194
Keefektifan Layanan Informasi Tentang Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Bahaya Penyalahgunaan Napza (Penelitian Pada Siswa SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)
Wardatul Djannah dan Isnaini Wahyuningtyas
ABSTRACT Isnaini Wahyuningtyas. THE EFFECTIVENESS OF INFORMATION SERVICE ABOUT NARCOTICS, PSYCHOTROPIC, AND ADDICTIVE ESSENCE TO IMPROVE THE COMPREHENSION STUDENTS OF THE DANGER IN MISAPPLICATION NAPZA (Research Of Students In SMA Negeri 8 Surakarta In The Academic Year 2011 / 2012). Thesis, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University. Desember 2012 The aim of this research was to know the effectiveness of information service to improve the comprehension students of the danger in misapplication narcotics, psychotropic, and addictive essence in Senior High School. This research was appearance experiment used different control group program, means that program that used two groups as experiment group and control group, gave pre test in each group, gave the action in experiment group, and the last was gave post test in each group, so the result can be known and compared of each group. The population were the students of tenth grade of SMA Negeri 8 Surakarta in the academic year 2011/2012, consists of tenth classes X 1 - X 10. The sample were the students of class X-7 as experiment group consist of 28 students and class X-8 as control group consist of 23 students. Technique of the sampling was used purposive random sampling. The action was gave information service about narcotics, psychotropic, and addictive essence were held three meeting. The data of research was the comprehension students of the danger in misapplication NAPZA where student as source of data. The instrument of collecting data used questionnaire. The analysis of data uses technique of Wilxocon and Mann Whitney in application SPSS 17. The result of hypothesis based on the analysis data, the testing of pre test and post test in experiment group with significant 0.05%, so it can be known that Ho in this research was rejected. Whereas the testing of pre test and post test in control group with significant 0.05%, so it can be known that Ho in this research was accepted. After that, the testing of pre test in experiment and control group with significant 0.05%, so it can be known that Ho in this research was accepted. Whereas the testing of post test in experiment group and control group with significant 0.05%, it can be known that Ho in this research was rejected.
195
The conclusion of this research was the effective of information service to improve the comprehension students of the danger in misapplication narcotics, psychotropic, and addictive essence (NAPZA) in SMA Negeri 8 Surakarta in the academic year 2011/2012.
Key words: Information service, the comprehension of the danger in misapplication NAPZA (2002:16) menjelaskan ”remaja adalah
A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang paling
indah
dalam
periodisasi
suatu
tahap
manusia
ketika
mencapai
alat
kelamin
kematangannya.
perkembangan manusia. Masa remaja
Pematangan fisik berjalan ± 2 tahun
membuat seorang anak merasakan
dihitung mulai dari saat haid pertama
indahnya
dari
bagi anak perempuan dan anak laki –
memiliki banyak teman bergaul dan
laki sejak mengalami mimpi basah
mengalami rasa jatuh cinta. Sri Rumini
(polusio).” Hal tersebut dapat dimaknai
dan Siti Sundari (2004:53) mengatakan
bahwa
”masa remaja adalah masa peralihan
dikatakan
dari masa anak dengan masa dewasa
mengalami haid pada anak perempuan
yang mengalami perkembangan semua
dan mimpi basah pada anak laki-laki
aspek/fungsi untuk memasuki masa
serta tumbuhnya rambut di daerah
dewasa.” Paparan Sri Rumini dan Siti
kemaluan yang sering disebut masa
Sundari dapat diartikan bahwa masa
pubertas. Seorang individu yang berada
remaja
pada
kehidupan
adalah
suatu
mulai
masa
yang
seorang
masa
remaja
ini
individu
dapat
apabila
telah
akan
menunjukkan posisi seorang individu
perubahan,
berada dalam masa peralihan yaitu dari
maupun psikis. Perubahan – perubahan
masa kanak – kanak menuju masa
yang dialami oleh remaja yang terlihat
dewasa.
jelas adalah perubahan fisik, yaitu
Kebanyakan
dari
remaja
baik
mengalami
perubahan
adalah mereka yang berusia duduk di
tubuh
bangku sekolah menengah.
sehingga mencapai bentuk tubuh yang
Senada
dengan
pendapat
Sri
Rumini dan Siti Sundari, Wakitri,dkk
berkembang
proporsional
dengan
fisik
disertai
perkembangan alat reproduksi.
pesat
dengan
196
Dalam
masa
remaja
terdapat
diri disebut dengan istilah adjustment.
tahap - tahap perkembangan yang harus
Davidoff
dipahami oleh seorang remaja dengan
2006:194) menjelaskan ” adjustment
tujuan dapat meningkatkan pemahaman
merupakan suatu proses untuk mencari
diri. Tahap – tahap perkembangan
titik temu antara kondisi diri dan
tersebut antara lain masa remaja awal,
tuntutan lingkungan.” Hal tersebut
masa remaja pertengahan, dan masa
dapat dimaknai bahwa penyesuaian diri
remaja akhir. Petro Bloss (dalam
merupakan suatu usaha individu dalam
Sarlito
mencapai
Wirawan
1994:24)
(dalam
Enung
keselarasan
Fatimah
antara
diri
mengemukakan bahwa ada tiga tahap
sendiri dengan lingkungan sekitarnya,
perkembangan dalam masa remaja
sebab dalam proses penyesuaian diri
yaitu remaja awal ( usia 12 – 15 tahun),
selalu terjadi interaksi antara dorongan
remaja pertengahan ( usia 15 – 18
– dorongan pemenuhan kebutuhan diri
tahun) dan remaja akhir ( usia 18 – 21
individu dengan tuntutan lingkungan
tahun
sosial.
).
Paparan
tersebut
dapat
diartikan bahwa dalam masa remaja seorang
individu
dengan
pendapat
mengalami
Davidoff mengenai penyesuaian diri,
perubahan yang terjadi sesuai dengan
Wakitri, dkk (20012:44), menjelaskan
tahap perkembangan yang dilalui oleh
bahwa dalam proses penyesuaian diri
remaja dan biasanya terjadi tanpa
terjadi suatu interaksi antara dorongan
disadari.
dalam diri individu dengan tuntutan
Berkaitan
akan
Senada
dengan
tahap
lingkungan
sosial
yang
perkembangan masa remaja dan seiring
berkecenderungan
dengan perkembangan jaman yang
negatif.
semakin modern, membuat remaja
positif yaitu ketika individu mampu
semakin
menyesuaikan
haus
perkembangan keingin
akan yang
tahuan
pengetahuan terjadi.
remaja
positif
dapat
Kecenderungan
diri
maupun dikatakan
dengan
yang dimaksud
baik,
Rasa
sedangkan
akan
kecenderungan negatif yaitu ketidak individu
dengan
perkembangan jaman menuntut para
mampuan
untuk
remaja untuk dapat menyesuaikan diri.
