ANALISIS PENGARUH EFISIENSI OPERASI, RISIKO KREDIT, RISIKO PASAR, DAN MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Perbandingan pada Bank Domestik dan Bank Asing di Indonesia Periode 2004-2008) Nama
: Anisa Nursatyani
Dosen Pembimbing
: Drs. H. Prasetiono, M.Si
ABSTRACT
This study aimed to examine effect of operational efficiency (BOPO), credit risk (Non Performing Loan/NPL), market risk (Net Interest Margin/NIM), and capital (Capital Adequacy Ratio/CAR) toward financial performance (Return on Asset/ROA). The data in this study was collected from Indonesian Banking Directory of 2004-2008. Sampling technique using purposive sampling. The collected sample was 26 banks of 19 domestics and 7 foreign banks. The data is analyzed by using method of multiple linear regression to determine effect of operational efficiency (BOPO), credit risk (NPL), market risk (NIM), and capital (CAR) toward financial performance (ROA) and Chow Test to determine differences of operational efficiency (BOPO), credit risk (NPL), market risk (NIM), and capital (CAR) toward financial performance (ROA) between domestic and foreign banks. T-test result shows operational efficiency (BOPO) affected negatively significant toward financial performance (ROA) of domestic and foreign banks. Credit risk (NPL) affected negatively significant toward financial performance (ROA) of domestic and foreign banks. Market risk (NIM) affected positively significant toward financial performance (ROA) of domestics and foreign banks. Capital (CAR) affected positively significant toward financial performance (ROA) of domestic and foreign banks. Based of Chow Test results, it concluded that existed different operational efficiency effect (BOPO), credit risk (NPL), market risk (NIM), and capital (CAR) toward financial performance (ROA) between domestic and foreign banks. This study result is hoped to be a consideration for shareholders, government, management, investors, and public community. Keywords: operational efficiency, credit risk, market risk, capital, financial performance
1
PENDAHULUAN Perbankan terus meningkatkan kinerja dan memelihara tingkat kesehatan untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terutama setelah krisis tahun 1997-1998. Lewat Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1999, bank asing diperbolehkan memiliki saham sampai dengan 99%, hal ini untuk memberi sinyal Indonesia menarik untuk investasi ketika sedang krisis (Infobank, September 2009, h.12). Latar belakang dibukanya kesempatan bank asing beroperasi di Indonesia berkaitan dengan kebutuhan modal asing serta diharapkan mampu mendorong perbankan dan perekonomian nasional. Perbedaan bank domestik dan bank asing ada pada bentuk badan hukum dan pengaturan modal. Bank domestik berbadan hukum Indonesia dan modal usaha tercatat sebagai modal disetor pada neraca bank. Sedangkan bank asing tetap berbadan hukum mengikuti kantor pusatnya di luar negeri dan modal usaha tercatat pada pos antar kantor di neraca dan disebut sebagai dana usaha (Hadad, dkk 2004). Pemilihan bank domestik dan bank asing dalam penelitian ini karena bank domestik dan bank asing dari segi kepemilikan berbeda, namun ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pengaturan bank berlaku juga bagi bank asing, seperti GWM, kewajiban penyedian modal minimum, LDR, dan ketentuan lain terkait tingkat kesehatan bank (Siamat, 2005). Selain itu bank domestik dan bank asing bersaing dalam memperoleh pangsa pasar. Salah satu strategi dengan mendirikan kantor cabang di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan jumlah kantor bank domestik dan bank asing di Indonesia periode 2004-2008 adalah sebagai berikut : Jumlah Kantor Bank Domestik dan Bank Asing di Indonesia Periode 2004-2008 No Kelompok bank 2004 2005 2006 2007 2008 1 Bank domestik Jumlah kantor 7.870 8.164 8.996 9.538 10.683 Perubahan 1,04% 1,10% 1,06% 1,12% 2 Bank asing Jumlah kantor 69 72 114 142 185 Perubahan 1,04% 1,58% 1,24% 1,30% Sumber : www.bi.go.id (diolah) Tabel di atas menunjukkan jumlah kantor bank domestik dan bank asing periode 2004-2008 terus meningkat. Hal ini mengindikasikan persaingan bisnis dunia perbankan cukup ketat. Tujuan pendirian kantor adalah untuk mempermudah akses nasabah, menjamin stabilitas pertumbuhan usaha, menjaga service level quality, dan mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan. 2
