Disampaikan oleh :
VISI Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015
MISI Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
LATAR BELAKANG Program Kependudukan dan Keluarga Berencana
(KKB) merupakan upaya penting dalam mensejahterakan masyarakat dan peningkatan kualitas SDM.
Untuk meningkatkan pelaksanaan program
Kependudukan dan KB perlu direvitalisasi agar pencapaian program dapat optimal dalam rangka penurunan laju pertumbuhan penduduk.
Keberhasilan program KKB memerlukan adanya peran
serta dan kemitraan sektor terkait (Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Swasta).
Pelaksanaan Program KKB era BPJS.
PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN BESAR + BERKUALITAS
BESAR + TIDAK BERKUALITAS
MODAL PEMBANGUNAN
BEBAN PEMBANGUNAN
Indonesia:
Penduduk besar ranking 4 IPM rendah ranking 124 (dari 187 negara)
Dampak Kependudukan Thd Pembangunan Pangan Pendidikan
Jumlah Penduduk
Air Kesehatan
Besar Kualitas Penduduk Degradasi Lingkungan
Rendah
Persebaran Pnddk Tdk Merata
Infrastruktur
Pemukiman
Human Security
Lapangan Kerja
Lahan
PENYEBAB TIDAK LANGSUNG KEMATIAN IBU 4 TERLALU : 1. Terlalu Muda Melahirkan (<20 Tahun) 2. Terlalu Tua Melahirkan (>35 Tahun) 3. Terlalu Dekat Jarak Melahirkan (<2 Tahun) 4. Terlalu Banyak Jumlah Anaknya (>2 Anak)
Manfaat Bila “4 Terlalu Bisa Dihindari” Bahwa setiap kehamilan yang terjadi merupakan kehamilan yang diinginkan. Ibu akan mempunyai kesehatan reproduksi yang prima dan memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan keluarga. Anak-anak akan tumbuh sehat, cerdas dan mempunyai peluang mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Keluarga berpeluang untuk meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan kesejahteraan.
Bayi lahir sehat, ibu selamat, keluarga sejahtera
KEBIJAKAN PROGRAM KKB Membantu calon atau pasangan suami isteri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab tentang : a. Usia ideal perkawinan, b. Usia ideal untuk melahirkan, c. Jumlah ideal anak, d. Jarak ideal kelahiran anak, dan e. Penyuluhan kesehatan reproduksi. ( UU No. 52 Tahun 2009)
Kebijakan Program Kependudukan dan KB Meningkatkan koordinasi, keterpaduan, dan kemitraan dengan sektor terkait. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB dalam JKN. Promosi dan KIE pelayanan KB dalam JKN. Menjamin ketersediaan alkon di selurah fasilitas kesehatan. Menjamin tersedianya tenaga kesehatan yang kompeten dalam pelayanan KB. Meningkatkan pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) prioritas 2014 . Memantapkan jaringan pelayanan KB sampai lini lapangan.
S T R AT E G I P E L AYA N A N K B
Pemenuhan kebutuhan alokon sesuai kebutuhan dan berkesinambungan pada setiap Faskes-KB yang terregistrasi BKKBN dan menjadi jejaring BPJS
Pemenuhan kebutuhan SDM yang kompeten (Provider pelayanan KB terlatih/kompeten)
Kemitraan Organisasi Profesi terkait terutama IDI dan pemberdayaan IBI dalam penjaminan kelangsungan pelayanan KB di seluruh Faskes-KB
BPJS menjamin pelayanan KB era JKN di faskes tingkat pertama dan faskes tingkat lanjutan
Mengoptimalkan momentum yang ada (Bhakti Sosial TNI KB-Kes, Bhayangkara, Kesatuan Gerak PKK, Hari Jadi Kabupaten, Hari Keluarga, Harlah Muslimat NU, Aisyiah).
