Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung “The Kingdom of Butterfly ???” Sabtu, 20 Agustus 2011 19:00
Graphium androcles/ Zdenek Hanc.
Alfred Russel Wallace, adalah naturalis berkebangsaan Inggris yang pernah menjelajah Kepulauan Indo-Malaya dari tahun 1856 sampai dengan 1862. Wallace melakukan ekplorasi flora dan fauna di kawasan Bantimurung dari tanggal 11 Juli 1857 sampai dengan awal Nopember 1857 dan berhasil mengumpulkan cukup banyak koleksi speciemen di wilayah Maros. Ia kemudian menuliskan dan menerbitkan jurnal perjalanan selama enam tahunnya ke Kepulauan Indo-Malaya yang berjudul “The Malay Archipelago”. Sejak itu pula lah keanekaragaman hayati kawasan Indo-Malaya terutama kawasan Sulawesi dan pulau-pulau satelitnya mulai dikenal oleh para naturalis, ilmuan serta masyarakat di kawasan Eropa bahkan mungkin ke seluruh dunia.
Deskripsi kawasan Karst Maros-Pangkep dan keanekaragaman faunanya dianggap sudah cukup lengkap pada saat itu, dan Wallace sendiri memberikan julukan “The Kingdom of Butterfly” untuk kawasan Bantimurung dan sekitarnya karena kekayaan jenis kupu-kupu pada kawasan tersebut. Dalam bukunya, Wallace menggambarkan betapa menakjubkannya fenomena ratusan kupu-kupu, terutama Graphium androcles , beterbangan liar di sekitar pantai berpasir pada sisi kolam di atas air terjun Bantimurung (mungkin tempat yang oleh masyarakat sekarang disebut Kassi Kebo). Formasi ratusan Kupu-kupu ini membentuk awan beraneka warna.
Deskripsi Wallace dalam laporannya seakan membuka jendela dunia dengan menunjukkan betapa kayanya Bantimurung dengan keanekaragaman jenis kupu-kupunya. Pada masa penjajahan Belanda, Kawasan Bantimurung pun kemudian dijadikan sebagai kawasan konservasi berdasarkan Guvernements Besluits tanggal 12-2-1919 No. 6 Staatblad No. 90 dengan luas 18 Ha. Ketika Indonesia Merdeka, Pemerintah Indonesia menunjuk kawasan tersebut sebagai Taman Wisata Alam Bantimurung berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 237/Kpts/Um/3/1981 tanggal 30 Maret 1981 dengan luas 118 Ha.
Seiring dengan perkembangannya, pada tanggal 18 Oktober 2004, Menteri Kehutanan
1/5
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung “The Kingdom of Butterfly ???” Sabtu, 20 Agustus 2011 19:00
menerbitkan Keputusan Nomor SK.398/Menhut-II/2004 tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan pada Kelompok Hutan Bantimurung-Bulusaraung seluas ± 43.750 Ha terdiri dari Cagar Alam seluas ± 10.282,65 Ha, Taman Wisata Alam seluas ± 1.624,25 Ha, Hutan Lindung seluas ± 21.343,10 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas ± 145 Ha, dan Hutan Produksi Tetap seluas ± 10.335 Ha yang terletak di Kabupaten Maros dan Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Penujukan kawasan ini didasarkan atas keunikan fenomena karst dan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang ada di dalam kawasan karst Maros-Pangkep, salah satu diantaranya adalah keanekeragaman jenis kupu-kupunya.
A. PENGELOLAAN KUPU-KUPU
Upaya-upaya konservasi keanekaragaman hayati di dalam kawasan masih dalam tahap pengumpulan dan pengolahan data, serta pemetaan sebaran habitatnya di dalam kawasan. Kajian lebih lanjut tentang bagaimana kondisi populasinya di dalam kawasan, daya dukung habitat terhadap kelangsungan populasi jenis tersebut, serta hal-hal lain yang terkait dengan konservasi keanekaragaman hayati sudah mulai dirintis untuk dilaksanakan. Pengelolaan keanekaragaman hayati secara bertahap mulai diarahkan pada perumusan strategi pengamanan populasi yang ada saat ini, penertiban pemanfaatan spesies, terutama jenis kupu-kupu, serta peluang pemanfaatan atraksi keanekaragaman hayati untuk ikut mendukung pengembangan pariwisata alam.
