Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING MODEL ARTIKULASI DAN EVALUASI BENTUK MULTIPLECHOICE MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI I LICIN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/2009 *Waris Leluhur ABSTRAK Pendidikan adalah institusi atau lembaga yang sangat penting dalam Usaha peningkatan Sumber Daya Manusia karena tingginya sumber daya dan derajad suatu bangsa sangat ditentukan tinggi rendahnya tingkat pendidikan bangsanya. Ada beberapa Masalah pada Survey awal dalam Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat urgen dan sekala prioritas yang segera dilakukan tindakan adalah Rendahnya Prestasi Mata Pelajaran IPS. Termasuk dalam factor Eksternal adalah model pembelajaran yang konvensional artinya metode pembelajaran yang digunakan berorientasi searah “Top Down” artinya pembelajaran yang masih mengarah pada Teacher Centre yaitu pembelajaran yang hanya berpusat dari satu sumber seorang Guru saja.Maka atas dasar tersebut diatas peneliti ingin membuktikan dengan model pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice diharap dapat meningkatkan Hasil belajar IPS siswa Kelas VIIIC SMP Negeri I Licin Banyuwangi Semester Genap Tahun 2008/2009. Kontribusi dan manfaat yang dapat diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain :Proses Pembelajaran IPS tidak lagi bersifat monoton, ditemukan strategi dan pendekatan dan model pembelajaran yang lebih efektif, Respon siswa terhadap pembelajaran IPS semakin baik, Kuwalitas Pembelajaran IPS meningkat, Hasil Belajar IPS/Prestasi Belajar IPS siswa meningkat yang optimal. DesainPenelitian tindakan kelas dilakukan menyusun rancangan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice dengan dilaksanakan 2 Siklus masing-masing 3 kali tatap muka termasuk Evaluasi. Kata Kunci : Cooperative Learning Model Pembelajaran Artikulasi Dan Evaluasi Bentuk Multiplechoise , Hasil Belajar IPS PENDAHULUAN Pendidikan adalah institusi atau lembaga yang sangat penting dalam usaha peningkatan Sumber Daya Manusia karena tingginya sumber daya dan derajat suatu bangsa sangat ditentukan tinggi rendahnya tingkat pendidikan bangsanya. Karena itu pembangunan nasional bidang pendidikan diperlukan peningkatan penyelenggaraan pendidikan Nasional
yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta perkembangan Ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Bagi pemerintah lewat Menteri pendidikan Nasional juga mencanangkan "Gerakan peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002 namun peningkatan ini secara Nasional masih belum tercapai secara maksimal sesuai dengan target yang diharapkan.Terbukti lembaga pendidikan yang berada di daerah
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
45
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
pinggiran yang jauh dari perkotaan atau daerah yang terpencil masih dalam kondisi menejemen dan pengajaran yang konvensional yang terfokus pada pelajaran pokok yang tercantum dalam kurikulum (Mulyasa, 2002:5) Setidaknya ada tiga faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu : 1) Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri. 2). Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain 3). Siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampaiakan pendapat dengan teman yang lain (Soli Abimanyu, 1995:89) Menanggapi hal tersebut diatas maka setiap Guru dituntut kreatif dan Inovatif dalam mencari model-model pembelajaran, agar atmosfir PBM menyenangkan dan lebih memudahkan daya serap siswa, sebagai peneliti sekaligus sebagai guru telah berusaha melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran yang dapat mengatasi tiga faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa diatas yaitu dengan menggunakan pembelajaran model-model yang kooperatif dan menyenangkan termasuk dalam penelitian ini guru ingin mengetahui bagaimana tingkat prestasi siswa dengan pembelajaran model Artikulasi, Model Artikulasi ini memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam proses PBM karena saat siswa menerima penjelasan dari Guru diwajibkan membuat resume atau catatan singkat dari apa yang diterangkan Guru tersebut dan kemudian setelah siswa menerima penjelasan Guru siswa dituntut untuk mampu menerangkan kembali kepada teman sendiri dikelas sehingga siswa akan mengurangi rasa takut apabila
bertanya kepada teman sendiri, dan kapasitas Guru sebagai motivator dalam proses PBM ini Adapun pembelajar Cooperative Learning Model Artikulasi cara empiris adalah model yang cukup efektif dan menyenangkan tetapi setelah melihat hasil Evaluasi berdasarkan data tersebut diatas sangatlah kurang memenuhi syarat ketuntasan belajar ternyata setelah dilakukan analisa dan diskusi bersama teman guru serumpun/mata pelajaran IPS sebagai kolaborator ditemukan permasalahan yaitu bentuk soal yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat kedewasaan berfikir siswa yaitu dengan model Subyektif Test . maka peneliti sekaligus sebagai Guru menemukan permasalahan pada siswa kelas VIII C SMP Negri I Licin yang dianggap paling Urgen atau permasalahan yang segera harus diatasi adalah rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran IPS dengan data sebagai berikut : pada Hasil Evaluasi Kompetensi Dasar: 3.2. Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Nilai Rata-Rata Kelas = 60.41 Dan hasil Prosentase Ketuntasan Kelas dengan SKBM diatas 70 berjumlah = 20,58 %. Ini berarti bahwa proses PBM yang berlangsung mengalami gegagalan yang sangat fatal, sementara peneliti memiliki hipotesis dan hasil diskusi dengan teman sejawat atau guru serumpun bahwa rendahnya prestasi siswa tersebut karena tidak berhasilnya sistem evaluasi dengan model subyektif test karena dipengaruhi oleh usia perserta didik kelas VIII secara rata-rata tingkat kedewasaan berfikir rata-rata masih berusia ana-anak yang baru menginjak usia remaja,
