Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi A. Pendahuluan
B. Hasil Verifikasi dan Validasi Data Master Referensi Cagar Budaya Kota Tanjung Pinang C. Konsep Integrasi Kebudayaandan Pendidikan D. Arah Pembangunan Informasi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa Berbasis Spasial
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau Latar Belakang dan Tujuan 1.
Dalam rangka Kebijakan Satu Peta, verifikasi validasi sebaran Cagar Budaya menggunakan peta RBI 2016.
2.
Membangun satu Master Referensi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa yang terintegrasi
3.
Membangun Informasi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa yang terintegrasi
Batasan Verifikasi Validasi 1.
Verval 11 Cagar Budaya Kota Tanjung Pinang
Waktu Pelaksanaan: Tgl 26 s/d 29 Juli 2016 Yang Terlibat 1.
2.
Tim Pusat a.
Dwina Lenita (PDSPK – Kemendikbud)
b.
Prayudi Permana (PDSPK – Kemendikbud)
Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjung Pinang(4 Peserta)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hasil Verifikasi dan Validasi 11 Cagar Budaya Kota Tanjung Pinang , Kepulauan Riau
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
11 Cagar Budaya di Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau, yang sudah didukung dengan surat keputusan.
Sumber : http://referensi.data.kemdikbud.go.id/
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Benteng Bukit Kursi Benteng Bukit Kursi yang terdapat di Pulau Penyengat, merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah Kerajaan Melayu dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan diri dari serangan musuh. Nama benteng tersebut diambil dari nama tempat di mana benteng itu dibangun, yaitu Bukit Kursi. Bukit Kursi merupakan lokasi yang cukup strategis untuk benteng pertahanan. Selain berada pada dataran tinggi di Pulau Penyengat, bukit ini juga langsung menghadap laut lepas. Mengingat pentingnya peran Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, maka muncullah ide untuk membangun benteng pertahanan. Ide tersebut disetujui oleh Raja Haji Fisabillah yang saat itu menjabat sebagai Raja Kerajaan Melayu Riau. Sebuah benteng kemudian dibangun di Bukit Kursi dalam waktu 4 tahun atau sekitar tahun 1782—1784 M. Untuk menyempurnakan keberadaan benteng sebagai basis pertahanan kerajaan, maka didatangkan sebanyak 80 meriam dari Eropa yang dipasang di tiap-tiap sudut strategis untuk memudahkan para prajurit kerajaan menghalau tentara musuh.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Lintang : 9.929483, Bujur : 104.417771
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Benteng Bukit Kursi (Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gudang Mesiu Bangunan Gudang Mesiu berdenah empat persegi dengan arsitektur bergaya Eropa. Bangunan dikelilingi tembok setinggi 1,65 m dan tebal 20 cm. Pintu gerbang terletak lurus di depan pintu bangunan. Pintu hanya satu buah berukuran lebar 60 cm berbentuk lengkung pada bagian atasnya. Tinggi bangunan 3 m dan tebal dindingnya 25 cm. Di samping bangunan terdapat sebuah jendela jeruji besi dengan bentuk persegi panjang. Langit-langit dan atasnya terbuat dari semen beton. Atap gudang bagian depan berbentuk setengah lingkaran, sedangkan bagian belakang bertingkat tiga. Di antara atap bawah dan atas dibatasi oleh dinding dengan lubang angin di keempat sisinya. Atap ttingkat II dan III seperti kubah dan di puncaknya makin ke atas makin mengecil
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Lintang : 0.930048, Bujur : 104.419496
