PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK BEKATUL PADI KETAN MERAH DAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN FORMULASINYA DALAM SEDIAAN KRIM
TEST OF ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RED AND BLACK GLUTINOUS RICE BRAN EXTRACT (Oryza sativa L var. glutinosa) AND ITS FORMULATION AS CREAM
Wira Noviana Suhery, Armon Fernando, Netralis Has Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Indonesia Email:
[email protected] (Wira Noviana Suhery)
ABSTRAK Bekatul merupakan hasil samping proses penggilingan padi yang mengandung senyawa bioaktif seperti tokoferol, tokotrienol, dan oryzanol. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak bekatul padi ketan (Oryza sativa L. var. glutinosa) merah dan hitam kemudian memformulasikannya dalam bentuk sediaan krim. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1pikrihidrazil). Hasil uji aktivitas antioksidan dari ekstrak bekatul padi ketan merah dan hitam, diperoleh nilai IC50 berturut-turut sebesar 31,7525 dan 434,7525 ppm. Selanjutnya ekstrak bekatul padi ketan merah dan hitam diformulasikan dalam bentuk sediaan krim tipe M/A dengan konsentrasi ekstrak bekatul padi ketan merah (FI) dan hitam (FII) masing-masing 2,5%. Hasil evaluasi fisik sediaan krim yang meliputi organoleptis, homogenitas, pH, stabilitas terhadap perubahan suhu, uji daya menyebar, uji daya tercuci dan uji iritasi menunjukkan bahwa sediaan krim ekstrak bekatul padi ketan merah (FI) dan hitam (FII) memenuhi persyaratan dan tidak mengiritasi selama 8 minggu penyimpanan. Hasil uji aktivitas antioksidan sediaan krim menunjukkan persen inhibisi untuk FI dan FII masing-masing sebesar 95,0974 dan 92,3569% pada minggu pertama, dan 89,9576 dan 86,9537% pada minggu kedelapan. Kata kunci: ekstrak bekatul, padi ketan merah, padi ketan hitam, antioksidan, krim.
ABSTRACT Rice bran is a by-product of rice milling process that contain bioactive compounds such as tocopherol, tocotrienol, and oryzanol. This study aimed to test the antioxidant activity of the extract of red and black glutinous rice bran (Oryza sativa L. var. glutinosa) and then formulatethem into cream. Testing of antioxidant activity using DPPH (2,2-diphenyl1-pikrihidrazil). The IC50 of the extract of red and black glutinous rice bran are 31.7525 and 434.7525 ppm, respectively. Subsequently, extract of red and black glutinous rice bran is formulated into type o/w cream with concentration of 2.5%. The results of
101
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
evaluation of physical cream consist of organoleptic, homogeneity, pH, stability to temperature changes, power test spread, test of power washed and test of irritation. The results showed that the cream of both red (FI) and black (FII) glutinous rice bran extract meet the physical properties requirements and do not irritate during the 8 weeks of storage. The result of antioxidant activity test showed that inhibition percentage of FI and FII are 95.0974 and 92.3569% in the first week, and 89.9576 and 86.9537% in the eighth week, respectively. Key words: extract of rice bran, glutinous rice bran red, glutinous rice bran black, antioxidant, cream.
102
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
Pendahuluan
merokok, alkohol, stress dan lainnya
Penggunaan produk kosmetika
berperan pula pada proses timbulnya
akhir-akhir ini semakin meningkat baik
kerut wajah dini (Uitto, 1997).
macam maupun jumlahnya. Hal ini
Penggunaan antioksidan dalam
sejalan dengan perkembangan teknologi
sediaan kosmetik merupakan salah satu
serta
cara
kesadaran
mencegah
terjadinya
penampilan diri yang menarik, sehat,
penuaan dini pada kulit.
Salah satu
bugar,
sumber alam terbesar di Indonesia yang
dan
merupakan
individu
cantik. salah
akan
Penuaan satu
dini
masalah
untuk
mengandung
senyawa
kesehatan yang menyerang kulit wajah
terdapat
dan sangat menganggu penampilan.
memiliki berbagai varietas, salah satunya
Untuk mengatasinya maka diperlukan
yaitu padi ketan (Oryza sativa L. var.
senyawa antioksidan.
glutinosa).
