PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
UJI ANTI LELAH (ANTI FATIGUE) KOMBINASI NIRA AREN DAN AIR TEBU DENGAN METODE KETAHANAN BERENANG (NATATORY EXHAUSTION) PADA MENCIT JANTAN Fajriyan Hakimi Lukman, Vivi Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta 55164 Email:
[email protected] (Vivi) ABSTRAK Kesehatan adalah kondisi yang dibutuhkan setiap manusia untuk bisa menjalankan aktivitas setiap harinya, dan akan terganggu apabila tubuh dalam keadaan lelah. Sejumlah obat stimulan dapat digunakan untuk mengatasi kelelahan. Telah dilakukan penelitian tentang efek anti fatigue campuran nira aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr) dan air tebu (Saccharum officinarum L.) perbandingan (1:1) dan (1:2) dengan metode ketahanan berenang (natatory exhaustion) terhadap mencit jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti fatigue dari kombinasi nira aren dan air tebu terhadap mencit jantan. Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit jantan dengan umur 6-8 minggu, bobot 20-40 g sebanyak 20 ekor yang dibagi secara acak menjadi 4 kelompok perlakuan uji dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor mencit. Penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap waktu ketahanan berenang dengan mencatat waktu ketahanan berenang pertama yang merupakan waktu ketahanan berenang sebelum mencit diberikan sediaan uji, waktu ketahanan berenang kedua yang merupakan waktu ketahanan berenang setelah mencit diberikan sediaan uji kemudian dihitung selisih waktunya. Tanda mencit mengalami kelelahan yaitu mencit tidak menunjukkan gerakan, bagian kepala mencit berada di bawah permukaan air selama 4-7 detik, kaki dan ekor mencit meregang. Data pengamatan dilakukan uji statistik dengan metode Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh perlakuan terhadap waktu ketahanan berenang untuk kelompok I,II,III,IV, pada menit ke-45 adalah 0,442±0,086; 1,230±0,045; 1,137±0,025; 1,443±0,030 menit. Semua perlakuan menunjukan berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif dengan nilai signifikansi < 0,05. Pada perlakuan kelompok II menunjukan waktu ketahanan berenang paling optimal. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa kombinasi nira aren dan air tebu dengan perbandingan (1:1) dan (1:2) menunjukan efek antifatigue. Kata kunci: efek anti fatigue, Arenga pinnata (Wurmb.) Merr, Saccharum officinarum L., natatory exhaustion .
ABSTRACT Health is a condition of human being to carry out daily activities, and will be disturbed if the body in a state of exhaustion. Some stimulant drugs can be used to overcome fatigue. It was carried out a research on anti fatigue effect combinations of palm juice and sugarcane juice using nattatory exhaustion method on male mice. This research
124
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
used laboratory animals with male mice aged 6-8 weeks, weight 20-40 g of as many as 25 tails were randomly divided into 5 treatment groups with their respective test groups of 5 mice. This study measured the endurance time swimming with the first swim endurance record time which is the time before the mice were given a swim endurance test preparation, endurance swim a second time which is the time after the mice were given a swim endurance test preparation then calculated the difference in time. Signs of mice suffering from fatigue that mice showed no movement, the head of the mouse was under water for 4-7 seconds, stretch the legs and tail mice. Data observations performed statistical tests with Mann Whitney method with 95% confidence level. The results showed that the effect of treatment on swimming endurance time for groups I, II, III, IV in the 45th minute was 0.442±0.086; 1.230±0.045; 1.137±0.025; 1.443±0,030 minute. All treatments showed significant difference with the negative control group with a significance value <0.05. From these results show that the combination of sugar palm juice and sugarcane juice with a ratio (1:1) and (1:2) has antifatigue effects. Key words: antifatigue effect, Arenga pinata (Wurmb.) Merr, Saccaharum officinarum L., natatory exhaustion.
125
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
Pendahuluan
ISSN 1693-3591
Pengkonsumsian obat stimulansia dan
Sehat
kondisi
minuman berenergi untuk mencegah
sosial
kelelahan ini menjadikan suatu problem
seseorang sehingga dapat menjalankan
apabila dikonsumsi secara berlebihan
aktivitas setiap harinya. Di Negara
dan dengan pola yang tidak tepat.