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Gudang Mesiu (Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung/Istana Engku Bilik Gedung/Istana Engku Bilik adalah tempat tinggal Engku Bilik (Engku Hamidah) yang merupakan adik Sultan Abdurrahman Muazamsyah (1883-1913) sultan terakhir dari Kerajaan Riau Lingga. Bangunan istana tersebut dibangun tahun 1883 oleh Tengku Kadir (suami Engku Bilik) yang juga adik Raja Muhammad Yusuf YDM Riau X. Tengku Kadir menjabat sebagai bendahara kerajaan. Sebutan Engku Bilik merupakan nama panggilan waktu kecil dari Engku Hamidah. Gedung Engku Bilik dibatasi pagar keliling setinggi 2,60 meter dengan gapura masuk di sisi utara dan selatan. Bangunan istana terdiri dari dua lantai dengan dinding dari tembok, memiliki 12 ruangan (masing-masing 6 ruangan di lantai bawah dan lantai atas). Lantai bagian bawah dari porselin, sedangkan lantai atas dari kayu. Bangunan istana dihiasi pilar-pilar semu secara keseluruhan memiliki 20 buah pintu berukuran rata-rata tinggi 2,65 m dan lebar 2,10 m, khusus di lantai bawah terdapat pintu berukuran tinggi 1,73 meter dan lebar 78 cm, sedangkan jendelanya berjumlah 22 buah berukuran rata-rata tinggi 2,25 meter dan lebar 1,50 meter, khusus di lantai atas terdapat dua buah jendela berukuran 2,25 x 2,40 meter.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Lintang : 9.926815, Bujur : 104.418406
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Gedung/Istana Engku Bilik (Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Istana Raja Ali Marhum Kantor
Istana Raja Ali Marhum Kantor dibangun pada masa pemerintahan Raja Ali Marhum Kantor yang bergelar Yang Dipertuan Muda Riau VIII. Beliau memerintah tahun 1844-1857. Arsitektur bangunan Istana Raja Ali Marhum Kantor bergaya Portugis, memiliki dua lantai, dan dikelilingi pagar tembok dengan sebuah gapura. Gapura bertingkat dua terbuat dari tembok. Bangunan induk terletak di tengah, di kanan dan kiri bangunan terdapat teras berbentuk lingkaran, pintu bagian atas melengkung serta lubang angin berbentuk lingkaran. Tingkat I memiliki pintu yang bagian atasnya melengkung dan juga memeiliki jendela di sebelah kiri dan kanannya. Daun pintu serta jendela terbuat dari kayu dan kaca. Tingkat II berteras di bagian depan dan berpagar kayu. Pintu dan jendela berbentuk persegi empat. Atap terbuat dari genteng.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Indentitas (Tabular)
Data Citra/Foto
Data Spasial (Koordinat)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Lintang : 0.928056 Bujur : 104.41932.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Istana Raja Ali Marhum Kantor (Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Makam Raja Abdurrahman Raja Abdurrahman Yang Dipertuan Muda VII terkenal pula dengan sebutan Marhum Kampung Bulang memerintah pada tahun 1832-1844. Beliaulah yang memprakarsai pembangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Makam Raja Abdurrahman terletak di sebuah bukit di belakang Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Makam Raja Abdurrahman merupakan salah satu makam yang terdapat dalam sebuah kompleks makam keluarga raja. Kompleks makam dikelilingi
tembok yang dihiasi dengan ukiran timbul, terutama di bagian pagar depan. Pada tiap-tiap sudut pagar bagian atasnya terdapat pahatan seperti kendi. Pintu masuk ke dalam kompleks terdapat di tengah. Bagian atas pintu membentuk setengah lingkaran dengan dua buah daun pintu. Di atas lengkungan terdapat hiasan seperti kelopak daun dan di atasnya terdapat kendi. Di kiri dan kanan pintu terdapat sejenis tiang pelipit di bagian atas dan di atas pelipit diletakkan kendi. Makam Raja Abdurrrahman terletak di sebelah kanan pintu masuk. Jirat makam terdiri atas tiga tingkat, makin ke atas makain kecil. Jirat polos dan di atasnya terdapat dua buah nisan berbentuk gada.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Lintang : 0.929086, Bujur : 104.419201
