Tinjauan TinjauanTerkini Terkini Perdagangan Indonesia
Perdagangan
Indonesia
Volume 2, April 2010
Volume 2, April 2010
TINJAUAN UMUM HINGGA FEBRUARI 2010
Daftar Isi … Tinjauan Umum Beberapa Produk yang Mengalami Peningkatan Ekspor dan Impor
Fokus Bulan Ini: ASEAN-CHINA FTA (ACFTA): Beberapa Isu dan Perkembangannya Lampiran
Penanggung Jawab Balitbang Perdagangan
Tim Penulis Yati Nuryati Deasi Natalia Nurozy
Supervisi Sjamsu Rahardja Ernawati Munadi
TINJAUAN UMUM: JANUARI 2010
• Kinerja perdagangan bulan Februari menunjukkan penguatan ekspor dan menyiratkan pergerakan perekonomian domestik. Total ekspor bulan Februari mencapai US$ 11,2 milyar. Nilai ini melampaui nilai total ekspor pada periode sebelum terjadinya krisis global. Penguatan ekspor yang didominasi oleh sektor industri menunjukkan tumbuhnya perekonomian domestik. • Perdagangan dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) memiliki peran penting dalam mendorong pembalikan kinerja ekspor Indonesia. Peningkatan ekspor Indonesia ke RRT jauh melebihi peningkatan eskpor ke mitra dagang utama lainnya, yaitu mencapai 138%. • Kinerja Perdagangan Indonesia akan tergantung momentum pemulihan ekonomi negar-negara maju dan kemampuan diversifikasi ekspor ke arah pasar di negara berkembang Kinerja perdagangan bulan Februari menunjukkan penguatan ekspor dan menyiratkan pergerakan perekonomian domestik. Pertumbuhan ekspor bulan Februari 2010 mengindikasikan solidnya pemulihan ekspor Indonesia keluar dari krisis global. Hal ini terbukti dari berhasilnya nilai total ekspor Febuari 2010 mencapai US$11,2 milyar (Tabel 1) melampaui nilai total ekspor Februari 2008, periode sebelum terjadinya krisis ekonomi global. Dekomposisi data perdagangan juga menunjukkan bahwa perbaikan ekspor bulan Februari tidak lain diakibatkan oleh terus membaiknya kinerja ekspor non-migas. Lebih dari empat per lima ekspor Indonesia adalah produk non-migas yang mencapai US$9 milyar
(Tabel 1) yang pada bulan Februari 2010 tumbuh 43% dibandingkan Februari tahun lalu (year on year). Mengingat masih labilnya harga-harga komoditas mentah, kuatnya kinerja ekspor nonmigas Indonesia tersebut juga mengisyaratkan kuatnya pertumbuhan volume ekspor di bulan Februari. Membaiknya kinerja ekspor non migas Indonesia didorong oleh peningkatan ekspor dari seluruh sektor. Namun demikian data Februari 2010 menunjukkan bahwa, keberlanjutan ekspor Indonesia masih sangat ditentukan oleh ekspor di sektor industri dengan total kontribusi sebesar 74,5% terhadap ekspor non migas (Tabel 2). Besarnya kontribusi sektor Industri terhadap total ekspor Indonesia di bandingkan sektorsektor lain seperti pertanian dan pertambangan menunjukkan bahwa produk-produk yang bisa diperbaharui (renewables) yang merupakan produk-produk yang dihasilkan oleh sektor Industri masih mendominasi ekspor Indonesia. Menguatnya peran ekspor di sektor industri terhadap total ekspor di bulan Februari 2009 yang 2,4% lebih besar dibandingkan perannya tahun 2008 juga menunjukkan adanya tandatanda pulihnya perekonomian. Perbaikan kinerja ekspor tersebut juga mendongkrak pangsa produk Indonesia di pasar ekspor Dunia. Dibandingkan negara-negara lainnya, pemulihan ekspor Indonesia dari krisis perekonomian global tergolong cukup pesat. Sebagai gambaran, pada kuartal IV 2009 Indonesia mengalami pemulihan ekspor terpesat dibandingkan negara-negara ASEAN utama lainnya. Oleh karena itu, tidak heran porsi Indonesia dalam pasar ekspor dunia mengalami peningkatan dari 0.9 persen di 2008 ke 1 persen di 2009. Meskipun secara persentase peran Indonesia di pasar ekspor global masih relatif kecil, secara absolut Indonesia tergolong dalam 30 eksportir terbesar.
1
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia
Pergeseran Pasar Tujuan Ekspor Indonesia Pangsa ekspor Indonesia mencapai 1% dari total perdagangan dunia
1.1
15,000.0
1.1
15,000.0
1.0
12,000.0
1.0
12,000.0
0.9
9,000.0
0.9
9,000.0
0.8
6,000.0
0.8
6,000.0
0.7
3,000.0
0.7
3,000.0
0.6
0.0
0.6
0.0
2004
2005
Nilai Ekspor Dunia
2006
2007
2008
2009
Pangsa Ekspor Indonesia
(%)
18,000.0
US$ Miliar
US$ Miliar
1.2
(%)
Impor
Ekspor 18,000.0
0.5 2004
2005
Nilai Impor Dunia
2006
2007
2008
2009
Pangsa Impor Indonesia
Dari sisi komposisi produk, ada beberapa hal menarik yang patut dicatat. Pertama ekspor Indonesia terus menunjukkan gejala diversifikasi produk. Hal ini terlihat jelas dari menurunnya peran 10 produk utama (seperti alas kaki, elektronik, sawit dan TPT) dalam ekspor nonmigas dari 50% di Januari 2009 menjadi 44% di Januari 2010. Sementara itu, ekspor produk potensial seperti rempah-rempah, makanan olahan, dan sebagainya, menunjukkan kinerja penguatan yang cukup baik di bulan Januari yakni tumbuh 14% (year on year). Kedua, ekspor alas kaki dan TPT pada bulan Januari menunjukkan pertumbuhan yang sangat mengesankan, yakni masingmasing sebesar 25% dan 18% (year on year). Hal ini menunjukkan masih kuatnya permintaan produk TPT Indonesia di tengah sengitnya persaingan global terutama menghadapi produk alas kaki dan TPT keluaran RRT, Bangladesh, dan Vietnam. Hal yang sama juga terjadi pada ekspor produk elektronik yang tumbuh sebesar 38% di bulan Januari (year on year). Dari sisi komposisi negara tujuan ekspor, juga menunjukkan kecenderungan yang sangat menarik. Pertama dominasi pasar tujuan ekspor Indonesia pada 2010 ke negara-negara top market seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura makin menurun. Sementara itu dominasi pasar tujuan ekspor Indonesia ke RRT, India, Malaysia, dan Korea Selatan makin meningkat. Di luar Malaysia dan RRT, India dan Korea Selatan juga merupakan pasar yang potensial bagi Indonesia mengingat pangsanya yang terus meningkat. Kecenderungan ini akan sangat menguntungkan Indonesia karena pasar di negara-negara tersebut justru menyokong kinerja ekspor Indonesia di saat ekspor non migas ke negara-negara tradisional menurun.
