PELAKSANAAN PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA OLEH PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DALAM MEWUJUDKAN KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA CIMARAGAS KECAMATAN CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS Oleh : Fiqih Bambang Permadi Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan keluarga berencana oleh petugas lapangan keluarga berencana dalam mewujudkan keberhasilan program keluarga berencana di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang ditemukan dalam pelaksanaan penyuluhan KB oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pelaksanaan penyuluhan KB oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jumlah populasi sebanyak 742 orang dan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif sehingga upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai pelaksanaan penyuluhan KB oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas belum bisa berjalan secara maksimal, dengan alasan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB, kurangnya sosialisasi yang merata sehingga tidak semua lapisan masyarakat mengetahui penyuluhan, penyampaian yang kurang dipahami oleh masyarakat sehingga mereka enggan untuk datang lagi karena merasa kurang dapat dipahami, sikap yang kurang ramah dari para petugas yang membuat masyarakat enggan menghadiri kembali penyuluhan, ketakutan akan adanya biaya yang mahal yang membuat mereka ragu untuk mengikuti program KB. Maka upayaupaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan penyuluhan KB oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, dilakukan dengan cara PLKB lebih berperan aktif dalam membujuk masyarakat, menumbuhkan keyakinan pada masyrakat bahwa program KB dapat membantu mereka untuk mencapai kesejahteraan keluarga, lebih sering dan lebih merata penyebaran informasi/ sosialisasi yang dilakukan PLKB kepada masyarakat, akan lebih hati-hati dalam penyampaian materi dan lebih banyak menanyakan pemahaman materi ke masyarakat supaya masyarakat paham dan mengerti maksud dan tujuan penyuluhan, merubah sikap dan penampilan menuju lebih baik dalam hal pelayanan, dan menjamin biaya gratis bagi alat kontrasepsi tertentu yang sering digunakan masyarakat. Kata kunci : Pelaksanaan penyuluhan KB
1
2
A. PENDAHULUAN Memiliki keturunan adalah bagian tidak terpisahkan dari eksistensi manusia. Namun, memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali dapat menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan eksistensi itu sendiri. Perspektif seperti itu relevan untuk situasi dan kelangsungan eksistensi manusia Indonesia, yang lebih makmur, dan lebih sejahtera terutama berkaitan dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang kian lama kian mengkhawatirkan. Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi: 1). Keluarga dengan anak ideal, 2). Keluarga sehat, 3). Keluarga berpendidikan, 4).Keluarga sejahtera, 5). Keluarga berketahanan, 6).Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya dan 7).Penduduk tumbuh seimbang (PTS) Upaya yang ditempuh dan perlu terus dilakukan untuk mengendalikan jumlah penduduk dan peningkatan jumlah penduduk salah satunya adalah melalui program keluarga berencana. Hal ini diperkuat melalui Undang-undang No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera dan PP No 27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan.
3
Dengan adanya UU No 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, PP No.21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera dan PP No 27 tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan maka program KB nasional tidak menjadi peraturan tetap yang mengikat, tetapi kebijakan tersebut tergantung setiap kebijakan strategis yang dikeluarkan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Ciamis mengenai keluarga berencana tercantum dalam Perda No.1 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan yang di dalamnya terdapat pelayanan pemasangan alat kontrasepsi berupa IUD dan Implan dengan tarif Rp.50.000. Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis merupakan suatu wilayah yang tidak luput dari sasaran program Keluarga Berencana Nasional. Pelaksanaan program KB di wilayah ini telah dilaksanakan dalam kurun waktu yang lama. Dalam rangka kesetaraan gender, peran serta pria dalam program KB pun mulai digalakkan. Bukan hanya wanita / istri saja yang berperanserta aktif dalam program KB namun pria / suami pun dapat ikut turut serta dalam program tersebut. Sejak dahulu wanita selalu dijadikan objek dalam penggunaan alat-alat kontrasepsi baik berupa pil, suntik maupun Medis Operatif Wanita (MOW). Seiring dengan perkembangan jaman, kini mulai tersedia alat kontrasepsi pria berupa kondom dan vasektomi atau Medis Operatif Pria
4
(MOP). Dalam pelaksanaan program KB-Pria, diharapkan adanya peran serta dari berbagai pihak baik dari wanita / istri maupun pria / suami. Terlepas dari pembahasan di atas , ternyata kenyataannya keberhasilan program KB belum dapat tercapai secara keseluruhan, ini terbukti dengan : 1. Masih sedikitnya partisipasi dari kaum pria yang telah berkeluarga dalam penggunaan alat kontrasepsi 2. Kurangnya minat masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi Masalah di atas muncul diduga karena pelaksanaan penyuluhan keluarga berencana oleh PLKB masih kurang maksimal hal ini dapat dilihat dari 1. Tidak adanya jadwal yang tetap untuk penyuluhan 2. Sosialisasi/penyampaian informasi mengenai penyuluhan tidak merata 3. Masyarakat kurang memahami tujuan dari penyuluhan program kb sehingga masyarakat kurang berminat mengikuti program KB. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan penyuluhan KB oleh PLKB di Desa Cimaragas? 2. Hambatan-hambatan apa saja yang dialami dalam melakukan penyuluhan KB oleh PLKB di Desa Cimaragas?
