VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengola han dan nilai tambah perolehan pelaku usaha. Nilai tambah merupakan salah satu komponen dalam membentuk nilai produk. Nilai produk merupakan nilai yang dimiliki sebuah produk dan terdiri dari nilai tambah pengolahan, nilai bahan baku, dan nilai input lainnya. Nilai tambah perolehan pelaku usaha merupakan nilai tambah yang diperoleh dan diciptakan pelaku usaha atas usahanya dalam mengatur pemakaian input dan menghasilkan output. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep nilai tambah sebagai perolehan atau balas jasa yang diterima pelaku usaha yaitu anggota rantai pasok beras organik. Konsep ini dapat disebut dengan nilai tambah perusahaan (the firm’s value added). Konsep ini digunakan karena rantai pasok beras organik tidak melakukan pengolahan langsung sehingga tidak sesuai jika menggunakan konsep nilai tambah atas pengolahan. Nilai tambah tercipta atas usaha yang dilakukan anggota rantai pasok untuk membuat sebuah produk yang berkualitas. Menurut Balk (2002), nilai tambah diperoleh dari perbed aan antara penerimaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya service, biaya energi, dan biaya material. Dalam konsep the firm’s value added, perusahaan yang dimaksud adalah seluruh anggota rantai pasok beras organik kecuali konsumen akhir. Pengukuran nilai tambah anggota rantai pasok beras organik dilakukan dalam satuan waktu yang sama agar seimbang dan lebih akurat. Oleh karena itu, nilai tambah seluruh anggota rantai pasok diukur setiap siklus produksi dalam satuan waktu yang sama. Siklus produksi yang dilakukan setiap anggota rantai pasok beras organik berbeda. Petani mitra memiliki tiga siklus produksi dalam setahun, sedangkan Tani Sejahtera Farm dan ritel memiliki dua belas siklus produksi setiap bulan dalam setahun sehingga pengukuran nilai tambah rantai pasok beras organik diukur dalam setahun. Nilai tambah yang diperoleh setiap anggota rantai pasok akan diukur dan dianalisis sehingga pada akhirnya akan dihasilkan nilai tambah yang diperoleh rantai pasok beras organik secara keseluruhan dan persentase kontribusi setiap anggota rantai pasok beras organik dalam penciptaan perolehan nilai tambah rantai pasok beras organik.
7.1 Nilai Tambah Petani Mitra Petani mitra dalam rantai pasok beras organik berperan dalam membudidayakan padi organik, menggiling gabah dengan bantuan pihak penggilingan, dan menjual beras organik kepada Tani Sejahtera Farm. Semua kegiatan yang dilakukan petani mitra membutuhkan biaya. Dalam mengukur nilai tambah yang diperoleh petani mitra, diperlukan nilai tambah setiap petani mitra dan kemudian dijumlahkan seluruhnya. Pengukuran ini dilakukan pada petani mitra dimana terdapat sebelas petani yang bermitra dengan Tani Sejahtera Farm. Tidak diukur rata-rata nilai tambah petani mitra karena rata-rata nilai tambah hanya mewakili nilai tambah satu petani dari sebelas petani mitra, sedangkan menurut Chopra dan Meindl (2004), nilai sebuah rantai pasok diukur dengan menjumlahkan nilai yang diperoleh seluruh anggota rantai pasok, sama halnya dengan pengukuran nilai tambah. Oleh karena setiap petani mitra produksi tiga kali dalam setahun, pengukuran nilai tambah dilakukan untuk ketiga siklus produksi dalam setahun sehingga dihasilkanlah nilai tambah yang diperoleh setiap petani mitra dalam setahun dan selanjutnya dijumlahkan menjadi nilai tambah seluruh petani mitra. Nilai tambah setiap petani mitra merupakan selisih nilai output dan nilai input dalam produksi beras organik. Nilai output merupakan perkalian dari harga yang disepakati dan jumlah beras organik yang dipanen. Harga beras organik yang diterima semua petani mitra sama, tetapi jumlah beras organik yang dipanen berbeda antar setiap petani mitra. Nilai input terdiri dari biaya service, biaya