Indonesia
Menurut pakar kesehatan gizi klinis
optimal
merupakan
fisik,
mental
dan
yang
mayoritas
masyarakatnya memiliki semangat kerja
Fakultas
Kedokteran
yang tinggi, namun dalam situasi kondisi
Indonesia,
jika
perekonomian yang saat ini kurang
meminum sampai 10 kali maka dalam
menguntungkan
waktu jangka panjang akan merusak
bagi
sebagian
masyarakat Indonesia, kesehatan selalu menjadi
kendala,
seperti
dalam
Universitas sehari
saja
ginjal dan livernya (Oetoro, 2008).
faktor
Untuk
itu
perlu
diupayakan
kelelahan dalam etos kerja masyarakat.
adanya minuman berenergi yang relatif
Kelelahan
menyebabkan
lebih aman dengan bahan dari alam
konsentrasi,
seperti bahan obat alam atau obat
kewaspadaan,
tradisional. Penggunaan obat tradisional
dapat
menurunnya
aktivitas,
berkurangnya menimbulkan
kegelisahan
kebingungan,
serta
dapat
dan
merupakan
memacu
salah
satu
komponen
program pelayanan kesehatan yang
timbulnya penyakit dan infeksi. Hal ini
sangat
terjadi karena dalam keadaan lelah, daya
alternatif untuk memenuhi kebutuhan
tahan
masyarakat di bidang kesehatan. Oleh
tubuh
terhadap
penyakit
berkurang.
mendasar
serta
merupakan
sebab itu diperlukan langkah-langkah
Di Indonesia banyak produk
dalam
pengembangan
budidaya
minuman yang menawarkan solusi untuk
tanaman obat tradisional yang secara
mengatasi kelelahan fisik, baik minuman
medis dapat dipertanggung jawabkan
penambah tenaga ataupun yang lainnya.
(Yoanna dan Yovita, 2000).
Berbagai usaha ditempuh manusia untuk
Beberapa tanaman di Indonesia
mempertahankan kondisi ini. Selain
secara empiris dapat digunakan sebagai
dengan
minuman
anti lelah yaitu sebagai pemulih stamina,
dengan
diantaranya yaitu aren (Arenga pinnata
mengkonsumsi obat yang berkhasiat
Merr.) dan tebu (Saccharum officinarum
meningkatkan
L.). Kombinasi kedua tanaman ini, dapat
mengkonsumsi
berenergi,
kadang
daya
juga
tahan
tubuh.
126
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
menghasilkan produk anti lelah yang
Metode Penelitian
lebih ekonomis dan relatif lebih aman.
Alat
Nira aren merupakan cairan
Alat yang digunakan untuk uji
yang berasal dari penyadapan pada
anti fatigue dengan metode ketahanan
bunga jantan maupun betina pohon aren
berenang (natatory exhaustion) antara
dan menjadi minuman yang cukup
lain: tangki air berbentuk balok dengan
dikenal oleh masyarakat. Nira aren dapat
panjang 50 cm, tinggi 25 cm, dan lebar
dibuat
30 cm, timbangan mencit kapasitas 2610
menjadi
minuman
maupun
diproduksi menjadi gula (gula merah).
g
(Lark,
Cina), timbangan
elektrik,
Biasanya gula aren ini digunakan sebagai
termometer, stopwacth, spuit injeksi
anti lelah oleh para pendaki gunung yang
oral, hair dryer, handuk, dan alat-alat
membutuhkan tenaga ekstra dalam
gelas (Pyrex).
perjalanan pendakian. Selain itu gula
Bahan
aren juga diberikan kepada atlet saat
Bahan yang digunakan adalah
mengikuti lomba lari dan diberikan
nira aren dan air tebu yang diperoleh di
kepada sapi saat karapan sapi di Madura
Dusun
untuk menambah stamina (Hardiontoro,
Kecamatan Samigaluh, Yogyakarta.
2010).
