LAPORAN PPSW PASOENDAN TAHUN 2011 – 2012
Sambutan Direktur PPSW Pasoendan : Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua, saya mewakili tim PPSW Pasoendan mengucapkan terima kasih kepada mitra dampingan di 7 kabupaten yang telah dan sedang bekerjasama dengan kami untuk melaksanakan program dengan baik dan sukses, kami juga mengucapkan terima kasih kepada donor yang telah memberikan kami kepercayaan untuk bekerjasama melaksanakan program, tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada stakeholders di tingkat kabupaten s/d desa karena mereka telah mendukung program ini sehingga berjalan dengan sukses, Pada perjalanan program tentunya ada sedikit hambatan namun tidak mempengaruhi pelaksanaan. Laporan ini untuk menginformasikan perkembangan kegiatan yang telah dilakukan oleh PPSW Pasoendan pada periode Januari 2011 s/d Desember 2012. Adapun yang akan dilaporkan yaitu pelaksanaan program dengan isu : ekonomi, pendidikan, kesehatan lingkungan, buruh migran perempuan, pengembangan koperasi dan perkembangan kelompok/koperasi dampingan PPSW Pasoendan. Lokasi wilayah kerja PPSW Pasoendan adalah Jawa Barat dan Banten, pada akhir 2011 berjumlah 6 kabupaten yaitu Kab. Sukabumi, Cianjur dan Karawang untuk propinsi Jawa Barat sedangkan kab Pandeglang. lebak dan Serang untuk propinsi Banten. Pada tahun 2012 PPSW Pasoendan menambah wilayah kerja di kab Tangerang propinsi Banten, jadi total 7 kabupaten. Dengan penambahan wilayah kerja ini diharapkan akan memperkuat gerakan perempuan basis dalam memperjuangkan keadilan terhadap hak-hak perempuan basis dan masyarakat miskin marginal khususnya di propinsi Banten. Sampai dengan akhir tahun 2012 PPSW Pasoendan mendampingi 196 kelompok perempuan yang tersebar di 34 kecamatan di 97 desa dengan total anggota 7.310 orang
Visi Misi dan Tujuan PPSW Pasoendan
VISI Pemberdayaan perempuan dan transformasi sosial bagi status dan peran perempuan dalam masyarakat melalui peningkatan akses dan kontrol perempuan terhadap sumberdaya yang ada dan dirinya, guna menciptakan tatanan masyarakat yang lebih egaliter, demokrasi dan berkeadilan gender MISI 1. Meningkatkan taraf hidup, pengetahuan dan kemampuan perempuan di tingkat basis. 2. Mengembangkan kapasitas kelembagaan lokal bagi perempuan dan kepemimpinan perempuan dengan pendekatan desentralisasi sumberdaya. 3. Membangun gerakan bersama untuk mendorong dan menciptakan kebijakan lokal yang setara dan berkeadilan gender.
A. LAPORAN KEGIATAN PROGRAM (Di tahun 2011 – 2012).
Di wilayah Kabupaten Sukabumi terdapat perkebunan teh milik pemerintah, salah satunya adalah perkebunan teh Goalpara yang berlokasi di beberapa desa yang berada di 3 kecamatan yaitu di kecamatan Sukaraja, Sukalarang dan Selabintana, merupakan daerah perbukitan yang subur terdapat juga perkebunan sayuran dan tanaman hias milik swasta. Para perempuan yang tidak memiliki lahan pertanian, seperti didesa Cisarua kec. Sukaraja, ada sekitar 1.221 orang perempuan (sekitar 35 %) bekerja sebagai buruh pertanian dan perkebunan, sedangkan di desa Langensari kec. Sukaraja sebanyak 90% masyarakat desanya bekerja sebagai buruh perkebunan, baik perkebunan bunga potong, sayuran dan perkebuan teh. Begitu juga di kecamatan Sukalarang tepatnya di desa sukamaju terdapat sebanyak 95% masyarakat di kedusunan Tangsel yang menjadi buruh perkebunan, baik sebagai buruh perkebunan teh, maupun sayuran. Mereka bekerja sebagai buruh di perkebunan teh, buruh pertanian dari tanaman hias yang dimiliki oleh pengusaha dari kota, dan ada yang menjadi buruh petani sayuran, sebagian besar dari mereka adalah buruh harian lepas, dengan pendidikan yang minim…….
EKONOMI PROGRAM : “PEMBERDAYAAN BURUH PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN PERTANIAN MELALUI PENGUATAN EKONOMI DAN AKSES INFORMASI DI WILAYAH PERKEBUNAN TEH GOALPARA - KAB SUKABUMI”
Rendahnya minat dan terbatasnya modal untuk berwiraswasta menjadikan mereka terus menjadi buruh perkebunan & pertanian tersebut. Para buruh ini rata2 mempunyai pendidikan tidak tamat / tamat SD, untuk buruh perkebunan lepas pemetik teh biasanya dilakukan oleh perempuan dengan penghasilan sekitar Rp 11.000 - 27.500,- (dihitung dari rata-rata perempuan mendapatkan 20 kg - 50 kg teh / hari Rp. 550/kg), jadi pendapatan rata-rata perbulan Rp. 286.000 – Rp.712.00, tetapi menurut bapak Wawan (Manajer Afdeling II) rata-rata buruh perempuan mendapatkan upah sebesar Rp.18.500 perhari yang bekerja dari jam 07.00 s.d jam 16.00. Untuk upah kerja bagian perawatan tanaman dilakukan secara borongan, upah antara lakilaki dan perempuan berbeda, buruh perempuan mendapat upah sekitar Rp 8.000 – 12.000 per/hari,dibanding laki-laki mendapatkan upah Rp. 12.000 – 15,000 perhari, sedangkan buruh pertanian tanaman hias berkisar Rp 8.000/hari, upah buruh perkebunan sayuran untuk perempuan sebesar Rp. 15.000 per hari (jam 07.00 – 12.00) sedangkan buruh lakilaki sebesar Rp. 20.000 per hari dengan waktu kerja yang sama. Upah kerja diatas jam 12.00 dihitung sebagai kerja lembur per jam Rp. 5.000,- sedangkan untuk laki-laki Rp 8.000,per jam, mereka mendapatkan upah perminggu.
Biaya memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka harus berhutang, baik kepada tengkulak maupun koperasi perkebunan / pertanian, kepada koperasimereka meminjam dalam bentuk barang sembako. Dengan kondisi upah yang rendah, ditambah pemotongan upahnya karena mempunyai pinjaman ke koperasi (milik perkebunan / pertanian swasta) untuk membayar hutang sembako, upahnya tidak mencukupi kebutuhan hidup mereka, sehingga mereka terus berhutang agar dapat bertahan hidup. Fasilitas kredit dari koperasi perkebunan ini membuat buruh sulit bersikap kritis bahkan menganggapnya sebagai "kebaikan". Para buruh perempuan di desa Cisarua, desa Langensari dan desa Sukamaju tidak mempunyai kesempatan berinteraksi dengan masyarakatnya karena hanya melakukan aktivitas rutin sebagai buruh pertanian dan perkebunan serta sebagai ibu rumah tangga. Tiadanya interaksi berakibat pada terhambatnya proses pengembangan diri dan sosial. Kalaupun mereka terlibat dalam perkumpulan seperti posyandu, dan pengajian di masjid, hal itu tidak mempunyai kaitan dengan upaya pengembangan perempuan. Pertemuan tersebut tidak memberi mereka kesempatan saling berbagi pengalaman atau mendiskusikan persoalan yang mereka hadapi bersama. Sebaliknya, pertemuan tersebut justru hanya mempertegas domestifikasi terhadap perempuan
Rendahnya minat dan terbatasnya modal untuk berwiraswasta menjadikan mereka terus menjadi buruh perkebunan & pertanian tersebut. Para buruh ini rata2 mempunyai pendidikan tidak tamat / tamat SD, untuk buruh perkebunan lepas pemetik teh biasanya dilakukan oleh perempuan dengan penghasilan sekitar Rp 11.000 - 27.500,- (dihitung dari rata-rata perempuan mendapatkan 20 kg - 50 kg teh / hari Rp. 550/kg), jadi pendapatan rata-rata perbulan Rp. 286.000 – Rp.712.00, tetapi menurut bapak Wawan (Manajer Afdeling II) rata-rata buruh perempuan mendapatkan upah sebesar Rp.18.500 perhari yang bekerja dari jam 07.00 s.d jam 16.00. Untuk upah kerja bagian perawatan tanaman dilakukan secara borongan, upah antara laki-laki dan perempuan berbeda, buruh perempuan mendapat upah sekitar Rp 8.000 – 12.000 per/hari,dibanding laki-laki mendapatkan upah Rp. 12.000 – 15,000 perhari, sedangkan buruh pertanian tanaman hias berkisar Rp 8.000/hari, upah buruh perkebunan sayuran untuk perempuan sebesar Rp. 15.000 per hari (jam 07.00 – 12.00) sedangkan buruh laki-laki sebesar Rp. 20.000 per hari dengan waktu kerja yang sama. Upah kerja diatas jam 12.00 dihitung sebagai kerja lembur per jam Rp. 5.000,sedangkan untuk laki-laki Rp 8.000,- per jam, mereka mendapatkan upah perminggu. Melihat kondisi tersebut maka PPSW Pasoendan melakukan kerjasama dengan Java Village & Cordaid, program “Pemberdayaan Buruh Perempuan Perkebunan dan Pertanian melalui Penguatan Ekonomi dan Akses Informasi di Wilayah Perkebunan Teh Goalpara - Kab Sukabumi”. Sejak bulan maret 2012 s/d februari 2014, Tujuan Program yaitu Meningkatnya pendapatan para buruh perempuan perkebunan dan pertanian melalui usaha kecil dan akses informasi, serta menguatnya organisasi ditingkat lokal untuk memperbaiki taraf hidupnya dan keluarga Pada tahun 2012 Kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu : Telah terbentuk 13 kelompok, dengan total anggota 344 ( buruh lepas 135 orang, pemetik 18 orang, 191 usaha kecil, buruh disawah, dan ibu rumah tangga dll.), para anggota kelompok aktif mengikuti kegiatan pertemuan bulanan yang diisi dengan diskusi pentingnya menabung untuk masa depan, giat berusaha dan masalah yang mereka hadapi di keluarga maupun di lingkungan sekitarnya, dan telah aktif menabung di kelompok, setiap bulan tabungan mereka terus meningkat, kelompok menjadi wadah untuk mengatasi permasalahan yang di hadapinya.s/d akhir Desember 2012 jumlah simpanan para anggota di 13 kelompok total Rp.55.678.000. .
