128
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keadaan Umum BMT BUS Pendirian BMT BUS bermula dari adanya pelatihan TKPMP-BMT (Tenaga
Kerja
Pemuda
Mandiri
Profesional
Pola
BMT)
yang
diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja bekerjasama dengan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) pada pertengahan tahun 1996 di seluruh Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. Di antara peserta dari kabupaten Rembang adalah Sdr. Ahmad Zuhri, Rohmat, dan Saifuddin, yang kebetulan ketiganya lulusan IAIN. Dalam pelatihan ini dikenalkan model wirausaha dengan pembentukan dan pengelolaan BMT - Baitul Maal wat Tamwil -, sebuah model lembaga keuangan mikro yang dikelola dengan prinsip syariah. Dari pelatihan yang dilaksanakan selama dua minggu itu, ketiganya menjadi tahu bahwa dalam wirausaha tidak mengharuskan memiliki modal sendiri. Karenanya, dengan bekal ilmu dari pelatihan tersebut mendatangi tokoh-tokoh masyarakat di daerah asalnya, Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, untuk mensosialisasi ide gagasan pendirian BMT, meyakinkan dan meminta dukungan modal. Disepakatilah pada pertemuan tgl. 10 Nopember 1996 yang diikuti oleh 20 orang untuk mendirikan BMT yang mereka namakan "Bina Umat Sejahtera", disingkatnya BUS dengan mengambil motto “BMT BUS Wahana Kebangkitan Ekonomi Ummat “Dari Ummat Untuk Ummat Sejahtera Untuk Semua. Dalam rapat pendirian tersebut sepakat "urunan" modal, terkumpul 1 juta rupiah simpanan pokok para pendiri dan 1 juta rupiah lagi modal penyertaan dari ICMI Orsat Rembang, serta memilih pengurus yang mewakili para pemodal tersebut yang diketuai oleh Pak KH. Abdullah Yazid, tokoh masyarakat setempat. Para pendiri dan pengurus selanjutnya memberikan kepercayaan kepada calon pengelola yang telah mengikuti pelatihan sebagai pengelola.
129
Para penggagas mempraktekkan ilmunya, mengambil lokasi sewa kios di sudut terminal Lasem, dengan meja kursi dan almari pinjaman dari para pengurus, dengan warkat administrasi praktis sederhana yang hanya fotokopian mereka tawarkan produk-produk simpanan (mudharabah dan wadiah) dengan kompensasi bagi hasil/bonus bulanan, berbeda dengan pada umumnya koperasi yang harus menunggu Sisa Hasil Usaha (SHU) akhir tahun dan produk pembiayaan mikro (mudharabah, musyarakah, murabahah dan qardhul hasan) dengan prosedur yang sama mudahnya dengan rentenir namun jauh sangat lebih ringan kompensasi bagi hasilnya dibanding bunga rentenir, dengan sistem bagi hasil dengan sasaran para pedagang, industri rumah tangga, petani dan nelayan. Para penggagas terus menggalang modal pendiri hingga di akhir tahun 1996 total modal pendiri mencapai 8 juta. Bentuk kelembagaan BMT BUS pada awalnya hanya berupa Kelompok
Swadaya
Masyarakat
(KSM)
dengan
mendapat
sertifikat
operasional dari PINBUK, karena perkembangan lembaga ini mendapat tanggapan yang baik dari masyarakat, maka pada tahun 1998 berubah menjadi Koperasi Serba Usaha (KSU), pada tahun 2002 berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam Syari’ah (KJKS) BMT Bina Ummat Sejahtera sampai pada akhirnya pada tahun 2006 menyesuaikan dengan Kepmen No. 91/KUKM/2004 berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Perkembangannya
pada
akhir
tahun
2003
BMT
BUS
telah
mencatatkan pembukuan dengan aset mencapai 10,5 milyar rupiah, pada tahun 2005 asetnya telah meningkat menjadi sekitar 30 milyar rupiah, dan pada akhir tahun 2007 ini asetnya telah melampaui 65 milyar rupiah. BMT BUS saat ini telah menerapkan standard ISO 1900: 2001 dan juga telah meneguhkan tekad untuk bisa menembus aset 1 triliyun rupiah pada tahun 2015.
a. SASARAN Dengan memanfaatkan jaringan dan pengalaman, KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera memfokuskan sasarannya pada :
130
1)
Memberdayakan Pengusaha kecil menjadi potensi masyarakat yang handal.
2)
Sebagai lembaga perantara, dengan menghimpun dan menyalurkan dana permanen dan kontinu untuk mengembangkan ekonomi produktif bagi kemaslahatan masyarakat.
3)
Proaktif dalam berbagai program pengembangan sarana sosial kemasyarakatan
4)
Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin ke tingkat yang lebih baik.
5)
Mewujudkan
kehidupan
yang
seimbang
dalam
keselamatan,
kedamaian, kesejahteraan dan pemerataan keadilan ekonomi antara kaum fakir miskin dengan aghniya (kaum berpunya).
b. MOTTO WAHANA KEBANGKITAN EKONOMI UMMAT Dari Ummat Untuk Ummat Sejahtera Untuk Semua
c. VISI MENJADI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARI’AH TERDEPAN DALAM PENDAMPINGAN USAHA KECIL YANG MANDIRI
d. MISI 1)
Membangun lembaga jasa keuangan mikro syari’ah yang mampu memberdayakan
jaringan
ekonomi
mikro
syari’ah,
sehingga
menjadikan ummat yang mandiri. 2)
Menjadikan lembaga jasa keuangan mikro syari’ah yang tumbuh dan berkembang melalui kemitraan yang sinergi dengan lembaga syari’ah lain, sehingga mampu membangun tatanan ekonomi yang penuh kesetaraan dan keadilan.
3)
Mengutamakan mobilisasi pendanaan atas dasar ta’awun dari golongan aghniya, untuk disalurkan ke pembiyaan ekonomi kecil dan menengah serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq
131
dan shodakoh, guna mempercepat proses menyejahterakan ummat, sehingga terbebas dari dominasi ekonomi ribawi. 4)
Mengupayakan peningkatan permodalan sendiri, melalui penyertaan modal dari para pendiri, anggota, pengelola dan segenap potensi ummat, sehingga menjadi lembaga jasa keuangan mikro syari’ah yang sehat dan tangguh.