5
3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh PLKB dalam mengatasi hambatan-hambatan
dalam
melakukan
penyuluhan
KB
di
Desa
Cimaragas? Kerangka Pemikiran Manusia diciptakan dengan keistimewaan tersendiri berbeda dengan mahluk lainnya. Dengan keistimewaannya manusia diharapkan dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan penciptaanya. Penyuluhan pada dasarnya merupakan sebuah tindakan pemberian pelayanan secara non formal kepada individu atau kelompok berupa pemberian konsep-konsep atau ide-ide baru yang berorientasi pada tindakan yang mengajarkan sesuatu mendemonstrasikan dan memotivasinya. Dengan penyuluhan manusia di harapkan selalu mengetahui hal baru dan dapat lebih baik dalam kehidupannya. Dengan ini jelas bahwa penyuluhan bisa mencapai tujuan hidup manusia yaitu bahagia dunia dan akhirat. Penyuluhan menurut Claar dalam Nasution (1990:7) merupakan jenis khusus pendidikan pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan, yang mengajarkan sesuatu, mendemontrasikan, dan memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan (regulating) dan juga tidak melaksanakan program yang non edukatif. Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan pendidikan non-formal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan. Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut, terdapat
unsur-unsur
seperti
:
gagasan/ide/konsep
yang
dididikkan,
lemabaga/badan/pihak yang memprakarsai perubahan masyarakat secara keseluruhan, tenaga penyebar ide/konsep yang dimaksud, dan anggota
6
masyarakat baik secara individu maupun secara keseluruhan yang menjadi sasaran dari kegiatan penyuluhan tersebut. Perolehan pengetahuan, pembentukan sikap, dan perubahan perilaku pada diri manusia terjadi secara bertahap, dan bukan secara seketika (instant). Karena itu, kegiatan penyuluhan pun harus diselaraskan dengan tahap-tahap yang dilalui oleh anggota masyarakat tersebut. Ini berarti bahwa kegiatan penyuluhan menuntut suatu persiapan, suatu perencanaan yang matang, dan tidak mungkin bila dilakukan asal-asalan saja. Agar penyuluhan dapat berjalan sesuai yang diinginkan, oleh karena itu seorang PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) harus memiliki profil seperti yang tergambar dalam penguasaan dan kemampuan berbagai aspek yakni: (1) aspek wawasan program, (2) aspek manajerial, (3) aspek kemampuan
operasional,
(4)
aspek
motivasi
kerja,
dan
(5)
aspek
kepemimpinan (BKKBN, 2002:7-8). Diharapkan dengan penyuluhan ini semua tujuan program KB dapat terwujud sehingga terciptanya keluarga-keluarga kecil sejahtera. Menurut Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagai penjabaran visi dan misi pemerintah kurun waktu 2004-2009, menyebutkan Program KB Nasional merupakan rangkaian pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas sebagai langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
7
BKKBN (2007:1) Pembangunan ini diarahkan sebagai upaya pengendalian
kuantitas
penduduk
melalui
keluarga
berencana,
serta
pengembangan dan peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas. Komarudin (Siti, 2011:9) mengemukakan, “ Asumsi dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dipengaruhi atau dianggap konstan, asumsi menetapkan faktor-faktor yang diawasi”. Penelitian bertitik tolak pada asumsi atau anggapan dasar sebagai berikut : 1.
Penyuluhan merupakan salah satu sarana dalam penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain
2.
Penyuluhan KB diharapkan bisa membantu masyarakat dalam membangun keluarga sejahtera dan keluarga berkualitas.
B. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Moleong (2007:4) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Waktu dan Tempat Penelitian Lamanya penelitian yang penulis rencanakan kurang lebih 9 bulan, terhitung mulai dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Agustus 2013.