Untuntuk meningkatkan kapasitas dan kesadaran kritis para anggota kelompok, telah dilaksanakan Pelatihan dasar di kelompok nya yaitu : Motivasi berkelompok (274 orang), hasilnya : mereka aktif mengikuti pertemuan bulanan dan aktif menabung. Dengan mengikuti Pelatihan gender (266 orang), maka anggota menjadi faham tentang konsep gender, relasi kekuasaan, dampaknya terhadap perempuan, dan upaya mengatasinya. Dan Pelatihan untuk pengurus kelompok (22 orang) yaitu : CO, Pelatihan pembukuan agar dapat mengelola kegiatan simpan pinjam dengan baik, Pelatihan kepemimpinan, study banding ke kelompok lama. Hasil dari beberapa pelatihan para pengurus kelompok atau kader local telah mampu menjadi pemimpin yang baik dalam memimpin di kelompoknya maupun di masyarakat lingkungan tempat tinggalnya, mempunyai kepedulian dan siap membantu anggota kelompok maupun masyarakat sekitarnya
Sedangkan Pelatihan untuk anggota yang akan Memulai Usaha ( 20 orang ) : pelatihan Memulai Usaha Kecil, Pelatihan ketrampilan teknis usaha, magang, Diskusi dengan pelaku usaha. Pelatihan ini telah membekali para anggota untuk siap melaksanakan kegiatan usaha kecil, sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.
PARTISIPASI KEPUTUSAN
PEREMPUAN
DALAM
PENGAMBILAN
PROGRAM : PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BASIS UNTUK PENGUATAN KOPERASI DAN PARTISIPASI PEREMPUAN DIDALAM INSTITUSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI TINGKAT DESA SAMPAI KABUPATEN
Program ini telah dilaksanakan di kab. Sukabumi, sejak tahun 2010 s/d Juni 2012 merupakan program yang dikoordinir oleh sekretariat dan didanai oleh Ford Foundation, bertujuan untuk Meningkatnya kapasitas anggota KWPS dampingan PPSW untuk mengembangkan dan memperkuat koperasi primer dan sekunder, serta meningkatkan usaha kecilnya sehingga meningkatkan pendapatan para anggota kelompok, dan mengembangkan sinergi pengentasan kemiskinan – SAPA yang memberikan pemberdayaan politik kepada perempuan basis, dengan pemberdayaan tersebut diharapkan perempuan dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan public ditingkat desa dan kabupaten. Diharapkan juga sinergi ini akan meningkatkan taraf hidup perempuan miskin dan meningkatkan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan dan penganggaran untuk menjamin kebijakan dan alokasi anggaran yang pro poor dan responsive gender. Kegiatan di tahun 2012 : Pendampingan diberikan kepada sebanyak 35 kelompok/koperasi yang berada di 19 desa di 8 kecamatan, yaitu : kec. Kebon Pedes (dengan jumlah 7 kelompok), Kec.Sukaraja (6 kelompok), Kec.Sukalarang (2 kelompok), Kec.Cireunghas (5 kelompok), Kec. Sukabumi ( 2 koperasi), Kec. Cisaat (4 kelompok), Kec. Kadudampit ( 6 kelompok)dan kec. Gunung Guruh ( 3 kelompok), coordinator program dan pendamping lapang telah mensosialisasikan pelaksanaan program kepada para kader local dan para anggota kelompok di 35 KWPS, dari hasil sosialisasi program kepada para anggota kelompok yang mempunyai usaha kecil. mereka sangat antusias untuk mendapatkan pendampingan intensif dalam pengembangan usaha kecil, dan para pengurus kelompok pun termotivasi untuk mengembangkan lebih baik lagi koperasi yang mereka kelola.
Berbagai jenis pelatihan untuk meningkatkan kesadaran kritis dan kapasitas para anggota kelompok dan masyarakat dalam pengembangan usaha kecil, pelatihan sbb : Pelatihan Kewirusahaan untuk pelaku usaha, metode SYB (40 org). Pelatihan kewirausahaan untuk calon pengusaha, metode GYB/SYB (20 org). Pelatihan Enumrator untuk kader lokal yang akan melakukan pendataan usaha di wilayah Sukabumi (10 org). Pelatihan motivasi usaha (14 org). Pelatihan pengemasan dan permodalan berbasis koperasi ( 10 org - dgn SIKIB di Rumpin Cianjur). Workshop pemberdayaan pengusaha kecil sebagai upaya mengurangi kemiskinan di kab. Sukabumi. Workshop Pasutri untuk perempuan pengusaha kecil, dan Studi banding ke pengusaha snack yaitu ibu Lestari (PT.Lestari Food) Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2012 adalah: Pendampingan di 35 kelompok yang berada di 19 desa di 8 kecamatan, pendamping lapang memfasilitasi pertemuan kelompok mendiskusikan perkembangan anggota + perkembangan usaha kecil para anggota kelompok, kunjungan individu yang mempunyai usaha kecil. Dan Pelatihan untuk anggota kelompok yaitu: mobilisasi keuangan di 8 kelompok. Jenis pelatihan yang di fasilitasi yaitu : Pelatihan pembukuan dan administrasi keuangan kepada pengurus kelompok, diikuti oleh 30 orang pengurus kelompok. Sedangkan Pelatihan IT diikuti oleh 30 orang pengurus dan 30 orang anggota kelompok, total 60 orang yang telah mengikuti pelatihan komputer dan internet. Sehingga mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan komputer untuk menginput, memproses data keuangan dan membuat laporan bulanan; Serta para anggota dapat menggunakan internet untuk pemasaran produk usaha kecilnya. Sebanyak 30 Orang anggota kelompok yang menjalankan usaha kecil mendapatkan pendampingan dan bantuan peralatan usaha. Dialog publik dengan Disnkperindag UKM, Sebanyak 35 kelompok/koperasi mengikuti kegiatan dialog publik dengan diskoperindag UKM kabupaten, mendapatkan akses program dari diskoperindag UKM, ijin Badan Hukum koperasi, bantuan peralatan usaha, dana usaha dan pelatihan packaging. Pertemuan aliansi dengan LSM lokal dan pelaksana program SAPA, di tingkat lokal kabupaten, Perwakilan kelompok dapat mengikuti pertemuan AMPERA dan terlibat dalam kegiatan program SAPA, dan Menghadiri koordinasi tingkat nasional Program SAPA, PPSW Pasoendan dan tim AMPERA terlibat dalam rapat koordinasi program SAPA di tingkat nasional. Pelatihan analisis kebijakan dan anggaran di tingkat desa dan kabupaten untuk anggota kelompok. Sebanyak 20 Orang perwakilan kelompok mengikuti pelatihan analisis kebijakan, dan dan terlibat secara aktif dalam kegiatan musrenbang di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten.
