1
ARTIKEL ILMIAH
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DI KELAS VB SD NEGERI NO. 55/1 SRIDADI
Oleh NURAINA A1D113025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 1
2
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DI KELAS VB SD NEGERI NO. 55/1 SRIDADI
Oleh NURAINA Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi ABSTRACT Nuraina, 2017 Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas VB SDN No. 55/1 SridadiSkripsi Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi Pembimbing I Drs.Arsil,M.Pd dan Pembimbing II Muhammad Sowan,S.Pd, M.Pd. Kata kunci : Kemandirian belajar, Model inkuiri. Penelitian ini berlatang belakang atas hasil observasi pada kelas VB SDN 55/I sridadi dan wawancara terhadap guru yang mengampu kelas tersebut, peneliti memperoleh data dari 27 siswa yang ada di dalam kelas hanya 7 orang yang berani, bertanggung jawab, berani megambil keputusan saat belajar. Bahwa kualitas siswa dalam kemandirian belajar masih kurang optimal, terlihat dari proses kegiatan belajar mengajar, siswa mengandalkan temannya dalam belajar. Hal ini disebabkan dalam penyampaian materi pelajaran masih berjalan satu arah, guru menjadi pusat kegiatan (teacher center learning) dan metode yang digunakan didominasi dengan konvensional. Tujuan Penelitian ini ialah mengetahui sejauh mana keefektivitas model inkuiri dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimaksud untuk memperoleh informasi mengenai keefektifitasan model inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, dimana data yang diambil yaitu berupa data observasi melalui lembar observasi siswa dan observasi guru yang dilakukan pada tiap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini dilaksanakan dengan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 2
3
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas VB SDN 55/I Sridadi. Berdasarkan lembar observasi siswa, kemandirian belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan, terbukti dari siklus I kemandirian belajar siswa dari siklus 1 pertemuan 1 dan 2 adalah 58,9 %. meningkat pada siklus II menjadi79%. Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisis maka membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VB SDN No.55/I Sridadi.
PENDAHULUAN Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya menjadi manusia yang mandiri. Begitupun didalam proses pembelajaran peserta didik selalu diarahkan agar menjadi peserta didik yang mandiri. Menurut Mujiman (dalam Nurhayati, 2011), kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki, baik dalam menetapkan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar maupun evaluasi belajar yang dilakukan oleh pembelajar sendiri.
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 3
4
Kemandirian belajar adalah cara belajar siswa yang tidak harus mendapat bimbingan dari guru, tetapi mereka berusaha terlebih dahulu untuk memperdalam dan mengembangkan pengetahuan atas kesadaran sendiri. Seseorang harus mempunyai sikap mandiri dalam belajar dengan memiliki sikap mandiri dalam belajar siswa akan mengalami peningkatan terhadap kemampuan serta keterampilannya dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung kepada guru, teman, atau orang lain dalam belajar. Untuk menciptakan kemandirian siswa, seorang guru membutuhkan suatu model atau metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Menurut Amri (2013:7) mengatakan bahwa“model pembelajaran suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.” Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri 55/1 Sridadi bahwa kemandirian belajar siswa rendah. Hal ini terlihat dari 27 siswa dikelas VB sekitar 20 siswa lebih sering mengandalkan jawaban dari teman karena siswa kurang memiliki kreativitas, kurang berinisiatif, dan kurang mampu dalam bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan belajarnya dan kemudian pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak berani mengemukakan pendapatnya dan jarang sekali bertanya mengenai materi yang kurang dipahami.