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam istilah psikologi penyesuaian
Hal tersebut dapat dijelaskan lebih
197
lanjut, bahwa yang dimaksud dengan
pada usia sekolah menengah pertama
kecenderungan positif yaitu adanya
sebanyak 6.859 orang, usia sekolah
kecocokan antara dorongan pemenuhan
menengah atas sebanyak 14.986 orang,
kebutuhan individu dengan tuntutan
dan usia perguruan tinggi sebanyak 975
lingkungan yang berupa aturan, adat
orang. Hal tersebut mengindikasikan
atau
masyarakat,
bahwa remaja indonesia telah banyak
sehingga individu dapat meyesuaikan
yang menyalahgunakan napza untuk
diri
kepentingan kesenangan atau mencari
norma
dalam
dengan
Sedangkan
baik
(well-adjusted).
kecenderungan
negatif
kenikmatan semata.
berarti tidak adanya kecocokan antara
NAPZA merupakan jenis obat –
pemenuhan kebutuhan individu dengan
obatan yang sering digunakan dalam
tuntutan
yang
praktik dunia medis. Menurut Lydia
melakukan
Harlina Martono dan Satya Joewana
lingkungan
mengakibatkan
individu
penyesuaian diri yang salah, sehingga
(2009:5)
terjadi perilaku yang salah suai (mal-
(Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif)
adjusted).
adalah
Masyarakat
luas
memaknai
menyatakan
istilah
”napza
kedokteran
untuk
sekelompok zat yang jika masuk ke
perilaku yang salah suai sebagai suatu
dalam
kenakalan remaja. Salah satu contoh
ketergantungan
dari perilaku yang salah suai pada diri
berpengaruh
remaja adalah adanya keinginan untuk
(psikoaktif).”hal tersebut berarti bahwa
mencoba hal - hal baru yang dirasa
napza merupakan zat yang sangat
dapat mengurangi stress, memberikan
berbahaya bila masuk dalam tubuh
kesenangan, dan ketenangan ketika
manusia.
mereka
menyebabkan
sedang
merasakan
tidak
tubuh
menyebabkan (adiktif)
pada
Sebab
dan
kerja
otak
napza
seseorang
dapat menjadi
nyaman. Salah satu yang dianggap
ketergantungan serta mempengaruhi
dapat menantang diri remaja adalah
kerja otak. Istilah umum yang ada
dengan mengkonsumsi NAPZA.
dimasyarakat
Berdasarkan data dari Badan
dan
penegak
hukum
adalah narkoba yang memiliki arti
Narkotika Nasional tahun 2010, jumlah
narkotik,
psikotropika
dan
obat
pengguna narkotika dan psikotropika
terlarang. Hal tersebut berarti bahwa
198
istilah NAPZA atau narkoba memiliki
dengan pendapat Sudarsono (1990:65)
maksud yang sama yaitu keduanya
bahwa penggunaan narkotika dengan
merupakan
obat
berbahaya
dan
–
obatan
yang
dosis teratur dapat bermanfaat sesuai
apabila
dengan tujuan, sedangkan penggunaan
digunakan secara illegal atau tanpa
dengan dosis yang melebihi ukuran
resep dokter.
normal akan menimbulkan efek negatif
terlarang
Saat perang dunia ke II, narkoba
yaitu menyebabkan kecanduan dan
atau NAPZA dimanfaatkan sebagai
peningkatan dosis penggunaan. Akibat
obat – obatan yang dikonsumsi oleh
terkecil dari penyalahgunaan NAPZA
para prajurit perang dengan tujuan agar
adalah menyebabkan ketergantungan
para prajurit tidak tertekan dan tidak
dan
merasa takut bila melihat kejadian
berlebihan
sebelumnya, sehingga mereka akan
menimbulkan
tetap semangat untuk berperang hingga
fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial
titik darah penghabisan. Selain itu
bahkan hingga menyebabkan kematian.
NAPZA merupakan obat – obatan yang
apabila
digunakan
atau
Lebih
over
dosis
gangguan
lanjut
secara dapat
kesehatan
yang
dimaksud
ketergantungan
adalah
sering digunakan dalam dunia medis
dengan
sebagai obat pengurang rasa sakit dan
keinginan untuk terus mengkonsumsi
obat penenang. Kurangnya pemahaman
suatu zat, obat atau bahan lainnya yang
masyarakat NAPZA
mengenai
keberadaan
diwujudkan dalam bentuk perilaku
menjadikan
masyarakat
sebagai akibat dari pemakaian zat, obat
menyalahgunaannya.
atau
Banyak masyarakat yang belum
bahan
lainnya
secara
terus
menerus maupun sesekali. Apabila
memahami betul mengenai manfaat
keberadaan
dan akibat dari penggunaan NAPZA.
disalahgunakan
Penggunaan
pemakai menjadi ketergantungan dan
NAPZA
dalam
dunia
medis yang sesuai dengan dosis dan
ketika
resep
membutuhkan
dokter
dapat
memberikan
NAPZA telah
pecandu
merasa NAPZA
yang membuat
sangat untuk
manfaat bagi tubuh, namun apabila
dikonsumsi, namun tidak tersedia atau
disalahgunakan dapat berakibat buruk
tidak
bagi pemakainya. Hal tersebut senada
dimilikinya,
maka
dapat
199
menyebabkan
pemakai
mengalami
gejala putus zat.
penyalahgunaan
Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana
Salah satu contoh dari akibat
(2006:23)
menyatakankan
NAPZA
adalah
terjadinya kecelakaan di kawasan tugu tani.