2. PROGRAM : PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN GRASS ROOT PADA INSTITUSI PENGAMBIL KEPUTUSAN PUBLIC DITINGKAT DESA & KECAMATAN MELALUI PEMBENTUKAN “DESA INTEGRASI” UNTUK MEMAJUKAN PEMENUHAN HAK-HAK DASAR PEREMPUAN MISKIN DALAM BIDANG EKONOMI, PENDIDIKAN, KESEHATAN DI KABUPATEN SUKABUMI
Keberhasilan progam pada tahap pertama perlu dikuatkan dan discalling up ke desa-desa di kecamatan lainnya yang berada di kab Sukabumi.Untuk mendapatkan dampak program secara lebih luas, maka program tersebut perlu di lanjutkan untuk tahap kedua di mulai pada Juli 2011 s/dJuni 2013 dengan jangkauan di desa 25 desa di 11 kecamatan yang merupakan dampingan PPSW Pasoendan di kab Sukabumi. Merupakan program pengendalian kemiskinan yang dilaksanakan dengan menggunakan strategi aliansi ( SAPA ) antara pemerintah yaitu Tim Koordinasi Pengendalian Kemiskinan (TKPK) dengan implementator program dari LSM. Sebagai implementator program di Kab Sukabumi adalah PPSW Pasoendan dan Fitra Sukabumi, bersinergi dengan Tim Koordinasi Pengendalian Kemiskinan Daerah (TKPKD). Tujuan dari program ini yaitu : Meningkatnya kapasitas tim fasilitator di tingkat desa yang mampu mendorong terbentuknya desa integrasi dan mampu mendorong proses replikasi desa dampak menjadi desa integrasi sehingga dapat mendorong terjadinya proses perencanaan pembangunan yang pro poor dan responsive gender sebagai upaya pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin dan marginal
PPSW Pasoendan telah bekerjasama dengan ACE, agar mendorong dan mengupayakan peningkatkan partisipasi masyarakat khususnya perempuan grass root dalam perencanaan dan penganggaran pada institusi pengambil keputusan publik di tingkat desa sampai kabupaten di wilayah Sukabumi pada tahun 2009 2011. Program ini merupakan pengembangan best practices yang telah dilaksanakan di 1 kecamatan, yaitu di kecamatan Kebon Pedes, dikecamatan ini terdapat 7 kelompok yang berada di 3 desa, 2 desa yang lain yang bukan wilayah dampingan juga telah di libatkan para kadernya untuk berproses dalam program ini. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan adalah : Training anggaran yang adil gender tuk para kader lokal, diskusi pendalaman kajian tuk analisis anggaran, training advokasi & loby, diskusi kampung, pertemuan perumusan usulan program, mengikuti musrembang, pertemuan aliansi masyarakat sipil, terbangunnya penguatan forum di tingkat desa, sosialisasi re program kepada masyarakat & stakeholders, workshop perencanaan dan penganggaran, diskusi pendalaman tentang proses musrembang & RPJMDes, pendampingan melalui pertemuan kelompok & forum, Melalui tahapan kegiatan tersebut, 5 (lima) desa di satu kecamatan yaitu kecamatan Kebon Pedes yang menjadi wilayah program, dapat terlibat secara aktif perempuan grassroot dalam proses musrenbang di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten, sehingga melalui program ini memberikan dampak positif terhadap perencanaan pembangunan yang pro poor dan berperspektif gender sebagai upaya pemenuhan hak-hak dasar bagi masyarakat miskin, namun terbatas di 5 desa yang menjadi wilayah program.
Kegiatan di Tahun 2011 : Sosialisasi program dan Workshop perencanaan pembangunan untuk para kepala desa di kec Kebon Pedes Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2012 yaitu : Pembentukan forum tingkat desa dan tim kader kecamatan di tingkat desa (TKKD). Hasil : Meningkatnya kapasitas TKKD di 2 desa model dan kader lokal perempuan dari desa dampak mengenai pembentukan “desa integrasi”, dan termotivasi untuk menerapkan Setelah pembentukan forum maka para tim kader kecamatan sebanyak 20 orang telah mengikuti pelatihan Proses Musrenbang dan Analisa Dokumen Desa, dan Pelatihan Pembentukan Desa Integrasi, Sekolah Anggaran. Hasil : Meningkatnya kapasitas ( pengetahuan dan ketrampilan ) TKKD di 2 desa model dan kader lokal perempuan dari desa dampak mengenai Proses Musrenbang dan Analisa Dokumen Desa yang berfihak kepada masyarakat miskin marginal, dan mempunyai rencana untuk mengimplementasikannya. Di lanjutkan dengan Review dokumen desa. Hasilnya : Terlaksananya proses integrasi di desa model dan desa dampak, dengan mengintegrasikan dokumen perencanaan yang dimiliki desa dan dokumen program yang ada di desa (PNPM Pedesaan dan PNPM Perkotaan), dan menumbuhkan kesadaran kritis para stakeholders di tingkat desa akan pentingnya proses musrembang sesuai aturan dan melakukan analisa dokumen perencanaan desa yang berfihak kepada masyarakat miskin marginal. Pertemuan rutin di selenggarakan yaitu pertemuan Forum di tingkat desa(di hadiri juga oleh sebanyak 20 orang yang menjadi tim kader kecamatan di tingkat desa / TKKD di dua desa model) dan Pertemuan dengan Tim Koordinasi Pengendalian Kemiskinan Daerah (TKPKD) dan implementator program sapa di tingkat lokal, Pertemuan Aliansi Masyarakat (AMPERA)
PENDIDIKAN
PROGRAM : PENDIDIKAN KEUANGAN UNTUK PEREMPUAN MATANG DI JAWA BARAT DAN BANTEN
Data jumlah anggota kelompok dampingan PPSW Pasoendan s/d akhir tahun 2012 sebanyak 7.310 orang, ada sekitar 35% adalah perempuan matang (40 + tahun), berarti ada sekitar 2.558 orang, dan sebagian besar belum mendapatkan pendidikan keuangan untuk mempersiapkan hari tua yang bahagia dan sejahtera. Melihat kondisi tersebut maka PPSW Pasoendan yang merupakan anggota dari Asosiasi PPSW, mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan program pendidikan keuangan untuk perempuan matang (40 th +) di kabupaten Cianjur dan kabupaten Pandeglang, Program ini merupakan kerjasama antara Citi Foundation dengan Asosiasi PPSW berkolaborasi dengan Tsao Foundation-Singapura, dimulai pada tahun 2011 dengan kegiatan FGD selama 2 hari oleh peneliti UI, study banding ke Singapore melihat program yang dilaksanakan oleh Tsao Foundation dan sejak awal tahun 2012 pelaksanaan pelatihan pendidikan keuangan. Kegiatan tahun 2012 yang dilaksanakan tersebut meliputi : Melaksanakan kelas belajar pendidikan keuangan kepada perempuan matang, telah terlaksana kegiatan belajar pendidikan keuangan untuk perempuan matang di Cianjur Karawang dan Pandeglang angkatan I dan angkatan II, diikuti total 240 orang. Dan telah mensosialisasikan kepada Pemda mengenai program Pendidikan Keuangan bagi Perempuan Matang, Pemda kab Cianjur dan Pandeglang mengetahui dan tertarik dengan program pendidikan keuangan untuk perempuan matang.yang telah dilaksanakan oleh PPSW.
BURUH MIGRAN PEREMPUAN 1. PROGRAM : PENGUATAN CALON, MANTAN DAN KELUARGA BMP MELALUI AKSES INFORMASI IT DI MAHNETIK SUCI DALAM RANGKA PEMENUHAN HAK INFORMASI DIWILAYAH SUKABUMI DAN CIANJUR.
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh BMP sejak dari desa, pada saat dipenampung, pada saat bekerja dan pada saat kembali kekampung halaman, hal tersebut terjadi karena ditopang dengan buruknya kebijakan mengenai BMI baik ditingkat Regional, nasional dan berdampak di tingkat daerah. Buruh migran perempuan sebagian besar berasal dari desa, hal yang dapat dilakukan oleh PPSW Pasoendan untuk membantu mereka yaitu Penguatan masyarakat dengan menumbuhkan organisasi-organisasi berbasis komunitas melalui proses pengorganisasian yang intensif harus dilakukan secara berkesinambungan, dan akses informasi melalui IT sangat efektif karena akan mendapatkan informasi yang up to date. Berkaitan dengan akses informasi melalui IT, pada bulan November 2008 – Mei 2010 PPSW Pasoendan telah bekerja sama dengan TIFA & MICROSOFT melaksanakan program “Peningkatan kapasitas BMP (buruh migrant perempuan) dan anggota keluarganya dalam tekhnologi informasi melalui akses CTC (Community training center), dan di perpanjang selama 6 bulan yaitu September 2011 – Februari 2012, Program “Penguatan calon, mantan dan keluarga BMP melalui akses informasi IT di Mahnetik SUCI dalam rangka Pemenuhan Hak Informasi di wilayah Sukabumi dan Cianjur”. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kesadaran kritis BMP dan anggota keluarganya tentang peluang dan tantangan bermigrasi, dan peluang usaha bagi mantan BMP melalui akses teknologi informasi dan komunikasi di CTC (community training center), dalam rangka pemenuhan hak-hak BMP dan anggota keluarganya. Program ini sangat bermanfaat untuk masyarakat basis pada umumnya dan khususnya calon BMP, mantan dan anggota keluarganya di wilayah Sukabumi dan Cianjur, sehingga mereka mendapatkan informasi tentang tata cara / prosedur bermigrasi yang aman, hak-hak BMP, peluang usaha bagi mantan BMP dan keluarganya dengan akses informasi melalui IT.
