MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KELOMPOK BERMAIN MIFTAHUL JANNAH DESA KOLUWOKA KECAMATAN SUMALATA TIMUR KABUPATEN GORONTALO UTARA
[email protected]
Wiwin Olabu, Ruslin Badu, Nunung Suryana Jamin ABSTRAK Wiwin Olabu. 2014. Motivasi Orang Tua Terhadap Program Pendidikan Anak Usia Dini Di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara. Skripsi, Jurusan Program pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Program pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Ruslin Badu, M.Pd dan pembimbing II Nunung Suryana Jamin, SE, M.Psi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana motivasi orang tua terhadap program pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi orang tua terhadap program pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi orang tua terhadap program pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara yang di dukung oleh 2 macam motivasi yaitu motivasi intrinsik yang meliputi 1) merencanakan pendidikan anak. 2) menyekolahkan anak atas kemauan sendiri 3) menyediakan sarana belajar/bermain bagi anak. 4) menyediakan prasarana belajar/bermain bagi anak. 5) menyiapkan kebutuhan pakaian bagi anak. 6) memberikan bimbingan belajar kepada anak. 7) mengevaluasi hasil belajar anak. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi 1) orang tua menyekolahkan anak karena anak bisa menjadi orang Yang maju, 2) orang tua menyekolahkan anak agar mencapai prestasi yang tinggi. 3) orang tua berharap anak untuk mendapatkan gelar danmendapatkan kehormatan. 4) Orang tua berharap anak bisa hidup mandiri. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi orang tua terhadap program pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo telah berjalan dengan baik dan cukup optimal. Kata Kunci : Motivasi, Orang Tua, Program Pendidikan Anak
Wiwin Olabu, Mahasiswa pada Jurusan PAUD Universitas Negeri Gorontalo. Dr.Hj. Ruslin Badu, M.Pd, Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Gorontalo.Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si, Dosen pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Gorontalo
Apabila orang tua dalam suatu keluarga dapat mendidik dan mendorong anak untuk kelanjutan pendidikannya maka sudah tentu anak tersebut dengan mudah mencapai pendidikan yang lebih tinggi, namun jika kurangnya dorongan orang tua terhadap kelanjutan pendidikan anak dapat mempengaruhi anak untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Namun demikian kenyataan masih terdapat sebagian orang orang tua khususnya di desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara kurang memberikan motivasi terhadap anak-anak mereka sehingga sebagian anak tidak mencapai perkembangan yang optimal. Pemberian motivasi pada anak merupakan suatu proses yang dimulai sejak masih kanak-kanak hingga dewasa yang bersifat tidak berkesinambungan. Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Motivasi Orang Tua Terhadap Program Pendidikan Anak Usia Dini Di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara” Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan motivasi orang tua terhadap program pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo. Setiap aktivitas yang direncanakan sudah barang tentu mempunyai manfaat, maka dalam hal ini akan penulis kemukakan beberapa manfaat dari penelitian ini, yaitu: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan berpikir tentang berbagai konsep atau teori terkait dengan motivasi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini. 1) Bagi Orang Tua Dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya motivasi orang tua terhdap pendidikan anak usia dini. 2) Bagi Masyarakat Bagi masyarakat, sebagai informasi untuk mengetahui kelompok bermain dalam pemenuhan kebutuhan orang tua. 3) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji
Pengertian Motivasi Menurut (Sardiman, 2007:73) menyatakan bahwa istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu (Djamarah, 2002: 114). Lebih lanjut Djamarah (2011: 148) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan rekasi untuk mencapai tujuan. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya. Macam-Macam Motivasi Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi hanya akan dibahas dari dua sudut pandang menurut Djamarah (2011: 149) yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik. 1. Motivasi Intrinsik Menurut Ibrahim dan Syaodih (2010: 28) bahwa motivasi intrinsik adalah adalah tenaga pendorong yang sesuai atau berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. anak termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya. Perlu ditegaskan bahwa orang tua harus memberikan motivasi kepada anaknya agar sang anak mencapai suatu tujuan apa yang ia cita-citakan. Motivasi orang tua timbul karena adanya dorong internal yang mendorong seorang anak untuk melakukan suatu usaha menuju arah tercapainya suatu tujuan.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik menurut Djamarah (2011: 151) adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi intrinsik menurutnya adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi dan sebagainya. Fungsi Motivasi Motivasi merupakan faktor batin yang berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar. (Hamalik, 2002: 118). Menurut Djamarah (2002 : 122-123) fungsi motivasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan, Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk belajar. b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat ataulambatnya suatu perbuatan. c. Motivasi
sebagai
pengarah
perbuatan
menentukan
perbuatan-perbuatan,
artinya
mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan. Bentuk-Bentuk Motivasi Menurut Djamarah dan Zain (2010: 49) ada beberapa bentuk motivasi yang dapat digunakan pada pendidikan anak. Bentuk-bentuk motivasi yang dimaksud adalah: 1. Memberi angka. Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak untuk mempertahankan pretasi belajar. 2. Hadiah Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan cendramata. Hadiah yang diberikan kepada orang lain bisa berupa saja, tergantung dari keinginan pemberi. 3. Pujian Pujian adalah motivasi positif. Orang yang dipuji akan merasa bangga karena hasil kerjanya mendapat pujian dari orang lain.