PEMILIHAN KONTRASEPSI RASIONAL Fase
Fase Menjarangkan Kehamilan
Fase Menunda Kehamilan
Tidak Hamil Lagi
2-4
- Pil -Suntik -Kondom
20
MKJP
B. Affandi, 1984
35
MOP MOW
MEMBANDINGKAN METODE KONTRASEPSI Paling efektif dan paling mudah digunakan
Paling efektif namun dengan pemakaian yang rutin
Efektif dengan pemakaian yang rutin dan benar
Metode Amenore Laktasi (MAL) Kondom Pria dan kondom Perempuan Metode Operatif Wanita (MOW)
Metode Operatif Pria (MOP)
IUD
Pil Implants
Injeksi
PENTING! Hanya kondom yang memiliki fungsi ganda, selain sebagai alat kontrasepsi juga dapat mencegah penularan IMS, HIV dan AIDS
Menghitung masa subur dengan cara tradisionall
REGULASI PELAYANAN KB (PMK NO 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional) Pasal 19 (1) Obat dan Alat Kesehatan Program Nasional yang telah ditanggung oleh Pemerintah dan / atau Pemerintah Daerah, tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. (2) Obat dan Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi : a. alat kontrasepsi dasar; b. vaksin untuk imunisasi dasar c. obat program pemerintah
REGULASI PELAYANAN KB (PERPRES 12/2013) Pasal 21 Ayat 1 Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: a. penyuluhan kesehatan perorangan; b. imunisasi dasar; c. keluarga berencana; dan d. skrining kesehatan.
Pasal 21 ayat 3 Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Pasal 25 huruf l (Pelayanan Tidak Ditanggung) l. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
Pelayanan KB di Faskes Tingkat Pertama Konseling KB Kontrasepsi Dasar (IUD, Implant,Kondom, Pil ,
Suntik) Upaya penanggulanagn efek samping, komplikasi ringan dan upaya rujukan
Pelayanan KB Faskes Tingkat Lanjutan MOP MOW MOW PaskaPersalinanpervaginam dan MOW
Interval Komplikasi yang membutuhkan tindakan medis spesifik Sistem Rujukan
Pelayanan KB Bergerak/Mobile Konseling KB Kontrasepsi Dasar (MKJP)
Upaya penanggulangan efek samping
komplikasi ringan dan upaya rujukan
Pelayanan KB BPM/DPM Konseling KB Pelayanan KB sederhana sampai dengan
lengkap , kecuali vasektomi oleh dokter terlatih dan Tubektomi
Sistem jkn yang ditanggung bpjs dalam pelayanan KB Faskes tingkat dasar : Puskesmas dan Dokter keluarga : pembayaran
sistem kapitasi Bidan Jaringan : pembayaran kapitasi/Klim ke BPJS langsung (non Kapitasi) Pelayanan KB di Faskes tingkat lanjutan : sistem pembayaran BPJS sesuai pembiayaan INA CBGs (Indonesia Case Based Groups)
Revisi Surat Edaran Menteri Kesehatan 31/2014 : non-kapitasi, bidan (delima), MOP PPK
ALUR PELAYANAN KB DALAM JKN INFORMED CHOICE KONSELING PKT-1
BIDAN
PUS
MOTIVASI
PLKB
2 PENYULUHAN (Behaviour Change Communication/B CC)
PELAYANAN 4
PERGERAKAN LINI LAPANGAN
BIDAN
PKT-1
PELAYANAN (Komplikasi ringan) PUS
MOTIVASI
PUS
PUS
PRIMARY CARE
PUS
1
KADER
PRIMARY CARE
3
DOKTER
PKT-1
5 PELAYANAN RUJUKAN (Komplikasi berat/Rekanalisasi )
SECONDARY CARE
PUS
DR SPES PKT-R
Tantangan dan Permasalahan Menurunnya kuantitas tenaga lapangan/ Penyuluh KB, saat ini ada 53 orang (seorang Penyuluh KB membina rata-rata 3-4 Desa/ Kelurahan) idealnya 1 – 2 Desa. Terbatasnya dukungan operasional. Daya beli masyarakat. Masih rendahnya pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (IUD, Implant dan Medis Operasi) yaitu hanya 33,40% dari total peserta KB aktif (PA), sebanyak 58,30% peserta suntik dan MOP masih rendah (0,57%).
