\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
PENGARUH MASUKNYA BUDAYA ASING TERHADAP PELESTARIAN KEBUDAYAAN TARI TRADISIONAL WAYANG TOPENG MALANGAN DI MALANG RAYA, JAWA TIMUR
Yolanda Priska Purnama1 Aprilia Rachmadian2 Program Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang2 Jl. Bandung No. 1 Malang
Korespodensi dengan Penulis: Aprilia Rachmadian: Telp: 087 859 307 262 E-mail:
[email protected]
Abstract The objective in this study is to determine the influence of foreign culture to culture preservation of Malangan Puppet mask Traditional Dance in Malang, East Java and to know the supporting
factors
and
obstacles
which
is
considered
to
be
very
dominant.
The research location is in Pakisaji Malang. This research can be categorized in qualitative research because the data obtained from the questionnaire while research approaches including observation and interviews. In this study, the population is all the travelers who had seen the puppet dance performance mask malangan, while the number of respondents used in this study were 10 respondents. The conclusions of this research is Malangan Puppet mask Traditional Dance has a history and a strong potential to be tourist attraction in Malang, by doing coordination with dance studio in Malang to raise the local culture. Keywords: Cultural Preservation, Traditional Dance, Malangan Puppet mask.
Pengembangan
pariwisata
di
Undang-Undang No.9 Tahun 1990. Hal
Indonesia pada dasarnya menggunakan
ini
konsep
pertimbangan
pariwisata
budaya
(cultural
tourism) seperti telah ditetapkan dalam
dilakukan
tentunya bahwa
dengan Indonesia
memiliki potensi seni dan budaya yang
6
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
beraneka ragam yang tersebar pada tiap
cara itu Pariwisata Indonesia akan
Daerah
memiliki
Tujuan
Wisata
(DTW)
di
ciri
yang
khas
atau
Indonesia. Jadi, pariwisata yang kita
identitasnya sendiri berbeda dengan
kembangkan adalah pariwisata budaya.
apa yang dimiliki oleh Negara-negara
Dalam hal ini,
lain.
seni budaya yang
beraneka ragam di beberapa DTW itu
Dalam
konteks
ini,
dapat
dijadikan sebagai daya tarik utama
dikatakan bahwa pariwisata sebagai
untuk menarik wisatawan datang ke
suatu industri lebih bersifat padat karya
Negara kita.
(labor intensive) dan sekaligus berfungsi
Atas dasar itu, kiranya wajar apabila
setiap
langkah
sebagai katalisator dalam pembangunan
dalam
(agent of development) dan mempercepat
pengembangan pariwisata diharapkan
proses
selalu memperhatikan terpeliharanya
masyarakat (re-distribution of income).
seni dan budaya bangsa yang dijadikan
Kita mengetahui bahwa kedatangan
aset
wisman
Pariwisata
Indonesia.
Dengan
pemerataan
jelas
akan
pendapatan
meningkatkan
demikian, perlu ada tanggung jawab
perolehan devisa bagi Negara dan
moral bagi mereka yang mengambil
dalam beberapa periode terakhir ini
kebijakan di lapangan untuk selalu
ternyata devisa sektor pariwisata telah
menggunakan potensi seni dan budaya
menduduki peringkat kedua setelah
yang dimiliki untuk bermacam-macam
devisa minyak bumi dan gas alam.
kegiatan, mulai dari bentuk bangunan
Kebudayaan daerah pada saat ini
(architecture), cindera mata (souvenirs),
terasa
bahan-bahan materials),
promosi
makanan
dan
(promotion minuman
kritis
karena
tergeser
kebudayaan
modern
dari
Perlahan
masyarakat
oleh barat. mulai
(food and beverages), terutama dalam
meninggalkan kebudayaan daerah yang
penyajiannya.
sebenarnya
Tujuan utama dari semua itu,
dalam.
memiliki
Masyarakat
makna
yang
menggangap
tidak lain adalah untuk menciptakan
kebudayaan daerah merupakan suatu
image dan lebih penting lagi dengan
pemikiran kuno yang tidak tepat pada
7
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
konteks zaman sekarang ini. Budaya
mengalihkan
tidak
terhadap
tentang kebudayaan lokalitas mereka.
perkembangan zaman tetapi menjadi
Kebudayaan lokalitas Malang yakni
sebuah
“Wayang Topeng Malangan (Topeng
lagi
sebagai
filter
kenangan
belaka.