8
Adapun penelitian tersebut dilaksanakan pada lingkungan masyarakat Desa Cimaragas melalui UPTB KBPM Kecamatan Cimaragas Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini berjumlah 742 orang pasangan usia subur dan 12 orang petugas lapangan keluarga berencana. Berdasarkan hasil perhitungan, maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 88 orang ditambah 12 orang dari petugas PLKB. Sehingga jumlah total sampel 100 orang Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku dan bahan-bahan kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti penulis. 2. Studi lapangan yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dilokasi penelitian dengan cara : a. Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian, observasi dilakukan adalah non partisipan artinya peneliti tidak ikut serta dalam proses kerja yang sedang diteliti. b. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dalam pelaksanaannya penulis melakukan wawancara langsung 88 orang masyarakat pasangan usia subur dan 12 orang petugas PLKB. c.
9
Teknik Pengolahan/Analisis Data Setelah data-data terkumpul,kemudian pengolahan data maka tahapan selanjutnya peneliti mengadakan analisis data. Adapun aktifitas dalam analisis data yaitu, data reduction, data display, dan conclusions drawing/verification.
C. LANDASAN TEORI Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah atau suatu lembaga pemberdayaan masyarakat agar masyarakat selalu tahu, mau, dan mampu mengadopsi inovasi demi tercapainya peningkatan produktivitas dan pendapatan guna memperbaiki mutu hidup atau kesejahteraan secara keseluruhan. Prayitno (2004:106) penyuluhan dalam pengertiannya yang kemudian itu lebih mengarah pada usaha-usaha suatu badan, baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, sikap dan keterampilan warga masyarakat berkenaan dengan hal tertentu. Penyuluhan menurut Claar dalam Nasution (1990:7) merupakan jenis khusus pendidikan pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan, yang mengajarkan sesuatu, mendemontrasikan, dan memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan (regulating) dan juga tidak melaksanakan program yang non edukatif. Samsudin dalam Nasution (1990:7) menyebut penyuluhan sebagai suatu usaha pendidikan non-formal yang dimaksud untuk mengajak orang sadar dan mau melaksanakan ide-ide baru.
10
Sedangkan menurut Nasution (1990:8) penyuluhan juga mengandung usaha menyebarserapkan hal-hal yang baru (paling tidak, dianggap atau dirasakan baru) agar masyarakat berminat, dan bersedia melaksanakannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Nasution (1990 : 10) pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata adalah suatu proses komunikasi. Melihat bentuk dan tujuannya, maka penyuluhan merupakan wujud konkrit dari apa yang sekarang dikenal dengan sebutan komunikasi pembangunan. Menurut Nasution (1990:10) komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan timbal balik) antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan. Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian hal-hal yang disuluhkan
adalah
amat
penting.
Karena
itu
penyuluhan
menuntut
dipersiapkannya lebih dahulu suatu desain, yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-hal pokok berikut : Nasution (1990:11) a. Masalah yang dihadapi b. Siapa yang akan disuluh c. Apa tujuan (objectives) yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan d. Pendekatan yang dipakai e. Pengembangan pesan
11
f. Metoda/saluran yang digunakan g. Sistem evaluasi yang telah terpasang atau built-in di dalam rencana keseluruhan kegiatan dimaksud Nasution (1990 : 14) beberapa masalah komunikasi yang menonjol dalam suatu kegiatan penyuluhan diantaranya : 1. Kompetensi komunikasi yang seharusnya dimiliki oleh seorang penyuluh, 2. Sifat atau semangat kepemimpinan sebagai seorang agen perubahan pada diri seorang penyuluh, dan 3. Teknik atau pun metoda komunikasi yang efektive bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri Menurut Wiriaatmadja (1977:12), metode penyuluhan yang baik adalah yang sesuai dengan keadaan sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat mengenai sasaran dan waktunya, pesan mudah diterima dan dimengerti, dan biayanya murah.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.
Pelaksanaan
Penyuluhan
Keluarga
Berencana
Oleh
Petugas
Lapangan Keluarga Berencana Dalam Mewujudkan Keberhasilan Program Keluarga Berencana Di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh keterangan bahwa pelaksanaan penyuluhan keluarga berencana oleh petugas lapangan keluarga berencana dalam mewujudkan keberhasilan
program keluarga berencana di Desa
12
Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis dihadapkan dengan berbagai hambatan-hambatan yang menyebabkan pelaksanaan penyuluhan keluarga berencana oleh petugas lapangan keluarga berencana dalam mewujudkan keberhasilan program keluarga berencana di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas sulit untuk diwujudkan, Perhatian dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan agar pelaksanaan penyuluhan dapat terwujud dengan optimal. Adapun kondisi pelaksanaan penyuluhan keluarga berencana di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas yaitu sebagai berikut: 1.
