Masalah Dalam Kesehatan Masyarakat
Masalah : adalah kesenjangan antara Harapan
kenyataan
Teori
praktek
Seharusnya ada
apa yang ada
Tujuan program
pencapaian program
Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu terjadi dan pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya bisa lebih dari satu. Masalah Kesehatan Dalam bidang epidemiologi, masalah kesehatan adalah masalah dengan frekuensi tinggi dan menyebar secara meluas di masyarakat Pada awalnya ilmu epidemiologi hanya mempelajari mengenai penyakit infeksi dan menular saja, namun dalam perkembangannya
epidemiologi kemudian juga
mempelajari penyakit bukan infeksi dan tidak menular, misalnya penyakit degeneratif dan penyakit sosial. Saat ini epidemiologi juga mempelajari masalah-masalah kesehatan yang bukan penyakit, misalnya penelitian tentang keberhasilan program-program kesehatan. Ruang lingkup bidang epidemiologi mencakup mengenai frekuensi, penyebaran dan faktor-faktor yang mempengaruh masalah kesehatan tersebut. Penyakit sebagai salah satu masalah kesehatan Beberapa pengertian tentang penyakit adalah : 1. Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan dari fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem tubuh. 2. Penyakit adalah suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya. 3. Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi dalam dari tubuh. 1
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Berikut ini adalah beberapa contoh masalah kesehatan dengan faktor-faktor penyebabnya. Web of causation Theory
Pendidikan rendah
Pengetahuan gizi rendah
Produksi makanan rendah
Konsumsi makanan tidak memadai
Kemiskinan
Penyakit kurang gizi
Daya beli rendah Fasilitas kesehatan kurang
Kesehatan kurang
2
Daya tahan tubuh & penyerapan gizi terganggu
drg. Mommi IKGM FKG Unej
The environment of the health system Theory
Keturunan Sehat
Pelayanan Kesehatan
Perilaku
Lingkungan
3
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Penemuan masalah kesehatan Sensus Survei khusus -
Survei insiden penyakit
-
Survei prevalen penyakit
Penyaringan kasus (screening) Pencarian kasus (case finding) -
Pencarian kasus aktif (active case finding)
-
Pencarian kasus pasif (pasive case finding)
Survailen (surveillance)
4
drg. Mommi IKGM FKG Unej
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur yang dikenal dengan pendekatan epidemiologi. Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian kegiatan untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit, dilakukan upaya pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data tersebut. Ini pada dasarnya identik dengan kegiatan pokok suatu penelitian. Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan dengan pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian, distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat, dan faktor-faktor risiko yang berperan pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu. Secara umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan : 1.
Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau diagnosis kelompok.
2.
Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek etiologi dan perkembangan masyarakat.
3.
Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.
Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis diperlukan suatu perencanaan tindakan yang disebut dengan rancangan penelitian. Rancangan penelitian dapat diartikan rencana tentang bagaimana cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data tersebut. secara efektif dan efisien. Perencanaan penelitian meliputi tahap identifikasi, pemilihan dan perumusan permasalahan penelitian termasuk perumusan tujuan, definisi asumsi dan lingkup penelitian, studi pustaka merumuskan hipotesis, identifikasi, klasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian serta analisis data yang akan dipergunakan.
5
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Bagan Penelitian Epidemiologi
EPIDEMIOLOGI Ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Frekuensi
Penyebaran
dilakukan dua hal pokok yaitu : - menemukan masalah kesehatan - mengukur masalah kesehatan
dikelompokan menurut : - ciri-ciri manusia - tempat - waktu
Epidemiologi Diskriptif
Faktor Yang Mempengaruhi Disusun langkahlangkah berupa : - merumuskan hipotesa - menguji hipotesa - menarik kesimpulan
Epidemiologi Analitik
6
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Rancangan Penelitian Penelitian epidemiologi dapat dibagi menurut beberapa pembagian - Ada atau tidaknya intervensi : Penelitian Observasional / survei Penelitian Eksperimental / intervensi - Menurut cara analisis datanya : Penelitian diskriptif Penelitian analitik - Menurut jangka waktunya : Penelitian Cross Sectional/ Transversal Penelitian Kasus Kontrol/ Longitudinal Retrospektif Penelitian Kohort/ Longitudinal Prospektif Penelitian Observasional / survei Adalah suatu penelitian epidemiologi dimana pengamatan terhadap fenomena kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya, tanpa adanya intervensi atau perlakuan dari peneliti. Pada penelitian ini baik diskriptf ataupun analitik kedalaman analisis mekanisme sebab akibat tidak dapat diperoleh. Hasil yang didapat berupa dugaandugaan saja. Penelitian eksperimental / intervensi Ialah penelitian epidemiologi yang membandingkan data dari kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan. Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut diobeservasi, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan tertentu).
