1 cm
Akuntansi Desa Yuliansyah,M.S.A., Ph.D., Akt., CA. & Rusmianto, S.E., M.Si. Kepala Penerbitan dan Produksi: Catur Sasongko Senior Editor: Desi Mandasari Copy Editor: Jatiningrum Tata Letak: John Roy Sibarani Desain Sampul: Ferdy Firnaldy Hak Cipta © 2016 Penerbit Salemba Empat Jln. Raya Lenteng Agung No. 101 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610 Telp. : (021) 781 8616 Faks. : (021) 781 8486 Website : http://www.penerbitsalemba.com E-mail :
[email protected] Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud di atas, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Yuliansyah Rusmianto Akuntansi Desa/Yuliansyah, Rusmianto —Jakarta: Salemba Empat, 2015 1 jil., 240 hlm., 17 × 24 cm ISBN 978-979-061-621-9 1 . Akuntansi I. Judul
2. Akuntansi Desa II. Yuliansyah, Rusmianto
John R Sibarani
TP TENTANG PENULIS
Yuliansyah, M.S.A., Ph.D., Akt., CA. adalah staf pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung. Penulis menamatkan pendidikan Sarjana Akuntansi pada Universitas Jenderal Soedirman, Master of Science in Accounting (M.S.A.) pada Meinders School of Business— Oklahoma City University—USA, serta Philosophy of Doctor bidang Akuntansi pada University of South Australia. Selama menjadi staf pengajar, penulis aktif dalam penelitian di bidang akuntansi manajemen. Hasil penelitiannya pernah dipresentasikan atau diterima pada seminar internasional maupun nasional seperti Monash Forum on Management Accounting (MONFORMA) di Melbourne tahun 2009, International World Cultural Tourism Conference, di Bangkok tahun 2009, Asian Pacific Conference (APC) di Beijing tahun 2011, Asian Accounting Academic Association Conference (4A) di Denpasar tahun 2011, Australia New Zealand International Business Association (ANZIBA) di Adelaide tahun 2012, The Global Advanced Research Conference on Management and Business Studies (GARCOMBS) di Bandung tahun 2012, British Accounting and Finance Association (BAFA di Brighton UK) tahun 2012, Global Accounting and Organizational Change (GAOC) Conference di Kuala Lumpur tahun 2012, iii
iv
Akuntansi Desa
Asian Accounting Academic Association Conference (4A) di Kyoto tahun 2012, American Accounting Association (AAA) Conference tahun 2013, Asia Pacific Interdisciplinary Research in Accounting (APIRA) Conference di Kobe tahun 2013, Asia Pacific of Management Accounting Association Conference (APMAA) di Nagoya tahun 2013, New Zealand Management Accounting Conference di Otago, New Zealand tahun 2013, Asian Accounting Academic Association Conference (4A) di Penang tahun 2013, European Accounting Association (EAA) annual congress di Tallinn, Estonia tahun 2014, The 11th Asian Academy of Management International Conference (AAMIC) di Penang, Malaysia tahun 2015, serta Simposium Nasional Akuntansi (SNA): SNA XV di Banjarmasin tahun 2012, SNA XVI di Manado tahun 2013, SNA XVII di Lombok tahun 2014, dan SNA XVIII di Medan tahun 2015, Konferensi Ilmiah Akuntansi (KIA 1) di Jakarta, Forum Managemen Indonesia (FMI) di Medan tahun 2014, Konferensi Ilmiah Akuntansi di Jakarta tahun 2015. Dalam seminar dan konferensi tersebut penulis telah meraih predikat sebagai salah satu the best paper yaitu pada Simposium Nasional Akuntansi XVII di Lombok dan Konferensi Ilmiah Akuntansi II di Jakarta Tahun 2015. Selain melakukan penelitian, penulis juga aktif memberikan pelatihan (workshop) di beberapa universitas, pemerintahan daerah, serta lembaga penelitian individu. Pada bidang profesi akuntansi, penulis juga menjadi Board Committee of Asia Pacific Management Accounting Association (APMAA) tahun 2013, serta menjadi anggota Ikatan Akuntan Indonesia wilayah Lampung, dan Pengurus IAI Kompartemen Akuntan Pendidik 2014–2016. Selain buku ini, penulis juga menulis buku: 1) Penetrasi Strategik Organisasi: Teori, Konsep dan Penerapan di Industri Perbankan, 2) Kiat-Kiat Terhindar dari Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa (co-author), 3) Kiat-Kiat Terhindar dari Korupsi pada Hibah dan Bansos (co-author), 4) Manajemen dan Analisis Data Kualitatif dengan Perangkat Lunak Nvivo (co-author), 5) Simulasi Pencatatan dan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Berbasis Akrual (Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 dan Permendagri No. 64 Tahun 2013) (co-author), 6) New Innovation Mart (coauthor), serta 7) Buku Pratikum Akuntansi untuk Perusahaan Dagang (co-author). Yuliansyah dapat dikontak via surel:
[email protected].
Tentang Penulis
v
Rusmianto, S.E., M.Si. adalah dosen pada Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Selain itu, penulis juga mengajar di Akademi Akuntansi Lampung dan LP3I Lampung. Penulis mendapatkan gelar sarjana dari Program Studi Akuntansi FE Universitas Lampung dan Magister Sains dari Program Studi Akuntansi FE Universitas Sriwijaya. Mata kuliah yang diampu meliputi: Akuntansi Keuangan Menengah, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Akuntansi Sektor Publik, dan Statistik Bisnis. Selain buku ini, penulis juga pernah menulis buku Akuntansi Sektor Publik. Beberapa artikel yang pernah ditulis antara lain: Asosiasi antara Pengungkapan Proyeksi Laba dengan Manajemen Laba; Reaksi Pasar atas Publikasi Laporan Keuangan Interim dan Keterlibatan Auditor dalam Laporan Keuangan Interim; dan Determinan Kualitas Laba di Indonesia. Rusmianto dapat dikontak via surel: antopoliteknik@ gmail.com.
v
vi
Akuntansi Desa
John R Sibarani
kp KATA PENGANTAR
“Dengan disahkannya UU Desa, kepala desa harus belajar accounting, karena kepala desa nantinya akan menjadi pejabat pembuat komitmen. Jangan sampai kepala desa masuk penjara karena ketidakmengertiannya dalam mengelola keuangan,” kata Bachruddin Nasori, Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Desa (Panja RUU Desa). Diambil dari Antara, 18 Desember 2013
vii
viii
Akuntansi Desa
Seiring dengan disahkannya Undang-Undang (UU) Desa oleh DPR, maka memberikan konsekuensi bahwa setiap desa akan mendapatkan anggaran dari APBN yang besarnya paling sedikit 10 persen dari dana perimbangan kabupaten/kota dalam APBD. Selain itu, UU tersebut juga memberikan dampak bagi aparat desa untuk dapat melaporkan pengelolaan keuangan desa yang transparan dan akuntabel. Dengan demikian, penatausahaan keuangan desa merupakan sebuah tanggung jawab agar dana yang dikelola dapat membantu desa dalam melaksanakan kegiatan strategis sebagai upaya untuk membantu pemerintah daerah dalam proses penyelenggaraan pemerintahan termasuk pembangunan desa itu sendiri. Di sisi lainnya, dampak positif pengelolaan dana desa yang transparan dan akuntabel dapat membantu pembangunan desa sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia yang ada di dalamnya. Selain itu, juga sebagai upaya penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar dan pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya manusia yang berkelanjutan. Akan tetapi, agar dalam pengelolaannya dapat berjalan dengan baik dan benar, maka aparat desa wajib dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana pengelolaan dana desa yang baik dan terarah. Dengan demikian, pencatatan keuangan dan pelaporan keuangan merupakan suatu keharusan bagi aparat tersebut. Buku Akuntansi Desa ini merupakan jembatan bagi aparat desa untuk mempelajari pencatatan dan pelaporan keuangan desa. Buku ini terbagi ke dalam 7 bab, yang mana Bab I membahas Tentang Desa, Bab II membahas tentang Perencanaan dan Penganggaran Desa, Bab III membahas tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Bab IV membahas tentang Penatausahaan Keuangan Desa, Bab V membahas tentang Penyusunan Neraca Awal Desa, Bab VI membahas tentang Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan Bab VII merupakan Studi Kasus. Penulis menyadari bahwa penulisan buku ini masih memliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, masukan yang bersifat konstruktif terhadap buku ini sangat diharapkan guna penyempurnaan buku ini nantinya.
Bandar Lampung, November 2015 Yuliansyah, M.S.A., Ph.D., Akt., CA. Rusmianto, S.E., M.Si.
John R Sibarani
dI DAFTAR ISI
Tentang Penulis Kata Pengantar Daftar Isi xi Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7
iii vii
Tentang Desa 1 Perencanaan dan Penganggaran Desa 17 Pengelolaan Keuangan Desa 47 Penatausahaan Keuangan Desa 63 Penyusunan Neraca Awal Desa 89 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa 99 Studi Kasus 153
Glosarium G-1 Daftar Pustaka D-1 Indeks I-1
ix
x
Akuntansi Desa
John R Sibarani
1 TENTANG DESA
PENDAHULUAN Dalam tata pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, istilah desa tidak asing lagi bagi kita semua. Desa merupakan unsur terkecil dalam tata administrasi pemerintahan. Setidaknya, terdapat 74.754 desa di Indonesia yang didiami lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan desa dicirikan dengan homogennya sistem mata pencaharian penduduknya sebagai petani, nelayan, pekebun, peternak, dan lain sebagainya, sehingga muncullah istilah desa nelayan, desa perkebunan, dan desa peternakan. Istilah desa juga disebut secara beragam di berbagai wilayah di tanah air, seperti: gampong (Aceh), kampung (Sunda), nagari (Padang), wanus (Sulawesi Utara), huta (Batak), dusun dan marga (Sumatera Selatan), tiuh atau pekon (Lampung), lembang (Toraja), banua dan wanua (Kalimantan). Berbagai nama lain selain desa menunjukkan bahwa desa atau sebutan lain telah ada sejak zaman dahulu, bahkan sebelum adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian, timbul pertanyaan apakah desa itu sebenarnya? Apakah karakteristik desa? Bagaimanakah implikasi karakteristik tersebut pada akuntansi desa?
1
2
Akuntansi Desa
DEFINISI DESA UU No. 6 Tahun 2014 menyatakan desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 6 bahwa desa terdiri atas desa dan desa adat. Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa desa atau yang disebut dengan nama lain mempunyai karakteristik yang berlaku umum untuk seluruh Indonesia, sedangkan desa adat atau yang disebut dengan nama lain mempunyai karakteristik yang berbeda dari desa pada umumnya, terutama karena kuatnya pengaruh adat terhadap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan sosial budaya masyarakat desa. Lebih lanjut Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan desa adat pada prinsipnya merupakan warisan organisasi kepemerintahan masyarakat lokal yang dipelihara secara turun-temurun yang tetap diakui dan diperjuangkan oleh pemimpin dan masyarakat desa adat agar dapat berfungsi mengembangkan kesejahteraan dan identitas sosial budaya lokal. Desa adat memiliki hak asal usul yang lebih dominan daripada hak asal usul desa sejak desa adat itu lahir sebagai komunitas asli yang ada di tengah masyarakat. Desa adat adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum adat yang secara historis mempunyai batas wilayah dan identitas budaya yang terbentuk atas dasar teritorial yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa berdasarkan hak asal usul. Jan Hoesada (2014) menyatakan bahwa desa dan desa adat pada dasarnya melakukan tugas yang hampir sama. Perbedaannya hanyalah dalam pelaksanaan hak asal-usul, terutama menyangkut: pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli, pengaturan, dan pengurusan ulayat atau wilayah adat, pelestarian nilai sosial budaya desa adat, penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di desa adat dalam wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi manusia dengan mengutamakan penyelesaian secara musyawarah, penyelenggaraan sidang perdamaian peradilan desa adat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di desa adat, dan pengembangan kehidupan hukum adat sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat desa adat. Selain itu, Peraturan Desa Adat disesuaikan dengan hukum adat dan norma adat istiadat yang berlaku di desa adat sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bab 1 Tentang Desa
3
KARAKTERISTIK DESA Sesuai dengan Sapari Imam Asy’ari (1993) bahwa sebagai suatu kesatuan wilayah, desa memiliki karakteristik yang khas yang dapat dibedakan dengan kesatuan wilayah lainnya. Karakteristik desa dapat dilihat dari berbagai aspek yang meliputi: a. Aspek morfologi, desa merupakan pemanfaatan lahan atau tanah oleh penduduk atau masyarakat yang bersifat agraris, serta bangunan rumah tinggal yang terpencar (jarang). Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh lokasi geografis untuk petani, serta bangunan tempat tinggal yang jarang dan terpencar. b. Aspek jumlah penduduk, maka desa didiami oleh sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan yang rendah. c. Aspek ekonomi, desa ialah wilayah yang penduduk atau masyarakatnya bermata pencaharian pokok di bidang pertanian, bercocok tanam atau agrarian, atau nelayan. d. Aspek hukum, desa merupakan kesatuan wilayah hukum tersendiri, yang aturan atau nilai yang mengikat masyarakat di suatu wilayah. Tiga sumber yang dianut dalam desa, yakni: 1. 2. 3.
Adat asli, yaitu norma-norma yang dibangun oleh penduduk sepanjang sejarah dan dipandang sebagai pedoman warisan dari masyarakat. Agama/kepercayaan, yaitu sistem norma yang berasal dari ajaran agama yang dianut oleh warga desa itu sendiri. Negara Indonesia, yaitu norma-norma yang timbul dari UUD 1945 dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
e. Aspek sosial budaya, desa itu tampak dari hubungan sosial antarpenduduknya yang bersifat khas, yakni hubungan kekeluargaan, bersifat pribadi, tidak banyak pilihan, dan kurang tampak adanya pengkotaan, dengan kata lain bersifat homogen, serta bergotong royong.
KEWENANGAN DESA Kewenangan desa seperti yang dijelaskan pada Permendesa No. 1 Tahun 2015 adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa.
Akuntansi Desa
4
UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan kewenangan desa meliputi: a. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul. b. Kewenangan lokal berskala desa. c. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota. d. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota harus mengakui, menghormati, dan melindungi kewenangan berdasarkan hak asal usul desa. Ruang lingkup kewenangan berdasarkan hak asal usul sesuai Permendesa No. 1 Tahun 2015 meliputi:
a. Sistem organisasi perangkat desa. b. Sistem organisasi masyarakat adat. c. Pembinaan kelembagaan masyarakat. d. Pembinaan lembaga dan hukum adat. e. Pengelolaan tanah kas desa. f. Pengelolaan tanah desa atau tanah hak milik desa yang menggunakan sebutan setempat. g. Pengelolaan tanah bengkok. h. Pengelolaan tanah pecatu. i. Pengelolaan tanah titisara. j. Pengembangan peran masyarakat desa. Sementara kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul desa adat meliputi:
a. Penataan sistem organisasi dan kelembagaan masyarakat adat. b. Pranata hukum adat. c. Pemilikan hak tradisional. d. Pengelolaan tanah kas desa adat. e. Pengelolaan tanah ulayat. f. Kesepakatan dalam kehidupan masyarat desa adat. g. Pengisian jabatan kepada desa adat dan perangkat desa adat. h. Masa jabatan kepada desa adat.
Bab 1 Tentang Desa
5
Kewenangan Lokal Berskala Desa Kewenangan lokal berskala desa dalam Permendesa No. 1 Tahun 2015 meliputi: a. Bidang pemerintahan desa yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
20. 21.
Penetapan dan penegasan batas desa. Pengembangan sistem administrasi dan informasi desa. Pengembangan tata ruang dan peta sosial desa. Pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja desa. Pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan sektor nonpertanian. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri. Penetapan organisasi pemerintah desa. Pembentukan badan permusyawaratan desa. Penetapan perangkat desa. Penetapan BUMDesa. Penetapan APBDesa. Penetapan peraturan desa. Penetapan kerja sama antardesa. Pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai desa. Pendataan potensi desa. Pemberian izin hak pengelolaan atas tanah desa. Penetapan desa dalam keadaan darurat seperti kejadian bencana, konflik, rawan pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa lainnya dalam skala desa. Pengelolaan arsip desa. Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat desa.
b. Bidang pembangunan desa yang terdiri dari: 1.
Pelayanan dasar desa, seperti: pengembangan pos kesehatan desa dan polindes; pengembangan tenaga kesehatan desa; pengelolaan dan pembinaan posyandu; pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional; pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif di
Akuntansi Desa
6
2.
3.
4.
desa; pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini; pengadaan dan pengelolan sanggar belajar, sanggar seni budaya, dan perpustakaan desa; serta memfasilitasi dan memotivasi terhadap kelompok-kelompok belajar desa. Sarana dan prasarana desa, seperti: pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai desa; pembangunan dan pemeliharaan jalan desa; pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani; pembangunan dan pemeliharaan embung desa; pembangunan energi baru dan terbarukan; pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah; pengelolaan pemakaman desa dan petilasan; pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan; pembangunan dan pemeliharaan air bersih berskala desa; pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier; pembangunan dan pemeliharaan lapangan desa; pembangunan dan pemeliharaan taman desa; pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; serta pengembangan sarana dan prasarana produksi di desa. Pengembangan ekonomi lokal desa, seperti: pembangunan dan pengelolaan pasar desa dan kios desa; pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik desa; pengembangan usaha mikro berbasis desa; pendayagunaan keuangan mikro berbasis desa; pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan ikan; pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan penetapan cadangan pangan desa; penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan desa; pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama, penyakit pertanian, dan perikanan secara terpadu; penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan; pengembangan benih lokal; pengembangan ternak secara kolektif; pembangunan dan pengelolaan energi mandiri; pendirian dan pengelolaan BUM desa; pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu; pengelolaan padang gembala, pengembangan wisata desa di luar rencana induk pengembangan pariwisata kabupaten/ kota; pengelolaan balai benih ikan; pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan perikanan; serta pengembangan sistem usaha produksi pertanian yang tertumpu pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan desa.
c. Bidang kemasyarakatan desa yang terdiri dari: 1.
Membina keamanan, ketertiban, dan ketentraman wilayah dan masyarakat desa.
Bab 1 Tentang Desa
2. 3. 4.
7
Membina kerukunan warga masyarakat desa. Memelihara perdamaian, menangani konflik, dan melakukan mediasi desa. Melestarikan dan mengembangkan gotong-royong masyarakat desa.
d. Bidang pemberdayaan masyarakat desa, yang terdiri dari: 1. 2.
Pengembangan seni budaya lokal. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitas lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat. 3. Memfasilitasi kelompok-kelompok masyarakat melalui: kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok seni budaya, dan kelompok masyarakat lain di desa. 4. Pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin. 5. Memfasilitasi terhadap kelompok-kelompok rentan, kelompok masyarakat miskin, perempuan, masyarakat adat, dan difabel. 6. Pengorganisasian melalui pembentukan dan memfasilitasi para legal untuk memberikan bantuan hukum kepada masyarakat desa. 7. Analisis kemiskinan secara partisipatif di desa. 8. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat. 9. Pengorganisasian melalui pembentukan dan memfasilitasi kader pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. 10. Peningkatan kapasitas ekonomi melalui pelatihan usaha ekonomi desa. 11. Pendayagunaan teknologi tepat guna. 12. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui: kader pemberdayaan masyarakat desa, kelompok usaha ekonomi produktif, kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok masyarakat miskin, kelompok nelayan, kelompok pengrajin, kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda, dan kelompok lain sesuai kondisi desa.
DESA DAN KELURAHAN UU No. 6 Tahun 2014 menyebut kalau desa dapat berubah status menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa melalui musyawarah desa dengan memerhatikan saran dan pendapat masyarakat desa, begitupun sebaliknya. Menurut PP No. 73 Tahun 2005, kelurahan didefinisikan sebagai wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja kecamatan.
8
Akuntansi Desa
Kelurahan dan desa menurut Jan Hoesada (2014) mempunyai persamaan dan perbedaan sebagai berikut: a. Pada umumnya, sebuah kota terbagi menjadi beberapa kecamatan dan kelurahan, sebuah kabupaten terbagi menjadi beberapa kecamatan dan desa. Sebuah kecamatan dapat terdiri atas beberapa kelurahan dan desa. b. Desa dan kelurahan berada di bawah pengawasan dan pembinaan pemerintah kabupaten/kota yang dapat dilimpahkan kepada camat, keduanya, desa dan kelurahan mendapat alokasi atau bagian APBN dan APBD. c. Sebuah desa lebih mempunyai karateristik kegiatan pertanian dan ekstraktif, sedangkan sebuah kelurahan lebih mempunyai karakteristik industri, yaitu bahwa 70% penduduk mempunyai mata percaharian nonpertanian. Sebuah desa baru layak dibentuk apabila telah berusia lima tahun atau lebih, apabila desa tersebut memiliki jumlah penduduk dan keluarga dalam jumlah minimum tertentu sesuai nama pulau. Desa dapat berubah status menjadi kelurahan apabila terjadi kenaikan jumlah penduduk dan keluarga dan/atau perubahan mendasar struktur perekonomian berbasis pertanian dan ekstraktif menjadi perekonomian berbasis industri. d. Selain kabupaten/kota mandiri sebagai pemerintah daerah otonom, pemerintah desa juga mempunyai ciri otonomi tertentu. Desa mempunyai status lebih mandiri dibanding kelurahan, pengelolaan desa berbasis masyarakat, karena itu desa berwewenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa ditambah wewenang limpahan kabupaten/kota dan desa berhak menentukan struktur organisasi dan tata kerja, memilih kepala desa, BPD, perangkat desa seperti sekretaris desa, pelaksana teknis, perangkat kewilayahan. e. Kepala desa dipilih warga desa, ditetapkan oleh bupati/walikota dan disumpah. Para eksekutif desa ditetapkan atau diangkat dan diberhentikan oleh bupati/ walikota, sekretaris daerah, dan camat. f. Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa secara implisit bertanggung jawab atas realisasi anggaran desa, perbendaharaan desa, akuntansi, dan pelaporan LK desa. Desa dapat berubah menjadi kelurahan atau sebaliknya, kelurahan dapat berubah status menjadi desa atau desa dan kelurahan. Apabila desa berubah status menjadi kelurahan, maka seluruh barang milik desa dan sumber pendapatan pemerintah desa dialihkan menjadi kekayaan pemerintah kabupaten/kota untuk kepentingan masyarakat dan pendanaan menjadi bagian anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota mandiri.
Bab 1 Tentang Desa
9
Secara lebih rinci perbedaan desa dan kelurahan berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 dan PP No. 73 Tahun 2005 adalah sebagai berikut. Tampilan 1. Perbedaan Desa dan Kelurahan No.
Perbedaan
Desa
Kelurahan
1.
Pemimpin
Kepala desa (Kades)
Lurah
2.
Status Jabatan
Pemimpin daerah/desa tersebut.
Perangkat pemerintahan kabupaten/ kota yang sedang bertugas di kelurahan tersebut.
3.
Status Kepegawaian
Bukan PNS
PNS
4.
Proses Dipilih oleh rakyat Pengangkatan melalui PILKADES.
Ditunjuk oleh bupati/walikota.
5.
Masa Jabatan
Tidak dibatasi dan disesuaikan dengan aturan pensiun PNS.
6 tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1 periode.
KELEMBAGAAN DESA Kelembagaan desa merupakan kelembagaan yang mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Oleh karena itu, kelembagaan desa harus bekerja secara sinergis dan terpadu untuk mencapai desa yang sejahtera. Oleh karena itu, kelembagaan desa harus bekerja secara sinergis dan terpadu untuk mencapai desa yang sejahtera. Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebut kalau kelembagaan desa/desa adat, yaitu lembaga pemerintahan desa/desa adat yang terdiri atas pemerintah desa/desa adat, dan badan permusyawaratan desa/desa adat, lembaga kemasyarakatan desa, dan lembaga adat.
Pemerintah Desa/Desa Adat Pemerintah desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Sesuai dengan penjelasan dalam UU No. 6 Tahun 2014, kepala desa/desa adat atau yang disebut dengan nama lain merupakan kepala pemerintahan desa/desa adat yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa/desa adat atau yang disebut dengan nama lain mempunyai peran penting dalam kedudukannya sebagai kepanjangan tangan negara yang dekat dengan masyarakat dan sebagai pemimpin masyarakat.
10
Akuntansi Desa
Dengan posisi yang demikian itu, prinsip pengaturan tentang kepala desa/desa adat adalah: a. Sebutan kepala desa/desa adat disesuaikan dengan sebutan lokal. b. Kepala desa/desa adat berkedudukan sebagai kepala pemerintah desa/desa adat dan sebagai pemimpin masyarakat. c. Kepala desa dipilih secara demokratis dan langsung oleh masyarakat setempat, kecuali bagi desa adat dapat menggunakan mekanisme lokal. d. Pencalonan kepala desa dalam pemilihan langsung tidak menggunakan basis partai politik, sehingga kepala desa dilarang menjadi pengurus partai politik. UU No. 6 Tahun 2014 menjelaskan kalau kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, kepala desa berwenang:
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa. b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa. c. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa. d. Menetapkan peraturan desa. e. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa. f. Membina kehidupan masyarakat desa. g. Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa. h. Membina dan meningkatkan perekonomian desa, serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat desa. i. Mengembangkan sumber pendapatan desa. j. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. k. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa. l. Memanfaatkan teknologi tepat guna. m. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif. n. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. o. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Dikatakan dalam UU No. 6 Tahun 2014 bahwa perangkat desa yang terdiri atas sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis bertugas membantu
Bab 1 Tentang Desa
11
kepala desa dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Perangkat desa tersebut diangkat oleh kepala desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama bupati/ walikota. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat desa bertanggung jawab kepada kepala desa. PP No. 43 Tahun 2014 mempertegas pernyataan tersebut dengan menjelaskan bahwa sekretariat desa dipimpin oleh sekretaris desa dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas membantu kepala desa dalam bidang administrasi pemerintahan. Sekretariat desa paling banyak terdiri atas 3 (tiga) bidang urusan. Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai satuan tugas kewilayahan. Jumlah pelaksana kewilayahan ditentukan secara proporsional antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan desa. Pelaksana teknis merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional. Pelaksana teknis paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi. Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut kalau sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab kepada kepala desa, mempunyai tugas: a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa. b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan barang desa. c. Menyusun Raperdes APBDesa, perubahan APBDesa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa. d. Menyusun rancangan keputusan kepala desa tentang pelaksanaan peraturan desa tentang APBDesa dan perubahan APBDesa.
Badan Permusyawaratan Desa Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain dalam UU No. 6 Tahun 2014 adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. UU ini menjelaskan dengan gamblang bahwa badan permusyawaratan desa merupakan badan permusyawaratan di tingkat desa yang turut membahas dan menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Dalam upaya meningkatkan kinerja kelembagaan di tingkat desa, memperkuat kebersamaan, serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, pemerintah desa dan/atau badan permusyawaratan desa, yang memfasilitasi penyelenggaraan musyawarah desa. Musyawarah desa atau yang disebut dengan nama lain adalah forum musyawarah antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh badan permusyawaratan desa untuk memusyawarahkan dan menyepakati hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
12
Akuntansi Desa
Badan permusyawaratan desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 mempunyai fungsi: a. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama kepala desa. b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa. c. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa. UU ini menjelaskan kalau anggota badan permusyawaratan desa merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisiannya dilakukan secara demokratis. Secara demokratis yang dimaksud, diterangkan dalam PP No. 43 Tahun 2014 sebagai proses pemilihan secara langsung atau musyawarah perwakilan dengan menjamin keterwakilan perempuan. Jumlah anggota badan permusyawaratan desa ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang dengan memerhatikan wilayah, perempuan, penduduk, dan kemampuan keuangan desa.
Lembaga Kemasyarakatan Desa Dalam penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 dikatakan bahwa di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan desa, seperti rukun tetangga, rukun warga, pembinaan kesejahteraan keluarga, karangtaruna, dan lembaga pemberdayaan masyarakat atau yang disebut dengan nama lain. Lembaga kemasyarakatan desa bertugas membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa. Lembaga kemasyarakatan desa berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan yang mengarah terwujudnya demokratisasi dan transparansi di tingkat masyarakat, serta menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan aktif dalam kegiatan pembangunan.
