VI ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Suatu produk diharapkan dapat diterima dengan baik oleh pasar tujuan sehingga analisis aspek pasar pada sebuah usaha perlu untuk dilakukan. Peternakan Prima Fit juga memerlukan analisis aspek pasar agar produk utama yakni susu kambing yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar. 6.1.1 Analisis Peluang Pasar Susu kambing merupakan sebuah produk yang memiliki prospek pemasaran yang cukup baik karena sampai saat ini jumlah permintaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penawaran. Saat ini jumlah permintaan susu kambing dari peternakan Prima Fit mencapai 50 liter per hari sedangkan jumlah penawaran yaitu jumlah susu yang dapat dijual hanya sekitar 21 liter per hari. informasi
ini
menunjukan
bahwa
peternakan
memiliki
peluang
untuk
meningkatkan jumlah produksinya agar kekurangan permintaan sebesar 29 liter per hari dapat dipenuhi. Selain itu, adanya penambahan jumlah populasi akibat pengembangan usaha dan proses reproduksi menyebabkan produksi susu di peternakan Prima Fit semakin meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Produksi Susu Kambing per Hari di Peternakan Prima Fit dengan Pengembangan Usaha Tahun Rata-rata susu kambing yang dapat dijual (liter/hari) 1 26,64 2 28,92 3 31,16 4 36,71 5 42,78 Sumber : Diolah dari Lampiran 7
Dilihat dari hasil perhitungan proyeksi, rata-rata susu kambing yang dapat dijual terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada akhir periode usaha, rata-rata susu kambing yang dapat dijual hanya mencapai 42,78 liter per hari. Jumlah ini masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah seluruh permintaan susu
51
kambing Prima Fit saat ini sehingga seluruh susu yang dihasilkan dapat terserap oleh pasar. Sampai saat ini data mengenai konsumsi maupun produksi susu kambing di Kabupaten Bogor belum ada sehingga sulit mengetahui peluang pasar susu kambing di Kabupaten Bogor. Namun peluang pasar susu kambing di Kabupaten Bogor dapat diperkirakan melalui pendekatan permintaan dan penawaran susu kambing di beberapa peternakan yang ada di Kabupaten Bogor. Data peternakan kambing perah di Kabupaten Bogor serta data permintaan dan penawarannya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Data Permintaan dan Penawaran Susu Kambing pada Masing-Masing Peternakan di Kabupaten Bogor No.
Nama Peternakan
1.
PT Capriota A P*)
2.
Ponpes Darul Fallah*)
3.
Cordero Farm*)
4.
Bangun Karso Farm*)
5.
Prima Fit**)
6.
Ponpes Sahid**)
7.
An Noer*)
8.
Peternakan Ibu Sukarti**)
9.
Peternakan Unggul**)
Total Sumber : * Saputro (2009)
Lokasi Kec. Cariu Kec. Ciampea Kec. Taman sari Kec. Cijeruk Kec. Ciampea Kec. Pamijahan Kec. Caringin Kec. Caringin Kec. Ciampea
Permintaan (lt/hari) 150
Penawaran (lt/hari) 100
Selisih (lt/hari) 50
20
7
13
40
25
15
70
50
20
50
21
29
40
25
15
100
65
35
7
5
2
20
12
8
497
310
187
** Wawancara dengan Narasumber dari masing-masing Peternakan
Meskipun permintaan susu kambing dari masing-masing peternakan tidak hanya datang dari masyarakat di Kabupaten Bogor dan penawaran susu kambing masing-masing peternakan pun tidak hanya ditujukan bagi pasar di Kabupaten Bogor namun kelebihan permintaan yang ada di masing-masing peternakan mengindikasikan bahwa ada peluang pasar susu kambing di Kabupaten Bogor. Informasi ini menyatakan bahwa peternakan Prima Fit memiliki peluang pasar di Kabupaten Bogor sehingga pengembangan usaha ternak kambing perah di peternakan Prima Fit prospektif untuk dikembangkan.
52
Selain mengkaji peluang pasar yang terdapat di Kabupaten Bogor, perlu juga dikaji peluang pasar di Indonesia. Masih sedikitnya perhatian yang dicurahkan untuk peternakan kambing perah di Indonesia menyebabkan belum banyaknya data mengenai kambing perah termasuk permintaan dan ekspor susu kambing. Menurut Rosid (2009), data pasti mengenai jumlah permintaan dan ekspor susu kambing dari Indonesia pun belum ada baik dari Departemen Perindustrian, dan Perdagangan (Deperindag) maupun Badan Pusat Statistik (BPS), meskipun demikian Ketua Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia mengatakan bahwa dari kebutuhan 6.000 liter per hari baru seperempatnya yang bisa dipenuhi. Artinya permintaan susu kambing yang belum terpenuhi sebesar 75%. Hal ini meyakinkan kembali bahwa peternakan Prima Fit memiliki peluang pasar yang cukup besar di Indonesia dan peningkatan produksi susu dapat terserap dengan baik di pasar nasional. 6.1.2 Analisis Pesaing Berdasarkan Umar (2005), salah satu ciri pesaing adalah perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pesaing peternakan Prima Fit merupakan peternakanpeternakan kambing perah lain yang menghasilkan susu kambing. Namun karena data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor mengenai jumlah dan lokasi peternakan kambing perah sangat terbatas, maka sulit menentukan jumlah pasti pesaing peternakan Prima Fit di Kabupaten Bogor. Beberapa peternakan yang dapat dijadikan sebagai pesaing bagi peternakan Prima Fit antara lain PT. Capriota Agrindo Prima, Ponpes Darul Fallah, Cordero Farm, Bangun Karso Farm, Ponpes Sahid, An Noer, peternakan Ibu Sukarti, dan Peternakan Unggul. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pasar yang dituju oleh masing-masing peternakan berbeda-beda namun peternakan kambing perah yang juga menghasilkan susu kambing akan mengurangi peluang pasar peternakan Prima Fit sehingga peternakan kambing perah lainnya dapat diidentifikasi sebagai pesaing. Hal ini tentu mengindikasikan adanya persaingan. Meskipun terdapat beberapa pesaing namun persaingan tidak terlalu ketat hal ini dapat dilihat dari masih
53
banyaknya peluang pasar susu kambing baik se-Kabupaten Bogor maupun seIndonesia. 6.1.3 Bauran Pemasaran Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bauran pemasaran merupakan kebijakan pemasaran yang dilakukan suatu usaha. Bauran pemasaran terdiri dari 4 P produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). 6.1.3.1 Produk (product) Produk utama yang dihasilkan oleh peternakan Prima Fit adalah susu kambing. Susu kambing yang dihasilkan sebanyak 0,66 liter per hari dimana setiap kambing perah di Peternakan Prima Fit dapat diperah selama empat bulan. Contoh susu kambing Prima Fit dapat dilihat pada Gambar 3.
(a) Susu kambing segar
(b) Susu kambing beku
Gambar 3. Susu Kambing Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, susu yang dihasilkan peternakan ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan susu yang diminta oleh konsumen. Hal ini menyebabkan konsumen terkadang harus memesan terlebih dahulu dan menunggu beberapa hari untuk memperoleh susu kambing yang diminta. Bila susu kambing yang tersedia belum dapat memenuhi keseluruhan permintaan maka peternakan akan memberikan produk ke semua konsumen namun dengan jumlah yang lebih sedikit dari yang diminta karena peternakan berusaha untuk menjaga loyalitas konsumen sehingga tidak berpindah ke susu kambing merek lain.
54
Sampai saat ini Peternakan Prima Fit belum melakukan uji laboratorium terhadap kandungan gizi susu kambing yang dihasilkan serta masih belum memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) sebagai jaminan bahwa produk aman untuk dikonsumsi. Namun karakteristik susu kambing dapat dikaji dari pendapat beberapa konsumen susu kambing. Karakteristik susu kambing yang dihasilkan oleh Peternakan Prima Fit tidak berbau perengus, kental, tidak menimbulkan alergi, segar, dan mampu menyembuhkan beberapa penyakit. Sedangkan karakteristik susu kambing pada umumnya antara lain berbau perengus, dan cair. Susu kambing ini mampu menyembuhkan berbagai penyakit antara lain asma, hidrocepalus, dan stroke. Selain susu kambing, terdapat beberapa produk sampingan yang dihasilkan oleh peternakan Prima Fit yakni kolostrum, anak kambing, kambing dara, dan kambing afkir. Kolostrum merupakan susu yang pertama dihasilkan oleh induk betina pasca melahirkan. Namun jumlah kolostrum yang diambil hanya 200 ml dari setiap induk yang baru melahirkan. Kolostrum memiliki kandungan gizi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengn susu kambing. Anak kambing baik jantan maupun betina dijual pada umur tiga bulan yakni ketika anak kambing sudah tidak diberi susu. Jumlah anak kambing jantan yang dijual sebanyak 100 persen dari kelahiran sedangkan jumlah anak kambing betina yang dijual sebanyak 20 persen dari kelahiran. Kambing dara dijual pada umur 16 bulan atau satu tahun empat bulan. Pada umur tersebut kambing sudah dapat dikawinkan. Sedangkan kambing afkir dijual setelah kambing tidak dapat bereproduksi kembali. Kambing afkir dijual sekitar umur tujuh tahun sebagai kambing pedaging. 6.1.3.2 Harga Harga merupakan salah satu faktor yang sering dipertimbangkan oleh konsumen sebelum membeli suatu produk. Peternakan Prima Fit menetapkan harga yang cukup tinggi untuk susu kambing yang dihasilkan yakni sebesar Rp 100.000,00 per liter. Sedangkan harga susu kambing di pasaran sekitar Rp 15.000,00 - Rp 60.000,00 per liter. Meskipun harga susu kambing ini tergolong mahal, tetap saja banyak konsumen yang membeli susu ini karena menurut konsumen susu kambing Prima Fit memiliki kualitas susu yang sangat baik
55
walaupun belum ada uji laboratoruim terhadap susu tersebut. Menurut beberapa konsumen, jika harga susu kambing ini meningkat, konsumen akan tetap membeli susu kambing Prima Fit. Selain dijual secara langsung, susu kambing Prima Fit juga dijual melalui beberapa distributor. Harga susu kambing di tingkat distributor sekitar Rp 50.000,00 per liter. Harga yang lebih rendah ini diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi distributor sehingga distributor dapat memasarkan susu secara kontinu. Pada umumnya distributor menjual susu ini pada konsumen dengan harga Rp 100.000,00 per liter. Produk sampingan yang dihasilkan oleh peternakan ini antara lain kolostrum, anak kambing, kambing dara dan kambing afkir. Harga kolostrum per liter sangat tinggi yakni Rp 5.000.000,00. Hal ini disebabkan jumlah kolostrum yang dihasilkan sangat sedikit dan kandungan gizi yang dimiliki oleh kolostrum sangat banyak. Harga anak kambing yang dijual oleh peternakan Prima Fit yakni Rp 3.250.000,00 per ekor untuk anak kambing jantan dan Rp 3.000.000,00 per ekor untuk anak kambing betina. Kambing dara yang dijual oleh peternakan ini dihargai sebesar Rp 6.000.000,00. Harga ini memang cukup tinggi namun kualitas kambing perah yang dihasilkan oleh peternakan Prima Fit cukup baik karena berasal dari bibit yang baik pula. Sedangkan kambing afkir dijual sebagai kambing pedaging dengan harga per kilogram (kg) berat hidup sebesar Rp 17.500,00. 6.1.3.3 Distribusi (place) Untuk membeli susu kambing ini konsumen dapat datang langsung ke lokasi peternakan. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan baik pribadi maupun umum. Pada umumnya konsumen yang membeli susu kambing di peternakan adalah konsumen yang tinggal di Bogor, Jakarta, dan Bandung. Selain datang ke peternakan, konsumen juga dapat memesan susu melalui telepon maupun pesan singkat ke pada pemilik peternakan, pemilik kemudian akan mengirimkan susu ke alamat yang dituju baik langsung oleh pihak peternakan maupun melalui kiriman kilat dengan biaya pengiriman ditanggung oleh konsumen. Susu kambing ini dapat dikirimkan wilayah Jawa Barat, Jawa Timur,