4. Gerakan tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, member salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak. 5. Memberi tugas Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Tugas dapat diberikan dalam berbagai bentuk. 6. Memberi ulangan Ulangan adalah salah satu strategi yang penting dalam pengajaran. Sebab dengan ulangan yang diberikan kepada anak akan diketahui sejauhmana hasil pengajaran dikuasai. 7. Mengetahui hasil Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar keinginannya menjadi terwujud. 8. Hukuman Hukuman adalah penguatan yang negatif, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang mendidik. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Anak-anak usia dini (0-6 tahun) diwajibkan untuk mengecap pendidikan anak usia dini, dan orang tua diwajibkan memasukkan putra-putri kesekolah tersebut, dan semua fasilitas sekolah disediakan oleh pemerintah, dan masyarakat juga diminta untuk berperan mendirikan kelompok-kelompok belajar, dan tidak ada anak-anak usia dini yang tidak bersekolah. Hasil kajian menunjukkan bahwa daya imajinasi, kreativitas, inovatif, dan proaktif lulusan PAUD, berbeda dengan yang tidak melalui PAUD. Oleh sebab itu PAUD terus ditumbuhkembangkan pemerintah. Menurut Isjoni (2011: 41) bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan member rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan Moeslichatoen (2004: 144) mengemukakan bahwa salah satu tujuan pendidikan bagi anakanak PAUD
adalah member pengalaman belajar untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dan penalaran. Ada empat pertimbangan pokok pentingnya pendidikan anak usia dini menurut Anwar dan Ahmad (2009: 2) yaitu: 1) menyiapkan tenaga manusia yang berkualitas, 2) mendorong percepatan perputaran ekonomi dan biaya sosial, karena tingginya produktivitasnya kerja dan
daya tahan, 3) meningkatkan pemerataan dalam kehidupan masyarakat, 4) menolong para orang tua dan anak-anak. Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Program Pendidikan Anak Usia Dini Play group (kelompok bermain) adalah jenis program pendidikan untuk anak usia dini antara 2-4 tahun dan taman kanak-kanak (4-6 tahun). Kedua jenis pendidikan ini yang banyak dijadikan alasan orang tua sebagai sarana kegiatan atau pendidikan pada usia dini. Berbeda dengan penitipan anak yang bermaksud untuk mengatasi permasalahan tidak adanya waktu dirumah, karena orang tua sibuk bekerja. Kegiatan dalam tempat penitipan anak tidak bersetruktur dan lebih menyerupai kegiatan-kegiatan bisa dilakukan anak dirumah seperti makan, tidur, dan bermain sesuai waktu anak, semua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan (Gustian, 2001: 38). Di sisi lain, Kelompok Bermain merupakan alternatif orang tua dalam penentuan akan kebutuhan belajar anak yang semakain meningkat, dan apabila ditinjau dari perkembangan otak manusia, akan tahap perkembangan otak pada usia dini menempati pada posisi yang penting, yakni meliputi 80% perkembangan otak. Lebih jelasnya bayi lahir telah mencapai perekmbangan otak 25%, orang dewasa 50%, dicapai hingga usia empat tahun 80% hingga usia delapan tahun, dan selebihnya di proses hingga anak usia 18 tahun. Dengan demikian, usia 0-6 tahun memang peranan yang penting karena perkembangan otak mengalami perlompatan dan perjalanan demikian pesat pada usia dini yang disebut dengan golden age, usia emas, karena perkembanga yang luar biasa (Hibana, 2000:6). Pengertian Orang Tua Menurut Hery (2005: 87) orang tua adalah orang dewasa yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Motivasi Orang Tua Terhadap Program Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Wahyudin dan Agustin (2012) bahwa secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan meyesuaikan diri dengan lingkungan. Oleh karena untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan perlukan motivasi orang tua dalam pendidikan anak di kelompok bermain. Menurut Anwar dan Ahmad, (2009: 17) bahwa motivasi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini di kelompok bermain adalah sebagai berikut: 1. Orang tua sebagai guru pertama dan utama
