VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN
6.1.
Perkembangan Program PUAP Program PUAP berlangsung pada tahun 2008 Kabupaten Cianjur
mendapatkan dana PUAP untuk 41 Gapoktan, sedangkan yang mendapatkan dana program terbanyak adalah Kabupaten Sukabumi dengan jumlah sebanyak 49 Gapoktan (Gambar 6.1).
Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, 2011
Gambar 6.1 Jumlah Gapoktan Penerima PUAP 2008 Kab/Kota Jawa Barat Berdasarkan Gambar 6.2, menunjukkan tahun 2009 Kabupaten Cianjur mendapatkan dana PUAP terbanyak dari beberapa kabupaten atau kota di Provinsi Jawa Barat. Tahun 2008 sebanyak 41 Gapoktan mendapatkan dana tersebut. Kemudian tahun 2009 meningkat menjadi 103 Gapoktan yang tersebar di 31 kecamatan dengan dana sebesar Rp 10,3 milyar (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2011). Hal ini mengindikasikan, masyarakat Kabupaten Cianjur yang banyak bergerak dalam sektor pertanian adalah masyarakat petani miskin.
57
Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, 2011
Gambar 6.2 Jumlah Gapoktan Penerima PUAP 2009 Kab/Kota Jawa Barat
6.2.
Mekanisme Kredit Gapoktan Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) memberikan
kebebasan kepada setiap Gapoktan untuk mengelola dana. Sebagai contoh, dalam menentukan besaran persentase kredit untuk Gapoktan dan anggota, persentase bunga atau bagi hasil, periode kredit, reward atau punishment bagi petani yang gagal atau telat bayar. 6.2.1. Kecamatan Sukaresmi 6.2.1.1. Gapoktan Desa Ciwalen Desa Ciwalen memiliki Gapoktan yang bernama Tani Raharja. Tani Raharja berdiri sebelum dikeluarkannya program PUAP yaitu pada tahun 2000 tapi dikukuhkan pada tahun 2009 sebelum pengajuan program PUAP. Gapoktan ini terdiri dari 5 kelompok tani yang memiliki simpanan anggota yaitu Rp 20.000
58
untuk simpanan pokok dan Rp 5000 per bulan untuk simpanan wajib. Gapoktan ini tidak memiliki ketentuan menabung untuk anggotanya. Penyaluran dana pada Gapoktan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 40 persen dari total dana untuk usaha Gapoktan dan 60 persen digunakan anggota Poktan untuk usaha produktif budidaya dan non-budidaya dengan jasa sebesar 2 persen. Dana yang ditujukan untuk budidaya yaitu tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan, juga untuk non-budidaya industri rumah tangga dan pemasaran hasil pertanian skala mikro. Gapoktan Desa Ciwalen mengunakan sistem kredit bayar panen untuk para petani dan juga sistem bulanan untuk yang bukan petani. Mayoritas Petani di Desa Ciwalen merupakan petani padi sehingga ketika terjadi
telat bayar dalam pembayaran akibat adanya gagal panen, yang
diakibatkan terkena hama, ataupun akibat salah perhitungan waktu masa panen. Gapoktan ini tidak memiliki kebijakan punishment bagi petani yang telat bayar tidak ada, karena masih diberikan kebijakan waktu. Sedangkan untuk reward bagi petani yang selalu tepat bayar maka di periode kredit selanjutnya akan diutamakan terlebih dahulu dan bisa mendapatkan pinjaman lebih banyak dari periode sebelumnya. 6.2.1.2. Gapoktan Desa Rawabelut Desa Rawabelut mempunyai Gapoktan yang bernama Lestari yang terdiri dari 5 kelompok tani. Dana program PUAP dibagi 40 persen untuk usaha Gapoktan dan 60 persen untuk anggota tani. Dalam penggunaan dana 40 persen, Gapoktan tersebut membuka usaha penjualan pupuk tetapi hanya bertahan beberapa bulan. Pada rencana awal usaha tersebut dikhususkan untuk anggota
59
Gapoktan terlebih dulu dengan harga yang lebih murah, akan tetapi pada pelaksanaannya dijual untuk siapa saja dengan harga yang sama baik untuk anggota Gapoktan maupun bukan anggota Gapoktan. Semua dana pengembalian dari anggota di masing-masing kelompok didistribusikan kembali. Setiap ketua kelompok memberikan laporan keuangan setiap bulan kepada Gapoktan. Adapun untuk sistem bayar anggota bisa mingguan, bulanan, atau bayar panen sesuai dengan kemampuan petani selama 10 bulan dengan imbalan jasa 2 persen per bulan. Tidak ada sistem tanggung renteng dalam masalah pengembalian dikarenakan hal tersebut akan membebankan anggota yang lain. Imbalan jasa tersebut untuk mengantisipasi simpanansimpanan (pokok dan wajib) yang sering tidak lancar. Pinjaman paling besar adalah sebesar Rp 2.000.000 dan minimal sebesar Rp 500.000. Simpanan wajib sebesar Rp 65.000 dari pinjaman sebesar Rp 1.000.000 dan berlaku sama untuk kelipatan. 6.2.1.3. Gapoktan Desa Kubang Desa Kubang mempunyai Gapoktan yang bernama Mutiara Tani dengan 11 kelompok tani. Gapoktan ini memiliki simpanan yaitu simpanan pokok sebesar Rp 25.000 dan simpanan wajib Rp 5000 per bulan. Dana PUAP 100 persen disalurkan kepada petani. Pinjaman maksimal yang dapat diperoleh petani sebesar Rp 5.000.000 dan pinjaman minimal sebesar Rp 300.000. Sistem bayar dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk on-farm dan 1 bulan sekali untuk off-farm, masingmasing dengan imbalan jasa 2 persen setiap bulan.
