WORKSHOP
PENTINGNYA KOORDINASI, KOMUNIKASI DAN ADAB DALAM PERJALANAN MENGANTARKAN JENAZAH MENUJU PEMAKAMAN
Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan GEDUNG PWNU PROVINSI BALI - DENPASAR 22 NOPEMBER 2009
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …..........……............………………................................................................................................. PENTINGNYA KOORDINASI, KOMUNIKASI DAN ADAB DALAM PERJALANAN MENGANTARKAN JENAZAH MENUJU PEMAKAMAN ….................................................................................................................................................... SOSIALISASI UU NO. 22 TAHUN 2009 …………………………………………….…….................................................................... ROUTE PERJALANAN MENUJU MAKAM ..................................................... ............................................................... DENAH PARKIR KENDARAAN ..................................................................... ...............................................................
KATA PENGANTAR Segala puja danpujisyukur kami panjatkankepada Allah SWT.Tuhan Yang MahaEsa, pemilik segala keagungan, kesempurnaan dan kemuliaan, yang menciptakan sekali gus menjadi penguasa tunggal alam semesta beserta isinya. Berkatrahmat, hidayah dan inayah-Nya, kami dapat menyusun Buku Risalah Workshop dalam rangka Pentingnya Koordinasi, Komunikasi dan Adab Dalam Perjalanan Mengantarkan Jenazah Menuju Pemakaman sampai kepada Saudara. Sungguh sangat mengembirakan sekali atas kehadiran, sambutan dan partisipasi aktif seluruh Anggota Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan pada Acara Workshop yang kami selenggarakan pada hari Minggu tanggal 22 Nopember 2009 di Gedung PWNU Provinsi Bali – Denpasar, semoga Buku Risalah Workshop ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Melalui ruang ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Kasatlantas Kota Denpasar, Bapak Kapolsek Denpasar Selatan dan Bapak Camat Denpasar Selatan yang telah memberikan informasi selaku Narasumber dalam Acara Workshop ini serta Pengurus Gedung PWNU Provinsi Bali – Denpasar yang telah menyediakan tempat dan waktu atas terselenggaranya Acara Workshop yang diadakan oleh Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan. Akhirnya, walaupun kami berusaha seteliti dan secermat mungkin dalam menyusun buku ini, namun sebagai manusia biasa tidaklah luput dari salah. Untuk itulah kami nantikan koreksi dan kritik yang membangun dari saudara. Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan segala hidayah, taufiq, rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin. Denpasar, 22 Nopember 2009 Pengurus.
WORKSHOP PENTINGNNYA KOORDINASI, KOMUNIKASI DAN ADAB DALAM PERJALANAN MENGANTARKAN JENASAH MENUJU PEMAKAMAN [] [][][] [][][] []
DISUSUN OLEH : MUHAMMAD NUH FATAH, SH [] [][][] [][][] []
YAYASAN RUKUN KIFAYAH AL - MUQORROBIN DENPASAR SELATAN TAHUN 2013
PENTINGNYA KOORDINASI, KOMUNIKASI, DAN ADAB DALAM PERJALANAN PENGANTARKAN JENASAH MENUJU PEMAKAMAN A.
PENDAHULUAN Bissmillahirrohmaanirrohim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur selalu kita penjatkan kehadirat Allah SWT. atas seluruh nikmat yang telah dikaruniakan dan dianugrahkan kepada kita sekalian dalam mengarungi kehidupan ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW. Kepada pra keluarga, para sahabat dan Insya Allah kepada seluruh pengikut Beliau sampai akhir zaman kelak. Amin. Adalah suatu kesempatan yang sangat baik jika dalam workshop ini dapat diikuti oleh seluruh anggota Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan. Namun sudah barang tentu hal itu sangat sulit untuk dapat diwujudkan. Begitu banyak aspek
yang
mempengaruhi
untuk
dapat
berjalannya
suatu
program. Paling tidak masalah waktu dan kesibukan masing – masing orang khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari dan hal ini tidak bisa dipungkiri.
Dalam kehidupan bermasyarakat harus ada orang yang peduli untuk memikirkan keadaan sesamanya dalam menghadapi persoalan bersama. Dapat kita banyangkan kalau sekiranya seluruh individu – individu itu egois hanya untuk memikirkan nasib dirinya sendiri, maka sudah barang tentu manusia sebagai mahkluk politik (Zoon Politicon) tidak berjalan sama sekali. Interaksi dan Komunikasi social akan buntu yang akibatnya dapat menimbulkan hukum rimba, artinya hanya yang kuat saja yang bisa hidup. Alhamdulillah apa yang digambarkan di atas tidak terjadi pada masyarakat Muslim yang ada di Kota Denpasar (walaupun tidak seluruhnya benar), paling tidak beberapa Tokoh Masyarakat Muslim yang dimotori oleh BKMT Denpasar Selatan, dapat melihat persoalan yang dihadapi umat ke depan cukup signifikan. Bukan lagi persoalan untuk mempertahankan hidup dan meningkatkan kesejahteraan umat yang menjadi persoalan utama, tetapi yang cukup
urgen
adalah
persoalan
“setelah
hidup”
alias
mati.
Demikianlah kemudian terbentuk “Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan”. Kenapa masalah “Mati” ini menjadi persoalan yang cukup rumit bagi umat Islam di Kota Denpasar ? Tentu jawabannya karena tidak cukup lahan untuk kita dapat dengan mudah dan seenaknya untuk memakamkan saudara kita, disamping corak adat budaya yang berbeda pula. Sedangkan selain dari pada kewajiban (kifayah) untuk memandikan, mengkafani dan menyolatkan, wajib pula kita untuk memakamkan.
Dimana kita akan memakamkannya ? Tentu di tempat pemakaman
Islam
atau
makam
pribadi
lainnya.
Seberapa
banyakkah saudara kita yang memiliki makam pribadi ? Sangat – sangat tidak banyak. Bagaimana ditempat pemakaman muslim yang ada ? Tentu “bisa”. Sejauh mana “bisanya” ? Sejauh jika lahan makam itu memang untuk waqaf “Khairihi” atau waqaf umum. Sedangkan komunitas muslim yang sudah ratusan tahun bermukim di Bali, khususnya Denpasar, untuk tanah makam itu sebagaian besar adalah Tanah Makam Waqaf “Khairihi” atau khusus, hanya untuk sekelompok komunitas muslim tertentu saja. Atau yang lebih spesifik hanya untuk warga kampung muslim yang asal muasalnya memang besar, lahir dan mati di lingkungan kampung itu saja. Lalu kemana saudara kita yang meninggal, yang notabene bukan warga kampung dari satu komunitas muslim asal muasal akan dimakamkan ? Di sinilah sebenarnya Pemerintah berkewajiban untuk menyediakan fasilitas – fasilitas umum untuk kebutuhan rakyat. Bukan fasilitas untuk kepentingan semasa hidup saja tetapi juga “setelah hidupnya”, artinya dibutuhkan benar – benar lahan untuk rumah “Masa Depan”, tidak perlu luas, cukup dengan ukuran 1 x 2 meter untuk setiap orang. Rasa – rasanya Pemerintah melalui sebuah yayasan lain ternyata telah menggelontorkan dana untuk pengadaan makam bagi umat Islam. Tapi sayang penyediaan lahan untuk makam tersebut jauh dari aspirasi sebagian besar umat Islam. Tempatnya sangat jauh sehingga pemikiran orang dari pada
dimakamkan kesana lebih baik sekalian pulang kampung ke Jawa. Wallahu alam bisawab. Oleh karena itu, apa yang menjadi kepedulian sebagian tokoh – tokoh kita sekarang ini, dibentuklah “Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan”. Yang sebenarnya yayasan ini khusus hanya untuk “menyediakan“ dan “mengelola” pemakaman Islam. Darimakah lahannya ? Lahannya adalah Tanah Waqaf Kampung Bugis Suwung yang terletak di Jalan Pendidikan – Sidakarya, Denpasar
yang
memang
telah
berusia
Ratusan
Tahun
diperuntukkan untuk Kuburan Bugis (dalam bahasa Bali sering disebut
orang
dengan
“Setra
Bugis”).
