PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
ISSN 1693-3591
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PENDERITA PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG PERIODE JANUARI – JUNI 2015
EVALUATION OF ANTIBIOTIC USE AT CHILDRENS MEDICAL PEOPLE PNEUMONIA IN HOSPITAL INPATIENT INSTALLATION PROF. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG PERIOD JANUARY–JUNE 2015
Yelfi Anwar, Maria Elisabeth Bota Benny Horang Universitas 17 Agustus Jakarta Jl. Sunter Permai Raya, Sunter Agung Podomoro, Jakarta Utara, 14350 Email:
[email protected]
ABSTRAK Penggunaan antibiotika yang tepat ialah penggunaan antibiotika yang efektif dengan peningkatan efek terapeutik, sehingga meminimalkan terjadinya resistensi dan meminimalkan biaya obat. Penggunaan antibiotika yang rasional harus memenuhi beberapa kriteria yaitu, tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan tepat lama pemberian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pada pengobatan pneumonia anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes, Kupang, periode Januari–Juni 2015. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif yang didasarkan pada catatan medis. Penelitian dilakukan terhadap 41 catatan medis penderita pneumonia anak yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan jenis antibiotika yang paling banyak digunakan pada pneumonia anak ialah kombinasi antibiotika ampisilingentamisin sebesar 46,34% dan ampisilin-kloramfenikol sebesar 14,63%. Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan kriteria tepat pasien (100%), tepat indikasi (100%), tepat obat (21,95%), tepat dosis (51,22%), dan tepat lama pemberian (53,66%). Terdapat hubungan yang signifikan (p=0,021) antara berat badan dengan kerasionalan penggunaan antibiotika. Kata kunci: anak, antibiotika, kerasionalan, pneumonia. ABSTRACT Appropriate use of the antibiotic is effective use to increase therapeutic clinical effect, minimized the occurrence of resistance, and effective terms of cost. Rational use of antibiotics have to comply with several criteria like the appropriate patient, appropriate indication, appropriate drug, appropriate dose, and appropriate duration. This study was
252
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
ISSN 1693-3591
aimed to evaluate the rational utilizing of antibiotics in the treatment of pediatric pneumonia in Hospitalized Installation of RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang in period January–June 2015. This research is a descriptive study with retrospective data aggregation based on medical records. Research conducted on 41 pediatric patiens medical record with pneumonia who fulfill the inclusion criteria. The result showed that antibiotics are the most used antibiotics combination is ampicillin-gentamicin were 46,34% and ampicillin-chloramphenicol were 14.63%. Evaluation of rational use of antibiotics to the appropriate patient (100%), appropriate indication (100%), appropriate drug (21.95%), appropriate dose (51.22%) and appropriate duration (53.66%). There is a significant (p=0.021) relationship which between weight rasionality use with antibiotics. Key words: antibiotics, pneumonia, pediatric, rational.
253
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
Pendahuluan
ISSN 1693-3591
rasional, melakukan intervensi untuk
Salah satu penyebab kematian
mengoptimalkan penggunaan antibiotika
utama pada bayi dan anak balita di
dan melakukan monitoring serta evaluasi
negara
yang
penggunaan antibiotika terutama di
membutuhkan
rumah sakit. Penelitian ini bertujuan
berkembang
penatalaksanaannya terapi
dengan
antibiotika
adalah
untuk
memberikan
gambaran
pneumonia. Pneumonia adalah proses
penggunaan
infeksi akut yang mengenai jaringan
pengobatan penderita pneumonia anak
paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan
di Instalasi Rawat Inap RSUD Prof. Dr. W.
oleh masuknya kuman bakteri (Depkes
Z. Johannes, Kupang, periode Januari–
RI,
Juni
2002).
Data
Organization
World
(WHO)
menyebutkan
Health
tahun
kerasionalan
serta
pada
mengidentifikasi
penggunaan
antibiotika
setiap
yang meliputi ketepatan obat, indikasi,
kematian
dosis, pasien, dan ketepatan lama
sekitar 1,2 juta atau 18% dari seluruh
pemberian antibiotika pada pengobatan
penyebab kematian anak di bawah usia 5
penderita pneumonia anak di Instalasi
tahun. Berdasarkan data survey yang
Rawat Inap RSUD. Prof. Dr. W. Z.
dilakukan
Johannes, Kupang, periode Januari–Juni
tahunnya
pneumonia
2012
2015
antibiotika
pola
menyebabkan
Subdit
Infeksi
Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), Departemen
2015.
