MAKALAH PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI DAN VIDEO Dosen Pengampu : Saiful Amien, M. Pd
Disusun oleh Kelompok 2 : 1.M.Nur Ali (201510010311097) 2.Jumanan (201510010311098) 3.Uswatun Khasanah (201510010311096) 4.Kusnul Suciati (201510010311094) 5.Iva Anisa (201510010311093)
Prog.Pemprov FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN 2016/2017
Daftar Isi
Daftar Isi .............................................................................................................................. i Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1 C. Tujuan Pembahasan .................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan .......................................................................................................... 3 1. Konsep Media Pembelajaran ....................................................................................... 3 2. Pengertian Televisi ...................................................................................................... 5 3. Fungsi Televisi ............................................................................................................. 6 4. Karakteristik Media Televisi ........................................................................................ 6 5. Sejarah Media Televisi ................................................................................................. 9 6. Perkembangan Media Televisi di Indonesia ................................................................ 10 7. Konsep Televisi Pendidikan ......................................................................................... 11 8. Media Televisi Sebagai Sarana Pembelajaran .............................................................. 13 9. Media Video Pembelajaran ........................................................................................... 14 10. Pembuatan Garis Besar Isi Media Siaran (GBIMS) ..................................................... 16 11. Penulisan Naskah Media Televisi/Video ..................................................................... 17
Bab III Kesimpulan ........................................................................................................ 20 Daftar Pustaka ...................................................................................................................21
KATA PENGANTAR Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kita masih diberi kesempatan untuk menuntut ilmu lebih dalam lagi dan dapat menyusun makalah tentang Pembelajaran Melalui Media Video dan Televisi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ICT Pembelajaran PAI. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang akan ilmu dan memiliki iman kepada ALLAH SWT. Penulisan makalah tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, selayaknya bila dalam kesempatan ini pemakalah mengucapkan Terima kasih kepada : 1. Bapak Saiful Amien, M. Pdselaku dosen pembimbing mata ICT Pembelajaran PAI yang telah mendidik dan membimbing kami untuk menyelesaikan tugas yang di berikan. 2. Kedua orang tua, keluarga dan teman-teman yang telah mendukung kami untuk menyelesaikan tugas. Makalah ini disusun untuk membahas tentang pengertian televisi sebagai media pembelajaran, tujuan fungsi dan manfaat televisi secara umum, implementasi televisi sebagai media pembelajaran, kelebihan dan kekurangan media televisi, pengertian video sebagai media pembelajaran, kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis video, serta persamaan dan perbedaan antara televisi dan video. Semoga makalah ini dapat membantu dalam mempelajari dan memahaminya. Akhirnya, tidak ada kesempurnaan kecuali milik ALLAH SWT. Demikian pula dengan makalah ini, pemakalah menyadari banyak terdapat kekurangan disini. Maka dari itu, pemakalah mengharapkan kemakluman dan evaluasi dari para pembaca dan pengkaji makalah ini guna kebaikan kita bersama. Semoga kita memperoleh banyak kebaikan dari kegiatan belajar mengajar yang kita laksanakan melalui maupun yang tidak melalui makalah ini. Amiin Ya Rabb. Malang, 09 November 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan percepatan dalam proses pembelajaran telah membawa kepada berbagai inovasi yang dilakukan, tidak terkecuali dalam melakukan adopsi terhadap hasil inovasidalam bidang Teknologi Informasi. Ketika TI dipakai dalam proses pembelajaran, maka pembelajaran itu sendiri dikatakan berbasis TI. Perubahan yang secara tidak sengaja mampu memberikan dampak serta persiapan beberapa komponen pembelajaran yang terus diadaptasikan maka dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran telah mengalami revolusi. Begitupula pembelajaran berbasis media video dan televisi. Televisi merupakan salah satu media masa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Munculnya media televisi sebagai media elektronik member pengeruh yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat saat ini. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi bagi masyarakat. Bagi Gerbner, dibandingkan dengan media masa yang lain, televisi mendapat tempat tersendiri. Demikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya. Televisi mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1962 yang dibuktikan dengan berdirinya televisi milik pemerintah yaitu TVRI. Dulu televisi merupakan barang langka dan tergolong mewah. Sebab pada zaman dahulu di satu desa mungkin hanya ada satu televisi saja yang kemudian ditonton secara beramai-ramai oleh masyarakat sekitar. Selain alasan finansial yang menjadi sebab ketiadaan televisi ketika itu adalah belum meratanya aliran listrik yang menjangkau daerah-daerah pedesaan. Namun seiring perkembangan zaman, kini televisi bukan lagi barang langka dan mewah, namun sudah menjadi barang yang umum dan dapat dibeli oleh siapapun. Selain televisi, media pembelajaran lain yang juga hampir sama dengan televisi adalah video. Video merupakan media audio visual yang berisi gambar bergerak. Namun, untuk memutarnya diperlukan media khusus seperti laptop, komputer, proyektor, HP, dan lain sebagainya. Yang tentunya belajar dengan disertai gambar dan suara pastilah menarik dan jauh lebih efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Televisi sebagai media pembelajaran dewasa ini dapat kita jumpai dalam berbagai tajuk acara yang disuguhkan televisi. Misalnya program TV-edukasi (TV-e) milik pemerintah di bawah naungan Kemendiknas. Kemdiknas bersama-sama dengan Pustekom terus mengembangakan televisi edukasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Setidaknya TV-e ini merupakan jawaban atas menjamurnya program-program siaran yang tidak sarat nilai edukatif dan moral.
