YAYASAN AL-HIKMAH: SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERANANNYA DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM DI JAKARTA SELATAN: 1986-2008 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
Oleh Anita Aulia NIM: 104022000792
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H./2009 M.
1
2
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa, skripsi Strata I (S1) saya ini jurusan Sejarah dan Peradaban Islam (SPI)
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN) adalah refleksi pemikiran saya pribadi dengan binaan dari pembimbing saya, Bapak Usep Abdul Matin S.Ag., MA., MA., yang menjaba sebagai dosen dan sekretaris pada jurusan SPI FAH UIN Jakarta. Saya ajukan skripsi ini untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar S1 di jurusan tersebut. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Jakarta. Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Jakarta.
Ciputat Mei 2009
Anita Aulia Penulis
3
YAYASAN AL-HIKMAH: SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERANANNYA DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM DI JAKARTA SELATAN: 1986-2008
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
Oleh Anita Aulia NIM: 104022000792
Pembimbing
Usep Abdul Mathin S.Ag., MA., MA. NIP. 150288304
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.
4
ABSTRAK
Dewasa ini banyak sekali terdapat yayasan, baik yang berupa yayasan Islam maupun Non-Islam. Misalnya saja di Jakarta Selatan, hampir setiap lembaga berada di bawah naungan yayasan. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana pengaruh yayasan Islam bagi umat Islam yang berada disekitar yayasan tersebut. Dalam hal ini, penulis mengambil Yayasan Al-Hikmah sebagai bahan penelitian. Yayasan Al-Hikmah merupakan salah satu yayasan yang terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Rumah Sakit Fatmawati Gang Rejo, Cipete Utara. Melalui observasi dan wawancara diketahui bahwa tujuan didirikannya yayasan tersebut adalah pertama, ingin membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada Allah, cinta agama, bangsa dan Negara. Kedua, meningkatkan perkembangan pendidikan dan perkembangan Islam seluas-luasnya. Ketiga, melaksanakan amal sosial, mengurus/memelihara anak-anak yatim dan fakir miskin. Dengan tujuan tersebut, Yayasan Al-Hikmah bergerak diberbagai bidang seperti Bidang Keagamaan, Bidang Pendidikan dan Bidang Sosial, karena ketiga bidang tersebut sangat penting bagi kehidupan sehari-hari yang saling berkesinambungan. Dalam bidang keagamaan diwujudkan dengan adanya Majlis Taklim Al-Hikmah, Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur’an dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji AlHikmah. Sedangkan dalam bidang sosial, Yayasan Al-Hikmah merealisasikannya dengan memberikan santunan, melaksanakan khitanan masal dan pengobatan gratis bagi masyarakat ekonomi lemah. Selanjutnya dalam bidang pendidikan, Yayasan Al-Hikmah telah memiliki lembaga pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah dan Sekolah Menengah Pertama Islam AlHikmah.
5
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat yang begitu banyak, sehingga dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutNya. Dalam menyelesaikan skripsi ini terdapat banyak sekali hambatan yang penulis hadapi. Meskipun demikian, akhirnya dengan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Dr. Abdul Chaer,
MA., selaku dekan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs H.M. Ma’ruf Misbah, MA, selaku ketua jurusan SPI, serta Bapak Usep Abdul Matin S.Ag, MA. MA., selaku sekretaris jurusan SPI sekaligus pembimbing skripsi yang dengan sabar dalam membimbing penulisan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Saidun Derani, MA, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu proses skripsi ini dan bapak H. Nurhasan, S. Ag., MA, selaku dosen seminar skripsi. 4. Bapak-bapak serta Ibu-ibu doaen Fakultas Adab dan Humaniora terutama dosen jurusan SPI yang telah memberikan ilmunya selama masa kuliah. Serta staf-staf pegawai Akademik UIN Syarf Hidayatullah Jakarta.
6
5. Pimpinan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun pimpinan perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Staf-stafnya yang telah memberikan fasilitas kemudahan bagi penulis untuk mendapatkan Buku-buku bacaan pada masa kuliah dan saat menyelesaikan sekripsi ini. 6. Terima kasih yang tak terhingga juga penulis sampaikan kepada seluruh pihak Yayasan Al-Hikmah terutama keluarga besar H. Syarifudin selaku pimpinan yayasan dan Bapak Ahmad Zaky Amin, yang selalu meluangkan waktunya untuk mencari data-data yang penulis butuhkan. 7. Kedua orang tua tercinta, ayahanda M. Yusuf dan ibunda Suprihatin, yang selalu mengiringi langkahku dengan doa dan cinta sejak kecil hingga sekarang. Juga kepada bapak Hidayat dan ibu Sri Indrawati yang selalu memotivasi penulis dengan kasih sayang. Kemudian buat kakak dan adikku, Kiki Kurniawan, Uli Risnawati dan Wiwit Triatma terima kasih atas suport yang telah kalian berikan. Tak lupa juga untuk keponakanku Fadli yang semakin hari semakin pintar, serta Ustajd Bukhori sekeluarga yang juga selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Sekripsi ini khusus aku persembahkan untuk suamiku tercinta Zakki Akbar, kamu adalah salah satu anugrah terbaik yang diberikan Allah SWT untukku, yang akan selalu menjadi inspirasi, sumber kekuatan dan motivator terbaik bagiku untuk menjalani hidup dengan tegar. I love you so much.
7
9. Untuk seluruh teman-teman terbaik SPI 2004 yang selalu memberikan kesan tersendiri dihati penulis, thank 4 All. Kepada semua pihak yang telah membantu, semoga bantuan dan dukungannya dapat dinilai sebagai amal ibadah di hadapan Allah SWT, amin.
Ciputat, 21 Mei 2009
Penulis
8
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………….. i KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii DAFTAR ISI………………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1 b. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………………….. 5 c. Tujuan dan Manfaat Penulisan…………………………………… 5 d. Metodologi Penelitian……………………………………………. 6 e. Sistematika Penulisan…………………………………………….. 8
BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT ISLAM JAKARTA
SELATAN a. Kondisi Geografis dan Demografis Jakarta Selatan………………... 11 b. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Jakarta Selatan…………………. 15 c. Kehidupan Keagamaan Masyarakat Jakarta Selatan……………….. 18
BAB III PROFIL YAYASAN AL-HIKMAH a. Sejarah Pendirian dan Perkembangan Yayasan Al-Hikmah…………. 21
9
b. Pendiri Yayasan Al-Hikmah…………………………………………. 25 c. Struktur Organisasi dan Kepengurusan Yayasan Al-Hikmah..……….30
BAB
IV
PERANAN
YAYASAN
AL-HIKMAH
DALAM
MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM DI JAKARTA SELATAN 19862008 a.Peranan
Yayasan
Al-Hikmah
Dalam
Bidang
Dakwah
dan
Keagamaan..33 b. Peranan Yayasan Al-Hikmah Dalam Bidang Sosial.............................. 40 c. Peranan Yayasan Al-Hikmah Dalam Bidang Pendidikan…………….. 42
BAB V PENUTUP a.
Kesimpulan………………………………………………………….....
b.
Saran…………………………………………………………………...
48
51
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………. 52 LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Surat keterangan penelitian dari fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta………….…………54
10
b. Surat keterangan penelitian dari Yayasan Al-Hikmah………………….. 55 c. Berita wawancara……………………………………………………….. 58 d. Surat izin operasional Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Al-Hikmah……………………………………………………………… 68 e. Surat sertifikat Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Hikmah…….. 70 f. Akta Notaris Yayasan Al-Hikmah……………………………………… 74 g. Photo-photo Yayasan Al-Hikmah ……………………………………… 88
11
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Yayasan adalah organisasi yang bergerak diberbagai bidang kehidupan
seperti, bidang agama, sosial dan pendidikan. Pengertian saya tentang yayasan ini nampaknya tidak jauh berbeda dengan definisi yayasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; “Yayasan adalah badan hukum yang dikelola oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (mengusahakan bantuan seperti sekolah, rumah sakit dan sebagainya)”.1 Dari pengertian yayasan tersebut, saya bermaksud untuk mengkaji secara langsung ke lapangan mengenai bagaimana kondisi yayasan Islam pada saat ini. Dalam hal ini, saya memilih Yayasan AlHikmah sebagai objek yang akan saya kaji secara akademik. Kajian ini bagi saya penting,
karena
kehadiran
yayasan
Islam
pada
dasarnya
bertujuan
mengaktualisasikan dan meningkatkan peran da’wah Islam di Indonesia melalui tiga bidang: Agama, Sosial dan Pendidikan. Tiga bidang ini memiliki target masing-masing. Dalam bidang pendidikan, Yayasan Al-Hikmah memiliki target untuk mencerdaskan bangsa dengan mendirikan failitas gedung sekolah dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adapun target Yayasan Al-Hikmah dibidang sosial adalah berusaha meringankan beban masyarakat melalui santunan dan pengobatan gratis. Sedangkan target Yayasan Al-Hikmah di bidang keagamaan adalah berupaya membangun kehidupan yang
1
DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka,1988), h. 1015.