60
Permasalahan yang sering terjadi yang menyebabkan gagal bayar adalah gagal panen karena hama dan telat panen. Kebanyakan petani di Gapoktan ini tergolong sebagai tani padi. Adapun yang dilakukan oleh Gapoktan kepada petani yang telat bayar adalah memanggil ketua kelompok kemudian ketua kelompok meneruskannya kepada anggota yang bermasalah, Gapoktan akan memberikan keringanan kepada petani tetapi ada sanksi atau punishment yang diterapkan dengan mengambil barang berharga petani yang akan dikembalikan pada saat pelunasan pinjaman. Gapoktan ini tidak menggunakan sistem tanggung renteng yang ada yaitu pinjaman individu maka harus tanggung jawab individu, sehingga tidak membebankan orang lain. Desa Kubang ini banyak petani padi kecil sehingga dalam berbagi tanggungjawab akan sulit dilakukan karena untuk keperluan sendiri masih kurang cukup. 6.2.2. Kecamatan Karang Tengah 6.2.2.1. Gapoktan Desa Sukasari Desa Sukasari memiliki Gapoktan yang bernama Subur Makmur yang terdiri dari 4 kelompok tani berjumlah 76 anggota dan kebanyakan merupakan petani padi. Seluruh Dana PUAP disalurkan ke anggota Gapoktan. Gapoktan ini memiliki simpanan kelompok yaitu simpanan pokok Rp 25.000, simpanan wajib Rp 5000 per bulan dan mempunyai ketentuan untuk menabung bagi peminjam kredit. Adapun pinjaman yang paling besar adalah sebesar Rp 3.000.000 dan paling kecil Rp 500.000. Sistem bayar hanya dilakukan pada 2 musim atau 2 kali bayar pada setiap kontrak atau periode 10 bulan dengan imbalan jasa sebesar 2 persen per bulan.
61
Jika terjadi masalah pengembalian atau telat bayar, maka akan diberikan kontrak baru bagi petani yang meminjam dengan membayar administrasi kembali untuk pengajuan kontrak baru. Sampai pada tahun 2011, tidak ada insiden petani dikeluarkan dari kelompok. Gapoktan Subur Makmur tidak menggunakan sistem tanggung renteng dalam kelompok. Pinjaman diberikan kepada masing-masing individu sehingga pada pembayaran cicilan ditanggung sendiri. 6.2.2.2. Gapoktan Desa Langensari Desa Langensari mempunyai Gapoktan yang bernama Berkah Tani terdiri dari 6 kelompok tani. Tidak ada syarat khusus yang diberlakukan dalam perekrutan anggota, hanya petani yang menggarap sawah dan persyaratan administrasi umum. Seluruh dana PUAP disalurkan ke anggota. Pinjaman yang paling besar adalah sebesar Rp 3.000.000 dan yang paling kecil Rp 500.000. Gapoktan ini memiliki simpanan anggota yaitu simpanan pokok Rp 25.000 dan simpanan wajib Rp 5000 per bulan dengan imbalan jasa sebesar 2 persen per bulan. Pengembalian dapat dilakukan bulanan atau mingguan dan gagal bayar tidak diperbolehkan lebih dari 4 minggu. Adapun sanksi yang akan diberlakukan yaitu pinjaman selanjutnya tidak akan diberikan. Gagal bayar terjadi akibat gagal panen. Ketua Poktan bertanggungjawab atas anggota dan pengelola keuangan. Gapoktan ini tidak menggunakan sistem tanggung renteng sehingga pinjaman dilakukan oleh individu dan masing-masing individu bertanggungjawab sendiri atas pinjamannya.