56
Jawa Tengah, Bengkulu, Lampung, hingga ke luar negeri seperti India dan Malaysia. Pengiriman dilakukan melalui titipan kilat yang telah lama berlangganan dengan Peternakan Prima Fit
sehingga telah mengetahui
karakteristik produk. Hal ini menyebabkan susu relatif aman dari kerusakan. Penjualan susu kambing ini juga dibantu oleh distributor. Distributor yang bekerjasama secara kontinu untuk menjual susu kambing ini hanya ada 3 yakni distributor di Kota Cengkareng, Kabupaten Serang dan Kabupaten Cilegon dengan pengiriman setiap seminggu sekali. Data masing-masing distributor dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Daftar Distributor Susu Kambing Peternakan Prima Fit tahun 2010 No. Distributor 1. Distributor di Kota Cengkareng 2. Distributor di Kabupaten Serang 3. Distributor di Kabupaten Cilegon
Permintaan per Minggu (liter) 10 20 10
Sumber : Wawancara dengan pemilik (Maret 2010)
Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa terdapat dua saluran pemasaran susu kambing Prima Fit yakni : 1. Peternakan Konsumen akhir. 2. Peternakan Distributor Konsumen akhir. Jumlah susu yang dihasilkan saat ini sebanyak 21 liter per hari atau 147 liter per minggu sedangkan jumlah susu yang dijual melalui distributor sebanyak 40 liter. Informasi ini menunjukan bahwa jumlah penjualan susu kambing melalui saluran satu sebanyak 73 persen dan jumlah penjualan susu kambing melalui saluran dua sebanyak 27 persen. Produk sampingan yang dihasilkan pada umumnya tidak melalui perantara distributor melainkan dijual langsung pada pembeli akhir. Dengan kata lain produk sampingan hanya melewati satu saluran distribusi. Pembeli kolostrum kambing biasanya adalah pemilik salon-salon kecantikan yang menggunakan kolostrum sebagai salah satu perawatan wajah. Pembeli anak kambing dan kambing dara merupakan peternak-peternak kambing perah baik yang baru mendirikan peternakan maupun peternakan yang telah berjalan. Sedangkan kambing afkir selama ini tidak dijual karena jumlah kambing afkir tidak banyak sehingga hanya dikonsumsi oleh pemilik dan karyawan peternakan namun karena
57
adanya penambahan populasi yang semakin banyak maka kambing afkir akan dijual. Penjualan ini dapat dilakukan pada saat hari raya idul Adha atau ke pedagang sate yang menggunakan kambing perah. 6.1.3.4 Promosi Promosi disebut juga sebagai komunikasi pemasaran yang diharapkan mampu meningkatkan penjualan produk. Sampai saat ini, peternakan Prima Fit tidak menggunakan media promosi seperti pamphlet, media cetak atau pun media elektronik karena susu yang dihasilkan selalu habis terjual meskipun tanpa adanya kegiatan promosi semacam ini. Pemiliki hanya menghubungi beberapa konsumen untuk menawarkan susu kambing Prima Fit kemudian konsumen tersebut akan merekomendasikan produk ini kepada orang lain sehingga jumlah konsumen susu kambing Prima Fit semakin meningkat. Pemilik sering diundang untuk mengisi seminar dan pelatihan mengenai manajemen beternak kambing perah dari berbagai organisasi. Pelatihan ini dapat dilakukan langsung di peternakan Prima Fit atau di tempat lain. Secara tidak langsung, kegiatan ini juga menyebabkan nama peternakan Prima Fit terangkat sehingga semakin banyak orang yang mengetahui susu kambing produksi peternakan ini. Selain itu, Pemilik peternakan Prima Fit juga pernah beberapa kali diundang oleh beberapa stasiun televisi untuk mengisi acara yang mengangkat tema mengenai peternakan kambing perah. Promosi yang sama juga dilakukan untuk produk-produk sampingan. Promosi juga dilakukan oleh pihak-pihak yang menjadi distributor susu Prima Fit. Namun pemilik tidak membekali distributor dengan media promosi apapun. Distributor juga tidak diberi edukasi mengenai susu kambing karena semua distributor sudah mengetahui manfaat susu kambing. Pemilik hanya memberitahu mengenai kualitas susu kambing Prima Fit yang berbeda dengan susu kambing merek lain. 6.1.4 Strategi Pemasaran Analisis
strategi pemasaran dapat
dilakukan
melalui pengkajian
segmentasi pemasaran, target pemasaran, dan positioning produk.
58
6.1.4.1 Segmentasi Pemasaran Peternakan Prima Fit melakukan segmentasi dengan menggunakan beberapa variabel yaitu variabel geografis yang dilihat dari segi wilayah yaitu pasar dalam negeri dan pasar luar negeri, dan variabel demografis yang dilihat dari segi pendapatan yaitu masyarakat bawah, menengah, dan atas. 6.1.4.2 Target Pemasaran Seperti yang telah disebutkam sebelumnya, susu kambing memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan susu sapi yang telah umum di pasaran sehingga target pemasaran untuk susu kambing ini pun akan sangat berbeda dengan target pemasaran pada untuk susu sapi. Dilihat secara geografi peternakan saat ini menargetkan penjualan susu kambing mulai dari dalam negeri hingga ke luar negeri meskipun permintaan dari luar negeri sampai saat ini tidak kontinu. Secara demografi peternakan menargetkan penjualan susu kambing Prima Fit pada golongan menengah atas. Pemilik menggolongkan masyarakat atas sebagai masyarakat yang memiliki jumlah pendapatan lebih dari Rp 5.000.000,00 per bulan sehingga faktor harga tidak mempengaruhi keputusan pembelian. 6.1.4.3 Posisi Produk Peternakan ini memposisikan susu kambing Prima Fit sebagai satu-satunya susu kambing berkualitas tinggi yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sehingga menimbulkan citra susu kambing ya susu kambing Prima Fit. Positioning ini diterapkan kepada konsumen dengan cara selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas susu kambing yang dihasilkan dengan menjaga kebersihan kandang, menjaga kualitas dan kuantitas pakan, dan menambah jumlah kambing perah laktasi I berkualitas sehingga mampu menghasilkan susu dalam jumlah yang semakin banyak dan semakin berkualitas. Hasil wawancara pada 10 orang konsumen menyatakan bahwa susu kambing peternakan Prima Fit berbeda dengan susu kambing peternakan lain karena rasa susu kambing Prima Fit lebih gurih, segar, enak, tidak berbau amis, dan kental. Sedangkan susu kambing peternakan lain memiliki rasa yang tidak
59
gurih, kurang enak, berbau amis, dan cair sehingga konsumen lebih menyukai susu kambing Prima Fit dari pada susu kambing peternakan lain. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dinyatakan bahwa pengembangan usaha ternak kambing perah di Peternakan Prima Fit layak untuk dilaksanakan karena masih terdapat peluang pasar yang cukup besar sehingga susu kambing yang dihasilkan dapat terserap oleh pasar. Pada Bauran Pemasaran pun tidak terdapat masalah yang dapat mengganggu jalannya proses pemasaran dan strategi pemasaran telah dilakukan dengan baik sehingga membantu jalannya proses pemasaran. Namun sebaiknya peternakan melakukan uji laboratorium untuk mengetahui kandungan gizi produk serta melakukan perizinan atas produk seperti pendaftaran Nomor Kontrol Veteriner (NKV) di Dinas Peternakan Provinsi untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi. 6.2 Aspek Teknis Aspek teknis merupakan aspek yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi, proses budidaya, proses menghasilkan output, hingga penanganan pasca panen. Dalam analisis aspek teknis di peternakan Prima Fit perlu dikaji beberapa hal yaitu : 1.
Lokasi Usaha Lokasi usaha ternak kambing perah Prima Fit terletak di Desa Cibuntu Kecamatan Ciampea. Di lokasi usaha ini terdapat kantor pemasaran dan kandang kambing perah. Hal ini dipilih agar pembeli yang membeli susu langsung ke peternakan dapat melihat kondisi kambing perah dan proses pemeliharaannya. Lokasi peternakan ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu : a.
Ketersediaan lahan. Lahan merupakan input yang penting dalam pendirian usaha ternak karena untuk mendirikan peternakan kambing perah yang bersifat komersial dibutuhkan lahan yang cukup luas. Desa Cibuntu termasuk ke dalam golongan Desa dengan kepadatan penduduk yang rendah dibandingkan dengan kepadatan penduduk desa lainnya di Kecamatan Ciampea. Dengan kata lain, lahan kosong masih tersedia dalam jumlah
60
yang cukup banyak. Selain itu harga lahan yang rendah juga menjadi pertimbangan dari pemilik peternakan sehingga mampu mengurangi biaya investasi awal. b.
Ketersediaan Sarana Produksi. Selain untuk membangun kandang, lahan juga diperlukan untuk menanam rumput yang menjadi pakan hijauan bagi kambing perah. Rumput merupakan sarana produksi yang sangat penting bagi kambing perah. Dengan ketersediaan lahan rumput yang cukup, kualitas pakan hijauan akan terjamin, kontinuitas terjaga, dan kuantitas pakan hijauan dapat diperoleh sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, lokasi peternakan yang dekat dengan Kota Jakarta menyebabkan ampas tempe yang merupakan sarana produksi yang penting, juga dapat dengan mudah diperoleh dari pabrik-pabrik tempe yang terletak di Kota Jakarta.
c.
Letak Pasar Pasar merupakan proses transaksi antara permintaan dan penawaran. Sedangkan secara umum pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Beberapa konsumen susu kambing Prima Fit tinggal di sekitar Kabupaten Bogor sehingga letak lokasi peternakan yang tidak jauh dari Kabupaten Bogor menyebabkan penjualan produk tidak begitu sulit. Wilayah Jakarta dan sekitarnya juga merupakan pasar bagi banyak produk, tidak hanya produk pertanian, produk non pertanian pun banyak diperjualbelikan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Begitu pula halnya pada peternakan Prima Fit, konsumen peternakan ini banyak yang berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. Jarak antara lokasi peternakan ini dengan Jakarta tidak terlalu jauh sehingga akses terhadap pasar tidak terlalu sulit dan memudahkan peternakan Prima Fit dalam proses pemasaran baik dalam pengantaran pesanan susu maupun memudahkan konsumen datang ke peternakan.
d.
