JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Hubungan Asupan Makanan (Karbohidrat, Protein dan Lemak) dengan Status Gizi Bayi dan Balita (Studi pada Taman Penitipan Anak Lusendra Kota Semarang Tahun 2016)
Virnanda Adani*), Dina Rahayuning Pangestuti**), M.Zen Rahfiludin**) *)
Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang **)
Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang Email :
[email protected]
Abstract : Lusendra Day Care is one Day Care in Semarang City. Hour inpatient in Lusendra Day Care starting from 07.00 until 17.00. Different with other Day Care, Lusendra Day Care giving food to infants and toddlers as much as twice for infants and toddlers entrusted. Carbohydrates, proteins, and fats intake researched because energy needs carbohydrates, proteins and fats in large quantities. Energy will arise as a result of the burning of carbohydrates, proteins and fats. Purpose of this study was to analyze the relationship intake of carbohydrates, protein and fat with nutritional status of infants and toddlers in Lusendra Day Care. This study used observational research with cross-sectional approach. The sampling technique used is total sampling infants and toddlers in Lusendra Day Care, namely three babies and fourteen toddlers. Data analysis using Pearson and Spearman Rank. The results showed Day Care carbohydrate intake accounted for 63% in the adequacy of the day, protein intake accounted for 60% in the adequacy of the day and fat intake accounted for 53% in the adequacy of the day. There is a relationship between carbohydrate intake in Day Care with the nutritional status of infants and toddlers (W/H) with p-value=0.014. There is no relationship between protein intake and fat intake in Day Care with the nutritional status of infants and toddlers (W/A, H/A). There is no relationship between carbohydrate intake, protein intake and fat intake in Day Care with the nutritional status of infants and toddlers (W/A, H/A, W/H). There is no relationship between total carbohydrate intake, total protein intake and total fat intake with the nutritional status of infants and toddlers (W/A, H/A, W/H). It is advisable to hold periodic measurements of nutritional status every 1 or 2 months. Keywords : Carbohydrate Intake in Day Care, Protein Intake in Day Care, Fat Intake in Day Care, Nutritional Status PENDAHULUAN Pertumbuhan
dan
empat
tahun.
Perkembangan
perkembangan anak pada dasarnya
intelegensia mencapai 20% pada usia 2
dimulai sejak dalam kandungan dan
tahun, 50% pada usia 4 tahun, 80%
berlangsung cepat sampai dengan usia
pada usia 8 tahun dan 100% pada usia
261
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
17
tahun.
sampai
Dengan dengan
demikian empat
usia
makanan, daya beli makanan, dan penyakit infeksi.5,6, 7
tahun
merupakan usia yang sangat penting dan
cepat
dalam
Prevalensi
perkembangan
balita
di
Provinsi Jawa Tengah dengan status
1
intelegensia
anak
anak. Setiap
gizi buruk 4,1 persen, gizi kurang 13,5
kelainan/penyimpangan sekecil apapun
persen dan gizi lebih 3,5 persen;
apabila
tidak
dengan status gizi sangat pendek 16,8
baik,
akan
persen dan pendek 19,9 persen dan
sumber
daya
dengan status gizi sangat kurus 4,5
tidak
ditangani
terdeteksi
dengan
mengurangi
kualitas
dan
manusia kelak dikemudian hari.2
persen, kurus 6,6 persen dan gemuk 12
Status Gizi bayi dan balita erat hubungannya
dengan
persen. Prevalensi gizi kronis 36,7
pertumbuhan
persen dan prevalensi gizi akut 11,1 persen.8
anak, oleh karena itu perlu alat ukur untuk mengetahui adanya kekurangan gizi
pada
anak.