Pemecahan
masalah
mengenai
kesejahteraan
keluarga
yang
ditawarkan PLKB lewat program KB. Penyuluhan KB merupakan sarana PLKB menginformasikan program KB yang bisa membantu masyarakat menangani masalah kesejahteraan keluarga, program KB yang ditawarkan yaitu pengaturan angka kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan keluarga, dan peningkatan keluarga sejahtera akan terwujud sesuai yang diharapkan, selain itu dengan mengikuti program KB dapat mengurangi resiko kematian pada ibu dan kesehatan reproduksi serta dapat menekan pada peningkatan ledakan penduduk secara nasional 2.
Pengajaran yang dilakukan PLKB agar masyarakat mampu membuat diri dan keluarganya hidup sejahtera dengan mengikuti program KB Tugas PLKB adalah menyampaikan informasi yang berhubungan
dengan program KB dan dalam penyampaiannya harus mampu dipahami
13
masyarakat Selain itu pemilihan metode yang tepat dapat membantu masyarakat menyerap dan memahami informasi yang disampaikan, sehingga keinginan PLKB untuk merangkul masyarakat untuk mengikuti program KB bisa terwujud. Keingintahuan masyarakat mengenai hal-hal baru yang berhubungan dengan program KB menuntut agar PLKB mampu menjawab semua keingintahuan tersebut, kepuasan masyarakat merupakan salah satu harapan program KB bisa diterima dan diikuti oleh masyarakat. 3.
Demonstrasi merupakan salah satu kegiatan penyampaian informasi yang dilakukan PLKB dalam penyuluhan Terdapat 2 cara PLKB mendemontrasikan kegiatan KB yaitu dengan
praktek penggunaan alat kontrasepsi dan dengan menggunakan slide-slide gambar yang berhubungan dengan program KB seperti gambar pembinaan keluarga, gambar alat reproduksi manusia dan lain sebagainya Setelah dilakukannya demontrasi dengan menggunakan 2 cara tadi selanjutnya PLKB mampu meyakinkan masyarakat tentang apa yang didemontrasikan tadi, dengan memanggil ahli medis sebagai penguat pernyataan tentang keamanan dalam menggunakan alat kontrasepsi, serta beberapa pendapat testimoni dari beberapa orang yang sebelumnya sudah pernah atau sedang melakukan program KB. Penanaman keyakinan ini disertai dengan percobaan praktek kepada masyarakat mengenai apa yang didemontrasikan tadi, dengan cara ini
14
diharapakan masyarakat mampu mencoba di rumah bagi alat-alat kontrasepsi yang bisa dilakukannya sendiri di rumah. 4.
Motivasi sangat diperlukan bagi mereka yang baru dan sudah mengikuti program KB Banyak cara dan motivasi agar masyarakat tidak sungkan untuk selalu
hadir dalam setiap kegiatan penyuluhan bahkan mampu mengajak rekannya untuk hadir mengikuti kegiatan tersebut yaitu dengan cara : keramahan, sopan santun, profesional, penampilan yang menarik. Selain menarik minat masyarakat untuk hadir pemberian motivasi juga diperlukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat yaitu dengan cara : siap menerima semua keluhan, memberikan kepercayadirian mereka agar selalu optimis dalam menghadapi masyarakat, melayani keinginan masyrakat dengan maksimal, mampu menjamin solusi yang diberikan dapat membantu memecahkan masalah 5.
Pengaturan dimaksudkan agar memudahkan dalam mengontrol dan pengawasan. Dengan melakukan pendataan PLKB mampu mengontrol semua
kegiatan KB serta mampu menghitung jumlah pertambahan akseptor perbulannya serta dapat menghitung jumlah pengguna alat kontrasepsi. Jumlah yang diperoleh bisa digunakan sebagai pembanding bagi keberhasilan program KB tiap bulannya.
15
6.