Antioksidan adalah zat yang dapat
menetralisir
Bekatul
bekatul
padi.
merupakan
Padi
hasil
bebas
samping proses penggilingan padi yang
sehingga atom dengan elektron yang
mengandung senyawa bioaktif seperti
tidak berpasangan mendapat pasangan
tokoferol, tokotrienol, oryzanol (Chen
elektron
2004).
dan Bergman, 2005), antioksidan fenolik
Antioksidan atau reduktor berfungsi
(Chanphrom, 2007; Sompong et al.,
untuk mencegah terjadinya oksidasi atau
2011), β-karoten (Chanphrom, 2007),
menetralkan
dan antosianin (bekatul beras hitam dan
(Kosasih
teroksidasi
radikal
pada
antioksidan
et
senyawa dengan
al.,
yang
telah cara
ketan hitam) (Yawadio et al., 2007).
menyumbangkan hidrogen atau elektron
Setiap varietas padi memiliki
(Silalahi, 2006).
kadar total polifenol yang berbeda-beda
Radikal bebas merupakan salah
dan total polifenol lebih banyak terdapat
satu molekul yang dianggap bertanggung
pada bekatulnya dibandingkan dengan
jawab dalam berbagai penyakit yang
tepung berasnya (Garcia et al., 2007).
diderita manusia, termasuk faktor yang
Perbedaan varietas dan tempat tumbuh
paling berpengaruh pada penuaan dini.
menghasilkan bekatul dengan kadar
80% penuaan pada wajah merupakan
komponen
tanda dari pengaruh paparan sinar
(Sompong et al., 2010).
matahari, walaupun faktor lain seperti
103
bioaktif
yang
berbeda
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
Oryzanol
adalah
ISSN 1693-3591
antioksidan
ekstrak bekatul padi ketan merah dan
alami yang hanya terdapat pada bekatul,
hitam.
sangat kuat dalam mencegah oksidasi dan lebih efektif mencegah radikal bebas
Metode Penelitian
dibandingkan vitamin E (Hadipernata,
Alat
2007). Diduga pada bekatul padi ketan juga
memiliki
aktivitas
Alat destilasi, rotary evaporator,
antioksidan
microplate reader, peralatan standar
terutama pada padi ketan merah dan
laboratorium.
hitam. Adanya perbedaan warna pada
Bahan
padi ketan ini diduga memiliki aktivitas antioksidan
yang
kuat
hitam (diperoleh dari daerah Teluk
dibandingkan dengan padi ketan putih.
Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi,
Kosmetik
lebih
Bekatul padi ketan merah dan
antioksidan
sangat
Provinsi Riau), etanol 96%, asam stearat,
digemari akhir-akhir ini. Salah satu
setil alkohol, gliserol, TEA, nipagin,
bentuk sediaan kosmetik yang banyak
nipasol, air suling.
tersedia di pasaran adalah dalam bentuk
Jalannya Penelitian
sediaan krim. Krim merupakan bentuk
1. Pembuatan ekstrak
sediaan setengah padat yang berupa
Bekatul yang telah distabilisasi
emulsi mengandung air tidak kurang dari
sebanyak 500 g dimaserasi dengan
60% dan dimaksudkan untuk pemakaian
menggunakan pelarut etanol 96%
luar (Depkes RI., 1979).
selama 3 hari. Setelah itu dilakukan
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
penelitian
menguji
kertas saring, hasil yang diperoleh
aktivitas antioksidan dari ekstrak bekatul
kemudian dipekatkan dengan rotary
padi ketan (Oryza sativa L. var. glutinosa)
evaporator dan didapatkan ekstrak
merah
kental bekatul (Orthoefer, 2005).
dan
untuk
penyaringan dengan menggunakan
hitam
kemudian
memformulasinya dalam bentuk sediaan
2. Formulasi basis krim
krim. Penelitian ini bertujuan untuk
Formulasi basis krim tipe minyak
mengetahui aktivitas antioksidan dari
dalam
ekstrak bekatul padi ketan merah dan
perbandingan seperti yang dapat
hitam serta mengevaluasi sifat fisik dan
dilihat pada Tabel 1.
aktivitas antioksidan dari sediaan krim
104
air
dibuat
dengan
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
Tabel 1. Formula basis krim tipe minyak dalam air (m/a) (ISFI, 1971) No
Bahan
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah (%)
Asam stearat Setil alkohol Gliserol Trietanolamin Nipagin Nipasol Air suling ad
25 1 5 2 0,1 0,05 100
Semua bahan yang diperlukan, ditimbang.