Sumber: BPS diolah Sementara itu, kinerja impor menunjukkan optimisme terhadap kuatnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Peningkatan impor pada bulan Febuari 2010 terkonsentrasi pada peningkatan impor bahan baku dan penolong yang merupakan 73% dari total impor dan tumbuh sebesar 53% (year on year). Mengingat sebagian besar bahan baku dan penolong adalah input bagi industri, pertumbuhan tersebut mengindikasikan mluai menggeliatnya industri dalam negeri memenuhi kenaikan pesanan. Sementara itu kinerja impor barang modal juga mengindikasikan kuatnya kinerja aktivitas investasi di dalam negeri. Termasuk dalam barang modal adalah alat berat, mesin-mesin industri, dan beberapa jenis produk elektronik. Impor barang modal menunjukkan peningkatan sebesar 37% pada bulan Februari 2010. Kenaikan impor barang modal ini mengindikasikan meningkatnya optimisme dunia usaha Indonesia terhadap outlook perekonomian domestik maupun global.
2
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia
RRT memegang peranan penting dalam sebagai mesin pertumbuhan bagi perekonomian dunia khusunya perekomian di Asia Timur.
10 Komoditi Utama indonesia 840,0
TPT
709,4 738,7
Produk Hasil Hutan
511,6 711,5
Elektronik
515,0 691,1
Sawit
631,7 521,1
Karet & Produk Karet
284,1 195,8
Alas Kaki
156,2 164,5 160,6
Otomotif
Kakao
Udang
Kopi
Jan-09
Jan-10
145,6 62,5 61,7 71,6 36,5 48,8
Kuatnya kinerja ekspor Indonesia juga tidak terlepas dari kuatnya peningkatan ekspor ke RRT. Selama 2 bulan pertama di 2010, ekspor non-migas Indonesia ke RRT mencapai US$ 2 milyar, meningkat sebesar 138% (year on year) dibandingkan periode yang sama di 2009. Hal ini jelas menunjukkan bahwa peningkatan ekspor Indonesia ke RRT jauh melebihi peningkatan eskpor ke mitra dagang utama lainnya. Bahkan 19% peningkatan ekspor non-migas Indonesia pada 2 bulan pertama 2010 diakibatkan oleh ekspor ke RRT. Dari sisi produk, ekspor Indonesia yang mengalami pertumbuhan dan pangsa signifikan di RRT umumnya adalah komoditas pertanian dan pertambangan seperti batu bara, logam, kakao, karet dan barang dari karet. Namun produk manufaktur seperti produk kimia, mesin/peralatan listrik, kayu dan barang dari kayu, tekstil dari Kapas juga mengalami peningkatan.
Impor Indonesia berdasarkan Golongan Barang Komoditi Impor RRT dari Dunia Miscellaneous manuf arts Mineral fuel/lubricants Manufactured goods Machinery/transp equipmt Food & live animals 2008
Crude mater.ex food/fuel
2007 Commodities nes
2006
Chemicals/products n.e.s
Perdagangan dengan RRT memiliki peran penting dalam mendorong pembalikan kinerja ekspor Indonesia. Kuatnya pemulihan ekonomi RRT berdampak pada peningkatan impornya. Di tengah krisis perekonomian global, RRT berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 8.7% di 2009. Adapun faktor utama dibalik tinginya pertumbuhan tersebut adalah stimulus fiskal, termasuk subsidi konsumen. Kebijakan ini tidak hanya berhasil menjaga tingkat konsumsi rumah tangga masyarakat RRT tetapi juga meningkatkan impornya secara tajam, terutama bahan baku dan produk konsumsi rumah tangga. Sementara itu, ekspor RRT akhirnya mengalami peningkatan pesat akibat membaiknya situasi perekonomian global. Hal ini juga menyebabkan peningkatan permintaan impor bahan baku bagi kebutuhan produksi ekspor. Selama tahun 2008, impor RRT untuk barang-barang bahan baku seperti mineral fuel/lubricants juga meningkat dengan sangat tajam. Impor beverages, commodities nes, dan beverages juga meningkat cukup signifikan selama tahun 2008. Hal ini mengindikasikan
Beverages and tobacco Animal/veg oil/fat/wax
0
20
40
60
80
100
(%)
Kinerja Perdagangan Indonesia akan tergantung momentum pemulihan ekonomi negar-negara maju dan kemampuan diversifikasi ekspor ke arah pasar di negara berkembang Salah satu pertanyaan terbesar adalah sejauh mana kekuatan pemulihan perekonomian di negara-negara maju akan berlangsung. Banyak negara maju menggantungkan proses pemulihan ekonomi mereka terhadap fiskal stimulus. Meski kebijakan tersebut efektif meningkatkan konsumsi dan mendongkrak perdagangan global, pertanyaannya adalah sampai kapan negara-negara tersebut dapat tetap menggunakan stimulus fiksal mengingat ruang fiskal mereka yang semakin terbatas? Kalaupun banyak negara maju harus mengurangi stimulus fiskal, apakah sektor keuangan mereka sudah pulih sepenuhnya untuk mendukung
3
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia investasi dan pembiayaan sektor swasta? Mengingat negara-negara maju menguasai sekitar dua pertiga PDB dunia, kelangsungan pemulihan ekonomi mereka memiliki dampak signifikan terhadap perdagangan global. Hingga saat ini data menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi mitra-mitra dagang negara maju masih diselimuti ketidakstabilan. Sebagai contoh, sebagaimana yang dilaporkan dalam WEO Projection (2009), pertumbuhan PDB Jepang kwartal IV 2009 di bawah ekspektasi, yaitu -1,3% dari 0,6% dan di tahun 2010 pertumbuhan PDB Jepang diperkirakan akan mencapai 1,4%. Bank Dunia juga memprediksikan bahwa pertumbuhan PDB negara-negara maju di 2010 dan 2011 akan lebih rendah dari pertumbuhan sebelum krisis global (Global Economic Prospect 2010) Disaat yang sama peran Asia dalam mendorong pemulihan ekonomi global makin penting. Proyeksi Bank Dunia mengindikasikan bahwa Asia akan