5)
Mewujudkan lembaga yang mampu memberdayakan, membebaskan dan
membangun
keadilan
ekonomi
ummat,
sehingga
menghantarkan ummat Islam sebagai Khoera Ummat.
e. BUDAYA KERJA BMT Bina Ummat Sejahtera sebagai lembaga jasa keuangan mikro syari’ah menetapkan budaya kerja dengan prinsip - prinsip syariah yang mengacu pada sikap akhlaqul karimah dan kerahmatan. Sikap tersebut terinspirasi dengan empat sifaf Rosulullah yang disingkat SAFT, yaitu : 1) Shidiq Menjaga integritas pribadi yang bercirikan ketulusan niat, kebersihan hati, kejernihan berfikir, berkata benar, bersikap terpuji dan mampu jadi teladan. 2) Amanah Menjadi terpercaya, peka, obyektif dan disiplin, serta penuh tanggung jawab. 3) Fathonah Profesinalisme dengan penuh inovasi, cerdas, terampil dengan semangat belajar dan berlatih secara berkesinambungan. 4) Tabligh Kemampuan berkomunikasi atas dasar transparansi, pendampingan dan pemberdayaan yang penuh keadilan.
132
f. PRINSIP KERJA 1) Pemberdayaan BMT
Bina
Ummat
mentransfer
ilmu
Sejahtera
adalah
kewirausahaan
LKMS lewat
yang
selalu
pendampingan
manajemen, pengembangan sumber daya insani dan teknologi tepat guna, kerjasama bidang finansial dan pemasaran, sehingga mampu memberdayakan wirausaha - wirausaha baru yang siap menghadapi persaingan dan perubahan pasar. 2) Keadilan Sebagai lembaga perantara, BMT Bina Ummat Sejahtera, menerapkan
azas
kesepakatan,
keadilan,
kesetaraan
dan
kemitraan, baik antara lembaga dan anggota maupun antar sesama anggota dalam menerapkan bagi hasil usaha. 3) Pembebasan Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah, BMT Bina Ummat Sejahtera yang berazaskan akhlaqul karimah dan kerahmatan, melalui produk-produknya, insyaAllah akan mampu membebaskan ummat dari penjajahan ekonomi, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan siap menjadi tuan di negeri sendiri.
g. PROGRAM
UNGGULAN
KJKS
BMT
BINA
UMMAT
SEJAHTERA Secara garis besar produk – produk KJKS
BMT Bina Ummat
Sejahtera terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1) Produk Simpanan/Tabungan i.
Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela) Simpanan
lancar
dengan
sistem
penyetoran
pengambilannya dapat dilakukan setiap saat. ii.
Simpanan Sukarela Berjangka (Si Suka)
dan
133
Simpanan berjangka dengan sistem setoran dapat dilakukan setiap saat dan pengambilannya disesuaikan dengan tanggal valuta. Jenis Simpanan Si Suka dapat digolongkan Si Suka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Nisbah bagi hasil Si Suka adalah : Si Suka 1 bulan, nisbah 35% : 65% Si Suka 3 bulan, nisbah 40% : 60% Si Suka 6 bulan, nisbah 45% : 55% Si Suka 1 tahun, nisbah 50% : 50% iii.
Simpanan Siswa Pendidikan (Si Sidik) Hal ini merupakan simpanan yang dikhususkan untuk kepentingan pendidikan,
simpanan
ini didasarkan pada
akad wadiah yad dhomanah dan mudhorobah. Setoran awal dan
setoran selanjutnya disesuaikan dengan kelas yang
diikuti. Setoran dapat dilakukan setiap bulan atau sekaligus satu tahun. Besar setoran Si Sidik setiap bulan dibagi menjadi: Kelas A besar setoran Rp 100.000,Kelas B besar setoran Rp 50.000,Kelas C besar setoran Rp 25.000,Apabila pada setiap tamat jenjang pendidikan tabungan Si Sidik tidak diambil, maka pihak KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem akan memasukkan ke rekening tabungan Si Rela atas nama yang bersangkutan atau wali murid secara otomatis. Fasilitas bagi siswa anggota Si Sidik adalah mendapatkan peralatan sekolah tiap kenaikan kelas dan akan mendapatkan beasiswa dari lembaga bagi yang berprestasi di kelasnya.
134
2) Produk Pembiayaan / Kredit, berdasarkan sektor usaha : i.
Produk Pembiayaan / Kredit Pedagang Sasaran pembiayaan/kredit ini dengan sistem angsuran harian,
mingguan
dan
bulanan
dengan
jangka
waktu
pembayaran sesuai kesepakatan kedua belah pihak. ii.
Produk Pembiayaan / Kredit Pertanian Sasaran pembiayaan pertanian dititik beratkan pada modal tanam dan pemupukan, jumlah modal yang dibutuhkan disesuaikan dengan luas lahan garapan, pembiayaan ini dengan sistem musiman, atau jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak.
iii.
Produk Pembiayaan / Kredit Nelayan Jenis pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat nelayan, produk ini sangat fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat nelayan berupa pemupukan modal nelayan dan pengadaan sarana penangkapan ikan, dengan sistem angsuran yang telah ditentukan oleh BMT Bina Ummat Sejahtera dan Mudhorib.
iv.
Produk Pembiayaan / Kredit Industri dan Jasa Produk ini dikhususkan bagi para pengusaha yang bergerak dalam bidang pengembangan jasa, dan Industri, PNS melalui sistem angsur, ataupun jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak.
135
b. STRUKTUR ORGANISASI DAN JOB DESCRIPTION Struktur organisasi merupakan sebuah tatanan bagaimana suatu organisasi ataupun perusahaan melakukan aktifitas kerja dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberadaan Struktur organisasi di suatu perusahaan mengindikasikan pula adanya penjabaran hak, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang, berikut ini adalah susunan organisasi KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem (Gambar 9).
Gambar 9. Struktur Organisasi LKM BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Rembang
62
Job description secara garis besar masing-masing jabatan pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem adalah :
1) Dewan Pengurus i. Melaksanakan rencana kerja yang sesuai dengan keputusan rapat anggota. ii. Mengawasi, mengevaluasi dan mengarahkan pelaksanaan pengelolaan BMT yang dijalankan oleh pengelola agar tetap mengikuti kebijakan dan keputusan yang telah disetujui oleh rapat anggota. iii. Melaporkan operasional BMT pada anggota setiap akhir tahun (RAT).
2) General Manager i. Menjabarkan kebijakan umum BMT yang telah disetujui pengurus. ii. Mewakili pengurus sesuai dengan tugasnya. iii. Menyiapkan
administrasi
yang
dibutuhkan
oleh
pengurus
untuk
berhubungan dengan pihak lain. iv. Mengajukan usulan kepada pengurus jenis atau produk baru untuk disetujui. v. Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang sesuai dengan kewenangan. vi. Mengusulkan penambahan, pengangkatan, pemberhentian pengelola. vii. Membuat laporan secara periodik meliputi: i)
Pertanggungjawaban atas selesainya tugas dan kewajiban harian seluruh bidang/bagian.
ii)
Pertanggungjawaban
atas
tercapainya
taget
kerja
dari masing-
masing bidang/bagian. iii)
Pertanggungjawaban atas terealisasinya semua progam kerja.
iv)
Pertanggungjawaban kerja/kemitraan menguntungkan.
dengan
atas pihak
terjalinnya lain
secara
hubungan baik
dan
63
v)
Pertanggungjawaban atas terciptanya suasana kerja yang dinamis, harmonis dan Islami.
vi)
Pertanggungjawaban atas tersedianya bahan rapat anggota tahunan yang disetujui oleh pengurus.
viii. Melakukan
pengendalian
seluruh kegiatan
kelembagaan
baik keluar
maupun ke dalam. ix. Sebagai wakil ketua merangkap anggota badan kepangkatan dan jabatan.
