PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI JANTUNG PISANG MAS (Musa acuminata Colla) MENGGUNAKAN METODE DPPH
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF EXTRACT AND FRACTIONS FROM Musa acuminata FLOWER BY DPPH ASSAY
Devi Nisa Hidayati, Ibrahim Arifin, Yuni Antika, Amalina Firdaus, Nur Kussamawari Ardian Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim JL. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50232 Email:
[email protected] (Devi Nisa Hidayati)
ABSTRAK Jantung pisang terbukti mengandung senyawa aktif kimia seperti flavonoid, glikosida, fenolik, dan saponin. Kerusakan sel oleh radikal bebas dapat memicu penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas (Musa acuminata Colla) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), dan mengetahui adanya senyawa flavonoid yang terkandung dalam jantung pisang mas. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, dilanjutkan fraksinasi caircair menggunakan pelarut etil asetat dan air. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan fraksi air dilakukan pada seri konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 µg/ml. Sedangkan untuk fraksi etil asetat digunakan konsentrasi sebesar 4, 8, 12, 16, dan 20 µg/ml. Persentase aktivitas antioksidan diperoleh dari data absorbansi. Nilai IC50 didapatkan dari regresi linier antara konsentrasi larutan seri uji dengan persentase aktivitas antioksidan. Identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dengan metode KLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi etil asetat ekstrak etanol jantung pisang mas memiliki aktivitas antioksidan kuat, sedangkan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan lemah. Nilai IC50 ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas berturut-turut sebesar 68,742; 56,132; dan 201,151 µg/ml. Kata kunci: Musa acuminata Colla, metode DPPH, antioksidan, IC50. ABSTRACT Flower of banana ‘mas’ (Musa acuminata Colla) contain active chemical compounds such as flavonoids, glycosides, phenolic, and saponins. An antioxidant can inhibit free radicals causing cell damage lead to degenerative diseases. This study aims to investigate the antioxidant activity of ethanol extract, ethyl acetate fraction, and water fraction of ethanolic extract of flower of banana ‘mas’ with DPPH (2,2-diphenyl-1picrylhydrazyl) method and determine the flavonoid compounds contained in flower of
75
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
banana ‘mas’. Extraction was conducted by maceration method using ethanol 70%, then fractionated using ethyl acetate and water. Determination of the antioxidant activity of ethanolic extract and water fraction used concentrations of 5; 10; 15; 20; dan 25 µg/ml, while ethyl acetate fraction used concentration of 4; 8; 12; 16; and 20 ug/ml by the method of DPPH. The percentage of antioxidant activity was obtained from the data absorbance. IC50 values obtained from linear regression between the concentration of tested series with the percentage of antioxidant activity. Identification of flavonoid compounds made by the TLC's method. The results showed that the ethanolic extract and ethyl acetate fraction of flower of banana ‘mas’ possessing strong antioxidant activity. Water fraction of ethanolic extract of flower banana ‘mas’ possessing weak antioxidant activity. IC50 values of ethanolic extract, ethyl acetate fraction, and water fraction of banana ‘mas’ were 68.742; 56.132; and 201.151 µg/ml, respectively. Key words: Musa acuminata Colla, DPPH method, antioxidant, IC50.
76
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
Pendahuluan
ekstrak etil asetat kulit pisang (Musa
Penyakit
dapat
diakibatkan
acuminata)
juga
berpotensi
karena pengaturan pola hidup yang tidak
sebagai
sehat. Seiring bertambahnya usia maka
Senyawa flavonoid umumnya mudah
terjadi penurunan fungsi sel, jaringan,
larut dalam air dan dapat diekstraksi
dan organ sehingga dapat menimbulkan
dengan etanol 70% (Harborne, 1984).
penyakit degeneratif seperti penyakit
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini
kardiovaskuler,
kanker.