Ketersediaan Air dan Listrik Peternakan ini membutuhkan banyak air untuk berbagai keperluan sehingga peternakan ini perlu mempertimbangkan ketersediaan air di lokasi peternakan. Air yang digunakan di peternakan ini berasal dari
61
sumber mata air yang dihisap langsung oleh pompa air dan ditampung dalam tangki. Peternakan kambing perah merupakan jenis usaha yang membutuhkan ketersediaan listrik secara kontinu terutama dalam proses penyimpanan susu kambing dan penerangan kandang di malam hari. Meskipun jauh dari keramaian, daerah ini telah dialiri listrik yang cukup memadai. e.
Sarana dan Prasarana Transportasi Transportasi digunakan dalam memasarkan output yakni susu kambing dan membeli input sehingga perlu juga menjadi pertimbangan pemilihan lokasi. Sarana transportasi di daerah ini antara lain angkutan kota dan ojeg. Sedangkan Prasarana transportasi yang tersedia yaitu jalan aspal yang cukup memadai untuk digunakan. Dengan beberapa pertimbangan yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa pemilihan lokasi peternakan telah tepat.
2.
Luas Produksi Luas produksi dapat dilihat dari jumlah produk yang sebaiknya diproduksi untuk mencapai keuntungan maksimum. Salah satu hal yang mempengaruhi penentuan luas produksi adalah batasan permintaan. Permintaan susu kambing Prima Fit mencapai 50 liter per hari sedangkan jumlah penawaran peternakan lebih rendah dari jumlah permintaan tersebut sehingga peternakan Prima Fit berusaha untuk meningkatkan luas produksi peternakan dengan melakukan penambahan investasi berupa populasi kambing perah laktasi I agar jumlah susu yang dihasilkan dapat sesuai dengan jumlah permintaan. Namun hingga akhir periode usaha rata-rata susu yang dapat dijual masih belum memenuhi jumlah permintaan karena untuk dapat memenuhi seluruh permintaan diperlukan pengembangan yang lebih besar. Untuk itu luasan produksi susu kambing di peternakan Prima Fit dibatasi oleh kapasitas produksi per ekor kambing perah dan kemampuan finansial dari pemilik peternakan sehingga pengembangan dilakukan dengan menambah jumlah kambing perah laktasi I sebanyak 50 ekor.
62
3.
Proses Produksi Proses produksi yang diterapkan di peternakan ini merupakan proses produksi yang kontinu. Artinya proses produksi berjalan secara terus-menerus karena pada peternakan kambing perah output utama yaitu susu kambing dihasilkan oleh kambing dewasa laktasi. Dengan sistem perkawinan yang telah diatur sehingga membentuk suatu siklus yang tetap maka jumlah kambing dewasa laktasi tersedia setiap waktu sehingga susu dapat dihasilkan setiap hari dan secara kontinu.
4.
Layout Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Gambar 4 memperlihatkan layout peternakan Prima Fit. Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa di lahan seluas 1 ha ini dibangun pula beberapa bangunan yang tidak difungsikan untuk kepentingan peternakan kambing perah seperti kandang sapi perah, kandang kuda, ruang penginapan tamu peternakan, dan mushola sehingga luas lahan yang benar-benar digunakan untuk peternakan kambing perah seluas 8.529 ha. Menurut
Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bogor
keberadaan tiga jenis hewan ternak dalam satu lokasi diperbolehkan jika diantara ketiga jenis hewan ternak tersebut tidak membawa bibit penyakit yang dapat mengganggu hewan ternak lain. Pada hewan ternak kambing perah, sapi perah, dan kuda tunggang tidak terdapat penyakit yang dapat mengganggu hewan ternak lainnya sehingga tidak bermasalah jika ketiga hewan ini berada pada satu lokasi peternakan. Sebaiknya jarak antara rumah karyawan dengan kandang hewan ternak sekitar 10 meter tetapi di peternakan Prima Fit, jarak antara rumah karyawan dengan kandang hewan ternak hanya sekitar 6 meter. namun sampai saat ini jarak antara kandang dan rumah karyawan yang dekat tidak mengganggu karyawan peternakan.
63
10
9
10 1 0
8
11
11
3
1
2 5 4 6 7 7
13
12
7
Gambar 4. Layout peternakan Prima Fit Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5.
Kandang I. Kandang II. Kandang III. Konstruksi kandang IV. Ruang pengemasan dan penyimpanan susu kambing. 6. Ruang kantor. 7. Ruang penginapan tamu peternakan. 5.
8. Tempat penyimpanan beberapa alat peternakan. 9. Kandang sapi perah. 10. Kandang kuda. 11. Rumah karyawan. 12. Mushola. 13. Lahan rumput gajah.
Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan Dalam menjalankan usaha ternak, peternakan Prima Fit menggunakan peralatan yang sama dengan peternakan kambing perah lainnya. Sebagian besar peralatan yang digunakan dapat diperoleh di toko peralatan rumah tangga seperti ember, sapu lidi, selang, arit dan lain-lain sedangkan peralatan yang menggunakan tenaga listrik juga mudah diperoleh di toko-toko elektronik seperti kulkas, freezer, dan sealer. Adapun rincian peralatan yang digunakan antara lain: a) Freezer Freezer digunakan untuk menyimpan susu yang telah dikemas dalam ukuran 200 ml. Pembekuan ini dilakukan untuk menjaga kualitas susu karena susu yang disimpan dalam kondisi tidak beku dan berada pada suhu
64
ruangan akan cepat basi dan rusak. Kerusakan susu ini akan terjadi kurang lebih dua jam setelah pemerahan karena pecahnya lemak susu sedangkan susu yang dibekukan akan dapat bertahan hingga 3 bulan. Saat ini peternakan Prima Fit memiliki 1 unit freezer yang berkapasitas 200 liter. Freezer yang berharga Rp 4.000.000,00 ini diletakkan di ruang susu dan freezer ini dapat digunakan hingga berumur 10 tahun. b) Kulkas Pada dasarnya kulkas memiliki fungsi yang hampir sama dengan freezer karena peternakan Prima Fit memfungsikan kulkas sebagai freezer yaitu dengan mensetting seluruh bagian kulkas menjadi freezer. Peternakan Prima Fit menggunakan dua unit kulkas berkapasitas 100 liter yang terletak di ruang pengemasan dan penyimpanan susu kambing. Kulkas yang dapat berfungsi hingga 10 tahun ini diletakkan di ruang susu. Harga satu unit kulkas sebesar Rp 2.000.000,00. c) Saringan susu Saringan susu digunakan untuk menyaring susu yang baru diperoleh. Penyaringan ini dilakukan untuk menghilangkan buih-buih pada susu kambing dan bulu-bulu kambing yang terjatuh ke dalam susu saat diperah. Saringan yang digunakan dalam menyaring susu ini berjumlah satu unit yang digunakan selama dua bulan, sehingga dalam satu tahun diperlukan enam unit saringan. Harga satu unit saringan susu yakni Rp 15.000,00. d) Gelas ukur Susu hasil perahan tentu harus segera dikemas agar kualitas susu tidak menurun.
Tahap
pertama
pengemasan
susu
dilakukan
dengan
mengukurnya di dalam gelas ukur sebanyak 200 ml sehingga gelas ukur merupakan peralatan yang harus tersedia. Saat ini peternakan Prima Fit menggunakan satu unit gelas ukur berkapasitas 250 ml. Harga gelas ukur Rp 15.000,00 dan gelas ukur ini dapat digunakan hingga 6 bulan. e) Plastik Kemasan Plastik yang digunakan dalam mengemas susu terdiri dari dua lapis. Lapisan pertama menggunakan plastik polos dengan ukuran 9 x 18 cm kemudian lapisan kedua menggunakan plastik dengan ukuran sedikit lebih
65
besar yakni 10 x 20 cm dengan cetakan merek susu Prima Fit di atasnya. Harga per pack dua jenis plastik ini sebesar Rp 23.000,00 dengan jumlah 300 plastik per pack. f) Sealer Sealer merupakan alat yang digunakan untuk mengemas suatu produk baik makanan maupun minuman. Peternakan prima Fit menggunakan dua sealer yang sama dengan fungsi yang berbeda yakni satu sealer digunakan untuk memotong plastik pada plastik lapisan luar sedangkan sealer lainnya digunakan untuk menutup kemasan baik untuk lapisan dalam maupun lapisan luar agar susu tertutup rapat. Umur ekonomis dari sealer sekitar 5 tahun. Kedua sealer ini dibeli dengan harga Rp 300.000,00 per unit. g) Styrofoam Styrofoam merupakan kotak gabus yang digunakan untuk menyimpan susu ketika susu dikirimkan agar suhu susu tetap terjaga. Untuk Styrofoam berkapasitas 4 liter dibeli dengan harga Rp 6.000,00 per unit sedangkan styrofoam berkapasitas 10 liter dibeli dengan harga Rp 12.000,00 per unit. h) Cetakan Label Cetakan Label merupakan alat yang digunakan untuk mencetak merek susu kambing Prima Fit. Cetakan label yang dimiliki berjumlah tiga unit dengan fungsi yang berbeda. Cetakan label I digunakan untuk mencetak tulisan merek susu kambing Prima Fit berwarna hijau, cetakan label II untuk mencetak gambar kambing pada kemasan dengan warna merah, sedangkan cetakan label III digunakan untuk mencetak khasiat dan kegunaan dari susu kambing tersebut. Cetakan label ini dibeli dengan harga Rp 75.000,00 per unit dengan penggunaan hingga satu tahun. i) Ember Ember digunakan untuk beberapa kegiatan yaitu untuk menampung susu saat dilakukan pemerahan dan untuk memberi minum pada kambing. Ember yang digunakan berjumlah lima unit, ember ini dibeli dengan harga Rp 10.000,00 dan dapat digunakan hingga berumur dua tahun.