7
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Penelitian diskriptif Suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat yang berupa risiko ataupun efek. Pada penelitian ini peneliti hanya berusaha memotret gambaran suatu fenomena atau masalah kemudian menyajikan se diskriptif mungkin fenomena tersebut tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi. Penelitian analitik Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggali bagaiman dan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek. Dari analisis hubungan tersebut dapat didekati seberapa besar kontribusi faktor risiko tertentu terhadap kejadian efek yang dipelajari.
Penelitian Epidemiologi Diskriptif
Penelitian Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan keadaan suatu
Juga menjelaskan mengapa suatu
masalah kesehatan (who, Where,
masalah kesehatan timbul di
when) Pengumpulan, pengolahan, penyajian
masyarakat (why) Pengumpulan, pengolahan, penyajian
dan interpretasi data hanya pada suatu
dan interpretasi data dilakukan
kelompok masyarakat saja Tidak bermaksud membuktikan suatu
terhadap dua kelompok masyarakat Bermaksud membuktikan suatu
hipotesis
hipotesis
Penelitian Cross Sectional Merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu. Disebut juga penelitian transversal karena model yang digunakan adalah “Point time Approach”. Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan semua subjyek diamati pada saat yang sama melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabek pada saat pemeriksaan. Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional 8
drg. Mommi IKGM FKG Unej
1. Mengidentifikasi variabel penelitian yaitu variabel faktor risiko dan efek yang akan diteliti dan faktor risiko mana yang tidak diteliti pengaruhnya terhadap efek. 2. Menetapkan subyek penelitian dengan membuat batasan variabel. 3. Menetapkan sampel penelitian. Menentukan jenis sampling dan besar sampel. 4. Tahap pengumpilan data. Perlu diperhatikan adalah instrumen pengukuran yang digunakan. Bentuk instrumen pengukuran : - Form kuesioner. - Form observasi klinik. - Form observasi non klinik. 5. Menganalisis hasil pengamatan/pengukuran setelah dilakukan tabulasi data. Analisis dapat berupa uji sttistik untuk pembuktian hipotesa atau analisis diskriptif. Penelitian Kasus Kontrol (Case Control) Pada penelitian kasus kontrol dilakukan perbandingan antara kelompok populasi yang menderita penyakit dengan yang tidak menderita penyakit kemudian dicari faktor penyebabnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau “period time approach” Karena yang diketahui adalah efek dan yang ingin diketahui adalah faktor risiko maka sifat penelitian ini disebut penelitian retrospektif yaitu melihat kembali kebelakang kejadian yang berhubungan dengan kesakitan. Penelitian ini dimulai dari adanya kasus (data). Data kasus dapat diperoleh dari : 1. Hasil studi Cross Sectional. 2. Observasi / pengamatan lapang / klinik. 3. Data sekunder. 4. Kasus-kasus akut / epidemi.
9
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Langkah-langkah Penelitian Kasus Kontrol 1. Merumuskan Hipotesa 2. Menetapkan populasi penelitian. 3. Menetapkan teknik dan besar sampel. 4. Mempelajari riwayat pemaparan dengan menggunakan kuesioner atau data sekunder. 5. Analisis data Penelitian Kohort (Cohort) Pada penelitian Kohort dilakukan perbandingan antara kelompok terpapar dengan kelompok tidak terpapar kemudian dilihat akibat yang ditimbulkannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau “period time approach” Karena faktor risiko diidentifikasi lebih dulu dan yang ingin diketahui adalah efeknya,
maka penelitian ini disebut penelitian prospektif yaitu mengikuti
perkembangan faktor risiko sampai terjadi suatu efek tertentu yang berhubungan dengan kesakitan. Langkah-langkah Penelitian Kohort 1.
Merumuskan Hipotesa
2. Menetapkan polulasi penelitian dan sampel. 3. Tahap pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko sampai terjadi suatu efek. Bentuk instrumen pengukuran : - Form kuesioner. - Form observasi klinik. - Form observasi non klinik. 4. Analisis data Keuntungan penelitian kohort 1. Dapat menyusun kriteria / batasan pada responden yang akan dipelajari. 2. Dapat melakukan pengamatan terhadap kemungkinan timbulnya fenomena / insidence selama perjalanan waktu sampai timbulnay efek. 10
drg. Mommi IKGM FKG Unej
3. Hasil yang diperoleh dapat lebih dipercaya. 4. Dapat lebih mengungkap hubungan sebab akibat antara faktor risiko dengan efek. Kendala : 1. Membutuhkan waktu yang lama. 2. Membutuhkan biaya yang besar. 3. Membutuhkan ketelitian pengamatan selama perjalanan waktu faktor risiko menjadi efek. 4. Kemungkinan gagal tinggi karena sampel drop.