Bahan-bahan
Pemeriksaan homogenitas (Carter, 1975)
yang
Pemeriksaan sediaan dilakukan
terdapat dalam formula dipisahkan
dengan cara sebagai berikut: 0,1
dalam 2 kelompok, yaitu fase minyak
gram
dan fase air. Fase minyak adalah
sediaan
dioleskan
pada
sekeping kaca yang transparan, harus
asam stearat, setil alkohol, dan
menunjukkan susunan yang homogen
gliserol. Sedangkan fase air adalah
dan tidak boleh terlihat adanya
trietanolamin, nipagin, nipasol, dan
bintik-bintik partikel.
air suling. Setiap fase dipanaskan pada suhu 60 0C-70 0C di tangas air.
Pemeriksaan pH (Carter, 1975; Martin et al., 1993)
fase minyak selanjutnya dipindahkan
Pemeriksaan pH dilakukan dengan
ke
menggunakan pH meter.
dalam
lumpang
panas
dan
ditambahkan fase air, digerus sampai homogen
sampai
dingin
Pemeriksaan stabilitas fisik sediaan krim (Martin et al., 1993)
hingga
Pemeriksaan
terbentuk massa krim.
stabilitas
fisik
dilakukan dengan dua suhu perlakuan
3. Evaluasi basis krim Pemeriksaan
yaitu
organoleptis
pada
suhu
kamar
dan
meliputi:
pendinginan. Pemeriksaan dilakukan
penampilan, warna, dan bau yang
dengan cara sebagai berikut: sediaan
dilakukan secara visual.
yang akan diuji dibiarkan selama 2
(Depkes
RI,
1995)
bulan pada suhu kamar. Pada setiap minggunya diamati apakah terjadi
105
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
pemisahan atau tidak. Pemeriksaan
30 gram) dan dibiarkan selama 60
stabilitas sediaan krim dilakukan
detik. Kemudian dihitung luas yang
menggunakan wadah yang cocok, lalu
diberikan oleh sediaan.
disimpan dalam lemari es pada suhu
Uji iritasi kulit (Depkes RI, 1982)
0
0-4 C dan dibiarkan selama 1 minggu
Sebanyak 0,1 g krim ditimbang,
lalu dikeluarkan. Setelah itu diamati
dioleskan pada kulit lengan bagian
apakah terjadi pemisahan atau tidak.
dalam
Sediaan krim yang tidak menunjukkan
kemudian ditutupi dengan kain kasa
pemisahan dinilai sebagai sediaan
dan plester. Setelah itu dilihat gejala
yang stabil.
yang ditimbulkan setelah 24 jam
Pemeriksaan daya (Jellinek, 1970)
tercuci
krim
pada
telapak
Formulasi sediaan krim ekstrak bekatul padi ketan (Oryza sativa L. var. glutinosa) Formulasi sediaan krim
Air dilewatkan dari buret dengan
antioksidan
perlahan-lahan, diamati secara visual
yang
mengandung
ekstrak bekatul padi ketan dapat
sampai tidak ada sisa krim yang
dilihat pada Tabel 2.
tersisa pada telapak tangan, lalu
Sediaan krim ekstrak bekatul
dicatat volume air yang terpakai.
padi ketan
Uji daya menyebar
dibuat
dengan cara
sebagai berikut: basis krim yang
sebanyak
0,5
g
sudah jadi ditimbang sebanyak yang
diletakkan dengan hati-hati di atas grafik yang
cm,
orang panelis.
tangan
volume air sambil membilas tangan.
kertas
2x2
untuk masing-masing formula pada 6
kemudian dicuci dengan sejumlah
Sediaan
ukuran
pemakaian. Uji iritasi ini dilakukan
Sediaan ditimbang sebanyak 1 g, dioleskan
dengan
dilapisi
diperlukan, lalu ditambahkan ekstrak
kaca
bekatul sedikit demi sedikit ke dalam
transparan. Sediaan dibiarkan (15
basis
detik), dihitung luas daerah yang
krim
tersebut.
