Rangkuman UHT Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X-‐IIS 2 Hubungan Sosial o Interaksi Sosial a) Pengertian Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling mempengaruhi antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan kelompok. Pandangan para ahli : • Gillin : Hubungan-‐hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan kelompok. • Untuk mempelajari interaksi sosial, sosiolog menggunakan pendekatan tertentu yakni perspektif interaksionis (interactionist perspective). Contoh : Interkasionisme Simbolik (warna putih = menyerah.) • W.I. Thomas : seseorang tidak langsung bereaksi/menanggapi suatu rangsangan (stimulus), tetapi mempertimbangkan berdasarkan situasi dan kondisi. • Herbert Blumer : 3 pokok pikiran interaksionisme simbolik = Act, Thing, Meaning. Seseorang bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) berdasarkan arti sesuatu tsb. bagi dirinya (meaning.) • Erving Goffman : Pengaturan kesan (impression management) yang berarti ada satu orang yang membuat pernyataan (expression) dan ada yang memperoleh kesan (impression). • 2 jenis ekspresi : ekspresi yang diberikan (yang sepatutnya), dan ekspresi yang dilepaskan (ciri khas seseorang.) Contoh : jika ditolong ekspresi yang diberikan adalah ucapan terimakasih, namun ada seseorang yang hanya memberikan senyuman (ekspresi yang dilepaskan) b) Syarat 1) Kontak Sosial • Diturunkan dari bahasa latin : cum (bersama) & tangere (menyentuh) • Kontak berarti bersama-‐sama menyentuh • Kontak tidak harus menyentuh, bisa dengan bicara, surel dll. • Memiliki sifat-‐sifat : 1. Positif (mengarah pada kerjasama) 2. Negatif (mengarah pada konflik/pertentangan) 3. Primer (bertatap muka)
4. Sekunder (menggunakan perantara) : langsung (misalnya lewat telefon) & tidak langsung (misalnya memberi pesan lewat seseorang) 2) Komunikasi • Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan/berita antara dua orang/lebih sehingga dipahami. • 5 Unsur Pokok : 1. Komunikator (menyampaikan pesan) 2. Komunikan (menerima pesan) 3. Pesan (sesuatu yang disampaikan) 4. Media (alat untuk menyampaikan [lisan/tulisan/gambar]) 5. Efek (peubahan yg diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapatkan pesan tsb.) • Tiga Tahap : 1. Encoding (pembuatan kode) 2. Penyampaian 3. Decoding (pemecahan kode) • Kontak sosial dapat terjadi tanpa komunikasi. Contohnya seorang menggunakan bahasa sunda saat berbicara ke seorang yang gak bisa bahasa sunda. Terjadi kontak, namun tidak ada komunikasi. c) Faktor Pendorong 1) Imitasi • Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. • Bentuknya dapat berupa tingkah laku, pola pikir, kebiasaan,dll. • Dr.A.M.J Chorus : sejumlah syarat harus dipenuhi dalam mengimitasi, yaitu minat atau perhatian terhadap obyek/subjek yang akan ditiru, serta sikap menghargai, menagumi, dan memahami. • Peran : membantu mendorong orang mematuhi norma 2) Sugesti • Sugesti adalah ketika seseorang memberi pandangan/pernyataan sikap yang dianutnya dan diterima oleh orang lain. Biasanya si komunikan sedang tidak berfikir rasional, dan akan langsung menerima & meyakini kebenarannya. • Pada umumnya sugesti berasal dari : 1. Orang yang berwibawa/memiliki pengaruh kuat bagi penerima sugesti 2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi 3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas 4. Reklame/iklan di media massa • Faktor : 1. Terhambatnya daya pikir kritis
2. Kemampuan berpikir terpecah-‐belah (disosiasi) 3. Orang yang ragu/pendapat satu arah 3) Identifikasi • Identifikasi merupakan keinginan seseorang untuk menyamakan dirinya dengan orang lain. • Identifikasi lebih dari imitasi karena dapat membentuk kepribadian orang yang ingin ditiru. • Sebab : memerlukan tipe ideal tertentu dalam kehidupan • Prosesnya ada langsung dan tidak langsung 4) Simpati • Simpati merupakan kondisi ketertarikan seseorang kpd orang lain, sehingga ia menempatkan dirinya dalam keadaan orang lain tsb. dan merasakan apa yang dialami/dipikirkan/dirasakan orang tsb. 5) Empati • Empati merupakan simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan jiwa seseorang. 6) Sumber Informasi yg Mendasari Interaksi Karp and Yoels : • Warna Kulit (ras) • Usia • Jenis Kelamin • Penampilan Fisik (menarik/tidak menarik) • Bentuk Tubuh : Wells & Siegal = endomorph (bulat dan gemuk) = [tenang, santai pemaaf], mesomorph (berotot) [dominan. Aktif, PD], ectomorph (kurus dan tinggi) [tegang,pemalu] • Pakaian • Wacana 7) Tahap Pendekatan dan Perenggangan Mark Knapp & Anita Vangelisti • Pendekatan : memulai (initiating) -‐> menjajaki (experimenting) -‐> meningkatkan (intensifying) -‐> menyatupadukan (integrating) -‐> mempertalikan (bonding) • Perenggangan : membeda-‐bedakan (differentiating) -‐> membatasi (circumscribing) -‐> memacetkan (stagnating) -‐> menghindari (avoiding) -‐> memutuskan (terminating) d) Bentuk Ø Keteraturan Sosial • Keteraturan sosial merupakan hubungan yang selaras dan serasi antara interaksi sosial, nilai sosial, dan norma sosial