12
Islami baik di Indonesia secara umum maupun di Jakarta Selatan secara khusus melalui pengajian-pengajian atau beberapa majlis taklimnya. Untuk mencapai tiga target tersebut Yayasan Al-Hikmah telah menetapkan tujuan, visi dan misinya dengan mempertimbangkan segala kekuatan dan kelemahan yayasan tersebut. Sebagaimana telah saya jelaskan di atas tadi, target Yayasan Al-Hikmah di tiga bidang tersebut sesuai dengan sejarah berdirinya yang akan jelaskan sebagai berikut. Yayasan Al-Hikmah adalah salah satu yayasan yang memiliki potensi dalam mengembangkan agama Islam khususnya di Jakarta Selatan. Berawal dari pendirian majlis taklim yang didirikan pada tahun 1970 oleh pasangan Suami Istri yaitu H (haji) Syarifuddin dan Hj (hajjah) Saidah Said. Kemudian, mereka berupaya untuk mendirikan sebuah sekolah formal dan melaksanakan kegiatankegiatan yang bersifat sosial, seperti menyantuni anak yatim. Maka dengan keinginan tersebut, bersama dengan para pembina lainnya dari majlis taklim AlHikmah yaitu H. Martan Yahya dan H. Sule Djamaluddin. Mula-mula, mereka mendirikan sebuah yayasan dengan nama Yayasan Al-Hikmah pada bulan April 1986 dengan hanya memiliki majlis taklim yang terletak di Jalan Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Cipete di Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Dasar yang terletak di Cilandak, Jakarta Selatan. Selanjutnya pada tahun 2005 yayasan tersebut juga membuka Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang di Propinsi Banten.2 Walaupun hanya berawal dari sebuah majlis taklim, sejak awal berdiri hingga sekarang, Yayasan Al-Hikmah terus berkembang 2
H. Martan Yahya, Pendiri Yayasan Al-Hikmah, wawancara pribadi, Jakarta TimurPondok Gede, 01 Agustus 2008
13
dan terus berusaha untuk mengembangkan dirinya baik dalam bidang pendidikan, keagamaan dan kemasyarakatan. Pada tahun 2008, Yayasan Al-Hikmah ini telah memiliki banyak fasilitas yang terdiri bukan hanya Majlis Taklim Al-Hikmah, tetapi juga Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI), Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), dan Lembaga Pendidikan Tilawatil Qur’an (LPTQ), dan tempat penyantunan yatim-piatu. Sebagai sebuah lembaga keagamaan, Yayasan Al-Hikmah menyadari keterpaduan antara keIslaman dan keIndonesiaaan sebagai perwujudan dari nilainilai Islam yang universal, dengan tradisi lokal Indonesia. Karena itu, yayasan tersebut memiliki SDIT, misalnya, seperti yang sudah disebutkan tadi di atas. Yayasan Al-Hikmah dirancang untuk menjadi pusat kegiatan keagamaan yang kreatif, konstruktif dan positif bagi kemajuan masyarakat tanpa sikap-sikap defensif dan reaktif. Jadi, salah satu program Yayasan Al-Hikmah adalah pendidikan. Dalam bidang ini, Yayasan Al-Hikmah yakin bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki tingkat kesempurnaan yang tinggi dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya, baik dari segi jasmani maupun rohani. Lebih dari itu, yayasan tersebut percaya bahwa manusia dikaruniai akal dan fikiran serta perasaan oleh Allah untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan
kesempurnaan
ini,
manusia
dapat
berusaha
menciptakan
dan
mengembangkan kemajuan-kemajuan dalam segala aspek kehidupannya.3 Yayasan Al-Hikmah yakin bahwa dalam upaya menciptakan dan mengembangkan kemajuan tersebut sarana yang dibutuhkan oleh manusia adalah 3
Hj. Saidah Sa’id, salah satu Pendiri Yayasan Al-hikmah, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan-Cipete, 30 Mei 2008
14
lembaga pendidikan. Sebab, dengan adanya pendidikan inilah seseorang dapat mempertahankan kehidupannya serta meningkatkan harkat dan martabatnya.4 Pendidikan adalah upaya manusia untuk mengembangkan kesempurnaan dan potensi manusia sehingga bisa hidup layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak yang mencakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral.5 Dalam hal ini bukan semata-mata kedewasaan dalam arti fisik saja, tetapi juga pendidikan adalah proses sosialisasi untuk mencapai kompetensi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan diri manusia sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Selain program di bidang pendidikan, Yayasan Al-Hikmah juga mempunyai peranan penting di bidang sosial dan bidang keagamaan yang akan saya uraikan dalam skripsi ini. Dari penjelasan di atas tersebut, Yayasan Al-Hikmah bisa saya anggap sebagai sebuah lembaga yang menjadi fungsi sentral di kalangan masyarakat, khususnya di Jakarta Selatan di bidang keagamaan, pendidikan dan sosial. Hal ini menarik perhatian penulis untuk mengkaji secara historis dengan mengumpulkan bahan melalui wawancara langsung terhadap pimpinan atau pendiri yayasan tersebut. Hasil dari kajian dan wawancara tersebut saya tulis dalam skripsi ini, yang berjudul: “YAYASAN AL-HIKMAH: SEJARAH PERKEMBANGAN
4
Keyakinan saya ini saya dasarkan pada penggalan Kitab Suci Al-Qur’an yaitu Surat AlMujadalah ayat 11, yang artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. 5 H. Martan Yahya, Pendiri Yayasan Al-Hikmah, wawancara pribadi, Jakarta TimurPondok Gede, 01 Agustus 2008
15
DAN PERANANNYA DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM DI JAKARTA SELATAN: 1986-2008”.
B.
Pembatasan Dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah saya uraikan tadi, maka saya
membatasi pokok permasalahan yang akan saya bahas, supaya pembahasan skripsi ini lebih mendalam dan dapat saya pertahankan nilai ilmiahnya. Pembatasan ini mencakup sejarah perkembangan Yayasan Al-Hikmah serta peranannya bagi masyarakat Islam di Jakarta Selatan, khususnya di dua kecamatan: Cipete dan Cilandak. Adapun perumusan dan pembatasan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.. Masalah pertama berhubungan dengan pertanyaan tentang bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya Yayasan AlHikmah. Masalah kedua bersangkutan dengan pertanyaan mengenai peranan dan pengaruh
apa
saja
yang
dilakukan
oleh
Yayasan
Al-Hikmah
dalam
mengembangkan agama Islam di Jakarta Selatan.
C.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan pembatasan masalah tersebut, Tujuan dari penelitian skripsi
saya ini adalah untuk dapat melengkapi
wacana pengetahuan kita mengenai
sejarah institusional lokal, yakni Yayasan Al-Hikmah bagi perkembangan agama Islam khususnya di Jakarta Selatan, serta untuk memberikan informasi selengkap mungkin mengenai program kegiatan yang ada di dalam yayasan tersebut.
16
Ada tiga manfaat dari penelitian ini, baik secara administratif, akademik maupun kelembagaan. Secara administratif, skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tugas-tugas dan persyaratan dalam mencapai gelar sarjana (S1) di jurusan SPI, FAH, UIN Jakarta. Secara akademik, skripsi ini sebagai hasil penelitian yang dapat berguna bagi para pembaca skripsi ini. Secara kelembagaan, skripsi ini bisa melengkapi data perpustakaan Yayasan Al-Hikmah.
D.
Metodelogi Penelitian Metode penelitian yang saya gunakan dalam skripsi ini adalah metode
sejarah dengan mengumpulkan bahan dokumen yang saya lakukan melalui wawancara langsung dengan para tokoh atau pendiri Yayasan Al-Hikmah. Ini merupakan langkah yang disebut heuristik, yaitu mengumpulkan data sebanyak mungkin yang berisi tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan Yayasan AlHikmah. Yayasan Al-Hikmah memiliki latar belakang atau sejarahnya tersendiri dalam proses pendiriannya untuk menempuh tujuan yang ingin yayasan tersebut capai. Dengan demikian, saya akan melakukan penelitian mengenai sejarah perkembangan Yayasan Al-Hikmah sejak tahun 1986 hingga tahun 2008. Penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan yayasan tersebut di bidang keagamaan, pendidikan dan sosial yang sudah nyata dari yayasan tersebut bagi umat Islam, khususnya yang berada di Jakarta Selatan. Dalam mencari dan mengumpulkan data-data tersebut, saya akan menggunakan dua metode yaitu: metode penelitian kepustakaan (library research)
17
dan metode penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan yang saya maksud adalah mencari dan mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis, baik itu berupa buku, laporan pemerintah daerah, serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan masalah yang akan saya bahas. Adapun metode penelitian lapangan yang saya kerjakan untuk menulis skripsi ini adalah mencari dan mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara dengan para pendiri, pejabat serta tenaga pengajar di Yayasan Al-Hikmah. Teknik penulisan skripsi ini dilakukan melalui empat tahap. Tahap pertama pengumpulan data-data yang berkaitan dengan kajian yang dibahas.6
adalah
Tahap kedua adalah verifikasi. Di dalam tahap ini, saya mencari jalan untuk mendapatkan sumber ynag dikumpulkan. Misalnya, saya memeriksa ulang hasil wawancara terhadap beberapa tokoh Yayasan Al-Hikmah. Tahap ketiga adalah saya menyesuaikan dengan sumber-sumber tertulis yang ada. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kesahihan sumber.7 Kemudian saya melakukan pemeriksaan ulang dan penyesuaian hasil wawancara tersebut merupakan sebuah kritik sumber yang dilakukan sebagai pertimbangan dalam melakukan interpretasi sejarah.8 Tahap keempat sebagai tahap terakhir dari penulisan skripsi ini adalah proses historiografi. Di sini, saya menulis, memaparkan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiah saya tentang Yayasan Al-Hikmah. Dalam tahap ini, saya bertujuan untuk
6
Pengumpulan data atau sumber dalam penelitian sejarah dikenal heuristik. Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press, 1985), h.35 7 Ibrahim T.Alfian,.(dkk), Sejarah dan permasalan masa kini (Yogyakarta:Universitas Gajah Mada,1985), h.7-8 8 Interpretasi atau penafsiran sejarah juga disebut analisis sejarah, analisis berarti menguraikan fakta sejarah. Interpretasi sejarah dapat dilakukan dengan cara membandingkan data guna menyingkap peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada waktu tertentu. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995), h.100
18
memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian yang saya lakukan dari awal sampai membuat kesimpulan. Penarikan kesimpulan itu saya rekonstruksi melalui penulisan sejarah yang saya anggap sebagai satu bentuk historiografi.9 Dalam memenuhi skripsi ini, secara teknis saya merujuk kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Press, Jakarta, tahun 2007.10
H.
Sistematika Penulisan Sesuai dengan tahapan ke empat dari metodologi penelitian yang saya
lakukan ini, yaitu historiografi, saya membagi penulisan skrpsi ini ke dalam lima bab. Bab pertama yaitu pendahuluan. Dalam bab ini, saya menceritakan gambaran umum tentang kajian yang dibahas yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian serta sistematika penulisan. Selanjutnya adalah bab dua. Dalam bab ini, saya membahas secara khusus tentang gambaran singkat perkembangan Islam di Jakarta Selatan yang meliputi kondisi geografis Jakarta Selatan, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di Jakarta Selatan, dan kehidupan keagamaan masyarakat di Jakarta Selatan. Pada bab berikut, yaitu bab tiga membahas tentang profile Yayasan Al-Hikmah yang meliputi sejarah berdiri dan berkembangnya dan para pendiri serta struktur organisasi Yayasan Al-Hikmah. Adapun pada bab empat, saya membahas tentang peranan apa saja yang dilakukan Yayasan Al9
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang Budaya, 1995), h.100 pedoman penulisan skripsi, Tesis dan Disertasi, UIN Syarif Hidatullah : UIN Jakarta Press,2007. cet. 1 10
19
Hikmah dalam bidang dakwah, sosial, dan pendidikan di Jakarta Selatan bagi masyarakat Islam dari tahun 1986 sampai tahun 2008. Bab empat inilah yang merupakan inti bahasan dari skripsi saya. Selanjutnya saya tutup skripsi ini dengan bab terakhir, yaitu bab lima. Dalam bab ini, saya menyimpulkan semua penjelasan dari bab-bab sebelumnya.
20
BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT ISLAM JAKARTA SELATAN
Karena betapa penting pengetahuan tentang sejarah yayasan Al-Hikmah dalam mengembangkan agama Islam di Jakarta Selatan, berikut ini saya akan menjelaskan tentang kondisi umum masyarakat Islam Jakarta Selatan. Yayasan Al-Hikmah berlokasi di Jakarta Selatan tepatnya di Jalan Rumah Sakit Fatmawati, Cipete Utara dan di Cilandak Tengah. lokasi ini dipilih oleh pendiri yayasan karena apabila dilihat dari kondisi keagamaan, mayoitas penduduk Jakarta Selatan beragama Islam, sehingga keadaan yayasan Islam dapat diterima oleh masyarakat Jakarta Selatan. Begitu Juga dengan kondisi geografis, demografis dan ekonomi yang cukup baik, menjadikan Yayasan Al-Hikmah memilih lokasi di Jakarta Selatan dalam mengembangkan agama Islam. Kedudukan Jakarta sebagai Ibukota Negara, yang berstatus Daerah Khusus, telah membawa serta peranan Jakarta untuk tampil sebagai kota besar di Indonesia, yang cukup berpengaruh dalam percaturan pembangunan nasional dan internasional. Dengan keberadaannya itu pula, kemudian Jakarta menyandang sebutan sebagai “pintu gerbang utama Indonesia”, sebagai barometer stabilitas Nasional, sebagai panutan pembangunan bagi daerah-daerah lain.11
11
R. Soeprapto. Rentangan Pembangunan Jakarta. ( Jakarta: C.V. Cahaya Makmur, 1987), hlm. 29
21
Salah satu Kotamadya yang merupakan bagian dari propinsi DKI Jakarta adalah Jakarta Selatan. Secara umum akan diuraikan kondisi masyarakat Islam di Jakarta Selatan diantaranya kondisi Geografis dan Demografis, Kondisi Sosial Ekonomi serta Kehidupan Keagamaan. Karena informasi itu semua sangat diperlukan dan mempunyai saling keterkaitan yang mendukung perkembangan lembaga Islam yang ada di Jakarta Selatan khususnya bagi Yayasan Al-Hikmah yang merupakan lembaga yang bergerak tidak hanya dalam bidang pendidikan tetapi juga pada bidang sosial dan bidang keagamaan.
