PENGARUH PERIODE RATA-RATA PENGUMPULAN PIUTANG DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2014)
NAMA NPM JURUSAN DOSEN PEMBIMBING
: NOVIA RAMADHANY : 25212401 : AKUNTANSI : NOVA ANGGRAINIE SE., MMSI
LATAR BELAKANG Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan antar perusahaan akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup sebuah perusahaan, dibutuhkan suatu pengelolaan sumber daya yang baik oleh pihak manajemen. Piutang dan modal kerja merupakan 2 dari beberapa komponen penting yang perlu dikelola dengan baik agar perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian permasalahan diatas dan data yang didapat, maka yang menjadi pokok masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : • Apakah periode rata-rata pengumpulan piutang memiliki pengaruh secara parsial terhadap likuiditas perusahaan? • Apakah perputaran modal kerja memiliki pengaruh secara parsial terhadap likuditas perusahaan? • Apakah periode rata-rata pengumpulan piutang dan perputaran modal kerja memiliki pengaruh secara simultan terhadap likuiditas perusahaan?
BATASAN MASALAH Melihat begitu luasnya ruang lingkup siklus akuntansi tentang piutang usaha dan begitu banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penulis menggunakan metode purposive sampling untuk membatasi penelitian hanya pada 6 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi untuk mengetahui pengaruh periode rata-rata pengumpulan piutang dan perputaran modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
TUJUAN PENELITIAN Dengan melihat perumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ilmiah ini adalah untuk menguji : • Periode rata-rata pengumpulan piutang memiliki pengaruh secara parsial terhadap likuiditas perusahaan • Perputaran modal kerja memiliki pengaruh secara parsial terhadap likuditas perusahaan • Periode rata-rata pengumpulan piutang dan perputaran modal kerja memiliki pengaruh secara simultan terhadap likuiditas perusahaan.
PEMBAHASAN Rekap Hasil Perhitungan Periode Rata-Rata Pengumpulan Piutang : No.
Tahun
Nama Perusahaan 2010
2011
2012
2013
2014
1
PT. Darya Varia Laboratoria
116 hari 118 hari 129 hari 123 hari 115 hari
2
PT. Kalbe Farma
44 hari
50 hari
48 hari
48 hari
49 hari
3
PT. Kimia Farma
40 hari
40 hari
44 hari
45 hari
41 hari
4
PT. Merck
40 hari
42 hari
26 hari
41 hari
59 hari
5
PT. Prydam Farma
53 hari
57 hari
62 hari
57 hari
64 hari
6
PT. Tempo Scan Pasific
38 hari
37 hari
40 hari
42 hari
40 hari
PEMBAHASAN Rekap Hasil Perhitungan Perputaran Modal Kerja : No.
Tahun
Nama Perusahaan
2010
2011
2012
2013
2014
1
PT. Darya Varia Laboratoria
1.91
1.72
1.71
1.58
1.48
2
PT. Kalbe Farma
2.63
2.52
3.00
3.29
3.03
3
PT. Kimia Farma
4.75
4.33
3.86
4.08
3.81
4
PT. Merck
2.89
2.15
2.70
2.71
1.85
5
PT. Prydam Farma
4.48
4.03
4.40
7.35
7.39
6
PT. Tempo Scan Pasific
2.76
2.74
2.89
2.59
3.03
PEMBAHASAN Rekap Hasil Perhitungan Likuiditas Perusahaan dengan Current Ratio : No.
Tahun
Nama Perusahaan 2010
2011
2012
2013
2014
1
PT. Darya Varia Laboratoria
3.72
4.83
4.31
4.24
5.18
2
PT. Kalbe Farma
4.39
3.65
3.41
2.84
3.40
3
PT. Kimia Farma
2.43
2.75
2.80
2.43
2.39
4
PT. Merck
6.23
7.52
3.87
3.98
4.59
5
PT. Prydam Farma
3.01
2.54
2.41
1.54
1.63
6
PT. Tempo Scan Pasific
3.37
3.08
3.09
2.96
3.00
PEMBAHASAN UJI ASUMSI KLASIK 1. HASIL UJI NORMALITAS Gambar disamping menunjukkan bahwa grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual menggambarkan penyebaran data disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal grafik tersebut, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
PEMBAHASAN 2. HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai VIF untuk variabel ACP dan WCT sama yaitu 1,144 serta nilai tolerance yang juga sama yaitu 0,874. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas, karena nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,10.