Bagi para orang tua, menyekolahkan anak merupakan sebuah kewajiban yang disertai harapan-harapan bersosial. 2. Intelektual dan kreativitas Anak-anak yang siap bersaing adalah anak-anak yang memiliki kecerdasan yang rasional. Orang tua adalah tempat bagi anak untuk meneruskan kelangsungan hidup. Menurut Anwar dan Ahmad, (2009: 18) bahwa motivasi orang tua dalam pengembangan pendidikan anak usia dini diuraikan lebih rinci sebagai berikut: 1. Memelihara kesehatan fisik dan mental anak. 2. Meletakkan dasar kepribadian yang baik. 3. Membimbing dan memotivasi anak untuk mengembangkan diri. 4. Memberikan fasilitas yang memadai bagi pengembangan diri anak. 5. Meciptakan suasana yang aman, nyaman, dan kondusif. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Oleh karena itu penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu menguraikan secara teratur seluruh konsep yang ada relevansinya dengan pembahasan tentang motivasi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan orang tua anak usia dini Di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara dapat dideskripsikan hasil tentang motivasi intrisnsik dan ekstrinsik sebagai berikut: Terkait dengan pertanyaan pertama yang diajukan terhadap responden tentang apakah Orang tua merencanakan pendidikan anak? Responden menyatakan bahwa: “Iya, sebelum masuk sekolah, kami pihak orang tua sudah merencanakan anak untuk bisa masuk sekolah pada jenjang pendidikan anak usia dini sebagai dasar pendidikan awal bagi anak sebelum melanjutkan pada jenjang pendidikan berikutnya” (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013)
“Masalah masuknya anak sudah direncanakan sebelumnya oleh keluarga khusunya kami sebagai orang tua untuk bekal pengetahuan pada sekolah lanjutan tingkat atas”. (Inisial FL : Tanggal 4 Juli 2013) “Sebelum anak memasuki usia sekolah sudah direncanakan sebelumnya oleh orang tua untuk disekolahkan pada jenjang awal yaitu pendidikan anak usia dini”. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013) Selanjutnya apakah Orang tua menyekolahkan anak atas kemauan sendiri? Responden menjawab bahwa: “Menyekolahkan anak bukanlah atas kemauan atau paksaan dari orang lain, melainkan atas kemauan dari pihak orang tua dan anak itu sendiri. Anak merasa sangat tertarik dengan adanya pendidikan anak usia dini, sehingga orang tua berkeinginan dan mendukung kemauan anak untuk bersekolah” (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013) “Kami menyekolahkan anak bukan atas dasar paksaan dari orang lain, melainkan kemauan keluarga dan anak untuk bersekolah di jenjang pendidikan anak suai dini”. (Inisial FL : Tanggal 23 Juni 2013) “Iya, anak kami sekolah bukan perintah dari orang lain atau siapa saja melainkan kemauan dia sendiri karena melihat teman-teman yang bersekolah, sehingga kami sebagao keluarga hanya mendukung”. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013) Pertanyaan selanjutnya adalah apakah orang tua menyediakan sarana belajar/bermain bagi anak? Responden menyatakan bahwa: “Sarana belajar yang disiapkan oleh orang tua adalah berupa alat peraga atau alat permainan serta sumber-sumber belajar lainnya yang dapat mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak” (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013) “Untuk membantu perkembangan anak, kami selalu berusaha menyediakan sarana belajar yang dapat mendukung belajar anak seperti pengadaan alat-alat bermain dan buku pelajaran anak usia dini” (Inisial FL : Tanggal 4 Juli 2013) “Masalah seragam atau pakaian sekolah anak, kami menyediakan sesuai aturan dan kebutuhan yang ditentukan oleh pihak sekolah. (Inisial FL : Tanggal 4 Juli 2013) “Iya, kami sebagai keluarga tetap memfasilitasi seragama atau pakaian sekolah anak sebagai bentuk kepedulian terhadap anak dan aturan yang diberlakukan oleh pihak penyelenggara pendidikan”. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013) Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah Orang tua memotivasi anak untuk mendapatkan nilai yang tinggi? Responden menyatakan dengan tegas bahwa: “Salah satu upaya yang dilakukan oleh orang tua adalah selalu memotivasi anak untuk mendapatkan nilai yang tinggi yang dapat membantu anak dalam proses pendidikan.