66
j) Drum plastik Ampas tempe merupakan pakan tambahan yang diberikan pada kambing perah selain hijauan berupa rumput gajah. Ampas tempe ini diambil dari perusahaan tempe di Jakarta. Untuk menyimpan ampas tempe tersebut digunakan drum yang dapat menampung ampas tempe hingga 33 Kg. Saat ini jumlah drum yang dimiliki sebanyak 50 unit. Selain untuk menyimpan ampas tempe, drum juga digunakan untuk menampung rumput gajah yang telah dicacah untuk diberikan pada kambing. Harga drum ini sebesar Rp 100.000,00 dengan umur ekonomis selama lima tahun. k) Trolley Dalam pemberian pakan pada kambing perah baik ampas tempe maupun rumput gajah, karyawan harus membawa drum yang beratnya dapat mencapai 33 Kg, maka untuk memudahkan pengangkutan diperlukan trolley sehingga proses pemberian pakan dapat berjalan dengan cepat. Trolley yang digunakan terbuat dari besi dan berjumlah satu unit. Harga trolley ini sebesar Rp 350.000,00 dan umur ekonomisnya mencapai lima tahun. l) Arit Arit merupakan alat sejenis golok dengan bentuk bulan sabit yang digunakan untuk mengambil rumput gajah dari ladang rumput gajah yang dimiliki peternakan. Rumput yang telah diperoleh kemudian dicacah dengan menggunakan arit untuk memudahkan proses pengunyahan pada kambing perah. Saat ini arit yang digunakan peternakan Prima Fit sebanyak dua unit dengan harga per unit sebesar Rp 32.000,00 dan umur ekonomis arit mencapai tiga tahun. m) Cangkul. Cangkul biasanya digunakan untuk penanaman rumput gajah di ladang, serta menggemburkan tanah agar rumput tumbuh dengan baik. Selain itu cangkul juga digunakan untuk memperbaiki jalan di sekitar peternakan yang rusak. Cangkul yang digunakan sebanyak dua unit karena biasanya penanaman rumput gajah dilakukan oleh dua orang dan cangkul yang multifungsi mengharuskan peternakan memiliki cangkul lebih dari satu
67
unit dengan harga per unit sebesar Rp 30.000,00 dan umur ekonomis cangkul selama empat tahun. n) Garpu, dan sekop Garpu dan sekop digunakan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada peternakan, atau untuk menggemburkan tanah pada ladang rumput gajah. Sekop dan garpu yang digunakan berjumlah satu unit. Harga garpu dan sekop ini sama yakni sekitar Rp 50.000 dengan umur ekonomis lima tahun. o) Botol Susu Botol susu digunakan untuk memberi susu pada anak kambing karena setelah kambing diberi susu selama satu bulan oleh induk kambing, anak kambing diberi susu sapi hingga berumur tiga bulan. Pemberian susu sapi menggunakan botol susu yang berkapasitas 0,25 liter. Jumlah susu sapi yang digunakan di peternakan ini sebanyak 0,5 liter per hari. Karet botol susu mudah rusak sehingga harus diganti setiap satu bulan sekali sedangkan botol susu memiliki umur ekonomis sekitar tiga bulan. Harga botol susu sekitar Rp 44.500,00 sedangkan karet botol susu hanya Rp 4.000,00. p) Sapu lidi Dalam proses pembersihan bagian bawah kandang, diperlukan sapu lidi dan aliran air sehingga semua kotoran seperti pakan yang terjatuh, kotoran kambing, dan bulu-bulu kambing dapat dibersihkan dengan mudah. Selain membersihkan bagian bawah kandang, sapu lidi juga digunakan untuk membersihkan kandang dari kotoran kambing. Jumlah sapu lidi yang digunakan sebanyak dua unit dengan harga Rp 4.000,00 dan dapat digunakan hingga tiga bulan. q) Selang Pembersihan bagian bawah kandang kambing setiap sebelum pemerahan dilakukan dengan mengalirkan air. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan selang. Selang yang dimiliki oleh peternakan ini cukup panjang yaitu sepanjang 30 m sebanyak satu unit. Selang dengan harga Rp
68
12.000,00 per meter ini memiliki kualitas yang baik sehingga dapat digunakan hingga 3 tahun. r) Tangki air Tangki air merupakan alat yang digunakan untuk menampung air dari mata air yang dihisap dengan menggunakan pompa air. Harga tangki air ini sekitar Rp 1.800.000 dengan umur ekonomis selama 10 tahun. s) Pompa Air Untuk menghisap air dari mata air diperlukan suatu alat bertenaga tinggi untuk melakukan hal tersebut. Alat tersebut adalah pompa air. Peternakan Prima Fit menggunakan satu unit pompa air untuk menghisap air yang akan ditampung di tangki air dan dialirkan untuk berbagai keperluan. Pompa air ini memiliki harga sekitar Rp 3.500.000 dan dapat digunakan dengan baik hingga 10 tahun. t) Mobil dan motor Mobil yang digunakan oleh peternakan Prima Fit terdiri dari 2 mobil yang berbeda jenis. Mobil pertama yaitu jenis mobil pick up yang digunakan untuk mengangkut ampas tempe dari pabrik tempe di Jakarta. Sedangkan mobil kedua yaitu mobil Xenia yang digunakan untuk mengantarkan susu ke konsumen yang berada di sekitar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) serta untuk membeli input-input lainnya. Mobil pick up dibeli dengan harga Rp 55.000.000,00 dan dapat digunakan hingga 5 tahun. Sedangkan mobil Xenia dibeli dengan harga Rp 90.000.000,00 dan dapat digunakan hingga 15 tahun. Selain mobil, peternakan Prima Fit juga menggunakan motor untuk berbagai keperluan. Motor ini dibeli dengan harga Rp 12.000.000,00 dan dapat dipakai hingga umur 5 tahun. 6.2.1 Pengelolaan Usaha Ternak Peternakan Prima Fit merupakan peternakan yang mengelola berbagai usaha ternak. Pada awalnya peternakan ini hanya berfokus pada peternakan kambing perah yang ditujukan untuk tujuan komersial dengan produk utama berupa susu kambing. Namun saat ini peternakan semakin berkembang dengan adanya peternakan sapi perah dan pemeliharaan kuda tunggang tetapi karena
69
peternakan sapi perah dan pemelihaaraan kuda tunggang ini baru berjalan beberapa bulan maka pengkajian usaha ternak hanya difokuskan pada peternakan kambing perah. Pendapatan yang dihasilkan sapi perah per hari sebesar Rp 50.000,00 dan pendapatan yang dihasilkan oleh kuda tunggang sebesar Rp 600.000,00. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari kambing perah yakni sebesar kurang lebih Rp 2.100.000,00 per hari, itu pun hanya berasal dari penjualan susu kambing. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa pengkajian hanya melibatkan peternakan kambing perah. Seperti pada kegiatan budidaya ternak lainnya, peternakan Prima Fit juga dapat menghasilkan produk sampingan yang juga bisa dipasarkan sehingga menghasilkan pendapatan tambahan bagi peternakan itu sendiri. Produk sampingan tersebut antara lain kolostrum, anak kambing, kambing dara, dan kambing afkir yang seluruhnya dapat dijual. Penjualan susu kambing bersifat kontinu artinya susu kambing ini dihasilkan setiap hari sehingga penjualan juga terjadi setiap hari. Adanya pengelolaan usaha secara bersama ini menimbulkan banyak keuntungan baik dalam segi teknis manajemen peternakan maupun dari segi finansial. Dari segi manajemen kandang, penjualan anak kambing perah, dan kambing dara dapat menyeimbangkan jumlah populasi kambing perah. Sedangkan dari segi finansial, penjualan anak kambing, dan kambing dara dapat meningkatkan pendapatan peternakan sehingga pendapatan yang diperoleh itu dapat digunakan untuk melakukan pengembangan usaha ternak. 6.2.2 Kandang Kambing Perah Kandang merupakan tempat yang digunakan oleh kambing perah untuk tinggal sehingga kenyamanan sebuah kandang sangat diperlukan oleh kambing perah mengingat karakteristik kambing perah yang rentan terhadap stress. Bila kambing perah mengalami stress maka kambing perah tidak dapat berproduksi dengan optimal. Saat ini peternakan Prima Fit memiliki tiga buah kandang kambing perah dengan fungsi yang berbeda-beda. Rincian penggunaan kandang kambing tersebut antara lain :
70
1. Kandang I Kadang ini terbagi ke dalam beberapa ruangan yaitu lima ruangan berkapasitas satu kambing dewasa dengan luas 80 x 10 cm2 yang digunakan untuk kambing yang sedang sakit, kambing yang baru melahirkan dan kambing jantan yang belum dewasa, empat ruangan berkapasitas dua kambing dewasa dengan luas 160 x 150 cm2 yang digunakan untuk kambing jantan dewasa dengan kambing betina yang sudah dewasa, namun terkadang ruangan ini juga digunakan hanya untuk kambing jantan dewasa, dan lima ruangan berkapasitas 5-8 kambing dewasa dengan luas 240 x 325 cm2 yang digunakan untuk ruangan perkawinan dan kandang kambing bunting sehingga luas keseluruhan kandang adalah 1200 x 575 cm2 atau 69 m2. Kandang ini memiliki kapasitas 85 ekor kambing perah. 2. Kandang II Kandang ini memiliki 10 ruangan berkapasitas 5-8 ekor kambing dewasa dengan luas yang sama yakni 240 x 240 cm2 sehingga luas keseluruhan kandang adalah 1200 x 580 cm2 atau 69,6 m2. Lima ruang kandang digunakan untuk kambing-kambing laktasi. lima ruangan sisanya digunakan untuk ruangan perkawinan dan ruangan kambing yang sedang bunting. Kandang ini memiliki kapasitas 85 ekor kambing perah. 3. Kandang III Kandang ini terbagi ke dalam 5 ruangan dengan luas yang sama yakni 195 x 136 cm2. Setiap ruangan dapat diisi 4-6 ekor anak kambing. Kandang ini digunakan untuk anak kambing berumur 0-7 bulan. Kandang ini memiliki kapasitas 40 ekor kambing perah. Adapun layout masing-masing kandang dapat dilihat pada Gambar 5. Dia awal pengembangan usaha ternak, peternakan akan membangun kandang IV dengan konstruksi seperti kandang I dan II dengan kapasaitas yang lebih besar yakni 130 ekor kambing perah. Setelah adanya penambahan populasi kambing laktasi I dan perkembangan jumlah kambing perah akibat proses reproduksi menyebabkan peternakan harus menambah kembali kandang di tahun ketiga yaitu kandang V dengan kapasitas 85 ekor kambing perah. Bila peternakan tidak melakukan pengembangan usaha maka kandang V tidak perlu dibangun
71
karna jumlah populasi kambing masih dapat ditampung di keempat kandang yang telah ada. Beberapa syarat yang harus dimiliki oleh kandang yang baik antara lain sistem ventilasi yang cukup baik. Kandang kambing perah di peternakan Prima Fit memiliki sistem ventilasi yang cukup baik terlihat dari banyaknya rongga udara di kandang tersebut sehingga udara kotor dari dalam kandang dapat keluar dengan mudah ke luar kandang dan digantikan dengan udara bersih dari luar kandang, selain itu atap kandang yang cukup tinggi juga membuat kambing perah nyaman karena kambing perah tidak mudah kepanasan. Bau perengus merupakan bau khas yang ditimbulkan oleh kambing jantan, bau ini juga menyebabkan susu yang dihasilkan oleh kambing laktasi di kandang yang sama menjadi berbau, namun dengan ventilasi yang cukup baik menyebabkan bau perengus tidak menempel pada susu. Syarat berikutnya yaitu tercukupinya sinar matahari bagi kambing perah. Meskipun kandang di peternakan Prima Fit tidak menghadap ke arah matahari terbit namun seluruh bagian kandang tetap terkena sinar matahari dengan cukup kecuali kandang anak kambing karena letaknya yang terhalang oleh kandang produksi. Sinar matahari ini berguna untuk menjaga kesehatan kambing dengan membunuh bakteri-bakteri yang ada di kandang kambing sehingga kesehatan kambing dapat terjaga.