Bilal
Ramadhan
(2012)
”gejala putus zat adalah gejala yang
menjelaskan bahwa Afriani Susanti
timbul jika pemakaian zat dihentikan
(pengemudi mobil Daihatsu Xenia)
secara tiba – tiba atau dikurangi
yang
dosisnya.” Dari pendapat ahli tersebut
menabrak 12 pelajan kaki di Jalan M.
maka
Ridwan
gejala
putus
zat
dapat
sedang
terpengaruh
Rais,
narkoba
Jakarta
Pusat.
diindikasikan sebagai suatu gejala yang
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 11.00
dirasakan oleh seorang pecandu seperti
WIB, ketika beberapa korban baru saja
menderita sakit kepala, tangan gemetar,
selesai berolahraga dikawasan monas.
dan jantung bertambah cepat jika
12 korban tersebut diantaranya 9 orang
berhenti mengkonsumsi rokok, serta
meninggal dunia dan 3 orang lainnya
bagi pengguna heroin akan menderita
dirawat
influenza,
hidung
Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah
beringus, dan menggigil ketika ingin
Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD)
berhenti mengkonsumsi obat – obatan
dalam kondisi kritis.
mata
berair,
atau dosis obat dikurangi
dari
yang dikonsumsi dosis
yang
biasa
di
Rumah
Sakit
Cipto
Berdasarkan tes urine, Afriani dan 3 rekannya positif menggunakan
digunakan. Sebagai akibat karena telah
narkoba
mengalami ketergantungan dan tidak
metamphetamine. Sebelum kejadian,
ingin mengalami gejala putus zat, maka
tersangka tidak hanya mengkonsumsi
pecandu
satu
akan
memperoleh
selalu
NAPZA
berusaha
dengan
cara
yang
mengandung
jenis narkoba, namun juga
dimungkinkan
menenggak
wiski,
apapun bahkan bisa melakukan tindak
ekstasi, ganja, dan shabu – shabu.
kriminal
Diduga
merampok
seperti
mencuri
untuk
dan
mendapatkan
NAPZA agar ia dapat melakukan kegiatannya normal.
sehari
–
hari
secara
penyebab
pengemudi narkoba.
tabrakan
sedang Afriani
mengendalikan
ialah
terpengaruh tidak
mobil
dapat yang
200
dikemudinya karena efek dari miras
yang
dan ekstasi yang belum hilang.
penyalahgunaan
Sebagai
upaya
sehat
tidak
terlibat
dalam
NAPZA,
maka
preventif,
pemberian layanan informasi kepada
pemberian penyuluhan tentang bahaya
sekelompok remaja dirasa sangatlah
penyalahgunaan
dapat
penting. Pemberian layanan tersebut
dilakukan di rumah, di sekolah maupun
bertujuan agar dapat meningkatkan
di masyarakat. Salah satu contoh dalam
pemahaman remaja mengenai akibat
memberikan penyuluhan tersebut dapat
yang ditimbulkan dari penyalahgunaan
dilakukan melalui pemberian layanan
NAPZA.
informasi. Ifdil (2008) menyatakan
dipahaminya hal tersebut, remaja dapat
”layanan
mengurungkan
NAPZA
informasi
adalah
berbagai
informasi
penyampaian
Diharapkan
niatnya
hidup
dapat
menyalahgunakan NAPZA.
dan
memanfaatkan
untuk
menyalahgunakan NAPZA serta dapat
kepada sasaran layanan agar individu menolah
setelah
sehat
dan
bahagia
tanpa
informasi tersebut demi kepentingan
Berdasarkan uraian pada latar
hidup dan perkembangannya.” Hal
belakang masalah tersebut menjadikan
tersebut
penulis
berarti
bahwa
layanan
informasi merupakan suatu bentuk kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
seorang
informan
terhadap
tertarik
untuk
melakukan
penelitian dengan judul : KEEFEKTIFAN LAYANAN INFORMASI TENTANG
sekelompok orang yang menerima
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
informasi mengenai berbagai macam
DAN ZAT ADIKTIF UNTUK
pengetahuan. Layanan informasi yang
MENINGKATKAN PEMAHAMAN
diberikan secara umum bertujuan agar
SISWA TERHADAP BAHAYA
terkuasainya
PENYALAHGUNAAN NAPZA
informasi
tertentu.
Sedangkan secara khusus agar paham
(Penelitian Pada Siswa SMA Negeri
terhadap informasi yang diberikan dan
8 Surakarta Tahun Pelajaran
memanfaatkan
2011/2012)
informasi
dalam
penyelesaian masalahnya. Sebagai
salah
satu
usaha
preventif untuk mencegah agar remaja
B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
201
Berdasarkan latar belakang
keefektifan layanan informasi tentang
diatas, maka dapat diidentifikasikan
Narkotika,
Psikotropika,
permasalahan sebagai berikut :
Adiktif
untuk
a. Masih adanya beberapa siswa
pemahaman siswa terhadap bahaya
yang
belum
memahami
pengertian NAPZA.
dan
Zat
meningkatkan
penyalahgunaan NAPZA pada siswa SMA.
b. Masih adanya beberapa siswa yang
kurang
memahami
pengaruh NAPZA pada tubuh. c. Masih adanya beberapa siswa yang
belum
memahami
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah khasanah teoritis tentang
bahaya
napza,
mengenai penyebab dan akibat
penggunaan
dari penyalahgunaan NAPZA
tentang narkotika, psikotropika dan zat adiktif
2. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah
diatas,
dirumuskan
identifikasi maka
masalah
dapat
dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bahaya penyalahgunaan NAPZA.
2. Manfaat Praktis
Layanan
Informasi
a. Bagi
siswa,
tentang Narkotika, Psikotropika,
sebagai
dan
pentingnya
Zat
Adiktif
Meningkatkan Siswa
informasi
penelitian
sebagai berikut : Apakah
layanan
bahwa
Dapat
Pemahaman
Terhadap
Bahaya
Penyalahgunaan NAPZA Pada Siswa SMA?
terhadap
Dalam penelitian yang dilakukan
masukan
tentang
bahaya
NAPZA
menghindari
penyalahgunaan napza. b. Bagi guru hasil penelitian ini masukan
meningkatkan terhadap
dalam
pemahaman bahaya
pastilah memiliki tujuan agar dapat
penyalahgunaan
bermanfaat bagi orang lain. Tujuan dari
melalui layanan informasi.