Lalu
bagaimanakah
sebenarnya status Tanah Waqaf Kuburan Bugis ini ? Jelas bahwa statusnya adalah Tanah Waqaf Khairihi (khusus untuk warga masyarakat
Kampung
Bugis
Suwung).
Artinya
yang
bisa
dimakamkan di Kuburan Bugis ini hanya warga masyarakat Kampung Bugis Suwung saja. Karena itulah untuk menembus batas – batas atau aturan – aturan internal masyarakat Kampung Bugis Suwung,
maka
Pendiri
Yayasan
melakukan
dan
turut
serta
mewaqafkan tanah disekitar makam yang telah dibeli Yayasan seluas + 16,5 are. Sedangkan milik Kampung Bugis Suwung seluas 29 are. Padahal warga masyarakat Kampung Bugis Suwung juga dikenakan biaya
yang
sama untuk
keperluan pembelian /
pembebasan tanah dari yayasan. Jadi kini semakin jelas bahwa gerbong utama dari Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan adalah Tanah Makam milik Kampung Bugis
Suwung, disamping segala sesuatu menyangkut kifayah ini selalu melibatkan warga masyarakat Kampung Bugis Suwung. Demikian pula dengan segala kegiatan – kegiatan dan program yayasan yang lain, dengan tanpa mengurangi penghargaan terhadap partisipasi aktif dari Pengurus yang lain dan anggota yang lain. Apa yang telah dilakukan oleh Pengurus Yayasan cukup strategis, karena dengan mewaqafkan tanah yang dibeli yayasan untuk makam, yang menyatu dengan Kuburan Bugis ini secara otomatis yayasan tidak perlu mengurus perizinan lahan untuk makam (karena tidak mungkin akan dapat izin). Jadi ini pula nilai plus dari Kampung Bugis Suwung terhadap keberadaan Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan. Bukanlah bermaksud untuk Riya’ tetapi dibutuhkan suatu pikiran yang bijaksana untuk dapat saling memahami, antara warga masyarakat Kampung Bugis Suwung yang hanya berjumlah 90 KK dan yang asli cuma 30 KK. Jadi dapatlah kita bayangkan bagaimana kondisi “Psikologis” yang 30 KK atau 90 KK ini, dibandingkan dengan + 12.500 KK yang bergabung ke Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan. Pemilik terbesar lahan akan tergusur dengan mereka yang jumlahnya sedemikian besar
dengan
kontribusi
lahan
yang
sedemikian
kecil,
jika
dibandingkan dengan besarnya jumlah anggota yang bergabung. Sedemikian inilah kira – kira pemikiran warga masyarakat Kampung Bugis Suwung. Apa arti semua ini ? Sudah barang tentu tidak semua warga dapat memahami keberadaan yayasan kita ini.
Dengan kondisi psikologis masyarakat yang sedemikian itu, seluruh
elemen
warga
Kampung
Bugis
Suwung
yang
turut
bergabung dan komit dengan keberadaan yayasan ini, berjuang keras meyakinkan warga yang lain agar dapat mengerti dan faham akan adanya yayasan, yang notabene dimotori pula oleh Alm. H. Abdul Fatah. Dapat kami sampaikan bahwa, memang semasa hidupnya tidak satupun ada yang berani bersuara menyangkut keberadaan yayasan ini. Tetapi begitu Beliau Wafat, sedemikian beraninya orang untuk mempersoalkan keberadaan yayasan ini secara terbuka. Dan Alhamdulillah saudara – saudara kami yang telah lebih dahulu turut serta dalam kepengurusan yayasan ini, berjuang keras untuk meyakinkan seluk beluk keberadaan yayasan ini. Perlu diingat bahwa, persoalan yayasan bukan saja menyangkut internal Kampung Bugis Suwung, tetapi juga secara eksternal. Bahkan masyarakat diluar Kampung Bugis Suwung, apakah Muslim atau bukan, turut juga meramaikan dan memanas – manasi agar warga
Kampung
Bugis
Suwung
itu
jangan
mau
menerima
pemakaman orang yang bukan dari Kampung Bugis Suwung. Hal ini sangat – sangat terbuka dilakukan, oleh tokoh – tokoh kampung dan tokoh – tokoh masyarakat. Dan yang paling memilukan adalah dalam sebuah rapat khusus, tokoh – tokoh dan pengurus inti sebuah yayasan yang juga bergerak dibidang pemakaman, menggugat Alm. H. Abdul Fatah, kenapa Beliau itu membuka Kuburan Bugis yang penuh dengan nilai sejarah untuk umum dengan mendirikan yayasan. Rapat berjalan sangat panas dan menegangkan. Bahkan
akhirnya Beliau hampir saja beradu fisik dengan salah seorang tokoh Muslim Denpasar. Kami dengan bangga menyaksikan bagaimana Alm. H. Abdul Fatah, waktu itu mempertahankan argumentasi serhadap
keberadaan
yayasan
ini,
yang
memang
untuk
kepentingan orang banyak saudara kita seiman. Dalam keadaan seperti itu tercetuslah ucapan Alm. H. Abdul Fatah “Siapapun yang mencoba
untuk
mengambil
kembali
Kuburan
Bugis
dari
pengelolaan yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan, bunuh saya dulu dan langkahi dulu mayat saya, silahkan”. Maka pertemuan khusus itupun bubar dengan permintaan maaf dari para tokoh – tokoh yang coba untuk mengusik keberadaan yayasan. Bukan
kami
bermaksud
membuka
aib
intern
atau
kepahlawanan seseorang, tapi tiada lain adalah untuk membuka cakrawala
pandang
anggota
yayasan,
bahwa
keberadaan
Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan tidaklah sesederhana
anggapan
yang
ada.
Tetapi
penuh
dengan
hambatan dan tantangan. Artinya apa ? Bahwa mereka mencoba untuk menghasut Alm. H. Abdul Fatah, agar fungsi makam Kampung Bugis Suwung itu dikembalikan seperti sediakala, hanya untuk pemakaman warga Kampung Bugis Suwung saja. Tidak perlu membuka makam itu untuk pemakaman orang lain selain warga Kampung Bugis Suwung. Alm. H. Abdul Fatah, tidak dapat memahami cara pikir tokoh – tokoh semacam ini. Oleh karena itu tetap mempertahankan eksistensi yayasan. Sampai kini hubungan
kami semua baik, tapi tidak ada lagi yang mempermasalahkan eksistensi yayasan. Disamping bukti nyata secara fisik mengenai penataan
makam,
juga
karena
dibangunnya
pengertian
–
pengertian ibadah terhadap saudara – saudara kami secara internal dengan baik. Demikian
pula
mempertanyakan
dari
kalangan
“kenapakah
di
mereka
luar
Muslim,
yang
mereka
bukan
warga
Kampung Bugis Suwung juga dimakamkan di Kuburan Bugis ? Dan sayangnya pertanyaan – pertanyaan ini muncul di saat Alm. H. Abdul Fatah sudah berpulang ke Rahmatullah. Mereka dengan berbagai
argumentasi
sebenarnya
jauh
mengadakan
masalah
dari
adat
persoalan
pertemuan
terpadu
berani
bertanya
yang
mereka.