Dalam hal konservasi keanekaragaman jenis fauna TN Bantimurung Bulusaraung, kupu-kupu bisa dianggap sebagai focal species. Sejak kunjungan Wallace ke kawasan ini, kupu-kupu seakan menjadi ikon yang sangat identik dengan Bantimurung. Julukan “The Kingdom of Butterfly” sangat melekat di kawasan ini. Namun seiring waktu, banyak pihak telah menilai bahwa keanekaragaman kupu-kupu Bantimurung telah jauh berkurang. Hal ini merupakan tantangan besar bagi pengelolaan keanekaragaman hayati TN Bantimurung Bulusaraung.
Menjawab tantangan tersebut, sejak tahun 2005, ketika pengelolaan TN Bantimurung Bulusaraung masih berada di bawah kewenangan Balai KSDA Sulawesi Selatan I, telah dibangun penangkaran kupu-kupu walaupun dengan ukuran yang kurang representatif. Kegiatan pengelolaan yang dilaksanakan saat itu masih terbatas pada penyediaan pakan ulat hingga imago. Jenis yang ditangkarkan pun masih terbatas pada jenis Troides dan Papilio yang sudah diketahui jenis pakannya. Sebagian hasil penangkaran dikembalikan ke alam, kembali ditangkarkan serta dijadikan offsetan, namun bukan untuk tujuan komersial.
2/5
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung “The Kingdom of Butterfly ???” Sabtu, 20 Agustus 2011 19:00
Mengingat kupu-kupu adalah ikon TN Bantimurung Bulusaraung, maka sudah seharusnya kupu-kupu menjadi salah satu fokus upaya konservasi spesies. Untuk keperluan konservasi keanekaragaman hayati tersebut, dilakukan lah upaya secara insitu dan eksitu yang lebih intensif. Upaya eksitu dilakukan untuk mendukung kegiatan insitu dengan disertai adanya intervensi perlakuan oleh manusia.
Upaya konservasi jenis kupu-kupu yang selama ini hanya dilakukan dalam bentuk penangkaran kecil, dipandang sudah sangat tidak representatif dalam rangka konservasi jenis tersebut. Pada tahun 2010, dilaksanakan lah pembangunan dan pengembangan penangkaran kupu-kupu TN Bantimurung Bulusaraung. Penangkaran ini selain ditujukan untuk pengawetan jenis kupu-kupu, juga arahkan untuk dikembangkan sebagai wahana rekreasi alam dan pendidikan. Untuk tujuan tersebut, mengingat letak penangkaran kupu-kupu yang dahulu cukup strategis, maka pembangunan dan pengembangan penangkaran pun dilaksanakan di lokasi yang sama. Pembangunan penangkaran ini dilengkapi dengan laboratorium, shelter, toilet, pagar dan gerbang masuk serta penataan lansekapnya. Diharapkan mulai tahun 2011, dapat diselenggarakan konservasi kupu-kupu yang lebih baik, sehingga pada 2 tahun ke depan telah dapat dikembangkan kegiatan wisata yang profesional berbasis kupu-kupu.
Seiring dengan pengambangan penangkaran kupu-kupu, konservasi kupu-kupu pun dilakukan melalui kegiatan identifikasi jenis kupu-kupu dan pengamanan dan penertiban pemanfaatan spesies tersebut, mengingat masih maraknya aktivitas penjualan souvenir berbahan dasar kupu-kupu dan penangkapan kupu-kupu di sekitar kawasan.
Papilio blumei.