3) Bidang Pemasaran i. Manager Pemasaran Pihak ini membantu general manager dan menjabarkan kebijakan yang telah digariskan oleh pengurus di bidang pemasaran. ii. Kabag Pembiayaan Pihak ini bertanggungjawab memasarkan produk dan meningkatkan citra pelayanan BMT dalam hal pembiayaan. iii. Kasi Pembiayaan Besar dan Kecil Pihak ini bertanggungjawab mencari anggota yang mempunyai usaha yang produktif untuk ditingkatkan hasil usahanya dengan plafon pembiayaan lebih dari Rp 2.500.000,- (besar), kurang dari Rp 2.500.000,- (kecil) dan memberikan pelayanan dalam hal pembiayaan serta membina, mengatur, mengawasi dan melaksanakan kegiatan mengamankan posisi BMT dalam hal ini pembiayaan. iv. Kabag Simpanan Pihak ini bertanggungjawab atas produk-produk simpanan dan peningkatan hasil funding serta meningkatkan pelayanan secara baik. v. Kasi Simpanan Berjangka Pihak ini bertanggungjawab meningkatkan target funding tiap bulan dan menyeimbangkan simpanan sukarela lancar dengan simpanan berjangka secara baik.
64
vi. Kasi Simpanan Sukarela dan Pendidikan Pihak ini bertanggungjawab meningkatkan hasil funding pada setiap bulannya dan memberikan pelayanan secara baik dalam hal simpanan sukarela lancar dan pendidikan serta membina, mengatur, mengawasi bagi hasil yang dikeluarkan untuk simpanan. vii. Kasi Pendampingan Pihak ini bertanggungjawab atas peningkatan kualitas lembaga dalam upaya menaikkan posisi tawar usaha anggota. viii. Divisi Syariah Pihak ini bertanggungjawab atas segala bentuk produk yang dikeluarkan lembaga yang berdasar pada kaidah-kaidah syariah. ix. Divisi Transaksi Pihak ini bertanggungjawab dalam segala bentuk transaksi yang sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.
4) Bidang Administrasi i. Manager Administrasi Pihak ini melaksanakan kegiatan keadministrasian secara menyeluruh yang telah digariskan pengurus dan setelah dijabarkan oleh General Manager. ii. Kabag Administrasi Pihak ini bertanggungjawab atas terselenggaranya laporan administrasi, penyimpanan dokumen (kearsipan) dan kelengkapan data/bukti-bukti yang diperlukan oleh lembaga. iii. Kasi Tata Usaha Pihak ini bertanggungjawab dan menyediakan laporan atas dokumen (kearsipan) dan kelengkapan data/bukti-bukti untuk pelaporan.
65
iv. Kasi Logistik dan Inventaris Pihak ini mengawasi dan menyediakan serta bertanggungjawab atas persediaan perlengkapan administrasi kantor. v. Public Relation Pihak ini melayani dan menyediakan informasi kelembagaan serta bertanggungjawab atas informasi yang terinci dan akurat. vi. Kabag Keuangan Pihak ini melaksanakan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan transaksi serta mengatur pelaksanaan laporan administrasi dan laporan perincian di bidang keuangan. vii. Kasi Administrasi Keuangan Pihak ini mengkoordinir pelaksanaan seluruh aktivitas keuangan cabang. viii. Kasir Pihak ini melaksanakan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan transaksi kas dan mencairkan penarikan simpanan dan simpanan berjangka yang jatuh tempo serta merealisasi pembiayaan (kredit) yang sudah dikomitekan oleh bagian pembiayaan yang telah disetujui oleh General Manager dan pengurus.
5) Bidang Pengawasan dan Personalia i. Manager Personalia dan Pengawasan Pihak ini membantu General Manager dan menjabarkan kebijaksanaan yang telah
digariskan
oleh
pengurus
di
bidang
personalia,
pengembangan Sumber Daya Insani (SDI), pengawasan dan pembinaan. ii. Kabag Personalia Pihak ini bertanggungjawab atas aktivitas pengelola, penambahan dan pengurangan karyawan serta mengusulkan mutasi sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
66
iii.
Kabag Pengawasan Pihak
ini
melaksanakan
pengawasan
dan
pemeriksaan
terhadap
operasional lembaga. iv.
Kasi Pengawasan Pihak ini bertanggungjawab
atas
pelaksanaan
pengawasan
aktivitas administrasi operasional meliputi laporan administrasi keuangan dan syariah.
6) Manager Cabang Utama Mewakili kantor pusat untuk bertanggungjawab atas operasional cabangcabang yang berada di wilayah kerja.
7) Manager Cabang Mewakili kantor pusat untuk bertanggung jawab atas operasional cabang. i. Staf Pemasaran Cabang Pihak ini bertanggungjawab menjual produk dan meningkatkan citra, pelayanan BMT baik pembiayaan maupun simpanan dan membina, mengatur, mengawasi serta melaksanakan kegiatan mengamankan posisi BMT cabang. ii. Staf Administrasi Cabang Pihak ini bertanggungjawab dan menyediakan laporan atas dokumentasi (kearsipan) dan kelengkapan data/bukti-bukti untuk pelaporan.
i. Perkembangan Sumber Daya Insani Sumber Daya Insani (SDI) merupakan komponen yang terpenting dalam perusahaan
untuk
melaksanakan
progam
manajemen
yang
telah
direncanakan, kelancaran proses kerja tergantung dengan kemampuan karyawan dalam mengatur keefisienan dan keefektifan kerja. Oleh karena itu, proses perekrutan karyawan pada KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem dilakukan dengan sangat selektif. Progam peningkatan mutu SDI yang dilaksanakan KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem tidak hanya
67
berorientasi pada peningkatan profesionalisme kerja, tetapi juga diimbangi dengan pembinaan ruhiyah. Progam peningkatan mutu SDI yang dilaksanakan oleh KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem, yaitu mengadakan pendidikan (perkuliahan) bagi karyawan dari lulusan SLTA maupun SI yang dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu dengan staf pengajar dari Universitas Sultan Agung Semarang dan progam pelatihan bagi karyawan baru. Selain progam pendidikan dan pelatihan, peningkatan mutu SDI juga dilakukan melalui pembinaan karyawan oleh ketua pengurus KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem, melalui pemberian siraman rohani dan kajian Alquran setiap sepekan sekali untuk membentengi diri dan hati, agar selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral, amanah, jujur dan tawakal pada Allah, sehingga karyawan sadar bahwa pekerjaannya mengemban amanah dari anggota dan masyarakat. Dari segi kuantitasnya, awal pendirian KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem hanya memiliki 3 orang karyawan dan berkembang saat ini telah menjadi 147 karyawan yang tersebar di kantor pusat dan kantor cabang. Berikut ini prosentase karyawan berdasarkan tingkat pendidikan yang ada, SLTP 1,4%; SLTA 48%, D3 2,8%, S1 44% dan S2 3,7%. Guna memperlancar kegiatan kerja sehari-hari, KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem memiliki budaya kerja berikut : 1)
Memulai kegiatan kantor dengan berdo'a.