penelitian ini adalah untuk mengetahui
ini
pemahaman
untuk
sebagai C. Tujuan Penelitian
penelitian
NAPZA
202
c. Memberikan masukan kepada kepala
sekolah
Bimbingan tentang
dan
dan
cara
guru
Konseling
yang
untuk
efektif
meningkatkan
ditentukan
jumlah
siswa
kelompok eksperimen sebanyak 28 siswa
dan
sebanyak
kelompok 23
kontrol
siswa,
diindikasikan
yang memiliki
pemahaman siswa terhadap
penyimpangan
bahaya
menyalahgunakan NAPZA.
penyalahgunaan
dari
perilaku
dalam
NAPZA dengan menggunakan layanan
informasi
bahaya
tentang
2. Pengumpulan Data
penyalahgunaan
Pengumpulan
data
pada
narkotika, psikotropika dan zat
penelitian perlu dilakukan. Agar
adiktif.
data dapat valid dan reliable, maka diperlukan
teknik-teknik
pengumpulan data. Beberapa yang
E. Metode Penegumpulan Data
perlu
1. Teknik Pengambilan Subjek Pemilihan subjek penelitian
dibahas
ini
teknik purposive random sampling.
berikut :
Berdasarkan
a. Jenis data
dengan konseling
guru di
wawancara
bimbingan SMA
Negeri
diantaranya
dan 8
dalam
topik
pengumpulan data pada penelitian
dilakukan dengan menggunakan
hasil
dalam
adalah
Menurut (2008),
sebagai
Purwanto
data
dapat
Surakarta, kelas X yang terdiri dari
dikelompokkan
10 kelas, 5 kelas diantaranya yaitu
beberapa macam berdasarkan
kelas X3, X7, X8, X9 dan X10
klasifikasinya, antara lain yaitu
sebagian besar siswanya melakukan
sifat,
penyimpangan sosial.
pengumpulan,
Lebih lanjut, dipilih secara
menjadi
sumber,
Berdasarkan
dan
skala.
klasifikasinya,
acak sejumlah 51 siswa dari kelas
jenis
X7 dan X8 untuk menentukan
dalam penelitian ini adalah data
kelompok
menurut
kelompok
eksperimen kontrol.
dan
Kemudian
data
cara
yang
skalanya.
digunakan
Menurut
skalanya, data dapat dibagi
203
menjadi
empat,
yaitu
data
penelitian.
Agar
penelitian
nominal, ordinal, interval, dan
eksperimen
yang
dilakukan
rasio. Data yang digunakan
mendapatkan hasil valid dan
dalam penelitian ini adalah data
reliabel,
interval. Sugiyono (2005:14)
mengetahui tingkat hubungan
mengemukakan ”data interval
antar variabel, maka diperlukan
adalah data berupa angka yang
sumber data.
kaitannya
merupakan
hasil
dari
pengukuran
serta
dapat
dalam mengidentifikasi sumber
diurutkan berdasarkan kriteria
data, Suharsimi Arikunto (1973:
tertentu”.
107)
Lebih lanjut, data yang
Agar
untuk
mempermudah
mengidentifikasikannya
menjadi 3, yaitu sebagai berikut
ingin diungkap dalam penelitian
:
ini adalah pemahaman siswa
P : Person, yaitu sumber data
terhadap
bahaya
penyalahgunaan
Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif sebelum dan sesudah diadakan treatment. Data tersebut berupa
yang berupa orang, P : Place, yaitu sumber data yang berupa tempat, P : Paper, yaitu sumber data yang berupa symbol.
nilai tes awal (pretest) dan nilai tes
akhir
(posttest)
yang
Berdasarkan identifikasi
masing– masing akan dianalisis
diatas, maka dapat dijelaskan
menggunakan SPSS 17.
lebih lanjut sebagai berikut: Person : yaitu orang yang dapat memberikan
b. Sumber data Suharsimi (2006:
129)
Arikunto menjelaskan
data
berupa
jawaban lisan
melalui
”sumber data dalam penelitian
wawancara,
tertulis
adalah subjek dari mana data
melalui angket.
dapat diperoleh”. Sumber data
Place : yaitu sumber data yang
diperlukan dalam melakukan
menyajikan
tampilan
204
berupa keadaan diam dan
bergerak.
Pengujian
hipotesis
Diam
dilakukan dengan menggunakan
misalnya ruangan, alat,
teknik Wilcoxon dan Mann
wujud
atau
Withney dengan tujuan untuk
Sedangkan
mengetahui keefektifan layanan
benda,
warna. bergerak
misalnya
aktivitas,
laju
informasi
bahaya
penyalahgunaan NAPZA untuk
kendaraan, atau sajian
meningkatkan
sinetron.
siswa
Paper : yaitu sumber data yang menyajikan tanda
tanda
dalam
–
terhadap
penyalahgunaan
bahaya narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif.
bentuk
huruf, angka, gambar, atau simbol – simbol lainnya.
pemahaman
1.
Pengujian terhadap nilai pre test dan pos test
Pengertian
Pengujian nilai pre
yang
test dan pos test dilakukan
paper
dimaksudkan bukanlah
dengan
hanya sekedar kertas,
teknik Wilcoxon melalui
sebagaimana
aplikasi spss 17. Teknik
pengertian paper dalam
ini
bahasa
mengetahui
inggris.
menggunakan
dilakukan
untuk
perbedaan
dapat
nilai rata – rata pre test
berwujud batu, kayu,
dan post test masing –
tulang, atau daun.
masing
Akantetapi
kelompok.
Berdasarkan uraian para
Adapun pengujian nilai
ahli diatas, sumber data dalam
pre test dan pos test pada
penelitian ini adalah person,
masing
yaitu siswa kelas X-7 SMA
kelompok adalah sebagai
Negeri 8 Surakarta.
berikut:
F. Uji Hipotesis
–
masing
205
a. Pengujian nilai pre test
adiktif antara
dan pos test kelompok
nilai pre test
eksperimen
dan nilai pos
Pengujian
ini
dilakukan
test
untuk
=
Ada
mengetahui nilai rata –
perbedaan
rata pre test dan pos
rata-rata skor
test pada kelompok
angket
eksperimen.