100%
perempuan
di
BB/U
Indonesia didapatkan 97,25% adalah
memberikan gambaran tentang status
perempuan bekerja.9Perilaku ibu dalam
gizi yang sifatnya umum dan tidak
pemberian makanan kepada balita juga
spesifik. TB/U dinyatakan dalam tinggi
dipengaruhi oleh status pekerjaan ibu.
badan normal, pendek dan sangat
Ibu yang memiliki jenis pekerjaan berat
pendek. Indikator lain yang digunakan
maka akan mengalami kelelahan fisik.10
untuk menilai status gizi balita adalah
Jika ibu kelelahan, maka ibu akan
BB/TB, yang menggambarkan status
mengalami kesulitan dalam memenuhi
gizi yang sifatnya akut sebagai akibat
kebutuhan anaknya, baik itu kebutuhan
dari keadaan yang berlangsung dalam
fisik, psikis maupun asupan makanan
jangka
seperti
bergizi seimbang. Oleh sebab itu,
menurunnya nafsu makan akibat sakit
banyak ibu yang menitipkan anaknya di
atau karena menderita diare. Indikator
taman penitipan anak saat ia sedang
BB/TB digunakan untuk menyatakan
bekerja.
waktu
Indikator
Dari
pendek,
kurus, sangat kurus dan gemuk.4 Faktor-faktor
Taman Penitipan Anak adalah wahana asuhan kesejahteraan sosial
yang
mempengaruhi asupan makanan ke
yang
status gizi bayi dan balita adalah
keluarga untuk waktu tertentu bagi
pendidikan,
pola
anak yang orang tuanya tidak punya
asuh, kebiasaan makan, kebersihan
waktu untuk memberikan pelayanan
pengetahuan
gizi,
262
berfungsi
sebagai
pengganti
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kebutuhan
pada
anaknya
Studi pendahuluan yang telah
karena
bekerja atau sebab lainnya.11 Taman merupakan
dilakukan di Taman Penitipan Anak
Penitipan PAUD.
PAUD
anak
adalah
upaya
mengetahui status gizi anak
yang
pengembangan anak usia dini yang
dititipkan.
yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dititipkan di Taman Penitipan Anak
esensial anak yang beragam dan saling
Lusendra diberi makan sebanyak 2x.
terikat
Berbeda
Holistik
satuan
Lusendra, diketahui bahwa dari awal
anak
Integratif
secara
simultan,
terintegrasi
dan
Layanan
paud
sistematis,
berkesinambungan. HI
Anak
dititipkan
Bayi
dengan lainnya
pengasuh
dan
balita
Taman yang
tidak
Penitipan
memberikan
idealnya
makanan pada sebanyak 1x. Jam inap
dilaksanakan terpusat, artinya semua
di Taman Pentipan Anak Lusendra
layanan pendidikan, kesehatan, gizi,
dimulai dari jam 7.00 hingga jam
perawatan,
17.00.
pengasuhan
dan
perlindungan anak dilakukan dalam METODE PENELITIAN
satu tempat yakni satuan PAUD.12
Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh
penelitian
Jose Augusto Taddei, dkk di Kota
diperkotaan
penelitian
dirasa
makronutrien
karena
adalah
asupan
data dilakukan dengan kuesioner,food
asupan
weighing 2 hari tidak berurutan dan
karbohidrat,
food recall 2 hari tidak berurutan. Analisis data dilakukan secara univariat
utama yang dibutuhkan dalam jumlah
dan bivariat menggunakan uji korelasi
besar oleh energi. Energi akan timbul adanya
ini
lemak, dan status gizi. Pengambilan
protein dan lemak merupakan sumber
karena
adalah
karbohidrat, asupan protein, asupan
lebih baik untuk anak-anak.13 mengambil
sampel
Variabel yang digunakan dalam
efektif dalam memberikan zat gizi yang
Peneliti
melalui
dan 14 balita.
berkurang
dibandingkan dengan baseline. Taman anak
jenis
totalsampling. Sampel berjumlah 3 bayi
anak yang berisiko terkena malnutrisi
Penitipan
dengan
observasional
pengambilan
Taman Penitipan Anak, persentase
signifikan
merupakan
pendekatan cross sectional. Teknik
pada bulan keempat anak yang hadir di
secara
kuantitatif
penelitian
S.Paulo, Brazil tahun 2000, dimulai
ini
Rank Spearman dan Pearson.