Non edukatif selayaknya penyuluhan bukan merupakan pendidikan formal yang sengaja mengajari anak didiknya, tapi penyuluhan merupakan kegiatan berbagi informasi yang dianggap baru. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan semata-mata untuk berbagi
informasi mengenai program KB yang dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesejahteraan keluarga, dalam hal ini tidak ada istilah guru dan murid tapi dalam penyuluhan ini lebih bersifat sharing. Dalam penyampaian informasi tidak ada unsur pakasaan agar masyarakat mengikuti program KB tapi lebih ke memberi saran menuju arah yang lebih baik. Sama hal dalam pemilihan alat kontrasepsi yang digunakan tidak ada kewajiban untuk mengikuti semua keinginan PLKB tapi alangkah baiknya mengikuti sarannya karena PLKB lebih tahu mengenai hal tersebut. Berdasarkan
keterangan
tersebut
bahwa
dalam
pelaksanaan
penyuluhan oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas sebagian besar masyarakat yang mengikuti penyuluhan bisa lebih mengerti mengenai program KB, maksud dan tujuan KB sehingga mereka tidak sungkan untuk berperan aktif dalam kegitan KB namun masih ada segelintir orang yang enggan mengikuti penyuluhan tersebut ini dikarenakan masih kurang berperan aktif pihak PLKB dalam membujuk orang tersebut agar mengikuti penyuluhan serta kurang kesadaran dari pihak masyarakat akan pentingnya program KB. 2.
Hambatan-hambatan
yang
ditemukan
dalam
Pelaksanaan
Penyuluhan Keluarga Berencana Oleh Petugas Lapangan Keluarga
16
Berencana Dalam Mewujudkan Keberhasilan
Program Keluarga
Berencana Di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden, maka dapat diketahui adanya hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PLKB dan masyarakat pada pelaksanaan penyuluhan KB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, diantaranya : 1. Sulitnya membujuk masyarakat karena sikap cuek mereka sehingga mereka enggan untuk mengikuti penyuluhan 2. Keragu-raguan akan keberhasilan program KB dalam mensejahterakan keluarga membuat mereka mencari-cari alas an untuk menghindari penyuluhan 3. Kurangnya sosialisasi yang merata sehingga tidak semua lapisan masyarakat mengetahui penyuluhan. 4. Penyampaian yang kurang dipahami oleh masyarakat sehingga mereka enggan untuk datang lagi karena merasa kurang dapat dipahami. 5. Sikap yang kurang ramah dari para petugas yang membuat masyarakat enggan menghadiri kembali penyuluhan 6. Ketakutan akan adanya biaya yang mahal yang membuat mereka ragu untuk mengikuti program KB Selanjutnya dengan melihat kepada penjelasan di atas yang berdasarkan atas hasil wawancara terhadap responden terkait dengan penelitian
17
ini, setidaknya telah memberikan gambaran yang jelas mengenai hambatanhambatan yang dihadapi oleh PLKB dan masyarakat dalam pelaksanaan penyuluhan KB dalam upaya mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Ciamaragas Kecamatan Cimaragas.. Hasil observasi menunjukan bahwa mengenai hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan penyuluhan oleh petugas lapangan keluarga berencana dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas yaitu sebagian besar masyarakat masih raguragu dan sulit di bujuk untuk mengikuti penyuluhan sedangkan dari pihak PLKB kurangnya sosialisasi yang merata sehingga tidak semua warga mengetahuinya 3.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Pelaksanaan Penyuluhan Oleh PLKB Dalam Mewujudkan Keberhasilan Program KB Di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis Dari penjelasan mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi PLKB
dan masyarakat dalam pelaksanaan penyuluhan KB dalam upaya mewujudkan keberhasilan KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, maka diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, diantanya : 1.
PLKB lebih berperan aktif dalam membujuk masyarakat,
2.
Menumbuhkan keyakinan pada masyrakat bahwa program KB dapat membantu mereka untuk mencapai kesejahteraan keluarga
3.
Lebih sering dan lebih merata penyebaran informasi/ sosialisasi yang dilakukan PLKB kepada masyarakat
18
4.
Akan lebih aktif dalam penyampaian materi dan lebih banyak menanyakan pemahaman materi ke masyarakat supaya masyarakat paham dan mengerti maksud dan tujuan penyuluhan.
5.
Merubah sikap dan penampilan menuju lebih baik dalam hal pelayanan
6.