pemahaman
adalah
Berikut
perumusan
hipotesis
bahaya
dan
penentuan
penyalahgun
criteria
aan
pengujian, tabel hasil
narkotika,
analisis
psikotropika,
dengan
menggunakan Wilcoxon
teknik
dan
zat
melalui
adiktif antara
aplikasi spss 17, serta
nilai pre test
membuat kesimpulan:
dan nilai pos
1) Merumuskan
test
hipotesis
2) Menentukan
= Tidak ada perbedaan
kriteria pengujian -
Jika
rata-rata skor
signifikansi >
angket
0,05 , maka
pemahaman bahaya
diterima. -
Jika
penyalahgun
signifikansi <
aan
0,05 , maka
narkotika,
ditolak
psikotropika, dan
zat
206
(Duwi Priyatno, 2009:97). Tabel. 4.7 Deskriptif Statistik Descriptive Statistics N Pre test
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
28
135.9286
5.79865
125.00
146.00
28
140.7857
4.28051
134.00
149.00
eksperimen Post test eksperimen
Tabel. 4.8 Wilcoxon Signed Ranks Test Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Post test eksperimen - Negative Ranks
Mean Rank
Sum of Ranks
a
8.67
26.00
b
13.59
299.00
3
Pre test eksperimen Positive Ranks
22
c
Ties
3
Total
28
a. Post test eksperimen < Pre test eksperimen b. Post test eksperimen > Pre test eksperimen c. Post test eksperimen = Pre test eksperimen
Tabel. 4.9 Test Statistics Test Statistics
b
Post test eksperimen - Pre test eksperimen Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-3.677
a
.000
207
3) Membuat
dapat disimpulkan
Kesimpulan
bahwa H0 dalam
Berdasarkan
penelitian
ini
tabel hasil analisis
ditolak.
Hal
dengan Wilcoxon
tersebut
berarti
diatas,
bahwa
maka
ada
perbedaan rata –
langkah selanjutnya
yaitu
rata skor angket
membandingkan
pemahaman
Asympy. Sig (2-
bahaya
tailed)
penyalahgunaan
dengan
taraf (α)
signifikansi 5%
untuk
NAPZA
antara
nilai pre test dan
mengetahui
nilai
keputusan ditolak
kelompok
atau
eksperimen.
diterimanya
hipotesis
post
test
nihil
b. Pengujian nilai pre test
(H0). Berdasarkan
dan pos test kelompok
analisis
kontrol
di
atas,
diperoleh Asymp.
nilai Sig
(2-
Pengujian dilakukan
ini untuk
tailed) yang sangat
mengetahui nilai rata –
signifikan,
yaitu
rata pre test dan pos
0,00<0,05, dan z
test pada kelompok
sebesar
-3.677,
kontrol.
negative
adalah
tanda
Berikut perumusan
menunjukkan
hipotesis
bahwa nilai post
penentuan
test
pengujian, tabel hasil
lebih
besar
dari pre test. Maka
analisis
dan criteria
dengan
208
menggunakan Wilcoxon
teknik
pemahaman
melalui
bahaya
aplikasi spss 17, serta
penyalahgun
membuat kesimpulan:
aan
1) Merumuskan
narkotika,
hipotesis
psikotropika, dan
= Tidak ada
zat
perbedaan
adiktif antara
rata-rata skor
nilai pre test
angket
dan nilai pos
pemahaman
test 2) Menentukan
bahaya penyalahgun
kriteria pengujian
aan
-
Jika
narkotika,
signifikansi >
psikotropika,
0,05 , maka
dan
diterima.
zat
adiktif antara
-
Jika
nilai pre test
signifikansi <
dan nilai pos
0,05 , maka
test
ditolak
=
Ada
(Duwi
perbedaan
Priyatno,
rata-rata skor
2009:97).
angket Tabel. 4.10 Deskriptif Statistik Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Pre test kontrol
23
135.8261
5.54037
125.00
144.00
Post test kontrol
23
136.7391
5.27617
124.00
143.00
209
Tabel. 4.11 Wilcoxon Signed Ranks Test Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Post test kontrol - Pre
Negative
test kontrol
Ranks
Mean Rank a
12.50
62.50
b
9.83
147.50
5
Positive
Sum of Ranks
15
Ranks c
Ties
3
Total
23
a. Post test kontrol < Pre test control b. Post test kontrol > Pre test control c. Post test kontrol = Pre test control
Tabel. 4.12 Test Statistics Test Statistics
b
Post test kontrol - Pre test kontrol Z
-1.603
Asymp. Sig. (2-tailed)
a
.109
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
3) Membuat
Asympy. Sig (2-
Kesimpulan
tailed)
Berdasarkan
taraf
dengan signifikansi
tabel hasil analisis
(α)
dengan Wilcoxon
mengetahui
diatas,
keputusan ditolak
maka
langkah selanjutnya
atau yaitu
membandingkan
5%
untuk
diterimanya
hipotesis
nihil
(H0). Berdasarkan
210
analisis
di
atas,
diperoleh Asymp.
nilai Sig
Pengujian kedua
terhadap kelompok
(2-
dilakukan dengan teknik
tailed) yang tidak
Mann Whitney melalui
signifikan,
yaitu
aplikasi spss 17, dengan
0,109>0,05, dan z
tujuan untuk mengetahui
sebesar
keseimbangan nilai pre
-1.603,
tanda
negative
test
antara
kelompok
menunjukkan
eksperimen dan kelompok
bahwa nilai post
kontrol,
test
mengetahui
efektifitas
dari pre test. Maka
layanan
informasi
dapat disimpulkan
berdasarkan nilai post test
bahwa H0 dalam
antara
penelitian
ini
eksperimen dan kelompok
diterima.
Hal
lebih
besar
serta
untuk
kelompok
kontrol.
Adapun
berarti
pengujian
terhadap
bahwa tidak ada
kelompok
perbedaan rata –
kelompok
rata skor angket
adalah sebagai berikut :
tersebut
pemahaman
kontrol
dan
eksperimen
a. Pengujian pre test
bahaya
terhadap kelompok
penyalahgunaan
eksperimen dan
NAPZA
kelompok kontrol
antara
nilai pre test dan nilai
post
test
kelompok kontrol.
Data pre test yang ada
digunakan
untuk
mengetahui apakah pada awal penelitian keadaan
2.