Penelitian eksperimental / intervensi Ialah penelitian epidemiologi analitik yang membandingkan data dari kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok yang sama yang tidak diberi perlakuan atau membandingkan data satu kelompok sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut diobeservasi, baik secara induvidual maupun kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan tertentu).
11
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Populasi, Sampel dan Data drg. Surartono D IKGM - IKGP FKG Unej
Populasi Populasi adalah kumpulan subyek dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan Penetapan populasi penelitian mengandung pengertian 1. Identifikasi kesatuan analisis Satuan subyek terkecil yang akan diamati, misalnya karies Gigi atau individu 2. Penetapan batas-batas keluasan populasi Aspek geografis desa, kabupaten Aspek subyek jenis kelamin, umur Aspek obyek jenis penyakit 3. Pemahaman kondisi subyek dalam populasi Homogenitas homogen atau heterogen Variabel Variabel adalah variasi yang membedakan subyek dalam populasi Harus dapat diukur Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri yang sama dengan populasi Sampel digunakan karena ada keterbatasan dalam waktu, tenaga dan biaya. Karena jumlahnya lebih kecil dari populasi maka dapat meningkatkan keluasan, kedalaman dan ketepatan informasi. Teknik sampling bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif Prinsipnya semakin besar jumlah sampel semakin baik Besar sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus atau normatif 12
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Secara garis besar, teknik sampling dibedakan menjadi : 1. Probability sampling tergantung kepada aplikasi kemungkinan Simple Random Stratified Random Cluster Random 2. Non Probability sampling berdasarkan pertimbangan tertentu Purposive Accidental Data Data adalah fakta yang dihasilkan oleh suatu situasi atau fenomena tertentu Berdasarkan skala datanya, dibedakan menjadi empat, yaitu : Ukuran Nominal Paling sederhana Angka yang diberikan kepada obyek mempunyai arti sebagai label saja Tidak menunjukkan tingkatan apa-apa Misalnya : jenis kelamin, agama, pooling setuju tidak setuju Ukuran ordinal Angka yang diberikan kepada obyek mengandung pengertian tingkatan Digunakan untuk mengurutkan obyek dari yang terendah ke tertinggi Misalnya : ranking prestasi belajar, ranking pendapat sangat setuju setuju tidak setuju Ukuran interval Mengandung pengertian tingkatan 13
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Ada jarak yang sama dari sifat obyek yang diukur Misalnya : indeks prestasi Ukuran rasio Mengandung pengertian tingkatan Ada jarak yang sama dari sifat obyek yang diukur Memberikan nilai absolut obyek yang diukur Misalnya : berat badan, tinggi badan
14
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Variabel Dalam Penelitian drg. Surartono D IKGM - IKGP FKG Unej
Variabel : -
Pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut subyek.
-
Perilaku atau karakteristik pada subyek yang memberikan nilai yang berbeda.
-
Operasionalisasi dari suatu konsep sehingga dapat diamati dan diukur.