energi, dan biaya material yang dikeluarkan saat budidaya hingga penjualan beras organik. Pada Tabel 12, terdapat rincian nilai output dan nilai input setiap petani mitra serta nilai tambah dalam setiap musim tanam (siklus produksi) dan nilai tambah dalam satu tahun. Setiap petani mitra memiliki nilai output dan nilai input yang berbeda karena hasil panen yang diterima berbeda mengingat luas lahan berbeda, sedangkan nilai input berbeda dikarenakan jumlah penggunaan input antar petani mitra berbeda walaupun petani dengan luas lahan yang sama kecuali tiga petani yang luas lahannya 0,1 hektar, yaitu petani G, H, dan K. Ketiga petani dengan luas lahan 0,1 hektar menggunakan jumlah input yang sama sehingga nilai input
sama. Masing- masing petani mitra memiliki nilai input yang sama setiap siklus produksinya, tetapi hasil panen beras organik yang dihasilkan tidak sama dikarenakan faktor yang tidak bisa dikendalikan petani seperti cuaca atau lainnya. Tabel 12. Rincian Nilai Output, Nilai Input, dan Nilai Tambah Petani Mitra dalam Rantai Pasok Beras Organik pada Tahun 2011
Petani
Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G Petani H Petani I Petani J Petani K Jumlah
Musim Tanam (MT) MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3
Nilai Output (Rp) 5.285.800 5.259.800 5.301.400 5.651.100 5.557.500 5.567.250 1.573.650 1.555.450 1.574.950 1.057.550 1.052.350 1.060.150 2.825.550 2.778.750 2.783.300 1.695.200 1.677.000 1.720.550 564.850 555.750 556.400 524.550 518.700 524.550 339.300 335.400 344.500 5.244.850 5.184.400 5.248.100 528.450 525.850 530.400
Nilai Input (Rp) 2.719.000 2.719.000 2.719.000 2.807.400 2.807.400 2.807.400 953.000 953.000 953.000 817.500 817.500 817.500 1.486.600 1.486.600 1.486.600 1.356.500 1.356.500 1.356.500 426.500 426.500 426.500 426.500 426.500 426.500 299.500 299.500 299.500 2.996.000 2.996.000 2.996.000 426.500 426.500 426.500
Nilai Tambah Setiap Musim Tanam (Rp) 2.566.800 2.540.800 2.582.400 2.843.700 2.750.100 2.759.850 620.650 602.450 621.950 240.050 234.850 242.650 1.338.950 1.292.150 1.296.700 338.700 320.500 364.050 138.350 129.250 129.900 98.050 92.200 98.050 39.800 35.900 45.000 2.248.850 2.188.400 2.252.100 101.950 99.350 103.900
Jumlah Nilai Tambah dalam Satu Tahun (Rp) 7.690.000
8.353.650
1.845.050
717.550
3.927.800
1.023.250
397.500
288.300
120.700
6.689.350
305.200 31.358.350
Jumlah nilai tambah seluruh petani mitra dalam setahun sebesar Rp. 31.358.350. Hal tersebut memberi arti bahwa seluruh petani mitra memperoleh nilai tambah sebesar Rp. 31.385.350 dalam setahun atas penjualan produk beras organik dengan harga Rp. 6.500 per kg. Nilai tambah ini merupakan nilai tambah yang diperoleh seluruh petani mitra pada tahun 2011. Pengukuran nilai tambah tidak menunjukkan nilai tambah yang diterima petani mitra setiap tahun karena hasil panen beras organik yang merupakan komponen nilai output tidak selalu sama untuk setiap siklus produksi. Namun, dari awal petani bermitra dengan Tani Sejahtera Farm yaitu pada tahun 2006, hasil panen petani belum berbeda jauh dari hasil panen tahun 2011. Setiap petani mitra berkontribusi dalam menciptakan perolehan nilai tambah rantai pasok beras organik. Besar kontribusi penciptaan nilai tambah setiap petani dapat dilihat pada Gambar 18. 1,0%
21,3%
24,5%
0,4%
0,9% 1,3%
3,3% 12,5% 26,6% 5,9%
2,3%
Petani A Petani B Petani C Petani D Petani E Petani F Petani G Petani H Petani I Petani J Petani K
Gambar 18. Persentase Kontribusi Setiap Petani Mitra dalam Penciptaan Nilai Tambah Rantai Pasok Beras Organik pada Tahun 2011 Petani mitra yang berkontribusi menciptakan perolehan nilai tambah rantai pasok beras organik yang paling tinggi adalah Petani B yaitu sebesar 26.6 persen atau Rp. 8.353.650 dalam satu tahun. Petani B memiliki luas lahan 1 hektar dengan hasil panen paling tinggi sejumlah 2,58 ton beras organik sehingga produktivitas budidaya padi organik yang dilakukan juga paling tinggi dibandingkan petani mitra lainnya yaitu sebesar 2,58 ton beras organik/ha dalam
