VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL
Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria – kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan Payback period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan PT Agrindo Surya Graha selama umur proyek. Selain perlu dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi akan menunjukan layak tidaknya usaha dari sisi finansial. Untuk mencari batas maksimal suatu perubahan sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value perlu dilakukan. Management perusahaan PT Agrindo Surya Graha memutuskan umur proyek usaha selama 5 tahun. Hal ini dikarenakan umur penggunaan mesin hanya sampai 5 tahun ke depan. Pertimbangan mesin merupakan salah satu asset penting dalam usaha ini. Disamping itu menurut management dengan 5 tahun dapat diharapkan usaha ini mampu memberikan keuntungan yang optimal sehingga mampu menciptakan usaha yang lainnya. 7.1.
Arus Kas (Cashflow)
7.1.1. Arus Penerimaan atau Manfaat(Inflow) Penerimaan atau manfaat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan pada sebuah proyek. Arus manfaat pada bisnis PT Agrindo Surya Graha adalah penerimaan dari hasil penjualan pupuk organik, pinjaman, modal sendiri dan nilai sisa. 1) Penerimaan dari penjualan Pupuk Organik Pupuk organik PTAgrindo Surya Graha mulai terjual pada bulan Agustus 2009. Produk diijual dalam satuan kemasan 40 kg dan 50 kg dan masing-masing dijual Rp 550/kg. Rincian penerimaan penjualan pupuk dapat dilihat dari rincian
77
penerimaan pertahunya. Diasumsikan semua produk terjual habis. Karena berdasarkan pengamatan selama 3 bulan seluruh produk yang dihasilkan semuanya laku terjual oleh para pembeli atau distributor lainya. Sedangkan kapasitas produksi hanya mampu mencapai 520 ton/bulan selama 26 hari kerja atau sekitar 20 ton perhari. Rincian produksi pertahun dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Proyeksi Produksi Pupuk Organik PT Agrindo Surya Graha Tahun 2009-2014 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahun (ton) 2009 2010 2011 Januari 0 520 520 Februari 0 520 520 Maret 0 520 520 April 0 520 520 Mei 0 520 520 Juni 0 520 520 Juli 520 520 520 Agustus 520 520 520 September 520 520 520 Oktober 520 520 520 November 520 520 520 Desember 520 520 520 3.120 6.240 6.240 Total Produksi Selama Proyek 28.080 ton Bulan
2012 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 6.240
2013 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 520 6.240
Jumlah proyeksi produksi akumulasi perhitungan produksi dalam perhari selama umur proyek yang direncanakan yaitu 20 ton perhari jumlah produksi atau setara dengan 520 ton perbulan dalam 26 hari kerja perbulanya. Jika gagal produksi 5 persen dalam umur proyek maka akan setara kegagalan produksi sebanyak 1.404 ton. Dari hasil proyeksi produksi diatas maka selanjutnya dikonversi menjadi satuan rupiah yang dihasilkan dari jumlah penjualan produk. Jumlah rupiah yang didapat dari penjualan produk efektif pada bulan Agustus 2009 dapat dilihat pada data Tabel 14.
78
Tabel 14. Proyeksi Penjualan Pupuk Organik PT Agrindo Surya Graha 2009-2014 Jumlah Produksi (Kg)
Harga Jual
2009
2.470.000
Rp.550
2
2010
5.928.000
Rp.550
Rp. 3.260.400.000
3
2011
5.928.000
Rp.550
Rp. 3.260.400.000
4
2012
5.928.000
Rp.550
Rp. 3.260.400.000
5
2013
5.928.000
Rp.550
Rp. 3.260.400.000
No.