Jenis Variabel Variabel X Independent Variable Variabel Bebas Variabel Pengaruh
Variabel Y Dependent Variable Variabel Terikat Variabel Terpengaruh
Independent Variable (X1) Dependent Variable (Y)
Independent Variable (X2)
Variabel Kendali / Control Variable -
Variabel Penekan / Suppresor Variable
-
Variabel Pengganggu / Distorter Variable
Variabel Antara / Intervening Variable Variabel Pendahulu / Antacedent Variable Independent Variable : Adalah suatu kejadian yang dimanipulasi atau keadaan yang memapar subyek penelitian yang akan memberikan nilai tertentu pada subyek. Dependent Variable : Adalah kejadian yang diukur oleh peneliti dimana nilai atau variabilitas kejadian tersebut akibat dari manipulasi atau akibat adanya variabilitas pada variabel yang lain. 15
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Control Variable : Adalah variabel yang diupayakan untuk konstan / tidak ada variabilitasnya sehingga pengaruhnya akan sama pada semua kejadian. Suppresor/Distorter Variable : Adalah variabel yang dapat mempengaruhi hubungan variabel IV dan DV sehingga hubungan tersebut menjadi tidak nampak. Independent Variable
Dependent Variable
Control Variable
Contoh : Seorang peneliti berasumsi bahwa jarak tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan akan mempengaruhi kunjungan seseorang ke tempat pelayanan kesehatan. Setelah dilakukan pengambilan data pada tiga desa yang jaraknya berbeda-beda terhadap Puskesmas, didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 1 : Jumlah Penduduk Yang Pernah Berkunjung Ke Puskesmas Menurut Jarak Jarak Desa ke Puskesmas Desa A Desa B Desa C
< 1 km 1 - < 3 km > 3 km
Jumlah
Persentase
186 154 160 500
37,2% 30,8% 32,0% 100%
Dari Tabel 1, tampak bahwa asumsi peneliti adalah benar untuk Desa A dan Desa B tetapi tidak benar untuk Desa C. Peneliti kemudian menduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil tersebut. Setelah penelitian dikembangkan dengan memasukkan faktor pendidikan didapat hasil sebagai berikut : 16
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Tabel 2 : Jumlah Penduduk Yang Pernah Berkunjung Ke Puskesmas Menurut Jarak dan Pendidikan Pendidikan (tahun) Jarak Desa ke Puskesmas
Desa A Desa B Desa C
< 1 km 1 - < 3 km > 3 km
0 f 56 47 34
1 sd 6
% f 11,2% 64 9,4% 51 6,8% 47
% f 12,8% 66 10,2% 56 9,4% 79
7+
Jumlah
% f 13,2% 186 11,2% 154 15,8% 160 500
% 37,2% 30,8% 32,0% 100%
Dari Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa memang jarak merupakan faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Puskesmas yaitu pada Desa A dan Desa B tetapi ada faktor lain yang juga mempengaruhi kunjungan ke Puskesmas yaitu faktor pendidikan karena dengan pendidikan yang lebih tinggi dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Dalam kasus ini faktor pendidikan merupakan Variabel Kontrol karena dengan adanya perbedaan nilai dapat mengaburkan atau meghilagkan hubungan antara Variabel Bebas (jarak) dengan Variabel Terikat (jumlah kunjungan).
Intervening Variable : Adalah variabel yang menjadi perantara terjadinya hubungan variabel IV dan DV. Independent Variable
Intervening Variable
Dependent Variable
Antacedent Variable: Adalah variabel yang mendahului terjadinya hubungan variabel IV dan DV.
Antacedent Variable
Independent Variable
17
Dependent Variable
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Teknik Pembuatan Skala drg. Surartono D IKGM - IKGP FKG Unej
Teknik membuat skala yaitu suatu cara mengubah fakta-fakta kualitatif menjadi urutan kuantitatif Yang sering digunakan adalah : -
Skala Penilaian (Rating scales)
-
Skala Likert (Likert scales)
Berikut ini adalah contoh kuesioner dengan data nominal dan ordinal serta cara merubahnya menjadi data interval
Kuesioner Penelitian Untuk Penderita Pulpitis Nama Responden Tanggal
:……………………………….. :………………………………..
Kami mohon saudara memberikan jawaban sejujurnya. Jawaban saudara kami rahasiakan. Identitas responden: Nama : Alamat : Umur : Pendidikan : Pekerjaan :
18
drg. Mommi IKGM FKG Unej