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 4
5
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu 1) karena dalam proses pembelajaran sifatnya searah atau lebih teacher centered, guru yang lebih aktif dari pada siswa dan menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran proses pembelajarannya siswa terbiasa menerima materi pembelajaran, mendengarkan dan mencatat. Menurut Sudarma (2013:48) pembelajaran seperti ini hanya mengkondisikan siswa untuk “menerima”, dan menyebabkan siswa kurang aktif dalam mencari atau menemukan informasi-informasi baru, sehingga materi atau informasi yang diterima oleh siswa juga hanya terpaku pada satu buku ataupun guru. 2) dalam proses pembelajarannya guru belum menggunakan model yang melatih siswa untuk belajar sendiri dan mengembangkan kemampuannya. Kemandirian belajar siswa sangat penting, jika kemandirian belajar siswa rendah maka siswa tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya untuk mengembangkan kemampuan belajar atas kemauannya sendiri demi memenuh kebutuhan hidupnya untuk berprestasi dalam belajar. Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh guru adalah menggunakan model yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada. Model yang tepat adalah model pembelajaran inkuiri. Diharapakan dengan mengggunakan model pembelajaran inkuiri kemandirian belajar siswa dapat meningkat, hal ini karena dengan menggunakan model inkuri ini siswa dapat
membangun sendiri
pengetahuannya tanpa bergantung dengan orang lain. Model inkuiri ini juga dipandang sebagai model pembelajaran yang bersifat interdisipliner yang berfungsi untuk membiasakan siswa mempelajari dan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan berasumsi, serta bertanggung jawab dalam mencapai pemahaman secara
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 5
6
mandiri. Hal inisesuai dengan pendapat Ibrahim (dalam Dwidayani) “model inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yangberperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah”. Menurut Ningsih (2016) “model inkuiri merupakan pembelajaran yang dasar filosofinya konstruktivisme, karena melalui model pembelajaran ini siswa membangun sendiri pengetahuannya”.Sehingga nantinya diharapkan kemandirian siswa meningkat.
KAJIAN PUSTAKA Kemandirian Belajar Kemandirian (self-reliance), atau menurut istilah Presiden Soekarno adalah ‘berdikari’ (berdiri di atas kaki sendiri). Menurut Hamzah B. Uno (dalam Astuti, 2014), “kemandirian adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional”. Orang yang mandiri dianggap mampu bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Selain itu, kemandirian juga dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri dan kekuatan batin seseorang. Menurut Tirtarahardja & Sulo (dalam Febriastuti, 2013) “kemandirian dalam belajar adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran”. Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya.
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 6
7
Menurut Asrori (dalam Sari) menjelaskan bahwa“kemandirian berasal dari kata
dasar ‘diri’, maka pembahasan mengenai kemandirian
ini tidak dapat
dilepaskan dari pemabahasan mengenai perkembangan “diri” itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers disebut dengan istilah “self” karena “diri” itu merupakan inti dari kemandirian. Kemandirian belajar berpusat pada diri pembelajar sendiri sebagai subjek belajar. Ali dan Asrori (dalam DA, 2014) menyatakan “kemandirian merupakan suatu kekuatan internal yang diperoleh melalui proses realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan”.Sedangkan kemandirian menurut Basri (dalam DA, 2014) “keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan oranglain”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat diambil pengertian bahwa kemandirian adalah kemampuan yang ada pada seseorang untuk melakukan sesuatu yang dimana segala sesuatu yang dilakukannya serta tidak bergantung pada orang lain. Model Pembelajaran Inkuiri Menurut Piaget (dalam Putra, 2013:87), mengatakan bahwa model inkuiri sebagai pembelajaran yang mepersiapkan situasibagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Sementara itu Hamalik (dalam Putra, 2013:88), menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student-centered-strategy); kelompok siswa inkuri dilibatkan dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.Coffman (dalam
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 7
8