Tahun
1
Total Penerimaan
Penerimaan Rp 1.358.500.000
Rp. 14. 400.100.000
Penerimaan dari hasil penjualan pupuk organik PT Agrindo Surya Graha selama umur 5 tahun proyek adalah Rp. 14.400.100.000 dari total penjualan 26.182 ton pupuk organik. Asumsi Tabel 14 merupakan hasil produksi setelah dikurangi lima persen kerusakan produksi atau setara dengan 1.404 ton kerusakan produksi perproyek. Untuk usaha pupuk organik ini belum memperoleh pendapatan tambahan dari sektor lain. Sehingga total penerimaan yang akan didapat selama proyek adalah sebesar Rp.14.400.100.000. 2. Penerimaan Pinjaman dari Bank
Analisis kelayakan finansial PT Agrindo Surya Graha akan menggunakan dua skenario modal usaha yaitu skenario seluruhnya modal sendiri (skenario I) dan skenario mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri (skenario II), besarnya modal sendiri dan pinjaman ditentukan dari besarnya investasi yang dikeluarkan. Adapun biaya investasinya yaitu sebesar Rp 625.446.600. 3. Nilai Sisa Pada penelitian ini diperoleh nilai sisa investasi pada akhir tahun kelima adalah sebesar Rp 351.790.000. Nilai sisa ini berasal dari investasi yang belum habis umur ekonomisnya pada tahun kelima. Sehingga nilai sisa diperhitungkan sebagai nilai pendapatan akhir proyek pada tahun kelima. Rincian data nilai sisa dapat dilihat pada data Tabel 15.
79
Tabel 15. Data Investasi dan Nilai Sisa PT Agrindo Surya Graha No. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 B 1 2 3 4 5 6 C 1 2 3 D 1
INVESTASI PERALATAN Mesin @2 Timbangan digital @2 Timbangan manual Skop @ 10 Cangkul @ 10 Grobak @ 3 Troly @ 2 Sprayer @ 2 Mesin disel cadangan Karung @ 1500 Palu @ 2 Pahat @ 2 Kunci inggris satu set Kunci L satu set Gergaji besi @ 2 Gerjaji kayu @ 2 Mesin las Ember @ 6 Gayung @ 5 Mesin jahit karung @ 2 Sarung tangan @ 4 lusin Masker @ 4 lusin PERLENGKAPAN Galon + Alat Minum Dispenser Kompor Gas komputer Tabung Gas ATK PRASARANA & SARANA Pendirian PT perijinan Usaha NPWP,SK Domisili, Akte Perubahan BANGUNAN Bangunan Pabrik TOTAL
NILAI BELI
UMUR TEKNIS
BESARNYA NILAI SISA
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
250.000.000 3.000.000 1.000.000 400.000 450.000 750.000 300.000 750.000 2.500.000 1.125.000 40.000 70.000 450.000 450.000 300.000 160.000 1.500.000 96.000 50.000 1.500.000 200.000 80.000
5 5 5 2 2 3 3 3 5 5 2 2 3 3 3 2 5 1 1 5 1 1
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
200.000 225.000 250.000 100.000 250.000 20.000 35.000 150.000 150.000 100.000 80.000 -
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
200.000 100.000 240.000 5.000.000 200.000 1.500.000
2 2 3 5 5 1
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
100.000 50.000 80.000 -
Rp Rp Rp
50.000.000 10.000.000 10.000.000
5 5 5
Rp Rp Rp
-
Rp
700.000.000
10
Rp 350.000.000
Rp 1.042.411.000
Rp 351.790.000
80
7.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow) Kelompok komponen biaya dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya operasional adalah sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi berlangsung. 1) Biaya Investasi Pada PT Agrindo Surya Graha biaya investasi pada tahun kesatu. Selain untuk biaya tersebut juga dilakukan re-investasi untuk barang yang memiliki umur ekonomis kurang dari 5 tahun. Rincian biaya investasi pengusahaan PT Agrindo Surya Graha pada Tabel 15 dan adapun untuk rincian biaya Re-investasi dapat di lihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Data Rincian Biaya Re-investasi PT Agrindo Surya Graha. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 6
Rincian Data Peralatan Skop @ 10 Cangkul @ 10 Grobak @ 3 Troly @ 2 Sprayer @ 2 Palu @ 2 Pahat @ 2 Kunci inggris satu set Kunci L satu set Gergaji besi @ 2 Gerjaji kayu @ 2 Ember @ 6 Gayung @ 5 Sarung tangan @ 4 lusin Masker @ 4 lusin Perlengkapan Galon + Alat Minum Dispenser Kompor Gas ATK Total
Total Nilai
Umur Teknis
400.000 450.000 750.000 300.000 750.000 40.000 70.000 450.000 450.000 300.000 160.000 96.000 50.000 200.000 80.000
2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1
400.000 450.000 750.000 300.000 750.000 40.000 70.000 450.000 450.000 300.000 160.000 96.000 50.000 200.000 80.000
200.000 100.000 240.000 1.500.000
2 2 3 1
200.000 100.000 240.000 1.500.000 6.586.000
1
2
Tahun Re-Investasi 3 4 400.000 450.000
5 400.000 450.000
750.000 300.000 750.000 40.000 70.000
40.000 70.000 450.000 450.000 300.000
96.000 50.000 200.000 80.000
160.000 96.000 50.000 200.000 80.000
96.000 50.000 200.000 80.000
200.000 100.000 1.500.000 1.926.000
1.500.000 3.346.000
160.000 96.000 50.000 200.000 80.000 200.000 100.000
240.000 1.500.000 5.166.000
1.500.000 3.346.000
2) Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama proyek berjalan. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel, biaya operasional dikeluarkan pada tahun kesatu sampai tahun kelima.