Lembaga Adat Desa Dalam penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 dikatakan bahwa kesatuan masyarakat hukum adat yang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan pusat kehidupan masyarakat yang bersifat mandiri. Dalam kesatuan masyarakat hukum adat tersebut dikenal adanya lembaga adat yang telah tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan masyarakatnya. Dalam eksistensinya, masyarakat hukum adat memiliki wilayah hukum adat dan hak atas harta kekayaan di dalam wilayah hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur, mengurus, dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan masyarakat desa berkaitan dengan adat istiadat dan hukum adat yang
Bab 1 Tentang Desa
13
berlaku. Lembaga adat desa merupakan mitra pemerintah desa dan lembaga desa lainnya dalam memberdayakan masyarakat desa. Berikut garis besar struktur kelembagaan desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014. Tampilan 2.
Kelembagaan Desa KEPALA DESA
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
LKMD/LPM
Sekretaris Desa
Kasi Kasi Kasi Pemerintahan Pembangunan Kesejahteraan
Kaur Kaur Administrasi Keuangan
Kaur Umum
Kepala Dusun
Kepala Dusun
Kepala Dusun
Para Ketua RW
Para Ketua RW
Para Ketua RW
Para Ketua RT
Para Ketua RT
Para Ketua RT
Perintah
Kemitraan
Konsultatif
REGULASI TENTANG DESA Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa dalam sejarah pengaturan desa telah ditetapkan beberapa peraturan tentang desa, yaitu UU No. 22 Tahun 1948 tentang Pokok Pemerintahan Daerah, UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, UU No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, UU No. 19 Tahun 1965 tentang Desa Praja sebagai Bentuk Peralihan untuk Mempercepat Terwujudnya Daerah Tingkat III di Seluruh Wilayah Republik Indonesia,
14
Akuntansi Desa
UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, UU No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan terakhir dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Lebih Lanjut Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, pengaturan mengenai desa tersebut belum dapat mewadahi segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa yang hingga saat ini sudah berjumlah sekitar 73.000 (tujuh puluh tiga ribu) desa dan sekitar 8.000 (delapan ribu) kelurahan. Selain itu, pelaksanaan pengaturan desa yang selama ini berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, terutama antara lain menyangkut kedudukan masyarakat hukum adat, demokratisasi, keberagaman, partisipasi masyarakat, serta kemajuan dan pemerataan pembangunan, sehingga menimbulkan kesenjangan antarwilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya yang dapat mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, dibuatkalah pengaturan khusus tentang desa melalui UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang diikuti dengan diterbitkannya peraturan-peraturan pelaksanaannya. Berikut peraturan perundang-undangan mengenai desa tersebut. a. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. b. PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. c. PP No. 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang telah diubah dengan PP No. 22 Tahun 2015. d. Permendagri No. 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa. e. Permendagri No. 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa. f. Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. g. Permendagri No. 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa. h. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permendesa) No. 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. i. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permendesa) No. 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa. j. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permendesa) No. 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa. k. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permendesa) No. 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Bab 1 Tentang Desa
15
l. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permendesa) No. 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.
PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan desa? 2. Sebutkan karakteristik desa? 3. Jelaskan perbedaan antara desa dan kelurahan. 4. Sebutkan kelembagaan yang mendukung penyelenggaraan pemerintah desa? 5. Gambarkan struktur kelembagaan desa. 6. Sebutkan peraturan yang terkait dengan desa?
16
Akuntansi Desa
John R Sibarani
2 PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DESA
PENDAHULUAN Tujuan pembangunan desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia, serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Sebagai konsekuensinya, desa menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota. Dokumen rencana pembangunan desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di desa dan sebagai dasar penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa. Perencanaan pembangunan desa disusun secara berjangka yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa). Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa. Musyawarah perencanaan pembangunan desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa yang didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja desa, swadaya masyarakat desa, dan/ atau anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa. Pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah desa dan masyarakat desa dengan semangat gotong royong, serta memanfaatkan 17
18
Akuntansi Desa
kearifan lokal dan sumber daya alam desa. Pelaksanaan program sektor yang masuk ke desa diinformasikan kepada pemerintah desa dan diintegrasikan dengan rencana pembangunan desa. Masyarakat desa berhak mendapatkan informasi dan melakukan pemantauan mengenai rencana dan pelaksanaan pembangunan desa. Sejalan dengan tuntutan dan dinamika pembangunan bangsa, dalam UU No. 6 Tahun 2014 dijelaskan bahwa perlu dilakukan pembangunan kawasan pedesaan. Pembangunan kawasan pedesaan merupakan perpaduan pembangunan antardesa dalam satu kabupaten/kota sebagai upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan pedesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif. Oleh karena itu, rancangan pembangunan kawasan pedesaan dibahas bersama oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemerintah desa. Secara dokumentatif, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDESA) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) berdasarkan PP No. 43 Tahun 2014 adalah rencana kegiatan pembangunan desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun, yang mana rancangan ini memuat visi dan misi kepala desa, arah kebijakan pembangunan desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa (Permendagri No. 114 Tahun 2014). RPJMDesa ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pelantikan kepala desa. Ardi Hamzah (2015) menyatakan kalau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) bertujuan untuk : a. Mewujudkan perencanaan pembangunan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat. b. Menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap program pembangunan di desa. c. Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan di desa. d. Menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan di desa.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
19
Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014, berikut beberapa rencana kegiatan yang dapat dimasukkan dalam rancangan RPJMDesa. 1. Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, antara lain: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Penetapan dan penegasan batas desa. Pendataan desa. Penyusunan tata ruang desa. Penyelenggaraan musyawarah desa. Pengelolaan informasi desa. Penyelenggaraan perencanaan desa. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan desa. Penyelenggaraan kerja sama antardesa. Pembangunan sarana dan prasarana kantor desa. Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.
2. Bidang pelaksanaan pembangunan desa, antara lain: a.
b.
c.
d.
Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan desa, antara lain: tambatan perahu; jalan pemukiman; jalan desa antarpermukiman ke wilayah pertanian; pembangkit listrik tenaga mikro hidro; lingkungan pemukiman masyarakat desa; dan infrastruktur desa lainnya sesuai kondisi desa. Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan, antara lain: air bersih berskala desa; sanitasi lingkungan; pelayanan kesehatan desa seperti posyandu; dan sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi desa. Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan, antara lain: taman bacaan masyarakat; pendidikan anak usia dini; balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat; pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi desa. Pengembangan usaha ekonomi produktif, serta pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi, antara lain: pasar desa; pembentukan dan pengembangan BUMDesa; penguatan permodalan BUMDesa; pembibitan tanaman pangan; penggilingan padi; lumbung desa; pembukaan lahan pertanian; pengelolaan usaha hutan desa; kolam ikan dan pembenihan ikan; kapal penangkap ikan; cold storage (gudang pendingin); tempat pelelangan ikan; tambak garam; kandang ternak; instalasi biogas; mesin pakan ternak; sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi desa.
Akuntansi Desa
20
e.
Pelestarian lingkungan hidup, antara lain: penghijauan; pembuatan terasering; pemeliharaan hutan bakau; perlindungan mata air; pembersihan daerah aliran sungai; perlindungan terumbu karang; dan kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.
3. Bidang pembinaan kemasyarakatan, antara lain: a. b. c. d. e. f. g.
Pembinaan lembaga kemasyarakatan. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban. Pembinaan kerukunan umat beragama. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga. Pembinaan lembaga adat. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat. Kegiatan lain sesuai kondisi desa.
4. Bidang pemberdayaan masyarakat, antara lain: a. b. c. d.
Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan, dan perdagangan. Pelatihan teknologi tepat guna. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala desa, perangkat desa, dan badan pemusyawaratan desa. Peningkatan kapasitas masyarakat antara lain: kader pemberdayaan masyarakat desa; kelompok usaha ekonomi produktif; kelompok perempuan; kelompok tani; kelompok masyarakat miskin; kelompok nelayan; kelompok pengrajin; kelompok pemerhati dan perlindungan anak; kelompok pemuda; dan kelompok lain sesuai kondisi desa.
Dalam pelaksanaannya sesuai Permendagri No. 114 Tahun 2014, kepala desa yang menyelenggarakan penyusunan RPJM wajib mengikutsertakan unsur masyarakat desa dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi objektif desa, prioritas program, dan kegiatan kabupaten/kota. Tim penyusun RPJMDesa dibentuk oleh kepala desa dengan keputusan kepala desa yang berjumlah paling sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang dengan mengikutsertakan perempuan. Tim penyusun RPJMDesa terdiri dari: (a) kepala desa selaku pembina; (b) sekretaris desa selaku ketua; (c) ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris; dan (d) anggota yang berasal dari perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat lainnya. Tim penyusun RPJMDesa melaksanakan kegiatan berupa: (a) penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota; (b) pengkajian keadaan desa; (c) penyusunan rancangan RPJMDesa; dan (d) penyempurnaan rancangan RPJMDesa.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
21
1. Penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota Tim penyusun RPJMDesa melakukan penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan kabupaten/kota dengan pembangunan desa. Penyelarasan arah kebijakan dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan/atau mendapatkan informasi tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota. Informasi arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota sekurang-kurangnya meliputi: a. b. c. d. e.
Rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota. Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah. Rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota. Rencana pembangunan kawasan pedesaan.
Kegiatan penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota dilakukan dengan cara mendata dan memilah rencana program dan kegiatan pembangunan kabupaten/kota yang akan masuk ke desa untuk kemudian dikelompokkan menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa dalam format data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk ke desa. Data rencana program dan kegiatan pembangunan kabupaten/kota ini akan menjadi lampiran hasil pengkajian keadaan desa. 2. Pengkajian keadaan desa Pengkajian keadaan desa dilakukan dalam rangka mempertimbangkan kondisi objektif desa dengan sejumlah kegiatan berikut. a. b. c.
Penyelarasan data desa. Penggalian gagasan masyarakat. Penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan desa.
Penyelarasan data desa dilakukan melalui kegiatan pengambilan data dari dokumen data desa yang meliputi data sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya pembangunan, dan sumber daya sosial budaya yang ada di desa untuk kemudian membandingkan data desa dengan kondisi desa terkini. Hasil penyelarasan data desa akan menjadi bahan masukan dalam musyawarah desa dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan desa. Penggalian gagasan masyarakat dilakukan untuk menemukenali potensi dan peluang pendayagunaan sumber daya desa, dan masalah yang dihadapi desa. Hasil penggalian gagasan masyarakat ini akan menjadi dasar bagi masyarakat dalam merumuskan usulan rencana kegiatan yang meliputi penyelenggaraan
22
Akuntansi Desa
pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Penggalian gagasan masyarakat ini dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat desa sebagai sumber data dan informasi. Pelibatan masyarakat desa dapat dilakukan melalui musyawarah dusun dan/atau musyawarah khusus unsur masyarakat yang antara lain terdiri dari tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; kelompok tani; kelompok nelayan; kelompok pengrajin; kelompok perempuan; kelompok pemerhati dan pelindungan anak; kelompok masyarakat miskin; dan kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat desa. Tim penyusun RPJMDesa menyusun laporan hasil pengkajian keadaan desa yang dituangkan dalam berita acara dan dilampiri dokumen: data desa yang sudah diselaraskan; data rencana program pembangunan kabupaten/kota yang akan masuk ke desa; data rencana program pembangunan kawasan pedesaan; dan rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desa dari dusun dan/atau kelompok masyarakat. Tim penyusun RPJMDesa melaporkan hasil pengkajian keadaan desa kepada kepala desa. Selanjutnya, kepala desa menyampaikan laporan kepada badan permusyawaratan desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa. Badan permusyawaratan desa menyelenggarakan musyawarah desa berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa. Musyawarah desa membahas dan menyepakati laporan hasil pengkajian keadaan desa; rumusan arah kebijakan pembangunan desa yang dijabarkan dari visi dan misi kepala desa, dan rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Hasil kesepakatan dalam musyawarah desa tersebut dituangkan dalam berita acara. Hasil kesepakatan musyawarah desa ini akan menjadi pedoman bagi pemerintah desa dalam menyusun RPJMDesa. 3. Penyusunan rancangan RPJMDesa Tim penyusun RPJMDesa menyusun rancangan RPJMDesa berdasarkan berita acara penyusunan rencana pembangunan desa melalui musyawarah desa. Tim penyusun RPJMDesa membuat berita acara tentang hasil penyusunan rancangan RPJMDesa yang dilampiri dokumen rancangan RPJMDesa untuk kemudian disampaikan oleh tim penyusun RPJMDesa kepada kepala desa. Kepala desa memeriksa dokumen rancangan RPJMDesa yang telah disusun oleh tim penyusun RPJMDesa. Tim penyusun RPJMDesa melakukan perbaikan berdasarkan arahan kepala desa dalam hal kepala desa belum menyetujui rancangan RPJMDesa.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
23
Dalam hal rancangan RPJMDesa telah disetujui oleh kepala desa, dilaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJMDesa. Musyawarah perencanaan pembangunan desa diikuti oleh pemerintah desa, badan permusyawaratan desa, dan unsur masyarakat yang terdiri atas: tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok pengrajin; perwakilan kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak; dan perwakilan kelompok masyarakat miskin, serta unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Musyawarah perencanaan pembangunan desa membahas dan menyepakati rancangan RPJMDesa. Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan desa dituangkan dalam berita acara. 4. Penetapan dan perubahan RPJMDesa Kepala desa mengarahkan tim penyusun RPJMDesa melakukan perbaikan dokumen rancangan RPJMDesa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan desa. Rancangan RPJMDesa akan menjadi lampiran rancangan peraturan desa tentang RPJMDesa. Kepala desa menyusun rancangan peraturan desa tentang RPJM desa. Rancangan peraturan desa tentang RPJMDesa dibahas dan disepakati bersama oleh kepala desa dan badan permusyawaratan desa untuk ditetapkan menjadi peraturan desa tentang RPJMDesa.
RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDesa) Berdasarkan Permendagri No. 114 Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) merupakan penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat kerangka ekonomi desa dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimuktahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan RPJMDesa. Permendagri No. 114 Tahun 2014 menjelaskan bahwa RKPDesa disusun oleh pemerintah desa sesuai dengan informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif desa dan rencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. RKPDesa ini mulai disusun oleh pemerintah desa pada bulan Juli tahun berjalan. RKPDesa ditetapkan dengan
Akuntansi Desa
24
peraturan desa paling lambat akhir bulan September tahun berjalan untuk selanjutnya menjadi dasar penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). Kepala desa menyusun RKPDesa dengan mengikutsertakan masyarakat desa. Penyusunan RKPDesa dilakukan dengan kegiatan yang meliputi: a. Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah desa Badan permusyawaratan desa menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan desa. Hasil musyawarah desa tersebut menjadi pedoman bagi pemerintah desa menyusun rancangan RKPDesa dan daftar usulan RKPDesa. Badan permusyawaratan desa menyelenggarakan musyawarah desa paling lambat bulan Juni tahun berjalan. Musyawarah desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut. 1. 2. 3.
Mencermati ulang dokumen RPJMDesa. Menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJMDesa. Membentuk tim verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang dibutuhkan.
b. Pembentukan tim penyusun RKPDesa Tim penyusun RKPDesa dibentuk oleh kepala desa dengan keputusan kepala desa, dengan jumlah tim paling sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang tentu saja dengan mengikutsertakan perempuan. Tim penyusun RKPDesa terdiri dari: (a) kepala desa selaku pembina; (b) sekretaris desa selaku ketua; (c) ketua lembaga pemberdayaan masyarakat sebagai sekretaris; dan (d) anggota yang terdiri dari: perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat lainnya. Tim penyusun RKPDesa melaksanakan tugas berupa: (a) pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa; (b) pencermatan ulang dokumen RPJMDesa; (c) penyusunan rancangan RKPDesa; dan (d) penyusunan rancangan daftar usulan RKPDesa. c. Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa Kepala desa mendapatkan data dan informasi dari kabupaten/kota tentang pagu indikatif desa serta rencana program/kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang masuk ke desa. Data dan informasi tersebut diterima kepala desa dari kabupaten/kota paling lambat bulan Juli setiap tahun berjalan.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
25
Tim penyusun RKPDesa melakukan pencermatan pagu indikatif desa yang meliputi: (a) rencana dana desa yang bersumber dari APBN; (b) rencana Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota; (c) rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; dan (d) rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/ kota. Hasil pencermatan ini dituangkan ke dalam format pagu indikatif desa. Tim penyusun RKPDesa melakukan penyelarasan rencana program/kegiatan yang masuk ke desa yang meliputi: (a) rencana kerja pemerintah kabupaten/kota; (b) rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota; (c) hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota. Hasil penyelarasan ini dituangkan ke dalam format kegiatan pembangunan yang masuk ke desa. Berdasarkan hasil pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan kegiatan pembangunan yang masuk ke desa, tim penyusun RKPDesa menyusun rencana pembangunan berskala lokal desa yang dituangkan dalam rancangan RKPDesa. d. Pencermatan ulang dokumen RPJMDesa Tim penyusunan RKPDesa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya, sebagaimana yang tercantum dalam dokumen RPJMDesa. Hasil pencermatan ini menjadi dasar bagi tim penyusun RKPDesa dalam menyusun rancangan RKPDesa. e. Penyusunan rancangan RKPDesa Penyusunan rancangan RKPDesa berpedoman pada: (a) hasil kesepakatan musyawarah desa; (b) pagu indikatif desa; (c) pendapatan asli desa; (d) rencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota; (e) jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota; (f) hasil pencermatan ulang dokumen RPJMDesa; (g) hasil kesepakatan kerjasama antardesa; dan (h) hasil kesepakatan kerjasama desa dengan pihak ketiga. Rancangan RKPDesa paling sedikit berisi uraian: (a) evaluasi pelaksanaan RKPDesa tahun sebelumnya; (b) prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh desa; (c) prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola melalui kerja sama antardesa dan pihak ketiga; (d) rencana program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh desa sebagai kewenangan penugasan dari pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota; dan (e) pelaksana kegiatan desa yang terdiri atas unsur perangkat desa dan/atau unsur masyarakat desa.
Akuntansi Desa
26
f. Penyusunan RKPDesa melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa Kepala desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKPDesa. Musyawarah perencanaan pembangunan desa diikuti oleh pemerintah desa, badan permusyawaratan desa, dan unsur masyarakat yang terdiri dari: tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok pengrajin; perwakilan kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan perwakilan kelompok masyarakat miskin; serta unsur masyarakat lain yang sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan desa dituangkan dalam berita acara. g. Penetapan RKPDesa Kepala desa mengarahkan tim penyusun RPJMDesa untuk melakukan perbaikan dokumen rancangan RKPDesa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan desa. Rancangan RKPDesa akan menjadi lampiran rancangan peraturan desa tentang RKPDesa. Kepala desa menyusun rancangan peraturan desa tentang RPJMDesa. Rancangan peraturan desa tentang RKPDesa dibahas dan disepakati bersama oleh kepala desa dan badan permusyawaratan desa untuk ditetapkan menjadi peraturan desa tentang RKPDesa. h. Perubahan RKPDesa RKPDesa dapat diubah karena (a) terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan, dan (b) terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota. Dalam hal terjadi perubahan RKPDesa dikarenakan terjadi peristiwa khusus, kepala desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4.
Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai kewenangan terkait dengan kejadian khusus. Mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKPDesa yang terkena dampak terjadinya peristiwa khusus. Menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB. Menyusun rancangan perubahan RKPDesa.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
27
Dalam hal terjadi perubahan RKPDesa dikarenakan perubahan mendasar atas kebijakan tersebut, kepala desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1.
2.
3. 4.
Mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/ kota. Mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKPDesa yang terkena dampak terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/ kota. Menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB. Menyusun rancangan perubahan RKPDesa.
i. Pengajuan daftar usulan RKPDesa Kepala desa menyampaikan daftar usulan RKPDesa kepada bupati/walikota melalui camat paling lambat 31 Desember tahun berjalan. Daftar usulan RKPDesa menjadi materi pembahasan di dalam musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan dan kabupaten/kota. Bupati/walikota menginformasikan kepada pemerintah desa tentang hasil pembahasan daftar usulan RKPDesa setelah diselenggarakannya musyawarah perencanaan pembangunan di kecamatan paling lambat bulan Juli tahun anggaran berikutnya.
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah desa. APBDesa merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa yang berisi tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah desa selama satu tahun dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. APBDesa disusun dengan memerhatikan RPJMDesa, RKPDesa, dan APBDesa tahun sebelumnya. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah instrumen penting dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dalam pengelolaan pemerintah desa. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat dilihat dari proses penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban APBDesa. Aparatur desa wajib memahami tahapan atau siklus pengelolaan APBDesa yang baik, karena ini akan memberikan arti terhadap model penyelenggaraan pemerintahan desa itu sendiri.
28
Akuntansi Desa
Pengelolaan APBDesa didasarkan pada prinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran, sehingga akan mendorng dan memastikan bahwa pemerintahan desa akan dikelola dengan baik. Berikut fungsi-fungsi APBDesa menurut Ardi Hamzah (2015). a. Fungsi otorisasi. APBDesa menjadi target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan sebagai dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja desa pada tahun yang bersangkutan. b. Fungsi perencanaan. APBDesa merupakan pernyataan kebijakan publik sebagai pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. c. Fungsi pengawasan. APBDesa menjadi pedoman pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. d. Fungsi alokasi. APBDesa harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/ mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian desa. e. Fungsi distribusi. Kebijakan APBDesa harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan masyarakat. f. Fungsi akuntabilitas. APBDesa memberi landasan penilaian kinerja pemerintah desa; hasil pelaksanaan anggaran yang dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah desa sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah desa kepada publik.
PROSES PENYUSUNAN RENCANA APBDESA Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) merupakan dasar bagi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDesa), yang mana proses penyusunannya didasarkan pada Permendagri No. 113 Tahun 2014. 1. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun merupakan penjabaran dari visi dan misi dari kepala desa yang terpilih. Setelah berakhir jangka waktu RPJMDesa, kepala desa terpilih menyusun kembali RPJMDesa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. RPJMDesa ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah kepala desa dilantik.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
29
2. Selanjutnya kepala desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyusun RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa berdasarkan hasil musyawarah rencana pembangunan desa. Penyusunan RKPDesa diselesaikan paling lambat akhir bulan Januari tahun anggaran sebelumnya. Tampilan 3.
Proses Penyusunan APBDesa
Dijabarkan dalam Musrenbangdes Visi & Misi Kades Terpilih
Dijabarkan dalam Musrenbangdes
Dibahas bersama Kades dan BPD
RKPDesa (Keputusan Kades)
RPJMDesa (Perdes)
Raperdes APBDesa
Kades dan Sekdes Menyusun
Kepala Desa Menyusun
Raperdes Persetujuan APBDesa
Sekdes Menyusun
Sesuai
Disampaikan ke Bupati
Evaluasi RAPBDesa oleh Bupati
Disampaikan ke Bupati
Perdes APBDesa
Lebih dari 20 Hari Kerja
Tidak Sesuai
Ditindaklanjuti/ Diperbaiki
Dikembalikan
Tidak Ditindaklanjuti
Menggunakan Pagu APBDesa Tahun Sebelumnya
Sumber: Modul Keuangan Desa, Tim Penyusun Badan Diklat Provinsi Kalimantan Barat, 2015
30
Akuntansi Desa
3. Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDesa berdasarkan pada RKPDesa tahun berkenaan, untuk kemudian menyampaikan rancangan peraturan desa tentang APBDesa kepada kepala desa untuk memperoleh persetujuan. 4. Kepala desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang APBDesa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan. 5. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa yang telah disepakati disampaikan kepala desa kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi. 6. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi rancangan APBDesa paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya rancangan peraturan desa tentang APBDesa. Apabila bupati/walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu tersebut, peraturan desa tersebut berlaku dengan sendirinya. 7. Dalam hal bupati/walikota menyatakan hasil evaluasi rancangan peraturan desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepala desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. 8. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh kepala desa dan BPD, dan kepala desa tetap menetapkan rancangan peraturan desa tentang APBDesa menjadi peraturan desa, bupati/walikota dapat membatalkan peraturan desa yang dimaksud dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya. Pembatalan peraturan desa dan pernyataan berlakunya pagu tahun anggaran sebelumnya tersebut harus ditetapkam dengan peraturan bupati/walikota.
STRUKTUR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) Permendagri No. 113 Tahun 2014 menjelaskan APBDesa terdiri dari pendapatan desa, belanja desa, dan pembiayaan desa. Pendapatan desa diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis. Belanja desa diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan, dan jenis. Pembiayaan diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis. Berikut garis besar struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) tersebut.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
Tampilan 4. No.
31
Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Uraian
Anggaran
Realisasi
%
1 2 3
Pendapatan Belanja Surplus/Defisit (1 ‒ 2)
xx xx xx
xx xx xx
x x x
4 5 6 7
Pembiayaan • Penerimaan Pembiayaan • Pengeluaran Pembiayaan • Pembiayaan Neto (5 ‒ 6)
xx xx xx
xx xx xx
x x x
8
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (3 + 7)
xx
xx
x
Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014
Pendapatan Pendapatan desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 merupakan semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri atas kelompok: Pendapatan Asli Desa (PADesa); Pendapatan Transfer; dan Pendapatan Lain-Lain. a. Pendapatan asli desa (PADesa) Pendapatan asli desa merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari potensi pendapatan yang ada di desa. Kelompok pendapatan asli daerah terdiri atas: 1. 2. 3. 4.
Hasil usaha. Hasil aset. Swadaya, partisipasi, dan gotong royong. Lain-lain pendapatan asli desa.
Hasil usaha desa antara lain hasil bumdes, tanah kas desa. Hasil aset antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi. Swadaya, partisipasi, dan gotong royong adalah membangun dengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga, barang yang dinilai dengan uang. Lain-lain pendapatan asli desa antara lain adalah hasil pungutan desa.
Akuntansi Desa
32
b. Pendapatan transfer
Pendapatan transfer merupakan pendapatan desa yang diperoleh dari entitas lain seperti transfer dari pemerintah kota dan kabupaten, transfer dari pemerintah provinsi, dan transfer dari pemerintah pusat. Kelompok transfer terdiri atas: 1. 2. 3. 4. 5.
Dana desa. Bagian dari hasil pajak daerah kabupaten/kota dan retribusi daerah. Alokasi Dana Desa (ADD). Bantuan keuangan dari APBD provinsi. Bantuan keuangan APBD kabupaten/kota.
Dana Desa Dana desa menurut UU No. 60 Tahun 2014 adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/ kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah menganggarkan dana desa secara nasional dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun. Dana desa tersebut bersumber dari belanja pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan berkeadilan. Program yang berbasis desa sendiri menurut PP No. 60 Tahun 2014 adalah program dalam rangka melaksanakan kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala desa. PP No. 22 Tahun 2015 menyoroti perubahan pengalokasian dana desa yang tercantum dalam Pasal 11, yang mana dana desa setiap kabupaten/kota dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi yang dihitung dengan memerhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis desa setiap kabupaten/kota. Dana desa berdasarkan PP No. 60 Tahun 2014 dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan, serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat. Dana desa ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota untuk selanjutnya ditransfer ke APBDesa dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah dan selanjutnya ke Rekening kas Desa. Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran berjalan dengan ketentuan: tahap I pada bulan April sebesar 40%; tahap II pada bulan Agustus sebesar 40%; dan tahap III pada bulan Oktober sebesar 20%.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
33
PP No. 60 Tahun 2014 menambahkan bahwa dana desa digunakan untuk membiayai penyelengggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Pada prinsipnya dana desa dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai kewenangan yang menjadi tanggung jawab desa. Namun, untuk mengoptimalkan penggunaannya, dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, antara lain: pembangunan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dalam rangka pengentasan kemiskinan, dana desa juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer pangan, sandang, dan papan masyarakat. Penggunaan dana desa untuk kegiatan yang tidak prioritas dapat dilakukan sepanjang kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat telah terpenuhi. Penggunaan dana desa mengacu pada RPJMDesa dan RKPDesa.
Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah PP No. 43 Tahun 2014 menyebut pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten/kota kepada desa paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten/kota. Pengalokasian bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan: (a) 60% (enam puluh perseratus) dibagi secara merata kepada seluruh desa. (b) 40% (empat puluh perseratus) dibagi secara proporsional berdasarkan realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah dari masing-masing desa.
Alokasi Dana Desa (ADD) Alokasi Dana Desa (ADD) berdasarkan PP No. 34 Tahun 2014 adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK). PP No. 43 Tahun 2014 menyatakan bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota mengalokasikan ADD dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota untuk setiap tahun anggaran. ADD dialokasikan paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.
Akuntansi Desa
34
Pengalokasian Alokasi dana desa (ADD) mempertimbangkan: (a) Kebutuhan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa. (b) Jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa. Pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan bantuan keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/ kota kepada desa. Bantuan keuangan dapat bersifat umum dan khusus. Bantuan keuangan yang bersifat umum, peruntukkan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada desa penerima bantuan dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pemerintah daerah di desa. Bantuan keuangan yang bersifat khusus, peruntukkan dan pengelolaannya ditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi bantuan dalam rangka percepatan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Pemberi bantuan bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) penerima bantuan. c. Pendapatan Lain-Lain Kelompok pendapatan lain-lain menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 terdiri atas jenis: 1. 2.
Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Lain-lain pendapatan desa yang sah.
Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat adalah pemberian berupa uang dari pihak ketiga, sedangkan lain-lain pendapatan desa yang sah sebagaimana dimaksud lain pendapatan adalah hasil kerjasama dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.
Belanja Desa Belanja desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
35
Klasifikasi belanja desa terdiri atas kelompok:
a. Penyelenggaraan pemerintahan desa. b. Pelaksanaan pembangunan desa. c. Pembinaan kemasyarakatan desa. d. Pemberdayaan masyarakat desa. e. Belanja tak terduga.
Kelompok belanja tersebut dibagi dalam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan desa yang telah dituangkan dalam RKPDesa. Kegiatan yang dimaksud terdiri atas jenis belanja: pegawai; barang dan jasa; dan modal. Jenis belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan bagi kepala desa dan perangkat desa, serta tunjangan BPD yang dibayarkan setiap bulan. Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan. Belanja barang/ jasa antara lain: alat tulis kantor; benda pos; bahan/material; pemeliharaan; cetak/ penggandaan; sewa kantor desa; sewa perlengkapan dan peralatan kantor; makanan dan minuman rapat; pakaian dinas dan atributnya; perjalanan dinas; upah kerja; honorarium narasumber/ahli; operasional pemerintah desa; operasional BPD; insentif rukun tetangga/rukun warga; dan pemberian barang pada masyarakat/ kelompok masyarakat. Insentif rukun tetangga/rukun warga adalah bantuan uang untuk operasional lembaga RT/RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman dan ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat desa. Belanja modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan. Pembelian/ pengadaan barang atau bangunan merupakan pembelian/pengadaan barang dan bangunan yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan desa. Dalam keadaan darurat dan/atau keadaan luar biasa (KLB), pemerintah desa dapat melakukan belanja yang belum tersedia anggarannya. Keadaan darurat dan/atau KLB merupakan keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang dan/atau mendesak. Keadaan darurat dan luar biasa ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota. Keadaan darurat tersebut antara lain dikarenakan bencana alam, sosial, kerusakan sarana dan prasarana. Kegiatan dalam keadaan darurat tersebut dianggarkan dalam belanja tidak terduga. Belanja desa yang ditetapkan dalam APBDesa menurut PP No. 43 Tahun 2014 digunakan dengan ketentuan: a. Paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa yang digunakan untuk mendanai peyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
Akuntansi Desa
36
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. b. Paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk: 1. 2. 3. 4.
Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa. Operasional pemerintah desa. Tunjangan dan operasional BPD. Insentif rukun tetangga dan rukun warga.
Pembiayaan Desa Pembiayaan desa berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2014 meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas kelompok: a. Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya; pencairan dana cadangan; dan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan. SiLPA merupakan pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. SiLPA merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk: menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja; mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; dan mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening kas desa dalam tahun anggaran berkenaan. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan. b. Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan terdiri dari: pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal desa. Pemerintah desa dapat membentuk dana cadangan untuk mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan peraturan desa. Peraturan desa tersebut paling sedikit memuat: penetapan
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa
37
tujuan pembentukan dana cadangan; program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan; besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan; sumber dana cadangan; dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan. Pembentukan dana cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan desa, kecuali dari penerimaan yang penggunaannya telah ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pembentukan dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri. Penganggaran dana cadangan tidak melebihi tahun akhir masa jabatan kepala desa. Contoh format Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) secara rinci terlampir di akhir bab ini.
PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) Perubahan peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 dapat dilakukan apabila terjadi: a. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antarjenis belanja. b. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan. c. Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan. d. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan. e. Perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah. Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran. Tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata cara penetapan APBDesa.
38
Akuntansi Desa
PERTANYAAN 1. Definisikan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa). 2. Sebutkan prinsip-prinsip dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa). 3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa). 4. Apa yang dimaksud dengan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)? 5. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa). 6. Gambarkan dan jelaskan alur penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). 7. Bagaimanakah struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)? 8. Jelaskan secara rinci struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
3
2
1
3
2
1
1
2
Pendapatan Asli Desa
1
1
Bantuan Kabupaten/Kota
Bantuan Provinsi
Bantuan Keuangan
Alokasi Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Dana Desa
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
Hasil Usaha
PENDAPATAN
1
1
2
1
1
URAIAN
FORMAT ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA ………….. TAHUN ANGGARAN ………….
KODE REKENING
LAMPIRAN
3
ANGGARAN (Rp)
4
KETERANGAN
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 39
1
2
2
2
1
2
1
2
1
1
2
• Perjalanan Dinas
• Alat dan Bahan Kebersihan
• Pakaian Dinas
• Pakaian Dinas dan Atribut
• Benda Pos
• Alat Tulis Kantor
Belanja Barang dan Jasa
Operasional Perkantoran
• Tunjangan BPD
• Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
• Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat
Belanja Pegawai:
Penghasilan Tetap dan Tunjangan
1
2
1
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
1
JUMLAH PENDAPATAN
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
2
2
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
BELANJA
3
1
1
2
3
1
2
Pendapatan Lain-Lain
1
3
1
URAIAN
KODE REKENING 3
ANGGARAN (Rp) 4
KETERANGAN
40 Akuntansi Desa
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
4
4
3
3
2
2
2
3
• dst.
• Konsumsi Rapat
• Penggandaan
• ATK
Belanja Barang dan Jasa
Operasional RT/RW
• dst.
• Konsumsi Rapat
• Penggandaan
• ATK
Belanja Barang dan Jasa
Operasional BPD
• dst.
• Mesin TIK
• Meja dan Kursi
• Komputer
Belanja Modal
• dst.
• Honor
• Air, Listrik, dan Telepon
2
1
• Pemeliharaan
URAIAN
KODE REKENING 3
ANGGARAN (Rp) 4
KETERANGAN
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 41
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
1
1
3
2
3
2
Kegiatan ………
• dst.
• Pasir
• Aspal
Belanja Modal
• dst.
• Honor
• Upah Kerja
Belanja Barang dan Jasa
Pengaspalan Jalan Desa
• dst.
• Material
• Semen
Belanja Modal
• dst.
• Honor
• Upah Kerja
Belanja Barang dan Jasa
Perbaikan Saluran Irigasi
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
2
1
2
URAIAN
KODE REKENING 3
ANGGARAN (Rp) 4
KETERANGAN
42 Akuntansi Desa
3
3
3
3
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
Kegiatan ………
• dst.
• Bahan Pelatihan
• Konsumsi
• Honor Pelatih
Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan ………
• dst.
• Bahan Pelatihan
• Konsumsi
• Honor Pelatih
Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
2
1
2
URAIAN
KODE REKENING 3
ANGGARAN (Rp) 4
KETERANGAN
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 43
1
1
3
3
2
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Pencairan Dana Cadangan
SiLPA
3
1
1
SURPLUS / DEFISIT
JUMLAH BELANJA
3
Kegiatan ………
• dst.
• Obat-obatan
• Konsumsi
• Honor tim
Belanja Barang dan Jasa
Penerimaan Pembiayaan
2
2
1
5
2
1
Kegiatan Kejadian Luar Biasa
Bidang Tak Terduga
3
5
2
1
PEMBIAYAAN
5
3
5
2
2
1
2
URAIAN
KODE REKENING 3
ANGGARAN (Rp) 4
KETERANGAN
44 Akuntansi Desa
2
3
2
1 JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal Desa
Pembentukan Dana Cadangan
Sumber: Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014
2
3
2
Pengeluaran Pembiayaan
1
2
3
URAIAN
KODE REKENING 3
ANGGARAN (Rp) 4
KETERANGAN
Bab 2 Perencanaan dan Penganggaran Desa 45
46
Akuntansi Desa
John R Sibarani
3 PELAKSANAAN KEUANGAN DESA
Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Pengelolaan keuangan desa merupakan rangkaian siklus yang terpadu dan terintegrasi antara satu tahapan dengan tahapan lainnya. Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Rangkaian dan asas pengelolaan keuangan desa harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh setiap desa agar penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan sesuai dengan rencana, sehingga visi desa dan masyarakat yang sejahtera dapat diwujudkan. Siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya tata pemerintahan desa yang baik. Oleh karena itu, peran serta pihak-pihak di luar pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), seperti: tokoh desa, tokoh agama, perwakilan dari kaum perempuan, perwakilan dari kaum petani, perwakilan dari masyarakat miskin dan lainnya perlu dilibatkan dalam proses pengelolaan keuangan desa. Akuntabilitas keuangan desa tidak hanya bersifat horisontal antara pemerintah desa dengan Badan Musyawarah Desa (BPD), tetapi juga harus bersifat vertikal antara kepala desa dengan masyarakat desa dan atasan kepala desa. Dokumen publik tentang pengelolaan keuangan desa harus dapat diakses oleh masyarakat desa, serta tidak diskriminasi terhadap satu golongan tertentu terkait dengan pengelolaan keuangan desa. 47
Akuntansi Desa
48
Tampilan 5. Siklus Pengelolaan Keuangan Perencanaan
Pelaksanaan
Pertanggungjawaban
Penatausahaan
Pelaporan
Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Permendagri No. 113 Tahun 2014 menjelaskan bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan desa berada di tangan kepala desa yang dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa (PTPKD). Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Oleh karena itu, kepala desa mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa. b. Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa (PTPKD). c. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa. d. Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa. e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa.
Kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa (PTPKD) yang berasal dari unsur perangkat desa yang ditetapkan dengan keputusan kepala desa. Unsur perangkat desa yang dimaksud terdiri dari: a. Sekretaris desa Sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa yang mempunyai tugas: 1. 2. 3. 4.
Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). Menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDesa, perubahan APBDesa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBDesa. Menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa.
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa
5.
49
Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDesa.
b. Kepala seksi Kepala seksi bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya, dengan tugas: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama lembaga kemasyarakatan desa yang telah ditetapkan di dalam APBDesa. Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala desa. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.
c. Bendahara Bendahara dijabat oleh staf pada urusan keuangan. Bendahara mempunyai tugas: menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa. Tampilan 6.
Kekuasaan Pengelola Keuangan Desa
Pemegang Kekuasaan Pengelola Keuangan Desa (KADES) PTPKD SEKDES
Koordinator
Kepala Seksi
Bendahara/Staf Urusan Keuangan
Kegiatan
Keuangan
Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014 dalam Materi Diklat Manajemen Keuangan Desa (Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Timur, 2015)
50
Akuntansi Desa
KEBIJAKAN PELAKSANAAN APBDESA Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan alat mengoordinasikan aktivitas perolehan pendapatan dan penerimaan pembiayaan, serta menjadi landasan belanja dan pengeluaran pembiayaan bagi pemerintah desa untuk suatu periode tertentu. Selanjutnya setelah APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa, maka aktivitas pelaksanaan anggaran segera dapat dilaksanakan. Berikut beberapa kebijakan terkait pelaksanaan APBDesa berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014. a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa. b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya, maka pengaturannya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah. d. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa. e. Bendahara dapat menyimpan uang dalam kas desa pada jumlah tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa yang jumlahnya ditetapkan dalam peraturan bupati/walikota. f. Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku g. Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa. Pengeluaran desa ini tidak termasuk untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan kepala desa. h. Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat rincian anggaran biaya yang telah disahkan oleh kepala desa.
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa
51
PROSEDUR PENGELUARAN KAS Berikut prosedur dan kebijakan pengeluaran kas yang tertuang dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014. a. Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya (RAB). b. RAB tersebut harus diverifikasi oleh sekretaris desa dan disahkan oleh kepala desa. c. Pelaksana kegiatan bertanggung jawab terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di desa. d. Berdasarkan RAB ini, pelaksana kegiatan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada kepala desa. e. SPP tidak boleh dilakukan sebelum barang dan atau jasa diterima. f. Pengajuan SPP terdiri atas: Surat Permintaan Pembayaran (SPP); pernyataan tanggung jawab belanja; dan lampiran bukti transaksi. g. Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran, sekretaris desa berkewajiban untuk: 1. 2. 3. 4.
Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan oleh pelaksana kegiatan. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDesa yang tercantum dalam permintaan pembayaran. Menguji ketersediaan dana untuk kegiatan yang dimaksud. Menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
h. Berdasarkan SPP yang telah diverifikasi sekretaris desa, kepala desa menyetujui permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran. i. Bendahara melakukan pencatatan pengeluaran setelah pembayaran tersebut dilakukan.
Disahkan
Pencatatan Pengeluaran
Sekretaris Desa
a. Surat Perintah Pembayaran b. Pernyataan Tanggung Jawab Belanja c. Lampiran Bukti Transaksi
Surat Perintah Pembayaran (SPP)
Verifikasi
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Pembayaran Pajak
Bendahara Desa
Pembayaran
Kepala Desa
Kewajiban: a. Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang diajukan oleh pelaksana kegiatan. b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDesa yang tercantum dalam permintaan pembayaran. c. Menguji ketersedian dana untuk kegiatan yang dimaksud. d. Menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014 dalam Materi Diklat Manajemen Keuangan Desa (Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Timur, 2015)
Setelah Barang Diterima
Mengajukan
PELAKSANA KEGIATAN
Dilengkapi Dokumen
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan
Prosedur Pengeluaran Kas
Buku Pembantu Kas Kegiatan
Tampilan 7.
52 Akuntansi Desa
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa
Tampilan 8.
53
Format Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014 RENCANA ANGGARAN BIAYA DESA ………… KECAMATAN ………… TAHUN ANGGARAN …………
Bidang: ………… Kegiatan: ………… Waktu Pelaksanaan: ………… Rincian Pendanaan: No.
Uraian
Volume
Harga Satuan (dalam rupiah)
Jumlah (dalam rupiah)
1
2
3
4
5
Jumlah
Disetujui/Mengesahkan Kepala Desa,
……………………………………
…………, tanggal ………… Pelaksana Kegiatan,
…………………………………
Petunjuk pengisian: Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa. Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa. Kolom 1 diisi dengan nomor urut. Kolom 2 diisi dengan uraian berupa rincian kebutuhan dalam kegiatan. Kolom 3 diisi dengan volume dapat berupa jumlah orang/barang. Kolom 4 diisi dengan harga satuan yang merupakan besaran untuk membayar orang/barang. Kolom 5 diisi dengan jumlah perkalian antara kolom 3 dengan kolom 4.
Akuntansi Desa
54
Tampilan 9.
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014 SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) DESA ………… KECAMATAN ………… TAHUN ANGGARAN …………
Bidang: ………… Kegiatan: ………… Waktu Pelaksanaan: ………… Rincian Pendanaan: (dalam rupiah) No.
Uraian
Pagu Anggaran
1
2
3
Pencairan s.d. Periode yang Lalu
Permintaan Saat Ini
Jumlah s.d. Saat Ini
Sisa Anggaran
4
5
6
7
Jumlah
Telah Dilakukan Verifikasi Sekretaris Desa,
……………………………………
…………, tanggal ………… Pelaksana Kegiatan,
…………………………………….
Setujui untuk Dibayarkan Kepala Desa,
Telah Dibayar Lunas Bendahara Desa,
……………………………………
…………………………………….
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa
55
Petunjuk pengisian: Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa. Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa. Kolom 1 dengan nomor urut. Kolom 2 diisi dengan rincian penggunaan dana sesuai rencana kegiatan. Kolom 3 diisi dengan rincian pagu anggaran sesuai dengan rencana kegiatan. Kolom 4 diisi dengan rincian jumlah anggaran yang telah dibayar sebelumnya. Kolom 5 diisi dengan rincian yang dimintakan untuk dibayar. Kolom 6 diisi dengan jumlah permintaan dana sampai saat ini. Kolom 7 disi dengan sisa anggaran.
PROSEDUR PENERIMAAN KAS Prosedur penerimaan kas secara spesifik tidak diatur dalam Permendagri No. 113 Tahun 2014, namun demikian bendahara desa wajib menerapkan prosedur penerimaan kas yang menjamin keamanan, kelengkapan dan keakuratan penerimaan kas. Secara spesifik prosedur penerimaan kas yang berasal dari pendapatan transfer pemerintah kabupaten/kota dalam bentuk dana desa adalah sebagai berikut1: a. Alokasi Dana Desa (ADD) dalam APBD kabupaten/kota dianggarkan pada badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat desa atau dengan sebutan lain yang memiliki tugas dan fungsi tersebut. b. Pemerintah desa membuka rekening pada bank yang ditunjuk berdasarkan keputusan kepala desa. c. Kepala desa mengajukan permohonan penyaluran ADD kepada bupati dalam hal ini badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat desa atau dengan sebutan lain di kabupaten melalui camat setelah dilakukan verifikasi oleh tim pendamping kecamatan. d. Kepala badan/dinas/kantor pemberdayaan masyarakat desa atau dengan sebutan lain akan meneruskan berkas permohonan berikut lampirannya kepada kepala bagian keuangan setda kabupaten atau kepala Dinas/Badan Pengelola Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah (D/BPKKAD) atau dengan sebutan lain yang memiliki tugas dan fungsi tersebut yang selanjutnya akan menyalurkan ADD langsung dari kas daerah ke rekening desa. e. Mekanisme pencairan ADD dalam APBDesa dilakukan secara bertahap atau disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi daerah kabupaten/kota.
1
Disarikan dari Modul Keuangan Desa, Bandiklat Provinsi Kalimantan Barat, 2014.
Akuntansi Desa
56
Tampilan 10. Prosedur Penerimaan Dana Desa2 Kepala Desa
Surat Permohonan + Lampiran
Dilampiri: 1.Kuitansi Rangkap tiga 2.Gambar Objek 3.RAB yang sudah Ditandatangani 4.Fotokopi Rekening Bank
Biro Pemerintahan
BUD/PPKD
Surat Permohonan + Lampiran
SPP/SPM
Verifikasi Dokumen
SPP/SPM
Verifikasi Kelengkapan
SP2D
Uang Cair
BANK
ASPEK PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DESA Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebutkan bahwa bendahara desa sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, bendahara desa yang ditunjuk wajib mengerti aspek-aspek perpajakan berdasarkan undang-undang dan peraturan perpajakan yang berlaku. Bendahara desa yang ditunjuk wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai identitas bendahara desa dalam menjalankan kewajiban perpajakannya yang meliputi memotong/memungut dan menyetorkan serta melaporkan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai ketentuan peraturan perpajakan. Kewajiban perpajakan yang menjadi tanggung jawab bendahara desa meliputi: a. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dikenakan sehubungan dengan adanya pembayaran honorarium/upah/imbalan lainnya dengan tarif sebagai berikut. 2
Disarikan dari Modul Keuangan Desa, Bandiklat Provinsi Kalimantan Barat, 2014.
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa
Tampilan 11.
57
Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Memiliki NPWP
Tidak Memiliki NPWP
PNS Golongan IV
15%
PNS Golongan III PNS Golongan II
5% 0%
18% (20% lebih tinggi) 6% (20% lebih tinggi) 0%
Non PNS
5%
6%
Upah Tukang dan Kuli Bangunan >300.000 per hari
5%
6%
Penerima Imbalan
Sumber: UU No. 36 Tahun 2008 dan peraturan pelaksanaannya termasuk PMK No. 152 Tahun 2015.
Pemotongan PPh Pasal 21 dilakukan pada saat pembayaran dengan membuat Bukti Potong PPh Pasal 21, selanjutnya PPh Pasal 21 disetor dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke Bank Persepsi/Kantor Pos paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan melaporkan PPh Pasal 21 yang telah disetor tersebut dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) sesuai tempat bendahara desa terdaftar. Contoh perhitungan PPh Pasal 21:
1. Penerima honorium PNS Bendahara Desa Menahaji membayar honor kepada Bapak Budi, PTPKD kegiatan rehab/perbaikan jalan desa (PNS/IVa) sebesar Rp2.000.000. Perhitungan PPh Pasal 21 adalah Rp2.000.000 x 15% = Rp300.000. 2. Penerimaan honorium (Non PNS) Bendahara Desa Menahaji membayar honor kepada Bapak Zaki, PTPKD kegiatan rehab/perbaikan jalan desa (Non PNS) sebesar Rp2.000.000. Perhitungan PPh Pasal 21 jika memiliki NPWP adalah Rp2.000.000 x 5% = Rp100.000. Jika Wajib Pajak (WP) yang bersangkutan tidak memiliki NPWP maka perhitungan PPh Pasal 21 adalah Rp2.000.000 x 6% = Rp120.000. Mengingat yang menerima bukan PNS, maka tarif yang digunakan untuk pemotongan PPh Pasal 21 adalah tarif Pasal 17 UU Pajak Penghasilan.
b. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dikenakan sehubungan dengan adanya pembayaran atas belanja barang (misalnya: material/bahan bangunan; konsumsi: aqua/snack/nasi kotak; ATK dan fotokopi) dengan tarif pada Tampilan 12.
Akuntansi Desa
58
Tampilan 12. Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Nilai Pembayaran
Memiliki NPWP
Tidak Memiliki NPWP
Sampai dengan Rp2.000.000
Tidak Dipungut
Tidak Dipungut
Lebih dari Rp2.000.000
1,5% dari Dasar Pengenaan Pajak (sebelum PPN)
3% (100% lebih tinggi) dari Dasar Pengenaan Pajak (sebelum PPN)
Sumber: UU No. 36 Tahun 2008.
Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 jika pembayaran yang jumlahnya kurang dari Rp2.000.000 (dua juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah, serta pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-benda pos. PPh Pasal 22 dipungut dan disetor dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi/Kantor Pos pada hari yang sama saat dibayarkan dan dilaporkan dengan menggunakan SPT Pasal 22 ke KPP Pratama/KP2KP tempat bendahara desa terdaftar paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya. c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dikenakan sehubungan dengan adanya pembayaran atas belanja jasa (misalnya: sewa kendaraan/peralatan, servis/ perbaikan peralatan, jasa catering) kepada wajib pajak badan. Jika penyedia jasa adalah WP perseorangan, maka dikenakan PPh Pasal 21. Dikecualikan dari pemungutan bagi wajib pajak yang mempunyai SKB (Surat Keterangan Bebas untuk omset kurang dari Rp4,8 miliar per tahun). Tarif yang digunakan sebesar 2% dari pembayaran tidak termasuk PPN. PPh Pasal 23 dipotong pada saat pembayaran dengan membuat Bukti Potong PPh Pasal 23, selanjutnya PPh Pasal 23 disetor dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi/Kantor Pos paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan dilaporkan dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 23 ke KPP Pratama/KP2KP tempat bendahara desa terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya. d. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menurut UU No. 42 Tahun 2009 dikenakan sehubungan dengan adanya pembayaran atas belanja barang dan jasa kena pajak dengan nilai pembayaran termasuk pajak (PPN) lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah). Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah 10% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP). PPN dipungut pada saat pembayaran, selanjutnya disetor dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi/Kantor Pos dan dilaporkan
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa
59
dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) ke KPP Pratama/KP2KP tempat bendahara desa terdaftar paling lambat akhir bulan berikutnya. Berikut pembayaran yang tidak dipungut PPN oleh bendaharawan menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 563 Tahun 2003. 1. 2. 3. 4.
5.
Tidak melebihi dari jumlah Rp1.000.000 termasuk PPnBM dan merupakan pembayaran yang tidak dipecah-pecah. BBM dan Non BBM yang penyerahannya dilakukan oleh Pertamina. Atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan. Atas penyerahan BKP/JKP yang menurut perundangan-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh jasa boga atau catering (dikenakan pajak daerah, pajak restoran, dan disetor ke kas daerah).
Contoh perhitungan PPh dan PPN: 1.
Pembayaran sebesar Rp10.000.000 (sebelum pajak) ke Toko Jaya Abadi atas pembelian bahan material berupa paving sebanyak 200 m2 (dengan harga per 1 m2 Rp50.000) untuk proyek pembangunan jalan desa. Berikut perhitungannya. Harga Paving 200 m2 x Rp50.000 = Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 10% = PPh Pasal 22, 1,5% x Rp10.000.000 = Jumlah
2.
Rp10.000.000 Rp1.000.000 Rp150.000 Rp11.150.000
Uang yang diserahkan ke Toko Jaya Makmur sebesar Rp9.850.000, yang dihitung dari Rp10.000.000 – Rp150.000. Jumlah SPJ Belanja yang tertera dalam kuitansi dan dicatat sebagai pengeluaran adalah Rp11.000.000. Jumlah yang dimaksudkan sebagai potongan pajak adalah Rp1.150.000. Pembayaran sebesar Rp1.800.000 (sebelum pajak) ke Toko Jaya Abadi atas pembelian bahan material berupa semen sebanyak 30 sak untuk proyek renovasi kantor kepala desa. Berikut perhitungannya. Harga Semen 30 sak x Rp60.000 = Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 10% = PPh Pasal 22 =
Rp1.800.000 Rp180.000 Rp0
Jumlah
Rp1.980.000
Akuntansi Desa
60
e. Bea Meterai Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen berupa kertas yang menurut UU Bea Meterai menjadi objek bea meterai (UU No. 13 Tahun 1985). Dokumen yang dikenai bea meterai antara lain adalah dokumen yang berbentuk surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, dan dokumen yang bersifat perdata, seperti dokumen perjanjian pembangunan gedung kantor dengan pengusaha jasa konstruksi dan dokumen kontrak pengadaan jasa tenaga kebersihan. Tampilan 13. Tarif Bea Meterai No.
Objek
1.
Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan, atau keadaan yang bersifat perdata.
Rp6.000
2.
Akta-akta notaris termasuk salinannya.
Rp6.000
3.
Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-rangkapnya.
Rp6.000
4.
Surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi, billing statement, dll. a. 0 s.d. Rp250.000.
Tarif
-
b. Di atas Rp250.000 s.d. Rp1.000.000.
Rp3.000
c. Di atas Rp1.000.000.
Rp6.000
5.
Surat berharga, seperti wesel, promes, dan aksep.
Rp6.000
6.
Cek dan bilyet giro.
Rp3.000
7.
Efek atau sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun.
8.
a. Harga nominal sampai dengan Rp1.000.000.
Rp3.000
b. Harga nominal di atas Rp1.000.000.
Rp6.000
Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan.
Rp6.000
Sumber: PP No. 24 Tahun 2000.
Bab 3 Pelaksanaan Keuangan Desa
61
Sementara yang tidak dikenakan bea meterai berdasarkan UU No. 13 Tahun 1985 adalah: 1.
Dokumen yang berupa: a) b) c) d) e) f) g)
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
Surat penyimpanan barang. Konosemen. Surat angkutan penumpang dan barang. Keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen. Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang. Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim. Surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat di atas.
Segala bentuk ijazah. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah daerah, dan bank. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari kas Negara, kas pemerintahan daerah dan bank. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan internal organisasi. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut. Surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
62
Akuntansi Desa
PERTANYAAN 1. Sebutkan kewenangan kepala desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa. 2. Sebutkan tugas-tugas dari sekretaris desa, kepala seksi, dan bendahara desa dalam jabatannya sebagai pengelola keuangan desa. 3. Sebutkan beberapa kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan APBDesa. 4. Gambarkan dan jelaskan prosedur pengeluaran kas. 5. Gambarkan dan jelaskan prosedur penerimaan Alokasi Dana Desa (ADD). 6. Sebutkan dan jelaskan kewajiban perpajakan yang menjadi tanggung jawab bendahara desa.
John R Sibarani
4 PENATAUSAHAAN KEUANGAN DESA
Dalam rangka mewujudkan asas pengelolaan keuangan desa yang transparan dan akuntabel, maka penatausahaan keuangan desa yang baik wajib dilaksanakan. Penatausahaan keuangan desa merupakan tanggung jawab bendahara desa. Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyatakan bendahara desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran, serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib. Bendahara desa bertanggung jawab untuk menciptakan suatu sistem pencatatan yang menghasilkan laporan keuangan yang benar, lengkap, akurat, andal, dan tepat waktu. Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban yang disampaikan setiap bulan kepada kepala desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
63
Akuntansi Desa
64
PENATAUSAHAAN KEUANGAN: PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS Penerimaan kas oleh pemerintah desa menurut Permendagri No. 113 Tahun 2014 dapat berupa pendapatan desa yang bersumber dari pendapatan asli desa, pendapatan transfer, pendapatan lain-lain, ataupun yang bersumber dari penerimaan pembiayaan. Sementara pengeluaran kas oleh pemerintah desa dapat berupa belanja pada bidang penyelenggara pemerintahan desa, bidang pelaksanaan pembangunan desa, bidang pembinaan kemasyarakatan, bidang tak terduga, atau untuk pengeluaran pembiayaan. Berikut siklus penatausahaan keuangan yang dapat dilaksanakan oleh bendahara desa. Tampilan 14. Siklus Penatausahaan Keuangan Desa Peraturan Desa tentang APBDesa
Transaksi Kas Masuk dan Kas Keluar
Laporan Akhir
Tutup Buku Setiap Bulan sebagai Laporan Bulanan
Penyesuaian Aset
Neraca Saldo
Pencatatan Buku Kas (Umum, Pembantu Pajak, Bank)
Posting ke Buku Besar
Sumber: Permendagri No. 113 Tahun 2014
Keterangan: 1. Siklus penatausahaan keuangan desa dimulai dengan ditetapkannya peraturan desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa). 2. Berdasarkan APBDesa maka pemerintahan desa melakukan transaksi keuangan berupa penerimaan kas sebagai sumber pendapatan desa dan melakukan pengeluaran kas berupa belanja untuk menjalankan operasional dan programprogram desa.
