PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF KEBIJAKAN SISTEM PRODUKSI BERDASARKAN PENDEKATAN NON NUMERIC MULTIEXPERTS MULTICRITERIA DECISION MAKING: STUDI KASUS PT X Nunung Nurhasanah1 ABSTRACT There are so many policy alternatives that should be faced by decision maker in industrial manufacturing. In order to determine the policy alternatives, Non Numeric Multi Experts Multi Criteria Decision Making has been chosen to solve the problem. The research purposes is to determine policy alternative priority of production system based on experts point of view using Non Numeric ME-MCDM approach. Keywords: system policy, production system,multiexperts, multicriteria
ABSTRAK Banyak sekali alternatif kebijakan yang harus dihadapi oleh para pengambil keputusan dalam industri manufaktur. Untuk menentukan alternatif kebijakan, pengambil keputusan Non Numeric Multi Experts Multi Criteria telah dipilih untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tujuan penelitian adalah menentukan prioritas alternatif kebijakan sistem produksi berdasarkan pendapat pakar dengan pendekatan Non Numeric MEMCDM. Kata kunci: kebijakan system,system produksi, multiexperts, multicriteria
1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta
Penentuan Prioritas Alternatif... (Nunung Nurhasanah)
45
PENDAHULUAN Produsen, konsumen, dan pemasok merupakan suatu rantai dalam industri yang tidak terpisahkan. Banyaknya pemasok yang memasok komponennya ke perusahaan ini, menyebabkan perusahaan kesulitan melakukan manajemen persediaan bahan baku. Di samping itu, karena adanya peningkatan kapasitas produksi sebesar 48% berdasarkan meningkatnya permintaan konsumen akan produk yang dihasilkan perusahaan ini, menuntut perusahaan untuk melaksanakan efisiensi dalam proses produksi. Hal lain yang tidak dapat dihindari perusahaan adalah sering kali terjadi produk cacat (reject) pada pelaksanaan proses produksi. Produk cacat yang terjadi berkisar 1% sampai dengan 3% dalam satu hari kerja. Hal itu pula yang menuntut perusahaan untuk memberikan perhatian lebih terhadap kualitas produk. Tujuan penelitian adalah menentukan prioritas alternatif kebijakan sistem produksi berdasarkan pendapat pakar dengan pendekatan Non Numeric ME-MCDM. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam hal menentukan prioritas alternatif kebijakan yang dihadapi pada sistem produksi.
PEMBAHASAN Multi Kriteria Decision Making merupakan salah satu model dalam pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Yager (1991) (dalam Yager (1993)). Dalam komponen keputusan, terdapat yang disebut dengan alternatif keputusan, kriteria keputusan, bobot kriteria, model penilaian, model perhitungan, dan tipe pengambil keputusan. Gambar 1 berikut ini adalah prosedur kerja Non Numeric Multi Experts Multi Criteria Decision Making.
46
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 45-58
Gambar 1 Prosedur Non Numeric ME-MCDM
Penentuan Prioritas Alternatif... (Nunung Nurhasanah)
47
Kerangka berpikir dalam rangka penyelesaian penelitian ini adalah mengidentifikasi alternatif kebijakan sistem produksi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. Penentuan kriteria adalah berdasarkan penelusuran literatur kemudian kriteria itu diberikan kepada pakar untuk dinilai kepentingannya dalam rangka menentukan prioritas alternatif kebijakan sistem produksi. Pendekatan yang digunakan dalam menentukan prioritas alternatif kebijakan adalah Non Numeric ME-MCDM. Prosedurnya diawali dengan pelaksanaan agregasi kriteria kemudian dilanjutkan agregasi pakar. Diagram alir kerangka berpikir terlihat pada Gambar 2.