81
a) Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT Agrindo Surya Graha meliputi gaji, telephone, listrik, pemeliharaan alat dan bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan. Adapun rincian dari biaya tetap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Biaya Gaji Biaya gaji dikeluarkan setiap bulan dengan komponen gaji pokok skala Upah Minimum Regional atau UMR dengan disertai tambahan uang makan.
Untuk para direksi perusahaan membayar secara merata karena
masih memiliki kontribusi yang sama terhadap perusahaan. Dari hasil tersebut diperoleh pengeluaran biaya tetap gaji karyawan pada perusahaan dengan rincian pada Tabel 17.
Tabel 17. Biaya Gaji PT Agrindo Surya Graha per Tahun. No.
Biaya Tetap
Jumlah Orang
Gaji/bulan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7
Gaji Akuntan Gaji Security Gaji Kepala Produksi Gaji Wakil Kepala Produksi Gaji kepala operasional Gaji GM Gaji Direksi
1 2 1 1 1 1 4
Rp 500.000 Rp 2.000.000 Rp 1.200.000 Rp 1.000.000 Rp 3.000.000 Rp 4.000.000 Rp 6.000.000
12 12 12 12 12 12 12
Total Gaji/tahun Rp 6.000.000 Rp 24.000.000 Rp 14.400.000 Rp 12.000.000 Rp 36.000.000 Rp 48.000.000 Rp 72.000.000
2. Biaya Telephon, Listrik dan Sewa Kantor Berdasarkan hasil wawancara besarnya total biaya telephon, air dan listrik yaitu Rp 2.000.000/bulan. Sehingga pengeluaran untuk biaya ini pada setiap tahunnya yaitu : Rp 2.000.000/bulan x 12 bulan = Rp 24.000.000/thn. PT Agrindo Surya Graha juga memiliki alamat kantor di daerah Jakarta Selatan. Untuk alamat kantor tersebut management PT Agrindo Surya Graha menyewa seharga Rp 2.500.000 per bulan. Sehingga pengeluaran untuk biaya sewa kantor setiap tahunnya sebesar Rp 30.000.000/tahun.
82
3. Biaya Pemeliharaan Alat dan Bangunan Biaya pemeliharaan alat dan bangunan telah ditetapkan oleh pihak manajemen yaitu sebesar 3 persen dari total nilai beli bangunan, peralatan dan perlengkapan, serta kendaraan. Total biaya pemeliharaan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Total Biaya Pemeliharaan
Persentase Biaya Jumlah (Rp) Pemeliharaan (%) 1 Bangunan 700.000.000 21.000.000 3 2 Peralatan 265.171.000 7.955.130 3 3 Perlengkapan 7.240.000 217.200 3 Total Biaya Pemeliharaan per Tahun 29.172.330
No
Uraian
Nilai Beli (Rp)
4. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Besarnya biaya pajak bumi dan bangunan tergantung dari luas objek tanah dan bangunan yang dimiliki oleh wajib pajak, adapun besarnya PBB yang harus dibayarkan oleh pihak manajemen disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Rincian Perhitungan PBB
No 1 2 3 4
Komponen Nilai Tanah Pabrik PT.ASG Nilai Bangunan Pabrik Jumlah Nilai Jual Objek Pajak Nilai Jual Kena Pajak
5 PBB per Tahun
Luas (m) Harga (Rp) 7.300 68.493 6.000 33.333 20 % x 700.000.000 0,05 % x 560.000.000
Total (Rp) 500.000.000 200.000.000 700.000.000 140.000.000 560.000.000 280.000
5. Biaya Cicilan Pinjaman Modal Analisis finansial kelayakan usaha PT Agrindo Surya Graha akan menggunakan skenario perolehan modal pinjaman dari Bank sebesar Rp. 729.687.700. Lamanya pinjaman tersebut yaitu 5 tahun sesuai dengan umur proyek, rumus yang digunakan yaitu rumus perhitungan angsuran kredit dengan annuity (nilai angsuran tetap).
