Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X PENGARUH PENERAPAN ETIKA PROFESI UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KAP HLB HADORI SUGIARTO ADI & REKANDI SURABAYA Annisah Febriana STIE Urip Sumoharjo Surabaya Email : 1)
[email protected]
Abstract:The standart of the public accounting professional must obey the relus of Ethics of Public Accountants, and the Compartment’s portrayal as well as apply their professional code of ethics in each audit assignment or other services. In order to be able to meet the public accounting professional responsibilities to the society, clients, colleagues or establishing in facing of tough competition in the era of globalization, then public accountant must make an effort to maintain the quality of audir assignments with increasing professionalism of public accountant compartment. A lot of the interesting issue appeared lately i.e. ethics violation by the accountant either national or international level. A public accountant and provide service optimally for client so that the trust of the community against the accountant stay awake and for public accountants can prepare themselves in facing the era of the ASEAN Economic Community (AEC). Keywords:accounting, management, public account, the ethics of profession, surabaya, ethics code
PENDAHULUAN Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum.Disamping itu, kemajuan ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam.Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu, segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi akuntansi.Mengantisipasi hal itu, maka profesionalisme suatu profesi harus dimiliki oleh setiap anggota profesi, yaitu berkeahlian, berpengetahuan, dan berkarakter. Akuntan publik akan mengaudit laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk menentukan kewajarannya. Laporan keuangan yang telah diaudit ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti, Bapepam, investor, bank, kreditor, pemerintah, karyawan, dan manajemen perusahaan itu sendiri. Informasiinformasi yang dihasilkan oleh akuntan publik akan berguna jika akuntan pulik mampu mengendalikan mutu pemeriksaan, bertindak profesional, dan memberikan jasa yang terbaik bagi kliennya. Akuntan publik harus menaati standar profesional, yaitu Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik, dan menghayati serta mengamalkan kode etik profesional dalam setiap penugasan audit atau jasa lainnya.Demikian, akuntan publik dapat memberikan jasa yang berkualitas, mendapat kepercayaan publik, dan dapat memenuhi komitmen profesionalnya.Agar akuntan publik dapat memenuhi tanggungjawab profesional kepada masyarakat, klien, rekan seprofesi maupun dalam menghadapi persaingan ketat dalam era globalisasi, akuntan publik harus melakukan upaya untuk mempertahankan
44
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X kualitas penugasan audit dengan meningkatkan profesionalisme kompartemen akuntan publik.
semestinya dan tidak lengkap oleh
KASUS, TEMUAN DAN DAMPAK
Akuntan Publik
Tahun dan Sumber
Kasus
Temua n Ketua BPK, Hadi Poernomo ditetapkan
2015
Keberatan
sebagai
(Liputan Khusus
Pajak PT
tersangka
Kompas.Com)
BCA
korupsi terkait permohona n keberatan pajak BCA
Dampa k
dan S (Auditor
Menurunnya
Kredibilitass
BPK)
kredibilitas
institusi
disuga
sebagai
negara
menerima
Akuntan
seperti BPK
suap dari
Publik atau
pejabat
Auditor yang
Pemerintah
Pemerintah
Profesional
Kota Bekasi
Kota
dan menjadi
1 di lembaga
Bekasi
presiden
tsb
untuk
sangat buruk
mendapatk
bagi institusi
an Opini
negara
“Wajar
seperti BPK
terlebih melibatkan orang nomor
Quirino, kepala
2009 www.hukumonline. com
Kasus
Seksi Audit
penyeleweng
Badan
an Dana
Pemeriksa
Anggran
Keuangan
Belanja
(BPK)
Tambahan
diyakini
(ABT) di
KPK juga
Departemen
turut andil
Tenaga Kerja
dalam
dan
kasus yang
Transmigrasi
nilai
(Depnakertra
kerugian
ns)
negaranya
Menurunnya kredibilitas sebagai publik atau auditor yang profisional dan menjadi preseden sangat buruk bagi institusi negara seperti BPK
Milyar Kesalahan
kredit macet untuk pengembang 2010
an usaha di
VIVAnews.com
bidang otomotif Raden Motor (Biasa Sitepu sebagai Auditor)
dalam Laporan Keuangan Perusahaan
Lemahnya
Raden
sifat
Motor
independensi
dalam
dan
mengajuka
Profesionalis
n pinjaman
me pada
ke BRI
Auditor
data yang diduga tidak dibuat
Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
Koran-jakarta.com
Pengecuali an (WTP)’
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
akuntan
Rp 13,698
korupsi dan
2010
Suap dari
Tanpa
mencapai
Kasus
Hermawan
Hancurnya
Bagindo
korupsi
Enang