mendorong pertumbuhan perekonomian global paling tidak hingga tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi Asia diperkirakan tumbuh sebesar 8,4% Kuatnya pertumbuhan ekonomi Asia tidak lepas dari kuatnya pertumbuhan ekonomi India dan RRT yang masing-masing diperkirakan mencapai diatas 8%. Sementara itu dari sisi perdagangan, Indonesia harus meningkatkan perdagangan dengan sesama negara berkembang (South-South Trade). Berdasarkan data yang ada, pangsa Indonesia di sesama negara berkembang tergolong relatif kecil dan cenderung konstan, yaitu ratarata hanya sebesar 2,7%. Sementara peran South-South Trade dalam perdagangan global terlihat meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan makin terintegrasinya perekonomian negara berkembang dalam perdagangan global. Mengingat sebagian besar Asia masih tergolong negara berkembang yang diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, maka strategi diverisifikasi ekspor ke negara-negara Asia lainnya harus tetap didorong. Asia diramalkan menjadi Pendorong Perekonomian Global
Negara-Negara Berkembang makin Meningkatkan Peranannya dalam Perdagangan Global Pangsa Perdagangan antar Negara Berkembang dalam Perdagangn Global (%) 14
12
10
8
6
4
2
0 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Sumber: UN Comtrade, diolah BEBERAPA PRODUK YANG MENGALAMI PENINGKATAN EKSPOR DAN IMPOR: • Hampir 48% produk pada HS 2 Digit mengalami pertumbuhan ekspor positif. Selama bulan Februari 2010, produk yang mengalami pertumbuhan ekspor yang positif mencapai 47,4% atau sekitar 46 produk dari 97 produk pada HS 2 digit. Adapun ke 46 produk tersebut dibagi ke dalam: 1. Produk dengan pertumbuhan ekspor positif dan kontribusinya terhadap ekspor non migas cukup tinggi. Dalam 3 bulan terakhir, impor Mesin/Perlatan Listrik (HS 85) dengan pertumbuhan rata-rata selama tiga bulan terakhir sebesar 3,6% dengan pangsa ratarata sebesar 7,3%. Diikuti oleh Karet Dan Barang Dari Karet (HS 40) dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,3% dan pangsa sebesar 6%.
2. Produk dengan pertumbuhan ekspor positif dan kontribusinya terhadap ekspor non migas sedang. Selama 3bulan terakhir impor Kertas/Karton (HS 48) naik dengan pertumbuhan rata-rata selama tiga bulan terakhir sebesar 2,9% dengan pangsa rata-rata sebesar 3,2%. Diikuti oleh Berbagai Produk Kimia (HS 38) serta Benda-Benda dari Besi dan Baja (HS 73); dengan pertumbuhan rata-rata masing-masing sebesar 1,1% dan 28,3% dan pangsa masing-masing sebesar 1,2%.
Sumber: Bank Dunia, Prospect Group
4
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia
naik pertumbuhan masing-masing sebesar 5,8; 48,6%; dan 11,9% dan kontribusi ketiganya tidak kurang dari 3,3%.
Grafik Pertumbuhan dan Pangsa Ekspor Pertumbuhan Rata-Rata Beberapa Produk Ekspor (%)
Grafik Pertumbuhan dan Pangsa Impor
HS 73
Pertumbuhan Rata-Rata Beberapa Produk Impor (%)
HS 38 HS 48
HS 12
HS 40
HS 74
HS 85
HS 98 0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
HS 73 HS 87
Pangsa Beberapa Produk Ekspor (%)
0,0
HS 73 HS 38
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
5,0
6,0
Pangsa Beberapa Produk Impor (%)
HS 48
HS 12 HS 40
HS 74 HS 85
HS 98 0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
HS 73 HS 87
3. Produk dengan pertumbuhan ekspor positif dan kontribusinya terhadap ekspor non migas sedang. Selama 3bulan terakhir impor Kertas/Karton (HS 48) naik dengan pertumbuhan rata-rata selama tiga bulan terakhir sebesar 2,9% dengan pangsa rata-rata sebesar 3,2%. Diikuti oleh Berbagai Produk Kimia (HS 38) serta Benda-Benda dari Besi dan Baja (HS 73); dengan pertumbuhan rata-rata masing-masing sebesar 1,1% dan 28,3% dan pangsa masing-masing sebesar 1,2%.
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
• Lebih dari 43% produk pada HS 2 Digit mengalami pertumbuhan impor positif. Untuk impor, periode bulan Februari ini produk yang mengalami pertumbuhan yang positif mencapai 43,3% atau sekitar 42 produk dari total 97 produk pada HS 2 digit. Adapun ke 42 produk tersebut di bagi ke dalam:
1. Produk dengan pertumbuhan impor positif dan kontribusinya terhadap impor non migas cukup tinggi. Selama 3bulan terakhir impor Kendaraan dan Bagiannya (HS 87) serta Benda-Benda dari Besi dan Baja (HS 73) naik dengan pertumbuhan masingmasing sebesar 10%,6 dan 6,2% serta pangsa kedua komoditi tersebut masing-masing adalah 4,9% dan 3,6%. 2. Produk dengan pertumbuhan impor positif namun kontribusinya terhadap impor non migas sedang. Selama 3bulan terakhir impor adalah Pebt (HS 98); Tembaga (HS 74) dan Biji-Bijian Berminyak (HS 12)
5
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia
ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA): Beberapa Isu dan Perkembangannya • Dampak kerjasama ACFTA dapat memperkuat posisi Indonesia dalam konteks yang lebih strategis yaitu dalam integrasi perdagangan Asia Timur dan perdagangan dunia. • Kerjasama ACFTA dapat mendorong perdagangan antara kedua kawasan. Hal itu disebabkan karena comparative advantage di kedua kawasan sangat cocok yang ditunjukkan dengan nilai Complementary Index antara ASEAN dan Asia Timur rata-rata di atas 0.7. • Indonesia melalui Kementrian Perdagangan dan RRT telah menyepakati langkah-langkah bersama dalam mengatasi potensi dampak negatif ACFTA terhadap industri-industri tertentu di Indonesia.