2)
Menghentikan semua pekerjaan pada waktu sholat tiba (adzan).
3)
Memberikan salam dan senyum ramah yang ikhlas kepada setiap customer.
4)
Memberikan pelayanan yang baik (service excellent}, sehingga memberikan kesan yang akrab dan nyaman serta tidak menimbulkan rasa rendah diri bagi anggota.
5)
Memberi pelayanan secara cepat dan tepat kepada setiap calon anggota dan anggota sehingga tidak menghambat kepentingan lain,
6)
Setiap personil/pengelola wajib menjaga nama baik dan citra BMT baik di luar maupun di dalam.
68
7)
Setiap personil harus selalu mempunyai dan membuat rencana kerja bulanan, mingguan, harian sesuai dengan tugasnya masing-masing.
8)
Setiap pengelola wajib aktif mengembangkan ke BMT-an.
9)
Setiap timbul masalah harus didiskusikan dan dipecahkan bersama sehingga tercipta suatu team work musyawarah yang kuat dan baik.
10)
Setiap pengelola wajib menyelesaikan tugas hariannya pada hari itu, tanpa menunda sampai hari berikutnya.
11)
Setiap personil harus saling mengingatkan untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing dengan baik.
12)
Setiap personil harus saling membantu dalam menyelesaikan tugas harian dan dalam mencapai target kerja bersama.
13)
Setiap personil harus saling menghormati dan senantiasa menjaga wibawa personil/pengelola lain terutama bila di depan anggota, misalnya dengan cara :
dan
memiliki
inisiatif
untuk
i)
Memanggil dengan sebutan "Bapak dan Ibu"
ii)
Tidak memotong pembicaraan atau debat sahabat rekan sekerja.
iii)
Tidak bercanda/bersenda gurau kecuali sekedar membuat suasana riang dan segar, tetapi dalam batas-batas akhlak mulia.
iv) Tidak membicarakan kelemahan/kekurangan rekan kerja. v) Dan lain-lain seperti itu. 14)
2.
Tempat/ruang kerja harus senantiasa bersih, rapi dan mengesankan suasana yang Islami.
Penilaian Kesehatan BMT BUS a. Kondisi Keuangan BMT BUS Rembang sebagai unit ekonomi lembaga keuangan berkewajiban
membuat
neraca
untuk
menggambarkan
posisi
keuangan BMT pada suatu periode tertentu, aktiva menjelaskan ruparupa kekayaan yang dimilikinya (a+b+c+d+e; Tabel 5) dan pasiva menjelaskan komposisi hutang dan modal sebagai sumber-sumber dana kekayaan BMT (f+g+h; Tabel 5). Disamping menyusun neraca, BMT BUS perlu membuat perhitungan laba atau rugi dari kegiatan
69
yang dilakukannya dengan membandingkan pendapatan dikurangi biaya-biaya (a-b-d; Tabel 6). Dari kekayaan BMT komponen utama yang harus dicermati adalah aktiva produktif, dan untuk itu perlu ditinjau lebih detail dengan kemampuan kolektibiltasnya (Tabel 7).
Tabel 5. Neraca BMT BUS Rembang Per 31 Desember 2006 AKTIVA Aktiva Lancar Kas Bank BDD Jumlah (a)
PASIVA Rp Rp Rp Rp
3.245.844.595 2.177.666.425 411.926.664 5.835.437.684
Kewajiban Lancar Simp. Lancar Simp. Berjangka Simp. Pendidikan Simp. Pendidikan Plus Simp. Risiko Kredit Baitul Maal Hut. Dana Bagian SHU By. Msh dibayar Jumlah (f)
Investasi Jk. Panjang Simp. Pd. Koperasi Simp. Tdk. Pd. Kop
Rp Rp
14.500.000 5.000.000
Jumlah (b)
Rp
19.500.000
Aktiva Produktif Piutang Usaha Piutang Lain Penyisihan PTT Jumlah (c) Aktiva Tetap Tanah Bangunan Kendaraan Peralatan Akum. Penyst. AT Jumlah (d) Aktiva Lain-lain Jumlah (e)
Total (a+b+c+d+e)
Rp Rp Rp
32.760.396.965 154.944.695 (164.576.708)
Kewajiban Jk. Panjang Titipan Dana Pemda P2KER APBD Jateng PNM II
Rp Rp Rp Rp
10.490.529.121 20.460.060.000 866.324.582 52.814.095
Rp 263.841.025 Rp 21.661.660 Rp 38.269.170 Rp 52.521.711 Rp 32.246.021.364
Rp Rp Rp Rp
3.750.000 5.000.000 13.333.340 305.555.550
Rp 32.750.764.952
Bank Niaga
Rp
21.231.614
Rp Rp Rp Rp
657.590.000 1.120.971.750 439.270.800 371.467.150
Dana Kementerian Bank Tab. Negara I Bank Tab. Negara II PNM - BMT IV Bank Syari'ah Mandiri Jumlah (g)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
800.000.000 46.980.412 318.399.186 574.444.446 2.956.352.601 5.045.047.149
Rp Rp
(689.588.911) 1.899.710.789
Simp. Pokok Simp. Wajib Simp. Pokok Khusus
Rp Rp Rp
153.290.000 160.892.000 2.306.716.100
Modal Donasi Cadangan SHU di tahan Jumlah (h)
Rp Rp Rp Rp
143.000.000 269.562.725 180.883.992 3.214.344.817
Rp
Rp
-
40.505.413.425
Modal
Total (f+g+h)
Rp 40.505.413.330
70
Tabel 6. Perhitungan Hasil Usaha Per 31 Desember 2006 Perkiraan
Jumlah
PENDAPATAN OPERASIONAL
Pendapatan Bagi Hasil Usaha/MU
Rp 7.015.771.655
Pendapatan Administrasi
Rp
699.578.150
Pendapatan Lain-lain Usaha
Rp
6.497.965
Jumlah pendapatan (a)
Rp 7.721.847.770
BEBAN OPERASIONAL
Beban Bagi Hasil Si Rela
Rp
735.540,308
Beban Bagi Hasil Si Suka
Rp 3.202.020.205
Beban Bagi Hasil Si Sidik
Rp
114.861.358
Beban Pembiayaan
Rp
516.603.049
Beban Bensin dan Service
Rp
290.474.550
Beban Retribusi
Rp
100.027.611
Beban Gaji
Rp 1.760.250.132
Beban Alat Tulis Kantor
Rp
109.584.775
Beban Telepon
Rp
27.444.530
Beban Pos & Materai