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
46
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
sehinga kedewasaan berfikir untuk menganalisis suatu peristiwa masih tergolong rendah oleh karena itu peneliti sekaligus guru perlu melakukan inovasi dalam model alat ukur keberhasilan siswa dalam belajar dari subyektif test dirubah dalam evaluasi bentuk obyektif test pilihan ganda atau Multiplechoice. Menurut Agus Sujanto bahwa perkembangan berfikir anak selalu setingkat dan sejalan dengan perkembaangan so-sial, bahasa adalah pula alat untuk berfikir karena itu sering dikatakan bahwa berfikir adalah berbicara yang tidak terucapkan dan bercakap adalah berfikir yang diucapkan, pada masa ini anak baru berada dalam tingkat berfikir kongkrit artinya fikiranya masih erat dengan benda atau keadan:
keadaan nyata (1981 : 78) sehinga peneliti bersama kolaborator semakin yakin bahwa bentuk evaluasi subyektif test sangat berpengaruh bagi kesulitan berfikir siswa, telah menemukan kesepakatan untuk mencari solusi dalam penelitian tin-dakan dikelas VIII C dengan menggunakan Judul Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Melalui Pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechoice/Pilihan Ganda Mata Pe-lajaran IPS pada siswa Kelas VIII C SMP Negeri I Licin Semester II Tahun Pelajaran 20080/2009. dan peneliti bersama dengan satu orang kolaborator dapat memberikan gambaran kerangka berfikir sebagai berikut
Tabel 1 Ilustrasi keranagka berfikir penelitian tindakan kelas 1. Pembelajaran Konvensional 2. Tingkat Kedewasaan Berfikir anak-anak 3. Bentuk Soal Obyektif/Penalaran
1. Pembelajaran Model Artikulasi 2. Evaluasi Obyektif test Cenderung berfikir nyata 3. Anak mudah mencerna arti pertanyaan
1. Pembelajaran Konvensional 2. Soal Obyektif/ Penalaran siswa sulit mencerna pertanyaan 3. Subtansi soal tidak berfikir nyata 4. Target Hasil Evaluasi tidak tercapai
1. PBM menyenangkan 2. Siswa mudah mengambil keputusan pada pilihan jawaban yang benar 3. Target Hasil Evaluasi dapat tercapai
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
47
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
Rumusan Masalah Penelitian tindakan kelas ini Rumusan permasalahan yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Apakah Penerapan Pembe-lajaran Cooperative Learning Model Artikulasi dengan Evaluasi bentuk Multiplechoice dapat lebih efektif dalam pem-belajaran IPS? b. Apakah Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi dengan Evaluasi bentuk Multiplechoice dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS? Rencana pemecahan masalah Untuk meningkatkan prestasi siswa kelas VIIIC pada mata pelajaran IPS, penelitian tindakan kelas ini melalui pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi Dan Evaluasi Bentuk Multiplechoise/Pilihan Ganda Tujuan penelitian Penelitian tindakan kelas ini dengan melalui pembelajaran Model Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice/Pilihan Ganda dapat menigkatkan prestasi siswa kelas VIIIC SMP Negeri I Licin pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009. Manfaat Peneliti Tindakan Dengan Menggunakan Judul dan Proses Penelitian Tindakan kelas tentang Peningkatan Prestasi Belajar siswa melalui Pembelajaran Model Artiklasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechoice bermanfaat bagi unsur Pendidikan sebagai berikut : Bagi Peneliti 1. Meningkatkan kerja sama dengan kolaborator guna saling memberi dan menerima wawa-san dalam proses pembelajaran IPS 2. Peneliti mengetahui secara langsung bagaimana kondisi admosfer pembelajaran IPS secara riil dikelas
pada kususnya di Sekolah pada Umumnya 3. Dengan melalui penelitian tindakan kelas, Peneliti memiliki kemampuan dan pengembangan analistis kritis dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) 4. Ikut bertanggung jawab dari unsur Sekolah dalam perkembangan pendidikan yang lebih berkualitas Proses Belajar Mengajar (PBM) Bagi Guru 1. Peningkatkan Profesionalisme guru, 2. Mendapat referensi model pembelajaran dan evaluasi yang efektif 3. Mengetahui tingkat Pemahaman dan penguasaan materi siswa setelah berlangsungnya proses belajar mengajar mata pelajaran IPS daya serap siswa menjadi optimal 4. Dapat dipakai sebagai acuan model pembelajaran bagi guru serumpun. Bagi Siswa 1. Siswa dapat meningkatkan ativitas dan daya kreativitas dalam mencatat hasil ceramah dari Guru khususnya dalam mata pelajaan IPS 2. Siswa mendapat kesempatan untuk membangun keberanian dalam menyampaikan pendapat, gagasan, dan ide melalui meka-nisme setelah mendengar-kan dan mencatat singkat penjelasan dari guru dituntut untuk mene-rangkan kembali kepada temanya didalam kelas yang dituntun oleh Guru 3. Siswa lebih koperatif dalam proses belajar bersama, karena siswa lebih memiliki keberanian untuk bertanya kepada temannya sendiri yang telah menerangkan didepan kelas. 4.Siswa lebih aktif dan berani mengungkapkan pendapatnya 5. Siswa terlatih membangun kemampuanya dan keberaniannya dalam memiliki jiwa kerja sama serta