satu tahun. Nilai output Petani B paling besar, tetapi nilai input yang dikeluarkan paling besar kedua setelah Petani J. Petani J tidak memperoleh hasil panen beras organik yang lebih banyak atau sama dengan Petani B. Hal tersebut dapat terjadi karena faktor kesuburan lahan yang kurang di lahan Petani J atau faktor perawatan yang kurang intensif. Petani yang paling rendah berkontribusi dalam penciptaan nilai tambah adalah Petani I dengan besar kontribusi 0,4 persen dan besar nilai tambah Rp. 120.700. Hal tersebut dikarenakan lahan milik Petani I hanya 0,1 hektar dan hasil panennya paling rendah dibandingkan petani lainnya yang memiliki luas lahan sama. Faktor kesuburan lahan atau ketidaktepatan penggunaan input dapat menyebabkan hal tersebut.
7.2 Nilai Tambah Tani Sejahte ra Farm Tani Sejahtera Farm bertanggung jawab dalam budidaya padi organik, mendistribusikan beras organik dari petani mitra sampai ritel produk organik, penjualan langsung ke konsumen akhir, pengangkutan, sortasi, pengemasan, dan pelabelan. Kegiatan-kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap kali produksi dan membutuhkan biaya atas kegiatan tersebut. Tani Sejahtera Farm merupakan sebuah badan usaha yang memproduksi beras organik setiap bulan. Dalam setahun, Tani Sejahtera Farm melakukan 12 kali produksi (siklus produksi). Tani Sejahtera Farm sudah membagi kelompok yang terdiri dari tiga petani mitra dalam setiap bulan berdasarkan luas lahan yang berbeda termasuk Tani Sejahtera Farm karena badan usaha ini juga memiliki lahan sendiri. Hal ini dilakukan agar Tani Sejahtera Farm dapat terus berproduksi dan memasok ritel setiap bulan dengan perbedaan jumlah pasokan yang tidak terlalu jauh antar bulan dari petani mitra. Oleh karena setiap kelompok memil iki perbedaan luas lahan dan hasil panen beras organik, maka jumlah beras organik sebagai input dan output Tani Sejahtera Farm juga berbeda pada setiap siklus produksi yang dilakukan. Nilai tambah yang diperoleh Tani Sejahtera Farm diukur dengan mengukur nilai tambah setiap bulan siklus produksi dalam setahun, kemudian dijumlahkan. Nilai output Tani Sejahtera Farm merupakan perkalian hasil produksi dan harga yang diterima. Jumlah hasil produksi Tani Sejahtera Farm
lebih sedikit dibandingkan produksi petani mitra karena beras organik pasokan dari petani mitra disortasi dahulu untuk memisahkan beras yang utuh dan menir. Beras yang utuh dijual kepada ritel dan konsumen akhir, kemudian dihitung sebagai nilai output. Harga yang diterima sebesar Rp. 12.000 per kg. Nilai input Tani Sejahtera Farm merupakan nilai dari input-input yang digunakan olehnya dalam proses produksi. Input-input yang dibutuhkan badan usaha ini bukan hanya input untuk produksi saat sebagai distributor saja, tetapi juga input yang digunakan saat membudidayakan padi organik seperti yang digunakan petani mitra. Namun, biaya input dalam budidaya padi organik hanya dikeluarkan tiga kali saja dalam setahun sesuai siklus produksi yang dilakukan bersama petani mitra lainnya. Rincian pengukuran nilai tambah Tani Sejahtera Farm dalam setahun dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rincian Nilai Output, Nilai Input, dan Nilai Tambah Tani Sejahtera Farm dalam Rantai Pasok Beras Organik pada Tahun 2011 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Nilai Output (Rp) 13.353.600 10.845.600 8.012.400 10.149.600 13.132.800 10.720.800 7.926.000 10.099.200 13.154.400 10.851.600 8.133.600 10.178.400
Nilai Input (Rp) Nilai Tambah (Rp) 10.110.500 3.243.100 8.290.050 2.555.550 5.556.000 2.456.400 7.792.800 2.356.800 9.947.500 3.185.300 8.201.550 2.519.250 5.531.900 2.394.100 7.756.500 2.342.700 9.963.450 3.190.950 8.299.600 2.552.000 5.205.050 2.928.550 7.811.450 2.366.950 32.091.650