Akhirnya
kami
antara
Pengurus
Yayasan
dengan pihak – pihak terkait, baik secara dinas maupun lembaga adat. Disinilah perlu pemahaman baik pengurus maupun anggota yayasan, bahwa tidaklah dengan adanya kumpulan orang Islam dalam suatu wilayah dan cukup uang untuk membayar biaya administrasi, urusan menjadi selesai. Tidak. Karena masih banyak hal yang perlu dikerjakan dan diusahakan berkaitan dengan yayasan ini,
khususnya
perjalanan
pelaksanaan
mengantarkan
pemakaman jenazah.
berkaitan
Pengurus
sudah
dengan sering
mendapatkan teguran lisan sehubungan dengan tingkah polah saudara
–
saudara
kita
yang
diangap
“arogan”
dalam
mengantarkan jenazah. Jangan sampai orang yang antipati
dengan keberadaan yayasan ini , mendapatkan alasan pembenar bahwa yayasan hanya menambah persoalan baru terhadap komunitas yang sudah ratusan tahun bermukim di Bali, khususnya Denpasar. Dari apa yang kami uraikan dalam pendahuluan ini dan sebagai latar belakang perlunya diadakan Workshop ini, maka kita sekarang yang eksis dalam yayasan ini sangat perlu memperhatikan masalah KOORDINASI, KOMUNIKASI DAN ADAB DALAM PERJALANAN MENGANTARKAN JENAZAH. B.
MASALAH KOORDINASI Dalam sebuah organisasi, layaknya Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan, apa yang disebut dengan koordinasi merupakan kebutuhan mutlak yang harus dilakukan. Baik koordinasi itu dilakukan secara organisatoris keluar maupun kedalam (Eksternal dan Internal). Secara Eksternal kita harus tetap dan rutin untuk mengadakan koordinasi dengan pihak – pihak terkait baik dengan lembaga dinas maupun lembaga adat. Demikian pula dengan organisasi
–
organisasi
sosial
kemasyarakatan
yang
lain.
Alhamdulillah masalah koordinasi eksternal ini sudah dapat kita laksanakan secara berangsur – angsur dengan baik. Disini yang terpenting adalah bagaimana seluruh pengurus dapat menyadari pentingnya koordinasi eksternal ini dapat dilaksanakan, sehingga dapat mengantisipasi persoalan – persoalan yang belum terjadi. Kesadaran pengurus yayasan ini sangat kita butuhkan bukan saja
pada dataran wacana, tetapi juga pada “actionnya“. Jangan sampai ketika ini sudah diwacanakan untuk kita mengadakan koordinasi, seluruh pengurus seperti sepakat bulat untuk itu. Namun saat terlaksanakannya koordinasi, sebagian besar pengurus buru – buru mempermaklumkan ada kesibukan lain. Memang itu sah – sah saja, karena ini adalah organisasi sosial keumatan yang tidak ada pamrihnya secara langsung, tetapi hanya untuk mencari ridho ALLAH semata. Sehingga dalam hal ini Ketua Umum Yayasan tidak mempunyai daya paksa apapun agar pengurus dapat bersama – sama melaksanakan koordinasi dengan pihak eksternal. Persoalan menyangkut masalah koordinasi secara internal, apakah itu intern pengurus yayasan karena menyangkut kebijakan – kebiajakan
yang
harus
diketahui
seluruh
pengurus,
maupun
persoalan – persoalan mutakhir yang harus dapat dipecahkan dengan cepat. Selain itu, menyangkut koordinasi internal dengan pihak anggota yayasan, harus pula dibangun dengan baik dan sistem yang baik juga. Koordinasi yang baik itu apabila dilakukan secara berkala dan dapat dipahami persoalan yang ada. Masalah nanti apakah ada jalan keluar atau tidak, bukanlah sebagai ukuran koordinasi itu telah berjalan baik. Yang terpenting telah terjalin hubungan yang baik secara berkala untuk menyikapi persoalan – persoalan yang ada dan yang akan ada serta dapat dipahami dengan baik dan jelas.
C.
MASALAH KOMUNIKASI Seperti halnya Koordinasi, sebenarnya masalah Komunikasi ini juga tidak kalah penting dan memang sangat penting serta menentukan sekali. Koordinasi adalah urat nadinya dari suatu organisasi, sedangkan Komunikasi adalah darahnya organisasi, apapun organisasi itu. Tiadalah mungkin kita melakukan suatu koordinasi tanpa komunikasi. Sebaliknya kita berkomunikasi tidak selamanya
dalam
rangka
koordinasi.
Artinya,
makna
dari
Komunikasi itu jauh lebih luas dari pada Koordinasi. Oleh karena itu, Komunikasi juga ada yang internal dan eksternal. Komunikasi dilakukan untuk menyebarluaskan segala bentuk informasi dan atau kebijakan yang ada pada yayasan kepada pihak – pihak terkait. Jadi plus juga disini include koordinasi. Dengan
demikian
semua
pihak
terkait
dapat
memahami
keberadaan dan kebijakan yayasan. Segala bentuk komunikasi dan koordinasi harus dilaksanakan dengan baik dan jelas. Sehingga pihak yang diajak berkomunikasi dapat memahami maksud dari pesan yang ingin disampaikan. Ketidakjelasan komunikasi dalam memahami duduk persoalan yang ingin disampaikan, dapat berakibat fatal dan “Missunderstanding”. Kalau sudah seperti ini akibat yang timbul sangat merugikan kedua belah pihak. Dapat menimbulkan
keretakan
hubungan
dan
keengganan
untuk
melakukan koordinasi. Dapat kami sampaikan detail dari sebuah ilustrasi untuk mempermudah anggota Yayasan Rukun Kifayah Al –
Muqorrobin Denpasar Selatan dalam melakukan Koordinasi dan Komunikasi ketia ada kematian (Kifayah), adalah sebagai berikut : 1.
Langkah Pertama Pengurus
RKI/RWM/Majelis
Ta’lim,
harus
benar
–
benar
memastikan terlebih dahulu bahwa memang benar ada anggotanya yang meninggal dunia. 2.