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
65
3. Berdasarkan bukti-bukti transaksi keuangan (kas masuk maupun kas keluar) yang sah terutama Surat Permintaan Pembayaran dan Bukti Penerimaan Kas, bendahara desa mencatatnya dalam buku-buku kas (buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank). 4. Bendahara desa melakukan penutupan pada setiap bulannya terhadap masingmasing buku kas tersebut dan menjadikannya sebagai laporan ke kepala desa. 5. Bendahara desa memposting setiap transaksi yang dicatat di buku kas ke masingmasing akun/rekening yang ada di buku besar. 6. Pada saat akan menyusun laporan keuangan, baik semesteran maupun tahunan, bendahara desa harus menyusun neraca saldo yang merupakan ringkasan saldo dari setiap akun/rekening yang ada di buku besar. 7. Selanjutnya, bendahara desa menghitung dan melakukan penyesuaian terhadap akun-akun/rekening-rekening yang terkait dengan aset lancar sebagai tahap penyusunan laporan kekayaan milik desa. 8. Bendahara desa menyusun laporan keuangan. Permendagri No. 113 Tahun 2014 menyebut bahwa penatausahaan penerimaan dan pengeluaran tersebut wajib dilaksanakan dengan menggunakan: buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank. Buku kas umum digunakan untuk mencatat semua pengeluaran dan penerimaan berupa uang tunai yang ada pada bendahara desa. Buku pembantu pajak digunakan untuk mencatat setiap kas hasil pemotongan pajak dan penyetoran kas tersebut ke rekening negara. Buku bank digunakan untuk mencatat mutasi penyetoran ke rekening kas desa dan penarikan dari rekening kas desa pada bank. Tampilan 15 berikut menunjukkan format buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014.
2
1
4
Uraian
Ref
Rp
5
Penerimaan (dalam rupiah)
Rp
…………………………………..
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
Mengetahui, Kepala Desa,
3
Kode Rekening
BUKU KAS UMUM DESA .......... , KECAMATAN .......... TAHUN ANGGARAN ..........
Format Buku Kas Umum Berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014
JUMLAH
Tanggal
No.
Tampilan 15.
7
No. Bukti
9
Saldo
………………………….
.........., .......... .......... Bendahara Desa,
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
66 Akuntansi Desa
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
67
Petunjuk Pengisian: Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas. Kolom 3 diisi dengan kode rekening penerimaan kas atau pengeluaran kas. Kolom 4 diisi dengan uraian transaksi penerimaan kas atau pengeluaran kas. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas. Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas. Kolom 7 diisi dengan nomor bukti transaksi. Kolom 8 diisi dengan penjumlahan kumulatif pengeluaran kas. Kolom 9 diisi dengan saldo kas. Catatan: Sebelum ditandatangani kepala desa wajib diperiksa dan diparaf oleh sekretaris desa. Tampilan 16.
Format Buku Pembantu Pajak Berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014 BUKU PEMBANTU PAJAK DESA .........., KECAMATAN .......... TAHUN ANGGARAN ..........
No.
Tanggal
Uraian
Pemotongan (dalam rupiah)
Penyetoran (dalam rupiah)
Saldo (dalam rupiah)
1
2
3
4
5
6
JUMLAH .........., .......... .......... Bendahara Desa,
Mengetahui, Kepala Desa, …………………………………..
………………………….
Petunjuk Pengisian: Kolom 1 diisi dengan nomor urut penerimaan kas atau pengeluaran kas. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas. Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas. Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas. Kolom 6 diisi dengan saldo buku kas bendahara.
2
1
3
Uraian Transaksi 5
Setoran
…………………………………..
Mengetahui, Kepala Desa,
Jumlah Transaksi Kumulatif
4
Bukti Transaksi
Jumlah Transaksi Bulan ini
Tanggal
No. 6
Bunga Bank
Pemasukan Pajak
7
8
.........., .......... .......... Bendahara Desa,
10
Saldo
………………………….
9
Biaya Administrasi
Pengeluaran
(dalam rupiah)
Penarikan
BUKU BANK DESA DESA .........., KECAMATAN .......... TAHUN ANGGARAN ..........
Format Buku Bank Desa Berdasarkan Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014
Bulan: ........... Bank Cabang: .......... No. Rekening: .........
Tampilan 17.
68 Akuntansi Desa
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
69
Petunjuk Pengisian: Kolom 1 diisi dengan nomor urut pemasukan dan pengeluaran dengan bank. Kolom 2 diisi dengan tanggal transaksi bank. Kolom 3 diisi dengan uraian transaksi pemasukan dan pengeluaran. Kolom 4 diisi dengan bukti transaksi. Kolom 5 diisi dengan jumlah setoran. Kolom 6 diisi dengan jumlah bunga bank. Kolom 7 diisi dengan jumlah penarikan. Kolom 8 diisi dengan jumlah pajak. Kolom 9 diisi dengan biaya administrasi. Kolom 10 diisi dengan saldo bank.
Contoh: 1. Tanggal 15 Februari 2015 diterima hasil retribusi pasar desa sebesar Rp250.000 dengan No. Bukti NKM0054. 2. Tanggal 16 Februari 2015 dikeluarkan SPP No. 17 untuk belanja alat tulis kantor desa sebesar Rp150.000. 3. Tanggal 20 Februari 2015 diterima hasil retribusi jaringan irigasi untuk tahun tanam 2015 sebesar Rp500.000 dengan No. Bukti NKM0055. 4. Tanggal 21 Februari 2015 disetorkan ke rekening kas desa pada Bank Lampung sebesar Rp500.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 23. 5. Tanggal 27 Februari 2015 ditarik uang dari rekening kas desa pada Bank Lampung sebesar Rp6.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 24. 6. Tanggal 28 Februari 2015 dikeluarkan SPP No. 18 untuk penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp5.000.000 dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp250.000. Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, dan Buku Bank.
15
16
20
21
27
28
1
3
4
5
6
2 1 1 1 1
1 2 2 2
2 1 2 2 1
1 1 3 1
3
Kode Rekening
JUMLAH
2
1
2
Tanggal
No.
Penghasilan Tetap
Penarikan Dana
Setoran ke Bank
Retribusi Irigasi
ATK Desa
Retribusi Pasar
Saldo Awal
4
Uraian
Ref
500.000
250.000
6.750.000
6.000.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
500.000
150.000
5.650.000
5.000.000
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
BUKU KAS UMUM DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
SPP No. 18
BB No. 24
BB No. 23
NKM0055
SPP No. 17
NKM0054
7
No. Bukti
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
2.100.000
7.100.000
1.100.000
1.600.000
1.100.000
1.250.000
1.000.000
9
Saldo (dalam rupiah)
Bulan: Februari 2015
70 Akuntansi Desa
2
28
1
1
2
21
27
1
1
2
Saldo Awal
3
Uraian Transaksi
4
Bukti Transaksi
BB No. 24
Jumlah Transaksi Kumulatif
4
250.000
250.000
Pemotongan (dalam rupiah)
500.000
500.000
5
Setoran
6
Bunga Bank
Pemasukan
Pajak
Pengeluaran
6.000.000
5
8
9
10
Saldo Bank
250.000
250.000
94.500.000
100.500.000
100.000.000
6
Saldo (dalam rupiah)
Bulan: Februari 2015
Biaya Administrasi
Penyetoran (dalam rupiah)
(dalam rupiah)
6.000.000
7
Penarikan
BUKU BANK DESA DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
BB No. 23
JUMLAH
Jumlah Transaksi Bulan ini
Tanggal
No.
3
Uraian
PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
Bulan: Februari 2015 Bank Cabang: Bank Lampung No. Rekening: 25600021
Tanggal
No.
BUKU PEMBANTU PAJAK DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 71
Akuntansi Desa
72
MEMPOSTING DALAM BUKU BESAR Salah satu tahapan dalam penatausahaan keuangan desa yang cukup menyita waktu dan tenaga adalah memposting. Memposting adalah proses memindahkan catatan dari buku kas umum desa dan buku bank desa ke setiap akun/rekening yang ada di buku besar. Jika dalam buku kas umum desa dan buku kas desa dicatat semua akun/rekening dalam satu buku catatan, maka dalam tahap pemostingan dilakukan pemindahan setiap jumlah rupiah yang tercantum di setiap akun/rekening yang tercatat di buku kas umum desa dan buku bank desa ke masing-masing akun/rekening yang ada di buku besar. Posting dilakukan untuk setiap transaksi keuangan yang tercatat di buku kas umum desa dan buku bank desa kecuali untuk transaksi setoran ke bank dan penarikan dana dari rekening bank desa. Selain itu, untuk transaksi yang terkait dengan pembiayaan dan belanja yang menimbulkan perolehan aset tetap, posting dilakukan dua kali. Pertama, posting dilakukan ke buku besar dari akun-akun APBDesa. Kedua, posting dilakukan ke buku besar pada akun-akun laporan kekayaan milik desa. Berikut format buku besar untuk setiap akun/rekening yang ada di APBDesa. Tampilan 18.
Format Buku Besar Kode Rekening: ......... Nama Rekening: .........
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Petunjuk Pengisian: Kode dan nama rekening diisi dengan kode dan nama rekening yang ada di APBDesa. Kolom 1 diisi dengan tanggal transaksi yang tercantum dalam buku kas umum. Kolom 2 diisi dengan uraian transaksi yang tertera dalam buku kas umum. Kolom 3 dan Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penambahan dan pengurangan, sesuai nilai transaksi yang tercatat dalam buku kas umum. Kolom 5 diisi dengan jumlah kumulatif dari Kolom 3 dan Kolom 4. Catatan: Transaksi-transaksi yang terkait dengan bidang pelaksanaan pembangunan, selain diposting ke masing-masing rekening belanja desa juga diposting ke rekening aset desa yang terkait.
Berikut contoh proses pemostingan transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dicatat pada buku kas umum.
2
15
16
20
21
27
28
1
1
2
3
4
5
6
2
1
2
1
1
2
1
1
1
2
2
2
3
1
2
2
1
Kode Rekening
JUMLAH
Tanggal
No.
1
1
2
1
NKM0054
7
No. Bukti
BB No. 23 BB No. 24
Ref
5.650.000
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
2.100.000
7.100.000
1.100.000
1.600.000
1.100.000
1.250.000
1.000.000
9
Saldo (dalam rupiah)
Bulan: Februari 2015
250.000
4
Kredit (Rp)
250.000
5
Saldo (Rp)
Kode Rekening: 1121 Nama Rekening: Retribusi Pasar
250.000
3
Debit (Rp)
5.000.000 SPP No. 18
500.000
NKM0055
150.000 SPP No. 17
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
Jumlah
Uraian
6.750.000
6.000.000
500.000
250.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
Tanggal
Ref
15 Februari 2015
Penghasilan Tetap
Penarikan Dana
Setoran ke Bank
Retribusi Irigasi
ATK Desa
Retribusi Pasar
Saldo Awal
4
Uraian
BUKU KAS UMUM DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 73
Akuntansi Desa
74
MENYUSUN NERACA SALDO Tahapan yang perlu dilakukan sebelum mempersiapkan Laporan APBDesa adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo merupakan ringkasan saldo-saldo akhir dari setiap rekening yang ada di buku besar. Berikut format neraca saldo. Tampilan 19.
Format Neraca Saldo NERACA SALDO DESA .........., KECAMATAN .......... TAHUN ANGGARAN ..........
Kode Rekening
Nama Rekening
1
2
Saldo (Rp) Debit
Kredit 3
Petunjuk Pengisian: Kolom 1 diisi dengan kode rekening dari buku besar. Kolom 2 diisi dengan nama rekening dari buku besar. Kolom 3 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar.
PENYESUAIAN DI AKHIR PERIODE Setelah menyusun neraca saldo, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap rekeningrekening non APBDesa terutama rekening-rekening aset lancar dan aset nonlancar. Hal ini perlu dilakukan agar rekening-rekening tersebut mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Bendahara desa perlu membuat laporan hasil perhitungan secara riil terhadap jumlah rekening-rekening non APBDesa terutama aset lancar dan aset nonlancar untuk kemudian melakukan penyesuaian terhadap neraca saldo, sehingga diperolehlah neraca saldo setelah disesuaikan. Untuk akun uang kas di bendahara desa yang menjadi sumber penyesuaian adalah saldo akhir yang ada di Buku Kas Umum, sedangkan untuk akun rekening kas desa yang menjadi sumber penyesuaian adalah saldo akhir yang ada di Buku Bank Desa. Saldo akhir Buku Pembantu Pajak digunakan sebagai sumber penyesuaian untuk akun Utang Pajak. Format penyesuaian tersebut ada di Tampilan 20.
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
75
Tampilan 20. Format Penyesuaian NERACA SALDO DESA .........., KECAMATAN .......... TAHUN ANGGARAN .......... Kode Rekening
Nama Rekening
Neraca Saldo
Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
1
2
3
4
5
Petunjuk Pengisian: Kolom 1 diisi dengan kode rekening dari buku besar. Kolom 2 diisi dengan nama rekening dari buku besar. Kolom 3 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar. Kolom 4 diisi dengan kondisi riil dari hasil perhitungan akhir. Kolom 5 diisi dengan jumlah saldo akhir dari masing-masing rekening buku besar setelah adanya penyesuaian.
PENYUSUNAN LAPORAN Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota melalui camat berupa laporan semester pertama dan laporan semester akhir tahun. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi pelaksanaan APBDesa. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan. Sementara laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya. Selain menyampaikan laporan tersebut, kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati/walikota melalui camat pada setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan pemerintahan desa. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran yang berkenaan.
76
Akuntansi Desa
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan peraturan desa dengan dilampiri: 1. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan. 2. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan. 3. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Media informasi yang dimaksud antara lain papan pengumuman, radio komunitas, dan media informasi lainnya. Berikut format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember untuk tahun anggaran yang berkenaan.
Pendapatan Asli Desa
Hasil Usaha
Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
Pendapatan Transfer
Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Alokasi Dana Desa
Bantuan Keuangan
1 1
1 1 1
1 1 2
1 1 3
1 2
1 2 1
1 2 2
1 2 3
1 2 4
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten/Kota
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
PENDAPATAN
2
1
1
Uraian 3
Anggaran (Rp) 4
Realisasi (Rp) 5
Lebih/ Kurang (Rp)
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APBDESA PEMERINTAH DESA .......... TAHUN ANGGARAN ..........
Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa
Kode Rekening
Tampilan 21.
6
Keterangan
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 77
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
1 3 1
1 3 2
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1
2 1 1
Operasional Perkantoran
• Pakaian Dinas dan Atribut
• Benda Pos
• Alat Tulis Kantor
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 2
• Tunjangan BPD
• Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
• Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
BELANJA
2
JUMLAH PENDAPATAN
Pendapatan Lain-Lain
2
1
1 3
Uraian
Kode Rekening 3
Anggaran (Rp) 4
Realisasi (Rp) 5
Lebih/ Kurang (Rp) 6
Keterangan
78 Akuntansi Desa
Operasional BPD
2 1 4
Operasional RT/RW
• dst.
• Konsumsi Rapat
• Penggandaan
• ATK
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
2 1 3
• dst.
• Mesin TIK
• Meja dan Kursi
• Komputer
2 1 2 3 Belanja Modal
• dst.
• Honor
• Air, Listrik, dan Telepon
• Pemeliharaan
• Perjalanan Dinas
• Alat dan Bahan Kebersihan
2
1
• Pakaian Dinas
Uraian
Kode Rekening 3
Anggaran (Rp) 4
Realisasi (Rp) 5
Lebih/ Kurang (Rp) 6
Keterangan
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 79
2
1
Perbaikan Saluran Irigasi
2 2 1
Pengaspalan Jalan Desa
• Honor
• Upah Kerja
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa
2 2 2
• dst.
• Material
• Semen
2 2 1 3 Belanja Modal
• dst.
• Honor
• Upah Kerja
2 2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
2 2
• dst.
• Konsumsi Rapat
• Penggadaan
• ATK
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
Uraian
Kode Rekening 3
Anggaran (Rp) 4
Realisasi (Rp) 5
Lebih/ Kurang (Rp) 6
Keterangan
80 Akuntansi Desa
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
2 3
2 3 1
Kegiatan ………………
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 3 2
2 4
2 4 1
• dst.
• Bahan Pelatihan
• Konsumsi
• Honor Pelatih
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan ………………
2 2 3
• dst.
• Pasir
• Aspal
2 2 2 3 Belanja Modal
2
1
• dst.
Uraian
Kode Rekening 3
Anggaran (Rp) 4
Realisasi (Rp) 5
Lebih/ Kurang (Rp) 6
Keterangan
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 81
2
1
Bidang Tak Terduga
Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5
2 5 1
2 5 2
SURPLUS/DEFISIT
JUMLAH BELANJA
Kegiatan ……………
• dst.
• Obat-Obatan
• Konsumsi
• Honor Tim
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan ………………
2 4 2
• dst.
• Bahan Pelatihan
• Konsumsi
• Honor Pelatih
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Uraian
Kode Rekening 3
Anggaran (Rp) 4
Realisasi (Rp) 5
Lebih/ Kurang (Rp) 6
Keterangan
82 Akuntansi Desa
Penerimaan Pembiayaan
SiLPA
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
3 1
3 1 1
3 1 2
3 1 3
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Desa
3 2 1
3 2 2
Sumber: Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014
SiLPA Tahun Berjalan (Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
Pembiayaan Neto (Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan)
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pengeluaran Pembiayaan
3 2
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN
2
1
3
Uraian
Kode Rekening 3
Anggaran (Rp) 4
Realisasi (Rp) 5
Lebih/ Kurang (Rp) 6
Keterangan
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa 83
Akuntansi Desa
84
Tampilan 22. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Berkenaan LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA DESA .........., KECAMATAN .......... SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER .......... Uraian ASET DESA ASET LANCAR 1. Kas Desa a. Uang Kas di Bendahara Desa
b. Rekening Kas Desa
2. Piutang
a. Piutang Sewa Tanah
b. Piutang Sewa Gedung
c. dst.
3. Persediaan
a. Kertas Segel
b. Materai
c. dst. JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR 1. Investasi Permanen a. Penyertaan Modal Pemerintah Desa 2. Aset Tetap a. Tanah
b. Peralatan dan Mesin
c. Gedung dan Bangunan
d. Jalan, Jaringan, dan Instalasi
e. dst.
3. Dana Cadangan
a. Dana Cadangan
Tahun N (Periode Pelaporan)
TAHUN N ‒ 1 (Periode Sebelumnya)
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
Uraian
85
Tahun N (Periode Pelaporan)
TAHUN N ‒ 1 (Periode Sebelumnya)
4. Aset Tidak Lancar Lainnya JUMLAH ASET TIDAK LANCAR JUMLAH ASET KEWAJIBAN JANGKA PENDEK JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK JUMLAH KEKAYAAN BERSIH Sumber: Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014
PROSEDUR PENUTUPAN BUKU SETIAP AKHIR BULAN Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, bendahara desa berkewajiban melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran, serta melakukan tutup buku pada setiap akhir bulan secara tertib. Selain itu, bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban bendahara desa yang disampaikan setiap bulannya kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Proses penutupan buku dilakukan dengan cara menjumlahkan setiap kolom penerimaan dan pengeluaran pada buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank desa, sehingga kita mendapatkan saldo-saldo akhir dari setiap penerimaan dan pengeluaran pada masing-masing buku tersebut, yang nantinya akan kita gunakan sebagai dasar pembuatan laporan pertanggungjawaban bendahara desa. Selain itu, saldo-saldo akhir tersebut nantinya akan kita gunakan sebagai nilai saldo awal bulan berikutnya. Laporan pertanggungjawaban bendahara desa akan dilampiri dengan buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank desa yang telah ditutup. Berikut format laporan pertanggungjawaban bendahara desa.
Akuntansi Desa
86
Tampilan 23. Format Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Desa Setiap Bulannya LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA DESA DESA .......... , KECAMATAN .......... BULAN .......... TAHUN ANGGARAN .......... Bersama ini kami sampaikan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Desa untuk Bulan .......... Tahun .......... A.
B.
C.
Kas Tunai Saldo Awal
Rp…………………………..
Jumlah Penerimaan
Rp…………………………..
Jumlah Pengeluaran
Rp…………………………..
Saldo Akhir
Rp…………………………..
Kas di Rekening Kas Desa Saldo Awal
Rp…………………………..
Jumlah Penerimaan
Rp…………………………..
Jumlah Pengeluaran
Rp…………………………..
Saldo Akhir
Rp…………………………..
Rekapitulasi Kas di Bendahara Desa Kas Tunai
Rp…………………………..
Kas di Rekening Kas Desa
Rp…………………………..
Saldo Total
Rp…………………………..
.........., .......... .......... Bendahara Desa,
…………………. Sumber: Lampiran Permendagri No. 113 Tahun 2014
Bab 4 Penatausahaan Keuangan Desa
87
PERTANYAAN 1. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap penatausahaan keuangan desa. 2. Gambarkan dan jelaskan siklus penatausahaan keuangan desa. 3. Sebutkan media pembukuan yang digunakan bendahara desa dalam penatausahaan keuangan desa. 4. Sebutkan laporan-laporan yang wajib dibuat oleh bendahara desa, baik secara bulanan, semesteran, maupun tahunan. 5. Catatlah transaksi-transaksi berikut dalam buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank desa. 3 Januari 2015
Diterima pemajeg (iuran wajib warga) tahun 2015 sebesar Rp2.500.000.
5 Januari 2015
Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp2.000.000.
6 Januari 2015
Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar Rp100.000.
10 Januari 2015
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Januari sebesar Rp3.000.000.
12 Januari 2015
Disetorkan ke rekening kas desa di Bank Lampung sebesar Rp6.000.000.
18 Januari 2015
Diterima hasil sewa aula milik desa untuk bulan Januari sebesar Rp300.000.
19 Januari 2015
Dilakukan penarikan uang tunai sebesar Rp4.000.000 untuk kas operasional bendahara desa dari rekening yang ada di Bank Lampung.
23 Januari 2015
Dikeluarkan SPP No. 001 untuk pembelian sarana dan prasarana kebersihan sebesar Rp100.000.
25 Januari 2015
Dikeluarkan SPP No. 002 untuk pembelian alat tulis kantor (operasional kantor) sebesar Rp170.000.
27 Januari 2015
Dikeluarkan SPP No. 003 untuk pembelian benda pos sebesar Rp100.000.
30 Januari 2015
Dikeluarkan SPP No. 004 untuk belanja pegawai dengan rincian: (1) gaji kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp4.000.000 dan (2) tunjangan sebesar Rp1.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar 5%.
88
Akuntansi Desa
John R Sibarani
5 PEYUSUNAN LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA AWAL
1
Berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014, salah satu lampiran dalam Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa adalah Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran Berkenaan. Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus penatausahaan keuangan desa, oleh karenanya laporan kekayaan milik desa awal wajib dibuat. Laporan Kekayaan Milik Desa Awal adalah laporan kekayaan milik desa yang disusun untuk pertama kalinya oleh pemerintah desa. Laporan Kekayaan Milik Desa Awal menunjukkan jumlah aset, kewajiban, dan kekayaan bersih yang terdapat di suatu desa pada tanggal pelaporannya. Selama ini sistem administrasi yang ada di desa tidak memungkinkan adanya pelaporan dalam format laporan kekayaan milik desa, oleh karenanya perlu dilakukan pendekatan untuk menentukan jumlah-jumlah yang akan disajikan dalam Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan melakukan inventarisasi atas pos-pos yang ada di dalam Laporan Kekayaan Milik Desa. Inventarisasi dapat dilakukan secara fisik melalui catatan, laporan, ataupun dokumen sumber lainnya.
1 Materi dalam bab 5 bersumber pada Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah (Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2005) dengan penyesuaian seperlunya.
89
90
Akuntansi Desa
Penyusunan dan penyajian Laporan Kekayaan Milik Desa itu sendiri harus sesuai dengan peraturan yang berlaku agar dihasilkan suatu format laporan yang seragam. Saat ini, format Laporan Kekayaan Milik Desa mengacu pada Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Berhubung dengan kondisi pencatatan aset dan kewajiban yang pada umumnya kurang andal, baik dari aspek kelengkapan, keberadaan, maupun penilaiannya, maka untuk penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, pemerintah desa perlu menyusun langkah-langkah yang terstruktur, bertahap, jelas, mudah dipahami, dan dapat dilaksanakan. Langkah-langkah tersebut antara lain: 1. Menentukan ruang lingkup pekerjaan. 2. Menyiapkan formulir-formulir berikut petunjuk pengisiannya. 3. Memberikan penjelasan kepada tim yang akan melakukan penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. 4. Melaksanakan kegiatan pengumpulan data serta inventarisasi aset dan kewajiban. 5. Melakukan pengolahan data serta klasifikasi aset dan kewajiban sesuai dengan Permendagri No. 113 Tahun 2014. 6. Melakukan penilaian terhadap aset dan kewajiban. 7. Menyajikan akun-akun aset, kewajiban, dan kekayaan bersih beserta jumlahnya dalam format Laporan Kekayaan Milik Desa seperti yang ada di Tampilan 22, di Bab 4.
ASET LANCAR Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah desa sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/ atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah desa maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau berupa kas dan setara kas. Aset lancar meliputi: 1. Kas Desa Kas Desa adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan desa. Setiap pemerintah desa wajib menyajikan saldo kasnya pada saat menyusun Laporan Kekayaan Milik
Bab 5 Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal
91
Desa. Uang tunai terdiri atas uang kertas dan logam. Saldo simpanan di bank yang dapat dikategorikan sebagai kas adalah saldo simpanan atau rekening di bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran. Kas pemerintah desa yang dikuasai dan di bawah tanggung jawab bendahara desa terdiri dari: a. b.
Saldo rekening kas desa, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang ditentukan oleh bupati untuk menampung penerimaan dan pengeluaran. Uang tunai di bendahara umum desa. Kas dicatat sebesar nilai nominal, artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya.
2. Piutang Piutang adalah hak pemerintah desa untuk menerima pembayaran dari pihak lain atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa atau atas penggunaan aset desa. Piutang dapat dikelompokkan berdasarkan objek yang menjadi aktivitas, sebagai contoh piutang sewa tanah dan piutang sewa gedung. 3. Persediaan Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah desa dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan. Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian, biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri dan nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. Contoh dari persediaan adalah materai, kertas segel, dan lain sebagainya. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DESA Sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah desa dapat membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang mengacu pada Permendesa No. 4 Tahun 2015 tentang Badan Usaha Milik Desa yang asetnya dikelola secara terpisah. Pada saat pembentukan BUMDesa, pemerintah desa menyetorkan modal tertentu dan hal tersebut kemudian dinyatakan dalam akte pendirian BUMDesa. Penyertaan modal pemerintah desa menggambarkan jumlah yang dibayar oleh pemerintah desa untuk penyertaan modal dalam BUMDesa.
92
Akuntansi Desa
Nilai penyertaan modal pemerintah desa dapat diketahui dari peraturan desa, akte pendirian BUMDesa beserta perubahannya, dan bukti setoran modal yang telah dilakukan oleh pemerintah desa.