Adapun tujuan dari prgram ini yaitu Meningkatnya kapasitas dan kesadaran kritis calon BMP tentang prosedur keberangkatan dan hakhak buruh migran, Pengembangan usaha kecil bagi mantan BMP dan keluarga yang ditinggalkan melalui akses IT di Mahnetik SUCI, dalam rangka pemenuhan hak-hak BMP dan anggota keluarganya. Kegiatan di tahun 2011 ( September s/d Desember 2011): Program CTC kerja sama PPSW Pasoendan dengan Yayasan Tifa Foundation ( Community Teknology Center) yaitu : sosialisasi melek computer kepada 1.000 orang masyarakat khususnya yang berada di lingkungan CTC baik di sukabumi maupun di kab. Cianjur, mereka mengenal bagian-bagian computer dan fungsinya. Sebanyak 40 orang calon Buruh migrant perempuan, telah mengikuti pelatihan computer berupa pengenalan computer dasar program Ms. Word, Ms. Excel dan internet, untuk mendapatkan informasi terkait dengan peluang dan bahaya migrasi dan hak-hak buruh migrant melalui IT. Kegiatan 2012 tersebut meliputi (Januari – Februari 2012) : Di Sukabumi terdapat 2 CTC “Mahnetik SUCI” yang dapat diakses oleh anggota kelompok dan masyarakat yang berada di sekitar kelompok untuk belajar computer dan internet. Untuk di Cianjur lokasi kegiatan CTC “Mahnetik SUCI” dapat dilaksanakan di Rumah Pintar. Kegiatan antara lain: Sebanyak 40 orang calon BMP, telah mengikuti pelatihan IT untuk mendapatkan informasi terkait dengan peluang dan bahaya migrasi , dah hak-hak buruh migran melalui IT. Sebanyak 80 orang Anggota kelompok dan masyarakat, mantan dan keluarga BMP di Cianjur dan Sukabumi, dapat mengikuti pelatihan IT untuk membantu mengembangkan usahanya. Dan sebanyak 80 orang pengurus kelompok telah belajar komputer dan internet, hasil dari belajar kelompoknya telah mampu menyusun laporan keuangan koperasi dengan excel, membuat laporan narasi koperasi, dapat membuat surat, dan dapat mencari informasi untuk bahan materi pertemuan kelompok terkait dengan usaha kecil, pertanian, kesehatan dan pendidikan. Sebanyak 40 Orang Aparat Desa di Cianjur dan Sukabumi dapat mengikuti pelatihan IT mulai memahami dan meningkat ketrampilannya dalam mengoperasikan computer dan mengakses internet, sehingga dapat membantu masyarakat khususnya para mantan, keluarga dan calon BMP dalam mengakses informasi terkait dengan permasalahan BMP. Juga Terlaksananya kegiatan diskusi kampong di 20 kelompok yang berada di Sukabumi dan Cianjur, untuk sharing dan diskusi tentang BMP. Dari diskusi terungkap kasus terkait dengan buruh migran, kemudian pendamping lapang dan para kader mendata, data di kumpulkan di jaringan untuk ditindaklanjuti.
PROGRAM RUMAH PINTAR – KERJASAMA DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN SIKIB 2.
Sentra Kriya ; Rumah pintar ini juga diperuntukan perempuan basis untuk mendapatkan ketrampilan hidup dan ketrampilan vokasional yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga menciptakan peluang usaha bagi masyarakat setempat, untuk sentra kriya akan disiapkan sarana dan alat belajar, yaitu : Mesin jahit, Alat untuk pembuatan kue dan masakan. Selanjutnya Sentra panggung, Yaitu sentra yang menyediakan ruang aktivitas dan kreativitas anak dan masyarakat, berupa panggung yang terbuat dari kayu. Saat ini telah ada kelas PAUD, jumlah siswa 50 orang 3. PROGRAM : PEMBERDAYAAN CALON TKW MIGRANT DAN ANGGOTA KELUARGANYA MELALUI AKSES INFORMASI DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PRODUKTIF DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN SUKABUMI
Lokasi program Rumah Pintar / Rumah Belajar ”Annisa” berada di desa & kec. Sukaluyu kab. Cianjur, yang merupakan wilayah kantong buruh migran, karena sebagian besar para perempuan basis dengan pendidikan yang rendah dan informasi yang terbatas, alasan keberangkatannya adalah karena faktor ekonomi yaitu sebagian besar mereka adalah buruh tani dengan pendapatan yang rendah- tidak mencukupi kebutuhan seharihari, sehingga terpaksa mereka berangkat ke luar negeri sebagai pekerja rumah tangga dengan resiko yang tinggi, rentan terhadap kekerasan, dan ekploitasi. Ketika para perempuan basis menjadi TKW migran, anak-anaknya seringkali mengalami masalah yaitu pendidikan karena tidak ada pengawasan dari ibunya, yang mengasuh anak TKW migran yaitu orang tua dari TKW ( nenek dan kakeknya), minat baca dan belajar sangat kurang karena tidak ada bimbingan dan wadah tempat mereka bermain dan belajar.program rumah pintar ini akan memfasilitasi kegiatan bermain dan belajar anak para TKW Migran, mantan TKW, calon TKW, keluarga yang ditinggalkan. Dan masyarakat umum. Untuk mencapai tujuan diatas ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu : Program ini membiayai untuk perbaikan / renovasi rumah, namun karena PPSW Pasoendan belum mempunyai sekretariat yang permanen, lalu membeli sebidang tanah, dan pembangunannya di biayai oleh program Rumah Pintar, namun dalam pelaksanaan ternyata membutuhkan biaya yang lebih dari anggaran, karena biaya pembuatan dari sisa-sisa dana program yang lain maka rumah pintar rampung di awal tahun 2012. Terdapat Sentra Baca ; untuk meningkatkan pengetahuan anak dan orang dewasa , menyediakan yaitu : Media belajar dan bukubuku bacaan, Peralatan belajar. Dan Sentra bermain yaitu diperuntukan bagi tumbuh dan kembang anak dengan memberikan permainan-permainan yang edukatif. Seperti : Permainan di luar ruang, Dalam Ruangan (alat permainan edukatif – APE). Ada juga Sentra komputer; yaitu pengenalan teknologi komunikasi dan informasi sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan dan wawasan melalui teknologi komputer dan internet.
Kabupaten Sukabumi, merupakan kantong buruh migran perempuan, para perempuan berangkat bekerja keluar negeri, namun banyak persoalan yang dihadapi oleh BMP yaitu sejak berada di desa, pada saat dipenampungan, ketika bekerja di luar negeri, dan saat kembali ke tanah air. Diskriminasi, eksploitasi, kekerasan senantiasa menjadi bagian integral dari kehidupan dan keseharian BMP selama bekerja diluar negeri, tidak jarang berujung pada kematian. Program PNPM Peduli ini kerjasama PPSW Pasoendan dengan PKM – Bank Dunia, Program “Pemberdayaan bagi buruh migran perempuan & anggota keluarganya melalui akses informasi, dan pengembangan ekonomi produktif di Kabupaten Sukabumi, dalam upaya untuk penanggulangan kemiskinan “. yang dikembangkan ini, sangat relevan dengan persoalan BMP di Indonesia khususnya di wilayah Sukabumi yang telah diuraikan di atas. Pemanfaat langsung Program ini yaitu tepatnya di 2 kecamatan yaitu kec. Gunung Guruh yang berada di 4 desa terdapat 5 kelompok, dan di kec. Cantayan yang berada di 2 desa terdapat 4 kelompok dengan total anggota 300 orang. Secara umum tujuan program pemberdayaan buruh migrant perempuan yaitu penguatan system pendukung di pedesaan bagi buruh migrant perempuan dan anggota keluarganya, melalui upaya penyediaan informasi tentang hak-haknya dan pengembangan usaha kecil, sebagai kontribusi pada proses penanggulangan kemiskinan di Indonesia khususnya di kab. Sukabumi - Propinsi Jawa Barat. Program dimulai sejak bulan November 2011 – Mei 2013. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
.
.
Kegiatan Di tahun 2011 : Sosialisasi / FGD program di 9 klp ( 2 kec ), Pendampingan dan penguatan di 9 kelompok, Pelatihan memulai usaha kecil metode SYB untuk sebanyak 50 orang. Pelatihan CO untuk 60 orang pengurus kelompok, dan FGD Program PNPM. Sedangkan Kegiatan Di tahun 2012 yaitu: Sosialisasi tentang prosedur hak-hak dan permasalahan Buruh migrant perempuan melalui poster dan buku saku. Pelatihan untuk kader : pelatihan Pre Departure untuk kader lokal. Dan Pelatihan Ketrampilan Teknis Usaha : Sebanyak 35 Orang yang sudah mengikuti pelatihan memulai usaha dapat mengikuti pelatihan ketrampilan teknis usaha, dan mampu meningkatkan ketrampilannya dalam bidang teknis usaha Telah diselenggarakan Dialog dengan pelaku usaha sebanyak 35 perempuan pengusaha kecil mengikuti kegiatan dialog dengan pelaku usaha, meningkat pemahaman dan motivasi mereka untuk melakukan usaha secara lebih baik. Dan Pengurusan ijin Badan Hukum koperasi : 2 kelompok telah mendaftar dan telah menjadi koperasi ber Badan Hukum. Kemudian Sebanyak 35 orang Perempuan usaha kecil dalam melaksanakan kegiatan usahanya mendapatkan bantuan untuk pembelian peralatan untuk usaha kecil,
Disamping itu Sebanyak 100 Orang masyarakat ( wakil dari kelompok-kelompok, tokoh agama, tokoh masyarakat informal dan formal – kepala desa & kecamatan) mengikuti kegiatan dialog dengan Disnakertrans, diskoperindag UKM, TKPKD, Dekopinda Kabupaten Sukabumi, memberikan perhatian kepada perempuan grassroot melalui programprogram yang disesuaikan dengan kebutuhan perempuan basis. Dan Sebanyak 10 Orang kader lokal melakukan hearing / kunjungan ke dinas terkait untuk menindaklanjuti hasil kegiatan dialog dan memperkenalkan keberadaan Serikat Perempuan Basis Tatar Sunda di Kab Sukabumi.