Langkah Kedua Pengurus RKI/RWM/Mejelis Ta’lim, harus tegas menunjuk siapa diantara mereka yang akan bermusyawarah dengan dengan pihak
/
anggota
menyangkut
keluarga
perawatan
(yang
jenazah.
ditimpa Apakah
musibah), mengenai
memandikan, mengkafani dan menyolatkan. Termasuk disini yang akan berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak yayasan. Pihak keluarga disini juga harus jelas yang memang dapat memberikan keputusan akhir dalam masalah ini. Karena kalau tidak, maka ada kemungkinan bahwa pihak / anggota keluarga
yang
berkompeten
diajak
untuk
bermusyawarah
memberikan
bukanlah
keputusan.
yang
Sehingga
nantinya apa yang disepakati selalau dianulir oleh pihak keluarga yang lain. Hal dapat membuat susah banyak orang dan ketidakpastian komunkasi. Jika orang – orang atau Pengurus RKI/RWM/Mejelis Ta’lim yang bersangkutan tidak ada yang dapat melaksanakan Rukun Kifayah tersebut, dapat meminta bantuan pihak yayasan. Jadi yang harus jelas disini adalah :
-
Jelas sudah ada yang meninggal dunia.
-
Masih adakah anggota keluarga yang akan ditunggu (terlepas dari masalah khilafiyah).
-
Jelas siapa – siapa yang akan memandikan dan mengkafani, dimana akan disholatkan (bila perlu jelas juga imam Sholat Jenazah, agar tidak sewaktu jenazah siap
untuk
disholatkan
terjadi
saling
dorong untuk
memimpin sholat).
3.
-
Jelas mengenai jam pemberangkatan jenazah.
-
Yang terkahir dimana jenazah akan dimakamkan ?
Langkah Ketiga Jika sekiranya langkah kedua sudah dapat dipastikan, maka Pengurus
RKI/RWM/Majelis
berkoordinasi
dan
Ta’lim
yang
mengkomunikasikan
bersangkutan
tentang
adanya
kifayah tersebut kepada yayasan. Dalam hal ini dari pihak yayasan sudah jelas menggunakan satu pintu untuk laporan kifayah kepada Pengurus Yayasan yaitu dengan menghubungi Ketua III Bapak HALIDI dengan nomor HP : 081 855 4104 / 081 236 154445. Isi dari laporan yang harus disampaikan adalah : Nama yang melapor, Dari RKI/RWM/Majelis Ta’lim mana, Jelas ada yang meninggal, Namanya siapa, panjang jenazah berapa,
dari
pihak
keluarga
/
ahli
waris
siapa
yang
bertanggung jawab, sudah ada perawatan jenazah, order makam, jelas siapa yang ditunjuk sebagai petugas pengatur parkir kendaraan di makam dan jam keberangkatan jenazah.
Komunikasi ini harus terus diulang sampai yang menerima laporan benar – benar paham dan mengerti dari isi laporan yang disampaikan. Kemudian si pelapor harus check and recheck lagi, bila perlu mengecek ke pemakaman apakah galian makam sudah siap. Terpenting adalah ketika jenazah siap untuk diberangkatkan, harus ada koordinasi kembali. 4.
Langkah Keempat Menyangkut masalah pemberangkatan jenazah, baik dengan iring – iringan kendaraan atapun jalan kaki, akan dibahas khusus
di
bawah
inimengenai
adab
dalam
perjalanan
mengantarkan jenazah menuju pemakaman. Selain itu harus diperhatikan pula apa yang akan disampaikan oleh Bendesa Adat dan Satuan Lalu Lintas POLTABES Denpasar dalam Workshop ini. 5.
Langkah Kelima Masalah administrasi dan penandatanganan dokumen Surat Pernyataan diserahkan kepada Pengurus Yayasan melalui Ketua III.
D.
ADAB DALAM PERJALANAN MENGANTARKAN JENAZAH Islam adalah agama Da’wah. Karena dalam setiap aspek kehidupan diatur dalam Agama Islam. Jangan kata masalah kematian, masalah buang air saja diatur adabnya. Untuk itu berdasarkan latar belakang keberadaan yayasan sebagaimana diuraikan di muka tadi, maka khususnya dalam mengantarkan jenazah menuju ke pemakaman, suasana psikologis selama dalam
perjalanan haruslah menjadi pertimbangan mutlak, sampai dengan di lokasi pemakaman. Adab yang umum (jalan kaki) mengantarkan
jenazah
ke
pemakaman
biasanya
dalam
adalah
:
Menyegerakan membawa jenazah ke pemakaman, Tertib bagi orang – orang yang turut mengantar, jenazah harus diperlakukan dengan baik dan hati – hati, selama dalam perjalanan dianjurkan untuk melantunkan puji – pujian, baik tahlil, tasbih, tahmid, maupun takbir. Yang memikul
jenazah sebaiknya
secara
bergantian,
diutamakan dari pihak kerabat, handaitolan/sahabat. Sampai di pemakaman jenazah harus diturunkan secara hati – hati dan dimasukkan ke liang lahat, dibuka tali pocongnya, azan dan iqomat dan seterusnya. Yang menjadi perhatian kita disini adalah ketertiban pada waktu mengantarkan jenazah yang menggunakan iring – iringan kendaraan. Karena ini juga merupakan da’wah dan syiar agama, maka sudah selayaknya adab kita dalam mengantarkan jenazah juga harus baik dan Islami. Dalam hal menggunakan iring – iringan kendaraan untuk mengantarkan jenazah, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Pengurus RKI/RWM/Majelis Ta’lim dan para pengantar adalah sebagai berikut : 1.
Setelah jenazah selesai disholatkan, Pengurus RKI/RWM/Majelis Ta’lim yang bersangkutan, wajib untuk mengumumkan / menyampaikan kepada
mereka
yang
akan
mengantar
sampai ke makam, bahwa jalur / jalan yang akan dilalui
adalah jalan / jalur yang telah ditetapkan oleh yayasan (bagi yang belum tahu silahkan menghubungi Sekretaris Umum Bapak ARIEF HARIYADIE HP. 081 246 78918). 2.
Tidak boleh memacu kendaraan dengan kencang.
3.
Tetaplah tertib dan rapi selama dalam perjalanan.
4.
Jangan menghabiskan seluruh ruas / badan jalan.
5.
Tidak membunyikan klakson kendaraan atau mengeraskan suara mesin.
6.
Berlaku baik dan sopan, tidak arogan / mentang – mentang ada kifayah atau karena banyak orang, psikologisnya jadi lain. Timbul keberanian sesaat bahwa segala tindakan saya ini benar, siapa yang macam – macam tak hajar, misalnya beberapa orang dengan arogan dan menenteng/membawa bendera dengan mengibar – ngibarkan untuk menyuruh orang lain atau pengguna jalan minggir, dengan menyisir seluruh ruas / badan jalan. Hal seperti ini dapat menimbulkan antipati dari semua pihak.
7.
Sampai di pemakaman Kuburan Bugis di Jalan Pendidikan – Sidakarya, Denpasar semua kendaraan roda 2 wajib untuk masuk ke dalam makam dan parkir di pojok selatan – timur atau di tempat yang telah ditetapkan yayasan. Sedangkan untuk roda 4, mengikuti petunjuk petugas parkir kendaraan yang
ditugaskan
pada
saat
itu.
Bila
perlu
Pengurus
RKI/RWM/Majelis Ta’lim berkoordinasi sebelumnya dengan pihak yayasan untuk masalah parkir kendaraan roda 4 ini.
8.
Diusahakan setiap RKI/RWM/Majelis Ta’lim, memiliki tenaga pengamanan tersendiri untuk ketertiban dan keamanan pemberangkatan jenazah menuju pemakaman. Alangkah baiknya
kalau
memang
mampu
untuk
mendapatkan
pengawalan dari Pihak Kepolisian. 9.