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
48
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
menghargai pendapat yang berbeda. Bagi Sekolah 1. Karena keberadaan Guru sebagian besar Sarjana Pendidikan yang sudah cukup lama dan jarangnya mengikuti kegiatan–kegiatan seminar atau pelatihan-pelatihan tentang Inovasi Pendidikan maka menyebabkan kurang fahamnya atau relatif sedikitnya referensi model pem-belajaran bidang setudi IPS yang efektif dan menyenangkan 2. Sebagai Siswa dapat mempertanggungjawabkan apa yang diterangkan oleh Guru dengan melalui kegiatan siswa menirukan apa yang di-terangkan Guru dengan cara siswa yang ditunjuk me-nerangkan kembali kepada temanya sendiri, karena itu diharapkan apabila penjelasan oleh manya sendiri teman yang lain lebih bebas untuk bertanya 3. Sebagai alat kontrol Kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas Guru dan kuwalitas prestasi belajar pe-serta didik 4. Dapat memberikan acuan mo-del pembelajaran terhadap mata pelajaran yang lain yang bisa diberikan oleh sekolah kepada Guru mata pelajaran yang lain. Difinisi Operasional Variabel Untuk mendifinisikan tentang Variabel penelitian tindakan kelas ini Peneliti sekaligus Guru Mata Pelajaran IPS bersama dengan kolaborator menguraikan satu persatu antara lain sebagai berikut: 1. Pembelajaran Cooperative Learning adalah pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai ba-han pelajaran. 2. Pembelajaran Model Artikulasi Adalah Model Pembelajaran yang mengarah pada aktifitas siswa dengan melalui pembentukan kelompok berpasangan terbatas 2 siswa untuk dihubungkan/disambungkan dengan target mampu membuat resume hasil penjelasan guru dan dituntut untuk mempresentasikan kepada anggota kelompoknya bersama teman dikelasnya secara bergantian sehingga terjadi pembelajaran yang mampu menyambungkan diantara siswa yang saru dangan yang lain kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. 3. Evaluasi Bentuk Multiplechoice Adalah bentuk soal yang merupa soal dengan fasilitas pilihan sebanyak pilihan jawaban yang paling benar dengan kata lain Melengkapi pilihan soal dalam bentuk ini terdiri atas kalimat pokok yang berupa pertanyaan yang belum lengkap diikuti oleh empat atau lima kemungkinan jawaban yang dapat melengkapi pernyataan tersebut, dalam bentuk soal ini hanya ada satu jawaban yang paling benar 4.Pengertian Prestasi Be-lajar/Hasil belajar adalah suatu pucak proses belajar yang dapat merubah perilaku seseorang yang berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Dan hasil belajar tersebut terjadi, terutama disebabkan oleh pembelajaran yang baik dari guru. Hasil belajar merupakan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
49
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
proses internal yang komplek. Sedangkan yang terlibat dari proses internal tersebut adalah seluruh mental yang melingkupi segenap ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Jadi Difinisi Operasional judul adalah Usaha Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Melalui Pembelajaran Model menyambungkan atau menguhubungkan antara anggota kelompok dengan kolompok lain setelah melalui penjelasan guru dan keberhasilan dalam belajar dengan diukur oleh SKBM tertentu dengan evaluasi bentuk soal Multiplechoice. METODE PENELITIAN RancanganPenelitian Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas peneliti bersama kola-
borator telah menentukan pada siswa kelas VIII C SMP Negeri I Licin Semester Genap Tahun Pelajaran 20082009 Banyuwangi, yang pelaksanaannya secara berkesinambungan dengan diprediksi cukup Siklus I dan Siklus II masing-masing siklus terdiri 3 kali tatap muka termasuk evaluasi, dengan harapan penelitian tindakan ini sudah dapat mengatasi Rendahnya prestasi siswa secara kongkrit Adapun Desain penelitian yang dipakai penelitian ini adalah model sekema spiral dari Hopkin (Dalam team Proyek PGSM,1999;7) dengan menggunkan Empat Fase yaitu : perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Keempat fase tersebut merupakan suatu siklus dalam sebuah penelitian tindakan kelas yang digambarkan dengan menggunakan sebuah spiral seperti pada gambar lembar berikut :
Tabel 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas
RENCANA
REFLEKSI
RENCANA PERBAIKAN
TINDAKAN/ OSERVASI OBSERVASI REFLEKSI TINDAKAN/ OSERVASI
RENCANA PERBAIKAN
Model Hopkin (Dalam Tim Penelitian Proyek PGSM, 1999 ; 7) Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
OBSERVASI
50
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini tahap awal mutlak dilakukan perencanaan dengan melalui proses kolaborasi dengan 1 (satu orang) Guru Bidang studi IPS/yang serumpun Kolaborasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dengan mengidentifikasi permasalahan–permasalahan riil yang ditemukan di kelas sebagai subyek penelitian tindakan kelas antara lain peneliti bersama kolaborator perlu menyusun/merancang tahap-tahap kegiatan adalah sebagai berikut: Siklus I ( Pertama) Tahap-tahap yang akan dilaksanakan pada siklus I (pertama) dalam penelitian ini direncanakan dengan mengacu pada model skema Spiral penelitian tindakan kelas dari Hopkins (dalam Tim Proyek PGSM, 1999;7) dengan menggunakan empat fase yaitu: Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. 1. Perencanaan Sejak dilaksanakan Observasi awal Praktisi dalam hal ini Guru mata Pelajaran dan Peneliti telah sepakat menentukan Obyek penelitian berdasarkan pertimbangan faktor keterlaksanaanya proses pembelajaran adapun kegiatan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut : 1. Diskusi dengan 2 (dua) Orang Guru IPS/ serumpun tentang tindakan yang akan dilak-sanakan 2. Menetapkan Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran 3. Menetapkan desain pe-nerapan melalui Pembelajaran Model Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoise/Pilihan Ganda 4. Menyusun Langkah-langkah/Skenario Pembelajaran bersama dan