Kesehatan Republik Indonesia, Riset Kesehatan
Dasar
(Riskesdas)
2013,
Metode Penelitian
mencatat insiden dan prevalensi di
Tempat dan Waktu Penelitian
Indonesia tahun 2013 adalah 1,8% dan
Pengambilan data retrospektif
4,5%.
dilakukan di Pusat Rekam Medik RSUD Pemilihan
dan
penggunaan
Prof. Dr. W. Z. Yohanes, Kupang, Jl.
terapi antibiotika yang tepat dan rasional
Moch. Hatta No.19, Kupang pada bulan
akan
keberhasilan
Agustus-Oktober 2015.
menghindari
Jenis Penelitian
menentukan
pengobatan
untuk
terjadinya resistensi bakteri. Resistensi
Penelitian
ini
menggunakan
harus ditanggulangi bersama dengan
metode penelitian survey yang bersifat
cara yang efektif, antara lain dengan
deskriptif berupa studi retrospektif yang
menggunakan
didasarkan pada catatan rekam medik
antibiotika
secara
254
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
semua
pasien
anak
penderita
ISSN 1693-3591
uji
chi-square.
Adapun
standar
pneumonia yang dirawat di Instalasi
pengobatan yang digunakan sebagai
Rawat Inap RSUD Prof Dr. W. Z.
pembanding dalam penelitian ini adalah
Johannes, Kupang Periode Januari–Juni
AHFS Drug Information (Evoy, 2005),
2015.
Pedoman
Populasi dan Sampel
Penatalaksanaan
Diagnosis
dan
Pneumonia
(PDPI,
Populasi penelitian ini adalah
2003), Pharmacotherapy, (Di piro et al.,
data rekam medik penderita pneumonia
2005), Pediatric Dossage Handbook dan
anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Prof.
Pharmaceutical Care untuk ISPA (Carol
Dr. W. Z. Johannes, Kupang, periode
et al., 2000).
Januari-Juni 2015. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah sebanyak 79
Hasil dan Pembahasan
pasien
Karakteristik Pasien
anak
penderita
pneumonia.
Sampel yang memenuhi kriteria dalam
Hasil pengumpulan data dari 41
penelitian ini sebanyak 41 pasien.
pasien anak penderita pneumonia yang
Analisis Data
dirawat inap di RSUD Prof. Dr. W. Z.
Data yang telah dikumpulkan
Johannes, Kupang, periode Januari-Juni
dibandingkan dengan standar yang telah
2015 dapat dilihat pada Tabel 1.
ditetapkan, kemudian data dianalisis
Sedangkan distribusi umur penderita
secara deskriptif untuk menjelaskan
pneumonia
ketepatan penggunaan antibiotika yang
kelompok umur yang dapat dilihat pada
diterima pasien selama di rawat inap.
Tabel 2.
Ketepatan tersebut meliputi: ketepatan
Lama Perawatan
anak
dibagi
dalam
4
indikasi, ketepatan dosis, ketepatan
Distribusi lamanya perawatan
obat, ketepatan pasien, dan ketepatan
pasien anak penderita pneumonia dapat
lama
dilihat pada Tabel 3.
pemberian.
Selain
itu
juga
dilakukan analisis adanya hubungan antara berat badan dengan kerasionalan penggunaan antibiotika menggunakan
255
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
ISSN 1693-3591
Tabel 1. Distribusi jenis kelamin penderita pneumonia anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes, Kupang, periode Januari–Juni 2015 Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Jumlah
Jumlah Penderita 22 19 41
Persentase (%) 53,66 46,34 100
Tabel 2. Distribusi umur penderita pneumonia anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes, Kupang, periode Januari–Juni 2015 Klasifikasi
Laki-laki
Umur Bayi baru lahir (0-1 bulan) Bayi/infant (1-12 bulan) Toddler (1-3 tahun) Prasekolah (3-5 tahun) Total
Perempuan
Jumlah
Persentase (%)
4,88
4
9,76
12
29,26
26
63,40
12,20
5
12,20
10
24,40
2,44 53,66
0 19
0 46,34
1 41
2,44 100
Jumlah
Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
2
4,88
2
14
34,14
5 1 22
Tabel 3. Distribusi lama perawatan pasien anak penderita pneumonia di Instalasi Rawat Inap di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes, Kupang, periode Januari–Juni 2015 Lama Perawatan (Hari) 1-2 3-7 8-10 11-13 14-18 Total
Jumlah Pasien 3 26 10 0 2 41
Terapi Antibiotika
kombinasi
Persentase (%) 7,32 63,41 24,39 0 4,88 100
dari
beberapa
jenis
Pengobatan pneumonia pada
antibiotika. Golongan antibiotika pada
pasien anak di RSUD Prof. Dr. W. Z.
pengobatan pneumonia pasien anak di
Johannes,
hanya
Instalasi Rawat Inap RSUD Prof. Dr. W.Z.
menggunakan satu jenis antibiotika saja
Johannes, Kupang, dapat dilihat pada
pada terapinya namun menggunakan
Tabel 4.