Terdapat tempat Pusat Pelayanan Informasi di kecamatan Gunung Guruh dan kecamatan Cicantayan, yang berfungsi untuk sosialisasi khususnya informasi mengenai BMP. Dan Sebanyak 30 kader lokal pengelola pusat layanan informasi mengikuti kegiatan diskusi tematik, meningkat pengetahuan dan ketrampilan dalam mensosialisasikan mengenai BMP. Kemudian Sebanyak 30 perempuan pengusaha kecil telah mengikuti kegiatan workshop dengan diskoperindag UKM, Dekopinda, Asosiasi Industri Kecil Makanan Agro, dan fihak perbankan untuk membangun jaringan usaha kecil. Disamping itu Sebanyak 30 perempuan usaha kecil mengikuti pertemuan regular dengan dinas untuk menguatkan jaringan usaha kecil, mendapatkan informasi program dan kerjasama dalam mendukung pengembangan perempuan usaha kecil.
. .
KESEHATAN LINGKUNGAN
A. PROGRAM : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEHATAN LINGKUNGAN UNTUK MENGURANGI KEMISKINAN DI KAB LEBAK DAN PANDEGLANG
Banten merupakan provinsi baru yang terbentuk berdasarkan undang-undang No. 23 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten. Provinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten (Tangerang, Serang, Pandeglang dan Lebak) serta 2 kota (Tangerang dan Cilegon).Berdasarkan Data BPS Propinsi Banten tahun 2010 jumlah penduduk sebanyak laki laki 5.440.783 dan perempuan 5.203.247 total 10.664.030 dan untuk Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Banten pada bulan Maret 2010 sebesar 758.163 orang (7,16 persen) bila dihitung penduduk miskin memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan sebesar Rp. 208.023 sedangkan untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM)nya itu sendiri adalah 70,48 %.3 wilayah yang ada di Propinsi Banten yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak termasuk kedalam indikator miskin. Berdasarkan sumber data dari BPS 2011 yaitu Jumlah penduduk miskin tahun 2010 di Kabupaten Pandeglang 127.562 dengan prosentase 11,14% rata rata pengeluaran perkapita per bulan sebesar Rp. 202.483 untuk IPMnya 68,9%, Kabupaten Lebak Jumlah penduduk Miskin 124.840 dengan prosentase 10,38% rata rata pengeluaran perkapita per bulan sebesar Rp.185.573 untuk IPMnya 67,67% dari data tersebut memberikan gambaran bahwa dalam upaya percepatan pembangunan di segala bidang masih terdapat beberapa kendala karena masih tingginya angka kemiskinan sehingga hal tersebut juga akan mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dan selain itu juga faktor utama kemiskinan di Banten disebabkan oleh rendahnya pendidikan masyarakat di Banten, 50% kepala keluarga penduduk miskin di Banten tidak lulus Sekolah Dasar (SD) dan tingginya Inflasi, daerah yang paling tinggi Inflasinya adalah Pandeglang 16,5%, dan Lebak 15,10% . kedua ini tersebut masuk dalam kategori kabupaten tertinggal (IDT). Masih dominannya perempuan bekerja pada sektor informal pada tahun 2010 mencapai 52.5% sehingga hal ini berpengaruh pada ketertinggalan perempuan dibidang ekonomi karena masih rendahnya akses perempuan terhadap sumberdaya ekonomi, ditandai dengan rendahnya akses perempuan dalam pemanfaatan modal, serta rendahnya akses pada lembaga perbankan dan akses informasi pasar dan teknologi. Untuk Programprogram pemberdayaan perempuan itu sendiri pemerintah telah melakukan banyak hal, akan tetapi kegiatannya masih terkesan formalitas dan insidental sehingga belum kelihatan dampaknya secara signifikan.
Selain itu berdasarkan data BPS Propinsi Banten 2010 bahwa Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Air Bersih untuk Kab. Pandeglang baru berkisar 44,8% dan Lebak yaitu 24,6 masih dibawah prosentase Propinsi Banten yaitu 53,94% sedangkan untuk Proporsi rumah tangga tanpa akses sanitasi masih tinggi untuk di wilayah Kab. Pandeglang yaitu 53,91%, Kab. Lebak yaitu 52,69% Dari data tersebut menunjukan bahwa kurangnya akses air bersih dan sanitasi kesehatan akan menjadi masalah bagi kondisi lingkungan masyarakat sehingga akan berdampak kepada berubahnya kondisi kesehatan masyarakat karena kecenderungan masalah lingkungan menjadi issue penting saat ini antara lain: terjadinya perubahan iklim, mulai berkurangnya sumber daya alam, terjadinya pencemaran lingkungan baik terhadap air maupun udara sehingga tentunya akan berdampak pada timbulnya sejumlah penyakit. seperti diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan demam berdarah, hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan masih rendah.
PPSW Pasoendan telah dan sedang melakukan pengorganisasian masyarakat pedesaan di wilayah Pandeglang, lebak, tentunya berharap dengan adanya pendampingan dan penguatan tuk masyarakat khususnya perempuan sebagai agen perubahan akan terjadi pembangunan pedesaan yang berkesetaraan gender, sehingga tercapainya kondisi ekonomi rakyat di perdesaan yang kuat, mampu tumbuh secara mandiri dan berkelanjutan; dengan cara meningkatkan kemampuan produksi masyarakat dengan mengoptimalkan sumberdaya local, mengembangkan prasarana dan sarana pedesaan, melembagakan pendekatan pengembangan wilayah / kawasan terpadu. Memperkuat lembaga pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan desa, hal tersebut tentunya dapat tercapai jika ada kerjasama dari berbagai pihak / stakeholders di tingkat desa s/d kabupaten. Untuk mencapai hal tersebut, maka PPSW Pasoendan bekerjasama dengan Caritas Australia untuk melaksanakan program yaitu: 1. Program “Pemberdayaan Perempuan Basis melalui akses informasi dan penguatan ekonomi dalam upaya menurunkan angka kemiskinan di kab. Pandeglang & Kab. Lebak – Propinsi Banten”, pada Juli 2011 s/d Juni 2012. 2. Program “Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan ekonomi dan peningkatan kesehatan lingkungan untuk mengurangi kemiskinan di Kabupaten Pandeglang & Lebak – Propinsi Banten”,. Yang di laksanakan pada Juli 2012 – Juni 2013.