ASET TETAP Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah desa atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari: 1. Tanah Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah desa dan dalam kondisi siap digunakan. Untuk keperluan penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal suatu desa, nilai tanah yang dicantumkan dalam Laporan Kekayaan Milik Desa Awal adalah nilai wajar pada tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Nilai wajar yang dimaksud adalah harga perolehan jika tanah tersebut dibeli setahun atau kurang dari tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Jika tanah diperoleh lebih dari satu tahun sebelum tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, maka nilai wajar tanah ditentukan dengan menggunakan rata-rata harga jual beli tanah antarpihak independen di sekitar tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa tersebut, untuk jenis tanah yang sama di wilayah yang sama. Apabila tidak terdapat banyak transaksi jual beli tanah pada sekitar tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa, sebuah transaksi antarpihak independen dapat mewakili harga pasar. Apabila tidak terdapat nilai pasar, desa dapat menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) terakhir. Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP maka dapat digunakan nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten. Dalam penentuan nilai wajar, perlu dipertimbangkan antara manfaat dan biaya dalam rangka penentuan nilai wajar tersebut. 2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin mencakup antara lain: alat berat; alat angkutan; alat bengkel dan alat ukur; alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio, komunikasi, dan pemancar; alat kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat persenjataan; komputer; alat eksplorasi; alat pemboran; alat produksi, pengolahan, dan pemurnian; alat bantu eksplorasi; alat keselamatan kerja; alat peraga; dan unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi yang siap digunakan.
Bab 5 Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal
93
Untuk keperluan penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, nilai wajar untuk peralatan dan mesin adalah harga perolehan jika peralatan dan mesin tersebut dibeli setahun atau kurang dari tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal atau membandingkannya dengan harga pasar peralatan dan mesin sejenis dan dalam kondisi yang sama. Apabila harga pasar tidak tersedia maka digunakan nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten dengan memperhitungkan faktor penyusutan. Jika hal tersebut terlalu mahal biayanya dan memakan waktu lama karena tingkat kerumitan perhitungan yang tinggi maka dapat dipakai standar harga yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dengan memakai perhitungan teknis. 3. Gedung dan Bangunan Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan bangunan di Laporan Kekayaan Milik Desa meliputi antara lain: bangunan gedung; monumen; bangunan menara; dan rambu-rambu. Untuk keperluan penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, nilai wajar gedung dan bangunan adalah harga perolehan jika gedung dan bangunan tersebut dibeli atau dibangun setahun atau kurang dari tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. Jika gedung dan bangunan diperoleh lebih dari satu tahun sebelum tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, nilai wajar gedung dan bangunan ditentukan dengan menggunakan NJOP terakhir. Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP maka dapat digunakan nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau membentuk tim penilai yang kompeten. 4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah desa, serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Jalan, irigasi, dan jaringan di Laporan Kekayaan Milik Desa antara lain meliputi: jalan dan jembatan; bangunan air; instalasi; dan jaringan. Pos ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan. Tanah yang diperoleh untuk keperluan yang dimaksud dimasukkan dalam akun tanah. Untuk keperluan penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal, nilai wajar jalan, irigasi, dan jaringan ditentukan oleh perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten dengan menggunakan standar biaya atau perhitungan teknis (yang antara lain memperhitungkan fungsi dan kondisi aset) dari instansi pemerintah yang berwenang, yang diterbitkan setahun atau kurang dari tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa.
94
Akuntansi Desa
DANA CADANGAN Apabila pemerintah desa merencanakan akan membangun suatu aset yang memerlukan dana relatif besar, yang tidak memungkinkan dibiayai dengan APBDesa satu tahun anggaran, maka pemerintah desa dapat membentuk dana cadangan. Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan beberapa tahun anggaran untuk kebutuhan belanja pada masa datang. Pembentukan maupun peruntukan dana cadangan harus diatur dengan peraturan desa, sehingga dana cadangan tidak dapat digunakan untuk peruntukan yang lain. Peruntukan dana cadangan biasanya digunakan untuk pembangunan aset, misalnya pasar induk, atau gedung olah raga. Dana cadangan dapat dibentuk untuk lebih dari satu peruntukan. Apabila terdapat lebih dari satu peruntukan, maka dana cadangan harus diungkapkan dan dirinci menurut peruntukannya. Dana cadangan dinilai sebesar nilai nominal dana cadangan yang dibentuk. Jika terdapat hasil-hasil pada periode sebelumnya akan menambah nilai dana cadangan tersebut. Seluruh hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan akan menambah dana cadangan yang bersangkutan. Misalnya, dana cadangan tersebut disimpan dalam bentuk deposito, maka bunga deposito yang diperoleh akan dicatat sebagai penambah dana cadangan, sebaliknya seluruh biaya yang timbul atas pengelolaan dana cadangan akan mengurangi dana cadangan yang bersangkutan, misalnya biaya administrasi deposito. Dokumen sumber yang dapat digunakan untuk membukukan dana cadangan dalam menyusun Laporan Kekayaan Milik Desa Awal adalah rekening dana cadangan yang ada di bank.
KEWAJIBAN Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah desa. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Praktik yang terjadi selama ini, pada umumnya kewajiban yang dicatat dalam pembukuan pemerintah desa hanya utang yang berasal dari pinjaman. Oleh karena itu, untuk dapat menyajikan secara lengkap seluruh utang yang dimilikinya, pada saat penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa pertama kali pemerintah desa harus melaksanakan kegiatan inventarisasi atas seluruh utang yang ada pada tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa tersebut. Penyajian utang pemerintah desa di Laporan Kekayaan Milik Desa dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yakni kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Utang pemerintah desa harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk
Bab 5 Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal
95
daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai kewajiban pemerintah. Dalam hal ini. utang dicatat sebesar nilai nominal. 1. Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa. Kewajiban ini mencakup utang yang berasal dari pinjaman (bagian lancar utang jangka panjang dan utang kepada pihak ketiga), utang bunga, maupun utang pajak. 2. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal Laporan Kekayaan Milik Desa. Contoh kewajiban jangka panjang adalah utang bank.
CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA AWAL Desa Kencana Bumi melakukan inventarisasi dalam rangka penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa untuk yang pertama kali pada tahun 2015. Berdasarkan inventarisasi fisik, catatan, laporan, atau dokumen lainnya dapat dikumpulkan informasi sebagai berikut. 1. Uang kas di bendahara desa sebesar Rp2.500.000. 2. Rekening kas desa yang ada pada bank sebesar Rp75.000.000. 3. Piutang atas sewa tanah desa sebesar Rp18.000.000. 4. Piutang atas sewa gedung desa sebesar Rp2.500.000. 5. Persediaan berupa kertas segel sebesar Rp300.000. 6. Persediaan berupa materai sebesar Rp150.000. 7. Penyertaan modal pemerintah desa pada Badan Usaha Milik Desa sebesar Rp75.000.000. 8. Tanah desa sebesar Rp600.000.000. 9. Peralatan dan mesin sebesar Rp40.000.000. 10. Gedung dan bangunan sebesar Rp250.000.000. 11. Jalan, jaringan, dan irigasi sebesar Rp200.000.000. 12. Dana cadangan yang disisihkan sebesar Rp60.000.000. 13. Utang PPN sebesar Rp2.000.000. 14. Utang PPh Pasal 21 sebesar Rp3.500.000.
Akuntansi Desa
96
Berdasarkan informasi tersebut maka dapat disusun Laporan Kekayaan Milik Desa Kencana Bumi untuk Tahun 2015 sebagai berikut. LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH Per 31 Desember 2015 (dalam rupiah) Kode Rekening
Uraian
Tahun 2015 (Periode Pelaporan)
ASET DESA
4
ASET LANCAR
4
1
4
1
1
4
1
1
1
Uang Kas di Bendahara Desa
4
1
1
2
Rekening Kas Desa
4
1
2
4
1
2
1
Piutang Sewa Tanah Desa
4
1
2
2
Piutang Sewa Gedung Desa
4
1
3
4
1
3
1
Kertas Segel
300.000
4
1
3
2
Materai
150.000
Kas Desa 2.500.000 75.000.000
Piutang 18.000.000 2.500.000
Persediaan
JUMLAH ASET LANCAR
98.450.000
ASET TIDAK LANCAR
4
2
4
2
1
4
2
1
4
2
2
4
2
2
1
Tanah Desa
4
2
2
2
Peralatan dan Mesin
4
2
2
3
Gedung dan Bangunan
250.000.000
4
2
2
4
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
200.000.000
4
2
3
4
2
3
4
2
4
Investasi Permanen 1
Penyertaan Modal Pemerintah Desa
75.000.000
Aset Tetap 600.000.000 40.000.000
Dana Cadangan 1
Dana Cadangan Aset Tidak Lancar Lainnya
60.000.000 0
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
1.225.000.000
Bab 5 Penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal
Kode Rekening
Uraian JUMLAH ASET
97
Tahun 2015 (Periode Pelaporan) 1.323.450.000
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
5 5
1
Utang PPh Pasal 21
3.500.000
5
2
Utang PPN
2.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK JUMLAH KEKAYAAN BERSIH
5.500.000 1.317.950.000
PERTANYAAN 1. Definisikan tentang Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. 2. Gambarkan struktur Laporan Kekayaan Milik Desa. 3. Sebutkan tahapan-tahapan dalam penyusunan Laporan Kekayaan Milik Desa Awal. 4. Susunlah Laporan Kekayaan Milik Desa Awal dari data berikut. a. b. c. d.
Piutang atas sewa gedung desa sebesar Rp4.500.000. Persediaan berupa kertas segel sebesar Rp600.000. Persediaan berupa materai sebesar Rp200.000. Penyertaan modal pemerintah desa pada Badan Usaha Milik Desa sebesar Rp55.000.000. e. Uang kas di bendahara desa sebesar Rp1.500.000. f. Jalan, jaringan, dan irigasi sebesar Rp150.000.000. g. Dana cadangan yang disisihkan sebesar Rp90.000.000. h. Utang PPN sebesar Rp1.000.000. i. Utang PPh sebesar Rp2.500.000. j. Rekening kas desa yang ada pada bank sebesar Rp95.000.000. k. Piutang atas sewa tanah desa sebesar Rp22.000.000. l. Tanah desa sebesar Rp500.000.000. m. Peralatan dan mesin sebesar Rp60.000.000. n. Gedung dan bangunan sebesar Rp350.000.000.
98
Akuntansi Desa
John R Sibarani
6 CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN RAELISASI PELAKSANAAN APBDESA Desa Menahaji merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tarna, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Tahun Anggaran 2015 telah disahkan berdasarkan Peraturan Desa No. 20/E/X/2014 dengan rincian sebagai berikut. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) DESA MENAHAJI, KECAMATAN TARNA TAHUN ANGGARAN 2015 Kode Rekening 1
Anggaran (dalam rupiah)
Uraian PENDAPATAN
Pendapatan Asli Desa
Hasil Usaha
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Bagi Hasil BUMDesa
1.500.000
1
1
1
2
Tanah Kas Desa
5.000.000
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
Hasil Aset
1
Pasar Desa
35.000.000
2
2
Aula Desa
2.000.000
2
3
Jaringan Irigasi
1.500.000
2
4
Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
11.000.000
99
Akuntansi Desa
100
Kode Rekening
Anggaran (dalam rupiah)
Uraian
1
1
3
1
1
3
1
Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
6.500.000
1
1
3
2
Surat-Surat Desa
3.400.000
1
2
1
2
Pendapatan Transfer 1
Dana Desa
100.000.000
1
2
2
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
1
2
3
Alokasi Dana Desa
75.000.000
1
2
4
Bantuan Keuangan
1
2
4
1
Bantuan Provinsi
50.000.000
1
2
4
2
Bantuan Kabupaten/Kota
60.000.000
1
3
1
3
1
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
0
1
3
2
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
0
JUMLAH PENDAPATAN
352.100.000
Pendapatan Lain-Lain
2
1.200.000
BELANJA
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Penghasilan Tetap dan Tunjangan
Belanja Pegawai
2
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
72.000.000
2
1
1
1
2
Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
12.000.000
2
1
1
1
3
Tunjangan Para Anggota BPD
18.000.000
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
Alat Tulis Kantor
5.000.000
2
1
2
2
2
Benda Pos
1.000.000
2
1
2
2
3
Cetak dan Penggandaan
2.000.000
2
1
2
2
4
Pakaian Dinas
5.000.000
Operasional Perkantoran Belanja Barang dan Jasa
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
Kode Rekening
Uraian
101
Anggaran (dalam rupiah)
2
1
2
2
5
Alat dan Bahan Kebersihan
1.000.000
2
1
2
2
6
Perjalanan Dinas
6.000.000
2
1
2
2
7
Pemeliharaan Gedung
4.000.000
2
1
2
2
8
Air, Listrik, dan Telepon
2.400.000
2
1
2
3
2
1
2
3
1
Komputer
2
1
2
3
2
Meja dan Kursi
2
1
3
2
1
3
2
2
1
3
2
1
Alat Tulis Kantor
2
1
3
2
2
Penggandaan
2
1
3
2
3
Konsumsi Rapat
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
1
Upah Tenaga Kerja
2
2
1
2
2
Honor Pengawas
2
2
1
3
2
2
1
3
1
Semen
2
2
1
3
2
Pasir
6.000.000
2
2
1
3
3
Batu
8.000.000
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
Upah Tenaga Kerja
2
2
2
2
2
Honor Pengawas
2
2
2
3
2
2
2
3
1
Aspal
20.000.000
2
2
2
3
2
Pasir
5.000.000
2
2
2
3
3
Batu
15.000.000
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
1
Upah Tenaga Kerja
2
2
3
2
2
Honor Pengawas
Belanja Modal
12.000.000 8.000.000
Operasional BPD
Belanja Barang dan Jasa
1.000.000 500.000 2.000.000
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Perbaikan Saluran Irigasi
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
12.000.000 2.000.000 10.000.000
Pengaspalan Jalan Desa
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
12.000.000 2.000.000
Pembangunan Gedung PAUD Belanja Barang dan Jasa
20.000.000 2.000.000
Akuntansi Desa
102
Kode Rekening
Uraian Belanja Modal
Anggaran (dalam rupiah)
2
2
3
3
2
2
3
3
1
Semen
2
2
3
3
2
Pasir
5.000.000
2
2
3
3
3
Kayu
15.000.000
2
2
3
3
4
Bata
10.000.000
2
2
3
3
5
Batu
5.000.000
2
3
2
3
1
2
3
1
2
2
3
1
2
1
Honor Pelatih
2.000.000
2
3
1
2
2
Konsumsi
6.000.000
2
3
1
2
3
Bahan Pelatihan
1.500.000
2
4
2
4
1
2
4
1
2
2
4
1
2
1
Honor Narasumber
2.000.000
2
4
1
2
2
Konsumsi
6.000.000
2
4
1
2
3
Bahan Pelatihan
1.500.000
2
5
2
5
1
2
5
1
2
2
5
1
2
1
Honor Tim
3.000.000
2
5
1
2
2
Konsumsi
5.000.000
2
5
1
2
3
Obat-Obatan
4.000.000
10.000.000
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
Belanja Barang dan Jasa
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa Belanja Barang dan Jasa
Bidang Tak Terduga
Kegiatan Kejadian Luar Biasa
Belanja Barang dan Jasa
JUMLAH BELANJA
341.900.000
SURPLUS/DEFISIT
10.200.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
Kode Rekening 3
103
Anggaran (dalam rupiah)
Uraian PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
3
1
3
1
1
SiLPA
3
1
2
Pencairan Dana Cadangan
0
3
1
3
Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
0
20.000.000
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 3
2
3
2
3
2
20.000.000
Pengeluaran Pembiayaan
1
Pembentukan Dana Cadangan
0
2
Penyertaan Modal Desa
25.000.000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
25.000.000
Pembiayaan Neto (Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan)
(5.000.000)
SiLPA Tahun Berjalan (Surplus/Defisit + Pembiayaan Neto)
5.200.000
Berikut Laporan Kekayaan Milik Desa Tahun 2014. LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 Kode Rekening
Uraian ASET DESA
4
(dalam rupiah) Jumlah
ASET LANCAR
Kas Desa
1
Uang Kas di Bendahara Desa
0
2
Rekening Kas Desa
4
1
4
1
1
4
1
1
4
1
1
4
1
2
4
1
2
1
Piutang Sewa Tanah Desa
4
1
2
2
Piutang Sewa Gedung Desa
0
4
1
3
Persediaan
Piutang
20.000.000 3.000.000
Akuntansi Desa
104
Kode Rekening
Uraian
Jumlah
4
1
3
1
Kertas Segel
500.000
4
1
3
2
Materai
250.000 JUMLAH ASET LANCAR
23.750.000
ASET TIDAK LANCAR
Investasi Permanen
4
2
4
2
1
4
2
1
4
2
2
4
2
2
1
Tanah
90.000.000
4
2
2
2
Peralatan dan Mesin
40.000.000
4
2
2
3
Gedung dan Bangunan
20.000.000
4
2
2
4
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
40.000.000
4
2
3
4
2
3
4
2
4
4
3
1
1
Penyertaan Modal Pemerintah Desa Aset Tetap
150.000.000
Dana Cadangan
1
Dana Cadangan
0
1
Aset Tidak Lancar Lainnya
0
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
340.000.000
JUMLAH ASET
363.750.000
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
0 0
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH
363.750.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
105
Berikut beberapa transaksi yang terjadi pada bulan Januari, Juli, dan September tahun 2015. Bulan Januari 2015 Tanggal
Transaksi
3 Januari 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp2.000.000 untuk kas operasional bendahara desa dari rekening kas desa yang ada di bank dengan Bukti Bank (BB) No. 001.
5 Januari 2015
Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp5.000.000 dengan No. Bukti BKM 001.
8 Januari 2015
Dikeluarkan SPP No. 001 untuk pembelian alat tulis kantor guna keperluan operasional kantor sebesar Rp150.000.
8 Januari 2015
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Januari sebesar Rp2.955.000 dengan No. Bukti BKM 002.
9 Januari 2015
Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp7.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 002.
18 Januari 2015
Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Januari sebesar Rp200.000 dengan No. Bukti BKM 003.
19 Januari 2015
Diterima pemajeg tahun 2015 sebesar Rp5.625.000 dengan No. Bukti BKM 004.
19 Januari 2015
Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp5.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 003.
23 Januari 2015
Dikeluarkan SPP No. 002 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan senilai Rp200.000.
24 Januari 2015
Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar Rp160.000 dengan No. Bukti BKM 005.
24 Januari 2015
Dikeluarkan SPP No. 003 untuk pembelian benda pos senilai Rp120.000.
25 Januari 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp8.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 004.
25 Januari 2015
Dikeluarkan SPP No. 004 untuk belanja pegawai dengan rincian penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp6.000.000 dan tunjangan sebesar Rp2.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar Rp121.000.
Akuntansi Desa
106
Bulan Juli 2015 Tanggal
Transaksi
3 Juli 2015
Disetorkan potongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara sebesar Rp121.000.
5 Juli 2015
Diterima bagi hasil BUMDesa untuk tahun buku 2014 sebesar Rp2.000.000 dengan No. Bukti BKM 0067.
8 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 087 untuk perjalanan dinas kepala desa sebesar Rp1.250.000.
8 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 088 untuk pembelian benda pos senilai Rp120.000.
8 Juli 2015
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Juli sebesar Rp2.600.000, No. Bukti BKM 068.
9 Juli 2015
Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp4.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 023.
11 Juli 2015
Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Juli sebesar Rp250.000 dengan No. Bukti BKM 069.
14 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 089 untuk pembelian alat tulis kantor guna keperluan operasional kantor sebesar Rp150.000.
16 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 090 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan senilai Rp200.000.
19 Juli 2015
Diterima transfer Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemda Lampung Selatan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp60.000.000.
19 Juli 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp12.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 024.
23 Juli 2015
Diterima transfer bantuan keuangan dari Pemda Lampung Selatan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp30.000.000.
24 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 091 untuk pembayaran air, listrik, dan telepon sebesar Rp320.000.
24 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 092 untuk pembelian 2 unit komputer sebesar Rp12.000.000.
25 Juli 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp10.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 025.
25 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 093 untuk belanja pegawai dengan rincian penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp6.000.000 dan tunjangan sebesar Rp2.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar Rp121.000.
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
Tanggal
107
Transaksi
26 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 094 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar Rp1.500.000.
28 Juli 2015
Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar Rp260.000 dengan No. Bukti BKM 070.
30 Juli 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp30.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Juli 2015
Dikeluarkan SPP No. 095 untuk perbaikan saluran irigasi sebesar Rp29.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar Rp11.000.000; honor pengawas sebesar Rp2.000.000; pembelian semen, pasir, dan batu masing-masing sebesar Rp6.000.000; Rp4.000.000; dan Rp6.000.000. Bulan September 2015
Tanggal
Transaksi
3 September 2015
Disetorkan hasil pemotongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara sebesar Rp121.000.
7 September 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp5.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 054.
8 September 2015
Dikeluarkan SPP No. 121 untuk biaya cetak dan penggandaan sebesar Rp250.000.
8 September 2015
Dikeluarkan SPP No. 122 untuk pengadaan pakaian dinas senilai Rp4.000.000.
8 September 2015
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan September sebesar Rp2.100.000 dengan No. Bukti BKM 211.
9 September 2015
Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp5.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 055.
11 September 2015 Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan September sebesar Rp150.000 dengan No. Bukti BKM 212. 14 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 123 untuk pembelian alat tulis kantor guna keperluan operasional kantor sebesar Rp150.000. 16 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 124 untuk biaya pemeliharaan gedung kecamatan sebesar Rp600.000. 23 September 2015 Diterima transfer bantuan keuangan dari Pemda Lampung Selatan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp30.000.000. 24 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 125 untuk pembayaran air, listrik, dan telepon sebesar Rp220.000.
Akuntansi Desa
108
Tanggal
Transaksi
24 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp8.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 056. 24 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 126 untuk pembelian furnitur meja dan kursi sebesar Rp8.000.000. 25 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp10.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 057. 25 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 127 untuk belanja pegawai dengan rincian penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp6.000.000 dan tunjangan sebesar Rp2.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar Rp121.000. 26 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 128 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar Rp1.500.000. 28 September 2015 Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar Rp360.000 dengan No. Bukti BKM 213. 30 September 2015 Ditarik uang tunai sebesar Rp45.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 058. 30 September 2015 Dikeluarkan SPP No. 129 untuk pengaspalan jalan desa sebesar Rp45.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar Rp9.000.000; honor pengawas sebesar Rp2.000.000; pembelian aspal, pasir, dan batu masing-masing sebesar Rp16.000.000; Rp5.000.000; dan Rp13.000.000.
Dari hasil perhitungan persediaan diperoleh informasi bahwa persediaan akhir kertas segel dan materai masing-masing sebesar Rp200.000.
INSTRUKSI Berdasarkan data-data tersebut buatlah laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa untuk Desa Hajimena pada tahun anggaran 2015 dengan beberapa langkah berikut. 1. Catatlah transaksi bulan Januari, Juli, dan September ke dalam buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank kemudian lakukan penutupan pada setiap akhir bulan. 2. Postinglah transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dicatat pada buku kas umum, buku pembantu pajak, dan buku bank ke dalam buku besar. 3. Buatlah neraca saldo dan penyesuaian yang diperlukan 4. Susunlah Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Kekayaan Milik Desa.
19
19
23
24
24
25
8
9
10
11
12
8
4
7
8
3
9
5
2
18
3
1
6
2
1
5
Tanggal
No.
2
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
2
3
2
2
2
1
3
2
2
2
1
2
1
2
2
Kode Rekening
2
5
1
Penarikan Dana
V
V
Hasil Pemungutan atas Pembuatan Surat-Surat Desa Benda Pos
V
V
V
V
V
V
Ref
Alat dan Bahan Kebersihan
Setoran ke Bank
Pemajeg
Hasil Sewa Aula Desa
Setoran ke Bank
Hasil Retribusi Pasar Desa
ATK Desa
Hasil Sewa Tanah Desa
Penarikan Dana
4
Uraian
8.000.000
160.000
5.625.000
200.000
2.955.000
5.000.000
2.000.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
BKM001
BB No. 001
7
No. Bukti
BB No. 003
BKM004
BKM003
BB No. 002
BB No. 004
120.000 SPP No. 003
BKM005
200.000 SPP No. 002
5.000.000
7.000.000
BKM002
150.000 SPP No. 001
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
BUKU KAS UMUM DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
0
0
12.470.000
12.470.000
12.350.000
12.350.000
12.150.000
7.150.000
7.150.000
7.150.000
150.000
150.000
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
11.470.000
3.470.000
3.590.000
3.430.000
3.630.000
8.630.000
3.005.000
2.805.000
9.805.000
6.850.000
7.000.000
2.000.000
9
Saldo
Bulan: Januari
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 109
25
13
1
1
2
2
Tanggal
2
25
No.
1
1
1
1
2
1
V V V
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa PPh Pasal 21
JUMLAH
24.061.000
121.000
Penerimaan (dalam rupiah)
3
Uraian
20.470.000
121.000
121.000
5
3.591.000
3.470.000
5.470.000
Saldo
6
121.000
Saldo (dalam rupiah)
Bulan: Januari
20.470.000
20.470.000
18.470.000
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
Penyetoran (dalam rupiah)
SPP No. 004
2.000.000 SPP No. 004
Pemotongan (dalam rupiah) 4
No. Bukti
6.000.000 SPP No. 004
Pengeluaran (dalam rupiah)
BUKU PEMBANTU PAJAK DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
Ref
Uraian
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
1
1
Kode Rekening
JUMLAH
Tanggal
No.
110 Akuntansi Desa
19
25
3
4
10.000.000
10.000.000
8.000.000
BB No. 004
Penarikan Dana
5.000.000
BB No. 003
22.000.000
30.000.000
25.000.000
Setoran ke Bank
7.000.000
10
BB No. 002
9
Setoran ke Bank
12.000.000
9
2
8
18.000.000
2.000.000
7
Saldo Bank
BB No. 001
Jumlah Transaksi Kumulatif
3
1
6
Biaya Administrasi
20.000.000
5
Pajak
(dalam rupiah)
Penarikan
Saldo Awal
4
Setoran
Pengeluaran
Bulan: Januari 2015 Bank Cabang: Bank Lampung No. Rekening: 25600021
Penarikan Dana
3
Bukti Transaksi
12.000.000
2
1
Uraian Transaksi
Jumlah Transaksi Bulan ini
Tanggal
No.
Bunga Bank
Pemasukan
BUKU BANK DESA DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 111
19
24
24
25
11
12
13
9
6
10
8
5
16
8
4
9
8
3
11
5
2
14
3
1
7
2
1
8
Tanggal
No.
2 1 2
2 1 2
2 1 2
2 1 2
1 1 2
1 1 2
2 1 2
2 1 2
1 1 1
3
3
2
2
2
2
1
2
2
1
Kode Rekening
1
8
5
1
2
6
Penarikan Dana
Dua unit komputer
Biaya Air, Listrik, dan Telepon V
V
V
Alat dan Bahan Kebersihan Penarikan Dana
V
Hasil Sewa Aula Desa ATK Desa
V
V
Hasil Retribusi Pasar Desa Setoran ke Bank
V
V
Perjalanan Dinas Kepala Desa Benda Pos
V
Ref
Hasil BUMDesa
Setoran PPh Pasal 21
Saldo Awal
4
Uraian
10.000.000
12.000.000
250.000
2.600.000
2.000.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
12.000.000
320.000
200.000
150.000
4.000.000
120.000
1.250.000
121.000
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
BUKU KAS UMUM DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
BB No. 25
SPP No. 092
SPP No. 091
BB No. 024
SPP No. 090
SPP No. 089
BKM069
BB No. 023
BKM068
SPP No. 088
SPP No. 087
BKM0067
SPP No. 004
7
No. Bukti
2.600.000
2.800.000
2.950.000
2.700.000
6.700.000
4.100.000
4.220.000
5.470.000
3.470.000
3.591.000
9
Saldo
Bulan: Juli
2.280.000 18.161.000 12.280.000
18.161.000
6.161.000 14.280.000
5.841.000 14.600.000
5.841.000
5.641.000
5.491.000
5.491.000
1.491.000
1.491.000
1.371.000
121.000
121.000
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
112 Akuntansi Desa
2
25
26
28
30
30
1
14
15
16
17
18
2
2
3
3
3
2 2 1
2 2 1
2 2 1
2 2 1
2
2 2 1
1 1 3
1
1
2 1 1
2 1 1
1
3
Kode Rekening
2 1 1
JUMLAH
Tanggal
No.
3
2
1
2
1
3
2
1 V
V V
Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa Tunjangan Anggota BPD Hasil Pemungutan atas Pembuatan Surat-Surat Desa
V
V V V V
Perbaikan Saluran Irigasi‒Upah Tenaga Kerja Perbaikan Saluran Irigasi‒Honor Pengawas Perbaikan Saluran Irigasi‒Semen Perbaikan Saluran Irigasi‒Pasir Perbaikan Saluran Irigasi‒Batu
Penarikan Dana
PPh Pasal 21
V
Ref
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
4
Uraian
57.231.000
30.000.000
260.000
121.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
56.661.000
6.000.000
4.000.000
6.000.000
2.000.000
11.000.000
1.500.000
2.000.000
6.000.000
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
SPP No. 095
SPP No. 095
SPP No. 095
SPP No. 095
SPP No. 095
BB No. 026
BKM070
SPP No. 094
SPP No. 093
SPP No. 093
SPP No. 093
7
No. Bukti
3.161.000
2.901.000
4.401.000
4.280.000
6.280.000
9
Saldo
56.661.000
4.161.000
50.661.000 10.161.000
46.661.000 14.161.000
40.661.000 20.161.000
38.661.000 22.161.000
27.661.000 33.161.000
27.661.000
27.661.000
26.161.000
26.161.000
24.161.000
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 113
2
3
25
1
1
2 JUMLAH
4
Tanggal
2
9
No.