Pengujian terhadap
kedua
kelompok
kelompok kontrol dan
seimbangan atau tidak.
kelompok eksperimen
Lebih
lanjut,
untuk
211
mengetahui
kontrol
keseimbangan kedua
antara
dan
kelompok
kelompok
eksperimen
tersebut dapat diuraikan
= Ada perbedaan
perumusan hipotesis dan
rata-rata skor angket
penentuan
pemahaman bahaya
criteria
pengujian, table hasil analisis
dengan
menggunakan
teknik
Mann Whitney melalui
penyalahgunaa n
narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif
aplikasi spss 17, serta
antara
membuat kesimpulan :
kelompok kontrol dan
1) Merumuskan
kelompok eksperimen
hipotesis =
Tidak
perbedaan
ada
rata-rata
skor
angket
2) Menentukan kriteria pengujian -
pemahaman
> 0,05 , maka
bahaya penyalahgunaa n
narkotika,
psikotropika,
Jika signifikansi
diterima. -
Jika signifikansi < 0,05 , maka ditolak
dan zat adiktif
(Duwi Priyatno,
antara
2009:97).
kelompok
212
Tabel. 4.13 Mann-Whitney Test Mann-Whitney Test Ranks Kelompok Pre test
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Perlakuan
28
25.71
720.00
Kontrol
23
26.35
606.00
Total
51
Tabel. 4.14 Test Statistics Test Statistics
a
Pre test Mann-Whitney U
314.000
Wilcoxon W
720.000
Z
-.152
Asymp. Sig. (2-tailed)
.879
a. Grouping Variable: Kelompok
3) Membuat
mengetahui
Kesimpulan
keputusan ditolak
Berdasarkan
atau
diterimanya
tabel hasil analisis
hipotesis
dengan
Mann
(H0). Berdasarkan
Whitney
diatas,
analisis
maka
langkah
selanjutnya
yaitu
nihil
di
atas,
diperoleh Asymp.
nilai Sig
(2-
membandingkan
tailed) yang tidak
Asympy. Sig (2-
signifikan,
tailed)
0,879>0,05, dan z
taraf (α)
dengan signifikansi 5%
untuk
sebesar tanda
yaitu
-0.152, negative
213
menunjukkan
dilakukan perbandingan
bahwa nilai post
nilai rata – rata (mean)
test
post
lebih
besar
test.
Kelompok
dari pre test. Maka
yang memiliki nilai post
H0
test lebih tinggi, maka
dalam
penelitian
ini
diterima.
Hal
tersebut
berarti
kelompok
tersebutlah
yang lebih efektif. Lebih lanjut,
untuk
bahwa tidak ada
mengetahui keefektifan
perbedaan rata –
layanan informasi, maka
rata skor angket
dapat
pemahaman
perumusan hipotesis dan
bahaya
penentuan
penyalahgunaan
pengujian, serta hasil
NAPZA
analisis
nilai
antara pre
test
kelompok
diuraikan
kriteria
dengan
menggunakan
teknik
Mann Whitney melalui
eksperimen
dan
aplikasi spss 17 :
kelompok kontrol.
1) Merumuskan hipotesis
b. Pengujian pos test
=
Tidak
terhadap kelompok
perbedaan
eksperimen dan
skor
kelompok kontrol
pemahaman
Data
post-test
digunakan
untuk
ada
rata-rata angket
bahaya penyalahgunaa
mengetahui apakah ada
n
perbedaan
psikotropika,
post test
narkotika,
antara kedua kelompok.
dan zat adiktif
Apabila
antara
perbedaan,
terdapat maka
kelompok
214
kontrol
dan
2) Menentukan kriteria
kelompok
pengujian
eksperimen
-
Jika signifikansi > 0,05 , maka
= Ada perbedaan
diterima.
rata-rata skor angket pemahaman bahaya
-
penyalahgunaa n
Jika signifikansi < 0,05 , maka
narkotika,
ditolak
psikotropika, dan zat
(Duwi Priyatno,
adiktif
2009:97). antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Tabel. 4.15 Mann-Whitney Test Mann-Whitney Test Ranks Kelompok Post test
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Perlakuan
28
30.57
856.00
Kontrol
23
20.43
470.00
Total
51
Tabel. 4.16 Test Statistics Test Statisticsa Post test Mann-Whitney U
194.000
Wilcoxon W
470.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Kelompok
-2.429 .015
215
3) Membuat
penelitian
Kesimpulan Berdasarkan
ini
ditolak.
Hal
tersebut
berarti
tabel hasil analisis
bahwa
dengan
Mann
perbedaan rata –
Whitney
diatas,
rata skor angket
maka
langkah
selanjutnya
yaitu
ada
pemahaman bahaya
membandingkan
penyalahgunaan
Asympy. Sig (2-
NAPZA
tailed)
nilai
dengan
taraf
signifikansi
(α)
5%
untuk
mengetahui
antara
post
test
kelompok eksperimen
dan
kelompok kontrol.
keputusan ditolak atau
diterimanya
hipotesis
3. Kesimpulan Analisis
nihil
Berdasarkan analisis
(H0). Berdasarkan
pengujian terhadap nilai
analisis
atas,
pre test dan pos test
nilai
kelompok
di
diperoleh Asymp.
(2-
nilai pre test dan pos test
tailed)
yang
kelompok kontrol, serta
signifikan,
yaitu
nilai pre test terhadap
0,015<0,05, dan z
kelompok eksperimen dan
sebesar
kelompok
tanda
Sig
eksperimen,
-2.429, negative
kontrol,
dan
nilai post test terhadap
menunjukkan
kelompok eksperimen dan
bahwa nilai post
kelompok kontrol, maka
test
besar
dapat disimpulkan bahwa
dari pre test. Maka
layanan informasi tentang
H0
narkotika,
lebih
dalam
psikotropika,
216
dan
zat
adiktif
dapat
meningkatkan
antara pre test dengan post test kelompok eksperimen. Mean pre test
pemahaman
siswa
terhadap
bahaya
kelompok eksperimen adalah 135,929 dan
mean
post
test
kelompok
penyalahgunaan NAPZA.
eksperimen adalah 140,786. Selisih
Dengan
demikian
antara mean pre test dan post test ini
hipotesis
diterima
keberadaannya
menunjukkan
adanya
peningkatan
pemahaman bahaya penyalahgunaan NAPZA, sehingga dapat disimpulkan
G. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah dilakukan analisis data
bahwa pemberian treatment berupa layanan informasi tentang narkotika,
penelitian melalui uji hipotesis, terbukti
psikotropika,
bahwa ada perbedaan rata-rata skor
berpengaruh
angket
bahaya
pemahaman bahaya penyalahgunaan
pada
NAPZA pada siswa kelas X SMA
kelompok eksperimen, yaitu antara
Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran
nilai pre test dan post test. Sedangkan
2011/ 2012.