Tidak
pandangan
seluruhnya masyarakat meninggalkan
Malang)”,yang
kebudayaan, tetapi generasi penerus
oleh masyarakat Malang Raya sendiri.
yang kian menyusut karena mayoritas
Hal ini terjadi karena tidak ada generasi
beranggapan bahwa budaya lokalitas
penerus pembuatan Topeng Malangan
tidak selaras dengan kondisi saat ini
yang merupakan identitas Malang Raya.
yang cenderung mengarah pada budaya
Gaya
modern.
pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan,
Pemuda saat ini lebih condong kepada
budaya
kesenian
ini
ditinggalkan
adalah
wujud
Madura, dan Tengger). Hal tersebut
karena
terjadi karena Malang memiliki tiga
mengganggap lebih serasi pada jiwa
sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya
mereka dan merupakan tren pada saat
Jawa Tengahan yang hidup di lereng
ini.
budaya
gunung Kawi, sub-kultur Madura di
modern pada jiwa pemuda sekarang
lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur
menimbulkan
Tengger
Anggapan
modern
hampir
masyarakat
keserasian
penerimaan
secara
sisa budaya Majapahit
di
langsung kebudayaan dari luar tanpa
lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik
adanya
masyarakat Malang terkenal religius,
penyaringan
Kebudayaan.
dari
Lokalitas
Perkembangan
budaya
dinamis, suka bekerja keras.
modern saat ini tidak dapat ditolak, melainkan lokalitas
disaring yang
dengan
kental
Dengan sepeninggalnya Mbah
budaya
pada
Karimun yang merupakan satu-satunya
setiap
tokoh
daerah.
budaya
Topeng
Malangan,
Kebudayaan Seni Topeng Malangan
Lokalitas budaya pada setiap
dalam beberapa tahun kedepan akan
daerah semakin lama semakin kritis
mati jika tetap tidak adanya respon dari
dengan
masyarakat
modern,
berkembangnya kebudayaan
kebudayaan
tersebut
telah
Malang
Raya
untuk
menjaga identitas budaya lokal Malang.
8
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
Hal ini perlu adanya tanggapan dan
Wayang
tindakan serius dari Pemerintah Kota
merupakan
dan
Wilayah
Kabupaten
Malang
PESONA
untuk
Topeng
budaya
Malang.
asli
Wayang
Topeng
yang sudah kritis. Perlu adanya suatu
Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji-
wadah atau tempat untuk memberikan
Kabupaten
pelatihan
terhadap
berkembang di sekitar Candi Jago Desa
untuk
Jago Kecamatan Tumpang-Kabupaten
Kesenian
Malang. Kondisinya saat ini kurang
Topeng Malangan ini. Dengan harapan
mendapat perhatian dari Pemerintah
identitas Malang Raya tetap dikenal
Kabupaten
oelh daera-daerah lain di Indonesia
adanya fasilitas yang memadai untuk
maupun Mancanegara.
melestarikan
masyarakat
Malang
menghidupkan
Raya
kembali
Di Kota Malang terdapat tempat yang
merupakan
sarana
Jawa
Timur”
apresiasi
yang
Malang,dan
Malang,
di
juga
terlihat
serta
Desa
mulai
tidak
memberikan
pengenalan terhadap masyarakat yang saat ini telah condong kepada budaya
Budaya Jawa Timur yaitu “Taman Krida Budaya
terletak
dari
Malang
edukasi
ini
khas
menangani identitas Budaya Malang
dan
saat
Malang
modern.
hanya KEBUDAYAAN PARIWISATA
menampilkan budaya khas Jawa Timur Wayang
Menurut Drs. H. Oka A. Yoeti,
Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda
Mba, dkk (2006:26-27) , dalam bagian ini
Lumping dan Sendra Tari. Realita pada
dibicarakan dua hal, yaitu :
saat ini Taman Krida Budaya beralih
a.Wisata budaya sebagai suatu jenis
fungsi menjadi tempat sebuah acara,
wisata,
seperti resepsi pernikahan. Selain itu
b.Pengaruh
Taman
kebudayaan.
seperti
Ludruk,
Krida
Ketoprak,
Budaya
tersebut
wisata
terhadap
Hal yang pertama, wisata budaya
merupakan apresiasi Budaya tingkat Provinsi, dan tidak berisi budaya khas
diartikan
Malang.
pariwisata
sebagai
jenis
yang
objeknya
kegiatan adalah
kebudayaan. Ini dibedakan dari minat-
9
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
minat khusus lain, seperti wisata alam,
bersangkutan, dan disisi lain tidak
dan
mendorong orang ke jalan musyrik.
wisata
petualangan.