media pada siklus I(Pertama) sebanyak 3 kali tatap muka masing– masing tatap muka de-ngan alokasi waktu 40 x 2 = 80Menit termasuk evaluasi 2.Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas dan Pengamatan Kegiatan yang dilakukan oleh Guru dan Kolaborator yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1.Guru mata pelajaran IPS melaksanakan kegiatan dikelas sesuai dengan desain pembelajaran dan motivasi yang telah direncanakan dalam skenarionya. dan pihak peneliti melakukan pengamatan serta memberikan pengarahan, motivasi, dan rangsangan, kepada guru yang melakukan tindakan. 2.Guru bidang studi IPS melaksankan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah disusun dan telah disepakati bersama dengan peneliti dan kolaborator. 3.Selama kegiatan berlangsung peran guru disini melakukan tindakan dengan menerapkan melalui Pembelajaran Model Artikulasi 4.Melaksanakan Evaluasi dengan Instrumen Evaluasi bentuk Multiplechoise/Pilihan Ganda yang telah disiapkan guna mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran IPS setiap siklusnya. 3. Observasi Kegiatan Observasi ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan berlangsung yang dibantu oleh 1 (satu) kolaborator sebagai peneliti. maksud diadakan observasi adalah pengamatan secara sistematis dan komprehensip dengan memanfaatkan alat perekam berupa Instrumen yang telah disiapkan oleh Peneliti untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran ber-langsung
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
51
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
dalam Penerapkan Melalui Pembelajaran Model Artikulasi serta pihak peneliti memberikan pengarahan, motivasi, dan rangsangan, kepada guru yang melakukan tindakan, serta mencatat bagaimana keadaan siswa tentang kelebihan dan kelemahanya dengan skenario yang telah ditentukan 4. Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara me-ngurutkan kembali kejadiankejadian kelemahan dan kelebihan dalam peristiwa pembelajaran yang telah dilakukanya, melalui proses refleksi pengalaman belajar itu yang pada akhirnya menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya, dengan melalui proses refleksi akan memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya pada siklus berikutnya atas dasar ke-lemahankelemahan yang telah ditemukan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Siklus II (Kedua) Tahap yang akan dilaksanakan pada siklus II direncanakan sama dengan sklus I, tetapi bertolak pada kurang keberhasilan pada siklus I dan faktor–faktor yang mempengaruhinya maka pelaksanakaan siklus II merupakan kegiatan perbaikan sehingga siswa memiliki peningkatan baik kuwalitas maupun kuwantitas tentang kemampuanya bidang penguasaan materi yang lebih tinggi Adapun materi yang akan disampaikan pada siklus II ini materi yang berbeda dengan materi siklus I, yaitu melanjutkan pokok bahasan atau kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I dengan 3 Kali
tatap muka masing-masing tatap muka dengan alokasi waktu 2 X 45 Menit = 90 Menit termasuk Evaluasi Dari hasil belajar siswa dapat diketahui ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui evaluasi bentuk Multiplechoice Kreteria ketuntasan belajar dinyatakan sebagai berikut : 1. Daya serap perorangan. Seorang siswa dinyatakan tuntas apabila telah mencapai nilai 70 dari nilai maksimal 100. 2. Daya serap klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat nilai 75% yang telah mencapai nilai 70 dari nilai maksimal 100. Dalam pelajaran IPS penilaian dilihat dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor dengan standar ketentuan minimal yang telah ditentukan oleh Guru mata pelajaan IPS di SMP Negeri I Licin Banyuwangi berdasarkan perhitungan rata-rata pada tingkat kesulitan pada kurikulum adalah dengan nilai SKBM 70. Aspek kognitif dilihat dari hasil belajar yang diperoleh pada saat pree test, post test dan ulangan harian. Selain aspek kognitif yang menentukan keberhasilan pem-belajaran adalah aspek afektif yang penilaiannya meliputi: kehadiran, percaya diri, kerja sama dengan rekan kelompok, keaktifan dalam diskusi, Presentasi didepan kelas, dan sikap pada guru. Penilaian ini menggunakan skor rentang 1–5, jadi apabila siswa memperoleh nilai maksimal pada setiap item, maka mendapat skor maksimal 25.
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
52
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
Adapun gradenya sebagai berikut 21 – 25 = A 6 – 10 = D 16 – 20 = B 0–5 =E 11 – 15 = C Keterangan : Nilai : Nilai akhir Skor maksimal: 25 skor: jumlah yang diperoleh Untuk aspek psikomotor penilaiannya meliputi: motifasi, berfikir kritis dan mandiri, keterampilan menyelesaikan soal, keterampilan bekerjasama, menyimpulkan. Penilaian ini mempunyai rentang skor 1–5 maka apabila siswa mendapat skor maksimal maka nilainya adalah 25.