bertujuan untuk mengetahui adanya
Radikal bebas yang berlebih di dalam
aktivitas antioksidan ekstrak etanol,
tubuh merupakan salah satu pemicu
fraksi etil asetat dan fraksi air jantung
penyakit degeneratif. Senyawa radikal
pisang mas (Musa acuminata Colla)
bebas merupakan suatu bentuk senyawa
dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-
oksigen reaktif yang memiliki elektron
pikrilhidrazil) dan mengetahui adanya
tidak berpasangan (Winarsi, 2007).
senyawa flavonoid yang terkandung
stroke,
dan
Bagian tanaman pisang yang
penangkal
dapat
radikal
bebas.
dalam jantung pisang mas.
masih kurang pemanfaatannya adalah jantung pisang (Kusumaningtyas dkk.,
Metode Penelitian
2010). Ekstrak metanol jantung pisang
Alat dan Bahan
mas
memiliki
kandungan
senyawa
Seperangkat corong
dan flavonoid (Sumathy dkk., 2011).
timbangan elektrik (Ohaus), moisture
Penelitian
balance
dkk.
(2014)
(Ohaus),
blender
maserasi,
glikosida, tanin, saponin, fenol, steroid,
Sowmia
buchner,
alat
rotary
(Miyako),
evaporator
menunjukkan bahwa ekstrak metanol
(Heidolph WE 2000, German), oven
jantung
(Mammert),
pisang
mas
mengandung
seperangkat
gelas
mikropipet
dan
senyawa flavonoid yang mempunyai
(Iwaki,
aktivitas antioksidan. Senyawa flavonoid
spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10
secara in vitro telah terbukti mempunyai
UV). Seluruh bagian dari jantung pisang
efek biologis yang sangat kuat, salah
mas (Musa acuminata Colla) yang
satunya
diperoleh dari Desa Jambe, Kecamatan
yaitu
sebagai
antioksidan
Pyrex),
alat
(Winarsi, 2007). Penelitian Singh dan
Sumowono,
Prakash (2015) menunjukkan bahwa
etanol 70% (teknis), etil asetat, akuades,
77
Kabupaten
Semarang,
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), etanol
bejana tertutup, sambil diaduk dan
96% p.a. (Merck), vitamin C (Phapros).
kemudian
Jalannya Penelitian
pertama. Setelah lima hari ampas
1. Identifikasi tanaman
disaring,
Identifikasi Laboratorium
dan
ml, diaduk dan dibiarkan dalam
Biologi,
bejana tertutup selama dua hari.
Universitas
Setelah dua hari, ampas disaring
Diponegoro, Semarang.
kembali menghasilkan filtrat kedua.
2. Penyiapan senyawa uji
Endapan dan filtratnya dipisah,
a. Pembuatan serbuk jantung pisang mas
filtrat pertama dan kedua dicampur untuk
Jantung pisang mas sebanyak
rotary
evaporator
ekstrak kental.
yang sama. Selanjutnya dikeringkan
Fraksinasi
di dalam oven dengan suhu 50 ºC.
dimulai
dengan
melarutkan 25 gram ekstrak kental
Simplisia yang telah kering tersebut
jantung pisang ke dalam campuran
kemudian dihaluskan, diayak dan serbuk
dipekatkan
pada suhu 50 oC sampai diperoleh
ditiriskan, diiris dengan ketebalan
berat
selanjutnya
menggunakan
6,520 kg dicuci dengan air mengalir,
ditimbang,
ditambah
pelarut etanol 70% sebanyak 780
Jurusan MIPA,
kemudian
filtrat
di
Ekologi
Biosistematik, Fakultas
dilakukan
didapatkan
air dan etanol (9:1). Selanjutnya
kering
dipartisi
jantung pisang mas yang didapat
dengan
corong
pisah
menggunakan pelarut etil asetat
sebanyak 260 gram.
dan
b. Pembuatan ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air jantung pisang mas
air.
digunakan
Jumlah
pelarut
untuk
yang
fraksinasi
sebanding dengan jumlah air yang
Pembuatan ekstrak dilakukan
ditambahkan ke
dalam
ekstrak
dengan cara 260 gram serbuk
etanol (1:1). Fraksi air dipisahkan
jantung
pisang
dari fraksi etil asetat, kemudian
dengan
cara
penyarian
mas
diekstraksi
maserasi.
