WARTA ALUMNI PMKT
Jl. Kaliurang km.5,6, Gang Pandega Siwi no. 12c Yogyakarta. 55281 http://pmktugm.org
edisi 6 nop-des 2015 untuk kalangan sendiri Memenangkan, membina, dan mempersiapkan mahasiswa Kristiani Teknik untuk menjadi sarjana yang berguna bagi bangsa, negara dan gereja sesuai profesi keteknikan
Pengampunan bersyarat untuk memenuhi keadilan?
B
etapa sulitnya mengampuni orang yang bersalah terhadap kita. Apalagi ketika seorang teman yang sudah kita percayai bahkan dianggap sebagai saudara dengan sengaja menjatuhkan kita walau sebenarnya tidak ada kesalahan yang kita perbuat. Atau ketika seorang istri/suami melakukan kesalahan yang sangat prinsip bagi pasangannya, misalnya melanggar janji yang telah disepakati bersama, perselingkuhan, dan sebagainya. Dalam setiap bidang kehidupan (keluarga, dunia kampus, dunia kerja, gereja, bahkan dalam pelayanan) sering kita disakiti atau kita merasa dikhianati oleh orang yang dekat dengan kita, orang yang kita percayai, bahkan kadang orang tersebut kita jadikan sebagai idola atau panutan dalam kehidupan. Tidak heran ketika diminta untuk mengampuni maka kita menjadi sulit melakukannya. Bahkan biasanya semakin dekat kita kepada seseorang maka semakin sulit kita memberikan pengampunan kepada orang tersebut, terutama jika kesalahan tersebut sangat prinsip dalam kehidupan kita. Kalaupun akhirnya ada pengampunan maka kita memberikan pengampunan secara bersyarat yaitu orang yang diampuni harus menerima dan melakukan beberapa tindakan sebagai dasar adanya pengampunan. Bahkan terkadang kita hanya rela memberi pengampunan melalui jalan penghukuman atau penghakiman terlebih dahulu. Kita merasa tidak adil kalau orang mendapat pengampunan dengan gampang. esulitan untuk mengampuni atau timbulnya pengampunan bersyarat memperlihatkan betapa kecilnya pemahaman kita terhadap keberadaan manusia secara utuh. Memang benar bahwa setiap kesalahan ada konsekuensinya di depan hukum negara dan juga di hadapan Tuhan. Negara sudah menetapkan besar dan jenis hukuman sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan. Negara sudah membentuk sistem peradilan untuk menuntut dan menghakimi seseorang. Tuhan juga sudah jelas mengatakan bahwa penghakiman adalah hakNya. Tetapi ternyata masih banyak manusia tidak rela dengan aturan tersebut sehingga akhirnya mengambil alih tugas itu dengan dalih keadilan. “Saya mau memaafkan dia kalau dia melakukan A,B atau C,” ujar seseorang, ketika diminta untuk mengampuni temannya. “Dia sudah saya ampuni koq, cuma saya tidak mau disakiti lagi sehingga sebaiknya kami berpisah saja,” ujar seorang istri yang telah disakiti dan dikecewakan suaminya. “Sebenarnya secara manusia kesalahannya tidak terlalu besar, tetapi karena dia pimpinan maka dia harus tanggung resiko karena jabatannya,” dalih B, ketika ditanya pendapatnya tentang hukuman yang diterima pimpinannya yang melakukan kesalahan. “Dia khan seorang senior di persekutuan atau di gereja, seharusnya sudah tahu kalau apa yang dia perbuat itu melanggar kebenaran Firman Tuhan, jadi sudah seharusnya dia mengundurkan diri dan keluar dari pelayanan ini”, kata seorang jemaat atau seorang adik pelayanan di persekutuan. ahkan sering dengan dalih keadilan kita menuntut hukuman yang lebih besar terhadap orang yang bersalah, kalau perlu keluarganya juga ikut dibenci karena kesalahan tersebut. Jika kita mau jujur, di lingkungan pelayanan juga sering terjadi orang percaya/jemaat/anggota persekutuan menuntut penghukuman yang berlebihan dari kesalahan yang diperbuat oleh pemimpin jemaat/aktivis persekutuan. Kita tidak bisa terima kenyataan kalau semua orang bisa jatuh dalam dosa, dan gereja/persekutuan adalah tempat untuk menyatakan anugerah atau kasih karunia Allah kepada orang yang jatuh dalam dosa. Sebaliknya, yang sering terjadi adalah orang yang jatuh dalam dosa bukan hanya jabatannya ditanggalkan (dan ini masih wajar), ia juga dipinggirkan bahkan dikucilkan dari persekutuan, sehingga saat dia membutuhkan teman untuk bangkit kembali dari dosa/kesalahan, dia kesulitan untuk memperolehnya.