START
Penentuan Alternatif Kebijakan : 1. Manajemen Persediaan bahan baru dan JIT 2. Peningkatan kualitas produk melalui TQC 3. Efisiensi teknologi melalui grup teknologi
Penentuan Kriteria : 1. Efisiensi biaya produksi 2. Profesionalisme manajemen 3. Atmosfir kerjasama kondusif 4. Efektifitas pelaksanaan produksi 5. Operasionalisasi 6. Rencana pengembangan perusahaan
Agregasi Kriteria
Agregasi Pakar
Prioritas alternatif Kebijakan Sistem Produksi
END
Gambar 2 Diagram Alir Kerangka Berpikir
48
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 45-58
Perancangan Operasionalisasi Kajian Pengumpulan Data Alternatif kebijakan yang akan ditentukan prioritasnya adalah sebagai berikut. Alternatif 1 = Manajemen persediaan bahan baku dan JIT Alternatif 2 = Peningkatan kualitas produk melalui TQC Alternatif 3 = Efisiensi teknologi melalui Grup Teknologi Pakar yang diminta pendapat adalah sebagai berikut. 1. Satu pakar dari praktisi industri. 2. Satu pakar dari Departemen Perindustrian. 3. Dua pakar dari akademisi Perguruan Tinggi. Kriteria yang berhasil dikumpulkan setelah dikoreksi oleh pakar adalah sebagai berikut. Kriteria 1 = Efisiensi biaya produksi Kriteria 2 = Profesionalisme manajemen Kriteria 3 = Atmosfir kerjasama kondusif Kriteria 4 = Efektifitas pelaksanaan produksi Kriteria 5 = Operasionalisasi Kriteria 6 = Rencana pengembangan perusahaan Tabel 1 Hasil Pengumpulan Pendapat Pakar Kriteria Penilaian Pakar
Expert 1
Expert 2
Expert 3
Expert 4
Alternatif Alt 1 Alt 2 Alt 3 Alt 1 Alt 2 Alt 3 Alt 1 Alt 2 Alt 3 Alt 1 Alt 2 Alt 3
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 3
Kriteria 4
Kriteria 5
Kriteria 6
P ST P ST ST P P ST ST ST R P
T P ST T P T T ST SR T T ST
R ST ST R S ST S ST P P S ST
ST ST ST T R P R ST S S P ST
P ST ST S SR S ST ST ST ST SR ST
T ST ST T ST R ST T SR SR T ST
Penentuan Prioritas Alternatif... (Nunung Nurhasanah)
49
Pengolahan Data Untuk memudahkan pengolahan data, ditentukanlah skala penilaian terhadap pengumpulan pendapat pakar. 1. PR = Paling Rendah 2. SR = Sangat Rendah 3. R = Rendah 4. S = Sedang 5. T = Tinggi 6. ST = Sangat Tinggi 7. P = Perfect/Paling Tinggi
Tingkat kepentingan kriteria adalah sebagai berikut. Kriteria 1 = P Kriteria 2 = ST Kriteria 3 = ST Kriteria 4 = S Kriteria 5 = R Kriteria 6 = R
Menentukan negasi tingkat kepentingan kriteria dengan formula berikut. Neg (Wk) = Wq – k + 1
Tingkat Kepentingan Kriteria Kriteria 1 = P Kriteria 2 = ST Kriteria 3 = ST Kriteria 4 = S Kriteria 5 = R Kriteria 6 = R
k = indeks q = jumlah skala Negasi Tingkat Kepentingan Kriteria Kriteria 1 = PR Kriteria 2 = SR Kriteria 3 = SR Kriteria 4 = S Kriteria 5 = T Kriteria 6 = T
Alternatif 1: Manajemen Persediaan Bahan Baku dan JIT
50
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 45-58
Tabel 2 Data Hasil Penilaian Expert ke-j untuk Alternatif 1 Kriteria Penilaian Pakar