Kegiatan di tahun 2011 (Juli – Desember 2011) yaitu : Pendampingan dan penguatan kelompok dilakukan secara intensif kepada para anggota dan pengurus kelompok, dalam rangka untuk menumbuhkan penyadaran kritis, kemampuan, dan komunikasi antar anggota kelompok diharapkan mereka akan mampu meningkatkan rasa solidaritas dan swadaya. Pendampingan meliputi: Pada tahap Persiapan telah di lakukan Sosialisasi program, Survei awal dengan pencarian data sekunder, penentuan penerima manfaat program (pengadaan jetpump, tanaman sayur, penyediaan APE PAUD) melalui diskusi dengan kelompok, survey lokasi dan PAUD di 15 tempat, dan pendataan untuk mengindentifikasi peserta pelatihan komputer. Tahap Pelaksanaan dengan beberapa kegiatan yaitu Pendampingan dan penguatan kelompok sebanyak 14 kelompok, dengan total anggota 756 orang perempuan basis yang bergabung di kelompok, terdiri dari 6 kelompok yang berjumlah 425 orang, di kec menes kab pandeglang. Dan 8 kelompok dengan jumlah anggota 201 di kab. Lebak, dalam pertemuan bulanan di isi dengan materi kesehatan lingkungan, manajemen rumah tangga, perkembangan usaha kecil anggota, masalah warga sekitar. Pemasangan jet pump di Desa kananga dan Kp. Sipogor Desa Alas Wangi Kec. Menes, Kp. Dalung desa Sangiang Tanjung dan Kp. Sariak Layung desa Cirende, dan sudah di gunakan oleh masyarakat, masyarakat pun membantu dalam proses pengerjaan pemasangan jet pump dengan bergotong royong Selain itu ikut memfasilitasi untuk perawatan dll. Kemudian Penyuluhan pertanian untuk penanaman tanaman di 2 wilayah, yang dilakukan oleh PPL dalam rangka persiapan untuk menanam lebih dahulu oleh PPL. Kemudian Penyediaan APE PAUD untuk 7 PAUD berupa alat peraga boneka berbagai jenis, Cara mengambil wudhu, tata cara Syalat, Rambu rambu lalu lintas dan media untuk mengukur tinggi badan. Kursus komputer di Sekretarist dijadwalkan 4 (empat) hari dalam seminggu perhari 3 (tiga) kali pertemuan, dan setiap pertemuan dihadiri oleh 4 (empat) orang. Ada beberapa kegiatan dan pelatihan yang telah dilaksanakan dalam rangka Peningkatan kapasitas para kader lokal dan anggota kelompok Yaitu : Pelatihan Komputer total 70 orang (Kab. Pandeglang & Kab. Lebak). Pelatihan Community Organizing (C.O) di Lebak - 14 org. Pertemuan CO di 2 wilayah. Sosialisasi Melek Komputer total 157 orang di Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak. Sedangkan untuk anggota kelompok yaitu Pelatihan pembenihan tanaman Pekarangan Program caritas oleh Pak Aceng di rumah bu Ida Kp.Curug Desa Babakan Kec.Cikedal. Training re 'smart business' for small business total 70 orang masing masing di Kab. Lebak dan Kab. Pandeglang. Kemudian Training in technical skills and small business asessment untu Kab. Lebak 31 orang dengan praktek mwmbuat Nastar Strowberry dan Nastar Singkong serta 45 orang di Kab. Pandeglang membuat Kripik Sukun Rasa Pedas Manis dan Sistik Sukun Gurih, dan Refleksi dan Evaluasi Pengurus Koperasi KWPS Wilayah Pandeglang Setiap Pengurus mengemukakan persoalan2 yang muncul dikelompoknya agar mendapat solusi dari kelompok lain
Kegiatan di tahun 2012, terbagi dalam 2 termin: Program tahap Januari s/d Juni 2012 yaitu : Pendampingan dan penguatan kelompok : sebanyak 14 kelompok, dengan total anggota 756 orang perempuan basis yang bergabung di kelompok, Para anggota kelompok telah mengetahui dan memahami tentang manajemen rumah tangga ( manajemen waktu, mengatur uang keluarga, komunikasi, menata tempat tinggal yang bersih dan sehat), pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, pentingnya menabung. Pendampingan melihat perkembangan pemeliharaan Jetpump, memotivasi, mendiskusikan persoalan yang berkaitan dengan Jetpum dengan mencari solusi bersama, Pendampingan tanaman untuk melihat perkembangan tanaman. Disamping itu Pendampingan Pengadaan APE PAUD melihat pemanfaatan dan perkembangan proses belajar mengajar dengan menggunakan media kreatif PAUD serta bagaimana dengan pemeliharaannya. Pendampingan Usaha, pendamping lapang memotivasi mereka agar menjadi pengusaha yang sukses, mendiskusikan hal hal yang berkaitan dengan persoalan usaha dan perkembangan usaha. Penanaman sayur mayur : yaitu mengembangkan obat-obatan dari tanamanan yang ditanam di tanah sekitar rumah tinggal para anggota kelompok. Terdapat 12 KK di Kec. Kalanganyar Kab. Lebak dan 50 KK di 5 KWPS Kec. Menes Kab. Pandeglang mulai tumbuh minat untuk menanam obat-obatan dan sayur-sayuran. Pembuatan sumur jetpump. : Pembuatan sumur Jetpump di 2 area masing - masing 2 unit target penerima manfaat total 20 KK, masingmasing 10 KK per unit (lokasi belum ditentukan karena harus didiskusikan di masyarakat dampingan). pemanfaatannya sudah digunakan oleh masyarakat total 400 KK (80% adalah masyarakat miskin), yaitu di : Kp. Dalung Desa Sangiang Tanjung Kec. Kalanganyar di akses oleh 110 KK Rt.01 dan 02 Rw.06, Kp. Sariak layung Rt.03 rw.02 Desa Cirende Kec. Kalanganyar diakses 20KK Kab Lebak dan Kp. Leuwiliang Desa kananga – Menes diakses oleh 160 Jiwa dari 32 rumah Rt. 01 (57 KK) dan 151 jiwa 29 rumah Rt. 02 Rw 1(55KK), Kp.Cipogor Desa. Alaswangi – Menes diakses oleh 158 KK Rt.01 dan Rt.02 Rw. 03. Tersedia kelengkapan Media Kreatif untuk 11 PAUD : 7 PAUD di Kec. Menes dan Kab. Pandeglang, 4 PAUD di Kec. Kalanganyar – Kab. Lebak. Penyediaan APE untuk 11 PAUD berupa alat peraga boneka berbagai jenis, Cara mengambil wudhu, tata cara Syalat, Rambu rambu lalu lintas dan media untuk mengukur tinggi badan. Sosialisasi Melek Computer dilakukan di bagi dalam 20 kelas, yaitu di 14 Kelompok (6 groups di Kab. Pandeglang & 8 groups di kab Lebak), dengan total 756 orang. Masyarakat dapat mengetahui tentang komputer dan mengetahui cara kerja, komputer & internet dapat mencari info untuk pengembangan usaha kecil dan info kesehatan dll.
Training penggunaan computer & internet, Sebanyak 80 orang pengurus / kader lokal. Hasil training Para pengurus dan anggota kelompok memanfaatkan komputer dan akses informasi melalui internet khususnya bagi anggota yang mempunyai usaha kecil, mereka akses design produk dll agar lebih berkembang lagi usaha kecilnya, dan mempromosikan hasil produknya di internet. Dan Sebanyak 70 orang telah mengikuti Training re 'smart business' for small business, Para perempuan usaha kecil dapat membuat design, dan telah dapat membuat cetak promosi usaha nya dan via internet.
Kemudian Sebanyak 21 orang penerima manfaat dari kab Lebak dan Pandeglang mengikuti studi banding ke Harfa dan kelompok dampingannya, mendapatkan pembelajaran tentang kegiatan pemanfaatan air bersih dan toilet serta kambing bergulir yang telah dilakukan oleh kelompok dampingan Harfa . dan Sebanyak 28 orang di kab Lebak, telah mengikuti pelatihan CO mempunyai kesadaran kritis dan kapasitas dalam teknik mengorganisir masyarakat khususnya perempuan basis, Dari pelatihan CO, para kader lokal mempunyai komitmen dan rencana kerja untuk mensosialisasikan pentingnya lingkungan yang sehat dan bersih. Juga Pelatihan kesehatan lingkungan diikuti oleh 44 kader lokal, di kab Lebak sebanyak 22 kader lokal dan kab Pandeglang sebanyak 22 kader lokal. Hasilnya disosialisasikan oleh para kader lokal dalam pertemuan kelompok
Training Community Organizing (CO) di lebak, sebanyak 23 orang kader local di kab Lebak telah mengikuti training CO untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam rangka B. B. KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEMBANGUN KETAHANAN DAN KEKUATAN KELUARGA memajukan kelompok dan memfasilitasi anggota kelompok MELALUI POSYANDU DI WILAYAH KARAWANG untuk penyelesain permasalahan yang dihadapinya. Dan Sebanyak 60 orang telah mengikuti Training in technical skills and small business asessment, Peserta mampu menyusun perencanaan usaha, dan memulai usahanya. Mereka telah mampu Menyusun bussiness Plan Usaha kecilnya, Melihat peluang Pasar (Segment Pasar) dan Memasarkan Produk, Dapat Menghitung Rugi laba, Diversifikasi dan Kualitas Produk dan selain itu juga mensosialisasikan hasil pelatihan ini pada saat pertemuan kelompok agar anggota kelompoknya mampu membuat perencanaan usaha.Pelatihan teknis yaitu Membuat Nastar Strawberry dan kripik sukun berbagai rasa. Bantuan pembelian alat usaha, Dengan adanya bantuan alat usaha bisa meningkatkan volume dan kualitas produknya.Sebanyak 23 orang dan forum wilayah di2 kabupaten mendapatkan bantuan usaha, seperti halnya pemotong singkong/sukun, siler untuk kemasan, Blender untuk usaha dagang minuman segar, pembelian alat untuk memasak (Catering).Sedangkan untuk wilayah Kab. Lebak usaha pengadaan sembako yang dikelola oleh divisi usaha Forum wilayah. Pada bulan Juli – Desember 2012 . Program lanjutan atau tahap ke II dengan judul Program “Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan ekonomi dan peningkatan kesehatan lingkungan untuk mengurangi kemiskinan di Kabupaten Pandeglang & Lebak – Propinsi Banten” Dengan durasi pada Juli 2012 – Juni 2013. Kegiatan yaitu : Pendampingan kelompok : Perluasan wilayah dan jumlah kelompok di Kab Lebak dan kab Pandeglang. Jumlah kelompok yang dibentuk di kab Lebak adalah 12 kelompok, berada di 1 kecamatan dan di kab Pandeglang adalah 7 kelompok, berada di 2 kecamatan. Dan Pembuatan infrastruktur berupa jet pump, sumur dan toilet : Terlaksananya pembangunan 1 buah Jet pump, 8 sumur, 22 toilet dan 2 bak, jumlah penerima manfaat di Kab Pandeglang sebanyak 288 KK miskin dan sebanyak 227 KK sangat miskin di kabupaten Lebak jumlah penerima manfaat 260 KK miskin dan sangat miskin sebanyak 167KK
Salah satu wilayah di Jawa Barat yang mengalami masalah gizi buruk yaitu kab Karawang, yang di kenal sebagai lumbung padi, wilayah yang subur, namun jumlah balita yang mengalami kekurangan gizi hingga hari ini masih terus bertambah. Data pada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tahun 2008 terdapat 3.198 balita penderita gizi buruk. 4 diantaranya telah meninggal dunia. Masih banyaknya penderita gizi buruk menyebabkan wilayah Karawang - Jawa Barat masuk dalam zona merah penderita gizi buruk. Posyandu menjadi sarana untuk mencari jawaban atas situasi ini. Apabila posyandu berjalan dengan baik, taraf kesehatan dan gizi balita akan baik juga, demikian sebaliknya. Kondisi posyandu yang berada di kab Karawang saat ini masyarakat belum merasakan manfaatnya secara optimal, Oleh karena itu, intervensi posyandu menjadi penting. Dengan meningkatkan layanan di posyandu sehingga kualitas kesehatan dan gizi balita diharapkan akan ikut meningkat pula. PPSW Pasoendan melanjutkan kerjasama dengan Save The Children untuk tahap kedua sejak september 2010 s/d januari 2012 yaitu melaksanakan, ” Program Kesehatan berbasis masyarakat untuk membangun ketahanan dan kekuatan keluarga melalui Posyandu di kab. Karawang”. Di kecamatan Klari dan kec. Anggadita. untuk meningkatkan kualitas layanan 186 posyandu. Program ini akan mengembalikan posyandu pada peran awal diharapkan membuat balita mendapat layanan secara menyeluruh (holistik), tumbuh maupun kembang, dengan cara mengadakan peningkatan layanan posyandu.