K
B
Jimmy Perangin Angin S’83
G
ereja/persekutuan justru menutup diri dari orang berdosa/orang yang membutuhkan karena takut “kekudusan” lembaga dan orang-orang di dalamnya tercemar dan untuk membenarkan tindakan tersebut orang membungkusnya dengan kata keadilan. Bagaimana mungkin mengampuni tanpa syarat?
R
oma 5:8 memperlihatkan dengan jelas adanya tindakan pengampunan tanpa syarat dimana tindakan pengampunan dilakukan Allah (Kristus disalib) ketika manusia masih ada dalam dosa. Setelah Allah melakukan tindakan pengorbanan, Allah menawarkan pengampunan tersebut kepada manusia yang mau menerimaNya (tidak ada paksaan). Itulah sebabnya banyak manusia sulit menerima konsep Kekristenan dimana Allah mengasihi manusia tanpa syarat (bukan karena usaha manusia), karena di agama atau kepercayaan lainnya umumnya selalu menekankan bahwa kebaikan Tuhan diperoleh melalui usaha-usaha manusia. Manusia harus memenuhi syarat tertentu bahkan harus taat sampai ketitik koma dari ketentuan yang dipercayai kalau tidak mau menerima hukuman atau kalau mau menerima pengampunan. Pemikiran bahwa kasih Allah diberikan secara cuma-cuma tampaknya tidak sesuai dengan budaya yang berlaku dimasyarakat sekarang. Dan akibatnya tidak jarang kita melihat manusia beragama terkadang mau menyakiti atau mengorbankan sesamanya karena sedemikian fanatiknya melakukan ritual ibadahnya atau hukum agama yang dia pahami demi mendapatkan keselamatan dan pengampunan. Agama tanpa kasih karunia memberitahu kita untuk harus mengikuti peraturan sampai titik koma, dan kegagalan melakukannya akan mengakibatkan hukuman abadi. Dan konsep ini juga yang akhirnya membuat manusia sulit memberikan pengampunan kepada orang lain yang telah menyakitinya tanpa syarat tertentu sebelum memberikan pengampunan/pembebasan terhadap orang tersebut. Dan tidak jarang dengan sadar atau tidak sadar banyak orang Kristen juga terjebak dengan praktek pengampunan bersyarat dalam praktek sehari-hari walau mungkin secara konsep sudah memahami adanya pengampunan tanpa syarat yang telah dilakukan oleh Allah kepada manusia. ntuk dapat memahami dan mempraktekkan pengampunan tanpa syarat dan tidak mengaitkan pengampunan dengan tuntutan keadilan, kita perlu memahami, menerima konsep dan tawaran pengampunan dari Allah. Allah seharusnya menghukum manusia karena dosa pemberontakan manusia kepada Allah tetapi justru Allah menawarkan pengampunan dan pembebasan. Allah mengasihi manusia dan tidak ada yang dapat dilakukan manusia untuk mengurangi kasih Allah kepada manusia ciptaanNya. Itu sebabnya kita perlu terlebih dahulu mengakui pemberontakan kita dan menerima pengampunan dari Allah karena hanya orang yang sudah mengalami pengalaman diampuni dalam hidupnya yang bisa melakukan tindakan pengampunan kepada orang lain. Ketika kita menyadari bahwa Allah memberikan pengampunan kepada manusia yang mau mengaku salah dan bertobat maka sudah seharusnya kita juga melakukan hal yang sama kepada sesama kita yang melakukan kesalahan. Itulah sebabnya kemampuan mengampuni menjadi sangat penting dalam kehidupan orang percaya
U
bersambung ke halaman 3...