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Makam Raja Abdurrahman (Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Makam Raja Ali Haji Nama lengkap Raja Ali Haji adalah Raja Ali-Hajj Ibni Raja Haji Fisabililah bin Opu Daeng Celak alias Engku HajiAli Ibni Engku Haji Ahmad Riau. Ia di lahirkan pada tahun 1808 M/ 1193 H di pusat kesultanan Riau-Lingga di pulau penyegat,kepulauan Riau dan meningal pada tahun 1873 M di pulau itu juga.seperti tercatat dalam sejarah Raja Ali Haji adalah cucu dari Raja Haji Fisabililah,yang dipertuakan IV dari kesultanan Riau-Lingga dan juga bangsawa bugis dari garis
ketuerunan nenek, Opu Daeng Celak, yang telah berimigrasi ke Riau dan memperoleh gelar yang dipertuankan agung (pembantu sultan dalam urusan pemerintahan ). Ayah RAH bernama Raja Ahmad dengan gelar Engku Haji Tua. Ia di kenal sebagai intlektual muslim yang produktif menulis karya-karya besar seperti, syair perjalanan engku putrid ke lingga (1835 M) dan syair perang johor (1843 M)sedangkan ibunya bernama encik hamidah binti panglima malik Selangor atau putrid raja Selangor yang meninggal pada tanggal 5 agustus 1844 M. Pulau penyengat sebai tempat kelahiran RAH memiliki arti khusus dalam pembentukan kepribadiannya. Di pulau inilah ia mendedikasikan pengetahuan kepada seluruh masyarakat Riau, dan kemudian menyebar ke seluruh wilayah nusantara. Konon, sebelum di jadikan pusat kerajaan penyengat di kenal sebagai pulau
yang sering di kunjungi oleh para nelayan atau pelaut yang ingin mencari air bersih. Pada suatu waktu, saat mengambil air, seorang diantara mereka dikejarkejar oleh sejenis hewan yang yang punya ala sengat. Sejak saat itulah pulau ini di namakan pulau penyengat. Selain itu penyengat juga di kenal sebagai pulau mas kawin.menurut legenda masyarakat melayu,pulau ini di hadirkan sultan Mahmud Mahrum Besar,Sultan Riau-Lingga pada priode 1761-1812 M,kepada Engku Putri Raja Hamidah, sebagai mas kawin untuk meminangnya
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Lintang : 0.927668, Bujur : 104.421435 Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Makam Raja Ali Ali Haji(Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Makam Raja Haji Fisabilillah Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda Riau IV (1777-1784) pada masa Sultan Mahmudsyah III terkenal gigih melawan Belanda. Beliau memeiliki pengaruh yang cukup besar di kalangan orang-orang Bugis maupun Melayu, sehingga membuat takut pihak Belanda. Akhirnya Belanda membuat perjanjian persahabatan yang ditandatangani tahun 1780 di Pulau Penyengat. Namun Belanda pula yang mengingkarinya, sehingga membuat kemarahan Raja Haji
Fisabilillah dan merobek-robek perjanjian tersebut. Maka terjadilah peperangan yang cukup sengit, Belanda dapat dipukul mundur, bahkan kapal Malaka's Welvaren dapat diledakkan. Dalam serangan balik di bawah pimpinan Raja Haji Fisabillah pada 18 Juni 1784 di Teluk Ketapang, beliau gugur sebagai pahlawan bangsa. Pada masa pemerintahan putranya, Raja Ja'far, pusara Raja Haji Fisabilillah dipindahkan ke Pulau Penyengat. Makam Raja Haji Fisabilillah dibatasi oleh pagar tembok. keliling dan membagi kompleks makam menjadi empat kelompok. Pintu masuk berbentuk relung berada di sisi barat. Makam Raja Haji Fisabilillah berada dalam cungkup terbuka (tenpa dinding). Jirat makam terbuat dari marmer. Selain makam Raja Haji Fisabilillah, di bagian utara terdapat makam guru beliau yang juga berada dalam cungkup terbuka dikelilingi pagar tembok.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Lintang : 0.926121, Bujur : 104.4224486 Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Makam Raja Haji Fisabilillah(Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Makam Raja Hamidah Engku Putri Raja Hamidah (Engku Putri) adalah istri Sultan Mahmudsyah III, yang wafat pada bulan Juli 1844. Sepeninggal Sultan Mahmudsyah III, di Kerajaan Melayu terjadi perselisihan tentang pengganti sultan. Raja Hamidah bersama Tun Ali Pahang menghendaki Tengku Husein, sedangkan Raja Ja'far YDM Riau mengusulkan Tengku Abdurrahman. Karena pengaruh Raja Ja'far yang besar, maka Tengku Abdurrahman diangkat sebagai sultan. Raja Ali Haji adalah seorang pujangga Melayu yang
