Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Bulungan Kalimantan Utara
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Daftar Isi A. Pendahuluan
B. Hasil Verifikasi dan Validasi Data Master Referensi Cagar Budaya Kabupaten Bulungan C. Konsep Integrasi Kebudayaandan Pendidikan D. Arah Pembangunan Informasi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa Berbasis Spasial
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kab. Bulungan, Kalimantan Utara Latar Belakang dan Tujuan 1.
Dalam rangka Kebijakan Satu Peta, verifikasi validasi sebaran Cagar Budaya menggunakan peta RBI 2016.
2.
Membangun satu Master Referensi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa yang terintegrasi
3.
Membangun Informasi Kebudayaan, Pendidikan dan Bahasa yang terintegrasi
Batasan Verifikasi Validasi 1.
Verval 2 Cagar Budaya Kab. Bulungan
Waktu Pelaksanaan: Tgl 14 s/d 17 September 2016 Yang Terlibat 1.
Tim Pusat a.
Prayudi Permana (PDSPK – Kemendikbud)
b.
Widhi Permanawiyat (PDSPK – Kemendikbud)
c.
Ageng Rahmadi (SekDitjen Kebudayaan – Direktorat Jendral Kebudayaan)
2.
Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bulungan (1 Peserta)
3.
Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah ( 1 Peserta )
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hasil Verifikasi dan Validasi 2 Cagar Budaya Kab. Bulungan, Kalimantan Utara
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3 Cagar Budaya di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara, yang sudah didukung dengan surat keputusan.
Sumber : http://referensi.data.kemdikbud.go.id/
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Bekas kerajaan Bulungan
Kesultanan Bulungan atau Bulongan adalah kesultanan yang pernah menguasai wilayah pesisir Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan sekarang. Kesultanan ini berdiri pada tahun 1731, dengan raja pertama bernama Wira Amir gelar Amiril Mukminin dan Raja Kesultanan Bulungan yang terakhir atau ke-13 adalah Datuk Tiras gelar Sultan Maulana Muhammad Djalalluddin. Negeri Bulungan bekas daerah milik “negara Berau” yang telah memisahkan diri sehingga dalam perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC-Belanda dianggap sebagai bagian dari “Negara Berau” (Berau bekas vazal Banjar) Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Kerajaan Belanda, wilayah Bulungan menerima status sebagai Wilayah Swapraja Bulungan atau “wilayah otonom” di Republik Indonesia pada tahun 1950, yaitu Daerah Istimewa setingkat kabupaten pada tahun 1955. Sultan terakhir, Jalaluddin, meninggal pada tahun 1958. Kesultanan Bulungan dihapuskan secara sepihak pada tahun 1964 dalam peristiwa berdarah yang dikenal sebagai Tragedi Bultiken (Bulungan, Tidung, dan Kenyah) dan wilayah Kesultanan Bulungan hanya menjadi kabupaten yang sederhana. Namun sekarang telah dibangun duplikat istana tersebut. Di belakang bangunan istana terdapat bangunan masjid tua dan kuburan Datuk Djalaludin beserta keluarganya. Sumber : http://springocean83.wordpress.com Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Lintang : 2.831921, Bujur : 117.357365
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kompleks Bekas Kerajaan Bulungan(Foto/Citra 14 September2016)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Masjid Kasimuddin Luas tanah bangunan ini adalah 3.650,25 m2 , dan luas bangunan 585,64 m2 . Bangunan masjid terbuat dari papan kayu ulin. Menurut keterangan masyarakat setempat pondasi dan lantainya terbuat dari campuran semen dan batu yang berlapiskan tegel/ubin bermotif arsitektur Eropa yang diimpor darI Belanda. Ruang utama berbentuk bujur sangkar, berukuran 19 x 19 m, tinggi bangunan sampai puncaknya 15,50 m. Bangunan ruang utama mempunyai beberapa tiang penyangga yang terdiri dari empat tiang utama/saka guru dengan penampang segi empat, tinggi 11,15 m. Duabelas tiang pembantu dengan penampang segiempat tinggi 8 m mengelilingi tiang utama. Lima puluh buah tiang pembantu deretan ke tiga mengelilingi 12 tiang pembantu, merupakan deretan tiang paling luar yang sekaligus menjadi pegangan konstruksi papan dinding