1
ARTIKEL ILMIAH
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS IV A SD NEGERI NO 55/1 SRIDADI
Oleh ONENG TRI MULYA A1D113016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 1
2
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS IV A SD NEGERI NO 55/1 SRIDADI
Oleh ONENG TRI MULYA Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Kata Kunci: Keterampilan Berpikir Kritis, dan Pendekatan Saintifik. Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Saintifik di Kelas IV A Sekolah Dasar Negeri No. 55/1 Sridadi. Metode penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang membahas tentang Bagaimanakah Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Saintifik di Kelas IV A SD Negeri No.55/1 Sridadi. Pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi, Video Pembelajaran dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A SDN 55/1 Sridadi yang berjumlah 21 orang, dimana 9 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki pada semester ganjil Tahun Ajaran 2016/2017. Hasil penelitian ini, bahwa keterampilan berpikir kritis siswa SD Negeri No. 55/1 Sridadi terkait indikator yang pertama yaitu memberikan penjelasan sederhana, kedua membangun keterampilan dasar, ketiga menyimpulkan, keempat membuat penjelasan lebih lanjut dan kelima mengatur strategi dan taktik. Dari kelima indikator tersebut terlihat sebagian besar siswa memiliki keterampilan berpikir kritis yang baik. Hal ini dapat dilihat dari siswa telah bertanya tentang suatu penjelasan, menjawab dengan memberikan penjelasan sederhana, bisa membangun keterampilan dasar dengan memberi alasan/pendapat dan melaporkan hasil diskusi, bisa menyimpulkan pembelajaran, membuat penjelasan lanjut dengan meberikan uraian penjelasan dan mengerjakan latihan, serta bisa mengatur strategi dan taktik dengan saling bertanya jawab dan membuat keputusan dalam kelompok. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori cukup kritis yaitu sebanyak 7 orang siswa telah berpikir kritis dan pada siklus II terjadi peningkatan dengan katgori baik yaitu sebanyak 15 orang siswa telah berpikir kritis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik diantaranya siswa diminta untuk mengamati media (mengamati), guru mendorong siswa untuk bertanya (menanya), mendorong siswa untuk menggali informasi(menalar), membimbing siswa untuk mencobakan media, mengerjakan latihan berdiskusi (mencobakan), menyampaikan hasil diskusi (mengkomunikasikan) terbukti dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 2
3
PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk membangun kecerdasan manusia baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Sejalan dengan pengertian di atas, di Indonesia tujuan pendidikan nasional terdapat pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan mengenai dasar, fungsi, dan tujuan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Salah satu bentuk pendidikan adalah proses pembelajaran. Bafadal (2005:11) pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar yang efektif dan efisien”. Untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan dan potensi siswa pada proses pembelajaran, siswa dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis. Berpikir merupakan proses penting dalam pendidikan, belajar, dan pembelajaran. Proses berpikir merupakan wujud keseriusan siswa dalam belajar. Kita tahu bahwa keterampilan berpikir kritis setiap siswa itu berbeda-beda sehingga perlu dilatih dan dikembangkan sejak usia dini, terutama saat di bangku sekolah dasar (SD). Jika siswa sudah terbiasa memiliki keterampilan berpikir kritis dari SD, maka akan mempermudah siswa dalam pendidikan selanjutnya. Menurut Iskandar (2012:87) “berpikir secara kritis merujuk pada pemikiran seseorang pemikiran dalam menilai kevaliditan dan kebaikan suatu ide, buah fikiran, pandangan dan dapat memberi respons berdasarkan kepada bukti dan sebab akibat”. Sedangkan
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 3
4
menurut Syah (2015:123) “berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah”. Berdasarkan hasil observasi dan analisis video proses pembelajaran di kelas IV A SD Negeri No. 55/1 Sridadi. Peneliti melihat dan menemukan masalah-masalah pada proses pembelajaran diantaranya: siswa tidak bisa menjawab dan memberikan kemungkinan jawaban dari pertanyaan guru, lambat memahami penjelasan guru, tidak paham inti dari penjelasan guru mengenai cara menyelesaikan soal, tidak bisa menerapkan contoh yang dijelaskan guru ke dalam soal atau tugas latihan dan pada akhir pembelajaran siswa tidak bisa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Dari masalah yang muncul pada proses pembelajaran setelah dicari tahu dari indikator keterampilan berpikir kritis, masalah di atas dikategorikan kedalam indikator keterampilan berpikir kritis oleh karena itu peneliti ingin meneliti keterampilan berpikir kritis agar keterampilan berpikir kritis siswa meningkat. Untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis diperlukan peran guru. Guru merupakan orang yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu guru dituntut kreatif dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Guru harus bisa memilih pendekatan yang tepat agar siswasiswanya memiliki keterampilan berpikir kritis sehingga siswa beraktivitas dalam proses pembelajaran. Tentunya agar tujuan pembelajaran tercapai maka peran siswa dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, bukan hanya mendengarkan penjelasan guru, siswa harus banyak menggunakan akal pikirannya untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab soal, mengumpulkan informasi, memahami, bertanya, menganalisis, menarik kesimpulan dan menilai. Penyebab