Jalannya Penelitian Air tebu merupakan cairan dari
sebagai sediaan uji dibuat dengan
Yuwono (2007), air tebu merupakan
2
macam kombinasi yaitu perbandingan
bahan baku utama dalam produksi gula.
1:1 dibuat dengan cara mengambil 5 mL
Air gula pada batang tebu mencapai 20%
air tebu dan 5 mL air kelapa kemudian
mulai dari pangkal sampai ujungnya, dan
dicampur
kadar air gula di bagian pangkal lebih tinggi dari pada bagian ujung. Sukrosa dalam tubuh akan diubah menjadi asetil
hingga
homogen.
pembuatan
larutan
perbandingan
1:2
Pada
kombinasi yaitu
dengan
mencampurkan 5 mL nira aren dan 10
Co-A kemudian menjadi energi. Selain
mL air tebu, kemudian dihomogenkan.
sukrosa, kalsium, fosfor dan besi juga dalam
Ngargossari,
Larutan nira aren dan air tebu
daerah tropis. Menurut Yukamgo dan
membantu
Desa
1. Pembuatan Campuran Nira Aren dan Air Tebu
tanaman tebu yang tumbuh biasanya di
dapat
Tegalsari,
2.Penentuan Dosis Kafein Pembuatan Larutan Kafein
menjaga
keseimbangan tubuh (Poedjiadi, 1994).
127
dan
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
Mengacu pada penelitian Tolaya
ISSN 1693-3591
hewan uji diadaptasikan dalam kondisi
(2012) menyebutkan bahwa dosis kafein
yang sama, jauh dari kebisingan
yang digunakan sebagai psikostimulansia
hal-hal yang
menyebabkan mencit
adalah 0,1 g /kg BB.
stres
kondisi
Jika bobot mencit 30 g, dosis
yaitu
dan
lingkungan,
makanan, yang baru tidak sama
kafein yang dibutuhkan :
dengan lingkungan yang terdahulu.
Konsentrasi larutan =
5. Uji Efek Anti Fatigue a. Mencit
sebelum
diberi
dimasukkan ke dalam yang
telah
diisi
direnangkan
sediaan
kotak air.
hingga
kaca Mencit
menunjukkan
kondisi lelah yaitu tidak ada reaksi gerak dari keempat kakinya, posisi badan
membungkuk,
ekor
meregang dan membiarkan bagian kepalanya
Hewan uji yang digunakan adalah mencit yang berjumlah 20 ekor
dicatat
terhitung
dua
waktu detik
lelah setelah
kondisi lelah, waktu yang tercatat
mencit diberikan kombinasi nira aren
sebagai
dan air tebu 1 : 1, lima ekor mencit
waktu
berenang
diberikan kombinasi nira aren dan air
ketahanan
tebu 1 : 2, dan lima ekor mencit diberi
ketahanan
pertama berenang
(waktu sebelum
perlakuan).
laruatan kafein (kontrol positif).
b. Selanjutnya
4. Penyiapan Hewan Uji
mencit
diistirahatkan
selama 30 menit, dilap dengan handuk
Penelitian ini menggunakan 20
sambil diberikan udara hangat dengan
dibagi dalam
hair dryer.
kelompok
terdiri dari lima ekor mencit.
Kemudian
kaca hingga mencit menunjukkan
akuades (kontrol negatif), lima ekor
Tiap
bawah
dimasukkan mencit ke dalam kotak
mencit. Lima ekor mencit diberikan
empat kelompok.
di
permukaan air selama 4-7 detik.
3. Pengelompokan Hewan Uji
ekor mencit jantan,
berada
c. Kemudian mencit diberikan secara
Tiap
oral
128
larutan
uji
sesuai
dengan
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
pembagian kelompok di atas dan
perlakuan
didiamkan
berenang II, III dan IV) dikurangi
menit
kembali
sebagai
selama 15
perkiraan
waktu
waktu
(waktu
lelah
ketahanan
pertama
absorbsi sediaan uji dalam tubuh
ketahanan
mencit.
perlakuan) (Tolaya, 2012).