Sejak diberlakukannya perjanjian ACFTA pada tanggal 1 Januari 2010 banyak pihak menuntut pemerintah untuk melakukan negosiasi kembali bagi penundaan implementasi ACFTA. Hal itu dipicu oleh kekhawatiran kehilangan penerimaan negara akibat penurunan tarif dan dampak lonjakan impor bagi industri-industri yang daya saingnya lemah. Namun demikian data perdagangan menunjukkan bahwa lonjakan impor khususnya dari RRT selama 2005-2009 ke Indonesia ternyata disebabkan oleh barang modal. Berdasarkan pada Tabel 6a (dibawah), terlihat bahwa impor Indonesia untuk produk-produk RRT mengalami lonjakan yang cukup berarti selama periode 2005-2009 yaitu sebesar 29,4%. Namun kalau diperhatikan, barang-barang yang mengalami lonjakan impor ada beberapa produk yang merupakan barang modal. Dari total pertumbuhan impor dari RRT selama periode 2005-2009 yang sebesar 29,4%, pertumbuhan impor barang modal mencapai 56,0% sementara pertumbuhan impor barang konsumsi dan bahan baku penolong masing-masing sebesar 26,6% dan 21,7%. Perkembangan perdagangan dengan RRT juga memperlihatkan bahwa bukan hanya impor RRT yang masuk ke pasar Indonesia, namum makin banyak barang Indonesia masuk pasar RRT. Selama periode 2004-2008, fakta menunjukkan bahwa RRT mengimpor lebih banyak produk Indonesia. Yang harus dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana mendorong daya saing produk Indonesia yang di ekspor ke RRT untuk lebih bisa masuk ke RRT. Seperti yang dijelaskan pada Tabel 6b, ada beberapa produk ekspor Indonesia di pasar RRT yang pangsa pasarnya mengalami peningkatan dari 2006 ke 2008 berdasarkan pada HS 2digit.
ash (HS 26) electrical and electrical equipment (HS 85), inorganic chemicals, precious metal compound (HS 28) and footwear, gaiters and the like (HS 64). ACFTA harus dilihat dalam konteks yang lebih strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam integrasi perdagangan Asia Timur dan dunia. Kerjasama ACFTA akan memberikan dampak positif. Pembangunan perdagangan antara dua kawasan, akan membuka peluang bagi ASEAN untuk memanfaatkan pasar Asia Timur. Apalagi jika dikaitkan dengan agenda integrasi ekonomi ASEAN. Dengan adanya agenda ini ASEAN akan menjadi basis produksi tunggal (Single Production Based). Dengan ACFTA, RRT merupakan pasar yang potensial bagi negara-negara ASEAN untuk menjual produknya. Bagi Indonesia, skema tersebut merupakan peluang untuk dapat menarik investasi ke Indonesia untuk memproduksi barang yang bisa dipasarkan ke RRT.
Disamping meningkatkan perdagangan di Asia Timur, ACFTA diharapkan mampu meningkatkan perdagangan Indonesia di pasar Dunia. Sebagaimana yang terlihat pada Tabel 6c, Indonesia mempunyai pangsa sebesar 1,1% dipasar dunia. Diharapkan dengan terimplementasnya ACFTA, pangsa pasar Indonesia di dunia dapat meningkat. Tabel 6c. Pangsa Pasar ASEAN-ASIA TIMUR
Negara ASIA TIMUR ASEAN ASEAN+Cina ASEAN+3 Indonesia Lainnya Dunia
Share di Pasar dunia (%) 2002
2003
20,7 6,4 14,2 23,7 1,0 34,0 100,0
21,1 6,5 14,9 24,4 1,1 32,2 100,0
2004 21,8 6,4 15,5 25,0 1,0 30,3 100,0
2005 22,2 6,4 16,4 25,6 1,0 28,5 100,0
2006 22,3 6,4 17,0 25,7 1,0 27,7 100,0
2007 22,3 6,3 17,4 25,8 1,0 27,2 100,0
2008 21,3 6,1 17,1 24,9 1,1 29,6 100,0
Sumber : Data Wits, diolah Hal yang tak kalah penting yang memotivasi ACFTA ini adalah permasalahan ekonomi di Negara-negara ASEAN yang selama ini belum terselesaikan secara mendasar. Kerjasama perdagangan dua kawasan tersebut dapat membantu mengatasi masalah ekonomi secara berkelanjutan sehingga dapat mencapai bagian dari Plan of Actions (PoA) ASEAN sampai dengan tahun 2020 yaitu untuk mencapai kesejahteraan bersama anggota ASEAN. Alasan strategis ini di dukung oleh potensi yang bisa dikembangkan, di antaranya:
Di antara produk-produk tersebut adalah mineral fuel (HS 27), animal, vegetable fats and oil (HS 15), ores, slag, and
6
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Tabel Tabel.6a. 6a Impor Impor Indonesia Indonesia dari dariChina RRT Berdasarkan Berdasarkan Kelompok Kelompok Penggunaan Penggunaan Barang Barang
Januari
TREN (%) NO.
KELOMPOK
2005
2006
2007
2008
05 -09
1.
Barang Konsumsi
2.
Bahan Baku Penolong
3.