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 4
5
kurangnya keterampilan berpikir kritis siswa karena pembelajaran menganut teori perubahan perilaku (behaviorisme), ilmu ditransfer dari guru ke siswa. Teori ini menganggap manusia belajar dari latihan. Kurangnya keterampilan berpikir kritis juga disebabkan belum optimalnya guru dalam membaca karakteristik kebutuhan siswa serta menempatkan dirinya sebagai fasilitor dan juga belum menggunakan pendekatan yang menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif. Kurangnya keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran ini menyebabkan kurangnya keterampilan siswa dalam berpikir secara kritis misalkan dengan bertanya, menyampaikan pendapat dan memecahkan masalah sehingga siswa hanya menghafal konsep, teori dan rumus yang telah ada tanpa mau menggali lebih lanjut lagi untuk dipahami secara mendalam. Berdasarkan masalah di atas, tindakan yang tepat untuk menangani masalah kurangnya keterampilan berpikir kritis adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik karena menurut Mulyasa (2014:99) “pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka untuk secara aktif mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan dan membangun jejaring”. Dengan begitu siswa langsung mengamati apa yang dipelajari, yang menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk bertanya, kemudian membuat siswa itu berpikir, siswa belajar bukan hanya sekedar teori tetapi siswa melakukan eksperimen atau dengan memecahkan masalah seperti latihan individu maupun kelompok dan siswa juga bias
membiasakan
menyimpulkan
apa
yang
dipelajari
dengan
mengkomunikasikan sehingga pembelajaran terasa menyenangkan, menarik,
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 5
6
semangat dalam belajar serta siswa bisa mengalami sendiri apa yang dipelajari dan bisa meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Adapun alasan yang paling mendasari peneliti memilih tindakan ini, karena pada langkah-langkah pendekatan ilmiah kompetensi yang dikembangkan diantaranya
mengembangkan
kreativitas,
rasa
ingin
tahu,
kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yan perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat (kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2014:19). Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Saintifik di Kelas IV A SD Negeri No 55/1 Sridadi”. KAJIAN PUSTAKA Keterampilan Berpikir Kritis Koesoema (2015:100) menjelaskan “Sikap kritis adalah keterampilan individu untuk melihat kembali nilai-nilai yang diyakini selama ini”. sedangkan Syah (2015:123) menjelaskan “berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah”. Adapun menurut Iskandar (2012:87) “berpikir secara kritis merujuk pada pemikiran seseorang pemikiran dalam menilai kevaliditan dan kebaikan suatu ide, buah fikiran, pandangan dan dapat memberi respons berdasarkan kepada bukti dan sebab akibat. Selanjutnya Syah (2015:123) menjelaskan “dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan, dan bahkan juga menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan”. Sedangkan Fisher
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 6
7
berpendapat (2009:10) “berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi”. Berpikir kritis itu sangat penting bagi siswa karena siswa sering kali dihadapkan dengan berbagai masalah dan pilihan oleh karena itu, siswa dituntut mampu
berpikir
kritis.
Menurut
Gerhand
(dalam
Suwarma,
2009:11)
mendefinisikan “berpikir kritis sebagai proses kompleks yang melibatkan penerimaan
dan
penguasaan
data,
anlisis
data,
evaluasi
data,
dan
mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitaif serta membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi”. Sedangkan menurut Spitlier (dalam Suwarma, 2009: 11) mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang bertanggung jawab yang memudahkan pengelolaan yang baik. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan individu untuk melihat kembali apa yang telah dipelajari terutama yang yang bertalian dengan pemecahan masalah, yang merujuk pada pemikiran seseorang yang menilai valid nya suatu ide, buah pikiran, yang dapat dibuktikan sebab akibat, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Ciri-ciri orang yang memiliki keterampilan berpikir kritis itu mengungkapkan sesuatu berdasarkan atas fakta yang ada, logis, tahu perbedaan valid dan tidak valid, relevan dan tidak relevan, tahu alternatif cara dalam menyelesaikan permasalahan serta bisa menarik kesimpulan dari apa yang dipelajari. Berdasarkan beberapa indikator keterampilan berpikir kritis menurut para ahli, peneliti memilih teori menurut Ennis (dalam Suwarna, 2009:13-16) karena
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 7
8
peneliti merasa teori indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis mudah untuk dipahami, jelas, dan mudah digunakan untuk penelitian.
Tujuan keterampilan berpikir kritis adalah agar bisa membantu atau menolong siswa membuat keputusan dari apa yang mereka lihat, dengar, atau yang mereka pikirkan dalam menyelesaikan masalah terhadap suatu materi sehingga meyakinkan siswa bahwa pemikiran siswa itu valid dan benar. Dalam
mengembangkan
berpikir
kritis
siswa,
guru
hendaknya
memfasilitasi dan melakukan tindakan yang mendorong siswa merefleksikan kemampuannya. Adapun untuk kepentingan penelitian ini penulis membatasi indikator kemampuan berpikir kritis matematis siswa dilihat dari aspek mengidentifikasi, menghubungkan, mengevaluasi dan menganalisis. 2.1
Pendekatan Saintifik Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena
itu
kurikulum
2013
mengamanatkan
esensi
pendekatan
saitifik
dalam
pembelajaran. Menurut kementerian pendidikan dan kebudayaan (2014:18) “pendekatan
saintifik
diyakini
sebagai
titian
emas
perkembangan
dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik”. Menurut Mulyasa (2014:99) “pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka
untuk
secara
aktif
mengamati,
menanya,
mencoba,
menalar,
mengkomunikasikan dan membangun jejaring”. Sedangkan menurut kementerian pendidikan dan kebudayaan (2014:19) “metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 8
9
hipotesis”. Menurut kementerian pendidikan dan kebudayaan (2014:66) pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/mencoba,
mengasosiasi/menalar/mengolahinformasi, serta menyajikan/mengkomunikasikan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang dapat mengembangkan sikap, keterampilan, pengetahuan serta menekankan pada keterlibatan peserta didik secara langsung pada proses pembelajaran sehingga memungkinkan siswa untuk aktif . METODE PENELITIAN Subyek penelitian ini dilaksanakan di kelas IV A SD Negeri No 55/1 Sridadi Kecamatan Muara Bulian kabupaten Batanghari. Dengan jumlah siswa 21 orang, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 9 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 sedangkan tempat pelaksanaan penelitian ini ditetapkan di SD Negeri No. 55/1 Sridadi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif. Penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus, daur siklusnya akan dihentikan apabila kondisi kelas sudah mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa serta siswa telah terbiasa dengan pendekatan Saintifik. Penelitian ini akan dilakukan berkolaborasi dengan wali kelas IV A. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini, bahwa keterampilan berpikir kritis siswa SD Negeri No. 55/1 Sridadi terkait indikator yang pertama yaitu memberikan penjelasan sederhana, kedua membangun keterampilan dasar, ketiga menyimpulkan, keempat
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 9
10
membuat penjelasan lebih lanjut dan kelima mengatur strategi dan taktik. Dari kelima indikator tersebut terlihat sebagian besar siswa memiliki keterampilan berpikir kritis yang baik. Hal ini dapat dilihat dari siswa telah bertanya tentang suatu penjelasan, menjawab dengan memberikan penjelasan sederhana, bisa membangun keterampilan dasar dengan memberi alasan/pendapat dan melaporkan hasil diskusi, bisa menyimpulkan pembelajaran, membuat penjelasan lanjut dengan meberikan uraian penjelasan dan mengerjakan latihan, serta bisa mengatur strategi dan taktik dengan saling bertanya jawab dan membuat keputusan dalam kelompok. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori cukup kritis yaitu sebanyak 7 orang siswa telah berpikir kritis dan pada siklus II terjadi peningkatan dengan katgori baik yaitu sebanyak 15 orang siswa telah berpikir kritis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik diantaranya siswa diminta untuk mengamati media (mengamati), guru mendorong siswa untuk bertanya (menanya),
mendorong
siswa untuk menggali informasi(menalar), membimbing siswa untuk mencobakan media, mengerjakan latihan berdiskusi (mencobakan), menyampaikan
hasil
diskusi (mengkomunikasikan) terbukti dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa SD Negeri No. 55/1 Sridadi terkait indikator yang pertama yaitu memberikan penjelasan sederhana, kedua membangun keterampilan dasar, ketiga menyimpulkan, keempat membuat penjelasan lanjut dan kelima mengatur Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 10
11