Namun
demikian tidak berarti bahwa seorang
Mengenai pengaruh pariwisata
wisatawan tidak bisa memiliki lebih
terhadap kebudayaan pada masyarakat
dari satu program wisata.
tuan
Objek budaya
itu
“daya
tarik”
dapat
berkisar
wisata
rumah
dapat
dibedakan
dua
perkara, yaitu :
pada
a. Pengaruh dalam kehidupan ekonomi
beberapa hal, seperti : kesenian (seni
apabila kegiatan pariwisata itu dapat
rupa
meningkatkan kesempatan kerja dan
dan
segala
pertunjukan),
tata
bentuk busana,
seni boga,
tingkat kemakmuran, dan
upacara adat, demonstrasi kekebalan
b. Pengaruh
kehadiran
wisatawan
dan komunikasi dengan alam ghaib,
mancanegara dengan kebiasaan dan
lingkungan binaan, serta keterampilan-
busananya yang sebenarnya asing
keterampilan khusus fungsional seperti
bagi masyrakat dan tuan rumah.
membuat alat-alat, dll. Objek-objek itu tidak
jarang
dikemas
khusus
Kemakmuran,
bagi
apabila
tidak
dipandu baik-baik dengan suatu sikap
penyajian untuk turis, dengan maksud
budaya
agar menjadi lebih menarik. Dalam hal
mengembangkan nilai budaya yang
inilah seringkali terdapat kesenjangan
berubah,
selera
dan
kekeluargaan dan gotong royong kearah
pariwisata.
sikap”semua bisa dibeli asal ada uang”.
Kompromi-kompromi seringkali harus
Disamping itu usaha industri pariwisata
diambil.
memerlukan
itu memunculkan para “makelar” yang
kehati-hatian lebih besar adalah niatan
mencari untuk sebesar-besarnya atas
untuk “mengemas” sajian-sajian yang
tetesan keringat orang lain yang bekerja
bermakna
di garis depan.
antara
kalangan
kalangan industri
Namun
yang
religi
bagi
seni
masyarakat
pemiliknya. Perlu dijaga betul agar
yang
benar
misalnya
Kehadiran
akan
dari
wisatawan
dapat
adat
dengan
disatu sisi, tidak terjadi pelecehan
segala adat kebiasaannya tidak jarang
terhadap
juga menimbulkan efek “meniru” pada
praktek
religi
yang
10
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
penduduk setempat. Apa yang ditiru itu
5. Dapat memperkaya keberagaman
dapat baik dapat buruk, dan dalam
budaya Indonesia bila dimanfaatkan
jangka waktu tertentu dapat menggeser
dengan baik
nilai-nilai budaya setempat.
Dampak negatif : 1.Menggunakan
busana
yang
tidak
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
sesuai dengan norma yang berlaku di
MASUKNYA BUDAYA ASING
Indonesia
Pengaruh
budaya
asing
2.Materialistis
atau
budaya
hidup
disebabkan oleh kontak kebudayaan.
bermewah-mewahan
Semakin
intensif
hubungan
atau
3.Tersingkirnya produk dalam negeri,
interaksi
dengan
masyarakat
yang
karena masyarakat cenderung memilih
berbudaya, sehingga akan berpotensi
ke barang impor yang anggapannya
menimbulkan dampak bagi budaya asli
memiliki merk dan kualitas tinggi.
yang sudah ada, berikut dampak yang
4.Dengan
dihasilkan :
tersebut,
Dampak positif :
lemahnya nilai-nilai budaya bangsa, dan
1. Berkembangnya ilmu pengetahuan
masyarakat
dan
meninggalkan budaya Indonesia yang
juga
teknologi,
sehingga
masuknya maka
budaya
akan
asing
menyebabkan
lama-kelamaan
akan
masyarakat bisa mengetahui informasi
dianggapnya sudah kuno.
yang ada di Indonesia dan di dunia
5.Terjadinya
2. Tingkat kehidupan yang lebih baik
misalnya pada masa lalu masyarakat
dari segi ekonomi, dan lain sebagainya.
akan mengunjungi rumahnya apabila
3. Sikap yang lebih baik seperti, disiplin,
ada hal yang ingin disampaikan, akan
sigap dan lain sebagainya
tetapi karena sudah ada handphone dan
4. Bermunculan produk-produk luar
tekhnologi canggih maka dapat melalui
negeri yang diproduksi di Indonesia,
pesan singkat atau telephone. Ini akan
membuat
membuat hubungan antara keduanya
pekerjaan
terciptanya dan
lapangan
meningkatkan
taraf
perubahan
budaya,
tidak sedekat apabila langsung bertemu
hidup masyarakat Indonesia
(bersilaturahmi).