I. Kuesioner Pengetahuan tentang pulpitis Berilah tanda (X) pada huruf a atau b atau c, bila menurut saudara benar. 1. Bagian gigi yang kelihatan dalam mulut, yang pada umumnya berwarna putih dan mengkilap disebut dengan: a. Mahkota gigi b. Akar gigi c. Gusi 2. Gigi seri berfungsi sebagai: a. Memotong makanan b. Mencabik dan merobek makanan c. Menggiling dan menghaluskan makanan 3. Gigi taring berfungsi sebagai : a. Memotong makanan b. Mencabik dan merobek makanan c. Menggiling dan menghaluskan makanan 4. Gigi geraham berfungsi sebagai: a. Memotong makanan b. Mencabik dan merobek makanan c. Menggiling dan menghaluskan makanan 5. Lapisan paling luar dari gigi, mempunyai fungsi: a. Melindungi gigi terhadap rangsangan dari luar seperti panas,dingin, asam atau manis b. Membantu mengikat akar gigi dengan tulang rahang c. Jawaban diatas betul semua 6. Bagaimana rasa sakit apabila bakteri menyerang lapisan paling luar gigi: a. Terasa linu apabila minum air es atau dingin b. Sakit sekali c. Cekot-cekot 7. Bagaimana rasa sakit apabila lubang gigi telah mengenai lapisan paling dalam dari gigi karena tidak cepat dilakukan perawatan : a. Terasa linu apabila minum air es atau dingin b. Sakit sekali dan cekot-cekot c. Terasa linu apabila kena angin 8. Lapisan paling dalam pada gigi yang disebut pulpa, berisi dengan: a. Daging b. Pembuluh darah c. Jaringan keras 9. Karies gigi atau gigi yang berlubang disebabkan oleh a. Makanan b. Ulat c. Jawaban diatas betul semua
19
drg. Mommi IKGM FKG Unej
10. Bakteri yang berasal dari makanan yang membusuk akan menyerang email dan dentin, tetapi apabila tidak segera dilakukan perawatan, maka bakteri tersebut akan a. Berhenti b. Berlanjut menuju ruang pulpa c. Hilang 11. Jumlah kunjungan yang harus dilakukan apabila gigi terkena pulpitis di Puskesmas hingga sembuh atau tumpatan tetap, yaitu: a. Hanya satu kali kunjungan b. Dua kali kunjungan c. Minimal lima kali kunjungan 12. Jumlah kunjungan untuk penderita pulpitis di Puskesmas berulangkali karena memerlukan perawatan untuk: a. Sterilisasi (pemberian obat agar jaringan pulpa bersih) b. Menunggu obat masuk ke akar gigi c. Menghilangkan rasa sakit 13. Agar gigi kita sehat dan kuat, maka kita melakukan sikat gigi: a. Apabila akan tidur malam b. Setelah bangun pagi c. Jawaban a dan b benar II. Kuesioner sikap untuk penderita pulpitis Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, berilah tanda () pada kotak STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju ), S (setuju ), SS (sangat setuju ) sesuai dengan pendapat saudara. 1.
Bagi saya, gigi hanya berfungsi untuk mengunyah saja STS TS S SS
2.
Apabila gigi saya ada yang hilang, maka saya merasa tidak enak untuk makan. STS TS S SS
3.
Makan makanan manis apabila tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan gigi berlubang STS TS S SS
4.
Apabila sakit gigi hanya terasa linu saja, maka tidak perlu ke Puskesmas STS TS S SS
20
drg. Mommi IKGM FKG Unej
5.
Apabila telah terlihat tanda titik hitam di permuakan gigi, sebaiknya segera ke Puskesmas STS TS S SS
6.
Saya pergi ke Puskesmas, setelah gigi terasa sakit yang amat sangat (cekotcekot) STS TS S SS
7.
Gigi yang telah berlubang atau karies gigi bisa sembuh sendiri, tanpa perlu berobat ke Puskesmas. STS TS S SS
8.
Apabila gigi terasa sakit sekali, sebaiknya langsung minta dilakukan pencabutan saja STS TS S SS
9.
Apabila gigi saya sakit dan saya minum obat sendiri, kemudian apabila rasa sakit telah hilang, maka tidak perlu datang ke Puskesmas lagi STS TS S SS
10.
Kita sebagai pasien gigi perlu mengetahui sebab-sebab sakit gigi STS TS S SS
11.
Kita sebagai pasien gigi perlu mengetahui perawatan yang akan dilakukan STS TS S SS
12.
Jarak rumah dengan Puskesmas mempengaruhi saya untuk berobat STS TS S SS
13
Waktu menunggu dan lama melakukan perawatan, mempengaruhi saya untuk melakukan pengobatan ulang STS TS S SS
14.
Biaya pengobatan terlalu mahal. STS TS
S
SS
21
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Dari Kuesioner I diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : -
Jenis data adalah data nominal;
-
Jawaban yang diperoleh adalah “Benar” atau “Salah”
Data yang diperoleh dari kuesioner tersebut dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi data interval dengan cara : -
Jawaban Salah diberi nilai “0”;
-
Jawaban Benar diberi nilai “1”
-
Skala yang digunakan adalah Skala Penilaian (Rating scales);
-
Dibuat kategori nilai misalnya menjadi lima kategori : “Sangat Baik”, “Baik”, “Cukup”, “Kurang”, “Sangat Kurang”.
-
-
Kemudian ditentukan nilai maksimum, minimum dan intervalnya. Nilai maks.
=
13
Nilai min.
=
0
Interval
=
2,6
Sehingga didapat rentang nilai untuk masing-masing kategori sebagai berikut : Sangat Baik
10,4
-
13
Baik
7,8
-
10,3
Cukup
5,2
-
7,7
2,6
-
-
2,5
Kurang Sangat Kurang -
0
5,1
Semua jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh satu subyek penelitian kemudian dijumlahkan sehingga didapat suatu nilai;
-
Nilai tersebut kemudian dimasukkan dalam rentang nilai yang sudah dibuat sehingga subyek tersebut dapat dikelompokkan dalam kategori tertentu.