Kupang,
tidak
256
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
ISSN 1693-3591
Tabel 4. Golongan antibiotika yang diterima penderita pneumonia rawat inap tanpa penyakit penyerta di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes, Kupang, periode Januari– Juni 2015 Jumlah Persentase Penderita (%)
Komposisi
No
Tunggal
1.
penisilin
4
9,76
2. 3.
sefalosporin generasi III sefalosporin generasi I
3 1
7,31 2,44
1. 2. 3. 4.
penisilin + aminoglikosida penisilin + kloramfenikol sefalosporin generasi III + aminoglikosida sefalosporin generasi III + penisilin sefalosporin generasi I + sefalosporin generasi III penisilin + kloramfenikol → penisilin + aminoglikosida To t a l
19 6 4 2
46,34 14,63 9,76 4,88
1 1
2,44 2,44
41
100
Kombinasi Dua Antibiotika
5. 6.
Golongan Antibiotika
Hasil penelitian yang dilakukan di
diketahui bahwa penggunaan kombinasi
Amerika Serikat, mengatakan bahwa
antibiotika ampisilin-gentamisin pada
tidak ada perbedaan signifikan antara
pengobatan awal tanpa pengobatan
penggunaan monoterapi antibiotika dan
lanjutan memiliki persentase tertinggi
kombinasi
hal
yakni sebesar 41,46% (17 kasus) diikuti
menurunkan jumlah kematian pasien.
oleh kombinasi ampisilin–kloramfenikol
Tetapi
dengan persentase 12,19% (5 kasus).
antibiotika
dalam
penggunaan
kombinasi
antibiotika dapat meningkatkan peluang
Terapi
untuk sembuh atau hidup dari pasien
pengobatan
yang didiagnosis pneumonia berat.
persentase tertinggi adalah sefotaksim
Berdasarkan
data
pola
yakni
antibiotika lanjutan
sebesar
tunggal
tanpa
yang
7,31%
memiliki
(3
kasus).
pemakaian antibiotika yang diberikan
Penggunaan kombinasi antara ampisilin–
pada penderita pneumonia anak tanpa
aminoglikosida
akan
dapat
penyakit penyerta di Instalasi Rawat Inap
menyebabkan
berkurangnya
efek
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes, Kupang,
aminoglikosida seperti gentamisin, ini
periode Januari–Juni 2015 (Tabel 5),
terjadi
257
karena
pemberian
ampisilin
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
ISSN 1693-3591
bersamaan dengan gentamisin dapat
Antibiotika Nasional (PPAB)
menyebabkan
syarat
secara
terurainya
fisikokimia
gentamisin
(Stockley,
pemakaian
harus
dengan
dijarakkan.
1995).
Dalam hal ini ampisilin yang diberikan
Kombinasi kedua antibiotika ini telah
terlebih dahulu, 1-2 jam kemudian baru
tercantum dalam Pedoman Penggunaan
digunakan gentamisin (Trissel, 1980).
Tabel 5. Pola pemakaian antibiotika pada penderita pneumonia anak tanpa penyakit penyerta di Instalasi Rawat Inap RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes, Kupang, periode Januari–Juni 2015 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Pola Pemakaian Antibiotika Ampisilin – Gentamisin Ampisilin – Kloramfenikol Sefotaksim Ampisilin - Gentamisin → Sefadroxyl Amoksisilin Sefotaksim – Gentamisin Ampisilin → Sefotaksim Ampisilin Sefotaksim - Gentamisin → Gentamisin Seftriakson Sefotaksim → Sefadroksil Sefotaksim → Sefotaksim – Gentamisin Sefadroksil Ampisilin - Kloramfenikol → Ampisilin – Gentamisin Ampisilin → Ampisilin – Kloramfenikol Total
Evaluasi Kerasionalan Evaluasi penggunaan
Jumlah Penderita 17 5 3 2 2 2 2 2
Persentase (%) 41,46 12,19 7,31 4,88 4,88 4,88 4,88 4,88
1 1 1 1
2,44 2,44 2,44 2,44
1 1 41
2,44 2,44 100
penderita pneumonia anak yang kerasionalan
antibiotika
dirawat inap di RSUD Prof. Dr. W. Z.
dilakukan
Johannes, Kupang periode Januari–
terhadap 41 data rekam medik
Juni 2015.