62
6.2.2.3. Gapoktan Desa Sukamanah Desa Sukamanah memiliki Gapoktan bernama Bakti Mandiri terbaik di Provinsi Jawa Barat pada 2010, dengan administrasi dan pembukuan yang lengkap, serta usaha yang berkembang. Sebelum adanya dana PUAP Gapoktan ini sudah memiliki beberapa usaha Gapoktan yang sudah berkembang, sehingga dana PUAP dijadikan sebagai tambahan modal Gapoktan. Akan tetapi, prestasi yang diraih melahirkan beberapa efek negatif yang dirasakan oleh Gapoktan, yaitu keterlambatan yang dilakukan oleh para anggota karena ada anggapan bahwa Gapoktan sudah banyak menerima investasi dari banyak investor sehingga telat bayar pun tidak menjadi masalah. Gapoktan ini terdiri dari 5 kelompok tani dan 1 kelompok Wanita Tani. Gapoktan memiliki waktu rutin untuk pertemuan dengan semua anggota yaitu sebulan sekali, sedangkan Gapoktan dengan para ketua kelompok bertemu seminggu sekali setiap hari jum’at. Dana PUAP digunakan 40 persen untuk offfarm dan 60 persen on-farm. Pembentukan kelompok dilakukan ketika masingmasing petani memiliki visi dan misi yang sama, kemudian dilaporkan ke Gapoktan dan BPP untuk mendapatkan legalitasnya, ketua kelompok dipilih berdasarkan musyarawah anggota kelompok. Mekanisme pengajuan kredit usaha dilakukan petani melalui pengajuan usaha ke ketua kelompok, kemudian ketua kelompok ke manajer keuangan Gapoktan. Tim survey akan dikerahkan dari salah satu divisi di Gapoktan. Dalam penagihan kredit atau cicilan, Gapoktan ini mempunyai kolektor masing-masing Poktan yang biasanya diambil dari anggota Poktan.
63
Permasalahan yang terjadi di Gapoktan ketika pencairan dana, masingmasing kelompok tidak searah dengan rancangan usaha yang sudah disepakati sebelumnya, sehingga perlu dibuat berita acara. Gapoktan Bakti Mandiri memberikan dana PUAP kepada Poktan langsung dalam bentuk uang, dan dana yang digulirkan sebesar 60 persen terlebih dahulu. Gagal bayar juga terjadi pada Gapoktan ini, misalkan yang seharusnya 4 bulan jadi 5 bulan pembayaran. Untuk gagal bayar yang diakibatkan oleh gagal panen, toleransi akan diberikan sampai 3 masa panen. Siklus kredit memiliki masa jatuh tempo per 10 bulan. Adapun yang memiliki tugas keras dalam penagihan yaitu dari LKM yaitu bagian kolektor yang ada di masing-masing kelompok tani. Gapoktan ini tidak menggunakan sistem tanggung renteng karena dirasakan bukan akan mengurangi beban anggota melainkan bahkan akan membebankan anggota ketika ada anggota yang gagal bayar. 6.2.3. Kecamatan Pacet 6.2.3.1. Gapoktan Desa Ciputri Desa Ciputri mempunyai Gapoktan yang bernama Putri Kencana dengan 3 kelompok tani. Dana PUAP disalurkan 100 persen ke seluruh anggota Gapoktan. Anggota yang tidak punya lahan dan memiliki utang ke pihak lain tidak mendapatkan pinjaman. Simpanan anggota terdiri dari simpanan pokok sebesar Rp 30.000 dan simpanan wajib Rp 5000 per bulan. Adapun pinjaman maksimal anggota yaitu Rp 5.000.000 dengan imbalan jasa 1 persen per bulan dalam jangka waktu 10-12 bulan (maksimal). Pembayaran kredit dilakukan atas kebijakan bersama yaitu dengan bayar panen dan bulanan. Kelompok yang akan
64
mengajukan kembali pinjaman maka harus selesai terlebih dahulu semua anggota terlebih dahulu, sehingga pinjaman selanjutnya akan diberikan oleh Gapoktan karena dana PUAP dikelola oleh Gapoktan. Dana program PUAP digunakan oleh petani untuk keperluan modal. Misalkan, bagi pengumpul sayur supaya dapat membayar cash ke penjual dibutuhkan modal awal dan digunakan untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan dalam menanam sayuran. Permasalahan yang sering terjadi ketika gagal bayar yang dialami para petani yaitu harga sayur murah, gagal panen karena cuaca yang tidak menentu, sehingga melalui kebijakan