Rp
1.733.800
Beban Surat Kabar
Rp
2.437.500
Beban Listrik
Rp
23.148.400
Beban Air
Rp
19.062.750
Beban Konsumsi
Rp
109.824.550
Beban Photo Copy
Rp
15.524.750
Beban Rumah Tangga Kantor
Rp
114.059.500
Beban Beasiswa
Rp
Beban Penyusutan Bangunan
Rp
49.434.004
Beban Penyusutan Kendaraan
Rp
54.908.850
Beban Penyusutan Peralatan
Rp
53.377.292
Beban Biaya dibayar dimuka
Rp
62.736.670
-
71
Perkiraan
Jumlah
Beban Penyisihan PTT
Rp
Beban Amortisasi By. Ditangguhkan
Rp
Beban lain-lain
Rp
37.389.383 87.998.100
Jumlah Beban Operasional (b)
Rp 7.488.442.067
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak (a-b) = c
Rp
233.405.703
1. 50.000.000 x 10%
Rp
5.000.000
2. 50.000.000 x 15%
Rp
7.500.000
3. 50.000.000 - selanjutnya x 30%
Rp
40.021.711
Jumlah Taksiran Pajak (d)
Rp
52.521.711
Rp
180.883.992
Taksiran Perhitungan Pajak
Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak (c-d)
Tabel 7. Daftar Kolektibilitas BMT BUS Per 31 Desember 2006 Kriteria
Waktu
Jml. Org
Nominal
%
1. Lancar
1 s/d 30 hari
13.115
Rp 26.438.021.240,00
80,7%
2. Diperhatikan
31 s/d 90 hari (3 bln)
1.214
Rp 4.775.520.500,00
14,6%
3. Kurang Lancar
91 s/d 180 hari
523
Rp
728.325.025,00
2,2%
4. Diragukan
181 s/d 270 hari
324
Rp
500.280.200,00
1,5%
5. Macet
> 270 hari (9 bulan)
286
Rp
318.250.000,00
1,0% 100%
15.462
2. Jumlah Peminjam/mitra pembiayaan
:
3. Total Outstanding pembiayaan 32.760.396.965,-
15.462 orang : Rp.
4. Portofolio pembiayaan a. Jumlah Orang orang b. Jumlah Outstanding
: : Rp.
286 318.250.000,-
72
5. Cadangan Penghapusan Pembiayaan
: Rp.
164.576.708,-
6. Jumlah pembiayaan yang dihapuskan
: Rp.
82.250.000,-
7. Jumlah keseluruhan staf/karyawan
:
174 karyawan
8. Jumlah staf AO / Bagian pembiayaan
:
81 karyawan
b. Analisa Rasio Kesehatan Dari data neraca, laporan laba/rugi dan data kolektibilitas yang telah diketahui sebelumnya dapat dilakukan perhitungan rasio-rasio keuangannya sebagai berikut :
1) Struktur Permodalan Rasio Modal
Total Modal 3.214.344.817 = --------------------- = ----------------------- = 8,62% Total Hutang 37.291.068.513
Rasio Modal
Nilai
r ≤ 5%
1
5% < r ≤ 10%
2
10% < r ≤ 19%
3
r > 19%
4
r = 8,62% ≈ 9% Î Nilai = 2 Keterangan : i.
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kecukupan modal sendiri (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan Pokok Khusus/Modal Penyertaan) dibandingkan dengan keseluruhan (hutang) baik dari tabungan anggota (Simpanan Sukarela) ataupun dana pihak ketiga. Rasio Kecukupan Modal ini dalam standar Bank Indonesia untuk perbankan cukup 8%, namun pada LKM seperti BMT dimana dana (hutang) tabungan tidak dijamin
73
oleh pemerintah, maka pada standar PINBUK untuk BMT tersebut ditingkatkan menjadi 20% untuk mendapatkan nilai 4. ii.
Rasio di atas mendapat nilai 2, artinya BMT BUS masih relatif kurang
dalam
menyediakan
modal
dibandingkan
dengan
kemampuan menggalang dana tabungan anggota dan pihak ketiga.
2) Aktiva Produktif Pada penilaian aktiva produktif ini digunakan 2 indikator, yakni (1) Rasio Pembiayaan Bermasalah (RPB) dan (2) Rasio Pecadangan Penghapusan Resiko. 1)Rasio Pembiayaan Bermasalah Pemby. Bermasalah 1.546.855.225 RPB = ------------------------------- = ----------------------- = 4,72% Total Pembiayaan 32.760.396.965
Portofolio Berisiko
Nilai
r > 20%
1
12.5% < r ≤ 20%
2
5% < r ≤ 12.5%
3
r ≤ 5%
4
r = 4,72% ≈ 5% Î Nilai = 4 Keterangan : i) Perhitungan ini digunakan untuk mengukur tingkat risiko pembiayaan bermasalah di BMT untuk kategori kemacetan di atas tiga bulan (lihat data kolektibilitas) dibandingkan dengan keseluruhan pembiayaan yang diberikan pada periode yang sama. Pada perhitungan ini dikatakan BMT paling baik (nilai 4) apabila rasio pembiayaan bermasalahnya maksimal 5%.
74
ii) Rasio di atas mendapat nilai 4, artinya pada BMT BUS risiko pembiayaan bermasalahnya dapat dikatakan sangat kecil atau kegagalan pengembalian pembiayaan di atas tiga bulan sedikit ditemukan.
2) Rasio Pencadangan Penghapusan Risiko Cad. Pghapusan 164.576.708 RPPR = ----------------------------- = ----------------------- = 10,64% Pemby. Bermasalah 1.546.855.225
Tk. Pencadangan Kerugian Pembiayaan
Nilai
r > 75%
4
50% < r ≤ 75%
3
25% < r ≤ 50%
2
r ≤ 25%
1
r = 10,64% ≈ 11% Î Nilai = 1 Keterangan : i)
Perhitungan ini digunakan untuk mengukur kemampuan BMT dalam menyediakan cadangan penghapusan pembiayaan bermasalah, nilai 1 untuk LKM/BMT yang hanya menyisihkan cadangan penghapusan sampai dengan 25%, sedang nilai ideal 4 bila penyediaan cadangan penghapusan di BMT lebih dari 75%.
ii)
Rasio di atas mendapat nilai 1, artinya BMT BUS masih kurang
dalam
mengalokasikan
cadangan
penghapusan
pembiayaan (bahkan masih di bawah 25%) dibandingkan dengan besaran pembiayaan bermasalah yang dimilikinya.