Alternatif
Expert 1 Expert 2 Expert 3 Expert 4
Alt 1 Alt 1 Alt 1 Alt 1
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 3
Kriteria 4
Kriteria 5
Kriteria 6
P ST P ST
T T T T
R R S P
ST T R S
P S ST ST
T T ST SR
1. Agregasi Kriteria Formula yang digunakan sebagai berikut.
Vij = min [Neg (Wak) Vij (ak)] V11 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR P, SR T, SR R, S ST, T P, T T] = min [P, T, R, ST, P, T] =R V21 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR ST, SR T, SR R, S T, T S, T T] = min [ST, T, R, T, T, T] =R V31 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR P, SR T, SR S, S R, T ST, T ST] = min [P, T, S, S, ST, ST] =S V41 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR ST, SR T, SR P, S S, T ST, T SR] = min [ST, T, P, S, ST, T] =S Hasil Agregasi Kriteria didapatkan : R, R, S, S
Penentuan Prioritas Alternatif... (Nunung Nurhasanah)
51
2. Agregasi Pakar
Menentukan bobot nilai menggunakan formula berikut.
q - 1 Q k Int 1 k * r Int k q r
= = = =
Integer (bilangan bulat) indeks jumlah skala penilaian jumlah expert
7 -1 Q1 Int [1 1 * Int [2.5] 3 R 4
7 -1 Q 2 Int [1 2 * Int [4.0] 4 S 4 7 -1 Q 3 Int [1 3 * Int [5.5] 6 ST 4 7 -1 Q 4 Int [1 4 * Int [7.0] 7 P 4 Bobot Nilai Q1, Q2, Q3, Q4 = R, S, ST, P
Agregasi pakar menggunakan formula berikut. Vi = f(Vi) max [Qj bj] j = 1, 2, …, m
dan : bj adalah urutan terbesar nilai penilaian pakar ke-j x1 = R, R, S, S bj = S, S, R, R
52
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 45-58
V1 = max [R S, S S, ST R, P R] = max [R, S, R, R] = S Hasil Agregasi Pakar untuk Alternatif 1 adalah S (sedang)
Alternatif 2: Peningkatan Kualitas Produk melalui TQC Tabel 3 Data Hasil Penilaian Expert ke-j untuk Alternatif 2 Kriteria Penilaian Pakar Expert 1 Expert 2 Expert 3 Expert 4
Alternatif Alt 2 Alt 2 Alt 2 Alt 2
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 3
Kriteria 4
Kriteria 5
Kriteria 6
ST ST ST R
P P ST T
ST S ST S
ST R ST P
ST SR ST SR
ST ST T T
1. Agregasi Kriteria Formula yang digunakan sebagai berikut.
Vij = min [Neg (Wak) Vij (ak)] V12 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR ST, SR P, SR ST, S ST, T ST, T ST] = min [ST, P, ST, ST, ST, ST] = ST V22 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR ST, SR P, SR S, S R, T SR, T ST] = min [ST, P, S, S, T, ST] =S V32 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR ST, SR ST, SR ST, S ST, T ST, T T] = min [ST, ST, ST, ST, ST, T] =T V42 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR R, SR T, SR S, S P, T SR, T T] = min [R, T, S, P, T, T] =R
Penentuan Prioritas Alternatif... (Nunung Nurhasanah)
53
Hasil Agregasi Kriteria didapatkan : ST, S, T, R 2. Agregasi Pakar
Menentukan bobot nilai menggunakan formula berikut.