Putra, 2014:151) lebih jauh memandang model pembelajaran inkuiri sebagai sebuah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa untuk berpikir, mengajukan pertanyaan, melakukan kegiatan eksplorasi dan eksperimen sehingga siswa mampu menyajikan solusi atau ide yang bersifat logis dan ilmiah. Model inkuiri merupakan pembelajaran yang
dasar filosofinya
konstruktivisme, karena melalui model pembelajaran ini siswa membangun sendiri pengetahuannya. Dalam model pembelajaran inkuiri, siswa dilatih memecahkan masalah akademik, meningkatkan pemahaman terhadap sains
Aryana (dalam
Ningsih, 2013). Model pembelajaran Inkuiri merupakan model yang berpusat pada siswa. Model pembelajaran Inkuiri memepersiapakan siswa untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar dapat melihat apa yang terjadi ingin melakukan sesuatu mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan mencari jawaban sendiri.Pada proses pembelajaran inkuiri, setiap siswa dituntut bisa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. METODE PENELITIAN Subyek penelitian ini dilaksanakan di kelas VB SD Negeri No 55/1 Sridadi Kecamatan Muara Bulian kabupaten Batanghari. Dengan jumlah siswa 27 orang, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 14 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 sedangkan tempat pelaksanaan penelitian ini ditetapkan di SD Negeri No. 55/1 Sridadi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif. Penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus, daur siklusnya akan dihentikan apabila kondisi kelas sudah mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini akan dilakukan berkolaborasi dengan wali kelas VB. Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 8
9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini, bahwa kemandirian belajar siswa SDN No. 55/1 Sridadi terkait indikator yang pertama, kedua, ketiga menyimpulkan, dan keempat. Dari kelempat indikator tersebut terlihat sebagian besar siswa memiliki kemandirian dalam belajar yang baik. Dari tabel pertemuan pertama dapat diketahui berapa persen kemandirian belajar siswa. Dengan predikat sebagai berikut: a. Sangat baik
= 0 orang
b. Baik
= 2 orang
c. Cukup
= 3 orang
d. Kurang
= 7 orang
e. Rendah
= 15 orang
Dari tabel pertemuan kedua dapat diketahui berapa persen kemandirian belajar siswa. Dengan predikat sebagai berikut: a.
Sangat baik
= 4 orang
b. Baik
= 3 orang
c. Cukup
= 2 orang
d. Kurang
= 11 orang
e. Rendah
= 7 orang
Dari tabel pertemuan II siklus I dapat diketahui berapa persen kemandirian belajar siswa. Dengan predikat sebagai berikut: a. Sangat baik
= 4 orang
b. Baik
= 16 orang
c. Cukup
= 6 orang
d. Kurang
= 2 orang
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 9
10
e. Rendah
= 0 orang
Dari tabel pertemuan II siklus II dapat diketahui berapa persen kemandirian belajar siswa. Dengan predikat sebagai berikut: a. Sangat baik
= 9 orang
b. Baik
= 18 orang
c. Cukup
= 0 orang
d. Kurang
= 0 orang
e. Rendah
= 0 orang
Hal ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan dari siklus 1 pertemuan 1 52,77% dan pertemuan 2 adalah 65,04%. siklus II pertemuan 1 77,31% dan pertemuan 2 80,69% dikategorikan baik Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah model pembelajaaran inkuiri terbukti dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. PENUTUP Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa model inkuiri dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas VB SDN No. 55/1 sridadi. Dalam hal meningkatkan kemandirian belajar siswa, peneliti melakukan pengamatan serta dalam proses pembelajarannya guru menggunakan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri. Adapaun langkahlangkah modle pembelajaran inkuiri tersebut sebgai berikut 1. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. 2. Mengemukakan permasalahan melalui media yang sesuai dengan materi Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 10
11
3. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa 4. Guru membimbing siswa menemukan rumusan masalah dengan melakukan beberapa pertanyaan untuk mengembangkan kemampuan siswa agar bisa merumuskan jawaban sementara atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan. 5. Guru mengajukan pertanyaan untuk meminta. Siswa mengumpulkan dan menjaring informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diberikan 6. Guru membimbing siswa menganalisis data yang telah dihasilkan dan menentukan jawaban yang dianggap diterima. 7. Membimbing siswa untuk menyimpulkan data Setelah guru melakukan proses pembelajaran dengan model inkuiri ini, makat dari semua indikator kemandirian siswa sudah tercapai dan dikategorikan baik dengan mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, jumlah siswa yang mendapat nilai tuntas juga sudah mencapai target kriteria keberhasilan. Berdasarkan hasil observasi dan analisis untuk semua indikator dan nilai individu siswa pada siklus I, diperoleh persentase keberhasilan dari siklus 1 pertemuan 1 52,77% dan pertemuan 2 adalah 65,04%. Angka tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti, yaitu 70%, sehingga peneliti memberi tindak lanjut kepada proses pembelajaran dan merinci apa yang harus ditambah ataupun dikurangi dalam melaksanakan siklus berikutnya. Setelah dilakukan perbaikan, hasil observasi pada siklus II meningkat, dimana pada siklus II pertemuan 1 77,31% dan pertemuan 2 80,69% dikategorikan baik. Dimana hasil tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan . Dari hasil penelitian tersebut, maka
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 11
12
terbuktidengan menerapkan model inkuiri dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VB SD Ngeri 55/1 sridadi.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama. Al-Tabany, Trianto I B. 2014. Mendesain Model pembelajaran Inovatif, progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. Amri, S. Jauhari, A. Elisah, T. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Andista, Wahyu. 2013. Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VII B SMPN 43 Purworejo. Skripsi, Purworejo. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2016 Aries, Erna Febru dan Ari Dwi Haryono. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Aries, Erna Febru dan Ari Dwi Haryono. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Arikunto, Suahrsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Peneletian Suatu Pendekatan Praktik. Jakrta: Rineka Cipta. Astuti, Lina D. 2014. Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Yogyakarta Melalui Problem Based Learning, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Skripsi, Yogyakarta. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Kelas V, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DA, Nudji. 2014. Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa Ppkn Melalui Pembelajaran LessonStudy, Heritage., 2(2). Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 12
13
Dwidayani, dkk. Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Bajawali Kecamatan Lariang Kabupaten Mamuju Utara, Jurnal Kreatif Tadulako Online., 3(2): 55. Diakses pada tanggal18 Oktober 2016 Febriastuti,Yunita D. 2013. Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa Smp Negeri 2 Geyer Melalui Pembelajaran Inkuiri Berbasis Proyek, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2016 http://awoxparawalie.blogspot.co.id/2012/11/gambar-pohon-kelapa.html diakses pada tanggal 10 Januari 2017 http://myanggotatubuh.blogspot.co.id/2015/12/media-pembelajaran-mengenalorgan-tubuh.html diakses pada tanggal 10 Januari 2017 http://ujiansma.com/penyakit-pada-sistem-pernapasan-hewan diakses pada tanggal 11 Januari 2017 Lingga, Viany. 2015. http://vianylingga.blogspot.co.id/2015/11/manfaat-pohonkelapa.html diakses pada tanggal 12 Januari 2017 Amanah. 2015. http://www.mediabelajar.cf/2015/01/nama-bagian-tubuhmanusia.html diakses pada tanggal 09 Februari 2017 http://www.seputarilmu.com/2016/01/PengertianParuParudanBagiannyabeserta10 fungsinyaMenurutParaAhliBiologiTerlengkap.html diakses pada tanggal 12 Januari 2017 Aisyah, Siti. https://sitiaisyah.com/ispa/ diakses pada tanggal 10 Januari 2017 Ningsih, Julia E. 2016. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa Sma Negeri 1 Tambusai, Skripsi, Universitas Pasir Pengaraian. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2016 Putra, Sitiatava R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI). Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sari , Dwika Purnama. 2015. Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Dengan Metode Pair Check. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016 Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori Dan Jogjakarta: Ar-ruz Media Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Aplikasi.
Page 13
14
Tim penyusun. 2011. Panduan Penulisan Skripsi Universitas Jambi. Jambi. Universitas Jambi. Trianto. 2010. Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.
Nuraina :F-KIP S-1 PGSD
Page 14