Sambungan Siapa Dia - Dia Siapa, dari halaman 2 ......
Hallo rekan - rekan alumni PMKT, perkenalkan saya Maya Hukom alumni Teknik Sipil angkatan 2002, lulus tahun 2007. Selama berada di PMKT saya melayani di komisi persekutuan doa, komisi materi dan KPPA. Masa - masa selama melayani di PMKT merupakan masa - masa yg menyenangkan dan masa pembentukan bagi saya. Setelah lulus saya memutuskan untuk kembali kampung halaman di Ambon dan sejak tahun 2008 hingga saat ini saya bekerja sebagai PNS pada dinas pekerjaan umum provinsi maluku. Saya telah berkeluarga, menikah tahun 2011. suami saya, Rendy Soukotta, Kami dianugerahi 2 orang putra : Nathaniel (2 tahun) dan Mikha ( 2 bulan). Titip kangen untuk teman2 angkatan 2002 (kapan main ke Ambon? :)), kak Leni, kak Ling, Martha, Risda dan Cynthia. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
PMKT
3
Ketika seseorang memberi diri untuk melayani, ada komitmen dan pengorbanan yang harus dilakukan. Inilah yang menjadi tantang pelayanan mahasiswa saat ini. Mahasiswa yang memiliki masa studi terbatas, dituntut mengasah soft skill-nya dengan berkecimpung dalam sebuah organisasi yang memacu mereka berlomba-lomba mengambil sejumlah kegiatan tambahan. Hal yang patut disyukuri adalah ketika masih ada orang-orang yang mau berkomitmen untuk memberi diri terjun dalam pelayanan mahasiswa. Kepengurusan periode 2015/2016 telah diteguhkan pada tanggal 20 September lalu dengan beberapa perubahan dalam strukturnya. Penjangkauan mahasiswa baru untuk mengikuti pemuridan dilakukan melalui kelas pra KTB yang diadakan pada bulan Oktober lalu. Melalui kelas pra KTB, komitmen adik-adik yang rindu ber-KTB akan semakin diteguhkan. Sampai sekarang, sudah terbentuk sekitar 19 KTB 2015. Diluar jumlah ini, sebenarnya masih ada adik-adik 2015 yang rindu ber-KTB. Akan tetapi tidak diimbangi dengan jumlah PKTB baru terutama kelompok pria. Event terdekat saat ini, yaitu peringatan hari raya natal yang akan dilakukan pada tanggal 12 Desember 2015 dimana adik-adik 2015 mulai mengambil bagian dalam pelayanan. Kami berharap agar mereka dapat bertumbuh dalam pelayanan pertama mereka di PMKT. Terima kasih. GBUs. (Rahel Yulinar, M’12) sambungan dari halaman 1
Dari masa ke masa......