pada kelompok kontrol tidak terbukti
Dilihat
pemahaman
penyalahgunaan
NAPZA
dan
zat
adiktif
meningkatkan
dari
perbedaan
mean
adanya perbedaan rata-rata skor angket
antara pre test dengan post test
pemahaman bahaya penyalahgunaan
kelompok kontrol, mean pre test
NAPZA. Adapun perbedaan rata-rata
kelompok kontrol adalah 135,826 dan
masing-masing skor dapat dijelaskan
mean post test kelompok kontrol
dengan menggunakan Wilcoxon dan
adalah 136,739. Kenaikan yang tidak
Mann Whitney dengan memanfaatkan
terlalu besar antara nilai pre test dan
aplikasi SPSS 17 sebagai berikut:
post
Pemberian
layanan
informasi
test
membuktikan
kelompok
kontrol
ini
tidak
ada
bahwa
tentang narkotika, psikotropika, dan zat
perbedaan yang signifikan hasil test
adiktif
terbukti
meningkatkan terhadap
efektif
untuk
kelompok
pemahaman
siswa
mendapatkan
bahaya
kontrol
yang
treatment.
tidak
Sehingga
penyalahgunaan
dapat disimpulkan bahwa dengan tidak
NAPZA dilihat dari perbedaan mean
adanya treatment terhadap kelompok
217
kontrol
tidak
ada
peningkatan
pre test kelompok kontrol adalah
pemahaman bahaya penyalahgunaan
135,828. Hal tersebut berarti bahwa
NAPZA.
kedua kelompok sebagai data awal
Dilihat dari perbedaan selisih
nilai test yang sama-sama belum
mean antara post test - pre test
mendapatkan
kelompok eksperimen dengan post test
tingkat
- pre test
Sehingga memiliki kesempatan yang
kelompok kontrol, selisih
perlakuan,
pemahaman
pula
memiliki
yang
untuk
sama.
mean post test-pre test kelompok
sama
meningkatkan
eksperimen adalah 4,857 (140,786-
pemahaman bahaya penyalahgunaan
135,929) dan selisih mean post test-pre
NAPZA pada siswa.
test kelompok kontrol adalah 0,913
Dilihat dari perbedaan mean
(136,739–135,826). Dari selisih mean
antara post test kelompok eksperimen
tersebut
dengan post test kelompok kontrol,
dapat
kelompok mendapatkan
disimpulkan
kontrol
yang
tidak
maka
mean
post
test
kelompok
mengalami
eksperimen adalah 140,786 dan mean
bahaya
post test kelompok kontrol adalah
penyalahgunaan NAPZA yang tidak
136,739. Artinya berdasarkan nilai rata
cukup besar, sedangkan kelompok
–
eksperimen
eksperimen
kenaikan
treatment
bahwa
pemahaman
mengalami
peningkatan
rata post
test
pada kelompok
sebesar
140,786
dan
pemahaman bahaya penyalahgunaan
136,739 pada kelompok kontrol, maka
NAPZA. Sehingga terbukti dengan
140,786>136,739.
adanya
disimpulkan
layanan
informasi
tentang
Sehingga
bahwa
dapat
pemberian
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
treatment terbukti efektif meningkatkan
dapat
pemahaman.
meningkatkan
pemahaman
bahaya penyalahgunaan NAPZA pada siswa.
Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diketahui bahwa pada
Dilihat
dari
perbedaan
mean
penelitian ini layanan informasi tentang
antara pre test kelompok eksperimen
bahaya
dengan pre test kelompok kontrol,
psikotropika, dan zat adiktif perlu
maka
kelompok
diberikan pada anak usia remaja. Hal
eksperimen adalah 135,929 dan mean
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
mean
pre
test
penyalahgunaan
narkotika,
218
meningkatkan pemahaman siswa akan
Berdasarkan
hasil
dari
bahaya dari penyalahgunaan NAPZA,
penelitian yang telah dilakukan dan
sehingga dapat mencegah terjadinya
implikasi, maka saran – saran yang
penyalahgunaan NAPZA. Pernyataan
dapat
tersebut senada dengan penelitian yang
berikut :
telah dilakukan oleh Dadang Hawari
1. Bagi Kepala Sekolah
pada tahun 1990. Beliau menjelaskan
disampaikan
a. Hendaknya
adalah
kepala
sebagai
sekolah
bahwa 97% penyalahguna NAPZA
memberikan
berusia 13 – 17 tahun dan 90% berusia
mengajar masuk kelas bagi guru
13-25 tahun. Selain itu, pengguna
bimbingan
NAPZA pada umumnya adalah remaja
sehingga
akibat dari pengaruh teman sebanyak
keadaan dan karakter siswa
81,3%. Minimnya pengetahuan dan
lebih jauh dan lebih mendalam.
pemahaman remaja tentang bahaya
b. Hendaknya
alokasi
waktu
dan
konseling,
dapat
memahami
kepala
sekolah
penyalahgunaan NAPZA merupakan
berkoordinasi dengan pihak lain
faktor
agar siswa dapat melakukan
utama
seorang
remaja
menyalahgunakan NAPZA.
kunjungan
belajar
(studi
banding) ke tempat rehabilitasi bagi
H. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data
para
dengan
pecandu
napza
tujuan
siswa
yang telah diperoleh, maka dapat
mendapatkan gambaran akibat
disimpulkan bahwa layanan informasi
dari penyalahgunaan obat.
tentang narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
terbukti
meningkatkan terhadap
2. Bagi
Guru
Bimbingan
dan
efektif
untuk
Konseling
pemahaman
siswa
a. Guru bimbingan dan konseling
bahaya
penyalahgunaan
hendaknya
lebih
NAPZA pada siswa kelas X SMA
mengembangkan
Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran
materi tentang napza, sehingga
2011/2012.
dapat mendalam
I. Rekomendasi
penguasaan
diberikan dan
secara
menyeluruh
kepada siswa sebagai upaya
219
untuk
meningkatkan
konseling
pemahaman
siswa
masalah
mencegah
dan
terjadinya
ketika
menjumpai
berkenaan
dengan
napza.