Belum semua Pasangan Usia Subur (PUS) mendapatkan pelayanan KB (menjarangkan kelahiran dan mengakhiri kelahiran atau Unmetneed) sebanyak 16,535 atau 9,79%. Jarak sebar pencapaian antar wilayah tinggi > 50%. Penggerakan dan KIE belum dapat merubah perilaku masyarakat untuk membentuk keluarga kecil.
Target Peserta KB MKJP Bagi Babinsa Bulan Bhakti KB-Kes TNI Bulan Mei s/d Oktober 2014 (6 Bulan) 1. 2. 3. 4.
MOP MOW IUD Implant
= = = =
2 akseptor setiap Babinsa 4 akseptor setiap Babinsa 10 akseptor setiap Babinsa 20 akseptor setiap Babinsa
SATU atau DUA ANAK CUKUP Laki Perempuan Sama Saja AYO BER-KB
AYO IKUT KB 2 ANAK CUKUP
Upaya Peningkatan MOP/ Vasektomi
Disampaikan oleh :
Apa dan bagaimana MOP/ Vasektomi ? MOP merupakan tindakan pengikatan dan pemutusan saluran sperma kanan dan kiri, shg saat ejakulasi cairan mani keluar tidak lagi mangandung sperma. Tindakan yang lebih ringan dari sunat/ khitan, sekitar 10-15 menit dg cara mengikat dan memutus saluran sperma yg terdapat dalam kantung buah zakar. Kelebihan : - Tidak mengganggu hub. seksual dan fungsi ereksi. - Aman, nyaman, efek samping kecil. Keterbatasan : - Harus dilakukan dokter terlatih. - Harus menggunakan kondom selama 20 x ejakulasi paska operasi. - Sarana dan tempat pelayanan terbatas.
Siapa yang bisa menjadi peserta dan tidak bisa MOP ? Yang bisa : - Pasangan yang tidak ingin tambah anak lagi. - Umur isteri minimal 25 tahun. - Mengetahui kelebihan dan keterbatasan vasektomi. - Telah mendapat penjelasan medis sesuai dg persetujuan tindakan medis (informed consent). Yang tidak bisa : - Mengidap kencing manis, hernia. - Infeksi pada daerah buah zakar (scortum). - Tekanan darah tinggi. - Gangguan pembekuan darah. - Keadaan jiwa yang tidak stabil.
Kenapa MOP belum berkembang ?
Pria merasa lebih “Superior”. KB tugas wanita. Rasa takut. Hambatan isteri.
Upaya
MOP : KB bukan tugas wanita, pemberdayaan perempuan, mengurangi rasa takut dan vasektomi MESRA (Murah, Efektif, Sederhana, Resiko rendah dan Aman).
) Pandangan MUI tentang KB-MOP MOP yang dilakukan tidak dengan mematikan atau menghentikan sama sekali kemungkinan terjadinya proses “pertemuan” sperma dan ovum si isteri diperbolehkan. Apalagi setelah terbukti bahwa vasektomi dapat direkanalisasi dan berhasil mendapatkan keturunan seperti pengalaman Pak Jatmiko (Surabaya). Sepanjang tidak menghentikan sama sekali (ta’qim) apalagi dapat direkanalisasi dan ada testimoni bahwa berhasil untuk mendapatkan keturunan diperbolehkan, kecuali karena pertimbangan medis yang apabila tidak dilakukan menimbulkan mudharat yang lebih besar. Pria dan wanita mempunyai kewajiban yang sama dalam perencanaan dan pengaturan KB dan reproduksi.
Wanita ber KB sudah biasa Pria ber KB LUAR BIASA…
Ayo sayangi isteri dengan Pria ber KB
Vasektomi/ MOP Cara KB yang mudah, aman, nyaman dan tidak menyebabkan impotensi