B.Rumusaan Masalah 1. Bagaimanakah konsep media pembelajaran? 2. Bagaimanakah pengertian televisi? 3. Bagaimanakah fungsi televisi? 4. Bagaimanakah karakteristik media televisi? 5.Bagaimanakah proses sejarah media televisi? 6. Bagaimanakah perkembangan media televisi di Indonesia? 7. Bagaimanakah konsep televisi pendidikan? 8. Bagaimanakah media televisi sebagai sarana pembelajaran? 9. Bagaimanakah media video pembelajaran? 10. Bagaimanakah pembuatan garis besar isi media siaran (GBIMS)? 11. Bagaimanakah penulisan naskah media televisi/video?
C.Tujuan 1. Mengetahui segala yang mencakup konsep media pembelajaran 2. Mengetahui segala yang mencakup pengertian televisi 3. Mengetahui segala yang mencakup fungsi televisi 4. Mengetahui segala yang mencakup karakteristik media televisi 5. Mengetahui segala yang mencakup proses sejarah media televisi 6. Mengetahui segala yang mencakup perkembangan media televisi di Indonesia 7. Mengetahui segala yang mencakup konsep televisi pendidikan 8. Mengetahui segala yang mencakup media televisi sebagai sarana pembelajaran 9. Mengetahui segala yang mencakup media video pembelajaran 10. Mengetahui segala yang mencakup pembuatan garis besar isi media siaran (GBIMS) 11. Mengetahui segala yang mencakup penulisan naskah media televisi/video
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Media Pembelajaran 1. Definisi Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Dia mencotohkan media ini seperti film, televisi, video, diagram, bahan tercetak, komputer, dan instruktur. Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran , media yang di gunakan dalam proses pembelajaran di sebut media pembelajaran. Heinicg dkk mengemukakan media pembelajaran sebagai berikut: batasan mesium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat di gunakan untuk keperluan pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh para ahli mengenai media, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik. Tujuannya adalah untuk memancing mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran media. Selain digunakan untuk megantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi. 2. Fungsi Media Pembelajaran Menurut Hamalik(2008:49) fungsi media pembelajaran yaitu: a. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif b. Penggunaan media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran c. Media pembelajaran pening dalam mencapai tujuan pembelajaran d. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru dalam kelas e. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mempetinggi mutu pendidikan Selain itu, menurut Kempt & Dayton (1985:28), fungsi utama meda pembelajaran adalah: a. Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.
b. Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. c. Memberi instruksi, informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa. 3.Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran Pemerolehan pengetahuan,perubahan sikap dan ketrampilan,dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah di alami sebelumnya.Menurut Brunner ada tiga tingkatan utamamodus belajar,yaitu pengalaman langsung,pengalaman gambardan pengalaman abstrak.Tingkatan pengalaman pemerolehaan hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale(1996) sebagai suatu proses komunikasi.Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan.Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya.Semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipahami serta dapat dipertahankan dalam ingatan. 4.Ciri-ciri Media Pembelajaran a.Ciri Fiksatif Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekomendasikan juga merekonstruksi suatu peristiwa | pembelajaran melalui media TV/Video atau objek. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian yang telah di format media dapat di gunakan setiap saat bahkan dapat di transfer ke dalam format lainnya. b. Ciri Manipulatif Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang memakan waktu lama dapat disajikan kepada siswa dalam waktu sekejap dengan teknik pengambilan gambar. Akan tetapi cirri manipulative memerlukan perhatian lebih karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan maka akan salah penafsiran, sehingga dapat mengubah sikap siswa kearah yang tidak diinginkan. c. Ciri distributif Ciri ini memungkinkan suatu objek mealalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu. 5. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar seorang guru belum cukup apabila hanya mengetahui kegunaan dan mengetahui penggunaan media pembelajaran, melainkan harus mengetahui dan terampil bagaimana cara menggunakannya. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa
prinsip/kriteria penggunaan media yang perlu dipedomani oleh guru dalam proses belajar mengajar yaitu : a.Efektivitas b.Relevansi c.Efisiensi d.Dapat digunakan e.Konstektual 6. Nilai Media Pembelajaran Seutuhnya media pembelajaran akan memiliki nilai sebagai berikut : a.Menjadikan konsep yang abstrak menjadi konkret. b.Tidak membawa objek yang berbahaya. c.Memperjelas objek pesan. d.Berintegrasi dengan lingkungan (kontekstual). e. Menimbulkan motivasi, kreativitas, dan inovatif siswa. f. Seragam pengamatan dan fokus pesan. g.Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.