dari semua anggota, untuk kasus tersebut akan diberikan tambahan waktu pengembalian dari 10 bulan menjadi 14 bulan. Gapoktan ini tidak menggunakan sistem tanggung renteng karena ditakutkan tanggungjawab anggota akan berkurang, akibat saling mengandalkan orang lain. 6.2.3.2. Gapoktan Desa Ciherang Desa Ciherang memiliki Gapoktan bernama Muda Karya dengan 7 kelompok tani. Masing-masing kelompok terdiri dari 9 sampai 10 orang. Seluruh dana PUAP disalurkan ke anggota dengan komposisi untuk pemasaran 70 persen dan budidaya 30 persen. Gapoktan Muda Karya Tani ini mempunyai skema pengembalian sebagai berikut untuk tahun pertama, hanya membayar jasa 2 persen dibayar per tiga bulan sekali selama 12 bulan, kemudian di tahun kedua membayar imbalan jasa 2 persen dan membayar cicilan pokok dengan tujuan untuk pengembangan modal bagi petani. Hasil dari kebijakan tersebut didapatkan tingkat pengembalian jasa tahun 2010-2011 hampir 100 persen.
65
Bulan Juli 2011 merupakan pembayaran pertama untuk jasa dan cicilan pokok. Setiap anggota di kelompok tani tidak didistrubusikan secara merata dalam besaran pinjaman. Hal ini tergantung pada lahan, jika lahan besar maka dapat pinjaman besar. Pinjaman paling kecil dalam satu kelompok adalah sebesar Rp 13.000.000 dan paling besar Rp 15.000.000. 6.2.3.3. Gapoktan Desa Cipendawa Desa Cipendawa mempunyai Gapoktan yang bernama Multi Tani Jaya Giri yang memiliki 5 kelompok tani. Dana program PUAP disalurkan 100 persen kepada seluruh anggota. Dana tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk onfarm 69 persen dan untuk off-farm 31 persen. Gapoktan Multi Tani Jaya Giri ini memiliki skema berbeda dengan Gapoktan yang berada di Kecamatan Sukaresmi dan Karang Tengah. Skema yang dilakukan Gapoktan ini berupa dana yang diberikan Gapoktan ke kelompok tani dilakukan secara bergilir setiap siklus panen, karena tidak semua anggota yang ada di kelompok tani serentak dalam memanfaatkan dana program. Simpanan anggota yang dimiliki Gapoktan berupa simpanan pokok sebesar Rp 50.000 dan simpanan wajib sebesar Rp 5000 per bulan. Pengembalian dana PUAP diberlakukan untuk pinjaman budidaya, pengembalian tersebut dibayar dengan bayar panen atau 3 bulan sekali dengan imbalan jasa sebesar 10 persen per satu tahun, sedangkan untuk non-budidaya dibayar tiap bulan dengan imbalan jasa sebesar 1 persen per bulan. Pinjaman bersama dilakukan untuk usaha budidaya seperti sayuran, sehingga jika terjadi keterlambatan pembayaran maka pembayaran ditanggung secara bersama-sama. Sampai saat ini sudah ada 3 siklus
66
yang telah diselesaikan untuk budidaya ini, siklus pertama dan ketiga menanam kentang, siklus kedua kubis. 6.3.
Pinjaman Rata-Rata Gapoktan Tabel 6.1 menujukkan bahwa rata-rata setiap Gapoktan memberikan
pinjaman terkecil sebesar Rp 933.300, yaitu berada di Desa Ciwalen Gapoktan Raharja dan terbesar yaitu sebesar Rp 2.722.200 berada di Desa Cipendawa Gapoktan Multi Tani Jayagiri. Gapoktan Multi Tani Jayagiri, menggunakan mekanisme kredit
kelompok
sistem tanggung renteng. Setiap anggota
menggunakan dana PUAP secara bersama-sama, sehingga besaran pinjaman didistribusikan secara merata. Mekanisme ini dilakukan untuk usaha budidaya. Gapoktan ini berfokus pada sayuran baik organik maupun non-organik. Tabel 6.1. Pinjaman rata-rata Gapoktan tiap Desa Gapoktan Desa Ciwalen Raharja Rawabelut Lestari Kubang Mutiara Tani Sukamanah Bakti Mandiri Sukasari Subur Makmur Langensari Berkah Tani Cipendawa Multi Tani Jayagiri Ciherang Muda Karya Ciputri Putri Kencana Sumber: Data primer, diolah 2011
Pinjaman Rata-rata (Rp) 933.300 1.200.000 1.286.600 1.000.000 1.022.200 1.166.600 2.722.200 1.533.300 2.200.000
VII. ANALISIS FAKTOR MORAL HAZARD PUAP
7.1.