11
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
6.Minat terhadap budaya Indonesia
namun
semakin berkurang karena beralih ke
(1998:241) menyebutkan bahwa seni
budaya barat, sebagai contoh anak
topeng
muda akan lebih minat dengan tarian
sejak zaman kerajaan Kediri pada abad
modern (dance) daripada tari-tarian
ke-12, dan berkembang mulai zaman
tradisional (misal : tari wayang topeng
keemasan kerajaan Majapahit. Relief
malangan).
Candi Penataran yang dibangun pada
7.Anak-anak
Indonesia
lebih
sudak
Winarno
&
diperkirakan
tahun
1369
yang
Widyatmoko
sudah
muncul
menggambarkan
bermain game online daripada mainan-
adegan Panji Kartala oleh Panakawan
mainan
Prasanta
tradisional
kelereng,
seperti
gangsingan,
main
dan
lain
setidaknya
dapat
menjadi
bukti bahwa Cerita Panji sudah populer
sebagainya.
di
Jawa
Timur
pada
abad
ke-14
(Sumaryono, 2011:18). TARI TRADISIONAL WAYANG
Menurut
TOPENG MALANGAN Tari
Topeng
Hariyono
(1988:130),
pertunjukan wayang topeng Malangan
atau
Wayang
awalnya
berkembang
di
desa
Topeng merupakan dramatari yang
Kedungmonggo dan desa Polowijen
menceritakan
Panji.
(Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa
Roman atau Cerita Panji merupakan
Timur), disebut dengan topeng Jabung,
karya sastra klasik yang cukup dikenal
yang
luas oleh masyarakat Jawa, Indonesia,
kesenian
bahkan Asia Tenggara, disamping cerita
Pigeaud (dalam Supriyanto & Adi
Ramayana dan Mahabarata. Sebagai
Pramono,
karya
mengungkapkan
sastra
tentang
klasik,
roman
cerita
ini
kemudian topeng
1997,
dikenal
sebagai
Malang.
Namun
Hidajat,
2005:270)
bahwa pada akhir
ditransformasikan ke dalam berbagai
abad ke-19 tercatat adanya wayang
karya baru seni dan budaya (Manuaba
topeng
dkk, 2013:53). Secara historis, Cerita
pendopo
Panji muncul pada tengah pertama abad
waktu
ke-13, pada masa kerajaan Singosari,
Adiningrat (1898-1934). Ia juga mencatat
12
yang
dipertunjukkan
di
kabupaten
Malang,
yaitu
pemerintahan
A.A.
Surya
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
terdapat perkumpulan wayang topeng
(Raja Majapahit terakhir, 1498-1518)
di bagian Malang Selatan pada tahun
memimpin
1930-an, seperti di Sanggreng, Jenggala,
Asmorobangun
Wijiamba, dan Turen.
Asmorobangun yang didirikan sejak
Wayang topeng Malangan ini mementaskan
atau
Sanggar
tahun 1931 di desa Kedungmonggo, dan mulai dikenal masyarakat luas sebagai
Walang
pengukir topeng sejak tahun 1970-an.
Sumirang, Rabine Panji, Laire Nogo
Saat ini mbah Karimoen sudah wafat
Taun, dan Jenggala Mbangun Candi,
dan digantikan oleh putranya yang
dimana tokoh-tokoh utama yang sering
bernama
muncul
punggawa Sanggar Asmorobangun.
Sada
Panji
topeng
seperti
Sayembara
cerita
kelompok
Lanang,
antara
lain,
Panji
Asmarabangun, Dewi Sekartaji, Raden
Tri
Handoyo,
Onghokham
menjadi
(1972:115-119)
Gunungsari, Klana Sewandana, dan
mengungkapkan
Bapang
juga
Malangan disebut sebagai “Malangan”
melanjutkan, bahwa pada tahun 1956
karena memang memiliki ciri khas yang
atau 1957, wayang topeng Malangan
berbeda dengan topeng yang berasal
juga sering dipertunjukkan di pendopo
dari Jawa Tengah atau Bali. Topeng
kabupaten, karena pada saat itu bupati
yang dikenakan oleh penari/pemain
Malang, R. Djapan sangat berminat
wayang topeng Malangan, ditahan di
pada kesenian lokal.
kepala penari dengan seutas tali yang
Jayasentika.