1
1
Setoran ke Bank
Saldo Awal
3
Uraian Transaksi
BB No. 023
4
Bukti Transaksi
4.000.000
5
Setoran
6
Bunga Bank
Pemasukan
7
8
Pajak (dalam rupiah)
Penarikan
121.000
121.000
Bulan: Juli
6
121.000
0
121.000
Saldo (dalam rupiah)
9
Biaya Administrasi
26.000.000
22.000.000
10
Saldo Bank
Bulan: Juli 2015 Bank Cabang: Bank Lampung No. Rekening: 25600021
5
Penyetoran (dalam rupiah)
Pengeluaran
121.000
121.000
BUKU BANK DESA DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Penyetoran PPh Pasal 21
Saldo Awal
3
Uraian
Tanggal
No.
Pemotongan (dalam rupiah)
BUKU PEMBANTU PAJAK DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
114 Akuntansi Desa
23
25
30
4
5
6
Penarikan Dana
Penarikan Dana
Transfer Bantuan Keuangan
Penarikan Dana
BB No. 026
BB No. 025
BB No. 024 30.000.000
60.000.000
5
Tanggal
2
3
7
No.
1
1
2
3
Kode Rekening Uraian
Penarikan Dana
Setoran PPh Pasal 21
Saldo Awal
4
6
62.000.000
52.000.000
30.000.000
10.000.000
12.000.000
7
Ref
5.000.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
6
121.000
Pengeluaran (dalam rupiah)
BB No. 054
SPP No. 093
7
No. Bukti
8
Pajak
Pengeluaran
(dalam rupiah)
Penarikan
BUKU KAS UMUM DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
106.000.000
19
3
Transfer ADD
4
Jumlah Transaksi Kumulatif
19
2
3
Setoran
94.000.000
2
1
Uraian Transaksi
Bunga Bank
Pemasukan
Jumlah Transaksi Bulan ini
Tanggal
No.
Bukti Transaksi
121.000
121.000
8
64.000.000
94.000.000
104.000.000
74.000.000
86.000.000
10
Saldo Bank
9.040.000
4.040.000
4.161.000
9
Saldo
Bulan: September Jumlah Pengeluaran Kumulatif
9
Biaya Administrasi
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 115
Tanggal
2
8
8
8
9
11
14
16
24
24
24
25
No.
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
2 1 2 3 2
2 1 2 2 8
2 1 2 2 7
2 1 2 2 1
1 1 2 2
1 1 2 1
2 1 2 2 4
2 1 2 2 3
3
Kode Rekening
V
Hasil Retribusi Pasar Desa
V
Biaya Air, Listrik, dan Telepon
Penarikan Dana
Furnitur Meja dan Kursi V
V
Biaya Pemeliharaan Gedung
Penarikan Dana
V
ATK Desa
Hasil Sewa Aula Desa
V
V
Pengadaan Pakaian Dinas
Setoran ke Bank
V
Ref
Biaya Cetak dan Penggandaan
4
Uraian
10.000.000
8.000.000
150.000
2.100.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
250.000
8.000.000
220.000
600.000
150.000
5.000.000
4.000.000
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
BB No. 057
SPP No. 126
BB No. 056
SPP No. 125
SPP No. 124
SPP No. 123
BKM212
BB No. 055
BKM211
SPP No. 122
SPP No. 121
7
No. Bukti
18.341.000
18.341.000
10.341.000
10.341.000
10.121.000
9.521.000
9.371.000
9.371.000
4.371.000
4.371.000
371.000
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
11.070.000
1.070.000
9.070.000
1.070.000
1.290.000
1.890.000
2.040.000
1.890.000
6.890.000
4.790.000
8.790.000
9
Saldo
116 Akuntansi Desa
Tanggal
2
25
26
28
30
30
No.
1
14
15
16
17
18
V
Hasil Pemungutan atas Pembuatan SuratSurat Desa
V
V
Pengaspalan Jalan Desa‒Upah Tenaga Kerja Pengaspalan Jalan Desa‒Honor Pengawas
2 2 2 2 2
Penarikan Dana
V
Tunjangan Para Anggota BPD
2 2 2 2 1
1 1 3 2
2 1 1 1 3
V
Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
2 1 1 1 2 PPh Pasal 21
V
Ref
Penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa
4
Uraian
2 1 1 1 1
3
Kode Rekening
360.000
121.000
45.000.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
2.000.000
9.000.000
1.500.000
2.000.000
6.000.000
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
SPP No. 129
SPP No. 129
BB No. 058
BKM213
SPP No. 128
SPP No. 127
SPP No. 127
SPP No. 127
7
No. Bukti
38.841.000
36.841.000
27.841.000
27.841.000
27.841.000
26.341.000
26.341.000
24.341.000
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
36.051.000
38.051.000
47.051.000
2.051.000
1.691.000
3.191.000
3.070.000
5.070.000
9
Saldo
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 117
2
1
V V
Pengaspalan Jalan Desa‒Pasir Pengaspalan Jalan Desa‒Batu
2 2 2 3 2
2 2 2 3 3
Tanggal
2
3
25
No.
1
1
2
3
Uraian
JUMLAH
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Penyetoran PPh Pasal 21
Saldo Awal
70.731.000
5
Penerimaan (dalam rupiah)
72.841.000
13.000.000
5.000.000
16.000.000
6
Pengeluaran (dalam rupiah)
121.000 121.000
4
121.000
121.000
5
2.051.000
15.051.000
20.051.000
9
Saldo
6
121.000
0
121.000
Saldo (dalam rupiah)
Bulan: September
72.841.000
59.841.000
54.841.000
8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
Penyetoran (dalam rupiah)
SPP No. 129
SPP No. 129
SPP No. 129
7
No. Bukti
Pemotongan (dalam rupiah)
BUKU PEMBANTU PAJAK DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
V
Ref
Pengaspalan Jalan Desa‒Aspal
4
Uraian
2 2 2 3 1
3
Kode Rekening
JUMLAH
Tanggal
No.
118 Akuntansi Desa
23
24
25
30
3
4
5
6
Penarikan Dana
BB No. 058
BB No. 056 BB No. 057
Penarikan Dana
BB No. 055
Penarikan Dana
Transfer Bantuan Keuangan
Setoran ke Bank 30.000.000
5.000.000
141.000.000
9
2
130.000.000
68.000.000
45.000.000
10.000.000
8.000.000
5.000.000
7
8
9
Biaya Administrasi
10
Saldo Bank
31.000.000
76.000.000
86.000.000
94.000.000
64.000.000
59.000.000
BB No. 054
6
Pajak
(dalam rupiah)
Penarikan
Penarikan Dana
Jumlah Transaksi Kumulatif
7
1
5
Bunga Bank
64.000.000
4
Setoran
Pengeluaran
Bulan: September 2015 Bank Cabang: Bank Lampung No. Rekening: 25600021
Saldo Awal
3
Bukti Transaksi
35.000.000
2
1
Uraian Transaksi
Jumlah Transaksi Bulan ini
Tanggal
No.
Pemasukan
BUKU BANK DESA DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 119
Akuntansi Desa
120
BUKU BESAR DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
Kode Rekening: 1111 Nama Rekening: PADesa–HU–Bagi Hasil BUMDes Tanggal
Uraian
1
2
5 Juli 2015
Hasil BUMDesa
Ref BKU Juli
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
2.000.000
Jumlah
2.000.000
2.000.000
Kode Rekening: 1112 Nama Rekening: PADesa–HU–Tanah Kas Desa Tanggal
Uraian
1
2
5 Januari 2015
Hasil Sewa
Ref BKU Jan
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
5.000.000
Jumlah
5.000.000
5.000.000
Kode Rekening: 1121 Nama Rekening: PADesa–HA–Pasar Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
8 Januari 2015
Hasil Retribusi
BKU Jan
2.955.000
2.955.000
8 Juli 2015
Hasil Retribusi
BKU Juli
2.600.000
5.555.000
8 September 2015 Hasil Retribusi
BKU Sep
2.100.000
7.655.000
Jumlah
7.655.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
121
Kode Rekening: 1122 Nama Rekening: PADesa–HA–Aula Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
18 Januari 2015
Hasil Sewa
BKU Jan
11 Juli 2015
Hasil Sewa
11 September 2015
Hasil Sewa
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
200.000
200.000
BKU Juli
250.000
450.000
BKU Sep
150.000
600.000
Jumlah
600.000
Kode Rekening: 1123 Nama Rekening: PADesa–HA–Jaringan Irigasi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 1124 Nama Rekening: PADesa–Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
122
Kode Rekening: 1131 Nama Rekening: PADesa–Lain-Lain PADesa yang Sah–Iuran Wajib Warga (Pemajeg) Tanggal
Uraian
1
2
19 Januari 2015
Iuran Wajib Warga
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
BKU Jan
5.625.000
Jumlah
5.625.000
5.625.000
Kode Rekening: 1132 Nama Rekening: PADesa–Lain-Lain PADesa yang Sah–Surat-Surat Desa Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Tanggal
Uraian
1
2
24 Januari 2015
Hasil Pemungutan
BKU Jan
160.000
160.000
28 Juli 2015
Hasil Pemungutan
BKU Juli
260.000
420.000
28 September 2015
Hasil Pemungutan
BKU Sep
360.000
780.000
Jumlah
780.000 Kode Rekening: 121 Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Dana Desa
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 122 Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
123
Kode Rekening: 123 Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Alokasi Dana Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Transfer dari Pemda Lampung Selatan
19 Juli 2015
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
BBD Juli
60.000.000 60.000.000
Jumlah
60.000.000
Kode Rekening: 1241 Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Bantuan Keuangan–Provinsi Tanggal
Uraian
1
2
23 Juli 2015 23 September 2015
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Transfer dari Pemda BBD Juli Lampung Selatan
30.000.000 30.000.000
Transfer dari Pemda BBD Juli Lampung Selatan
30.000.000
Jumlah
60.000.000
60.000.000
Kode Rekening: 1242 Nama Rekening: Pendapatan Transfer–Bantuan Keuangan–Kabupaten/Kota Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
124
Kode Rekening: 131 Nama Rekening: Pendapatan Lain-Lain–Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat Tanggal
Uraian
1
Debit (Rp)
Ref
2
3
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
4
5
Jumlah Kode Rekening: 132 Nama Rekening: Pendapatan Lain-Lain–Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 21111 Nama Rekening: PTT–BP–Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
25 Januari 2015
Pembayaran
BKU Jan
6.000.000
25 Juli 2015
Pembayaran
BKU Juli
6.000.000
12.000.000
25 September 2015 Pembayaran
BKU Sep
6.000.000
18.000.000
Jumlah
18.000.000
6.000.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
125
Kode Rekening: 21112 Nama Rekening: PTT–BP–Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
25 Januari 2015
Pembayaran
BKU Jan
2.000.000
25 Juli 2015
Pembayaran
BKU Juli
2.000.000
4.000.000
25 September 2015
Pembayaran
BKU Sep
2.000.000
6.000.000
Jumlah
2.000.000
6.000.000 Kode Rekening: 21113 Nama Rekening: PTT–BP–Tunjangan para Anggota BPD
Tanggal
Uraian
1
2
26 Juli 2015
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Pembayaran
BKU Juli
1.500.000
26 September 2015 Pembayaran
BKU Sep
1.500.000
Jumlah
1.500.000 3.000.000
3.000.000 Kode Rekening: 21221 Nama Rekening: OP–BBJ–Alat Tulis Kantor
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
8 Januari 2015
Pembelian
BKU Jan
150.000
14 Juli 2015
Pembelian
BKU Juli
150.000
300.000
14 September 2015 Pembelian
BKU Sep
150.000
450.000
Jumlah
450.000
150.000
Akuntansi Desa
126
Kode Rekening: 21222 Nama Rekening: OP–BBJ–Benda Pos Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
24 Januari 2015
Pembelian
BKU Jan
120.000
8 Juli 2015
Pembelian
BKU Juli
120.000
Jumlah
120.000 240.000
240.000 Kode Rekening: 21223 Nama Rekening: OP–BBJ–Cetak dan Penggandaan
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
8 September 2015 Pembayaran
BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
250.000
250.000
250.000 Kode Rekening: 21224 Nama Rekening: OP–BBJ–Pakaian Dinas
Tanggal
Uraian
1
2
8 September 2015
Ref
Pengadaan Pakaian Dinas
BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
4.000.000
4.000.000
4.000.000 Kode Rekening: 21225 Nama Rekening: OP–BBJ–Alat dan Bahan Kebersihan
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
23 Januari 2015
Pembelian
BKU Jan
200.000
16 Juli 2015
Pembelian
BKU Juli
200.000
Jumlah
400.000
200.000 400.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
127
Kode Rekening: 21226 Nama Rekening: OP–BBJ–Perjalanan Dinas Tanggal
Uraian
1
2
8 Juli 2015
Perjalanan Dinas Kepala Desa
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
BKU Juli 1.250.000
Jumlah
1.250.000
1.250.000 Kode Rekening: 21227 Nama Rekening: OP–BBJ–Pemeliharaan Gedung
Tanggal
Uraian
1
2
16 September 2015 Pembayaran
Ref BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
600.000
600.000
600.000 Kode Rekening: 21228 Nama Rekening: OP–BBJ–Air, Listrik, dan Telepon
Tanggal
Uraian
1
2
24 Juli 2015
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Pembayaran
BKU Juli
320.000
24 September 2015 Pembayaran
BKU Sep
220.000
Jumlah
320.000 540.000
540.000 Kode Rekening: 21231 Nama Rekening: OP–BM–Komputer
Tanggal
Uraian
1
2
24 Juli 2015
Pembelian 2 Unit Komputer Jumlah
Ref
BKU Juli
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
12.000.000 12.000.000
12.000.000
Akuntansi Desa
128
Kode Rekening: 21232 Nama Rekening: OP–BM–Meja dan Kursi Tanggal
Uraian
1
2
24 September 2015
Pembelian
Ref BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
8.000.000
8.000.000
8.000.000 Kode Rekening: 21321 Nama Rekening: Operasional BPD–BBJ–ATK
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 21322 Nama Rekening: Operasional BPD–BBJ–Penggandaan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 21323 Nama Rekening: Operasional BPD–BBJ–Konsumsi Rapat Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
129
Kode Rekening: 22121 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BBJ–Upah Tenaga Kerja Tanggal
Uraian
1
2
30 Juli 2015
Pembayaran
Ref BKU Juli
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
11.000.000
11.000.000
11.000.000
Kode Rekening: 22122 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BBJ–Honor Pengawas Tanggal
Uraian
1
2
30 Juli 2015
Pembayaran
Ref BKU Juli
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
2.000.000
2.000.000
2.000.000 Kode Rekening: 22131 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BM–Semen
Tanggal
Uraian
1
2
30 Juli 2015
Pembelian
Ref BKU Juli
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
6.000.000
6.000.000
6.000.000 Kode Rekening: 22132 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BM–Pasir
Tanggal 1
30 Juli 2015
Uraian
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
3
4
BKU Juli
4.000.000
2
Pembelian Jumlah
4.000.000
Saldo (Rp) 5
4.000.000
Akuntansi Desa
130
Kode Rekening: 22133 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi–BM–Batu Tanggal
Uraian
1
2
30 Juli 2015
Pembelian
Ref BKU Juli
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
6.000.000
6.000.000
6.000.000
Kode Rekening: 22221 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BBJ–Upah Tenaga Kerja Tanggal
Uraian
1
2
30 September 2015 Pembayaran
Ref BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
9.000.000
9.000.000
9.000.000
Kode Rekening: 22222 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BBJ–Honor Pengawas
Tanggal
Uraian
1
2
30 September 2015 Pembayaran
Ref BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
2.000.000
2.000.000
2.000.000 Kode Rekening: 22231 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BM–Aspal
Tanggal
Uraian
1
2
30 September 2015 Pembelian Jumlah
Ref BKU Sep
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
16.000.000 16.000.000
16.000.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
131
Kode Rekening: 22232 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BM–Pasir Tanggal
Uraian
1
2
30 September 2015 Pembelian
Ref BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
5.000.000
5.000.000
5.000.000
Kode Rekening: 22233 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa–BM–Batu Tanggal
Uraian
1
2
30 September 2015 Pembelian
Ref BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
13.000.000
13.000.000
13.000.000
Kode Rekening: 22321 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BBJ–Upah Tenaga Kerja Tanggal
Uraian
1
Debit (Rp)
Ref
2
3
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22322 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BBJ–Honor Pengawas Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
132
Kode Rekening: 22331 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Semen Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 22332 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Pasir Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22333 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Kayu
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 22334 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Bata Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
133
Kode Rekening: 22335 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD–BM–Batu Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 23121 Nama Rekening: KPKK–BBJ–Honor Pelatih Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Uraian
1
2
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Tanggal
Debit (Rp)
Kode Rekening: 23122 Nama Rekening: KPKK–BBJ–Konsumsi Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 23123 Nama Rekening: KPKK–BBJ–Bahan Pelatihan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
134
Kode Rekening: 24121 Nama Rekening: KPKDPD–BBJ–Honor Narasumber Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 24122 Nama Rekening: KPKDPD–BBJ–Konsumsi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Tanggal
Uraian
1
2
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Kode Rekening: 24123 Nama Rekening: KPKDPD─BBJ─Bahan Pelatihan Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 25121 Nama Rekening: KKLB─BBJ─Honor Tim Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
135
Kode Rekening: 25122 Nama Rekening: KKLB─BBJ─Konsumsi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 25123 Nama Rekening: KKLB─BBJ─Obat-Obatan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Tanggal
Uraian
1
2
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Kode Rekening: 311 Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan─SiLPA Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 312 Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan─Pencairan Dana Cadangan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
136
Kode Rekening: 313 Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan─Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 321 Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan─Pembentukan Dana Cadangan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 322 Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan─Penyertaan Modal Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 4111 Nama Rekening: Kas Desa─Uang Kas di Bendahara Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
137
Kode Rekening: 4112 Nama Rekening: Kas Desa─Rekening Kas Desa Tanggal
Uraian
1
2
1 Januari 2015
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Saldo Awal
20.000.000
Jumlah
20.000.000 Kode Rekening: 4121 Nama Rekening: Piutang─Piutang Sewa Tanah Desa
Tanggal
Uraian
1
2
1 Januari 2015
Saldo Awal
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
3.000.000
3.000.000 Kode Rekening: 4122 Nama Rekening: Piutang─Piutang Sewa Gedung Desa
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 4131 Nama Rekening: Persediaan─Kertas Segel Tanggal
Uraian
1
2
1 Januari 2015
Saldo Awal Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
500.000
500.000
Akuntansi Desa
138
Kode Rekening: 4132 Nama Rekening: Persediaan─Materai Tanggal
Uraian
1
2
1 Januari 2015
Ref
Saldo Awal
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
250.000
250.000
Kode Rekening: 4211 Nama Rekening: Investasi Permanen─Penyertaan Modal Pemerintah Desa Tanggal
Uraian
1
2
1 Januari 2015
Ref
Saldo Awal
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
150.000.000
150.000.000 Kode Rekening: 4221 Nama Rekening: Aset Tetap─Tanah
Tanggal
Uraian
1
2
1 Januari 2015
Saldo Awal
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
90.000.000
90.000.000 Kode Rekening: 4222 Nama Rekening: Aset Tetap─Peralatan dan Mesin
Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
1 Januari 2015
Saldo Awal
24 Juli 2015
Komputer
BKU Juli
12.000.000
52.000.000
Meja dan Kursi
BKU Sep
8.000.000
60.000.000
24 September 2015
Jumlah
60.000.000
40.000.000
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
139
Kode Rekening: 4223 Nama Rekening: Aset Tetap‒Gedung dan Bangunan Tanggal
Uraian
1
2
1 Januari 2015
Ref
Saldo Awal
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
20.000.000
20.000.000
Kode Rekening: 4224 Nama Rekening: Aset Tetap‒Jalan, Jaringan, dan Instalasi Tanggal
Uraian
1
2
1 Januari 2015 Saldo Awal 30 Juli 2015
30 September 2015
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Perbaikan Saluran Irigasi‒Upah Tenaga BKU Juli Kerja
40.000.000
11.000.000
51.000.000
Perbaikan Saluran Irigasi‒Honor Pengawas
BKU Juli
2.000.000
53.000.000
Perbaikan Saluran Irigasi‒Semen
BKU Juli
6.000.000
59.000.000
Perbaikan Saluran Irigasi‒Pasir
BKU Juli
4.000.000
63.000.000
Perbaikan Saluran Irigasi‒Batu
BKU Juli
6.000.000
69.000.000
Pengaspalan Jalan Desa‒Upah Tenaga Kerja
BKU Sep
9.000.000
78.000.000
Pengaspalan Jalan Desa‒Honor Pengawas
BKU Sep
2.000.000
80.000.000
Pengaspalan Jalan Desa‒Aspal
BKU Sep
16.000.000
96.000.000
Pengaspalan Jalan Desa‒Pasir
BKU Sep
5.000.000
101.000.000
Akuntansi Desa
140
Tanggal
Uraian
1
2
Pengaspalan Jalan Desa‒Batu
Ref
BKU Sep
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
13.000.000
114.000.000
114.000.000
Kode Rekening: 4231 Nama Rekening: Dana Cadangan‒Dana Cadangan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 424 Nama Rekening: Aset Tidak Lancar Lainnya Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Jumlah
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
1
1
2
2
2
2
2
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
4
4
3
2
1
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
4
3
2
1
2
1
Kode Rekening
2
1
Bagi Hasil BUMDes
Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
6.000.000
18.000.000
0
0
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
0
60.000.000
60.000.000
0
0
780.000
5.625.000
0
0
600.000
7.655.000
5.000.000
2.000.000
Neraca Saldo
Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Bantuan Keuangan Provinsi
Alokasi Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Dana Desa
Surat-Surat Desa
Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
Jaringan Irigasi
Aula Desa
Pasar Desa
Tanah Kas Desa
Nama Rekening
NERACA SALDO DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
Penyesuaian
6.000.000
18.000.000
0
0
0
60.000.000
60.000.000
0
0
780.000
5.625.000
0
0
600.000
7.655.000
5.000.000
2.000.000
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
(dalam rupiah)
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 141
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
Kode Rekening
2
1
3
2
1
2
1
3
2
1
2
1
8
7
6
5
4
3
2
1
3
Aspal Jalan‒Honor Pengawas
Aspal Jalan‒Upah Tenaga Kerja
Sal Irigasi‒Batu
Sal Irigasi‒Pasir
Sal Irigasi‒Semen
Sal Irigasi‒Honor Pengawas
Sal Irigasi‒Upah Tenaga Kerja
Konsumsi Rapat
Penggandaan
BPD‒Alat Tulis Kantor
Meja dan Kursi
Komputer
Air, Listrik, dan Telepon
Pemeliharaan Gedung
Perjalanan Dinas
Alat dan Bahan Kebersihan
Pakaian Dinas
Cetak dan Penggandaan
Benda Pos
OP‒Alat Tulis Kantor
Tunjangan para Anggota BPD
Nama Rekening
2.000.000
9.000.000
6.000.000
4.000.000
6.000.000
2.000.000
11.000.000
0
0
0
8.000.000
12.000.000
540.000
600.000
1.250.000
400.000
4.000.000
250.000
240.000
450.000
3.000.000
Neraca Saldo Penyesuaian
2.000.000
9.000.000
6.000.000
4.000.000
6.000.000
2.000.000
11.000.000
0
0
0
8.000.000
12.000.000
540.000
600.000
1.250.000
400.000
4.000.000
250.000
240.000
450.000
3.000.000
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
142 Akuntansi Desa
4
5
5
5
1
1
2
2
3
3
4
2
2
4
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
Kode Rekening
3
2
1
3
2
1
3
2
1
5
4
3
2
1
2
1
3
2
1
Pencairan Dana Cadangan
SiLPA
KKLB‒Obat-Obatan
KKLB‒Konsumsi
KKLB‒Honor Tim
KPKDPD‒Bahan Pelatihan
KPKDPD‒Konsumsi
KPKDPD‒Honor Narasumber
KPKK‒Bahan Pelatihan
KPKK‒Konsumsi
KPKK‒Honor Pelatih
Gedung PAUD‒Batu
Gedung PAUD‒Bata
Gedung PAUD‒Kayu
Gedung PAUD‒Pasir
Gedung PAUD‒Semen
Gedung PAUD‒Honor Pengawas
Gedung PAUD‒Upah Tenaga Kerja
Aspal Jalan‒Batu
Aspal Jalan‒Pasir
Aspal Jalan‒Aspal
Nama Rekening
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13.000.000
5.000.000
16.000.000
Neraca Saldo Penyesuaian
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13.000.000
5.000.000
16.000.000
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 143
2
2
2
2
2
2
3
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
1
4
4
1
4
1
4
1
1
4
1
2
3
4
2
3
4
1
3
1
1
4
3
2
2
2
2
1
3
3
2
2
1
1
2
1
3
1
1
4
3
2
1
1
2
1
2
1
2
1
Kode Rekening
Utang PPh Pasal 21
Kewajiban Jangka Pendek
Aset Tidak Lancar Lainnya
Dana Cadangan
Jalan, Jaringan, dan Irigasi
Gedung dan Bangunan
Peralatan dan Mesin
Tanah
Penyertaan Modal Pemerintah Desa
Materai
Kertas Segel
Piutang Sewa Gedung Desa
Piutang Sewa Tanah Desa
Rekening Kas Desa
Uang Kas di Bendahara Desa
Penyertaan Modal Desa
Pembentukan Dana Cadangan
Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Nama Rekening
0
0
0
0
0
0
0
40.000.000
20.000.000
60.000.000
90.000.000
150.000.000
250.000
500.000
0
3.000.000
20.000.000
Neraca Saldo
121.000
114.000.000
200.000
200.000
0
0
31.000.000
2.051.000
Penyesuaian
0
0
0
0
0
0
114.000.000
20.000.000
60.000.000
90.000.000
150.000.000
200.000
200.000
0
3.000.000
31.000.000
2.051.000
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
144 Akuntansi Desa
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
2
1
3
3
3
2
2
2
2
2
1
1
2
1
4
3
2
1
2
1
1
1
Alokasi Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Dana Desa
Pendapatan Transfer
Surat-Surat Desa
Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
Jaringan Irigasi
Aula Desa
Pasar Desa
Hasil Aset
Tanah Kas Desa
Bagi Hasil BUMDes
75.000.000
1.200.000
100.000.000
3.400.000
6.500.000
11.000.000
1.500.000
2.000.000
35.000.000
5.000.000
1.500.000
1
1
Hasil Usaha
Pendapatan Asli Desa
1
1
1
Anggaran
PENDAPATAN
Uraian
1
Kode Rekening
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) DESA HAJIMENA, KECAMATAN NATAR TAHUN ANGGARAN 2015
60.000.000
0
0
780.000
5.625.000
0
0
600.000
7.655.000
5.000.000
2.000.000
Realisasi
(15.000.000)
(1.200.000)
(100.000.000)
(2.620.000)
(875.000)
(11.000.000)
(1.500.000)
(1.400.000)
(27.345.000)
0
500.000
Lebih/Kurang
(dalam rupiah)
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 145
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
2
1
3
2
1
1
2
1
Benda Pos
Alat Tulis Kantor
Belanja Barang dan Jasa
Operasional Perkantoran
Tunjangan Para Anggota BPD
Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
Belanja Pegawai
1.000.000
5.000.000
18.000.000
12.000.000
72.000.000
1
Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2
1
1
352.100.000
0
2
JUMLAH PENDAPATAN
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
2
0
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
3
1
1
60.000.000
Pendapatan Lain-Lain
Bantuan Kabupaten/Kota
50.000.000
BELANJA
3
1
2
Bantuan Provinsi
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
3
1
4
1
1
2
1
4
Bantuan Keuangan
Anggaran
2
2
1
4
Uraian
2
2
1
Kode Rekening
240.000
450.000
3.000.000
6.000.000
18.000.000
141.660.000
0
0
0
60.000.000
Realisasi
(760.000)
(4.550.000)
(15.000.000)
(6.000.000)
(54.000.000)
(210.440.000)
0
0
(60.000.000)
10.000.000
Lebih/Kurang
146 Akuntansi Desa
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
Kode Rekening
1
2
1
3
2
1
2
1
8
7
6
5
4
3
Semen
Belanja Modal
Honor Pengawas
Upah Tenaga Kerja
Belanja Barang dan Jasa
Perbaikan Saluran Irigasi
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Konsumsi Rapat
Penggandaan
Alat Tulis Kantor
Belanja Barang dan Jasa
Operasional BPD
Meja dan Kursi
Komputer
Belanja Modal
Air, Listrik, dan Telepon
Pemeliharaan Gedung
Perjalanan Dinas
Alat dan Bahan Kebersihan
Pakaian Dinas
Cetak dan Penggandaan
Uraian
10.000.000
2.000.000
12.000.000
2.000.000
500.000
1.000.000
8.000.000
12.000.000
2.400.000
4.000.000
6.000.000
1.000.000
5.000.000
2.000.000
Anggaran
6.000.000
2.000.000
11.000.000
0
0
0
8.000.000
12.000.000
540.000
600.000
1.250.000
400.000
4.000.000
250.000
Realisasi
(4.000.000)
0
(1.000.000)
(2.000.000)
(500.000)
(1.000.000)
0
0
(1.860.000)
(3.400.000)
(4.750.000)
(600.000)
(1.000.000)
(1.750.000)
Lebih/Kurang
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 147
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
Kode Rekening
5
4
3
2
1
2
1
3
2
1
2
1
3
2
Batu
Bata
Kayu
Pasir
Semen
Belanja Modal
Honor Pengawas
Upah Tenaga Kerja
Belanja Barang dan Jasa
Pembangunan Gedung PAUD
Batu
Pasir
Aspal
Belanja Modal
Honor Pengawas
Upah Tenaga Kerja
Belanja Barang dan Jasa
Pengaspalan Jalan Desa
Batu
Pasir
Uraian
5.000.000
10.000.000
15.000.000
5.000.000
10.000.000
2.000.000
20.000.000
15.000.000
5.000.000
20.000.000
2.000.000
12.000.000
8.000.000
6.000.000
Anggaran
0
0
0
0
0
0
13.000.000
5.000.000
16.000.000
2.000.000
9.000.000
6.000.000
4.000.000
Realisasi
(5.000.000)
(10.000.000)
(15.000.000)
(5.000.000)
(10.000.000)
(2.000.000)
(20.000.000)
(2.000.000)
0
(4.000.000)
0
(3.000.000)
(2.000.000)
(2.000.000)
Lebih/Kurang
148 Akuntansi Desa
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Kode Rekening
3
2
1
3
2
1
3
2
1
Obat-Obatan
Konsumsi
Honor Tim
JUMLAH BELANJA
Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan Kejadian Luar Biasa
Bidang Tak Terduga
Bahan Pelatihan
Konsumsi
Honor Narasumber
Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Bahan Pelatihan
Konsumsi
Honor Pelatih
Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Uraian
341.900.000
4.000.000
5.000.000
3.000.000
1.500.000
6.000.000
2.000.000
1.500.000
6.000.000
2.000.000
Anggaran
0
0
0
0
0
0
0
0
0
128.730.000
Realisasi
(213.170.000)
(4.000.000)
(5.000.000)
(3.000.000)
(1.500.000)
(6.000.000)
(2.000.000)
(1.500.000)
(6.000.000)
(2.000.000)
Lebih/Kurang
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ... 149
1
1
2
2
2
3
3
3
3
3
2
1
3
2
5.200.000
(5.000.000)
Pembiayaan Neto (Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan)
SiLPA Tahun Berjalan (Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
25.000.000
25.000.000
0
20.000.000
0
0
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal Desa
Pembentukan Dana Cadangan
Pengeluaran Pembiayaan
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Pencairan Dana Cadangan
20.000.000
1
3
SiLPA
Penerimaan Pembiayaan
1
3
1
10.200.000
Anggaran
PEMBIAYAAN
SURPLUS/DEFISIT
Uraian
3
Kode Rekening
12.930.000
0
0
0
0
0
0
0
0
12.930.000
Realisasi
7.730.000
5.000.000
(25.000.000)
(25.000.000)
0
(20.000.000)
0
0
(20.000.000)
(2.730.000)
Lebih/Kurang
150 Akuntansi Desa
Bab 6 Contoh Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ...