Ruang untuk perkawinan dan kambing bunting, Kapasitas 6-8 ekor kambing
80 x 150 cm
160 x 150 cm
(a) Layout Kandang I
72
Ruang untuk perkawinan dan kambing bunting, Kapasitas 6-8 ekor kambing
Pintu Ruang Laktasi (produksi), Kapasitas 6-8 ekor kambing
240 x 240 cm
(b) Layout Kandang II
195 x 136 cm(c) Layout
Kandang III
Gambar 5. Layout Kandang Konstruksi kandang kambing perah untuk kandang I, kandang II, dan kandang IV yang terdapat di peternakan Prima Fit merupakan kandang tipe panggung dengan bagian bawah kandang yang terbuat dari semen dan membentuk aliran air sedalam satu meter. Hal ini ditujukan untuk memudahkan pembersihan kotoran dan urin kambing yang jatuh ke bagian bawah kandang. Dengan kontruksi seperti ini proses pembersihan kandang hanya memerlukan aliran air. Dengan menyemprotkan air ke bagian bawah kandang kotoran akan jatuh ke dasar bagian bawah kadang dan untuk mengalirkan kotoran tersebut maka dilakukan teknik penutupan salah satu saluran pembuangan kotoran dengan karung selama bagian bawah kandang dibersihkan. Setelah air menggenang cukup banyak lalu penutup dibuka sehingga timbul aliran air yang cukup besar dan mampu mendorong kotoran yang terdapat di saluran pembuangan ke ladang rumput dan sawah penduduk. Kandang III juga menggunakan konstruksi kandang tipe panggung dengan bagian bawah kandang yang miring. Hal ini disebabkan kotoran anak kambing tidak sebanyak kotoran kambing dewasa yang terdapat di kandang I dan kandang II. Kondisi kandang setelah dibersihkan dapat dilihat pada Lampiran 5.
73
Dasar kandang
Bagian bawah kandang
(a) Konstruksi Bagian bawah Kandang I dan II
Dasar kandang
Bagian bawah kandang
(b) Konstruksi Bagian bawah Kandang III Gambar 6. Konstruksi Bagian Bawah Kandang 6.2.3 Pemberian Pakan Pakan merupakan komponen input yang paling besar pengaruhnya terhadap kualitas susu kambing sehingga pakan menjadi kebutuhan pokok bagi kambing perah. Untuk dapat menghasilkan susu dan performa kambing perah yang berkualitas maka diperlukan pakan yang berkualitas pula. Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, pakan pada kambing dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu pakan hijauan, dan pakan tambahan. Hijauan yang biasa digunakan oleh peternakan ini hanya berupa rumput gajah yang di tanam sendiri di sekitar peternakan. Rumput gajah merupakan rumput jenis unggul yang baik untuk ternak karena memiliki kandungan selulosa yang tinggi. Sedangkan pakan tambahan yang digunakan di peternakan ini adalah ampas tempe. Ampas tempe digunakan sebagai pakan penguat untuk menghasilkan energi bagi kambing, aroma kacang kedelai juga disukai oleh kambing perah. Selain itu ampas tempe juga membuat kambing cepat gemuk. Ampas tempe cocok untuk kambing perah karena susu yang dihasilkan kambing perah tidak terlalu cair dan memiliki rasa yang gurih.
74
Ampas tahu tidak menjadi pilihan karena memiliki kandungan air yang lebih banyak, sehingga susu yang dihasikan menjadi lebih cair. Menurut literatur pakan tambahan seperti ampas tahu dan ampas tempe sebaiknya diberikan sebanyak 3 kg per hari per ekor. Pemberian ampas tempe di Peternakan Prima Fit lebih banyak dibandingkan jumlah yang seharusnya diberikan yakni sebanyak 3,3 kg per hari per ekor untuk anak kambing, 6,6 kg per hari per ekor untuk kambing non laktasi, dan 8,8 kg per hari per ekor untuk kambing laktasi. Namun, kelebihan pemberian ampas tempe ini tidak mengganggu proses pemeliharaan kambing. Sedangkan pemberian hijauan sebaiknya sebanyak 10 persen dari berat badan per hari atau setara dengan 3-5 kg per ekor per hari. Namun jumlah rumput gajah yang diberikan jauh lebih rendah dari jumlah yang seharusnya diberikan sehingga sebaiknya jumlah rumput gajah yang diberikan pada kambing perah diperbanyak mengingat hijauan merupakan pakan utama pada kambing perah. Rincian pemberian pakan dapat dilihat pada Tabel 10. Bila dilihat dari pemberiannya dalam satu hari, perbandingan frekuensi pemberian rumput gajah dengan ampas tempe adalah 1 : 3, artinya dalam satu hari kambing diberi 1 kali rumput gajah dan 3 kali ampas tempe. Pemberian ampas tempe yang lebih banyak disebabkan karena kedelai memiliki kadar protein yang lebih banyak dan fitosterol yang dikandung kedelai dapat meningkatkan esterogen nabati pada kambing perah, esterogen nabati inilah yang dapat meningkatkan kesuburan kambing perah dan menghasilkan susu lebih banyak.
Gambar 7. Ampas Tempe
75
Tabel 10. Jadwal Pemberian Pakan Kambing Perah pada Peternakan Prima Fit No
Waktu
Jenis Pakan
Pemberian
Jumlah yang diberikan (Kg)/ekor Non laktasi
Laktasi
Anak
1
07.00
Ampas tempe
2,2
2,2
1,1
2
12.00
Rumput gajah
0,6
0,6
0,3
3
16.00
Ampas tempe
2,2
2,2
1,1
4
21.00
Ampas tempe
2,2
4,4
1,1
Sumber : Wawancara dengan Penanggung Jawab Kandang Kambing
6.2.4 Kebutuhan Air Air dalam pemeliharaan kambing perah juga memegang peranan penting. Air dalam pemeliharaan kambing perah di Peternakan Prima Fit lebih banyak digunakan untuk menjaga kebersihan kandang kambing, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, untuk membersihkan kandang dan bagian bawah kandang diperlukan aliran air yang cukup banyak. Kambing merupakan hewan tropis sehingga terbiasa dengan kondisi panas, hal ini menyebabkan kambing tidak membutuhkan banyak air untuk minum. Selain itu pakan yang diberikan juga sudah mengandung air sehingga peternakan Prima Fit hanya memberi air minum pada kambing seminggu sekali. Salah satu literatur menyebutkan bahwa pemberian air minum pada kambing dapat ditambahkan beberapa zat seperti nutri samba, molase, dan garam. Sedangkan air minum yang diberikan pada kambing perah di peternakan Prima Fit hanya terdiri dari campuran 30 gram garam, 240 ml molase, dan 10 liter air. Campuran ini akan habis diminum oleh sekitar 14 ekor kambing dara dan dewasa atau 28 ekor anak kambing. Molase merupakan limbah tebu yang dapat dibeli di toko alat-alat peternakan yang berfungsi untuk menghasilkan minyak sehingga susu kambing akan sedikit berminyak, selain itu kotoran kambing perah pun tidak terlalu berbau. Tidak diberikannya Nutri Simba pada campuran air minum kambing perah tidak mengganggu proses pemeliharaan kambing perah karena Nutri Simba berfungsi sebagai suplemen penambah nafsu makan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Secara insidental, air juga digunakan untuk memandikan kambing, namun kambing yang dimandikan hanya kambing yang baru dibeli dari peternakan lain
76
karena kambing baru tersebut biasanya memiliki bau yang sedap sehingga produksi susunya kurang baik. Untuk kambing yang telah ada di peternakan tidak pernah dimandikan karena selain kandang kambing bersih, molase dan ampas tempe yang dikonsumsi menghasilkan minyak sehingga membuat kambing terlihat selalu bersih. 6.2.5 Penanganan Penyakit Penanganan penyakit pada kambing perah memegang peranan penting dalam pemeliharaan kambing perah karena selain untuk menjaga kesehatan kambing perah juga untuk menghindari kematian pada kambing perah. Penyakit yang sering timbul pada kambing perah di peternakan Prima Fit dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jenis Penyakit pada Kambing yang Sering Timbul di Peternakan Prima Fit No. Jenis Gejala Penanganan Penyakit 1 Scabies - kambing merasa gatal Diberi vaksin Ivomec - nafsu makan turun 2 Flu - suhu badan meningkat Belum diberi tindakan - keluar lendir dari hidungnya 3 Diare - Feses tidak padat Diberi obat diare - Kambing terlihat lemas Sumber: observasi di peternakan (Maret 2010)
Penanganan penyakit di peternakan Prima Fit masih belum berjalan dengan baik karena masih terdapat beberapa penyakit pada kambing perah yang tidak tertangani seperti flu. Penanganan penyakit diare pun masih belum optimal karena obat diare yang digunakan merupakan obat manusia dan pemberiannya tidak teratur bahkan ada beberapa yang tidak tertangani. Menurut literatur penanganan penyakit scabies telah tertangani dengan baik, namun penanganan penyakit lainnya belum ditangani dengan baik. Beberapa literatur menyebutkan bahwa pengobatan kambing perah yang mengalami flu dapat diobati dengan ramuan tradisional yakni dengan beras kencur. Sedangkan penanganan untuk kambing yang mengalami diare antara lain diberikan larutan garam dan gula atau diberi ramuan tradisional seperti tumbukan daun jambu dan garam.
Adapun
77
beberapa obat yang digunakan di Peternakan Prima Fit tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rincian Obat-obatan yang Digunakan di Peternakan Prima Fit No. 1.
2.
3.
4.