Oleh
para
Pigeaud
ahli
kebudayaan
tersambung
pada
bahwa
topeng,
menggunakan
Malangan
digigit di mulut. Berbeda dengan gaya
dihubungkan
dengan
kulit
bukan
(dalam Hariyono, 1988:130), topeng ini
sepotong
topeng
yang
bentuk drama tari bertopeng pada abad
“halus” dari Jawa Tengah,
ke-12 yang dikenal dengan nama raket,
Malang terbuat dari kayu yang tebal
atapukan, atau wayang wang. Karimun,
dan berat, dibentuk dengan bagian
salah
R.
dagu lebih persegi, tulang pipi yang
Sungging Mubengkoro, yang masih
cukup menonjol (tinggi), dan kaya akan
keturunan dari Sunan Brawijaya VII
ukiran. Mahkota yang terletak di kepala
seorang
ahli
waris
dari
13
topeng
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
bagian depan juga penuh dengan ukiran
lebih
yang
(isen-isen).
antara variabel X dan variabel Y yang
Kumis dari figur yang tergolong “figur
mana penulisan akan mengemukakan
gagah”, kurang lebih terdapat 21 figur,
uraian
selalu diukir, sedangkan pada topeng
variabel-variabel
Jawa Tengah hanya di-cat saja, atau
dengan masalah yang diteliti :
terbuat dari rambut asli atau palsu.
1. Variabel (X)
Topeng Malang kebanyakan mulutnya
Masuknya Budaya Asing
selalu lebih tertutup daripada Jawa
2. Variabel (Y)
Tengah yang lebih terbuka. Tidak hanya
Kebudayaan Tari Tradisional Wayang
pada topeng sebagai properti dalam
Topeng Malangan di Malang Raya.
pertunjukan wayang topeng Malangan,
1. Variabel (X) :
namun pada kostum juga cukup banyak
Pengaruh
cukup
kompleks
memfokuskan
secara
pada sinergitas
singkat yang
mengenai
bersangkutan
:
Pengaruh
:Pelestarian
Masuknya
Budaya
memiliki perbedaan dengan daerah lain
Asing mencerminkan wujud globalisasi
di
dengan
dan modernisasi yang dapat berdampak
struktur pertunjukan wayang, dan juga
positif dan negatif bagi kebudayaan
tarinya, namun perbedaan tersebut akan
Indonesia,
dijelaskan kemudian karena penelitian
2. Variabel (Y) :
Indonesia,
begitu
juga
Pelestarian
ini memang terfokus pada topengnya
Kebudayaan
Tari
saja, sebagai aspek rupa/kriya dalam
Tradisional Wayang Topeng Malangan
pertunjukan seni tradisi wayang topeng
di Malang Raya digunakan sebagai
Malangan.
wadah kreatifitas
untuk
melatih
anak
muda
untuk
METODE PENELITIAN
menghidupkan
IDENTIFIKASI DAN DEFINISI
wayangan menjadi salah satu Icon di
KONSEPTUAL VARIABEL
Malang
Berdasarkan belakang
judul
penelitian
dan
yang
Raya
kembali tari
kembali
dengan
topeng
syarat-syarat
latar
atraksi.
telah
Syarat yang dimaksud disini adalah :
dijelaskan terdahulu maka penelitian ini
14
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
1. Atraksi itu sendiri harus dalam
PESONA
Sumber
data
adalah
tempat
keadaan baik tanpa menghilangkan
orang atau benda dimana peneliti dapat
nilai keasliannya.
mengamati, bertanya dan mencari tahu
2.
Cara
penyajiaanya
dengan
harus
mengatur
tepat
hal-hal yang berkenaan dengan variabel
perspektif
yang diteliti.
ruang,waktu dan sosial budaya. 3.
Dapat
tersendiri
memberikan sehingga
Lofland
keunikan
membuat
dan
Lexy
Maleong
(2000:12), mengatakan bahwa “Sumber
para
data utama dalam penelitian kualitatif
wisatawan bisa menikmati khas budaya
adalah kata dan tindakan, selebihnya
dari tarian ini.
adalah data tambahan seperti dokumen
Adapun ruang lingkup dalam penelitian
ini,
penulis
dan lain-lain”.
meneliti
1.