21 – 25 = A 16 – 20 = B 11 – 15 = C
Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam rangka untuk penelitian tersebut adalah, sebagai berikut : 1. Metode Observasi Yaitu cara penggalian data secara langsung mengamati sejak awal hingga akhir pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh Peneliti bersama kolaborator pada obyek yang diteliti yaitu siswa kelas VIII C SMP Negeri I Licin Semester Genap Tahun Pelajaran 2008/2009, dan tidak ketinggalan observasi yang dilakukan berdasarkan data yang didapat dari kepala sekolah, Guru BP, wali kelas dan Guru-guru yang, hasil Observasi ini yang bisa dipakai dasar menentukan permasalahan yang paling urgen untuk segera diatasi dan kiat apa yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut 2. Metode Test Yaitu penggalian data dengan cara mengadakan test tentang ilmu Pendidikan IPS pada siswa Kelas VIII C Semester genap tahun ajaran 2008/2009
6 – 10 = D 0–5 =E
baik yang bersifat Pre Test, Post test dan Evaluasi Akhir setiap siklusnya dengan menggunakan bentuk soal Multiplechoice/Pilihan Ganda untuk mengtahui sejauh mana ilmu yang sudah diserap/ dikuasai oleh siswa, bila dibandingkan dengan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan dengan model Artikulasi dan Evaluasi bentuk multiplechoice/Pilihan Ganda 3. Metode Wawancara Metode Ini adalah sebuah kegiatan untuk mendapatkan informasi obyektif dari siswa kelas VIII C Semester Genap tahun ajaran 2008/2009. dimana wawancara ini membutuhkan kejujuran jawaban dari siswa, maka untuk mendapatkan kejujuran jawaban tersebut hendaknya yang melakukan/ pe-wancara oleh kolaborator dengan instrumen berupa pedoman wa-wancara yang telah disiapkan, adapun informen yang dikenakan wawancara cukup disampel dengan jumlah dan Kemampuan Siswa yang representatif dan pelaksanaan wawancara ini
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
53
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
dilakukan setiap setelah melakukan tindakan guna untuk dilakukan refleksi pada tindakan berikutnya hinga penelitian tindakan berakhir. Indikator pencapaian penelitian tindakan Melalui pembelajaran Model Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice dapat meningkatkan prestasi siswa mata pelajaran IPS dengan Indikator keberhasilan apabila memiliki ketuntasan belajar diatas SKBM 70 minimal sebanyak 75 % dari jumlah seluruh siswa Kelas VIII C SMP Negeri I Licin Semester Genap tahun ajaran 2008/2009. Metode Analisa Data Metode ini adalah sebagai pengolah atau menganalisis data dari hasil penelitian untuk mendapat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, dengan menggunakan presentasi diskriptip, yaitu analisa yang tidak menggunakan statistik, dan mendiskripsikan prosentase tingkat keberhasilanya HASIL DAN PEMBAHASAN Data Utama Sesuai dengan rencana penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan diatas, bahwa pelaksanaaan ini dibagi dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dengan langkah-langkah pertama-tama memberi tahu kepada responden yaitu seluruh siswa kelas VIII C. Disampaikan bahwa pelajaran yang akan dilakukan ini akan berbeda dengan sistem yang seperti biasanya, yaitu dengan Pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi, yang pastinya dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menjelaskan langkah-langkah Pembelajaran secara kronologis
2. Menjelaskan teknis pembentukan kelompok yang terbatas 2-3 Siswa secara hiterogen baik menyangkut jenis kelamin, agama, dan tingkat kecerdasan 3. Menjelaskan tata cara kerja kelompok dan tekhnis Presentasi didepan teman sekelasnya 4. Terakhir adalah cara pembuatan keputusan dengan membuat kesimpulan bersama Dari hasil Diskusi yang telah dipersiapkan bersama dengan kolaborator ini, penulis, peneliti kemudian membagi proses pem-belajaran dalam dua Siklus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. Perencanaan Tahap Perencanaan ini adalah melaksanakan kegiatan pada Bulan Januari sampai Mei 2009, pada tahap ini semua telah dipersiapkan meliputi penyususnan Rencana pembelajaran, Media, dan Instrumen yang diperlukan dalam PBM melalui Pendekatan Cooperative Learning Model Pembelajaran Artikulasi dan Naskah Evaluasi Bentuk Multiple Choice, Instrumen dalam pengumpulan data serta pedoman serta pedoman wawancara dan setrategi motivasinya terhadap Proses Pembelajaran . Tahap Perencanaan Siklus pertama ini adalah merencanakan segala sesuatu yang berhubungan erat dengan PBM yaitu meliputi : 1. Merencanakan Tindakan apa yang akan dilakukan 2. Menetapkan Kompetensi dasar pembelajaran sesuai dengan KTSP 3. Menetapkan desain pembelajaran sesuai dengan tehnologi yang digunakan dalam Tindakan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
54
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
4. Menyusun dan menetapkan Skenario/ langkah-langkah pembelajaran bersama dengan Medianya pada siklus I dan II masing-masing membutuhkan 3 X tatap muka setiap Siklusnya termasuk Evaluasi dengan alokasi waktu 2 X 40 Menit = 80 Menit 5. Pelaksanaan penelitian tin-dakan ini sesuai dengan rencana awal tindakan pada Hari/tnggal : Selasa, 3 Februari 2009. Pelaksanaan 1. Guru Sekaligus sebagai peneliti dibantu 2 orang Kolaborator sebagai Ob-server melakukan tindakan dikelas sesuai dengan desain pem-belajaran dan motivasi yang telah direncanakan 2. Guru sekaligus Peneliti dibawah penilaian 2 Observer melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Skenario yang telah disusun 3. Melaksanakan Evaluasi dengan Instrumen setiap akhir siklusnya yang telah disiapkan, Guna untuk me-ngetahui tingkat pemaha-man dan penguasaan be-lajar dalam PBM IPS 4. Setiap tatap muka dalam siklusnya peneliti diobservasi dengan menggunakan Instrumen yang disiapkan baik untuk guru maupun peserta didik. Refleksi Siklus I Berdasarkan Hasil Wawancara dan Observasi oleh kedua Observer menunjukan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi bentuk MultipleChoice dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya, walaupun hasil pada siklus I (Pertama) ini masih belum maksimal.