B.Pengertian Televisi Secara bahasa kata "televisi" bersasal dari kata "tele" yang berarti jauh, dan "visie" yang berarti penglihatan. Jadi, televisi merupakan penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambargambar melalui gelombang radio. Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup dengan suara melalui kabel. Sistem ini menggunakan gelombang elektromagnetik yang kemudian diubah ke dalam cahaya yang dapat kita lihat dan kita dengar. Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiarannya, dan video dari segi gambar bergeraknya. Televisi sebagai media pembelajaran adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujaun pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarakannya dan siapa yang menontonnya. Televisi sebagai media pembelajaran berarti menggunakan media televisi sebagai sumber belajar sesuai dengan prinsip-prinsip media pembelajaran, yaitu efektifitas, relevansi, efisiensi, dapat digunakan, dan kontekstual. Bila dalam konteks kelas adalah pembelajaran materi-materi pelajaran, maupun materi umum. Keuntungan penggunaan televisi sebagai media pembelajaran adalah pesan-pesan, pelajaran-pelajaran, informasi-informasi yang disampaikan
menjadi lebih menarik, menyenangkan, mudah diterima dan lebih praktis tanpa mengabaikan informasi utama yang disampaikan. Selain karena televisi sudah familiar dengan kehidupan peserta didik, juga karena telah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kebanyakan peserta didik jauh lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi daripada belajar. Sehingga media pembelajaran ini bisa menjadi solusi permasalahan tersebut. C.Fungsi Televisi Menurut Effendy(1994),seperti halnya media massa lainnya,televisi mempunyai 3 fungsi pokok yaitu: 1. Fungsi penerangan (the information function) Televisi mendapat perhatian yang besar kalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor, yaitu : a. Immediacy (kesegaran) b. Realism (kenyataan) 2. Fungsi pendidikan (the education function) Merupakan sarana untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khayalak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. 3. Fungsi hiburan (the entertainment function) Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah. D.Karakteristik Media Televisi 1.Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Sedangkan Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi massal dan dapat di akses oleh masyarakat secara massal pula. Salah satu media massa modern ialah televisi. Televisi sendiri memilliki karakteristik sebagai media massa yang memungkinkan melakukan komunikasi. Yang di maksud televisi disini adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa seperti: surat kabar majalah, radio televisi, film, internet dan lain-lain.
a.Ciri-Ciri Komunikasi Massa 1. Komunikasi Massa berlangsung satu arah 2.Komunikator pada komunikasi massa melembaga 3.Pesan pada komunikasi massa bersifat umum 4.Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan 5.Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen b.Fungsi Komunikasi Massa Harold D.Lasswel memaparkan pendapatnya mengenai fungsi komunikasi di masyarakat menunujukkan tiga fungsi,yaitu: 1.Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment)peenyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai di masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya. 2.korelasi unsur-unsur di masyarakat ketika menanggapi lingkungan(correlation of the components in making a response to the environment) 3.Penyebaran warisan sosial (transmission of the sosial inheritance)di sini berperan para pendidik,baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun disekolah. 2.Televisi Sebagai Media Elektronik Kelebihan dan kekurangan media pembelajaran televisi a.Kelebihan Media Pembelajaran Televisi 1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, drama. 2.Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa. 3.Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang,tempattempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung ataurekaman. 4.Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengardiri sendiri 5.Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda 6.Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain. b.Kekurangan Media Pembelajaran Televisi
1.Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah. 2.Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa. 3.Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan. 4.Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan. 5.Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan. 6. Program siaran televisi di luar control guru. 7. Tayangan gambar di layar relatif kecil, sehingga jumlah siswa yang dapat mengikuti dan memanfaatkan secara terbatas. c.Tujuan Dan Fungsi Televisi Sebagai Media Elektronik Tujuan televisi sesuai dengan UUPenyiaran No. 24 tahun 1997, Bab II Pasal 4, adalah : 1.Penyiaran bertujuan untuk menumbuh-kembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2.Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa; 3.Mengembangkan masayarakat yang adil dan makmur. Sedangkan fungsi televisi sebagai media lektronik berdasarkan UU Penyiaran No. 24 tahun 1997, Bab II Pasal 5, antara lain : 1.Media informasi dan penerangan, 2.Media pendidikan dan hiburan 3.Media untuk memperkuat ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya 4.Media pertahanan dan keamanan d.Manfaat Televisi 1.Kognitif Berkaitan dengan pengetahuan. diaog,wawancara, dan lain-lain.