Data
Primer
yaitu
data
yang
mengenai berbagai permasalahan yang
diperoleh secara langsung dari pihak
berhubungan
pertama (responden) seperti melalui
Topeng
dengan
Malangan
Tari sebagai
Wayang atraksi
wawancara
langsung
dengan
wisata Icon Malang Raya dilihat dari
informan yang mengetahui tentang
bentuk,
tari
fungsi
pelaksanaanya
dan
dalam
makna
mendukung
Tari
Wayang
wayang
topeng
malangan.
perluasan seni budaya yang telah ada, sehingga
tradisional
2. Data Sekunder yaitu data yang
Topeng
diperoleh dari pihak-pihak tertentu
Malangan dapat menjadi sebuah atraksi
dan
khas wisata di Malang Raya, Jawa
(Marzuki, 1997:56). Data sekunder
Timur.
dalam penelitian ini misalnya data
Penelitian Prajurit Monggo,
dilakukan
di
Jl.
bukan
yang
dari
diperoleh
pihak
dari
pertama
Dinas
Slamet,
Dusun
Kedung
Kebudayaan dan Pariwisata, data
Desa
Karang
Pandan,
tersebut
berupa
data
jumlah
wisatawan,
jumlah
Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
kunjungan
Dusun Kedung nMonggo berjarak 14
penduduk, brosur, serta buku-buku
kilo meter dari pusat Kota Malang.
lengkap mengenai data yang teliti.
15
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
Dalam
memperoleh
persepsi
mereka
pengumpulan data dilakukan dengan
terhadap tari
tradisional
wayang
beberapa cara,yaitu:
topeng
1. Observasi yaitu pengumpulan data
khas wisata Malang Raya di Jawa
dengan
penelitian
cara
ini
PESONA
pengamatan
secara
malangan
Timur.
sebagai
Penyebaran
atraksi
ini
langsung di objek penelitian untuk
diberikan
secara
mendapatkan gambaran yang jelas
wisatawan
yang ditemui peneliti
tentang
selama
objek
melengkapi
penelitan.
observasi
Untuk tersebut,
penulis
melakukan
pengambilan
gambar
dengan
menggunakan
mengadakan
dipertunjukan
4. Studi
penelitian
tari
tradisional
Kepustakaan
pengumpulan yaitu
kepada
wayang topeng malangan.
kamera. 2. Wawancara
acak
akan
teknik
data
yaitu
dengan
cara
mengambil data dari hasil penelitian
pengumpulan data yang dilakukan
yang
dengan tanya jawab yang mendalam
makalah
kepada
dengan
internet, serta bahan-bahan tertulis
pertanyaan
lainnya yang berhubungan dengan
sebelumnya.
daya tarik tari tradisional wayang
informan
menggunakan yang
telah
daftar disusun
Informan yaitu Bapak Tri Handoyo selaku
Punggawa
dilakukan
sebelumnya,
pariwisata,
browsing
topeng malangan.
Sanggar
Dalam penelitian ini, peneliti
Asmorobangun sekaligus anak dari
menggunakan
Maestro Wayang Topeng Malangan
kualitatif.
Mbah
sejumlah
dengan memanfaatkan beberapa jenis
informan yang memiliki informasi
data yang diperoleh baik dari data
mengenai sejarah pelaksanaan tari
primer maupun dari data sekunder,
wayang topeng malangan.
baik
Karimoen,
dan
dari
analisis
Analisis
hasil
yang
deskriptif dilakukan
wawancara,
hasil
3. Kuisioner yaitu pengumpulan data
pengamatan langsung, hasil catatan,
dengan cara menyebarkan daftar
hasil rekaman, hasil dokumentasi dan
pertanyaan kepada wisatawan untuk
lain sebagainya (Maleong, 2000-190).
16
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
Dengan
mengetahui
aspek-aspek
tersebut,
kemudian
bagaimana
pentingnya
tari
tradisional
PESONA
BUKTI MASALAH Pengembangan Tari Tradisional Wayang
wayang
Topeng
Malangan
topeng malangan sebagai atraksi khas
berpengaruh
wisata
pariwisata di Malang Raya, sesuai
Malang
meningkatkan
Raya
kunjungan
untuk
dengan
wisatawan
pada
sangat
perkembangan
kebutuhan
atau
pemuda
wisatawan
pemudi untuk mengembangkan tarian
wisatawan
asing.