Hasil Obsevasi bahwa berdasarkan Skenario Pembelajaran yang telah ditetapkan, pada awal siklus I (pertama) ada temuan Aplikasinya masih belum terlaksana secara maksimal, karena itu pada pertemuan berikutnya harus ada penyempurnaan-penyempurnaan Proses Pembelajaran sehingga pada siklus II (Kedua) diharapkan sudah sempurna secara maksimal sesuai dengan Skenario yang ditetapkan Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik dan Afektif ternyata masih ada sebagian kecil dari peserta didik yang belum melaksanakan kegiatan pembelajaran secara maksimal, karena itu dalam siklus II (Kedua) diharap seluruh siswa dapat mengikuti Proses pembelajaran secara maksimal, paling tidak setiap tatap muka mengalami jumlah penurunan anak yang tidak dapat melaksanakan kegiatan secara maksimal Berdasarkan hasil wawancara Observer kepada perwakilan siswa yang representatif agar mendapatkan data yang akurat, maka didapatkan informasi bahwa rata-rata siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran, walaupun keberanian siswa untuk Presentasi didepan kelas masih ada sebagian yang masih punya rasa takut dan Canggung, serta keberanian siswa untuk bertanya masih belum maksimal, oleh karena itu dalam siklus II (Kedua) Peneliti harus mampu memaksimalkan setrategi, Skenario, sesuai dengan desain yang telah ditetapkan bersama, sehingga peranan siswa baik dalam proses Kerja Kelompok, Presentasi dan Bertanya, menjawab pertanyaan serta berargumentasi akan lebih meningkat. Hal ini tidak bisa terlepas bahwa Peneliti agar dapat meningkatkan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
55
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
motivasinya yang lebih maksimal lagi sehingga dalam pertemuan siklus II (Kedua) nanti dapat memaksimalkan aktivitas belajar seluruh siswanya Kegiatan Siswa Kelemahan Siswa 1. Pada awal Penerapan pembelajaran Model Artikulasi banyak siswa mengalami ke-sulitan membuat rangkuman dan kerja dengan kelompok-nya sehingga banyak siswa yang membuat rangkuman hasil dari penjelasan Guru tidak lengkap dan kronologis, sehingga berpengaruh pada saat Presentasi didepan kelas kurang lancar. 2. Pada awal siklus ini terlihat anak banyak yang ragu-ragu dan canggung untuk melakukan aktivitas dengan kelompoknya, karena masih belum terbiasa membuat catatan singkat hasil dari penjelasan Guru. 3. Pada saat diskusi dengan kelompoknya terlihat di dominasi oleh anak yang lebih pandai, atau kurangnya rasa ketergantungan saling mem-beri dan menerima. 4. Masih banyak anak yang takut untuk menyampaikan pen dapatnya, terbukti masih rendahnya jumlah anak yang berani mengajukan per tanyaan kepada temanya yang sedang melakukan Presentasi 5. Karena Guru belum mem-berikan tugas rumah maka kelihatan banyak anak yang belum mengenal isi dari Kompetensi dasar yang diajarkan. 6. Kurangnya sumber belajar yang dimiliki siswa sehingga wawasan dan penguasaan materi menjadi salah satu kendala dalam Proses belajar.