Jenis Obat
Manfaat
Jumlah Kambing yang Diberi Obat Ivomec Mengobati - 9,7% anak penyakit scabies kambing per bulan - 2,75% kambing dara dan dewasa Vitamin B Menambah - 9,7% anak Kompleks nafsu makan kambing per pada kambing bulan - 2,75% kambing dara dan dewasa Biosalamin Untuk Semua induk yang mengobati induk baru melahirkan yang baru melahirkan Hematopan Untuk memberi Semua induk yang kekuatan pada baru melahirkan induk yang baru melahirkan
Penggunaan (ml) -
Anak kambing : 0,15 ml - Kambing dara dan dewasa : 1,5 ml/ekor - Anak kambing : 0,5 ml/ekor - Kambing dara dan dewasa : 5 ml/ekor 2,5 ml/ekor
2,5 ml/ekor
6.2.6 Perkawinan dan Penanganan Kelahiran Proses peremajaan pada ternak perlu dilakukan untuk menjaga kontinuitas dari suatu usaha ternak. Proses peremajaan ini dilakukan melalui perkawinan alami. Inseminasi buatan tidak menjadi pilihan karena inseminasi buatan untuk kambing perah masih jarang dilakukan. Untuk memperoleh keturunan yang baik maka diperlukan induk jantan dan betina yang baik pula. Dalam proses perkawinan, peternakan Prima Fit menggunakan penjantan yang merupakan galur murni dari jenis kambing perah yang memiliki performa yang baik seperti penampilan yang baik dan besar, umurnya mencapai dua tahun ketika pertama kali dikawinkan, dan tidak cacat. Jenis kambing perah yang digunakan sebagai induk jantan antara lain jenis saanen, british alpin, etawa, kacang, togenburg, dan boer. Sedangkan induk betina tidak menggunakan galur murni melainkan turunan dari beberapa jenis kambing perah. Jenis yang paling banyak digunakan yaitu Peranakan Etawa. Induk betina memiliki ciri-ciri sebagai berikut : umur 1 tahun 4
78
bulan ketika pertama kali dikawinkan, memiliki berat lebih dari 20 kg, dan jumlah ambing sepasang. Menurut literatur, Induk jantan dan induk betina seperti ini merupakan bibit unggul. Rata-rata kambing betina dan jantan di Peternakan Prima Fit mengalami siklus birahi pertama kali pada umur delapan bulan sehingga kambing betina dan jantan yang telah berumur 8 bulan harus dipisahkan karena dikhawatirkan akan terjadi perkawinan. Perkawinan pada kambing
muda
akan
menyebabkan
kebuntingan yang kurang baik seperti kebuntingan yang tidak sehat dan anak yang dilahirkan berukuran lebih kecil dari pada ukuran anak kambing pada umumnya. Kambing betina boleh dikawinkan setelah berumur 1 tahun 4 bulan sedangkan kambing jantan boleh dikawinkan setelah berumur 2 tahun. Kambing perah tidak dapat memproduksi susu kembali (afkir) setelah laktasi kelima yakni saat kambing perah berumur enam tahun empat bulan. Dari uraian tersebut maka kambing perah dapat digolongkan menjadi beberapa status ternak yakni: 1. Anak yaitu kambing perah yang belum mengalami siklus birahi pertama (umur 0-7 bulan). 2. Dara yaitu kambing betina yang telah mengalami siklus birahi namun belum pernah melahirkan (umur 8-23 bulan). 3. Dewasa, kambing betina dewasa yaitu kambing betina yang telah melahirkan untuk pertama kalinya (umur 24 bulan) sedangkan kambing jantan dewasa merupakan kambing yang telah dapat dikawinkan (umur 24 bulan). Berdasarkan literatur, perkawinan yang baik dilakukan setelah 12-34 jam betina birahi dan kambing betina dimasukan dalam kandang khusus untuk perkawinan disusul dengan memasukan kambing jantan pada kandang tersebut. Dengan demikian untuk mengawinkan kambing perah perlu adanya pengontrolan kambing betina yang sedang birahi. Namun peternakan Prima Fit memiliki cara tersendiri untuk mengawinkan kambing perah tanpa perlu pengontrolan birahi pada kambing betina yakni dengan melakukan pemilihan kambing yang sudah dapat dikawinkan kemudian ditempatkan di ruangan kawin pada kandang I dan II selama satu bulan sehingga jantan akan mengawini betina ketika betina tersebut telah birahi. Satu ruangan dapat digunakan oleh lima ekor kambing betina dan satu ekor kambing jantan.
79
Kambing betina yang bunting dipindahkan ke ruangan khusus kambing bunting sampai melahirkan (enam bulan). Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemantauan pada kambing tersebut dan menghindari keguguran karena diseruduk oleh kambing jantan. Jika proses melahirkan berjalan lancar maka kambing perah dapat melahirkan sendiri tanpa bantuan manusia, sedangkan apabila kambing perah mengalami kesulitan maka proses melahirkan akan dibantu oleh karyawan peternakan Prima Fit. Setelah melahirkan biasanya induk diberikan obat-obatan seperti biosalamin dan hematopan. Induk betina akan menyusui anaknya hingga satu bulan, kemudian anak akan dipisahkan dari induknya. Anak yang telah dipisahkan tersebut akan diberi susu sapi dengan menggunakan botol susu hingga berumur tiga bulan dengan pemberian susu sapi sebanyak 0,5 liter per ekor per hari. Sedangkan induknya akan diperah selama empat bulan masa laktasi. Setelah empat bulan masa laktasi, kambing betina akan menghadapi masa kering kandang sehingga kambing harus dikawinkan kembali. Begitu seterusnya hingga membentuk suatu siklus seperti yang tertera pada Gambar 8. Siklus
Bulan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0,66 lt
0,66 lt
0,66 lt
0,66 lt
Perkawinan Bunting Menyusui Laktasi
Gambar 8. Siklus Kambing Perah di Peternakan Prima Fit Pada umumnya kelahiran pada kambing perah akan menghasilkan satu sampai dua ekor anak kambing sehingga jika dirata-ratakan maka jumlah anak per kelahiran adalah 1,5 ekor per kelahiran. Rasio kelahiran anak kambing jantan sebesar 50 persen sedangkan rasio kelahiran anak kambing betina sebesar 50 persen. Anak merupakan status ternak yang rentan terhadap penyakit sehingga kematian anak kambing sering terjadi. Tingkat kematian anak kambing di Peternakan Prima Fit mencapai 18,5% per tahun. Sedangkan Kambing dewasa jantan, kambing dewasa betina, dan kambing dara di Peternakan Prima Fit memiliki tingkat kematian 0% per tahun karena kematian pada Kambing dewasa jantan, kambing dewasa betina, dan kambing dara jarang sekali terjadi.
80
Anak kambing yang lahir disusui oleh induknya selama satu bulan kemudian dua bulan berikutnya anak kambing diberi susu sapi dengan menggunakan botol susu sedangkan induknya mulai diperah. Setelah anak kambing berumur tiga bulan atau tidak diberi susu lagi, maka 100 persen anak kambing jantan dan 20 persen anak kambing betina dijual sedangkan sisanya dipelihara. Setelah berumur delapan bulan, anak kambing betina telah memasuki status dara. Pada umur 17 bulan, 28 persen kambing dara dijual dan sisanya dikawinkan untuk pertama kali. Proses perkawinan dilakukan selama satu bulan kemudian kambing akan bunting selama sekitar enam bulan. Setelah kambing melahirkan, kambing akan menyusui selama satu bulan dan empat bulan berikutnya akan diperah atau biasa disebut sebagai masa laktasi I. Pada bulan kelima masa laktasi kambing mengalami penurunan jumlah produksi susu sehingga harus dikawinkan kembali. Begitu seterusnya hingga laktasi V, setelah laktasi V kambing dikategorikan sebagai kambing afkir sehingga harus dijual. Perkembangan populasi ternak pada skenario II sesuai dengan siklus produksi ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6. 6.2.7 Pemerahan Pemerahan susu kambing di peternakan Prima Fit dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pemerahan dilakukan dalam ruang laktasi dengan menahan tubuh kambing perah ke sisi ruangan sehingga tubuh kambing perah tidak banyak bergerak kemudian dilakukan pemerahan dengan teknik whole hand atau menggunakan semua jari tangan. Susu hasil perahan pertama dari masingmasing ambing dibuang karena dikhawatirkan mengandung banyak bakteri. Selanjutnya susu hasil pemerahan ditampung dalam ember plastik. Proses pemerahan ini sudah benar namun sebaiknya ambing dibersihkan dahulu dengan air dan dikeringkan dengan handuk agar bersih dari bakteri yang dapat merusak susu dan setelah dilakukan pemerahan dilakukan penyemprotan desinfektan pada ambing sehingga ambing terbebas dari bakteri. Proses pemerahan susu kambing dipeternakan Prima Fit dapat dilihat pada Gambar 9.
81
Gambar 9. Proses pemerahan susu kambing Pemerahan dilakukan dua kali sehari yakni pada pagi hari dan sore hari. Jumlah susu yang dihasilkan pada pagi hari lebih banyak dibandingkan dengan jumlah susu yang dihasilkan pada sore hari karena susu yang dihasilkan pada pagi hari dibentuk selama kurang lebih 16 jam yakni dari jam 4 sore hingga jam 8 pagi sedangkan susu yang dihasilkan pada sore hari dibentuk selama kurang lebih 8 jam yakni dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Jumlah produksi susu kambing tiap periode laktasi berbeda-beda tetapi karena kurangnya data yang mendukung untuk mengetahui jumlah susu kambing per periode laktasi maka digunakan rata-rata produksi susu kambing per hari yakni sebesar 0,66 liter per ekor. Namun tidak semua susu yang dihasilkan dijual karena setiap minggu rata-rata dua liter susu digunakan sebagai tester untuk konsumen yang datang ke peternakan. 6.2.8 Pasca Panen Produksi susu kambing di peternakan Prima Fit rata-rata 0,66 liter per ekor per hari. Setelah susu terkumpul, susu kambing disaring dengan menggunakan saringan yang terbuat dari plastik agar buih pada susu dan bulubulu kambing yang terjatuh ke dalam susu dapat dibuang. Setelah disaring, dikemas dengan menggunakan plastik kemasan dalam ukuran 200 ml kemudian dimasukan dalam freezer. Susu yang sudah beku dimasukan kembali pada plastik kemasan yang sudah diberi label/merek susu kambing Prima Fit agar lebih menarik. Proses pemerahan hingga pengemasan memakan waktu hingga satu jam. Pengemasan terakhir dilakukan dengan memasukan beberapa liter susu yang telah beku ke dalam styrofoam yang berisi dry ice sehingga susu tetap dalam keadaan segar hingga ke tangan konsumen. Teknik mencairkan kembali (thawing)
82
yang tertera pada label kemasan dilakukan dengan cara merendam plastik kemasan bagian dalam pada air hangat. Dari hasil analisis diatas dapat dikatakan bahwa pengembangan usaha ternak kambing perah di peternakan Prima Fit secara aspek teknis layak untuk dilaksanakan karena lokasi peternakan telah mampu menunjang pengembangan usaha ternak kambing perah di Peternakan Prima Fit, layout peternakan telah sesuai sehingga mampu memperlancar proses produksi. Keseluruhan teknis mulai dari pemeliharaan hingga pasca panen telah berjalan dengan baik. Namun sebaiknya peternakan melakukan penanganan yang lebih intensif pada penyakit kambing perah, memberikan pakan rumput yang lebih banyak, serta memperbaiki proses pemerahan susu kambing. 6.3 Aspek Manajemen dan Hukum Suatu manajemen yang baik tentu akan menyebabkan suatu usaha dapat berjalan dengan baik pula. Pada penelitian ini dilakukan analisis manajemen dalam masa operasi. Analisis tersebut meliputi : 1) Struktur Organisasi Meskipun masih sederhana, struktur organisasi di peternakan ini sudah mampu menggambarkan pemisahan jenis pekerjaan dan pembagian tugas dengan cukup jelas. Jumlah keseluruhan karyawan yang terdapat di peternakan Prima fit saat ini sebanyak 18 orang namun jumlah karyawan yang bekerja dan berkaitan langsung dengan peternakan kambing perah berjumlah 6 orang. Struktur organisasi peternakan Prima Fit dapat dilihat pada Gambar 10. Pemilik
Manajer Kandang
Penanggung jawab kandang Sapi
Penanggung jawab kandang Kuda
Penanggung jawab kandang kambimg
Bagian Dapur
Anak Kandang
Gambar 10. Struktur Organisasi Peternakan Prima Fit Sumber : Wawancara dengan Pemilik Peternakan Prima Fit
83
2) Deskripsi Pekerjaan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jumlah orang yang terlibat dalam peternakan kambing perah saat ini berjumlah 6 orang sedangkan jenis pekerjaan yang ada berjumlah 4 yaitu pemilik peternakan, manajer kandang, penanggungjawab kandang kambing, dan anak kandang. Adapun rincian masing-masing pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rincian Pekerjaan Karyawan Peternakan Prima Fit N Jabatan o 1. Pemilik
Jumlah 1
Gaji/orang/ bulan (Rp) -
2.