Misalnya
program
siaran
pembelajaran,
berita,
2. Afektif Berkaitan dengan karakter, sikap, dan emosi. Acara-acara yang bersifat afektif ini adalah
acara-acara yang menggugah rasa, mendorong pemirsanya untuk merasakan menjadi orang lain dan memiliki karakter yang kuat. 3.Psikomotorik Berkaitan dengan keterampilan, tindakan, dan tingkah laku yang positif. Acara-acara yang besifat psikomotorik antara lain film, sinetron, drama, dokumentasi kehidupan masyarakat bawah, dan lain-lain. Bahkan kini televisi telah mampu mengubah dan mengatur pola hidup masyarakat. Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayang tersebut bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai pendidikan. Dalma kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indra yang kita miliki, tetapi dengan menonton audivisual, akan mendapatkan 100% dari informasi yang diperoleh sebelumnya. E.Sejarah Media Televisi Pada tahun 1873 seorang oprator telegram menemukan bahwa cahaya memengaruhi cahaya resistensi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunaka untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan foto sel silenium (seelenium photocell). Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang di dalamnya yang ditemukan 11 | pembelajaran melalui media TV/Video oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman. Sejarah adanya. media televisi tidak lepas dari ditemukannya televisi yaitu dengan ditemukannya hukum gelombang elektromagnetik oleh Joseph Henry dan Michael Faraday. Hukum gelombang elektromagnetik tersebut menjadi awal bagi hukum-hukum lainya dan dasar bagi perkembangan televisi. Setelah beberapa kurun waktu lamanya kemudian diciptakan sebuah piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang mahasiswa yang bernama Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John LogieBaird(1888-1946) dan Charles Francis Jenkins(1867- 1934) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube). Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan
finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin(1889-1982) dan Philo T. Farnsworth(1906-1971) berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasilnya berjalan baik, maka orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan TV mekanik dan menggantinya dengan TV elektronik. Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi pembelajaran melalui media TV/Video tabungpenguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone"dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda melalui kabel telegraf atau telepon. Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT. Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah. F. Perkembangan Media Televisi di Indonesia Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak kalah maju dalam dunia pertelevisian khususnya di kawasan Asia. Siaran televisi pertama kalinya di ditayangkan tanggal 17 Agustus 1962 yaitu bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Pada saat itu, siaran hanya berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun yang menjadi tonggak Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut maka siaran televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan mampu menjangkau seluruh dua puluh tujuh propinsi yang ada pada waktu itu. Pada bulan oktober 1963, diterbitkan SK Presiden RI No. 215 Tahun 1963 tentang pembentukan yayasan TVRI. Tujuanya sendiri, yaitu sebagai alat hubungan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan mental spiritual dan fisik daripada bangsa Indonesia serta membentuk manusia sosialis pada pada khususnya. Pimpinan yayasan TVRI sendiri adalah Presiden RI yang diatur dalam pasal 10. Sedangkan, kegiatan sehari-hari Yayasan TVRI diatur oleh direksi dan 3 direktur muda, yaitu urusan perencanaan progam, urusan teknik dan administrasi, serta urusan komersial dan pemberdayaan. Tahun 1971, terbit SK Menpen RI
No. 54/B/Kep/Menpen/1971, tentang penyelenggaraan siaran TV di Indonesia. Pasal 1 “Siaran TV adalah siaran-siaran dalam bentuk gambar atau visual dan suara atau audio yang dapat diterima oleh umum, baik dengan sistem pemancar 13 | pembelajaran melalui media TV/Video gelombang elektomagnetik maupun lewat kabel (TV kabel). Selanjutnya pada tahun 1972 terbit SK Presiden RI No. 44 Tahun 1974 tentang pokokpokok Organisasi Departemen dijabarkan dalam SK Menpen RI No. 55A/Kep/Menpen/1975 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Penerangan. Berdasarkan SK tersebut TVRI Merupakan Direktorat TV dalam Dirjen Radio-TV-Film Departemen Penerangan RI. Perkembangan selanjutnya Indonesia mulai menggunakan satelit sendiri untuk telekomunikasi dan siaran TV pada tahun 1976. Satelit generasi pertama diluncurkan pada tanggal 16 Agustus 1976 yang dinamakan PALAPA-A. Selanjutnya satelit generasi kedua diluncurkan dari pusat Antariska Kennedy NASA, Amerika Serikat pada tanggal 18 Juni 1983 yang diberi nama PALAPA-B2. G.Konsep Televisi Pendidikan 1. Pengertian Televisi Pendidikan Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televisi pendidikan ini tidak sekedar hanya menghibur akan tetapi yang paling penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu: a. Dituntun oleh seorang guru melalui pengalaman-pengalaman siswa. b. Sistematika siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana. c. Teratur dan beraturan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya. d. Terpadu-siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.