83
Angsuran per Tahun = pinjaman x {interest x (1 + interest)^periode} {(1 + interest)^periode – 1} Adapun rincian perhitungan cicilan pinjaman pokok dan bunga pinjaman dapat di lihat pada Tabel 20. Tabel 20. Angsuran Pembayaran Pinjaman Perhitungan Pembayaran Kredit Uraian No 1 Pinjaman 2 Jangka Waktu Pengembalian (tahun) 3 Tingkat Suku Bunga 4 Angsuran Kredit per Tahun Pembayaran Angsuran Pinjaman No Tahun Pokok Pinjaman Biaya Bunga 1 2009 94.619.689 87.562.440 2 2010 107.866.445 74.315.684 3 2011 122.967.748 59.214.381 4 2012 140.183.233 41.998.896 5 2013 159.808.885 22.373.244
Keterangan Rp625.446.000 5 14% Rp182.182.129 Angsuran 182.182.129 182.182.129 182.182.129 182.182.129 182.182.129
Sisa Pokok Pinjaman 530.826.311 422.959.866 299.992.118 159.808.885 0
B. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang selalu berubah selama proses produksi berlangsung. Unsur – unsur yang termasuk ke dalam biaya variabel yaitu bakalan bahan baku, bahan bakar dan upah buruh. Rincian dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Biaya Variabel Produksi per Ton.
84
Ada beberapa biaya yang tidak dikeluarkan oleh management perusahan seperti biaya transport, biaya kemasan, biaya akomodasi perjalan dan biaya lainya. Hal ini dikarenakan biaya-biaya tersebut sudah ditangung oleh para distributor atau mitra usaha PT Agrindo Surya Graha
C. Pajak Penghasilan Usaha Besarnya pajak yang dikeluarkan tergantung dari perolehan laba perusahaan setiap tahunnya. Rujukan penghitungan pajak penghasilan diperoleh dari laporan laba rugi yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah contoh perhitungan besarnya jumlah pajak yang harus di bayarkan jika labanya Rp 995,536,858 : = {[Rp 50.000.000 x 10 %] + [Rp 50.000.000 x 15 %] + [(Rp 995.536.858 – Rp 100.000.000) x 30%]} = Rp 281,161,057
7.2.
Analisis Laba Rugi Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang didapat dari investasi, Rumus yang akan digunakan yaitu dengan metode penghitungan garis lurus. Penyusutan per Tahun = Nilai Beli – Nilai Sisa Umur Pakai Data nilai penyusutan dapat dilihat pada Table 22. Dimana dana penyusutan pertahun dapat mencapai Rp 105.166.000. dengan tingkat penyusutan tertinggi adalah bangunan yaitu sebesar Rp 35.000.000 per tahun. Kemudian perkembangan laba usaha setiap tahunnya dapat diketahui melalui Analisis laba rugi. Rincian perhitungan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran 3 perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha, yang secara otomatis akan berpengaruh juga terhadap Cashflow.
85
Tabel 22. Nilai Penyusutan per Tahun No.
