MAKALAH INFORMATION COMUNICATION TECHNOLOGY “PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA TELEVISI/VIDEO” Dosen Pengampu : Saiful Amien, M.Pd
Disusun Oleh :
KRISNA RIZKY SYIFA‟UL HAKIM
201310010311041
LAMELA FIRDA HAPSARI
201310010311000
LENI LISNA SULISTIANINGSIH
201310010311044
LIANA ERYONO PUTRI
201310010311012
M. FAIZ MUNTADZIR AL-HAKIM
201310010311020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM 2014
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Munculnya media televisi sebagai media elektronik memberi pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat saat ini. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi bagi masyarakat. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi mendapat tempat tersendiri. Demikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya. Televisi memiliki kelebihan tersendiri dengan gambar bergeraknya, karena khalayak cenderung menggunakan media TV sebagai sarana hiburan, informasi maupun pengetahuan sehingga membuat informasi dan pesan yang disampaikan lebih menarik dan menyenangkan pemirsanya dibanding media lainnya. Televisi adalah media yang paling populer bagi masyarakat daripada media-media lainnya. Televisi menjadi icon media yang paling akrab di antara media-media yang pernah ada sepanjang sejarah. Tahu 1884 merupakan awal mula ditemukannya Electrisce Telescope oleh seorang ilmuawan dari Berlin bernama Paul Nipkow, alat ini berfungsi sebagai pengirim gambar dari satu tempat ke tempat lain. Temuan inilah yang kemudian menjadi titik awal berkembangnya televisi, dan sejak saat itu perkembangannya dari tahun ke tahun menjadi sangat pesat hingga detik ini dan bahkan televisi mampu menunjukan eksistensi maupun dominasinya dibanding dengan media-media yang lainnya. Eksistensi televisi sebagai media komunikasi pada prinsipnya, bertujuan untuk dapat menginformasikan segala bentuk acaranya kepada masyarakat luas. Hendaknya, televisi mempunyai kewajiban moral untuk ikut serta berpartisipasi dalam mengnformasikan, mendidik, dan menghibur masyarakat yang pada gilirannya
2
berdampak pada perkembangan pendidikan masyarakat melalui tayangan-tayangan yang disiarkannya. Faktanya televisi adalah media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan pendidikan seperti yang dikemukakan Darwanto (2007), “Salah satu alasan kenapa televisi bisa dijadikan sebagai pendidikan adalah karena televisi mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak bisa dimiliki oleh media massa lainny. Karakteristik audio visual yang lebih dirasakan perannya dalam memengaruhi khalayak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh negara dalam menyukseskan pembangunan negara dalam bidang pendidikan melalui program televisi sebagai saraa pendukung”. Melihat potensi televisi tersebut dan upaya pemerintah dalam mencerdaskan bangsa melalui program televisi edukasi (TV-e), pemerintah melalui Kemendiknas dan bersama-sama dengan Pustekom terus mengembangkan Televisi Edukasi (TV-e) untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.1 B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran ? 2. Apa yang dimaksud dengan Media Televisi ? 3. Apa yang dimaksud dengan Media Video ? C. Tujuan Masalah Makalah ini dibuat untuk memahamkan pembaca dalam memahami media televisi atau video dalam pembelajaran. Manfaat apa saja yang didapat dalam media televisi atau video. Makalah ini juga bertujuan untuk menjadikan contoh bahwa belajar tidak hanya dari buku saja, namun bisa juga melalui media elektronik seperti televisi atau video.