1. Pendampingan dan penguatan Posyandu dilakukan melalui Pertemuan bulanan Kader posyandu diadakan di 21 desa dengan fokus pada monitoring dan evaluasi kegiatan, pembagian dana PMT, dan pengisian materi mengenai Kesehatan Ibu dan anak. Kunjungan individu dilakukan pada Kader Posyandu, aparat Desa, tokoh agama, Tokoh Masyarakat, ibu Balita dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat di dalam pengembangan Program. Kunjungan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi, menggalang dukungan juga sebagai proses pendampingan dalam program dan juga penambahan kapasitas bagi mereka sesuai dengan peran yang bisa mereka lakukan dalam program ini. Pelatihan yang diikuti oleh para kader perwakilan dari 186 Posyandu dalam program ini adalah Pelatihan : Pemberian Makan pada Bayi dan Balita, Pengelolaan dasar Posyandu, Pengembangan Pos Paud, bahan ajar lokal bagi tutor PAUD, menjadi motivator ASI, Asertif bagi motivator ASI, Dasardasar penanaman tabulapot, dan Pelatihan Kepemimpinan bagi forum kader posyandu kecamatan Purwasari Workshop : yaitu Workshop : workshop Nasional Kelanjutusiaan yang diikuti oleh TPL, Workshop ASI untuk Ustadz/Ustadzah dengan Nara sumber dr Oetami rusli, dan Workshop ASI untuk Kelompok Nenek dan Suami sebagai kelompok Pendukung. Dan Workshop penulisan yang dilakukan oleh perwakilan kader posyandu yang bertujuan untuk mendokumentasikan aktivitas yang dilakukan kader posyandu dan perubahan yang dicapai dari sisi mereka sebelum dan sesudah mendapatkan program Dialog Publik antar lintas sektoral sebagai pengambil kebijakan dengan para kader posyandu di 2 Kecamatan yang mendapatkan program penguatan posyandu dalam rangka mencari kesepahaman bersama dalam optimalisasi layanan posyandu. Studi Banding : Dilakukan dalam program penguatan posyandu yaitu untuk melihat implementasi ASI yang sudah memiliki payung hukum dan juga pengelolaan kegiatan Pendukung Ibu untuk ASI di Kabupaten Klaten (untuk melihat PERDA ASI), Kabupaten Bantul (untuk melihat SK Camat dan KP Ibu) serta Kabupaten Brebes (untuk melihat SK Camat, SK Kepala Desa, KP ibu dan gerakan terintegrasi dari Kabupaten sampai ke Desa). Untuk pelaksanaanya sendirimasih dalam rangka program penguatan posyandu hanya saja waktunya digeser ke Bulan Januari 2011 (16 – 19 Januari 2011) 2. Program Penguatan Posyandu Promosi makanan yang dilakukan dalam bentuk demo menu dan pemberian makanan tambahan dalam kegiatan posyandu. Pengembangan : Pos Paud, Pengembangan kelompok pendukung posyandu, Pengembangan kegiatan di posyandu berupa pelatihan dan penanaman tabulapot, Pengembangan gerakan budaya masyarakat untuk mendukung peningkatan IMD dan ASI eksklusif, melalui kegiaan workshop ASI untuk Ustadz/Ustadzah, kelompok Nenek dan Bapak/Suami. Pendampingan pengisian buku bantu dan penggunaan KMS besar sebagai media penyuluhan.
Pertemuan : pertemuan bulanan Kader, Pertemuan Kebijakan antara masyarakat pendukung gerakan ASI dengan pihak 3 Desa yaitu Desa Cimahi, Curug dan Karanganyar, Puskesmas Curug dan dinas Kesehatan Karawang. Kelas Ibu Hamil dan Ibu Balita Kegiatan pendidikan bagi orang tua dengan materi-materi seputar ASI, CTPS dan tumbuh kembang anak. Festival makanan dan ECD yang dikemas dalam kegiatan tingkat desa, Puskesmas dan tingkat kecamatan dengan melibatkan EEP dari Kraft. Penerbitan buku “Jejak Pejuang Kader Posyandu di Karawang”. Jumpa Gembira Kader yang melibatkan kader-kader yang berada di wilayah Kecamatan Klari dan Purwasari. 3. Peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan. Pendidikan bagi orang tua dengan materi peningkatan ASI, pemberian makan pada Balita, CTPS ( juni – des 2011, 1327 orang) Kelas Ibu hamil dan Balita (Mei – Juli 2011, 87 orang) Pelatihan Asertif Untuk PSG (sept – des 2011, 6 kelompok). Peningkatan kapasitas kader lokal . Penambahan Kapasitas Bagi tutor PAUD, (Paud lama dampingan ppsw, 7 orang). Pemberian Makan pada Bayi dan Balita, (Kader Posyandu di 12 Desa, 379 orang) Pengelolaan dasar posyandu (Kader Posyandu di 12 Desa, 392 orang). Pengembangan pos paud, kader posyandu di 12 desa, 160 orang). Menjadi motivator asi (Toga, Tomas, Kader, Aparat, Tenaga Kesehatan, 24 orang). Asertif bagi Motivator ASI (motivator asi, 16 orang). Kepemimpinan bagi pengurus forum Kecamatan (pengurus forum kec. Purwasari, 17 orang). Training Bahan Ajar Lokal bagi tutor Paud (tutor pos paud, 87 orang). Kegiatan di bulan Januari 2012, kegiatan yaitu : Studi Banding ke Jogja dalam rangka kunjungan belajar mengenai gerakan ASI yang sudah didukung oleh Kebijakankebijakan lokal, 18 orang mengikuti kegiatan studi banding, terdiri dari perwakilan dari BPMPD, Dinkes, PKK Kab, Kecamatan Klari, PKM Curug, Kader Posyandu dan Staf PPSW, mereka mendapatkan informasi tentang Perda gerakan asi. Pelatihan kepemimpinan untuk forum kader posyandu di kecamatan Klari dan Purwasari. Hearing dan pertemuan kader PAUD di dinas Pendidikan Kabupaten karawang. Hearing antara Forum Kader Posyandu dengan BPMPD. Sebanyak 22 orang Kader Posyandu yang merupakan perwakilan dari 8 desa mengikuti pelatihan pengorganisasian masyarakat. Sebanyak 22 orang Kader Posyandu yang merupakan perwakilan dari 8 desa mengikuti kegiatan ini. Sebanyak 12 anggota forum dari 8 desa kecamatan Purwasari.diikuti oleh perwakilan kader dari 8 desa, dengan lokasi berpindah setiap desa disesuaikan dengan kesepakatan dan kesanggupan.
PENGEMBANGAN KOPERASI Program : Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Kelompok dan koperasi dampingan PPSW di Jawa Barat dan Banten.