Setelah pemakaman langkah – lamgkah ini tetap berlaku pada saat perjalanan pulang. Apa yang telah dipaparkan dimuka ini agar benar – benar
menjadi perhatian seluruh anggota yayasan. Hal ini sangat – sangat terkait dengan latar belakang diadakannya workshop ini dan tentunya tak terlepas dengan pendahuluan yang dikemukakan. Demikian penting adab kita dalam perjalanan demi syiar dan da’wah. Kita ingin membuktikan bahwa yayasan ini memang sangat diperlukan, dengan tanpa menimbulkan persoalan baru. Buktikan bahwa apa yang telah dilakukan itu bermanfaat. Buktikan bahwa yayasan ini memberi solusi terhadap persoalan “setelah hidup”. Bayangkan seandainya ada saudara kita meninggal dunia, tidak ada lahan untuk kita menguburkan. Jelas keadaan akan kacau dan menimbulkan kepanikan. Disinilah makam menjadi barang mewah. Oleh karena itulah kami dari Pengurus Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan, khususnya selaku Ketua Umum, sangat mengharapkan sikap arif dan kebijakan hati, pemahaman dan kesadaran serta lapang dada yang sangat diharapkan dari seluruh anggota yayasan. Dapat dimaklumi bahwa, psikologis
warga Kampung Bugis Suwung sampai kapanpun akan tetap menganggap bahwa Kuburan Bugis itu adalah milik mereka. Akibatnya apapun persoalan yang muncul menyangkut Kuburan Bugis
ini, akan menjadi tanggung jawab kami yang tinggal dan
bermukim di sini. Sedangkan yang lain tentu hanya menguburkan, kemudian kembali ke rumah masing – masing. Akibat yang mungkin timbul, seperti persoalan adat, protes, keberatan, masalah arogansi, tentu akan dialamatkan kepada kami pengurus, khususnya yang dari Kampung Bugis Suwung. Sekali lagi, dengan adanya workshop ini kami berharap dapat disebarluaskan kepada anggota masing – masing RKI/RWM/Majelis Ta’lim, sehingga hubungan yang saling memperkuat tali silaturrahim dapat terwujud dengan adanya “Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan”. Alhamdulillaahirobbil ‘Aalaamin. Wabillaahittaufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Disusun oleh : MUHAMMAD NUH FATAH, SH Ketua Umum Yayasan Rukun Kifayah Al – Muqorrobin Denpasar Selatan Periode : 2011 - 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURICULLUM VITAE) I.
DATA PRIBADI Nama Umur Tempat / Tgl. Lahir Alamat
: MUHAMMAD NUH FATAH, SH : 40 tahun : Denpasar, 12 Juni 1969 : Lk. Danginseme I Jalan Gajah Mada Karangasem / Kp. Bugis Suwung, Sesetan - Denpasar – Bali Pekerjaan : Advokat/Pengacara/Penasehat Hukum Jenis Kelamin : Laki – Laki Kebangsaan : Indonesia Agama : Islam Suku : Bugis Status : Menikah Pendidikan : Universitas / Perguruan Tinggi Istri : Armini, S.Sos Anak : 1. Muhammad Nadjib Arung Pettana Raja Bone (13 tahun) Kelas II SMP Negeri 2 Amlapura 2. Siti Maemun Khodziyah Anriku Azzahra Resmi Nufani Pualam Purnama Puspa Bumi (7 tahun) Kelas II SN Negeri 5 Karangasem 3. Andi Muhammad Sarappi To Appatipe Abdullah Rasyid Arunge Mattanna Tika Sulo Lippu Petta Tappa (30 hari).
II.
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. 2. 3. 4.
III.
Periode Periode Periode Periode
1978 – 1984 1984 – 1987 1987 – 1990 1990 – 1996
: SD Negeri 5 Sesetan – Denpasar Selatan : SMP Negeri 7 Denpasar : SMA Negeri 4 Denpasar : Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada Yogyakarta
RIWAYAT ORGANISASI 1.
2. 3. 4.
Periode 1982 – 1990 : Pramuka a. Jambore Daerah Pramuka se-Bali 1985 b. Jambore Nasional, Cibubur – Jakarta 1986 c. Raimuna Daerah Pramuka se-Bali 1987 d. Perkemahan Wirakarya Nasional di Purbalingga – Jawa Tengah 1990 Periode 1985 – 1987 : Ketua OSIS SMP Negeri 7 Denpasar Periode 1988 – 1989 : Ketua I OSIS SMA Negeri 4 Denpasar Periode 1992 – 1993 : Ketua I Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada Yogyakarya
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
IV.
Periode 1993 – 1994 : Ketua III/Komisi C Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada Yogyakarya Periode 1994 – 1996 : Ketua III GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Derah Istimewa Yogyakarta Periode 1998 – 2003 : Ketua I Partai Republik DPD II Kabupaten Karangasem Periode 1999 – 2004 : Ketua DPC SP. Pariwisata Reformasi Kabupaten Karagasem Periode 2000 – 2004 : Ketua I DPD SP. Pariwisata Reformasi Provinsi Bali Periode 1999 – Sekrg : Ketua Koordinator Gerakan Masyarakat Pendukung Demokrasi dan Reformasi (Gempar) Kab. Karangasem Periode 2001 – Sekrg : Deklarator & Ketua Divisi Advokasi Forum Komunikasi Masy. Kabupaten Karangasem Periode 2002 – Sekrg : Ketua Umum Sekehe Rebbana Segara Madu, Karangasem Periode 2003 – 2004 : Sekretaris I Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Provinsi Bali Periode 2005 – Sekrg : Ketua Dewan Penasehat Forum Mahasiswa Kabupaten Karangasem (FORMAK) Periode 2005 – Sekrg : Sekretaris Umum Forum Silaturrahim Warga Bugis Prov. Bali Periode 2006 – 2011 : Ketua Umum Yayasan RK. Al-Muqorrobin Denpasar Selatan Periode 2006 – Sekrg : Ketua Nazir Tanah Waqaf Sidakarya & Sesetan, Denpasar Selatan Periode 2006 – 2009 : Ketua SC. Renovasi Pemb. Masjid Al – Muawwanawatul Khairiyah Kp. Bugis Suwung Denpasar Periode 2007 – 2010 : Ketua Komite SD Negeri 5 Karangasem Periode 2007 – 2012 : Ketua Dewan Penasehat Remaja Masjid Al – Muawwanatul Khairiyah Denpasar Periode 2007 – Sekrg : Wakil Ketua Dewan Pengupahan Daerah Kab.Karangasem Periode 2008 – 2013 : Ketua Umum Koperasi Danginseme I Karangasem
KURSUS / TRAINING 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kursus Mahir Tingkat Dasar Pramuka, di Denpasar Kursus Bahasa Inggris, di Denpasar Penataran P4 Pola Pendukung 100 jam, UGM Yogyakarta Kursus Komputer, di Yogyakarta LKSM, Latihan Kepemimpinan dan Management Senat Mahasiswa, Di Yogyakarta Training Advokat / Kepengacaraan, Yogyakarta Achievment Motivation Training (AMT), di Yogyakarta Sept. – Okt. Pelatihan / Pendidikan Dasar Ketenagakerjaan, Karangasem Pelatihan / Pendidikan Ketenagakerjaan Tingkat Lanjutan, Denpasar Pelatihan / Pendidikan Teknik Pengupahan Tenaga Kerja, Provinsi Bali Pelatihan dan Pendidikan Kepemimpinan (Leadership Training), ESQ 165, di Hotel Sahid Jaya Kuta Pelatihan dan Pendidikan Nadzir Waqaf tentang Management Pemberdayaan Tanah Waqaf Provinsi Bali
1987 1990 1990 1992 1993 1994 1994 2000 2002 2003 2008 2008
V.