Barang Modal Total Impor Impor Dari DariChina RRT
PERUB (%)
2009 2009
2010
10/09
626,0
867,4
1.138,4
1.536,1
1.528,6
26,6
133,1
183,7
38,0
4.314,1
4.507,3
5.465,7
9.446,9
7.940,5
21,7
601,7
757,8
25,9
902,8
1.262,2
1.953,9
4.264,1
4.533,1
56,0
333,9
501,5
50,2
5.842,9
6.636,9
8.557,9
15.247,2
14.002,2
29,4
1.068,7
1.443,0
35,0
Sumber : BPS
Tabel 6d. Complementary Index antara ASEAN dan ASIA Timur
Tabel 6b. Perubahan Share Impor Indonesia di RRT
Tabel 6b. Perubahan Share Impor Indonesia di Cina
Indonesia's exports to China No
HS 2
Share(%)
Product label 2006 TOTAL
2007
2008
2006
2007
2008
8.343.571
9.675.513
11.636.504
100
100
100
1
'27
Mineral fuels, oils, distillation products, etc
3.086.041
3.500.257
4.566.053
37,0
36,2
39,2
2
'15
Animal,vegetable fats and oils, cleavage products, etc
1.043.193
1.520.615
2.119.070
12,5
15,7
18,2
3
'40
Rubber and articles thereof
689.449
762.110
901.202
8,3
7,9
7,7
4
'47
Pulp of wood, fibrous cellulosic material, waste etc
553.039
510.991
742.308
6,6
5,3
6,4
5
'26
Ores, slag and ash
304.053
613.058
649.220
3,6
6,3
5,6
6
'29
Organic chemicals
557.237
549.939
335.148
6,7
5,7
2,9
7
'74
Copper and articles thereof
352.701
330.236
315.538
4,2
3,4
2,7
8
'85
Electrical, electronic equipment
181.148
218.297
280.702
2,2
2,3
2,4
9
'84
Nuclear reactors, boilers, machinery, etc
202.710
274.708
253.294
2,4
2,8
2,2
10
'48
Paper & paperboard, articles of pulp, paper and board
200.857
194.939
195.690
2,4
2,0
1,7
11
'44
Wood and articles of wood, wood charcoal
254.067
194.750
157.906
3,0
2,0
1,4
12
'38
Miscellaneous chemical products
110.538
186.119
142.389
1,3
1,9
1,2
13
'39
Plastics and articles thereof
99.339
106.294
126.664
1,2
1,1
1,1
14
'28
Inorganic chemicals, precious metal compound, isotopes
17.992
24.415
101.218
0,2
0,3
0,9
15
'64
Footwear, gaiters and the like, parts thereof
18.818
37.720
64.366
0,2
0,4
0,6
16
'03
Fish, crustaceans, molluscs, aquatic invertebrates nes
40.478
23.553
62.068
0,5
0,2
0,5
17
'52
Cotton
43.628
44.644
45.313
0,5
0,5
0,4
18
'54
Manmade filaments
33.900
48.455
44.404
0,4
0,5
0,4
19
'41
Raw hides and skins (other than furskins) and leather
25.241
37.555
43.400
0,3
0,4
0,4
20
'18
Cocoa and cocoa preparations
25.730
37.468
40.470
0,3
0,4
0,3
21
'55
Manmade staple fibres
44.399
37.983
38.593
0,5
0,4
0,3
22
'12
Oil seed, oleagic fruits, grain, seed, fruit, etc, nes
14.264
12.777
37.762
0,2
0,1
0,3
23
'72
Iron and steel
75.146
32.345
36.889
0,9
0,3
0,3
24
'34
Soaps, lubricants, waxes, candles, modelling pastes
22.739
28.558
28.399
0,3
0,3
0,2
25
'73
Articles of iron or steel
31.947
21.528
25.720
0,4
0,2
0,2
26
'87
Vehicles other than railway, tramway
67.975
64.842
25.688
0,8
0,7
0,2
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
TCI 0,741 0,736 0,727 0,730 0,733 0,724 0,719 0,720 0,707
Sumber : Data Wits, diolah
Guna memastikan bahwa ACFTA akan saling menguntungkan RI dan RRT, kedua negara membahas dan menyepakati langkah-langkah bersama dalam mengatasi potensi dampak negatif ACFTA terhadap industri-industri tertentu di Indonesia. Pembahasan tersebut dilakukan kedua Menteri Perdagangan di sela-sela pertemuan bilateral dalam rangka Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-10 Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Kerjasama Teknik Republik Indonesia dengan RRT. Elemen penting yang dihasilkan dari kesepakatan tersebut yaitu:
Sumber : Wits
(i) Kedua pemerintah sepakat bahwa Deklarasi Bersama tentang Kemitraan Strategis1 yang ditandatangani oleh Perbandingan kebutuhan (Complementary Index) di kedua kawasan sangat cocok. Seperti terlihat pada Tabel 6d, nilai Complementary Index antara ASEAN dan Asia Timur rata-rata di atas 0.7 yang menunjukkan perbandingan kebutuhan di kedua kawasan sangat cocok. Negara-negara di Asia Timur adalah negaranegara yang mempunyai orientasi pengembangan industri yang kuat dan ber-pengalaman sebaliknya Negara-negara di kawasan Asia Tenggara sebagian besar sangat membutuhkan pengembangan kapasitas industri yang besar, sehingga mampu mendorong produktifitas kapasitas produksi dalam negeri untuk meningkatkan daya saing. Pilar kerjasama pengembangan industri inilah yang menjadi penting bagi Negara-negara Asia Tenggara.