Akhir-akhir ini muncul isu yang sangat menarik yaitu pelanggaran etika oleh akuntan baik tingkat nasional maupun internasional. Di Indonesia issue ini berkembang seiring dengan adanya pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Ada beberapa kasus yang mengungkapkan bahwa tidak sedikit auditor melakukan pelanggaran dalam melaksanakan tugasnya.Pada tahun 2001, Indonesian Corruption Watch (ICW) meminta pihak kepolisian untuk memeriksa sembilan KAP. Berdasarkan laporan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sembilan KAP tersebut diduga telah melakukan kolusi dengan pihak bank yang menjadi kliennya antara tahun 1995-1997. Berdasarkan temuan BPKP, ICW mengungkapkan bahwa sembilan dari sepuluh KAP yang melakukan audit terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan laporan keuangan sesuai dengan standar audit yang berlaku. ICW menduga bahwa hasil laporan Kantor Akuntan Publik bukan sekedar human error atau kesalahan dalam penulisan yang tidak disengaja, tetapi adanya kemungkinan berbagai penyimpangan
45
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X dan pelanggaran yang ditutupi dengan melakukan rekayasa akuntansi. Oleh karena itu, pada tabel 1.1 berikut ini disajikan kasus-kasus dan masalah-masalah yang dilakukan oleh akuntan publik yang dapat menyebabkan kredibilitas mereka diragukan.
KAJIAN PUSTAKA Etika menurut Suseno dalam Sihwahjoeni (1998), merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan moral. Etika sebanding dengan moral (mos),yang keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan (sitten). Sedangkan menurut kaidah bahasa Indonesia etika diartikan kesusilaan. Kaidah ini terlahir dari sekelompok profesi, maka etika ini dinyatakan tertulis dan dinyatakan formal disebut kode etik.Konsekuensi dan pelanggaran yang dilakukan atas kode etik ini sifatnya moral, seperti dikucilkan dan di singkirkan dari kelompok profesi bersangkutan.
PENGERTIAN ETIKA Etika adalah istilah yang di turunkan dari kata dalam bahasa Yunani Ethos yang berarti adat istiadat. Kata Ethos mempunyai makna yang setara dengan kata mos dalam bahasa latin yang juga berarti adat istiadat atau kebiasaan baik.Etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan-kebiasaan manusia yaitu kebiasaan-kebiasaan yang terdapat di dalam konvensi atau kesepakatan. Menurut Sumaryono (1995;12), etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita. Menurut Bartens (1993;6) membedakan makna etika menjadi tiga: 1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
dalam mengatur tingkah lakunya. Secara singkat arti ini bisa dirumuskan juga sebagai system nilai yang berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. 2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral yang dimaksud di sini adalah kode etik,dimana etika dibuat secara tertulis untuk mengatur suatu tindakan individu dalam lingkup suatu sistem. 3. Etika mempunyai arti sebagai ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi penelitian sistematis dan metodis.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK Harahap (2002;29) kode yaitu tandatanda atau simbol-simbol yang berupa katakata tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Menurut Rumanti (2004;295), kode etik merupakan aturan-aturan susila yang ditetapkan bersama dan ditaati bersama oleh seluruh anggota yang bergabung dalam suatu profesi. Kode Etik akuntan merupakan seperangkat prinsip moral dan pelaksanaan aturan-aturan yang memberikan pedoman kepada akuntan publik dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan akuntan lain. Sehingga yang menjadi dasar diperlukannya Kode Etik pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan. Menurut Arens etal (2010;110), yang diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, bahwa kode etik profesional menyediakan baik standar umum perilaku yang ideal dan aturan berlaku spesifik perilaku. Ada empat bagian untuk kode etik: prinsip-prinsip, aturan perilaku, interpretasi aturan pelaksanaan, dan keputusan etis. Kode etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang 24
46
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi (Kode Etik Profesi Akuntan Publik IAPI, 2008).Namun demikian, baru-baru ini salah satu badan yang memiliki fungsi untuk menyusun dan mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang berkualitas dengan mengacu pada standar internasional yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah mengembangkan dan menetapkan suatu standar profesi dan kode etik profesi yang berkualitas. Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian B dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu. Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. Tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini.Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur dalam Kode Etik ini. Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik ini. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.
Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007).Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan.Delapan butir tersebut terdeskripsikan sebagai berikut : a. Tanggung Jawab profesi b. Kepentingan Publik c. Integritas d. Objektivitas e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional f. Kerahasiaan g. Perilaku Profesional h. Standar Teknis Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Jenis Profesi yang ada antara lain : 1. Akuntan Publik 2. Akuntan Manajemen 3. Akuntan Pendidik 4. Akuntan Internal 5. Konsultan SIA / SIM 6. Akuntan Pemerintah
ATURAN ETIKA Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan IndonesiaKompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Lima aturan etika itu adalah: 1. Independensi,integritas,dan obyektivitas 2. Standar umum dan prinsip akuntansi 3. Tanggung jawab kepada klien 4. Tanggung Jawab kepada rekan seprofesi 5. Tanggung jawab dan praktik lain
PENGERTIAN PROFESI DAN PROFESIONAL Profesi adalah pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab, dengan tujuan memperoleh penghasilan, menurut Muhammad dalam Yuwono (2011;9). Atau dalam pengertian yang lainya, sebuah profesi adalah sebuah sebutan atau jabatan dimana
47
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X orang yang menyandangnya mempunyai pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan atau pengalaman lain atau melalui keduanya,sehingga penyandang profesi dapat membimbing atau memberi nasehat,saran atau juga melayani orang lain dalam bidangnya sendiri. Menurut Kurniawan, (2005;73) istilah profesional berarti “Suatu kemampuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan masing-masing.” Yuwono, (2011;9) profesionalisme adalalah suatu kemampuan dan ketrampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan masing-masing. Ikatan akuntan Indonesia beranggotakan auditor dari beberapa tipe (auditor independen dan auditor internal), akuntan manajemen,akuntan yang bekerja sebagai pendidik serta akuntan sektor publik. Sehingga kode etik yang dibuat dan di sepekati oleh IAI tidak hanya mengatur anggotanya yang berpraktik sebagai akuntan public, namun mengatur perilaku semua anggotanya yang berpraktik dalam berbagai tipe profesi auditor dan profesi akuntan lain. Mencapai maksud, tujuan dan fungsinya IAI melaksanakan beragam kegiatan diantaranya pendaftaran dan pelayanan keanggotaan, pengembangan dan penyusunan standar akuntansi keuangan, pengembangan dan penegakkan kode etik akuntan, pemberian konsultasi untuk pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi, publikasi, hubungan internasional, menjadi pusat pengetahuan dan pengembangan akuntansi; menjaga dan meningkatkan kompetensi akuntan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, melaksanakan sertifikasi di bidang akuntansi sebagai tolak ukur standar kualitas keprofesian serta menjaga kepercayaan pemakai jasa dan masyarakat luas atas hasil kerja profesi akuntan yang tergabung dalam IAI. (http://www.iaiglobal.or.id/v02/tentang_iai.ph p?id=6) Keputusan pemerintah Indonesia tertuang dalam Undang-Undang republik Indonesia No:5 tahun 2011 tentang Jasa Akuntan Publik menetapkan dalam pasal 49 s/d 50 mengenai pembinaan dan pengawasan akuntan publik, akuntan publik di dalam melaksanakan tugasnya wajib mematuhi SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) dan sebagai acuan Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
yang ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh akuntan publik dalam pemberian jasanya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil pengembangan berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang dimulai sejak tahun 1973. Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan. Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan. Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar yang dikembangkan pada saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan historis. Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis diawal dekade tahun sembilan puluhan kemudian menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan mutu jasa audit atas laporan keuangan historis, jasa atestasi, dan jasa akuntansi dan review. Disamping itu, tuntutan kebutuhan untuk menjadikan organisasi profesi akuntan publik lebih mandiri dalam mengelola mutu jasa yang dihasilkan bagi masyarakat juga terus meningkat. Respon profesi akuntan publik terhadap berbagai tuntutan tersebut diwujudkan dalam dua keputusan penting yang dibuat oleh IAI pada pertengahan tahun 1994 : a. Perubahan nama dari Komite Norma Pemeriksaan Akuntan ke Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan b. Perubahan nama standar yang dihasilkan dari Norma Pemeriksaan Akuntan ke Standar Profesional Akuntan Publik. SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika.Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari : 1. Pernyataan Standar Auditing 2. Pernyataan Standar Atestasi 3. Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review 4. Pernyataan Jasa Konsultansi 5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen Akuntan Publik sejak bulan Mei 2000. Standar Auditing Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci
48
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA)(http://kinantiarin.wordpress.com/etikaprofesi-akuntan/). 6
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Tingkat Profesionalisme Publik (Y)
Akuntan
Indikator yang digunakan dalam Tingkat profesionalisme akuntanpublik disajikan pada tabel berikut :
7
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Profesionalisme Akuntan Publik (Y) No
1
2
3
4
5
Pernyataan Saya tidak pernah mendapat keluhan dari klien terhadap kinerja saya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu diberikan kepercayaan untuk mengaudit keuangan dari institusi-institusi yang ada a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya tidak pernah memanipulasi data keuangan yang dipercayakan kepada saya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya tidak pernah menerima hal-hal yang menguntungkan pribadi saya dengan mengorbankan profesionalisme (suap) a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu memberikan pendapat dengan didasari oleh data yang akurat a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering
Frek
(%)
8
0 6 0 20 4
0 20 0 66,7 13,3
9
2 1 0 25 2
6,7 3,3 0 83,3 6,7
10
1 1 1 20 7
3,3 3,3 3,3 66,7 23,4
3 0 0 18 9
10,0 0 0 60,0 30,0
0 0 2 16 12
0 0 6,7 53,3 40,0
Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
Saya selalu mengikuti standart teknis yang berlaku dalam IAI a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu objektif dalam memilih klien a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu teliti dalam mengaudit laporan keuangan yang dipercayakan kepada saya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu berusaha memberikan solusi, pendapat, ide, kepada klien saya dalam setiap masalah keuangannya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu menerapkan semua kode etik Akuntan Publik yang saya tahu a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering
0 1 1 19 9
0 3,3 3,3 63,3 30,0
2 4 1 11 12
6,7 13,3 3,3 36,7 40
0 0 3 19 8
0 0 10 63,3 26,7
6 0 1 16 7
20,0 0 3,3 53,4 23,3
0 1 18 10 1
0 3,3 60,0 33,3 3,3
Sumber : Data primer diolah, 2016.
Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa responden cenderung setuju bahwa tidak pernah mendapat keluhan dari klien terhadap kinerja akuntan publik dan responden cenderung sering diberikan kepercayaan untuk mengaudit keuangan dari institusi-institusi yang ada.Terungkap juga bahwa responden cenderungtidak pernah memanipulasi data keuangan yang dipercayakan dan tidak pernah menerima hal-hal yang menguntungkan pribadi saya dengan mengorbankan profesionalisme (suap). Sebaran jawaban responden diatas juga menunjukkan responden cenderung selalu memberikan pendapat dengan didasari oleh data yang akurat dan selalu mengikuti standart teknis yang berlaku dalam IAI. Selain itu tabel
49
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X diatas ,menunjukkan responden cenderung selalu objektif dalam memilih klien,selalu teliti dalam mengaudit laporan keuangan yang dipercayakan, selalu berusaha memberikan solusi, pendapat, ide, kepada klien dalam setiap masalah keuangannya dan cukup sering bahwa selalu menerapkan semua kode etik Akuntan Publik.
