaan obyek wisata; - Penataan obyek Wisata; - Pengembangan Obyek wisata; - Menarik Investor; - Koordinasi dengan DPU-ESDM; - Kerjasama melalui Forum Komunikasi, Dinas Pariwisata se-Solo Raya, Java Promo maupuntravel dialog. b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan kerjasama dengan stakeholder (desa, UPTD, masyarakat, Asita, Forum Komunikasi Solo Raya, Java Promo) untuk menginformasikan obyek wisata yang ada dengan sebaik-baiknya.
2)
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara b. Keberhasilan capaian target kinerja indikator Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara dikarenakan Locus dari obyek wisata asing adalah Gunung Merapi Merbabu. Gunung Merapi adalah Gunung yang teraktif di dunia dan terkenal di Mancanegara. Namun demikian dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan 24,17% hal ini disebabkan oleh ditutupnya jalur pendakian karena kebakaran pada musim kemarau dan perbaikan infrastruktur. Kendala dan hambatannya antara lain :
- Kawasan Gunung Merapi Merbabu pengelolaannya oleh Balai Taman Nasional Gunung Merapi Merbabu sehingga data kunjungan, dan Pendapatan Asli Daerah dikelola langsung oleh Balai Nasional Gunung Merapi dan Merbabu. - Belum adanya Biro Perjalanan di Boyolali yang international oriented atau paket internasional Berikut grafik Pengunjung Wisatawan Mancanegara dari Tahun 2011-2015 :
Gambar 3.9 Grafik Pengunjung Wisatawan Mancanegara dari Tahun 2011-2015 Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah : - Perlunya koordinasi dan komunikasi dengan Balai Nasional Gunung Merapi dan Merbabu untuk memperoleh data kunjungan; - Adanya Biro perjalanan yang menyediakan paket internasional. b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan stakeholder (Asita, Biro Perjalanan, Forum komunikasi Solo Raya, Java Promo) untuk menginformasikan obyek wisata yang ada dengan sebaik-baiknya. Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas : a. Analisis penggunaan sumber daya : Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 1,24% dari anggaran sebesar Rp. 9.061.981.000,00 digunakan sebesar Rp. 8.949.412.500,00; b. Analisis program/kegiatan :
Keuda indikator kinerja di atas dilaksanakan dengan 3 (tiga) program yaitu program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan Pengembangan Obyek Pariwisata Unggulan, Peningkatan Pembangunan Sarana dan prasarana pariwisata, Pengembangan Jenis dan paket wisata Unggulan, dan Pengembangan Daerah Tujuan Wisata, program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan kegiatan Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata, Koordinasi dengan Sektor Pendukung Pariwisata, dan Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan Luar Negeri, serta program Pengembangan Kemitraan dengan kegiatan Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database, Penguatan Peran serta Masyarakat dalam Pengembangan Kemitraan Pariwisata, dan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun ada yang belum berhasil memenuhi target kinerja.
3)
Tingkat Hunian Hotel a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator Tingkat Hunian Hotel disebabkan karena meningkatnya event-event yang dilaksanakan di Kabupaten Boyolali seperti off road, music jass, Asean folklore, festival kuliner, hiburan akhir tahun dan lain-lain. Kendala dan hambatannya antara lain : - Belum adanya Tourist Information Center (TIC) di Bandara Adi Soemarmo dan Boyolali Kota termasuk alat komunikasinya (telepon) serta kepastian tenaga TIC; - Hunian di Boyolali hanya sebatas sebagai tempat cenderung menginap di solo;
transit dan wisatawan
- Pihak pengelola hotel kurang rutin dalam melaporkan hunian. Berikut grafik Pengunjung Wisatawan Mancanegara dari Tahun 2011-2015 :
Gambar 3.10 Grafik Tingkat Hunian Hotel dari Tahun 2011 - 2015 Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah dengan mengembangkan Tourist Information Center (TIC) dengan bekerja sama dengan pelaku usaha (Hotel (Hotel Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : memaksimalkan pemasaran (promosi) baik melalui forum kerjasama antar daerah dalam hal ini Solo Raya dan Java Promomaupun travel dialog tentang pariwisata dan budaya di Kabupaten Boyolali. b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Memaksimalkan pemasaran (promosi) baik melalui forum kerjasama antar daerah dalam hal ini Solo Raya dan Java Promomaupun travel dialog tentang pariwisata dan budaya di Kabupaten Boyolali; - Efisiensi penggunaan anggaran : menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target secara efektif.sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 28,58%, dengan anggaran sebesar Rp. 19.875.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp. 14.195.000,00.