d. Mencit
direnangkan
hingga
muncul
sebagaimana
kembali
reaksi
lelah
pengamatan
awal,
(waktu
berenang
sebelum
Analisis Data Analisis
data
uji
statistik
parametrik dengan uji ANOVA satu jalur
dicatat waktu ketahanan berenang
dengan
dan waktu yang dicatat sebagai waktu
dilanjutkan dengan uji Post Hoc (Tukey)
ketahanan
berenang
(waktu
untuk menunjukkan perbedaan yang
ketahanan
berenang
setelah
signifikan
perlakuan 15 menit). e. Selanjutnya
mencit
taraf
kepercayaan
antar
pasang
dengan
Uji Efek Antifatigue
sambil
diberikan
udara hangat dengan hair dryer. direnangkan
hingga
muncul
kelompok
diistirahatkan Hasil dan Pembahasan
f. Mencit
%
perlakuan.
kembali selama 30 menit, dilap handuk
95
reaksi
Penelitian
kembali
metode
ketahanan
ini
menggunakan
berenang
untuk
lelah
mengetahui efek anti fatigue kombinasi
pengamatan
nira aren dan air tebu pada mencit
waktu
jantan. Uji metode ketahanan berenang
waktu
merupakan metode skrining farmakologi
yang dicatat sebagai waktu lelah
yang dilakukan untuk mengetahui efek
ketiga (waktu ketahanan berenang
obat yang bekerja pada koordinasi gerak,
setelah
menit).
baik pengujian terhadap penurunan
sampai
kontrol saraf pusat maupun peningkatan
waktu lelah kelima
(waktu
kontrol saraf pusat. Metode ketahanan
ketahanan
setelah
berenang
sebagaimana sebelumnya,
dicatat
ketahanan berenang dan
perlakuan
Begitupun
45
selanjutnya
berenang
perlakuan 105 menit).
alat
berupa tangki air/kotak kaca
g. Data efek anti fatigue adalah selisih waktu
menggunakan
yang yang
berbentuk balok/kotak kaca dengan
ketahanan berenang yaitu
panjang 50 cm, tinggi 25 cm dan lebar 30
waktu ketahanan berenang setelah
cm. Pada pengisian air ke dalam balok
129
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
kaca batas ketinggian air tidak lebih dari
(Mutchler, 1986). Dosis yang digunakan
18 cm, jika ketinggian air terlalu tinggi
dalam penelitian 0,1 g/Kg BB (Tolaya,
dikhawatirkan mencit atau hewan uji
2012).
melompat keluar dari balok kaca dan jika
Hewan uji yang digunakan dalam
ketinggian air terlalu rendah maka
penelitian ini adalah mencit jantan
dikhawatirkan kaki mencit atau hewan
dikarenakan kondisi hormonal yang lebih
uji dapat menyentuh dasar balok kaca
stabil jika dibandingkan dengan mencit
sehingga sulit untuk diamati (Turner,
betina. Pada mencit betina mengalami
1965).
perubahan kondisi hormonal pada masaBahan
yang
masa tertentu seperti masa siklus ovulasi
digunakan adalah minuman berenergi
yang dapat mempengaruhi psikologi
kafein.
kafein
hewan uji tersebut. Selain itu kondisi
dapat
stres pada mencit betina lebih sering
pusat.
terjadi dan dikhawatirkan pada saat
Hal
sebagai
pembanding
ini
dikarenakan
senyawa
menstimulasi
yang
sistem
saraf
Senyawa ini akan memacu sistem saraf
penelitian
dapat
pusat dan otot jantung sehingga terjadi
pengamatan.
Mencit
penaikan
terlebih dahulu selama 7
kecepatan
metabolisme,
mengganggu diadaptasikan hari di
kenaikan aktifitas mental mengurangi
laboratorium sebelum diujikan untuk
rasa kantuk dan lelah (Tjay dan Rahardja,
menghindari stres pada mencit karena
1993). Selain itu kafein juga dapat
perbedaan tempat pemeliharaan dan
menghambat
suasana laboratorium. Hewan uji dirawat
sehingga
ATP
enzim tidak
fosfodisterase diubah
dengan diberi makan dan minum secara
menjadi AMP sehingga cAMP dapat
teratur dan kandang dibersihkan secara
menstimulasi enzym fosforilase kinase
berkala. Satu hari sebelum perlakuan
dengan
inaktif
hewan uji dipuasakan dua belas jam
menjadi aktif, dimana fosforilase aktif ini
tetapi tetap diberikan minum ad libitum.