Penerapan Aturan Etika Publik (Kode Etik) (X)
5
Akuntan
Indikator yang digunakan dalam penerapan aturan etika akuntan publik (kode etik) disajikan pada tabel berikut : 6
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan Etika Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) (X)
No
1
2
3
4
Pernyataan Saya selalu dimintai ide oleh klien saya untuk perkembangan usahanya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu menjaga komunikasi profesi saya dengan rekan kerja saya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu memperhatikan hal-hal administrasi (laporan pertanggung jawaban/surat kerja) a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu datang dan pulan tepat waktu kerja saya sesuai peraturan institusi dimana saya berada a. Sangat tidak sering b. Tidak sering
Frek
(%)
2 4 0 18 6
6,7 13,3 0 60,0 20,0
7
8 0 1 0 21 8
0 3,3 0 70,0 26,7 9
0 1 5 19 5
0 3,3 16,7 63,3 16,7
0 1
0 3,3
Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
10
11
c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu membuat perencanaan matang terhadap pekerjaan saya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya bertanggung jawab untuk meningkatkan kecakapan profesional sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya sebagai akuntan selalu memberikan pernyataan mengenai pendapat akuntan a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu tegas dalam memberikan pendapat atau opini kepada klien a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu berusaha meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pada bidang pekerjaan saya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu mengevaluasi hasil pekerjaan saya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya akan memberikan tanggung jawab kepada orang lain yang lebih berkompeten, ketika
3 14 12
10,0 46,7 40,0
1 0 3 11 15
3,3 0 10,0 36,7 50,0
0 2 1 15 12
0 6,7 3,3 50,0 40,0
2 6 3 7 12
6,7 20,0 10,0 23,3 40,0
0 1 6 12 11
0 3,3 20,0 40,0 36,7
0 2 5 12 11
0 6,7 16,7 40,0 36,6
0 1 2 17 10
0 3,3 6,7 56,7 33,3
50
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X
12
13
14
15
16
17
saya merasa tidak mampu mengatasinya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu bekerja sesuai dengan kemampuan yang saya miliki a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu berusaha lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada klien a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu menjaga setiap rahasia informasi dan data yang diberikan klien a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya tidak pernah mengungkapkan informasi kepada pihak yang tidak berhak mendapatkannya a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya tetap menjaga kerahasiaan klien saya walaupun masa kontrak saya kerja dengan klien telah berakhir a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu bekerja dengan independen dalam mengerjakan tugas a. Sangat tidak sering b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering
5 4 0 14 7
16,7 13,3 0 46,7 23,3
0 2 1 19 8
0 6,7 3,3 63,3 26,7
0 0 2 17 11
0 0 6,7 56,6 36,7
0 3 0 19 8
0 10,0 0 63,3 26,7
0 3 0 20 7
0 10,0 0 66,7 23,3
0 3 1 14 12
0 10,0 3,3 46,7 40,0
0 3 3 19 5
0 10,0 10,0 63,3 16,7
Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
Saya selalu memberikan ide yang sesuai dengan kebutuhan klien saya a. Sangat tidak sering 18 b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu berusaha menjaga nama baik profesi saya a. Sangat tidak sering 19 b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Saya selalu mentaati aturan yang ada di institusi dimana saya berada a. Sangat tidak sering 20 b. Tidak sering c. Cukup sering d. Sering e. Sangat sering Sumber : Data primer diolah, 2016.
5 3 2 14 6
16,7 10,0 6,7 46,6 20,0
1 0 1 19 9
3,3 0 3,3 63,4 30,0
0 4 3 15 8
0 13,3 10,0 50,0 26,7
Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa dari sebaran jawaban responden cenderung : a. Seringdimintai ide oleh klien untuk perkembangan usahanya, selalu menjaga komunikasi profesi antara rekan kerja, b. memperhatikan hal-hal administrasi (laporan pertanggung jawaban/surat kerja) c. selalu datang dan pulang tepat waktu kerja sesuai peraturan institusi dimana berada. d. selalu membuat perencanaan matang terhadap pekerjaan. e. bertanggung jawab untuk meningkatkan kecakapan profesional sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha. f. sebagai akuntan selalu memberikan pernyataan mengenai pendapat akuntan. g. selalu tegas dalam memberikan pendapat atau opini kepada klien. h. selalu berusaha meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pada bidang pekerjaan. i. selalu mengevaluasi hasil pekerjaan. j. akan memberikan tanggung jawab kepada orang lain yang lebih berkompeten, ketika merasa tidak mampu mengatasinya. k. sering bahwa selalu bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. l. selalu berusaha lebih baik dalam
51
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X m. n. o. p. q. r. s.
memberikan pelayanan kepada klien. selalu menjaga setiap rahasia informasi dan data yang diberikan klien. tidak pernah mengungkapkan informasi kepada pihak yang tidak berhak mendapatkannya. tetap menjaga kerahasiaan klien walaupun masa kontrak kerja dengan klien telah berakhir. selalu bekerja dengan independen dalam mengerjakan tugas. selalu memberikan ide yang sesuai dengan kebutuhan klien. selalu berusaha menjaga nama baik profesi. selalu mentaati aturan yang ada di institusi dimana pun berada.
Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel penerapan aturan etika akuntan publik (kode etik) (X) terhadap tingkat profesionalisme akuntan publik (Y). Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Sumber : Data diolah tahun 2016. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier sederhana tersebut di atas, maka didapat persamaan regresi sederhana sebagai berikut : Y = a + bX Y = 0,580 + 0,855X Berdasarkan hasil persamaan tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Konstanta (a) = 0,580, menunjukkan besarnya tingkat profesionalisme akuntan publik, jika tidak ada penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik), maka besarnya
Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
tingkat profesionalisme akuntan publik sebesar 0,580. Koefisien regresi penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) (b) sebesar 0,855, menunjukkan besarnya pengaruh penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) terhadap tingkat profesionalisme akuntan publik, koefisien regresi bertanda positif menunjukan penerapan aturan etika akuntan publik (kode etik) berpengaruh searah terhadap tingkat profesionalisme akuntan publik, yang berarti semakin baik penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) ada kecenderungan peningkatan tingkat profesionalisme akuntan publik. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,867; menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan searah antara penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) (X) dengan tingkat profesionalisme akuntan publik (Y) sebesar 86,7%. Hubungan ini dapat dikategorikan kuat, sebagaimana diketahui bahwa suatu hubungan dikatakan sempurna jika koefisien korelasinya mencapai angka 100% atau 1 (baik dengan angka positif atau negatif). Hasil analisis regresi linier sederhana di atas, dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,751. Angka ini menunjukkan bahwa variabel penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) (X) dapat menjelaskan variasi atau mampu memberikan kontribusi terhadap variabel tingkat profesionalisme akuntan publik (Y) sebesar 75,1%, sedangkan sisanya sebesar 24,9% disebabkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Hal ini berarti variabel penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) merupakan variabel yang cukup mewakili signifikan pengaruhnya terhadap tingkat profesionalisme akuntan publik.
Uji Hipotesis Uji Hipotesis digunakan untuk menguji apakah variabel penerapan aturan etika akuntan publik (kode etik) (X) berpengaruh signifikan terhadap tingkat profesionalisme akuntan publik (Y), dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel. Rumusan hipotesis : Ho : bi = 0 Variabel penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) tidak
52
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X berpengaruh signifikan terhadap tingkat profesionalisme akuntan publik Hi : bi 0 Variabel penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) berpengaruh signifikan terhadap tingkat profesionalisme akuntan publik. Kriteria pengujian : = 0,05 (5%), Uji 2 sisi (/2 = 0,025) Derajat kebebasan (dk) = n – k – 1 = 30 – 1 – 1 = 28 Diperoleh nilai ttabel = 2,048 Ho diterima jika –ttabel< thitung< ttabel Ho ditolak jika thitung>ttabel atauthitung<-ttabel. Hasil analisis regresi diperoleh nilai thitung = 9,193 sedangkan nilai ttabel = 2,048 sehingga thitung> ttabel (9,193 > 2,048) atau nilai signifikansi 0,000 < 0,05 jadi Ho ditolak atau Hi diterima, Artinya ada pengaruh yang signifikan antara penerapan etika profesi akuntan publik terhadap profesionalisme akuntan publik. Hasil pengujian tersebut, maka dapat ditentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho dalam gambar 4.2 sebagai berikut : Gambar 4.2 Penentuan Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
0,025 ttabel
0,025 0
ttabel
Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan aturan etika akuntan publik (kode etik) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profesionalisme akuntan publik.Hal ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan, yang merupakan norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat. Di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, akuntan publik harus memenuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
IAI tanpa mengesampingkan harapan dan kepuasan klien.Karena kebutuhan setiap klien berbeda sehingga tingkat kepuasannya berbeda, maka seringkali akuntan publik tidak dapat memahami harapan klien dan hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai rutinitas tanpa memperhatikan harapan dan kepuasan klien.Selain itu perusahaan yang sedang diaudit menyiapkan laporan keuangan dan menyajikan secara wajar serta memberikan informasi yang dibutuhkan agar auditor dapat menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan penggujian dengan analisis regresi linier sederhana yang telah dilakukan terhadap permasalahan, serta diperkuat dengan dasar teori yang telah diajarkan, maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa ada pengaruh penerapan etika profesi akuntan publik (kode etik) terhadap peningkatan profesionalisme akuntan public, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Akuntan publik yang mempunyai sikap profesionalisme yang tinggi dapat memberikan kontribusi yang baik bagi Kantor Akuntan Publik dan memberikan pelayanan yang optimal bagi klienya sehingga kepercayaan masyarakat terhadap akuntan tetap terjaga dan bagi akuntan publik dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Saran Akuntan Publik Para akuntan publik diharapkan tidak mengabaikan aturan etika yang sudah ada dan mampu menerapkanya dalam menjalankan profesinya sebagai akuntan publik.Sehingga diharapkan para akuntan publik dapat memberikan pelayanan jasa yang baik kepada klien secara professional.