75
3) Likuiditas Pada penilaian likuiditas ini digunakan 2 indikator, yakni (a) Rasio Kas terhadap Hutang Lancar, dan (b) Rasio Pembiayaan terhadap dana yang diterima (keseluruhan hutang).
1) Kas Terhadap Hutang Lancar Kas + Bank 5.835.437.684 RK = ------------------------ = -------------------------- = 18,10% Hutang Lancar 32.246.021.364
Rasio Kas
Nilai
r ≤14% dan r>55%
1
14% < r ≤20% dan 45%
2
20% < r ≤25% dan 35%
3
25%
4
r = 18,10% ≈ 18% Î Nilai = 2 Keterangan : i)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan BMT dalam mengelola dana kasnya, di satu sisi harus dapat memenuhi hutang jangka pendeknya (simpanan, tabungan dan simpanan berjangka yang telah jatuh tempo), di sisi lain jangan terlalu besar kasnya agar tidak produktif. Kondisi ideal terjadi bila besaran kasnya antara lebih dari 25% hingga sama dengan 35% dari hutang lancarnya.
ii)
Pada perhitungan ini BMT BUS mendapatkan nilai 2, artinya masih kurang dalam menyediakan kas untuk mengantisipasi
76
pengambilan simpanan oleh anggota, dalam arti lain BMT BUS secara teoritis masih relatif kurang memiliki kemampuan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya.
2) Rasio Pembiayaan Terhadap Dana Yang Diterima Total Pembiayaan 32.760.396.965 RP = ------------------------------ = -------------------------- = 87,85% Dana Yang Diterima 37.291.068.513
Rasio Pembiayaan
Nilai
r ≤ 50%
1
50% < r ≤75%
2
75% < r ≤100%
3
r > 100%
4
r = 87,85% ≈ 88% Î Nilai = 3 Keterangan i)
Penilaian ini dalam perbankan dikenal dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR) untuk perbankan syariah, yakni menilai kemampuan BMT dalam mengoptimalkan dana hutang yang diterima untuk pembiayaan
produktifnya.
Nilai
1
bila
BMT
hanya
menggunakan 50% dan nilai 4 bila menggunakan lebih dari total hutangnya (artinya menggunakan juga modal) untuk pembiayaan produktifnya.
77
ii)
Rasio di atas mendapatkan nilai 3, artinya BMT BUS cukup optimal
dalam
memanfaatkan
dana
hutangnya
untuk
pembiayaan produktif.
4) Efisiensi Pada penilaian efisiensi BMT ini digunakan 4 indikator, yakni (1) Rasio Efisiensi Biaya, (2) Rasio Efisiensi Inventaris, (3) Rasio Efisiensi Staf dan (4) Rasio Efisiensi Staf AO.
1) Efisiensi Biaya Biaya Operasi 7.488.442.067 REB = ------------------------------ = -------------------------- = 96,98% Pendapatan Operasi 7.721.847.770
Rasio Efisiensi Biaya
Nilai
r > 100%
1
80% < r ≤100%
2
70% < r ≤80%
3
r < 70%
4
r = 96,98% ≈ 97% Î Nilai = 2 Keterangan : i) Perhitungan ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi BMT dengan membandingkan besarnya biaya operasional atas pendapatan operasional BMT. Nilai 1 bila biaya opeasionalnya lebih tinggi dari pendapatan dan nilai 4 (terbaik) bila biaya operasionalnya kurang dari 70% pendapatan. ii) Rasio di atas mendapatkan nilai 2, artinya BMT BUS kurang efisien
dalam
mengeluarkan
biaya
operasional
atau
78
pendapatannya relatif masih kurang atau kecil dibanding biaya operasional yang dikeluarkan. 2) Efisiensi Inventaris Inventaris 1.899.710.789 REIn = -------------------------- = -------------------------- = 59,10% Total Modal 3.214.344.817
Rasio Efisiensi Inventaris
Nilai
r > 45%
1
35% < r ≤45%
2
25% < r ≤35%
3
r ≤ 25%
4
r = 59,10% ≈ 59% Î Nilai = 1 Keterangan : i)
Perhitungan ini digunakan untuk menilai tingkat efisiensi pembelian inventaris dibandingkan nilai total modal yang dimiliki BMT. Nilai 1 bila nilai inventarisnya lebih dari 45% modal dan nilai 4 bila kurang atau sama dengan 25% modal.
ii)
Rasio di atas mendapatkan nilai 1, artinya BMT BUS kurang efisien dalam membelanjakan aktiva tetap melebihi separuh nilai modalnya.
3) Efisiensi Staf Mitra Pembiayaan 15.462 RES = ------------------------------ = ----------------- = 88,86 Total Jumlah Staf 174
79
Rasio Efisiensi Staf
Nilai
r > 100 org
4
75 org< r ≤100 org
3
50 org < r ≤75 org
2
r ≤ 50 org
1
r = 88,86 ≈ 89 org Î Nilai = 3 Keterangan : i) Perhitungan ini dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atau optimalisasi keseluruhan staf BMT dalam memberikan pelayanan terhadap mitra pembiayaan. Nilai 1 bila skalanya seorang staf melayani sampai dengan 50 orang mitra pembiayaan dan nilai 4 bila seorang staf melayani lebih dari 100 orang. ii) Rasio di atas mendapatkan nilai 3, artinya BMT BUS cukup efisien
dalam
mengoptimalisaskan
seluruh
staf
memberikan pelayanan terhadap mitra pembiayaan. 4) Efisiensi Staf Accout Officer (AO) Mitra Pembiayaan 15.462 RESAO = ------------------------------ = ----------------- = 190,89 Jumlah Staf AO 81
Rasio Efisiensi Staf AO
Nilai
r > 150 org
4
100 org < r ≤150 org
3
50 org < r ≤100 org
2
r ≤ 50 org
1
dalam
80
r = 190,89 ≈ 191 Î Nilai = 4 Keterangan : i) Perhitungan ini dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atau optimalisasi staf BMT bagian AO dalam memberikan pelayanan terhadap mitra pembiayaan. Nilai 1 bila skalanya seorang staf melayani sampai dengan 50 orang mitra pembiayaan dan nilai 4 bila seorang staf melayani lebih dari 150 orang. ii) Rasio di atas mendapatkan nilai 4, artinya BMT BUS cukup efisien dalam mengoptimalisaskan seluruh staf bagian AO dalam memberikan pelayanan terhadap mitra pembiayaan.
5) Kemandirian dan Keberlanjutan Pada penilaian kemandirian dan keberlanjutan BMT ini digunakan 5 indikator, yakni (1) Rentabilitas Aset, (2) Rentabilitas Modal, (3) Rentabilitas Simpanan terhadap Pembiayaan, (4) Kemandirian Operasional, dan (5) Kemandirian Pembiayaan.