pembakaran
karbohidrat, protein dan lemak.3
263
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan pengetahuan gizi seluruh
1. Analisis Variabel Penelitian
pengasuh balita adalah baik.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur dan Jenis Kelamin Bayi dan Balita Karakteristik Balita a. Umur Balita Bayi (1-11 bulan) Balita (1-4 thn,11 bln) b. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
N 3 14 12 5 17
Luar Day Care
% Asupan Makanan
18 82
Dalam Day Care
Total
N
%
N
%
N
%
Kurang (<80%)
16
94
15
88
3
18
Baik (80-100%)
0
0
2
12
9
53
0
0
5
29
12
1
6
a. Asupan KH
71 29 100,0
1
6
Tabel 1 menunjukkan, balita yang
Lebih (>100%) b. Asupan Protein Kurang (<80%)
13
76
2
dititipkan di Taman Penitipan Anak
Baik (80-100%)
4
23
10
58
0
0
5
29
16
94
Lusendra sebagian besar berusia lebih dari 3 tahun. Usia tertua yaitu 4 tahun dan usia termuda yaitu 4 bulan. Ratarata umur balita adalah 2,47 tahun.
0
0
17
100
17
100
7
42
Baik (80-100%) Lebih (>100%)
0 0
0 0
0 0
0 0
6 4
35 23
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Makan Balita di Rumah
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Terakhir Ibu dan Pengetahuan Gizi Ibu Bayi dan Balita Pendidikan Terakhir Ibu SMA D3 S1 S2 Pengetahuan Gizi Ibu Kurang Baik Total
Lebih (>100%) c. Asupan Lemak Kurang (<80%)
Kebiasaan Makan Kurang baik Baik Total
N 3 11 14
% 21 79 100,0
N
%
5 5 6 1
29 29 35 6
Distribusi frekuensi kebiasaan makan
5 12 17
29 71 100,0
orang tua balita, sedangkan untuk 3
balita selama dirumah diperoleh melalui kuesioner yang ditanyakan kepada 14
orang tua bayi, hanya menanyakan frekuensi minum susu bayi dalam
Tabel 2 menunjukkan, sebagian besar
sehari,
pendidikan terakhir ibu dari balita yang
tambahan dalam sehari, dan untuk
diteliti adalah tamat S1, sedangkan
melihat makanan tambahan seperti apa
pengetahuan gizi sebagian besar ibu
yang diberikan oleh orang tua bayi
balita(71%) adalah baik..
kepada
Pendidikan
terakhir
seluruh
frekuensi
bayi.
makan
Rata-rata
makanan
kebiasaan
makan balita dirumah adalah baik.
pengasuh balita di Taman Penitipan
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Infeksi Balita
Anak Lusendra adalah tamat SMA,
264
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Riwayat Penyakit Infeksi Ya Tidak Varia bel Ratarata Asupa n % Total Asupa n
Day Care Prot Lem KH ein ak
N
%
besar bayi dan balita melebihi AKG,
7 10
41 59
dan Asupan lemak sebagian besar bayi dan balita adalah kurang.
Non Day Care Prot Lem KH ein ak
99, 92
27,36
23,3 1
58, 26
18,54
20,4 8
Tabel 6 Rata-rata Persen Sumbangan Asupan Karbohidrat, Protein dan Lemak Balita Tabel 6menunjukkanTaman Penitipan
63 %
60%
53%
37 %
40%
47%
Anak menyumbang karbohidrat, protein
Total
17
100,0
dan lemak lebih banyak daripada saat
Tabel 4 menunjukkan, sebagian besar
anak berada di luar Taman Penitipan
balita selama 1 minggu terakhir tidak
Anak
mengalami
dikarenakan
sakit.
mengalami terakhir, terkena gabakan,
sakit
Balita
selama
disebabkan penyakit infeksi
yang
batuk
dan
paru-paru,
Hal
anak
tersebut
mengkonsumsi
makanan yang lebih banyak pada saat
seminggu
karena
(rumah).
balita
anak di Taman Penitipan Anak.
pilek,
Tabel 7Distribusi Frekuensi Status Gizi Bayi dan Balita
infeksi
Status Gizi
lambung, diare dan radang ginjal.
a.