yang
untuk
Hal ini dilakukan untuk menyamakan
diubah menjadi glukosa. Glikogen dalam
kondisi hewan uji dan mengurangi
otot berperan sebagai cadangan glukosa
pengaruh makanan yang dikonsumsi
yang digunakan dalam sel otot selama
terhadap sediaan uji yang diberikan. Ada
kontraksi
akan
beberapa variabilitas yang dimiliki oleh
menambah energi selama kontraksi
subjek hewan uji yang dipilih pada
merubah
dapat
fosforilase
menstimulasi
sehingga
glikogen
kafein
130
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
penelitian ini dengan umur 2-4 bulan,
penambahan waktu ketahanan berenang
berat badan 20-40 gram serta diberikan
dari tiap-tiap kelompok hewan uji.
makanan baru dan dalam kondisi sehat.
Dengan adanya penambahan waktu
Sebelum
dilakukan
uji
ketahanan
berenang
tersebut
antifatigue hewan uji dilatih selama 5
dimaksudkan bahwa sediaan uji memiliki
hari
efek antifatigue.
dengan
pola
pelatihan
yang
berbeda, dengan cara meningkatkan
Hewan
uji
dikatakan
lelah
intensitas latihan. Pada latihan hari
apabila hewan uji menunjukan tanda
pertama hewan uji direnangkan dalam
tidak adanya gerakan yang bermakna,
waktu 3 menit, pada hari ke dua waktu
seluruh badan dan sebagian kepalanya
renang ditingkatkan menjadi 5 menit,
telah berada di bawah dipermukaan air
pada
sedangkan bagian tangan, kaki serta ekor
hari
ke
tiga
waktu
renang
ditingkatkan menjadi 7 menit, pada hari keempat
hewan
uji
meregang (Turner, 1965).
direnangkan
Dari hasil penelitian dilakukan
menggunakan beban 1 gram, setelah itu
pengujian hewan uji selama 75 menit
untuk hari kelima hewan uji direnangkan
dengan interval berenang 30 menit,
kembali menggunakan beban 2 gram.
karena pada menit ke-75 pengamatan
Latihan dilakukan dengan intensitas yang
waktu ketahanan berenang terhadap
meningkat agar hewan uji terbiasa
hewan uji sudah sulit teramati. Hal ini
dengan uji anti fatigue yang akan
disebabkan karena pada menit ke-75
dilakukan dan mencegah timbulnya
ketika hewan uji kembali direnangkan
cidera dari organ motorik hewan uji
hewan uji hanya menunjukkan aksi
tersebut sehingga hasil dari ketahanan
renang singkat kemudian terjadi aksi
berenang hewan uji bisa maksimal.
diam mengambang di atas permukaan
Hasil Pengujian Efek Antifatigue
air. Hal ini sulit disimpulkan oleh peneliti,
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui
ada
tidaknya
kemungkinan
hal
tersebut
terjadi
efek
dikarenakan hewan uji sudah terbiasa
antifatigue yang dapat ditimbulkan oleh
dengan air dan efek yang ditimbulkan
kombinasi nira aren dan air tebu dengan
semakin
variasi
efek
antifatigue penelitian ini dapat dilihat
data
dari selisih waktu ketahanan berenang
berupa
pada hewan uji pada tiap kelompok yang
perbandingan.
antifatigue peningkatan
ini
Uji
menghasilkan aktivitas
131
menurun.
Terjadinya
efek
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
didapat dari waktu ketahanan berenang
selisih waktu ketahanan berenang ± SD
setelah perlakuan perlakuan (t = 15, 45
sebelum
dan
waktu
perlakuan pada setiap kelompok dengan
ketahanan berenang sebelum perlakuan
waktu-waktu tertentu dapat dilihat pada
(t = awal). Hasil penelitian rata-rata
Tabel 1.