Nilai tambah yang paling besar diperoleh Tani Sejahtera Farm adalah nilai tambah saat bulan pertama di setiap empat siklus produksi, yaitu Bulan Januari, Mei, dan September. Nilai tambah yang paling besar diperoleh oleh kelompok petani pertama yang panen di bulan pertama di setiap empat siklus produksi. Kelompok pertama ini yaitu Petani B, E, dan G. Pada saat bulan pertama di setiap empat siklus produksi, nilai tambah besar karena jumlah output beras organik paling banyak dibandingkan bulan lainnya sehingga nilai output paling besar. Begitu juga dengan nilai input pada bulan pertama, nilainya paling besar karena
beras organik yang diproduksi paling banyak dan membutuhkan input yang lebih banyak lagi. Setelah nilai tambah dijumlahkan dalam setahun, dihasilkanlah nilai tambah sebesar Rp. 32.091.650. Dalam setahun, Tani Sejahtera Farm melakukan 12 siklus produksi dan memperoleh nilai tambah sebesar Rp. Rp. 32.091.650 atas jasanya membudidayakan padi organik hingga mendistribusikan beras organik hasil panen sendiri dan petani mitra kepeda ritel produk organik dengan harga produk akhir Rp. 12.000 per kg.
7.3 Nilai Tambah Ritel Produk Organik Ritel produk organik berperan dalam menjual beras organik langsung ke konsumen akhir. Ritel melakukan sortasi ulang, pengemasan ulang, pelabelan ulang, dan penyimpanan beras organik. Sortasi dilakukan ulang untuk memastikan beras yang dijual tidak terdapat kulit gabah dan butir beras yang masih terkuliti. Hasil sortasi tidak terlalu jauh dengan jumlah beras organik yang dipasok Tani Sejahtera Farm karena sebelumnya Tani Sejahtera Farm sudah mensortasinya. Terdapat dua ritel produk organik dalam rantai pasok beras organik. Oleh karena agar sesuai dengan konsep pengukuran nilai tambah di awal yang menyatakan bahwa pengukuran nilai tambah dilakukan untuk seluruh anggota rantai pasok, maka pengukuran nilai tambah di kedua ritel produk organik dijumlahkan. Ritel produk organik tidak hanya memasok dari Tani Sejahtera Farm, tetapi juga memasok beras organik dari pemasok lain sehingga pengukuran nilai tambah dilakukan khusus untuk beras organik yang dipasok Tani Sejahtera Farm sesuai arah aliran produk, finansial, dan informasi yang dianalisis dalam penelitian ini. Ritel sama seperti Tani Sejahtera Farm yang memiliki 12 siklus produksi setiap bulan dalam setahun. Nilai output beras organik di tingkat ritel produk organik terdiri dari jumlah produksi atau pasokan dari Tani Sejahtera Farm dan harga jual produk beras organik per kg yang berbeda di setiap ritel. Sedangkan nilai input merupakan nilai bahan baku atau input yang digunakan untuk kegiatan produksi, yaitu biaya service, energi, dan material. Rincian nilai output, nilai input, dan nilai tambah setiap ritel produk organik dalam setahun
dirincikan dalam tabel berbeda karena perbedaan nilai output dan penggunaan input oleh setiap ritel. Pengukuran nilai tambah yang pertama dianalisis adalah pada Ritel MM Organic and Vegetable. Ritel MM Organic and Vegetable sangat ketat dalam menjaga kualitas dan nama baik produk beras organik produksinya. Oleh karena itu, harga jual yang ditawarkan sangat tinggi dibandingkan kedua ritel lainnya. Jumlah pasokan yang dipesan selalu sama setiap bulan, yaitu sebanyak 70 kg sehingga nilai input yang dikeluarkan sebagai biaya juga selalu sama setiap bulan atau siklus produksi. Awalnya, dilakukan pengukuran nilai tambah setiap bulan dan kemudian dikalikan langsung 12 bulan atau siklus produksi karena pengukuran nilai tambah pada rantai pasok beras organik dilakukan dalam setahun. Berikut adalah tabel rincian pengukuran nilai tambah pada MM Organic and Vegetable. Tabel 14. Komponen Perhitungan Nilai Tambah pada MM Organic and Vegetable No.