1) Rentabilitas Aset Laba Bersih 180.883.992 RRA = --------------------------- = ----------------------- = 0,45% Total Asset 40.505.413.330
Rasio Rentabilitas Asset
Nilai
r > 25%
4
15% < r ≤25%
3
8% < r ≤15%
2
r ≤7%
1
r = 0,45% Î Nilai = 1 Keterangan :
81
i)
Rasio di atas untuk mengukur kemampuan manajemen BMT dalam mengelola harta yang dikuasainya untuk menghasilkan laba.
ii)
Rasio di atas mendapatkan nilai 1, artinya BMT BUS masih sangat kecil menghasilkan laba atau dalam artian pengelolan harta keseluruhan belum dapat maksimal dalam menghasilkan laba.
2) Rentabilitas Modal Laba Bersih 180.883.992 RRM = ------------------------------ = ----------------------- = 5,63% Total Modal 3.214.344.817
Rasio Rentabilitas Modal
Nilai
r > 25%
4
15% < r ≤25%
3
8% < r ≤15%
2
r ≤ 8%
1
r = 5,63% Î Nilai = 1 Keterangan : i)
Rasio di atas untuk mengukur kemampuan manajemen BMT dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari sudut kekuatan modal BMT itu sendiri.
ii)
Rasio di atas mendapatkan nilai 1, artinya BMT BUS masih sangat kecil menghasilkan laba bersih atau dalam artian pengelolan
modal BMT belum dapat maksimal dalam
menghasilkan laba.
82
3) Rentabilitas Simpanan terhadap Pembiayaan Jumlah Simpanan 32.246.021.364 RRS/P = ---------------------------- = ----------------------- = 98,43% Jml. Pembiayaan 32.760.396.965
Rasio Rentabilitas Simpanan thd Pembiayaan
Nilai
r > 50%
4
40% < r ≤50%
3
30% < r ≤40%
2
r ≤30%
1
r = 98,43% Î Nilai = 4 Keterangan : i)
Rasio di atas untuk mengukur kemandirian lembaga yaitu kemampuan
lembaga
mengaktifkan
masyarakat
untuk
menyimpan dana dan kemampuan memproduktifkan dana amanah. ii)
Rasio di atas mendapatkan nilai 4, artinya BMT BUS sangat mandiri dalam mengaktifkan masyarakat untuk menyimpan dana.
4) Kemandirian Operasional Pendapatan Usaha 7.721.847.770 RKO = ------------------------------ = -------------------------- = 103,12% Biaya Operasional 7.488.442.067
83
Rasio Kemandirian Operasional
Nilai
r > 100%
4
85% < r ≤100%
3
70% < r ≤85%
2
r ≤70%
1
r = 103.12% Î Nilai = 4 Keterangan : i) Rasio
di
atas
untuk
mengukur
tingkat
keberlanjutan
operasional lembaga. ii) Rasio di atas mendapatkan nilai 4, artinya BMT BUS sangat mandiri dalam membiayai kegiatan operasional lembaga.
5) Kemandirian Pembiayaan Outstanding Pembiayaan RKO = ---------------------------------------Jumlah Staf AO 32,760,396,965 = ---------------------------- = Rp 404,449,345 81
Rasio Kemandirian Pembiayaan
Nilai
r > 250 jt
4
125jt < r ≤250 jt
3
50 jt < r ≤125 jt
2
r ≤50 jt
1
r = Rp
404,449,345 Î Nilai = 4
84
Keterangan : i)
Rasio di atas untuk mengetahui standar layanan per AO atau staf pembiayaan.
ii)
Rasio di atas mendapatkan nilai 4, artinya BMT BUS sangat mampu dalam mengelola jumlah outstanding pembiayaan yang besar dengan tenaga AO yang ada.
Hasil perhitungan di atas dapat disederhanakan dalam bentuk radar chart seperti yang dimuat pada Gambar 10.
85
62
S truktur P ermodalan 4 K emandirian P embiayaan R as io P embiayaan B ermas alah 3
K emandirian Operas ional
R as io P ecadangan P enghapus an R is iko
2 1
R as io S impanan terhadap P embiayaan
R as io K as Terhadap Hutan Lancar
0
Nilai
R entabilitas Modal
R as io P embiayaan Terhadap Dana Y ang Diterima
R entabilitas As s et
E fis iens i B iaya
R as io E ffis iens i S taff AO
E fis iens i Inventaris
R as io E fis iens i S taff
Gambar 10. Radar Chart tentang nilai rasio kesehatan BMT BUS
63
64
Dari nilai yang didapatkan pada perhitungan rasio-rasio yang telah dilakukan pada bagian analisa rasio kesehatan (butir a, b, c, d, e) maka dapat diketahui rasio kesehatan dengan bobot yang telah ditetapkan sebelumnya (Tabel 8). Tabel 8. Perhitungan skor rasio kesehatan BMT BUS
No
Nilai (a)
Indikator
1 2
Struktur Permodalan Aktiva Produktif a. Rasio Pembiayaan Bermasalah b. Rasio Pecadangan Penghapusan Risiko 3 Likuiditas a. Rasio Kas Terhadap Hutang Lancar b. Rasio Pembiayaan Terhadap Dana Yang Diterima 4 Efisiensi a. Efisiensi Biaya b. Efisiensi Inventaris c. Rasio Efisiensi Staff d. Rasio Efisiensi Staff AO 5 Rentabilitas a. Rentabilitas Asset b. Rentabilitas Modal a. Rasio Simpanan terhadap 6 Pembiayaan b. Kemandirian Operasional c. Kemandirian Pembiayaan Jumlah Skor
Bobot (b)
Skor (axb)
2
10%
0,2
4 1
15% 15%
0,6 0,15
2
5%
0,1
3
5%
0,15
2 1 3 4
10% 5% 5% 5%
0,2 0,05 0,15 0,2
1 1 4
5% 5% 5%
0,05 0,05 0,2
4 4
5% 5%
0,2 0,2 2,5
Keterangan : Untuk menerjemahkan hasil pada Tabel 8, digunakan tabel parameter tingkat kesehatan di bawah berikut : Tabel Parameter Tingkat Kesehatan Kinerja Keuangan BMT
SKOR
Predikat
3,00 – 4,00
Sehat
2,00 – 2,99
Cukup Sehat
1,00 – 1,99
Kurang Sehat
< 1,00
Tidak Sehat
65
66
Dari perhitungan tersebut didapat skor tingkat kesehatan kinerja sama dengan 2,5. Jika dibandingkan pada tabel parameter tingkat kesehatan di atas maka didapatkan predikat Tingkat Kesehatan Kinerja BMT BUS adalah Cukup Sehat.