A.
Kondisi Geografis dan Demografis Jakarta Selatan Dapat dikemukakan bahwa batas wilayah Kotamadya Jakarta Selatan ini
adalah sebelah Utara berbatasan dengan Kodya Jakarta Timur sebelah selatan berbatasan dengan Kodya Depok Propinsi Jawa Barat, sebelah barat berbatasan dengan Kodya Tangerang, sebelah timur dengan Kali Ciliwung Kodya Jakarta Timur. Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25 %. Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50 % di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian Selatan banjir kanal relative merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan wilayah bagian Utara. Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata per tahun 27Oc dengan tingkat kelembaban berkisar antara 80-90 %. Arah angin dipengaruhi angin muson barat terutama pada bulan Mei sampai Oktober. Berbeda dengan sebagian kota yang berada pada daerah tepi pantai, Keadaan suhu di
22
wilayah Jakarta Selatan relative lebih nyaman, tingkat curah hujan per tahun ratarata mencapai ketinggian 2.036 dengan maksimum pada bulan Januari.12 Jumlah penduduk pada akhir tahun 2000 adalah sebesar 1.665.407 jiwa dengan kepadatan rata-rata 11.421 jiwa per km2 dengan pertumbuhan rata-rata 1,13 % pertumbuhan alami dan 0,04 % pertumbuhan migrasi. Sebagian besar mata pencaharian penduduk bergerak dibidang pemerintahan dan jasa-jasa kemudian perdagangan, industri, pertanian dan angkutan umum.13 Administrasi wilayah Kotamadya
Jakarta Selatan bagian dari Jakarta
selatan ini pada awal kemerdekaan direncanakan sebagai Kota Satelit (Kebayoran Baru), konsep dengan alusi oriental yang ditandai dengan empat jalan utama yang menyebar dari satu pusat persis ke empat penjuru dan mengintegrasikan rumahrumah kecil disetiap blok, yang besar di luar, di tepi jalan besar, yang kecil di dalam, mengelilingi taman lingkungan itu kini mulai penuh sesak. Selain itu, bagian wilayah ini juga menjadi penyangga air tanah ibukota yang nasibnya kini mengenaskan karena banyaknya bangunan dan mulai menyurutnya ruang-ruang terbuka hijau. Selain itu, kawasan Selatan ini juga mulai tumbuh sebaga kota perbelanjaan, di samping perumahan yang banyak diminati warga kota. Secara aministratif, wilayah ini terbagi menjadi 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai 143,73 Km2.14
12
Artikel diakses dari http://WWW.Jakarta.go.id/ Pemerintahan/kotamadya/Jakarta Selatan. . Di Download tanggal 15 Juni 2008 13 Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamadya Jakarta Selatan, Penduduk Jakarta Selatan 2000 (Tabel-tabel Pokok SP2000-L2) Angka Sementara Sensus Penduduk 2000, (Jakarta: BPS. 2001) ISBN:9794745243, hlm, 14 Artikel diakses dari http:// www.bappedajakarta.go.id/ Link Jakarta Selatan.asp. pada tanggal 21 juli 2008
23
Administrasi Pemerintahan Kodya Jakarta Selatan dalam table: No.
Variabel
Jumlah
1
Kecamatan
10
2
Desa/Kelurahan
65
3
Desa tertinggal
-
4
Luas Wilayah
145.73 Km
Sedangkan menurut kondisi demografis (menurut usia sekolah), jumlah penduduk di Kodya Jakarta Selatan adalah 1.745.195 orang. Jumlah penduduk usia sekolah sebanyak: -
Usia 7-12 tahun sebanyak: 137.814 (7.89 %)
-
Usia 13-15 tahun sebanyak: 84.588 (4.84 %)
-
Usia 16-18 tahun sebanyak: 102.799 (5.89 %)
Dari data tahun 2005 penduduk Kodya Jakarta Selatan bertambah 2.19 % per tahun dengan angka kelahiran sebesar 2.974 dan angka kematian 3.598. Angka imigrasi ke luar diperkirakan sebesar 13.898 per tahun dan migrasi ke dalam sebesar 11,4476 per tahun, dengan kepadatan penduduk adalah 11,522 % per km2 dengan kecamatan Pasar Minggu sebagai Kecamatan terpadat (21.90 km2) dan kecamatan Setiabudi sebagai Kecamatan terjarang (9,61 km2).15 Berlangsungnya emigrasi/imigrasi dalam sejarah manusia pada mulanya terjadi atau dilakukan begitu saja. Itu sesuai dengan sifat manusia yang suka mencari kehidupan yang
15 Seksi Statistik Produksi: BPS Jakarta Selatan (ed), Jakarta Selatan Dalam Angka, 2005. Badan Pusat Statistik ( Jakarta: BP Kotamadya Jakarta Selatan/ CV. Nario Sari, 2005), hal.164
24
baik.16 Demikian juga yang terjadi di Jakarta, pada umumnya mereka yang datang ke Jakarta bertujuan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dibanding kotakota besar lain di Indonesia, kota Jakarta Jakarta tentu saja memiliki kelebihan terutama sebagai pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan bisnis, perubahan sosial, dan perubahan budaya.17 Demikianlah kondisi geografis di Jakarta Selatan yang secara keseluruhan terlihat cukup mendukung apabila dilokasi tersebut terdapat yayasan Islam. Karena, Secara geografis, Yayasan Al-Hikmah terletak di Jakarta Selatan dan di Kabupaten Tangerang di Provinsi Banten. Di Jakarta Selatan, Yayasan Al-Hikmah terletak di dua kecamatan: Cipete Utara dan Cilandak Tengah. Di Cipete, Yayasan Al-Hikmah memiliki Majlis Taklim Al-Hikmah dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah. Adapun di Cilandak, Yayasan Al-Hikmah memliki Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah. Sedangkan di Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang di Provinsi Banten Yayasan Al-Hikmah memiliki Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Hikmah dan Lembaga Pembinaan Ilmu Al-Qur’an Al-Hikmah. Kemudian, keadaan iklim yang baik juga akan mempengaruhi keadaan dan perekembangan yayasan itu sendiri. Maka tidak mengherankan apabila di Jakarta Selatan terdapat banyak yayasan, baik yang dikelola oleh umat Muslim maupun Non-Muslim. Yayasan Al-Hikmah adalah salah satu yayasan yang menciptakan pendidikan yang bernuansa Islami dan bertujuan agar tercipta masyarakat yang memegang nilai-nilai ke Islaman sejak usia dini.
16 Drs. M. Imam Santoso DKK, Lintas Sejarah Imigrasi Indonesia (Jakarta: DirJen Imigrasi Departemen Hukum dan HAM RI, 2005),hlm. 12 17 Zaenuddin HM, Hei, ini Jakarta Bang!, (Jakarta: CV Java Media Network, 2008), hlm viii
25
B.
Kondisi Ekonomi Masyarakat Jakarta Selatan Pertumbuhan ekonomi di lima wilayah Kotamadya sangat dipengaruhi
oleh pertumbuhan
yang terjadi di Propinsi DKI Jakarta.18 Kebijakan
pembangunan dan strategi pengembangan Kotamadya Jakarta Selatan dalam Tata Ruang DKI Jakarta menyebutkan bahwa kawasan Selatan Jakarta diarahkan untuk pengembangan pemukiman terbatas dengan penerapan dasar bangunan rendah guna memepertahankan fungsinya sebagai daerah konservasi resapan air. Kawasan ini dimanfaatkan bagi pengembangan kegiatan budidaya tanaman hias, budidaya perikanan dan tanaman produktif sektor pertanian unggulan, disamping itu juga dikembangkan industri rumah tangga yang tidak berpolusi dan berwawasan lingkungan hidup dengan cara merelokasi beberapa kegiatan industri menengah dan besar keluar wilayah Jakarta Selatan secara bertahap. Kawasan Utara Jakarta Selatan ditujukan sebagai pusat niaga terpadu seperti pusat niaga Kuningan, Sudirman dan Juga sebagai pusat perkantoran dan jasa keuangan yang bertaraf internasional. Di kawasan Pusat dan Barat Jakarta Selatan telah berkembang dengan pesat berbagai kegiatan perekonomian seperti di kawasan Casablanca. Struktur ekonomi DKI Jakarta, khususnya Jakarta Selatan sejak tahun 2001 relatif tidak berubah dan masih didominasai tiga sektor utama. Ketiga sektor tersebut adalah sector keuangan persewaan dan jasa perusahaan, sektor perdagangan hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Peranan masing18
Artikel di akses dari http:// www.bappedajakarta.go.id/ Link Jakarta Selatan.asp. pada tanggal 21 juli 2008
26
masing sektor lebih dari 14 persen dan secara keseluruhan mencapai besaran sekitar 75 persen.19 Dalam hal sarana lalu lintas di Kodya Jakarta Selatan ini terdapat berbagai sarana angkutan dalam kota an antar kota. Untuk sarana angkutan dalam kota bisa ditemukan di Terminal Blok M yang berlokasi di Mal Blok M Kebayoran Baru. Sedangkan untuk angkutan jurusan ke Bogor, Bandung atau ke Jawa Tengah bisa ditemukan di Terminal Lebak Bulus. Kodya Jakarta Selatan sebagai bagian dari wilayah DKI Jakarta memiliki berbagai macam sentra-sentra industri (home industri), misalnya: sentra industri tahu an tempe yan banyak diproduksi di wilayah Mampang tepatnya di Kelurahan Tegal Parang. Kemudian sentra industri meubel yang banyak ditemukan di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang. Sedangkan bagi yang membutuhkan kusen-kusen untuk keperluan rumah tangganya, sentra indutri tersebut dapat ditemukan di Bukit Duri, Tebet. Selain itu juga ada sentra industri konveksi yang dapat ditemukan di wilayah Permata Hijau.20 Seperti wilayah lainnya Kodya Jakarta Selatan ini juga memiliki tempat layanan belanja bagi masyarakat berupa pasar tradisional yang berjumlah 27 pasar yang tersebar di wilayah Jakarta Selatan. Peran pasar tradisional dalam ekonomi rakyat dan ekonomi daerah Jakarta Selatan sangat tinggi dalam menjaga kontinuitas penyediaan sembako dan menjaga stabilitas harganya bagi masyarakat. Pasar tradisional merupakan wahana yang sangat efektif dalam hal
19
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jakarta Selatan (ed.), Pendapatan Regional Jakarta Selatan 2001-2005, ( Jakarta: BP Kotamadya Jakarta Selatan/ CV. Nario Sari, 2006), ISSN: 1829-7129, hlm 39 20 Artikel diakses dari http://WWW.Jakarta.go.id/ Pemerintahan/kotamadya/Jakarta Selatan. pada tanggal 15 Juni 2008
27
pemerintah melakukan operasi pasar di era krisis ekonomi, terutama untuk pengadaan minyak goreng, gula pasir, dan beras. Disamping itu, ada juga “pasar murah” di tempat-tempat strategis untuk pengadaan sembako yang antara lain seperti tepung terigu kacang tanah, susu, mie instant dan lain-lain.21 Kondisi perekonomian yang makin stabil serta penanganan situasi paska krisis yang semakin baik merupakan salah satu faktor penyebab menggeliatnya gerak laju perekonomian pada semua Kotamadya di DKI Jakarta. Laju pertumbuhan ekonomi pada semua Kotamadya pada tahun-tahun terakhir menjadi lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Membaiknya laju pertumbuhan ekonomi di semua kotamadya ini dapat dikatakan roda perekonomian di DKI Jakarta secara umum telah berjalan seperti sebelum terjadi krisis tahun 1997.22 Kondisi ekonomi yang sudah dijelaskan diatas, merupakan salah satu hal yang juga dapat mendukung berdirinya sebuah yayasan. Kemudian secara tidak langsung yayasan juga membantu perekonomian di wilayah tersebut misalnya dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan bagi guru dan pegawai sekolah, membantu anak-anak kurang mampu untuk mengikuti pendidikan dan lain-lain.