B. PEMANFAATAN KUPU-KUPU
Sejak diterbitkannya tulisan Wallace tentang penjelajahannya di Indonesia, kupu-kupu Indonesia banyak dicari/diburu orang asing, baik itu kolektor, peneliti yang ingin melengkapi biosistematikanya ataupun masyarakat umum yang mengagumi keindahan kupu-kupu untuk dijadikan hiasan dirumahnya. Peluang “pasar” ini tentu mendapat respon positif dari masyarakat di sekitar Bantimurung.
3/5
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung “The Kingdom of Butterfly ???” Sabtu, 20 Agustus 2011 19:00
Sejak tahun 1970-an, kupu-kupu pun telah menjadi komoditi ekspor andalan dari wilayah Bantimurung dan sekitarnya. Tak hanya dijual ke luar negeri, di pasar lokal, kupu-kupu pun diolah menjadi beranekaragam souvenir, antara lain berupa specimen mentah, bingkai kupu-kupu, hingga gantungan kunci dan asesoris lainnya.
Hal ini sangat ditunjang oleh potensi wisata Bantimurung yang merupakan primadona wisata keluarga di Sulawesi Selatan. Sebagaimana dijelaskan di muka, kawasan wisata Bantimurung mulai diperkenalkan sejak kunjungan Wallace ke kawasan tersebut. Deskripsinya yang menggambarkan keindahan panorama alam, indahnya air terjun Bantimurung, dan yang utama adalah atraksi beraneka ragam jenis kupu-kupu bersayap indah, sedikit banyak telah mempromosikan potensi kawasan Bantimurung sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Sejak saat itu (1980-an), kunjungan ke Bantimurung terus meningkat, baik untuk wisata, penelitian, maupun koleksi spesimen kupu-kupu.
Tingkat kunjungan ke kawasan wisata ini pun kian lama kian meningkat seiring dengan animo dan kebutuhan masyarakat akan wisata alam. Hingga saat ini, tingkat kunjungan ke kawasan wisata ini rata-rata mencapai 600.000 orang per tahunnya. Bahkan pada tahun 2010, secara keseluruhan jumlah kunjungan ke TN Bantimurung Bulusaraung mencapai angka 619.862 kunjungan. Secara rinci tingkat kunjungan ke kawasan wisata Bantimurung dan TN Bantimurung Bulusaraung adalah sebagaimana dijabarkan dalam Tabel berikut ini.
Tabel 1. Kunjungan Wisata di Kawasan TN Bantimurung Bulusaraung 5 Tahun Terakhir.
4/5
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung “The Kingdom of Butterfly ???” Sabtu, 20 Agustus 2011 19:00
Keterangan: DN :seharusnya Wisatawan Dalam Negeri LN :pengalaman Wisatawan Luar Negeri Bulusaraung Wisata Pattunuang sejak tahun baru diberlakukan 2007. efektif seiring operasionalnya Pengelolaan Balai TN Bantimurung wisata Taman Kegiatan menyumbang 1.242.180.000,-. lingkungan memperkuat nasional. wisata dan posisi PAD wisata Bantimurung Besarnya tawar Kabupaten alam (bargaining retribusi pada pun Maros kawasan sejak dan/atau position) sebesar awal konservasi tingkat tahun ±4,3 kawasan hingga Milyar PNBP akan konservasi dan akhir dari memberikan jumlah kegiatan tahun dalam PNBP 2010 pemanfaatan nilai pembangunan telah sebesar tambah mampu Rp. dan jasa Menilik sudah hayati yang dengan Pemanfaatan wisata kemudian ataupun besar kegiatan sudah bukan dan keluarga. hal pemanfaatan budidaya, pemanfaatan adalah eksositemnya tersebut, lama berasal jenis Kupu-kupu dimanfaatkan kupu-kupu bergeser tetapi ini pengelolaan dari langsung sangat kupu-kupu