terkenal dengan "Gurindam XII", dan juga pengarang "Tuhfat al-Nafis" dan "Silsilah Melayu Bugis". Dalam Tuhfat al Nafis menyiratkan bahwa Pulau Penyengat merupakan mas kawin Sultan Mahmudsyah III untuk Raja Hamidah (Engku Putri). Makam Raja Hamidah (Engku Puteri) terletak di dalam bangunan cungkup terbuat dari tembok yang memiliki kubah sepintas seperti bangunan masjid. Di bagian dalam juga memiliki cekungan semacam mihrab. Pintu masuk berada di sisi barat laut. Bangunan utama cungkup memiliki atap susun dua dan atapnya dari genteng warna hijau. Makam Raja Hamidah (Engku Putri) berdampingan dengan makam Mariam, selir dari Raja Mahmudsyah III. Nisan makam berbentuk gada dan jiratnya dari batu marmer. Makam diberi selubung kain warna emas. Selain makam Raja Hamidah, di dalam cungkup juga terdapat makam Raja Haji Abdullah Marhum Mursyid YDM Riau IX yang berdampingan dengan Raja Aisyah (permaisuri). Sedangkan di bagian luar bangunan cungkup terdapat makam Raja Ali Haji yang terkenal dengan "Gurindam XII". Di samping makam Raja Ali terdapat pula makam Raja Ahmad, salah seorang penasehat sultan.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Lintang : 0.927678, Bujur : 104.421438 Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Makam Raja Hamidah Engku Putri(Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Makam Raja Jafar dan Raja Ali Raja Ja'far adalah Yang Dipertuan Muda Riau VI (1806-1831). Beliau bersama Sultan Mahmudsyah III pada tahun 1806 menetapkan Pulau Penyengat sebagai pusat kedudukan Yang Dipertuan Muda (Raja Muda) dan Daik Lingga sebagai pusat kedudukan Yang Dipertuan Besar (sultan). Raja Ali YDM Riau VII (1844-1857) terkenal dengan sebutan Marhum Kantor. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Melayu Riau mengalami masa pembangunan fisik yang sangat pesat, di
antaranya adalah pembangunan dermaga beton dan pembangunan istana yang cukup megah. Kompleks makam Raja Ja'far dan Raja Ali dikelilingi pagar tembok. Makam Raja Ja'far dan Raja Ali terdapat dalam bangunan dari batu karang dan data berbentuk segi empat dan berpenampil di sisi barat. Pintu masuk terdapat di sisi utara dan timur. Atap bangunan berbentuk kubah dan dindingnya berbentuk relung sehingga menyerupai bangunan masjid. Hal ini diperkuat lagi dengan adanya ruangan berbentuk mihrab setengah lingkaran dan dua buah bangunan kolam di sisi selatan cungkup. Makam Raja Ja'far berdampingan dengan Raja Ali (putranya) dan makam keluarga dekat lainnya. Letak makam di satu ruang terbuka tanpa atap dihiasi pilar-pilar bulat dan persegi serta ukiran timbul seperti daun dan bunga. Nisan makam berbentuk gada dihiasi pelipit, dan diberi kain warna kuning, Lantai dalam cungkup dari ubin keramik
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Lintang : 0.926748, Bujur : 104.418668 Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Makam Raja Jafar dan Raja Ali (Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Masjid Raya Sultan Riau Penyengat merupakan salah satu tinggalan masa kejayaan Kesultanan Riau. Pada awalanya masjid dibangun pada tanggal 7 Rabiulawal 1218 H (1803 M) terbuat dari kayu. Pada masa pemerintahan Raja Abdurrahman Yang Dipertuan Muda VII 1 Syawal 1249 H (1832 M) bangunan masjid diganti dengan beton. Menurut cerita rakyat, putih telur digunakan sebagai perekat beton kubah, menara, dan bagian-bagain tertentu dari masjid ini. Bangunan Masjid