ﻏﻔراٌن, َ ْ ُ vergeving, vergifnis,饶恕 ,Pengampunan, क्षमा, 許し,kapatawaran, Vergebung, кешірім, remissionem
K
emampunan untuk mengampuni jauh lebih penting dari pelayanan/ aktivitas rohani lainnya karena kemampuan mengampuni adalah ciri-ciri dari seorang yang telah menerima pengampunan dari Allah. Kemampuan mengampuni juga akan membuat setiap anggota keluarga dapat bertumbuh dalam Tuhan dan mengalami sukacita. Kemampuan mengampuni juga akan membuat pelayanan di gereja/persekutuan kampus/pelayanan alumni akan berkembang dengan sehat karena setiap orang yang terlibat dalam pelayanan akan merasakan penerimaan yang tulus dari rekan pelayanan yang lain dan mengalami bagaimana Tuhan bekerja dalam setiap pribadi yang terlibat dalam pelayanan tersebut. Pengampunan adalah tindakan iman karena dengan memaafkan orang lain kita percaya bahwa Allah adalah pemberi keadilan yang lebih baik dari diri kita. Dengan mengampuni kita melepaskan hak kita untuk menuntut balas dan bahkan mematahkan rantai dendam dengan jalan menyerahkan semua masalah keadilan yang kita rasakan untuk diurus oleh Tuhan. Dengan memberi pengampunan berarti kita memberikan kembali hak Allah dalam mengatur kehidupan manusia, dan mengakui bahwa kita juga lemah dan selalu membutuhkan pengampunan dari Allah. Pengampunan akan membuat orang yang jatuh dalam dosa/kesalahan dimampukan untuk melihat bahwa Allah itu baik dan maha pengampun. emang tidak mudah memberi pengampunan. Butuh pengorbanan dan usaha terus menerus. Bahkan terkadang harus jatuh bangun karena kecenderungan membela diri dan budaya lingkungan yang memang mengajarkan untuk menolak memberikan pengampunan tanpa syarat. Tetapi Allah memanggil orang Kristen untuk mengampuni dan membebaskan bukan terjebak dalam tuntutan keadilan. Kita bisa belajar dari tokoh Yusuf, yang diperlakukan sangat tidak adil oleh saudara-saudaranya sehingga seharusnya wajar dia membenci dan menolak saudara-saudaranya tersebut, tetapi Yusuf justru mengatakan bahwa tindakan saudaranya tersebut adalah cara Allah dalam membentuk dan memimpin Yusuf untuk menjadi pemimpin di Mesir sehingga dapat menolong saudara-saudaranya tersebut dan masyarakat lainnya. Kristus juga mengalami ketidak adilan dalam hidupNya bukan hanya oleh orang banyak tetapi juga bahkan dari murid-muridNya yang sudah dianggap sebagai sahabatNya, ketika murid-murid tersebut meninggalkan bahkan menyangkalNya disaat-saat Dia mengalami penderitaan tetapi Kristus tetap memberikan pengampunan bahkan mempercayakan pelayananNya kepada murid-murid tersebut setelah kenaikanNya ke surga. Jadi walau sulit, tidak ada lagi alasan orang percaya untuk menolak memberikan pengampunan karena itulah bukti bahwa kita sudah menerima pengampunan dari Tuhan.
M
44
YA-PMKT
P
enggalangan dana lawan asap oleh komisi sosial YAPMKT sebagai respon permohonan bantuan masker khusus N95 di area Palangkaraya. Baksos ini dilakukan bekerja sama dengan banyak pihak dan dilakukan dibeberapa lokasi yg terkena dampak asap besar salah satunya daerah Pulang Pisau dan Bukit Rawi serta Yayasan Joint Adulam. Kegiatan yg dilakukan di Pulang Pisau dan Bukit Rawi bersama dengan Perkantas Kaltim antara lain pengobatan gratis, pembagian vitamin dan termasuk pembagian masker N95. Sedangkan di Yayasan Joint Adulam, dilakukan pembagian masker N95 dan masker biasa. Yayasan ini merupakan tempat pembinaan orang yang ditinggalkan keluarganya karena kasus perceraian, narkoba, stress dll yang terletak 18km dari kota Palangkaraya dan hanya berjarak sekitar 3km dari lokasi kebakaran lahan yang hebat. aldo dana komsos saat ini sebesar 5,471,000 dan akan dialokasikan utk kegiatan sosial jk sewaktu-waktu dibutuhkan. Terimakasih buat rekan rekan alumni yang sudah ambil bagian dalam kegiatan ini, Tuhan senantiasa memberkati.