Komponen
1.
Nilai Output Rp. 29.000 x 70 kg Nilai Input Biaya Service Biaya Energi - Listrik - Bensin motor (liter) Biaya Material - Beras organik (kg) - Plastik kemasan (buah) - Label (lembar) Total Nilai Input Nilai Tambah Setiap Bulan Nilai Tambah Setahun
2.
3. 4.
Jumlah
Harga Satuan (Rp/satuan)
Total (Rp) 2.030.000
-
-
-
4
4.500
70.000 18.000
70 70 24
12.000 1.000 6.500
840.000 70.000 156.000 1.154.000 876.000 10.512.000
Dari Tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai tambah yang diperoleh MM Organic and Vegetable dalam satu siklus produksi sebesar Rp. 876.000. Biaya service tidak dikeluarkan dalam produksi beras organik. MM Organic and Vegetable menyediakan layanan delivery order sehingga jika ada yang menggunakan layanan tersebut, pihak ritel ini mengantar pesanan beras organik dengan motor. Oleh karena itu, ritel ini mengeluarkan biaya bensin. Tidak banyak konsumen akhir yang menggunakan layanan ini. Biaya material yang dikeluarkan
tergantung dari jumlah pasokan beras organik dari Tani Sejahtera Farm. Bahan material tidak dipersiapkan lebih karena jumlah pesanan (pasokan) beras organik selalu tetap setiap bulan. Jumlah plastik kemasan dalam perhitungan biaya material merupakan plastik kemasan ukuran 1 kg karena ritel ini mengemas beras organik dari Tani Sejatera Farm dengan ukuran kemasan 1 kg. Nilai tambah yang diperoleh MM Organic and Vegetable dalam setahun sebesar Rp. 10.512.000 setelah dikalikan dengan 12 siklus produksi (12 b ulan). Nilai ini cukup tinggi dengan ukuran output yang dijual sebanyak 70 kg. Ming Organic and Vegetarian Foods mempunyai peran yang sama dengan MM Organic and Vegetable. Ritel ini melakukan pemesanan beras organik sebanyak 70 kg setiap bulan kepada Tani Sejahtera Farm. Beras organik yang sudah disortasi, kemas, dan label ulang dijual kepada konsumen akhir di ritel dengan harga Rp. 18.000 per kg. Bahan-bahan yang dijadikan input juga sama seperti MM Organic and Vegetable, namun berbeda pada biaya dan harga satuan input. Adapun rincian komponen perhitungan nilai tambah Ritel Ming Organic and Vegetarian Foods dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Komponen Perhitungan Nilai Tambah pada Ming Organic and Vegetarian Foods No.
Komponen
1.
Nilai Output Rp. 18.000 x 70 kg Nilai Input Biaya Service Biaya Energi - Listrik - Bensin motor (liter) Biaya Material - Beras organik (kg) - Plastik kemasan (buah) - Label (lembar) Total Nilai Input Nilai Tambah Setiap Bulan Nilai Tambah Setahun
2.
3. 4.