PENGALAMAN KERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
VI.
Periode 1994 – 1995 : Pengawas Proyek – Proyek Pembangunan Perusahaan Pemborong PB. Moch. Kasno, Yogyakarta Periode 1995 – 1996 : Personalia CV. ADMIFAL COLLECTION, Yogyakarta Periode 1997 – 1998 : Bisnis Konsultan / Legal Analisis pada Bursa Komoditi PT. Rimbadan Dwikatri, Jakarta Periode 1999 – 2000 : Anggota Panitia Pemilihan Daerah Tk. II Kab. Karangasem (PPD II Kab. Karangasem / Sekarang KPUD Karangasem) Periode 2000 – Sekrg : Advokat / Penasehat Hukum, Kantor Muhammad Nuh Fatah, SH & Rekan, Karangasem Periode 2002 – Sekrg : Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, Kampus II Amlapura.
SEMINAR DAN DISKUSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Seminar Regional Mahasiswa 1990 “Dinamika dan Pembangunan Pers Dalam Perspektif Hukum”, UGM Yogyakarta, 17 November 1990 Seminar Sehari Mahasiswa Hukum 1991 “Aspek Kepentingan Umum dan Ganti Rugi Dalam Kaitannya Dengan Penggunaan Tanah”, UGM Yogyakarta, 26 September 1991. Temu Ilmiah Nasional Mahasiswa Hukum 1992 “Peta Perkembangan dan Paradigma Baru Hukum Indonesia”, UGM Yogyakarta, 27 November 1992. Diskusi Panel 1993 “Perang, Ideologi dan Hak Azazi Manusia : Catatan Dunia Di Penghujung Abad XX”, UGM Yogyakarta, 23 Februari 1993. Seminar Nasional 1993 “Stretegi Pembinaan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Dalam Rangka Pembangunan Politik”, Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, 11 Oktober 1993. Diskusi Ilmiah 1993 “Hukum Dalam Konfigurasi Politik Orde Baru”, UGM Yogakarta, 20 Desember 1993. Seminar Nasional 1994 “Post Modernisme Dalam Pro dan Kontra serta Relevansinya Dengan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia”, IKIP Yogyakarta, 5 Februari 1994. Seminar Sehari 1999 “Prospek ke Depan Kabupaten Karangasem Dalam Perspektif Otonomi Daerah”, Karangasem, 14 Desember 1999. Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional Serikat Pekerja Pariwisata Reformasi Indonesia, Bogor, 1 – 3 Maret 2002. Moderator Debat Calon Bupati Karangasem dan Diskusi Panel Forum Mahasiswa Karangasem “Menuju Karangasem I”, Karangasem, 5 Juni 2005. Penataran dan Lokakarya Dosen Kewarganegaraan Perguruan Tinggi se-Bali, Korem 162/Wirasatya Denpasar, 17 November 2006. Pembicara Dalam Dialog Romadhan, Thema “Pemberdayaan Zakat Untuk Pendidikan”, Amlapura, 18 September 2008. Pembicara pada Buka Bersama OKP se-Kabupaten Karangasem, Thema “Kiprah Pemuda Dalam pembangunan karangasem”, Amlapura, 20 September 208.
VII.
PIAGAM PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI 1.
Dalam Bidang Kepramukaan a. b. c. d. e. f.
2.
Dalam Bidang Kursus / Training a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
3.
Penghargaa Pramuka Garuda, 1985 Penghargaan Jambore Daerah Pramuka se-Bali, 1985 Penghargaan Jambore Nasional, Cibubur – Jakarta, 1986 Penghargaan Pendakian Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, 1986 Penghargaan Raimuna Daerah Pramuka se-Bali, 1987 Penghargaan Perkemahan Wirakarya Nasional, di Purbalingga, Jawa Tengah, 1990.
Penghargaan / Sertifikat Kursus Mahir Tingkat Dasar Pramuka, Denpasar, 1987 Penghargaan / Sertifikat Kursus Bahasa Inggris, di Denpasar, 1990 Sertifikat Kursus Komputer, di Yogyakarta, 1992 Penghargaan / Sertifikat Latihan Kepemimpinan dan Management Senat Mahasiswa, Di Yogyakarta, 1993 Penghargaan / Sertifikat Training Advokat/Kepengacaraan, Yogyakarta, 1994 Penghargaan / Sertifikat Pelatihan Pendidikan Ketenagakerjaan Tingkat Lanjutan, Denpasar 2002 Penghargaan / Sertifikat Pelatihan / Pendidikan Teknik Pengupahan Tenaga Kerja, Provinsi Bali 2003 Sertifikat Pelatihan Managemen Pemberdayaan Tanah Waqaf, Departemen Agama Provinsi Bali, 2008 Penghargaan / Sertifikat Pelatihan dan Pendidikan Kepemimpinan (Leadership Training), ESQ 165, di Hotel Sahid Jaya Kuta 2008 Penghargaan / Sertifikat Pelatihan dan Pendidikan Nadzir Waqaf tentang Management Pemberdayaan Tanah Waqaf Provinsi Bali 2008.
Dalam Bidang Keorganisasian a. b. c. d. e.
Penghargaan selaku Ketua OSIS SMP Negeri 7 Denpasar Penghargaan selaku Ketua I OSIS SMA Negeri 4 Denpasar Penghargaan selaku Ketua I Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum UGM Yogyakarya Penghargaan selaku Ketua III/Komisi C Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UGM Yogyakarya Penghargaan selaku Mahkamah OPSPEK UGM Yogyakarya