a. Siaran Pendidikan Sekolah Siaran pendidikan sekolah (school broadcasting) Yang menjadi sasaran acara ini adalah para murid sekolah, dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan para mahasiswa di perguruan tinggi. Siarannya langsung 14 | pembelajaran melalui media TV/Video dikirim ke sekolah-sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, acara siaran pendidikan jenis ini erat sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada tahun ajaran itu. Ini berarti
bahwa stasiun penyiaran yang bersangkutan melakukan kerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional. Diharapkan dari siaran pendidikan untuk sekolah ini tentu saja disesuaikan dengan landasan dan tujuan pendidikan dari negara yang bersangkutan. Karena acara siaran pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu akan memberikan pengaruh secara langsung kepada anak-anak tentang: a. Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai dengan pola pikir mereka. b. Membantu anak-anak atas suatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami. c. Mengrangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara keegiatan belajar dengan keadaan sekitarnya. d. Merangsang anak-anak untuk berkeinginan menjadi seorang cendekiawan. b. Siaran Pendidikan Sepanjang Masa (Life Long Education) Berbeda dengan siaran pendidikan yang berlandaskan kurikulum sekolah, acara pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan saja dan yang menjadi sasarannya khalayak umum. Hanya saja khalayak dibagi menurut tingkatan tertentu, misalnya : usia, jenis kelamin, agama, agama, pendidikan dan sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai melalui acara ini adalah, untuk mendorong khalayak sasaran, agar berkeinginan untuk terus belajar dalam ruang lingkup yang lebih luas tentang berbagai aspek sosial, seni, sastra, home economic dan hobi. 2. TV Edukasi TV-Edukasi atau sering disebut dengan TV-E adalah sebuah stasiun televisi yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran bagi masyarakat. a.Visi Menjadi siaran televisi oendidikan yang santun dan mencerdasakn b. Misi Menyiarkan program yang dapat mencerdasakn masyarakat, menjadi tauladan,menyebarkan infirmasi dan kebijakan Kemendiknas serta mendorong masyarakat gemar belajar c.Tujuan Memberikan kayanan pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional.
3. Kekurangan dan Kelebihan Televisi Pendidikan Televisi pendidikan yang mengundang banyak kontroversi antara pihak yang setuju dengan pihak yang tidak setuju adanya televisi pendidikan mempunyai beberapa kekurangan yaitu : a.Dari segi pengemasan program kurang menarik,sehingga program yang ditawarkan kurang dapat di terima b.Program tidak di dukung oleh pendukung acara yang di kenal masyarakat. c.TV-E kurang tepat pada sasarn Adapun kelebihan TV-E yaitu: a.TV Edukasi membuka pemahaman mengenai infomasi baru,biasanya terdapat dalam program-program berita(politik,wisata,kuliner,dan sebagainya) b.TV Edukasi memberikan informasi kepada masyarakat akan dunia pendiidkan. c.TV Edukasi merupakan solusi akan permasalahan tayangan televisi yang tidak sehat.