151
LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA DESA HAJIMENA KECAMATAN NATAR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 Kode Rekening 4
Uraian
(dalam rupiah)
Tahun 2015
ASET DESA
ASET LANCAR
Kas Desa
Tahun 2014
4
1
4
1
1
4
1
1
1
Uang Kas di Bendahara Desa
4
1
1
2
Rekening Kas Desa
4
1
2
4
1
2
1
Piutang Sewa Tanah Desa
4
1
2
2
Piutang Sewa Gedung Desa
4
1
3
4
1
3
1
Kertas Segel
200.000
500.000
4
1
3
2
Materai
200.000
250.000
36.451.000
23.750.000
2.051.000
0
31.000.000
20.000.000
Piutang
3.000.000
3.000.000
0
0
Persediaan
JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR
Investasi Permanen
4
2
4
2
1
4
2
1
4
2
2
4
2
2
1
Tanah
90.000.000
90.000.000
4
2
2
2
Peralatan dan Mesin
60.000.000
40.000.000
4
2
2
3
Gedung dan Bangunan
20.000.000
20.000.000
4
2
2
4
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
114.000.000
40.000.000
4
2
3
4
2
3
4
2
4
1
Penyertaan Modal Pemerintah Desa
150.000.000
Aset Tetap
Dana Cadangan 1
150.000.000
Dana Cadangan
0
0
Aset Tidak Lancar Lainnya
0
0
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
434.000.000
340.000.000
JUMLAH ASET
470.451.000
363.750.000
Akuntansi Desa
152
Kode Rekening 5
Uraian
Tahun 2015
Tahun 2014
121.000
0
121.000
0
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PPh Pasal 21 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH
470.330.000
363.750.000
John R Sibarani
7 STUDI KASUS
Desa Kencana Bumi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Agung Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Tahun Anggaran 2015 telah disahkan berdasarkan Peraturan Desa No. 16/E/X/2014 dengan rincian sebagai berikut. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDesa) DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015 Kode Rekening 1
Uraian
Anggaran (dalam rupiah)
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Desa
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Bagi Hasil BUMDes
1
1
1
2
Tanah Kas Desa
1
1
2
1
1
2
1
1
1 1
Hasil Usaha
7.500.000 25.000.000
Hasil Aset
1
Pasar Desa
175.000.000
2
2
Aula Desa
10.000.000
1
2
3
Jaringan Irigasi
1
2
4
Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
7.500.000 55.000.000
153
Akuntansi Desa
154
Kode Rekening
Uraian Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
Anggaran (dalam rupiah)
1
1
3
1
1
3
1
Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
32.500.000
1
1
3
2
Surat-Surat Desa
17.000.000
1
2
1
2
Pendapatan Transfer 1
Dana Desa
500.000.000
1
2
2
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
1
2
3
Alokasi Dana Desa
375.000.000
1
2
4
Bantuan Keuangan
1
2
4
1
Bantuan Provinsi
250.000.000
1
2
4
2
Bantuan Kabupaten/Kota
300.000.000
1
3
1
3
1
3
6.000.000
Pendapatan Lain-Lain
1
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
0
2
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
0
JUMLAH PENDAPATAN 2
1.760.500.000
BELANJA
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Penghasilan Tetap dan Tunjangan
Belanja Pegawai
2
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
60.000.000
2
1
1
1
3 Tunjangan Para Anggota BPD
90.000.000
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1 Alat Tulis Kantor
2
1
2
2
2 Benda Pos
2
1
2
2
3 Cetak dan Penggandaan
10.000.000
2
1
2
2
4 Pakaian Dinas
25.000.000
Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
360.000.000
Operasional Perkantoran Belanja Barang dan Jasa
25.000.000 5.000.000
Bab 7 Studi Kasus
155
Kode Rekening
Uraian
Anggaran (dalam rupiah)
2
1
2
2
5 Alat dan Bahan Kebersihan
2
1
2
2
6 Perjalanan Dinas
30.000.000
2
1
2
2
7 Pemeliharaan Gedung
20.000.000
2
1
2
2
8 Air, Listrik, dan Telepon
12.000.000
2
1
2
3
2
1
2
3
1 Komputer
45.000.000
2
1
2
3
2 Meja dan Kursi
40.000.000
2
1
3
2
1
3
2
2
1
3
2
1 Alat Tulis Kantor
5.000.000
2
1
3
2
2 Penggandaan
2.500.000
2
1
3
2
3 Konsumsi Rapat
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
1 Upah Tenaga Kerja
60.000.000
2
2
1
2
2 Honor Pengawas
10.000.000
2
2
1
3
Belanja Modal
2
2
1
3
1 Semen
50.000.000
2
2
1
3
2 Pasir
30.000.000
2
2
1
3
3 Batu
40.000.000
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1 Upah Tenaga Kerja
60.000.000
2
2
2
2
2 Honor Pengawas
10.000.000
2
2
2
3
Belanja Modal
2
2
2
3
1 Aspal
100.000.000
2
2
2
3
2 Pasir
25.000.000
2
2
2
3
3 Batu
75.000.000
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
1 Upah Tenaga Kerja
2
2
3
2
2 Honor Pengawas
Belanja Modal
5.000.000
Operasional BPD
Belanja Barang dan Jasa
10.000.000
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Perbaikan Saluran Irigasi
Belanja Barang dan Jasa
Pengaspalan Jalan Desa
Belanja Barang dan Jasa
Pembangunan Gedung PAUD Belanja Barang dan Jasa
100.000.000 10.000.000
Akuntansi Desa
156
Kode Rekening
Uraian Belanja Modal
Anggaran (dalam rupiah)
2
2
3
3
2
2
3
3
1
Semen
50.000.000
2
2
3
3
2
Pasir
25.000.000
2
2
3
3
3
Kayu
75.000.000
2
2
3
3
4
Bata
50.000.000
2
2
3
3
5
Batu
25.000.000
2
3
2
3
1
2
3
1
2
2
3
1
2
1
Honor Pelatih
10.000.000
2
3
1
2
2
Konsumsi
30.000.000
2
3
1
2
3
Bahan Pelatihan
2
4
2
4
1
2
4
1
2
2
4
1
2
1
Honor Narasumber
10.000.000
2
4
1
2
2
Konsumsi
30.000.000
2
4
1
2
3
Bahan Pelatihan
2
5
2
5
1
2
5
1
2
2
5
1
2
1
Honor Tim
15.000.000
2
5
1
2
2
Konsumsi
25.000.000
2
5
1
2
3
Obat-Obatan
20.000.000
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
Belanja Barang dan Jasa
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
7.500.000
Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa Belanja Barang dan Jasa
7.500.000
Bidang Tak Terduga
Kegiatan Kejadian Luar Biasa
Belanja Barang dan Jasa
JUMLAH BELANJA
1.694.500.000
SURPLUS/DEFISIT
66.000.000
Bab 7 Studi Kasus
157
Kode Rekening
Uraian
3
Anggaran (dalam rupiah)
PEMBIAYAAN
Penerimaan Pembiayaan
3
1
3
1
1
SiLPA
3
1
2
Pencairan Dana Cadangan
0
3
1
3
Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
0
75.000.000
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 3
2
3
2
3
2
75.000.000
Pengeluaran Pembiayaan
1
Pembentukan Dana Cadangan
0
2
Penyertaan Modal Desa JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN Pembiayaan Neto (Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan) SiLPA Tahun Berjalan (Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
125.000.000 125.000.000
(50.000.000) 16.000.000
Berikut Laporan Kekayaan Milik Desa Tahun 2014. LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah) Kode Rekening 4 4
1
4
1
1
Uraian
Jumlah
ASET DESA
ASET LANCAR
Kas Desa
4
1
1
1
Uang Kas di Bendahara Desa
4
1
1
2
Rekening Kas Desa
4
1
2
4
1
2
1
Piutang Sewa Tanah Desa
4
1
2
2
Piutang Sewa Gedung Desa
Piutang
0 75.000.000 15.000.000 0
Akuntansi Desa
158
Kode Rekening
Uraian Persediaan
Jumlah
4
1
3
4
1
3
1
Kertas Segel
2.500.000
4
1
3
2
Materai
1.250.000 JUMLAH ASET LANCAR
4
2
4
2
1
4
2
1
1
93.750.000
ASET TIDAK LANCAR
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Desa Aset Tetap
300.000.000
4
2
2
4
2
2
1
Tanah
360.000.000
4
2
2
2
Peralatan dan Mesin
160.000.000
4
2
2
3
Gedung dan Bangunan
4
2
2
4
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
4
2
3
4
2
3
4
4
2
3
4
1
80.000.000
Dana Cadangan 1
160.000.000
Dana Cadangan
0
Aset Tidak Lancar Lainnya
0
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
1.060.000.000
JUMLAH ASET
1.153.750.000
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
0
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
0
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH
1.153.750.000
Bab 7 Studi Kasus
159
Berikut beberapa transaksi yang terjadi pada bulan Maret, Agustus, dan Oktober tahun 2015. Bulan Maret 2015 Tanggal
Transaksi
2 Maret 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp10.000.000 untuk kas operasional bendahara desa dari rekening kas desa yang ada di bank dengan Bukti Bank (BB) No. 041.
6 Maret 2015
Dikeluarkan SPP No. 031 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan sebesar Rp2.000.000.
7 Maret 2015
Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Maret sebesar Rp1.800.000 dengan No. Bukti BKM 056.
7 Maret 2015
Diterima pemajeg tahun 2015 sebesar Rp10.625.000 dengan No. Bukti BKM 057.
10 Maret 2015
Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp12.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 042.
19 Maret 2015
Dikeluarkan SPP No. 032 untuk pembelian alat tulis kantor guna keperluan operasional kantor sebesar Rp1.500.000.
20 Maret 2015
Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar Rp350.000 dengan No. Bukti BKM 058.
20 Maret 2015
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Maret sebesar Rp5.555.000 dengan No. Bukti BKM 059.
24 Maret 2015
Diterima hasil sewa tanah desa untuk tahun 2015 sebesar Rp15.000.000 dengan No. Bukti BKM 001.
25 Maret 2015
Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp21.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 043.
25 Maret 2015
Dikeluarkan SPP No. 033 untuk pembelian benda pos senilai Rp600.000.
26 Maret 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp35.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 044.
26 Maret 2015
Dikeluarkan SPP No. 034 untuk belanja pegawai dengan rincian penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000 dan tunjangan sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar Rp921.000. Bulan Agustus 2015
Tanggal
Transaksi
3 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 080 untuk pembelian alat dan bahan kebersihan sebesar Rp1.500.000.
5 Agustus 2015
Diterima transfer Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemda Lampung Tengah sebesar Rp200.000.000 ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan No. Bukti BKM 071.
Akuntansi Desa
160
Tanggal
Transaksi
7 Agustus 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp5.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 051.
8 Agustus 2015
Disetorkan potongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara sebesar Rp921.000.
8 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 081 untuk pembelian alat tulis kantor guna keperluan operasional kantor sebesar Rp1.000.000.
8 Agustus 2015
Diterima transfer bantuan keuangan dari Pemda Lampung Tengah sebesar Rp150.000.000 ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan No. Bukti BKM 072.
9 Agustus 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp35.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 052.
9 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 082 untuk pembayaran biaya air, listrik, dan telepon sebesar Rp700.000.
10 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 083 untuk pembelian 4 unit komputer dengan nilai total sebesar Rp35.000.000.
14 Agustus 2015
Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar Rp500.000 dengan No. Bukti BKM 073.
16 Agustus 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp75.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 053.
16 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 084 untuk perbaikan saluran irigasi sebesar Rp76.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar Rp24.000.000; honor pengawas sebesar Rp4.000.000; semen sebesar Rp20.000.000; pasir sebesar Rp12.000.000; dan batu sebesar Rp16.000.000.
19 Agustus 2015
Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Agustus sebesar Rp1.250.000 dengan No. Bukti BKM 074.
19 Agustus 2015
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Agustus sebesar Rp5.600.000 dengan No. Bukti BKM 075.
23 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 085 untuk pembelian benda pos senilai Rp400.000.
24 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 086 untuk perjalanan dinas kepala desa sebesar Rp2.500.000.
24 Agustus 2015
Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp6.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 054.
26 Agustus 2015
Diterima bagi hasil BUMDesa untuk tahun buku 2014 sebesar Rp4.000.000 dengan No. Bukti BKM 067.
28 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 087 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar Rp3.000.000.
Bab 7 Studi Kasus
161
Tanggal
Transaksi
30 Agustus 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp40.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Agustus 2015
Dikeluarkan SPP No. 088 untuk belanja pegawai dengan rincian penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000 dan tunjangan sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar Rp921.000. Bulan Oktober 2015
Tanggal
Transaksi
3 Oktober 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp27.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 154.
7 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No. 126 untuk pembelian furnitur meja dan kursi sebesar Rp25.000.000.
8 Oktober 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp45.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 155.
8 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No. 127 untuk pengaspalan jalan desa sebesar Rp218.000.000 dengan rincian untuk upah tenaga kerja sebesar Rp50.000.000; honor pengawas sebesar Rp8.000.000; aspal sebesar Rp80.000.000; pasir sebesar Rp20.000.000; dan batu sebesar Rp60.000.000.
8 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No. 128 untuk pembayaran biaya air, listrik, dan telepon sebesar Rp700.000.
9 Oktober 2015
Disetorkan potongan PPh Pasal 21 ke rekening kas negara sebesar Rp921.000.
14 Oktober 2015
Diterima hasil pemungutan atas pembuatan surat-surat desa sebesar Rp400.000 dengan No. Bukti BKM 213.
16 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No. 130 untuk pembelian alat tulis kantor guna keperluan operasional kantor sebesar Rp1.500.000.
23 Oktober 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp9.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 156.
23 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No. 131 untuk biaya pemeliharaan gedung kecamatan sebesar Rp6.000.000.
24 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No. 129 untuk tunjangan para anggota BPD sebesar Rp3.000.000.
24 Oktober 2015
Diterima hasil retribusi pasar desa untuk bulan Oktober sebesar Rp5.100.000 dengan No. Bukti BKM 214.
24 Oktober 2015
Disetorkan ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp5.000.000 dengan Bukti Bank (BB) No. 157.
Akuntansi Desa
162
Tanggal
Transaksi
25 Oktober 2015
Diterima hasil sewa aula desa untuk bulan Januari sebesar Rp1.500.000 dengan No. Bukti BKM 215.
25 Oktober 2015
Diterima transfer bantuan keuangan dari Provinsi Lampung ke rekening kas desa yang ada di Bank Lampung sebesar Rp30.000.000 dengan No. Bukti BKM 216.
26 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No.131 untuk biaya cetak dan penggandaan sebesar Rp300.000.
28 Oktober 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp15.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 156.
28 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No. 132 untuk pengadaan pakaian dinas senilai Rp15.000.000.
30 Oktober 2015
Ditarik uang tunai sebesar Rp40.000.000 dari rekening kas desa yang ada di Bank Lampung dengan Bukti Bank (BB) No. 026.
30 Oktober 2015
Dikeluarkan SPP No. 134 untuk belanja pegawai dengan rincian penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar Rp30.000.000 dan tunjangan sebesar Rp10.000.000 dengan potongan PPh Pasal 21 sebesar Rp921.000.
Dari hasil perhitungan persediaan diperoleh informasi bahwa persediaan akhir kertas segel dan materai masing-masing sebesar Rp400.000.
INSTRUKSI Berdasarkan data-data tersebut buatlah laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa untuk Desa Kencana Bumi pada tahun anggaran 2015 dengan beberapa langkah berikut. 1. Catatlah transaksi bulan Maret, Agustus, dan Oktober ke dalam buku kas umum, buku kas pembantu pajak, dan buku bank kemudian lakukan penutupan pada setiap akhir bulan. 2. Postinglah transaksi-transaksi yang sebelumnya telah dicatat pada buku kas umum, buku kas pembantu pajak, dan buku bank ke dalam buku besar. 3. Buatlah neraca saldo dan penyesuaian yang diperlukan 4. Susunlah Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Kekayaan Milik Desa.
1
2
No. Tanggal
3
Kode Rekening 4
Uraian
Ref 5
Penerimaan (dalam rupiah) 6
Pengeluaran (dalam rupiah)
BUKU KAS UMUM DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
7
No. Bukti 8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
9
Saldo
Bulan: Maret
Bab 7 Studi Kasus 163
1
2
3
Kode Rekening
JUMLAH
No. Tanggal 4
Uraian
Ref 5
Penerimaan (dalam rupiah) 6
Pengeluaran (dalam rupiah) 7
No. Bukti 8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif 9
Saldo
164 Akuntansi Desa
2
1
JUMLAH
Tanggal
No. 3
Uraian 4
Pemotongan (dalam rupiah) 5
Penyetoran (dalam rupiah)
BUKU PEMBANTU PAJAK DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
6
Saldo (dalam rupiah)
Bulan: Maret
Bab 7 Studi Kasus 165
1
3
Uraian Transaksi
Jumlah Transaksi Kumulatif
4
Bukti Transaksi
Jumlah Transaksi Bulan ini
2
No. Tanggal 5
Setoran 6
Bunga Bank
Pemasukan
7
8
Pajak
(dalam rupiah)
Penarikan
9
Biaya Administrasi
10
Saldo Bank
Bulan: Maret 2015 Bank Cabang: Bank Lampung No. Rekening: 25600021 Pengeluaran
BUKU BANK DESA DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
166 Akuntansi Desa
1
2
No. Tanggal
3
Kode Rekening 4
Uraian
Ref 5
Penerimaan (dalam rupiah) 6
Pengeluaran (dalam rupiah)
BUKU KAS UMUM DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
7
No. Bukti 8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
9
Saldo
Bulan: Agustus
Bab 7 Studi Kasus 167
1
2
3
Kode Rekening
JUMLAH
No. Tanggal 4
Uraian
Ref 5
Penerimaan (dalam rupiah) 6
Pengeluaran (dalam rupiah) 7
No. Bukti 8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif 9
Saldo
168 Akuntansi Desa
2
1
JUMLAH
Tanggal
No. 3
Uraian 4
Pemotongan (dalam rupiah) 5
Penyetoran (dalam rupiah)
BUKU PEMBANTU PAJAK DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
6
Saldo (dalam rupiah)
Bulan: Agustus
Bab 7 Studi Kasus 169
1
3
Uraian Transaksi
Jumlah Transaksi Kumulatif
Jumlah Transaksi Bulan ini
2
No. Tanggal 4
Bukti Transaksi 5
Setoran 6
Bunga Bank
Pemasukan
7
8
Pajak
(dalam rupiah)
Penarikan
9
Biaya Administrasi
10
Saldo Bank
Bulan: Agustus 2015 Bank Cabang: Bank Lampung No. Rekening: 25600021 Pengeluaran
BUKU BANK DESA DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
170 Akuntansi Desa
1
2
No. Tanggal
3
Kode Rekening 4
Uraian
Ref 5
Penerimaan (dalam rupiah) 6
Pengeluaran (dalam rupiah)
BUKU KAS UMUM DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
7
No. Bukti 8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif
9
Saldo
Bulan: Oktober
Bab 7 Studi Kasus 171
1
2
3
Kode Rekening
JUMLAH
No. Tanggal 4
Uraian
Ref 5
Penerimaan (dalam rupiah) 6
Pengeluaran (dalam rupiah) 7
No. Bukti 8
Jumlah Pengeluaran Kumulatif 9
Saldo
172 Akuntansi Desa
2
1
JUMLAH
Tanggal
No. 3
Uraian 4
Pemotongan (dalam rupiah) 5
Penyetoran (dalam rupiah)
BUKU PEMBANTU PAJAK DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
6
Saldo (dalam rupiah)
Bulan: Oktober
Bab 7 Studi Kasus 173
1
3
Uraian Transaksi
Jumlah Transaksi Kumulatif
Jumlah Transaksi Bulan ini
2
No. Tanggal 4
Bukti Transaksi 5
Setoran 6
Bunga Bank
Pemasukan
7
8
Pajak
(dalam rupiah)
Penarikan
9
Biaya Administrasi
10
Saldo Bank
Bulan: Oktober 2015 Bank Cabang: Bank Lampung No. Rekening: 25600021 Pengeluaran
BUKU BANK DESA DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
174 Akuntansi Desa
Bab 7 Studi Kasus
175
BUKU BESAR DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015 Kode Rekening: 1111 Nama Rekening: PADesa‒HU‒Bagi Hasil BUMDes Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 1112 Nama Rekening: PADesa–HU–Tanah Kas Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 1121 Nama Rekening: PADesa‒HA‒Pasar Desa Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
176
Kode Rekening: 1122 Nama Rekening: PADesa‒HA‒Aula Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 1123 Nama Rekening: PADesa‒HA‒Jaringan Irigasi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 1124 Nama Rekening: PADesa‒Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
177
Kode Rekening: 1131 Nama Rekening: PADesa—Lain-Lain PADesa yang Sah—Iuran Wajib Warga (Pemajeg) Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 1132 Nama Rekening: PADesa—Lain-Lain PADesa yang Sah—Surat-Surat Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 121 Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Dana Desa Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
178
Kode Rekening: 122 Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 123 Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Alokasi Dana Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 1241 Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Bantuan Keuangan—Provinsi Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
179
Kode Rekening: 1242 Nama Rekening: Pendapatan Transfer—Bantuan Keuangan—Kabupaten/Kota Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 131 Nama Rekening: Pendapatan Lain-Lain—Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 132 Nama Rekening: Pendapatan Lain-Lain—Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
180
Kode Rekening: 21111 Nama Rekening: PTT—BP—Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21112 Nama Rekening: PTT—BP—Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21113 Nama Rekening: PTT—BP—Tunjangan para Anggota BPD Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
181
Kode Rekening: 21221 Nama Rekening: OP—BBJ—Alat Tulis Kantor Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21222 Nama Rekening: OP—BBJ—Benda Pos Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21223 Nama Rekening: OP—BBJ—Cetak dan Penggandaan Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
182
Kode Rekening: 21224 Nama Rekening: OP—BBJ—Pakaian Dinas Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21225 Nama Rekening: OP—BBJ—Alat dan Bahan Kebersihan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21226 Nama Rekening: OP—BBJ—Perjalanan Dinas Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
183
Kode Rekening: 21227 Nama Rekening: OP—BBJ—Pemeliharaan Gedung Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21228 Nama Rekening: OP—BBJ—Air, Listrik, dan Telepon Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21231 Nama Rekening: OP—BM—Komputer Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
184
Kode Rekening: 21232 Nama Rekening: OP—BM—Meja dan Kursi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21321 Nama Rekening: Operasional BPD—BBJ—ATK Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 21322 Nama Rekening: Operasional BPD—BBJ—Penggandaan Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
185
Kode Rekening: 21323 Nama Rekening: Operasional BPD—BBJ—Konsumsi Rapat Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22121 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi—BBJ—Upah Tenaga Kerja Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 22122 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi‒BBJ‒Honor Pengawas Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
186
Kode Rekening: 22131 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi—BM—Semen Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22132 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi—BM—Pasir Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22133 Nama Rekening: Perbaikan Saluran Irigasi—BM—Batu Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
187
Kode Rekening: 22221 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BBJ—Upah Tenaga Kerja Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22222 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BBJ—Honor Pengawas Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22231 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BM—Aspal Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
188
Kode Rekening: 22232 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BM—Pasir Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 22233 Nama Rekening: Pengaspalan Jalan Desa—BM—Batu Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22321 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD—BBJ—Upah Tenaga Kerja Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
189
Kode Rekening: 22322 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD—BBJ—Honor Pengawas Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22331 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Semen Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 22332 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Pasir Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
190
Kode Rekening: 22333 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Kayu Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 22334 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Bata Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 22335 Nama Rekening: Pembangunan Gedung PAUD‒BM‒Batu Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
191
Kode Rekening: 23121 Nama Rekening: KPKK‒BBJ‒Honor Pelatih Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 23122 Nama Rekening: KPKK‒BBJ‒Konsumsi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 23123 Nama Rekening: KPKK‒BBJ‒Bahan Pelatihan Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
192
Kode Rekening: 24121 Nama Rekening: KPKDPD‒BBJ‒Honor Narasumber Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 24122 Nama Rekening: KPKDPD‒BBJ‒Konsumsi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 24123 Nama Rekening: KPKDPD‒BBJ‒Bahan Pelatihan Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
193
Kode Rekening: 25121 Nama Rekening: KKLB‒BBJ‒Honor Tim Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 25122 Nama Rekening: KKLB‒BBJ‒Konsumsi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 25123 Nama Rekening: KKLB‒BBJ‒Obat-Obatan Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
194
Kode Rekening: 311 Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan‒SiLPA Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 312 Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan‒Pencairan Dana Cadangan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 313 Nama Rekening: Penerimaan Pembiayaan‒Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
195
Kode Rekening: 321 Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan‒Pembentukan Dana Cadangan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 322 Nama Rekening: Pengeluaran Pembiayaan‒Penyertaan Modal Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 4111 Nama Rekening: Kas Desa‒Uang Kas di Bendahara Desa Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
196
Kode Rekening: 4112 Nama Rekening: Kas Desa‒Rekening Kas Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 4121 Nama Rekening: Piutang‒Piutang Sewa Tanah Desa Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 4122 Nama Rekening: Piutang‒Piutang Sewa Gedung Desa Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
197
Kode Rekening: 4131 Nama Rekening: Persediaan‒Kertas Segel Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 4132 Nama Rekening: Persediaan‒Materai Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 4211 Nama Rekening: Investasi Permanen‒Penyertaan Modal Pemerintah Desa Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Akuntansi Desa
198
Kode Rekening: 4221 Nama Rekening: Aset Tetap‒Tanah Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 4222 Nama Rekening: Aset Tetap‒Peralatan dan Mesin Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah
Kode Rekening: 4223 Nama Rekening: Aset Tetap‒Gedung dan Bangunan Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Bab 7 Studi Kasus
199
Kode Rekening: 4224 Nama Rekening: Aset Tetap‒Jalan, Jaringan, dan Instalasi Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 4231 Nama Rekening: Dana Cadangan‒Dana Cadangan Tanggal
Uraian
1
2
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
Jumlah Kode Rekening: 424 Nama Rekening: Aset Tidak Lancar Lainnya Tanggal
Uraian
1
2
Jumlah
Ref
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Saldo (Rp)
3
4
5
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
4
4
3
2
1
3
3
2
2
2
2
1
1
1
2
1
2
1
4
3
2
1
2
1
Kode Rekening
1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Bantuan Keuangan Provinsi
Alokasi Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Dana Desa
Surat-Surat Desa
Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
Jaringan Irigasi
Aula Desa
Pasar Desa
Tanah Kas Desa
Bagi Hasil BUMDes
Nama Rekening
Neraca Saldo
NERACA SALDO DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015
Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
(dalam rupiah)
200 Akuntansi Desa
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
Kode Rekening
3 Sal Irigasi‒Batu
2 Sal Irigasi‒Pasir
1 Sal Irigasi‒Semen
2 Sal Irigasi‒Honor Pengawas
1 Sal Irigasi‒Upah Tenaga Kerja
3 Konsumsi Rapat
2 Penggandaan
1 BPD‒Alat Tulis Kantor
2 Meja dan Kursi
1 Komputer
8 Air, Listrik, dan Telepon
7 Pemeliharaan Gedung
6 Perjalanan Dinas
5 Alat dan Bahan Kebersihan
4 Pakaian Dinas
3 Cetak dan Penggandaan
2 Benda Pos
1 OP‒Alat Tulis Kantor
3 Tunjangan para Anggota BPD
2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Nama Rekening
Neraca Saldo Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
Bab 7 Studi Kasus 201
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
Kode Rekening
3 KKLB‒Obat-Obatan
2 KKLB‒Konsumsi
1 KKLB‒Honor Tim
3 KPKDPD‒Bahan Pelatihan
2 KPKDPD‒Konsumsi