21
Artikel diakses dari http://WWW.Jakarta.go.id/ Pemerintahan/kotamadya/Jakarta Selatan. pada tanggal 25 Juni 2008 22 Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jakarta Selatan (ed.), Pendapatan Regional Jakarta Selatan 2001-2005, ( Jakarta: BP Kotamadya Jakarta Selatan/ CV. Nario Sari, 2006), ISSN: 1829-7129, hlm 46
28
C.
Kondisi Keagamaan Masyarakat Jakarta Selatan Kualitas kehidupan beragama di kalangan masyarakat tampak berbeda-
beda. Di satu pihak, ada sekelompok masyarakat yang memiliki semangat kuat untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama. Namun dipihak lain, kehidupan beragama pada sebagian masyarakat justru baru mencapai tataran simbol-simbol keagamaan dan belum pada penghayatan dan pengamalan ajaran agama.Oleh karena itu keberadaan yayasan Islam adalah salah satu cara membantu kondisi masyarakat dalam rangka mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Jakarta Selatan merupakan bagian dari DKI Jakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Ini dapat dibuktikan Menurut laporan Badan Pusat Statistik tahun 2006, jumlah Umat Muslim di Jakarta Selatan adalah 1.583.857 orang atau 90,7 %. 23 Sebagai Negara yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Kotamadya Jakarta Selatan dihuni oleh penganut agama yang beragam. Ada 5 agama yang diakui oleh Negara antara lain: agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan agama lainnya. Secara keseluruhan, penganut agama Islam masih dominant di Kotamadya Jakarta Selatan, yaitu mencapai sebesar 92,37 % dari total penduduk Kotamadya Jakarta Selatan. Penganut agama Islam ini merupakan penganut agama yang terbesar untuk semua kecamatan di Kotamadya Jakarta Selatan. Selanjutnya terlihat bahwa Jagakarsa mempunyai penganut agama Islam tertinggi dibanding sembilan kecamatan lainnya. Peringkat 23
Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamadya Jakarta Selatan, Jakarta Selatan Dalam Angka, 2006. Badan Pusat Statistik 2006. ( Jakarta: BP Kotamadya Jakarta Selatan/ CV. Nario Sari, 2006)
29
kedua diduduki oleh kecamatan Mampang Prapatan sebesar 94,41 % dan kecamatan Pasar Minggu 94,15 %. Untuk tujuh kecamatan lainnya masingmasing dibawah sembilan puluh empat persen.24 Apabila dilihat dari aspek masyarakatnya, warga kota Jakarta terdiri dari berbagai suku bangsa yang berasal dari seluruh penjuru tanah air. Keadaan ini tentu saja membawa serta kemajemukan pada beberapa aspek kehidupan termasuk didalmnya aspek agama.25 Secara sosial, masyarakat muslim di Jakarta Selatan tidak lebih maju kalau saya dibandingkan dengan pemeluk agama-agama lainnya, seperti Budha dan Konghucu. Padahal, masyarakat muslim di Jakarta Selatan itu adalah mayoritas. Misalnya, kaum minoritas lebih maju dan lebih tinggi tingkat pendidikan mereka dibandingkan kaum mayoritas. Dengan kata lain, kaum non muslim sudah lebih banyak menerima informasi/pengetahuan di era globalisasi. Ketertinggalan kaum mayoritas tersebut menggugah para pendiri Yayasan AlHikmah untuk mendirikan Yayasan Al-Hikmah pada tahun 1986 Kondisi keagamaan di atas sangat mempengaruhi bagaimana kondisi suatu yayasan berada. Apabila di dalam suatu wilayah mayoritas penduduknya beragama Islam. Itu berarti akan memudahkan yayasan tersebut menjalankan aktivitasnya, karena diharapkan Umat Islam dapat menerima kehadiran yayasan Islam ditengah-tengah mereka. Kondisi demikian akan sangat membantu sebuah yayasan untuk lebih mengembangkan agama Islam di wilayah tersebut misalnya
24
Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamadya Jakarta Selatan, Penduduk Jakarta Selatan 2000 (Tabel-tabel Pokok SP2000-L2) Angka Sementara Sensus Penduduk 2000, (Jakarta: BPS. 2001) ISBN:9794745243, hlm. 50 25 R. Soeprapto. Rentangan Pembangunan Jakarta. ( Jakarta: C.V. Cahaya Makmur, 1987), hlm. 33
30
dengan cara membentuk Majlis-Taklim, mendirikan pendidikan yang bersifat keIslaman dan lain-lain.
31
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN AL-HIKMAH
Dari hasil studi dokumentasi dan wawancara dengan pihak yayasan AlHikmah, Penulis memperoleh gambaran mengenai sejarah berdirinya, tujuannya, serta struktur organisasi dan pengurus dari Yayasan Al-Hikmah yang akan dijelaskan sebagai berikut:
A.
Sejarah Pendirian dan Perkembangan Yayasan Al-Hikmah Sejarah pendirian yayasan Al-Hikmah dimulai Pada tahun 1970, yaitu sejak
H. Syarifuddin dan Istrinya yang bernama Hj. Saidah Sa’id membuka pengajian yang bernama Majlis Taklim Al-Hikmah di sebuah rumah yang sangat sederhana di Jalan Rumah Sakit Fatmawati, Gang Rejo, Cipete Utara, Jakarta Selatan. Tujuan didirikan majlis taklim tersebut adalah membantu masyarakat sekitar yang memiliki keinginan belajar agama namun kurang mampu secara ekonomi, jadi dibukalah pengajian gratis tersebut. Pelajaran yang diajarkan adalah praktek ibadah, baca Al-Qur’an dan Tajwid. Jumlah peserta saat dibuka cukup banyak yaitu 150 orang yang terdiri dari kaum ibu dan anak-anak.26 Pada mulanya Majlis Taklim Al-Hikmah hanya membuka pengajian pada sore hari bagi anak-anak yang ingin mempelajari Al-Qur’an dan pelajaran agama Islam lainnya seperti Fiqih, Akhlaq dan lain sebagainya. Kemudian Kaum Ibu yang tinggal di sekitarnya ingin
26
Sari Narulita. “Profile Da’i: Saidah Said, “ Seakan-akan Saya Membeku Jika Tidak Mengamalkan Ilmu”. Majalah Hidayah, edisi februari 2004: h. 31
32
juga belajar mengaji, karena mereka sudah melihat Putra-Putri mereka yang belajar di sana semakin rajin sholat dan lebih santun terhadap Orang Tua . Akhirnya di bukalah pengajian pada malam hari khusus untuk kaum ibu yang juga mempelajari Al-Qur.an dan pelajaran Agama Islam. Keberadaan pengajian itu lama kelamaan mulai terlihat hasilnya, misalnya Jamaah yang ikut belajar pada siang hari dan malam hari semakin bertambah di Majlis Taklim. Pengajian juga mendapat tanggapan positif dari sebagaian besar masyarakat Cipete Utara, para tokoh masyarakat, instansi pemerintah (lurah). Ini terbukti dengan keikutsertaan mereka dalam mengikuti pengajian tersebut.27 Perkembangan pengajian kian lama kian berkembang, dari sinilah tercetus ide bagi H. Syarifuddin dan Istrinya dan juga para Pembina di Majlis Taklim AlHikmah yaitu H. Sule Jamaluddin dan H. Martan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal seperti Sekolah Dasar Islam dan kegiatan lain yang bersifat sosial, maka untuk mewujudkan keinginan tersebut, terlebih dahulu harus memiliki sebuah yayasan agar semua kegiatan bisa lebih terorganisir. Tujuan didirikannya yayasan adalah: a. Membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada Allah, cinta agama, bangsa dan Negara. b. Meningkatkan perkembangan pendidikan dan perkembangan Islam seluasluasnya. c. Melaksanakan amal sosial, mengurus/memelihara anak-anak yatim dan fakir miskin. 27
Hj. Saidah Sa’id, salah satu Pendiri Yayasan Al-hikmah, Wawancara Pribadi, Jakarta Selatan-Cipete, Tanggal 05 April 2008
33
Dari tujuan tersebut kemudian pada bulan April 1986, H. Sule Jamaluddin, H. Syarifuddin, Hj. Saidah Sa’id dan H. Martan menghadap ke Notaris dan pada Tanggal 10 April 1986 dengan disaksikan oleh ke empat orang tersebut serta pegawai kantor notaris yaitu Bapak Soebagjo Ronoatmodjo SH, telah disahkan pendirian yayasan dengan nama “Yayasan Al-Hikmah”.28 Dinamakan Al-Hikmah karena merupakan nama dari majlis taklim yang sudah ada sebelumnya. Sekretariat
yayasan Al-Hikmah adalah jalan. Rumah
Sakit Fatmawati No. 25 Gang Rejo Rt. 001/01 Cipete Utara Jakarta Selatan. Kemudian ditahun itu juga yayasan Al-Hikmah membuka Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Hikmah yang terletak di Cilandak, Jakarta Selatan. Pada tahun 2005 yayasan Al-Hikmah membuka Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) AlHikmah di wilayah Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang. Semakin lama yayasan Al-Hikmah semakin berkembang, saat ini sudah ada beberapa kegiatan baik dalam bidang Pendidikan, Keagamaan maupun Sosial. Kegiatan-kegiatan itu adalah Majlis Taklim Al-Hikmah, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah, Santunan Yatim Piatu, Lembaga Pendidikan Tilawatil Qur’an (LPTQ), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Hikmah, dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Al-Hikmah. Dengan terbentuknya yayasan Al-Hikmah, maka kemudian yayasan ini mempunyai Visi yayasan Al-Hikmah yaitu ingin umat Islam maju bersama Allah baik dari segi pendidikan, perekonomian, akhlak dalam frame ridho Allah. 28
Hasil Dokumentasi Yayasan Al-Hikmah . Data ini didapat dari Ahmad Zaky Amin (Sekretaris Yayasan Al-Hikmah) pada tanggal 25 Agustus 2008.
34
Sedangkan misi yayasan Al-Hikmah adalah mengembangkan dan memajukan pendidikan secara merata dikalangan Muslimin dan melalui Yayasan Al-Hikmah juga, para Pendiri ingin membangun generasi penerus yang Islami dan bermutu.29 Yayasan Al-Hikmah juga mempunyai program jangka panjang, tapi tidak menutup kemungkinan program ini terwujud dalam waktu dekat yaitu melanjutkan jenjang pendidikan formal seperti Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
kemudian yayasan ini juga akan
mendirikan pesantren yang bertujuan untuk menjadikan para santri yang nantinya diharapkan mampu menyerap berbagai pengetahuan duniawi dan ukhrawi yang memadai untuk diaplikasikan dalam kehidupan pribadinya maupun lingkungan masyarakatnya.