Kelebihan Siswa 1. Sebagian besar siswa ter-golong penurut terbukti dari aktivitas siswa hanya jumlah minoritas yang kurang respek dalam kegiatan belajar de-ngan Model Artikulasi 2. Sebagian Besar Siswa memiliki komitmen belajar cukup tinggi terbukti dapat melakukan kegiatan belajar sesuai dengan Skenario yang telah ditetapkan oleh Guru 3. Sebagian besar siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya masing-masing walaupun masing-masing me-miliki kemampuan yang berbeda 4. Sebagian besar siswa me-miliki hasil daya serap yang cukup baik terbukti dari hasil Pre test, Post Test, dan hasil Ulangan Siklus I 5. Walaupun masih ada ke-kurangan siswa dapat mem-presentasikan hasil kerjanya didepan kelas dan dapat men-jelaskan pertanyaanpertanyaan dari temannya sendiri. Kegiatan Guru Kelemahan Guru 1. Pada awal kegiatan pembelajaran dengan model Artikulasi ini Guru masih melaksanakan yang terkesan tergesa-gesa sehingga siswa kadang-kadang kesulitan membuat catatan ringkas 2. Guru dalam menyampaikan terlalu singkat dan kurang jelas diterima tiap kelompok siswa 3. Guru kurang perhatian dari masing-masing kelompok dalam memberi motivasi siswa dalam kerja kelompok sehingga kerja kelompok masih ada yang kurang maksimal 4. Posisi guru masih terkesan memperhatikan pada kelompok yang memiliki ke-mampuan kecerdasan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
56
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
yang tinggi sehingga proses penjelasan terkesan munutun. 5. Terkesan performen Guru masih menakutkan sehingga banyak siswa yang kurang berani menyampaikan argumentasinya dan pertanyaan-nya. Keunggulan Guru 1. Dengan menggunakan Pembelajaran Model Artikulasi siswa lebih mudah untuk dikendalikan 2. Dengan menggunakan model pembelajaran Artikulasi, Guru dapat membuat kondisi belajar siswa lebih aktif/ pengelolaan kelas yang lebih baik 3. Dengan menggunakan model pembelajarn Artikulasi membuat masing-masing Individu siswa mayoritas memiliki tanggungjawab belajar secara aktif terlibat
dalam proses pembelajaran tersebut. 4. Siswa semakin menyadari bahwa pembelajaran Model Artikulasi, menuntut kerja sama dan konsentrasi yang lebih. 5. Dengan Pembelajaran Model Artikulasi menunjukan hasil belajar tiap tatap muka mengalami peningkatan yang siknifikan. Hasil Data dan Pembahasan Keseluruhan Hasil Observasi yang dilakukan oleh 2 Orang Kolaborator sebagai Observer tentang kegiatan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan Model Artikulasi pada siklus I dan siklus II telah menunjukan data sebagai berikut
Tabel 3 Hasil Observasi tentang Aktivitas siswa selama KBM berlansung MENYIMAK PENJELASAN GURU
SIKLUS I
SIKLUS II
YA
21
24
28
27
30
30
KADANG - KADANG
8
6
3
5
2
3
TIDAK
5
4
3
2
2
1
AKTIF DALAM DISKUSI
SIKLUS I
SIKLUS II
YA
26
28
30
31
32
33
KADANG - KADANG
8
4
4
3
2
1
TIDAK
0
2
0
0
0
0
AKTIF DALAM PRESENTASI
SIKLUS I
SIKLUS II
YA
22
29
27
29
30
32
KADANG - KADANG
7
3
5
3
4
2
TIDAK
5
2
2
2
0
0
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
57
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
NILAI KEGIATAN SISWA
PENILAIAN KEGIATAN SISWA DALAM KBM 40 30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
KRETERIA NILAI NILAI MENYIMAK
SKLUS I YA
SKLUS I KADANG
SKLUS I TIDAK
SIKLUS II YA
SIKLUS II KADANG
SIKLUS II TIDAK
Tabel 4. Observasi Penilaian KBM Untuk Guru TATAP MUKA
SIKLUS I NILAI
SIKLUS II NILAI
PREDIKAT
I
51 : 17 = 3
BAIK
PREDIKAT
68 : 17 = 4
SANGAT BAIK
II
60 : 17 = 3.52
BAIK +
68 : 17 = 4
SANGAT BAIK
III
68 : 17 = 4
SANGAT BAIK
68 : 17 = 4
SANGAT BAIK
PENILAIAN KBM UNTUK gURU 4 3.5 3 NILAI KBM 2.5 GURU TIAP 2 SIKLUS 1.5 1 0.5 0 I
II
III
TATAP MUKA Siklus I
Skuls II
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
58
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
Tabel 5. Analisis Hasil Pre Test KETUNTASAN SIKLUS I TATAP MUKA
KETUNTASAN SIKLUS II
YA
%
TIDAK
%
YA
%
TIDAK
%
I
20
58,82
14
41,17
26
76,47
8
23,52
II
23
67,64
11
32,35
28
82,35
6
17,64
III
25
73,52
9
26,47
29
82,29
5
14,70
NILAI TATAP MUKA
KETUNTASAN PRE TEST SISWA 35 30 25 20 15 10 5 0 YA
TIDAK
YA
SKLUS I
TIDAK SKLUS II
KETUNTASAN KBM I
II
III
Tabel 6. Analisis Hasil Post Test KETUNTASAN SIKLUS I TATAP MUKA
KETUNTASAN SIKLUS II
YA
%
TIDAK
%
YA
%
TIDAK
%
I
24
70,58
10
29,41
29
85,29
5
14,70
II
27
79,42
7
20,58
30
88,23
4
11,76
III
29
85,29
5
14,70
31
91,17
3
8,82
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
59
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
NILAI POST TEST
PENILAIAN HASIL POST TEST 35 30 25 20 15 10 5 0 YA
TIDAK
YA
SKLUS I
TIDAK SKLUS II
KETUNTASAN I
II
III
Tabel 7. Sistem Penilaian Aspek Afektif Siswa TATAP MUKA
SKLUS I
SIKLUS II
GRADE
GRADE
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
4
23
6
1
-
16
18
-
-
-
II
9
20
3
-
-
19
15
-
-
-
III
13
20
1
-
-
26
8
-
-
-
I
NILAI POSTEST
PENILAIAN HASIL POST TEST 30 25 20 15 10 5 0
1 2 3
A
B
C
D
E
A
B
C
GRADE
GRADE
SKLUS I
SKLUS 2
D
E
GRADE NILAI POSTEST
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
60
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
Tabel 8. Sistem Penilaian Aspek Psikomotorik TATAP MUKA
A 7 13 15
I II III
SKLUS I GRADE C 6 4 3
B 20 26 15
D 1 1 1
E -
A 20 26 29
B 11 5 3
SIKLUS II GRADE C 3 3 2
D -
E -
NILAI PSIKOMOTORIK
PENILAIAN PSIKOMOTORIK 35 30 25 20 15 10 5 0
1 2 3
A
B
C
D
E
A
B
C
GRADE
GRADE
SKLUS I
SKLUS 2
D
E
TATAP MUKA TIAP SIKLUS DAN GRDE
Berdasarkan Data Dari Kedua Nobserver tersebut diatas dari tatap muka ke tatap muka dianatara siklus I dan siklus II menunjukan bahwa
aktivitas siswa dalam KBM adanya perubahan Positif yang sangat siknifikan.