Jumlah
Harga Satuan (Rp/satuan)
Total (Rp) 1.260.000
-
-
-
6
4.500
65.000 27.000
70 70 5
12.000 1.200 8.000
840.000 84.000 40.000 1.056.000 204.000 2.448.000
Nilai tambah yang diperoleh Ming Organic and Vegetarian Foods dalam satu siklus produksi (1 bulan) sebesar Rp. 204.000. Nilai output yang diterima
lebih rendah dibandingkan MM Organic and Vegetable karena harga jual lebih rendah. Ritel ini juga menyediakan layanan delivery order. Konsumen akhir yang menggunakan layanan ini cukup banyak untuk minta dikirimkan beras organik karena konsumen akhir membeli dalam jumlah sangat banyak pada setiap pembelian. Oleh karena itu, ritel ini membutuhkan biaya bensin sebagai biaya energi yang lebih banyak dibandingkan MM Organic and Vegetable. Biaya label cukup sedikit dikeluarkan karena ukuran label yang digunakan ritel ini kecil sehingga tidak membutuhkan kertas label yang banyak dan biaya yang dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit. Dalam setahun, Ming Organic and Vegetarian Foods memperoleh nilai tambah sebesar Rp. 2.448.000. Nilai tambah kedua ritel produk organik dalam setahun kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan nilai tambah di tingkat ritel. Besar nilai tambah setiap ritel produk organik dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai Tambah di Tingkat Ritel Produk Organik Setahun Ritel MM Organic and Vegetable Ming Organic and Vegetarian Foods Jumlah
Nilai Output (Rp)
Nilai Input (Rp)
Nilai Tambah (Rp)
24.360.000
13.848.000
10.512.000
15.120.000
12.672.000
2.448.000 12.960.000
Jumlah nilai tambah yang diperoleh seluruh ritel produk organik melalui penjualan beras organik khusus pasokan dari Tani Sejahtera Farm sebesar Rp. 12.960.000 dengan harga jual produk akhir berbeda-beda. Nilai ini mencerminkan nilai tambah setiap tahun karena jumlah output beras organik yang dibeli ritel dari Tani Sejahtera Farm dan dijual kembali kepada konsumen akhir selalu tetap. Nilai tambah di tingkat ritel produk organik merupakan nilai yang diperoleh kedua ritel atas kontribusinya dalam menciptakan produk akhir beras organik. Besar nilai tambah antar ritel tidak sama karena bedanya harga output serta penggunaan dan harga input. Hal tersebut mengindikasikan bahwa setiap ritel berkontribusi dalam menciptakan nilai tambah rantai pasok beras organik yang berbeda-beda. Besar kontribusi setiap ritel dapat dilihat pada Gambar 19.
19%
81%
Ritel RitelMelly MM Organic Manuhutu Organic and Vegetable and Vegetable Ritel Ming Organic and Vegetarian Foods
Gambar 19. Persentase Kontribusi Setiap Ritel dalam Penciptaan Nilai Tambah Rantai Pasok Beras Organik pada Tahun 2011 Ritel produk organik yang paling banyak berkontribusi dalam menciptakan nilai tambah rantai pasok beras organik di tingkat ritel adalah Ritel MM Organic and Vegetable. Lebih dari tiga per empat dari total kontribusi ritel diberikan oleh ritel ini. Harga jual beras organik yang tinggi membuat ritel ini menciptakan dan memperoleh nilai tambah yang lebih besar dibandingkan Ritel Ming Organic and Vegetarian Foods walaupun jumlah produk beras organik yang dijual sama. Harga jual yang tinggi ditetapkan ritel ini karena kualitas dan citra merek selalu dijaga ketat sehingga memperoleh citra yang baik di mata konsumen akhir. Penjagaan merek dan citra produk ini dapat dikatakan sebagai kontribusi yang diberikan untuk membuat produk beras organik semakin bernilai.