1
Rusman, dkk. (2012:167), Pembalajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, cetakan ke II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Media Pembelajaran 1. Definisi Media Pembelajaran Menurut Heinich, (1993) media merupakan alata saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesanpesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini terlihat adanya hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods). Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. National Education Association (NEA) atau Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Amerika mendefinisikan: „media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.‟ Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai media pembelajaran. Heinich dkk (Arsyad, 2005:4) mengemukakan media pembelajaran sebagai berikut: “Batasan medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahanbahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksudmaksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran. Media pembelajaran salah satu komponen proses belajar mengajar yang memiliki peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar hal tersebut dengan pendapat Gagne (Ali, 1992:69), menyatakan bahwa “media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar”, seperti yang telah dikemukakan Gagne, penggunaan media 4
pembelajaran juga dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar dikuatkan oleh pendapat Miarso (2004:458) bahwa: “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali”. 2. Fungsi Media Pembelajaran Fungsi media di dalam proses pembelajaran cukup penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama membantu siswa untuk belajar. Dua unsur yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu metode dan media pembelajaran. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain. Pemilihan suatu metode akan menentukan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam pembelajaran tersebut, media pembelajaran tidak serta merta digunakan dalam proses pembelajaran, perlu analisis terlebih dahulu sebelum media pembelajaran dipakai dalam proses pembelajaran. Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran. d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Sedangkan menurut Hamalik (2008:49) fungsi media pembelajaran yaitu : a. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif. b. Penggunaan media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. c. Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. d. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi mutu pendidikan. 5
e. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru dalam kelas. Selain itu, menurut Kempt & Dayton (1985:28), fungsi utama meda pembelajaran adalah : a. Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. b. Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. c. Memberi instruksi, informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu dalam penyampaian pesan dan isi pelajaran serta memberikan makna yang lebih dari proses pembelajaran sehingga memotivasi peserta didik untuk meningkatkan proses belajarnya. Dengan dikembangkannya pembelajaran berbasis web tentunya fungsi-fungsi di atas bisa diimplementasikan dalam proses belajar secara nyata. 3. Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran Pemerolehan pengetahuan, perubahan sikap dan keterampilan, dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner ada tida angkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung, pengalaman gambar, pengalaman abstrak. Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik apabila siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai indranya. Semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipahami serta dapat dipertahankan dalam ingatan.
6
4. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Menurut Gerlach dan Ely (1971) ada tiga cara media yang merupakan petunjuk mengapu media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. a. Ciri Fiksatif Ciri
ini
menggambarkan
kemampuan
media
merekam,
menyimpan,
melestarikan, dan merekomendasikan, merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian atau objek yang telah direkam dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat bahkan dapat ditransfer ke dalam format lainnya. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan kegiatan pembelajaran. b. Ciri Manipulatif Transformasi suatu kejadian tau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu lama dapat disajikan kepada siswa dalam waktu sekejap dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. c. Ciri Distributif Ciri ini memungkinkan suatu bjek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. 5. Prinsip Media Pembelajaran Dalam menentukan maupun memilih media pembelajaran, seorang guru harus mempertimbankan
beberapa
prinsip
sebagai
acuan
dalam
mengoptimalkan
pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut di antaranya adalah : a. Efektivitas Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada ketepatgunaan (efektivitas) dalam pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi. b. Relevansi
7
Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan, karakteristik materi pelajaran, potensi dan perkembanan siswa, serta dengan waktu yang tersedia. c. Efisiensi Pemilihan
dan
penggunaan
media
pembelajaran
harus
benar-benar
memerhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat biaya tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan dan penggunaannya relatif memerlukan waktu yang singkat, kemudian hanya memerlukan sedikit tenaga. d. Dapat digunakan e. Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat dipergunakan atau diterapkan dalam pembelajaran, seingga dapat menambah pemahaman siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran. f. Kontekstual Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus mengedepankan aspek lingkungan
sosial
dan
budaya
siswa.