29
H. Martan Yahya, Pendiri Yayasan Al-Hikmah, wawancara pribadi, Jakarta TimurPondok Gede, November 2008
35
B.
Pendiri Yayasan Al-Hikmah Terbentuknya Yayasan Al-Hikmah tidak terlepas dari peranan pendiri yang
dari kegigihannya, mampu menciptakan Yayasan Al-Hikmah yang berdiri hingga saat ini dan bermanfaat bagi umat Islam, khususnya di Jakarta Selatan. Para Pendiri Yayasan Al-Hikmah adalah Sebagai berikut:
1. H. Syarifuddin H. Syarifuddin adalah salah seorang pendiri dari yayasan Al-Hikmah yang saat ini menjadi ketua yayasan. Beliau dilahirkan di Bekasi pada tanggal 23 September 1945. beliau memiliki motto hidup yang sangat mulia yaitu hidup adalah ibadah, maksudnya apapun yang dilakukan beliau senantiasa diniatkan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Memulai pendidikan di Sekolah
Dasar Gandaria, Madrasah Tsanawiyah Pertama di Darul Ma’arif dan dilanjutkan di Madarasah Aliyah Ad-Da’wah Islamiyah di daerah Tanah Tinggi Senen. Selain sekolah formal, H. Syarifuddin juga pernah mengenyam pendidikan di Pesantren di Sukabumi. Sejak kecil H. Syarifuddin mempunyai cita-cita yaitu ingin menjadi guru agama Islam karena menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, terlebih lagi menjadi guru agama yang dapat menjadikan generasi penerus menjadi generasi yang berakhlak mulia, islami dan agama dapat dijadikan sebagai pondasi bagi ilmu-ilmu lainnya. Cita-citanya ini terwujud karena beliau pernah menjadi pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Manaratul Ulum, Pengajar di Sekolah Dasar Kepulauan Seribu Jakarta Utara, Pengajar di Sekolah Dasar Islam Al-Amjad
36
Jakarta Selatan dan Pengajar di Sekolah Dasar Islam Al-Hikmah Jakarta Selatan. Selain menjadi pengajar beliau juga aktif menjadi anggota Gerakan Pemuda Anshor dan pada tahun 2004 ia aktif dalam pengajian kitab salaf di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Walaupun saat ini usianya tidak muda lagi, namun semangat H. Syarifuddin untuk belajar agama Islam tidak pernah pudar, Ini terbukti dengan kegiatan beliau sehari-hari yang sangat menyukai membaca kitab-kitab salaf atau orang sering menyebutnya kitab kuning, di dalam kitab-kitab tersebut terdapat berbagai macam pelajaran seperti Fikih, Tauhid, Akhlaq dan lain-lain yang bisa diamalkan
dalam
kehidupan
sehari-hari.30
Orang-orang
sekitar
sangat
menghormatinya karena ilmu yang dimilikinya dank karena H.Syarifuddin yang pandai mengayomi masyarakat dengan cara mengajarkan ilmu agama walaupun tanpa di bayar dengan apapun. Karena Ia hanya mengaharap ridho Allah atas apa yang sudah dilakukannya.
2. Hj. Saidah Said Salah satu Pendiri Yayasan Al-Hikmah adalah Hj. Saidah Said. Namanya memang tidak begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Akan tetapi minimal di kalangan masyarakat Betawi, namanya cukup harum. Walaupun tidak pernah menempuh perguruan tinggi, namun Ia menguasai dengan baik berceramah di depan khalayak ramai, mungkin ini adalah talenta yang dimiliki sejak kecil karena ia terbiasa melihat dan mengikuti Tuti Alawiyah berceramah. Selain itu Ia juga 30
H. Syarifuddin, Pendiri Yayasan Al-Hikmah, wawancara pribadi, Cipete-Jakarta Selatan , 17 November 2008
37
fasih berbicara dalam bahasa Arab, bahkan dalam keluarga, bahasa Arab lah yang digunakan untuk percakapan sehari-hari. Hj. Saidah Sa’id adalah istri dari H. Syarifuddin, orang-orang disekitar tempat tinggalnya biasa memanggil beliau dengan sebutan Ummi (ibu) Saidah. Nama Said diperoleh Ummi Saidah dari ayahnya yang bernama H. Abi Saidi. Ummi Saidah dilahirkan di Cipete Pada tahun 1945. Sejak kecil Ummi Saidah diasuh oleh kakaknya yang bernama Ahmad Bakir karena pada umur tiga tahun ibunya yang bernama Salma binti Saumin meninggal dunia dan pada umur sembilan tahun Ayahnya juga meninggal dunia. Namun dibalik itu semua Ummi Saidah merupakan sosok yang sangat mandiri, Ummi menjalani sekolah sambil berdagang seperti berdagang kue, balon warna-warni, batik dan lain sebagainya. Dalam masalah pendidikan Ummi Saidah sangat bersemangat. Walaupun kehidupannya sangat kekurangan, namun Ummi Saidah tetap bisa belajar dengan cara berkhidmat dengan guru-guru yang mengajarainya. Siang harinya membantu pekerjaan seperti mencuci baju, mengisi bak mandi dan lain-lain, sedangkan pada malam harinya Ummi Saidah belajar mengaji dan membaca kitab-kitab salaf seperti kitab Fathul Qarib, kitab Nashoihul Ibad dan lain-lain, Semua dilakukan dengan sungguh-sungguh karena Ummi Saidah mempunyai cita-cita ingin menjadi Ustadjah seperti Hj Tuti Alawiyah.
Cita-cita itupun terwujud, saat ini
Ummi Saidah mengajar di berbagai Majlis Taklim yang ada di wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Seperti Majlis Taklim Al-Istiqomah di wilayah Ampera, Majlis Taklim Nurul Iman di Kampung Gunung, Ciputat, Majlis Taklim Riyadhatul Jannah di Cipayung Ciputat dan lain-lain.
38
Ummi Saidah menikah dengan Suaminya yang bernama Syarifuddin pada tahun 1967, dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai sembilan orang anak, lima orang putra dan empat orang putri. Pasangan Suami Istri ini mempunyai citacita jangka panjang yaitu ingin memiliki pesantren.31 mereka ingin semasa hidup dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat khususnya dalam mengembangkan agama Islam melalui yayasan Al-Hikmah. Intinya, belajar dan beramal adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Ummi Saidah.
3. H. Martan Yahya Salah seorang pendiri yayasan Al-Hikmah adalah Drs. H. Martan. Saat ini Ia menjabat sebagai wakil ketua yayasan Al-Hikmah. Keterlibatannya di yayasan Al-Hikmah dimulai sejak yayasan Al-Hikmah berdiri yaitu tahun 1986, Ia adalah salah seorang yang menghadap ke Notaris untuk mendirikan yayasan Al-Hikmah. Ia dilahirkan di Bekasi tanggal 9 Juli 1959, tamat dari Sekolah Dasar Manaratatul Ulum (1970), Madrasah Tsanawiyah Manaratul Ulum (1974), Madarasah Aliyah (1978). Putra dari Bapak Yahya dan Ibu Mas’ah ini menamatkan S-1 nya di Fakultas Syari’ah jurusan Muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta(1982-1987). Ketika menjadi mahasiswa ia aktif dalam organisasi, ia pernah aktif di sekretariat HMI Fakultas syariah, Ketua Pemuda Mesjid Al-Amjad Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Ketua Karang Taruna. Pada saat yang hampir bersamaan, ia juga di angkat menjadi wakil kepala sekolah di SMP Al-Amjad pada tahun 1985 dan menjadi Kepala Sekolah SD Islam Al-Hikmah, Cilandak Jakarta Selatan pada 31
Sari Narulita. “Profile Da’i: Saidah Said,”. Majalah Hidayah, Pebruari 2004: h. 31-32
39
tahun 1986 sampai tahun 2000. Dalam yayasan, selain menjadi kepala sekolah SD Al-Hikmah, ia juga menjadi sekretaris yayasan Al-hikmah yang pada saat itu dipimpin oleh H.Sule Jamaluddin. Pada tahun 1990 Drs. H. Martan menikah dengan istrinya yang bernama Maryani Siddiq, dari pernikahannya, mereka mendapatkan tiga orang putri dan dua orang putra. Putri pertama yang saat ini berusia 17 tahun, Nadia yamah adalah seorang Hafizhoh32, ini menjadi salah satu kebanggaan tersendiri sekaligus rasa syukur yang tak terhingga bagi H. Martan selaku orang tua. Sejak kecil ia juga sangat menyukai olah raga khususnya sepak bola, bahkan saat inipun jika ada waktu senggang ia slalu menyempatkan untuk bermain sepak bola. Di samping itu ia juga sangat aktif di masyarakat, ia sering mengisi ceramah di berbagai Majlis Ta’lim dan menjadi Khotib pada waktu sholat Jum’at. Sejak awal berdirinya yayasan Al-Hikmah ia menjadi salah seorang pendiri sekaligus menjadi salah seorang yang sangat berperan bagi perkembangan yayasan. Saat ini ia menjadi wakil ketua yayasan Al-Hikmah.33
4. H. Sule Jamaluddin Pemimpin yayasan Al-Hikmah pada awal berdirinya adalah H.Sule Jamaluddin, ia tinggal di Jalan Sawo No. 8, Cipete Utara Jakarta Selatan. Peranannya dalam yayasan Al-Hikmah cukup berpengaruh bagi perkembangan 32
Hafizhoh adalah sebutan untuk wanita yang mampu menghafal seluruh isi dari kitab suci Al-Qur’an 33 H. Martan Yahya, Pendiri Yayasan Al-Hikmah, wawancara pribadi, Jakarta TimurPondok Gede, November 2008
40
yayasan, ini terbukti dari keterlibatan beliau dalam mendirikan Sekolah Dasar AlHikmah, bisa dikatakan beliau merupakan konseptor visi dan misi Sekolah Dasar tersebut. Menurut H. Martan yang pernah bekerjasama dengan H. Sule Djamaluddin, berpendapat bahwa H. Sule Djamaluddin merupakan sosok yang sangat kharismatik, pandai bergaul dengan siapapun dan terbuka bagi siapa saja yang ingin mendengarkan nasehat darinya.