Analisis profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang nota bene profit motif (Mawardi, 2005). Rasio profitabilitas menunjukkan seberapa efektif perusahaan dikelola dalam penggunaan aktiva perusahaan (Mabruroh, 2004). Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA) yang merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA maka semakin besar profitabilitas yang berarti kinerja perusahaan semakin baik. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank adalah efisiensi operasi, risiko kredit, risiko pasar, dan modal. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Semakin kecil BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Risiko kredit merupakan risiko yang mungkin diderita bank akibat dari tidak dilunasinya kredit yang telah diberikan bank kepada debitur. Rasio yang digunakan dalam menghitung risiko kredit adalah Non Performing Loan (NPL) yang merupakan perbandingan total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan. NPL yang meningkat mengindikasikan kinerja perbankan semakin buruk (Nugraheni dan Hapsoro, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan dengan suku bunga pinjaman yang diberikan atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM). Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan permodalan bank yaitu sejauh mana modal mampu menyerap aktiva bank yang mengandung risiko. Jika modal yang dimiliki mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak terhindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Data rata-rata rasio ROA, BOPO, NPL, NIM dan CAR bank domestik dan bank asing di Indonesia periode 2004-2008 adalah sebagai berikut :
3
Rata-Rata Rasio Keuangan Bank Domestik Periode 2004-2008 (dalam persen) Bank domestik Periode ROA BOPO NPL NIM CAR 2004 3,27 77,74 4,2 6,8 20,52 2005 2,47 86,41 5,62 5,95 19,94 2006 2,75 85,41 4,54 6,21 22,04 2007 2,87 82,39 2,86 6,14 21,15 2008 2,55 85,4 2,33 6,18 19,07 Sumber : www.bi.go.id (diolah) Rata-Rata Rasio Keuangan Bank Asing Periode 2004-2008 (dalam persen) Bank asing Periode ROA BOPO NPL NIM CAR 2004 5,22 75,71 5,99 4,4 16,51 2005 2,9 82,2 4,5 4,78 21,94 2006 4,35 81,18 3,64 4,91 24,48 2007 3,83 79,98 5,23 4,7 24,01 2008 3,89 83,38 5,83 4,29 29,06 Sumber : www.bi.go.id Dalam Infobank (Juni 2009, h.20) BOPO menurut standar Bank Indonesia adalah di bawah 92%. Tabel di atas menunjukkan selama periode penelitian rata-rata rasio BOPO tidak pernah lebih dari 92% yang artinya termasuk dalam kategori baik. Yang menarik, rata-rata BOPO bank asing tahun 2007 yang turun dari 81,18% menjadi 79,98%, sedangkan rata-rata ROA mengalami penurunan dari 4,35% menjadi 3,83%. Tahun 2008 rata-rata BOPO bank asing naik dari 79,98% menjadi 83,38%, sedangkan rata-rata ROA naik dari 3,83% menjadi 3,89%. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Dalam Infobank (Juni 2009, h.19) angka terbaik NPL adalah di bawah 5%, yang artinya NPL bank domestik tahun 2005, NPL bank asing tahun 2004, 2007, dan 2008 dirasa bermasalah karena di atas 5%. Rata-rata NPL bank domestik tahun 2008 turun dari 2,86% menjadi 2,33%, sedangkan rata-rata ROA mengalami penurunan dari 2,87% menjadi 2,55%. Rata-rata NPL bank asing tahun 2005 turun dari 5,99% menjadi 4,5%, sedangkan rata-rata ROA turun dari 5,22% menjadi 2,9%. Tahun 2008 rata-rata NPL bank asing naik dari 5,23% menjadi 5,83%, sedangkan rata-rata ROA naik dari 3,83% menjadi 3,89%. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Dalam Infobank (Juni 2009, h.20) angka terbaik NIM adalah di atas 6%. NIM bank domestik tahun 2005 dan NIM bank asing tahun 2004-2008 dirasa bermasalah karena di bawah 6%. 4
Rata-rata NIM bank domestik tahun 2007 mengalami turun dari 6,21% menjadi 6,14%, sedangkan rata-rata ROA mengalami naik dari 2,75% menjadi 2,87%. Tahun 2008 rata-rata NIM bank domestik naik dari 6,14% menjadi 6,18%, sedangkan rata-rata ROA turun dari 2,87% menjadi 2,55%. Rata-rata NIM bank asing tahun 2005 naik dari 4,4% menjadi 4,78%, sedangkan rata-rata ROA turun dari 5,22% menjadi 2,9%. Tahun 2008 rata-rata NIM bank asing turun dari 4,7% menjadi 4,29%, sedangkan rata-rata ROA naik dari 3,83% menjadi 3,89%. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Dalam Infobank (Juni 2009, h.19) ukuran CAR adalah minimal 8%, maka CAR selama periode penelitian tidak bermasalah karena di atas 8%. Rata-rata CAR bank domestik tahun 2007 turun dari 22,04% menjadi 21,15%, sedangkan rata-rata ROA naik dari 2,75% menjadi 2,87%. Tahun 2005 rata-rata CAR bank asing naik dari 16,51% menjadi 21,94%, sedangkan rata-rata ROA turun dari 5,22% menjadi 2,9%. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengukuran pengaruh BOPO, NPL, NIM, dan CAR terhadap ROA. Penelitian Purwana (2009), Hayat (2008), dan Mawardi (2005) menunjukkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian Mabruroh (2004) menunjukkan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian Nugraheni dan Hapsoro (2007) dan Mawardi (2005) menunjukkan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan hasil penelitian Mabruroh (2004) menunjukkan NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian mengenai pengaruh NIM terhadap ROA yang dilakukan Mawardi (2005) dan Mabruroh (2004) menunjukkan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian Suyono (2005) menunjukkan NIM tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian Hayat (2008), Nugraheni dan Hapsoro (2007), Mabruroh (2004), dan Werdaningtyas (2002) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian Mawardi (2005) menunjukkan CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Melihat ketidakkonsistenan yang ditunjukkan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk memberikan hasil yang lebih memadai dengan data yang lebih relevan dengan kondisi saat ini mengenai pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), dan modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing.
