Warisan Wanita Digugat!
"! ! # $%!& “Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, yaitu: bagian anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan” ( An Nisa’:11)
WARISAN WANITA DIGUGAT. Secara fitrah Allah telah melebihkan kaum laki-laki atas kaum wanita. Hal ini Allah abadikan dalam Kitab-Nya yang mulia, Yaitu dalam firman-Nya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” ( An Nisa’ :34) Tetapi angin faham feminisme berhembus dengan sangat kencang, sehingga merasuki jiwa-jiwa kaum muslimin. Mereka menginginkan persamaan hak antara laki-laki dan wanita, atau dengan istilah mereka menuntut persaman gender. Mereka menuntut keadilan antara laki-laki dan wanita kata mereka. Ini adalah menempatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya, yang ini termasuk perbuatan dzalim.
"'(% )* + ,- .( %/ 0 “Dzalim adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya” (Kitabut tauhid Syeikh Al Fauzan Hal. 12) Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran yang pas. Kewajiban antara laki-laki dan wanita telah Allah bedakan, begitu pula dalam hak-haknya juga telah Allah bedakan. Allah yang menciptakan, Allah yang membuat ukurannya atas setiap makhluknya dengan sifat Maha Adilnya. Siapa yang tidak menerima keadilan dari Allah pasti dia telah menyimpang dan pasti dia tidak adil atau dzalim
(:;)1 %!2 0 ! /! 3 4 "! 5 6 27 # 8 & Barangsiapa tidak berhukum dengan hukum Allah maka ia adalah orang-orang Dzalim” (Al Maaidah : 45) Warisan Wanita Setengah Laki-Laki Diantara hukum islam yang sudah amat jelas adalah masalah pembagian harta waris bagi wanita adalah setengah laki-laki apabila satu derajat, baik itu warisan anak dan keturunannya.
1 | Warian wanita digugat
“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, yaitu: bagian anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan” (An Nisa’:11) Berkata Imam Ibnul Mundzir Rahimahullah: “Para ulama’ sepakat bahwa harta orang yang meninggal diwarisi semua anak-anaknya, yang laki-laki dapat dua kali bagian wanita, jika tak ada ahli waris lainnya, namun jika ada ahli waris lainnya yang mempunyai bagian tersendiri, maka diberikan dulu padanya lalu sisanya dibagi oleh anak-anaknya, yang laki-laki mendapat dua bagian yang wanita” (Al Ijma’ :67,Al Muwatha, Imam Malik:503) Warisan Wanita Setengah Laki-Laki Sebagai Bukti keadilan Allah Tetapi pada saat ini banyak diantara kaum muslimin yang mengabaikan tentang pembagian waris ini. Faktor utamanya adalah kebodohan dan jauhnya mereka dari agamanya. Tetapi selain itu memang ada sejumlah orang yang ditokohkan mencoba menggugat hukum waris ini. mereka beralasan bahwa warisan wanita setengah lakilaki merupakan bentuk kedzaliman, yang sudah tidak relevan lagi pada jaman ini. Untuk membungkam mulut orang-orang yang menggugat syariat Allah dalam hal warisan ini maka akan kita jawab dengan dua jawaban, yaitu secara global dan secara terperinci. Adapun secara global adalah: Kewajiban seorang mukmin adalah tunduk dan taat kepada syariat Allah dan RasulNya, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili kepada mereka ialah ucapan, “kami mendengar dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” ( An Nur : 51) Bukan malah menentang dan mempertanyakan, apalagi malah menggugat syariatNya.
1 % = !& /! ' > & ?2@ 5 = !& “Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuatnya dan merekalah yang akan ditanya” (Al Anbiya:23) Ketaatan ini bersifat mutlak, apaka kita mengetahui hikmah dari syariat tersebut ataupun tidak. Karena tidak semua syariat tidak kita ketahui hikmahnya, meskipun kita tetap harus yakin bahwa semua syariat Allah memiliki hikmah yang tinggi. Khusus mengenai warisan ini Allah berfirman setelah pembicaran tentang pembagian warisan:
D2@ 1 " 1 E " GF H & D'> # I ! J K! L& 1 !MN O A! B7 A! 7 C, D2# “(tentang) orangtuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha bijaksana” (An Nisa’:11) Adapun untuk jawaban terperinci kita katakan: 2 | Warian wanita digugat
2
Pertama,Islam telah mengangkat derajat wanita dalam masalah warisan, karena pada jaman jahiliyyah kalau ada orang yang mati maka hartanya hanya akan diwarisi oleh anak laki-laki yang paling besar dengan dalih bahwa dialah yang bisa mengangkat senjata untuk membela kaumnya. Berkata Ibnu Abbas :Pada jaman jahiliyah mereka melakukan semua itu, yaitu tidak memberikan harta warisan kecuali kepada yang sudah mampu berperang, mereka memberikan yang paling besar, kemudian adiknya.” Maka dengan turunnya Ayat Allah:
DWPQ P "! B J ?2 1 %!7 J 1 N % R O ?2 T S Q ,U =BV 1 %!7 J D(!> “Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak baginya (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan” (An Nisa’ : 7) Maka dalam ayat ini terdapat penegasan terhadap hak wanita dan merupakan isyarat terhadap adanya kedzaliman yang telah lalu yang menimpa wanita sebelum turunnya ayat ini. Jadi Justru Islamlah yang mengukuhkan hak wanita dalam warisan. Bahkan pada jaman jahiliyah wanita menjadi bagian barang yang diwarisi. Imam Ibnu katsir Rahimahullah dalam tafsirnya 1/574 mereiwayatkan dari Ibnu Abbas berkata,: “Firman Allah :