Selanjutnya
campuran digerus hingga homogen,
diberikan oleh sediaan, kemudian
dimasukkan
ditutup lagi dengan lempengan kaca
ke
dalam
wadah
bermulut lebar lalu ditutup rapat.
diberi beban tertentu (5 gram sampai
106
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
Tabel 2. Formula krim antioksidan tipe minyak dalam air (M/A) No 1 2 3
Jumlah (%)
Bahan
FI 2,5
Ekstrak bekatul padi ketan merah Ekstrak bekatul padi ketan hitam Basis krim ad
sebanyak 50 μl (plate terdiri dari baris A-H masing-masing berjumlah 12
Evaluasi sifat fisik krim ekstrak
sumur tetapi yang diisi larutan
bekatul padi ketan dilakukan sama
sampel hanya 3 sumur pada masing-
dengan prosedur evaluasi pada basis
masing baris yang berarti 3 kali
krim.
pengulangan
5. Pengujian aktivitas antioksidan sediaan
dimasukkan
larutan
pada
masing-masing
sebanyak 50 μL dan dimasukkan ke
dan dilarutkan dalam 2 mL metanol
baris C, baris C dipipet 50 μL
konsentrasi
dimasukkan ke baris D dan dilakukan
DPPH 1000 ppm. Kemudian dilakukan
sampai baris F, baris F dipipet 50 μL
pengenceran dengan konsentrasi 80
lalu dibuang, sehingga diperoleh
μg/mL.
konsentrasi 1000; 500; 250; 125;
Pengujian aktivitas antioksidan aktivitas
satu
sumur pada baris B-F. Baris B dipipet
Sejumlah 2 mg DPPH ditimbang
Uji
untuk
sampel). Sebanyak 50 μL metanol
Pembuatan larutan DPPH
didapatkan
2,5 100
100
4. Evaluasi sifat fisik krim ekstrak bekatul padi ketan hitam dan merah
sehingga
FII
62,5; dan 31,25 mg/mL. Sedangkan
antioksidan
pada baris G-H diisi dengan metanol
dilakukan menggunakan microplate
50 μL. Baris A-G ditambahkan DPPH
reader two fold delution dengan
sebanyak 80 μL dengan konsentrasi
metode DPPH. Sejumlah krim yang
80 μg/mL, kemudian dilapisi dengan
mengandung ekstrak bekatul 1 g
aluminium foil dan diinkubasi selama
ditimbang dan dilarutkan dalam 1 mL
30 menit pada tempat yang gelap.
metanol hingga homogen. Kemudian
Penentuan persen inhibisi
krim dimasukkan ke dalam alat
Aktivitas penangkapan radikal
ultrasonik selama 5 menit. Baris A
diukur sebagai penurunan absorbansi
dan B dimasukkan larutan sampel
107
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
DPPH dengan microplate reader pada
adanya penurunan aktivitas pada minggu
panjang gelombang 520 nm. Nilai %
kedelapan.
inhibisi
Tabel 4 dan Gambar 1.
dihitung
dengan
menggunakan rumus:
Hasil dapat dilihat pada
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah bekatul dari padi ketan, yaitu ketan merah dan hitam, kemudian dilakukan proses ekstraksi sampel.
Sebelum
dilakukan
proses
Absorban kontrol: Absorbansi DPPH+MeOH
ekstraksi, terlebih dahulu dilakukan
Absorban sampel: Absorbansi sampel
proses stabilisasi. Stabilisasi dilakukan untuk menghilangkan sifat bekatul yang tidak
Hasil dan Pembahasan
menguntungkan
yaitu
mudah
berbau tengik, karena asam lemak dalam
Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak bekatul padi ketan merah dan
bekatul
hitam
aktivitas
penyimpanan. Caranya yaitu dengan
antioksidan ekstrak bekatul padi ketan
memasukkan 500 gram bekatul ke dalam
merah lebih kuat dibandingkan dengan
loyang, kemudian dimasukkan ke dalam
aktivitas antioksidan ekstrak bekatul
oven (pemanas) pada suhu 110
padi ketan merah. Hal ini dapat dilihat
selama 5 menit. Tujuan proses ini adalah
dari nilai IC50 masing-masing ekstrak.
untuk
Hasil uji aktivitas antioksidan dapat
Aktivitas enzim lipase yang intensif
dilihat pada Tabel 3.
dalam bekatul mengakibatkan bekatul
diperoleh
bahwa
meningkat
selama
mendeaktivasi
enzim
proses
0
C
lipase.
krim
berbau tengik selama penyimpanan.