•
•
•
Dapat dicapai jika setiap individu merealisasikan hak dan kewajibannya dengan nilai dan norma atau tata aturan masyarakat yang berlaku. Tidak bersifat statis, karena masyarakat itu dinamis (butuh perubahan untuk maju. Serta diperlukan nilai/norma/aturan yg dapat mengendalikan perubahan tsb.) Proses terbentuknya : 1. Kondisi kehidupan masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur. Yang ditandai dengan masyarakat bertindak sesuai hak dan kewajibannya, menghasilkan TERTIB SOSIAL (SOCIAL ORDER) 2. Tertib sosial menghasilkan ORDER yakni sistem norma dan nilai yang berkembang, diakui, dan dipatuhi. 3. Order kemudian menjadi KEAJEGAN dalam masyarakat yakni konsidi keteraturan yg tetap dan tidak berubah (sebagai hasil dari hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berjalan terus menerus.) 4. Keajegan dalam perilaku masyarakat menciptakan POLA yaitu corak hubungan tetap dalam interaksi sosial, yang dijadikan model bagi seluruh anggota/kelompok masyarakat. 5. Lalu setelah semua proses diatas, terciptalah KETERATURAN SOSIAL
Asosiatif 1) Kerja sama • Kerjasama merupaka usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama • Kerjasama bisa berupa individu terhadap kelompoknya (in group) atau dengan kelompok luar (out group) • Charles H. Cooley : kerjasama muncul apabila seseorang menyadari dirinya mempunyai tujuan yang sama dengan orang lain, yang bermanfaat bagi dia dan orang lain (Kepentingan yang sama). Dia juga sadar bahwa dia memiliki pengetahuan dan pengendalian terhadap dirinya sendiri untuk memenuhi tujuan tsb (Organisasi Diri). • Kosensus : dua pihak/lebih ingin memelihara hubungan yang masing-‐masing memandang hubungan tsb. sebagai kepentingan tersendiri. Kosensus dapat timbul apabila anggota kelompok berbeda pendapat (tidak sebesar konflik.) • Bentuk berdasarkan pelaksanaan : 1. Kerukunan/gotong royong
2. Bargaining = pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang/jasa antara dua/lebih organisasi. 3. Kooptasi = proses penerimaan unsur baru, sebagai cara menghindari konflik. 4. Koalisi = kombinasi dua/lebih organisasi yang bertujuan sama 5. Joint venture = kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu • Bentuk menurut ahli : 1. Spontan (serta-‐merta) 2. Langsung (hasil dari perintah atasan/penguasa) 3. Kontrak (atas dasar tertentu) 4. Tradisional (sbg bagian antarunsur dalam sistem sosial) 2) Akomodasi • Sebagai keadaan : keseimbangan interaksi antarindividu atau antar kelompok berkaitan dengan nilai dan norma sosial. • Sebagai proses : usaha-‐usaha manusia untuk meredakan pertentangan, agar terciptanya perdamaian • Merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan laan • Tujuan : 1. Menghasilkan sintesis/titik temu antara beberapa pendapat agar menghasilkan suatu pola baru. 2. Mencegah pertentangan untuk sementara. 3. Mengadakan kerjasama antarkelompok sosial yg terpisah akibat faktor sosial/psikologis/budaya 4. Mengusahakan peleburan antarkelompol sosial yg terpisah. • Sebagai proses, memiliki bentuk : 1. Koersi = Proses melalui paksaan secara fisik/psikologis (satu pihak lebih lemah.) 2. Kompromi = pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian. 3. Arbitrase = cara untuk mencapai kompromi yang diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh pihak yang bertentangan/ yang berkedudukan lebih tinggi 4. Mediasi = hampir sama seperti arbitrase, hanya pihak ketiga cuma menjadi penasihat (tidak memiliki kewenangan) 5. Konsiliasi = usaha untuk mempertemukan keinginan2 pihak yg bertikai untuk mencapai kesepakatan 6. Toleransi = tanpa persetujuan formal
7. Stalemate = pihak2 yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang, sehingga menghentikan pertikaian 8. Ajudikasi = menyelesaikan masalah => pengadilan 9. Segregasi = masing2 pihak memisahkan diri dan saling menghindari untuk mengurangi ketegangan 10. Eliminasi = pengunduran diri suatu pihak karena mengalah 11. Subjugation/domination = pihak yang lebih kuat meminta yang lebih lemah mematuhinya. 12. Keputusan mayoritas = keputusan yg diambil berdasarkan suara voting terbanyak 13. Minority consent = kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh minoritas. Kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan, dan sepakat bekerja sama. 14. Konversi = penyelesaian konflik ketika salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain 15. Gencatan Senjata = penundaan permusuhan dalam jangka waktu tertentu 3) Asimilasi • Merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan, guna mencapai suatu kesepakatan berdasarkan kepentingan/tujuan bersama • Koentjaraningrat : proses asimilasi akan tinbul jika kelompok2 memiliki perbedaan kebudayaan. Selanjutnya kelompok tsb akan saling berinteraksi, dan dalam jangka waktu lama akan merubah kebudayaan masing2 kelompok dan salinh menyesuaikan. • •