c. Analisis program/kegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan Pengembangan sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah
ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. 19.
Terciptanya sistem informasi daerah
Tabel 3.52 Pencapaian Kinerja Sasaran 52
2
Jumlah sistem informasi y ang diterapkan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah dan pelay anan publik Jumlah pameran/expo daerah Rata-rata
3
Realisasi
Capaian
Realisasi
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kategori
Capaian
3
Tahun 2015
Realisasi
2
Website pemerintah daerah
Tahun 2014
Capaian
1 1
Tahun 2013
Realisasi
Indikator kinerja
Target RPJM Satuan Tahun 2015
Tahun 2012
Target Nasional
Tahun 2011
16
Koordinator SKPD Pengampu
17
w ebsite
16
-
8
100
11
110
15
100
12
80
14
16 114.29 A
Dishub kominfo
buah
8
-
6
100
11 183.33
8
100
11
137.5
8
11 137.50 A
Dishub kominfo
kegiatan
2
-
3
300
1
50
3
150
2
166.67
2
100 131.11
83.33
122.50
2
100 B Disperindag 117.26 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 117,26% (kategori sangat baik) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori sangat baik (66,67%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (33,33%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 52 (lima puluh dua) per indikator : 1)
Website pemerintah daerah a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena antusiasme SKPD dalam penggunaan website sebagai sarana informasi publik. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kekurangan Sumber daya manusia dalam pengelolaan IT. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai serta peningkatan pengembangannya melalui pelatihan pengelolaan IT. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Penggunaan Website pemerintah daerah melibatkan seluruh satuan perang kerja daerah. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Peningkatan Sumber daya manusia (SDM) bagi SKPD melalui pelatihan TIK untuk memastikan kualitas penggunaan website bagi pelayanan publik; - Penggunaan anggaran tepat sasaran dalam peningkatan capaian kinerja dari anggaran sebesar Rp. 74.000.000,- digunakan sebesar Rp. 71.847.000,- ada efisiensi anggaran sebesar 3% c. Analisis program/ kegiatan : Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan komunikasi informasi dan media massa dengan kegiatan pengelolaan web dan SMS Center. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan dan peningkatan TIK bagi pengelola website dan melakukan monev penerapan WEbsite di SKPD untuk memastikan SKPD sudah menerapkan IT dalam pelayanan publik.