258
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
Tabel 6.
ISSN 1693-3591
Evaluasi ketepatan (pasien, indikasi, obat, dosis, dan lama pemberian) penggunaan antibiotika pada penderita pneumonia anak tanpa penyakit penyerta di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes, Kupang, periode Januari–Juni 2015
Kriteria Kerasionalan
Sesuai 41 41 9 21 22
Tepat pasien Tepat indikasi Tepat obat Tepat dosis Tepat lama pemberian
Secara umum
Jumlah Penggunaan Antibiotika Persentase (%) Tidak Sesuai Persentase (%) 100 0 0,00 100 0 0,00 21,95 32 78,05 51,22 20 48,78 53,66 19 46,34
ketidaktepatan
46,34%
lama pemberian ini adalah karena lama
diikuti kombinasi ampisilin-
kloramfenikol (14,63%).
pemberian antibiotika yang kurang dari
Berdasarkan buku standar yang
yang telah ditetapkan oleh standar.
digunakan, kemudian dilakukan evaluasi
Lama
ketepatan dengan
pemberian
antibiotika
yang
parameter yang
pendek dapat menyebabkan munculnya
meliputi: tepat indikasi
kembali gejala klinis yang telah hilang
(41 pasien) yang terdiri dari 24,39% (10
bahkan
pasien)
dapat
juga
menyebabkan
berdasarkan
sebesar 100%
AHFS
timbulnya resistensi pasien karena tidak
Information 2005
terjamin apakah mikroorganisme sudah
pasien) berdasarkan PDPI 2003, tepat
musnah atau belum sehingga akan
obat sebesar 21,95% (9 pasien), tepat
memperlama
dosis sebesar 51,22% (21 pasien), tepat
kesembuhan
(Jawetz,
1984).
penderita/pasien
dan 75,61%
Drug (31
sebesar 100% (41
pasien) dan tepat lama pemberian Kesimpulan Pola
sebesar 53,66 (22 pasien). penggunaan
antibiotika
Berdasarkan uji statistika (Chi-
pada pengobatan pasien anak penderita
Square)
pneumonia tanpa penyakit penyerta di
hubungan yang signifikan (p=0,021)
Instalasi Rawat Inap RSUD Prof. Dr. W. Z.
antara berat badan dengan kerasionalan
Johannes, Kupang periode Januari–Juni
penggunaan antibiotika.
2015
paling
banyak
menggunakan
kombinasi ampisilin-gentamisin sebesar
259
yang
dilakukan,
terdapat
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016
ISSN 1693-3591
Saran Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Pemberantasan dan Penatalaksanaan ISPA. Jakarta: Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat.
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yaitu: 1. Bagi pihak RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes, Kupang, dengan hasil penelitian
ini
diharapkan
dapat
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat kesehatan.
digunakan sebagai masukan untuk pembuatan pedoman atau stándar pengobatan, terutama untuk pasien anak penderita pneumonia. 2. Bagi penelitian selanjutnya dapat
Di Piro, T.J., Talbert, L.R., Yee, G.C., Matzke, G.R., wells, B.G., Posoy, L.M. 2008. Pharmacotherapy, a Pathophysiologyc Approach. Seventh Edition. USA: Mc Graw Hill Companies.
dilakukan penelitian dengan judul yang sama di rumah sakit swasta sehingga
dapat
membandingkan
pola pengobatan antara rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah.
Evoy. 2005. AHFS Drug Information. USA: American Society of Health System Pharmacist.
3. Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan
penelitian
penggunaan
antibiotika berdasarkan hasil uji
Jawetz, E. 1984. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan. Edisi 16. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
sensitivitas.
Daftar Pustaka
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia di Indonesia. Semarang: PDPI.
Depkes RI. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Stockley, H.I. 1995. Drug Interaction. Edisi 3. London: Blackwell Scientific Publishing.
Anonim. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Trissel,
Carol, K.T., Jane, H.H., Donna, M.K. 2000. Pediatric Dosage Handbook. Washington: American Pharmaceutical Association.
260
L.A. 1980. Handbook of Injectable Drugs. Edisi 2. Betesda: American Society of Hospital Pharmacies Inc.