Sebagai usaha untuk lebih memfokuskan pada target-target pencapaian program ini, maka koperasi/LKM yang terlibat dalam program ini berjumlah 8 koperasi primer yang tersebar Jawa Barat (di 4 koperasi) dan Banten (4 koperasi). sebagai pilot project. Untuk selanjutnya, koperasi/LKM lainnya diharapkan akan mereplikasi program-program yang sudah dilakukan pada 8 koperasi/LKM sebelumnya dengan mengadopsi best practices dan memperbaiki bad practices di dalam pelaksanaan program ini. Program tahap kedua ini yang dikoordinir oleh sekertariat dengan sumber dana dari Hivos, program ini dilaksanakan sejak tahun 2011 s/d oktober 2013. Tujuan program yaitu : Mempersiapkan Koperasi/LKM untuk menjadi lembaga keuangan mikro yang profesional yang mampu menggalang simpanan swadaya anggota dan meningkatnya kesadaran kritis dan kapasitas pengurus maupun pendamping lapang melalui restrukturisasi Koperasi/LKM dan akses informasi serta pelatihan, program di laksanakan di 8 koperasi di 4 kabupaten yaitu Sukabumi, Karawang, Pandeglang dan Lebak. Kegiatan yang dilaksanakan adalah : Kegiatan di tahun 2011 :
Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) telah bekerjasama dengan HIVOS sejak bulan Desember 2008 untuk melaksanakan Program Persiapan dan Restrukturisasi Keuangan Mikro PPSW di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Program dilaksanakan selama dua tahun sejak Desember 2008 sampai November 2010. Program ini bertujuan mempersiapkan LKM untuk menjadi lembaga keuangan mikro yang profesional yang mampu menggalang simpanan swadaya anggota dan meningkatnya kesadaran kritis dan kapasitas pengurus maupun pendamping lapang melalui restrukturisasi LKM dan akses informasi serta pelatihan dan bantuan teknis. Di wilayah Jawa Barat dan Banten telah teridentifikasi bahwa keberadaan Koperasi/LKM cukup strategis, karena letak lembaga keuangan formal sangat jauh dari tempat tinggal masyarakat khususnya perempuan basis. Keberadaan Koperasi/LKM fleksibel dengan dana yang minim, anggota dapat menyimpan dan kapan saja dapat meminjam untuk keperluan modal usaha kecil, kesehatan, biaya pendidikan anak dll. Lokasi Koperasi/LKM dekat dengan tempat tinggal, maka Koperasi/LKM merupakan lembaga keuangan mikro yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan. Pada pelaksanaan program sebelumnya ada kendala yang ditemui oleh PPSW yaitu: Kurangnya pendampingan teknis untuk Koperasi/LKM, karena di tingkat kabupaten hanya ada satu pendamping lapang, ketika ada penambahan kelompok harus ada pelatihan dasar untuk kelompok, sementara pendamping lapang sibuk memfasilitasi. Di sisi lain kualitas SDM pengurus sangat terbatas, sehingga dampaknya penambahan kelompok maupun anggota baru menjadi lambat, dan simpanan anggota menjadi berkurang dengan alasan usaha kecilnya mengalami penurunan.
Pendampingan dan penguatan kelompok dilakukan melalui : Pertemuan Bulan : Untuk KWPS : pertemuan bulanan dilakukan oleh masing-msing kelompok dengan kegiatan buka kas dan diskusi masalah keuangan kelompok, dan informasi lainya terkait dgn permasalahan anggota. Forum KWPS/SPBTS Wilayah : dilakukan 3 bulan sekali, dipimpin oleh pengurus forum. Pendampingan keuangan untuk pengurus koperasi, dan Pendampingan program keuangan untuk pengurus koperasi, juga Pendampingan pembentukan Badan Hukum Koperasi untuk KWPS al Istiqomah Kunjungan individu: Dilakukan pada pengurus KWPS, Koperasi, dan anggota bertujuan untuk melakukan pendekatan juga untuk mengetahui situasi dan kondisi kelompok. Untuk kunjungan kepada pengurus dilakukan juga dalam rangka pendampingan dan penambahan kapasitas bagi mereka, disamping itu juga untuk melihat perkembangan entri data keuangan di komputer yang dilakukan oleh pengurus/staf koperasi. Pelatihan, yaitu : Pelatihan Pengelolaan Keuangan dan adminisstrasi (peserta 30 orang dari 8 LKM, Di Sukabumi). Pelatihan Manajemen Kredit Macet (peserta 30 org dari 8 LKM, di Pandeglang). Dan Pelatihan cara mengoperasikan program keuangan (peserta 30 org dari 8 koperasi). Juga Pelatihan CO di Lebak, 25 orang peserta. Mentoring : Dilakukan konsultan (Bapak Hermanto) mendampingi 8 LKM. Mentoring dilakukan di 8 koperasi untuk melakukan pemeriksaan buku-buku transaksi sampai jurnal yang dibuat oleh pengurus dan melakukan koreksi kepada laporan yang telah dibuat oleh pengurus, dan pendalaman dari hasil pelatihan yang sudah dilakukan sebelumnya. Secara garis besar materi yang dibahas adalah penjelasan 13 parameter keuangan yaitu: Jumlah Nasabah, Jumlah Nasabah Perstaff, Loan Outstanding, Ratarata Pinjaman Perpeminjam, PAR 30, Re payment Rate (RR), OSS, OER, FSS, DOR, Out Reach Services, Rular Urban Residance dan Persen Nasabah Perempuan. Performance : Selama tahun 2011 dilakukan 4 kali, 8 LKM mengikuti performance dengan mempresentasikan perkembangan keuangan dari masing-masing koperasi. Pertemuan performance ini diikuti oleh semua koperasi yang menjadi pilot project program hivos dan diadakan di Kantor PPSW Duren Sawit.
Kegiatan di tahun 2012:
Pengurus dari 8 Koperasi mendapatkan pengetahuan membuat laporan keuangan, mempelajari rumus-rumus yang diberikan oleh konsultan dan analisanya. Sebanyak 24 orang Pengurus dari 8 Kopersasi sudah memahami dan mampu menganalisa kondisi keuangan koperasi dengan membuat performance (indicator 13 / koperasi yang sehat). Sebanyak 30 orang pengurus dan pengelola mendapatkan pelatihan membuat produk simpanan dan pinjaman dalam mengelola keuangan koperasi Sebanyak 30 orang pengurus dan pengelola telah mendapatkan pelatihan ini, dan telah membuat produk baru di Koperasi berdasarkan kebutuhan dan karakteristik anggota sehingga memberikan manfaat yang tinggi bagi anggota koperasi. Sebanyak 35 pengurus kelompok mengikuti Pelatihan Analisa dan Pengembangan Produk Terbangunnya pemahaman pengurus dan pengelola Koperasi mengenai manfaat produk yang dimiliki sehingga mampu memberikan keuntungan yang maksimal bagi koperasi dan anggota. Sebanyak 30 Orang pengurus koperasi mengikuti pelatihan Bisnis plan, dan telah dapat membuat bisnis plan koperasinya. 35 orang pengurus koperasi mengikuti workshop mendapatkan pemahaman tentang pembentukan koperasi sekunder, nara sumber dari Puskopdit Jawa Barat dan Dinas Koperasi propinsi Jawa Barat. Pengadaan MIS System untuk 8 koperasi, MIS ini sangat diperlukan oleh koperasi untuk mendukung dan mempermudah kerja koperasi dan dalam rangka akuntabilitas koperasi.
C.
KEGIATAN LAINNYA
1. Perluasan wilayah Tangerang di kec. Cisoka, yaitu pembentukan kelompok dan telah terbentuk 3 kelompok, dan pendampingan kelompok 2. Pertemuan CO 3. Pertemuan Forum kelompok di masing-masing kabupaten 4. Pemeriksaan kesehatan bersama bekerjasama dengan UPTD dinas kesehatan 5. Pertemuan rutin forum Kader Posyandu D.
SERIKAT PEREMPUAN BASIS (SPB).
PPSW Pasoendan mendampingi SPB Banten dan SPB Tatar Sunda. Kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu : 1. Memfasilitasi pertemuan SPB di tingkat Pasoendan, tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten. 2. Melibatkan SPB dalam kegiatan besar yang dilaksanakan di tingkat Propinsi dan Kabupaten.
PERKEMBANGAN KELOMPOK/KOPERASI DAMPINGAN DATA KELOMPOK/KOPERASI DAMPINGAN Pada tahun 2012 jumlah kelompok yang didampingi PPSW Pasoendan mengalami penambahan sejumlah 14 kelompok, jumlah koperasi primer bertambah 7 dengan penambahan anggota 932 orang. Jumlah kecamatan bertambah 2 dan desa bertambah 9, sehingga sampai saat ini PPSW Pasoendan telah dan sedang melakukan pendampingan di 7 kabupaten, 34 kecamatan dan 97 desa, dengan jumlah kelompok 196, sebanyak 26 koperasi primer dan 1 koperasi sekunder. Jumlah anggota total 7.310 orang 98% perempuan atau 7.164 perempuan, 146 laki-laki. Prestasi yang sudah diraih kelompok/koperasi dampingan yaitu, Koperasi Kharisma – Sukabumi mendapat predikat juara ke 2 tingkat propinsi jawa barat. Koperai Wijaya Kusuma – Pandeglang mendapat fasilitas MIS dan pendampingan dari Lapenkop propinsi Banten. Mendapatkan program proses perijinan Badan Hukum koperasi secara gratis di Cianjur 1 koperasi , Sukabumi untuk 2 koperasi. Mendapatkan program dana hibah dan pelatihan-pelatihan dari dinas koperasi setempat.
TAHUN
TAHUN
2011
2012
WILAYAH
Jumlah klp/koperasi
Total Anggota
Berada di kec/desa
Jumlah klp/koperasi
Total Anggota
Berada di kec/desa.
Sukabumi
75 / 5
2.424
11 / 25
75 / 8
2.993
11 / 27
Cianjur
21 / 0
476
6/9
22 / 1
508
6/9
Karawang
19 / 1
761
3 / 11
19 / 2
764
3 / 11
Pandeglang
48 / 12 /1
2.247
9 / 34
54 / 12 / 1
2384
10 / 39
Lebak
18 / 0
449
2/8
22 / 2
526
2/8
Serang
1 koperasi
21
1/1
1 koperasi
30
1/1
Tangerang
-
-
-
3
105
1/2
JUMLAH
182 /19/1
6.378
32 / 88
196/26/1
7.310
34/97