merupakan sebagai dalam biasa dari yang erat (ekstraksi), adalah kawasan pemanfaatan pemanfaatan atraksi kaitannya ini menjadi dimanfaatkan perlu hasil kupu-kupu. wisata. TN tangkapan ditertibkan souvenir maupun dengan Bantimurung yang sumber tersebut Di Pemanfaatan Bantimurung, khas sebagai bersifat pemanfaatan lebih di daya habita bukanlah Bantimurung. Bulusaraung, lanjut. ekstraksi potensi alam aslinya. kupu-kupu sumber kawasan hayati hasil atraksi menuju Meskipun Yang kegiatan namun dan daya satwa. sebagai ini menjadi ekosistemnya pemanfaatan dilakukan alam tetap sebagian penangkaran lokasi hayati saja masalah baik Tak tinggi berasal mulai menangkap Mereka mereka hanya adanya dan dari cukup impikan, dicari dijual Jepang. kupu-kupu kesadaran puas oleh lokal, tanpa dengan Tidak para beberapa harus untuk konservasi, kolektor. hanya menikmati mengkoleksinya. kemudian jenis dengan Penggiat para kupu-kupu mereka mengkoleksi penghobi kolektor lepas bahkan kupu-kupu menangkap kupu-kupu kembali spesimen memiliki ke pun yang beragam kupu-kupu, alam nilai mulai paling ekonomi (catch beralih jenis banyak namun and kupu-kupu yang mencoba release). dengan adalah sangat yang Dengan dari kupu-kupu. baik Jepang, untuk berkembangnya memudahkan Sebagai maka sangat modal penentuan animo terbuka dasar, baru sebaran peluang lokasi di kalangan dimana beragam dikembangkannya penghobi kupu-kupu jenis kupu-kupu kupu-kupu, yang wisata dimaksudkan harus minat yang diidentifikasi khusus mayoritas berada. berbasis berasal dengan
Troides haliphron. C. FAKTOR PENDUKUNG DAN KENDALA KONSERVASI Penunjukan menjadi sangat perlindungan upaya tentang kupu-kupu konservasi mendukung Arahan kawasan ditetapkan sebagian hukum Strategis konservasi tersebut. bagi pada menjadi besar upaya Konservasi habitat Dalam habitat TN salah konservasi Bantimurung alami Peraturan kupu-kupu, satu Spesies kupu-kupu. spesies kupu-kupu. Menteri Nasional Bulusaraung termasuk prioritas Perangkat Kehutanan Penunjukan 2008 kawasan untuk merupakan – TN peraturan 2018, kelompok Nomor: Bantimurung kawasan berbagai salah P. pun serangga. 57/Menhut-II/2008 ini turut factor spesies memberikan dan mendukung yang sekitarnya Di kian Pengetahuan memberikan mengembangkan sisi signifikan, lain, perhatian peluang masyarakat salah masyarakat satunya bagi yang pengelola dan ditengarai telah luas pembudidayaan kawasan lama terhadap dari berkecimpung beragamnya untuk upaya kupu-kupu. belajar konservasi dalam topic dan penelitian dunia bersama-sama kupu-kupu kupu-kupu tentang pun berupaya semakin pun kupu-kupu. lama antara Adapun lain kendala-kendala adalah sebagai yang berikut: ada dalam pengembangan upaya konservasi spesies kupu-kupu 1. Status konservasi kupu-kupu Sebagian ratusan resmi aspek kecuali Hal Bantimurung ini dilindungi legalitas terkait jika jenis besar kupu-kupu Bulusaraung yang dengan usaha oleh jenis telah peraturan kupu-kupu upaya berbasis tersebut diketahui, yang konservasi perundang-undangan kupu-kupu, ditangkap dilakukan Bantimurung hanya keanekaragaman 4 dari secara meskipun jenis bukan dalam kupu-kupu komprehensif merupakan kawasan kupu-kupu di Indonesia. hayati Bantimurung dan