H. Media Televisi sebagai Sarana Pembelajaran Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan yang disajikannya. Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau saluran-saluran televisi mana yang cukup memadai sebagai saran pembelajaran kita. Pada sisi positif, televisi bisa menjadi media pertukaran informasi, pemikiran,dan karya, sebagai bahan kajian ilmiah, dokumentasi dan sebagainya. Kita dapat mengetahui berita terkini yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Sebagai contoh, pada peristiwa pemboman WTC di New York, AS beberapa tahun lalu, hanya selang beberapa menit setelah peristiwa itu berlangsung, kita bisa mengetahui perkembangan terakhirnya dari stasiun televise CNN (saluran khusus program berita). Bahkan, kita pun bisa melihat secara langsung berbagai pertandingan-pertandingan plahraga Internasional seperti World Cup Football, Tennis Wimbledon, Kejuaraan Bulutangkis All England, pertandingan basket NBA dan masih banyak lagi. Semuanya dapat kita nikmati dalam waktu yang bersamaan. Televise di sini berperan sebagai media pertukaran informasi yang efektif, menghemat waktu dan biaya. 17 | pembelajaran melalui media TV/Video Keuntungan lainnya adalah acara-acara tersebut disertai dengan fakta dan ilustrasi yang menarik berupa gambar-gambar dan rekaman peristiwa yang sebenarnya, sehingga kita bisa membayangkan dan menikmati seolah-olah hal tersebut memang benar-benar kita alami. Hal ini akan mempercepat kerja otak kita untuk menerima beberapa hal baru tentang pengetahuan. Serta meningkatkan kemampuan kita dalam berimajinasi secara kreatif. Para orang tua yang melarang anaknya menonton televise, karena dikhawatirkan dapat merusak mental anak, mungkin ada benarnya. Seperti yang diungkapkan Douglas Rushkhoff, penulis buku Media Virus, bahwa televise itu virus. Sebagai virus dia bisa menjadikan orang musyrik, juga bisa mencabut akar kesadaran orang dari kenyataan. Kritikus
media lain menyatakan televise sebagai candu elektronik, kotak idiot (idiot box), monster mata satu, dan lain sebagainya. Memang ada beberapa acara televise terutama acara televise local yang menayangkan beberapa acara criminal dan tindak kekerasan dalam sebuah film, yang di dalamnya terdapat unsure kekerasan, pornografi dan kenakalan remaja. Beberapa kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, perkelahian pelajar (tawuran) adalah beberapa efek buruk yang mungkin berkaitan dengan tontonan televise yang kurang sehat dan tidak mendidik. I. Media Video Pembelajaran 1. Pengertian Media Video Pembelajaran Salah satu bentuk dari media audio visual adalah video pembelajaran. Arsyad mengemukakan video merupakan serangkaian gambar gerak yang di sertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang di simpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk. Media video pembelajaran dapat di golongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA), yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa di lihat. Menurut Heinich Molenda Russel bahwa video di artikan sebagai berikut. 18 | pembelajaran melalui media TV/Video The primary meaning of video is the display of pictures on a television type screen (the latin word video literally means “ I see” Any media format that employs a chatode-ray screen to present the picture portion of the massege can be reffered to as video. Media video pembelajaran termasuk ke dalam media video cassette recorder (VCR) yaitu media audio visual gerak yang perekamannya di lakukan dengan menggunakan kaset video, dan penanyangannya melalui pesawat televisi. Pancaran gambar yang berbahaya dari sebuah tampilan video ternyata tersusun dari titik-titik yang sangat rapat dan ditampilkan pada sebuah layar. Seperti halnya film, berbagai frame video tersebut pada dasarnya adalah gambar diam. Hanya saja, pergantian setiap frame ke frame selanjutnya itu berlangsung sangat cepat, sehingga berbagai frame tersebut terlihat sebagai gambar yang bergerak. Hal ini berlangsung secara terus menerus hingga mampu menciptakan daya lihat yang menakjubkan dari sebuah tampilan video dibuat dengan cara direkam secara magnetik pada sebuah pita video seperti halnya perekam audio. 2. Format Video Umumnya format video pada saat ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu format piringan (disk) dan pita yang di kemas ke dalam bentuk paket kaset dengan ukuran bermacammacam, model yang beraneka ragam, tingkat kecepatan yang berbeda dan mesin pemutar yang khusus. Adapun beberapa format video menurut HeinichMolenda Russel adalah sebagai berikut:
a.Pita video (video tape), adalah format media video yang terpaket dalam bentuk gulungan pita yang terbuka (open reel) atau yang tertutup dalam sebuah kaset. b. Kaset video (Video Cassettes), adalah format media video yang terpaket dalam bentuk kaset yang berisi pita-pita video. c.Piringan Video (Video Disc), adalah jenis format video yang memanfaatkan pancaran cahaya optik seperti tipe laser. Format video ini lebih mirip dengan jenis gramophon (piringan hitam), hanya saja berwarna keperakan dan berkilauan. 19 | pembelajaran melalui media TV/Video d.Compact disc, dulu CD tidak di gunakan untuk merekam , tetapi sekarang CD dapat langsung digunakan untuk merekam dengan cara menggunakan handycamp khusus yang dapat langsung merekam menggunakan CD. e.High-definition television, produksi video yang menggunakan HDTV lebih tinggi di bandingkan yang lainnya , karena mutu gambaran video yang di tentukan oleh banyaknya bentuk yang di proyeksikan ke atas permukaan tabung pada HDTV sangat baik. 3. Kelebihan Media Video Menurut pendapat pramono media video memiliki banyak kelebihanantara lain: a.Memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian. b.Memberi pesan yang dapat di terima secara lebih merata oleh siswa. c.Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. d.Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagiantertentu untuk melihat gambaran yang lebih fokus. e.Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif dan lebih cepat menyampaikan pesan di bandingkan dengan media teks. 4. Kelemahan Media Video Media video memiliki beberapa kelemahan antara lain: a.Jangkauannya terbatas. b. Sifat komonikasi satu arah. c.Gambarnya relatif kecil. d.Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.