Manajer kandang
1
1.500.000
3.
Penanggung jawab kandang kambing
1
500.000
4.
Anak Kandang
3
300.000
Tugas Menjadi pemilik modal, bertanggung jawab terhadap kegiatan pemasaran, dan melakukan kontrol produksi susu. Mengelola 3 unit kandang dengan memastikan terjaminnya penyediaan pakan, dan kegiatan operasional lainnya melalui pendelegasian tugas pada kepala kandang dan staf masingmasing kandang. Manajer kandang juga ikut dalam pelaksanaan tugas-tugas bawahannya. Mengontrol kondisi kesehatan ternak dan kebersihan kandang, melakukan pemerahan susu kambing, serta mencetak merk pada kemasan. Bertanggung jawab pada penyediaan pakan bagi kambing perah baik ampas tempe maupun rumput gajah, menanam kembali bibit rumput gajah, dan menjaga kebersihan serta melakukan pembersihan kandang dua kali dalam satu hari. Terdapat pembagian tugas diantara anak kandang.
Sumber : Wawancara dengan pemilik peternakan Prima Fit
Bapak H. Dwi Susanto selaku
pemilik
peternakan
merupakan
bagian inti dari peternakan ini di mana pusat perintah berada padanya. Selain
84
sebagai pemilik modal, pemilik juga bertugas untuk melakukan berbagai kegiatan pemasaran atas produk yang dihasilkan yakni susu kambing mulai dari promosi kepada rekanan, mencatat pesanan, hingga menerima hasil penjualan susu. Pemasaran ini biasanya dilakukan melalui telepon selular kepada
rekanan
pemilik.
Sebagai
pemegang
modal,
pemilik
juga
mengharapkan usahanya dapat berjalan dengan baik agar keuntungan yang diperoleh semakin meningkat sehingga pemilik juga mengontrol jumlah susu yang dihasilkan. Jika terjadi penurunan yang signifikan pemilik melakukan upaya untuk memperbaiki masalah tersebut. Manajer kandang berfungsi sebagai pengelola seluruh kandang di peternakan Prima Fit. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, peternakan membudidayakan tiga jenis hewan yaitu kambing perah, sapi perah, dan kuda tunggang sehingga diperlukan manajer kandang untuk memudahkan pengelolaan ketiga kandang tersebut. Manajer kandang bertugas untuk mengontrol kondisi kandang dan ternak secara keseluruhan melalui pendelegasian tugas pada staf masing-masing kandang. Jumlah menajer kandang tidak akan bertambah dengan bertambahnya jumlah populasi. Penanggung jawab kandang kambing merupakan karyawan yang memegang seluruh kendali khusus bidang peternakan kambing perah. Tugas penanggung jawab kandang antara lain (1) Mengontrol kondisi kesehatan ternak,
jika
terdapat
ternak
yang
sakit
atau
akan
melahirkan,
penanggungjawab kadang kambing akan mengobati ternak tersebut atau membantu proses kelahiran kambing tersebut. (2) Menjamin kebersihan kandang dan ketersediaan pakan. (3) Memerah susu kambing, karena sudah sangat
berpengalaman
maka
penanggungjawab
kandang
kambing
dipercayakan untuk memerah susu kambing. (4) Mencetak merk susu kambing Prima Fit pada plastik kemasan, pekerjaan ini dilakukan disela-sela pekerjaan rutinnya. Meskipun jumlah populasi meningkat baik akibat penambahan jumlah populasi maupun proses reporduksi, jumlah penanggung jawab kandang kambing tidak akan bertambah. Anak kandang bertugas untuk memberikan pakan sebanyak empat kali sehari yaitu dengan memberikan pakan berupa ampas tempe sebanyak tiga
85
kali dan rumput gajah sebanyak satu kali. Selain memberikan pakan kepada kambing, karyawan juga bertugas untuk mengambil ampas tempe dari pabrik tempe di Jakarta dan memotong rumput gajah serta menanam kembali bibit rumput gajah. Selain itu, anak kandang juga bertugas untuk mengalirkan air di selokan bagian bawah kandang dan membersihkan bagian kandang dengan sapu lidi. Pembersihan ini dilakukan setiap pagi dan sore sebelum dilakukan pemerahan. Sedangkan untuk menjaga kebersihan bagian bawah kandang, dilakukan dengan mengatur aliran air di bagian bawah kandang. Semakin banyak jumlah populasi maka akan semakin banyak jumlah anak kandang yang dibutuhkan. Setiap 50 ekor kambing perah membutuhkan satu orang anak kandang sehingga jumlah anak kandang akan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Tugas yang telah diuraikan tersebut merupakan tugas pokok dari masing-masing karyawan namun terdapat tugas tambahan yang bersifat insidental artinya tugas yang sewaktu-waktu dapat muncul seperti mengantarkan kambing ke pembeli, menangani kambing yang sakit, menangani kambing yang akan melahirkan dan lain-lain. Gaji yang diberikan pada karyawan berbeda-beda yaitu sebesar Rp 1.500.000,00 untuk manajer kandang, Rp 500.000,00 untuk penanggung jawab kandang kambing, dan Rp 300.000,00 untuk anak kandang. Jumlah
gaji
untuk
penanggung
jawab
kandang, dan anak kandang memang tergolong rendah bahkan lebih rendah dibandingkan dengan upah minimum Kabupaten (UMK) Bogor yakni sebesar Rp 873.231,00 pada tahun 20102. Namun gaji yang telah disebutkan di atas merupakan gaji bersih karena selain gaji karyawan juga memperoleh fasilitas lain seperti makan tiga kali sehari, penginapan dan tunjangan hari raya (THR). Biaya satu kali makan untuk karyawan sekitar Rp 5.000,00 sedangkah THR yang diberikan yaitu sebesar satu kali gaji untuk karyawan yang pulang kampung dan dua kali gaji untuk karyawan yang tidak pulang kampung. Untuk menjaga kesehatan kambing, pemilik juga menggunakan jasa seorang dokter hewan. Dokter hewan ini datang satu bulan tiga kali untuk memberi vaksin ivomec, vitamin, dan melakukan tindakan pada kambing 2
pmbpedan.2010.http://pmbpedan.blogspot.com/2010/01/daftar-upah-minimum-indonesia2010.html.[22 Mei 2010]
86
perah yang sakit. Dokter hewan ini diberi insentif sebesar Rp 100.000,00 setiap kali datang. 3) Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi informasi mengenai pengeluaran dana untuk kegiatan usaha ternak serta pemasukan yang diperoleh dari usaha ternak tersebut. Namun hingga saat ini peternakan belum memiliki laporan keuangan yang baik. Pembukuan hanya berupa catatan mengenai produksi susu itu pun tidak dilakukan secara teratur. Sebenarnya laporan keuangan dapat membantu peternakan dalam melakukan pengawasan kinerja peternakan serta menjadi alat evaluasi kegiatan peternakan. Untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis, aspek hukum perlu pula diperhatikan. Pengkajian aspek hukum dapat didasarkan pada perizinan usaha ternak. Perizinan usaha ternak di Kabupaten Bogor diatur dalam Peraturan Daerah no. 8 Tahun 2003 Tentang Izin Usaha Peternakan dan Perikanan. Perizinan ini ditujukan sebagai salah satu langkah menciptakan iklim usaha peternakan dan perikanan yang kondusif. Usaha ternak dibagi menjadi dua jenis usaha ternak yakni usaha ternak wajib izin dan usaha ternak rakyat. Usaha ternak wajib izin merupakan usaha ternak yang wajib mengurus izin usahanya pada Dinas Peternakan dan Perikanan. Perizinan ini akan diberikan jika beberapa persyaratan terpenuhi seperti adanya persetujuan prinsip, izin lokasi atau penggunaan lahan, izin mendirikan bangunan, dan izin tempat usaha. Keuntungan yang diperoleh jika suatu usaha memiliki izin tersebut antara lain : dijadikan sebagai binaan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor sehingga memudahkan dalam memperoleh bantuan dana, bantuan teknis, membantu mengatasi permasalahan jika ada keluhan dari masyarakat, serta membantu dalam proses pemasaran. Jika usaha ternak kambing perah memiliki jumlah populasi lebih dari 300 ekor maka usaha ternak tersebut termasuk jenis usaha peternakan wajib izin sedangkan usaha ternak yang memiliki jumlah populasi kurang dari sama dengan 300 ekor termasuk jenis usaha peternakan rakyat dan tidak wajib mengurus izin usaha pada Dinas Peternakan dan Perikanan.
87
Sampai saat ini peternakan Prima Fit memiliki 141 ekor kambing, jumlah ini kurang dari 300 ekor sehingga peternakan termasuk ke dalam peternakan rakyat dan tidak wajib melakukan perizinan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Dengan adanya pertambahan jumlah populasi maka pada tahun ketiga, peternakan Prima Fit perlu membuat izin usaha peternakan ke Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut jumlah populasi kambing telah mencapai lebih dari 300 ekor kambing. Meskipun belum wajib izin, peternakan wajib memiliki persetujuan lingkungan dari tingkat RT dan tingkat RW setempat. Seperti yang telah disebutkan pada gambaran umum usaha, peternakan berada di wilayah RT 02 dan Rw 03 sehingga izin persetujuan lingkungan perlu diperoleh dari ketua RT 02 dan Rw 03. Izin secara tertulis belum dimiliki oleh peternakan Prima Fit namun keberadaan peternakan ini telah diketahui oleh ketua RT 02, dan RW 03. Sampai saat ini belum ada pengaduan dari ketua RT 02, dan RW 03 karena tidak adanya izin tertulis tetapi sebaiknya peternakan segera mengurus izin tersebut agar pengembangan usaha ternak dapat berjalan dengan baik. Analisis aspek manajemen telah menguraikan beberapa hal mengenai sistem manajemen yang terdapat di peternakan Prima Fit terutama struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan laporan keuangan. Dari hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa pengembangan usaha ternak kambing perah Prima Fit secara manajemem layak untuk dilaksanakan karena meskipun masih sederhana manajemen peternakan ini sudah cukup baik dan tidak terdapat masalah manajemen di peternakan ini. Namun sebaiknya peternakan mulai membuat laporan keuangan sehingga proses pengawasan dan evaluasi pada usaha ini dapat dengan mudah dilakukan. Analisis pada aspek hukum telah dijelaskan mengenai kondisi perizinan di peternakan Prima Fit. Peternakan masih termasuk dalam kategori peternakan rakyat sehingga belum wajib izin. Keberadaan peternakan ini pun telah diketahui oleh aparat Desa setempat sehingga secara hukum pengembangan usaha ternak ini layak untuk dilaksanakan. Namun sebaiknya izin persetujuan lingkungan secara tertulis perlu untuk dilakukan.