1
Kemitraan Strategis dideklarasikan dalam rangka memperingati pembukaan hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok yang kelimapuluh lima. Kemitraan Strategis ini akan berupa hubungan yang tidak memihak dan tidak tertutup yang ditujukan untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kedua negara beserta rakyatnya. Kemitraan Strategis ini akan menjadi sendi penting dalam memperkuat kemitraan strategis ASEAN-RRT serta menjadi komponen tak terpisahkan dalam kerjasama Selatan-Selatan antar negara berkembang. Kemitraan Strategis ini akan menjadi dasar bagi koordinasi dan kerjasama yang erat dalam forum-forum dan organisasi-organisasi kawasan, antar kawasan, dan internasional dengan maksud untuk membangun ikatan yang komprehensif dan saling menguntungkan dalam menghadapi tantangan-tantangan milenium baru dan memperkuat perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan serta internasional. Kemitraan Strategis ini akan difokuskan untuk memperkuat kerjasama politik dan keamanan, memperdalam kerjasama ekonomi dan
7
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia kedua pemimpin pada tahun 2005 merupakan landasan bagi penguatan hubungan perdagangan dan kerjasama ekonomi kedua negara ke depan. Untuk itu, kedua pihak sepakat untuk mengembangkan langkah-langkah strategis bagi kepentingan jangka panjang kedua bangsa. (ii) Untuk mencapai hal itu, kedua pihak sepakat untuk melaksanakan ACFTA yang diimplementasikan secara menyeluruh dan saling menguntungkan. Pemerintah Indonesia akan mendorong berbagai sektor untuk menarik manfaat dari ACFTA dan di lain pihak mengatasi kekhawatiran sektor-sektor tertentu atas dampak ACFTA dengan lebih baik dan efektif. (iii) Kedua pihak akan mengupayakan pertumbuhan perdagangan yang tinggi dan berkelanjutan, sehingga apabila terjadi ketidakseimbangan neraca perdagangan, maka pihak yang surplus wajib melaksanakan langkahlangkah untuk meningkatkan impor dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada mitranya. Tindak lanjut dari persetujuan ini adalah dengan memantau kinerja perdagangan ekspor dan impor Indonesia ke/dari RRT dan meningkatkan kerjasama di bidang kepabeanan dan instansi terkait dalam mengatasi impor illegal barang-barang substandard dan murah yang selama ini telah merugikan industry di Indonesia terutama UKM. (iv) Untuk mengimplementasikan hal tersebut, akan dibentuk kelompok kerja selambat-lambatnya dalam 2 bulan yang akan melakukan analiss data dan informasi perdagangan dua arah dan merekomendasikan langkahlangkah termasuk saling meningkatkan ekspor dan impor kedua negara. Prioritas khusus akan diberikan pada sektor-sektor yang akan ditentukan kemudian, terutama besi dan baja, tekstil dan produk tekstil serta 2 sepatu . Tindak lanjut dari kesepakatan ini adalah pemerintah Indonesia akan menetapkan wakil-wakilnya yang akan duduk dalam kelompok kerja bersama dengan pihak RRT dan akan memfasilitasi kerjasama di antara asosiasi-asosiasi bisnis terkait dari kedua negara, termasuk memfasilitasi kebutuhan pendanaan dan kredit yang disalurkan melalui kerjasama lembaga keuangan kedua negara.
lunak untuk revitalisasi, investasi dan pengembangan lebih lanjut. (vi) Kedua pihak juga menyepakati untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui berbagai skema yang akan dirumuskan dalam perjanjian terpisah. RRT juga akan mendukung program Indonesia meningkatkan konektivitas antara daerah-daerah dan pulau-pulau di Indonesia, dan (vii) Kedua pihak sepakat mendorong kerjasama dan dialog di antara asosiasi-asosiasi bisnis di sektor-sektor prioritas kedua negara.
Referensi: Achsani N.A, (2008). Integrasi Ekonomi ASEAN+3: Antara Peluang dan Ancaman. dalam http://www.brighten.or.id Budi Utomo (2009). Peran ASEAN dalam konteks Perdagangan di Kawasan Asia Timur. dalam http://budiutomo79.blogspot.com/2008/02/peran-asean-dalamkonteks-perdagangan.html Bussiness News. 2010. Mewujudkan Industri Pertahanan yang mandiri. Edisi 30 Maret 2010. Jakarta. Kompas edisi Kamis, 17 Desember 2009. Penundaan FTA ASEANChina Maksimal 3 tahun. dalam (http://tweetmeme.com/story/358948988/kompascompenundaan-fta-asean-china-maksimal-3-tahun) Badan Pusat Statistik World Economic Outlook. January 2010. Wits, Comtrade
(v) Selain menyepakati aspek perdagangan, kedua pihak juga sepakat mengupayakan agar sektor-sektor yang diidentifikasikan itu dan sektor-sektor yang merupakan prioritas Indonesia besi dan baja, TPT dan sepatu untuk memperoleh dukungan pendanaan kredit dan pinjaman
pembangunan, meningkatkan kerjasama sosial budaya, dan memperluas hubungan nonpemerintah. 2
Tariff lines dari besi dan baja, tekstil dan produk tekstil serta sepatu mencakup hampir 80% dari 228 tariff lines yang menjadi keprihatinan sektor-sektor di Indonesia.
8
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia LAMPIRAN Tabel 1. Perdagangan Indonesia Jan-Feb 2010 (Juta USD) Jan-09
Feb-09
Des-09
Jan-Des.09
Jan-10
Feb-10*
Feb'10 / Feb'09