Alangkah
baiknya
jika
mempertimbangkan aspek pengembangan pada pembelajaran life skills. 6. Nilai Media Pembelajaran Nilai dari media pembelajaran memiliki dampak yang cukup positif terhadap pembelajaran. Media pembelajaran bukan hanya sebagai alat tetapi harus memiliki nilai-nilai yang dapat mengembangkan kemampuan soft skills maupun hard skills siswa. Seutuhnya media pembelajaran akan memiliki nilai sebagai berikut. a. Menjadikan konsep yang abstrak menjadi konkret. b. Tidak membawa objek yang berbahaya. c. Memperjelas objek pesan. d. Berintegrasi dengan lingkungan (kontekstual). e. Menimbulkan motivasi, kreativitas, dan inovatif siswa. f. Seragam pengamatan dan fokus pesan. g. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.2
2
Ibid, hlm 169-177. 8
B. Media Televisi 1. Pengertian Televisi Televisi merupakan penemuan berharga dan salah satu penemuan terpenting dalam teknologi komunikasi. Televisi telah mengubah cara hidup manusia, sifat, cara beroperasi layaknya majalah, film dan radio. Televisi sangat berbeda dengan media massa lainnya. Bahkan televisi sudah menentukan masa depannya sendiri. Televisi merupakan alat untuk menyebarkan suatu informasi berupa siaran kepada masyarakat melalui muatan gambar yang terbentuk dari pendekatan sistem lensa dan suara. Untuk mendapatkan siaran televisi maka diperlukan 3 komponen yang disebut trilogi televisi yaitu studio dengn berbagai sarana penunjangannya, pemancar atau transmisi dan pesawat penerima yaitu televisi. Televisi merupakan media terfavorit bagi para pemasang iklan, oleh karena itu mampu menarik investor untk membangun usahanya. Media televisi merupakan industri yang padat modal padat teknologi dan sumber daya manusia. Jadi televisi merupakan suatu kecanggihan teknologi yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia karena televisi dapat membantu mensebarkan berbagai informasi yang dapat langsung diterima dan diserap oleh masyarak luas. Televisi juga dapat memberikan suatu pesan yang positif ataupun negatif, tergantung pada faktor internal dan eksternal. 2. Sejarah Televisi Pada tahun 1873, seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resisteni elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan foto sel silenium. Kemudian piringan meal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin Jerman. Sejarah adanya media televis itidak terlepas dari ditemukanya alat-alat yang berkaitan dengan media televisi tersebut. Awal mula ditemukanya televisi yaitu dengan ditemukanya hukum gelombang elektro makgnetik oleh Dosep Coseph Henry dan Michael Faradeay. Hukum gelombang elektro maghnetik tersebut menjadi awal bagi hukum-hukum lainya dan dasar bagi perkembangan televisi.
9
Pada tahun 1876 George Carey menciptakan selenium kamera yang dapat melihat gelombag listrik. Eugen Gold stein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa dengan sinar katoda. Sedangkan awal kemunculan televisi ini diawali oleh penemuan Paul Nipkow seorang ilmuwan rusia yang tinggal di Berlin, Jerman. Paul Nipkow mengembangkan sutu alat tersebut yang dapat bekerja untuk mengasilkan inyal elektrik yang sesuai untuk mentransmisikan suatu adegan yang dapat disaksikan orang. Cakram Nipcow (Nipcow disc) yang dihasilkanya terdiri dari sebuah cakram pemindai putar yang berputar didepan sebuah sel foto elektrik. Cakram ini menghasilkan 4000 piksel (gambar) setiap detiknya. Kemudian seorang penemu berkebangsaan Inggris, John Logiye Baird, mampu mentrasmisikan gambar bergerak dengan menggunakan cakram mekanis pada tahun 1925 dan pada tahun 1928 dia berhasil mengirimkan sebuah gambar televisi dari london ke hart dale, New York. Baird juga mentransmisikan gambar vidio mekanis melewati Atlantik. Fladimir Zworykin, seorang imigran yang tinggal di Pittsburgh dan bekerja untuk Westinghouse, mendemonstrasikan tabung ikonoskop, tabng kamera televisi praktis yang pertama pada tahun 1923. Pada tahun 1929 David Sarnoff memikatnya untuk data ke RCA una memimpin laboratorium penelitian elektronik. Dan disanalah Zworykin mengembangkan kineskop, sebuah tabung gambar yang semakin diperbarui. Pada tahun 1939 Sarnoff memperkenalkan