C. Struktur Kepengurusan Yayasan Al-Hikmah Dengan diresmikannya Yayasan Al-Hikmah sebagai Yayasan yang berbadan hukum pada tahun 1986, maka dibentuklah struktur kepengurusan yang bertujuan untuk menjadikan yayasan Al-Hikmah lebih terorganisir. dan juga dengan adanya pendidikan Formal seperti Sekolah Dasar, maka sebagai tindak lanjutnya telah dibentuk strukur kepengurusan yayasan yang fungsinya untuk menjalankan yang diperlebar dan diperluas program kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan. Diantaranya pendidikan Sekolah Dasar dan Majelis Taklim yang sudah ada. Pada awal berdiri Struktur kepengurusan hanya meliputi Ketua umum, Wakil ketua, Sekretaris, Bendahara, Ketua I Bidang keagamaan, Ketua II Bidang pendidikan dan Ketua III Bidang Sosial. Namun saat ini kepengurusan sudah lebih tersusun dengan baik, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
41
Susunan Pengurus yayasan Al-Hikmah: 1. Struktur Pengurus yayasan Al-Hikmah pada periode 1986 sampai dengan 2000 a. Ketua Umum
: H.Sule Jamaluddin
b. Ketua 1
: H.Syarifudin
c. Sekretaris
: H. Martan MY
d. Bendahara
: Hj. Saidah Said
2. Struktur Pengurus yayasan Al-Hikmah pada periode 2000 sampai dengan 2008 Penasehat
: KH. Mohamad Siddiq Fauzi
Dewan Pendiri
: H. Sule Jamaluddin H. Syarifuddin Hj. Saidah Said H. Martan
Ketua
: H.Syarifuddin
Wakil Ketua
: H. Martan Yahya
Sekretaris
: H. Ahmad Zaky Amin
Bendahara
: H. Hj. Saidah Said
Staf Bendahara
: Ummah Karimah, S.Pd
Bidang-bidang: I Bidang Pendidikan
: Ir. Mortaza AS Hammada, M.Pd
II. Bidang Sosial
: Drs. H.Lili Sutisna
III.Bidang Haji
: H. Ahmad ‘Asyura
IV. Bidang Sarana Prasarana
: H. Ahmad Zaky Amin
42
BAB IV PERANAN YAYASAN AL-HIKMAH DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM DI JAKARTA SELATAN 1986-2008
Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat luas khususnya diwilayah Jakarta selatan (Cipete Utara dan Cilandak) dan wilayah Pondok Cabe Ilir Pamulang, Kabupaten Tangerang, Yayasan Al-Hikmah menyempurnakan tujuannya dengan mengedepankan peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Peranan yayasan ditunjukan meliputi bidang pendidikan, bidang dakwah dan keagamaan serta bidang sosial. Peranan yayasan Al-Hikmah berdampak baik bagi masyarakat sekitarnya, sebagai wadah yang bergerak untuk mengembangkan masyarakat Islam dalam kehidupan. Sejak pertama kali didirikan yaitu tanggal 10 April 1986, yayasan AlHikmah langsung berperan, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang-bidang lainnya, bahkan sebelum yayasan ini didirikan, sudah terdapat kegiatan yang mengatasnamakan Al-Hikmah, seperti Majlis Taklim Al-Hikmah yang sudah berdiri pada tahun 1970. Terlebih lagi ketika terbentuk yayasan, maka kepengurusan yayasan menjadi lebih terkordinasi dengan baik yang menjadikan peranan yayasan Al-Hikmah bagi masyarakat semakin nyata sampai sekarang. Dari tahun ke tahun Yayasan Al-Hikmah terus berusaha untuk mengembangkan agama Islam. Pada tahun 1986 yayasan Al-Hikmah mendirikan Sekolah Dasar
43
Islam Al-Hikmah di Cilandak Jakarta Selatan, kemudian pada tahun 1987 yayasan Al-Hikmah membentuk Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah yang bertempat di Cipete Utara Jakarta Selatan, tahun 1988 yayasan Al-Hikmah mulai melaksanakan kegiatan sosial, yaitu dengan mengadakan Khitanan Massal bagi masyarakat ekonomi lemah dan juga mengadakan pengobatan gratis yang sudah diadakan sejak tahun 2005. Kemudian pada tahun 2005 juga,yayasan AlHikmah mendirikan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Al-Hikmah di Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Selanjutnya, tahun 2006 yayasan AlHikmah mendirikan Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur’an di Pondok Cabe, Pamulang. Semua itu menunjukan bahwa dari tahun ke tahun, Yayasan AlHikmah terus berusaha untuk terus berperan bagi masyarakat, khususnya masyarakat Islam di Jakarta Selatan, bahkan di luar Jakarta Selatan seperti di Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang. Untuk lebih jelasnya mengenai peranan yayasan Al-Hikmah bagi masyarakat Islam, akan diuraikan sebagai berikut:
A.
Peranan Yayasan Al-Hikmah Dalam Bidang Dakwah dan Keagamaan Sebagai organisasi keagamaan, yayasan Al-Hikmah mempunyai tanggung
jawab dalam menunjang keberhasilan pembangunan di bidang agama, yayasan Al-Hikmah memegang peran penting dalam pembinaan kehidupan keagamaan masyarakat. Peranan tersebut tampak dalam kegiatan dakwah serta dalam kegiatan lainnya yang menyangkut masalah keagamaan. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
44
1. Majlis Taklim Al-Hikmah Majlis Taklim Al-Hikmah berdiri pada tahun 1970 di wilayah Cipete Jakarta Selatan, Perintis Majlis Taklim Al-Hikmah adalah H. Syarifuddin dan Istri yaitu Hj. Saidah Said. Pada mulanya mereka membuka pengajian yang dikhususkan bagi anak-anak dan kaum ibu dengan mengajarkan Al-Qur’an yang dilaksanakan secara rutin setiap sore dan malam hari. Walaupun di rumah yang cukup sederhana, H. Syarifuddin dan istri selalu mengajarkan Al-Qur’an dengan ikhlas dan sabar, sehingga perlahan-lahan pengajian
semakin berkembang.
Semakin banyak kaum Muslim yang ikut pengajian di Majlis Al-hikmah. Dengan berjalannya waktu, saat ini Majlis Taklim Al-Hikmah memiliki beberapa kegiatan yang diikuti oleh kaum Ibu, kaum Bapak serta para remaja. Kegiatan Majlis Taklim Al-Hikmah meliputi kegiatan mingguan, kegiatan bulanan dan kegaiatan tahunan. Yang merupakan kegiatan mingguan yaitu diadakan pengajian Zikir bersama dengan membacakan kitab Hizib34 yang dipimpin oleh H. Syarifuddin dan diikuti oleh para jamaah baik laki-laki atau perempuan, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at di Cipete Utara (Sekretariat Yayasan Al-Hikmah) dan hari Rabu Malam di Pondok Cabe Ilir (kediaman H. Syarifuddin) . Kemudian pengajian dengan mempelajari kitab Rawi dan Shalawat yang diadakan pada hari Selasa yang bertempat di yayasan Al-Hikmah yaitu Cipete Utara Jakarta Selatan. Sedangkan pada hari Rabu, Majlis Taklim Al-Hikmah juga mengadakan pengajian umum yang bertempat di Yayasan Al-Hikmah dan bisa diikuti oleh
34
Kitab Hizib adalah sebuah kitab wirid yang disususn olah Syeikh Abu Hasan AsSadzili, kitab ini berisi tentang ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an.
45
siapa saja karena yang dipelajari juga pelajaran bagi semua kalangan seperti pelajaran Fiqih dan Akhlaq. Di samping kegiatan mingguan, ada juga beberapa Kegiatan Tahunan Majlis Taklim Al-Hikmah yaitu Mengadakan maulid Nabi Muhammad SAW pada bulan Robi’ul Awal, Mengadakan peringatan Isra Mi’Raj Nabi Muhammad SAW pada bulan Rajab, Mengadakan malam Mujahadah pada malam pertama bulan rajab, Mengadakan kajian Kitab-kitab klasik (kitab kuning) setiap hari khusus di bulan Ramadhan. Selain pengajian, Majlis Taklim Al-Hikmah juga mengadakan Rihlah bagi para jamaah yang ingin berziarah ke Makam para Ulama. Bagi masyarakat Cipete Utara Jakarta Selatan dan sekitarnya, keberadaan Majlis Taklim Al-Hikmah sangat berperan baik. Karena mereka memiliki tempat untuk mempelajari Ilmu Agama sekaligus menjadikan tempat mereka tinggal menjadi kawasan yang Islami.
Susunan Pengurus Majlis Taklim Al-Hikmah: Pengarah
: KH. Moh. Siddiq Fauzi KH. Syarifuddin
Penasehat
: Hj. Ely Sulimah Pardjoko
Ketua
: Hj. Saidah Said
Wakil Ketua
: Hj. Siti Rokhaya
Sekretaris
: Hj. Muzdalifah
Bendahara
: Hj. Rosmanih
Wakil Bendahara
: Hj. Iyustinah
46
Seksi Pendidikan
: Dra. Hj. Siti Faizah SY Hj. Robiah Hj. Romani
Seksi Sosial
: Hj. Asmanah Hj. Rohmah Hj. Umamah
Seksi Pendanaan
: Hj. Ummah Karimah Hj. Jamilah
2. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah Untuk membina dan membimbing jamaah haji, penyelenggara haji dalam hal ini Departemen Agama (Depag) harus melibatkan unsur masyarakat. Dari sinilah kemudian lahir Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Bahkan ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Kholil Ridwan mengatakan: “keberadaan KBIH sangat dibutuhkan, Banyak jamaah haji yang ingin melaksanakan haji dan meminta agar dibimbing oleh ustadnya (melalui KBIH)”.35 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah didirikan pada tahun 1987, ini adalah kegiatan yang berfungsi untuk membina jamaah haji dari Tanah Air hingga Tanah Suci dan kembali lagi ke Tanah Air. Pembinaan yang dilakukan ada tiga tahap yaitu pembinaan pra haji, saat pelaksanaan haji dan sepulang haji. Program Bimbingan Manasik Haji di Tanah Air dan Tanah Suci: 35
http://www.republika.co.id/koran_asp?id. Republika, Jum’at 26 Mei 2006. Di Download tanggal 12 September 2008
47
1. Program bimbingan manasik haji di Tanah air a. Manasik haji dan do’a manasik haji b. Tata cara sholat dalam perjalanan ibadah haji c. Tata tertib dalam perjalanan ibadah haji d. Mengenal tempat-tempat bersejarah e. Bimbingan akhlakul karimah f. Bimbingan kesehatan dalam perjalanan ibadah haji 2. Program bimbingan haji di Tanah suci, meliputi: a. Thawaf b. Sa’i c. Jumroh d. Wukuf e. Ihram f. Tahallul 3. Program kegiatan setelah pelaksanaan ibadah haji, meliputi a. Pengajian bulanan khusus Jama’ah haji b. Majlis Muzakaroh khusus Jama’ah haji.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah Di bimbing oleh H. Syarifuddin dan Hj. Saidah Said. Pada awalnya, jumlah jamaah haji sebanyak 45 orang dan mengalami perkembangan yang cukup baik dan setiap tahunnya jumlah jamaah beragam, pada tahun 2008 terdapat 100 orang jamaah haji yang menjadi peserta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah.
48
Setelah pelaksanaan ibadah haji selesai, para alumni Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah terus menjalin silaturahmi baik sesama peserta maupun kepada pihak yayasan Al-Hikmah dengan cara mengadakan pengajian yang dilaksanakan pada hari ahad menggu ke-empat disetiap bulannya. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan menambah wawasan setelah melaksanakan rukun Islam yang kelima. Susunan pengurus KBIH Al-Hikmah: Pimpinan
: H. Syarifuddin
Sekretaris
: H. Ahmad Asyuro SY, S.Ag.