75
menit)
dikurangi
perlakuan
dan
sesudah
Tabel 1. Data selisih waktu ketahanan berenang setelah perlakuan kombinasi larutan nira aren dan air tebu pada tiap periode waktu pengamatan Kelompok
Mean ± SD Waktu Ketahanan Berenang (menit) 15 45 75 0,252 ± 0,035 0,442 ± 0,086 -0,497 ± 0,639 0,782 ± 0,091 1,230 ± 0,045 1,257 ± 0,106 0,412 ± 0,082 1,137 ± 0,025 1,107 ± 0,119 1,060 ± 0,036 1,443 ± 0,030 1,312 ± 0,049
N H.U
I 5 II 5 III 5 IV 5 Keterangan Satuan : Dalam menit N H.U : Jumlah hewan uji tiap kelompok Kelompok I : Kontrol (akuades) Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 1) Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 2) Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB
Dari data yang tersaji pada Tabel 1
memperlihatkan
bahwa
memberikan efek antifatigue. Untuk
semua
melihat perbandingan efek antifatigue
kelompok perlakuan menunjukan data
yang
efek anti fatigue yang berbeda, diketahui
perlakuan dapat diketahui dari grafik
dari
pada Gambar 1.
peningkatan
ketahanan
selisih
berenang.
waktu
dihasilkan
setiap
kelompok
Kelompok
Pada Gambar 1 terlihat bahwa
perlakuan kombinasi nira aren dan air
untuk kelompok perlakuan kombinasi
tebu dapat meningkatkan aktivitas kerja
larutan nira aren, air tebu dan larutan
hewan
kafein,
uji
ditunjukkan
dengan
waktu
ketahanan
berenang
meningkatnya selisih waktu ketahanan
sesudah perlakuan terlihat lebih besar
berenang. Hal ini menandakan bahwa
dari pada waktu ketahanan berenang
perlakuan
pada menit ke-0. Dari grafik di atas
memperpanjang
tersebut
dapat
waktu
ketahanan
terlihat
peningkatan
ketahanan
berenang atau memperlama terjadinya
berenang optimal pada menit ke-45, hal
kelelahan dengan kata lain mampu
ini
132
menandakan
bahwa
kelompok
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
perlakuan
maupun
kafein
ISSN 1693-3591
telah
ketahanan berenang, dengan kata lain
mengalami absorbsi secara sempurna di
mampu memberikan efek antifatigue.
dalam tubuh mencit tersebut sehingga
Untuk
berpengaruh
berenang. pada menit ke-45 dapat
terhadap
aktivitasnya.
Sehingga dengan terabsorbsinya sediaan
melihat
waktu
ketahanan
dilihat pada Tabel 2.
tersebut dapat meningkatkan waktu
2 1.5 KAFEIN
1
AQUADEST
0.5
I 0 -0.5
0
15
45
75
II
-1
Gambar 1. Data waktu ketahanan berenang setelah perlakuan kombinasi nira aren dan air tebu pada tiap periode waktu pengamatan.
Tabel 2. Data pengamatan selisih waktu ketahanan berenang mencit jantan pada menit ke-45 No 1 2 3 4 5 Rata-rata
Efek Antifatigue (Selisih Waktu Ketahanan Berenang) I II III IV 1,52 1,36 1,41 1,76 0,41 1,23 1,11 1,45 0,57 1,29 1,14 1,41 0,41 1,22 1,16 1,47 0,38 1,18 1,33 6,28 0,442 ± 0,086 1,230 ± 0,045 1,137 ± 0,025 1,443 ± 0,030
Keterangan Cetak Tebal : Data ditolak, Kelompok I : Kontrol (akuades), Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:1), Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:2), Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB.
133
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
Untuk
melihat
perbandingan
ISSN 1693-3591
dinyatakan dapat memberikan efek
efek antifatigue yang dihasilkan oleh
antifatigue.
setiap kelompok perlakuan dapat dilihat
Dari data rata-rata selisih waktu
dari grafik pada Gambar 2. Dari diagram
ketahanan berenang pada menit ke-45,
batang
bahwa
kemudian dilakukan uji statistik dengan
kombinasi nira aren dan air tebu
SPSS 16.0 berupa uji Komolgorof–
memiliki aktifitas anti antifatigue. Pada
Smirnov untuk mengetahui apakah suatu
diagram tersebut dapat dilihat efek
sampel
antifatigue
dari
terdistribusi normal. Dari hasil analisis
kombinasi nira aren dan air tebu dengan
Komolgorof–Smirnov menunjukan nilai
perbandingan
signifikansinya
tersebut
terlihat
yang
dihasilkan
(1:1)
memiliki
waktu
dari
kelompok
0,183
>
tertentu
0,05.
Hasil
ketahanan berenang lebih panjang jika
tersebut menunjukan data terdistribusi
dibandingkan dengan nira aren dan air
normal. Selanjutnya dilakukan uji Levene
tebu perbandingan (1:2). Penggunaan
(homogenity
metode ketahanan berenang (natatory
mengetahui ada tidaknya kesamaan
exhaustion) bertujuan untuk mengetahui
varian dari kelima kelompok perlakuan.
efek antifatigue secara langsung setelah
Dari
perlakuan. Maka dari hasil penelitian ini,
variances menunjukan harga signifikansi
kombinasi nira aren dan air tebu
0,228 > 0,05. Hasil tersebut menunjukan
hasil
of
variance)
analisis
untuk
homogenity
of
variasi homogen.
2 1.5 1 0.5 0 I
II
III
IV
Keterangan Kelompok I : Kontrol (akuades) Kelompok II : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:1) Kelompok III : Kombinasi nira aren dan air tebu (1:2) Kelompok IV : Kafein 100 mg/kg BB
Gambar 2. Diagram batang rata-rata waktu ketahanan berenang menit Ke-45 setiap kelompok terhadap hewan uji oleh pengaruh efek antifatigue.
134
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
Karena memenuhi persyaratan uji
parametrik
maka
uji
yang dibandingkan hanya satu yaitu
statistik
selisih
waktu
dilanjutkan dengan uji one-way ANOVA
mencit
berenang.
(ANOVA satu jalur). ANOVA satu jalur
kelompok perlakuan dianalisis dengan uji
dipilih karena sampel lebih dari dua,
Post
terdistribusi normal, variansi homogen,
kepercayaan 95%. Hasil analisis dengan
sampel tidak berhubungan satu dengan
menggunakan uji Tukey dapat dilihat
yang lain, dan satu jalur karena faktor
pada Tabel 3.
Hoc
ketahanan
berenang
Perbedaan
(Tukey)
dengan
antar
taraf
Tabel 3. Hasil analisis uji Tukey pada menit Ke-45 pada masing-masing kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan
Sig.
Kesimpulan
Keterangan
I – II
0.000
Berbeda Signifikan
I < II
I – III
0.000
Berbeda Signifikan
I < III
I – IV
0.000
Berbeda Signifikan
I < IV
II – III II – IV III – IV
0.196 0.003 0.000
Tidak Berbeda Signifikan Berbeda Signifikan Berbeda Signifikan
II = III II < IV III < IV
Keterangan Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
: Kontrol (akuades) : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 1) : Kombinasi nira aren dan air tebu (1 : 2) : Kafein 100 mg/kg BB
Hasil uji Tukey pada Tabel 3
sedangkan pada kontrol tidak memiliki
tampak secara jelas umumnya terdapat
efek antifatigue. Hal ini membuktikan
perbedaan yang signifikan dari masing-
bahwa validitas metode yang digunakan
masing
sudah tepat.
kelompok
perlakuan,
menunjukkan adanya efek antifatigue, yaitu
kelompok
kelompok
kafein
kontrol 100
Hubungan
dengan
mg/kg
antara
kelompok
kontrol dengan kelompok kombinasi nira
BB
aren dan air tebu (1:1) dan kelompok
menunjukkan suatu perbedaan yang
kombinasi nira aren dan air tebu (1:2),
signifikan dengan nilai signifikansi 0,000
berbeda secara signifikan dengan nilai
< 0,05, artinya kelompok kafein 100
signifikansi 0,000 < 0,05 artinya bahwa
mg/kg BB memiliki efek antifatigue
135
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
ISSN 1693-3591
kelompok tersebut berbeda signifikan
aren dan air tebu dengan berbagai
dan mempunyai efek antifatigue.