Juta USD EKSPOR Total Non Migas Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas IMPOR Total Non Migas Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas NERACA Total Non Migas Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas
Jan - Feb
Perub (%)
DESCRIPTION
2009
2010*
Perub (%)
yoy (%)
Feb/Jan
10/09
7.280,1 6.254,6 1.025,5 373,2 149,8 502,5
7.134,3 6.109,9 1.024,5 450,9 139,6 433,9
13.348,1 10.845,2 2.502,9 955,7 297,7 1.249,5
116.510,0 97.491,7 19.018,3 7.820,3 2.262,3 8.935,8
11.595,9 9.251,0 2.344,9 667,1 315,9 1.361,9
11.204,5 9.062,7 2.141,8 786,1 295,2 1.060,5
57,1 48,3 109,1 74,3 111,5 144,4
14.414,4 12.364,4 2.050,0 824,2 289,4 936,4
22.800,4 18.313,7 4.486,7 1.453,2 611,1 2.422,4
-3,4 -2,0 -8,7 17,8 -6,6 -22,1
58,2 48,1 118,9 76,3 111,2 158,7
6.600,6 5.319,1 1.281,5 365,4 828,8 87,4
5.939,0 4.974,6 964,4 312,1 581,6 70,7
10.299,9 8.204,4 2.095,5 834,7 1.225,5 35,3
96.829,2 77.848,5 18.980,7 7.362,2 11.129,4 489,0
9.490,5 7.553,6 1.936,9 848,3 1.006,3 82,3
9.498,0 7.439,7 2.058,3 622,5 1.401,6 34,2
59,9 49,6 113,4 99,5 141,0 -51,6
12.539,6 10.293,7 2.245,9 677,4 1.410,4 158,1
18.988,5 14.993,3 3.995,2 1.470,8 2.407,9 116,5
0,1 -1,5 6,3 -26,6 39,3 -58,4
51,4 45,7 77,9 117,1 70,7 -26,3
679,6 935,5 -255,9 7,9 -679,0 415,1
1.195,3 1.135,2 60,0 138,9 -442,0 363,2
3.048,2 2.640,8 407,4 121,0 -927,8 1.214,2
19.680,8 19.643,2 37,6 458,0 -8.867,1 8.446,8
2.105,4 1.697,4 408,0 -181,2 -690,4 1.279,6
1.706,5 1.623,0 83,5 163,6 -1.106,4 1.026,3
42,8 43,0 39,1 17,8 150,3 182,6
1.874,8 2.070,7 -195,9 146,8 -1.121,0 778,3
3.811,9 3.320,4 491,5 -17,6 -1.796,8 2.305,9
-18,9 -4,4 -79,5 -190,3 60,3 -19,8
103,3 60,4 -350,9 -112,0 60,3 196,3
* Angka Sementara Sumber : BPS
Tabel 2. Ekspor Indonesia Berdasarkan Sektor ( Juta USD) Jan-09
Feb-09
Des-09
Jan-Des.09
Jan-10
Jan - Feb
Feb-10*
mom (%)
yoy (%)
Pangsa (%) (Jan-Feb '10)
Sektor Juta USD
2009
2010 *
Feb/Jan
10/09
Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Pertanian Industri Pertambangan & Lainnya
1.025,5 373,2 149,8 502,5 6.254,6 261,6 4.977,6 1.015,4
1.024,5 450,9 139,6 433,9 6.109,9 339,5 5.022,4 747,9
2.502,9 955,7 297,7 1.249,5 10.845,2 428,8 8.164,3 2.252,1
19.018,3 7.820,3 2.262,3 8.935,8 97.491,9 4.352,8 73.435,8 19.703,1
2.344,9 667,1 315,9 1.361,9 9.251,0 364,7 6.712,2 2.174,1
2.141,8 786,1 295,2 1.060,5 9.062,7 304,4 6.755,4 2.002,9
2.050,0 824,2 289,4 936,4 12.364,4 601,1 10.000,0 1.763,3
4.486,7 1.453,2 611,1 2.422,4 18.313,7 669,1 13.467,5 4.177,1
-8,7 17,8 -6,6 -22,1 -2,0 -16,5 0,6 -7,9
118,9 76,3 111,2 158,7 48,1 11,3 34,7 136,9
19,7 6,4 2,7 10,6 80,3 2,9 59,1 18,3
Total
7.280,1
7.134,3
13.348,1
116.510,2
11.595,9
11.204,5
14.414,4
22.800,4
-3,4
58,2
100,0
* Angka Sementara Sumber: BPS
Tabel 3. Impor Indonesia Berdasarkan Golongan Barang ( Juta USD) Jan-09
Feb-09
Des-09
Jan-Des.09
Jan-10
Jan - Feb
Feb-10*
mom (%)
yoy (%) Pangsa (%)
Golongan Barang Juta USD Konsumsi
2009
2010 *
Jan/Des
10/09
Feb
464,4
374,8
653,7
6.752,6
625,4
683,7
839,3
1.309,1
9,3
56,0
7,2
Bahan Baku & Penolong
4.793,1
4.183,7
7.255,4
69.638,1
7.047,6
6.891,1
8.976,8
13.938,7
-2,2
55,3
72,6
Barang Modal
1.343,0
1.380,5
2.390,8
20.438,5
1.817,5
1.923,2
2.723,5
3.740,7
5,8
37,3
20,2
Total
6.600,6
5.939,0
10.299,9
96.829,2
9.490,5
9.498,0
12.539,6
18.988,5
0,1
51,4
100,0
* Angka Sementara Sumber: BPS
9
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia
Tabel 4. Ekspor Komoditi Utama (Juta USD) Jan-09
Feb-09
Des-09
Jan-Des.09
Januari
Trend (%)
mom (%)
yoy (%)
Jan/Des
10/09
Sektor Juta USD Total Komoditi Utama
2009
2010
Pangsa Jan 2010 (%)
3.162,4
3.159,6
5.423,0
46.419,0
3,9
3.151,4
4.106,6
-41,9
30,3
44,39
Sawit dan Produk Sawit
631,7
468,5
1.856,8
10.367,6
7,7
631,7
691,1
-66,0
9,4
7,47
TPT
709,4
750,3
911,5
9.264,0
1,1
709,4
840,0
-22,2
18,4
9,08
Elektronik
515,0
610,4
736,8
8.677,4
3,6
515,0
711,5
-30,1
38,2
7,69
Produk Hasil Hutan
511,6
509,8
674,9
6.679,4
2,1
511,6
738,7
-24,2
44,4
7,99
Karet dan Produk Karet
284,1
298,1
574,8
4.912,8
5,6
284,1
521,1
-50,6
83,5
5,63
Alas Kaki
156,2
148,0
181,0
1.736,1
-0,5
156,2
195,8
-13,7
25,4
2,12
Otomotif
1,78
171,6
129,0
192,1
1.774,0
2,2
160,6
164,5
-16,4
2,5
Kakao
62,5
117,3
173,1
1.338,5
7,8
62,5
145,6
-63,9
132,9
1,57
Udang
71,6
73,9
73,2
845,2
0,2
71,6
61,7
-2,1
-13,9
0,67
Kopi Total Komoditi Potensial
48,8
54,2
48,9
824,0
2,0
48,8
36,5
-0,2
-25,2
0,39
439,6
587,5
612,1
6.145,5
1,5
439,6
502,9
-28,2
14,4
5,44
8,7
10,7
10,1
121,1
1,2
8,7
8,1
-14,1
-7,2
0,09
13,3
18,6
22,1
245,4
4,0
13,3
18,6
-39,9
40,6
0,20
Perhiasan
110,6
242,5
97,8
1.191,8
-3,2
110,6
75,4
13,1
-31,8
0,82
Makanan Olahan
183,3
192,3
281,4
2.785,4
3,6
183,3
248,9
-34,9
35,8
2,69
0,6
0,5
1,1
11,8
8,1
0,6
0,9
-43,8
42,2
0,01 0,08
Kulit & produk Kulit Rempah-Rempah
Tanaman Obat Minyak Atsiri Kerajinan Peralatan Kantor
4,8
7,8
8,8
90,6
4,3
4,8
7,4
-45,8
54,3
35,5
40,5
80,0
568,8
3,1
35,5
43,7
-55,6
23,0
0,47
4,0
5,0
4,3
68,7
-1,0
4,0
4,9
-5,8
21,9
0,05
Ikan & Produk Perikanan
65,6
56,9
86,7
864,3
2,1
65,6
73,4
-24,3
11,9
0,79
Peralatan Medis
13,2
12,8
19,7
197,5
4,2
13,2
21,6
-33,4
64,4
0,23
Sumber : BPS
Tabel 5. Perdagangan Indonesia Dengan Mitra Dagang Utama (Juta USD) Nop-09 No.