Faktor Penyebab Moral hazard Tabel 7.1 menunjukkan hasil pengolahan data dengan menggunakan
software STATA 10 dengan model binary (Probit). Nilai Pseudo R2 persamaan tersebut menunjukkan 0,1208 artinya peubah tak bebas gagal bayar pada program PUAP 2009 dapat dijelaskan sebesar 12,08 persen oleh variabel-variabel yang terdapat dalam model dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai Prob>Chi sebesar 0,071 lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (a=10persen). Jika H0= peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas dan H1= peubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas, karena 0,071<0,1 maka tertolak H0. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel-variabel independen berpengaruh nyata terhadap variablel dependen (ada atau tidak ada gagal bayar).
68
Tabel 7.1 Hasil estimasi koefisien faktor-faktor yang penyebab moral hazard pada program PUAP 2009 Moral hazard (Gagal Bayar) Coef. p>|z| Dummy Pekerjaan Utama 0,769 0,056* Dummy Kenal anggota sebelum gabung kelompok 0,411 0,311 Dummy Pertemuan Rutin -0,480 0,205 Dummy Ketua kelompok yang bertanggungjawab -0,712 0,068* Dummy Saling mengunjungi antar anggota -0,614 0,071* Dummy Adanya pelatihan 0,753 0,154 Dummy Homogen usaha -0.856 0,056* _cons 0,829 0,142 Number Of Obs 81 LR chi2 (7) 13,02 Prob>Chi 0,071 Pseudo R2 0,1208 signifikan*= taraf nyata 10% Dummy Pekerjaan Utama berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap moral hazard pada taraf nyata 10 persen. Pekerjaan utama sebagai petani akan menyebabkan peluang terjadi moral hazard semakin besar. Seperti yang terjadi di lapangan, para petani kebanyakan tidak memiliki pekerjaan sampingan atau pekerjaan lain yang dapat menambah pendapatan. Para petani akan selalu mengandalkan hasil panen. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari didapat dari penyisihan modal bertani. Dummy
ketua
kelompok
yang
bertanggungjawab
atas
anggota
berpengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap moral hazard pada taraf nyata 10 persen. Ketua kelompok yang bertanggungjawab atas anggota pada penelitian ini, yaitu ketua Poktan melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab terhadap semua anggota tani. Ketua kelompok pada masingmasing Gapoktan dalam penelitian ini, ada beberapa peran yaitu sebagai jaminan untuk anggota yang akan meminjam dana PUAP, sebagai koordinator dalam
69
pengumpulan dana pembayaran kredit yang kemudian diserahkan kepada Gapoktan, sebagai orang yang mengatur keuangan dana PUAP dalam Poktan, sebagai kolektor dan sebagai orang yang bertanggungjawab ketika ada anggota yang mengalami kesusahan pembayaran cicilan. Berdasarkan hal tersebut, jika ketua kelompok dapat bertanggungjawab terhadap anggotanya dalam membayar pinjaman maka peluang terjadi moral hazard semakin kecil. Dummy saling mengunjungi antar anggota kelompok berpengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap moral hazard pada taraf nyata 10 persen. Variabel saling mengunjungi antar anggota yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah adanya saling mengunjungi antar anggota kelompok sehingga dapat saling menukar informasi dan saling memantau sesama anggota. Ketika salah satu dari anggota sedang menghadapi masalah maka anggota yang lain pun akan mengetahui dan dapat secara bersama-sama mencari solusi. Semakin sering masing-masing anggota saling mengunjungi, maka peluang terjadi moral hazard semakin kecil. Dummy homogen usaha yang dimiliki berpengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap moral hazard pada taraf nyata 10 persen. Homogen usaha yang dimaksud yaitu adanya kesamaan usaha yang dimiliki masing-masing anggota. Sehingga dengan begitu dapat memudahkan pengawasan diantara anggota, karena masing-masing anggota mengetahui usaha yang dijalankan anggota lain serta mengetahui prospek dan kondisi usaha. Adanya kesamaan atau homogen usaha yang dimiliki masing-masing anggota akan menyebabkan
peluang
terjadi
moral
hazard
semakin
kecil.