Motivasi yang diberikan misalnya memberikan pujian dan penguatan anak serta menjelaskan manfaat apabila anak mendapatkan nilai yang tinggi disekolah” (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013) “Kami sebagai keluarga selalu memotivasi anak untuk tetap belajar guna keberhasilan di sekolah dan meraih prestasi yang gemilang”. (Inisial FL : Tanggal 4 Juli 2013) Motivasi selalu diberikan kepada anak melalui penguatan yang terus menerus sehingga anak merasa diperhatikan dan bisa mendapatkan hasil yang baik disekolah. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013) Pertanyaan selanjutnya adalah Apakah Orang tua memberikan pendidikan tambahan dirumah kepada anak? Responden menjawab bahwa: “Iya, dengan memberikan pendidikan tambahan di rumah maka anak akan membantu anak dalam memperoleh pengetahuan tambahan dari pihak keluarga. Salah satu contoh pendidikan tambahan yang diberikan oleh orang tua kepada anak adalah mengajarkan anak tentang hal-hal yang baik sesuai dengan tuntutan sekolah dan masyarakat” (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013) “Pendidikan anak dirumah tetap diberikan seperti mengoreksi pekerjaan anak dan mengajak anak berhitung dan membaca simbol-simbol maupun warna-warna sebagai pelajaran tambahan. (Inisial FL : Tanggal 4 Juli 2013) “sebagai orang tua, kami tetap mengajarkan anak ketika berada dilingkungan keluarga sebagai upaya membantu perkembangan anak baik menyangkut motorik halus dan kasar. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013) Pertanyaan selanjutnya apakah Orang tua memberikan bimbingan belajar kepada anak? Responden menyatakan bahwa: 1. Memberikan batasan-batasan waktu dalam bermain yang tidak positif agar anak tidak menghabiskan waktu dengan alat-alat tersebut, karena hal itu akan memberikan dampak tidak baik bagi perkembangan anak. 2. Mengajak anak untuk mengobrol santai dan memberikan arahan dan bimbingan. 3. Menanamkan nilai-nilai moral dan keagamaan, sehingga anak memiliki benteng yang melindunginya dari hal-hal yang negatif. 4. Menanyakan kepada anak, apa saja yang telah dipelajari di sekolah. Mendukung hobi anak. (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013) “Iya, menyangkut bimbingan belajar anak, orang tua selalu berusaha mendampingi belajar anak sehingga anak merasa diperhatikan dan termotivasi dalam belajar”. (Inisial FL : Tanggal 4 Juli 2013) Demi mendukung keberhasilan anak, rang tua tetap memberikan bimbingan kepada anak seperti keterampilan bermain yang benar dan belajar yang baik. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013)
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Orang tua mengevaluasi hasil belajar anak? Responden menyatakan bahwa: “Iya, setiap anak pulang dari sekolah, pihak orang tua selalu menanyakan dan memeriksa hasil pekerjaan anak sebagai bentuk evaluasi terhadap kemajuan belajar anak, apabila hasil yang diperoleh anak tidak memuaskan, maka orang memberikan bimbingan belajar dan latihan yang terus menerus demi keberhasilan anak disekolah. (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013) “Untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh anak di sekolah dan dirumah, orang tua selalu mengevaluasi anak untuk mengetahui sejauh mana perkembangan belajar anak. (Inisial FL : Tanggal 4 Juli 2013) “Kami sebagai keluarga menilai anak untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak khususnya dalam belajar”. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013) Selanjutnya pertanyaan tentang apakah Orang tua menyekolahkan anak karena anak bisa menjadi orang yang maju? Responden menyatakan bahwa: “Salah satu tujuan orang tua menyekolahkan anak adalah agar menjadi anak yang maju dan memiliki pengetahuan luas demi pendidikan anak yang lebih tinggi” (Inisial FM : Tanggal 23 Juni 2013) Orang tua menyekolahkan anak agar anak dapat menjadi orang maju dan berkembang secara optimal. (Inisial FL : Tanggal 23 Juni 2013) “Tujuan kami sebagai keluarga, menyekolahkan anak adalah untuk membantu proses perkembangan anak menjadi manusia yang dewasa”. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013) Pertanyaan berikutnya yaitu apakah Orang tua menyekolahkan anak agar mencapai prestasi yang tinggi? Responden menyatakan bahwa: “Tentu saja, orang tua menyekolahkan anak agar supaya anak mencapai prestasi yang tinggi di sekolah sehingga menjadi anak yang berguna kelak dan menguasai ilmu pengetahuan. Dengan prestasi yang tinggi maka anak akan selalu termotivasi dalam belajar. (Inisial FM : Tanggal 23 Juni 2013) “Iya, salah satu tujuan yang diharapkan oleh kami sebagai orang tua dalam menyekolahkan anak adalah untuk mendapat prestasi yang tinggi baik disekolah dan di masyarakat kelak”. (Inisial FL : Tanggal 23 Juni 2013)