VIII. HOBBY 1. 2. 3. 4.
Membaca Bermain Musik / Seni Berorganisasi Berkebun / Tanaman Bunga
NO
TAHUN
JML GAR
VONIS HAKIM
KET
1
2007
25.283
25.283
-
2
2008
21.982
21.982
-
3
JAN S/D SEPT. 2009
12.421
12.421
-
59.686
59.686
-
JUMLAH
DATA LAKA LANTAS 3 TAHUN TERAKHIR WILAYAH POLTABES DENPASAR NO
TAHUN
JML GAR
SELESAI
PROSENTASE
1
2007
402
203
50,50 %
2
2008
369
219
59 %
3
JAN S/D SEPT. 2009
416
254
61 %
1.187
676
56,95 %
JUMLAH
DAKGAR LANTAS
KEWENANGAN POLRI (Pasal 260 UU No. 22 Th.2009)
1. MEMBERHENTIKAN, MELARANG DAN MENYITA RANMOR YG DIDUGA MELANGGAR 2. RIKSA RANMOR 3. MEMINTA KETERANGAN DR PENGEMUDI, PEMILIK DAN/ATAU PERUSAHAAN ANG UMUM 4. MELAKUKAN SITA THD SIM, RANMOR MUATAN, STNKB, STCKB DAN/ATAU TANDA LULUS UJI SBG BB 5. MELAKUKAN PENINDAKAN THD TP GAR ATAU KEJAHATAN LALIN 6. MEMBUAT DAN MENANDATANGANI BA RIKSA 7. MENGHENTIKAN PENYIDIKAN JIKA TIDAK TERDAPAT CUKUP BUKTI 8. MELAKUKAN PENAHANAN BERKAITAN DG TP KEJAHATAN LANTAS 9. TINDAKAN LAIN MENURUT HUKUM SCR BERTANGGUNG JAWAB
PEMERIKSAAN RANMOR DI JALAN OLEH PPNS (Pasal 266 ayat (2) UU No. 22 Th.2009)
DITINDAK POLRI
CARA BAYAR TITIPAN DENDA
PELANGGAR
TELLER
BANK BRI • BUKTI SETOR TITIPAN DENDA
• BERKAS PERKARA
• REK . PNBP HASIL DENDA TILANG • REK . INSENTIF POLRI & PPNS • REK. PELANGGAR (SISA TITIPAN)
PENGADILAN PUTUSAN DENDA
ATM
• GIRO KAS NEGARA (PNBP HASIL DENDA TILANG ) REKENING POLRI (INSENTIF TILANG) SISA UANG TITIPAN KEMBALI KPD PELANGGAR MASUK REK. YBS ATAU AMBIL MELALUI TELLER DG BUKTI PUTUSAN PENGADILAN
NO
PENGEMUDI
BENTUK PELANGGARAN
PASAL
DENDA
Pasal 293 ayat (1) jo 250.000, Pasal 107 ayat (1).
Pasal 287 ayat (6) jo Pasal 106 ayat (4) huruf h. Pasal 290 jo Pasal 106 ayat (7).
250.000,
250.000,
Pasal 287 ayat (3) jo Pasal 106 ayat (4) huruf e.
250.000,
Pasal 287 ayat (5) jo Pasal 106 ayat (4) huruf g atau Pasal 115 huruf a.
500.000,
Pasal 294 jo Pasal 112 ayat (1).
250.000,
NO
PENGEMUDI
BENTUK PELANGGARAN
PASAL
DENDA
m. Berpindah lajur atau bergerak ke samping
Tidak memberikan isyarat saat Pasal 295 jo akan berpindah lajur atau Pasal 112 ayat bergerak ke samping. (2)
250.000,00
n.
Melanggar Rambu atau Marka
500.000,00
o.
Melanggar Apill (traffic light)
p.
Mengemudi Tidak wajar
Melanggar aturan perintah atau Pasal 287 ayat larangan yang dinyatakan dengan (1) jo Pasal Rambu Lalu Lintas atau Marka. 106 ayat ( 4) huruf a dan Pasal 106 ayat (4 ) huruf b Melanggar aturan perintah atau Pasal 287 ayat larangan yang dinyatakan dengan (2) jo Pasal Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas. 106 ayat (4) huruf c - melakukan kegiatan lain saat Pasal 283 jo Pasal 106 ayat mengemudi - dipengaruhi oleh suatu keadaan (1) yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di Jalan
500.000,00
750.000,00
NO
PENGEMUDI q. Di Perlintasan Kereta Api
BENTUK PELANGGARAN
Mengemudikan kendaraan bermotor pada perlitasan antara Kereta Api dan jalan, tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup dan/atau ada isyarat lain. r. Berhenti dalam Tidak memasang segi tiga pengaman, lampu isyarat keadaan darurat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau parker dalam keadaan darurat di jalan s. Hak Utama Tidak memberi prioritas jalan bagi Kendaraan bermotor kendarran memiliki hak Utama yang menggunakan alat peringatan tertentu. dengan bunyidan sinar dan/atau yang dikawal oleh Petugas Polri : a. Kendaraan Pemadam Kebakaran yang sedang melaksanakan tugas b. Ambulan yang mengangkut orang sakit. c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan Lalu Lintas. d. Kendaraan Pimpinan Lembaga Negara Republik . e. Kendaraan pimpinan dan pejabat Negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu Negara. f. Iringa-iringan pengantar jenasah. g. Konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik . t. Hak pejalan kaki Tidak mengutamakan keselamatan Pejalan kaki atau atau pesepeda pesepeda
PASAL
DENDA
Pasal 296 jo Pasal 114 huruf a.
750.000
Pasal 298 jo Pasal 121 ayat (1)
500.000
Pasal 287 ayat (4) jo Pasal 59 dan Pasal 106 ayat (4) huruf f jo Ps 134 dan Ps 135
250.000
Pasal 284 jo Pasal 106 ayat (2)
500.000
a. Perlengkapan Ranmor
5
Ranmor tidak dilengkapi dengan : ban cadangan, segitiga pengaman, pembuka roda, dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan. b. Sabuk Pengemudi atau penumpang yang duduk di samping pengemudi Keselamatan tidak mengenakan sabuk keselamatan. c. Ranmor tanpa Pengemudi dan Penumpang tidak mengenakan sabuk rumah-rumah keselamatan dan Helm. d. Persyaratan Ranmor tidak memenuhi persyaratan teknis meliputi : kaca teknis spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu tanda batas dimensi badan kendaraan, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, kedalama alur ban, kaca depan, spakbor, bumper, penggandengan, penempelan, atau penghapus kaca. e. Persyaratan laik Ranmor tidak memenuhi persyaratan laik jalan sekurang jlan kurangnya meliputi : a. emisi gas buang b. kebisingan suara c. sfesiensi system rem utama d. efisiensi system rem parker e. kincup roda depan f. suara klakson g. daya pancar dan arah sinar lampu utama h. radius putar i. akurasi alat penunjuk kecepatan j. kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban k. kesesuaian daya mesin penggerak terhadap berat kendaraan PENUMPANG YANG Tidak mengenakan sabuk keselamatan DUDUK DISAMPING
Pasal 278 jo Pasal 106 ayat (3)
250.000
Pasal 289 jo Pasal 106 ayat (6) Pasal 290 jo Pasal 106 ayat (7) Pasal 285 ayat (2) jo Pasal 106 ayat (3) jo Pasal 48 ayat (2)
250.000
Pasal 286 jo Pasal 106 ayat (3) jo Pasal 48 ayat (3)
500.000
Pasal 289 jo Pasal 106 ayat (6)
250.000
250.000 500.000
6
a. Buku Uji b. Tidak singgah di terminal sesuai ijin trayek c. Tanpa Ijin dalam trayek
PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UMUM ANGKUTAN ORANG Ranmor tidak dilengkapi dengan keterangan Uji Berkala Pasal 288 ayat (3) jo Pasal 106 ayat (6) huruf c. Kendaraan bermotor Umum dalam trayek tidak singgah di terminal Pasal 276 jo Pasal 36 Tidak memiliki Ijin menyelenggarakn angkutan orang dalam trayek.
