PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI/VIDEO Dosen pengampu : Saiful Amin M.Pd
Disusun Oleh Amin Nur Lestarini
(201310010311090)
Hana Hasniah
(201310010311057)
Hilda Kurnia Sari Sholeh
(201310010311083)
Indra Hermawan
(201310010311070)
Irfan Effendi
(201310010311071)
Izna Nur Rahmah
(201310010311077)
JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memberi limpahan rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah sederhana ini untuk penugasan pada mata kuliah ICT Pembelajaran PAI. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada hamba tauladan Muhammad Saw, keluarga sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman kelak. Amin. Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karna nya penulis sangat mengharap bimbingan berupa masukan dan saran guna kebaikan bersama. Demikian, harapan Penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, amin.
Malang 12 November 2014
Penyusun
A. PENDAHULUAN Televisi merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Munculnya media televisi sebagai media elektronik memberi pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat saat ini. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi sumber umum dari sosialisasi dan informasi bagi masyarakat. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi mendapat tempat tersendiri, televisi memiliki kelebihan dengan gambar bergeraknya, karena khalayak cenderung menggunakan media TV sebagai sara hiburan, informasi maupun pengetahuan sehingga membuat informasi dan pesan yang disampaikan lebih menarik dan menyenangkan pemirsanya dibandingkan media lainya. Televisi adalah media yang paling populer dan menjadi icon media yang paling akrab diantara media-media yang pernah ada sepanjang sejarah.
B. KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN 1. Definisi Media Pembelajaran Menurut Heinich (1993) media merupakan alat saluran komunikasi, media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara ( )وسائلatau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1917) mengatakan bahwa media apabila di pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. National Education Assosiation (NEA) mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang di gunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.1 Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran , media yang di gunakan dalam proses pembelajaran di sebut media pembelajaran. Heinicg dkk mengemukakan media pembelajaran sebagai berikut: batasan mesium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat di gunakan untuk keperluan pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Menurut Briggs media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. 2. Manfaat media pembelajaran Dalam proses belajar mengajar dua unsur yang paling penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
1
Arsyad Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Hal 3.
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.2 Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik
Metode akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan akan tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain.3
3. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran Landasan filosofis Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Akan tetapi, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Landasan psikologis Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di 2
Arsyad Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 15 Rusman dkk. 2012. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 171 3
samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Landasan teknologis Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Landasan empiris Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram dll. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
4. Ciri-ciri Media Pembelajaran Gerlach dan Ely (1917) mengemukakan ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. a. Ciri manipulative (manipulative property) Transformasi suatu kejadian atau objek di mungkinkan karena media memiliki cirri manpulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat di sajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. b. Ciri distributif (distributive property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di transportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relativ sama mengenai pelajaran itu.4 5. Nilai media pembelajaran Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Pada tahun 50-an, media disebut sebagai alat bantu audio-visual, karena pada masa itu peranan media memang semata-mata untuk membantu guru dalam mengajar. Tetapi kemudian, namanya lebih populer sebagai media pengajaran atau media belajar. Berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekadar menggunakan kata-kata (simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa. 6. Prinsip penggunaan media pembelajaran Dalam proses belajar mengajar seorang guru belum cukup apabila hanya mengetahui kegunaan dan mengetahui penggunaan media pembelajaran, melainkan harus mengetahui dan 4
Arsyad Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 12
terampil bagaimana cara menggunakannya. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa prinsip/kriteria penggunaan media yang perlu dipedomani oleh guru dalam proses belajar mengajar yaitu : a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran, artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan b. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah memperolehnya, setidak-tidaknya dapat dibuat oleh guru pada saat mengajar atau mungkin sudah tersedia di sekolah c. Ketrampilan guru dalam menggunakan media, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru harus dapat menggunakan dalam proses pembelajaran d. Sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami siswa. C. PENGERTIAN TELEVISI Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio.
D. FUNGSI TELEVISI Menurut Effendy (1994), seperti halnya media massa lain, televisi mempunyai tiga fungsi pokok a. Fungsi penerapan Televisi mendapat perhatian yang sangat besar di kalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. b. Fungsi pendidikan Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang sangat ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan , yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.
c. Fungsi hiburan Fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampak lebih dominan dari fungsi lainya. Fungsi hiburan sangat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas diluar rumah.
E. TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MASSA Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Sedangkan Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi massal dan dapat di akses oleh masyarakat secara massal pula. Salah satu media massa modern ialah televisi. Televisi sendiri memilliki karakteristik sebagai media massa yang memungkinkan melakukan komunikasi. Yang di maksud televisi disini adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa seperti: surat kabar majalah, radio televisi, film, internet dan lain-lain. a. Ciri-ciri komunikasi Massa 1. Komunikasi Massa berlangsung satu arah Komunikasi berlangsung satu arah berbeda dengan komunikasi yang dilakukan antar persona atau dua arah. Komunikasi dalam satu arah disini dalam artian bahwa tidak terdapat arus balik antara komunikator dan komunikan. Konsekuensi dari komunikasi satu arah maka komunikator melakukan perencanaan dan persiapan yang cukup agar pesan yang disampaikan itu mudah dipahami untuk khalayak umum atau komunikan. 2. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang terdapat pada media massa bersifat umum karena ditunjukkan untuk kepentingan umum dan kepada khalayak umum. Sehingga media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak ada sangkut paut dengan kepentingan umum. Media massa sendiri berbeda dengan media nirmassa. Media nirmassa ditunjukkan untuk kelompok tertentu, sedangkan media massa yang sudah di jelaskan sebelumnya ialah bertujuan untuk menyampaikan pesan secara umum. Jenis yang termasuk dalam media nirmassa ialah surat kabar kampus, majalah, telepon, radio telegrapi. Sedangkan media massa contohnya seperti televisi.
b. Fungsi Komunikasi Massa Macbrige (editor) dalam buku Many Voice, One World berpendapat mengenai fungsi komunikasi dalam tiap sistem sosial sebagai berikut: -
-
-
-
Informasi : yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan beraksi secara jelas Sosialisasi : yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai – nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. Motivasi : yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa Perdebatan dan diskusi : yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang di perlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat masalah publik Pendidikan: yakni pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan, serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
c. Komponen komunikasi Menurut Laswell komponen komunikasi yang harus kita pahami agar dalam pembuatan media televisi lebih berarti, yaitu: 1) Komunikator (sender), yaitu orang yang menyampaikan pesan /informasi kepada pihak lain . 2) Pesan (Massage), yaitu berupa isi pesan atau informasi yang akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. 3) Channel, yaitu alat atau saluran yang akan digunakan untuk menyampaikan informasi. 4) Komunikan (reciever), yaitu orang yang menerima pesan atau informasi yang diberikan oleh pihak lain. 5) Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikan. 6) Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.
A. Kelebihan media pembelajaran Televisi a. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, drama. b. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa. c. Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang,tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung ataurekaman. d. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengardiri sendiri e. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda f. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.5 B. Kelemahan media pembelajaran televisi a. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah. b. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa. c. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan. d. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan. e. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan. f. Harga pesawat TV relatif murah g. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan F. SEJARAH TELEVISI Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell).
5
Winarso, Heru puji. 2005. Sosiologi komunikasi massa, Jakarta: Prestasi Pustaka. Hal 15
Kemudian tahun 1876, George Carey menciptakan selenium camera yang dapat melihat gelombang listrik. Awal kemunculan televise ini diawali oleh penemuan Paul Nipkov seorang ilmuwan Jerman pada tahun 1884. Ia berhasil mengirim gsmbsr elektrik dengan resolusi 18 garis. Tahun 1884 disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi Istilah televisi sendiri baru peratama kali diperkenalkan pada tahun 1990 oleh Constatin Perskyl dalam acara Pameran teknologi Dunia pertama di Paris. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkov untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T.Fransworth berhasil dengan TV elektroniknya.6 Konsep Televisi Pendidikan a. Pengertian televisi pendidikan Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televisi pendidikan ini tidak sekedar hanya menghibur akan tetapi yang paling penting adalah mendidik. Televisi pendidikan Indonesia di selenggarakan dengan maksud memberikan dorongan semangat untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, serta untuk membantu mewujudkan hak semua warga negara Indonesia untuk memperoleh pengajaran. Ada beberapa ciri untuk membedakan tayangan pendidikan dengan tayangan lain di televisi yakni: 1. Pembuat acara dituntun oleh seorang guru melalui pengalaman-pengalaman siswa 2. Sistematika siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana. 3. Siaran yang ditampilkan beraturan dan dibangun untuk mendasari siaran berikutnya. 4. Siaran (terpadu) berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya, seperti: latihan, membaca, diskusi, percobaan, menulis dan pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa televisi pendidikan adalah penyampai program pendidikan melalui televisi yang mengandung banyak pesan pendidikan. Beberapa pengaruh dari televisi pendidikan:
6
Bungin, burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada media group. Hal 71
dan 72
1. Menimbulkan keinginan pada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai dengan pola pikir mereka 2. Membantu anak atas suatu penertian yang sebelumnya belum pernah dialami 3. Merangsang untuk menmbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara kegiatan belajar dengan kegiatan sekitar 4. Merangsang anak untuk berkeinginan untuk menjadi seorang cendekiawan. TENTANG TV-EDUKASI TV-Edukasi merupakan sebuah televisi stasiun khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Stasiun ini diresmikan pada 12 Oktober 2004 oleh menteri pendidikan Abdul Malik Fadjar yang berada di Jakarta, dimana Stasiun Televisi ini dimiliki oleh kementerian Pendidikan Nasional. Stasiun televisi ini memiliki visi yaitu menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Misinya yaitu menyiarkan program yang dapat mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan, menyebarkan informasi dan kebijakan kemendiknas serta mendorong masyarakat gemar belajar. Kemudian tujuan dari TV Edukasi ini adalah memberikan layanan pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. b. Kelebihan TV- edukasi 1.TV-Edukasi membuka pemahaman mengenai informasi baru 2.TV-Edukasi bertindak sebagai pendorong anak-anak untuk belajar acara edukasi dan dapat mengajarkan tentang nilai-nilai penting dalam kehidupan nyata 3.TV-Edukasi merupakan alternative tontonan bermanfaat yang hadir di tengah masyarakat Indonesia 4.TV-Edukasi memberikan informasi kepada masyarakan akan dunia pendidikan 5.TV-Edukasi menyemarakkan dunia entertainment dengan kemasan yang berbeda yakni dalm bentuk lebih mendidik jadi tidak hanya menghibur tapi juga mendidik 6.TV-Edukasi merupakan solusi akan permasalahan tayangan-tayangan televisi yang tidak sehat. c. kelemahan Televisi Edukasi 1. dari segi pengemasan program kurang menarik sehingga program-program yang ditawarkan kurang diterima 2. program tidak didukung oleh pendukung acara yang dikenal masyarakat ( artis terkenal)
G. MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN a. Pengertian Video Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Hamidjojo dan Latuheru mengemukakan bahwa media sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju. Dapat pula dirumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. b. Kelebihan media video Media video memiliki beberapa kelebihan, yaitu: a. Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa. b. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses c. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. d. Lebih realistis, dapat di ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan. e. Memberi kesan yang mendalam, yang dapat memengaruhi sikap siswa. c. Kelemahan media video Media video memeiliki beberapa kelemahan antara lain. a. Jangkauanya terbatas. b. Sifat komunikasinya satu arah. c. Gambarnya relatif kecil. d. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik. e. Keterbatasan daya rekam setelah piring video ini mengalami proses perekaman tidak akan dapat di pakai ulang lagi untuk diganti isinya. f. Biaya pengembangan untuk menyiapkan format piringan video ini relatif memerlikan biaya yang cukup besar. g. Keterbatasa sekuens dari gambar bergerak yang ditampilkan. Lebih dari 54.000 frame yang diam dapat ditampung oleh format piringan video, namun hanya dapat
ditampilkan dalam bentuk gambar bergerak dalam waktu 60 menit. Hal ini lebih rendah dari kemampuan yang dapat ditampung oleh sebuah format kaset video. d. Keuntungan video dalam proses pembelajaran
Keuntungan menggunakan media video menurut Daryanto antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuaikebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugaskarena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, dan video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Saat ini dunia pendidikan di Indonesia sedang mengalami masalah yang cukup serius yaitu mutu pembelajaran. Ketika kita bicara mutu pembelajaran di kelas yang langsung berkaitan yaitu guru dan siswa. Namun sebenarnya masih banyak yang berkaitan dengan masalah tersebut yaitu manajemen Kepala Sekolah, Pengawas, Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, Dinas Pendidikan Provinsi dan Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional yang bertanggung jawab mengelola pendidikan secara nasional di dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2004 – 2009, telah menggariskan beberapa arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional, antara lain (1) mengupayakan pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Untuk mewujudkan yang telah digariskan di dalam Renstra tersebut, berbagai upaya telah dan sedang ditempuh Pemerintah, namun karena permasalahan pendidikan yang dihadapi demikian kompleksnya sehingga pemecahan masalah yang sifatnya konvensional saja tak mungkin dapat mengatasi permasalahan pendidikan secara tuntas dan komprehensif. Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah faktor geografi, sosial, dan ekonomi.