tersebut dan jenis Bantimurung Hal menyeluruh. ekosistem yang ini yang ditangkap tentu dilindungi. telah saja Bulusaraung. pada di secara menjadi TN alam, Dari 2. Nilai Ekonomi kupu-kupu Sejak serangga, matapencaharian sangat spesies Wallace tinggi. baru, khususnya langka, Nilainya melaporkan bagi dan/atau kupu-kupu bisa masyarakat hasil mencapai bahkan penjelajahannya semakin lokal. jutaan merupakan Beberapa meningkat. rupiah, di individu kupu-kupu Indo-Malaya, apalagi Hal ini jika membuka bahkan kupu-kupu heteroseksual. animo memiliki peluang para tersebut kolektor nilai alternatif merupakan jual yang 3. Mobilitas dan daya jelajah Satwa kawasan. terbang TN kawasan tentu Bantimurung saja cenderung melintasi konservasi, Kupu-kupu menyulitkan Bulusaraung daratan memiliki namun misalnya. dalam ataupun daya kupu-kupu hal sebagai Kupu-kupu jelajah pengamanan lautan habitat dan seringkali hingga memiliki mobilitas alami dan bermili-mil terbang perlindungannya. daya kupu-kupu tinggi jelajah hingga yang jauhnya memang yang tidak keluar saat tinggi. dapat telah dari bermigrasi. dibatasi Dia kawasan. ditunjuk mampu Kawasan oleh sebagai Hal batas ini 4. Kualitas dan daya dukung habitat Kupu-kupu meneliti Bantimurung dan yakni Papilio hanya secara sangat blumei pada selama khusus habitat bergantung adalah satu habitat berhutan tahun. dua jenis dan pada Ia di pola juga endemik kualitas pinggiran sebaran menginformasikan dan yang sungai. kupu-kupu daya mempunyai dukung bahwa jenis habitatnya. sebaran komersil kupu-kupu yang di Achmad hutan sangat Troides wisata (1998) sempit, haliphron telah 5. Jenis Pakan Ketersediaan menunjang prasyarat Bulusaraung merupakan penting. pada upaya salah belum pakan TN satu konservasi Hingga seluruhnya Bantimurung merupakan kendala saat kupu-kupu ini dalam diketahui. salah Bulusaraung. jenis-jenis pengembangan satu maka Keterbatasan syarat pakan ketersediaan mutlak kupu-kupu konservasi pengetahuan bagi berbagai kehidupan yang dan ada jenis jenis pembudidayaan pada makhluk pakan pakan TN ini Bantimurung merupakan hidup. Untuk 6. Ketergantungan masyarakat sekitar Masyarakat, cukup kupu-kupu berkembang. ekonomi panjang. kupu-kupu tersebut khususya Nilai Ketergantungan Sejak ekonomi dapat tidak tahun sekitar lagi menunjang kupu-kupu 1970-an, setinggi Bantimurung masyarakat perekonomian aktovitas dulu pada ini lagi. memiliki saat masih pemanfaatan itu berlangsung sejarah sangat masyarakat lah pemanfaatan kupu-kupu tinggi. yang hingga Bahkan sangat sudah saat kupu-kupu ini, baik pemanfaatan mulai meskipun dan yang nilai D. STRATEGI KONSERVASI KUPU-KUPU Deskripsi membawa negatif penelitian cenderung yang Wallace melaporkan dampak kian mengancam menurun tentang positif terjadinya populasinya. eksistensi untuk keindahan perlindungan fluktuasi kupu-kupu dan kehadiran kekayaan dan pada pengawetannya, jenis kupu-kupu habitat kupu-kupu aslinya Bantimurung namun tersebut. Bantimurung terdapat yang Beberapa tak diduga ekses saja hasil Wallace Kupu-kupu melaporkan dengan jenis melaporkan dari bahwa endemik kawasan ada bahwa antara 103 Bantimurung. selama jenis lain kupu-kupu adalah: eksplorasinya Berbeda yang