D/ ,C =BV % X O 1 # Y 8 & %!B C, & KL&& “Hai orang-orang yang beriman tidak halal bagi kamu mewarisi wanita dengan jalan paksa” (An Nisa: 19) Berhubungan dengan kebiasaan orang jahiliyyah yang mana seseorang laki-laki bisa mewarisi istri salah seorang kerabatnya yang meninggal, maka dia tidak menikahkannya sampai meninggal atau menikahkannya akan tetapi maharnya diberikan kepadanya, maka Allah mengharamkan hal ini. Kedua,Dilebihkan laki-laki atas kaum wanita dalam hal warisan ini terkandung hikmah yang sangat besar. Berkata Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah: “Laki-laki lebih membutuhkan harta daripada wanita, karena laki-laki pemimpin bagi kaum wanita, juga laki-laki lebih memberi manfaat bagi mayit semasa hidupnya dari pada wanita. Hal ini diisyaratkan Allah setelah menetapkan bagian yang mendapatkan warisan.” “(tentang) orangtuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya allah Maha mengetahui lagi Maha bijaksana” ( An Nisa’:11). Dan memang kalau laki-laki lebih bermanfaat dan lebih membutuhkan harta maka dia berhak untuk dilebihkan dari pada wanita” (I’lamul Muwaqqi’in 2/150). Berkata Syeikh Ad Dahlawi Rahimahullah: “Laki-laki dilebihkan atas wanita dalam hal warisan jika satu derajat karena kekhususan laki-laki dalam menjaga keluarga dan kehormatan, juga berkewajiban memberikan nafkah, oleh karena itu mereka lebih 3 | Warian wanita digugat
3
berkah mendapatkannya, berbeda dengan wanita yang nafkahnya ditanggung suami, ayah, atau anak mereka” (Hujjatullahi Al Balighah 2/674) Untuk lebih jelasnya perhatikanlah contoh berikut ini: Misalnya seseorang meninggalkan dua orang anak saja, satu laki-laki dan satu wanita. Dan dia meninggalkan harta 6 Jt, maka pembagian menurut hukum Islam adalah Lakilaki mendapat 4 jt dan wanita mendapat 2 jt. Kemudian hari berganti hari dan kedua anakpun menikah. Anak laki-laki harus membayar mahar dan biaya pernikahan yang anggaplah 3 jt kemudian setelah menikah ia harus menafkahi istrinya, maka uang yang diwarisi dari orang tuannya itu akan berkurang atau bahkan akan habis. Sedangkan anak yang wanita itu ketika menikah ia mendapatkan mahar. Maka uang warisan Yang Cuma 2 jt akan bertambah. Dan uangnya itu tidak akan berkurang, karena nafkahnya sudah ditanggung suaminya. Sekarang dari contoh diatas siapakah yang lebih beruntung? Ketiga, Islam sangat menghormati wanita serta sangat memahami fitrah mereka yang berbeda dengan laki-laki, oleh karena itu hak dan kewajiban dalam beberapa hukum pun berbeda pula. Yang diantaranya kewajiban memberikan nafkah dibebankan kepada laki-laki bukan pada wanita. Firman Allah :
"! Z! O C, ?2 [ > B! "! J \ M " @ M N J " ]' ^ G_ ' ^ ` [ > B! "Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya” (Ath Thalaq :7) Berkata Imam Al Qurthubi Rahimahullah: “Maksudnya hendaklah seorang suami memberi nafkah pada istrinya juga anaknya yang masih kecil sesuai dengan kemampuannya” (Tafsir Qurthubi 18/112).
Seorang anak wanita menjadi jaminan ayahnya sampai ia menikah. Kalau tidak maka menjadi kewajiban saudara laki-lakinya dan kalau tidak maka menjadi kewajiban keluarga lain yang paling dekat misalnya paman atau keponakan laki-laki, sedangkan kalau sudah menikah ia menjadi tanggungan suaminya. Bahkan kalau suami tidak memberinya nafkah yang menjadi kewajibannya, seorang istri boleh mengambil secukupnya walaupun tanpa seijinnya. “Dari Aisyah dia berkata; “Sesungguhnya Hindun bin Utbah berkata; “Wahai Rasulullah sesungguhnya Abu Sufyan seorang suami yang pelit, dia tidak memeberikan kepadaku nafkah yang cukup bagiku dan anak-anakku kecuali jika saya mengambil sendiri tanpa sepengetahuannya.” Maka Rasulullah bersabda; “Ambilah yang cukup bagimu dan bagi anakmu dengan cara yang baik” (Riwayat Bukhari 5364) Hal ini sangatlah berbeda dengan kehidupan di negeri kafir, yaitu seorang wanita baik istri ataupun anak disuruh bekerja untuk mencari nafkah sendiri. Maka tatkala 4 | Warian wanita digugat
4
sebagian “Tokoh” pengekor kaum kafir tadi menyuarakan suara kafir untuk menyamakan hak waris antara laki-laki dan perempuan dengan dalih jaman sekarang wanita juga bekerja, maka masyarakat mana yang dia lihat? Ajaran mana yang ia jadikan patokan? Sungguh sangat naif, bagaimana mungkin komunitas kafir kita jadikan patokan untuk merubah hukum islam? Wallahu A'lamu Bish Shawwab Kontribusi: Mas Heru Yulias Wibowo – Redaktur Buletin Da’wah An Nashihah Cikarang Baru - Bekasi, untuk berlangganan hubungi bag. Sirkulasi: Mas Arifin 08156094080 (Abu Laili)
5 | Warian wanita digugat
5