Des-09
Jan-Des.09
Jan-10
Juta USD EKSPOR ASEAN 1. Singapura 2. Malaysia 3. Thailand
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
1.816,5 650,8 506,6 245,6
2.154,6 713,8 730,3 274,3
UNI EROPA
1.168,6
UTAMA LAINNYA Jepang Amerika Serikat Rep.Rakyat Tiongkok Cina India Korea Selatan Taiwan Australia Negara Lainnya Total Non Migas
4.159,0 947,2 918,3 873,9 624,9 419,2 206,2 169,4 1.293,8 8.438,0 1.591,4 767,6 432,9 275,4
IMPOR ASEAN 1. Singapura 2. Thailand 3. Malaysia UNI EROPA
4. 5. 6. 7. 8.
Jan - Feb
Feb-10*
mom (%)
yoy (%)
Feb/Jan
10/09
Negara
UTAMA LAINNYA Jepang Rep.Rakyat Tiongkok Cina Amerika Serikat Korea Selatan Australia Negara Lainnya Total Non Migas
2009 2.715,8 1.312,5 600,0 295,0
2010*
20.448,4 7.947,6 5.636,4 2.598,4
1.915,5 655,1 597,7 296,4
1.841,6 729,6 438,4 276,7
3.757,2 1.384,7 1.036,1 573,1
-3,9 11,4 -26,7 -6,6
38,3 5,5 72,7 94,3
1.448,9
13.533,4
1.170,9
1.419,1
1.878,8
2.590,0
21,2
37,9
5.547,7 1.250,2 1.044,1 1.206,8 908,2 699,0 292,6 146,7 1.694,1 10.845,2
48.481,9 11.979,0 10.470,1 8.920,1 7.351,4 5.174,3 2.875,5 1.711,6 15.028,0 97.491,7
4.978,6 1.295,2 991,1 1.010,9 711,6 523,7 286,2 159,8 1.185,9 9.251,0
4.456,1 1.071,5 907,3 986,2 672,9 501,9 176,4 139,9 1.345,9 9.062,7
5.714,4 1.513,3 1.569,9 840,5 805,5 485,0 222,2 278,0 2.055,5 12.364,4
9.434,7 2.366,8 1.898,4 1.997,1 1.384,5 1.025,6 462,6 299,7 2.531,8 18.313,7
-10,5 -17,3 -8,5 -2,4 -5,4 -4,2 -38,4 -12,4 13,5 -2,0
65,1 56,4 20,9 137,6 71,9 111,5 108,1 7,8 23,2 48,1
1.685,7 784,9 466,6 298,2
18.046,5 9.236,7 4.570,9 3.184,2
1.693,3 778,8 481,9 330,4
1.726,8 734,2 554,8 336,9
2.340,5 1.233,1 574,8 428,3
3.420,1 1.513,0 1.036,7 667,3
2,0 -5,7 15,1 2,0
46,1 22,7 80,4 55,8
787,5
846,1
8.649,2
674,5
624,2
1.235,6
1.298,7
-7,5
5,1
3.378,8 917,2 1.256,7 554,3 385,9 264,7 1.226,1 6.983,8
4.354,1 1.064,5 1.482,6 1.093,4 360,4 353,2 1.318,5 8.204,4
37.521,4 9.810,5 13.491,3 7.037,7 3.807,7 3.374,1 13.631,5 77.848,5
3.772,4 1.063,4 1.406,0 593,3 395,0 314,7 1.413,4 7.553,6
3.895,4 1.100,3 1.380,0 781,4 365,0 268,7 1.193,3 7.439,7
5.083,3 1.427,4 1.796,5 973,5 444,9 441,0 1.634,3 10.293,7
7.667,8 2.163,7 2.786,0 1.374,7 760,0 583,4 2.606,7 14.993,3
3,3 3,5 -1,8 31,7 -7,6 -14,6 -15,6 -1,5
50,8 51,6 55,1 41,2 70,8 32,3 59,5 45,7
* Angka sementara Sumber: BPS
10
Volume 2, April 2010
Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Grafik Perkembangan Harga Internasional
Harga Internasional Produk Perkebunan
Harga Internasional Komoditi Pangan
500
700
Kopi Arabika (b/c/kg) Kopi Robusta (b/c/kg)
600
400
500 400
300
300 200
200 100
Beras ($/mt)
Gandum ($/mt)
Kedelai (b/$/mt)
0
100
Jan'09
Jan'09 Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus Sep
Okt
Nop
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nop
Des
Jan'10 Peb'10
Des Jan'10 Peb
Harga Internasional Produk Pertambangan
Harga Internasional Produk Perkebunan 400
8.000
350
Kakao ($/kg)
Timah (b/c/kg)
7.000
Karet ($/kg)
Tembaga ($/mt) (RHS)
6.000 300
5.000 250
4.000 3.000
200
2.000
150
1.000 100 Jan'09 Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nop
0
Des Jan'10 Peb
Jan'09 Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nop
Des Jan'10 Peb'10
Harga Internasional Produk Pertambangan 120 100 80 60 40
Batubara ($/mt) (LHS) Minyak Bumi (a/$/bbl)
20 0 Jan'09 Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus Sep
Okt
Nop
Des Jan'10Peb'10
Harga Internasional Produk Perkebunan Harga Internasional Produk Pertambangan
900 14
800
12 10
700
8
600 6
500
Gas (a/$/mmbtu)
4
Sawit ($/mt)
2
400 Jan'09 Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus Sep
Okt
Nop
Des Jan'10 Peb
Jan'09 Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nop
Des Jan'10 Peb'10
11