q - 1 Q k Int 1 k * r Int k q r
= = = =
Integer (bilangan bulat) indeks jumlah skala penilaian jumlah expert
7 -1 Q1 Int [1 1 * Int [2.5] 3 R 4 7 -1 Q 2 Int [1 2 * Int [4.0] 4 S 4
7 -1 Q 3 Int [1 3 * Int [5.5] 6 ST 4
7 -1 Q 4 Int [1 4 * Int [7.0] 7 P 4 Bobot Nilai Q1, Q2, Q3, Q4 = R, S, ST, P
Agregasi pakar menggunakan formula berikut. Vi = f(Vi) max [Qj bj] j = 1, 2, …, m dan : bj adalah urutan terbesar nilai penilaian pakar ke-j
54
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 45-58
x1 = bj =
ST, S, T, R ST, T, S, R
V2 = max [R ST, S T, ST S, P R] = max [R, S, S, R] = S Hasil Agregasi Pakar untuk Alternatif 2 adalah S (sedang) Alternatif 3: Efisiensi Teknologi melalui Grup Teknologi Tabel 4 Data Hasil Penilaian Expert ke-j untuk Alternatif 3
Pakar
Alternatif Kriteria 1
Expert 1 Expert 2 Expert 3 Expert 4
Alt 3 Alt 3 Alt 3 Alt 3
P P ST P
Kriteria 2 ST T SR ST
Kriteria Penilaian Kriteria Kriteria 3 4 ST ST ST P P S ST ST
Kriteria 5 ST S ST ST
Kriteria 6 ST R SR ST
1. Agregasi Kriteria Formula yang digunakan sebagai berikut. Vij = min [Neg (Wak) Vij (ak)] V13 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR P, SR ST, SR ST, S ST, T ST, T ST] = min [P, ST, ST, ST, ST, ST] = ST V23 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR P, SR T, SR ST, S P, T S, T R] = min [P, T, ST, P, T, T] =T V33 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR ST, SR SR, SR P, S S, T ST, T SR] = min [ST, SR, P, S, ST, T] = SR
Penentuan Prioritas Alternatif... (Nunung Nurhasanah)
55
V43 = min [Neg (Wak) Vij (ak)] = min [PR P, SR ST, SR ST, S ST, T ST, T ST] = min [P, ST, ST, ST, ST, ST] = ST Hasil Agregasi Kriteria didapatkan : ST, T, SR, ST 2. Agregasi Pakar
Menentukan bobot nilai menggunakan formula berikut.
q - 1 Q k Int 1 k * r Int k q r
= = = =
Integer (bilangan bulat) indeks jumlah skala penilaian jumlah expert
7 -1 Q1 Int [1 1 * Int [2.5] 3 R 4 7 -1 Q 2 Int [1 2 * Int [4.0] 4 S 4 7 -1 Q 3 Int [1 3 * Int [5.5] 6 ST 4
7 -1 Q 4 Int [1 4 * Int [7.0] 7 P 4 Bobot Nilai Q1, Q2, Q3, Q4 = R, S, ST, P
Agregasi pakar menggunakan formula berikut. Vi = f(Vi) max [Qj bj] j = 1, 2, …, m
56
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 45-58
dan : bj adalah urutan terbesar nilai penilaian pakar ke-j x3 = ST, T, SR, ST b3 = ST, ST, T, SR V3 = max [R ST, S ST, ST T, P SR] = max [R, S, T, SR] = T . Hasil Agregasi Pakar untuk Alternatif 3 adalah T (Tinggi) Rangkuman Hasil Agregasi Kriteria – Pakar sebagai berikut
Penentuan Prioritas Alternatif... (Nunung Nurhasanah)
57
PENUTUP Berdasarkan pendekatan Non Numeric ME-MCDM dengan prosedur Agregasi Kriteria – Pakar, diperoleh keputusan sebagai berikut. Tabel 5 Simpulan Alternatif
Keputusan
Makna
1 2 3
S S T
Sedang Sedang Tinggi
Hal itu berarti bahwa kebijakan efisiensi teknologi melalui grup teknologi harus dilaksanakan terlebih dahulu, baru kemudian kebijakan manajemen persediaan bahan baku dan kebijakan peningkatan kualitas produk melalui TQC. Saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut. 1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melaksanakan perencanaan tata letak pabrik berdasarkan alternatif kebijakan yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, yaitu efisiensi teknologi melalui grup teknologi. 2. Penelitian ini juga dapat dilanjutkan dengan melaksanakan manajemen persediaan berdasarkan pendekatan JIT. 3. Penelitian ini juga dapat dilanjutkan dengan melaksanakan pendekatan TQC untuk meningkatkan kualitas produk.
DAFTAR PUSTAKA Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Gramedia. Yager, R.R. 1993. Non Numeric Multi Kriteria Multi Person Decision Making.
58
INASEA, Vol. 7 No. 1, April 2006: 45-58