penyalahgunaan napza. b. Hendaknya guru bimbingan dan konseling
menjadwalkan
4. Bagi Orang Tua / Wali Murid a. Hendaknya orang tua / wali
pemberikan layanan informasi
murid
tentang bahaya penyalahgunaan
dengan guru bimbingan dan
napza, sehingga seluruh siswa
konseling dan pihak sekolah
mendapatkan informasi yang
untuk menyelamatkan anak dari
sama
penyalahgunaan NAPZA.
sebagai
usaha
untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya.
dapat
bekerjasama
b. Hendaknya orang tua / wali murid
tetap
memperhatikan
c. Hendaknya guru bimbingan dan
perilaku anak ketika berada di
konseling mengadakan kegiatan
rumah, tidak hanya bergantung
sosialisasi mengenai narkotika,
dengan guru Bimbingan dan
psikotropika, dan zat adiktif
Konseling dan pihak sekolah
pada saat masa orientasi siswa
atas perilaku anak.
dengan melibatkan pihak medis dan pihak kepolisian.
3. Bagi Siswa a. Hendaknya siswa dapat mencari informasi yang tepat mengenai napza
dan
bahaya
penyalahgunaan NAPZA pada guru bimbingan dan konseling di sekolah atau pihak medis dan kepolisian. b. Siswa hendaknya dapat terbuka kepada guru bimbingan dan
DAFTAR PUSTAKA
220
Achmad Juntika Nurihsan. (2009). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama. Anwar Sutoyo. (2009). Pemahaman Individu Observasi, Check list, Kuesioner dan Sosiometri. Semarang: CV. Widya Karya Bahar Mario. (2009). Jauhi Narkoba. Diperoleh 24 Maret 2012 dari http://jauhinarkoba.blogspot.co m/2009/05/ pengertianpsikotropika.html jam 06.13 WIB Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. (2002) .Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Dafid Prawito. (2010). Perawatan Pemulihan Ketergantungan Napza. Diperoleh 12 Maret 2012 dari http://daffmoxe.blogspot.com/2 010/05/perawatan-pemulihanketergantungan.html jam 15.00 WIB Dwimaria. (2011). Pengertian Pemahaman. Diperoleh 12 Maret 2012 dari http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2200774pengertian-pemahaman/ jam 15.00 WIB Dwi Priyatno. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: C.V Andi Offset Enug
Fatimah. (2006). Psikologi Perkembangan (Perkembangan
Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia Firsty Ayyu Dea Anindhitta. (2010). Pengertian dan penggolongan zat adiktif. Diperoleh 24 Maret 2012 darihttp://orangkalem.blogspot. com/2010/04/zat-adiktif-danpsikotropika.html jam 06.20 WIB Ifdil.
(2008). Layanan Informasi. Diperoleh 21 Maret 2012 dari http://konselingindonesia.com/ind ex.php?option=com_alphacontent §ion=19&cat=79&task=view &id=22&Itemid=144 jam 13.03 WIB
Bilal Ramadhan. (2012, 24 Januari). Terancam Pasal Berlapis, Republika, hlm. 1. John W Santrock. (2003). Adolesence (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga Joko P. (2007). Hindari Surakarta: Meditama
Napza.
July Natalia. (2010). Dampak Narkoba Pada Tubuh. Diperoleh 12 Maret 2012 dari http://nataliajuly.blogspot.com/ 2010/12/dampak-narkoba-padatubuh.html jam 20.26 WIB Ketut Sukardi. (1983). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Surabaya : Usaha Nasional Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana. (2006a). Pencegahan Dan Penanggulangan
221
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana. (2009b). Membantu Pemulihan Pecandu Narkoba dan Keluarganya. Jakarta: Balai Pustaka Muhammad Zainal Abidin. (2011). Definisi Pemahaman Menurut Para Ahli. Diperoleh 12 Maret 2012 dari http://www.masbied.com/2011/09 /02/definisi-pemahamanmenurut-para-ahli/ jam 15.00 WIB Prayitno. (2004). Layanan Informasi. Universitas Negeri Padang Priyatno dan Erman Anti. (1994). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Puati. (2010). Populasi Dan Sampel. Diperoleh 23 Juni 2012 dari http://spupe07.wordpress.com/20 10/01/23/populasi-dan-sampel/ jam 23.30 WIB Raymond Tambunan. (2001). Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA. Diperoleh 13 Maret 2012 dari http://www.epsikologi.com/epsi/individual_det ail.asp?id=363 jam 15.40 WIB Rizki hidayat. (2009). Psikotropika. Diperoleh 24 Maret 2012 dari http://rizkihidayat09.wordpress.c om/saka-bhayangkara/krida-sakabhyangkara/kridatptkp/psikotropika/ jam 06.15 WIB
Romeal Abdalla. (2008). Narkoba dan Bahaya Pemakaiannya di Kalangan Remaja. Diperoleh 21 Maret 2012 dari http://www.wikimu.com/News/Di splayNewsRemaja.aspx?id=5691 jam 07.09 WIB Sarlito Wirawan Sarwono. (1994). Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Soeharto dan Sutarno. (2009). Bimbingan dan Konseling. Surakarta: Yuma Pustaka Sri Rumini dan Siti Sundari. (2004). Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: PT Asdi Mahastya Sudarianto. (2012). Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja. Diperoleh 23 Juni 2012 dari http://bnnpsulsel.com/pencegahan /upaya-pencegahaanpenyalahgunaan-narkoba-padaremaja/ jam 23.30 WIB Sudarsono. (1990). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2005a).Statistika Penelitian. Jawa CV.Alfabeta
untuk Barat:
Sugiyono. (2009b). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta Suharsimi Arikunto. (2002a). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta.
222
Tina Suharsimi Arikunto. (2006b). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sutarno. (2010). Metodelogi Penelitian Pendidikan Dan Bimbingan. Surakarta
Sutrisno Hadi. (1983a). Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Sutrisno Hadi. (1987b). Metodelogi Research I, untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis dan Desertasi. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
Afiatin. (2008). Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Dengan Program AJI. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wakitri, Chasiyah dan Siti Mardiyati. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Surakarta Wakitri, Sri Anitah Wiryawan, Chasiyah, Edy Legowo. (1990). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka Wikipedia. (2011). Narkoba. Diperoleh12 Maret 2012 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Nark oba jam 15.00 WIB