5. Keuntungan Video Dalam Proses Pembelajaran Dengan menggunakan media jenis ini siswa di harapkan dapat memperoleh persepsi dan pemahaman yang sama dan benar, selain siswa dapat menerima materi mata pelajaran. Sedangkan guru dapat mengikat siswa selama pembelajaran berlangsung dan membantunya mengingat kembali dengan mudah berbagai pengetahuan dan keterampilan pembelajaran melalui media TV/Video yang telah di pelajari. Media video pembelajaran termasuk ke dalam kategori motion picture, video pembelajaran dalam format disk di operasikan dengan menggunakan VCD/DVD player yang di jalankan dengan disk atau lempengan serta ditampilakan melalui televisi atau LCD atau dapat di putar langsung melalui PC komputer. J. Pembuatan Garis Besar Isi Media Siaran (GBIMS) Pembuatan Garis Besar Isi Media Siaran (GBIMS) Garis Besar Isi Media Siaran merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman atau acuan bagi para penulis naskah di dalam pembuatan naskah program media. GBIMS dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan, dan materi yang telah di kembangkan sebelumnya. Untuk program media, GBIMS disusun setelah dilakukan telaah topik yang akan dibuat programnya. Kegiatan telaah topik ini perlu dilakukan, karena tidak semua topik yang ada dalam silabus cocok untuk dibuat media tertentu misalnya video,radio,atau media komputer. Pengembangan GBIMS dan Jabaran Materi Topik program: Merupakan salah satu bagian dari pokok bahasan. Satu pokok bahasan dapat di kembangkan ke dalam beberapa topik. Topik-topik ini biasanya juga dapat kita jumpai dalam silabus (Kurikulum). Judul Program: Dari topik yang telah di telaah dan dipilih, kemudian di tentukan judul program. Judul di buat semenarik mungkin, namun juga tidak menyimpang dari materi yang ada di dalamnya. Dengan judul yang “menarik” maka di harapkan timbul rasa ingin tahu dan penasaran siswa/sasaran program tentang isi program di dalamnya. Sasaran: Sasaran adalah mereka yang menjadi target dari program yang disajikan pengembangan program yang baik di dasarkan pada kesesuaian kebutuhan dari yang Memanfaatkan program dengan materi yang di sajikan oleh karenanya materi yang disajikan harus sesuai dengan tingkat pemahaman sasaran. Tujuan pembelajaran/kompetensi Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan ini sering kali dibedakan menjadi dua bagian yaitu tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
a. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang spesifik.Tujuan pembelajaran umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu mata pelajaran yang ada di dalam silabus atau kurikulum. b. Tujuan pembelajaran Khusus Tujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksudagar tujuan pembelajaran umum tersebut dapat lebih dispesifikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Tujuan juga dasar untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dan juga menjadi landasan untuk menentukan materi, strategi, media dan evaluasi pembelajaran. C,Indikator Dalam KTSP tujuan khusus disebut indikator.Indikator merupakan rumusan kompetensi yang lebih spesifik dan operasional yang menunjukkan ciri-ciri penguasaan suatu kompetensi atau sub kompetensi. K. Penulisan Naskah Media Televisi/Video 1. Pengertian Naskah Media Istilah naskah mungkin tidak begitu asing buat karena istilah ini juga digunakan untuk membuat media cetak seperti halnya buku, koran, majalah, dan sebagainya. Namun demikian, secara umum naskah dalam perancanaan progam media dapat diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu sesuai dengan tujuan dan kompetisi tertentu. Secara sederhana naskah juga berupa gambaran umum media atau juga outline media yang akan dibuat. Pembuatan naskah media diawali dengan sebuah ide atau gagasan produk media yang baik memerlukan ide dan kreativitas yang tinggi. Pemikiran yang cemerlang untuk mengungkapkan ide yang baik sangat diperlukan pada tahap pertama ini. Tahap kedua dalam pengembangan naskah adalah mengumpulkan data dan informasi untuk membuat, melengkapi, dan memperkaya naskah tersebut. Tahap ke tiga adalah membuat sinopsis dan treatmen. Sinopsis secara singkat dapat diartikan sebagai ringkasan progam atau ringkasan cerita. Tujuan utamanya adalah mempermudah pemesan menangkap 22 | pembelajaran melalui media TV/Video konsepnya, mempertimbangkan kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan menentukan persetujuan. 2. Naskah Media Video Media video adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk suara dan visual. Unsur suara yang ditampilkan berupa: narasi, dialog, sound effect dan musik, sedangkan unsur visual berupa: gambar/foto diam (still image), gambar bergerak (motion picture), animasi dan teks.