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 B 1 2 3 4 5 6 C 1 2 3 D 1
Investasi
PERALATAN Mesin @2 Timbangan digital @2 Timbangan manual Skop @ 10 Cangkul @ 10 Grobak @ 3 Troly @ 2 Sprayer @ 2 Mesin disel cadangan Karung @ 1500 Palu @ 2 Pahat @ 2 Kunci inggris satu set Kunci L satu set Gergaji besi @ 2 Gerjaji kayu @ 2 Mesin las Ember @ 6 Gayung @ 5 Mesin jahit karung @ 2 Sarung tangan @ 4 lusin Masker @ 4 lusin PERLENGKAPAN Galon + Alat Minum Dispenser Kompor Gas komputer Tabung Gas ATK PRASARANA Pendirian PT perijinan Usaha NPWP,SK Domisili, Akte BANGUNAN Bangunan Pabrik TOTAL
Nilai Beli (Rp)
Umur Besarnya Nilai Nilai Teknis Sisa (Rp) Penyusutan (Rp)
250.000.000 3.000.000 1.000.000 400.000 450.000 750.000 300.000 750.000 2.500.000 1.125.000 40.000 70.000 450.000 450.000 300.000 160.000 1.500.000 96.000 50.000 1.500.000 200.000 80.000
5 5 5 2 2 3 3 3 5 5 2 2 3 3 3 2 5 1 1 5 1 1
200.000 225.000 250.000 100.000 250.000 20.000 35.000 150.000 150.000 100.000 80.000 -
50.000.000 600.000 200.000 100.000 112.500 166.667 66.667 166.667 500.000 225.000 10.000 17.500 100.000 100.000 66.667 40.000 300.000 96.000 50.000 300.000 200.000 80.000
200.000 100.000 240.000 5.000.000 200.000 1.500.000
2 2 3 5 5 1
100.000 50.000 80.000 -
50.000 25.000 53.333 1.000.000 40.000 1.500.000
50.000.000 10.000.000 10.000.000
5 5 5
-
10.000.000 2.000.000 2.000.000
700.000.000
10
350.000.000
35.000.000
351.790.000
105.166.000
1.042.411.000
86
Rata–rata laba rugi per tahun yang diperoleh dari skenario I dan skenario II masing-masing yaitu Rp 450.850.332 dan Rp 405.631.535 Berdasarkan data terlihat bahwa dengan analisis laba rugi pada skenario I dengan diskonto 7 persen, pihak manajemen PT Agrindo Surya Graha mendapatkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan laba yang diperoleh dari skenario II dengan diskonto 14 persen. Hal ini dikarenakan pada skenario I tidak dibebani oleh biaya bunga pinjaman modal kepada Bank. Pada Tabel 23 terlihat perbandingan antara laba rugi skenario I dan Skenario II yang telah dikutip dari lampiran. Tabel 23. Perbandingan Laba Rugi Skenario I dan II Nilai Laba per Tahun No 1 2 3 4 5
7.3.
Tahun 2009 2010 2011 2013 2014 Rataan
Diskon Faktor 7% Rp
Diskon Faktor 14% Rp
-13.206.010 566.864.417 566.864.417 566.864.417 566.864.417 450.850.332
-100.768.450 514.843.438 525.414.350 537.465.190 551.203.146 405.631.535
Analisis Kelayakan Finansial PT Agrindo Surya Graha Analisis kelayakan finansial digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan
pendirian PT Agrindo Surya Graha dengan menggunakan metode penilaian investasi yang meliputi analisis NPV, IRR, Net B/C, serta PP. Analisis kelayakan ini menggunakan dua skenario yaitu skenario pertama menggunakan modal sendiri dan skenario ke dua mendapatkan pinjaman dari Bank sebesar Rp 625.446.600 atau sekitar 60 persen dari total investasi sebesar Rp 1.042.411.000. Hal ini dilakukan untuk melihat mana yang lebih baik dan menguntungkan dari kedua perlakuan yang berbeda ini. Rincian perhitungan cashflow kedua skenario tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 (skenario I) dan lampiran 6 (skenario II). Hasil analisis kelayakan finansial pengusahaan PT Agrindo Surya Graha kedua skenario yang telah dikutip dari lampiran 2 dan 6 dapat dilihat pada Tabel 24.