5
TELAAH TEORI Definisi Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan Return on Asset/ROA) Analisis profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang nota bene profit motif (Mawardi, 2005). Rasio ROA mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya (Siamat, 2005). Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio ROA dirumuskan sebagai berikut : laba sebelum pajak disetahunkan
ROA =
rata-rata total aset
Efisiensi Operasi (Diproksi dengan BOPO) Tingkat efisiensi adalah pengukuran seberapa besar kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur efisiensi operasi adalah BOPO yang merupakan rasio antara biaya operasi dibagi pendapatan operasi. Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio BOPO dirumuskan sebagai berikut :
BOPO =
total beban operasional total pendapatan operasional
Risiko Kredit (Diproksi dengan Non Performing Loan/NPL) Pengertian risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009, adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur risiko kredit adalah Non Performing Loan (NPL). Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio NPL dirumuskan sebagai berikut :
NPL =
kredit dalam kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet total kredit
6
Risiko Pasar (Diproksi dengan Net Interest Margin/NIM) Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM). Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio NIM dirumuskan sebagai berikut :
NIM =
pendapatan bunga bersih rata-rata aktiva produktif
Modal (Diproksi dengan Capital Adequacy Ratio/CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, dan tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio CAR dirumuskan sebagai berikut :
CAR =
modal ATMR
Kerangka Pemikiran bank domestik
bank asing
efisiensi operasi (BOPO)
efisiensi operasi (BOPO)
risiko kredit (NPL) -
risiko kredit (NPL)
kinerja keuangan (ROA)
risiko pasar (NIM)
+
modal (CAR)
+
Uji Chow Test
kinerja keuangan (ROA) +
risiko pasar (NIM)
+
modal (CAR)
Sumber : Purwana (2009), Hayat (2008), Nugraheni dan Hapsoro (2007), Mawardi (2005), Suyono (2005), Mabruroh, (2004), Werdaningtyas (2002) 7
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Dependen : ROA Independen : 1. BOPO
2. NPL
3. NIM
4. CAR
Definisi operasional
Rumus
Rasio laba sebelum pajak dibagi total aset
ROA =
Rasio beban operasional dibagi pendapatan operasional
BOPO =
Rasio kredit bermasalah dibagi total kredit
laba sebelum pajak disetahunkan rata-rata total aset
Rasio
total beban operasional total pendapatan operasional
Rasio
kredit dalam kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet total kredit
NPL =
Rasio pendapatan bunga bersih dibagi aktiva produktif
NIM =
Rasio modal dibagi Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
CAR =
Skala
pendapatan bunga bersih rata-rata aktiva produktif modal ATMR
Rasio
Rasio
Rasio
Sumber : rumus rasio sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh bank domestik dan bank asing yang tercatat pada Direktori Perbankan Indonesia 2004-2008, yaitu 121 bank domestik dan 11 bank asing. Pengambilan sampel dengan purposive sampling dan diperoleh sampel sebagai berikut : Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Bank domestik PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Eksekutif Internasional Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Kesawan Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Mayapada International Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Swadesi Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT PAN Indonesia Bank Tbk
No 1 2 3 4 5 6 7
Sumber : Direktori Perbankan Indonesia 8
Bank asing ABN Amro Bank The Bangkok Bank Comp. Ltd Citibank, N.A Deutsche Bank AG The Hongkong & Shanghai B.C The Bank of Tokyo-Mitsubishi Ltd Standard Chartered Bank
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data dari laporan keuangan perbankan yang diperoleh melalui situs www.bi.go.id dan Direktori Perbankan Indonesia. Metode Analisis 1. Uji Asumsi Klasik 1.1 Uji Normalitas Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu (residual) memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. 1.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006). Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. 1.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). Regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. 1.4 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2006). Regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. 2. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2006). Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Y = α + β1BOPO + β2NPL + β3NIM + β4CAR + e
Keterangan : Y
= kinerja keuangan (ROA) 9
α
= konstanta
β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi BOPO
= biaya operasi dibagi pendapatan operasi
NPL
= Non Performing Loan
NIM
= Net Interest Margin
CAR
= Capital Adequecy Ratio
e
= error term