H. TAHAPAN PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO/TELEVISI Pembuatan program video/televisi pembelajaran berbeda dengan pembuatan program televisi secara umum. Pembuatan program video/televisi untuk pembelajaran selalu didahului dengan serangkaian kegiatan yang panjang. Media video/televisi merupakan salah satu media massa yang populer di masyarakat.Untuk mengembangkan materi pembelajaran baik
dalam bentuk media video maupun siaran televisi harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Telaah kurikulum Setiap pengembangan media yang akan digunakan untuk menunjang pembelajaran di kelas, mau tidak mau harus bersumber dari kurikulum yang berlaku atau dipakai. Kurikulum di sini merupakan acuan utama di dalam pemilihan kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa melalui media video/televisi. Di dalam penelaahan kurikulum harus dilakukan oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Guru yang menelaah harus sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan jenjangnya.Maksudnya materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP oleh guru SMP, dan seterusnya. Di dalam penelaahan kurikulum ini biasanya untuk seluruh media dan hasilnya disebut Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM). PDKBM merupakan acuan tahapan selanjutnya yaitu penyusunan GBIM. Contoh PDKBM: POLA DASAR KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (PDKBM) Mata Pelajaran : bahasa Indonesia Kelas : 7 (1 SMP) No
Kompetensi
Indikator
Media C
1
Siswa mengemukakan pendapatnya berbagai
V
M
mampu
v
v
berbicara di depan
v
mampu -
Siswa
dalam umum
kesempatan -
Siswa
A
Pustaka I Penulis, judul,
tahun, penerbit,
kota. mampu
dalam bentuk lisan dan menulis surat tulisan. 2. Penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) Di dalam PDKBM sudah tampak jelas indikator mana yang akan ditunjang oleh media cetak, audio, video, multimedia, dan internet. Karena kita akan mengembangkan media audio, maka kita pilih khusus indikator yang akan dibuat media audio. Setelah
penyusunan PDKBM selesai disusun, langkah selanjutnya yaitu penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) khusus untuk media audio. Di dalam menyusun GBIM ini dilakukan oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi mengkaji kebenaran dan kecukupan materi, sedangkang ahli media mengkaji kemenarikan materi tersebut untuk diaudiokan. GBIM merupakan acuan tahapan selanjutnya yaitu penyusunan JM. Contoh GBIM: GARIS BESAR ISI MEDIA AUDIO (GBIM) Mata Pelajaran : bahasa Indonesia Kelas : 7 (1 SMP) NO
1
Kompetensi
Indikator
Materi
Penerapan
Topik/
Pokok
Konsep
Judul
Siswa mampu
- Siswa
Cara
mengemukakan
mampu
berbicara di pada rapat
pendapatnya dalam berbicara di depan berbagai
Berpidato
Pidato
OSIS.
depan umum umum
Pustaka
Penulis, tahun, judul, penerbit, kota.
kesempatan dalam bentuk lisan dan tulisan.
3. Penyusunan Jabaran Materi (JM) Setelah GBIM telah selesai disusun, maka langkah selanjutnya yaitu penyusunan Jabaran materi (JM). JM disusun oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Di dalam JM harus diuraikan secara lengkap materi yang akan diangkat dalam media audio serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa. Pemilihan aplikasi ini harus disesuaikan dengan lingkungan siswa. Salah dalam pemilihan aplikasi akan menyebabkan materi tersebut sulit dipahami oleh siswa. JM merupakan acuan bagi penulis naskah.
Contoh JM:
JABARAN MATERI MEDIA AUDIO (JM) Mata Pelajaran : bahasa Indonesia Kelas : 7 (1 SMP)
NO 1
Kompetensi
Indikator
Siswa mampu
- Siswa
mengemukakan
Topik/ Judul Pidato
Uraian Materi
Penerapan Konsep
Pustaka
Cara berbicara di Berpidato
Penulis,
mampu
depan umum:
pada rapat
tahun,
pendapatnya
berbicara di
ketika kita
OSIS.
judul,
dalam berbagai
depan
berbicara di depan
penerbit,
kesempatan dalam umum
umum kita harus
kota.
bentuk lisan dan
memperhatikan:
tulisan.
kepada siapa kita berbicara, di mana, kapan, dalam situasi apa, dan berbicara masalah apa?