Raya Sultan Riau Penyengat dikelilingi pagar tembok dan letaknya lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. Kompleks masjid terdiri atas sebuah masjid sebagai bangunan utama, dua buah bangunan di sisi timur yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai keperluan perayaan/upacara yang berkaitan dengan hari-hari besar Islam. Selain itu, di antara kedua bangunan tersebut juga terdapat dua buah bangunan semacam pendopo. Bangunan tempat wudlu terletak di sisi utara dan selatan bangunan masjid. Bangunan utama masjid berdenah segi empat terbuat dari beton dengan pintu masuk utama di sisi timur, dan pintu lain di sisi utara dan selatan. Bangunan masjid memiliki serambi ruang utama. Di dalam ruang utama terdapat empat buah tiang utama (pilar dari beton), mihrab, dan sebuah mimbar yang kono berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Atap masjid mempunyai 13 kubah dan empat buah menara di setiap sudut bangunan. Kubah dan menara berjumlah 17 melambangkan jumlah rakaat shalat wajib bagi umat Islam dalam sehari semalam
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Lintang : 0.929503, Bujur : 104.420625 Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Masjid Raya Sultan Riau Penyengat (Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Perigi Putri Perigi Putri merupakan bangunan sumur (sumber air tawar) yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di Pulau Penyengat, khususnya pada masa Kerajaan Melayu Riau yang berpusat di Pulau Penyengat. Perigi Putri terletak di sisi selatan jalan menuju Kompleks Makam Abdurrahman, dalam sebuah bangunan berbentuk persegi empat dengan bahan dinding dan atapnya dari tembok beton, sedangkan bangunan periginya sendiri berbentuk persegi dalam
bangunan sisi selatan tanpa atap. Lantai dalam bangunan dari tegel dan pada sisi kiri pintu masuk terdapat semacam kursi tempat duduk. Pintu masuk di sisi utara berbentuk relung dan dihiasi dengan pilar semu. Atapnya melengkung setengah lingkaran dan berpelipit. Pada atap bagian puncak terdapat hiasan seperti kendi.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Lintang : 0.930868, Bujur : 104.420255 Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Perigi Putri (Foto/Citra 26Juli 2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Langkah-langkah 1. Identifikasi 2. Verifikasi 3. Validasi 4. Integrasi
Data Master Referensi Pendidikan dan Kebudayaan Data Awal Master Referensi dari Direktorat Jenderal Kebudayaan
Konsep awal integrasi data dan informasi kebudayaan, yaitu dengan membangun satu data master referensi kebudayaan, langkah awal disusun untuk Cagar Budaya, langkah selanjutnya Museum, Sanggar Kebudayaan, Bahasa dll, berkoordinasi dengan unit-unit terkait.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Master Referensi dan Informasi Yang Terintegrasi Data Master Referensi Pendidikan dan Kebudayaan Terintegrasi
Informasi Pendidikan dan Kebudayaan Terintegrasi
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/
Informasi Terintegrasi http://referensi.data.kemdikbud.go.id/
http://referensi.data.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Contoh Pengelolaan Data Master Referensi Pendidikan dan Kebudayaan yang terintegrasi maka sangat memungkinkan untuk menyusun Informasi Lokasi yang terintegrasi antara Sekolah degan Cagar Budaya disekitarnya.
Cagar Budaya lainnya yang terdekat dengan Masjid Raya Al-Mashun
Sekolah-sekolah yang terdekat dengan Cagar Budaya Masjid Raya Al- Mahsun
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Arah Integrasi Informasi Berbasis Spasial Yang Terintegrasi Sudah ada di Data Warehouse Kemendikbud Kantor Pendidikan
Overlay dengan Google Maps
Sekolah Cagar Budaya
Rumah Museum
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Tempat-tempat Umum
Kawasan Cagar Budaya
BIG Badan Informasi Geospasial (Kebijakan Satu Peta) Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Pusat Belajar (Bahasa, Kebudayaan, Ketrampilan, dll)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Terima Kasih
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan