1.
PENDAHULUAN
Workshop Epidemiologi tahun 2014 mengambil tema “Surveilans Berbasis Resiko untuk Penguatan Sistem Kesehatan Hewan Nasional”. Surveilans berbasis resiko bermanfaat untuk memberikan peringatan dini terhadap wabah penyakit dan sebagai cara mengidentifikasi sebagian besar penyakit. Surveilans berbasis resiko tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya metode untuk mendeteksi secara dini masuknya penyakit atau untuk penemuan kasus penyakit karena surveilans ini hanya memantau sebagian populasi. Dengan diadakan workshop ini diharapkan peserta langsung dapat mengaplikasikannya di lapangan dalam rangka kewaspadaan terhadap adanya kemungkinan masuknya penyakit hewan ke daerah masing-masing. Penggunaan Surveilans Berbasis Resiko ini dapat digunakan dalam mempertahankan status bebas PHMS. Untuk itu diperlukan penguatan tentang pengetahuan dan praktek Surveilans Berbasis Resiko.
2.
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Workshop Kompetensi Epidemiologi Indonesia ini adalah : 1. 2.
3.
Mengetahui dan memahami prinsip Surveilans Berbasis Resiko; Memahami cara merancang Surveilans Berbasis Resiko dalam melakukan deteksi dini dan melakukan detect disease dalam pembuktian upaya pembebasan penyakit hewan; Mengetahui Analisis Resiko terhadap kemungkinan tertularnya kembali penyakit hewan tertentu kembali ke suatu daerah yang sudah bebas.
1
3.
MATERI DAN METODE
3.1. MATERI Materi dalam kegiatan Sistem Manajemen Mutu meliputi: 3.1.1.
Surveilans Berbasis Resiko: Upaya deteksi dini dan mempertahankan status bebas PHMS;
3.1.2.
Prinsip dasar Surveilans Berbasis Resiko;
3.1.3.
Cara menentukan Resiko Infeksi beserta workshopnya;
3.1.4.
Data yang dibutuhkan dalam pengguanaan Surveilans Berbasis Resiko;
3.1.5.
Cara penentuan dalam mendeteksi Probabilitas beserta latihannya.
3.2. METODE Metode yang dipilih adalah dengan cara: 3.2.1. Pemaparan dari narasumber yang meliputi Epidemiologist dari akademisi, CIVAS, dan FAO; 3.2.2. Diskusi interaktif anatara narasumber dengan peserta dan pembahas; 3.2.3.
Workshop Surveilans Berbasis Resiko dan Analisis Resiko.
2
4.
PELAKSANAAN 4.1. JADWAL PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan “Workshop Kompetensi Epidemiologi Indonesia” dilaksanakan pada tanggal 1-5 April 2014 di Hotel Emersia Badar Lampung, Lampung. 4.2 PESERTA Peserta Workshop Epidemiologi Indonesia berjumlah 40 oarang yang berasal dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Lingkup Pusat, BBVet dan BVet, Serta Laboratorium Tipe B dan Puskeswan lingkup BVet Lampung yaitu :
Dirjen PKH Tim Epidemiologi Keswan Narasumber BBVet/ Bvet Pusvetma BPMSOH BPMSPH Kesmavet BBLITVET BPTUHMT Dinas Peternakan dan Keswan Prov.Lampung Puskeswan Muara Enim, Sumatera Selatan Puskeswan Curup, Bengkulu Puskeswan Way Kanan, Lampung Puskeswan Metro, Lampung Puskeswan Natar, Lampung Puskeswan Bandar Lampung, Lampung Laboratorium Tipe B Bengkulu Laboratorium Tipe B Sumatera Selatan Laboratorium Tipe B Kep. Bangka Belitung JUMLAH 3
1 orang 5 orang 4 orang 14 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 40 orang
4.3
Narasumber Workshop Kompetensi Epidemiologi Indonesia dibimbing oleh narasumber dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Staff Ahli, CIVAS dan FAO.
5.
DANA PEMBIAYAAN
Dan penyelenggaraan Workshop Epidemiologi Indonesia seluruhnya dibebankan kepada DIPA tahun 2014, Balai Veteriner Lampung, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan TA. 2014.
6. PANITIA Acara ini diselenggarakan oleh Balai veteriner Lampung dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian dengan susunan panitia sesuai SK Kuasa Pengguana Anggaran Balai Veteriner Lampung No. 02037/Kpts/OT/PA/F5.C/01/2014 sebagai berikut : No 1 2 3 4 5
Nama Kepala Balai drh. Tri Guntoro, MP drh. Septianita Evarozani Bayu Tri Wibowo, A.Md Ruri Rumpaka.K, A.Md
4
Jabatan Penanggung Jawab Ketua Sekretaris Anggota Anggota
7.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN 5.1.1. Acara Workshop Kompetensi Epidemiologi Indonesia telah terlaksana dengan baik di Hotel Emersia Bandar Lampung Lampung. 5.1.2. Bahwa Surveilans Berbasis Resiko merupakan surveilans yang berfokus pada populasi yang memiliki tingkat resiko lebih tinggi untuk terkena infeksi. 5.1.3. Bahwa Surveilans Berbasis Resiko dapat menawarkan pendekatan surveilans yang lebih efisien untuk deteksi dini dan menunjukkan status bebas penyakit.
5.2. SARAN Kegiatan Workshop Kompetensi Epidemiologi Indonesia sangat bermanfaat jika dilakukan berkesinambungan setiap tahun sehingga seluruh Personil Epidemiologi mempunyai pedoman serta memahami dan dapat mempresentasikan rencana dan hasil Surveilans Berbasis Resiko pada tahun selanjutnya.
5
RUMUSAN Workshop Epidemiologi Nasional
“Optimalisasi Surveilans Berbasis Resiko untuk Penguatan Sistem Kesehatan Hewan Nasional” Hotel Emersia, Lampung, 4 April 2014 Setelah mendengarkan arahan dari Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung, Narasumber: Prof.drh. Setyawan Budiharta, MPH.,PhD (UGM), Lucas Schoonman, DVM, Ph.D, Uta Hesterberg, BVSc, MSc, MRCVS (FAO) serta diskusi yang berkembang selama acara Workshop Epidemiologi Nasional, workshop ini mencatat: 1. Bahwa Surveilans Berbasis Resiko merupakan surveilans yang berfokus pada populasi yang memiliki tingkat resiko lebih tinggi untuk terkena infeksi; 2. Bahwa Surveilans Berbasis Resiko dapat menawarkan pendekatan surveilans yang lebih efisien untuk deteksi dini dan menunjukkan status bebas penyakit; Berdasarkan butir-butir tersebut di atas, kegiatan ini merekomendasikan: 1. Dikeluarkannya SOP Surveilans Berbasis Resiko yang dibuatoleh Direktorat Keswan, sebaiknya SOP ini diselesaikan setelah 3 bulan pelaksanakan workshop Kompetensi Epidemiologi Tahun 2014; 2. Workshop kompetensi epidemiologi tahun 2015 merupakan kelanjutan materi RBS sebelumnya, diharapkan setiap regional dapat mempresentasikan rencana dan hasil Risk Based Surveilans tahun 2015; 3. Untukmengoptimalkan Risk Based Surveilans di Tahun 2015, rancangan dan hasil surveilans di masing-masing wilayah akan dievaluasi secara periodik oleh Direktorat Kesehatan Hewan.
TIM PERUMUS 6
7
8
9