perbandingan yaitu 1:1 dan 1:2 tidak
Kelompok kombinasi nira aren
memberikan perbedaan yang signifikan
dan air tebu (1:1) dengan kelompok
antara
masing-masing
kombinasi nira aren dan air tebu (1:2)
tersebut.
kelompok
memiliki nilai signifikansi 0,196 > 0,05
Pada penelitian ini menunjukan
yaitu tidak berbeda secara signifikan
adanya efek antifatigue, karena pada
dengan kata lain efek anti fatigue pada
nira aren dan air tebu mengandung
kombinasi nira aren dan air tebu (1:1)
sukrosa yang jika masuk ke dalam tubuh
dan kombinasi nira aren dan air tebu
akan dihidrolisis menjadi glukosa dan
(1:2) hampir sama.
fruktosa. Sedangkan glukosa merupakan
Hubungan
kafein
senyawa organik penting dalam bahan
dengan kelompok kombinasi nira aren
makanan karena glukosa dapat mudah
dan
nilai
dicerna di dalam tubuh menghasilkan
signifikansi 0,003 < 0,05 dan hubungan
kalori sekaligus berperan sebagai sumber
kelompok
energy (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
air
tebu
kelompok
(1:1)
kafein
memiliki
dengan
kelompok
kombinasi nira aren dan air tebu (1:2) memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05
Kesimpulan
dimana hubungan tersebut berbeda secara
signifikan.
Sehingga
Berdasarkan hasil uji antifatigue
kafein
kombinasi nira aren dan air tebu yang
memiliki efek antifatigue yang paling
telah dilakukan dapat disimpulkan:
besar dibandingkan dengan kelompok
1. Kombinasi nira aren dan air tebu
lainnya ditandai dengan rata-rata selisih
memiliki efek antifatigue.
waktu ketahanan berenang yang paling
2. Kombinasi larutan nira aren dan air
besar. Hal ini dikarenakan kafein telah
tebu (1:1) memiliki efek antifatigue
teruji klinis memiliki efek antifatigue
lebih besar dibandingkan dengan
(Mutschler, 1986).
kombinasi larutan nira aren dan air
Dari hasil uji statistik, dapat disimpulkan
bahwa
tebu (1:2).
pemberian
kombinasi nira aren dan air tebu dapat
Daftar Pustaka
memberikan
Hardiontoro, 2010. Aneka manfaat gula aren jaman dulu.
efek
antifatigue
pada
mencit jantan. Pemberian kombinasi nira
136
PHARMACY, Vol.10 No. 02 Desember 2013
http://gulaarenku.blogspot.com/ 2010/03/aneka-manfaat-gulaaren-jaman-dulu.html, diakses tanggal 20 september 2012.
sederhana. Edisi ke-1. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tolaya, N.M., 2012. Uji anti lelah (antifatigue) gula aren (Arenga pinnata. Merr) dengan metode ketahanan berenang (natatory exhaustion) terhadap mencit jantan. Skripsi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Mutschler, E., 1986. Dinamika obat: buku ajar farmakologi dan toksikologi. Edisi V. Diterjemahkan oleh Widianto, M.B. dan Ranti, A.S. Bandung: ITB. Oetoro, S., 2008. Problematika minuman berenergi. Jakarta: UI press.
Turner, R.A., 1965. Screening methods in pharmacology. New York: Academic Press, Inc.
Poedjiadi, 1994. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Yoanna dan Yovita, 2000. Tanaman obat plus pengobatan alternatif, 3. Jakarta: Setia Kawan.
Poedjiadi dan Supriyanti, 2006. Dasardasar biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia. Tjay,
ISSN 1693-3591
Yukamgo, E., Yuwono, N.W., 2007. Peran silikon sebagai unsur bermanfaat pada tanaman tebu. J Ilmu Tanah dan Lingk., 7:103116.
T.H., Rahardja, K., 1993. Swamedikasi: cara-cara mengobati gangguan sehari-hari dengan obat-obat bebas
137