Dari Kuesioner II diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Jenis data adalah data ordinal; -
Jawaban yang diperoleh adalah suatu rentang antara “Paling Baik” dan “Paling Buruk”
22
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Data yang diperoleh dari kuesioner tersebut dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi data interval dengan cara : -
Jawaban Paling Buruk” diberi nilai “1”;
-
Jawaban “Paling Baik” diberi nilai “4”
-
Karena kuesioner tersebut mengenai sikap subyek, skala digunakan adalah Skala Likert (Likert scales);
-
Dibuat kategori nilai misalnya menjadi lima kategori : “Sangat Baik”, “Baik”, “Cukup”, “Kurang”, “Sangat Kurang”.
-
-
Kemudian ditentukan nilai maksimum, minimum dan intervalnya. Nilai maks.
=
56
Nilai min.
=
14
Interval
=
8,4
Sehingga didapat rentang nilai untuk masing-masing kategori sebagai berikut : Sangat Baik
47,6
-
56
Baik
39,2
-
47,5
Cukup
30,8
-
39,1
22,4
-
-
22,3
Kurang Sangat Kurang -
14
30,7
Semua jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh satu subyek penelitian kemudian dijumlahkan sehingga didapat suatu nilai;
-
Nilai tersebut kemudian dimasukkan dalam rentang nilai yang sudah dibuat sehingga subyek tersebut dapat dikelompokkan dalam kategori tertentu.
23
drg. Mommi IKGM FKG Unej
ANALISIS DATA EPIDEMIOLOGI drg. Surartono D IKGM-KGP FKG Unej
Pada dasarnya studi epidemiologi adalah penggambaran serta penjelasan dari berbagai fenomena yang terjadi pada masyarakat melalui angka-angka. Angka-angka (data) yang mewakili fenomena-fenomena tersebut didapat dari suatu pengamatan yang khas, terstruktur serta menurut kaidah-kaidah epidemiologi. Makna analisis epidemiologi adalah mempelajari variasi-variasi kejadian pada masyarakat melalui angka-angka. Oleh karena itu untuk menganalisisi data tersebut diperlukan uji statistik yang sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitiannya. Penelitian Deskriptif Penelitian ini merupakan usaha untuk menggambarkan status kesehatan masyarakat, hasilnya disajikan dalam bentuk data yang diperoleh dari suatu observasi. Penelitian deskriptif tidak memiliki kemampuan untuk menunjukkan adanya hubungan antara paparan dan kejadian. Penelitian ini biasanya hanya menggambarkan pola-pola kejadian yang ditinjau dari aspek karakter manusia, misalnya jenis kelamin, umur, status dan sebagainya. Berikut ini disajikan data kasar (raw data) mengenai kunjungan pasien ke klinik Fakultas Kedokteran Gigi Unej Bulan Januari 2004 beserta beberapa analisis deskriptifnya.
24
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Tabel 1 : Data kasar kunjungan pasien ke klinik FKG Unej Bulan Januari 2004 Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
Umur 14 26 34 15 29 20 17 25 30 18 16 19 21 24 22 28 13 20 25 23
GMP 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1
Karbo 11 16 18 17 16 21 16 15 18 15 17 12 21 17 10 19 18 16 18 16
Keterangan : : Gemar makan minum panas GMP Karies : Skor Karies Kriteria GMP 1 2
Karies 1 2 3 4 5
Karies 0 2 0 7 0 5 1 3 2 1 1 6 3 3 2 0 0 5 2 2
OHI-S 2 1 1,5 3,5 1,5 1,5 1,5 3,5 1 1,5 1 1,5 3,5 1 3 1,5 2 3 1,5 3,5
OHI-S Karbo
: Skor OHI-S : Skor Diet Karbohidrat
: Gemar makan minum panas : Gemar : Tidak Gemar
OHI-S 1 2 3
: : : :
Kriteria OHI-S Baik Sedang Jelek
: : : : : :
Karbo 1 2 3 4 5
: : : : : :
Kriteria Diet Karbohidrat Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Kriteria Karies Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Untuk mempermudah melakukan analisis deskriptif, Tabel 1 perlu dimodifikasi dengan menambah tiga kolom disebelah kanan yang berisi nilai Karbo, Karies dan OHI-S menurut kriteria yang sudah ditentukan. Hasilnya adalah sebagai berikut : 25
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Tabel 2 : Data Kunjungan Pasien ke Klinik FKG UNEJ Bulan Januari 2004 Nama
Umur
GMP
Karbo
Karies
OHI-S
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
14 26 34 15 29 20 17 25 30 18 16 19 21 24 22 28 13 20 25 23
1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1
11 16 18 17 16 21 16 15 18 15 17 12 21 17 10 19 18 16 18 16
0 2 0 7 0 5 1 3 2 1 1 6 3 3 2 0 0 5 2 2
2 1 1,5 3,5 1,5 1,5 1,5 3,5 1 1,5 1 1,5 3,5 1 3 1,5 2 3 1,5 3,5
Kriteria Karbo 1 3 4 3 3 5 3 3 4 3 3 2 5 3 1 4 4 3 4 3
Kriteria Kriteria Karies OHI-S-1 1 2 2 1 1 2 5 3 1 2 4 2 1 2 3 3 2 1 1 2 1 1 4 2 3 3 3 1 2 2 1 2 1 2 4 2 2 2 2 3
Dari data pada Tabel 2 dapat dibuat beberapa analisis deskriptif untuk mempermudah interpretasi dari data tersebut Berikut ini adalah beberapa contoh Analisis Data Deskriptif dari data tersebut.