1 KPKDPD‒Honor Narasumber
3 KPKK‒Bahan Pelatihan
2 KPKK‒Konsumsi
1 KPKK‒Honor Pelatih
5 Gedung PAUD‒Batu
4 Gedung PAUD‒Bata
3 Gedung PAUD‒Kayu
2 Gedung PAUD‒Pasir
1 Gedung PAUD‒Semen
2 Gedung PAUD‒Honor Pengawas
1 Gedung PAUD‒Upah Tenaga Kerja
3 Aspal Jalan‒Batu
2 Aspal Jalan‒Pasir
1 Aspal Jalan‒Aspal
2 Aspal Jalan‒Honor Pengawas
1 Aspal Jalan‒Upah Tenaga Kerja
Nama Rekening
Neraca Saldo Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
202 Akuntansi Desa
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
3
2
2
2
2
1
3
3
2
2
1
1
2
1
3
2
1
1
1
4
3
2
1
1
2
1
2
1
2
1
Kode Rekening
Utang PPh Pasal 21
Aset Tidak Lancar Lainnya
Dana Cadangan
Jalan, Jaringan, dan Irigasi
Gedung dan Bangunan
Peralatan dan Mesin
Tanah
Penyertaan Modal Pemerintah Desa
Materai
Kertas Segel
Piutang Sewa Gedung Desa
Piutang Sewa Tanah Desa
Rekening Kas Desa
Uang Kas di Bendahara Desa
Penyertaan Modal Desa
Pembentukan Dana Cadangan
Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Pencairan Dana Cadangan
SiLPA
Nama Rekening
Neraca Saldo Penyesuaian
Neraca Saldo Setelah Disesuaikan
Bab 7 Studi Kasus 203
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
2
1
3
3
3
2
2
2
2
2
1
1
2
1
4
3
2
1
2
1
1
1
Alokasi Dana Desa
Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota
Dana Desa
Pendapatan Transfer
Surat-Surat Desa
Iuran Wajib Warga (Pemajeg)
Lain-Lain Pendapatan Asli Desa yang Sah
Swadaya, Partisipasi, dan Gotong Royong
Jaringan Irigasi
Aula Desa
Pasar Desa
Hasil Aset
Tanah Kas Desa
Bagi Hasil BUMDes
1
1
Hasil Usaha
Pendapatan Asli Desa
1
1
1
PENDAPATAN
Uraian
1
Kode Rekening Anggaran
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH TAHUN ANGGARAN 2015 Realisasi
Lebih/Kurang
(dalam rupiah)
204 Akuntansi Desa
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
2
1
2 Benda Pos
1 Alat Tulis Kantor
Belanja Barang dan Jasa
Operasional Perkantoran
3 Tunjangan Para Anggota BPD
2 Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa
1 Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
Belanja Pegawai
Penghasilan Tetap dan Tunjangan
1
1
2
JUMLAH PENDAPATAN
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah
1
2
Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga yang Tidak Mengikat
2
3
1
1
Pendapatan Lain-Lain
Bantuan Kabupaten/Kota
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
3
1
2
Bantuan Provinsi
BELANJA
3
1
4
1
1
2
1
4
Bantuan Keuangan
2
2
1
4
Uraian
2
2
1
Kode Rekening
Anggaran
Realisasi
Lebih/Kurang
Bab 7 Studi Kasus 205
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
Kode Rekening
1 Semen
Belanja Modal
2 Honor Pengawas
1 Upah Tenaga Kerja
Belanja Barang dan Jasa
Perbaikan Saluran Irigasi
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
3 Konsumsi Rapat
2 Penggandaan
1 Alat Tulis Kantor
Belanja Barang dan Jasa
Operasional BPD
2 Meja dan Kursi
1 Komputer
Belanja Modal
8 Air, Listrik, dan Telepon
7 Pemeliharaan Gedung
6 Perjalanan Dinas
5 Alat dan Bahan Kebersihan
4 Pakaian Dinas
3 Cetak dan Penggandaan
Uraian
Anggaran
Realisasi
Lebih/Kurang
206 Akuntansi Desa
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
Kode Rekening
5 Batu
4 Bata
3 Kayu
2 Pasir
1 Semen
Belanja Modal
2 Honor Pengawas
1 Upah Tenaga Kerja
Belanja Barang dan Jasa
Pembangunan Gedung PAUD
3 Batu
2 Pasir
1 Aspal
Belanja Modal
2 Honor Pengawas
1 Upah Tenaga Kerja
Belanja Barang dan Jasa
Pengaspalan Jalan Desa
3 Batu
2 Pasir
Uraian
Anggaran
Realisasi
Lebih/Kurang
Bab 7 Studi Kasus 207
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Kode Rekening
3 Obat-Obatan
2 Konsumsi
1 Honor Tim
JUMLAH BELANJA
Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan Kejadian Luar Biasa
Bidang Tak Terduga
3 Bahan Pelatihan
2 Konsumsi
1 Honor Narasumber
Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat Desa
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
3 Bahan Pelatihan
2 Konsumsi
1 Honor Pelatih
Belanja Barang dan Jasa
Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Uraian
Anggaran
Realisasi
Lebih/Kurang
208 Akuntansi Desa
Penerimaan Pembiayaan
1
1
1
1
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
1
3
2
SiLPA Tahun Berjalan (Pembiayaan Neto – Nilai Surplus/Defisit)
Pembiayaan Neto (Penerimaan Pembiayaan – Pengeluaran Pembiayaan)
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Penyertaan Modal Desa
Pembentukan Dana Cadangan
Pengeluaran Pembiayaan
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan
Pencairan Dana Cadangan
SiLPA
PEMBIAYAAN
1
Uraian SURPLUS/DEFISIT
3
Kode Rekening Anggaran
Realisasi
Lebih/Kurang
Bab 7 Studi Kasus 209
2
2
2
4
4
1
4
4
1
4
1
1
4
1
1
4
4
1
4
4
1
1
4
1
1
3
3
3
2
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
JUMLAH ASET LANCAR
Penyertaan Modal Pemerintah Desa
Investasi Permanen
ASET TIDAK LANCAR
Materai
Kertas Segel
Persediaan
Piutang Sewa Gedung Desa
Piutang Sewa Tanah Desa
Piutang
Rekening Kas Desa
Uang Kas di Bendahara Desa
Kas Desa
ASET LANCAR
1
4
4
ASET DESA
Uraian
4
Kode Rekening Tahun 2015
LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA DESA KENCANA BUMI, KECAMATAN AGUNG SEPUTIH SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 Tahun 2014
(dalam rupiah)
210 Akuntansi Desa
2
2
2
2
2
3
3
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
2
4
1
1
4
3
3
2
2
2
2
2
1
1
4
3
2
1
Kode Rekening
JUMLAH ASET
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH KEKAYAAN BERSIH
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
PPh Pasal 21
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Aset Tidak Lancar Lainnya
Dana Cadangan
Dana Cadangan
Jalan, Jaringan, dan Instalasi
Gedung dan Bangunan
Peralatan dan Mesin
Tanah
Aset Tetap
Uraian
Tahun 2015
Tahun 2014
Bab 7 Studi Kasus 211
212
Akuntansi Desa
John R Sibarani
G GLOSARIUM
Administrasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah kegiatan pencatatan data dan informasi terkait BPD. Administrasi Desa adalah keseluruhan proses kegiatan pencatatan data dan informasi terkait penyelenggaraan pemerintahan desa pada buku administrasi desa. Administrasi Keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi terkait pengelolaan keuangan desa pada buku administrasi keuangan. Administrasi Pembangunan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi pembangunan yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan pada buku administrasi pembangunan. Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai penduduk dan mutasi penduduk pada buku administrasi penduduk. Administrasi Umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai kegiatan pemerintahan desa pada buku administrasi umum. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/ kota untuk desa yang dananya bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota. Anggaran Kas adalah dokumen tentang perkiraan arus kas masuk (yang bersumber dari penerimaan) dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang mencukupi guna keperluan pendanaan pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa. G-1
G-2
Akuntansi Desa
Aset Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja desa atau perolehan hak lainnya yang sah. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung, yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan kekayaan desa (berupa tanah) oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/ atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional SKPD yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan pendapatan daerah yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBD. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional SKPD yang ditunjuk untuk memberikan, mengeluarkan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan belanja daerah yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBD. Bendahara Umum Daerah (BUD) adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitasnya sebagai bendahara umum daerah. Bendahara adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh kepala desa untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan keuangan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa. Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Daerah Otonom, yang selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah dengan kewenangan mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Glosarium
G-3
Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (DU RKPDesa) adalah daftar usulan kegiatan pembangunan desa dengan menggunakan dana yang sudah jelas sumbernya baik dari APBN, APBD (provinsi, kabupaten/kota), APBDesa, swadaya, dan kerja sama dengan pihak ketiga. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah dengan kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD (DPPA SKPD) adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA SKPD) adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan. Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan peraturan desa untuk mengetahui bertentangan atau tidaknya peraturan tersebut dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) dari kegiatan-kegiatan dalam suatu program. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan kekayaan milik desa. Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) adalah anggota masyarakat desa dan kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat agar berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif. Karang Taruna adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial.
G-4
Akuntansi Desa
Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditetapkan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah. Kawasan Pedesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama di bidang pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kebijakan Umum APBD (KU APBD) adalah dokumen yang memuat kebijakan di bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun. Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten/kota. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau seluruh jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Kekayaan Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah. Keluaran (Output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program, serta kebijakan. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja kecamatan. Kepentingan adalah para pihak yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung dalam PKPBM, antara lain meliputi instansi pemerintah, pemerintah daerah, pemerintah desa, Lembaga Swadaya Masyarakat, perguruan tinggi, swasta dan lembaga kemasyarakatan. Keputusan Kepala Desa adalah ketetapan yang bersifat konkrit, individual, dan final. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, serta mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam perkiraan maju.
Glosarium
G-5
Kesepakatan Musyawarah Desa adalah hasil keputusan musyawarah desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam berita acara musyawarah desa yang ditandatangani oleh badan permusyawaratan desa dan kepala desa. Keuangan Desa adalah seluruh hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa. Kinerja adalah keluaran (output) dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai terkait dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Komunitas Kawasan Pedesaan adalah masyarakat yang berdomisili di kawasan yang sama, memiliki karakteristik tertentu sesuai ciri geografis kawasan pedesaan seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, pesisir pantai, pertambangan dan industri kecil, terpencil, suku terasing, dan sejenisnya. Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD) adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Kepala Desa adalah proses kegiatan pelaporan oleh kepala desa kepada BPD sebelum berakhirnya masa jabatan yang meliputi laporan penyelenggaraan pemerintahan desa. Laporan Keuangan BPD adalah laporan administrasi keuangan BPD yang setiap tahun disampaikan kepada kepala desa selaku pemengang kekuasaan pengelolaan keuangan desa. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) Akhir Masa Jabatan Kepala Desa adalah proses kegiatan pelaporan oleh kepala desa kepada bupati/ walikota melalui camat sebelum berakhirnya masa jabatan, meliputi laporan penyelenggaraan pemerintahan desa selama 6 (enam) tahun. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) Akhir Tahun Anggaran adalah laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada bupati/walikota sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi laporan semua kegiatan desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, serta tugas-tugas dan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota selama satu tahun anggaran.
G-6
Akuntansi Desa
Lembaga Adat adalah lembaga kemasyarakatan, baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat, atau dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan hak atas harta kekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur, mengurus, dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang berlaku. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah desa dan lurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi, serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh badan permusyawaratan desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MUSRENBANG DESA) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di desa dalam jangka waktu 5 (lima) dan 1 (satu) tahunan. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK SKPD) adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat (PKPBM) adalah pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan atas prakarsa masyarakat yang meliputi penataan ruang secara partisipatif, pengembangan pusat pertumbuhan terpadu antardesa, dan penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan, dan kemitraan. Pembentukan Kecamatan adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai kecamatan di kabupaten/kota. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan pemberdayaan komunitas pedesaan, sehingga mampu menemukan potensi-potensi yang ada dan mendayagunakannya secara optimum untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama, serta berpartisipasi dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam.
Glosarium
G-7
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa. Pembiayaan Desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/ atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembinaan Aset Milik Desa adalah usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan aset milik desa secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa adalah kepala desa yang karena jabatannya memiliki kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan aset milik desa sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai modal pemerintah desa. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan aset milik desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam pendapatan asli desa terdiri atas hasil usaha; hasil aset; swadaya, partisipasi, dan gotong–royong; dan lain-lain pendapatan asli desa; alokasi dari APBN; bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. Pengamanan adalah kegiatan atau tindakan pengendalian dalam pengurusan aset milik desa dalam bentuk fisik, administratif, dan tindakan upaya hukum. Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting) adalah penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja, guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
G-8
Akuntansi Desa
Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah telah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan desa. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah. Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan terkait penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan terkait penggunaan barang milik daerah. Penghapusan adalah tindakan menghapus aset milik desa dari daftar aset dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang guna membebaskan pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. Penghapusan Kecamatan adalah pencabutan status sebagai kecamatan di wilayah kabupaten/kota. Penginformasian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/Informasi LPPD kepada Masyarakat adalah proses kegiatan pelaporan mengenai informasi pokok-pokok kegiatan pelaksanaan pemerintahan desa oleh kepala desa kepada masyarakat melalui media/pengumuman resmi. Penyertaan Modal Pemerintah Desa adalah pengalihan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal atau saham desa pada BUMDes, BUMD, atau badan hukum lainnya yang dimiliki oleh desa atau daerah. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. Perencanaan Pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif yang terkait dengan pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.
Glosarium
G-9
Pinjam Pakai adalah penyerahan penggunaan kekayaan desa antarpemerintah desa dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan, dan setelah jangka waktu tersebut berakhir harus diserahkan kembali kepada pemerintah desa yang bersangkutan. Pola Tata Desa adalah tata penggunaan lahan atau ruang desa untuk keperluan kegiatan ekonomi dan budidaya masyarakat, sarana dan prasarana pemerintahan desa, dan pusat layanan sosial. Perkiraan Maju (Forward Estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) adalah rancangan program prioritas, dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati dengan DPRD. Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) adalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program, sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati dengan DPRD. Profil Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana, serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD. Pusat Pertumbuhan Terpadu Antardesa (PPTAD) adalah pusat pertumbuhan yang direncanakan, dan difokuskan pada desa atau beberapa desa yang memiliki potensi andalan dan unggulan sebagai sentra pertumbuhan terpadu antardesa dan penggerak perkembangan ekonomi desa sekitarnya. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA SKPD) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program, dan kegiatan SKPD, serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. Rencana Kerja Pemerintah Desa adalah penjabaran dari RPJMDes untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
G-10
Akuntansi Desa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (enam) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. Rencana Pembangunan Jangka Pendek (tahunan)/Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) adalah hasil musyawarah masyarakat desa tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk periode 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK/K) adalah hasil perencanaan tata ruang dengan memerhatikan RTRWP dan persyaratan teknis ke dalam pola dan struktur pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) adalah hasil perencanaan tata ruang dengan memerhatikan arahan pola dan struktur kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau, dan persyaratan teknis ke dalam pola dan struktur pemanfaatan ruang wilayah provinsi. Retribusi Pasar Desa adalah pungutan atas jasa pelayanan yang diberikan pemerintah desa kepada pedagang. Revitalisasi adalah penguatan hal-hal positif yang sudah ada, misalnya fungsi tata ruang desa dan PPTAD. Rukun Tetangga (RT) atau sebutan lainnya adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh pemerintah desa atau lurah. Rukun Warga (RW) atau sebutan lainnya adalah bagian dari kerja lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh pemerintah desa atau lurah. Sasaran (Target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran (output) yang diharapkan dari suatu kegiatan. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP.
Glosarium
G-11
Tanah Desa adalah barang milik desa berupa tanah bengkok, kuburan, dan titisara. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah, dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang memiliki tugas mempersiapkan, serta melaksanakan kebijakan kepala daerah, dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa/Kelurahan/ TP PKK Desa/Kelurahan adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya dengan fungsinya sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK. Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa program. Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
G-12
Akuntansi Desa
John R Sibarani
dp DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari, Safari Imam. 1993. Sosiologi Kota dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2005. “Neraca Awal Pemerintah Daerah. Buletin Teknis Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah. Buletin Teknis No. 2.” http://www.ksap.org/sap/buletin-teknis-dan-interpretasi-psap/, 10 Maret 2015. Hamzah, Ardi. 2015. Tata Kelola Pemerintah Desa Menuju Desa Mandiri, Sejahtera, dan Partisipatoris. Surabaya: Pustaka. Hoesada, Jan. 2014. “Desa”. http://www.ksap.org/sap/desa/, 8 Maret 2015. Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2014. Peraturan Gubernur Jawa Timur tentang Pedoman Umum Bantuan Keuangan Desa dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. Peraturan Gubernur No. 6 Tahun 2014. Surabaya: Sekretariat Daerah. Republik Indonesia. 1985. Undang-Undang tentang Bea Meterai. UU No. 13 Tahun 1985. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2000. Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang Dikenakan Bea Meterai. PP No. 24 Tahun 2000. Jakarta: Sekretariat Negara. .2003. Keputusan Menteri Keuangan tentang Penunjukan Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara untuk Memungut, Menyetor, dan Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya. Keputusan Menteri Keuangan No. 563 Tahun 2003. Jakarta: Sekretariat Negara. D-1
D-2
Akuntansi Desa
. 2005. Peraturan Pemerintah tentang Kelurahan. PP No. 73 Tahun 2005. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2008. Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan. UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2009. Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah. UU No. 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 42 Tahun 2009. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Permendagri No. 37 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri No. 113 Tahun 2014. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pedoman Pembangunan Desa. Permendagri No. 114 Tahun 2014. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2014. Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. PP No. 43 Tahun 2014. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2014. Undang-Undang tentang Desa. UU No. 6 Tahun 2014. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2015. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. Permendesa No. 1 Tahun 2015. Jakarta: Sekretariat Negara. . 2015. Peraturan Menteri Keuangan tentang Penetapan Bagian Penghasilan sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan, serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan. Peraturan Menteri Keuangan No. 152 Tahun 2015. Jakarta: Sekretariat Negara. Tim Penyusun. 2015. Materi Diklat Manajemen Keuangan Desa. IAI Wilayah Jawa Timur. Tim Penyusun Badan Diklat Provinsi Kalimantan Barat. 2015. “Modul Keuangan Desa”. http://bandiklat.kalbarprov.go.id/download_modul.php?id=61, diakses 3 April 2015.
John R Sibarani
I INDEKS
A
B
Akuntabel 47, 63 Akuntabilitas 47 Alokasi Dana Desa (ADD) 25, 32, 33, 34, 55, 62 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 32, 33 APBDesa 5, 11, 18, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 37, 38, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 62, 64, 72, 74, 75, 76, 77, 94 Aset 90, 91, 92, 93, 94, 96 Aset lancar 65, 74, 90, 96 Aset nonlancar 74 Aset tetap 92 Aspek ekonomi 3 Aspek hukum 3 Aspek jumlah penduduk 3 Aspek morfologi 3 Aspek sosial budaya 3
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 11, 13, 22, 24, 29, 47 Badan Usaha Milik Desa 91, 92, 95, 97 Bantuan Keuangan 34, 39 Banua 1 Bea meterai 60 Belanja 17, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 35, 36, 37 Belanja desa 18, 24, 27, 28, 30, 31, 34, 37, 38 Bendahara 49, 50, 51, 52, 54, 56, 57 Bendahara desa 55, 56, 57, 58, 59, 62, 63, 64, 65, 74, 85, 87 Bendahara umum desa 91 Buku bank 65, 72, 85, 87 Buku besar 65, 72, 74, 75 Buku kas umum 65 Buku pembantu pajak 65, 85, 87 Bupati/Walikota 30
I-1
Akuntansi Desa
I-2
D
K
Daftar usulan RKPDesa 27 Dana Alokasi Khusus (DAK) 33 Dana cadangan 94 Dana desa 25, 32, 33, 34, 39 Desa 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 Desa adat 2, 4, 9, 10 Dusun 1
Kampung 1 Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) 57 Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) 57 Karakteristik desa 3 Kas 90, 91, 95, 97 Kas desa 90, 96 Kekayaan bersih 90 Kelembagaan desa 9 Kelurahan 7, 8, 9, 14, 15 Kepala desa 8, 9, 10, 22, 23, 24, 26, 27, 30, 48, 55, 63, 65, 67, 69, 75, 85, 87 Kepala seksi 49 Keputusan Menteri Keuangan No. 563 Tahun 2003 59 Keuangan desa 47, 63, 64, 72, 87 Kewajiban 90, 94, 95 Kewajiban jangka panjang 95 Kewajiban jangka pendek 95 Konosemen 61
F Fungsi akuntabilitas 28 Fungsi alokasi 28 Fungsi distribusi 28 Fungsi otorisasi 28 Fungsi pengawasan 28 Fungsi perencanaan 28
G Gampong 1 Gedung dan bangunan 93, 96 Gotong royong 17, 31
H Hak asal-usul desa 4 Hukum adat 2, 4, 12, 14 Huta 1
I Inventarisasi 90, 94, 95
J Jalan, irigasi, dan jaringan 93
L Laporan Kekayaan Milik Desa 65, 72, 76, 84, 90, 92, 93, 94, 95, 96, 97 Laporan Kekayaan Milik Desa Awal 90, 92, 93, 94, 97 Laporan keuangan 63, 65 Laporan pertanggungjawaban 63, 75, 76, 85 Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa 75 Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa 76
Indeks
Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa 75 Lembaga adat desa 12 Lembang 1
M Marga 1 Masyarakat desa 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 35, 36 Memposting 65, 72 Musyawarah desa 7, 11
N Nagari 1 Neraca saldo 65, 74 Neraca saldo setelah disesuaikan 74 Nilai appraisal 92, 93 Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) 92 Nilai nominal 91, 94, 95 Nilai wajar 91, 92, 93 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 56
P Pagu indikatif 23, 24, 25 Pajak Penghasilan (PPh) 50, 56, 57, 58 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 56, 57 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 57, 58 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 58 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 56, 58, 59 Partisipatif 47 Pekon 1 Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa (PTPKD) 48
I-3
Pembangunan desa 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 34, 35, 36 Pembiayaan 27, 28, 30, 36 Pembiayaan desa 36 Pembiayaan neto 31 Pemerintah desa 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 35, 36, 64, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 97 Pemerintah kabupaten/kota 4, 8 Penatausahaan keuangan desa 63, 64, 72, 87 Pendapatan 17, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37 Pendapatan asli desa 25, 31, 64 Pendapatan lain-lain 31, 34, 40, 64 Pendapatan transfer 32, 55, 64 Penerimaan hasil pajak 33 Penerimaan kas 64 Penerimaan pembiayaan 31, 36, 44, 64 Pengelolaan keuangan desa 47, 48, 62, 63, 90 Pengeluaran kas 64, 67 Pengeluaran pembiayaan 31, 36, 45 Penyertaan modal 91, 92 Penyertaan modal pemerintah desa 91 Penyesuaian 65, 74, 75 Peralatan dan mesin 92, 95, 96, 97 Perangkat desa 48 Peraturan desa 23, 24, 26, 30, 36, 37 Peraturan desa adat 2 Permendagri No. 113 Tahun 2014 11, 14, 28, 30, 31, 34, 45, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 75, 83, 85, 86, 90 Permendagri No. 114 Tahun 2014 18, 19, 20, 23 Permendesa No. 1 Tahun 2015 3, 4, 5
Akuntansi Desa
I-4
Permendesa No. 4 Tahun 2015 91 Persediaan 91, 95, 96, 97 Piutang 91, 95, 96, 97 Piutang sewa gedung 91 Piutang sewa tanah 91 PMK No. 152 Tahun 2015 57 PP No. 43 Tahun 2014 11, 12, 14, 18, 33, 35 PP No. 60 Tahun 2014 32, 33 PP No. 73 Tahun 2005 7, 9 Prosedur penerimaan dana desa 56 Prosedur penerimaan kas 55 Prosedur pengeluaran kas 52
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) 51, 54 Surat Setoran Pajak (SSP) 57 Surplus/Defisit 31
T Tanah 92, 93, 95, 96, 97 Target fiskal 28 Tata administrasi pemerintahan 1 Tiuh 1 Transaksi keuangan 64, 65, 72 Transparan 47, 63 Tutup buku 63, 85
R
U
RAPBDesa 28, 29 Rekening kas desa 65, 69, 74, 87 Rekening kas negara 50, 56 Rekening Kas Umum Daerah 32 Rekening Kas Umum Negara 32 Rencana pembangunan desa 17, 18, 22, 24, 29 Retribusi daerah 25, 32, 33 RKPDesa 17, 18, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 33, 35, 38 RPJMDesa 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 33, 38
Utang bunga 95 Utang kepada pihak ketiga 95 Utang pajak 74, 95 UU No. 1 Tahun 1957 13 UU No. 13 Tahun 1985 60, 61 UU No. 18 Tahun 1965 13 UU No. 19 Tahun 1965 13 UU No. 22 Tahun 1948 13 UU No. 22 Tahun 1999 14 UU No. 32 Tahun 2004 14 UU No. 36 Tahun 2008 58 UU No. 42 Tahun 2009 58 UU No. 5 Tahun 1974 14 UU No. 5 Tahun 1979 14 UU No. 6 Tahun 2014 2, 3, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18
S Sekretaris desa 30, 48 Setara kas 90 Siklus penatausahaan keuangan 64, 87 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 36, 37 Sistem mata pencaharian 1 Sumber daya alam 17, 18, 21 Sumber daya ekonomi 90, 94 Sumber daya nonkeuangan 90
W Wanua 1 Wanus 1