3. SWOT BMT BUS SWOT dibuat dengan melakukan analisis faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dikelompokkan menjadi faktor yang memberikan kekuatan (strengths) dan faktor yang memberikan faktor kelemahan (weaknesses). Tripomo (2005) menyebutkan kekuatan sebagai situasi internal organisasi berupa sumber daya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman. Sedangkan kelemahan adalah situasi internal organisasi, dimana sumber daya organisasi sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman. Sedangkan faktor strategik eksternal yang dimiliki oleh perusahaan meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Tripomo (2005) menegaskan bahwa
peluang
adalah
situasi
eksternal
organisasi
yang
berpotensi
menguntungkan. Sedangkan ancaman adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Faktor strategik eksternal yang dimiliki oleh perusahaan meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Tripomo (2005) menegaskan bahwa peluang adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan. Sedangkan ancaman adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Dari uraian penjelasan penilaian kesehatan BMT BUS tersebut di atas dapat diketahui Kekuatan, Kelemahan BMT BUS. Dan dengan menganalisa kondisi sekitar baik secara makro maupun di sekitar Operasional BUS dapat diuraikan Peluang dan Ancaman lembaga keuangan seperti BMT BUS. Analisa SWOT BMT BUS dan strategi yang dapat dilakukan dijelaskan dalam matriks seperti pada Tabel 9.
67
Tabel 9. Matriks SWOT BMT BUS KELEMAHAN (W)
KEKUATAN (S) INTERNAL
EKSTERNAL
PELUANG (O) 1. Kebijakan Nasional dan Global yang sedang kondusif dalam keuangan mikro. 2. Trend masyarakat kepada bisnis dengan prinsip syariah. 3. Potensi pasar “funding”, banyak orang kaya baru, dan banyak bank kelebihan dana.
4. Potensi pasar “pembiayaan”, banyak unit usaha mikro kecil belum/tidak terakses oleh kredit bank.
ANCAMAN (T) 1. Tumbuh menjamurnya LKM non bank yang
1. Pembiayaan bermasalah relatif kecil. 2. Cukup mampu dalam membayar kewajibankewajibannya. 3. Cukup ideal rasio jumlah seluruh staf dengan pelayanan mitra pembiayaan. 4. Sangat efisien dalam mengoptimalisasikan staf AO dalam pelayanan mitra pembiayaan. 5. Sangat efektif dalam menggalang tabungan. 6. Sangat mandiri dalam operasional kelembagaan. 7. Tenaga AO yang ada sangat mampu dalam mengelola Outstanding pembiayaan. 8. Komitmen para pendiri, anggota dan masyarakat. 9. SOP standar ISO dan pro pasar. 10. SDM yang solid dan budaya kerja mendukung. 11. Produk yang sesuai kebutuhan masyarakat. 12. Dukungan aplikasi IT yang terintregasi. 13. Jangkauan dan jaringan layanan yang luas.
1.
Kecukupan modal masih relatif kurang.
2.
Cadangan penghapusan pembiayaan relatif kurang.
3.
Kurang dalam menyediakan kas untuk pengambilan simpanan anggota.
4.
Kurang efisien dalam mengelola biaya operasional.
5.
Sangat kurang efisien dalam pengadaan aktiva tetap.
6.
Sangat kecil perbandingan aset dalam menghasilkan laba.
7. Relatif kecil perolehan kompensasi laba SHU atas investasi modal.
STRATEGI SO
STRATEGI WO
1. Memanfaatkan situasi nasional dalam meneguhkan brand image kepada anggota dan masyarakat luas. 2. Terus meningkatkan capacity building, kemampuan SDM, IT, Sistem dan Jaringan sebagai modal pengembangan BMT di masa mendatang. 3. Mengembangkan Wealth Management 4. Memantapkan linkage program dengan perbankan 5. Memperluas jangkauan layanan simpanan dan pembiayaan ke daerah lain dengan standarisasi pelayanan prima.
1. Meningkatkan efisiensi atas pembelanjaan aktiva tetap dan biaya operasional sehingga perolehan laba meningkat dan pada gilirannya dapat menyediakan cadangan penghapusan pembiayaan yang memadai, sehingga dapat menawarkan kompensasi SHU yang menarik dan penggalangan modal investasi/penyertaan dapat ditingkatkan.
STRATEGI ST 1. Mengembangkan alternatif produk yang kompetitif. 2. Meningkatkan pelayanan yang lebih khas dan unik
2. Membuka peluang dan menggalang pemodal baru secara meluas dengan tetap memprioritaskan pemodal lama. 3. Mengidentifikasi dan memprioritaskan pembiayaan usaha yang potensi marjin dan/bagi hasilnya lebih baik.
STRATEGI WT 1. Diperlukan program penguatan yang terkait dengan perundangundangan, kelembagaan dan pendanaan dalam pengembangan
68
KELEMAHAN (W)
KEKUATAN (S) INTERNAL
EKSTERNAL
semakin meningkat 2. Beberapa bank mulai mencoba turun langsung ke sektor mikro
3. Berbagai jenis kredit program yang seringkali tidak terorganisir dan mendistorsi pasar. 4. Indikasi pihak ke-3 yang tidak suka dengan perkembangan BMT
1. Pembiayaan bermasalah relatif kecil. 2. Cukup mampu dalam membayar kewajibankewajibannya. 3. Cukup ideal rasio jumlah seluruh staf dengan pelayanan mitra pembiayaan. 4. Sangat efisien dalam mengoptimalisasikan staf AO dalam pelayanan mitra pembiayaan. 5. Sangat efektif dalam menggalang tabungan. 6. Sangat mandiri dalam operasional kelembagaan. 7. Tenaga AO yang ada sangat mampu dalam mengelola Outstanding pembiayaan. 8. Komitmen para pendiri, anggota dan masyarakat. 9. SOP standar ISO dan pro pasar. 10. SDM yang solid dan budaya kerja mendukung. 11. Produk yang sesuai kebutuhan masyarakat. 12. Dukungan aplikasi IT yang terintregasi. 13. Jangkauan dan jaringan layanan yang luas.
1.
Kecukupan modal masih relatif kurang.
2.
Cadangan penghapusan pembiayaan relatif kurang.
3.
Kurang dalam menyediakan kas untuk pengambilan simpanan anggota.
4.
Kurang efisien dalam mengelola biaya operasional.
5.
Sangat kurang efisien dalam pengadaan aktiva tetap.
6.
Sangat kecil perbandingan aset dalam menghasilkan laba.
dibanding lembaga keuangan lainnya. 3. Aktif dalam jejaring komunikasi dengan sesama lembaga keuangan syariah dan juga antar lintas lembaga keuangan lainnya dalam menciptakan stabilitas dan peningkatan pelayanan BMT.
BMT. 2. Pengembangan bursa tenaga kerja dan informasi pasar yang diikuti dengan peningkatan keterampilan dan produktivitas SDM Pengelola BMT. 3. Menyeimbangkan jumlah aktiva tetap sehingga lebih efisien dan efektif sesuai dengan kemampuan sekarang. 4. Mengaktifkan Asosiasi BMT untuk mengadvokasi pada setiap upaya mendistorsi pengembangan BMT.
7. Relatif kecil perolehan kompensasi laba SHU atas investasi modal.