500.000 250.000
Pasal 308 huruf a jo 500.000 Ps. 173 ayat (1) huruf a. d. Tanpa Ijin tidak Tidak memiliki Ijin dalam menyelenggarakan angkutan orang dalam Pasal 308 huruf b jo 500.000 dalam trayek trayek. Ps. 173 ayat (1) huruf b. e. Ijin trayek Menyimpang dari Ijin yang ditentukansebagaimana dimaksud dalam Pasal 308 huruf c jo 500.000 menyimpang Pasal 173 Pasal 173 f. Penggunaan jalur Tidak menggunakan lajur yang telah ditentukan atau tidak Pasal 300 huruf a jo 250.00 atau lajur menggunakan lajur paling kiri kecuali saat akan mendahului atau Pasal 124 ayat (1) mengubah arah. huruf c. g. Turun naik Tidak memberhentikan kendaraannya selama menaikkan dan/atau Pasal 300 huruf b jo 250.000 penumpang menurunkan penumpang. Pasal 124 ayat (1) huruf d. h. Pintu tidak ditutup Tidak menutup pintu selama kendaraan berjalan. Pasal 300 huruf c jo 250.00 Pasal 124 ayat (1) huruf e. i. Mengetem, Tidak berhenti selain ditempat yang telah ditentukan, mengetem, Pasal 302 jo Pasal 126 250.000 menaikkan/turunka menurunkan penumpang selain ditempat pemberhentian, atau n Penumpang tidak melewati jaringan jalan selain yang ditentukan dalam izin trayek. di halte, melanggar jalur trayek j. Izin khusus Kendaraan angkutan orang dengan tujuan tertentu tapi menaikkan Pasal 304 jo Pasal 153 250.000 disalahgunakan atau menurunkan penumpang lain disepanjang perjalanan atau ayat (1) menggunakan kendaraan angkutan tidak sesuai dengan angkutan untuk keperluan lain.
7 8
PENGEMUDI BUS
a. Buku Uji b. Jaringan jalan c. Mengangkut Orang
9
d. muatan dokumen perjalanan a. Tata cara pemuatan barang b. Buku Uji
10 PENGEMUDI YG NGKUT BARANG KHUSUS(Persyar atan keselamatan dan keamanan )
Ranmor bus tidak dilengkapi dengan keterangan uji berkala Pasal 288 ayat (3) dan tanda lulus uji berkala. jo Pasal 106 ayat (5) huruf c. PENGEMUDI ANGKUTAN BARANG Ranmor dan/atau Kereta HGandenganannya atau kereta Pasal 288 ayat (3) tempelannya tidak dilengkapi dengan keterangan uji berkala jo Pasal 106 ayat (5) dan tanda lulus uji berkala huruf c. Tidak menggunaklan jaringan jalan sesuai dengan kelas Pasal 301 jo Pasal jalan yang ditentukan. 125 Mobil barang untuk mengangkut orang tanpa alas an. Pasal 303 jo Pasal 137 ayat (40 huruf a,b dan huruf c. Membawa muatan tidak dilengkapi muatan dokumen Pasal 306 jo Pasal perjalanan. 168 ayat (1) ANGKUTAN UMUM BARANG Tidak mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan.
Pasal 307 jo Pasal 169 ayat (1)
Ranmor dan/atau Kereta Gandengannya atau Kereta Pasal 288 ayat (3) Tempelannya tidak dilengkapi dengan keterangan uji jo Pasal 106 ayat (5) berkala dan tanda lulus uji berkala. huruf c. Tidak memenuhi ketentuan persyaratan keselamatan, Pasal 305 jo Pasal pemberian tanda barang, parker, bongkar dan muat, waktu 162 ayat (1) huruf operasi dan rekomendasi dari instansi terkait. a,b,c,d, dan e atau f.
500.000
500.000 250.000 250.000 250.000
500.000 500.000 500.000
11 PENGENDARA SEPEDA MOTOR a. Lampu Tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari b. Helm standar c. Helm Penumpang d. Muatan e. Persyaratan teknis dan laik jalan PENGENDARA KENDARAAN TIDAK BERMOTOR
Pasal 293 ayat (2) jo Pasal 107 ayat (2) Tidak menggunakan Helm standar Nasional Indonesia Pasal 291 ayat (1) jo Pasal 106 ayat (8). Membiarkan penumpangnya tidak mengenakan Helm Pasal 291 ayat (2) jo Pasal 106 ayat (8) Tanpa kereta samping mengangkut penumpang lebih dari Pasal 292 jo Pasal 1 (satu) orang. 106 ayat (9). Tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan meliputi Pasal 285 ayat (1) : kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu jo Pasal 106 ayat penunjuk arah, alay pemantul cahaya, alat pengukur (3) dan Pasal 48 kecepatan, knalpot dan kedalaman alur ban. ayat (2) dan ayat (3). Dengan sengaja : Pasal 299 jo 122 Berpegang pada kendaraan bermotor untuk ditarik Huruf a.b. dan c. Menarik benda benda yang dapat membayakan Pengguna jalan lain Menggunakan jalur jalan kendaraan bermotor sedangkan telah disediakan jalur khusus bagi kendaraan tidak bermotor.
100.000 250.000 250.000 250.000 250.000
100.000
SEKIAN Terima Kasih
Kecamatan Denpasar Barat
Wilayah Kuta Dan Sekitarnya
Kelurahan Pemogan Perumnas Monang Maning Kelurahan Pedungan
Wilayah Gatsu Barat
Kecamatan Denpasar Selatan
Kelurahan Sesetan
Jalan Raya Sesetan
Wilayah Gatsu Timur Wilayah Kota Denpasar Jl. Sidakarya
Benoa
Jl. Gurita
Lanal
Kmp. Bugis Suwung BK.
Kantor
Pesanggaran
Jalan Pulau Moyo
Ke Sanur
Ke Pel. Benoa
Kelurahan Serangan
Wilayah Dalung Dan Sekitarnya Wilayah Canggu Dan Sekitarnya
Jl. P.Saelus
Nusa Dua Dan Sekitarnya
By. Pass
ROUTE PERJALANAN RUKUN KIFAYAH YAYASAN " AL - MUQORROBIN " KOTA DENPASAR
Jl. Pendidikan
Jl. Bedugul Kelurahan Panjer
Jl. Dewata Kecamatan Denpasar Timur
PEMAKAMAN KAMPUNG BUGIS
Kelurahan Renon
DENPASAR
Kelurahan Sidakarya
Kelurahan Sanur
Wilayah Kesiman
Padang Galak
Note :
Jalan yang dilarang dilewati Jenasah.
Dibuat Oleh : Pengurus Yayasan " AL - MUQORROBIN " Denpasar
DENAH LOKASI TEMPAT PEMAKAMAN DAN PARKIR KENDARAAN YAYASAN RUKUN KIFAYAH AL - MUQORROBIN DENPASAR SELATAN
Tempat Perawatan Jenasah
S
U
Kantor Sekretariatan
Tanah Kosong / Parkir Motor
Jalan Keluar Kendaraan
Gg. Pendidikan IV
Makam
Jalan Masuk Ke Makam
Jalan Pendidikan - Sidakarya, Denpasar
Tanah Kosong / Parkir Mobil
Makam
Gg. Pendidikan IV Dibuat Oleh : Pengurus Yayasan " AL - MUQORROBIN " Denpasar
Lapangan Bola Br. Pegok
Jalan Gurita
Kantor TNI AL Benoa Dps
Jl Ke Sakenan
LOKASI RAPAT
Jalan Suwung Batan Kendal
Pom Bensin
Lokasi Rapat : Masjid Al - Muawwanatul Khairiyah Suwung Batan Kendal - Kampung Bugis Denpasar Selatan
Jalan Raya Palapa
Jalan Kresek
Sungai
JALAN SIDAKARYA
JALAN RAYA SESETAN - DENPASAR
S
U