dibagi
menjadi
Proses
ditampung
dua
dan
dipekatkan
menggunakan rotary evaporator.
bagian, bagian pertama pelarut
3. Uji aktivitas antioksidan
etanol 70% sebanyak 1820 ml
a. Pembuatan larutan stok DPPH
dibiarkan selama lima hari dalam
78
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
Pembuatan stok DPPH dilakukan
ml
yang
diukur
absorbansinya
dengan menimbang serbuk DPPH
menggunakan
sebanyak
dengan panjang gelombang 500-525
3,9
mg,
kemudian
dimasukkan labu takar 100,0 ml,
nm
dilarutkan
gelombang
sampai
dengan garis
etanol
tanda
96%
sehingga
spektrofotometer
(Molyneux,
2004).
maksimal
Panjang
ditunjukan
dengan hasil absorbansi yang paling
diperoleh larutan DPPH 0,1 mM.
besar yaitu 516,7 nm.
b. Pembuatan seri konsentrasi larutan uji
e. Penentuan operating time Vitamin C diambil sebanyak 1,0
Sebanyak masing-masing 10 mg
ml ditambah 3,0 ml larutan blanko
ekstrak etanol dan fraksi air jantung
DPPH
pisang mas dilarutkan dalam 10 ml
0,1
mM
selanjutnya
dihomogenkan selama 1 menit
etanol 96% sehingga diperoleh
menggunakan vortex dan diukur
larutan stok dengan konsentrasi
absorbansinya tiap 5 menit selama
1000 µg/ml, kemudian dibuat seri
1 jam. Dimulai dari menit ke-0
kadar 5, 10, 15, 2, dan 25 µg/ml.
sampai
Fraksi etil asetat dibuat seri kadar 4,
menit
ke-60
pada
λ
maksimum yang diperoleh. Waktu
8, 12, 16, dan 20 µg/mL.
peredaman
c. Pembuatan seri konsentrasi vitamin C
radikal
menghasilkan
DPPH
absorbansi
yang paling
stabil merupakan operating time.
Vitamin C ditimbang sebanyak 5
f. Uji aktivitas antioksidan
mg kemudian dilarutkan dalam 25
Uji
ml akuades sampai tepat, sehingga
aktivitas
antioksidan
diperoleh kadar 200 µg/ml. Larutan
dilakukan dengan cara 3,0 mL
vitamin C 200 µg/ml kemudian
larutan DPPH 0,1 mM dimasukkan
dibuat
konsentrasi
ke dalam tabung reaksi ditambah
sebesar 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; dan 5,0
1,0 mL larutan uji dengan berbagai
µg/ml.
konsentrasi,
larutan
seri
dihomogenkan selama 1 menit
d. Penentuan panjang gelombang maksimum
menggunakan
Penentuan panjang gelombang maksimum
dilakukan
selanjutnya
didiamkan
vortex selama 25
dan menit.
dengan
Setelah itu dibaca absorbansinya
larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 3,0
pada panjang gelombang 516,7 nm.
79
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
Sebagai kontrol digunakan larutan
Kemudian
data
yang
diperoleh
DPPH 0,1 mM tanpa penambahan
dihitung
persentase
aktivitas
larutan
antioksidannya dengan rumus:
uji
(Molyneux,
2004).
Hasil dan Pembahasan
ekstraksi
zat
Penyiapan Senyawa Uji
merendam
aktif
dengan
simplisia
cara dengan
Simplisia basah jantung pisang
menggunakan zat pelarut yang sesuai
mas sebanyak 6,520 kg diolah menjadi
dalam beberapa hari dan disimpan
serbuk dan diperoleh serbuk simplisia
dalam suhu kamar dengan wadah yang
sebanyak
Pengeringan
tertutup rapat terlindung dari sinar
simplisia bertujuan untuk mengurangi
matahari (Ansel, 1989). Ekstrak kental
kadar air sehingga tidak dapat ditumbuhi
yang diperoleh disimpan dalam wadah
kapang dan jazad renik lainnya karena
kaca
air merupakan media pertumbuhan bagi
matahari,
kapang dan jazad renik, selain itu untuk
langsung
menghentikan reaksi enzimatik karena
katalis yang dapat merusak senyawa
pada enzim tertentu dalam sel dapat
aktif (Voight, 1994). Proses maserasi ini
menguraikan
sesaat
menggunakan serbuk jantung pisang
setelah sel mati, sehingga simplisia tidak
mas sebanyak 260 gram yang kemudian
mudah rusak dan dapat disimpan dalam
dihasilkan ekstrak kental sebanyak 25
waktu
gram dengan rendemen 9,61%.
260
yang
gram.
senyawa
lama
aktif
(Gunawan
dan
yang
Mulyani, 2004). Hasil dari pengukuran
terlindung karena
dapat
dari
cahaya
cahaya matahari
membentuk
Metode
fraksinasi
reaksi
yang
kadar air simplisia serbuk kering jantung
digunakan yaitu metode partisi cair-cair
pisang mas adalah 8%. Persyaratan
dengan tujuan untuk memisahkan zat
kadar air dalam simplisia yaitu kurang
aktif berdasarkan polaritasnya, sehingga
dari 10% (Depkes RI, 1985).
senyawa
yang
bersifat
polar
akan
Serbuk simplisia jantung pisang
tertarik ke pelarut polar begitu pula
mas diekstraksi dengan menggunakan
senyawa nonpolar akan tertarik ke
metode
pelarut
maserasi.
Prinsipnya
yaitu
80
nonpolar
(Harborne,
1984).
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
Sebesar
25
gram
ekstrak
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
kental,
maka warna ungu pada DPPH akan
diperoleh fraksi etil asetat ekstrak etanol
berubah
jantung pisang mas yang diperoleh
kemudian
sebanyak 5 gram dengan rendemen 20%
diukur
serta fraksi air kental yang diperoleh
spektrofotometri
sebanyak 15 gram dengan rendemen
dkk.,
yang dihasilkan sebanyak 60%.
antioksidan vitamin C dapat dilihat
Uji Aktivitas Antioksidan
pada Tabel 1.
a. Penentuan panjang gelombang maksimun dan penentuan operating time
bertujuan
mendapatkan
serapan
dari
optimalnya
senyawa
bereaksi.
aktivitas
karena
meningkatnya
nilai
semakin persen
(%)
konsentrasi.
Perubahan
warna pada sampel yang awalnya
time
berwarna ungu semakin memudar dan menjadi agak kekuningan. Hal ini terjadi karena senyawa pada sampel
b. Penentuan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
yang bereaksi mendonorkan atom
Uji aktivitas antioksidan pada dilakukan
pula
disebabkan
berbagai
C adalah pada menit ke-25.
uji
besar
aktivitas antioksidan sampel uji pada
larutan DPPH 0,1 mM dengan vitamin
senyawa
aktivitas
penurunan nilai absorbansi yang
waktu
operating
uji
radikal bebas DPPH dilihat dari
tidak adanya penurunan absorbansi. pengukuran
Hasil
(Prakash
turun. Potensi aktivitas penangkal
Operating time ditunjukkan dengan
Hasil
UV-Vis
absorbansi yang dihasilkan semakin
panjang
melihat
2001).
menggunakan
penangkal radikal DPPH, sehingga
absorbansi
nm. Penentuan operating time ini untuk
dengan
semakin
gelombang maksimum yaitu 516,7
bertujuan
gelombangnya
sampel uji jantung pisang mas maka
untuk
penentuan
panjang
yang
bahwa semakin tinggi konsentrasi
yang maksimum (Haven dkk., 1995). Hasil
kuning
Data pada Tabel 2 menunjukkan
Penentuan panjang gelombang maksimum
menjadi
hidrogen
kepada
radikal
DPPH
dengan
sehingga tereduksi menjadi bentuk
menggunakan metode DPPH. Prinsip
yang lebih stabil (Molyneux, 2004).
kerja dari metode DPPH adalah kolorimetri,
dimana
ketika
antioksidan bereaksi dengan DPPH
81
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
Tabel 1. Hasil uji aktivitas antioksidan vitamin C Sampel
Vitamin C
Seri Konsentrasi Absorbansi (µg/ml) Sampel 0,748 1 0,749 0,750 0,746 2 0,748 0,748 0,607 3 0,607 0,608 0,574 4 0,574 0,575 0,572 5 0,573 0,573
Kurva regresi linier antara seri konsentrasi
dengan
Aktivitas Antioksidan (%) 21,180 21,075 20,969 21,391 21,180 21,180 36,038 36,038 35,933 39,515 39,515 39,410 39,726 39,621 39,621
Rata-rata Aktivitas Antioksidan (%) 21,075
21,250
36,003
39,480
39,656
linier dari fraksi air adalah y = 0,146x
aktivitas
+ 20,632 dengan nilai koefisien (r)
antioksidan pada vitamin C memiliki
sebesar
persamaan regresi linier y = 5,539x +
korelasi (r) ekstrak etanol lebih besar
14,875 dengan nilai koefisien (r)
dari nilai r tabel n = 5 yaitu 0,878
sebesar 0,918. Regresi linier antara
(taraf
seri
etanol
bermakna adanya hubungan antara
diperoleh
konsentrasi ekstrak etanol dengan
konsentrasi
dengan
ekstrak
aktivitas
0,999.
Nilai
kepercayaan
95%)
yang
persamaan regresi linier y = 0,438x +
presentase
19,891 dengan nilai koefisien (r) =
(Riwidikdo, 2012). Hasil perhitungan
0,988. Fraksi etil asetat ekstrak
nilai IC50 vitamin C, ekstrak etanol,
etanol jantung pisang mas dengan
fraksi etil asetat, dan fraksi air
persentase
jantung pisang mas dapat dilihat
aktivitas
antioksidan
diperoleh hasil y = 0,522x + 20,699
pada Tabel 3.
dengan nilai r sebesar 0,977. Regresi
82
aktivitas
koefisien
antioksidan
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
Tabel 2. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi air jantung pisang mas Sampel
Seri Konsentrasi (µg/ml)
Absorbansi Sampel 0,729 0,741 0,742 0,717 0,717 0,717
Aktivitas Antioksidan (%) 23,181 21,918 21,812 24,447 24,447 24,447
15
0,701 0,701 0,702
26,133 26,133 26,027
26,098
20
0,684 0,684 0,684
27,924 27,924 27,924
27,924
25
0,650 0,651 0,649
31,507 31,401 31,612
31,507
4
0,731 0,734 0,737
22,972 22,655 22,339
22,655
8
0,702 0,706 0,708
26,027 25,606 25,395
25,676
0,696 0,698 0,700 0,677 0,682 0,684
26,660 26,449 26,238 28,662 28,135 27,924
20
0,645 0,647 0,649
32,034 31,823 31,612
31,823
5
0,747 0,744 0,746
22,972 22,655 22,339
21,426
0,736 0,740 0,743 0,731 0,733 0,735 0,726 0,724 0,727
26,027 25,606 25,395 26,660 26,449 26,238 28,662 28,135 27,924
0,712 0,719 0,723
32,034 31,823 31,612
5
10 Ekstrak Etanol
Fraksi Etil Asetat
12
16
10 Fraksi Air 15
20
25
Absorbansi kontrol (larutan DPPH 0,1 mM) = 0,949
83
Rata-rata Aktivitas Antioksidan (%) 22,304
24,447
26,449
28,240
22,058
22,761
23,533
24,342
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
Tabel 3. Perbandingan nilai IC50 vitamin C, ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan air jantung pisang mas Sampel Vitamin C Ekstrak Etanol Jantung Pisang Mas Fraksi Etil Asetat Jantung Pisang Mas Fraksi Air Jantung Pisang Mas
Suatu
senyawa
dikatakan
Nilai IC50 (µg/ml) 6,341 68,742 56,132 201,151
bentuk aglikonnya (Pokorni dkk.,
memiliki aktivitas antioksidan yang
2001).
sangat kuat apabila nilai IC50 kurang dari 50 ppm; kuat 50-100 ppm;
Kesimpulan
sedang 100-150 ppm; dan lemah 151-
Ekstrak etanol, fraksi etil asetat,
200 ppm (Blois, 1958). Berdasarkan
dan fraksi air jantung pisang mas (Musa
Tabel 3 nilai IC50 vitamin C, ekstrak
acuminata Colla) mempunyai aktivitas
etanol, fraksi etil asetat, dan air
antioksidan. Nilai IC50 ekstrak etanol dan
jantung pisang mas secara berurut-
fraksi etil asetat jantung pisang mas
turut yaitu 6,341; 68,742; 56,132, dan
sebesar 68,742 dan 56,132 µg/ml yang
201,151 µg/ml. Hal ini menunjukkan
menunjukkan aktivitas antioksidan kuat.
bahwa nilai IC50 ekstrak etanol, fraksi
IC50 Fraksi air ekstrak etanol jantung
etil asetat dan air jantung pisang mas
pisang mas 201,151 µg/ml menunjukkan
lebih besar dibanding dengan nilai
aktivitas antioksidan lemah.
IC50 vitamin C, semakin kecil nilai IC50 maka
semakin
antioksidannya
besar
aktivitas
(Molyneux,
Daftar Pustaka
2004).
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.
Aktivitas antioksidan lemah yang dihasilkan dari fraksi air ekstrak
Blois,
etanol jantung pisang mas diduga karena
kandungan
cenderungan flavonoid
larut
kurang
gula air.
efektif
yang
Glikosida sebagai
M.S. 1958. Antioxidant determinations by the use of a stable free radical. Nature, 1(1):1199-200.
Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
antioksidan jika dibanding dengan
84
PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017
p-ISSN 1693-3591; e-ISSN 2579-910X
Gunawan, D. dan Mulyani, A. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Cetakan Keempat. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Harborne, J.B. 1984. Phytochemical Methods a Guide to Modern Techniques of Plants Analysis. Edisi kedua. New York: Cham and Hall Ltd. Haven,
Singh,
M.C., Tetrault., G.A., dan Schenken, J.R. 1995. Laboratory Instrumentation. Edisi keempat. Kanada: John Wiley & Sons, Inc.
S. dan Prakash, P. 2015. Evaluation of antioxidant activity of banana peels (Musa acuminata) extracts using different extraction methods. Chem. Sci. Trans., 4 (1):158-160.
Sowmia, C., Kaviya., Priya, T., dan Priya. 2014. Evaluation of antioxidant, antimicrobial, antitumour and antinociceptive activities of Musa acuminata and Bauhinia variegate. SIRJ-APBBP, 1(4):1527.
Kusumaningtyas, D.R., Rengga, W.D.P., dan Suyitno, H. 2010. Pengolahan limbah tanaman pisang (Musa paradisiaca) menjadi dendeng dan abon jantung pisang sebagai peluang wirausaha baru bagi masyarakat pedesaan. Rekayasa, 8(2):1-5.
Sumathy, V., Lachumy, S.J., Zakaria, Z., dan Sasidharan, S. 2011. In vitro bioactivity and phytochemical screening of Musa acuminata flower. Pharmacologyonline, 2:118-127.
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. J. Sci. Technol., 26(2):211-219.
Voight,
Pokorni, J., Yanishlieva, N., dan Gordon, M. 2001. An Antioxidant in Food Practical Application. England: Woddhead Publishing Ltd.
R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soewandhi, S.N. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasi dalam Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.
Prakash, A., Rigelhof, F. dan MIller, E. 2001. Antioxidant activity. Medallion Laboratories Analytical Progress, 19(2):1–4.
85