2)
Jumlah sistem informasi yang diterapkan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah dan pelayanan publik a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena pentingnya Sistem informasi bagi SKPD dalam pelayanan publik. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah keterbatasan SDM dalam memanfaatkan Sistem Informasi publik bagi SKPD. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Perlu adanya peningkatan pemanfaatan Sistem Informasi tersebut melalui berbagai metode antara lain seminar dan Bimbingan teknis tentang TIK bagi pemanfaat sistem informasi tersebut. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Penggunaan system informasi bagi SKPD melibatkan seluruh pejabat SKPD. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Peningkatan Sumber daya manusia (SDM) Pemanfaat TI bagi SKPD melalui seminar dan bimbingan teknis tentang TIK untuk memastikan kualitas penggunaan website bagi pelayanan publik; - Penggunaan anggaran tepat sasaran dalam peningkatan capaian kinerja dari anggaran sebesar Rp. 428.473.000,- digunakan sebesar Rp. 413.237.280,00,ada efisiensi anggaran sebesar 4%. c. Analisis program/ kegiatan : Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan komunikasi informasi dan media massa dengan kegiatan pengembangan dan pemeliharaan jaringan internet. Program pengembangan komunikasi informasi
dan media massa dengan kegiatan pengembangan dan pemeliharaan jaringan internet secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya peningkatan sumber daya manusia pemanfaat system informasi tersebut melalui seminar dan bimbingan teknis bagi pemanfaat system informasi tersebut dalam peningkatan pelayanan publik
3)
Jumlah pameran/expo daerah a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan adanya keikutsertaan UMKM dalam mengikuti kegiatan promosi/pameran; Hambatan/permasalahan yang dihadapi adalah masih rendahnya kesadaran UMKM akan pentingnya mengikuti promosi/pameran dan adanya keterbatasan anggaran. Solusi yang dilakukan adalah dengan memberi pemahaman kepada UMKM akan pentingnya promosi melalui keikutsertaan dalam pameran dan menambah alokasi anggaran untuk kegiatan promosi. b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 22,92% dari anggaran sebesar Rp 129.765.000,00 digunakan sebesar Rp 100.027.000,00. c. Analisis program/kegiatan : Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan dan pengembangan ekspor dan dengan kegiatan Pembangunan promosi perdagangan internasional. Bentuk kegiatan yaitu dengan mengikuti 2 (dua) pameran yaitu : - Yogya Trade Expo (YJTE) bertempat di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, dengan mengikutsertakan 7 UMKM yaitu Dewi Batik, CV. Indo Sumitech, Icha Snack, Al Fadh, Srikandi Barokah, KWT Berdaya dan Abon Cap Elang; - Trade Expo Indonesia (TEI) bertempat di Arena Pekan raya Jakarta Kemayoran di Jakarta dengan mengikutsertakan 3 UMKM yaitu Nuansa Poecelain Indonesia, Pande Tembaga, dan Zalfa Leather. Keikutsertaan dalam promosi perdagangan / pameran memberikan peluang bagi UMKM dan produknya untuk lebih terkenal oleh (calon) buyer sehingga memperluas jaringan marketingnya. Secara langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan dan mengembangkan ekspor hasil produk UMKM. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan order pada produk makanan ringan yaitu kripik pare dan loncis yang mendapatkan order tiap bulannya dari toko oleh-oleh di Bali, Kalimantan, dan Yogyakarta. Selain itu untuk kerajinan tembaga mendapatkan
order dari buyer Irlandia berupa kap lampu. Sedangkan produk perselain Nuansa Porcelain Indonesia mendapatkan order dari kontraktor dalam negeri maupun luar negeri.
20.
Pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang bernilai luhur sebagai jati diri bangsa, kekayaan bangsa dan aset wisata
1 Jumlah festiv al seni dan ev ent pementasan secara rutin buday a Kabupaten Boy olali di daerah tujuan w isata dan momentum promosi w isata 2 Persentase benda, % situs, dan kawasan buday a y ang dilestarikan 3 Tersedianya sarana unit peny elenggaraan seni dan buday a 4 Jumlah grup kesenian group y ang aktif Rata-rata
Capaian
Target
Realisasi
Capaian
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
18
-
13
90
-
5
-
4
571
-
571
Kategori
Realisasi
4
Capaian
3
Tahun 2015
Realisasi
2
Tahun 2014
Capaian
1
Tahun 2013
Realisasi
Target RPJM Tahun 2015
Tahun 2012
Capaian
Satuan
Tahun 2011
Realisasi
Indikator kinerja
Target Nasional
Tabel 3.53 Pencapaian Kinerja Sasaran 53
Koordinator SKPD Pengampu
16
17
81.25
20
125
24 141.18
26 144.44
25
43
172 A Disbudpar
100 142.86
75
100
75
93.75
85
100
90
90
100 B Disbudpar
100
4
100
4
80
5
125
5
7
140 A Disbudpar
100
571
100
571
100
571
100
571
106.03
106.25
103.73
117.36
585 102.45 A Disbudpar 128.61 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 128,61% (kategori sangat baik) terdiri dari 3 (tiga) indikator kategori sangat baik (75%), dan 1 (satu) indikator kategori baik (25%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 53 (lima puluh tiga) per indikator : 1)
Jumlah festival seni dan pementasan secara rutin budaya Kabupaten Boyolali di daerah tujuan wisata dan momentum promosi wisata a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator jumlah festival seni dan pementasan disebabkan karena ada festival seni dan pementasan secara rutin budaya kabupaten di daerah tujuan wisata dan momentum promosi wisata disebabkan karena banyaknya event pada saat kegiatan Rangkaian Peringatan Hari Jadi dan Perayaan Pergantian Tahun serta ketersediaan anggaran untuk kegiatan tersebut. b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Bekerjasama dengan stakeholder (masyarakat dan pelaku seni dan budaya) sekitar untuk berpartisipasi dalam pelestarian tradisi budaya lokal. - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi c.