Hal
ini
disinggung
secara
langsung
dan
meningkatkan
dan
menjadi
SDM
pengrajin
topeng
domestik
minat maupun
ini
telah dalam
penelitian diatas, dan diperoleh hasil
malangan.
bahwa : 1. Tari Tradisional Wayang Topeng
PEMBAHASAN Seperti dalam
tema
penulisan
yang
Artikel
diangkat ini
Malangan
yaitu
sebenarnya
sangat
menarik untuk atraksi khas wisata
“Pengaruh Masuknya Budaya Asing
Malang
Terhadap Pelestarian Kebudayaan Tari
jarang sekali ada yang peduli bahkan
Tradisional Wayang Topeng Malangan
dari
di Kota Malang, Jawa Timur” untuk
sendiri.
menanyakan seputar “Bagaimana Cara Mempertahankan
dan
Raya,
tetapi
masyarakat
sayangnya
Malang
Raya
2. Kurangnya sarana dan prasarana
Melestarikan
yang ada di Padepokan Seni Topeng
Kebudayaan Tari Tradisional Wayang
Asmarabangun.
Topeng Malangan sebagai Icon Malang
3. Kurang
adanya
peminat
dari
Raya? Dan Bagaimana Cara Menarik
masyarakat untuk belajar menari
Minat
atau belajar membuat topeng.
Wayang
Wisatawan Topeng
Terhadap Malangan
Tari
sebagai
Atraksi Khas Wisata Malang Raya?.
17
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
AKIBAT MASALAH
pertunjukan
Berdasarkan poin-poin yang ada diatas,
maka
PESONA
penulis
tari
wayang
topeng
malangan.
dapat
Kelebihan
:
Dapat
meningkatkan
menyimpulkan bahwa :
jumlah wisatawan domestik maupun
1. Kurangnya wisatawan yang tahu
mancanegara
tentang tari tradisional khas Malang
pertunjukan
Raya.
malangan.
2. Tari
wayang
topeng
malangan
Kekurangan
untuk tari
menyaksikan
wayang
:
topeng
Diperlukannya
diadakan setiap satu bulan sekali
bantuan investor untuk mendukung
setiap hari minggu kliwon malam
dalam berbagai segi (keuangan, SDM,
senin legi, disitu seharusnya pihak
dan
terkait bisa memberikan alternatif
wayang
topeng
malangan
tetap
pertunjukan tari disanggar lain.
terjaga
keaslian
budayanya
dan
3. Kurangnya sarana dan prasarana
sebagainya)
sehingga
tari
teroganisir dengan baik.
yang ada dipadepokan seni topeng
2. Memasukkan serangkaian paket tour
asamarabangun, sehingga tidak bisa
tentang edukasi tari wayang topeng
menampung banyak penonton.
malangan dan tarian tradisional yang
4. Kurangnya
minat
dari
pemuda
lain.
pemudi untuk belajar menari tari
Kelebihan : Nilai tambah untuk kita
wayang topeng malangan.
semua jika bisa mempelajari tari-
5. Kurangnya minat wisatawan untuk
tarian khas malang dan juga mengerti
melihat pertunjukan tari wayang
sejarah akan tarian tersebut.
topeng malangan.
Kekurangan
:Pada
umumnya
peminat untuk mempelajari tarian EVALUASI ALTERNATIF
tradisional sangatlah sedikit, apalagi
PENYELESAIAN MASALAH
dikalangan anak muda. Mereka lebih
1. Mulai
menggalakkan
promosi
sering
melalui berbagai sosial media tentang
mempelajari
hal-hal
yang
berbau modern dan kebarat-baratan.
18
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
3. Menambah sarana dan prasarana
PESONA
memasukkan tari wayang topeng
yang ada agar bisa menampung
malangan
banyak
pembuka acara.
pengunjung
jika
ada
sebagai
satu
pertunjukan tari.
Kelebihan
Kelebihan :Para pengunjung bisa
wisata
khas
Malang
mendapatkan posisi duduk yang
menampilkan
tarian
nyaman ketika melihat pertunjukan
wayang topeng malangan sehingga
tari tersebut tanpa harus berdesak-
para
desakan atau berdiri.
bahwa
Kekurangan:Diperlukannya investor
tarian sendiri.
untuk merenovasi atau membuka
Kekurangan :Dibutuhkan kerjasama
lahan
dengan
baru
untuk
membangun
:Bisa
salah
menjadi
wisatawan
Raya
juga
berbagai
yang
tradisional
akan
Malang
atraksi
mengerti
mempunyai
pihak
instansi
ruangan yang luas sesuai dengan
pemerintah dan travel-travel untuk
perhitungan pengunjung.
memasarkan paket tour ini.