Bendahara
: Dra. Hj. Siti Faizah
I. Bidang Manasik: 1. Drs. H. Martan MY 2. Ustazah Hj. Saidah Said 3. H. Ahmad Asyuro SY. S.Ag. II. Bidang Humas : 1. Abu Bakar 2. H. Asmawi III. Bidang Pembinaan Jama’ah : 1. Muhammad Junaidi 2. Muzdalifah K. Yahya 3. Ahmad Zaky Amin
3. Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur’an. (LPTQ) Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur’an (LPTQ) adalah salah satu kegiatan dari Yayasan Al-Hikmah di bidang keagamaan. Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur’an (LPTQ) didirikan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk memberantas
49
buta huruf Al-Qur’an baik dari kalangan anak-anak maupun kalangan dewasa. Materinya adalah pengakajian tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an seperti Tajwid, Tartil, Tahfidz, Tafsir, dan lain sebagainya. Di bawah bimbingan Ustj. Junaidi AlHafizh, anggota LPTQ semakin banyak, saat pertama dibuka, jumlah peserta hanya 20 orang, namun pada tahun 2008 jumlah peserta mencapai 75 orang, 30 orang diantaranya sudah menyelesaikan membaca Al-Qur’an 30 juz (khatam) serta mampu menghafal beberapa juz Al-Qur’an. Proses belajar mengajar dilaksanakan setiap hari yaitu sore haru untuk putri dan malam harinya untuk putra. Sedangkan untuk dewasa dilaksanakan pada siang hari yaitu hari Sabtu dan hari Ahad. Para peserta yang mengikuti kegiatan ini semakin lama semakin banyak, karena metode yang digunakan juga metode yang mudah di mengerti oleh jamaah, yaitu metode “Yanbu’a”, ini adalah sebuah metode yang dirumuskan oleh para Kyai dan ulama ahli Qur’an di Kudus, Jawa Tengah. Dengan metode ini para peserta yang belum mengenal huruf Arab pun, perlahan-lahan mereka bisa mengikuti pengajian, sehingga pada akhirnya benar-benar mampu membaca AlQur’an dengan fasih. Demikianlah peranan yang sudah dimiliki oleh Yayasan Al-Hikmah. Itu semua diharapkan dapat menjadikan pusat kegiatan yang bersifat keagamaan dan memudahkan umat Islam dalam menjalankan ritual keagamaan supaya dapat lebih mendekatkan diri pada Sang Khaliq.
50
B.
Peranan Yayasan Al-Hikmah Dalam Bidang Sosial Selain dalam bidang keagamaan, Yayasan Al-Hikmah juga berperan dalam
bidang sosial. Tujuannya adalah semata-mata ingin membantu sesama dalam kehidupan
Untuk itu, yayasan Al-Hikmah sangat peka dan tanggap akan
persoalan-persoalan yang menyangkut masalah kemasyarakatan. Kegiatan yang sudah dilaksanakan itu antara lain:
1. Santunan terhadap anak yatim piatu dan fakir miskin Santunan terhadap anak-anak yatim dan fakir miskin merupakan salah satu kegiatan yayasan Al-Hikmah dalam bidang sosial yang dilaksanakan dalam rangka meringankan beban Kaum Dhuafa dan anak-anak yatim piatu. Kegiatan ini terbagi dua. Santunan Pertama diberikan satu tahun sekali yaitu pada bulan Muharram dengan memberikan bantuan berupa pakaian layak pakai dan sembako bagi fakir miskin dan orang yang sudah lanjut usia, sedangkan bagi anak-anak yatim yayasan Al-Hikmah memberikan perlengkapan pendidikan seperti buku, alat tulis dan uang pendidikan. Santunan kedua adalah santunan yang diberikan satu bulan sekali. Santunan yang diberikan berupa uang pendidikan. diberikan bagi anak-anak yatim dan anak-anak kurang mampu. Sampai tahun 2008 ini, yayasan Al-Hikmah memiliki kurang lebih lima ratus anak asuh yang semua biaya pendidikannya ditanggung oleh Yayasan Al-Hikmah.
51
2. Pengobatan Gratis Pengobatan gratis merupakan kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh Yayasan Al-Hikmah. Kegiatan ini dilaksanakan dua kali dalam satu tahun yaitu pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pada peringatan tahun baru Hijriyyah. Kegiatan ini mulai diadakan sejak tahun 2005. Tim dokter yang menangani pengobatan gratis ini adalah dari klinik Hj. Naf’ah Iskandar yang berjumlah delapan orang. Masyarakat cukup antusias dengan adanya pengobatan gratis, ini terbukti dari jumlah pasien yang cukup banyak. Selama berlangsung tiga hari pasien secara keseluruhan berjumlah 400 orang yang memanfaatkan pengobatan gratis ini untuk memeriksakan kesehatan mereka. Selain pengobatan medis juga disediakan pengobatan secara tradisional yang dinamakan pengobatan bekam (hijamah). Pasien dari pengobatan seperti ini juga cukup banyak setiap kali diadakan pasien mencapai 300 orang.
3. Khitanan Masal Salah satu peranan yayasan Al-Hikmah dibidang sosial adalah dengan mengadakan Khitanan Masal. Khitanan masal dimulai sejak tahun 1988 dan dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Sejak pertama kali diadakannya khitanan masal, tanggapan masyarakat cukup baik, ini terbukti dari para peserta yang mengikuti kegiatan ini, peserta yang datang tidak hanya dari Cipete Utara, tetapi dari Cilandak, Gandaria, dan daerah lainnya di Jakarta Selatan. Awalnya peserta hanya berjumlah 35 orang, namun sampai dengan tahun 2008, peserta yang mengikuti khtanan masal berjumlah 50 sampai orang setiap tahunnya. Dengan
52
adanya kegiatan seperti ini, tentunya sangat membantu masyarakat khususnya masyarakat yang secara ekonomi lemah untuk mengikuti sunnah Rosul.
C. Peranan Yayasan Al-Hikmah Dalam Bidang Pendidikan Menurut bahasa Pendidikan berasal darai kata “didik” yang diberi awalan “pe” dan akhiran “an”, berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.36 Pendidikan merupakan upaya strategis dalam membentuk pribadi manusia, khususnya peserta didik.37 Pendidikan juga merupakan upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan perubahan sikap dan perilaku seseorang melalui pengajaran dan pelatihan.38 Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan. Oleh karena itu tokoh-tokoh pemikir dan aktivis gerakan seperti Muhammad Abduh di Mesir dan Sayyid Ahmad Khan di India, menjadikan pendidikan sebagai agenda utama. Para pemikir dan aktivis gerakan ini tidak hanya mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam, lebih dari itu juga berusaha mentransformasikan lembaga-lembaga pendidikan tradisional menjadi lembaga pendidikan yang bercorak modern. Sejak akhir abad ke-19
36
Dep. Dik. Bud, “ Kamus besar Bahasa Indonesia”, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Edisi ke-2, hal. 232. 37 Hasan Muarif Ambari, Menemukan Peradaban Islam, (Jakarta: Logos, 1998), hal.321 38 Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 2,( Jakarta: PT. Delta Pamungkas,2004) cet ke-4, hal. 365
53
bersamaan dengan bangkitnya gerakan modernisasi Islam banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bercorak modern.39 Demikian juga dengan yayasan Al-Hikmah yang sangat menjunjung tinggi pendidikan, ini terbukti dengan peranan yayasan dalam mendirikan pendidikan begitu besar, yaitu dengan mendirikan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Menengah Pertama Terpadu (SMPIT).
1. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Hikmah Pada awalnya Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Hikmah adalah sekolah swasta biasa dan belum menjadi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT). SDI Al-Hikmah didirikan pada tahun 1986, tepatnya setelah Yayasan Al-Hikmah berdiri. Sekolah Dasar Islam ini berdiri di atas tanah wakaf atas nama Bapak H. Yusuf Saumin (paman dari Hj. Saidah Said) seluas 900 m2 yang terletak di wilayah Cilandak Barat Jakarta Selatan. Saat pertama dibuka, SDI Al-Hikmah hanya memiliki 22 siswa, dan yang menjabat sebagai kepala sekolah saat itu adalah Bapak Drs. Martan Yahya. Pada tahun 2008, Sekolah Dasar Al-Hikmah memiliki 290 anak didik dan yang menjabat sebagai kepala sekolah saat ini adalah Ir. Mortaza AS Hammada, M.Pd dan Shodiqin A.Md sebagai wakilnya. Sekolah Dasar Islam Al-Hikmah mengalami perubahan menjadi Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah sejak tahun 2001. Sekolah Islam Terpadu adalah Sekolah Islam yang diselenggarakan dengan memadukan secara integrative nilai dan ajaran Islam dalam bangunan kurikulum dengan pendekatan pembelajaran 39
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang,1992), cet ke-9, hal 34-36
54
yang efektif dan pelibatan yang optimal dan koperatif antara guru dan orang tua, serta masyarakat untuk membina karakter dan kompetensi murid.40 Demikian juga dengan SDIT AL-Hikmah yang mempunyai cirri khas keIslaman yang dipadukan dengan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Diharapkan lulusan sekolah ini nantinya memiliki prilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma Islam, menjadi siswa mandiri, bertanggung jawab terhadap tugas, mempersiapkan kompetensi akademis untuk studi lanjutan serta mampu berkompetensi dan kerjasama dalam era globalisasi. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, SDIT AlHikmah memiliki pengelolaan kurikulum sebagai berikut:
a. Kurikulum
yang
digunakan
adalah
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi (Kurikulum 2004) b. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi murid c. Pembelajaran
berpusat
pada
murid,
menekankan
pada
pembelajaran beraktivitas yang berlandaskan pada 4 pilar pendidikan (learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together) d. Proses pembelajaran selalu ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
majemuk
yang
dimiliki
anak
dalam
suasana
pembelajaran yang menyenangkan e. Program perbaikan diadakan diadakan dalam upaya pencapaian ketuntasan belajar. 40
Tim JSIT Indonesia, Sekolah Islam Terpadu, Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2008) hlm. 58
55
Sejak SDI Al-Hikmah berubah menjadi SDIT Al-Hikmah dan dengan kurikulum yang lebih sempurna, Sekolah ini semakin diminati baik oleh lingkungan sekitar maupun dari wilayah lain. Ini terbukti dari jumlah siswa saat ini yang mencapai 290 siswa. Kegiatan belajar Mengajar dilaksanakan lima hari dalam satu minggu yaitu dari hari senin hingga Jum’at, semua dilaksanakan di pagi hari, mulai jam 07.15 sampai dengan jam 14.00. Adapun kegiatan ekstakurikuler dilaksanakan pada saat sesudah jam sekolah selesai dan juga pada hari sabtu. Kegiatan Ektrakuler yang dilaksanakan meliputi: Kepanduan/Pramuka, Marawis, Bahasa Inggris, Melukis dan Muhadharah. Dengan status terakreditasi A, SDIT Al-Hikmah memiliki visi yaitu: Kokoh dalam Aqidah, Tekun dalam beribadah, Unggul dalam Ilmu Pengetahuan, Mulia dalam Akhlaq, dan Mandiri dalam kehidupan. Sedangkan misi SDIT Al-Hikmah adalah pertama Memperkokoh aqidah Islamiyah dan mengembangkan wawasan anak, kedua Membentuk anak didik yang cerdas berakhlakul karimah, berwawasan ilmu pengetahuan yang luas dan berlandaskan Al-Qur’an, ketiga Melatih, mendidik dan mengembangkan bakat dasar, baca tulis, matematika dan sosial serta seni sesuai perkembangan untuk mempersiapkan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan misi yang keempat adalah membantu orang tua membentuk putra-putri mereka menjadi anak yang sholeh.
56
2. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu(SMPIT) Al-Hikmah Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Hikmah didirikan pada tahun 2006 di atas tanah wakaf seluas 945 m2 milik H. Syarifuddin dan Hj. Saidah Said yaitu pendiri yayasan Al-Hikmah. SMP Islam Al-Hikmah berdomisili di Pondok Cabe Ilir, Pamulang. Dipilihnya lokasi ini karena kondisi wilayah Pondok Cabe yang masih kurangnya Sekolah Menengah Pertama Islam, oleh sebab itu dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan menengah, maka yayasan AlHikmah membuka SMP Islam Al-Hikmah pada tahun 2006. Pendirian SMP Islam tersebut melalui proses yang legal (sah) karena SMP tersebut memiliki surat izin pendirian SMP Islam Al-Hikmah dari dinas pendidikan dan kebudayaan pemerintah Kabupaten Tangerang dengan nomor izin pendirian: 421.3/742/Dis.P dan K/2007.41 Pada awalnya SMP Islam ini hanya menerima 40 siswa yang berasal dari daerah Pondok Cabe dan sekitarnya. Kemudian pada tahun ke-2 yaitu tahun 2007/2008 SMP Islam Al-Hikmah menerima 50 siswa dan pada tahun ke-3 yaitu tahun 2008/2009 menerima 60 siswa yang juga berasal dari daerah Pondok Cabe dan sekitarnya. Yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah Drs. H.L.Sutisna dan Ahmad Zaky Amin sebagai wakilnya. Adapun kurikulum yang diterapkan di SMP Islam Al-Hikmah adalah mengacu kepada kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dan dipadukan dengan kurikulum yayasan seperti materi: Ilmu Tajwid, Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits dan Bahasa Arab.