Menjamin biaya gratis bagi alat kontrasepsi tertentu yang sering digunakan masyarakat. Berdasarkan dari penjelasan diatas maka penulis dapat memberikan
gambaran mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan PLKB dan masyarakat untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan penyuluhan dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, sejauh ini masih terus menerus digalakan dan dilaksanakan. Hasil observasi menunjukan bahwa mengenai upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan penyuluhan program KB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas yaitu PLKB akan lebih meratakan sosialisasi ke daerah-daerah yang sebelumnya belum tersentuh dan juga menumbuhkan keyakinan pada masyarakat akan pentingnya mengikuti program KB.
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi dan wawancara di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas mengenai “Pelaksanaan Penyuluhan Keluarga Berencana Oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana Dalam
19
Mewujudkan Keberhasilan Program Keluarga Berencana Di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas” maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1.
Mengenai
pelaksanaan
penyuluhan
keluarga
berencana
dalam
mewujudkan keberhasilan program keluarga berencana di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas belum berjalan optimal dengan alasan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB. 2.
Mengenai hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan penyuluhan program KB oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, Sulitnya membujuk masyarakat karena sikap cuek mereka sehingga mereka enggan untuk mengikuti penyuluhan, keragu-raguan akan keberhasilan program KB dalam mensejahterakan keluarga membuat mereka mencari-cari alasan untuk menghindari penyuluhan, kurangnya sosialisasi yang merata sehingga tidak semua lapisan masyarakat mengetahui penyuluhan, penyampaian yang kurang dipahami oleh masyarakat sehingga mereka enggan untuk datang lagi karena merasa kurang dapat dipahami, sikap yang kurang ramah dari para petugas yang membuat masyarakat enggan menghadiri kembali penyuluhan, ketakutan akan adanya biaya yang mahal yang membuat mereka ragu untuk mengikuti program KB.
3.
Mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan penyuluhan keluarga berencana dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, dilakukan dengan cara PLKB lebih
20
berperan aktif dalam membujuk masyarakat, menumbuhkan keyakinan pada masyrakat bahwa program KB dapat membantu mereka untuk mencapai kesejahteraan keluarga, lebih sering dan lebih merata penyebaran
informasi/
sosialisasi
yang
dilakukan
PLKB
kepada
masyarakat, akan lebih hati-hati dalam penyampaian materi dan lebih banyak menanyakan pemahaman materi ke masyarakat supaya masyarakat paham dan mengerti maksud dan tujuan penyuluhan, merubah sikap dan penampilan menuju lebih baik dalam hal pelayanan, dan menjamin biaya gratis bagi alat kontrasepsi tertentu yang sering digunakan masyarakat. Rekomendasi Setelah
penulis
mengamati
dan
mempelajari
pelaksanaan
penyuluhan keluarga berencana oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, maka penulis mencoba memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut : 1.
Dalam pelaksanaan penyuluhan keluarga berencana oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, untuk menyukseskan pelaksanaan penyuluhan KB sebaiknya perlu memperkaitkan hal-hal yang dianggap belum optimal dan memerlukan penjelasan lebih lanjut, seperti pendekan lebih lanjut kepada masyarakat
mengenai
permasalahan
yang
sebenarnya
dihadapi
masyarakat dalam pelaksanaan penyuluhan, kemudian PLKB lebih professional dalam bekerja dan melayani masyarakat dalam arti bersikap ramah dan sopan santun pada masyaraka, serta adanya sikap terbuka antara
21
PLKB dan masyarakat supaya pelaksanaan penyuluhan KB bisa berjalan optimal. 2.
Kemudian hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan penyuluhan KB oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, seyogyanya memerlukan penanganan yang lebih serius lagi dan perhatian dari semua pihak yang terkait.
3.
Mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi hambatanhambatan dalam pelaksanaan penyuluhan KB oleh PLKB dalam mewujudkan keberhasilan program KB di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, sejauh ini perlu ditingkatkan kembali agar dapat mendukung dan memberikan hasil yang memuaskan bagi terwujudnya pelaksanaan penyuluhan dan keberhasilan program KB.
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Ambar Teguh Sulistiyani & Rosidah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Konsep dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik. Jakarta :PT. Graha Ilmu Asngari PS. 2001. Peranan Agen Pembaharuan/Penyuluh dalam Usaha Memberdayakan (empowerment) Sumberdaya Manusia Pengelola Agrobisnis. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. 15 September 2001 Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nasution, Zulkarimein. 1990. Prinsip-prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
22
Riduwan. 2009. Pengantar Statistik Sosial. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta __________.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta _________, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta Totok, Mardikanto.1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Totok, Mardikanto dan Poerwoko Soebiato. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta Dokumen-dokumen Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera Undang-Undang Republik Indonesia No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis No. 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.