3. Pengujian Hipotesis 3.1 Uji Goodness of Fit (Uji F) Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2006). 3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2) (Ghozali, 2006). 3.3 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). 4. Uji Chow Test Chow Test merupakan alat untuk menguji test for equality of coefficients atau uji kesamaan koefisien (Ghozali, 2006). Rumus dalam uji Chow Test adalah : (RSSr - RSSur) / k F= (RSSur) / (n1 + n2 - 2k) Keterangan : RSSr = Restricted residual sum of squares RSSur = unRestricted residual sum of squares k
= jumlah parameter yang diestimasi
n
= jumlah observasi
10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Sebelum Outlier Dihilangkan) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters
130 .0000000 .93772885 .187 .187 -.176 2.129 .000
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Setelah Outlier Dihilangkan) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a,,b Normal Parameters Most Extreme Differences
125 .0000000 .62160093 .109 .056 -.109 1.219 .102
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2,219 dan tingkat probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara tidak normal, karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 5%. Tabel 4.4 menunjukkan setelah outlier dihilangkan sebanyak 5 data maka nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,219 dan tingkat probabilitas menjadi sebesar 0,102. Tingkat probabilitas yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan data residual terdistribusi secara normal.
11
2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) lnBOPO
B
a
Standardized Coefficients
Std. Error
2.370
1.228
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig.
1.931
.056
Tolerance
VIF
-1.120
.195
-.419
-5.753
.000
.843
1.187
lnNPL
-.132
.067
-.133
-1.984
.050
.989
1.011
lnNIM
.419
.168
.181
2.488
.014
.846
1.181
lnCAR
.883
.161
.407
5.480
.000
.808
1.237
a. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Hasil uji multikolinearitas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance < 0,10 dan hasil perhitungan VIF menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF > 10. Jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas. 3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dengan DW Test b
Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square
R Square .682
a
.465
.447
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .63188
2.026
a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Dari uji autokorelasi diketahui nilai DW adalah 2,026. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel menggunakan tingkat signifikasi 5%, jumlah sampel 125, dan jumlah variabel independen 4, nilai du adalah 1,758, dan nilai dl adalah 1,592. Nilai DW lebih besar dari du dan kurang dari 4-du, maka tidak ada autokorelasi.
12
Uji Autokorelasi dengan BG Test Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
a
Standardized Coefficients
Std. Error -.052
1.286
lnBOPO
.008
.206
lnNPL
.002
.069
lnNIM
-.010
lnCAR Res_2
Beta
t
Sig. -.040
.968
.004
.040
.968
.003
.033
.974
.175
-.006
-.058
.954
.010
.167
.006
.062
.951
-.020
.098
-.020
-.203
.839
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Koefisien parameter untuk residual lag 2 (Res_2) memberikan angka probabilitas sebesar 0,839 dimana nilainya jauh diatas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada model ini tidak terjadi autokorelasi, sesuai dengan uji DW test yang juga menyatakan tidak adanya autokorelasi. 4. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Titik-titik tidak membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang atau melebar kemudian menyempit). Tidak adanya pola yang jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. 13
Hasil Pengujian Hipotesis 1. Hasil Pengujian pada Bank Domestik 1.1 Uji Goodness of Fit (Uji F) pada Bank Domestik Uji Goodness of Fit (Uji F) pada Bank Domestik ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 36,877 28,181
Mean Square 9,219 ,328
df 4 86
65,058
F 28,134
Sig. a ,000
90
a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Nilai F hitung sebesar 28,134 dengan tingkat probabilitas 0,000. Karena tingkat probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA atau variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA bank domestik. 1.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) pada Bank Domestik Uji Koefisien Determinasi (R2) pada Bank Domestik b
Model Summary
Model R R Square a 1 ,753 ,567 a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Adjusted R Square ,547
Std. Error of the Estimate ,57244
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Besarnya Adjusted R Square adalah 0,547. Hal ini berarti 54,7% variasi ROA pada bank domestik dapat dijelaskan oleh variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR. Sedangkan sisanya sebesar 45,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model regresi.