ekstrak bekatul padi ketan merah dan
Dengan langkah stabilisasi ini, bekatul
hitam menunjukkan bahwa secara fisik
mempertahankan
sediaan krim relatif stabil selama 8
yang cukup kaya serat-serat, vitamin B
minggu penyimpanan, memiliki daya
kompleks, mineral, phytosterol, banyak
penyebaran
jenis
Hasil
evaluasi
yang
sediaan
baik
dan
tidak
antioksidan,
mengiritasi. Sementara hasil evaluasi
minyak
aktivitas
(Orthoefer, 2005).
antioksidan
menunjukkan
dan
kandungan
dan
protein
fraksi-fraksi yang
Tabel 3. Hasil aktivitas antioksidan ekstrak bekatul padi ketan merah dan hitam
108
nutrisi
stabil
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
Ekstrak Bekatul
IC50
% Inhibisi
Padi Ketan Merah Padi Ketan Hitam
31,7525 ppm 434,7525 ppm
96,9163% 69,7136%
Tabel 4. Hasil evaluasi sediaan krim ekstrak bekatul padi ketan merah dan hitam minggu I Evaluasi Sediaan
H
Daya tercuci (mL) 31,2
Daya Menyebar (Beban 10 g) 2 2,36 cm
7,5
H
32,3
2,76 cm
7,3
H
34,5
2,80 cm
Formula
Basis
FI
FII
Organoleptis
pH
Homogenitas
Bentuk: SP Warna: Pt Bau: TB Bentuk: SP Warna:MM Bau: Kh Bentuk: SP Warna: CM Bau: Kh
7,7
Stabilitas
Iritasi
S
TI
2
S
TI
2
S
TI
Keterangan: SP=semipadat, Pt=putih, TB=tidak berwarna, MM=merah muda, Kh=khas, CM=cokelat muda, H=homogen, S=stabil, TI=tidak mengiritasi.
Tabel 5. Hasil evaluasi sediaan krim ekstrak bekatul padi ketan merah dan hitam minggu VIII Evaluasi Sediaan Formula
Basis
FI
FII
Organoleptis
pH
Homogenitas
Daya tercuci
Bentuk : SP Warna : Pt Bau : TB Bentuk : SP Warna :MM Bau : Kh Bentuk : SP Warna : CM Bau : KH
7,5
H
31,2 ml
Daya Menyebar (beban 10 g) 2 2,36 cm
Stabilitas
Iritasi
S
TI
7,2
H
32,3 ml
2,76 cm
2
S
TI
7,1
H
34,5 ml
2,80 cm
2
S
TI
Keterangan: SP=semipadat, Pt=putih, TB=tidak berwarna, MM=merah muda, Kh=khas, CM=cokelat muda, H=homogen, S=stabil, TI=tidak mengiritasi.
109
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
Tabel 6. Hasil aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak bekatul padi ketan merah dan hitam % Inhibisi (1000 mg/mL)
Formula
Minggu I
Minggu II
FI
95,09%
89,95%
FII
92,35%
86,05%
Basis
34,98%
34,79%
BASIS
FII
FI
Gambar 1. Foto sediaan basis dan krim ekstrak bekatul padi ketan merah dan hitam. Pengukuran aktivitas antioksidan
bebas sebanyak 50%. IC50 ini dapat
sampel dilakukan menggunakan panjang
dihitung
gelombang 520 nm yang merupakan
linear
panjang gelombang maksimum DPPH
antara konsentrasi ekstrak (x) dengan
dengan konsentrasi 80 µM. Besarnya
besarnya persentase inhibisi (y) dengan
aktivitas antioksidan dari ekstrak dapat
nilai y sebesar 50%. Semakin tinggi
dinyatakan dalam persentase inhibisi
aktivitas
dan
semakin rendah nilai IC50 nya.
nilai
IC50.
Persentase
inhibisi
merupakan perbedaan serapan DPPH
melalui yang
persamaan
menyatakan
antioksidan
Dari
hubungan
suatu
pengujian
regresi
sampel
aktivitas
dengan serapan sampel yang diukur,
antioksidan didapat nilai IC50 untuk
sedangkan nilai IC50 menggambarkan
ekstrak bekatul padi ketan merah dan
besarnya konsentrasi efektif ekstrak
hitam berturut-turut adalah 31,7525 dan
yang diuji yang dapat menangkap radikal
434,7525 ppm dan persen inhibisi
110
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
96,9163% dan 69,7137%. Suatu zat
varietas
dan
tempat
tumbuh
mempunyai sifat antioksidan sangat kuat
menghasilkan bekatul dengan kadar
jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm dan bila
komponen bioaktif yang berbeda.