•
Pendorong 1. Toleransi 2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi 3. Sikap menghargai orang asing & kebudayaannya 4. Sikap terbuka dari penguasa 5. Persamaan unsur kebudayaan 6. Perkawinan campuran (aglamasi) 7. Adanya musuh bersama dari luar Faktor Penghambat 1. Kehidupan terisolasi
Faktor
2. Kurang pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi 3. Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yg dihadapi 4. Merasa kebudayaanya lebih tinggi 5. Perbedaan ciri fisik/warna kulit 6. Perasaan in group feeling yang kuat 7. Gangguan golongan mayoritas terhadap minoritas 8. Perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi 4) Akulturasi • Berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk kebudayaan baru tanpa menghilanhkan ciri kepribadian masing-‐masing • Prosesnya cepat/lambatnya tergantung dari persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yg masuk. (Kalau damai cepat, kalau memaksa lama) • Disosiatif 1) Persaingan • Perjuangan berbagai pihak untuk mencapai tujuan tertentu • Sifatnya pribadi (rivalry) & nonpribadi (kelompok) • Persaingan berciri damai dan sportif, sehingga baik untuk meningkatkan prestasi 2) Kontraversi • Bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan • Ditandai dengan ketidakpuasan, perasaan tidak suka disembunyikan, kebencian dan keraguan terhadap kepribadian seseorang • Cenderung bersifat rahasia • Wujud = protes, fitnah, makian melalui surat, selebaran, agitasi, subversi, teror, dll • Jenis menurut Leopold von Weise dan Howard Becker : 1. Umum (penolakan, mengahalangi, protes, kekerasan,dll) 2. Sederhana (penyangkalan pernyataan di depan umum, pemakimakian lewat media cetak) 3. Intensif (penghasutan, penyebaran desas-‐desus) 4. Rahasia (pengkhianatan, pembocoran rahasia lawan) 5. Taktis (provokasi,intimidasi,kejutan,pembingungan) 3) Pertentangan
Disebut juga konflik, adalah perjuangan individu/kelompok untuk memenuhi tujuan dengan cara menantang pihak lawan. • Biasanya disertai ancaman/kekerasan • Sebab : perbedaan pendapat, perasaan individu (benci, iri, sentimen), kebudayaan, kepentingan, perubahan sosial yg cepat menyebabkan disorganisasi sosial. • Dapat juga bersifat positif. Karena dapat menjadi alat untuk menyesuaikan norma sesuai perkembangan masyarakat. Dapat juga menghasilkan kerjasama. • Bentuk : 1. Pribadi = kebencian 2. Rasial = perbedaan ciri fisik dan kepentingan kebudayaan 3. Antarkelas sosial = perbedaan kepentingan antar tingkat masyarakat 4. Politik = berkaitan dengan kekuasaan (antargolongan/antarnegara berdaulat) 5. Internasional = kepentingan nasional dan kedaulatan e) Status dan Peran 1) Status • Status adalah posisi seseorang secara umum di masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain • Posisi menyangkut lingkungan pergaulan, prestise, hak-‐hak, dan kewajibannya • Ralph Linton, tiga macam status: 1. Ascribed Status = status yang dicapai dengan sendirinya tanpa melihat perbedaan rohani dan kemampuan (diperoleh sejak lahir) 2. Achieved Status = status yang diperoleh melalui usaha disengaja, berdasarkan kemampuan individu mencapai tujuannya (bersifat terbuka) 3. Assigned Status = status yang diperoleh dari pemberian pihak lain karena memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat (berhubungan dengan achieved status) • Seseorang dapat mempunyai beberapa status dalam waktu yang sama • Memiliki beragam status dapat menimbulkan konflik sosial (status conflict) • Konflik Status = konflik batin akibat pertentangan pada beberapa status yang dimilikinya •
2) Peran • Merupakan aspek dinamis dari status (saling berkaitan) • Peran adalah perilaku yang diharapkan dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimiliki • Fungsi = mengatur perilaku seseorang, sehingga orang tersebut dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku sekitarnya • Peran menentukan apa yang harus dilakukan seseorang untuk masyarakat dan bagaimana dia melakukan perannya secara bertanggung jawab • Dimiliki sejak lahir atau diperoleh dari lingkungan sosial • Sebagai anggota suatu kelompok, negara, atau keluarga seseorang selalu berhadapan dengan berbagai hubungan yang melahirkan hak dan kewajiban tertentu