dengan ia (1957) temukan laporan telah di menemukan hutan tersebut, wisata Mattimu 256 Bantimurung, species (1977) haliphron, T. helena, T. hypolitus, Papilio blumei, P. polites, P. sataspes, Troides dan androcles. Graphium Jika ditemani bersifat kita lalu, alami berkunjung bercanda momen-momen atau karena sudah ke Bantimurung tidak campur indah bisa tentang tangan lagi ketempat dirasakan. keindahan manusia?. Wallace Apa alam pernah karena dan beratus tinggal adanya kupu-kupu beberapa perubahan saat yang alam 150 dapat yang tahun Pertanyaan mendatangkan keberadaan ini Bantimurung kupu-kupu sangat polemik sulit itu yang pasti sendiri. dicari berkepanjangan punya kebenarannya, jawabannya dan setiap tidak masing-masing, orang akan mendapatkan atau instansi malah cuma yang keuntungan akan terkait dengan buat Yang alam perasaan yang penting masyarakat dan dapat perlu adalah kupu-kupu kita kita mendukung sekitar mendekati bagaimana tempuh tanpa yang sekarang keberadaan perasaan mengganggu ada potensi di kawasan ini kupu-kupu Wallace adalah kupu-kupu kelestariannya? Bantimurung seperti bagaimana tetap supaya dulu menjadi berupaya dapat dengan bisa sumber sedapat lestari mengembalikan mengembalikan pendapatan serta mungkin yang membuat tak keadaan buat keadaan kalah alam
Papilio polytes. Kondisi ditunjukkannya kupu-kupu jenis Kementerian kupu-kupu, secara ini mendorong tidak yaitu: lestari Kehutanan kawasan hanya dan dilakukannya dilindungi berkelanjutan. dan Bantimurung Balai dan TN upaya diawetkan, Ada sebagai Bantimurung beberapa konservasi taman namun Bulusaraung strategi nasional, kupu-kupu juga pengelolaan membuka maka untuk yang kekayaan mengkonservasi lebih peluang yang efektif. dilakukan jenis pemanfaatan Dengan oleh 1. Spesies Pemerintah berdasarkan 716/Kpts/10/1980 terdapat 4 jenis telah Keputusan kupu-kupu menetapkan serta Peraturan Menteri pada beberapa Kehutanan kawasan Pemerintah jenis Bantimurung-Bulusaraung RI kupu-kupu N0 No. 7upaya 576/Kpts/Um/8/1980 tahun sebagai 1999. Dalam satwa yang aturan liar dan dilindungi, yang No. tersebut, dilindungi yaitu myrina, Troides haliphron, T. helena, T. hypolitus Chet .osia pemanfaatan dari Meskipun semua dalam pihak terhadap untuk aturan jenis menjaga tersebut yang kelestariannya. hanya lain perlu 4 jenis dilakukan yang dilindungi secara bijaksana namun seyogyanya dan dibutuhkan kearifan 2. Perlindungan Habitat Berkurangnya menyebabkan pakan hal manusia program-program ini areal akan perlu untuk menyebabkan vegetasi di terjadinya atasi antara tujuan terutama baik pengusahaan lain: migrasi kematian. sebagai pengamanan dikupu-kupu kupu-kupu tempat sumber Karena wisata hidup habitat mencari pakan itu serta dan tekanan-tekanan dan maupun pemanfaatan berkembangbiaknya daerah pengkayaan/pembinaan baru. sebagai kupu-kupu pemanfaatan Bahkan tempat melalui hilangnya berlindung oleh habitat habitat. aktifitas sumber dalam 3. Penelitian Sebagai berikut Kawasan reproduksi tahun sebagai perlu dasar Bantimurung perjenis dilaksanakan. tiap dasar pengelolaan tahunnya. kupu-kupu, untuk seperti: pengusulan Agar konservasi Jenis-jenis penelitian dapat menunjang satwa jenis-jenis terhadap