88
6.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya Suatu usaha tentu dapat memberikan dampak bagi berbagai pihak, begitu pula peternakan Prima Fit. Pengembangan usaha ternak di peternakan Prima Fit tentu akan berjalan dengan sangat baik jika selaras dengan kehidupan masyarakat karena usaha yang tidak selaras dengan kehidupan masyarakat sekitar tidak akan bertahan lama. Dampak ini dapat dikaji dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang berkembang di masyarakat sekitar. Pengembangan usaha ternak kambing perah ini memberikan berbagai dampak, baik dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Dari aspek sosial, peternakan ini dikatakan memberikan dampak yang positif jika terjadi peningkatan peluang kerja, dan pengurangan pengangguran. Karyawan tetap di peternakan Prima Fit merupakan karyawan yang berasal dari luar daerah seperti Jawa Tengah, dan Jawa Timur karena karyawan tersebut merupakan karyawan yang sudah memiliki pengalaman dalam bidang peternakan sehingga memiliki kualitas yang cukup baik. Namun untuk pekerjaan tidak tetap seperti membangun pagar, memperbaiki bangunan dan lain-lain, peternakan ini tetap mempekerjakan masyarakat sekitar. Jumlah masyarakat sekitar yang menjadi karyawan tidak tetap berjumlah satu sampai tiga orang tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan. Pemasaran susu kambing juga dilakukan oleh beberapa distributor yang terdapat di beberapa kota sehingga secara tidak langsung peternakan juga memberikan lapangan pekerjaan bagi distributor yang terdapat di luar Kabupaten Bogor. Informasi ini memperlihatkan bahwa peternakan ini telah dapat meningkatkan lapangan kerja, dan pengurangan pengangguran baik bagi pemilik, masyarakat setempat maupun, masyarakat di luar Kabupaten Bogor seperti karyawan tetap dan distributor. Dampak positif lain telah diterangkan sebelumnya yakni pengaliran kotoran kambing perah pada sawah masyarakat secara gratis sehingga membantu menyuburkan sawah penduduk. Selain itu peternakan ini juga dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran dan penelitian bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui usaha ternak kambing perah dan karakteristik susu kambing. Pengembangan usaha ternak kambing perah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari adanya peningkatan perekonomian masyarakat. Seperti yang telah disebutkan di atas, peternakan ini
89
telah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat luar Kabupaten Bogor dengan mempekerjakan mereka sebagai karyawan tidak tetap maupun karyawan tetap. Informasi ini mengindikasikan bahwa peternakan ini telah mampu meningkatkan pendapatan baik bagi pemilik, masyarakat sekitar maupun masyarakat luar daerah. Namun kekurangan dari peternakan ini adalah belum memiliki badan hukum sehingga peternakan ini belum memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan pendapatan daerah melalui pembayaran pajak. Budaya sangat erat hubungannya dengan masyarakat karena merupakan sesuatu yang diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain. Budaya ini mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lainlain. 3 Keberadaan peternakan Prima fit selama ini tidak bertentangan dengan budaya yang telah berkembang di masyarakat selama ini. Menurut beberapa warga dan aparatur desa kehadiran peternakan ini tidak mengganggu kebudayaan yang ada selama ini baik dari sisi nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, dan religi yang ada di masyarakat. Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa secara sosial, ekonomi, dan budaya pengembangan usaha ternak kambing perah di peternakan Prima Fit layak untuk dilaksanakan karena mampu meningkatkan lapangan kerja, pengurangan pengangguran, meningkatkan pendapatan baik bagi pemilik, masyarakat sekitar, maupun masyarakat luar daerah. Selain itu, pengembangan usaha ternak di peternakan Prima Fit layak karena tidak bertentangan dengan budaya yang telah berkembang di masyarakat. 6.5 Aspek Lingkungan Suatu usaha dapat memberikan dampak pada lingkungan yang meliputi dampak yang merugikan dan dampak yang menguntungkan. Pengembangan usaha ternak sangat berhubungan dengan lingkungan sehingga aspek ini perlu dikaji lebih dalam dan diharapkan suatu usaha dapat bersahabat dengan lingkungan karena suatu usaha tidak akan bertahan jika tidak bersahabat dengan lingkungan. 3
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
90
Dampak negatif yang sering hadir pada usaha ternak adalah masalah penumpukan kotoran ternak karena sistem pembuangan kotoran ternak yang kurang baik. Seperti yang telah diketahui bersama, kotoran kambing perah dapat memberikan masalah seperti bau yang mengakibatkan ketidaknyamanan baik bagi penghuni peternakan maupun masyarakat sekitar. Selain itu kotoran kambing perah yang menumpuk juga dapat menjadi sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan ternak dan masyarakat. Sistem pembuangan kotoran kambing perah yang diterapkan oleh peternakan ini cukup tertata. Aliran air di saluran bagian bawah kandang selalu diatur sehingga kotoran kambing perah mengalir melalui saluran air. Aliran dimulai dari saluran bagian bawah kandang, ladang rumput gajah dan berakhir pada sawah-sawah penduduk. Namun pembuangan kotoran kambing perah ini juga menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar peternakan karena pengaliran kotoran ini melewati beberapa selokan masyarakat sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Aliran kotoran kambing perah pada sistem pembuangan juga berfungsi sebagai pupuk kandang sehingga sawah penduduk menjadi lebih subur. Hal ini menunjukan bahwa peternakan memiliki dampak positif bagi lingkungan sekitar. kotoran kambing perah yang digunakan sebagai pupuk kandang merupakan pupuk mentah, artinya pupuk tersebut belum mengalami pelapukan atau dekomposisi sehingga belum mampu memberikan unsur hara dalam jumlah yang banyak pada sawah. Penggunaan pupuk mentah pada sawah penduduk juga sebaiknya tidak terlalu banyak karena akan memunculkan berbagai bakteri dan fungi pada bahan organik pupuk mentah tersebut. Bakteri dan fungi menggunakan bahan organik untuk memperoleh energi. Akibatnya unsur hara yang seharusnya digunakan oleh tanaman padi berubah menjadi digunakan oleh bakteri dan fungi sehingga hara menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Namun pengikatan unsur hara oleh bakteri dan fungi ini hanya bersifat sementara hingga bakteri dan fungi tersebut mati. Penambahan populasi kambing kambing perah sebagai investasi tambahan dan semakin meningkatnya jumlah populasi kambing perah karena proses reproduksi akan menghasilkan banyak kotoran kambing perah sehingga perlu pengelolaan lebih lanjut agar tidak mengganggu proses pertumbuhan tanaman padi.
91
Sistem pengaliran air untuk membersihkan kotoran ini diterapkan pada kandang I, dan II sedangkan kandang III yakni kandang anakan memiliki konstruksi bagian bawah kandang yang miring namun tidak ada saluran air. Konstruksi yang berbeda pada kandang III disebabkan kotoran anak kambing perah yang tidak terlalu banyak sehingga pembersihannya cukup dengan cara menyapu kotoran yang jatuh di bawah kandang. Konstruksi bagian bawah kandang yang baik terlihat pada Gambar 11 (a), konstruksi kandang serpeti ini memungkinkan sebagian besar kotoran jatuh pada saluran air. Sedangkan Gambar 11 (b) menunjukan konstruksi bagian bawah kandang yang kurang baik karena kotoran menumpuk sehingga akan menimbulkan bau yang tidak sedap kemudian aliran udara akan membawa bau yang tidak sedap tersebut keluar peternakan dan menyebabkan polusi udara.
Dasar kandang
Bagian bawah kandang
(a) Konstruksi bagian bawah kandang yang baik
Dasar kandang
Bagian bawah kandang
(b) Konstruksi bagian bawah kandang yang kurang baik Gambar 11. Perbandingan Konstruksi Bagian Bawah Kandang yang Baik dan Kurang baik. Sumber : Pengamatan dan wawancara dengan karyawan Peternakan Prima Fit (Maret 2010)
92
Dampak negatif lain yang sering terjadi dalam usaha ternak kambing perah adalah polusi udara yang berasal dari masalah bau khas kambing jantan yang sering disebut dengan bau perengus. Di Peternakan Prma Fit, bau ini dapat dikurangi dengan pemberian ampas tempe dan molase pada seluruh kambing yang secara tidak langsung mengurangi bau perengus tersebut. Kandang yang memiliki luas dan tinggi serta ventilasi yang cukup juga menyebabkan konsentrasi bau perengus dalam kandang tidak terlalu banyak. Selain itu lokasi peternakan kambing perah yang dikelilingi oleh pagar dan rumput gajah yang tinggi serta tebal juga menyebabkan bau ini tidak tercium ke luar peternakan sehingga tidak mengganggu masyarakat. Menurut Sekretaris Desa, dahulu beberapa masyarakat pernah mengeluhkan bau perengus yang ditimbulkan oleh peternakan ini. Namun setelah peternakan membuat pagar dan mengelilingi peternakan dengan rumput gajah tidak ada lagi masyarakat yang mengeluh. Dampak positif lainnya adalah pemanfaatan limbah yakni ampas tempe sebagai pakan kambing perah. Pada umumnya pengusaha tempe menghadapi kesulitan untuk membuang ampas hasil pengolahan kedelai tersebut. Jika dibuang begitu saja tentu akan mencemari lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Adanya pemanfaatan ampas tempe sebagai pakan kambing perah ini dapat ikut menjaga kebersihan lingkungan. Dari hasil analisis mengenai aspek lingkungan di atas dapat dikatakan bahwa secara aspek lingkungan, pengembangan usaha ternak kambing perah di Peternakan Prima Fit layak untuk dilaksanakan. Layaknya pengembangan usaha ternak ini karena kotoran kambing perah dapat dibersihkan dengan baik bahkan dapat dimanfaatkan oleh sawah masyarakat sekitar. Selain itu masalah polusi udara oleh bau perengus kambing perah dapat diatasi dengan baik oleh peternakan ini. Peternakan ini juga mampu mengurangi masalah limbah ampas tempe sehingga dapat ikut menjaga lingkungan. Namun sebaiknya peternakan Prima Fit perlu melakukan pengelolaan lebih lanjut pada kotoran kambing perah seperti pembuatan bak penampungan kotoran kambing perah tersendiri sehingga tidak mencemari beberapa selokan masyarakat sekitar serta dilakukan pengolahan kotoran kambing perah menjadi pupuk organik yang siap pakai sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternakan.
93