4. Mencoba mengenalkan tari wayang KESIMPULAN
topeng malangan ke berbagai sekolah
Dari paparan atau penjelasan
atau universitas untuk menarik minat pemuda
pemudi
untuk
diatas, dengan judul artikel “Pengaruh
belajar
Masuknya
menari. Kelebihan
:
Adanya
Budaya
Pelestarian
regenerasi
Asing
Terhadap
Kebudayaan
Tari
pemuda pemudi untuk melestarikan
Tradisional Wayang Topeng Malangan
tari
Di Malang Raya, Jawa Timur” maka
tradisional
wayang
topeng
penulis menyimpulkan bahwa posisi
malangan Kekurangan pemuda
:
Kurangnya pemudi
minat
tari
tradisional
untuk
malangan
wayang
tergeser
dengan
topeng adanya
berkecimpung dalam dunia seni tari
tarian modern. Antusias dari masyrakat
tradisional.
sekitar
5.Membuat wisata
suatu khas
rangkaian
Malang
tari
asmarabangun
cukup baik namun kurang adanya
atraksi
Raya,
sanggar
sarana
dan
19
prasarana
pendukung
yang
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
PESONA
layak untuk membuat mereka meminati
kesenian Wayang Topeng Malangan
belajar
agar tetap utuh sebagai identitas
menari
maupun
membuat
topeng wayang itu sendiri. Sumber
budaya Malang Raya
daya masyarakat Malang Raya tentang Tari
Wayang
sangatlah
Topeng
minim,
DAFTAR PUSTAKA
Malangan
sehingga
Drs.
banyak
sanggar-sanggar tari wayang topeng malangan mampu
ditempat
lainnya
mengadakan
tidak
pertunjukan
Drs. H. Oka A. Yoeti, 1991. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Aksara.
karena kurangnya kesadaran lokalitas budaya.
Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA,dkk 2006. “Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya”. PT Pradnya Paramita Jakarta : Jakarta
SARAN Untuk
pengembangan
lebih
lanjut, maka penulis akan memberikan
Hubner, Ira. Pariwisata Indonesia : menuju keputusan lebih baik Vol 2 PUSLIT Kepariwisataan Lembaga Penelitian ITB, Bandung, 1998
saran terkait pelestarian kebudayaan tari wayang topeng malangan untuk membantu dimasa yang akan datang : 1. Perlu
mengadakan
negoisasi
Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning : An Integrated and Suistanable Development Approach, Van Nostrand Reinhold, New York.
kerjasama antar pihak Pemerintah Kota Malang dan Kabupaten Malang untuk
bersama-sama
mengangkat
kesenian Wayang Topeng Malangan agar
masyarakat
Malang
Kayan
Raya
mengetahui lokalitas budaya yang ada. 2. Diperlukannya
investor
membantu mempromosikan
Umar.1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Sinar harapan : Jakarta.
Kusmayadi dan Sugiarto, Endar 2000. Metodologi Penelitan Dalam Bidang Kepariwisataan, Jakarta ; PT. Gramedia Pustaka Utama.
untuk
mengelola, dan
H. Oka A. Yoeti, 1990. Komersialisasi Seni Budaya Dalam Pariwisata. Angkasa Bandung : Bandung.
menjaga
20
\ISSN(p) : 1410 – 7252 ISSN(e): 2541 – 5859 Vol. 2 No. 01 Desember 2016
Maleong, Lexy. J 1991. Metode Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Marzuki. 1997. Metodologi Yogyakarta : BPFE-UI.
Riset.
Murgianto, Sal. 1992. “Kompetisi Tari”. Dalam Pengantar Elemen Tari dan Beberapa Masalah Tari. Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Parmi,
Ni Wayan. 2005. “ Tari Sanghyang Janger Maborbor di Desa Yangapi, Kabupaten Bangli. Bali” (Sebuah Kajian Budaya). (Dalam Tesis) Denpasar : Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.
Soedarsono. 1977 : Tari-tarian Indonesia. Jakarta : Proyek Pengembangan Media Kebudayaan. Direktorat Jendral Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Soedarsono, 1999 : Metode Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan. Wahab,
Salah. 2000. Tourism Management (ahli bahasa Drs Frans Gomeng : Manajemen Pariwisata).
21
PESONA