87
Tabel 24. Hasil Analisis Kelayakan Finansial PT Agrindo Surya Graha No 1 2 3 4
Kriteria Kelayakan NPV Net B/C IRR PP
Hasil Penilaian Skenario I (DF 7 %) Skenario II (DF 14 %) Rp 1.479.200.674 Rp 1.021.360.102 2,67 3,30 64% 98% 2,51 2,82
Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa hasil NPV skenario I pada tingkat diskonto 7 persen memiliki nilai yang lebih besar dari pada nol. Hal ini menunjukan bahwa pengusahaan PT Agrindo Surya Graha menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena memberikan tambahan manfaat sebesar Rp 1.479.200.674 selama jangka waktu 5 tahun. Nilai Net B/C skenario I adalah 2,67 atau lebih besar dari satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini untuk Pengusahaan PT Agrindo Surya Graha sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang sebesar Rp 2,67 Berdasarkan kriteria kelayakan Net B/C, pengusahaan PT Agrindo Surya Graha layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh dari skenario I yaitu 64 persen. Nilai ini berada diatas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 7 persen. Berdasarkan kriteria IRR usaha ini layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan waktu pengembalian investasinya, terlihat bahwa skenario I akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha berjalan selama 2 tahun 6 bulan. Hal ini berarti menunjukan usaha ini layak karena pengembalian investasi tercapai sebelum umur proyek berakhir. NPV skenario II pada tingkat diskonto 14 persen memiliki nilai yang lebih besar dari pada nol. Hal ini menunjukan bahwa pengusahaan PT Agrindo Surya Graha menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena memberikan tambahan manfaat sebesar Rp 1.021.360.102 selama jangka waktu 5 tahun. Nilai Net B/C skenario II adalah 3,3 atau lebih besar dari satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini untuk Pengusahaan PT Agrindo Surya Graha sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang
88
sebesar Rp 3,3. Berdasarkan kriteria kelayakan Net B/C, pengusahaan PT Agrindo Surya Graha layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh dari skenario II yaitu 98 persen. Nilai ini berada diatas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 14 persen. Berdasarkan kriteria IRR usaha ini layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan waktu pengembalian investasinya, terlihat bahwa skenario II akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha berjalan selama 2 tahun 9 bulan. Hal ini berarti menunjukan usaha ini layak karena pengembalian investasi tercapai sebelum umur proyek berakhir. Kedua skenario berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan, namun jika dibandingkan antara skenario I dan skenario II maka skenario I lebih layak dibandingkan dengan skenario II. Hal ini dikarenakan NPV skenario I lebih besar dibandingkan dengan skenario II dan PP pada skenario I lebih cepat dibandingkan dengan skenario II. 7.4.
Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti) Analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value
digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga output dan biaya sehingga keuntungan mendekati normal dimana NVP sama dengan nol, IRR sama dengan diskon faktor yang berlaku dan Net B/C sama dengan satu. Analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value yang dilakukan adalah dengan menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat adanya perubahan beberapa parameter. Parameter yang digunakan yaitu penurunan penjualan penjualan pupuk organik dan kenaikan biaya variable. Untuk mengetahui resiko mana yang lebih sensitif (peka) terhadap perubahan parameter tersebut, maka perlu dibandingkan analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value skenario I dan skenario II. Hasil analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value dapat dilihat pada Tabel 25.
89
Tabel 25. Hasil Analisis Sensitivitas Switching Value Skenario I dan skenario II
No Parameter yang Berubah 1 Maximum Peningkatan Biaya Variabel 2 Maximum Penurunan Jumlah Penjualan
Skenario I Skenario II 19,62% 16,44% 12,76% 10,72%
Pada Tabel 25 terlihat bahwa persentase maximum peningkatan biaya variable untuk skenario I yaitu sebesar 19,62 persen. Sedangkan persentase maximum penurunan penjualan pupuk organik yaitu sebesar 12,76 persen. Pada skenario ini perubahan parameter penurunan penjualan pupuk organik lebih sensitif dibandingkan perubahan parameter peningkatan biaya variabel. Persentase maximum peningkatan biaya variable untuk skenario II yaitu sebesar 16,44 persen. Sedangkan persentase maximum penurunan penjualan pupuk organik yaitu sebesar 10,72 persen. Pada skenario ini perubahan parameter penurunan penjualan pupuk organik lebih sensitif dibandingkan perubahan parameter peningkatan biaya variabel. Persentase terhadap parameter tersebut merupakan persentase maximum yang dapat ditolelir oleh PT Agrindo Surya Graha. Jika persentase penurunan penjualan pupuk organik dan peningkatan biaya variabel mengalami peningkatan lebih besar dari persentase diatas, maka PT Agrindo Surya Graha tidak mendapatkan keuntungan. Hal ini dikarenakan keuntungan yang diperoleh habis digunakan untuk menutupi seluruh biaya kegiatan produksi pupuk organik. Penilaian secara umum menunjukan bahwa skenario II lebih sensitif terhadap perubahan – perubahan yang terjadi baik itu perubahan peningkatan biaya variabel ataupun penurunan penjualan pupuk organik . Kedua skenario berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan, namun jika dibandingkan antara skenario I dan skenario II maka skenario I lebih layak dibandingkan dengan skenario II. Hal ini dikarenakan skenario I NPV lebih besar, rata-rata manfaat pertahun yang diterima lebih besar, lebih fleksibel dalam sensitivitas switching value dan PP pada skenario I lebih cepat dibandingkan dengan skenario II.
90