dan pintu-pintu masjid, dan empat puluh tujuh tiang. Masjid Kasimuddin tidak mempunyai jendela, sedangkan pintu masuknya 11 buah yang terletak disekiling bangunan. Bangunan pengimaman mempunyai kekhususan pada ruangan dan atapnya. Ruang tersebut berukuran 3,60 x 2,80 m dengan bentuk segi lima. Dinding semi permanen terdiri atas bagian bawah setinggi satu meter terbuat dari pasangan ubin/tegel bermotif dengan warna hijau papan kuning, dinding atas terbuat dari bahan kayu ulin. Pada bagian depan ruangan pengimaman/mihrab dipasang kaca berwarna putih bening dan bagian atasnya dipasang kaca berwarna hijau yang mengelilingi ruangan tesebut. Jendela-jendela kaca ini berfungsi sebagai alat penerangan ruangan masjid. Di Masjid Sultan Kasimuddin ini juga dilengkapi dengan Beduk yang sudah sama tuanya dengan bangunan masjidnya sendiri namun masih berfungsi dan kondisi kayunya pun masih sangat baik. Berdasarkan kisah yang berkembang di masyarakat disebutkan bahwa Konon kayu yang dijadikan beduk ini hanyut dari hulu dan terdampar didalam parit dekat lokasi pembangunan Masjid Kasimuddin, potongan kayu tersebut sudah berbentuk beduk. Potongan kayu yang disebut oleh ketua-ketua kampung sebagai "nenek kayu". Kemudian potongan kayu tersebut dijadikan beduk di Masjid Sultan Kasimuddin. Beduk berukuran panjang 274 cm, dan bergaris tengah 47 cm dengan ketebalan kayu sekitar 1 inci atau 2,4 cm ini sampai kini masih terawatt dan berfungsi dengan baik di masjid Kasimuddin. Masjid Kasimuddin didirikan pada waktu pemerintahan Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin (1901-1925) Raja Bulongan. Setelah meningga, belian dimakamkan di halaman masjid sebelah barat, sedangkan makam disekitarnya merupakan makam keluarga raja. Pemugaran Masjid Kasimuddin dilaksanakan oleh Proyek Pelestarian/Pemanfaatan Sejarah dan Purbakala Kalimantan Timur dari anggaran tahun 1992/1993 – 1993/1994. Sumber : http://http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1362/masjid-kasimuddin-kalimantan-utara
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Citra/Foto
Data Indentitas (Tabular)
Data Spasial (Koordinat)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Lintang : 2.830281, Bujur : 117.357720
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Masjid Kasimuddin (Foto/Citra 14 September 2016) Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Langkah-langkah 1. Identifikasi 2. Verifikasi 3. Validasi 4. Integrasi
Data Master Referensi Pendidikan dan Kebudayaan Data Awal Master Referensi dari Direktorat Jenderal Kebudayaan
Konsep awal integrasi data dan informasi kebudayaan, yaitu dengan membangun satu data master referensi kebudayaan, langkah awal disusun untuk Cagar Budaya, langkah selanjutnya Museum, Sanggar Kebudayaan, Bahasa dll, berkoordinasi dengan unit-unit terkait.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Data Master Referensi dan Informasi Yang Terintegrasi Data Master Referensi Pendidikan dan Kebudayaan Terintegrasi
Informasi Pendidikan dan Kebudayaan Terintegrasi
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/
Informasi Terintegrasi http://referensi.data.kemdikbud.go.id/
http://referensi.data.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Contoh Pengelolaan Data Master Referensi Pendidikan dan Kebudayaan yang terintegrasi maka sangat memungkinkan untuk menyusun Informasi Lokasi yang terintegrasi antara Sekolah degan Cagar Budaya disekitarnya.
Sekolah-sekolah yang terdekat dengan Cagar Budaya Masjid Kasimuddin
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Arah Integrasi Informasi Berbasis Spasial Yang Terintegrasi Sudah ada di Data Warehouse Kemendikbud Kantor Pendidikan
Overlay dengan Google Maps
Sekolah Cagar Budaya
Rumah Museum
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Tempat-tempat Umum
Kawasan Cagar Budaya
BIG Badan Informasi Geospasial (Kebijakan Satu Peta) Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Pusat Belajar (Bahasa, Kebudayaan, Ketrampilan, dll)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Terima Kasih
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan