pISSN 0216-2482 eISSN 2358-4080
Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Kota Samarinda Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Ringan dan Sedang Terhadap Asam Laktat dan Skala Borg Atlet Sepak Bola Persepsi Tentang Peringatan Bergambar pada Kemasan Rokok dan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Perokok Analisis Kinerja Tenaga Kesehatan pada Puskesmas Lapadde Kota Parepare Model Tikus Diabetes yang Diinduksi Streptozotocin-Sukrosa Untuk Pendekatan Penelitian Diabetes Melitus Gestasional Analisis Konsumsi Buah dan Sayur pada Model Sistem Penyelenggaraan Makanan di Sekolah Dasar Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan pasien Peserta BPJS di Rawat Inap RSUD Syekh Yusuf Gowa Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Seksual Anak Jalanan di Kota Makassar Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara Pada Anak Sekolah Dasar Pesisir Kota Makassar
Terakreditasi Nomor : 12/M/Kp/II/2015 Bekerjasama dengan IAKMI
Volume 12, Nomor 1, Maret 2016
MKMI MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA The Indonesia Journal of Public Health
Volume 12, Nomor 1, Maret 2016
ISSN 0216-2482
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia adalah publikasi ilmiah yang menerima setiap tulisan ilmiah dibidang kesehatan, baik laporan penelitian (original articel research paper), makalah ilmiah (review paper) maupun laporan kasus (case report) dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Penanggung Jawab Prof. Dr. drg. A. Zulkifli Abdullah, M.Kes (Dekan FKM UNHAS) Pemimpin Redaksi Dr. Ida Leida M. Thaha, SKM, M.KM, MSc.PH Wakil Pemimpin Redaksi Indra Dwinata, SKM, MPH Redaksi Pelaksana Andi Ummu Salmah, SKM, MSc Jumriani Ansar, SKM, M.Kes Sudirman Natsir, S.Ked, MWH, Ph.D Balqis, SKM, M.Kes, MSc.PH dr. Masyitha Muis, MS Syamsuar Manyullei, SKM, M.Kes, MSc.PH Irwandi Kapalawi, SKM, MSc.PH, MARS Abdul Salam, SKM, M.Kes Sekretariat Andi Selvi Yusnitasari, SKM, M.Kes Muh. Asdar, SKM, M. Kes Sri Sumarni Marsuki, SKM Sirkulasi Syamsiah, S.E Drs. Syamsu Alam Tata Usaha Uswatun Hasanah, SKM Herlindayanti, S.Pd Ade Kartika Sari, SKM
Jurnal ini diterbitkan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 4 kali setahun (Maret, Juni, September, Desember). Surat menyurat menyangkut naskah, langganan dan sebagainya dapat dialamatkan ke : Sekretariat Redaksi Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Saudari Andi Selvi dan Syamsiah d.a Ruang Jurnal FKM Lt.1 Ruang K108 Kampus Unhas - Tamalanrea 90245 Telp. 08114440454, Fax (0411) 586013, E-mail :
[email protected] OJS : http://journal.unhas.ac.id/index.php/JMKMI
MKMI MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA The Indonesian Journal of Public Health
Volume 12, Nomor 1, Maret 2016
ISSN 0216-2482
DAFTAR ISI Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan “X” Kota Samarinda Iwan M. Ramdan, Hanna Novita Handoko
1-6
Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Asam Laktat dan Skala Borg Atlet Sepakbola Aditya Candra, Gusbakti Rusip, Yetty Machrina
7-13
Persepsi tentang Peringatan Bergambar pada Kemasan Rokok dan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Perokok Anggun Wulandari, Fauzie Rahman, Lenie Marlinae, Syamsul Arifin
14-20
Analisis Kinerja Tenaga Kesehatan pada Puskesmas Lapadde Kota Parepare Usman
21-28
Model Tikus Diabetes yang Diinduksi Streptozotocin-Sukrosa untuk Pendekatan Penelitian Diabetes Mellitus Gestasional Firdaus, Rimbawan, Sri Anna Marliyati, Katrin Roosita
29-34
Analisis Konsumsi Buah dan Sayur pada Model Sistem Penyelenggaraan Makanan di Sekolah Dasar Putri Ronitawati, Budi Setiawan, Tiurma Sinaga
35-40
Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien RSUD Syekh Yusuf Gowa Nurfardiansyah Burhanuddin
41-46
Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Seksual Anak Jalanan di Kota Makassar Tahun 2014 Dewisnawati, Stang, Andi Ummu Salmah
47-53
Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir Kota Makassar Agus Bintara Birawida
54-62
Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir
PENILAIAN DAN MANAJEMEN RISIKO TIMBAL DI UDARA PADA ANAK SEKOLAH DASAR PESISIR KOTA MAKASSAR Assessment and Risk Management of Lead in the Air for Coastal Primary School Student Makassar City Agus Bintara Birawida Departement Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unhas (
[email protected]) ABSTRAK Timbal bersifat neurotoksik akumulatif. Timbal dapat meracuni lingkungan yang berdampak pada seluruh sistem tubuh. Pada anak-anak, timbal menurunkan tingkat kecerdasan, pertumbuhan, pendengaran, menyebabkan anemia, dan dapat menimbulkan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan tingkah laku. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa besar laju asupan, durasi pajanan, frekuensi pajanan dan tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient/RQ) paparan timbal (Pb) pada anak SD. Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir Kota Makassar pada lima kecamatan yaitu kecamatan, Tamalate, Mariso, Ujung Tanah, Tallo dan Biringkanaya. Jenis Penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan rancangan analisis risiko kesehatan lingkungan. Jumlah asupan (Ink) timbal (Pb) dalam udara pada responden untuk perhitungan risiko penyakit karsinogen adalah 0,0103 µg/kg/hari dan untuk risiko penyakit non karsinogen adalah 0,0242 µg/kg/hari. Mayoritas responden memiliki nilai RQ>1, yaitu RQ 2,594 untuk pajanan risiko karsinogen dan RQ 6,054 untuk risiko non karsinogen. Kesimpulannya Adalah Anak sekolah dasar yang menghirup Udara yang tercemar Pb, lebih banyak berisiko, yaitu RQ>1 daripada yang tidak berisiko RQ<1, baik pada RQ karsinogen maupun non karsinogen Kata kunci : Penilain risiko, timbal, neurotoksik ABSTRACT Lead is neurotoxic accumulative. Lead can poison the environment which affects all body systems. In children, lead to lower levels will effect of intelligence, growth, loss, anemia, and cause attention deficit disorder and conduct disorder. The Aims of this study is to determine the rate of intake, duration of exposure, frequency of exposure and the level of health risk (Risk Quotient/RQ) exposure to lead (Pb) on elementary school children. This research was conducted in the coastal area of Makassar in five districts namely districts, Tamalate, Mariso, Ujung Tanah, Tallo and Biringkanaya. This study was an observational by using design analysis of environmental health risks. Total intake (Ink) lead (Pb) in the air at the respondent’s calculation of disease risk carcinogen is 0.0103 mg / kg / day and for non-carcinogenic risk is 0.0242 mg/kg/day. The majority of respondents have a value RQ> 1, the RQ 2,594 for the risk of exposure to carcinogens and RQ 6,054 for non-carcinogenic risk. The conclusion is a primary school Children who breathe polluted air Pb, more risky, the RQ>1 than non-risk RQ1, both at RQ carcinogens and non-carcinogens. Keywords: Risk assesment, lead, neurotoxic
54
JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016
PENDAHULUAN
dan anak taman kanak-kanak di Kota Makassar 90% diantaranya mengandung konsentrasi timbal dalam darahnya diatas ambang batas dan 10% lainnya memiliki konsentrasi timbal 10 µg/dl dalam darahnya. Rata-rata kandungan timbal dalam darah anak-anak yang diperiksa adalah 23,96µg/ dl.6 Pencemaran timbal sebagian besar disebabkan oleh asap kendaraan bermotor. Hampir 85% pencemaran timbal pada manusia berlangsung melalui pernafasan, 14% melalui pencernaan, dan sisanya 1% melalui kulit. Sebanyak 30-40% timbal yang terabsorbsi akan masuk ke dalam aliran darah lalu 95% timbal dalam darah tersebut diikat oleh eritrosit.7 Hasil penelitian membuktikan bahwa bahan tersebut tidak bisa diurai oleh tubuh. Jadi, timbal dapat merusak jaringan tubuh siapapun.8 Tujuan Penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa besar laju asupan, durasi pajanan, frekuensi pajanan dan tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient/RQ) paparan timbal (Pb) pada anak SD di wilayah pesisir kota Makassar
Timbal dapat meracuni lingkungan yang berdampak pada seluruh sistem tubuh. Pada anakanak, timbal menurunkan tingkat kecerdasan, pertumbuhan, pendengaran, menyebabkan anemia, dan dapat menimbulkan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan tingkah laku. Pemaparan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah, bahkan kematian. Anak-anak kecil sangat rentan terhadap keracunan timbal karena mereka menyerap jauh lebih banyak timbal dari lingkungannya daripada orang dewasa dan sistem syaraf pusat mereka masih dalam taraf berkembang. Timbal juga dapat meracuni sistem pembentukan darah merah karena dapat menimbulkan gangguan pembentukan sel darah merah.1 Timbal bersifat neurotoksi akumulatif. Pada anak kecil timbal dapat menimbulkan penurunan kemampuan otak, sedangkan pada orang dewasa dapat menimbulkan gangguan tekanan darah tinggi dan keracunan jaringan lainnya. Anak-anak di seluruh dunia saat ini berisiko terpapar oleh timbal dari berbagai sumber pencemar. Keracunan timbal menyumbang sekitar 0,6% dari beban penyakit global.2 Timbal merupakan salah satu bahan pencemar udara yang berbentuk partikulat. Baku mutu udara nasional untuk timbal berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara adalah sebesar 2 µg/m3 untuk 24 jam pengukuran3 sedangkan standar yang ditetapkan oleh WHO untuk konsentrasi timbal di udara adalah 0,5µg/m3. Sistem syaraf dan pencernaan anak masih dalam tahap perkembangan, sehingga lebih rentan terhadap timbal yang terserap. Anak dapat menyerap hingga 50% timbal yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan orang dewasa hanya menyerap 10-15%.1 Menurut ukuran internasional, ambang batas maksimum kandungan timbal adalah 0,15 gram perliter.4 Penelitian yang dilakukan oleh Shiek. B. Y di Taibah, Arab Saudi terhadap 167 siswa menunjukkan 85% responden memiliki konsentrasi Pb>10 µg/dl dalam darah dan 16,8% responden memiliki <10 µg/dl dan hasilnya menunjukkan ada hubungan kadar Pb dalam darah dengan penurunan IQ dan performa kerja.5 Penelitian yang dilakukan oleh Khidri, dkk, terhadap anak jalanan
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir Kota Makassar pada lima kecamatan yaitu Kecamatan, Tamalate, Mariso, Ujung Tanah, Tallo dan Biringkanaya. Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan rancangan analisis risiko kesehatan lingkungan. Populasi dalam penelitian ini terbagi dua yaitu populasi lingkungan dan populasi manusia. Populasi lingkungan adalah semua Pb udara di lima kecamatan wilayah pesisir kota Makassar. Populasi manusia adalah semua anak sekolah dasar dan bermukim di lima kecamatan pesisir Kota Makassar. Adapun sampel lingkungan dalam penelitian ini adalah tiga titik lokasi dengan tiga kali pengulangan Pb udara di lima kecamatan wilayah pesisir Kota Makassar. Sedangkan sampel manusia adalah sebanyak 45 orang anak Sekolah Dasar dan bermukim di lima kecamatan pesisir Kota Makassar. Sampel udara di ambil pada stasiun yang masing-masing di lakukan selama 3 kali pengulangan waktu pagi, siang, dan sore hari. Partikel di udara ditangkap dengan menggunakan alat HVAS (High Volume Air Sample) dan media penyaring atau filter. Pb yang terkandung di dalam partikel tersuspensi tersebut didekstruksi dengan
55
Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir
menggunakan pelarut asam, kemudian diukur dengan alat Spektrofometer Serapan Atom. Sampel udara di ambil pada stasiun yang masing-masing di lakukan selama 3 kali pengulangan waktu pagi, siang, dan sore hari. Partikel di udara ditangkap dengan menggunakan alat HVAS (High Volume Air Sample) dan media penyaring atau filter. Pb yang terkandung di dalam partikel tersuspensi tersebut di dekstruksi dengan menggunakan pelarut asam, kemudian diukur dengan alat Spektrofometer Serapan Atom. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah analisis risiko kesehatan lingkungan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pajanan responden (Intake/I) dan tingkat risiko responden (Risk Quotient/RQ).9 Analisis tingkat pajanan atau intake dilakukan untuk mengetahui besarnya pajanan risk agent timbal (Pb) yang diterima responden perkilogram berat badan setiap harinya. Perhitungan tingkat pajanan (intake)10 :
sih berada di bawah batas normal dan udara yang dihirup anak sekolah dasar tersebut masih dalam batas aman dari risiko menderita penyakit sepanjang hidupnya. Sedangkan, bila RQ>1 menunjukkan paparan berada diatas batas normal dan udara yang dihirup anak sekolah dasar tersebut berisiko menderita penyakit sepanjang hidupnya. Analisis ini berguna untuk mengetahui manajemen pengurangan risiko kesehatan akibat paparan timbal (Pb) yang terdapat dalam udara terhadap anak sekolah dasar. Manajemen pengurangan risiko yang dapat digunakan adalah menurunkan konsentrasi, mengurangi laju konsumsi, dan membatasi durasi pajanan.9
HASIL
Tabel 1 menunjukkan kandungan rata- rata timbal (Pb) di dalam udara yang diperoleh di lima kecamatan pesisir Kota Makassar paling tinggi pada Kecamatan Tallo yaitu 1,634 µg/M3 dan belum melewati batas maksimum timbal dalam udara yaitu 2 µg/M3, sedangkan yang paling rendah pada Kecamatan Biringkanaya yaitu 0,106 mg/ kg. Tabel 2 menunjukkan bahwa laju asupan terhadap 45 responden berdasarkan inhalasi udara yang mengandung kandungan timbal (Pb) dalam 6 jam, laju asupan tertinggi yaitu 44,50 % responden menginhalasi udara 1-10µgr/M3jam, sedangkan laju asupan terendah yaitu 11,10 % responden menginhalasi udara 31-40 µgr/M3jam. Tabel 2 menunjukkan bahwa durasi pajanan responden berdasarkan inhalasi udara yang
Keterangan: Ink : intake (asupan), jumlah risk agent yang diterima individu per berat badan per hari (mg/ kg/hari) C : konsentrasi riskagent (mg/kg) atau (mg/L) R : laju (rate) asupan (gr/hari) atau (L/hari) fE : frekuensi pajanan tahunan (hari/tahun) Dt : durasi pajanan (tahun) Wb: berat badan (kg) tavg: perioda waktu rata-rata (70 tahun x 365 hari/ tahun) untuk efek karsinogen dan (30 tahun x 365 hari/tahun) untuk efek non karsinogen
Tabel 1. Distribusi Kandungan Rata-rata Timbal (Pb) dalam Udara yang di Inhalasi Masyarakat di Lima Kecamatan Pesisir Kota Makassar Kecamatan
Untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan yang akan terjadi dari masing-masing individu, maka dilakukan perhitungan RQ sesuai dengan persamaan berikut10 : Hasil perhitungan RQ dapat menunjukkan tingkat risiko kesehatan pada anak sekolah dasar akibat menghirup timbal (Pb) yang terdapat dalam udara. Apabila RQ ≤ 1 menunjukkan paparan ma-
n
Mean
Tamalate
9
0,626
Mariso
9
0,493
Ujung Tanah
9
1,191
Tallo
9
1,634
Biringkanaya
9
0,106
Sumber : Data primer, 2013
56
Minimum Maksimum 0,132 1,204 0,141 1,622 0,239 2,365 0,863 2,111 0,052 0,197
SD 0,325 0,474 0,812 0,469 0,041
JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016
Tabel 2. Distribusi Indikator Intake Responden di Lima Kecamatan Pesisir Kota Makassar Indikator Laju Asupan (µg/jamM3) 1 – 10 11 – 20 21 – 30 31 - 40 Durasi Pajanan (Tahun) 0-4 0-5 0-6 Frekuensi pajanan (Hari/Tahun) 50 – 150 150 – 250 250 – 350 Berat Badan (Kg) 20 – 29 30 – 39 40 – 49 > 50
n
%
20 14 6 5
44,50 31,10 13.30 11,10
15 15 15
33,33 33,33 33,33
2 23 20
4,50 51,10 44,40
25 15 4 1
56 33 9 2
udara selama 50-150 hari/tahun. Tabel 2 menunjukkan bahwa berat badan responden hasil penelitian ini bervariasi antara 20 kg hingga 60 kg. Rata-rata berat badan responden adalah 29,25 kg. Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa berat badan tertinggi pada responden, yaitu 25 % responden memiliki berat badan antara 2029 kg, sedangkan berat badan terendah, yaitu 2 % responden memiliki berat badan >50 kg. Analisis risiko ada dua tahap, yaitu analisis tingkat pajanan atau intake (I) dan analisis tingkat risiko atau Risk Qoutien (RQ). Contoh perhitungan untuk intake tiap responden adalah responden dengan nomor responden 31, setiap hari berada di Kecamatan Tallo. Memiliki berat badan 34,2 kg, menginhalasi udara selama 288 hari/tahun selama 5 tahun. Setiap hari menginhalasi udara sebanyak 3.350 µg/ M3jam. Konsentrasi timbal (Pb) dalam udara adalah 1,88µg/kg. Maka besarnya intake timbal (Pb) untuk paparan 30 tahun (non karsinogen) dan 70 tahun (karsinogen). Intake timbal (Pb) dalam udara pada pajanan 70 tahun :
Sumber : Data primer, 2013
mengandung residu timbal (Pb), frekuensi durasi pajanan masing-masing responden sama 33,33 % semakin tinggi tingkat kelas, durasi paparannya semakin tinggi. Tabel 2 menunjukkan bahwa frekuensi pajanan responden berdasarkan inhalasi udara yang mengandung timbal (Pb), frekuensi tertinggi yaitu 51,10 % responden menginhalasi udara selama 150-250 hari/tahun, sedangkan yang terendah yaitu 4,50 % responden menginhalasi
Gambar 1. Distribusi RQ Pajanan Timbal (Pb) untuk Risiko Penyakit Karsinogen dan Non Karsinogen pada Responden di Lima Kecamatan Pesisir Kota Makassar
57
Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir
Tabel 3. Uji Shapiro-Wilk untuk Mengetahui Normal atau Tidaknya Distribusi Data Variabel Penelitian
0,72
p-value Shapiro-Wilk 0,011
144,00 288,00
37,77
0,000
5 5
4 6
0,825
0,000
Laju asupan (gr/hari)
12,86 12,01
0,35 38,28
11,09
0,005
Berat badan (kg)
29,253 28
20 50,30
7,11
0,005
RQ untuk risiko non karsinogen (paparan 30 tahun)
4,510 2,256
0,02 21,97
5,387
0,000
RQ untuk risiko karsinogen (paparan 70 tahun)
10,523 5,264
0,04 51,25
12,57
0,000
Variabel Konsentrasi Timbal (Pb) dalam Udara (mg/kg) Frekuensi Paparan (hari/tahun) Durasi Paparan (tahun)
Mean Median 0,810 0,578
Minimum Maksimum 0,052 2,365
253,86 240
SD
Sumber : Data primer, 2013
Intake timbal (Pb) dalam udara pada pajanan 30 tahun : RQ timbal (Pb) dalam udara untuk risiko penyakit non karsinogen :
Jumlah asupan (Ink) timbal (Pb) dalam udara pada responden 31 untuk perhitungan risiko penyakit karsinogen adalah µg/kg/hari dan untuk risiko penyakit non karsinogen adalah µg/kg/hari. Langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat risiko (RQ) timbal (Pb) terhadap responden tersebut. Konsentrasi acuan (RfC) untuk timbal (Pb) menurut US-EPA tahun 2006 adalah 0,004 mg/kg/hari. Maka perhitungan RQ timbal (Pb) dalam udara untuk risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen. RQ timbal (Pb) dalam udara untuk risiko penyakit karsinogen :
Responden no. 31 memiliki nilai RQ>1, yaitu RQ 2,594 untuk pajanan risiko karsinogen dan RQ 6,054 untuk risiko non karsinogen maka dapat disimpulkan bahwa responden no. 31 termasuk dalam kelompok berisiko terhadap efek penyakit karsinogen dan non karsinogen. Gambar 1 terlihat bahwa RQ karsinogen responden kelompok berisiko lebih tinggi yaitu 34 responden dibandingkan dengan kelompok tidak beresiko sebanyak 11 responden. Gambar 1, dengan gangguan kesehatan yang dialami tiga bulan terakhir diantaranya sakit kepala, batuk, dan gang-
58
JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016
Tabel 4. Konsentrasi, Laju Asupan, dan Durasi Paparan Timbal (Pb) dalam Udara yang Aman di Inhalasi Responden Menurut Kelompok Berat Badan untuk Risiko Karsinogen dan Non Karsinigen di Lima Kecamatan Pesisir Kota Makassar Berat Badan (Kg) 20 25 30 35 40 45 50 55
Risiko Karsionegen Konsentrasi Laju Asupan Durasi Timbal Timbal Paparan (Pb) (Pb) Timbal (Pb) 0.1774 3.684 1.5 0.2218 4.605 1.9 0.2661 5.526 2.3 0.3105 6.446 2.7 0.3549 7.367 3.1 0.3992 8.288 3.5 0.4436 9.209 3.8 0.4879 10.130 4.2
Risiko Non Karsinogen Konsentrasi Laju Asupan Durasi Timbal Timbal Paparan (Pb) (Pb) Timbal (Pb) 0.0760 1.579 0.658 0.0951 1.973 0.822 0.1141 2.368 0.987 0.1331 2.763 1.151 0.1521 3.157 1.316 0.1711 3.552 1.480 0.1901 3.947 1.644 0.2091 4.341 1.809
Sumber : Data primer, 2013
guan system saraf. Kelompok dengan nilai RQ≤1 dikategorikan sebagai kelompok aman, sedangkan kelompok dengan nilai RQ>1 disebut kelompok berisiko terhadap efek karsinogen. Gambar 1 terlihat bahwa RQ non karsinogen responden kelompok berisiko lebih tinggi yaitu 36 responden di bandingkan dengan kelompok tidak berisiko sebanyak 9 responden. Gambar 1, dengan gangguan kesehatan yang dialami tiga bulan terakhir diantaranya sakit kepala, batuk, dan gangguan system saraf. Kelompok dengan nilai RQ≤1 dikategorikan sebagai kelompok aman, sedangkan kelompok dengan nilai RQ>1 disebut kelompok berisiko terhadap efek non karsinogen. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data variabel penelitian. Uji yang digunakan dalam analisis ini adalah uji Shapiro-Wilk untuk variabel dengan jumlah sampel <50, sedangkan untuk variabel dengan jumlah sampel ≥50, digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tabel 3 menunjukkan bahwa semua data variabel yang ada terdistribusi tidak normal karena nilai p<0,05. Perhitungan atau penggunaan selanjutnya pada data yang distribusinya tidak normal (p≤0,05) digunakan nilai median, sedangkan pada data yang distribusinya normal (p>0,05) digunakan nilai rata-rata. Analisis univariat digunakan untuk melanjutkan perhitungan ke tahapan manajemen risiko dengan mengurangi konsentrasi, laju asupan serta durasi pajanan yang didapatkan dari hasil perhitungan manajemen risiko dengan menggunakan nilai median dan
mean.
Penurunan konsentrasi timbal (Pb) pada dasarnya berbeda-beda untuk setiap responden. Hal ini dipengaruhi oleh pola paparan dan karakteristik antropometri tiap responden berbeda. Berikut contoh perhitungan penurunan konsentrasi timbal (Pb) pada udara untuk risiko karsinogen (pajanan 70 tahun) yang diinhalasi oleh responden dengan berat badan 30 kg, durasi paparan 5 tahun, frekuensi paparan 240 hari/tahun, laju inhalasi12 mg/hari, dan nilai Rfd=0,004 mg/kg/hari. Rfd= Ink, maka rumusnya menjadi : Konsentrasi timbal (Pb) 0,2661 µg/kg adalah konsentrasi yang aman terhadap risiko karsinogen bagi responden dengan berat badan 30 kg dan menginhalasi udara 12µg/hari untuk diinhalasi terus-menerus selama 5 tahun dengan frekuensi 240 hari/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai C timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi untuk risiko non karsinogen (durasi pajanan 30 tahun) adalah 0,1141µg/kg. Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan konsentrasi timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi terhadap risiko karsinogen dan non karsinogen untuk frekuensi pajanan 240 hari/tahun, durasi pajanan 5 tahun, dan laju asupan 12µg/ M3hari berdasarkan kelompok berat badan. Tabel 4 terlihat bahwa semakin tinggi berat badan responden semakin tinggi pula konsentrasi timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi respon-
59
Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir
mg/kg, dan nilai Rfd=0,004 mg/kg/hari. Rfd=Ink, maka rumusnya menjadi :
den terhadap risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen. Selain itu, tabel 20 di atas juga memperlihatkan bahwa konsentrasi timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi responden lebih tinggi pada risiko karsinogen dibandingkan risiko non karsinogen. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan atau memanipulasi nilai intake agar sama dengan RfC adalah mengurangi jumlah inhalasi. Dengan kata lain menurunkan laju asupan. Sebagai contoh, perhitungan penurunan laju asupan timbal (Pb) dalam udara untuk risiko karsinogen pada responden dengan berat badan 30 kg, frekuensi pajanan 240 hari/tahun, durasi paparan 5 tahun konsentrasi timbal (Pb) dalam udara 0,578µg/kg, dan nilai Rfd=0,004 mg/kg/hari. Rfd= Ink, maka rumusnya menjadi :
Durasi pajanan 2,3 tahun adalah lama paparan yang aman untuk risiko karsinogen bagi responden dengan berat badan 30 kg, frekuensi paparan 240 hari/tahun, laju asupan 12µgr/hari dan konsentrasi timbal (Pb) 0,578 µg/kg. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapat nilai Dt (Durasi Pajanan) timbal (Pb) dalam udara untuk risiko non kanker (pajanan 30 tahun) adalah 0,987 tahun. Tabel 4 memperlihatkan hasil perhitungan durasi paparan timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi terhadap risiko karsinogen dan non karsinogen untuk frekuensi paparan 240 hari/tahun, laju asupan 12µg/hari, dan konsentrasi timbal (Pb) 0,578 µg/kg berdasarkan kelompok berat badan. Tabel ini menunjukkan bahwa semakin tinggi berat badan responden semakin lama pula durasi paparan yang aman terhadap risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen. Selain itu, Tabel 4 juga memperlihatkan bahwa durasi paparan timbal (Pb) dalam udara yang aman bagi responden lebih lama pada risiko karsinogen dibandingkan risiko non karsinogen.
Laju asupan 5,526µg/hari adalah jumlah yang aman untuk risiko karsinogen bagi responden dengan berat badan 30 kg, durasi pajanan 5 tahun, frekuensi 240 hari/tahun, dan konsentrasi timbal (Pb) 0,578µg/kg. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapat nilai R (laju asupan) timbal (Pb) dalam udara untuk risiko non kanker (pajanan 30 tahun) adalah 2,368µg/m3hari. Tabel 4 memperlihatkan hasil perhitungan laju asupan timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi terhadap risiko karsinogen dan non karsinogen untuk frekuensi pajanan 240 hari/tahun, durasi pajanan 5 tahun, dan konsentrasi klorprifos 0,578 mg/kg berdasarkan kelompok berat badan. Tabel di atas terlihat bahwa semakin tinggi berat badan responden semakin tinggi pula laju asupan yang aman terhadap risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen. Selain itu, Tabel 4 memperlihatkan bahwa laju asupan timbal (Pb) dalam udara yang aman diinhalasi responden lebih tinggi pada risiko karsinogen dibandingkan risiko non karsinogen. Upaya ke-3 yang dapat dilakukan untuk menurunkan atau memanipulasi nilai intake agar sama dengan Rfd adalah mengurangi durasi paparan timbal (Pb). Sebagai contoh, perhitungan penurunan durasi paparan timbal (Pb) dalam udara untuk risiko karsinogen pada responden dengan berat badan 30 kg, frekuensi pajanan 240 hari/ tahun, konsentrasi timbal (Pb) dalam udara 0,578
PEMBAHASAN
Secara umum Kecamatan Tallo merupakan kecamatan yang paling tercemar oleh logam berat Pb, baik jalurnya melalui udara maupun makanan. Oleh karenanya, perhatian dalam kebijakan penanggulangan/penurunan Pb ini harus di memprioritaskan daerah ini. Data hasil penelitian juga terlihat bahwa daerah yang masih aman dari paparan Pb secara spasial adalah wilayah pesisir kecamatan Biringkanaya. Oleh karena, letak yang jauh dari pemukiman padat membuat lingkungan di wilayah masih jauh dari hazard Pb, baik di udara, tanah, perairan, maupun manusia. Hasil perhitungan RQ diketahui semakin tinggi berat badan responden semakin rendah nilai RQ yang didapatkan. Seseorang yang memiliki berat badan yang rendah akan mudah mengalami toksisitas daripada yang memiliki berat badan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, semakin tinggi berat badan responden semakin kecil risiko menderita penyakit karsinogen dan penyakit non karsinogen. Dari hasil penelitian analisis risiko Pb
60
JURNAL MKMI, Vol. 12 No. 1, Maret 2016
terhadap anak sekolah dasar di pesisir Makassar menunjukan bahwa paparan timbal di udara telah meningkatkan risiko perilaku dan penurunan intelektual, tertunda pubertas, mengurangi pertumbuhan postnatal, dan bahkan menyebabkan nefropati pada anak anak.11-16 Hasil penelitian menjelaskan bahwa semakin tinggi berat badan responden semakin besar laju asupan kerang yang mengandung timbal (Pb) yang aman terhadap risiko penyakit karsinogen dan non karsinogen. Selain itu, hasil penelitian juga memperlihatkan laju asupan yang mengandung Pb yang aman bagi responden lebih besar pada risiko karsinogen dibandingkan risiko non karsinogen. Analisis risiko Pb udara melalui inhalasi mengungkapkan bahwa wilayah Kecamatan Tallo adalah wilayah berisiko, baik lingkungan, maupun individunya, sedangkan wilayah Biringkanaya adalah wilayah yang aman dari paparan timbal tersebut. Kekurangan metode dengan analisis risiko dalam penelitian ini, belum bisa menentukan suatu risiko dengan skala ordinal, yaitu tinggi, sedang, rendah, tetapi hanya menentukan suatu wilayah atau individu berisiko atau tidak berisiko terhadap pajanan/paparan timbal (Pb).
http://www.depkes.go.id/downloads. udara PDF. 4. Santi, D.N. Pencemaran Timbal oleh Udara dan Pengaruhnya Terhadap Penanggulangannya. 2001 (diakses tanggal 24 September 2011). Available at : http://www.library.usu. ac.id/dowload. 5. Shiek, et.al. Measurement Of Blood Lead Levels Among Medical Students In Faculty Of Medicine Taibah University And Their Effects On Intelligent Quotients And Study Performance Rates. International Journal Of Academic Research. 2010 (diakses tanggal 10 Oktober 2011). Available at : www.mdpi.com/ journal/ijerph. 6. Khidri. Kadar Timbal dalam darah Anak-anak di Kota Makassar. 2008 (diakses tanggal 10 Februari 2012). Available at : http://www.pdpersi.co.id. 7. Palar, H. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : PT. Rineka Cipta; 2008. 8. KPPB. Dampak Pemakaian Bensin Bertimbal dan Kesehatan. 2005 (diakses tanggal 24 Setember 2011). Available at : http://www.kpbb. org/pdf. 9. Rahman. Pelatihan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Bahan ajar. Jakarta : Universitas Indonesia; 2007. 10. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Toxicological Profile for Lead. US. Department of Health and Human Services; 2007. 11. Lanphear, B.P., Dietrich, K., Auinger, P., Cox, C. Cognitive deficits associated with blood lead concentrations b10 microg/dL in US children and adolescents. Public Health Rep. 2000;115, 521. 12. Canfield, R.L., Henderson Jr., C.R., Cory-Slechta, D.A., Cox, C., Jusko, T.A., Lanphear, B.P. Intellectual impairment in children with blood lead concentrations below 10 μg per deciliter. N. Engl. J. Med. 2003; 348, 1517–1526. 13. Finster, M.E., Gray, K.A., Binns, H.J. Lead levels of edibles grown in contaminated residential soils: a field survey. Sci. Total Environ. 2004; 320, 245–257. 14. Wang, Q., Zhao, H., Chen, J., Gu, K., Zhang, Y., Zhu, Y., et al. Adverse health effects of lead
KESIMPULAN DAN SARAN
Anak sekolah dasar yang menghirup udara yang tercemar Pb, lebih banyak berisiko, yaitu RQ >1 daripada yang tidak berisiko RQ <1, baik pada RQ karsinogen maupun non karsinogen. Berat badan berbanding lurus dengan managemen risiko kesehatan lingkungan baik pada resiko Pb inhalasi. Melaksanakan upaya pencegahan dan pengobatan dengan penyuluhan kesehatan, agar masyarakat memeriksa kesehatan sedini mungkin dan program pemeriksaan kesehatan siswa SD secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
1. Widowati, dkk. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET; 2008. 2. WHO. Lead Enviromental Health Criteria 3. Geneva; 1997. 3. Depkes. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan, 2005 (diakses tanggal 24 Januari 2012). Available at :
61
Agus Bintara Birawida : Penilaian dan Manajemen Risiko Timbal di Udara pada Anak Sekolah Dasar Pesisir
exposure on children and exploration to internal lead indicator. Sci. Total Environ. 2009; 407, 5986–5992. 15. Abadin, H., Ashizawa, A., Stevens, Y.-W., Llados, F., Diamond, G., Sage, G., et al., Toxicological Profile for Lead. Public Health Service Agency for Toxic Substances and Disease
Registry, US Department of Health and Human Services; 2007. 16. Jusko, T.A., Henderson, C.R., Lanphear, B.P., Cory-Slechta, D.A., Parsons, P.J., Canfield, R.L. Blood lead concentrations b10 microg/ dL and child intelligence at 6 years of age. Environ. Health Perspect. 2008; 116, 243–248.
62
UCAPAN TERIMA KASIH Penanggung jawab, pemimpin, dan segenap redaksi Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia menyampaikan penghargaan yang setinggi- tingginya serta ucapan terima kasih yang tulus kepada para mitra bebestari sebagai penelaah dalam Volume 12, Nomor 1, Maret 2016. Berikut ini adalah daftar nama mitra bebestari yang berpartisipasi : Prof. Dr. Umar FahmiAhmadi, MPH, Ph.D (FKM Universitas Indonesia) Anwar Mallongi SKM., MSc.PhD (FKM Universitas Hasanuddin) Prof. DR. Dr. HJ.Mukono,dr.,MS.,MPH (FKM Universitas Airlangga) Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD (FK Universitas Sebelas Maret) Prof.Dr.dr.Veni Hadju.,M.Sc,Ph.D (FKM Universitas Hasanuddin) Dr. Santi Martini, dr., M.Kes (FKM Universitas Airlangga) Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc (FKM Universitas Indonesia) Dr. Masni, Apt, MSPH (FKM Universitas Hasanuddin) Dr. dr. Helda, M.Kes (FKM Universitas Indonesia) Dr. Nurhaedar Jafar.,Apt.,M.Kes (FKM Universitas Hasanuddin) dr. Asri C. Adisasmita, MPH., M.Phil., Ph.D (FKM Universitas Indonesia) Prof. dr. H.M. Nasrum Massi, Ph.D (FK Universitas Hasanuddin) Dr. dra. Rita Damayanti, MSPH (FKM Universitas Indonesia) dr. M. Furqaan Naiem., M.Sc.,Ph.D (FKM Universitas Hasanuddin) Dr. Dian Ayubi, S.KM., M.QIH (FKM Universitas Indonesia) Prof. Dr. dr. Muh. Syafar., MS (FKM Universitas Hasanuddin) Dr. dr. Helda, M.Kes (FKM Universitas Indonesia) Prof. dr. Anak Agung Gde Muninjaya, MPH (FK Universitas Udayana) Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes (FK Universitas Andalas) Prof. Nasrin Kodim, MPH (FKM Universitas Indonesia) Dr. dr. A. Indahwaty Sidin., MHSM (FKM Universitas Hasanuddin) Prof. Dr. Dra. Asiah Hamzah, MA (FKM Universitas Hasanuddin) Atas kerjasamanya yang terjalin selama ini, dalam membantu kelancaran penerbitan Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, semoga kerjasama ini dapat berjalan dengan baik untuk masa yang akan datang.
PEDOMAN UNTUK PENULIS Pengiriman Artikel Artikel yang dikirimkan untuk dimuat dalam Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia (MKMI) belum pernah dipublikasikan, original dan tidak dikirimkan ke penerbit lain pada waktu yang bersamaan dengan menandatangani surat pernyataan. Semua artikel akan di bahas oleh para pakar dalam bidang keilmuan yang sesuai (peer review). Artikel harus sesuai dengan pedoman penulisan Jurnal MKMI. Penggunaan istilah asing non medis sedapat mungkin dihindari atau disertai terjemahan penjelasannya. Penulisan Artikel Naskah diketik dalam program Microsoft Word 2007 diketik pada kertas berukuran A4, dengan batas tepi (margin) 2,5 cm tiap tepi, huruf (font) Times New Roman, besar huruf (font size) 12 point dan spasi 1,5 maksimum 15 halaman dalam satu artikel. Setiap halaman diberikan nomor secara berurutan, mulai dari halaman judul sampai terakhir pada sudut sebelah kanan bawah. Naskah dikirimkan dalam bentuk print out sebanyak 2 (dua) rangkap dengan file yang tersimpan dalam CD, atau pengiriman naskah dapat juga dilakukan sebagai attachment e-mail ke alamat:
[email protected] Komponen Artikel Setiap bagian/komponen dari artikel dimulai pada halaman baru, dengan urutan: halaman judul, abstrak, kata kunci (key words), teks keseluruhan, ucapan terima kasih (jika dibutuhkan), daftar pustaka, tabel dan gambar. Tabel dan gambar diberi nomor sesuai dengan urutan penampilannya dalam teks dengan menggunakan angka. Halaman Judul Halaman judul (halaman pertama) harus mencakup: a. Judul artikel yang dibuat singkat, jelas, spesifik dan informatif. b. Nama dan alamat setiap penulis, nama departemen dan lembaga afiliasi penulis c. Nama korespondensi serta nomor telpon, nomor faximile dan alamat e-mail Abstrak dan Kata Kunci (Key Word) Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bentuk abstrak tidak terstruktur dalam 1 (satu) paragraf dan tidak lebih dari 200 kata. Abstrak harus berisi latar belakang, tujuan penelitian,
metode, hasil, pembahasan dan kesimpulan. Kata kunci (key word) dicantumkan dibawah abstrak pada halaman yang sama sebanyak 3-5 buah kata. Gunakan kata-kata yang sesuai dengan daftar pada Index Medicus. Teks Teks artikel penelitian dibagi dalam beberapa bagian yang dengan urutan : Pendahuluan (Introduction), Bahan dan Metode (Materials and Methods), Hasil (Result) dan Pembahasan (Discussion), Kesimpulan dan Saran (Conclusion and Recommendation). Pendahuluan berisi, latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian pustaka dan tujuan penelitian. Seluruh Pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel. Metode berisi rancangan penelitian, populasi/sampel, teknik pengumpulan data dan analisis data teknik statistik. Hasil Penelitian, berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, jika ada tabel dan grafik maka dijelaskan secara rinci. Pembahasaan, berisi pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis. Panjang paparan hasil dan pembahasan 40-60% dari total panjang artikel. Kesimpulan dan