14
1.3 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) pada Bank Domestik Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) pada Bank Domestik Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
a
Standardized Coefficients
Std. Error -1.140
1.319
lnBOPO
-.696
.204
lnNPL
-.322
.077
lnNIM
.774
lnCAR
1.291
Beta
t
Sig. -.864
.390
-.274
-3.408
.001
-.300
-4.185
.000
.213
.290
3.641
.000
.195
.479
6.623
.000
a. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Persamaan regresi adalah sebagai berikut : lnROA = -1,140 - 0,696 lnBOPO - 0,322 lnNPL + 0,774 lnNIM + 1,291 lnCAR Konstanta sebesar -1,140 menunjukkan bahwa jika variabel independen BOPO, NPL, NIM, dan CAR dianggap konstan, maka ROA adalah sebesar -1,140%. Dari hasil persamaan regresi linear berganda dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien regresi BOPO sebesar -0,696 menunjukkan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,001 < 0,05 menunjukkan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank domestik. 2. Koefisien regresi NPL sebesar -0,322 menunjukkan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,000 < 0,05 menunjukkan NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank domestik. 3. Koefisien regresi NIM sebesar 0,774 menunjukkan NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,000 < 0,05 menunjukkan NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA bank domestik. 4. Koefisien regresi CAR sebesar 1,291 menunjukkan CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,000 < 0,05 menunjukkan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA bank domestik.
15
2. Hasil Pengujian pada Bank Asing 2.1 Uji Goodness of Fit (Uji F) pada Bank Asing Uji Goodness of Fit (Uji F) pada Bank Asing b
ANOVA Model 1
Sum of Squares 2,617 4,125
Regression Residual Total
Mean Square ,654 ,142
df 4 29
6,742
F 4,600
Sig. a ,005
33
a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Nilai F hitung sebesar 4,600 dengan tingkat probabilitas 0,000. Karena tingkat probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA atau variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA bank asing. 2.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) pada Bank Asing Uji Koefisien Determinasi (R2) pada Bank Asing Model Summary Adjusted R Square ,304
Model R R Square a 1 ,623 ,388 a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO
Std. Error of the Estimate ,37715
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Besarnya Adjusted R Square adalah 0,304. Hal ini berarti 30,4% variasi ROA pada bank asing dapat dijelaskan oleh variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR. Sedangkan sisanya sebesar 69,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model regresi. 2.3 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) pada Bank Asing Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) pada Bank Asing Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) lnBOPO
a
Standardized Coefficients
Std. Error 7.226
1.964
Beta
t
Sig. 3.680
.001
-1.422
.392
-.596
-3.624
.001
lnNPL
.083
.067
.183
1.234
.227
lnNIM
.032
.160
.033
.201
.842
lnCAR
-.075
.163
-.082
-.462
.647
a. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah 16
Persamaan regresi adalah sebagai berikut : lnROA = 7,226 - 1,422 lnBOPO + 0,083 lnNPL + 0,032 lnNIM - 0,075 lnCAR Konstanta sebesar 7,226 menunjukkan bahwa jika variabel independen BOPO, NPL, NIM, dan CAR dianggap konstan, maka ROA adalah sebesar 7,226%. Dari hasil persamaan regresi linear berganda dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien regresi BOPO sebesar -1,422 menunjukkan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,001 < 0,05 menunjukkan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank asing. 2. Koefisien regresi NPL sebesar 0,083 menunjukkan NPL berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,227 > 0,05 menunjukkan NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Jadi NPL berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA bank asing. 3. Koefisien regresi NIM sebesar 0,032 menunjukkan NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,842 > 0,05 menunjukkan NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Jadi NIM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA bank asing. 4. Koefisien regresi CAR sebesar -0,075 menunjukkan CAR berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,647 > 0,05 menunjukkan CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Jadi CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA bank asing. 3. Hasil Pengujian Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing 3.1 Uji Goodness of Fit (Uji F) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing Uji Goodness of Fit (Uji F) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing b
ANOVA Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
41.616
4
10.404
Residual
47.912
120
.399
Total
89.528
124
F 26.058
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Nilai F hitung sebesar 26,058 dengan tingkat probabilitas 0,000. Karena tingkat probabilitas < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA atau variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA bank domestik.