PEMBAHASAN 3. HASIL UJI AUTOKORELASI b
Model Summary Model
1
R
,702
R Square
a
,493
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,456
,94335
Durbin-Watson
2,172
a. Predictors: (Constant), WCT, ACP b. Dependent Variable: CR
Berdasarkan hasil output SPSS pada Tabel di atas, maka dapat diketahui nilai DurbinWatson yang diperoleh sebesar 2,172. Selanjutnya nilai tersebut dibandingkan dengan nilai tabel dengan taraf signifikan 5%, jumlah sampel 30 (n) dan jumlah variabel independen 2 (k=2), maka di tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai du sebesar 1,5666 dan nilai dl 1,2837. Oleh karena nilai DW lebih besar dari (du) 1,5666 dan kurang dari 4 - du (4 – 1,5666 = 2,4344), maka dapat disimpulkan tidak adanya atau tidak terdapat autokolerasi.
PEMBAHASAN 4. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS Dari gambar di samping, terlihat bahwa sebaran titik tidak membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi atau bebas dari heteroskedastisitas.
PEMBAHASAN UJI STATISTIK 1. ANALISIS REGRESI BERGANDA
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = 5,6 – 0,001 X1 - 0,626 X2
PEMBAHASAN 2. UJI KOEFISIEN KORELASI b
Model Summary Model
1
R
,702
R Square
a
,493
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,456
,94335
Durbin-Watson
2,172
a. Predictors: (Constant), WCT, ACP b. Dependent Variable: CR
Dari tabel di atas, terdapat nilai R yang menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Pada tabel dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,702 atau 70,2%. Artinya hubungan antara variabel independen yaitu periode rata-rata pengumpulan piutang dan perputaran modal kerja terhadap variabel dependen yaitu likuiditas sangat tinggi karena nilai R yang diperoleh hanya sebesar 70,2%.
PEMBAHASAN 3. UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2) Koefisien determinasi (R2) menunjukkan proporsi yang diterangkan oleh variabel independen dalam model terhadap variabel terikatnya, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model, formulasi model yang keliru dan kesalahan eksperimen. Berdasarkan tabel di slide sebelumnya, Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0,456 atau 45,6%. Ini berarti bahwa likuiditas perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI periode 2011 - 2013 dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya periode rata-rata pengumpulan piutang dan perputaran modal kerja sebesar 45,6%. Sisanya 54,4% dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain di luar model atau ditentukan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN 4. UJI F-STATISTIK
Dari tabel di atas, Hasil Uji F dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 13,151 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka model regresi untuk periode rata-rata pengumpulan piutang secara bersama-sama berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan.
PEMBAHASAN 5. UJI t (HIPOTESIS)
• (H1) ditolak, karena tingkat signifikansi periode rata-rata pengumpulan piutang 0,911 > 0,05 • (H2) diterima, karena tingkat signifikansi perputaran modal kerja 0,000 < 0,05 • (H2) diterima, karena tingkat signifikansi periode rata-rata pengumpulan piutang dan perputaran modal kerja 0,000 < 0,05
KESIMPULAN • Hasil penelitian menunjukan bahwa periode rata-rata pengumpulan piutang pada perusahaan farmasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap likuiditas. • Hasil penelitian menunjukan bahwa perputaran modal kerja pada perusahaan farmasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. • Hasil penelitian menunjukan bahwa periode rata-rata pengumpulan piutang dan perputaran modal kerja pada perusahaan farmasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa dari kedua variabel pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempengaruhi likuiditas masingmasing perusahaan.
SARAN • Berdasarkan pada hasil penelitian, perusahaan disarankan disarankan untuk lebih memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengontrol manajemen piutang agar dapat meningkatkan likuiditas pada perusahaan. • Untuk para investor disarankan agar memperhatikan likuiditas dan analisis rasio keuangan lainnya dalam melakukan investasi, agar memperkecil kemungkinan mengalami kerugian. • Hasil penelitian mengindikasi bahwa masih terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menambahkan variabel – variabel lain yang berpengaruh terhadap likuditas perusahaan.
TERIMA KASIH