Pertanyaan selanjutnya apakah Orang tua menyekolahkan anak untuk mendapatkan gelar? Responden menjawab bahwa: “Dengan menyekolahkan anak, diharapkan anak mendapatkan gelar yang sesuai dengan bidangnya, karena dengan mendapatkan gelar, akan mempermudah anak dalam mencari dan menciptakan lapangan kerja sesuai dengan profesi keahliannya” (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013) Tujuan kami menyekolahkan anak selain mendapat pretasi terbaik juga untuk mendapat gelar sesuai bidang ilmunya nanti. Inisial FM : Tanggal 4 Juli 2013) Dengan mendapatkan gelar, maka anak akan lebih mudah mencari kerja dimasa yang akan datang. (Inisial FM : Tanggal 23 Juni 2013) Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Orang tua menyekolahkan anak untuk mendapatkan kehormatan? Responden menyatakan bahwa: “Dengan menyekolahkan anak, orang tua berharap anak dapat mendapatkan kehormatan berupa posisi dalam suatu jabatan pekerjaan” (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013)
Tentu saja, hal ini sesuai dengan tuntunan yang ada bahwa orang yang berilmu akan mendapatkan derajat yang tinggi. Jadi kami berharap anak akan mendapatkan kehormatan di masa depannya. Inisial FM : Tanggal 4 Juli 2013) Iya, minimal anak mendapatkan posisi yang baik ditengah-tengah masyarakat nanti. (Inisial RM : Tanggal 9 Juli 2013) Pertanyaan terakhir apakah Orang tua menyekolahkan anak untuk dapat hidup mandiri? Responden menyatakan bahwa: “Dengan menyekolahkan anak diharapkan anak akan menjadi pribadi yang mandiri dan tidak bergantung pada orang tua” (Inisial DM : Tanggal 23 Juni 2013) Tujuan disekolahkannya anak, adalah menjadi pribadi yang mandiri dan bisa berusaha tanpa bergantung pada oorang lain itu harapan kami sebagai orang tua. (Inisial FM : Tanggal 4 Juli 2013) Berdasarkan hasil wawancara yang telah dikemukan oleh responden, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara tergolong cukup optimal berdasarkan pernyataan dan kenyataan yang ada.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan temuan penelitian digambarkan bahwa motivasi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo Utara tergolong cukup optimal. Hal ini di dukung oleh macam-macam motivasi sebagai berikut: Motivasi Intrinsik Hasil wawancara dengan orang tua terkait dengan program pendidikan anak dilihat dari segi motivasi intrinsik, orang tua telah merencanakan program pendidikan anak dengan menyekolahkan anak yang didasari atas kemauan sendiri. Untuk menunjang pendidikan anak orang tua menyediakan sarana belajar/bermain serta prasarana belajar/bermain bagi anak. Untuk pakaian seragam orang tua menyiapkan kebutuhan pakaian bagi anak sesuai aturan yang ditetapkan oleh sekolah. Dalam membantu perkembangan belajar anak orang tua memberikan bimbingan belajar dan mengevaluasi hasil belajar anak. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) justru belum banyak mendapat perhatian. Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap motivasi belajar anak dan prestasi anak. Perhatian orang tua sebagai motivator dalam belajar anak sangat diperlukan untuk menunjang prestasi belajar anak di antaranya dengan cara penyediaan sarana belajar yang ada di sekolah. Hal ini memungkinkan diri anak untuk mempunyai motivasi belajar dalam berbagai mata pelajaran untuk mencapai prestasi yang tinggi. Bila orang tua acuh terhadap aktifitas belajar anak, biasanya anak tidak termotivasi atau tidak memiliki semangat belajar sehingga sulit mencapai prestasi yang maksimal. Motivasi Ekstrinsik Temuan tentang motivasi ekstrinsik orang tua terhadap program pendidikan anak meliputi orang tua menyekolahkan anak karena anak bisa menjadi orang yang maju. Selain itu orang tua menyekolahkan anak agar mencapai prestasi yang tinggi. Setelah mendapatkan prestasi yang tinggi orang tua berharap anak untuk mendapatkan gelar danmendapatkan kehormatan. Adanya harapan tersebut orang tua berharap anak bisa hidup mandiri. Dalam pendidikan anak, kedua orang tua merupakan sosok manusia yang pertama kali dikenal anak, yang karenanya perilaku keduanya akan mewarnai proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya, sehingga faktor keteladanan dari keduanya menjadi sangat