nilai IC50 berkisar antara 201-1000 ppm,
Selanjutnya dilakukan formulasi
maka zat tersebut kurang aktif namun
sediaan krim dari ekstrak bekatul merah
masih
sebagai
dan hitam. Pada masing-masing formula
antioksidan (Molyneux, 2004). Pada
digunakan ekstrak sebanyak 2,5%, ini
ekstrak
merah
didapat dari perhitungan 3 kali IC100 pada
didapat nilai IC50 sebesar 31,7525 ppm,
ekstrak. Penggunaan 3 kali IC100 ini
menunjukkan bahwa nilai IC50 kurang
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
dari 50 ppm yang menandakan bahwa
antioksidan pada sediaan krim yang
ekstrak bekatul padi ketan merah ini
dapat menghambat 100% radikal bebas
memiliki potensi yang sangat kuat
dan untuk meminimalkan terjadinya
sebagai antioksidan, sedangkan untuk
penurunan aktivitas antioksidan yang
ekstrak
hitam
telah diformulasi bersama dengan basis.
diperoleh IC50 sebesar 434,7525 ppm,
Pada ekstrak bekatul padi ketan merah
nilai IC50 antara 201-1000 menunjukkan
diperoleh
bahwa ekstrak bekatul padi ketan hitam
(0,082%), untuk formula digunakan 3 kali
ini kurang aktif namun masih memiliki
IC100, hasilnya yaitu 0,246%, sedangkan
potensi sebagai antioksidan. Terlihat
untuk ekstrak bekatul padi ketan hitam
perbedaan nilai IC50 yang sangat jauh
diperoleh nilai IC100 sebesar 7.072,717 µg
antara ekstrak bekatul padi ketan merah
(0,707%) dan didapatkan 3 kali IC100 nya
dibandingkan ekstrak bekatul padi ketan
yaitu 2,121%. Digunakan masing-masing
hitam, dimana ekstrak bekatul padi
ekstrak 2,5% pada formula, karena untuk
ketan merah berpotensi sangat kuat
membandingkan antar formula harus
sebagai antioksidan sedangkan bekatul
dengan perlakuan yang sama, sehingga
padi ketan hitam terlihat kurang aktif
dapat dilihat perbedaan hasil semua
namun
evaluasi dengan konsentrasi yang sama.
memiliki
bekatul
bekatul
masih
potensi
padi ketan
padi
ketan
berpotensi.
Hal
ini
IC100
sebesar
821,39
µg
menunjukkan bahwa perbedaan warna
Hasil pemeriksaan organoleptis
dari kedua padi sangat mempengaruhi
menunjukkan bahwa tidak terdapat
kandungan
Sompong
perbedaan organoleptis baik pada basis
(2010) melaporkan bahwa perbedaan
maupun formula secara keseluruhan dari
di
dalamnya.
111
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
sebelum penyimpanan hingga 8 minggu
butiran partikel yang artinya sediaan
penyimpanan baik pada warna, bau, dan
homogen
bentuk dari sediaan krim. Evaluasi pH
Pemeriksaan
stabilitas
fisik
sediaan krim dilakukan pada tiap minggu
dilakukan pada 2 suhu yaitu pada suhu
selama 8 minggu penyimpanan dengan
kamar dan suhu dingin selama 8 minggu
menggunakan alat pH meter. Krim
penyimpanan. Hasilnya menunjukkan
dengan
bahwa semua formula secara fisik stabil
pH
terlalu
asam
dapat
mengiritasi kulit sedangkan krim yang
selama
terlalu
dengan tidak adanya pemisahan dari
basa
dapat
membuat
kulit
menjadi kering sehingga sediaan harus
penyimpanan
yang
ditandai
sediaan krim.
memiliki pH yang sesuai dengan kulit.
Pemeriksaan daya tercuci krim
Hasil pengukuran pH menunjukkan nilai
bertujuan untuk melihat apakah krim
pH sediaan pada FI (ekstrak bekatul padi
mudah
ketan merah) dan FII (ekstrak bekatul
Hasilnya
padi ketan hitam) berturut-turut bersifat
dengan volume air sebanyak 31,2 ml
mendekati netral yaitu 7,5-7,2 dan 7,3-
telah dapat mencuci krim, untuk FI
7,1.
