VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) 7.1.
Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Keberadaan Hutan Penilaian persepsi masyarakat dalam memandang keberadaan hutan adalah
dengan mewancarai 30 Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi yang ada disekitar kawasan TNGHS. Tabel 15 menunjukkan tingkat persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi berdasarkan interval nilai tanggapan. Tabel 15. Persepsi Masyarakat Keberadaan Hutan No 1 2 3
4 5 6
Kasepuhan
Sinar
Resmi
Pernyataan
terhadap
Jawababan Responden Skala STS TS KS S SS Likert Sayamempunyaikepentingan 4 4 terhadap hutan Pengelolaan hutan menjadi - 0,66 - 2,67 3,33 tanggung jawab masyarakat Masyarakat akan ikut 4 4 merasakan dampaknya apabila hutan rusak Masyarakat tidak dapat 4 4 dipisahkan dari hutan Hutan memberikan manfaat 4 4 secara langsung Hutan merupakan aset masa 4 4 depan sehingga perlu dijaga
Tingkat Persepsi Baik Cukup Baik Baik
Baik Baik Baik
Keterangan: SS=Sangat Setuju S=Setuju KS=Kurang Setuju TS=Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju Skala Likert 1-1,8 (Sangat Buruk); 1,81-2,6 (Buruk); 2,61-3,24 (Cukup Baik); 3,41-4,20 (Baik); 4,21-5,00(Sangat Baik) Sumber : Data Primer (2011)
Berdasarkan Tabel 15, ditunjukkan bahwa setiap indikator persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap keberadaan hutan bernilai baik. Hal ini disebabkan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi menganggap bahwa keberadaan hutan penting bagi kehidupan. Kehidupan Masyarakat Kasepuhan sehari-hari
bergantung
pada
sistem
pertanian
tradisional.
Masyarakat
memanfaatkan hutan dalam berbagai cara, yaitu huma, sawah dan talun. Hal ini
menunjukan kontradiksi antara persepsi masyarakat yang menganggap keberadaan hutan penting dengan cara mereka dalam bertani (huma, sawah dan talun) yang cenderung merusak hutan. 7.2.
Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Keberadaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap peranan pihak
TNGHS dalam pengelolaan dan perlindungan kawasan hutan memiliki tingkat persepsi yang baik dengan nilai Skala Likert sebesar 3,4 (Tabel 16). Perluasan kawasan TNGHS telah meningkatkan peranan TNGHS dalam membina Masyarakat Kasepuhan. Salah satunya adalah dengan program MKK yang melibatkan
masyarakat
dalam
pengelolaan
kawasan
konservasi.
Pada
perkembangannya, Masyarakat Kasepuhan menganggap MKK sebagai sebuah pendekatan yang perlu dikembangkan dalam menjaga hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Tabel 16. Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Keberadaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak No Pernyataan Jawababan Responden Skala Tingkat STS TS KS S SS Likert Persepsi 1 TNGHS sangat - 0,6 - 2,8 3,4 Cukup berperan dalam Baik perlindungan kawasaan hutan 2 Pengelolaan hutan - 0,66 - 2,66 3,32 Cukup menjadi tanggung Baik jawab TNGHS 3 TNGHS berperan - 0,33 - 3,33 3,66 Baik dalam membina Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Keterangan: SS=Sangat Setuju S=Setuju KS=Kurang Setuju TS=Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju Skala Likert 1-1,8 (Sangat Buruk); 1,81-2,6 (Buruk); 2,61-3,24 (Cukup Baik); 3,41-4,20 (Baik); 4,21-5,00(Sangat Baik) Sumber : Data Primer (2011)
70
7.3.
Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Tabel 17 menunjukan persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi atas
perluasan kawasan TNGHS. Setiap indikator persepsi pada Tabel 17 menjelaskan Tabel 17. Persepsi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi terhadap Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak No Pernyataan Jawababan Responden Skala Tingkat STS TS KS S SS Likert Persepsi 1 Saya tahu mengenai 4 4 Baik kegiatan perluasan kawasan TNGHS 2 Saya memahami akan - 2,4 0,8 3,2 Cukup kegiatan perluasan Baik kawasan TNGHS 3 Saya menerima kegiatan 2 2 Buruk perluasan kawasan TNGHS 4 Perluasan kawasan - 1,8 - 0,4 2,2 Buruk TNGHS membawa dampak yang positif bagi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi 5 Perluasan kawasan - 0,2 - 3,6 3,8 Baik TNGHS membawa dampak negatif bagi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi 6 Komunikasi terjalin - 1,8 - 0,4 2,2 Buruk secara baik antara masyarakat dan Pihak TNGHS terkait dengan perluasan kawasan 7 Masyarakat merubah 2 2 Buruk sistem pertanian ladang berpindah menjadi pertanian menetap 8 Masyarakat menerima 2 2 Buruk bantuan dari pemerintah berupa bibit padi Keterangan: SS=Sangat Setuju S=Setuju KS=Kurang Setuju TS=Tidak Setuju STS=Sangat Tidak Setuju Skala Likert 1-1,8 (Sangat Buruk); 1,81-2,6 (Buruk); 2,61-3,24 (Cukup Baik); 3,41-4,20 (Baik); 4,21-5,00(Sangat Baik) Sumber : Data Primer (2011)
71
bagaimana pandangan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi (baik atau buruk) terhadap kebijakan perluasan kawasan TNGHS. Masyarakat Kasepuhan mengetahui akan kegiatan perluasan kawasan TNGHS. Adapun kegiatan perluasan kawasan TNGHS belum sepenuhnya dipahami oleh Masyarakat Kasepuhan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang tidak mengerti akan isi dan makna dari SK Menteri Kehutanan No. 175/Kpts-I/2003. Masyarakat hanya tahu bahwa sejak berlakunya SK tersebut, Masyarakat Kasepuhan dilarang menebang pohon di kawasan hutan perluasan. Jika mereka melanggar maka mereka akan dikenai sanksi. Menurut Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi, perluasan kawasan TNGHS menjadi ancaman bagi mereka. Oleh karena itu, mereka tidak menerima akan keputusan tersebut. Mereka menganggap telah ada aturan adat tentang pengelolaan sumberdaya hutan. Aturan tersebut diantaranya mensyaratkan ijin sesepuh adat untuk penebangan kayu. Mereka juga mempunyai aturan tradisi dalam memulai bertani atau membuka lahan huma. Aturan adat membagi hutan menjadi hutan tutupan, titipan, dan garapan. Aturan tersebut berguna untuk melindungi hutan. Selanjutnya Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi juga berpandangan bahwa perluasan kawasan TNGHS membawa dampak yang buruk terhadap keberlanjutan adat dan kehidupan mereka. Beberapa warga pernah ditangkap oleh petugas TNGHS karena menebang kayu. Menurut mereka kayu tersebut adalah hasil tanaman sendiri. Masyarakat Kasepuhan dengan Pihak TNGHS telah beberapa kali melaksanakan pertemuan. Namun pertemuan tersebut tidak
72
membawa hasil yang baik bagi kedua belah pihak. Pihak TNGHS dan Masyarakat Kasepuhan sering bersitegang terutama terkait perluasan TNGHS. Perluasan
kawasan
TNGHS
tidak
mampu
mengubah
kebiasaan
Masyarakat Kasepuhan dalam sistem pertanian. Masyarakat Kasepuhan masih tetap mempertahankan adat istiadat dalam membuka lahan huma. Hal itu menjadi suatu tradisi dan kewajiban bagi setiap Masyarakat Kasepuhan. Jika mereka tidak melakukan hal tersebut, maka mereka akan terkena kemalangan (kabendon). Pemerintah telah memberikan bantuan bibit tanaman padi sebagai salah satu cara agar Masyarakat Kasepuhan tidak menebang pohon atau hanya menanam pada areal yang sudah pernah digarap (tidak melaksanakan ladang berpindah). Masyarakat menolak bantuan bibit padi tersebut karena mereka masih mempertahankan padi varietas lokal. Hal ini dikarenakan beras varietas lokal lebih tahan lama jika disimpan di dalam leuit. Kondisi tersebut menunjukan bahwa Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi masih melaksanakan sistem pertanian ladang berpindah.
73