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kecukupan AsupanKarbohidrat, Protein dan Lemak Balita
Kurang
0
0%
17
100%
Lebih
0
0%
TB/U Pendek
karbohidrat, protein dan lemak bayi dan
(%)
Baik
b.
Tabel 5 menunjukkan, rata-rata asupan
N
BB/U
0
Normal
15
88%
Tinggi
0
12%
c.
BB/TB
balita selama dirumah adalah kurang,
Kurus
2
12%
rata-rata asupan karbohidrat, protein
Normal
15
88%
Gemuk Total
0 17
0% 100%
dan lemak selama berada di Taman Penitipan Anak adalah kurang. Asupan karbohidrat,
protein
dan
Tabel 7 menunjukkan bahwa, seluruh
lemak
bayi dan balita yang dititipkan di Taman
total(dalam sehari) adalah gabungan
Penitipan
dari asupan karbohidrat, protein dan
ditambahkan
di
Lusendra
memiliki
status gizi (BB/U) yang baik, dengan z-
lemak yang dikonsumsi bayi dan balita dirumah
Anak
score
Taman
terendah
adalah
-1,96
dan
tertinggi adalah 1,82. Status gizi (TB/U)
Penitipan Anak. Asupan karbohidrat
pada sebagian besar bayi dan balita
total sebagian besar balita adalah baik.
adalah
Asupan protein total pada sebagian
265
normal,
dengan
z-score
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
terendah adalah
-1,39 dan tertinggi
Nilai
p
pada
uji
hubungan
adalah 2,32. Status gizi (BB/TB) pada
asupan karbohidrat di TPA dengan
sebagian besar balita adalah normal,
status gizi BB/U dan TB/U adalah
dengan z-score terendah adalah -2,76
p=0,064 dan p=0,66, sedangkan pada
dan tertinggi adalah 1,3.
BB/TB
nilai
p=0,014,
diinterpretasikan 2. Analisis
Hubungan
karbohidrat
Variabel
TB/U
R hit.
p value
Asupan KH
17
0,118
0,653
17
0,015
0,955
Asupan Protein Asupan Lemak Asupan KH di TPA Asupan Protein di TPA Asupan Lemak di TPA Pengetahuan Gizi Ibu Pengetahuan Gizi Pengasuh Kebiasaan Makan Balita Asupan KH di Rumah Asupan Protein di Rumah Asupan Lemak di Rumah
TPA
asupan
berhubungan
dan
tidak
berhubungan
dengan status gizi bayi dan balita
Variabel Penelitian N
di
(BB/TB),
Tabel 8 Uji Korelasi Antara Variabel-
Variabel
bahwa
dapat
dengan status gizi bayi dan balita
Bebas dengan Terikat
BB/U
maka
(BB/U dan TB/U).
BB/TB
R hit. 0,355
p value
R hit.