(2008),
sebanyak 32,3 ml dan untuk FII sebanyak
penurunan pH sediaan antioksidan dapat
34,5 ml. Kemampuan daya tercuci krim
disebabkan adanya hidrolisis senyawa
dapat dipengaruhi oleh sifat fisika dan
yang bersifat asam yang dapat dipicu
kimia zat berkhasiat, macam dan sifat
oleh
selama
dasar krim sebagai pembawa, daerah
demikian,
pemakaian, sifat dan kondisi kulit si
Menurut
Budiman
kenaikan
penyimpanan.
suhu Meski
berdasarkan Padmadisastra et al. (2007)
dicuci
setelah
menunjukkan
pemakaian. pada
basis
pemakai (Jellinek, 1970).
persyaratan nilai pH yang aman untuk
Uji iritasi pada sediaan dilakukan
kulit yaitu pH 5 hingga 10, sehingga pH
dengan metode uji tempel tertutup pada
sediaan
6 orang panelis pada masing-masing
krim
ini
telah
memenuhi
persyaratan tersebut. Pemeriksaan
formula. Hasil pengujian menunjukkan homogenitas
tidak adanya iritasi pada kulit, sehingga
sediaan krim dilakukan selama 8 minggu
sediaan krim dari ekstrak bekatul padi
penyimpanan.
ketan merah dan hitam ini aman untuk
Dari
pemeriksaan
diperoleh hasil bahwa untuk basis dan
digunakan sebagai sediaan topikal.
kedua formula tidak terlihat butiran-
112
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
Pada
pengujian
ISSN 1693-3591
aktivitas
Antioksidan
utama
dalam
antioksidan dalam sediaan krim pada
bekatul beras adalah gamma oryzanol
minggu pertama penyimpanan diperoleh
(62,9%) dan asam fenolat (35,9%)
aktivitas antioksidan basis dengan %
(Laokuldilok et al., 2011). Penelitian lain
inhibisi sebesar 34,98%, FI dengan %
mengungkapkan bahwa bekatul juga
inhibisi sebesar 95,09%, dan FII sebesar
mengandung komponen fenolik (2,51-
92,35%. Berdasarkan hasil pengujian
3,59
aktivitas
Komponen-komponen
antioksidan
menunjukkan
mg/g)
(Iqbal
et
al.,
2005). fenolik
bahwa FI memiliki aktivitas antioksidan
memperlihatkan aktivitas antioksidan
paling tinggi dibanding yang lainnya. Hal
lebih tinggi dibanding tokoferol yang
ini disebabkan karena aleuron pada
bersifat lipofilik satu kelompok dengan
ketan merah mengandung gen yang
tokotrienol (Chen dan Ho, 1997; Ohnishi
memproduksi
et al., 1994).
antosianin
yang
merupakan sumber warna merah atau ungu
yang
juga
berperan
antioksidan.
Antosianin
sekelompok
zat
Pada minggu ke-8 penyimpanan
sebagai
dilakukan
merupakan
warna
lagi
antioksidan
pengujian
sediaan
aktivitas
krim
sehingga
berwarna
didapatkan data pada basis, FI, FII
kemerahan yang larut di dalam air dan
berturut-turut adalah 34,79%, 89,95%,
termasuk senyawa flavonoid.
86,05%
Begitu
terlihat
bahwa
terjadinya
pula halnya dengan ketan hitam juga
penurunan aktivitas antioksidan pada
mengandung
semua formula. Penurunan aktivitas
senyawa
antosianin.
Apabila kadar antosianin tinggi maka
antioksidan
aktivitas
antioksidannya
tinggi.
penyimpanan
Kandungan
antosianin
hitam
dipengaruhi oleh kurang maksimalnya
3-O-glukosida,
pelepasan zat aktif dari basis pada saat
peonidin 3-O-glukosida, malvidin 3-O-
bereaksi dengan DPPH pada masa
glukosida, pelagonin 3-O-glukosida, dan
inkubasi pada microplate pada saat
delfinidin
(Park,
pengujian aktivitas antioksidan, faktor
2008). Karena memiliki kandungan yang
lain seperti faktor lingkungan misalnya
berbeda
menyebabkan
cahaya yang dapat menyebabkan proses
aktivitas dari kedua padi ketan ini
oksidasi yang mengakibatkan turunnya
berbeda.
aktivitas antioksidan sediaan.
terdiri
dari
sianidin
3-O-glukosida
inilah
yang
ketan
(5%)
113
setelah
8
ini
diduga
minggu dapat
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
Namun
demikian
ISSN 1693-3591
secara
compounds. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 45:2374-2378.
keseluruhan sediaan krim dari ekstrak bekatul padi ketan merah dan hitam
Chen, M.H. dan Bergman, C.J. 2005. A rapid procedure for analysing rice bran tocopherol, tocotrienol and gamma oryzanol contents. Journal of Food Composition and Analysis, 18:139-151.
stabil secara fisik dan dapat memberikan perlindungan antioksidan.