Analisis program/kegiatan : Program/ kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja ini adalah program Pengelolaan Keragaman Budaya dengan 4 (empat) kegiatan yaitu Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah, Penyelenggaraan Dialog Kebudayaan, Fasilitasi Perkembangan Keragaman Budaya Daerah, Fasilitasi Penyelenggaraan Festival Budaya Daerah. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
2)
Persentase benda, situs, dan kawasan budaya yang dilestarikan a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator Persenase benda, situs dan kawasan budaya yang dilestarikan disebabkan karena adanya pendataan benda situs cagar budaya dan selalu berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Kendala dan hambatannya adalah adanya laporan ditemukannya benda- benda yang dianggap sebagai benda cagar budaya namun belum terdaftar atau belum diketahui kepastiannya apakah benda tersebut termasuk benda cagar budaya atau bukan. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) yang ada di Boyolali maupun di Yogyakarta. Berikut grafik Persentase benda, situs, dan kawasan budaya yang dilestarikan dari Tahun 2011-2015 :
Gambar 3.11 Grafik Persentase benda, situs, dan kawasan budaya yang dilestarikan dari Tahun 2011-2015 b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Bekerjasama dengan masyarakat pelestarian tradisi budaya lokal;
sekitar
untuk
berpartisipasi
dalam
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 8,84% dari anggaran sebesar Rp 2.375.000,00 digunakan sebesar Rp 2.165.000,00; - Mengoptimalkan SDM yang ada. c. Analisi program/kegiatan : Program/ kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja ini adalah program Pengelolaan Kekayaan Budaya dan kegiatan Sosialisasi Pengelolaan kekayaan Budaya Lokal Daerah. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. 3)
Tersedianya sarana penyelenggaraan seni dan budaya a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya disebabkan karena Pemerintah Kabupaten Boyolali membangun Simpang Lima dan Taman Pandan Alas di daerah tujuan wisata.dan ketersediaan anggaran untuk kegiatan tersebut.. b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Melakukan kerjasama dengan stakeholder (desa, UPTD dan masyarakat) untuk memanfaatkan dan memelihara sarana obyek wisata yang ada dengan sebaik-baiknya; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 0,82% dari anggaran sebesar Rp 543.000.500,00 digunakan sebesar Rp 538.574.921,00; c. Analisi program/kegiatan : Program/ kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja ini adalah program Pengelolaan Keragaman Budaya dan kegiatan Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja
4)
Jumlah grup kesenian yang aktif a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator jumlah group kesenian yang aktif disebabkan karena munculnya group-group kesenian yang baru dan rutinnya pembinaan group kesenian. . b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Meningkatkan pembinaan kepada group kesenian; - Kerjasama dengan stakeholder (desa, UPTD dan pelaku seni) untuk memelihara dan melestarikan kesenian yang merupakan budaya daerah dengan sebaik-baiknya; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 8.84% dari anggaran sebesar Rp 2.375.000,00 digunakan sebesar Rp 2.165.000,00; c. Analisis program/kegiatan : Program/ kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja ini adalah program Pengelolaan Kekayaan Budaya dan kegiatan Sosialisasi Pengelolaan kekayaan Budaya Lokal Daerah. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.