Tabel 3 : Sebaran Karies Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004 Karies Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total
Frekuensi
Persen
8 5 3 3 1 20
40 25 15 15 5 100
26
drg. Mommi IKGM FKG Unej
“Diagram Pie” (Pie Chart) sebaran Karies Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan
Januari 2004.
Sangat Tinggi 1,00 / 5,0% Tinggi 3,00 / 15,0% Sangat Rendah 8,00 / 40,0% Sedang 3,00 / 15,0%
Rendah 5,00 / 25,0%
Tabel 4 : Sebaran OHI-S Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004 OHI-S
Frekuensi
Persen
Baik Sedang Jelek Total
4 12 4 20
20 60 20 100
27
drg. Mommi IKGM FKG Unej
“Diagram Batang” (Bar Chart) sebaran OHI-S Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004 14
12
10
8
6
Frequency
4
2 0 Baik
Sedang
Jelek
OHI-S
Tabel 5 : Tabulasi Silang Antara Karies dengan Kegemaran Makan Panas Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004 Karies Gemar Makan Panas Gemar Makan Panas Tidak Gemar Makan Panas Total
Sangat Rendah f % 5 25 3 15 8 40
Rendah
Sedang
f 1 4 5
f 2 1 3
% 5 20 25
Sangat Tinggi f %
Tinggi
% 10 5 15
f 3
% 15
3
15
1 1
5 5
Total f 11 9 20
Tabel 6 : Tabulasi Silang Antara OHI-S dengan Tingkat Konsumsi Karbohidrat Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004 Diet Karbohidrat Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total
Baik f
%
3 1
15 5
4
20
OHI-S Sedang f % 2 10 1 5 4 20 4 20 1 5 12 60
28
Jelek
Total
f
%
3
15
1 4
5 20
f 2 1 10 5 2 20
% 10 5 50 25 10 100
drg. Mommi IKGM FKG Unej
% 55 45 100
“Diagram Batang” (Bar Chart) Hubungan antara Karies dengan Kegemaran Makan Panas Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004 6
5
4
Karies
3
Sangat Rendah 2
Rendah Sedang
1 Tinggi 0
Sangat Tinggi Gemar Makan Panas
Tidak Gemar
Gemar Makan Panas
29
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Pemilihan Teknik Analisis / Uji Statistik Univariat dan Bivariat Variabel Sejenis Jenis Variabel Tujuan Uji
Jumlah Sampel/ pasangan
Sampel bebas/ pasangan
Kuantitatif
Semi kuantitatif
Kualitatif
(rasio-interval)
(ordinal)
(nominal)
Populasi berdistribusi normal
Kuantitatif distribusi populasi tak normal
Uji t 2 sampel bebas
Uji Mann Whitney
Uji khi kuadrat
Uji peringkat bertanda Wilcoxon
Uji Fisher
Bebas 2 Komparasi
>2
Korelasi
Berpasangan
Uji t sampel berpasangan
Uji peringkat bertanda Wilcoxon
Uji Mc Nemar
Bebas
Anova 1 arah
Uji Kruskall Wallis
Uji khi kuadrat
Berpasangan
Anova subyek yang sama
Uji Friedman
Uji Chochran’s
Korelasi Pearson
Korelasi Spearman
Regresi
Korelasi Kappa
Koefisien kontingensi Koefisien Phi Koefisien Kappa
30
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Pemilihan Teknik Analisis / Uji Statistik Univariat dan Bivariat Variabel bebas Variabel tergantung
0 Variabel
Rasio/ Interval
Rasio/ Interval > 1 Variabel
Uji t 1 sampel Uji Normalitas Uji t sampel berpasangan
Analisis kluster Analisis faktor Matriks korelasi
Kolmogorov Smirnov 1 sampel Wilcoxon Rank
Model Loglinear
Uji khi kuadrat Model 1 sampel Loglinear Uji McNemar
Korelasi ganda Regresi ganda Analisis survival
Korelasi Spearman Korelasi Kendall’s tau
Anova multi faktor Regresi ganda Analisis survival
Uji t 2 sampel bebas Anava 1 faktor Analisis survival
Anova multi faktor Regresi ganda Analisis survival