4. Penulisan Naskah Setelah JM selesai disusun, langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah disusun oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah. Seseorang dianggap mampu menulis naskah salah satu syaratnya yaitu pernah mengikuti pelatihan penulisan naskah video/televisi. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll. Tahapan penulisan naskah yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
5. Pengkajian Naskah Setiap naskah harus dikaji oleh ahli materi dan ahli media, bahkan kadang juga harus dikaji oleh ahli bahasa. Ahli materi bertanggung jawab kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Ahli media bertanggung jawab pemilihan karakter pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll. Naskah dinyatakan final dan siap untuk diproduksi apabila sudah ditandatangani oleh ahli materi dan ahli media. 6. Rembuk Naskah Setelah naskah dinyatakan final dan laik diproduksi, kemudian naskah tersebut dipelajari oleh Sutradara. Setelah Sutradara mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah dilakukan untuk menyamakan persepsi, sehingga di dalam produksi tidak terjadi kesalahan yang fatal. 7. Casting Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain harus dipilih sesuai dengan karakter yang ada di dalam naskah. Kesalahan pemilihan pemain, atau karakter pemain, menyebabkan kesalahan penyampaian materi atau menjadi tidak menarik. 8. Produksi Setelah semua kegiatan selesai dilakukaan, langkah selanjutnya yaitu produksi program audio pembelajaran. Produksi harus dilakukan sesuai dengan naskah. Kesalahan produksi menyebabkan program menjadi tidak menarik. Produksi melibatkan beberapa keahlian, yaitu: Sutradara, soundman, unit produksi, musik, dll. 9. Preview Setelah produksi dinyatakan selesai, dan program audio siap dipreview. Preview melibatkan ahli materi, ahli media, dan penulis. Di dalam preview program diputar dan didengarkan apakah program sudah sesuai dengan naskahnya. Apabila ada kekeliruan atau kekurangan, maka disarankan untuk direvisi. Semua ahli bertanggung jawab sesuai dengan keahliannya. 10. Uji coba Program yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemdian diujicobakan ke lapangan. Uji coba sangat perlu, karena kadang apa yang dikonsep oleh penulis dan para ahli belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini terutama yang berkaitan dengan
pemilihan aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa. Kadang menurut kita bahasa sudah mudah dipahami, tetapi ternyata di lapangan siswa tidak paham dengan apa yang kita makusd. Hasil dari uji coba merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat dipakai untuk media pembelajaran di kelas atau disiarkan. 11. Revisi Setelah uij coba dilakukan, kalau ada masukan darai lapangan, maka harus direvisi sesuai masukan. Kadang masukannya sangat mendasar, dalam kondisi ini kalau perlu naskah ditulis ulang atau cukup direvisi bagian-bagian yang perlu saja. 12. Penggandaan/Siaran Setelah semua sudah sesuai dengan perencanaan dan cocok untuk dimanfaatkan di lapangan, maka tahapan terakhir yaitu penggandaan atau disiarkan.
KESIMPULAN Televisi adalah media yang paling populer bagi masyarakat daripada media-media lainya. Televisi menjadi icon media yang paling mem-buming di antara media-media yang pernah ada sepanjang sejarah. Eksistensi televisi sebagai media komunikasi pada prinsipnya, bertujuan untuk dapat menginformasikan segala bentuk acaranya kepada masyarakat luas. Hendaknya, televisi mempunyai kewajiban moral untuk ikut serta berpartisipasi dalam menginformasikan, mendidik, dan menghibur masyarakat yang pada giliranya berdampak pada perkembangan pendidikan masyarakat melalui tayangan-tayangan yang disiarkan. TV Edukasi adalah sebuah stasiun televisi yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. Seiring berjalanya waktu perkembangan TV Edukasi semakin berkembang. Perkembangan TV Edukasi pada masyarakat menurut pandangan kami masih kurang berkembang baik dilihat dari sejauh mana minat dari masyarakat terhadap tayangan TV Edukasi. Tema dari siaran TV Edukasi intinya tentang dunia pendidikan dan tidak dipungkiri lagi masyarakat kita belum sadar akan pentingnya pendidikan, maka dari itu kami anggap wajar-wajar saja bila tayangan TV Edukasi belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat kita.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press Rusman dkk. 2012. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Winarso, Heru puji. 2005. Sosiologi komunikasi massa, Jakarta: Prestasi Pustaka Bungin, burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada media group