Saran, berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian atau berupa intisari hasil pembahasan. Isi Saran sesuai dengan apa yang telah dikaji dari pembahasan yang menjadi penting untuk penelitian selanjutnya. Ucapan Terima Kasih Jika diperlukan ucapan terimakasih dapat diberikan kepada 1) pihak-pihak yang memberikan bantuan dana dan dukungan, 2) dukungan dari bagian dan lembaga, 3) para profesional yang memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah. Daftar Pustaka Daftar pustaka ditulis sesuai aturan penulisan Vancouver. Semua referensi yang digunakan dalam penulisan di daftar pustaka diberi nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam artikel, bukan menurut abjad. Hanya mencantumkan kepustakaan yang dipakai dan relevan dengan isi artikel. Sumber rujukan minimal 80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Sumber rujukan berupa jurnal dari artikel minimal 60% dari total daftar pustaka. Rujukan yang digunakan adalah sumber primer berupa artikel penelitian dalam jurnal atau laporan penelitian, buku atau artikel yang terkait
dari sumber resmi. Artikel yang dimuat dalam jurnal MKMI disarankan untuk digunakan sebagai rujukan. a. Artikel dalam Jurnal 1. Jurnal satu penulis Leida I.M. Faktor Risiko Kegagalan Konversi pada Penderita Tuberkulosis BTA Positif Baru. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2010; 6(3):136-40. 2. Jurnal dengan lebih dua penulis Magee, M. J., Foote, M., Maggio, D. M., Howards, P. P., Narayan, K., Blumberg, H. M., Ray, S. M. & Kempker, R. R. Diabetes Mellitus and Risk of All-Cause Mortality among Patients with Tuberculosis in the State of Georgia, 2009-2012. Annals of epidemiology, 2014:24(1):369-75. 3. Organisasi sebagai penulis The Cardiac Society of Australia and New Zealand. Clinical Exercise Stress Testing. Safety and Performance Guidelines. Medical Journal of Australia. 2006;16 (4):282-423. 4. Tanpa nama penulis Management of Acute Diarrhea. Lancet. 2010;1(2):623-25. b. Buku atau Monografi Lainnya 1. Penulis Perorangan Notoatmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 2. Penulis lebih dari 2 orang Seeley, R, VanPutte, C, Regan, J & Russo, A. Seeley’s anatomy & physiology. New York: Mc Graw-Hill; 2011. 3. Editor sebagai penulis Tawali A, Dachlan DM, Hadju V, dan Thaha Ar. Pangan dan Gizi : Masalah, Program Intervensi dan Teknologi Tepat Guna. Makassar: DPP Pergizi Pangan dan Pusat Pangan, Gizi dan Kesehatan; 2002. 4. Prosiding konferensi Jalal, F dan Atmojo, SM. Peranan Fortifikasi dalam
Penanggulangan Masalah Kekurangan Zat Gizi Mikro. Prosiding Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI; 17-20 Februari 2008; Serpong. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 2008. 5. Laporan ilmiah atau teknis Badan Pusat Statistik. Laporan Hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga. Jakarta: BPS; 2003. 6. Skripsi, tesis atau disertasi Nuralya, St. Pengaruh Konseling Gizi dan Gaya Hidup terhadap Kadar Glukosa Darah dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Minasa Upa [Tesis]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013. 7. Artikel dalam Koran Yahya M. Sulsel Lumbung Pangan, tapi Kekurangan Gizi, Fajar, Selasa 14 September 2009. 8. Bab dalam buku Lewis BA. Structure and Properties of Carbohydrates. In: Biochemical and Physiological Aspects of Human Nutrition. Philadelphia: W. B. Saunders Company; 2000. pp.3-18. 9. Peraturan Pemerintah atau Undang-Undang UU No 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit. Jakarta : Kementerian Kesehatan. c. Materi Elektronik Beaver, M., 2000. Errant Greenhouse Could Still be Facing Demolition. Building Design [Online] 24 Nov., p.3 [diakses 15 Agustus 2007]. Available at: http://www.infotrac.london.galegroup.com/itweb/ sbu_uk. d. Tabel, Gambar dan Grafik Setiap tabel ditulis pada halaman terpisah dan diketik spasi 1. Nomor urut tabel dan gambar sesuai urutan penampilannya dalam teks dengan menggunakan angka.
FORMULIR BERLANGGANAN JURNAL MKMI
Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : ………………………………………………………………………………. Alamat : ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. Wilayah : 1. Dalam Kota Makassar *lingkari 2. Luar Kota Makassar Telepon : ………………………………………………………………………………. Email : ………………………………………………………………………………. bersedia untuk menjadi pelanggan Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia (MKMI) dengan biaya berlangganan (pilih salah satu) : Rp. 500.000,- / tahun (Jurnal 4 edisi, Luar Kota Makassar, ongkos kirim) Rp. 400.000,- / tahun (Jurnal 4 edisi, Dalam Kota Makassar)
…………….…………………, 2016
(………………………………………)
Pembayaran ditransfer ke: No. Rek BNI. 0277269148 a.n. Ibu Ida Leida Maria, SKM Bukti transfer berikut formulir ini dikembalikan ke: Sekretariat Redaksi Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Husni dan Syamsiah d.a. Ruang Jurnal FKM Lt.1 Kampus UNHAS – Tamalanrea 90245 Telp. (08114440454), Fax (0411) 586 013. E-mail:
[email protected]
Volume 12, Nomor 1, Maret 2016