53
Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk melihat bahwa profesi akuntan public memiliki aturan etika yang ada yang mampu menjadikan seorang akuntan public menjadi professional.Sehingga masyarakat lebih menghargai profesi kuntan publik dan berusaha untuk tidak membuat akutan publik melanggar aturan yang ada.
Bagi Peneliti Selanjutnya Setelah melakukan penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa saran sebagi berikut : a. Penelitian selanjutnya agar memperluas wilayah sampel penelitian. b. Penelitian selanjutnya dapat melakukan wawancarasecaralangsung kepada responden untuk mendapkan hasil yang maksimal. c. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian yang tepat saar menyebarkan dan mengumpulkan kuisioner.
DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A. Rendal dan Mark.(2010). Audting and Assurance Service.Edisi Tigabelas. New Jersey, 07458.Pearson Prentice Hall. Arikunto,suharsimi.(2006). Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktik.Edisirevisi.Jakarta : Rineka Cipta. Azwar.(2009). Metodologi Penelitian.Jakarta: Erlangga. Bartens, K .(1993). Jakarta :Etika Gramedia pustaka utama. Hadi.(2000). Teknik Pengambilan Sampel.Jakarta Harahap, Sofyan S. (2002). Auditing dalam Perspektif Islam.Jakarta : Pustaka Quantum. Hurgiyanto , dkk . (2004) .Teknik Pengambilan Sampel.Bandung : Remaja Rosda Karya. Husein, Umar (2005). Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Annisah: Pengaruh Penerapan Etika Profesi
Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta:Pembaruan. Latipun . (2006) .Teknik Pengambilan Sampel . Jakarta: Erlangga. Rumanti, Sr.Maria Assumpta. (2004). Dasardasar Publik Relation: Teory dan Praktek. Jakarta : Grasindo. Sihwahjoeni , Parawiyati . (2005). Persepsi Akuntan terhadap Perlunya Kode Etik Akuntan Pendidik dalam Menyongsong Melenium Ketiga .Malang : Jurnal Ekonomi. Sugiyono. (2007) .Penelitian Kualitatif . Jakarta: Gramedia Widiasaran Indonesia Sumaryono. (1995). Etika Profesi Hukum. Yogyakarta: Kanisius. Sanusi, Anwar .(2003). metodologi penelitian praktis untuk ilmu social dan ekonomi edisi pertama .cetakan pertama. Malang: Penerbit batubara media. Yuwono, Ismantoro Dwi, (2011), Memahami Berbagai Etika Profesi dan PekerjaanYogyakarta: Pustaka Yustisia. http://wasisriyanto2903.blogspot.co.id/2013/04 /penjabaran-spap.html, http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/3055/ 1/mantan.dirjen.pajak.hadi.poernom o.jadi.tersangka. http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol2 1197/auditor-bpk-tersangka-barukasus-abt-depnakertrans. http://www.iaiglobal.or.id/v02/tentang_iai.php ?id=6. http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU _2011_5.pdf.
54