a. Format Naskah Keterangan keterangan yang didapat dari hasil eksperimen coba-coba dengan storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip atau naskah progam menurut tata urutan yang dianggap sudah benar. b. Shooting Skript/Skenario Skenario merupakan petunjuk oprasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan progamnya. Jadi skenario sangat bermanfaat bagi teknisi dan kerabat produksi yang akan melaksanakanya dengan tanggung jawab teknis oprasional. c. Petunjuk Pengambilan Gambar Petunjuk pengambilan gambar adalah posisi pengambilan oleh kamera pada objek yang diambil. Secara mendasar terdapat tiga cara pengambilan, yaitu: 1.Long shot (LS), yaitu pengambilan yang memperlihatkan latar secara keseluruhan dalam segala dimensi dan perbandingannya. 2. Medium shot (MS), yaitu pengambilan yang memperlihatkan pokok sasaran secara lebih dekat dengan mengesampingkan latar belakang maupun detail yang kurang perlu. 3.Close-up (CU), yaitu pengambilan yang memfokuskan pada subjeknya atau bagian tertentu. Lainnya dikesampingkan supaya perhatian tertuju kesitu. d. Gerakan Kamera Visualisasi yang tampak pada layar pada dasarnya hasil dari kerja kamera video yang merekam objek dengan posisi yang berbeda-beda. Perbedaan letak dan posisi serta gerakan objek yang tampak pada layar adalah akibat dari gerakan-gerakan yang ditimbulkan oleh kamera. 23 | pembelajaran melalui media TV/Video.
e. Efek Visual Dasar Efek visual yang ditimbulkan pada video merupakan pentahapan dari konsep ke sekenario penggunaanya seperti: 1. Fade in, pengambilan oleh kamera tertentu mulai masuk perlahan-lahan 2. Fade out, pengambilan oleh kamera tertentu mulai memutar secara berlahan 3.Super/superimpose, penampilan sesuatu ke atas pengambilan yang ada 4. Disolve, pembauran secara perlahan menggantikan yang sebelumnya 5. Wipe, mengganti pengambilan sebelumnya dengan efek penghapusan
BAB III KESIMPULAN
Televisi merupakan media komunikasi yang paling populer bagi masyarakat daripada media-media lainnya. Televisi menjadi icon media yang paling menarik diantara media-media yang pernah ada sepanjang sejarah. Sebagai media komunikasi pada prinsipnya televisi bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Oleh karena itu wajib bagi media ini untuk menyampaikan tayangan yang bermoral, mendidik, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. TV Edukasi adalah sebuah stasiun televisi yang bertujuan khusus untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran bagi masyarakat.Seiring berjalanya waktu perkembangan TV Edukasi semakin berkembang. Yang mana sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, antara lain fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi. TV Edukasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan sebagai sumber belajar diharapkan siswa termotivasi untuk berfikir logis dan sistematik sehingga memimiliki pola pikir yang nyata dan semakin mudah memahami hubungan materi pelajaran dengan alam sekitar serta kegunaan belajar dalam kehidupan seharihari. Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat daripada yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.pembelajaran melalui media TV/Video Selain TV Edukasi salah satu bentuk dari media audio visual adalah video pembelajaran Arsyad mengemukakan video merupakan serangkaian gambar gerak yang di sertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk. Melalui tayangan seperti ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2008. Media Komunikasi Pendidikan, cetakan ke II. Jakarta : PT Bumi Asara. Hamzah, dkk. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.