17
3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing Uji Koefisien Determinasi (R2) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing b
Model Summary Model
R
1
R Square .682
a
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square .465
.447
.63188
a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Besarnya Adjusted R Square sebesar 0,447. Hal ini berarti 44,7% variasi ROA bank domestik dan bank asing dapat dijelaskan oleh variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR. Sedangkan sisanya sebesar 55,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model regresi. 3.3 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing Uji t Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error 2.370
1.228
-1.120
.195
lnNPL
-.132
lnNIM
.419
lnCAR
.883
lnBOPO
a
Beta
t
Sig. 1.931
.056
-.419
-5.753
.000
.067
-.133
-1.984
.050
.168
.181
2.488
.014
.161
.407
5.480
.000
a. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Persamaan regresi adalah sebagai berikut : lnROA = 2,370 - 1,120 lnBOPO - 0,132 lnNPL + 0,419 lnNIM + 0,883 lnCAR Konstanta sebesar 2,370 menunjukkan bahwa jika variabel independen BOPO, NPL, NIM, dan CAR dianggap konstan, maka ROA adalah sebesar 2,370%. Dari hasil persamaan regresi linear berganda dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien regresi BOPO sebesar -1,120 menunjukkan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,000 < 0,05 menunjukkan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank domestik dan bank asing. 18
2. Koefisien regresi NPL sebesar -0,132 menunjukkan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,050 tidak lebih besar dari 0,05 menunjukkan NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank domestik dan bank asing. 3. Koefisien regresi NIM sebesar 0,419 menunjukkan NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,014 < 0,05 menunjukkan NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA bank domestik dan bank asing. 4. Koefisien regresi CAR sebesar 0,883 menunjukkan CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi 0,000 < 0,05 menunjukkan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA bank domestik dan bank asing. 4. Uji Chow Test Uji ANOVA Bank Domestik b
ANOVA Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
36.877
4
9.219
Residual
28.181
86
.328
Total
65.058
90
F
Sig.
28.134
.000
a
a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah Uji ANOVA Bank Asing b
ANOVA Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
2.617
4
.654
Residual
4.125
29
.142
Total
6.742
33
a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah
19
F
Sig. 4.600
.005
a
Uji ANOVA Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing b
ANOVA Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
41.616
4
10.404
Residual
47.912
120
.399
Total
89.528
124
F 26.058
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), lnCAR, lnNPL, lnNIM, lnBOPO b. Dependent Variable: lnROA
Sumber : output SPSS, data sekunder yang diolah
F=
F=
(RSSr - RSSur) / k (RSSur) / (n1 + n2 - 2k) (47,912 - 32,306) / 4 32,306 / 117
F = 14,1307 Dengan besarnya df = 4 dan 117 nilai signifikan 0,05 didapat nilai F tabel 2,4499. Hasil perhitungan menunjukkan F hitung sebesar 14,1307. Karena nilai F hitung > F tabel yaitu 14,1307 > 2,4499 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR terhadap ROA antara bank domestik dan bank asing. Pembahasan Hasil 1. Pengujian Hipotesis Pertama 1) Bank Domestik Koefisien regresi BOPO sebesar -0,696 menunjukkan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA diterima. Pengaruh signifikan BOPO terhadap ROA menunjukkan bank domestik memiliki efisiensi dalam menjalankan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap profitabilitas. 2) Bank Asing Koefisien regresi BOPO sebesar -1,422 menunjukkan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan BOPO 20
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA diterima. Pengaruh signifikan BOPO terhadap ROA menunjukkan bahwa sama halnya dengan bank domestik, bank asing juga memiliki efisiensi dalam menjalankan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap profitabilitas. 3) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing Koefisien regresi BOPO sebesar -1,120 menunjukkan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwana (2009), Hayat (2008), dan Mawardi (2005) yang menunjukkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, namun tidak sejalan dengan penelitian Mabruroh (2004) yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Adanya pengaruh yang negatif dan signifikan antara BOPO terhadap ROA mengindikasikan bahwa semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Sebaliknya semakin besar rasio BOPO maka bank kurang mampu menekan biaya operasional yang menimbulkan bank kurang efisien mengelola sumber daya yang ada di perusahaan dan berpengaruh pada menurunnya kinerja keuangan bank. 2. Pengujian Hipotesis Kedua 1) Bank Domestik Koefisien regresi NPL sebesar -0,322 menunjukkan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA diterima. Pengaruh signifikan NPL terhadap ROA menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko kredit mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit bermasalah dalam pengelolaan kredit bank, hal ini akan berpengaruh terhadap menurunnya kinerja keuangan bank domestik. 2) Bank Asing Koefisien regresi NPL sebesar 0,083 menunjukkan NPL berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,227 lebih besar dari 0,05 menunjukkan NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA ditolak. Pengaruh tidak signifikan NPL terhadap ROA bank asing karena fungsi 21