p value
0,162
0,392
0,119
adalah asupan karbohidrat selama bayi
-0,26
0,314
0,012
0,964
dan balita berada di Taman Penitipan
0,729
0,311
0,225
0,66
0,583
0,014*
0,091 0,115
Asupan
karbohidrat
di
TPA
17
0,333
0,191
17
0,458
0,064
17
0,169
0,516
0,098
0,708
0,045
0,863
0,498
0,103
0,694
0,3
0,242
tersebut
0,519
0,131
0,617
mengkonsumsi karbohidrat sebanyak
0,742
2x,
17
0,176
17
0,012
0,965
0,168
Anak. Asupan karbohidrat bayi dan balita
di
Taman
Penitipan
Anak
sebagian besar masih kurang, hal dikarenakan
balita
4
0,258
0,742
0,775
0,225
0,258
14
0,116
0,694
0,157
0,593
0,070
0,811
besar.Asupan karbohidrat dalam sehari
17
0,093
0,722
0,203
0,434
0,127
0,626
pada sebagian besar balita (53%)
17
0,142
0,586
0,446
0,072
0,087
0,740
sudah baik. Asupan karbohidrat dalam
17
0,137
0,599
0,056
0,830
0,225
0,384
sehari didapatkan dari total asupan
Hubungan
Antara
yaitu
balita
Asupan
pada
selama
saat
dirumah
makan
ditambah
asupan karbohidrat balita selama di
Karbohidrat dengan Status Gizi
Taman Penitipan Anak.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p pada uji hubungan asupan
Berdasarkan hasil food weighing
karbohidrat total (dalam sehari) dengan
dan recall 2x24 jam, diperoleh hasil
status gizi adalah p=0,653 pada BB/U,
bahwa sumber karbohidrat yang sering
p=0,162 pada TB/U dan p=0,119 pada
dikonsumsi bayi dan balita adalah nasi,
BB/TB, maka dapat diinterpretasikan
roti dan bubur. Konsumsi makanan
bahwa asupan karbohidrat total (dalam
yang
sehari)
mengurangi resiko kekurangan zat gizi
tidak
berhubungan
dengan
tertentu
status gizi bayi dan balita. 266
beranekaragam
pada
dapat
seseorang.14Ada
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
hubungan antara asupan karbohidrat di
protein dengan BB/U dan TB/U, namun
TPA dengan status gizi (BB/TB) pada
tidak terdapat hubunganantara asupan
penelitian
protein dengan BB/TB.16
ini
sesuai
dengan
yang
pernah
Asupan protein di TPA adalah
dilakukan di SMP Muhammadiyah 1
asupan protein selama bayi dan balita
Kartasura dengan responden siswa-
berada di Taman Penitipan Anak.
siswi
1,
Asupan protein bayi dan balita di
ada
Taman Penitipan Anak sebagian besar
penelitian
tidak
serupa
SMP
Muhammadiyah
menunjukkan
bahwatidak
hubungan antara asupan karbohidrat
sudah
dengan status gizi.15
dikarenakan
cukup
baik.
Hal
tersebut
balita
banyak
mengkonsumsi makanan yang berasal Hubungan Antara Asupan Protein
dari
dengan Status Gizi
memberikan
Hasil
uji
statistik
hubungan
protein
protein
hewani
sehingga
sumbangan
yang
cukup
konsumsi
baik.
Asupan
antara asupan protein dengan status
protein dalam sehari pada sebagian
gizi, menunjukkan nilai p=0,955 pada
besar balita (94%) adalah berlebih.
BB/U,
Asupan
p=0,314
pada
TB/U,
dan
protein
dalam
sehari
p=0,964 pada BB/TB maka dapat
didapatkan dari total asupan protein
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
selama
dirumah
antara asupan protein dengan status
protein
balita
gizi bayi dan balita.
Penitipan Anak. Asupan protein yang
Uji statistik hubungan asupan
ditambah selama
di
asupan Taman
sudah cukup pada saat di Taman
protein di TPA dengan status gizi
Penitipan
Anak
didapatkan nilai p=0,516 pada BB/U,
protein
dirumah
p=0,708 pada TB/U, dan p=0,863 pada
kelebihan asupan protein dalam sehari
BB/TB, maka dapat disimpulkan bahwa
pada anak.
ditambah
asupan
menyebabkan
tidak ada hubungan antara asupan
Tidak adanya hubungan asupan
protein TPA dengan status gizi (BB/U,
protein dengan status gizi kemungkinan
TB/U dan BB/TB). Hal ini tidak sejalan
disebabkan
dengan hasil penelitian serupa yang
dalam sehari pada sebagian besar
pernah dilakukan di Wilayah Kerja
balita melebihi AKG yang dianjurkan,
Puskesmas Ranomut Kota Manado
yang
dengan Responden anak usia 1-3
mengkonsumsi
tahun,
bahwa
bersumber dariproteinhewani, seperti
asupan
susu, telur, ayam, tempe, bakso dan
terdapat
yang
menunjukkan
hubungan
antara
267
karena
dikarenakan
asupan
protein
balita
banyak
makanan
yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ikan. Protein hewani memiliki nilai gizi
Asupan lemak seluruh bayi dan balita di
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Taman Penitipan Anak adalah kurang.
protein nabati. Protein telur dan susu
Asupan lemak
biasanya dipakai sebagai standar nilai
sebagian besar balita (42%) adalah
gizi protein.