penyiaran televisi dalam worlrd fair di New York. Siaran televisi pada saat itu adalah siaran jarak jauh hitam-putih dan terdiri daam pertunjukan memasak, penyanyi, pemain sulap, pelawak, boneka apa saja yang sesuai dengan studio yang panas dengan penerangan yang cerah dan menunjukan adanya pergerakan. Pada tahun 1941 orang – orang dapat membeli perangkat televisi di RCA Pavilion dengan harga berkisar sampai $200 untuk televisi berlayar 5 inci dan $600 untuk televisi model mewah berlayar 12 inci. Pada tahun 1951 AS mendirikan jaringan dari pantai timur dan pantai barat sehingga pada tahun 1952 108 stasiun melakukan penyiaran untuk 17 juta televisi 10
dirumah rumah pada akhir dekade terdapat 559 stasiun dan hampir 90% rumah di AS memiliki televisi. Pada saat itu banyak perangkat televisi yang terjual di AS (70 juta) dari pada jumlah bayi yang baru lahir. Pada tahun 1958 sebuah karya tulis ilmuwan pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan oleh Glenn Brown. Donald Bitzer dan Gene Slottow telah menemukan televisi plasma pertama kali didunia pada tahun 1964, kemudian dilanjutkan oleh Larry Weber. Pada tahun 1967 Jame Fergason menemukan layar LCD yang lebih praktis. Pada tahun 1968 layar LCD pertama kali diperkenalkan oleh lembaga RCA yang dipimpin langsung oleh George Heilmeirer. Perkembangan selanjutnya, yaitu mulai dirancangnya layar plasma berwarna oleh Larry Weber dari Universitas Illionis pada tahun 1975. Pada tahun 1979 para ilmuan dari perusahaan kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru yaitu Organic Light Emitting Diole (OLED) yang dipatenkan pada tahun 1987 sebagai peralatan display pertama. Sejak itu mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED tersebut. Sementara itu Walter Spear dan Peter Lecomber membuat display warna LCD dari bahan Thin film transfer yang ringan. Pada tahun 1996 DVD diperkenalkan dan diresmikan pula UU telekomunikasi. Tahun 1998 televisi digital mulai disiarkan untuk yang pertamakalinya, dan pada tahun 1999 DVR mulai diperkenalkan kepada masyarakat. 3 3. Fungsi Televisi Menurut Effendy (1994), seperti halnya media massa lain, televisi mempunyai tiga fungsi pokok yaitu : a. Fungsi Penerangan (The Information Function) Televisi mendapat perhatian yang besar di kalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor, yaitu :
3
Stanley J. Baran, (2008:301-314), Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. 11
1) Immediacy (Kesegaran) Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat peristiwa itu berlangsung. 2) Realism (Kenyataan) Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual melalui perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan. b. Fungsi Pendidikan Televisi adalah alat elektronik yang berfungsi menyebarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu. Televisi pendidikan dianggap barang mewa, karenanya sulit dijangkau. Penggunaan televisi, menurut Yusufhadi Miarso (1980) dapat dilakukan dengan beberapa alternatif. 1) Televisi Siaran Pemancaran melalui saluran televisi umum dengan berkas pancaran meluas atau tidak tertuju ke arah tertentu. Pemancaran ini merupakan rangkaian terbuka (open circuit) dan umumnya dapat diterima oleh pesawat penerima biasa. 2) Televisi Rangkaian Tertutup (Closed Circuit Television) Pancarannya tidak dapat melalui kabel koasial atau gelombang mikro (untuk ini diperlukan peralatan penerimaan khusus). 3) Televisi Slow Scan Yaitu sistem pemancaran gambar mati secara berthap dengan melalui saluran telepon atau radio biasa. 4) Televisi Time Shared Suatu rangkaian sistem yang satu saluran televisi memancarkan, misalnya 300 gambar mati kepada 300 penonton yang berlainan, masing-masing untuk 30 detik. 5) Teleblackboard Yaitu suatu teknik yang dikembangkan oleh ITB dengan bekerjasama T.H. Delf yang mampu memancarkan secara serentak suara dengan tulisan dan garis yang dibuat di sebidang papan khusus. c. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
12
Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnya. Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi aktu mereka dari aktivitas di luar rumah. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbedabeda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan keutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi dan kondisi pemirsa saar menonton televisi. Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayang tersebut bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai pendidikan. Dalma kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indra yang kita miliki, tetapi dengan menonton audivisual, akan mendapatkan 100% dari informasi yang diperoleh sebelumnya.4 4. Ruang Lingkup dan Sifat Televisi Saat ini, seperti pada awal perkembangannya, bisnis penyiaran televisi didominasi oleh organisasi dengan produksi, distribusi, dan pengambilan keputusan yang tersentralisasi. Jaringan-jaringan ini berhubungan dengan para afiliasinya dengan tujuan mengantarkan dan menjual penonton kepada pengiklan. Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film sebagai media massa elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti surat kabar dan majalah , untuk itulah dalam menyampaikan pesan-pesannya juga mempunyai kekhususan. Media cetak dpat dibaca kapan saja tetapi untuk televisi dan radio hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Upaya menyampaikan informasi baik melalui media cetak, audio dan audiovisual masing-masing memiliki kelebihan tetapi juga kelemahan.
4
Sudarwan Danim, (2008:20-23), Media Komunikasi Pendidikan, cetakan ke II, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 13
Sebagai media massa elektronik dan bertumpu kepada teknologi modern maka televisi menjadi media dengan proses produksi yang mahal dan untuk menutupi biaya produksi itu stasiun televisi memerlukan dana dari pemasang iklan. Namun pemasang iklan hanya akan mau mengiklankan produknya pada stasiun televisi yang kredibel. Kredibilitas suatu stasiun televisi sebagian besar ditentukan oleh kualitas berita yang ditampilkan.5
5. Perkembangan Media Televisi di Indonesia Pada tahun 1962 televisi pertama kali di perkenalkan di indonesia pada waktu yang bertepatan dengan penyelenggaraan ASEAN GAMES IV melalui bioradio dan televisi (TVRI). Indonesia merupakan negara ke 9 yang diperkenalkan televisi setelah republic china (RRC) di tahun 1958. Penyiaran televisi pertama kali disiarkan yaitu ASEAN GAMES IV yang di adakan di Senayan Jakarta. Penyiaran tersebut dilakukan selama 12 hari dibawah Yayasan Gelora Bung Karno. Kemudian pada Oktober 1963, diterbitkannya SK Presiden RI No. 215 Tahun 1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI. Pemimpian Yayasan TVRI dipimpin oleh Presiden RI sendiri yang diatur oleh pasal 10. Sedangkan, kegiatan sehari-hari Yayasan TVRI sendiri diatur oleh direksi dan 3 direktur muda, yaitu urusan perencanaan program, urusan teknik dan administrasi, serta urusan komersial dan pemberdayaan. Tahun 1971, Terbit SK Menpen RI No. 54/B/Kep/Menpen/1971, tentang Penyelenggaraan Siaran TV di Indonesia. Pasal 1 “Siaran TV adalah siaran-siaran dalam bentuk gambar/visual dan suara/audio yang dapat diterima oleh umum, baik dengan sistem pemancar gelombang elektromagnetik maupun lewat kabel (TV Kabel). Tahun 1976, jam penyiaran TVRI bertmbah menjadi 4 jam per hari. Pada tahun 1978 bertambah lagi menjadi 8 jam per hari, dan memiliki 9 stasiun pemancar, 30 stasiun penghubung, dan 10 unit produksi keliling, serta luas daerah yang dijangkau mencapai 229.000Km. 5
Stanley J. Baran, (2008:319), Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. 14
Dengan satelit B, TVRI menjangkau 80 juta Penduduk Indonesia yang menghuni 6.044 Pulau 13.677 di Indonesia. Satelit Palapa B-2 Tahun 1984 Gagal memasuki Orbit Melayang-layang tanpa kendali, akhirnya ditangkap oleh NASA dan dibeli oleh PT Bimantara Citra dari Intech (International Technologi).6 6. Media Televisi Sebagai Sarana Pembelajaran Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan yang disajikannya. Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau saluran-saluran televisi mana yang yang cukup memadai sebagai saran pembelajaran kita. Pada sisi positif, televisi bisa menjadi media pertkaran informasi, pemikiran,dan karya, sebagai bahan kajian ilmiah, dokumentasi dan sebagainya. Dari berbagai jenis dan bentuk teknologi komunikasi yang ada, siaran televisi (TV) merupakan media yang sangat ampuh (a powerful medium) dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat secara serempak. Siaran TV juga mempunyai daya jangkau yang luas dan mampu meniadakan batas wilayah geografis, sistem sosial, politik dan budaya masyarakat pemirsa. Selain itu mempunyai potensi untuk penetrasi dalam mempengaruhi sikap, kreativitas, motivasi, pandangan, gaya hidup, dan orientasi masyarakat. Bahkan tidak kalah pentingnya siaran televisi juga memiliki potensi untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan/pembelajaran. Artinya, siaran TV merupakan salah satu bentuk sumber belajar dan pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan Berdasarkan laporan Emerson (1968) yang berjudul “Education in indonesia: Diagnosis of the present situation with identification of priorities development”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah program radio dan televisi pendidikan merupakan bagian integral dari pengembangan materi dan kurikulum pendidikan. Dampak negatif teknologi komunikasi, antara lain yaitu: a. Terjadinya monopoli dalam pengelolaan, penyediaan, dan pemanfaatan informasi. b. Tidak meratanya distribusi informasi. 6
Rusman, dkk. (2012:207), Pembalajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, cetakan ke II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 15
c. Kurangnya isi pesan yang edukatif. d. Terjadinya polusi informasi. e. Terjadinya invasi terhadap privasi. f. Timbulnya permasalahan yang berkaitan dengan hak cipta. 7. Konsep Televisi Pendidikan Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan. Televisi pendidikan tidak sekadar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu : a. Dituntun oleh seorang guru melalui pengalaman-pengalaman siswa. b. Sistematika siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana. c. Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan d. Terpadu siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.7 C. Media Video Pembelajaran Salah satu bentuk dari media audio visual adalah video pembelajaran. Arsyad (2004:36) mengemukakan video merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk. Media video pembelajaran dapat digolongkan ke dalam jenis media audio visual aids (AVA), yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung gambar yang bisa dilihat. Video pendidikan dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Video yang diputar di depan siswa harus merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. 7
Rusman, dkk. (2012:209), Pembalajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, cetakan ke II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 16
Video mempunyai nilai tertentu, seperti dapat melengkapi pengalamanpengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung nilai-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya, sebagai perlengkap catatan, menjelaskan hal-hal abstrak, mengatasi rintangan bahasa dan lain-lain.8
8
Sudarwan Danim, (2008:19), Media Komunikasi Pendidikan,Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Televisi adalah media yang paling populer bagi masyarakat daripada mediamedia lainnya. Televisi menjadi icon media yang paling mem-buming di antara media-media yang pernah ada sepanjang sejarah. Eksistensi televisi sebagai media komunikasi pada prinsipnya, bertujuan untuk dapat menginformasikan segala bentuk acaranya kepada masyarakat luas. Hendaknya, televisi mempunyai kewajiban moral untuk ikut serta berpartisipasi dalam menginformasikan, mendidik, dan menghibur masyarakat yang pada gilirannya berdampak pada perkembangan pendidikan masyarakat melalui tayangan-tayangan yang disiarkannya. Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Rusman, dkk. 2012. Pembalajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, cetakan ke II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Stanley J. Baran, 2008. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Sudarwan Danim. 2008. Media Komunikasi Pendidikan, cetakan ke II, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
19