S Syalom Alumni PMKT,
Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa sekarang kita telah tiba di bulan yang penuh sukacita tiap tahunnya, untuk itu ijinkan saya mewakili badan pendiri, pengawas dan pengurus yayasan alumni mengucapkan Selamat Merayakan Natal 2015 dan menyongsong Tahun Baru 2016. Ada beberapa kawan (bukan alumni pmkt) yang saya kenal, dan setiap kali saya menceritakan tentang persekutuan alumni kita kepada mereka, kawan-kawan saya ini kagum dan kadang merasa iri karena saya memiliki persekutuan alumni, persekutuan yang isinya adalah orang-orang yang masih memiliki visi dan misi yang sama, persekutuan yang isinya adalah orang-orang dimana kita benar-benar mengalami pertumbuhan bersama sejak masih muda. Namun kekaguman dan rasa iri mereka itu kadang membuat saya merasa sedih, karena saya yang sudah bertahun-tahun berada ditempat ini tahu benar kondisi yayasan alumni kita seperti apa, jatuh bangun dan permasalahan yang tak kunjung usai.
Beberapa hari yang lalu, saya berbicara dengan seorang alumni yang tidak perlu diragukan lagi beban dan hatinya untuk persekutuan ini, usai berbicara dengannya rasanya beban begitu berat ditambahkan lagi ke pundak saya sebagai ketua baru dari yayasan ini menggantikan abang kita Reynold Rumambi, saya sempat berkecil hati karena saya tahu minimnya kompetensi yang saya miliki dibandingkan dengan tugastugas yang dihadapkan pada saya sebagai ketua yayasan, tapi kalau saya ingat kekaguman dan rasa iri dari kawan-kawan saya yang bukan alumni pmkt ini, membuat saya mengabaikan perasaan kecil hati tersebut dan berusaha sebisa saya, selama saya masih diberi waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang datang pada saya. Rekan alumni, ditengah kelelahan yang mungkin dirasakan oleh beberapa orang karena jatuh bangun dan permasalahan yang tak kunjung usai yang kita hadapi di yayasan alumni ini, kita patut bersyukur karena persekutuan ini sungguh masih ada, dan atas rasa syukur itu mari kita tetap semangat dalam melakukan bagian kita, selagi kita masih diberi kesempatan. Segala lelah dan perasaan tidak enak yang dirasakan mari kita singkirkan dan kita ganti dengan rasa syukur atas pemeliharaan Tuhan bagi persekutuan ini, dan saya harap diawal tahun 2016 nanti, kita boleh kembali dari libur panjang kita dengan semangat dan sukacita untuk bersekutu bersama dan melayani Tuhan di persekutuan ini.
Sibuk? yes.....KTB? OK!!! KTB senior, awalnya diikuti oleh 5 alumni yang tinggal di jakarta, dan sekarang berkembang menjadi 8 alumni. KTB ini diadakan sebulan sekali, sharing hidup dan firman menjadi salah satu kerinduan para alumni senior. Seru dan penuh canda tentunya seperti layaknya para mahasiswa. Lagu lagu lama in moment like this, Tuhan menetapkan langkah-langkah orang masih sering dinyanyikan untuk membawa nostalgia masa lalu. Para senior masih sering bertemu dan bersekutu, bagaimana dengan rekan rekan yang lain?
LIPUTAN PD ALUMNI PD Alumni Jakarta, Oktober 2015 PD Alumni Oktober mengangkat topik mengenai Teknologi dalam keluarga. Materi dibawakan oleh Kak Sigit Budi Darmawan. Pada pembahasan materi ini disampaikan mengenai prinsip dasar keluarga menurut Alkitab bahwa keluarga merupakan sebuah Gereja. Keluarga merupakan sel yang dianggap sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sebuah kelompok umat beriman yang lebih luas. Lalu pada bagian akhir disampaikan beberapa gagasan dalam menyikapi hadirnya teknologi di lingkungan keluarga, beberapa diantaranya adalah pentingnya role model orang tua bagi anak-anak, membuat aturan dan batasan mengenai pemanfaatan teknologi dan membuat kebiasaan membaca tiap hari. PD Alumni bulan Oktober ini dilaksanakan di kediaman salah satu alumni senior, yakni di kediaman Kak Gunawan Santoso di Kebun Jeruk Jakarta Barat. Antusiasme alumni yang hadir sangat tinggi, hal ini terlihat pada partisipasi aktif saat diskusi dan jumlah peserta yang hadir sebanyak 32 orang.