Korelasi kanonikal Analisis jalur Model struktural
Multivariat anava
Multivariat anava
Multivariat anava
Multivariat anava
Korelasi kanonikal
1 Variabel
31
> 1 Variabel
Nominal
1 Variabel
Korelasi Pearson 1 Variabel Regresi Analisis survival
>1 Variabel
Ordinal
1 Variabel
> 1 Variabel
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Variabel bebas Variabel tergantung
Rasio/ Interval 1 Variabel
> 1 Variabel
Ordinal 1 Variabel
> 1 Variabel
1 Variabel
> 1 Variabel
Korelasi Spearman Korelasi Kendall’s tau
Fungsi Diskriminan
Korelasi Spearman Korelasi Kendall’s tau Korelasi kappa
Model loglinear Koefisien konkordans
Uji tanda Uji median Uji jumlah peringkat Wilcoxon Uji Mann Whitney Uji Kruskal Wallis
Model loglinear
Fungsi diskriminan
Fungsi Diskriminan
Model loglinear Koefisien konkordans
Model loglinear
Model loglinear
Model loglinear
1 Variabel Ordinal
>1 Variabel
Nominal
32
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Variabel bebas Variabel tergantung
Rasio/ Interval 1 Variabel
> 1 Variabel
1 Variabel
Nominal
> 1 Variabel
1 Variabel
> 1 Variabel
Uji t 2 sampel bebas Anava 1 faktor
Fungsi diskriminan Regresi logistik
Uji tanda Uji median Uji jumlah peringkat Wilcoxon Uji Mann Whitney Uji Kriskal Wallis
Regresi logistik ganda Model loglinear
Uji khi kuadrat Uji Fisher Koefisien Phi Koefisien kappa
Regresi logistik ganda Model loglinear
Fungsi diskriminan
Fungsi diskriminan
Model loglinear
Model loglinear
Model loglinear
Model loglinear
1 Variabel Nominal
>1 Variabel
Ordinal
33
drg. Mommi IKGM FKG Unej
Beberapa Pengukuran Yang Sering Dipergunakan Dalam Epidemiologi Rate ialah perbandingan suatu peristiwa dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena peristiwa tersebut Event Rate = X 100% (1000‰) Population at Risk Rasio ialah perbandingan antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya Event A Ratio = Event B Insiden rate ialah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada pertengahan jangka waktu tersebut dalam persen atau permil New Event Incidence Rate = X 100% (1000‰) Population at Risk at Midlle year Period Prevalence Rate ialah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu tersebut dalam persen atau permil New Event & Old Event Period Prevalence Rate = X 100% (1000‰) Population at Midlle year Point Prevalence Rate ialah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pada saat tersebut dalam persen atau permil New Event & Old Event Point Prevalence Rate X 100% (1000‰) Population at This Time
Buku Acuan : Azrul Azwar, 1988, Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara, Jakarta. Bambang Sutrisna, 1990. Epidemiologi Lanjut. Dian Rakyat, Jakarta. Beaglehole R., Bonit R., Kjellstom T., 1993. Basic Epidemiology. WHO Geneva, Switzerland. Bennet, F.J., 1987. Diagnosa Komunitas Dan Program Kesehatan. Yayasan Essentia Medika, Jakarta Eckholm. E.P., 1985. Masalah Kesehatan. Gramedia, Jakarta. Earl Babbie. 1998. The Practice of Social Research. Wadsworth Pub. Co. London. Mc Mahon and Pugh F.T., 1970. Epidemiology, Principles and Methods. Little Brown and Co., Boston. Notoatmodjo S, 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta. Rothman, K.J., 1995. Epidemiologi Modern. Yayasan Essentia Medika, Jakarta
34
drg. Mommi IKGM FKG Unej