Pakan liar kupu-kupu kupu-kupu, yang jumlah perlu restorasi populasi untuk dilindungi beberapa menunjang terhadap di alam ataupun program perlu kupu-kupu budidaya, untuk penelitian dikontrol kuota di tingkat tiap 4. Penangkaran Kegiatan pertimbangan-pertimbangan penangkaran diluar berikut: habitat (Ex-Situ) yang dikembangkan hendaknya didasari atas a. secara yang kelestariaanya. Pemilihan tinggi tajam serta jenis dari tingkat waktu yang tepat, ke pemanfaatannya waktu yaitu sehingga yang secara terus terancam meningkat, alami punah populasinya yang dan pada mempunyai mengalami akhirnya potensi penurunan mengancam ekonomi b. hasil Melaksanakan penangkaran “Restocking” kembali ke alam. atau pemulihan populasinya di alam, dengan melepas sebagian 5. Peran serta Masyarakat Salah penangkapan serta melakukan tidak diperoleh lagi aktif satu memperdagangkan dari masyarakat ancaman kegiatan hasil kupu-kupu penangkaran. penanaman kelestarian yang dari bersifat kupu-kupu alam tumbuhan untuk konstruktif yang kemudian saat pakan diperoleh dalam ini adalah diperjual pekarangan upaya langsung adanya konservasi belikan. rumah dari aktifitas Salah alam, kupu-kupu masingmanusia satu tetapi bentuk masing yang adalah berupa peran dan DAFTAR PUSTAKA Achmad, Simposium Maros-Pangkep Lingkungan Amran. Karst Regional sebagai 2001. Maros-Pangkep: III. Potensi Makassar. World Heritage dan Menuju Kondisi di Perlindungan Era Kawasan Otonomi Karst Daerah. dan Maros-Pangkep. Pemanfaatan Badan Pengendalian Kawasan Prosiding Karst Dampak Alikodra, Pertanian H.S.. Bogor. 1990. Bogor. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I.di Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Tidak dipublikasikan. Bulusaraung. Balai Taman Nasional 2007. Formulir Bantimurung Data Non Bulusaraung. Spasial Taman Maros. Nasional Bulusaraung. Bantimurung Maros. Tidak Bulusaraung dipublikasikan. 2010-2014. Balai Taman Nasional Strategis Bantimurung Balai Taman Balai Taman Taman Nasional Nasional Bantimurung Bantimurung Bulusaraung. Bulusaraung. Maros. 2009. Tidak Rencana dipublikasikan. Kerja Tahun 2010. Balai Laporan Tahunan 2010 Balai Taman LAKIP Tahun 2010 Balai Taman 2011. Statistik Tahunan 2010 Balai Taman Nasional Tidak dipublikasikan. Bantimurung Bulusaraung. Balai Taman Nasional Bantimurung kupu-kupu Bulusaraung. pada Taman Maros. Balai kawasan Bantimurung Taman Bantimurung, Nasional Bulusaraung. Bantimurung Taman Maros. Nasional Tidak Bulusaraung. Bantimurung dipublikasikan. 2010. Bulusaraung. Identifikasi jenis Balai kupu-kupu Taman Nasional pada Mattimu, di Pandang. Daerah A.A., Bantimurung H. Sugondo Sulawesi dan H. Selatan. Pabittei. Proyek 1977. Identifikasi Penelitian Universitas dan Inventarisasi Hasanuddin. Jenis Kupu-kupu Ujung Sriyanto, Dasar-Dasar Agoes. Konservasi. 2002. Pengelolaan Tidak dipublikasikan. Taman Nasional. Materi Pendidikan dan Pelatihan Wallace,et Alfred Russel. 1890. TheofMalay Archipelago. Periplus (HK) Ltd. Singapore. Whitten Editions al. 2002. (HK) The Ltd. Ecology Singapore. Indonesia Series Volume IV:Editions The Ecology of Sulawesi. Periplus PENULIS: Suci Achmad Handayani, S.Hut, PEH Pertama pada Balai TN. Babul.
5/5