17
dalam sehari pada
kurang. Asupan lemak dalam sehari didapatkan dari total asupan lemak
Hubungan Antara Asupan Lemak
balita
dengan Status Gizi analisis
data
kurang dikarenakan sayuran dan lauk
Pearson pada uji hubungan asupan
pauk
lemak total dengan status gizi bayi dan nilai
p=0,729
p=0,191
pada
TB/U,
karena
dan
dikonsumsi lemak
sayuran
balita
yang
dan
sedikit,
lauk
pauk
kebanyakan direbus. Tidak adanya hubungan antara
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
asupan
antara asupan lemak dengan status gizi
lemak
dengan
kemungkinan
bayi dan balita.
status
karena
gizi
peneliti
menggunakan desain cross sectional
Uji statistik hubungan asupan TPA
yang
mengandung
pada
p=0,225 pada BB/TB, maka dapat
lemak
ditambah
Penitipan Anak. Asupan lemak yang
menggunakan uji Rank Spearman dan
BB/U,
dirumah
asupan lemak balita selama di Taman
Berdasarkan
balitadiperoleh
selama
dengan
status
yang melihat variabel penelitian dalam
gizi
satu waktu, dan karena kandungan
didapatkan nilai p=0,498 pada BB/U,
lemak yang sedikit pada lauk pauk,
p=0,694 pada TB/U, dan p=0,242 pada
sehingga kandungan lemak pada susu
BB/TB, maka dapat disimpulkan bahwa
kurang mencukupi kebutuhan lemak
tidak ada hubungan antara asupan
dalam sehari.
lemak dengan status gizi.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan Melayu,
di
Kelurahan
Jakarta
KESIMPULAN DAN SARAN
Kampung
Timur
1. Kesimpulan
dengan
a. Asupan karbohidratbalita dalam
responden anak usia 5-7 tahun yang menunjukkan
bahwa
tidak
sehari sebanyak 47% adalah
terdapat
baik,
hubungan antara kecukupan lemak
karbohidrat
dengan indeks BB/U dan TB/U.18 Asupan
lemak
TPA
sedangkan selama
asupan di
TPA
sebanyak 88% adalah kurang. adalah
b. Asupan protein balita dalam
asupan lemak selama bayi dan balita
sehari sebanyak 94% adalah
berada di Taman Penitipan Anak.
lebih,
268
sedangkan
asupan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
protein balita selama di TPA
untuk
sebanyak 58% adalah baik.
Gizi Seimbang.
c. Asupan
lemak
seharidan
balita
selama
di
Pedoman
dalam
b. Disarankan adanya komunikasi
TPA
antara Ibu Balita dengan Taman
sebagian besar adalah kurang.
Penitipan Anak mengenai lauk
d. Seluruh balita yang dititipkan di
yang disajikan agar kebutuhan
TPA Lusendra berstatus gizi
asupan
baik
dicukupi dari protein hewani,
dan
sebagian
besar
berstatus gizi normal.
protein
tidak
hanya
tapi juga dari protein nabati.
e. Tidak ada hubungan asupan
f.
menerapkan
c. Pada
penelitian
selanjutnya,
karbohidrat total dengan status
diharapkan
gizi bayi dan balita.
tentang faktor-faktor lain yang
Tidak ada hubungan asupan
mempengaruhi status gizi, tidak
protein total dengan status gizi
hanya
bayi dan balita.
protein dan lemak.
dapat
asupan
meneliti
karbohidrat,
g. Tidak ada hubungan asupan lemak total dengan status gizi
DAFTAR PUSTAKA
bayi dan balita.
1.
h. Ada
hubungan
asupan
Anak. 2008. www.pediatrik.com.
karbohidrat TPA dengan status
diakses tanggal 10 November
gizi
2015
BB/TB,
p=0,014
i.
j.