diperlukan, karena apa yang didengar, dilihat dan dirasakan anak di dalam berinteraksi dengan kedua orang tua akan sangat membekas dalam memori anak. Kesadaran orang tua terhadap tanggung jawab dan peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama sangatlah mempengaruhi perkembangan diri anak. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat juga merupakan pangkal dari terbentuknya masyarakat. Oleh karena itu keluarga merupakan wadah yang pertama dan fundamental bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. keberhasilan belajar anaknya perlu adanya dorongan atau motivasi dari keluarga terutama orang tuanya sebagai pendidik yang utama. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan beberapa simpulkan bahwa motivasi orang tua terhadap program pendidikan anak usia dini di Kelompok Bermain Miftahul Jannah Desa Koluwoka Kecamatan Sumalata Timur Kabupaten Gorontalo telah berjalan dengan baik dan cukup optimal. Hal ini di dukung oleh 2 macam motivasi yaitu motivasi intrinsik yang meliputi 1) merencanakan pendidikan anak. 2) menyekolahkan anak atas kemauan sendiri 3) menyediakan sarana belajar/bermain bagi anak. 4) menyediakan prasarana belajar/bermain bagi anak. 5) menyiapkan kebutuhan pakaian bagi anak. 6) memberikan bimbingan belajar kepada anak. 7) mengevaluasi hasil belajar anak. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi 1) orang tua menyekolahkan anak karena anak bisa menjadi orang yang maju, 2) orang tua menyekolahkan anak agar mencapai prestasi yang tinggi. 3) orang tua berharap anak untuk mendapatkan gelar danmendapatkan kehormatan. 4) Orang tua berharap anak bisa hidup mandiri. Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka perlu penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Orang Tua 1) Orang tua dan keluarga hendaknya mampu meningkatkan pemahamannya tentang pentingnya PAUD bagi perkembangan anak sehingga orang tua termotivasi untuk mengikutsertakan anak dalam program PAUD. 2) Orang tua diharapkan mampu menerapkan hal-hal yang positif dalam memberikan arahan pembelajran dan disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kepribadian anak. 3. Bagi Sekolah 1) Sekolah hendaknya memberikan dukungan bagi terbentuknya lingkungan belajar yang baik di sekolah. 2) Guru hendaknya memahami bahwa anak berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, maka guru hendaknya berhati-hati dalam menyikapi anak.
3) Sekolah hendaknya senantiasa menjalin kerjasama dengan orang tua dalam memotivasi program pendidikan anak. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis, maka penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi untuk mengadakan penelitian mengenai motivasi orang tua terhadap pendidikan anak usia dini. Penelitian ini juga dapat dijadikan perbandingan mengenai hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Anwar dan Ahmad, Arsyad. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Djamarah Bahri Syaiful dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah Bahri Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. . 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gustian Edy, 2001. Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah, Jakarta: Puspa Swara, Anggota IKPI. Hamalik, Oemar. 2002. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Hibana S. Rahman, 2000. Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Rineka Cipta. Hery Noer Aly. 2005. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Ibrahim R dan Syaodih Nana. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Moeslichatoen. 2004. Metode Pangajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, J. Lexy. 2011. Metode Penelitan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sardiman, AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sugioyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.