Tabel 9. Penilaian Koqnitif dari perbandingan antara Hasil Ulangan harian sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan selama 2 siklus sbb :
Jumlah Seluruh nilai
Perbandingan Hasil Ulangan Harian Sebelum Tindakan siklus Tindakan Siklus tindakan I II 2.054 2.671 2.756
Nilai Rata-rata Kelas
60.41
78,55
81,05
(%) Prosentasi Ketuntasan
20,58 %
79.41 %
91%
(%) Prosentase tidak ketuntasan
79,42 %
20.59 %
9%
Keterangan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
61
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan serangkaian penelitian, secara kronologis, dari siklus ke siklus yang telah kami lakukan berkat hidayah dan perjuangan serta bantuan dari berbagai pihak, maka pemahaman siswa kelas VIII C SMP Negeri I Licin ini berjalan sesuai dengan harapan Memang kendalapun ada saja terjadi seperti kemampuan berpikir yang lamban dari siswa, keberanian mengungkapkan ide-ide, Pemahaman tentang Model pembeajaran pertama
sehingga terlihat dalam pelaksanaan PBM yang kurang optimal, namun berkat kejelian kedua Observer sebagai mitra penelitian, maka hasil akhir dari penelitian dapat menjawab permasalahan yang peneliti hadapi yaitu : 1. Pembelajaran dengan menggunakan Model Artikulasi dapat me-ningkatkan aktivitas siswa dalam belajar yang mengalami perubahan positif dari tatap muka ketatap muka berikutnya, dari siklus ke siklus berikutnya secara siknifikan
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
62
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
2. Pembelajaran dengan menggunakan Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk MultipleChoice dapat meningkatkan Prestasi hasil belajar yang sangat sikni-fikan dibanding dengan Pembelajaran sebelum dilakukan tindakan Saran Dari survey yang dilanjutkan Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C SMP Negeri I Licin yang Peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa rendahnya Prestasi Hasil Belajar siswa karena kurangnya antusias membaca materi IPS dan memperhatikan Guru dalam memberikan penjelasan, sehingga penguasaan materi pelajaran IPS sangatlah randah, Memperhatikan juga hasil penelitian tindakan kelas yang kami lakukan, ternyata ada juga metode dan model pembeajaran lain yang representatif namun membutuhkan koordinasi secara integral dalam meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Siswa, Maka dalam kesempatan ini kami sebagai peneliti dapat memberikan saran agar :
a. Hendaknya Sekolah memiliki kerangka baru yang prospektif terus menerus bidang Metode dan Model-model Pembelajaran. b. Sekolah hendaknya berusaha memenuhi ke-butuhan sumber informasi yang dibutuhkan oleh siswa, baik perpustakaan, Internet atau sumber-sumber lain c. Guru hendaknya lebih kreatif dan berani mencoba menggunkan model-model pembelajaran yang lebih kontekstual untuk menolong dan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. d. Bagi siswa hendaknya harus lebih semangat be-lajar, dengan memanfaatkan kondisi, dan fasilitas yang ada Akhirnya dengan segala keterbatasan, serta dengan segala kerendahan hati, dengan selesainya Penelitian Tindakan Kelas ini, dengan tulus hati peneliti merasa puas karena dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS dan tak lupa peneliti mengucapkan puji syukur kepada Alloh SWT.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. 1981. Pemeliharaan dan Penggunaan Metode dalam Proses Belajar Mengajar. PPPG.Jakarta. Agus Sujanto, 1981. Psikologi Perkembangan , Penerbit Aksara Baru, Surabaya Antonius, 2003, Petunjuk Praktis Menyusun Karya Tulis Ilmiah Untuk Naik Pangkat Ke Golongan IV B – IV E: Dilengkapi Contoh Karya Tulis Ilmiah yang Telah Dinilai Oleh Tim Pusat dan Contoh Modul: Untuk Guru, Kepala Sekolah,Pengawas Sekolah: Yrama Widya, Bandung. Anwar Kurnia dan Moh.Suryana.2000. IPS Sejarah. Untuk Kelas 3 SLTP. Yudhistira, Bandung. Aqib. Zainal. 2003 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Insan Cendekia, Surabaya.
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
63
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS
-----------, 2003; Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru, Yramawidya, Bandung. Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Bimo, Walgito, 2004, Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Adni Offset. Yogyakarta Carin, 1993, Metode dan Teknik Pembelajaran Model Kooperatif: Jurnal.www.damandion.or.id Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book, Kaifan, Bandung -----------, 2004, Kurikulum 2004 ; Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan IPS Sekolah Menengah Pertama . -----------, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia, No: 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta ; Depdiknas. -----------, 2004 Model-Model Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta, Depdiknas. Lie, Anita, 2004, Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang kelas. Gresindo. Jakarta M. Ngalim Purwanto, 1984, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung E.Mulyasa, 2003, Menjadi Guru Profesional ; Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, Remaja Rosda Karya.Bandung. Lungdren, 1994, Ketrampilan Kooperatif. www.datro.co.cc Slavin, 2003, Metode Pembelajaran Kooperatif Menggunakan Metode Skoring, www.edu.com
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009
64