Eva. Makanan Suplemen Pada
dan
dengan
nilai
tidak
ada
2.
Soetjiningsih,
dr.
Tumbuh
hubungan asupan karbohidrat
Kembang
TPA dengan status gizi BB/U,
Penerbit Buku Kedokteran EGC,
TB/U.
2002
Tidak ada hubungan asupan
3.
Anak.
Surabaya:
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu
protein TPA dengan status gizi
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
bayi dan balita.
Utama, 2002
Tidak ada hubungan asupan
4.
Istiany Ari,
R.
Gizi
Terapan.
lemak TPA dengan status gizi
Cetakan Pertama. Jakarta: PT.
bayi dan balita.
Remaja Rosdakarya, 2013
2. Saran a. Disarankan
5. untuk
Soekirman.
Ilmu
Gizi
dan
Taman
Aplikasinya untuk Keluarga dan
Penitipan Anak dan Ibu Balita
Masyarakat. Pengantar Pangan
269
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dan
6.
Gizi.
Jakarta:
Penebar
Penyelenggaraan PAUD Holistik
Swadaya, 2000
Integratif
Supariasa, dkk. Penilaian Status
Jakarta, 2015
Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran
13.
EGC, 2001 7.
8.
Adnani,
H.
Ilmu
Kesehatan
dkk.
Gains
of
Underprevileged
Children
Bedika, 2011
San Paulo City, Brazil: a Nine
Riskesdas Provinsi Jateng. Pokok
Month Follow-up Study, 2000
Tengah
Jakarta:
3
2013.
Peraturan Menteri Kesehatan No 41 tahun 2014 bab II Pedoman
2013.
Gizi Seimbang. Jakarta, 2014
Penerbitan
Penelitian
Pengembangan
14.
Cetakan
Desember
Lembaga
Badan
15.
dan
Rinanti, Asupan
Kesehatan
Oky
S.
Zat
Hubungan
Gizi
Pengetahuan
Makro
Gizi
dan
Seimbang
Kementrian Kesehatan RI, 2013
dengan Status Gizi Siswa-Siswi di
Badan
Statistika.
SMP
Beberapa
Kartasura.
Pusat
Perkembangan
Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia.
Jakarta:
Dyah,
A.S.
BPS
16.
Pengetahuan
Mamahit, Antara
Hubungan Ibu
Muhammadiyah
D.,
Kerja
Luluk,
Pengelolaan
Masyarakat
dan
Kedokteran
Boyolali.
Universitas
Sam
Boyolali:
Manado, 2014 17.
dkk.
Otak
dan
Kesehatan Balita. Jakarta: Kawan Pustaka, 2008
Jakarta: Universita Terbuka, 2011
Petunjuk
Ratulangi
Widjaja, M.C. Gizi Tepat untuk Perkembangan
Kegiatan
Pembinaan
Kota
Kesehatan
Pengembangan Anak Usia Dini.
Direktorat
Ranomut Jurnal
Akbid Estu Utomo, 2008 Asmawati,
dan
Usia 1-3 Tahun di Wilayah Kerja
Lencoh
Penelitian.
Energi
Tentang
Manado.
Publikasi
Hubungan
Protein dengan Status Gizi Anak
Gizi Balita Usia 1-3 Tahun Didesa
Selo
Publikasi
Antara
Puskesmas
Puskesmas
dkk.
Asupan
Makanan Bergizi Dengan Status
Wilayah
Naskah
1
Karya Tulis Ilmiah , 2014
Indonesia, 2012
12.
Augusto,
Attending a Day Care Center in
Pertama,
11.
Jose
PAUD.
Masyarakat. Yogyakarta: Nuha
Jawa
10.
Taddei,
Satuan
Nutritional
Pokok Hasil Riskesdas Provinsi
9.
di
18.
Regar,
E.,
dkk.
Hubungan
PAUD.
Kecukupan Asupan Energi dan
Teknis
Makronutrien dengan Status Gizi
270
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Anak
Usia
Kelurahan
5-7
Tahun
Kampung
di
Melayu
Jakarta Timur. Jurnal Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
271