intermediasi masih kurang, penyebabnya adalah penyaluran kredit kepada debitur masih kecil. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran dari pihak bank jika kredit yang diberikan menjadi bermasalah. Sehingga bank asing lebih berhati-hati menyalurkan kredit dengan tujuan untuk memperkecil timbulnya risiko kredit. 3) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing Koefisien regresi NPL sebesar -0,132 menunjukkan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,050 tidak lebih besar dari 0,05 menunjukkan NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugraheni dan Hapsoro (2007) dan Mawardi (2005) yang menunjukkan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, namun tidak sejalan dengan penelitian Mabruroh (2004) yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Adanya pengaruh yang negatif dan signifikan antara NPL terhadap ROA mengindikasikan bahwa semakin besar risiko kredit yang ditanggung pihak bank maka akan berpengaruh pada menurunnya kinerja keuangan bank. Sebaliknya semakin kecil risiko kredit yang ditanggung pihak bank maka akan berpengaruh pada meningkatnya kinerja keuangan bank. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga 1) Bank Domestik Koefisien regresi NIM sebesar 0,774 menunjukkan NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan NIM berpengaruh positif terhadap ROA diterima. Pengaruh signifikan NIM terhadap ROA menunjukkan bahwa bank domestik memiliki kemampuan dalam mengelola aktiva produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Semakin besar NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva perusahaan dalam bentuk kredit, sehingga profitabilitas bank akan meningkat yang berarti kinerja keuangan bank meningkat. 2) Bank Asing Koefisien regresi NIM sebesar 0,032 menunjukkan NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,842 lebih besar dari 0,05 menunjukkan NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan NIM berpengaruh positif 22
terhadap ROA diterima. Pengaruh tidak signifikan NIM terhadap ROA karena manajemen bank asing belum mampu mengelola aktiva produktifnya dalam bentuk kredit untuk menghasilkan pendapatan pendapatan bunga bersih, sehingga peningkatan NIM tidak mempengaruhi kinerja keuangan bank. 3) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing Koefisien regresi NIM sebesar 0,419 menunjukkan NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,014 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan NIM berpengaruh positif terhadap ROA diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mawardi (2005) dan Mabruroh (2004) yang menunjukkan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, namun tidak sejalan dengan penelitian Suyono (2005) yang menunjukkan NIM tidak berpengaruh terhadap ROA Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara NIM terhadap ROA mengindikasikan bahwa semakin tinggi pendapatan bunga atas aktiva produktif maka akan berpengaruh pada meningkatnya kinerja keuangan bank. Sebaliknya semakin kecil rasio NIM akan berpengaruh pada menurunnya kinerja keuangan bank. 4. Pengujian Hipotesis Keempat 1) Bank Domestik Koefisien regresi CAR sebesar 1,291 menunjukkan CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan CAR berpengaruh positif terhadap ROA diterima. Pengaruh signifikan CAR terhadap ROA mengindikasikan bahwa bank domestik mempunyai kemampuan dalam hal permodalan yaitu untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian dari kegiatan usahanya yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank. Selain itu juga dapat diasumsikan bahwa bank domestik yang menjadi obyek penelitian mempunyai dana yang dapat menutupi risiko kerugian yang akibat kegiatan operasional bank. 2) Bank Asing Koefisien regresi CAR sebesar -0,075 menunjukkan CAR berpengaruh negatif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,647 lebih besar dari 0,05 menunjukkan CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan CAR berpengaruh positif 23
terhadap ROA ditolak. Pengaruh tidak signifikan CAR terhadap ROA mengindikasikan bahwa bank asing tidak mampu mengelola permodalannya dengan baik sehingga tidak mampu menjaga kemungkinan timbulnya resiko kerugian dari kegiatan usahanya yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank. 3) Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing Koefisien regresi CAR sebesar 0,883 menunjukkan CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi hipotesis yang menyatakan CAR berpengaruh positif terhadap ROA diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hayat (2008), Nugraheni dan Hapsoro (2007), Mabruroh (2004), dan Werdaningtyas (2002) yang menunjukkan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, namun tidak sejalan dengan penelitian Mawardi (2005) yang menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara CAR terhadap ROA mengindikasikan bahwa semakin tinggi CAR, maka akan berpengaruh pada meningkatnya kinerja keuangan bank. Sebaliknya semakin kecil rasio CAR akan berpengaruh pada menurunnya kinerja keuangan bank karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank tidak dapat diserap oleh modal yang dimiliki bank tersebut 5. Pengujian Hipotesis Kelima Karena nilai F hitung > F tabel (14,1307 > 2,4499) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan pengaruh BOPO, NPL, NIM, dan CAR terhadap ROA antara bank domestik dan bank asing, jadi hipotesis kelima diterima. Adanya perbedaan pengaruh variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR terhadap ROA antara bank domestik dan bank asing menunjukkan bahwa perbedaan kepemilikan antara bank domestik dan bank asing sangat berpengaruh karena pemilik memiliki kewenangan besar untuk memilih siapa yang akan duduk dalam manajemen dan selanjutnya menentukan arah kebijakan bank.