7.4 Nilai Tambah Rantai Pasok Beras Organik Menurut Chopra dan Meindl (2004), tujuan sebuah rantai pasok adalah memaksimalkan nilai yang diperoleh seluruh anggota rantai pasok. Nilai tersebut juga termasuk nilai tambah. Nilai tambah bukan merupakan keuntungan. Nilai tambah merupakan nilai yang diperoleh anggota rantai pasok dari nilai produk yang ditetapkan. Nilai ini tidak sembarang diperoleh karena para anggota rantai pasok harus berupaya mengoptimalkan penggunaan input dan berkontribusi sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Nilai tambah rantai pasok beras organik diukur secara keseluruhan, yaitu jumlah dari nilai tambah yang diperoleh seluruh anggota rantai pasok beras
organik. Nilai tambah ini dapat dijadikan sebagai indikator kinerja rantai pasok. Rantai pasok yang memperoleh nilai tambah tinggi menandakan bahwa kinerja yang dihasilkan rantai pasok baik. Nilai tambah yang tinggi diperoleh karena setiap anggota rantai pasok berkontribusi dengan menggunakan sumber dayanya secara optimal dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen akhir. Nilai tambah yang tinggi dibutuhkan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif sehingga dapat memperoleh loyalitas konsumen yang banyak. Nilai tambah ini dirasakan pula oleh konsumen akhir melalui manfaat yang dimiliki produk beras organik atas penciptaan kualitas produk yang lebih baik dan terjamin sehingga tidak merugikan konsumen akhir. Setiap anggota rantai pasok beras organik berkontribusi dalam menciptakan perolehan nilai tambah rantai pasok yang lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan rantai pasok beras organik lainnya. Kontribusi yang diberikan masing- masing anggota rantai pasok beras organik berbeda. Dalam penelitian ini, akan dianalisis bagaimana kontribusi setiap anggota rantai pasok beras organik secara keseluruhan dalam menciptakan perolehan nilai tambah rantai pasok beras organik. Nilai tambah setiap anggota rantai pasok beras organik telah diukur sebelumnya dalam satu tahun. Nilai tambah seluruh anggota rantai pasok beras organik dijumlahkan dan dihasilkanlah total nilai tambah rantai pasok beras organik keseluruhan. Tabel 17 adalah tabel yang menjelaskan nilai tambah setiap anggota rantai pasok, nilai tambah rantai pasok beras organik keseluruhan, dan persentase kontribusi setiap anggota dalam menciptakan nilai tambah produk beras organik. Nilai tambah yang diperoleh petani mitra cukup besar karena terdapat sebelas nilai tambah dari sebelas petani yang tergabung dalam petani mitra. Selain itu, harga output beras organik yang ditetapkan bersama antara petani mitra dan Tani Sejahtera Farm sangat tinggi. Hal inilah yang membedakan antara petani padi konvensional dan petani padi organik. Besar nilai tambah petani mitra dan Tani Sejahtera Farm hampir sama. Namun, besar nilai tambah berbeda arti untuk keduanya. Nilai tambah yang diperoleh petani mitra sebesar Rp. 31.358.350 adalah nilai tambah atas tiga siklus produksi yang dilakukan dalam setahun oleh sebelas petani mitra, sedangkan nilai tambah bagi Tani Sejahtera Farm adalah
nilai tambah yang hanya diperoleh badan usaha ini dalam 12 siklus produksi selama setahun. Nilai tambah ritel produk organik merupakan nilai tambah yang diperoleh kedua ritel dalam setahun. Nilai tambah ritel relatif lebih kecil dibandingkan anggota rantai pasok lainnya karena hanya terdapat dua ritel di dalam rantai pasok beras organik ini dan jumlah output yang sedikit sehingga nilai tambah yang diperoleh pun sedikit dengan besar kontribusi sebesar 17 persen. Tabel 17. Nilai Tambah dan Persentase Kontribusi Setiap Anggota Rantai Pasok Beras Organik Dalam Setahun Anggota Rantai Pasok Petani Mitra Tani Sejahtera Farm Ritel Produk Organik Jumlah
Nilai Tambah (Rp) 31.358.350 32.091.650 12.960.000 76.410.000
Persentase (%) 41 42 17 100
Dari seluruh anggota rantai pasok beras organik, Tani Sejahtera Farm yang memberikan kontribusi paling besar dalam menciptakan perolehan nilai tambah rantai pasok beras organik dengan besar kontribusi 42 persen walaupun hanya satu pihak saja, tidak seperti petani mitra yang berjumlah sebelas dan ritel yang berjumlah dua. Jumlah nilai tambah rantai pasok beras organik secara keseluruhan sebesar Rp. 76.410.000 pada tahun 2011 dan tidak berbeda jauh dengan tahuntahun sebelumnya. Nilai ini cukup besar karena didukung dengan nilai produk akhir atau harga jual produk beras organik yang tinggi. Nilai tambah rantai pasok yang tinggi menandakan bahwa rantai pasok beras organik sudah berjalan cukup baik.