ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PPH PASAL 21 PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NET DAN PENGARUHNYA TERHADAP TAKE HOME PAY KARYAWAN PT ELMETEK PERKASA
Nama: Annisa Riasnawati NPM :21213159 Dosen Pembimbing: Ani Hidayati, SE,.MMSI
LATAR BELAKANG Sebagai salah satu sumber devisa negara, pajak merupakan penerimaan negara paling besar. Sektor pajak merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang kebutuhan pembangunan. Oleh karena itu hal yang paling utama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat indonesia adalah dengan adanya partisipasi rakyat indonesia dalam membayar pajak
. Penulis memilih PT. Elmetek Perkasa karena perusahaan dibidang jasa yang salah satu.perusahaan yang menanggung Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 dan tidak dibebankan kepada karyawan dan pemilihan tahun peneliti yaitu tahun 2010-2013 karena ditahun tersebut ada penambahan karyawan tetap baru dan yang akan diteliti perubahan atas perhitungan penghasilan karyawan PT Elmetek Perkasa
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH Bagaimana Penggunaan Metode Net dalam menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 Pribadi? Bagaimana Pengaruh Pajak Penghasilan Pasal 21 Pribadi terhadap Take Home Pay Karyawan PT Elmetek Perkasa Batasan Masalah Penelitian ini menggunakan data empat tahun, 2010-2013
JENIS DAN SUMBER DATA Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang penelitiannya sifatnya survey lapangan. Beberapa data yang diambil dari gaji karyawan PT. Elmetek Perkasa antara lain gaji pokok, biaya jabatan dan laporan penghasilan karyawan dan untuk tehnik pengumpulan data yaitu wawancara.
Pajak penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. Subjek pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan (Mardiasmo, 2009:162).
Metode-Metode Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Dalam penghitungan Pajak Penghasilan PPh 21 di indonesia ada 3 metode yang dapat digunakan, menurut Priantara (2012,h.324) yaitu : Metode Net
Metode Net, yaitu penghitungan PPh Pasal 21 perusahaan menanggung beban pajak karyawan baik sebagian maupun seluruhnya dalam bentuk Benefit In Kind (imbalan dalam bentuk kenikmatan). Dalam metode ini penghasilan yang diterima karyawan dapat diterima secara utuh tanpa adanya pengurangan PPh 21 atau perusahaan memberikan PPh tanpa memberikan tunjangan pajak. Dalam istilah peraturan pajak disebut dengan PPh ditanggung pemberi kerja.
Metode Gross Up Metode Gross Up, yaitu penghitungan metode dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang penghitungannya menggunakan rumus tertentu sehingga jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak penghasilan yang dipotong dari karyawan. Dalam metode ini, PPh pasal 21 karyawan yang ditanggung oleh perusahaan akan dimasukan dalam gaji bruto karyawan. Metode Gross Metode Gross, yaitu penghitungan metode dimana PPh Pasal 21 terutang dibayar sendiri oleh orang yang bersangkutan. Dalam metode ini perusahaan sama sekali tidak menanggung PPh Pasal 21 karyawannya.
METODE YANG DIPAKAI Adapun manfaat atau kelebihan memakai metode net yaitu untuk komponen pajak penghasilan dimana pada penghitungan gaji net perusahaan akan menanggung pajak penghasilan dan perusahaan percaya akan dengan menggunakan strategi ini karyawan akan merasa puas dan termotivasi karena PPh Pasal 21 yang muncul ditanggung perusahaan. Karyawan merasa lebih diperhatikan. Dengan menggunakan metode net PPh Pasal 21 terutang atas gaji dibayar sendiri oleh pemberi kerja dan PPh Pasal 21 yang dibayar (ditanggung) oleh si pemberi kerja itu tidak dimasukan sebagai unsur penghasilan karyawan, perusahaan percaya motivasi dan kepuasan karyawan akan meningkatkan produktifitas kerja.
Take home pay adalah pembayaran yang benar-benar diterima oleh karyawan setelah menambahkan pendapatan-pendapatan rutin maupun isidentil yang merupakan hak karyawan dikurangi dengan hal-hal yang sudah diatur oleh pemerintah dan kebijakan dari perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja misalnya : Jaminan hari tua ( jamsostek ) Pajak penghasilan pribadi ( PPh 21 ) Tabungan pensiun yang direncanakan Potongan koperasi (bagi yang anggota koperasi dikantornya)
Rumus Take Home Pay dengan menggunakan Metode Net Si A (TK/0) Gaji sebulan = 2.000.000 PPh Pasal 21 yang dibayar pemberi kerja = 30.000 (merupakan kenikmatan bukan biaya bagi pemberi kerja) Take home pay = 2.000.000 Rumus Take Home Pay dengan menggunakan Metode Gross Up Si A (TK/0) Gaji sebulan = 2.000.000 Tunjangan PPh 30.000 (merupakan biaya bagi pemberi kerja sehingga dapat mengurangi pajak) Jumlah gaji = 2.030.000 Dipotong PPh Pasal 21 = 30.000 Take home pay = 2.000.000 Rumus Take Home Pay dengan menggunakan Metode Gross Si A (TK/0) Gaji sebulan =2.000.000 PPh Pasal 21 yang dibayar sendiri = 30.000 Take home pay = 1.970.000
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Analisa deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik dari sebuah sampel ataupun populasi yang teramati dan dapat digambarkan melalui table dan gambar, sehingga bisa memberikan informasi dengan baik dan pada akhirnyadigunakan sebagai dasar pengambilan keputusan penelitian.
PAJAK PENGHASILAN DENGAN METODE NET DAN TAKE HOME PAY KARYAWAN
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Test distribution is Normal.
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa nilai signifikan (Asymp. Sig.) untuk data take home pay sebesar 0,593 dan nilai signifikan (Asymp. Sig.) untuk PPH 21 sebesar 0,494 , sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
Pada penelitian ini hasil yang diharapkan yaitu, nilaI variance inflation factor (VIF) kurang dari 10 agar tidak terdapat multikolinearitas pada variable bebas. Berikut hasil pengujian multikolinearitas yang diperoleh :
Coefficientsa DEPENDENT THP
Hasil uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel kolom VIF, nilai VIF untuk variable PPH terhadap take home pay menunjukkan nilai VIF dari kedua variable tersebut < 10. Berdasarkan asumsi klasik regresi liniear dengan OLS, maka model regresi yang baik adalah yang terbebas dari adanya multikolinearitas. Dengan demikian, model diatas telah terbebas dari adanya multikolinearitas dan sesuai dengan harapan penulis.
KESIMPULAN Dengan menggunakan Metode Net dalam menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 besarnya SSP Pajak meningkat yaitu sebesar Rp. 395.645.000 tahun 2010, Rp. 395.645.000 tahun 2011, Rp. 410.885.000 tahun 2012, dan Rp. 685.100.000 tahun 2013. Perkembangan Laporan PPh Pasal 21 Pribadi PT Elmetek Perkasa mengalami peningkatan yang baik, ini dilihat dari uji asumsi klasik. Semakin meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2013 akan tetapi di tahun 2010 ke tahun 2011 total Pajak Penghasilan dan Take Home Pay tidak mengalami perubahan, di tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan yang baik dan ditahun 2012 k etahun 2013 juga mengalami kenaikan yang semakin baik hal ini menunjukan bahwa Pajak Penghasilan PPh pasal 21 Pribadi PT Elmetek Perkasa mengalami peningkatan yang signifikan baik dan wajar.