LAPORAN KEUANGAN YAPMKT
5
LURAH ANGKATAN a. Angk 1979 - 1983 TBA b. Angkatan 1984 - 1987 Rini Dharmastiti M’85 (08156808310) c. Angkatan 1988 - 1990 Henny Magdalena Gd’89 (081350090070) d. Angkatan 1991 - 1994 TBA e. Angkatan 1995 Andry Sehang K’95 (082280009001) f. Angkatan 1996 Santy Lis Herawaty S’96 (081392204642) g. Angkatan 1997 Jhon Frisco Purba M’97 (0811140508) h. Angkatan 1998 Hengky R Mamanua Gd’98 (081327775581) I. Angkatan 1999 Anastasia Widiasih K’99 (08122709816) j. Angkatan 2000 Suzanna Hardjono A’00 (0818144609) k. Angkatan 2001 Ronald Zulkarnain I’01 (081931742220) l. Angkatan 2002 Binsar Batara Lubis K’02 (081290003884) m. Angkatan 2003 Binsar Butar-butar E’03 (085229376533) n. Angkatan 2004 Felix Johnandri Sibarani M’04 (085292914014) o. Angkatan 2005 Eli Sanjoyo I’05 (087838258288) Erlys Theodora Ottu Gd’05 (081339470130) p. Angkatan 2006 Naek Marganda E’06 (085664974013) q. Angkatan 2007 Iren Vanilla Sipayung I’07 (081285860824) r. Angkatan 2008 Belinda A’08 (081932456765)
PMKT
PD Alumni JOGJA 15 Nopember 15, momentum bertemunya kembali rekan rekan alumni jogja untuk bersekutu bersama di rumah Yohan, S’02. Sharing tentang ‘verse of my life’ dan ‘48 hours’ menjadikan bentuk acara menjadi menarik, saling mendukung dan menguatkan antara rekan alumni. Hujan yang mengguyur sesaat sebelum persekutuan tidak membuat langkah alumni untuk mundur dari persekutuan. Kiranya Tuhan yang senantiasa memberikan kerinduan para alumni yang ada di jogja untuk bertumbuh dan bersekutu bersama senantiasa.
SUKSES SEJATI (sambungan dari WAP Sept-Okt 2015)
6
7
Arti Sukses dalam kehidupan Kristen. Mengartikan sukses bukanlah hal yang mudah, dimana berbagai bentuk pengertian akan kita dengar dari sumber dan profesi yang berbeda, seorang pelari akan mengartikan sukses sebenarnya jika mencapai garis finish paling depan, seorang mahasiswa mengartikan sukses jika meraih gelar, seorang ahli bedah akan megartikan sukses saat pasien yang dibedah selamat dan berbagai bentuk lainnya arti sukses. Kesuksesan sejati dalam kehidupan Kristen dimulai dari bagaimana kita mendefinisikan arti sukses dan pemahaman kita lebih mendalam bagaimana Allah menghendaki kita untuk meraih sukses. Ya benar sukses dimulai dari cara kita berpikir. Alkitab dengan jelas menuliskan fakta-fakta sejak awal (kitab Kejadian) Abraham diberkati dengan kelimpahan dan kekuasaan (Kej. Pasal 14 & 14), Ayub yang sangat kaya setelah berhasil melalui ujian tambah diberkati dengan berpuluhpuluh kali lipat dan umur yang panjang (Ayub 42:12-16) dan yang sangat fenomenal bahkan hingga saat ini adalah kekayaan Raja Salomo yang tak tertandingi (1 Raja-raja 3 & 4). Dari hal ini kita harus memahami bahwa kekayaan/uang hanyalah bagian kecil dari kesuksesan yang Allah persiapkan untuk kita yang percaya. Sukses menurut Alkitab adalah “Menjadi orang yang kudus dan menaati segalah perintah Allah” (Mazmur 1:1-3). Sukses adalah keberhasilan yang terus menerus dalam menjadi orang “seperti yang dikehendaki Allah serta dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah Anda tetapkan dengan bantuan Allah”. Menurut perspektif definisi