24
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Simpulan 1. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Bank Domestik 1. Efisiensi operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik. 2. Risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik. 3. Risiko pasar (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik. 4. Modal (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik. 2. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Bank Asing 1. Efisiensi operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank asing. 2. Risiko kredit (NPL) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank asing. 3. Risiko pasar (NIM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank asing. 4. Modal (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank asing. 3. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Gabungan Bank Domestik dan Bank Asing 1. Efisiensi operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing. 2. Risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing. 3. Risiko pasar (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing. 4. Modal (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank domestik dan bank asing.
25
4. Hasil Uji Chow Test Berdasarkan hasil uji Chow Test diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), dan modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA) antara bank domestik dan bank asing. Keterbatasan Penelitian 1. Uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa 44,7% variasi ROA pada gabungan bank domestik dan bank asing dapat dijelaskan oleh variabel BOPO, NPL, NIM, dan CAR. Sedangkan sisanya sebesar 55,3% dijelaskan faktor lain di luar model regresi. 2. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat sedikit dan yang diteliti dalam penelitian ini hanya faktor fundamental. 3. Terbatasnya sampel bank domestik karena dalam penelitian ini hanya mengamati bank umum domestik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Periode penelitian yang digunakan terlalu pendek yaitu hanya lima tahun. Saran 1. Modal berpengaruh paling tinggi terhadap kinerja keuangan bank domestik. Oleh karena itu bank domestik diharapkan dapat mempertahankan CAR minimal 8% serta memperkuat struktur permodalan agar modal yang dimiliki dapat menyerap kerugian-kerugian yang ditanggung bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Efisiensi operasi merupakan variabel yang berpengaruh paling tinggi terhadap kinerja keuangan bank asing. Oleh karena itu bank asing diharapkan dapat menggunakan faktor produksinya dengan efektif dan efisien agar dapat menghasilkan laba yang maksimal sehingga kinerja keuangan yang dicapai akan meningkat. 2. Jumlah variabel yang dimasukkan dalam model sebaiknya ditambah, baik berupa faktor fundamental maupun faktor non fundamental. 3. Jumlah sampel penelitian sebaiknya ditambah tidak hanya bank umum domestik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia namun seluruh bank domestik di Indonesia. 4. Periode penelitian untuk penelitian selanjutnya disarankan lebih panjang agar hasil penelitian lebih optimal.
26
REFERENSI (DAFTAR PUSTAKA) Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas. 2005. “Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002 ”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.7, No.2, hlm.131-147. Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Direktori Perbankan Indonesia 2004. Direktori Perbankan Indonesia 2005. Direktori Perbankan Indonesia 2006. Direktori Perbankan Indonesia 2007. Direktori Perbankan Indonesia 2008. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hadad, Muliaman dkk. 2004. Fungsi Intermediasi Bank Asing dalam Mendorong Pemulihan Sektor Riil di Indonesia. Available at: http://www.bi.go.id Hayat, Atma. 2008. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Rentabilitas Perusahaan Perbankan yang Go Public di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan Manajemen dan Akuntansi (JEPMA), Vol.7, No.1, hlm.112-125. Infobank. 2009. “Bagaimana Menentukan Rating 120 Bank?”. No.363, Juni, hlm.19-20. Infobank. 2009. “Kepemilikan Bank : Asing, Aseng, atau Asep, Bagaimana Konsep API yang Baru?”. No.366, September, hlm.12-15. Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Mabruroh. 2004. “Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja Keuangan Perbankan”. BENEFT, Vol.8, No.1, hlm.37-51. Mawardi, Wisnu. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Assets Kurang dari 1 Triliun)”. Jurnal Bisnis Strategi, Vol.14, No.1, hlm.83-94.
27
Nugraheni, Fitri dan Dody Hapsoro. 2007. “Pengaruh Rasio Keuangan CAMEL, Tingkat Inflasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta”. Wahana, Vol.10, No.2, hlm.63-80. Purwana, Edward Gagah. 2009. Analisis pengaruh Capital Adequecy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Size, dan BOPO terhadap Profitabilitas (Studi Perbandingan pada Bank Domestik dan Bank Asing Periode Januari 2003-Desember2007). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Available at: http://eprints.undip.ac.id/17254/ Rose, Peter S. dan Milton H. 2006. Money and Capital Markets. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Susilo, Y. Sri, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Suyatno, Thomas dkk. 1997. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suyono, Agus. 2005. Analisis Rasio-Rasio Bank yang Berpengaruh terhadap Return on Asset (Studi Empiris: pada Bank Umum di Indonesia Periode 2001-2003). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Available at: http://eprints.undip.ac.id/14659/ Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Statistik Perbankan Indonesia 2008. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan. Available at: http://www.bi.go.id Werdaningtyas, Hesti. 2002. “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia”. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol.1, No.2, hlm.24-39.
28