41
Surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, 22 November 2007
57
Uniknya, sebelum masuk ke kelas masing-masaing, para siswa diwajibkan untuk melaksanakan sholat dhuha dan mengikuti pelatihan muhadharah.42 Apa yang sudah dihasilkan oleh SMP Al-Hikmah semata-mata karena SMP Al-Hkmah memiliki visi dan misi yang dan system pengajran yang cukup baik. Visi SMP Al-Hikmah adalah ingin menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, bermutu dan memiliki keunggulan daya saing yang dilandasi akhlaqul karimah.. Sedangkan Misi SMP Al-Hikmah adalah pertama, Menanamkan nilainilai Islam yang kuat sehingga terus melekat dalam setiap pola prilaku dan tindaktanduk siswa sehari-hari. Kedua, Menanamkan nilai-nilai Islam sebagai konsep pendidikan utama. Untuk menjalankan Visi Misi dan Tujuan SMP Al-Hikmah, tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung. Untuk itu SMP Al-Hikmah memiliki fasilitas yaitu gedung tiga lantai milik sendiri, Halaman olah raga, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, Perpustakaan, Mushola, dan Akses Internet bagi para siswa, juga fasilitas atar jemput bagi yang memerlukan. Demikianlah peranan Yayasan Al-Hikmah dalam bidang pendidikan. Dengan adanya lembaga pendidikan seperti Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI), diharapkan dapat memudahkan orang tua yang menginginkan putra-putri mereka menempuh pendidikan yang bernuansa Islami.
42
Muhadharah adalah kegiatan yang biasanya dlakukan untuk melatih seseorang untuk berpidato, menjadi Pembawa acara dan lain-lain.
58
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tentang sejarah dan peranan Yayasan Al-Hikmah
dalam mengembangkan agama Islam di Jakarta Selatan dari tahun 1986 sampai tahun 2008 yang sudah saya uraikan dalam bab satu, bab dua, bab tiga, dan bab empat, maka saya simpulkan penelitian ini sebagai berikut. Secara geografis, Yayasan Al-Hikmah terletak di Jakarta Selatan dan di Kabupaten Tangerang di Provinsi Banten. Di Jakarta Selatan, Yayasan Al-Hikmah terletak di dua kecamatan: Cipete Utara dan Cilandak Tengah. Di Cipete, Yayasan Al-Hikmah memiliki Majlis Taklim Al-Hikmah dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah. Adapun di Cilandak, Yayasan Al-Hikmah memliki Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah. Sedangkan di Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang di Provinsi Banten Yayasan Al-Hikmah memiliki Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Hikmah dan Lembaga Pembinaan Ilmu Al-Qur’an Al-Hikmah. Secara sosial, masyarakat muslim di Jakarta Selatan tidak lebih maju kalau saya dibandingkan dengan pemeluk agama-agama lainnya, seperti Budha dan Konghucu. Padahal, masyarakat muslim di Jakarta Selatan itu adalah mayoritas. Misalnya, kaum minoritas lebih maju dan lebih tinggi tingkat pendidikan mereka dibandingkan kaum mayoritas. Dengan kata lain, kaum non muslim sudah lebih banyak menerima informasi/pengetahuan di era globalisasi. Ketertinggalan kaum
59
mayoritas tersebut menggugah para pendiri Yayasan Al-Hikmah untuk mendirikan Yayasan Al-Hikmah pada tahun 1986 yang bertujuan dan berupaya untuk meningkatkan derajat umat Islam khususnya di Jakarta Selatan dan sekitarnya. Seiring dengan kesadaran tersebut, para pendiri Yayasan Al-Hikmah mengerahkan yayasan tersebut untuk berkiprah di bidang sosial, keagamaan dan pendidikan. Sampai sekarang Yayasan Al-Hikmah tersebut sudah berjalan hampir 22 tahun dalam mengembangkan agama Islam di Jakarta Selatan. Secara historis, Yayasan Al-Hikmah berawal dari sebuah majlis taklim yang
bernama
Majlis
Taklim
Al-Hikmah
yang
didirikan
oleh
H.
Syarifuddin……….. dan Hj. Saidah Sa’id….... pada tahun 1970. Kedua suami istri tersebut kemudian berniat mendirikan sekolah formal, yaitu Sekolah Dasar Islam. Dari keinginan tersebutlah Yayasan Al-Hikmah berdiri pada tahun 1986, dengan dibantu oleh pembina majlis taklim lainnya yaitu H. Martan Yahya………… dan H. Sule Djamaluddin………… Proses pendiriannya sangat lah legal (sah). Mereka berempat menghadap pegawai notaris, yaitu Soebagjo Ronoatmodjo SH, yang sekaligus menjadi saksi pembuatan Akte Notaris Yayasan Al-Hikmah. Dari notaris itu, yayasan memiliki akte notaris nomor 10, tanggal 10 April 1986. Akte tersebut menyebutkan bahwa sekretariat Yayasan Al-Hikmah ada di jalan Rejo Rukun Tetangga (RT) 001, Rukun Warga (RW) 005, Kecamatan Cipete Utara, Jakarta Selatan.43 Setelah terbentuk Yayasan Al-Hikmah, dengan akte notaris itu bertahunkan 1986, pada 43
Soebagjo Ronoatmodjo SH, Notaris dan Penjabat Pembuat Akta Tanah, (Jakarta: 10 April 1986), h. 1-2.
60
tahun yang sama, Yayasan Al-Hikmah membuka Sekolah Dasar Islam Al-Hikmah yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan. Selanjutnya, pasangan suami istri (H. Syarifuddin dan Hj. Saidah Said) mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al-Hikmah pada tahun 2005 di Kelurahan Pondok Cabe Ilir yang terletak di Kecamatan Pamulang yang masuk ke dalam daerah kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pendirian SMP Islam tersebut juga melalui proses yang legal (sah) karena SMP tersebut memiliki surat izin pendirian SMP Islam Al-Hikmah dari dinas pendidikan dan kebudayaan pemerintah Kabupaten Tangerang dengan nomor izin pendirian: 421.3/742/Dis.P dan
K/2007.44
Dalam
perkembangannya,
Yayasan
Al-Hikmah
semakin
berkembang karena yayasan ini memiliki bukan hanya majlis taklim, Sekolah Dasar Islam (SDI) Al-Hikmah dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) AlHikmah, melainkan juga beberapa lembaga lainnya, yaitu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Hikmah, dan Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur’an (LPTQ). Lebih dari itu SDI yang berdiri tahun 1986 sejak 1995 telah berubah menjadi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Hikmah. Perkembangan Yayasan Al- Hikmah yang cukup pesat seperti itu di dorong oleh misinya yang berupaya memajukan umat Islam untuk rajin ibadah kepada Allah SWT, dan mengaplikasikannilai ibadah tersebut ke dalam bidang pendidikan,
perekonomian,
kepribadian
dan
pembentukan
karakter.
Perkembangan tersebut juga di dukung oleh misi Yayasan Al-Hikmah, yaitu memajukan dan mengembangkan Yayasan Al-Hikmah secara merata di kalangan 44
Surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, 22 November 2007
61
kaum muslim sehingga mereka menjadi penerus Islam yang berkualitas: hidup yang mencerminkan sikap yang baik. Dengan demikian, Yayasan Al-Hikmah bertujuan untuk memusatkan peran dakwah Islamnya di Indonesia dalam tiga bidang: pendidikan, sosial, dan keagamaan. Tiga bidang itu bisa saya ulangi sebagai berikut. Dalam bidang pendidikan, Yayasan Al
-Hikmah mendirikan Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Al-Hikmah dan di buka pada tahun 1986, dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI) Al-Hikmah pada tahun 2005, Dalam bidang keagamaan, Yayasan Al-Hikmah mendirikan majlis taklim pada tahun 1970 dengan kegiatan mingguan, bulanan dan tahunan. Dalam bidang agama, Yayasan Al-Hikmah juga memiliki Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang berdiri pada tahun 1987 dan Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur’an (LPTQ0 pada tahun 2006. Dalam masalah sosial, Yayasan Al-Hikmah memiliki aktivitas rutin memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu dan keluarga kurang mampu. Dalam bidang sosial, Yayasan Al-Hikmah juga memberikan pengobatan secara gratis, melaksanakan khitanan masal setiap tahun sejak tahun
1988. Tiga bidang tersebut
…………..dari misi Yayasan Al-Hikmah untuk mengaplikasikan praktek ibadah umat Islam dalam hidup keseharian.
62
B.
Saran-saran Yang menjadi pertanyaan saya untuk penelitian saya berikutnya adalah
bagaimana Yayasan Al-Hikmah bergelut dengan modernitas ke depan dalam melaksanakan misinya untuk mewujudkan kesalehan beribadah ke dalam kesalehan sikap keseharian. Dari pertanyaan yang ingin saya jawab untuk rencana penelitian saya berikutnya tersebut, saya memiliki rekomendasi atau saran bahwa Yayasan AlHikmah hendaknya mempertahankan misinya yang baik itu. Sebab, misinya merupakan sumbangan Yayasan Al-Hikmah dalam membangun karakter bangsa yang baik. Tetapi saya juga merekomendasikan supaya Yayasan Al-Hikmah menkaji
banyak
hal
tentang
modernitas
yang
bisa
digunakan
untuk
mengembangkan Yayasan Al-Hikmah lebih maju dihari-hari yang akan datang.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Lintas Historis Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Cet. II. Alfian
T.
Ibrahim,
dkk,
Sejarah
dan
permasalan
masa
kini.
Yogyakarta:Universitas Gajah Mada, 1985. DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,1988. Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press, 1985. Cet IV. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya,1995. Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang, 1992. Hasan Muarif Ambari, Menemukan Peradaban Islam. Jakarta: Logos, 1998. Narulita. Sari, “Profile Da’i: Saidah Said, “ Seakan-akan Saya Membeku Jika Tidak Mengamalkan Ilmu”. Majalah Hidayah, Pebruari 2004: h. 28 sampai 32. Soeprapto, R. Rentangan Pembangunan Jakarta. Jakarta: Daerah Khusus Ibukota Jakarta C.V. Cahaya Makmur, 1987. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 2, Jakarta: PT. Delta Pamungkas,2004 cet ke-4, Tim JSIT Indonesia, Sekolah Islam Terpadu, Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Syaamil Cipta Media, 2008. Wawancara Pribadi dengan H. Martan Yahya: Pendiri Yayasan Al-Hikmah, Jakarta Timur-Pondok Gede, 01 Agustus 2008.
64
Wawancara Pribadi dengan Hj. Saidah Sa’id: Pendiri Yayasan Al-hikmah, CipeteJakarta Selatan, Tanggal 30 Mei 2008. Wawancara Pribadi dengan H. Syarifuddin: Pendiri Yayasan Al-Hikmah, CipeteJakarta Selatan , 17 November 2008 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,1987 Soedjono Soekamto, Sosiologi: Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1982. Tim Penulis, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2007. Cet. II.
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107