ini, orang-orang yang tidak kudus tak mungkin meraih sukses sejati (ingat, sukses sejati identik dengan ketaatan). Orang-orang yg tidak kudus bisa saja menimbun kekayaan materi, mencapai ketenaran tertentu, meraih sejumlah gelar atau penghargaan, meraih status sosial tertentu atau meraih kekuasaan politik, namun mereka yang tidak kudus ini tidak benar-benar sukses dalam hidupnya karena tidak menjadi orang seperti yang dikehendaki Allah. Mereka mencapai sasaran-saran mereka namun bukan sasaran-sasaran Allah. Orang yang tidak kudus mendefinisikan hidup mereka menurut nafsu mereka. Dunia cenderung mengukur sukses menurut ketenaran serta kekayaan, Allah mengukur sukses menurut hubungan, karakter, serta ketaatan. Ia menghendaki kita sukses terlebih dulu dan terutama dalam hubungan kita dengan-Nya, lalu dalam hubungan kita dengan orang lain, lalu dalam panggilan hidup serta pelayanan kita. Orang kudus yang sukses sangat dimungkinkan mengalami produk sampingan berupa kekayaan, ketenaran, dan status, namun semuanya ini bukanlah sasaran dan tujuan utama, melainkan hanya produk sampingan serta berkat yang Tuhan berikan. Kita seharusnya tidak menjadikan yang sampingan menjadi tolak ukur perspektif kita terhadap arti kesuksesan, karena bila yang utama telah menjadi bagian kita, haruskah yang sampingan mesti kita miliki? yang utama haruslah ada, yang sampingan tidak ada ya tidak apa-apa. Karena kita sudah sukses dihadapan Allah, Allah telah menjadi milik kepunyaan kita. Bila kita memiliki Allah, kita memiliki segalanya, dan Allah yang maha kasih itu akan memberikan apa yang kita perlukan, sebagai berkatNya. Sukses Sekaligus Menjalani Hidup Yang Kudus Kesuksesan dengan kehidupan yang kudus akan sangat berat dan hampir tidak mungkin dijalani ketika definisi sukses sejak awal telah salah diartikan, lewat Alkitab kita telah membaca cerita sukses dari orang-orang yang dipanggil dan dipilih Allah (Abraham, Ayub dan Salomo). Mereka semua sukses dan memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar sepanjang masa, kesuksesan mereka dimulai dari ketekunan dan prinsip hidup yang takut akan Tuhan. Ketika kita memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan, Dia memiliki komitmen akan kesuksesan kita. Orang mungkin bertanya bagaimana saya mengetahuinya? Saya percaya ada tiga bentuk bukti utama: Pertama, Allah telah memberi kita semua prinsip-prinsip sukses sejati dalam Firmannya. Ia telah memberi tahu caranya untuk meraih sukses. Kedua, Allah telah menanamkan diri setiap orang, hasrat untuk meraih sukses. Ketiga, Allah telah memberi setiap orang talenta serta karunia yang jika dikembangkan serta digunakan, akan mendatangkan sukses. Dari penjelasan diatas kita semestinya memahami bahwa Allah memanggil kita untuk diberkati dan menjadi kepala dengan memiliki kehidupan lebih dari seorang pemenang (Winning Spirit). Dia tidak menghendaki umatnya hidup miskin dan meminta-minta namun Tuhan memiliki komitmen terhadap kesuksesan kita disaat kita mampu hidup berkenan, kudus dan merenungkan firmanNya setiap hari. Renungkan: Mazmur 1:1-3 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.