strategi dan taktik. Dari kelima indikator tersebut terlihat sebagian besar siswa memiliki keterampilan berpikir kritis yang baik. Hal ini dapat dilihat dari siswa telah bertanya tentang suatu penjelasan, menjawab dengan memberikan penjelasan sederhana, bisa membangun keterampilan dasar dengan memberi alasan/pendapat dan melaporkan hasil diskusi, bisa menyimpulkan pembelajaran, membuat penjelasan lanjut dengan mengerjakan latihan, serta bisa mengatur strategi dan taktik dengan saling bertanya jawab dan membuat keputusan dalam kelompok. Penelitian ini lebih kepada meningkatkan proses pembelajaran, akan tetapi data-data yang diuraikan setiap indikator agar lebih akurat dan untuk melihat kriteria keberhasilan, peneliti juga menghitung dengan data kuantitatif dengan hasil observasi keterampilan berpikir kritis siswa pada siklus I dengan kategori cukup kritis yaitu sebanyak 7 orang siswa telah berpikir kritis dan pada siklus II terjadi peningkatan dengan kategori baik yaitu sebanyak 15 orang siswa telah berpikir kritis. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diuraikan, maka peneliti menyarankan guru kelas IV A SD Negeri No. 55/1 Sridadi dapat menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran supaya siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan saintifik, diharapkan siswa dapat berpikir kritis pada proses pembelajaran. Guru dalam penerapan pendekatan saintifik, hendaknya perlu memperhatikan pengelolaan kelas agar pembelajaran dapat berjalan secara kondusif. Aspek-aspek yang diamati pada penelitian ini masih terbatas, diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat memperluas aspek amatannya.
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 11
12
DAFTAR PUSTAKA A Koesoema, D. 2012. Pendidikan karakter utuh dan menyeluruh. Yogyakarta: PT Kanisius. Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Browne, Neil. M & keeley M. Stuart. 2015. Pemikiran kritis panduan untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan kritis. Jakarta: PT Indeks Faiz, F. 2012. Thinking Skills Pengantar Menuju Berpikir Kritis. Yogyakarta: Suka Press. Fisher, A. 2009. Berpikir kritis sebuah pengantar. Jakarta: Erlangga. Hidayat, N. 2013. Peningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Jaring- Jaring Bangun Ruang Melalui Penerapan Scientific Approach Kelas V Semester 2 Di Sdn 6 Dawuhan Situbondo Tahun Ajaran 2013/2014. http://jurnal.unars.ac.id/artikel/2015-05-05-68-artikel%20jadi.pdf . Di akses 20 oktober 2016 Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Iskandar. 2012. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Referensi Kurniasih & Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013; Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2014. Guru Dalam Implementasi Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 12
13
Piyanto, A.K.H. 2015. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Saintifik Pada Tema Kerukunan Dalam Bermasyarakat di Kelas VB SDN Sambikerep Iii/592 Surabaya. ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian pgsd/article/view/15426/19428. Diakses 20 oktober 2016 Skripsi Nurhayati. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Ips Melalui Pendekatan Savi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Kelas Viii Smp Negeri 3 Godean. http://eprints.uny.ac.id/23884. Diakses 20 oktober 2016. Susilaningrum, S.E. 2014. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaranipa Melalui Pendekatan Scientific Bermetode Group Investigation Pada Siswa Kelas Vc Sd Bantul Timur. http://eprints.uny.ac.id/14341/1/SKRIPSI_ENDAH_SRI_SUSILANINGRU M.pdf. Diakses 05 November 2016. Suwarma, M. 2009. Suatu Alternatif Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Mahakarya. Syah, M. 2015. Psikologi belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo persada. Tim Penyusun. 2008. Panduan Penulisan Proposal Dan Skripsi Hsil Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Suplemen Panduan Penulisaan Skripsi Fkip Universits Jambi. Jambi. Universitas Jambi Tim Penyusun. 2011. Panduan Penulisan Skripsi Universitas Jambi. Jambi. Universitas Jambi. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 Tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan.http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/02/u u-nomor-20-tahun-2003-tentang-Sisdiknas.pdf. Diakses tanggal 22 agustus 2016.
Oneng Tri Mulya :F-KIP S-1 PGSD
Page 13