Kesimpulan Ekstrak
bekatul
padi
ketan
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
merah mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak
bekatul
padi
ketan
hitam.
Depkes RI. 1982. Formularium kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Namun dari segi hasil formulasi dalam sediaan krim kedua formula stabil secara fisik
dan
mempunyai
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Dirjen POM Depkes RI.
aktivitas
antioksidan dengan nilai % inhibisi sebesar 95,09% (FI) dan 92,35% (FII).
Hadipernata, Mulyana. 2007. Mengolah dedak menjadi minyak (rice bran oil). Warta penelitian dan pengembangan pertanian, 29(4)8-10.
Daftar Pustaka Budiman, M.H. 2008. Uji stabilitas dan aktivitas antioksidan sediaan krim yang mengandung ekstrak kering tomat. Skripsi. Universitas Indonesia. Carter,
ISFI.
J.S. 1975. Dispensing for pharmaceutical student. 12 edition. London: Pitman Medical.
1971. medicamentorum Surabaya: ISFI.
Formularium selectum.
Iqbal, S., Bhanger, M.I., dan Anwar, F. 2005. Antioxidant properties and components of some commercially available varieties of rice bran in Pakistan. Food Chemistry, 93:265-272.
Chanphrom, P. 2007. Antioxidants and antioxidant activities of pigmented rice varieties and rice bran. Thesis. Faculty of Graduated Studies, Mahidol University.
Jellinek, S.J. 1970. Formulation and function of cosmetics. New York, London: Willey Intercienci.
Chen, J. dan Ho, C.T. 1997. Antioxidant activities of caffeic acid and its related hydroxycinnamic acid
Kosasih, E.N., Setiabudhi, T., dan Heryanto, H. 2004. Peranan antioksidan pada lanjut usia.
114
PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016
ISSN 1693-3591
Jakarta: Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia.
Padmadisastra, Anggia, Y, dan Anggia, S. 2007. Formulasi sediaan salep antikeloidal yang mengandung ekstrak terfasilitasi panas microwave dari herba pegagan (Centella asiatica L Urban). Jurnal Farmasi, 28-31.
Laokuldilok, T., shoemaker, C.F. Jongkaewwattana, S., dan Tulyathan, V. 2011. Antioxidant and antioxidant activity of several pigmented rice bran. Journal of Agritultural and Food Chemistry, 59:193-199. Martin,
Park, Y.S., Kim, S.J., dan Chang, H.I. 2008. Isolation of anthocyanin from black rice (heugjinjubyeo) and screening of its antioxidant activities. Journal of Microbiology Biotechnology, 36(1):55-60.
A.J.S., Swarbrick, dan A. Cammarata. 1993. Farmasi fisika, Edisi III. Diterjemahkan oleh Yoshita. Jakarta: Universitas Indonesia.
Silalahi, J. 2006. Makanan fungsional. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenilpicrylhydrazil (DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci. Technol., 26(2):211-219.
Sompong, R., Siebenhandl-Ehn, S., Linsberger-Martin, G., Berghofer, E. 2011. Physicochemical and antioxidative properties of red and black rice varieties from Thailand, China, and Sri Lanka. J. Food Chem., 124:132–140.
Ohnishi, M., Matuo, T., Tsuno, T., Hosoda, A., Nomura, E., Taniguchi, H., Sasaki, H., dan Morishita, H. 2004. Antioxidant activity and hypoglycemic effect of ferulic acid in STZ-induced diabetic mice and KK-Ay mice. Biofactor, 21:315-319.
Uitto, J. 1997. Understanding premature skin aging. N. Engl. J. Med., 20(337):1463-1465. Yawadio, R., Tanimori, S., Morita, N. 2007. Identification of phenolic compounds isolated from pigmented rices and their aldose reductase inhibitory activities. J. of Food Chem., 101:1616–1625.
Orthoefer, F.T. 2005. Industrial oil and fat products. Sixth Edition, Six Volume. New York: John Willey & Sons, Inc.
115